pembelajaran tematik pada anak ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/rosmida - ros aja.pdfpembelajaran...

177
PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN, SH KOTA JAMBI SKRIPSI Di ajukan sebagai salah satu tugas untuk memperoleh gelar sarjana Strata satu (S1) ROSMIDA NIM. TPG. 151722 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 21-Jan-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF.

DR.SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN, SH KOTA JAMBI

SKRIPSI

Di ajukan sebagai salah satu tugas untuk memperoleh gelar sarjana

Strata satu (S1)

ROSMIDA NIM. TPG. 151722

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF.

DR.SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN, SH KOTA JAMBI

SKRIPSI

ROSMIDA NIM. TPG. 151722

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 3: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI
Page 4: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI
Page 5: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI
Page 6: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI
Page 7: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI
Page 8: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

vii

MOTTO

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . ( Surah At-Tin ayat : 4)

Page 9: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

ix

ABSTRACT

Name : Rosmida

Study Program : Teacher Education Madrasah Ibtida’iyah

Title : Thematic learning in children with visual impairments

at the extraordinary Prof.Dr.Sri Soedewi Jambi City

This thesis discusses thematic learning in children with special needs blind people in special schools Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. Jambi City. Thematic learning in special shools im the blind class here has implemented the 2013 curriculum which is packaged in a t hematic form, except that there is a special curriculum applied in thi class which is called a special program namely mobility and orientation. Basically the curriculum used in SLB is more adapted to the Abilities of students. Basic competencies for SDLB children are more appropriate to their needs. And each use has different basic competencies, for example the basic computational competence is replaced by recognizinf alphabetical numbers or letters. Whereas there are obstacles to students where students do not go throught the first level of the SLB elementary school so that the theacher has difficulty continuing the learning phase even though they receive it. So that teachers need to graduate from extraordinary education to be able to adapt to these problems. But in reality the school still lacks teachers. This study uses a qualitative approach and this type of reseach is case study. Then data collection using the method,Observation,interview,and Documentation. The results of t he reseach carried out by the reseachers are as follows :1) thematic learning proces for blind children in extraordinary schools Prof.Dr,Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH jambi city using Braille.2) constraints or prob lemsn faced by the teacher the first problem from students,the two teachers, the three learning implementation plans, the four learning media all five facilities and infrastructure.3) efforts or s olutions to overcome the obstacles that occur from students, trying to give parents awareness about education blind children, from the teacher tring to recruit theachers in accordance with their fields, the teachers will attend curriculum training about RPP , from the media the teacher will try as creatively as possible and from the infrastructure facilities the school will try to meet all the facilities to support the learning process. Keywords : Thematic learning, Constraints, Solutions, Blind Students

Page 10: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

viii

ABSTRAK

Nama : Rosmida

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah

Judul :Pembelajaran tematik pada anak berkebutuhan khusus

Tunanetra di Sekolah luar biasa Prof.Dri.Sri Soedewi

Masjchun, SH Kota Jambi

Skripsi ini membahas tentang Pembelajaran tematik pada anak berkebutuhan khusus Tunanetra di Sekolah luar biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi. Pembelajaran tematik di Sekolah Luar biasa (SLB) di kelas Tunanetra disini Sudah menerapkan kurikulum 2013 yang dikemas dalam bentuk tematik, hanya saja ada kurikulum khusus yang diterapkan di kelas ini yang bernama PROGRAM KHUSUS yaitu mobilitas dan orientasi. Pada dasarnya kurikulum yang digunakan di SLB ini sama dengan kurikulum di SD umum, hanya saja untuk k ompetensi dasar (KD) di SLB lebih menyesuaikan terhadap kemampuan dari peserta didik. Kompetensi dasar (KD) untuk anak SDLB lebih menyesuaikan kepada ketunaannya, dan setiap ketunaan memiliki Kompetensi dasar (KD) yang berbeda-beda Misalnya kompetensi dasar (KD) berhitung di ganti dengan Mengenal angka atau Huruf Abjad. Sedangkan terdapat kendala pada siswa yang mana siswa tidak melalui tingkat pertama sekolah dasar SLB sehingga guru kesulitan melanjutkan tahap pembelajaran yang meski mereka terima. Sehingga membutuhkan guru yang lulus pendidikan luar biasa (PLB) agar mampu menyesuaikan dengan permasalahan tersebut. Tapi pada kenyataan nya di sekolah tersebut masih kekurangan guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis peneliti ini adalah studi kasus. Kemudian pengumpulan data dengan mengunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1)Proses pembelajaran anak Tunanetra di Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi mengunakan huruf Braille. 2) Kendala atau Problematika yang dihadapi oleh guru yaitu yang pertama problematika dari siswa, kedua Guru, ketiga rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP), ke empat media pembelajaran, kelima Sarana dan Prasarana. 3) U paya atau Solusi untuk mengatasi Kendala yang terjadi yaitu dari Siswa, berusaha memberi kesadaran kepada orang tua tentang pendidikan bagi anak Tunanetra, dari Guru berusaha merekrut guru sesuai dengan bidangya, guru akan mengikuti pelatihan kurikulum 2013 tentang RPP, dari media pembelajaran guru akan berusaha sekreativ mungkin dan dari Sarana prasarana, pihak sekolah akan berusaha memenuhi semua fasilitas-fasilitas untuk menunjang proses pembelajaran. Kata Kunci : Pembelajaran tematik, Kendala, Solusi, Siswa Tunanetra

Page 11: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr.Wb

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha ‘Alim yang

kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas ridhanya hingga skripsi ini

dapat dirampungakan. Salawat dan salam atas Nabi SAW pembawa risalah

pencerahan bagi manusia.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Sultahn Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya

bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari pihak yang memberikan motivasi

baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan terima

kasih dan penghargaan kepada :

1. Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Drs Mahluddin, M.Pd.I dan Drs M.Pd.I selaku ketua jurusan dan sekretaris Prodi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

4. Dr.H Lukman Hakim,M.Pd.I selaku dosen Pembimbing I dan Ibu Dr.Sri Yulia Sari,

M.Pd.I, sebagai Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan

pemikirannya untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dadang Mulyana,M.Pd sebagai kepala sekolah di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri

Soedewi Masjchun Sofwan, SH. Di Kota Jambi yang telah memberikan

kemudahan kepada penulis untuk memperoeh data di lapangan.

6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat dan kekuatan yang tiada

hentinya, sebagai pendorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Panti Asuhan Aisyiyah Muara Bungo yang telah membiayai saya selama ini dalam

memperoleh pendidikan

8. Segenap dosen serta karyawan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

9. Teman-teman mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi khususnya Prodi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah yang telah menjadi partner diskusi dalam

penyusunan skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Penulis

mengucapkan terimakasih.

Page 12: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI
Page 13: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i NOTADINAS .................................................................................................ii NOTA DINAS.................................................................................................iii PENGESAHAN...............................................................................................iv PERNYATAAN ORGISINALITAS...............................................................v PERSEMBAHAN...........................................................................................vi MOTTO...........................................................................................................vii ABSTRAK.......................................................................................................viii ABSTRACT.....................................................................................................ix KATA PENGANTAR.....................................................................................x DAFTAR GAMBAR.......................................................................................xi DAFTAR TABEL............................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 D. Kegunaan Penelitian............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik ..................................................................................... 8 1. Pembelajaran ................................................................................. 8

a. Pengertian Pembelajaran .................................................... 8 b. Komponen Pembelajaran ................................................... 9 c. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran ......................... 11 d. Jenis-jenis Metode Pembelajaran ....................................... 11 e. Metode Pembelajaran Anak Tunanetra ............................. 12

2. Tematik .......................................................................................... 15 a. Pengertian Pembelajaran Tematik...................................... 15 b. Pentingnya Pembelajaran Tematik .................................... 16 c. Landasan Pembelajaran Tematik ....................................... 16 d. Prinsip-prinsip .................................................................... 18 e. Manfaat Pembelajaran Tematik ......................................... 19 f. Karakteristik Pembelajaran Tematik .................................. 20 g. Model-Model Pembelajaran Tematik ................................ 21 h. Buku ajar Tematik .............................................................. 22

3. Anak berkebutuhan khusus ........................................................... 22 a. Pengertian anak berkebutuhan khusus ............................... 22 b. Klasifikasi anak berkebutuhan khusus ............................... 23 c. Anak berkelainan mental emosional .................................. 25 d. Anak berkelainan akademik ............................................... 26

Page 14: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

e. Faktor penyebab anak berkebutuhan khusus...................... 26 f. Dampak Terjadinya kelainan ............................................. 27

4. Tunanetra........................................................................................ 29 a. Pengertian Tunanetra ......................................................... 29 b. PenyebabTunanetra ............................................................ 29 c. Karakteristik Anak dengan Ketunanetraan ....................... 31 d. Dampak ketunanetraan ...................................................... 31

5. Huruf Braille .................................................................................. 33 a. Pengertian Huruf Braille ................................................... 33 b. Penulisan Huruf Braille ..................................................... 34 c. Tanda angka ...................................................................... 35 d. Tanda-tanda baca ............................................................... 35

6. Program khusus Tunanetra ............................................................. 36 a. Pengertian Orientasi .......................................................... 36 b. Pengertian Mobilitas.......................................................... 38 c. Pengertian orientasi dan mobilitas .................................... 38 d. Pengertian Keterampilan social ......................................... 38 e. Pengertian Keterampilan komunikasi ............................... 38

B. Studi Relevan ......................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ..................................................... 41 B. Setting dan Subjek Penelitian............................................................... 42

1. Setting ................................................................................ 42 2. Subjek Penelitian ................................................................ 43

C. JenisPenelitian ...................................................................................... 43 1. Jenis Data ........................................................................... 43

a. Data Primer ............................................................ 43 b. Data Sekunder ........................................................ 44

2. Sumber Data ....................................................................... 44 D. TeknikPengumpulan Data................................................................ 45

1. Observasi...........................................................................46 2. Wawancara........................................................................46 3. Dokumentasi .................................................................... 47

E. Teknik Analisis Data.........................................................................47 1. Reduksi Data....................................................................48 2. Penyajian Data.................................................................48 3. Kesimpulan/Verifikasi......................................................49

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data................................................49 G. Jadwal Penelitian ............................................................................ .......49

Page 15: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum.......................................................................................67

B. Temuan Khusus......................................................................................68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................88 B. Rekomendasi....................................................................................89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Sekolah tampak dari Depan ...........................................................68

Gambar 4.2 Halaman depan ruangan kelas.........................................................69

Gambar 4.3 Reglet dan Stylus/Pena yang di gunakan saat pembelajaran...........69

Gambar 4.4 Proses pembelajaran dalam kelas siswa dan guru ..........................70 Gambar 4.5 Guru mengarahkan siswa untuk belajar mengunakan

Huruf Braille.....................................................................................71

Gambar 4.6 Media pembelajaran salah satunya yaitu buku.................................74

Gambar 4.7 Peneliti diajarkan mengunakan salah satu media

pembelajaran yang berbentuk miniatur hewan................................75

Gambar 4.8 Peneliti wawancara dini dan takwa siswa tunanetra.........................77

Gambar 4.9 Siswa belajar mengunakan Huruf Braille..........................................77

Page 17: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Struktur Organisasi Sekolah Luar Biasa...............................................53

Tabel 4.2 Data Siswa............................................................................................54

Tabel 4.3 Data Guru..............................................................................................55

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana............................................................................65

Page 18: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI
Page 19: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan anugrah Allah SWT yang wajib di syukuri kelahiran

anak harus diterima, baik ia dilahirkan dalam keadaan sempurna maupun

keadaan kurang sempurna sebagai wujud rasa syukur orang tua hendaknya

memberikan pelayanan kepada anak-anak sesuai dengan kebutuhan mereka

orang tua mengupayakan hal terbaik untuk perkembangan anak dengan

harapan cita cita yang mungkin belum bisa terwujud dapat terealisasi. Namun

pada kenyataanya masih ada anak yang terlahir memiliki beberapa

keterbatasan atau lebih dikenal dengan anak berkebutuhan khusus, pernyataan

ini mengingatkan kepada semua pihak mengenai pentingya pendidikan yang

sesuai dengan karakteristik siswa berkebutuhan khusus, untuk itu seharusnya

orang tua membimbing dan mengarahkan anak secara tepat adalah

memberikan kesempatan anak belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) bentuk

dukungan menjadi pribadi yang mandiri. Selain Orang tua sosok seorang guru

tentunya sangat penting dalam proses pembelajaran pada anak berkebutuhan

khusus tunanetra, karna Guru merupakan salah satu peranan yang sangat

penting di dalam memahami karakteristik, kelemahan, dan kelebihan anak

tunantera , tugas seorang guru disini tentunya agak berat di sekolah biasanya

disebabkan berbeda dengan anak normal lainya harus mampu melihat dimana

kelemahan dan kelebihan anak tersebut.

Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memerlukan

pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing, klasifikasi anak

berkebutuhan khusus ada yang bersifat sementara dan ada juga yang bersifat

khusus disini biasa diakibatkan oleh karena faktor internal dan eksternal,

faktor internal biasa disebabkan dari keturunan sedangkan faktor biasa

Page 20: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

2

disebabkan dari gangguan dari luar misalnya, anak mengalami gangguan

emosi. (Wardani, dkk, 2008. hal.8). Anak berkebutuhan khusus adalah anak

dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa

selalu menunjukan pada ketidak mampuan mental,emosi, atau fisik . Anak

berkebutuhan khusus didefinisikan sebagai anak yang memerlukan bantuan

pendidikan dan layanan khus us untuk mengembangkan potensi mereka

secara sempurna.( Hadis , 2006, hal.5). Dalam memahami anak berkebutuhan

khusus atau anak luar biasa, sangat diperlukan adanya pemahaman mengenai

jenis-jenis kecacatan dan akibat yang terjadi pada penderita. Anak

berkebutuhan khusus disebut sebagai anak cacat yang dikarenakan mereka

termasuk anak yang pertumbuhan dan perkembangannya mengalami

penyimpangan atau kelainan baik dari segi fisik, mental, emosi serta sosialnya

bila dibandingkan dengan anak.

Karakteristik spesifik Anak berkebutuhan khusus pada umunya berkaitan

dengan tingkat perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik meliputi

tingkat perkembangan sensorik motor, kognitif, kemampuan berbahasa,

keterampilan, konsep diri, kemampuan berinteraksi sosial, serta kreatifitasnya.

Adanya perbedaan karakteristik setiap peserta didik berkebutuhan khusus

akan memerlukan kemampuan khusus guru. Guru dituntut memiliki

kemampuan berkaitan dengan cara mengkombinasi kemampuan dan bakat

setiap anak dalam beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi kemampuan

berpikir, melihat, mendengar, berbicara dan cara bersosialisasi. Hal-hal

tersebut diarahkan pada keberhasilan dari tujuan akhir pembelajaran yaitu

perubahan perilaku kearah pendewasaan. (Sari, 2017, Hal.11).

Page 21: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

3

Tunanetra sebagai gangguan penglihatan atau kebutaan baik sebagian

maupun kebutaan total. Akurasi penglihatan kurang dari6/60 atau tidak lagi

memiliki penglihatan .dalam hal ini tunanetra bisa diklasifikasikan menjadi

dua golongan yaitu buta total (Blind) dan lemah penglihatanya (Low Vision).

Anak tunanetra merupakan anak yang berkebutuhan khusus yang memiliki

ketunaan dalam indera penglihatan, sehingga telah jelas undang-undang

tersebut pada pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi setiap orang

terutama bagi anak berkebutuhan khusus, karena anak berkebutuhan khusus

membutuhkan perhatian yang lebih khusus. Anak berkebutuhan terbagi atas

tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunadaksa, tunagrahita, tunawisma.

Tunanetra merupakan salah satu dari anak berkebutuhan khusus, Orang

mana yang tidak normal atau berkelainan dalam proses fisiologis melihat

sebagai berikut, bayangan benda yang ditangkap oleh mata tidak dapat

diteruskan oleh korneo, lensa mata, retina, dan saraf karena suatu sebab,

misalnya korneo mata mengalami kerusakan kering keriput, lensa

mata menjadi keruh atau saraf yang menghubungkan mata denga otak

mengalami gangguang. Seseorang yang mengalami kondisi tersebut dikatakan

sebagai penderita kelainan penglihatan atau tunanetra. (Efendi, 2006, hal 30).

Menurut kaufirman dan Hallahan, (1986) anak berkebutuhan khusus di

defenisikan anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk

mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna. Penyebutan

sebagai anak berkebutuhan khusus, dikarenakan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya, anak berkebutuhan khusus ini membutuhkan bantuan layanan

pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan konseling serta berbagai

lainya yang bersifat khusus. Istilah anak berkebutuhan khusus memiliki

cakupan makna yang sangat luas dalam dunia pendidikan, setiap anak

memiliki latar belakang hidup dan perkembangan yang berbeda-beda oleh

Page 22: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

4

sebab itu kemungkinan setiap anak juga akan memiliki kebutuhan dan

hambatan dalam belajar yang berbeda-beda pula sehingga anak memerlukan

layanan pendidikan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan anak tersebut.

Undang-undang pada pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa setiap warga negara

berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi setiap orang

terutama bagi anak berkebutuhan khusus, karena anak berkebutuhan khusus

membutuhkan perhatian yang lebih khusus. Hal ini diperjelas dalam undang-

undang No. 23 T ahun 2002 t entang perlindungan anak, yang menegaskan

bahwa semua anak mempunyai hak untuk kelangsungan hidup,tumbuh dan

berkembang , pe rlindungan dan kekerasan dan diskriminasi serta hak untuk

didengar pendapatnya.

Adanya undang-undang ini mengisyaratkan bahwa layanan pendidikan

harus menyeluruh ke segala lapisan masyarakat sebagai wujud perkembangan

manusia di Indonesia yang seluruhnya dan tidak ada sedikitpun alasan untuk

mencegah anak berkebutuhan khusus untuk dapat memperoleh pendidikan.

Dalam suatu pembelajaran tentun ada kendala yang di alami baik itu kendala

dari siswa, guru, atau yang lain. Pada dasarnya setiap anak berpotensi

mengalami problematika dalam belajarnya, hanya saja problematika tersebut

ada yang ringan dan tidak, dan memerlukan perhatian khusus. Anak yang

luar biasa atau di sebut dengan anak berkebutuhan khusus (Children with

special needs ). Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam

kehidupan suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan

bernegara karena sebagaimana pun juga, pendidikan merupakan wahana untuk

mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Oleh karena itu

selayaknya pendidikan bagi anak tunanetra harus lebih diperhatikan karena

tidak sama semua anak tunanetra mampu belajar bersama dengan anak –anak

pada umumnya. Disebabkan anak tunanetra sangat sulit untuk berkonsetrasi.

Dalam kondisi seperti inilah dirasakan perlunya pelayanan yang

Page 23: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

5

memfokuskan kegiatan dalam membantu para peserta didik yang menderita

gangguan. Oleh karena itu perlu nya adanya sekolah luar biasa. Sekolah luar

biasa(SLB) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menyediakan

layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dan membutuhkan

layanan khusus untuk dalam proses pembelajaran, maka dari itu Sekolah Luar

Biasa(SLB) memprioritaskan perhatian yang lebih pada anak berkebutuhan

khusus tersebut. Maka anak-anak yang berkebutuhan khusus ini akan terbantu

dan menjadi pribadi yang baik dan memiliki pengetahuan sesuai dengan

karakteristik serta kemampuan belajar mereka. Hal ini tentu akan berbeda

dengan sekolah formal pada umumnya yang lebih mengutamakan pada

pengetahuan anak. Dengan mengikuti Sekolah Luar Biasa ini, maka seorang

siswa akan belajar lebih mandiri, mampu berinteraksi dengan lingkungan serta

tak merasa diasingkan. Bahkan banyak Sekolah Luar Biasa yang mampu

melahirkan siswa-siswa berprestasi dalam berbagai jenjang pendidikan mulai

dari SD hingga SMA. Oleh karena itu, maka tak heran jika para guru Sekolah

Luar Biasa merupakan guru yang telah benar-benar dipersiapkan sebaik

mungkin agar mereka mampu terjun dalam dunia pendidikan bagi anak-anak

berkebutuhan khusus.

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh salah satu guru

pembelajaran tematik di Sekolah Luar biasa (SLB) di kelas Tunanetra disini

Sudah menerapkan kurikulum 2013 yang dikemas dalam bentuk tematik,

hanya saja ada kurikulum khusus yang diterapkan di kelas ini yang bernama

PROKSUS (PROGRAM KHUSUS) yaitu mobilitas dan orientasi. Pada

dasarnya kurikulum yang digunakan di SLB ini sama dengan kurikulum di SD

umum, hanya saja untuk kompetensi dasar (KD) di SLB lebih menyesuaikan

terhadap kemampuan dari peserta didiknya. Kompetensi dasar (KD) untuk

anak SDLB lebih menyesuaikan kepada ketunaannya, dan setiap ketunaan

memiliki KD yang berbeda-beda Misalnya kompetensi dasar (KD)nya

Page 24: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

6

berhitung di ganti dengan Mengenal angka atau Huruf Abjad. Sedangkan

terdapat kendala pada siswa yang mana siswa tidak melalui tingkat pertama

sekolah dasar SLB sehingga guru kesulitan melanjutkan tahap pembelajaran

yang meski mereka terima. Sehingga membutuhkan guru yang lulus

pendidikan luar biasa (PLB) agar mampu menyesuaikan dengan permasalahan

tersebut. Tapi pada kenyataan nya di sekolah tersebut masih kekurangan guru.

di Dalam Proses Pembelajaraan bahwa memang anak mengalami kesulitan,

karena ada siswa yang memang dalam penglihatanya tidak nampak sama

sekali (Blind) dan ada juga siswa yang masih ada sisa penglihatan (Low

Vision). Dalam kelas tunanetra saat proses pembelajaran mengunakan huruf

Braille, huruf braille adalah yang tersusun dari enam buah titik,dua dalam

posisi vertikal dan tiga dalam posisi horizontal semua titik yang ditimbulkan

dapat ditutup dengan jari-jari. Pelajaran pertama yang perlu diberikan dalam

membaca braille yaitu menulis dan mengeja penuh selanjutnya menggunakan

berbagai kata dan suku kata. Dalam proses pembelajaran guru membutuhkan

kesabaran dalam menghadapi anak tunanetra karena mereka terganggu di

penglihatanya sehingga menyebabkan anak tunanetra lambat dalam

memahami materi yang dijelaskan guru. Disini juga masih sangat

membutuhkan guru yang sesuai dengan bidangya yaitu pendidikan luar biasa

(PLB).

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pembelajaran tematik pada anak berkebutuhan khusus

Tunanetra . Penelitin memilih kelas ini karena peneliti ingin mengetahui apa

saja problematika pembelajaran tematik yang di hadapi Guru pada anak

berkebutuhan khusus, Oleh karena dalam pros es pembelajaran anak

Tunanetra belum berhasil sepenuhnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pembelajaran Tematik pada Anak Berkebutuhan

Khusus Tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH. Di Kota Jambi”.

Page 25: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

7

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang dikemukakan diatas

maka untuk memudahkan penelitian lebih lanjut peneliti akan memfokuskan

penelitianya sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran tematik pada anak berkebutuhan khusus tunanetra

Kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,

SH. di kota jambi

2. Kendala yang dihadapi guru pada pembelajaran tematik pada anak

berkebutuhan khusus Tunanetra kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr.

Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. di kota jambi

3. Upaya guru dalam mengatasi kendala pada proses pembelajaran tematik

pada anak berkebutuhan khusus Tunanetra kelas IV di

Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. di

kota jambi

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan dan latar belakang yang telah dikemukakan di atas,

maka rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran Tematik pada anak berkebutuhan khusus

tunanetra kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH. di kota jambi ?

2. Apa saja kendala yang di hadapi guru dalam proses pembelajaran tematik

pada anak berkebutuhan khusus tunanetra kelas IV Sekolah Luar Biasa

Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. di Kota Jambi?

3. Bagaimana upaya guru mengatasi kendala Pada proses pembelajaran

tematik pada a nak berkebutuhan khusus tunanetra kelas IV di

Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota

Jambi?

Page 26: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

8

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran tematik pada anak berkebutuhan

khusus tunanetra kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, di kota Jambi.

2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang di hadapi guru dalam proses

pembelajaan tematik pada anak berkebutuhan khusus tunanetra kelas IV di

Sekolah Luar BiasaProf. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, di Kota

Jambi.

3. Untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi kendala dalam proses

pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus tunanetra kelas IV di

Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, kota Jambi.

E. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang hal-hal yang

berkaitan dengan peranan guru dalam mendidik anak berkebutuhan khusus,

karena dengan melihat realita yang ada secara langsung akan memudahkan

untuk mengkaji masalah tersebut sehingga dapat mengambil manfaat dari

penelitian ini.

