pemberian nutrisi

9
RSU.Aulia Lodoyo BLITAR PEMBERIAN NUTRISI BBLR STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL No.Dokumen 16/KPWT.E/II/ 2014 Revisi 2 Halaman 1/6 Tanggal Terbit : 24 Maret 2014 Ditetapkan, Direktur dr. Maria Yohana R Pengertian Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Tujuan Meningkatkan berat badan bayi Meningkatkan dan menjaga kondisi bayi tetap stabil Kebijakan Perawatan bayi dengan berat lahir rendah secara intensiv dan pemberian nutrisi pada BBLR Prosedur 1. Pemberian nutrisi sesuai dengan berat badan bayi a. Berat lahir 1750 – 2500 gram Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu. Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan

Upload: vivi-meia-ciptaningtyas

Post on 05-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pemberian nutrisi

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERIAN NUTRISI

RSU.Aulia Lodoyo BLITAR

PEMBERIAN NUTRISI BBLR

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

No.Dokumen

16/KPWT.E/II/2014

Revisi

2

Halaman

1/6

Tanggal Terbit :

24 Maret 2014

Ditetapkan,

Direktur

dr. Maria Yohana R

Pengertian Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.

Tujuan Meningkatkan berat badan bayi Meningkatkan dan menjaga kondisi bayi tetap stabil

Kebijakan Perawatan bayi dengan berat lahir rendah secara intensiv dan pemberian nutrisi pada BBLR

Prosedur 1. Pemberian nutrisi sesuai dengan berat badan bayia. Berat lahir 1750 – 2500 gram

Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu.

Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.

b. Berat lahir 1500-1749 gram Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang

dibutuhkan tidak dapat diberikan menggunakan cangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam paru (batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa lambung. Lanjutkan dengan pemberian menggunakan cangkir/ sendok apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat berlangsung setela 1-2 hari namun ada kalanya memakan waktu lebih dari 1 minggu)

Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.

Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan

Page 2: PEMBERIAN NUTRISI

cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.c. Berat lahir 1250-1499 gram

Beri ASI peras melalui pipa lambung Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam).

Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum

Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok. Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan

cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.d. Berat lahir (tidak tergantung kondisi)

Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan

kurangi pemberian cairan intravena secara perlahan. Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila

bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum

Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok. Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan

cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.

2. Volume yang diperlukan BBLR sesuai berat badan o Frekuensi BB < 1250 gr = 24 x minum / hari BB 1250 – 2000 = 12 x minum / hari. BB >2000 gr = 8 x minum / hario Jumlah cairan Hari I : 60 cc/ kg / BB / hari Hari II : 90 cc/ kg / BB / hari Hari III : 120 cc/ kg / BB / hari Hari IV : 150 cc/ kg / BB / hari

3. Pemantauan berat badan bayi Memastikan berat badan bayi bertambah 15-30 g/kg/hari dengan menimbang bayi setiap pagi dan di catat di lembar observasi.

4. Memberikan nutrisi sesuai dengan perkembangan dan kondisi neonatus

Menyusu / botol Cara yang paling fisiologis Masa gestasi minimal 32-34 minggu Secara medis bayi dalam keadaan stabil Frekwensi nafas <60x/menit.

Pipa oro- / nasogastrik Sebagai suplemen pada menyusu / botol Dianjurkan pada bayi dengan masa gestasi < 32 minggu Frekwensi nafas < 80x/ menitDigunakan pada bayi dengan intubasi atau gangguan neurologik

Transpilorik Tidak dapat mentoleransi cara oro-/nasogastrikTerdapat risiko terjadinya aspirasiBayi diintubasiMotilitas usus menurunHarus menunggu pasase pipa sebelum mulai pemberian nutrisiMemerlukan pemeriksaan

Page 3: PEMBERIAN NUTRISI

radiologiDapat terjadi komplikasi dumping syndrome, perubahan mikroflora usus, malabsorpsi nutrien, dan perforasi usus

Malformasi gastrointestinal Gangguan neurologik Dalam intubasi, Motilitas usus menurun, Harus menunggu terjadinya pasase pada pipa sebelum pemberian makan, Perlu pemeriksaan radiologik, dapat terjadi komplikasi sindrom dumping, perubahan rnikroflora usus, malabsorbsi

5. Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal

bayi baru lahir harus mendapat cairan dan elektrolit, kalori

(karbohidrat, protein, lemak) yang sesuai dengan kebutuhan.

a. ENERGI

Umumnya bayi baru lahir untuk dapat tumbuh memerlukan

kalori 50-60 kkal/kg BB/hari (to maintain weight) dan 100-

200 kkal/kgBB/hari (to induce weight-gain).

b. KARBOHIDRAT

Sumber utama karbohidrat berasal dari glukosa. Untuk

mencegah terjadinya hipoglikemia, kebutuhan yang

diperlukan untuk bayi cukup bulan adalah 6-8 mg/kg

BB/menit dan bayi kurang bulan adalah 4 mg/kg BB/menit,

dapat ditingkatkan 0,5-1 mg/kg BB/menit setiap hari sampai

12-14 mg/kg BB/menit dalam 5-7 hari. Kebutuhan akan

meningkat pada keadaan stress (misalnya : sepsis,

hipotermia) atau bayi dengan ibu Diabetes Mellitus

c. PROTEIN

Pemberian protein biasanya dimulai dalam 48 jam

pemberian nutrisi parenteral dan diberikan dalam bentuk

asam amino sintetik. Dosis yang dianjurkan adalah sebagai

berikut :

Neonatus dengan BB < 1000 g

Pemberian awal dengan 0,5-1 g/kg BB/hari, kemudian

ditingkatkan lagi 0,25-0,5 g/kg BB/hari sampai mencapai

2,5-3,5 g/kg BB/hari dan asam amino 2-2,5 g/kg BB/hari.

