pemeriksaan laboratorium jantung

8
43 Universa Medicina Vol.24 No.1 Pemeriksaan laboratorium berkala sebagai deteksi dini penyakit kronis pada lansia Pusparini Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta ABSTRAK Populasi lansia di dunia pada tahun 2002 diperkirakan sekitar 605 juta. Pada tahun 2025 jumlah populasi lansia diperkirakan sebesar 1,2 miliar dan sebanyak 840 juta terdapat di negara yang sedang berkembang. Menua merupakan suatu proses alamiah yang akan dialami oleh semua orang dan tak seorangpun dapat menghindari. Peningkatan populasi lansia sedemikian besar dan harus ditunjang dengan konsep proses menua yang sehat ( healthy aging ). Dengan konsep ini maka akan diperoleh kualitas hidup lansia yang lebih baik. Healthy aging dapat dicapai dengan jalan peningkatan mutu kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pemeriksaan laboratorium secara berkala merupakan salah satu cara untuk mencapai healthy aging . Untuk dapat membuat keputusan atau memilih pemeriksaan laboratorium yang diperlukan maka perlu diketahui permasalahan kesehatan yang dialami oleh lansia. Penilaian pertanda radang merupakan pemeriksaan penyaring yang sangat bermanfaat untuk diagnosis dini berbagai penyakit kronis pada lansia. Kata kunci : Lansia, menua, sehat, panel laboratorium, berkala Elderly laboratory panel for early detection of chronic diseases ABSTRACT Aging population at 2002 in the world is estimated about 605 million. In 2025 the aging population increases to 1.2 billion and about 840 million are staying at developing countries. Aging is natural process which occurs to everybody and no one can change these. Increases the amount of aging population must be suggest with healthy aging. With these concept, we can improve the quality of life in the elderly. Healthy aging can develop with promotion, prevention, curation and rehabilition of the health. One of the method to reach healthy aging is routine laboratory examination. To choose the best methods of laboratory examination, the elderly had to know their health problems. The assessment of inflammatory markers may represents a useful screening test as a method for early diagnosis of chronic diseases in the elderly. Keywords : Elderly, healthy aging, laboratory panel, routine

Upload: wahono-ahon-wahyu-al-fatih

Post on 24-Oct-2015

32 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ww

TRANSCRIPT

Page 1: pemeriksaan laboratorium jantung

43

Universa Medicina Vol.24 No.1

Pemeriksaan laboratorium berkala sebagai deteksidini penyakit kronis pada lansia

PuspariniBagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta

ABSTRAK

Populasi lansia di dunia pada tahun 2002 diperkirakan sekitar 605 juta. Pada tahun 2025 jumlahpopulasi lansia diperkirakan sebesar 1,2 miliar dan sebanyak 840 juta terdapat di negara yang sedangberkembang. Menua merupakan suatu proses alamiah yang akan dialami oleh semua orang dan takseorangpun dapat menghindari. Peningkatan populasi lansia sedemikian besar dan harus ditunjangdengan konsep proses menua yang sehat (healthy aging). Dengan konsep ini maka akan diperolehkualitas hidup lansia yang lebih baik. Healthy aging dapat dicapai dengan jalan peningkatan mutukesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pemeriksaanlaboratorium secara berkala merupakan salah satu cara untuk mencapai healthy aging. Untuk dapatmembuat keputusan atau memilih pemeriksaan laboratorium yang diperlukan maka perlu diketahuipermasalahan kesehatan yang dialami oleh lansia. Penilaian pertanda radang merupakan pemeriksaanpenyaring yang sangat bermanfaat untuk diagnosis dini berbagai penyakit kronis pada lansia.