2. Manfaat praktis

a. Bagai lembaga (sekolah)

Digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengasuh,

membina, mengarahkan, membimbing anak berkebutuhan khusus

dan sebagai informasi untuk mendorong semua civitas akademik

menerapkan manajemen guru dan sekolah sebaik-baiknya dengan

tujuan pada efektifitas pendidikan anak berkebutuhan khusus

sehingga dapat berjalan dengan lancar.

Page 27: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

9

b. Bagi pendidik (Guru)

Dapat di jadikan acuan dan masukan serta kritik konstruktif

terutama dalam mendidik anak berkebutuhan khusus.

c. Bagi peneliti

Sebagai sarana untuk mengintegrasikan keterampilan dan

pengetahuan serta memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar

sarjana strata satu (S1) dalam bidang pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah di Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN STS JAMBI.

Page 28: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses yang sengaja dalam dirancang untuk

menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam individu

(Pribadi, 2009, hal.10). Pembelajaran adalah usaha yang terencana dalam

manipulasi sumber-sumber belajar atau suatu kegiatan suntuk

membelajarkan peserta didik. (Warsita, 2008, hal.85). Dalam UU No 20

tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 20 Pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Pembelajaran adalah suatu interaksi antara peserta

didik dengan lingkunganya, sehingga dapat terjadi perubahan perilaku

kearah lebih baik. Pada interaksi tersebut banyak faktor-faktor yang

mempengaruhinya baik faktor internal yang berasal dari dalam individu itu

sendiri maupun faktor exstrenal yang datang dari

lingkungan.(Emulyasa, 2004, hal .100).

Hakikatnya sebenarnya pembelajaran adalah suatu proses

membelajarkan peserta didik telahh di rencanaan, di laksanakan dan

evaluasi agar siswa/peserta didik mencapai tujaun pembelajaran secara

efektif dan efesien. Pembelajaran dapat di pandang melalui dua sudut yang

pertama pembelajaran merupakan suatu sistem pembelajaran terdiri dari

beberapa komponen yang tersrutur antara lain tujuan pembelajaran, media,

st\rategi, metode pembelajaran,dan evaluasi belajara. Kedua pembelajaran

merupakan suatu proses, maka pembelajaran merupakan kegiatan guru

dalam rangka membuat siswa untuk belajar Proses tersebut meliputi :

a. Persiapan dari mulai merencanakan program pengajaran tahunan dan

penyusunan perencanaan mengajar dilengkapi dengan persiapan

media belajar dan evaluasi.

Page 29: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

10

b. Pelaksanaan kegiatan belajar dengan mengacu pada persiapan

pembelajaran yang telah di persiapkan sebelumnya

c. Menindaklanjutkan pembelajaran yang telah dikelola yang terbentuk

pengayaan atau penambahan jam belajar dan remedial bagi siswa yang

dapat kesulitan dalam belajar.

b. Komponen Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar suatu hal yang tidak dapat

dipisahkan adalah komponen-komponen pembelajaran. Djamarah

menyatakan bahwa suatu sistem dalam proses belajar mengajar

sejumlah yang meliputi diantara lain yaitu : tujuan bahan pembelajaran

kegiatan belajar mengajar, metode ,alat dan sumber serta evaluasi.

(Syaiful, 2002, ha l. 48). Dari uraian tersebut diatas dapat dipahami

bahwa komponen-komponen pembelajaran adalah tujuan, manusia,

metode, sumber belajar, sarana, alat dan evaluasi.

1) Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang

diharapkan di capai oleh siswa setelah berlangsung pengajaran.

Pengajaran merupakan sejumlah hasil pengajaran yang di nyatakan

dalam arti tujuan siswa belajar, yang secara umum mencakup

pengetahuan baru, ketrampilan dan kecakapan dan sikap-sikap yang

baru, yang di harapkan oleh guru dapat di capai oleh siswa sebagai

hasil pengajaran.(Hamalik, 2002, hal. 108-109).

2) Materi

Materi pembelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen

yang penting dalam pembelajaran artinya untuk mencapai tujuan

pengajaran materi pelajaran terdiri dari fakta-fakta generilisasi,

konsep, hukum.( Ibrahim R, 2010 , hal.100). Materi pelajaran

memang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan proses pembelajaran

karena materi yang sistematis maka suatu tujuan pembelajaran akan

dapat tercapai. Materi adalah seperangkat bahan pelajaran yang

Page 30: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

11

disampaikan dan dibicarakan dalam proses belajar mengajar.

(Sriyono, 1992, hal.130).

a) Manusia meliputi guru dan peserta didik

a. Guru

Menurut Djamrah, guru adalah orang yang memberikan

ilmu pengetahuan kepada peserta didik, serta menurut

pandangan masyarakat yaitu orang yang melaksanakan pendidikan

ditempat tertentu, tidak harus di lembaga-lembaga pendidikan

formal namun bisa di masjid, mushala, dirumah dan sebagainya.

(Syaiful, 2002, hal.31). Sadirman mengatakan bahwa guru adalah salah

satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut

berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang

potensial di bidang pembangunan.

Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur dibidang

kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan

kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan

masyarakat yang semakin berkembang. (Sardiman, AM, 2005, ha l.

125).

b. Peserta didik ( Anak Didik)

Menurut Sudirman anak didik adalah subjek belajar,

sebab anakdidik adalah sentral kegiatan dan pihak yang mempunyai tuj

uanAdapun dalam perkembangan psiko-fisik siswa terdapat beberapa

prose perkembangan yang meliputi:

1. Perkembangan motor yakni proses perkembangan yang progresif

dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik

anak.

2. Perkembangan kognitif yakni perkembangan fungsi intelektual

atau proses perkembangan kemampuan/ kecerdasan otak anak.

3. Perkembangan sosial dan moral yakni proses perkembangan

mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak

Page 31: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

12

berkomunikasi dengan orang lain, baik sebagai individu maupun

sebagai kelompok. (Muhibbin Syah,2011, hal.59).

c. Metode Mengajar

Menurut Haribun, metode mengajar adalah suatu cara

yang digunakan untuk menyampaikan bahan materi kepada peserta

didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Adapun beberapa

metode mengajar antara lain: Metod ceramah, Metode Tanya Jawab,

Metode Diskusi, Metode kerja kelompok, Metode Simulasi

d. Media

Menurut Asnawir,kata media secara harfiah memiliki arti

“Perantara”atau pengantar.

c. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran

Menurut surya Subroto menyebutkan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pembelajaran yaitu :

1. Kepribadian

1) Penguasaan Kelas

2) Cara guru berbicara

3) Memperhatikan prinsip individualitas

4) Bersifat terbuka, mau bekerja sama, tanggap terhadap inovasi dan

5) mampu melaksanakan eksprimen dalam kegiatan mengajarnya.

d. Jenis-jenis Metode Pembelajaran

1) Metode Demonstrasi adalah Metode yang menunjukan dan

menjelaskan pelaksanaan tugas pada peserta didik, kemudian

peserta didik diminta menjelaskan konsep atau melakukan

kegiatan yang berkaitan dengan demonstrasi .

2) Metode Ceramah adalah Metode yang di gunakan dengan

penyampaian secara lisan

3) Metode latihan/drill adalah Metode yang digunakan dengan

memberikan tugas atau latihan kepada peserta didik

4) Metode Permainan adalah dimana peserta didik dilibatkan dalam

permainan untuk simulasi suatu tuga atau topik tertentu.

Page 32: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

13

5) Metode Studi adalah dimana d isajikan permasalahan nyata

dalam kehidupan, kemudian peserta didik menyelesaikan

masalah atau mengidentikasi tindakan untuk mengatasi masalah .

6) Metode Dikusi adalah dimana guru memulai diskusi ,memancing

respons/partisipasi peserta didik. Diskusi dapat di lakukan untuk

menyajikan topik baru, meningkatkan kinerja.

7) Metode Pembicara Tamu adalah dimana seorang pakar atau ahli

materi dari lembaga yang berbeda didatangkan sebagai

narasumber /pembicara .

8) Metode Belajar Mandiri adalah dimana peserta didik

melaksanakan pembelajaran secara mandiri ,misalnya dengan

bantual modul,media interaktif dan sebagainya .

9) Metode Mentoring adalah dimana pembelajaran dilaksanakan

dengan interksi individual untuk meningkatkan kepribadian atau

profesional terutama ketika peserta didik menemukan kesulitan .

10) Metode Bermain Peran adalah dimana berperan/bertindak

dalamsuatu simulasi peristiwa yang terjadi di lingkungan

( Abdullah, 201, .hal.164-166).

e. Metode Pembelajaran Anak Tunanetra

Dalam mengajar sesuatu pada anak berkebutuhan khusus, adalah

penting untuk memilih strategi pengajaran tertentu yang dianggap paling

efektif untuk anak tertentu. Pemilihan ini akan tergantung pada gaya

belajar dan materi yang diajarkan. Berikut berbagai metode pengajaran

yang umumnya digunakan oleh guru anak berkebutuhan khusus.

1) Communication

Siswa dalam belajar tidak akan lepas dari komunikasi baik

siswa antar siswa, siswa dengan fasilitas belajar, ataupun

dengan guru. Kemampuan komunikasi setiap individu akan

mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan dan

membentuk kepribadiannya. Proses ini dapat mencakup

Page 33: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

14

keterampilan verbal dan non-verbal, serta berbagai jenis

simbol (katr, faco, gambar)

2) Task Analysis

Analisis tugas adalah prosedur dimana tugas-tugas

dipecah kedalam rangkaian komponen-komponen langkah atau

bagian kecil satu tujuan akhir atau sasaran. Analisis tugas

dimaksudkan untuk mendeskripsikan tugas-tugas yang harus

dilakukan ke dalam indikator-indikator kompetensi. Analisis

tugasuntuk menentukan daftar kompetensi. Berdasarkan

analisis tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru di sekolah

sebagai tenaga professional, yang pada giliranya ditentukan

kompetensi-kompetensi apa yang diperlukan , sehingga dapat

pula diketahui apakah seorang siswa telah melakukan tugasnya

sesuai dengan kompetensi yang dituntut kepadanya.

Kompetensi dasar berfungsi untuk mengarahkan guru dan

fasilitator mengenai target yang harus dicapai dalam

pembelajaran.

3) Direct Instruction

Intruksi langsung adalah metode pengajaran yang

menggunakan pendekatan selangkah-selangkah yang

terstruktur dengan cermat, dalam instruksi atau perintah.

Metode ini memberikan pengalaman belajar yang positif

dengan demikian dapat meningkatkan kepercayaan diri dan

motivasi untuk berprestasi. Pelajaran disampaikan dalam

bentuk yang mudah dipelajari sehingga anak mencapai

keberhasilan pada setiap tahap pembelajaran. Sintaknya adalah

orientasi, Prsentasi, latihan terstruktur, latihan terbimbing,

refleksi,latihan, mandiri,dan evaluasi.(https://nayyanrises.word

press.com/materiku2/paper/137-2/ diakses pada tanggal 20

oktober 2018 jam :1843.

Page 34: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

15

4) Prompts

Prompt adalah setiap bantuan yang diberikan pada anak

untuk menghasilkan respon yang benar. Prompts memberikan

anak informasi tambahan atau bantuan untuk menjalankan

instruksi.

Adapun jenis prompts adalah sebagai berikut:

a. Verbal Prompts

Bentuk informasi verbal yang memberikan tambahan pada

instruksi tugas. Instruksi memberi tahu anak apa yang harus

dilakukannya

b. Modelling

Modelling adalah memberi tahu anak apa yang harus

dilakukannya atau bagaimana melakukannya dengan

mendemonstrasikan tugas

c. Gestural Prompts

Gestural Prompts adalah bantuan dalam bentuk isyarat

dapat mencakup tangan, lengan, muka, atau gerakan tubuh

lainnya yang dapat mengkomunikasikan informasi visual

special spesifik.

d. Physical Prompts

Physical Prompts adalah melibatkan kontak fisik, physical

prompts digunakan hanya bila prompts yang lain tidak

memberikan informasi cukup pada anak untuk mengerjakan

tugas atau bila anak belum sampai mengembangkan

kemampuan fisik yang diperlukan untuk melaksanakan

kegiatan tersebut. Siswa dalam belajar tidak akan lepas dari

komunikasi baik siswa antar siswa, siswa dengan fasilitas

belajar, ataupun dengan guru. Kemampuan komunikasi setiap

individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang

bersangkutan dan membentuk kepribadiannya. Proses ini dapat

Page 35: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

16

mencakup keterampilan verbal dan non-verbal, serta berbagai

jenis simbol (katr, faco, gambar).

2. Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah salah satu strategi pembelajaran

terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata

pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan

pengalaman yang bermakna pada siswa. Tema menjadi pokok

pembicaraan dan gagasan yang mudah memusatkan siswa pada satu tema

tertentu. Dengan strategi pembelajaran tematik ini, siswa akan lebih

fokus dan konsentrasi sehingga pemahaman terhadap satu materi

pelajaran akan lebih mendalam. (Rusman, 2011, hal. 250).

Pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk mengembangkan

pengetahuan siswa dalam pendekatan pengetahuan berdasarkan interaksi

dengan lingkungan baik itu dilingkungan sekolah maupun lingkungan

dirumah dan masyarakat. Selain itu pengembangan pengetahuan siswa

juga dapat dilihat dari pengalamanan kehidupan yang pernah mereka

alami. (Rusman, 2011, ha l. 250). J adi pembelajaran tematik merupakan

suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan

beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata

pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa dapat memperoleh

pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran

menjadi bermakna bagi siswa.

b. Pentingnya Pembelajaran Tematik

Rusman (2011) ada beberapa alasan tentang pentingnya pendekatan

tematik dalam pembelajaran, terutama bagi peserta didik madrasah tingkat

dasar, diantaranya yaitu Pendekatan tematik mengharuskan perubahan

paradigma pembelajaran lama yang keliru. Dulu proses belajar mengajar

masih berpusat pada guru. Guru adalah segalanya bagi peserta didik.

Sehingga yang terjadi hanyalah sekedar “pengajaran”, bukan

“pembelajaran”. Tidak demikian bagi pembelajaran tematik. Dengan

Page 36: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

17

pendekatan tematik pembelajaran (bukan pengajaran) dipusatkan kepada

peserta didik bukan guru, sebab dalam hal ini guru memerankan fungsi

sebagai fasilitator dan motivator yang membantu mengembangkan

kreativitas peserta didik, tanpa harus adanya penyeragaman atau

pemaksaan untuk mengikuti pemahaman guru. Disana peserta didik

diberikan ruang bebas untuk mewujudkan potensi dan menampilkan

karakteristiknya masing-masing.

1. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang

disesuaikan dengan perkembangan dan kecenderungan anak usia

dini rentang umur antara 0-8 tahun. Dalam tinjauan psikologi, anak

tumbuh dan berkembangan secara menyeluruh. Perkembangan

aspek kognitif seorang anak berkaitan erat dengan perkembangan

aspek afektif dan psikomotorik. Pada rentang umur tersebut,

perkembangan berbagai kecerdasan anak, IQ, EQ, dan SQ sangat

luar biasa.

2. Pendekatan tematik memungkinkan penggabungan berbagai

perspektif dan kajian interdisiplin dalam memahami suatu tema

tertentu penerapan pendekatan tematik merupakan upaya

pengembangan kemampuan dan potensi peserta didik dalam

memahami kenyataan hidup yang serba kompleks dan multi

variable.

3. Pendekatan tematik mendorong peserta didik memahami

wawancara aktual dan kontekstual. Dalam perencanaan

pembelajaran, guru mempunyai kebebasan memilih isu-isu

menarik yang sedang mengemukah ditengah masyarakat.

Pendekatan tematik mengantisipasi munculnya materi-materi

pembahasan dalam setiap mata pelajaran yang sudah using (out of

date). Dengan demikian, pembelajaran digiring bukan hanya

memperkaya wawasan keilmuan peserta didik, tetapi juga

melibatkan peserta didik untuk mendapatkan pengalaman langsung

Page 37: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

18

dari realitas, gejala sosio kultural, ataupun gejala alam yang terus

berubah.

4. Pendekatan tematik menuntut penerapan metodologi pembelajaran

yang bervariasi. Setiap tema membutuhkan pendekatan dan strategi

pembelajaran yang berbeda. Dalam pendekatan tematik,

metodologi pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan tema

yang sedang menjadi materi pembelajaran. Pembelajaran

pendekatan tematik menuntut penerapan metodologi pembelajaran.

(Majid, 2014, hal. 87).

c. Landasan Pembelajaran Tematik

Adapun yang menjadi landasan pembelajaran tematik mencakup tiga

landasan yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan yuridis

(Majid, 2014, hal. 87).

1. Landasan filosofis

Didalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran

filsafat yaitu progresivisme, konstruksivisme dan humanisme. Aliran

progresivisme yang memandang proses pembelajaran perlu ditekankan

pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana

yang alamiah (natural) dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran

konstruksivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct

experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. kemudian humanisme

yang melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan

motivasi yang dimilikinya.

2. Landasan psikologis

Pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi

perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. psikologi belajar

memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran

tersbut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus

mempelajarinya. (Majid, 2014, hal. 88).

Page 38: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

19

3. Landasan yuridis

Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan

atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di

sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah Undang-Undang No

23 Tahun 2002 t entang perlindungan anak yang menyatakan bahwa

setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam

rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai

dengan minat dan bakatnya (pasal 9) Undang-Undang Nomor 20 tahun

2003 tentang system pendidikan Nasional. (Majid, 2014, hal. 88).

d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik

Adapun prinsip-prinsip pembelajaran tematik antara lain:

(1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah

digunakan untuk memadukan bidang studi

(2) Tema harus bermakna, artinya tema yang dipilih harus

memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya

(3) Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar

minat siswa

(4) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis

anak

(5) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa yang

aktual dalam kehidupan siswa

(6) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang

berlaku serta harapan masyarakat

(7) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan ketersediaan

sumber belajar. (Rusman, 2011, hal. 257).

e. Manfaat Pembelajaran Tematik

Dengan menerapkan pembelajaran tematik, peserta didik dan guru

mendapatkan banyak manfaat, diantara manfaat tersebut adalah.

(Rusman, 2011, hal. 281).

Page 39: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

20

(1) Pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman konseptual

peserta didik terhadap realitas sesuai dengan tingkat

perkembangan intelektualitasnya. Pasalnya, anak-anak membentuk

konsep melalui pengalaman langsung.

(2) Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik mampu

mengekplorasi pengetahuan melalui serangkaian proses kegiatan

pembelajaran. Melalui tema, menghubungkan informasi yang

terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang utuh.

(3) Pembelajaran tematik mampu meningkatkan eeratan antara

hubungan antar peserta didik. Tema-tema pembelajaran yang erat

hubungannya dengan pola kehidupan sosial, sangat membantu

peserta didik agar mampu beradaptasi dan berganti peran dalam

melakukan pekerjaan yang berbeda.

(4) Pembelajaran tematik membantu guru dalam meningkatkan

keprofesionlismenya. Pembelajaran tematik membutuhkan

kecermatan dan keseriusan guru, baik dalam menemukan tema

yang kontekstual, merancang rencana pembelajaran, menyiapkan

metode yang tepat, merumuskan tujuan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran secara konsisten dengan tema

pembelajaran, sampai menyusun instrumen penilaian (evaluasi)

yang relevan dengan kegiatan pembelajaran (Majid, 2014, hal. 87).

f. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran

tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student contered),

hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih

bnyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-

kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

Page 40: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

21

2. Memberikan pengalamn langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung

kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini,

siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar

untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3. Pemisahan pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran

menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada

pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan

siswa.(Rusman, 2011, hal. 258).

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai

mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian,

siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini

diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-

masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru

dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata

pelajaran yang lainnya. Bahkan mengaitkannya dengan kehidupan

siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang

dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAIKEM

yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

(Majid, 2014, hal. 89-90).

Page 41: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

22

g. Model-Model Pembelajaran Tematik

Adapun model pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:

1. Model Keterhubungan

Model keerhubungan ialah model dimana pembelajaran sengaja

diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep

lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas-tugas yang

dilakukan hari ini dengan tugas-tugas yang akan dilakukan pada

hari berikutnya. Kunci utama dalam model ini yaitu adanya usaha

sadar untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin

ilmu. Keunggulan model ini dimana peserta didik akan

memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep,

sehingga peserta didik akan lebih mudah mengembangkan konsep-

konsep secara terus menerus

2. Model Jaring Laba-laba

Model pembelajaran ini pada dasarnya menggunakan

pendekatan tematik. Pengembangan model ini dimulai dengan

menentukan tema. Tema bisa diterapkan dengan kesepakatan

antara pendidik dan peserta didik dengan cara berdiskusi.

Keuntungan model ini peserta didik dapat memperoleh pandangan

hubungan yang utuh.

3. Model Keterpaduan

Model ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran.

Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan beberapa mata

pelajaran dengan menemukan keterampilan dan sikap. Model ini

memiliki keunggulan peserta didik dengan mudah menghubungkan

dan mengaitkan materi dari beberapa mata pelajaran.

h. Buku ajar Tematik

Buku ini merupakan buku g uru yang dipersiapkan pemerintah

dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini disusun

dan ditelaah oleh berbagai pihak dibawah koordinasi kementerian

Page 42: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

23

pendidikan dan kebudayaan, dipergunakan dalam tahap awal

penerapan Kurikulum 2013.

Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki

,di- perbaharui dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika

kebutuhan dan perubahan zaman.masukan dari berbagai kalangan

diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

3. Anak berkebutuhan khusus

a. Pengertian anak berkebutuhan khusus

Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus

yang berbeda dengan ank pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada

ketidak mampuan mental, emosi, fisik . (Hadis,2006, hal.5). Termasuk

di dalam anak berkebutuhan khusus yaitu diantaranya tunanetra,

tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, anak ber

bakat anak dengan gangguan kesehatan. Suparno dkk (2007:1-1) anak

berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang memiliki keunikan

tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya yang membedakan mereka

dari anak-anak normal pada umumnya.

Anak berkebutuhan khusus ( Direktorat pendidikan luar biasa : 2004)

adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya

secara signifikan fisik,mental intelektual,sosial emosional.

Dibandingkan dengan anak-anak lain. Sehingga mereka memerlukan

layanan khusus. Sedangkan Puri (2004:9) mendefinisikan bahwa anak

berkebutuhan khusus adalah anak dengan kondisi kemampuan fisik dan

mental dibawah kemampuan rata-rata anak-anak normal ,sehingga

dibutuhkan metode pendekatan atau metode penyampain tersendiri

untuk anak-anak tersebut.

Page 43: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

24

Hidayat (2009) anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang

mempunyai kebutuhan baik permanen maupun sementara yang disebab

kan oleh kondisi sosial-emosi kondisi ekonomi,politik,kelainan bawaan

maupun yang didapat kemudian.

Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa anak berkebutuhan khusus

adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam kondisi fisik

atau mental sehingga membutuhkan pelayanan khusus untuk metode

penyampain .

b. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Menurut Suparno dkk (2007) anak berkebutuhan khusus

klasifikasikan menjadi 3 yaitu :

a) Tunanetra

Menurut kaufirman & Hallahan dalam bukunyan Choirudin

mendefinisikan tunanetra sebagai gangguan penglihatan atau

kebutaan baik sebagian maupun kebutaan total. Akurasi

penglihatan kurang dari6/60 atau tidak lagi memiliki

penglihatan .dalam hal ini tunanetra bisa diklasifikasikan

menjadi dua golongan yaitu buta total dan lemah penglihatanya.

Karena tunanetra memiliki keterbatasan dalam indra

penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat

indra yang lain yaitu indra peraba da indra pendengaran .oleh

karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan

pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang

digunakan harus bersifat tactual dan bersuara .misalnya

pengunaan tulisan braile ,gambar timbul.benda model dan benda

nyata. Sedangkan media yang bersuara seperti tape recorder.

b) Tunarungu

Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam

pendengaran baik permanen mapun tidak permanen . karena

hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki

hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut

Page 44: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

25

tunawicara. cara berkomunikasi dengan individu menggunakan

bahasa isyarat melalui abjad jari.

c) Tunadaksa

Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak

yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur

tulang yang bersifat bawaan. Sakit atau akibat kecelakaan

,termasuk celebral palsy ,amputasi, polio,dan lumpuh ,tingkat

kegangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki

keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetapi masih dapat

ditingkatvan melalui terapi ,gangguan sedang yaitu memiliki

keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi

sensorik .sedangkan gangguan berat yaitu memiliki keterbatasan

total dalam gerakan fisik tidak mampu mengontrol gerakan

fisik.Proses pembelajaran pada tunadavsa disesuaikan dengan

kondisi fisik yang bersangkutan .secara intelektual penyandang

tunadaksa tidak memiliki hambatan dalam proses belajar,namun

secara fisik mereka memiliki hambatan dalam mobilitas.

c. Anak berkelainan mental emosional

a) Tunagrahita

Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang

signifikan dibawah rata-rata dan disertai dengan

ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncuo dalam

masa perkembangan. Anak-anak penyandang tunagrahita

memiliki keterbatasan dalam mengendalikan diri dan

bersosialisasi.

