pemeriksaan fisik neurologi (1)

32
PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI Patrita Ardhanariswari, dr Dheni Pramudia H, dr

Upload: farlangbastian

Post on 17-Nov-2015

112 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Pemeriksaan Fisik Neurologi (1)

TRANSCRIPT

PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Patrita Ardhanariswari, drDheni Pramudia H, dr

Pemeriksaan Fisik NeurologiGCS Tanda Rangsang Meningeal Pemeriksaan Nervus Kranial Pemeriksaan Sensorik Pemeriksaan Motorik Pemeriksaan Reflek Fisiologis dan PatologisPemeriksaan Keseimbangan

Derajat Kesadaran PasienKualitatifKuantitatif

Derajat Kesadaran secara KualitatifComposmentis.Sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun lingkungannya. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.Apatis.Pasien tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya.Delirium.Penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus tidur-bangun yang terganggu. Pasien tampak gaduh, gelisah, kacau, disorientasi, dan meronta-rontaSomnolen(letargie). Keadaan mengantuk yang masih dapat pulih bila dirangsang, tapi bila rangsang berhenti, pasien akan tertidur kembali.

Sopor(Stupor). Keadaan mengantuk yang dalam. Bisa dibangunkan dengan rangsang kuat (rangsang nyeri), tapi pasien tidak bangun sempurna dan tidak dapat memberikan jawabab verbal dengan baik.Semi Koma.Penurunan kesadaranyang tidak memberikan respon terhadap rangsang verbal, dan tidak dapat dibangunkan sama sekali, tapi reflex (kornea, pupil) masih baik. Respon nyeri tidak adekuat.Koma.Penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan tidak daa respon terhadap rangsang nyeri.

Derajat Kesadaran secara KuantitatifGlasgow Coma Scale (GCS) merupakan skala untuk menunjang pemeriksaan tingkat kesadaran. Keadaan kesadaran penuh adalah 15 dan nilai minimum 3 yang menandakan penderita tidak memberikan respon.Aspek yang diperiksa (EVM)EyeVerbalMovement

Glasgow Coma Scale (GCS)Mata (E):4 : bisa membuka mata spontan3 : buka mata kalo diajak ngomong/disuruh2 : buka mata dg rangsang nyeri1 : tdk bisa buka mataVerbal (V):5 : bicara nyambung4 : bicara ga nyambung (meracau)3 : mengeluarkan kata dengan rangsang nyeri2 : hanya mengerang dengan rangsang nyeri1 : tidak ada suaraMotorik (M):6 : bergerak mengikuti perintah5 : gerakan menepis4 : gerakan menghindar3 : dekortikasi (fleksi, aduksi bahu)2 : deserebrasi (ekstensi)1 : tidak bergerak

Pemeriksaan Meningeal SignTidur tanpa bantalCek dulu ada kuduk leher (Neck Stiffness), dengan menolehkan kepala pasien ke kanan dan kiri,Metode :Kaku kudukBrudzinski I IVKernig Sign

Pemeriksaan Meningeal SignKaku KudukPasien berbaring tanpa bantalNo Neck StifnessTangan kanan pada sternum pasien, tangan kiri memegang kepala bagian belakang pasienNormal ketika fleksi dari leher, dagu bisa menyentuh dada. Jika didapat tahanan berarti kaku kuduk positif

Brudzinski IMemposisikan pasien tidur terlentang dengan kedua tangan dan kaki diliruskan serta berikan bantal bila adaMemutar kepala pasien ke samping kanan kiri serta menoleh ke kanan kiri apakah ada tahanan untuk mengecek adanya gejala ekstrapiramidal atau spasme otot selain tanda meningealMemegang kepala penderita dengan tangan kiri dan kanan, kemudian memfleksikan kepala dagu penderita ke arah sternum/ dada penderita apakah ada tahanan atau nyeri di leher. Pada kondisi normal dagu dapat menyentuh dadaKaku kuduk (+) : jika dagu tidak dapat menyentuh dadaBrudzinski (+) : jika bersamaan dengan pemeriksaan kaku kuduk terlihat fleksi sejenak pada tungkai bawah

Brudzinski IIMemposisikan pasien tidur terlentang dengan kedua tangan dan kaki diliruskan serta berikan bantal bila adaMemfleksikan salah satu kaki lurus pada sendi panggul maksimalBrudzinski tungkai II(+) : jika terlihat adanya fleksi kaki kontralateral (yang tidak mengalami parese)

Brudzinski IIIMemposisikan pasien tidur terlentang dengan kedua tangan dan kaki diliruskan serta berikan bantal bila adaMenekan kadua pipi atau infra orbita pasien dengan kedua tangan pemeriksaBrudzinski III(+) : jika bersamaan dengan pemeriksaan terdapat fleksi pada kedua lengan

Brudzinski IVMemposisikan pasien tidur terlentang dengan kedua tangan dan kaki diliruskan serta berikan bantal bila adaMenekan tulang pubis penderita dengan tangan pemeriksaBrudzinski IV(+) : jika bersamaan dengan pemeriksaan terlihat fleksi pada kedua tungkai bawah