Kata kunci : Lansia, menua, sehat, panel laboratorium, berkala

Elderly laboratory panel for early detection of chronic diseases

ABSTRACT

Aging population at 2002 in the world is estimated about 605 million. In 2025 the agingpopulation increases to 1.2 billion and about 840 million are staying at developing countries. Agingis natural process which occurs to everybody and no one can change these. Increases the amount ofaging population must be suggest with healthy aging. With these concept, we can improve the qualityof life in the elderly. Healthy aging can develop with promotion, prevention, curation and rehabilitionof the health. One of the method to reach healthy aging is routine laboratory examination. To choosethe best methods of laboratory examination, the elderly had to know their health problems. The assessment ofinflammatory markers may represents a useful screening test as a method for early diagnosis of chronic diseasesin the elderly.

Keywords : Elderly, healthy aging, laboratory panel, routine

Page 2: pemeriksaan laboratorium jantung

44

Pusparini Pemeriksaan laboratorium pada lansia

PENDAHULUAN

The United Nations Population Divisionpada tahun 2002 memperkirakan terdapatsekitar 605 juta lansia (> 65 tahun) di dunia,dan sekitar 400 juta bertempat tinggal dinegara sedang berkembang.(1) Pada tahun 2025jumlah populasi lanjut usia (lansia) di duniadiperkirakan sebesar 1,2 miliar dan sebanyak840 ju ta t e rdapa t d i negara sedangberkembang. Di Asia Tenggara proporsi lansiaakan meningkat dari 5% pada tahun 1950menjadi 11,5% pada tahun 2050 yang berartiterdapat peningkatan secara absolut sebesar4 kali lipat. (1) Pada tahun 2000, Indonesiasudah memasuki era penduduk berstruktur tuadengan proporsi populasi lansia sebesar7 ,18%. (1) P ropors i penduduk l ans ia d iIndonesia akan semakin meningkat dan padatahun 2020 diperkirakan mencapai 11,34%.Perhatian yang lebih serius terhadap lansiaperlu ditingkatkan. Peningkatan populasilansia secara dramatis lebih banyak terjadi dinegara berkembang. Pada mulanya strukturpenduduk d i negara be rkembang l eb ihdidominasi oleh usia muda dibandingkanlans ia . Pada t ahun 2050 nan t i s t ruk turpenduduk akan menga lami pe rgese ran ,proporsi penduduk usia muda dan lansiamenjadi berimbang.(1) Di Indonesia secararesmi ditetapkan bahwa untuk pendudukbangsa Indonesia yang berusia 60 tahun keatas akan diberikan kartu tanda penduduk(KTP) yang berlaku seusia hidup, karenadianggap telah lanjut usia.(2)

Perubahan pola demografi yang berjalanterus dan terjadi bersamaan dengan perubahanpola morbiditas dan mortalitas, keadaan inisering disebut sebagai transisi epidemiologi.Di negara berkembang kematian yang terjadiselama 20 tahun terakhir disebabkan olehgangguan peredaran darah, yang meningkat

dari 16% menjadi 25% dan cenderung akanmeningka t menjad i dua ka l i l ipa t padabeberapa tahun mendatang. Selain penyakitgangguan peredaran darah, kematian akibatpenyak i t menula r mencapa i 41 ,5% danpenyakit tidak menular sebesar 49,8%. Padatahun 2020 penyak i t t idak menula rdiperkirakan meningkat menjadi 76,8%.(3-5)

Kesehatan merupakan aspek penting yangharus diperhatikan pada kehidupan lansia.Menua atau menjadi tua merupakan suatuproses yang akan dialami oleh semua orangdan tak seorangpun dapat menghindari. Menuamerupakan suatu proses menghi langnyakemampuan jaringan untuk memperbaiki ataumengganti diri serta mempertahankan strukturdan fungsi normalnya. Tujuan hidup manusiaadalah menjadi tua tetapi tetap sehat (healthyaging). Healthy aging berarti menjadi tuadalam keadaan sehat. Healthy aging dapatdicapai dengan jalan P4 bidang kesehatanya i tu pen ingka tan mutu keseha tan(promot ion ) , pencegahan penyak i t(prevention), pengobatan penyakit (kuratif)dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).(6)

Pemeriksaan laboratorium merupakansalah satu pemeriksaan penunjang dalammencapai healthy aging dengan jalan P4bidang kesehatan.(6) Untuk dapat mendeteksisecara dini berbagai penyakit kronis padalanjut usia akan diuraikan mengenai panelpemeriksaan laboratorium.