Rata-rata anak tunagrahita mengalami penurunan intektual

dalam dua bidang utama yaitu Fungsi intelektual ,penyandang

tunagrahita mengalami kesulitanbelajar dari pada lainya.

Khususnya dalam memahami sesuatu dan dalam berkomunikasi.

Perilaku adaptif ,penyandang tunagrahita mengalami kesulitan

Page 45: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

26

dalam melakuvan aktivitasn sehari-hari seperti mengurus diri

sendiri dan berhubungan dengan orang lain .

Oleh karena itu pembelajaran bagi individu tunagrahita

lebih dititik beratkan pada kemampuan bina diri dan

sosialisasi.proses pembelajaran mungkin lebih d ititik beratkan

pada aktivitas sehari-hari atau dititik beratkan pada aktivitas

sehari-hari atau keterampilan mengurus sendiri, serta pada

keterampilan sosial seperti interkasi dengan penghuni rumah

dan liburan bersama keluarga .

b) Tunalaras

Tunalaras dalah individu yang memiliki hambatan dalam

pendengaran baik permanen mapun tidak permanen. Karena

hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki

hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut

tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan

bahasa isyarat melalui abjad jari. Proses pembelajaran pada

tunadavsa disesuaikan dengan kondisi fisik yang bersangkutan.

Secara intelektual penyandang tunadaksa tidak memiliki

hambatan dalam proses belajar, namun secara fisik mereka

memiliki hambatan dalam mobilitas.

d. Anak berkelainan akademik

Anak berkelainan akademik dibedakan menjadi anak berbakat dan

berkesulitan belajar.

a) Anak berbakat

Anak berbakat adalah anak-anak yang mengalami kelainan

intelektual diatas rata-rata klasifikasi anak berbakat pada umumnya

dilihat dari tingkat intelegnsinya ,berdasarkan standar stanford

blnet meliputi : kategori rata-rata tinggi ( de ngan IQ 110-119 )

kategori superior ( dengan IQ 120-139) Dan kategori sangat

superior ( engan IQ 140-169).

Page 46: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

27

b) Anak berkesulitan belajar

Salah satu jenis ank berkebutuhan khusus yang ditandai

dengan adanya kesulitan untuk mencapai standar kompetensi yang

telah ditentukan dengan mengikuti pembelajaran konvensional

Anak berkesulitan belajar juga sering disebut learning disability.

e. Faktor penyebab anak berkebutuhan khusus

Menurut Suparno dkk(2007) beberapa faktor penyebab untuk anak

berkebutuhan khusus antara lain :

1. Faktor heriditer

Terjadi karena kelebihan kromosom yang diakibatkan oleh

kesamaan gen pada pasangan suami istri. Selain oleh itu,usia ibu waktu

hamil juga sangat berpengaruh terhadap kelahiran anak. Usia ibu saat

hamil diatas 35 tahun memiliki resiko yang cukup tinggi untuk

melahirkan anak berkebutuhan khusus.

2. Faktor infeksi

Karena adanya berbagai serangan penyakit infeksi yang dapat

menyebabkan baik langsung maupun tidak langsung terjadinya kelainan

seperti TORCH toksoplasma, rubella, cytomegalo virus, herpes, polio,

meningitis.

3.Faktor keracunan

Keracunan dapat secara langsung pada anak ,maupun melalui ibu

hamil.munculnya FAS(Fetal Achohol Syndrome) adalah keracunan

janin yang disebabkan ibu mengkonsumsi alcohol yang berlebihan,

kebiasaan kauman ibu mengkonsumsi obat bebas tanpa pengawasan

dokter merupakan potensi keracunan pada jenis. Jensi makanan yang

dikonsumsi bayi yang banyak mengandung zat-zat berbahaya

merupakan salah satu penyebab. Adanya polusi pada berbagai sarana

kehidupan terutama pencemaran udara dan air.

4.Trauma

Kejadian yang tidak terduga yang langsung pada anak seperti

proses kelahiran yang sulit sehingga memerlukan pertolongan yang

Page 47: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

28

mengandung resiko tinggi mengakibatkan kekurangan oksigen pada

otak. Bencana alam juga bisa menyebabkan anak memiliki kebutuhan

khusus. Seperti cacat fisik dan gangguan mental.

5. Kekurangan gizi

Masa tumbuh kembang sanga berpengaruh terhadap tingkat

kecerdasan anak terutama pada 2 tahun pertama kehidupan .

kekurangan gizi dapat terjadi karena adanya kelainan metabolism

maupun penyakit-penyakit pada anak seperti cacingan. Jika dipandang

dari sudut waktu terjadinya kelainan dapat dibagi menjadi:

a. Pre-natal

Terjadinya kelainan anak semasa dalam kandungan atau

sebelum proses kelahiran. Misalnya seorang ibu yang tengah hamil

muda keracunan alcohol.

b. Peri-natal

Peri-natal disebut juga natal waktu terjadinya kelainan pada

saat proses kelahiran dan menjelang serta sesaat setelah proses

kelahiran.

c. Pasca-natal

Terjadinya kelainan setelah anak dilahirkan sampai dengan

sebelum usia perkembangan selesai (kurang lebih usia 18 tahun).

f. Dampak Terjadinya kelainan

Suparno dkk (2007 ) mengemukakan bahwa dengan adanya kelainan

seorang anak dapat mengalami hambatan yang akibat pada aspek

fisiologis, psikologis, dan sosial.

a. Dampak Fisiologis

Terutama terjadi pada anak-anak yang mengalami kelainan

yang berkaitan dengan fisik termasuk sensori-motor terlihat pada

keadaan fisik penyandang kebutuhan khusus kurang mampu

mengkoordinasi gerak antara lain:kurang mampu koordinasi

Page 48: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

29

sensori motor,melakukan gerak yang tepat dan terarah ,serta

menjaga kesehatan.

b. Dampak psikologis

Timbul berkaitan dengan kemampuan jiwa lainya, karena

keadaan mental yang labil akan menghambat proses kejiwaan

dalam tanggapan terhadap tuntutan sosiologis.

c. Dampak sosiologis

Karena ada hubunganya dengan kelompok atau individu

disekitarnya terutama keluarga dan saudara-saudaranya.

Kehadiran anak berkebutuhan khusus .dikeluarga suatu unit sosial

menganggap dengan hadirnya anak berkebutuhan khusus

merupakan musibah . kesedihan dan beban yang berat.semua

masalah dikeluarga tersebut merupakan dampak sosiologis yang

harus ditanggung oleh keluarga

4. Tunanetra

a. Pengertian Tunanetra

Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam

penglihatan. Tunatera dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan

yaitu buta total Blind dan Low vision. Menurut Kaufman dan

Hallahan adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau

akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi

memiliki penglihatan. Karena Tunantera memiliki keterbatasan

dalam indera penglihatan maka proses pembelajaran menekankan

pada alat indera yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran .

Tunanetra merupakan seseorang yang memiliki visus sentralis

6/60 lebih kecil dari itu. Atau setelah dikoreksi secara maksimal

penglihatanya tidak memungkinkan lagi mempergunakan fasilitas

pendidikan dan pengajaran yang biasa digunakan oleh anak normal /

orang awas.

Page 49: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

30

b. Penyebab Tunanetra

Penyebab ketunanetraan sangat bervariasi tergantung lokasi

geografis,status sosioekonomi dan usia. Secara umum sebetulnya

bias di cegah dan diatasi. Trachoma merupakan penyebab utama

timbulnya kebutaan di negara-negara berkembang, Banyak

organisasi yang berhubungan dengan kesehatan mempunyai program

pencegahan kebutaan Mereka bekerja di perkampungan dan daerah-

daerah miskin dengan tujuan untuk memberikan penyuluhan kepada

masyarakat tentang kebersihan ,kesehatan, dan akses untuk

memperoleh pengobatan. Diabetes Glaucoma dan katarak

merupakan penyebab umm kebutaan dinegara-negara barat.

Hal ini terjadi karena usia harapan hidup mereka lebih panjang

dari generasi sebelumnya, usia berhubungan dengan penurunan daya

penglihatan. Ketika bekerja melalui kornea, bagian ini jernih dan

transparan menutupi bagian depan dari mata . kornea berbentuk

cembung dan memberikan perlindungan terhadap bola mara bagian

dalam. kornea membantu memfokuskan gambar yang di sampaikan

ke otak. Apabila kornea rusak, apakah diakibatkan oleh kecelakaan

atau penyakit dan tidak ditangani sehingg bagian dalam mata

terinfeksi, maka hal tersebut akan menyebabkan kebutaan yang

permanen dan mungkin buta total.

Setelah cahaya melewati kornea, kemudian akan masuk

kebagian berikutnya yaitu yang disebut bilik depan, bagian ini berisi

Aqueous humor (cairan Aqueou) Cairan ini membawa masuk gizi

dan membuang sampah yang ada di bagian belakang dari kornea.

Cairan ini berfungsi menjaga bentuk bola mata. Penyakit utama pada

cairan ini adalah yang disebut Glaucoma, yang dapat menyebabkan

hilangya ketajaman penglihatan atau lantang pandang. Siswa dengan

glaucoma biasanya disertai dengan sakit kepala dan memerlukan

waktu yang sering untuk beristirahat. Siswa mungkin juga

memerlukan perawatan dokter untuk menangani penyakit ini.

Page 50: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

31

Bagian berikutnya dari mata setelah melewati bilik depan adalah

iris iris ini berwarna, terdiri dari otot yang melingkar dan berfungsi

untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan

mengatur besar kecilnya ukuran pupil. Pupil adalah bagian yang

terbuka pada iris dimana cahay masuk ke dalam mata. Jika iris tidak

berfungsi dengan baik,maka fungsi control cahaya tidak ada, menyeb

abkan siswa menjadi Photophobic sensitive terhadap cahaya. Siswa

mungkin memerlukan kacamata atau alat untuk mengurangi jumlah

cahaya yang masuk ke retina , Bekerja dengan jarak dapat

menyebabkan rasa lelah dan kabur pada mata .Untuk siswa seperti

ini biasanya diperlukan latihan orientasi dan mobilitas .Guru harus

menyadari anak-anaknya yang mempunyai kelainan pada iris dan

hendaknya segera mereferalnya ke dokter.

Lensa bentuknya oval ,bening, dan transparan letaknya berada

dibagian belakang iris. Fungsi dari lensa adalah sebagai Filter dan

penyaring cahaya sebelum sampai ke bagian belakang dari mata.

Katarak merupakan pengeruhan yang terjdi pada lensa .biasanya

diakibatkan oleh kecelakaan atu usia. Anak –anak dengan katarak

bawaan biasanya dioperasi jika memungkinkan operasi ini dilakukan

mungkin untuk memberikan kemungkinan perkembangan

penglihatan yang lebih baik Apabila lensa tidak ada, maka mata akan

kelihatan datar d an cahaya tidak akan dapat tersaring seacar

sempurna, Anak mungkin akan sensitif terhadap cahaya dan akan

mengeluh Karen pencahayaan. Cahaya redup diperlukan untuk anak

seperti ini. Mungkin diperlukan waktu tambahan untuk beralih dari

satu pekerjaan pekerjaan lainya untuk menyesuaikan terhadap

perubahan cahaya. Katarak biasanya diasosiasikan dengan Down

Syndrome dan Rubella.Berikut ini adalah beberapa contoh kondisi

penglihatan dari sekian Banyak kasus yang dapat mempengaruhi

penglihatan :

Page 51: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

32

• Starbismus adalah otot-otot mata tidak dapat menahan

kedua bola mata pada posisi yang sejajar

• Amblyopia adalah sebelah mata tidak dapat berkembang

penglihatanya hilang penglihatanya sebagai akibat dari

strabismus

• Cataract adalah pengeruhan pada lensa sehinhha tidak

dapat meneruskan cahaya secepat tepat ke retina

• Aniridia tidak ada iris, sehingga terlalu banyak cahaya

masuk ke mata .