Neonatus dengan BB > 1000 g

Pemberian awal dengan dosis 1 g/kg BB/hari, kemudian

Page 4: PEMBERIAN NUTRISI

ditingkatkan 1 g/kg BB/hari sampai mencapai 1,5-3,5

g/kg BB/hari.

Pemberian asam amino tidak boleh diberikan jika pemberian

kalori dalam bentuk glukosa < kal/kg BB/hari, karena

penggunaan asam akan rendah sehingga timbul asidosis dan

hiperammonia.

d. LEMAK

Pemberian lemak dapat menggunakan emulsi lemak 10%

yang mengandung 10 g trigliserida dan 1,1 kkal/ml atau 20%

yang mengandung 20 g trigliserida dan 2 kkal/ml.

Kebutuhan lemak pada pemberian NPT adalah sebagai

berikut :

Nonatus dengan BB < 1000 g

Pemberian awal 0,5 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan

0,25-0,5 g/kg BB/hari sampai mencapai 2-2,5 g/kg

BB/hari.

Neonatus dengan BB > 1000 g

Pemberian awal di mulai dengan dosis 1 g/kg BB/hari,

kemudian ditingkatkan 1 g/kg BB/hari sampai mencapai

3 g/kg BB/hari.

Pemberian emulsi lemak dimulai setelah pemberian

dekstrosa dan asam amino dapat di toleransi dengan baik

oleh neonatus dan pemberian emulsi lemak sebaiknya dalam

24 jam.

Untuk perkembangan otak diperlukan asam lemak rantai

panjang seperti asam linoleat dan asam arakhidonat. Pada

bayi kurang bulan dan Bayi Berat Lahir Sangat Rendah

(BBLSR) sering defisiensi asam lemak. Manifestasi klinis

defisiensi asam lemak antara lain : dermatitis, pertumbuhan

rambut yang buruk, trombositopenia, gagal tumbuh dan

mudah terjadi infeksi.

Pada pemberian lemak, harus dilakukan monitoring terhadap

kadar trigliserida darah, pemberian harus dikurangi jika

kadar trigliserida > 150 mg/dl. Hati-hati pemberian lemak

Page 5: PEMBERIAN NUTRISI

pada bayi dengan penyakit paru atau hati.

Pemberian infus lemak harus di hentikan, jika terjadi :

Sepsis

Trombositopenia (< 50.000/mm3)

Asidosis (pH < 7,25)

Hiperbilirubinemia

6. Cara menyiapkan nutrisi oral

a. Peralatan

Cuci bersih peralatan minum bayi menggunakan sikat dan

sabun.

Sterilkan semua peralatan yang akan digunakan. Jika

mengggunakan teknik perebusan, cangkir atau botol harus

terendam dengan baik dan tidka ada udara di dalamnya.

Biarkan dalam keadaan mendidih selama minimal 5 menit.

Tutup panci dengan peralatan steril di dalamnya sampai

dipakai. Bila tidak segera dipakai, angkat, pasang dot dan

tutup botol, simpan di tempat bersih dan kering.

Masak air yang digunakan sebagai pelarut susu formula,

termasuk air dalam kemasan, sampai mendidih, lalu biarkan

selama 3 menit sebelum api dimatikan. Diamkan selama 10-

15 menit dalam wadah tertutup, agar suhunya turun sampai

sekitar 70 derajat C. air pun siap digunakan.

b. Penyiapan

Bersihkan meja persiapan.

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir,keringkan.

Tuangkan air ke cangkir atau botol sebanyak yang dapt

dihabiskan bayi.

Tambahkan bubuk susu dengan takaran sesuai, lalu tutup

dan kocok sampai larut dengan baik. Sebelumnya,

perhatikan apakah susu bubuk masih baik. Tanda susu yang

tidak baik adalah bau berubah (tengik), warna berubah (tidak

kuning cerah) atau terdapat gumpalan.

Dinginkan dengan merendam botol susu di air bersih dingin

atau air mengalir. Cek dengan meneteskan susu ke

Page 6: PEMBERIAN NUTRISI

pergelangan tangan. Jika sudah hangat atau tidak panas, susu

siap diminumkan.

Susu formula yang telah dilarutkan harus segera diminum dan dihabiskan untuk menghindari kemungkinan pencemaran. Bila susu yang telah dilarutkan tidak segera diminum, maka taruhlah di lemari es dan dipanaskan kembali dengan merendamnya dalam air panas sebelum diminumkan. Baik di lemari es maupun di suhu ruangan, susu yang telah dilarutkan sebaiknya diminum sebelum 2 jam.

Unit terkait 1. Unit Kebidanan dan Kandungan.2. Unit Perinatal.