PANEL LABORATORIUM UMUM PADALANSIA

Panel pemeriksaan laboratorium umumin i ada lah sekumpulan pemer iksaanlaboratorium rutin yang perlu diperiksa padapasien lansia untuk mendeteksi gangguankesehatan yang sering dijumpai pada pasienlansia. Panel ini ditujukan untuk mereka yang

Page 3: pemeriksaan laboratorium jantung

45

Universa Medicina Vol.24 No.1

berusia lebih dari 55 tahun yang belumdiketahui adanya gangguan/penyakit tertentu(terutama penyakit degeneratif) pada waktusebelumnya.(7)

Jenis tes yang termasuk dalam panel inimeliputi pemeriksaan hematologi rutin, urinrutin, feses rutin, glukosa puasa, profil lipid,apo B, fungsi hati, fungsi ginjal, fungsi tiroiddan homosistein.(7-10)

Pemeriksaan hematologi rutin meliputipemeriksaan hemoglobin, hematokrit, jumlahleukosit, jumlah eritrosit, jumlah trombosit,h i tung j en i s dan l a ju endap da rah .Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksiadanya ke la inan/penyaki t darah seper t ianemia, leukemia, inflamasi, dan infeksi.(8)

Pemeriksaan urin rutin meliputi pemeriksaankimiawi urin dan pemeriksaan sedimen urin.Pemeriksaan kimiawi urin yang terlengkapmel iput i pemer iksaan prote in , g lukosa ,bi l i rubin, urobil inogen, berat jenis , pH,leukosit esterase, darah, nitrit dan keton.Tu juan pemer iksaan in i ada lah un tukmenunjang diagnosis kelainan di luar ginjalseperti kelainan metabolisme karbohidrat,fungsi hati, kelainan ginjal dan saluran kemihseper t i in feks i t r ak tus u r ina r ius . (9)

Pemer iksaan sed imen ur in mel ipu t ipemeriksaan unsur organik seperti epitel,leukosit, eritrosit , silinder, spermatozoa,parasit, bakteri, jamur dan unsur anorganikseperti zat amorf, kristal normal, dan kristalabnormal. Tujuan pemeriksaan sedimen iniuntuk mengidentifikasi/mendeteksi kelainanginjal dan saluran kemih. Misalnya adanyaleukos i t yang banyak d i da lam ur inmenandakan adanya infeksi atau radang padaginjal dan atau saluran kemih, adanya silinderleukosit menandakan adanya radang atauinfeksi pada ginjal. Selain itu pemeriksaansedimen dapat dipakai untuk memantauperjalanan penyakit ginjal dan saluran kemihsetelah pengobatan.(9)

Pemeriksaan feses rutin bertujuan untukmenge tahu i adanya penyak i t sa lu ranpencernaan, penyebab anemia, infeksi parasit,ikterus, penyebab diare dan konstipasi.(11)

Pemeriksaan glukosa puasa merupakanpemeriksaan kadar glukosa di tubuh setelahpuasa ( t idak ada asupan kalor i ) se lamaminimal 8 jam. Pemeriksaan ini bertujuanuntuk pemeriksaan penyaring adanya diabetesmelitus. Dalam keadaan normal kadarnyakurang dari 110 mg/dL.(7) Pemeriksaan profillipid meliputi pemeriksaan kolesterol total,kolesterol low density lipoprotein (LDL),kolesterol high density lipoprotein (HDL),trigliserida.(10) Pemeriksaan ini digunakanuntuk mengetahui adanya dislipidemia yangberhubungan dengan adanya penyakit jantungkoroner. Nilai rujukan untuk orang dewasadapat dilihat pada Tabel 1.(10)

Tabel 1. Nilai rujukan profil lipid(10)

