pembuatan preparat skeleton.docx

4
Pembuatan Preparat Skeleton Siapkan alat yang akan digunakan dan bahan yang akan dibutuhkan. Langkah pertama, dilakukan fiksasi bahan utuh yang telah mati/pingsan ke dalam alkohol 96% selama ± 4 hari. Lalu pada bahan utuh dilakukan pengelupasan kulit dan bagian organ dalamnya dikeluarkan. Selanjutnya dilakukan perendaman dalam aseton selama ± 2 hari. Kemudian bahan dimasukkan ke dalam larutan pewarna alizarin red S dengan konsentrasi 1% (komposisi larutan pewarnaan terdiri dari alizarin red S konsentrasi 1% dalam alkohol 95% (1 volume), asam asetat 10% (1 volume) serta alkohol 70% (15 volume). Perendaman dalam larutan pewarna alizarin red dilakukan selama ± 2-3 hari. Selanjutnya bahan dicuci dengan air mengalir selama 30 menit, dimana pada praktikum ini kami menggunakan selang sebagai sumber air mengalirnya, lalu direndam didalam larutan KOH 1% hingga bahan menjadi transparan. Bahan direndam ke dalam larutan campuran gliserin dan KOH dengan perbandingan 20% : 80%, 50% : 50%, 80% : 20%. Waktu perendaman untuk masing- masing preparat dalam larutan campuran gliserin dan larutan KOH 1% paling lama 24 jam. Langkah terakhir yang dilakukan yaitu memindahkan bahan ke dalam gliserin murni. http://neddy261191.wordpress.com/2013/07/11/pembuatan-dan- pengamatan-preparat-hewan-dengan-metode-preparasi-skeleton- dan-metode-parafin-2/ Pembuatan dan Pengamatan Preparat Hewan dengan Metode Preparasi Skeleton dan Metode Parafin NEDDY FERDIANSYAH LABORATORIUM MIKROTEKNIK JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: vian-azco-d-hosztu

Post on 20-Jan-2016

73 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan Preparat Skeleton.docx

Pembuatan Preparat Skeleton

Siapkan alat yang akan digunakan dan bahan yang akan dibutuhkan. Langkah pertama, dilakukan fiksasi bahan utuh yang telah mati/pingsan ke dalam alkohol 96% selama ± 4 hari. Lalu pada bahan utuh dilakukan pengelupasan kulit dan bagian organ dalamnya dikeluarkan. Selanjutnya dilakukan perendaman dalam aseton selama ± 2 hari. Kemudian bahan dimasukkan ke dalam larutan pewarna alizarin red S dengan konsentrasi 1% (komposisi larutan pewarnaan terdiri dari alizarin red S konsentrasi 1% dalam alkohol 95% (1 volume), asam asetat 10% (1 volume) serta alkohol 70% (15 volume). Perendaman dalam larutan pewarna alizarin red dilakukan selama ± 2-3 hari.

Selanjutnya bahan dicuci dengan air mengalir selama 30 menit, dimana pada praktikum ini kami menggunakan selang sebagai sumber air mengalirnya, lalu direndam didalam larutan KOH 1% hingga bahan menjadi transparan. Bahan direndam ke dalam larutan campuran gliserin dan KOH dengan perbandingan 20% : 80%, 50% : 50%, 80% : 20%. Waktu perendaman untuk masing-masing preparat dalam larutan campuran gliserin dan larutan KOH 1% paling lama 24 jam. Langkah terakhir yang dilakukan yaitu memindahkan bahan ke dalam gliserin murni.

http://neddy261191.wordpress.com/2013/07/11/pembuatan-dan-pengamatan-preparat-hewan-dengan-metode-preparasi-skeleton-dan-metode-parafin-2/

Pembuatan dan Pengamatan Preparat Hewan dengan Metode Preparasi Skeleton dan Metode Parafin

NEDDY FERDIANSYAH

LABORATORIUM MIKROTEKNIK

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2013

Pada pembelajaran biologi, di beberapa materi, misalnya sistem rangka memerlukan media pembelajaran asli. Untuk melihat bagaimana susunan tulang-tulang pembentuk rangka dalam keadaan dan posisi sebenarnya di dalam tubuh hewan yang diawetkan seperti tikus,

Page 2: Pembuatan Preparat Skeleton.docx

kodok, kadal, burung, ikan, dsb., kita harus membuat jaringan-jaringan yang menutupi rangka hewan-hewan tersebut menjadi transparan. Tulang-tulang penyusun rangka akan dapat diamati dengan mudah pada kedudukan aslinya karena jaringan otot telah berubah menjadi transparan.