Kernig SignMemposisikan pasien tidur terlentang dengan kedua tangan dan kaki diliruskan serta berikan bantal bila adaMemfleksikan paha pada sendi panggul dan lutut 90 derajatEkstensikan tungkai bawah pada sendi lutut, normalnya dapat mencapai 135 derajatKernig (+) : jika ada tahanan atau nyeri dan sudut tidak mancapai 135 derajat

NERVUS CRANIALIS

NERVUS CRANIALIS

Pemeriksaan Nervus CranialisPastikan Tingkat Kesadaran Px, GCS 456

Nervus I (olfaktorius): Dengan rangsang kopi, teh, atau tembakau. JANGAN pake alkohol atau bahan lain yang menimbulkan iritasi mukosa (nanti jadi rangsang n.V) Nilai 1 per 1 (1 hidung ditutup, mata ditutup), bandingkan kiri dan kanan Ada bau ga pak? Bau apa? Laporan: normosmia, hiposmia, anosmia

Nervus II (optikus): Visus Snellen chart,, atau bisa jg pemeriksaan visus bedside dg hitung jari (hasilnya nanti /60; pelaporannya misalnya visus 2/60 bedside harus ditulis bedside karena artinya bukan visusnya bener2 2/60) Refleks cahaya (jalur aferen) Lapang pandang (kampimetri) Warna : tes ishihara, Nilai satu per satu, mata yang tidak diperiksa ditutup dg telapak tangan tanpa ditekan

Nervus III (okulomotor), IV (trochlear), VI (abducens)Fiksasi kepala pasienLiat kelopak (ada ptosis/tidak)Liat ukuran pupil dan refleks cahayaLihat kedudukan bola mataMeminta mata pasien mengikuti gerakan tangan pemeriksa

Nervus V (Trigeminus)Komponen sensorik: frontalis, zigomatik, mandibularis utk tiap area dilakukan pemeriksaan sensorik raba halus (tissue dipilin), nyeri (jarum), suhu (tabung reaksi), getar; bandingkan dengan kontralateralKomponen motorik: m.masseter dan m.temporalis (pelipis) pasien suru gigit yang kuat, amati kontraksi pelipis

Nervus VII (Facialis)

Motorik kasar : otot wajah mengerutkan dahi (m.frontalis), tutup mata (m.orbicularis oculi), gembungin pipi (m.bucinator), senyum (m.orbicularis oris), tegangkan leher dan katupkan gigi (m.platisma) Sensorik khusus 2/3 anterior lidah Otonom kelenjar air mata, liut]

Nervus VIII (vestibulokoklear) Auditorik tes berbisik, garputala Vestibularis

Nervus IX (glosofaringeal) dan X (vagus) Inspeksi arkus faring normalnya uvula di tengah, kalau ada parese maka uvula ketarik ke sisi yang sehat Suara sengau bila parese

Nervus XI (aksesorius)M.trapezius angkat bahuM.sternocleidomastoideus Nervus XII (hipoglosus)Lidah : amati ada atrofi (kerut-kerut di pinggir lidah), lalu apakah letak lidah di tengah (kalo ada parese di dalam mulut, lidah mencong ke arah yang sehat; waktu dijulurkan mencong ke arah yang sakit)

Pemeriksaan Sensorik Lakukan pemeriksaan secara sistematis dari wajah sampai kaki, pada dua sisi tubuh (bandingkan kiri-kanan, atas-bawah), dermatomal (untuk tau lesi m.spinalis). Pemeriksaan meliputi raba halus, nyeri, suhu.

Pemeriksaan MotorikLihat di bahasan pemeriksaan fisik musculoskeletal

Pemeriksaan Reflek FisiologisMacamnya:Reflek KneeReflek AchillesReflek BisepsReflek TrisepsPenilaian:+ 1 : menurun+ 2 : normal+ 3 : hiperrefleks+ 4 : klonus

Pemeriksaan Reflek PatologisBabinskiTelapak kaki digores dari tumit menyusur bagian lateral menuju pangkal ibu jari, timbul dorso fleksi ibu jari dan pemekaran jari-jari lainnya.ChadockTanda babinski akan timbul dengan menggores punggung kaki dari arah lateral ke depanOpenheimMengurut tibia dengan ibu jari, jario telunjuk, jari tengah dari lutut menyusur kebawah (+ = babinski)GordonOtot gastroknemius ditekan (+ sama dengan Babinski)

ScahaeferTanda babinski timbul dengan memijit tendon AchilesRosollimoMengetok bagian basis telapak jari kaki (+) fleksi jari-jari kakiMendel RechterewMengetok bagian dorsal basis jari kaki. (+) fleksi jari kakiHoffman TrommerPositif timbul gerakan mencengkram pada petikan kuku jari telunjuk atau jari tengah

Pemeriksaan Keseimbangan

Meminta pasien untuk membuka sepatuRomberg : berdiri kaki rapat, buka mata 30 detik tutup mata 30 detik (Romberg + kalau jatuh) interpret: kalau tutup mata terus jatuh, kelainan pada proprioseptif atau vestibular; kalau buka mata jatuh, kelainan pada cerebellumRomberg dipertajam: berdiri dengan 1 kaki tepat pada ujung kaki yang lain, buka mata 30 detik tutup mata 30 detikFukuda : jalan 30 langkah sambil tutup mata Fukuda + kalau orangnya muter > 30. atau geser > 1 meterTandem gaitPast pointing