• Cortical visual impairment Kerusakan pada otak yang

berhubungan dengan penglihatan sehingga gambar yang

diterima oleh mata tidak dapat ditafsirkan dengan benar.

c. Karakteristik Anak dengan Ketunanetraan

Bayangkan ketika anak seorang dengan penglihatan yang normal

dapat dengan mudahn bergerak di lingkunganya, menemukan maian

dan beramian , serta melihat dan meniru orang tuanya dalam

aktivitas sehari-hari. Anak –anak tunanetra kehilangan saat –saat

belajar kritis seperti itu, yang mungkin akan berdampak terhadap

perkembangan belajar, keterampilan sosial dan perilakunya.

a. Karakteristik Kognitif Ketunanetraan secara langsung

berpengaruh pada perkembangan dan belajar dalam hal yang

bervariasi Lowenfeld mengambar kan dampak kebutaan dan low

vision terhadap perkembangan kognitif .

b. Karakterstik Akademik Dampak ketunentraan tidak hanya

terhadap perkembangan kognitif, tetapi juga berpengaruh pada

perkembangan keterampilan akademik, khususnya dalam bidang

membaca dan menulis Sebagai contoh, ketika anda membaca

atau menulis anak tidak perlu memperhtaikan secara rinci bentuk

huruf atau kata, tetapi bagi tunentra hal tersebut tidak bisa

dilakukan ka rena ada gangguan pada ketajaman

penglihatanya. Anak-anak seperti itu sebagai gantinya

Page 52: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

33

mempergunakan berbgai alternatif media atau alat untuk

membaca dan menulis, sesuai dengan kebutuhan masing-masing

Mereka mungkin mempergunakan braile atau huruf cetak dengan

berbagai alternatif ukuran, dengan asesmen dan pembelajaran

yang sesuai, anak tunantera tanpa kecacatan tambahan dapat

mengembangkan kemampuan membaca dan menulisnya seperti

teman-teman lainya yang dapat melihat.

c. Karakterstik sosial dan emosional Bayangkan keterampilan

sosial yang biasa anda lakukann sehari-hari sekarang ini.

Apakah seseorang mengajarkan kepada anda bagaimana anda

harus melihat kepada lawan bicara anda ketika anda berbicara

dengan orang lain.

d. Dampak ketunanetraan

Aktivitas manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar

akan efektif apabila mengikutsertakan alat-alat indra yang di milik,

seperti penglihatan, pendengaran, perbaan, pembau, pengecap. Baik

dilakukan seniri-sendiri maupun bersama-sama. Dengan

pemanfaatan beberapa alat indra secara simultan

memudahkanseseorang melakukan apersepsi terhadap peristiwa atau

objek yang diobservasi ,terutama untuk membentuk suatu pngertian

yang utuh.

Dengan terganggunya salah satu atau lebih alat indranya

(penglihatan,pendengaran, pengecap, pambau, maupun peraba).

Niscaya akan berpengaruh terhadap alat indra yang lain. Pada

giliranya akan membawa konsekuensi tersendiri terhadap

kemampuan dirinya berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Contoh,

kasus yang terjadi pada anak tunanetra. Dengan kehilangan sebagian

atau keseluruhan fungsi penglihatan pada anak tunanetra akan

menimbulkan dampak negatif atas kemampuanya yang lain,

kemampuan mendayagunakan kemampuan fisik yang lainya, seperti

Page 53: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

34

pengembangan fungsi psikisi dan penyesuain

sosial.(Efendi,2006,hal.34-37).

5. Huruf Braille

a. Pengertian Huruf Braille

Huruf Braille adalah sistem penulisan sentuh yang digunaakan oleh

kaum tunanetra. Sistem ini di ciptakan oleh seorang Perancis yang bernama

Louis Braille yang buta di sebabkan kebutaan waktu kecil, tulisan ini

dinamakan huruf Braille. Melalui perjalanan yang panjang tulisan Braille

sekarang di akui efektifitasnya dan diteima sebagai tulisan yang di gunakan

oleh tunanetra di seluruh dunia. Selain itu Huruf Braille bukan saja sebagai

alat komunikasi bagi para tunanetra tetapi juga sebagai represntasi suatu

kompetensi, kemandirian, dan juga persamaan. ( Sunanto, 2005, hal. 24).

Simbol Braille merupakan salah satu alat belajar dan berkomunikasi

tunanetra yang sangat penting, dengan simbol-simbol Braille

memperlancarkan proses belajar mengajar tunanetra. Huruf-huruf Braille

menggunakan kerangka penulisan seperti domino. Satuan dasar sistem

tulisan ini di sebut sel Braille, di mana tiap sel terdiri dari enam titik timbul,

tiga baris depan dua titik . Keenam titik tersebut dapat disusun sedemikian

rupa hingga menciptakan 64 macam kombinasi Huruf Braille dibaca dari

kiri ke kanan dan dapat melambangkan abjad, tanda baca, angka , t anda

musik, simbol matematika dan lainya . Ukuran huruf Braille yang umum di

gunakan adalah dengan tinggi sepanjang 0.5 mm, serta spasi horizontal dan

vertikal antar titik dalam sel sebesar 2.5. (Sunanto, 2005, ha l.25-16).

Menurut Munawir Yusuf(1996:09) Huruf Braille adalah serangkaian titik

timbul yag dapat dibaca dengan perubahan jari oleh tunanetra . Braille

bukanlah bahasa tetapi kode yang memungkinkan bahasa seperti bahsa

indonsia, ingrris, jerman, dan lain-lain dibaca dan ditulis.

Page 54: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

35

b. Penulisan Huruf Braille

Pada tahun 1974, Buku Pedoman Menulis Braille Menurut Ejaan Baru

yang disempurnakan telah berhasil di susun dan di terbitkan oleh

Depertemen Pendidikan dan kebudayaan proyek pembinaan luar biasa di

jakarta. Menurut Mendiknas RI ( 2000: 2). Braille terdiri dari sel yang

mempunyai 6 titik yang diberi nomor seperi berikut.

aa

c. tanda angka

angka dalam huruf Braille diambilkan dari 10 a bjad

pertama braille yaitu dari a sampai j yang terlebih dahulu di

beri tanda angka, yaitu titik {3-4-5}

d. Tanda-tanda baca

jadi huruf br aille berbeda dengan huruf bi asa yang di

tonjolkan.huruf ini menggunakan kombinasi dari enam tempat

titik timbul dengan nomerisasi yang telah ditentukan.masing-

masing huruf atau simbol 33 memilki kombinasi titik yang

Page 55: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

36

berbeda dengan yang lain. Seperti yang terlihat pada contoh di

atas,huruf ‘b’memiliki kombinasi titik nomor 1-2, sedangkan

huruf ‘c’walaupun sama-sama memiliki 2 buah titik namun

kombinasi titiknya adalah nomor 1-4.

Penggunaan huruf braille bagi seorang tunanetra tidak saja

untukmembaca tetapi juga dapat menuliskan apa yang di pikir

serta emudian membaca nya kembali. Ketika menggunakan

huruf braille ada beberapa hal yang harus di catat{Munawir

Yusuf,1996:100}.

a.Terdapat perbedaan penggunaan huruf unt uk orang tunanetra

dan orang awas.

b.Huruf braille memerlukan waktu yang lebih dalam

menuliskannya dan memerlukan tempat lebih bnayak.

c.Tida dapat diperkecil dan memerlukan tehnik khusus untuk

membaca huruf braille.

Menurut Munawir Yusuf {1996: 103} huruf-huruf braille

disusun berdasarkan pola enam titik timbul dengan posisi tiga

vertikal dan titik horisontal {seperto pola kartu domino}.titik-titik

tersebut diberi nomor tetap 1,2,3,4,5,6 pada posisi sebagai berikut

Susunan titik-titik huruf braille cara baca untuk keperluan

membaca,titik timbul positif yang dibaca.cara membaca seprti pada

umumnya yaitu dari kiri ke kanan.titik satu pada penulisan braille

terdapat pada titik sebelah kiri atas.posisi titik braille adalah posisi

huruf braille yang terdiri dari satu atau kombinasi beberapa titik

tersebut.dengan bantuan dari nomor setiap titik,maka suatu huruf

dapat di nyatakan dengan menyebutkan nomor titik-titiknya.

Page 56: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

37

6. Program khusus Tunanetra

a. Pengertian Orientasi

Orientasi adalah proses penggunaan indera-indera yang masih berfungsi

untuk menetapkan posisi diri dan hubungannya dengan objek-objek yang ada

dalam lingkungannya. Orientasi itu mencari informasi untuk menjawab

pertanyaan: (1) di mana saya berada? (2) di mana tujuan saya? dan (3)

bagaimana saya bisa sampai tujuan? Orientasi melibatkan proses kognitif yang

dimulai dari proses persepsi, analitik, seleksi, perencanaan dan pelaksanaan.

Proses asimilasi data dari lingkungan yang diperoleh melalui indera-indera

yang masih berfungsi seperti penciuman, pendengaran, perabaan, persepsi

kinestetis, atau sisa penglihatan. Proses analitik merupakan pengorganisasian

data yang diterimake dalam beberapa kategori berdasarkan ketetapannya,

keterkaitannya, 35 keterkenalannya, sumber, jenis dan intensitas sensorisnya.

Proses seleksi merupakan pemilihan data yang telah dianalisis yang dibutuhkan

dalam melakukan orientasi yang dapat menggambarkan situasi lingkungan

sekitar. Proses perencanaan merupkan perencanaan tindakan yang akan

dilakukan berdasarkan data hasil seleksi sensoris yang sangat relevan untuk

menggambarkan situasi lingkungan.Proses melaksanakan hasil perencanaan

dalam suatu tindakan. Kelima proses kognitif itu akan efektif jika anak

tunanetra memiliki pengetahuan/knowledge) dan pemahaman/Comprehension)

terhadap hal hal khusus sebagai berikut.

1) Landmarks (ciri medan)

Setiap benda, suara, bau, suhu, atau petunjuk taktual yang mudah dikenali,

menetap, dan telah diketahui sebelumnya, serta memiliki lokasi yang permanen

dalam lingkungan.

2) Clue (petunjuk)

Setiap rangsangan suara, bau, perabaan, kinestetis, atau visual yang

mempengaruhi penginderaan yang dapat segera memberikan informasi kepada

siswa tentang informasi penting untuk m enentukan posisi dirinya atau sebagai

garis pengarah

Page 57: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

38

3) Indoor Numbering System (sistem penomoran di dalam ruangan) Pola dan

susunan nomor-nomor ruangan di dalam suatu bangunan.

4) Measurement (pengukuran)

Tindakan atau proses mengukur. Mengukur merupakan suatu keterampilan

suntuk m enentukan suatu dimensi secara pasti atau kira-kira dari suatu

benda atau ruang dengan mempergunakan alat.

5) Compass Directions (arah-arah mata angin)

Arah-arah mata anginadalah arah-arah tertentu yang ditentukan oleh

medan magnetik dari bumi. Empat arah pokok ditentukan oleh titik-titik

yang pasti, dengan interval 90 derajat setiap sudutnya. Keempat arah

tersebut adalah utara, timur, selatan, dan barat.

6) Self Familiarization (pengakraban diri)

Proses pengakraban diri merupakan aktivitas khusus sebagai upaya untuk

memadukan kelima komponen orientasi dan menunjukkan saling

keterhubungannya. Kelima 36 komponen orientasi merupakan dasar dari

proses pengakraban diri. Kelima komponen tersebut adalah: arah mata

angin, pengukuran, clue, landmark, dan sistem penomoran.

b. Mobilitas

Mobilitas adalah kemampuan, kesiapan, dan mudahnya bergerak dan

berpindah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Mobilitas juga berarti

kemampuan bergerak dan berpindah dalam suatu lingkungan ke

lingkungan yang lain. Mobilitas amat berkaitan dengan kesiapan fisik.

Kesanggupan mobilitas amat ditentukan oleh kemampuan orientasi.

Kekuatan orientasi akan berdampak pada jangkauan mobilitas anak

tunanetra

c. Orientasi dan mobilitas

OM adalah satu kemampuan, kesiapan dan mudahnya bergerak dari

satu posisi/tempat ke satu posisi/tempat lain yang dikehendaki dengan

baik, tepat, efektif, dan selamat.