Di samping pemeriksaan tersebut di atasd ikena l pu la pemer iksaan apo B yangmerupakan apolipoprotein utama kolesterolLDL. Pemer iksaan in i be rguna un tukmengetahui risiko terhadap penyakit jantungkoroner. Ratio kolesterol LDL/apo B < 1,2menunjukkan adanya small dense LDL.(7)

Page 4: pemeriksaan laboratorium jantung

46

Pusparini Pemeriksaan laboratorium pada lansia

Pemer iksaan fungs i ha t i me l ipu t ipemeriksaan bilirubin total, bilirubin direk,serum glutamic oxaloacetic transaminase(SGOT) , serum g lu tamic pyruv ictransaminase (SGPT), gamma glutamyltranspepetidase (γ GT), alkali fosfatase, totalp ro te in , a lbumin , g lobu l in , lac t i cdehidrogenase (LDH). Pemeriksaan in iberguna untuk mendeteksi kelainan pada hatimaupun saluran empedu.(7)

Pemeriksaan fungsi g inja l mel iput ipemeriksaan ureum, kreatinin, dan cystatin C.pemer iksaan in i be r tu juan menge tahu ikelainan pada ginjal. Pemeriksaan fungsit i ro id mel ipu t i pemer iksaan thyro idstimulating hormone sensitive (TSHs) danfree thyroxine 4 (FT4) sebagai pemeriksaanpenyaring untuk mengetahui kelainan kelenjartiroid. (7)

Pemeriksaan homosistein digunakanuntuk memperki rakan r i s iko ter jadinyapenyakit jantung koroner dan memperkirakanrisiko terjadinya demensia. Kadar homosisteindalam darah yang tinggi dapat menyebabkangangguan/kerusakan pada pembuluh darah.Beberapa penelitian membuktikan bahwahiperhomosisteinemia merupakan faktorr i s iko independen un tuk penyak i tkardiovaskular. Kerusakan/gangguan padapembuluh darah dapa t t e r j ad i me la lu ibeberapa mekanisme, diantaranya adalahdengan cara melukai sel dinding pembuluhdarah , meningka tkan oks idas i LDL,meningka tkan t romboksan yang dapa tmenyebabkan terjadinya agregasi trombositdan meningkatkan pembentukan sel ototpolos.

Hiperhomosisteinemia memiliki efekradikal bebas, sehingga dapat merusak selsaraf. Neuron sangat sensitif dengan adanyaserangan radikal bebas. Dari penel i t ianKruman dkk sepert i dikutip oleh Millerdkk(11) pada binatang percobaan dilaporkanb a h w a h o m o s i s t e i n e m i a m e n g i n d u k s i

a p o p t o s i s ( k e m a t i a n ) p a d a n e u r o n .Hiperhomosisteinemia juga dapat merusakp e m b u l u h d a r a h o t a k y a n g d a p a tmenyebabkan demensia dan stroke.(11-12)

PANEL PEMERIKSAAN LABORATORIUMKHUSUS

Panel pemeriksaan ini ditujukan untuklans ia yang sudah d ike tahu i mender i t apenyakit degeneratif. Panel yang dibicarakanhanya meliputi tiga macam penyakit yangsering terdapat pada lansia yaitu diabetesmelitus/sindroma metabolik, hipertensi danpenyakit kardiovaskular

Panel pemeriksaan lansia dengan diabetesmelitus / sindroma metabolik

Panel ini ditujukan untuk mereka yangte lah berus ia l eb ih dar i 55 tahun yangsebelumnya telah didiagnosis menderi tadiabetes melitus (DM) dan/ atau mengalamikegemukan (obesitas). (7)

