pemberantasan dbd

6
APAKAH DBD DI INDONESIA BISA DIREDAM ? Penyebab penyakit ini ialah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty. Penyakit DBD Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang endemis. Di Indonesia DBD timbul sebagai wabah untuk pertama kalinya di Surabaya pada tahun 1968. Dari tahun ketahun prevalensi DBD belum ada penurunan yang signifikan, walaupun sudah dilakukan berbagai usaha untuk memberantas DBD. Prevalensi DBD di Indonesia merupakan suatu fenomena gunung es, karena kasus DBD yang dilaporkan oleh pemerintah atau Dinas Kesehatan hanya sebagian kasus DBD yang masuk kepalayanan kesehatan, sedangkan pasien-

Upload: yogi-dwi-irawan

Post on 11-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pdbd

TRANSCRIPT

APAKAH DBD DI INDONESIA BISA DIREDAM ?

Penyebab penyakit ini ialah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty. Penyakit DBD Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang endemis. Di Indonesia DBD timbul sebagai wabah untuk pertama kalinya di Surabaya pada tahun 1968. Dari tahun ketahun prevalensi DBD belum ada penurunan yang signifikan, walaupun sudah dilakukan berbagai usaha untuk memberantas DBD. Prevalensi DBD di Indonesia merupakan suatu fenomena gunung es, karena kasus DBD yang dilaporkan oleh pemerintah atau Dinas Kesehatan hanya sebagian kasus DBD yang masuk kepalayanan kesehatan, sedangkan pasien-pasien DBD tidak semuanya memeriksakan diri kepelayanan kesehatan, sehingga tidak tercatat dalam laporan pemerintah atau Dinas Kesehatan. Dengan kenyataan seperti itu, maka timbul pertanyaan. Berapakah sebenarnya kasus DBD yang ada di Indonesia ? apakah bias diredam ? kalo bisa diredam, bagaimana cara meredam kasus DBD ? padahal sudah dilakukan berbagai upaya tapi belum optimal untuk menurunkan bahkan menghilangkan DBD di Indonesia. Wabah penyakit DBD yang sering terjadi diberbagai daerah di Indonesia dibeberapa tahun yang lalu perlu mendapat perhatian. Begitu pula vektor Aedes Aegepty yang terdapat baik didaerah pedesaan maupun perkotaan memberi risiko timbulnya wabah penyakit dimasa akan datang. Untuk mengatasi masalah penyakit DBD di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan berbagai upaya pemberantasan vektor, tetapi hasilnya belum optimal. Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi secara teoritis ada empat cara untuk memutuskan rantai penularan DBD ialah melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk (vektor) dan pengendalian vektor. Untuk membatasi penularan penyakit yang cenderung meluas mencegah kejadian luar biasa (KLB) serta menekan angka kesakitan dan kematian maka pemerintah juga melaksanakan pemberantasan vektor dengan dua cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara menggunakan insektisida (fogging focus) terutama di desa dan kelurahan yang terdapat penderita DBD. Selain itu pemerintah juga menetapkan pemberantasan nyamuk dengan 3M (menguras, mengubur dan menutup penampungan). Dengan menetapkan program seperti diatas pemeberantasan DBD apakah bisa efektif dan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan ?, jika kita lihat dari kenyataan yang ada begitu banyak kesempatan untuk nyamuk berkembang biak dengan banyaknya gedung-gedung seperti indrustri, perumahan dan perkantoran serta banyak selokan untuk pengaliran air disetiap gedung. seperti yang kita ketahui bahwa nyamuk senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti selokan dan limbah-limbah dari gedung-gedung. Maka dari itu bukan hanya pemberantasan DBD saja yang harus ditangani tapi bagaimana tingkat kesadaran seseorang terhadap DBD. Namun sangat sulit untuk dilakukan apabila masih banyak kesempatan nyamuk untuk bersarang. Untuk membrantas nyamuk seoptimal mungkin, kita tetap tidak dapat menekan angka kesakitan penularan DBD sebelum semua sarang nyamuk benar-benar diberantas seperti mengurangi pembangunan gedung dan genangan air bersih. Jika kita hanya melakukan dengan fogging itu hanya untuk membunuh nyamuk dewasa, lantas bagaimana dengan bibit-bibit nyamuk DBD yang nanti akan menyerang kita. Selain dengan fogging pemerintah juga menetapkan dengan 3 M, apakah bisa kita lakukan? dengan dilhat dari kenyataan pun sangat sulit untuk melakukan 3 M, bagaimana kita melakukannya, jika selokan atau genangan air yang kita bersihkan selalu diguyur hujan setiap hari, jam atau bahkan hitungan menit dan berapa tenaga yang kita butuhkan dengan selalu mengubur barang-barang bekas yang selalu ada setiap hari.