Page 58: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

39

d. Keterampilan social

Keterampilan social mencakup keterampilan untuk hidup,

bekerjasama, mengntrol diri, sosialisasi dengan orang lain. Ketermpilan

social untuk tunanetra dalam modul ini akan lebih banyak membahas

keterampilan social yang berkaitan dengan life skill atau kecakapan hidup

yang harus dimiliki untuk bekal hidup untuk diri sendiri maupun untuk

orang lain.

e. Keterampilan komunikasi

Keterampilan sosial adalah keterampilan seseorang untuk

mempertahankan tujuan pribadi yang hendak dicapai dengan hubungan

baik dengan orang lain dengan cara yang dapat diterima secara

sosial.(Subgya,2018,hal.15)

B. Studi Relevan

Sepanjang yang peneliti ketahui bahwa telah ada beberapa penelitian

sebelumnya yang mengangkat tema yang menyerupai tentang isi dalam

penelitian ini. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara

lain:

1. Skripisi yang ditulis oleh Muhammad Rifai tahun 2016 IAIN Purwokerto

dengan judul “pembentukan karakter a nak berkebutuhan khusus

tunanetra melalui seni musik di SLB kuncup mas banyumas “. Pada

penelitian ini memfokus pada pembentukan karakter anak berkebutuhan

khusus tunanetra dalam seni musik. Hasil penelitian ini dapat mengetahui

bagaimana cara membentuk karakter anak tunanetra di seni

musik. Dalam penelitian ini sama-sama membahas anak tunanetra akan

tetapi peneliti lebih memfokus pad proses pembelajaran tematik anak

tunantera di sekolah luar biasa kota jambi

2. Skripsi yang ditulis oleh Umi Aisyah tahun 2014 Universitas islam

negeri Sunan kali jaga Yogyakarta dengan judul “Strategi layanan

bimbingan konseling bagi siswa Tunanetra Mts yaketunis Yogyakarta”.

Pada penelitian ini memfokus pada Strategi layanan dan bimbingan

terhadap anak berkebutuhan khusus. Hasil penelitian ini menyimpulkan

Page 59: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

40

bahwa straetgi dan layanan mencakup beberapa komponen dalam

memberi layanan kepada anak tunanetra yaitu,layanan dasar,layanan

kelompok dll. Dalam penelitian ini tentu adanya perbedaan dan

persamaan dengan penelitia ambil, perbedaanya yaitu peneliti

memfokuskan bagaimana prose pembelajaran tematik anak tunanetra di

SLB ,sedangkan ia memfokuskan pada strategi dan layanan anak

tunanetra di mts. Persamaanya yaitu sama-sama meneliti terhadap anak

tunanetra.

3. Skripsi yang ditulis oleh Siti Masitoh tahun 2015 Institut agama islam

negeri Salatiga dengan judul “Sistem pembelajaran pendidikan agama

islam dan problematika yang di hadapi guru dalam pembelajaran pada

siswa Tunanetra di SMPLB Wantuwirawan“. Pada penelitianya

menunjukan focus pada problematika gudu dalam pembelajaran agama

islam di siswa tunanetra di SMPLB .Sedangkan Peneliti sendiri focus

pada problematika pembelajaran tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB)

Kota Jambi. Adapun persamaan dan perbedaanya dalam penelitian ini

yaitu sama-sama meneliti pada anak tunanetra, sedangkan perbedaanya

peneliti memfokus pada proses pembelajaran tematik anak tunanetra di

SLB kota jambi, sedangkan ia meneliti memfokus pada proses

pembelajaran pendidikan agama islam di SMPLB.

4. Skripsi yang ditulis oleh Ginanjar Rahmat tahun 2017 de ngan judul

“Penyesuaian diri anak berkebutuhan khusus tunanetra di SLB

Baktipura Ngais“. Penelitianya menunjukkan fokusnya dalam hal

bagaimana penyesuaian dirinya terhadap teman yang lain agar bisa

berinteraksi dengan lingkungan yang lainya. Sedangkan peneliti

sendiri meneliti bagaimana problematika proses pembelajaran anak

Tunanetra . Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti

pada anak berkebutuhan khusus tunanetra di SLB, sedangkan

perbedaanya yaitu peneliti memfokus pada proses pembelajaran

tematik. Ia meneliti tentang penyesuain diri anak berkebutuhan khusus

tunanetra.

Page 60: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif ini bermaksud memahami fenomena apa

yang dialami oleh subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan

pendidikan kualitatif karena dalam melakukan tindakan kepada subyek

penelitian yang sangat diutamakan adalah mengungkapkan makna, yakni

makna dan proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan motivasi,

kegairahan dan prestasi belajar melalaui tindakan yang dilakukan.

Pendekatan ini juga digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)dimana peneliti adalah

sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi.

(Sugiono, 2009, hal. 15).

Metode yang digunakan oleh peneliti adalah Metode studi kasus

adalah meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada dalam

masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar

belakang ,keadaan, interkasi yang terjadi. Studi kasus dilakukan pada

suatu kesatuan sistem yang bisa berupa program , kegiatan , peristiwa, atau

sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi tertentu.

Page 61: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

42

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting dalam penelitan ini meliputi : tempat penelitian, dan waktu

penelitian sebagai berikut :

a. Tempat Penelitian

Penelitian kualitatif ini dilaksanakan di Sekolah Luar

Biasa (SLB) Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. Di

Kota Jambi mengenai proses Pembelajaran Tematik pada Anak

Berkebutuhan Khusus Tunanetra kelas IV

b. Waktu Penelitian

Penelitan dilakukan pada tahun ajaran 2019, yaitu di mulai dari

bulan januari 2019 d an waktu penelitan ini mengacu pada

kalender akademik sekolah.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah seseorang atau lapangan yang akan

dijadikan penelitian atau sumber yang dapat di teliti dengan metode

dialog sekaligus menjadikan data dalam penelitian. Subjek penelitian

ini yang dominan adalah guru pengajar Dikelas Tunanetra dan siswa.

Namun untuk memperoleh data yang akurat maka di perlukan juga

adanya pendiskusian dengan subjek yang lain seperti kepala sekolah,

dan waka kurikulum. Dalam pengambilan subjek, penelitian ini

menggunakan cara purposive sampling. Purposive sampling adalah

pengambilan sampel subjektif peneliti berdasarkan pada karakteristik

tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik

tertentu misal meneliti tentang pendidikan, maka peneliti harus

mencari sampel para ahli dalam pendidikan, sampel semacam ini

digunakan dalam penelitian kualitatif (Sugiono, 2009, hal. 9)

Berdasarkan pada pandangan di atas, maka pada dasarnya

kehadiran peneliti di sini di samping sebagai instrumen juga menjadi

faktor penting dalam seluruh kegiatan penelitian ini.

Page 62: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

43

C. Jenis dan Sumber data

a. Jenis Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sesuai

dengan tujuan penelitian yang peneliti lakukan dalam mengumpulkan

data yang berkaitan dengan kelengkapan data yang ingin diteliti, maka

di perlukan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder, data

tersebut yang meliputi:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Penelitian berhubungan

langsung dengan penelitian yang bersangkutan (Yamin, 2009, hal. 87).

Data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah:

a. Hasil wawancara dengan kepala sekolah, tentang problematika

proses pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus Tunanetra

kelas IVdi Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Jambi.

b. Hasil wawancara dengan guru pengajar pada anak berkebutuhan

khusus Sekolah Tunanetra kelas IV Luar Biasa (SLB) Kota

Jambi.

c. Hasil wawancara dengan siswa Tunanetra di Sekolah Luar Biasa

d. Solusi guru dalam mengatasi kendala Pada proses pembelajaran

tematik pada anak berkebutuhan khusus tunanetra kelas IV di

Sekolah Luar Biasa Kota Jambi.

2.Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti tetapi data yang sudah jadi dituangkan

dalam lapangan penelitian, misalnya data dari biro statistik, majalah,

koran, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. (Yamin, 2009,

hal. 87).

Page 63: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

44

a. Sejarah dan Geografis Sekolah luar biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi

b. Sarana dan Prasarana yang menunjang dalam proses

pembelajaran

c. Keadaan sekolah kepala sekolah, Guru dan siswa Sekolah luar

biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi

b. Sumber Data Penelitian

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

subjek penelitian darimana data di peroleh .sedangkan menurut

Suharsini Arikunto yang di maksud dengan sumber data adalah

subjek darimana data-data di peroleh. Sumber data yaitu

berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat melalui

wawancara sumber data peristiwa( situasi) yang didapat melalui

observasi. Dan sumber data dari dokumen di dapat dari instansi

terkait.” Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata –kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Jama’an Satori, Aan

komariah,2009. Hal.105).

Sumber data disini merupakan subjek dari mana data yang

diperoleh yaitu :

a. Sumber data berupa manusia ,yakni kepala sekolah ,guru dan

siswa

b. Sumber data berupa suasana ,dan kondisi proses pembelajaran

tematik

c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan ,arsip

dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan sekolah

,baik jumlah siswa dan sistem pembelajaran di sekolah .

Page 64: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

45

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini peneliti menggunakan, tiga macam teknik pengumpulan

data yaitu:

1. Observasi (Observation)

Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-

hari orang yang s edang diamati atau yang digunakan sebagai

sumber data penelitian. Yamin (2009) menyatakan bahwa “dalam

observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang dikerjakan

orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi

aktif dalam aktiivitas mereka” (hal. 79). Penelitian partisipatif ini

kemudian dikhususkan lagi menjadi partisipasi pasif (passive

participation) artinya peneliti datang ke tempat kegiatan orang

yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat

langsung terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta

pandangan mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru

dalam proses pembelajaran Pada anak berkebutuhan khusus

Tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Jambi dan juga

problematika yang dihadapi guru terhadap proses pembelajaran

Tematik pada anak berkebutuhan khusus Tunanetra kelas IV di

Sekolah Luar Biasa (SLB ) Kota Jambi. Observasi yang dilakukan

penulis dalam skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman

observasi yang disusun sebagai berikut:

a. Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah

laku, cara berfikir

b. sosial dan tempat lingkungan

c. Ekspresi saat wawancara

d. Bahasa tubuh saat wawancara

Page 65: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

46

2. Wawancara

Umar menyatakan wawancara adalah pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara semi terstruktur (semistructure interview) di mana

pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara

terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau

pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi

apa yang akan diperoleh (Umar, 2011, hal. 51). Dalam skripsi ini,

penulis menggunakan metode wawancara yang dilakukan kepada

subyek dengan menggunakan dokumntasi catatan lapangan.

Adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai berikut:

a) Latar belakang, lingkungan dan aktivitas pembelajaran pada

anak berkebutuhan khusus Tunanetra di Sekolah Luar Biasa

(SLB) Kota Jambi.

b) Berlangsungnya proses pelaksanaan Pembelajaran tematik pada

anak berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota

Jambi dan juga problematika Guru dalam menghadapi anak

berkebutuhan khusus Tunanetra kelas IV di Sekolah Luar Biasa

(SLB) Kota Jambi.

c) Solusi dalam menghadapi problematika pembelajaran anak

berkebutuhan khusus Tunanetra kelas IV di Sekolah Luar Biasa

(SLB) kota Jambi

Page 66: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

47

3. Dokumentasi (Dokcumentation)

Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal

seluk beluk penelitian baik berupa catatn. Transkip ,buku ,surat kabar

prasasti,majalah, agenda dan sebagainya .( Sugiono,2012, hal.138 ).

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang

bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di Sekolah Luar

Biasa (SLB) Kota Jambi, yang ada hubungannya dengan penelitian

tersebut. Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara

mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi,

administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini

dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip

dari lembaga yang di teliti. Adapun di dalam skripsi ini penulis

mengumpulkan data visi dan misi, tujuan, keadaan guru dan

karyawan, keadaan siswa, sarana dan prasarana, prestasi akademik

dan non akademik struktur organisasi. Foto atau gambar, penggunaan

foto dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang tidak

dapat ditemukan secara tertulis sekaligus menjadi pelengkap serta

bukti penelitian. Foto yang digunakan adalah foto yang dihasilkan

oleh peneliti di Sekolah luar biasa (SLB) Di Kota Jambi.

E. Teknik Analisis Data

Menurut iskandar Menganalisis data adalah suatu proses mengolah

dan menginterprestasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai

informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang

jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal analisis data peneliti

menggunakan teknik:

1. Reduksi Data

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan

sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan,

Page 67: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

48

mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo

dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi

yang tidak relevan. Adapun data yang direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui catatan

lapangan dan wawancara, kemudian data tersebut dirangkum, dan

diseleksi sehingga akan memberikan gambaran yang jelas kepada

penulis.

2. Penyajian Data

Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display

atau menyajikan data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam

bentuk teks naratif. Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik,

diagram, tabel dan bagan. Yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah data teks yang

bersifat naratif. Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori dan sejenisnya, tetapi yang paling sering digunakan adalah

teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini peneliti

menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan

dengan mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-

masing. Data yang telah didapatkan dari hasil wawancara, dari

sumber tulisan maupun dari sumber pustaka.