Tujuan dar i panel in i ada lah untukmende teks i f ak to r r i s iko yang dapa tmemperburuk kondisi DM, agar dapat segeraditangani sehingga pasien dapat tetap hidupnormal.(7) Pemeriksaan yang terdapat padapanel ini meliputi pemeriksaan hemoglobinglikosilasi (HbA1c), high sensitive C reactiveprotein (hs-CRP), status antioksidan total,profil lipid dan apo B. Pemeriksaan HbA1cpenting untuk pemantauan pengendalian kadarglukosa darah dan untuk menilai keberhasilanpengobatan/terapi, dengan sasaran akhir untukmencegah kompl ikas i l eb ih l an ju t .Pemeriksaan profil lipid dan apo B untukmenge tahu i adanya d i s l ip idemia dankemungkinan adanya small dense LDL (darirasio kolesterol LDL/apo B < 1,2) yangmerupakan fak to r r i s iko penyak i tkardiovaskular (PKV) yang lebih berbahaya.Pemeriksaan status antioksidan total bergunaun tuk menge tahu i kapas i t a s tubuh

Page 5: pemeriksaan laboratorium jantung

47

Universa Medicina Vol.24 No.1

menetralkan radikal bebas di mana adanyaradikal bebas dapat menyebabkan oksidasiLDL yang juga merupakan faktor risiko PKV.

Panel lansia dengan hipertensiPanel ini ditujukan bagi mereka yang

telah berusia lebih dari 55 tahun dan diketahuimenderita hipertensi.

Tujuan panel ini adalah untuk mendeteksifaktor risiko yang dapat memperparah kondisihipertensi agar dapat diatasi secepatnyasehingga pasien dapat tetap hidup berkualitas.Jenis pemeriksaan yang terdapat pada panelini meliputi pemeriksaan kalium, natrium,mikroalbumin dan cystatin C.(7,13) Pemeriksaanka l ium dan na t r ium bermanfaa t un tukmendeteksi adanya gangguan keseimbanganelektrolit , juga berguna untuk memantaupenggunaan obat diuretika pada penderitahipertensi.(7)

Pada penderita hipertensi, pemeriksaanmikroa lbuminur ia be rmanfaa t un tukmendeteksi kerusakan glomerulus ginjal danmerupakan penanda terjadinya kerusakan selendotel (disfungsi endotel). Dengan demikianpemeriksaan mikroalbumin dapat digunakanuntuk memperkirakan terjadinya kerusakanorgan khususnya ginjal dan jantung.(7,13,14)

Cystatin C merupakan penanda laju filtrasiglomerulus yang bermanfaat untuk deteksi dinikerusakan ginjal.(13,14)

Panel lansia dengan penyakit kardiovaskular(PKV)

Panel ini ditujukan bagi mereka yangte lah berus ia l eb ih dar i 55 tahun yangsebelumnya pernah didiagnosis PKV (penyakitjantung koroner, stroke, infark jantung, gagaljantung).

Tujuan dar i panel in i ada lah untukmemperkirakan kemungkinan berkembangnyapenyakit kardiovaskular yang sudah adasebe lumnya . (7) J en i s pemer iksaan yang

terdapat pada panel ini meliputi pemeriksaanhs CRP, brain natriuretic peptide (BNP) dantroponin I. Pemeriksaan hs CRP merupakanpenanda inflamasi di mana proses inflamasibe rka i t an dengan pe rkembanganaterosklerosis, mempengaruhi stabilitas plaka te rosk le ros i s yang sudah t e rben tuksebelumnya dan dapat menentukan prognosis.BNP adalah suatu peptide dengan 32 asamamino yang dilepaskan oleh ventrikel jantungsebagai respons terhadap dekompensasijantung dan volume overload. PemeriksaanBNP bermanfaat untuk diagnosis dini CHF,dan untuk memperkirakan morbiditas danmortalitas pada pasien CHF. PemeriksaanBNP perlu dilakukan pada i) pasien yangberisiko tinggi (DM, hipertensi) sebagaiskrining penyakit jantung atau untuk skriningsebelum ekokardiografi, ii) pasien dengansesak nafas, iii) pasien yang mengalami infarkjantung, dan iv) pasien yang menderita CHF.Nilai BNP yang tinggi, yang diukur 72 jamse te lah acu te coronary syndromedihubungkan dengan risiko kematian, infarkmiokard dan CHF yang meningkat. Nilairujukan BNP yang digunakan dengan metodeimmunochemiluminescent (ICL) yang saat initersedia di Indonesia adalah 68-112 pg/mL.(15)