Cara membuatnya adalah sebagai berikut:

Pertama:

Semua hewan yang ingin dibuat awetan jenis ini harus terlebih dahulu dibersihkan dari sisik, bulu, maupun rambutnya.

Kedua:

Fiksasi tubuh hewan tersebut ke dalam larutan formalin 10% sekurang-kurangnya 1 minggu.

Ketiga:

Masukkan awetan tersebut ke dalam larutan KOH 2% agar daging atau otot menjadi transparan. Lama perendaman tergantung jenis hewan dan ketebalan dagingnya. Selama melakukan perendaman, lakukan penggantian larutan bila KOH telah menjadi keruh. Penggantian harus dilakukan dengan segera, bila terlambat 2-3 hari, awetan dapat menjadi hancur, dan anda harus mengulang lagi dari langkah awal. Bila daging telah benar-benar transparan, pindahkan awetan ke larutan KOH yang baru, dan anda dapat melanjutkan pembuatan ke tahapan berikutnya.

Keempat:

Beri beberapa tetes larutan Alizarin Red S. (5-6 tetes untuk larutan 250 ml), sehingga larutan berwarna merah muda. Biarkan hewan dalam larutan ini selama 24 jam hingga tulang menjadi berwarna ungu muda. Larutan Alizarin Red S dibuat dengan cara melarutkan 0,1 gram kristal Alizarin Red S ke dalam larutan KOH 1% yang telah ditambah sedikit NH4OH.

Kelima:

Pindahkan awetan ke dalam larutan yang terdiri dari KOH 1% dan gliserin dengan perbandingan 1:1, dan biarkan sampai awetan hewan tenggelam.

Keenam:

Masukkan ke dalam tempat penyimpanan yang permanen dengan larutan gliserin murni dan atur posisi hewan awetan. Agar tidak epat berjamur, dapat ditambahkan sedikit timol atau fenol

Page 3: Pembuatan Preparat Skeleton.docx

Proses pembuatan preparat wholemount sebagai berikut:

1. Melakukan fiksasi fetus kedalam alkohol 95 % selama 3 hari. 2. Mewarnai fetus pada hari ke-4 menggunakan pewarnaan ganda yaitu Allizarin red-S

dan Alcian blue selama 1-3 hari pada suhu 37ºC. 3. Mencuci fetus dengan air mengalir beberapa kali sampai bersih. 4. Menjernihkan fetus dengan larutan KOH 1% dalam air selama 2 hari sampai jaringan

yang membungkus tubuh menjadi transparan dan yang berwarna merah atau biru hanya pada jaringan tulang.

5. Memindahkan fetus ke dalam larutan gliserin 20% dalam KOH 1% selama 1-4 hari.6. Memasukkan fetus secara berturut-turut dalam larutan gliserin 50% dan 80% dalam

KOH 1% masing-masing selama 1 jam, 7. Menyimpan dalam gliserin 100% untuk kemudian dilakukan pengamatan.8. Pengamatan hasil osifikasi didasarkan pada penyerapan zat warna pada kerangka.9. Tulang sejati yang normal akan berwarna merah dan tulang yang pertumbuhannya

terhambat akan berwarna biru atau tidak terwarnai oleh Allizarin red-S. 10. Melakukan pemotretan fetus dilakukan pada saat pengamatan abnormalitas, baik

eksternal (kelainan morfologi, hemoragi, dan resorbsi) maupun internal (kelainan hasil osifikasi) menggunakan kamera digital.