Troponin I merupakan penanda adanyakerusakan otot jantung yang sangat sensitifdan spesifik, sehingga dapat digunakan untukmende teks i d in i in fa rk miokard aku t .Pemeriksaan troponin I dapat dimanfaatkanuntuk pasien dengan keadaan klinis seperti :i) pasien nyeri dada, tetapi tidak terdiagnosisdengan elektrokardiografi (EKG), ii) untukmemastikan bukan infark miokard, iii) pasiendengan nyeri dada atau EKG abnormal yangmengalami trauma atau pembedahan danmemerlukan konfirmasi, iv) pasien dengannyeri dada 2-6 hari sebelum masuk rumahsakit, di mana petanda yang lain sepertiCKMB telah kembali normal pada sebagian

Page 6: pemeriksaan laboratorium jantung

48

Pusparini Pemeriksaan laboratorium pada lansia

besar kasus, dan v) pasien dengan gagaljantung, miokarditis akut, hipertrofi ventrikelkiri kadar troponin I juga akan meningkat.Ni la i cu t o f f yang d ipaka i un tukmenyimpulkan seseorang perlu mendapatperawatan intensif adalah 1.0 ug/L.(16)

PEMBAHASAN

Banyak teori mengenai proses menua.Beberapa teori yang menjelaskan mengenaisebab-sebab proses menua antara lain i)genetic clock theory, ii) somatic mutationttheory, iii) immune system destruction theory,iv) metabolic theory, dan v) free radicaltheory. Dengan mengembangkan teori tersebuttimbullah konsep menjadi tua dan sehat.Dalam hal ini, yang terpenting adalah promosikesehatan dan pencegahan penyakit yang jugaharus dimulai sedini mungkin dengan caragaya h idup seha t . Jad i p roses menuadiharapkan tidak disertai proses patologik.(6)

Fak to r - fak to r yang mempengaruh ihealthy aging yaitu: i) endogenic aging,dimulai dengan cellular aging lewat tissuedan anatomica l ag ing ke a rah p rosesmenuanya organ tubuh. Proses ini seperti jamyang terus berputar, i i) Exogenic aging ,dibagi dalam penyebab lingkungan di manaseseorang hidup dan faktor sosial budaya,

sosial ekonomi, atau yang paling tepat disebutgaya hidup (life style). Faktor exogenic agingtersebut kini lebih dikenal dengan sebutanfaktor risiko.(6)

M e n u r u t p r e d i k s i Wo r l d H e a l t hOrganization (WHO), lebih dari dua pertigakemat ian di negara sedang berkembangdisebabkan oleh proses degeneratif yangdihubungkan dengan penyakit tidak menular.Penyakit tersebut merupakan penyakit kronisyang sering menimbulkan ketidakmampuan(disabilitas). Penyakit kronis yang seringdiderita oleh lansia di seluruh dunia adalahpenyakit jantung koroner, hipertensi, stroke,d i a b e t e s , k a n k e r, p e n y a k i t p a r u - p a r u ,arthritis, arteriosklerosis, demensia, depresidan gangguan peng l iha t an . D i sab i l i t a smengak iba tkan para l ans ia t idak dapa tmelakukan aktivitas sehari-hari).(3-5)

P e n y a k i t d e g e n e r a t i f m e m p u n y a ipenyebab dan selalu berhubungan denganfaktor risiko yang biasanya lebih dari satuyang bekerjasama menimbulkan penyakitdegeneratif. Beberapa faktor risiko melaluisuatu core dapat menyebabkan penyakitdegeneratif tertentu (Gambar1). Penyakitdegeneratif sendiri dapat merupakan faktorr i s i ko penyak i t degene ra t i f yang l a in ,misalnya penyakit jantung dan hipertensimerupakan faktor risiko stroke.(6)

Gambar 1. Faktor risiko dan penyakit degeneratif

Page 7: pemeriksaan laboratorium jantung

49

Universa Medicina Vol.24 No.1

Melihat banyaknya faktor risiko yangdapat menyebabkan penyakit degeneratif makadapat dimengerti bahwa untuk menjadi healthyaging harus dimulai sejak usia muda/produktifdan bukan merupakan keadaan sesaat.(6) Untukdapa t mencapa i keadaan heal thy ag ingtersebut pemeriksaan kesehatan secara berkalamerupakan sa lah sa tu ca ra yang dapa tdigunakan untuk mendeteksi secara diniadanya penyakit. (6)

Diabetes melitus merupakan penyakityang tidak dapat disembuhkan tetapi dapatdikendalikan. Pengendalian DM yang baikpenting untuk mencegah atau menghambatterjadinya komplikasi. Komplikasi DM padalansia yang masih dapat berubah adalahmakroangiopati, sedangkan mikroangiopatilebih sulit. Faktor risiko lain yang dapatd iperba ik i ada lah h iper tens i , merokok ,dislipidemia, obesitas. (17)

Pe rkembangan beberapa penyak i tdegeneratif lain juga dipengaruhi oleh radikalbebas yang dapat menyebabkan oksidatifstress sehingga seseorang dengan kapasitasantioksidan yang kurang cenderung rentanterhadap beberapa penyaki t la in sepert ikanker, diabetes melitus, hipertensi. Hs CRPmerupakan penanda inflamasi/peradangan.Proses in f l amas i sanga t be rperan padapatogenesis dan perkembangan PKV sertapenyak i t l a in seper t i d iabe tes mel i tus ,hipertensi.(7,10,13)

Hipertensi yang tidak terkendali dapatmenimbulkan kompl ikas i yang bers i fa tl angsung (misa lnya gaga l j an tung a taucongestive heart failure dan stroke) atau tidaklangsung. Komplikasi tidak langsung dapatterjadi karena aterosklerosis yang dipicu olehhipertensi yang menahun. Komplikasi kronisini dapat merusak organ target terutamajantung, otak dan ginjal. (7)

Penyaki t kardiovaskular merupakanmasalah kesehatan yang banyak ditemui padalansia dan merupakan penyebab kematian dandisabi l i tas yang pent ing. Gagal jantungmerupakan penyakit kardiovaskular yangins iden dan p reva lens inya meningka tterus . (12,13) Manifestas i penyaki t jantungkoroner misalnya angina, infark miokar akut(IMA). Pada lansia rasa nyeri pada anginabiasanya ter jadi dengan dera ja t r ingan.Demikian juga gejala IMA tidak khas sepertikeadaan bingung, sinkop, hemiplegia, gagalginjal, muntah, kelemahan hebat.(20) Dalamdarah penderita chronic heart failure (CHF),kadar BNP ditemukan abnormal, sebagaiakibat dari peningkatan sintesis oleh jantung.Derajat peningkatannya berhubungan dengantingkat keparahan CHF.

KESIMPULAN

Menua merupakan proses alamiah yangtidak dapat dicegah tetapi dapat diusahakanagar menua dan tetap sehat. Proses menuadipengaruhi oleh endogenic factor yang tidakdapat dihindari dan exogenic factor yangdapat dimodifikasi atau yang sering disebutfaktor r i s iko . Penyaki t degenera t i f danpenurunan fungsi organ tubuh merupakansuatu proses yang sudah dimulai sejak usiadewasa muda . Pe rkembangan penyak i tdegeneratif dapat mempengaruhi kualitashidup lansia, sehingga perlu pemeriksaankesehatan secara rutin dan berkala untukmemantau munculnya penyakit degeneratifdan mencegah penyakit yang sudah ada agart idak menjadi lebih buruk. Pemeriksaankesehatan secara berkala dapat dilakukandengan melakukan pemeriksaan laboratoriumyang rut in pada lansia dan pemeriksaanlaboratorium khusus sesuai dengan penyakitdegeneratif yang diderita para lansia.

Page 8: pemeriksaan laboratorium jantung

50

Pusparini Pemeriksaan laboratorium pada lansia

Daftar Pustaka

1. Hidayat A. Defisiensi gizi mikro pada lanjutus i a : masa lah keseha tan masyaraka t?Farmacia 2003; 3:66-70.

2. Munandar AS. Menuju kehidupan lansiayang sejahtera. Farmacia 2003; 3:2-4.

3. World Health Organization. World healthrepor t 1998 . Geneva : Wor ld Hea l thOrganization; 1998.

4. Suzuki Y. Inaugural address: global ageingand the wor ld o rgan iza t ion , WHOSymposium, Kobe, 1998.

5. World Health Organization. Life in the 21th

century: a vis ion for al l (World HealthRepor t ) . Geneva : Wor ld Hea l thOrganization; 1998b.

6. Darmojo RB. Penatalaksanaan penderitalanjut usia secara terpadu. Medika 2002;1:56-61.

7. F i schbach F, Dunn ing MB. Chemis t rystudies; In: Fischbach F, editor. A manualof laboratory and diagnostic tests. 7th ed.Ph i l ade lph ia : L ipp inco t t Wi l l i ams &Wilkins; 2004. p.38-162.

8. Fischbach F, Dunning MB. Blood studies:hematology and coagulation. In: FischbachF, ed i to r. A manua l o f l abora to ry andd iagnos t i c t e s t s . 7 th ed . Ph i l ade lph ia :Lippincott Williams & Wilkins; 2004. p.38-162.

9. Fischbach F, Dunning MB. Urine studies. In:Fischbach F, editor. A manual of laboratoryand diagnostic tests. 7th ed. Philadelphia:L ipp inco t t Wi l l i ams & Wi lk ins ; 2004 .p.163-263.

10. Executive summary of the third report of theNational Cholesterol Education Program(NCEP) Exper t Pane l on de tec t ion ,evaluation, and treatment of high bloodcholesterol in adults (adult treatment panelIII). JAMA 2001; 285:2486-97.

11. Fischbach F, Dunning MB. Stool Studies. In:Fischbach F, editor. A manual of laboratoryand diagnostic tests. 7th ed. Philadelphia:L ipp inco t t Wi l l i ams & Wi lk ins ; 2004 .p.264-88.

12. Mayer EL, Jacobsen DW, Robinson K.Homocysteine and coronary atheroosclerosis.JACC 1996; 27:517-27.

13. Dharnidharka VR, Kwon C, Stevens G.Serum Cystat in C is super ior to serumcreatinine as a marker of kidney function:A meta analysis. Am J Kidney Dis 2002;40:221-6.

14. De inum J , Derkx FHM. Cys ta t in fo restimation of glomerular filtration rate?.Lancet 2000; 356:1624-5.

15. de. Lemos JA. The prognostic value of Btype natriuretic peptide in patients withacute coronary syndromes. N Eng J Med2003; 345:1014-21.

16. Wu AHB, Apple FS, Gibler WB. Nationalacademy of clinical biochemistry. Standardsof laboratory practice: recommendations forthe use of cardiac markers in coronary arterydisease. Clin Chem 1999; 45:1104-21.

17. Sanusi H. Insulin Resistance and MetabolicSyndrome. In: Tjokroprawiro A, Soegih R,Soegondo S, Wijaya A, Sutardjo B, TridjajaB , e t a l , ed i to r s . 3 rd Na t iona l Obes i tySymposium; 2004 May 15-16, Jakar ta ,Indonesia; 2004. p.139-44.

18. MillerJW, Green R, Ramos I, Allen LH,Mungas DM, Jagust WJ, et al. Homocysteineand cognitive function in the sacramentoarea latino studi on aging. Am J Clin Nutr2003; 78:441-7.

19. Eps te in FH. Homocys te ine andAtherothrombosis. N Engl J Med 1998;44:1042-50.

20. Supartono, editor. Penatalaksanaan pasiengeriatric dengan pendekatan interdisiplin.Pros id ing temu i lmiah ger ia t r ic ; 2003:Jakarta, Indonesia.