3. Kesimpulan/Verifikasi

Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila

tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data. (Sugiyono, 2009, hal.252). Kesimpulan dalam

Page 68: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

49

penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya

belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran

suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi jelas

setelah diteliti.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam Keabsahan merupakan konsep penting yang diperbarui dari

konsep keshahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut vesri

“passitivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan

paradigmanya sendiri. Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas

kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas),

keteralihan, kebergantungan dan kepastian. Masing-masing kriteria

tersebut mengguankan teknik pemeriksaan sendiri sendiri Kriteria derajat.

kepercayaan, (Yamin,2009, hal. 91). Pemeriksaan data didasarkan atas

kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan,

kebergantungan dan kepastian. Dalam peneliti ini peneliti mengecek

keabsahan data menggunakan teknik :

1. Meningkatkan Ketekunan

Teknik ini dimaksudkan untuk melakukan pengamatan

secara lebih cermat, penguji kredilitas dengan meningkatkan

ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh

catatan hasil peneliti dengan cermat (Sugiyono,2016,hal.371).

Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan dengan

membaca berbagai referensi buku maupun hasil peneliti atau

dokumentasi yang terkait dengan proses pembelajaran tematik

pada anak berkebutuhan khusus tunanetra kelas IV .

2. Kecukupan Referensi

Dalam kecukupan referensi peneliti menggunakan alat

bantu perekam, kamera atau video. Kecukupan referensi

membantu peneliti dalam wawancara kepada informasi dan

mengamati fenomena yang terjadi di lapangan sesuai dengan

Page 69: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

50

Fokus peneliti dengan mengambil gambar atau vidio. Dengan

data dan informasi yang diperoleh dapat di gunakan sebagai

dasar untuk menguji data ketika diadakan analisis data dan

penafsiran sehingga peneliti tidak lagi mengalami kesulitan

ketika menyusun laporan dari peneliti tersebut.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data atau

pembanding data. Triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah

ada (Sugiyono,2016,hal.330). Peneliti mengumpulkan data

sekaligus menguji kredibiltas data yaitu mengecek data dari

berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan

data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber

yang sama. Teknik triangulasi yang digunkana dalam penelitian

ini yaitu:

a. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek

data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber

(Sugiyono,2016,hal.373). Dalam hal ini peneliti

berusaha membandingkan data dari hasil wawancara

guru, kepala sekolah dan siswa tunanetra kelas IV.

b. Triangulasi Teknik dilakukan untuk menguji kredilitas

data yang dilakukan dengan teknik yang berbeda

( Sugiyon,2016,hal,373). Dalam hal ini penelitian ini

berusaha membuktikan data hasil observasi,wawancara

dan dokumentasi.

Page 70: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

50

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Lokoasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di SLB Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH berdiri sejak tahun 1982 a tas prakarsa Ketua Dharma

Wanita Provinsi Jambi, Ibu Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,

SH. seorang guru besar Universitas Gajah Mada dan juga Istri dari

Gubernur Jambi 2 pe riode tahun 1970 sd. 1989. SLB diresmikan

langsung oleh ibu Tien Soeharto pada tanggal 4 April 1984.

Pengelolaan dari segi kelembagaannya diserahkan kepada Dharma

Wanita Propinsi Jambi, sedangkan pengelolaan dari segi edukatifnya

oleh Dinas Pendidikan Propinsi Jambi dan dibantu oleh instansi-

instansi lainnya. Sekolah Luar Biasa (SLB) secara resmi dengan

persetujuan DPRD Propinsi Jambi tanggal 3 N opember 1982

No.14/kpts/Dprd/1982, diberi nama “Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof.

Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH“. Nama ini diberikan dengan

maksud untuk menghormati jasa Almarhumah Ibu Prof. Dr. Sri

Soedewi Masjchun Sofwan, SH. atas jasa almarhumah yang telah

memprakarsai berdirinya lembaga pendidikan yang bersifat

kemanusiaan, juga untuk kemajuan di daerah provinsi Jambi.

Awalnya, sejak berdiri sampai tahun 2004 SLB beralamat di Jl. Letjen

Suprapto no. 35 s amping RS. Umum Raden Mattaher Jambi. Namun

sejalan perkembangan dan bertambahnya jumlah siswa, sejak tanggal

29 Nopember 2004 akhirnya pindah ke lokasi baru yang terletak di Jl.

Depati Parbo Telanaipura Kota Jambi.

Page 71: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

51

2. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH Kota Jambi

NPSN :10504944

Status Sekolah :Swasta

Status Akreditasi : A

Status kepemilikan : Pemerintah Daerah

Sk Pendirian sekolah :122110/fc-1994

Tanggal sk pendirian : 02-9-1994

Alamat Sekolah : Jln. Depati Purbo, Rt. 11

Kelurahan : Pematang Sulur Kecamatan : Telanai Pura Kabupaten : Kota Jambi Provinsi : Jambi Waktu Belajar : Pagi Hari

Tahu Berdiri : 1982

Bangunan Sendiri : Milik Sendiri

3. Visi dan Misi Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH Kota Jambi

1. Visi

Terwujudnya manusia yang bertaqwa, terampil, mandiri, dan

cinta lingkungan

2. Misi

1) Menanam nilai keimanan melalui pendidikan moral dan agama

2) Mengoptimalkan kompetensi akademik sesuai dengan potensi

yang dimiliki

3) Mengembangkan berbagai keterampilan sesuai dengan bakat

dan minat peserta didik

4) Menerapkan kecakapan hidup untuk kemandirian di

masyarakat

Menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan sehingga

terwujud lingkungan yang bersih, indah dan nyaman

Page 72: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

52

Guru Kelas/Wali Kelas/Guru Bidang Studi Guru Kelas/Guru Bidang Studi

4. Struktur Organisasi SLBN Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan SH Kota Jambi

Dadang Mulyana M.Pd

Kepala Sekolah

Komite AHLI Koperasi Sekolah

Suhaidi S.Pd

Bendahara

Suhaidi S.Pd

Bendahara

Suratman S.Pd

Sarpras

Karsim S.Pd M.Pd

Waka Kurikulum

Budi Prasetyo S.Pd

Waka Kesiswaan

Vaomal Basyar S.Pd

Sosial & Humas

Muslih S.Pd

Kerohanian

Tri Daswati S.Pd

Tunanetra

Andam Litasari S.Pd

Tunarungu

Supriyanto S.Pd

Tunagrahita

Masnatita S.Pd

Tunadaksa

-

Tunalaras

Titin Yuniasih S.Pd Autis

Nyismas Nilawati S.Pd

Korsatdik TKLB

Sumarsih S.Pd

Korsatdik SDLB

Hendri Mariza S.Pd

Korsatdik SMPLB

Mukh. Jamadi S.Pd

Korsatdik SMALB

Page 73: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

50

6. Data Siswa

SLBN "PROF. DR. SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN,SH JAMBI

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

BULAN : November 2018

No Satuan Kelas

A B C C1 D D1 F JUMLAH

Pendidikan L P J L P J L P J L P J L P J L P J L P J L P J

1 TKLB 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 SDLB 1 0 0 0 1 1 2 2 2 4 5 3 8 0 0 0 0 2 2 2 0 2 10 8 18

2 0 0 0 4 3 7 2 1 3 5 3 8 0 0 0 2 1 3 3 0 3 16 8 24

3 0 0 0 1 2 3 5 4 9 3 3 6 0 0 0 0 2 2 4 0 4 13 11 24

4 1 1 2 6 1 7 4 4 8 9 2 11 0 0 0 1 1 2 4 0 4 25 9 34

5 2 0 2 8 2 10 7 6 13 8 3 11 0 0 0 0 0 0 9 1 10 34 12 46

6 1 0 1 5 2 7 2 3 5 6 4 10 0 0 0 4 4 8 3 0 3 21 13 34

JUMLAH 4 1 5 25 11 36 22 20 42 36 18 54 0 0 0 7 10 17 25 1 26 119 61 180

3 SMPLB 1 1 0 1 3 2 5 7 3 10 2 4 6 0 0 0 3 2 5 0 0 0 16 11 27

2 1 1 2 2 5 7 11 6 17 1 6 7 0 0 0 3 3 6 0 0 0 18 21 39

3 1 0 1 10 9 19 5 8 13 3 6 9 1 1 2 2 0 2 0 0 0 22 24 46

JUMLAH 3 1 4 15 16 31 23 17 40 6 16 22 1 1 2 8 5 13 0 0 0 56 56 112

Page 74: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

51

4 SMALB 1 2 0 2 8 10 18 15 3 18 3 7 10 0 0 0 3 0 3 0 0 0 31 20 51

2 1 0 1 4 8 12 6 4 10 5 0 5 0 0 0 4 0 4 0 0 0 20 12 32

3 0 0 0 6 11 17 9 0 9 5 2 7 1 0 1 2 3 5 0 0 0 23 16 39

JUMLAH 3 0 3 18 29 47 30 7 37 13 9 22 1 0 1 9 3 12 0 0 0 74 48 122

JUMLAH 1+2+3+4 12 114 119 98 3 42 26 249 165 414

Jambi, Januari 2019 Plt. Kepala Sekolah Dadang Mulyana, S.Pd, M.Pd NIP. 19640525 198610 1 001

Page 75: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

50

7. Data Guru

No Nama L/P TEMPAT TGL LAHIR

IJAZAH JUR

THN NUPTK TERAKHIR LLS

1 Dadang Mulyana, S.Pd, M.Pd L Pangucekan, 25 Mei 1964 S2 Teknologi Peddk 2015 5857-7426-4320-0042 2 Solbi, S.Pd, M.Pd L Belitang OKU, 16 Oktober 1969 S2 Teknologi Peddk 2011 1348-7476-4920-0013 3 Triyono,S.Pd.M.Ed L Boyolali, 01 Oktober 1963 S2 PLB 2009 3333-7416-4720-0003 4 Sumarsih,S.Pd P Kulon Progo, 01 Agustus 1963 S1 BK 2007 1133-7416-4230-0023 5 Sri Mumpuni,S.Pd P Jakarta, 28 Januari 1964 S1 PLB 1984 7460-7426-4230-0002 6 Suratman,S.Pd L Sleman,04 Juni 1962 S1 OR 2004 2946-7406-4120-0012 7 Nurmellidar,S.Pd P Padang, 30 Mei 1963 S1 BK 2007 5862-7416-4330-0012 8 Hj. Sri Suryati,S.Pd P Jambi, 28 Februari 1970 S1 PLB 1993 3560-7486-5030-0022 9 Yaomal Basyar,S.Pd L Sumedang,01 Juni 1961 S1 BK 2001 4933-7396-4020-0012

10 Sri Handayani,S.Pd P Wonogiri, 28 Juni 1962 S1 PLB 1986 0948-7406-4330-0012 11 Hj. Risa Farida,S.Pd P Majalengka,14 Februari 1966 S1 PGSD 2011 1546-7446-4630-0022 12 Tridaswati,S.Pd P Padang, 03 Oktober 1965 S1 BK 2008 5435-7436-4630-0012 13 Andam Litasari,S.Pd P Jambi,02 September 1969 S1 PGSD 2010 3234-7476-4930-0023 14 Budi Surono,S.Pd L Bandung,29 Maret 1971 S1 PLB 1995 5661-7496-5020-0002 15 Hardalena, S.Pd P Kumun, 08 Februari 1964 S1 PGSD 1989 0504-7426-4330-0022 16 Budi Prasetyo,S.Pd L Sukabumi,09 Desember 1968 S1 PLB 1994 8541-7466-4820-0003 17 Karsim, M.Pd L Karawang,10 Januari 1968 S2 PLB 1994 0442-7466-4920-0022 18 Mukh.Jumadi,S.Pd L Semarang, 16 September 1967 S1 PLB 1995 8248-7456-4920-0003 19 Suhaidi,S.Pd L Semurup, 10 April 1967 S1 BK 2008 6742-7456-4820-0022 20 Sri Sadono,S.Pd L Sragen, 18 Agustus 1965 S1 BK 2008 3150-7436-4430-0023 21 Evi Maidahlena, S.Pd P Jambi, 07 Mei 1967 S1 PGSD 1989 8839-7456-4830-0012 22 Yarnida, S.Pd P Kerinci 10 Juli 1967 S1 PGSD 1990 5042-7456-4730-0033 23 Replianis,S.Pd, M.PdI P Kemantan, 02 April 1970 S2 PGSD 2013 6734-7486-5030-0022 24 Nyimas Nilawati,S.Pd P Jambi, 26 Desember 1963 S1 PGSD 2011 8558-7416-4330-0013 25 Ina Kesnaruta,S.Pd P Kerinci, 08 Oktober 1967 S1 PGSD 2011 1340-7456-4730-0023 26 Murniati,S.Pd P Sei Geringging, 01 September 1969 S1 PGSD 2010 7233-7476-5030-0013

Page 76: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

51

27 Ermanita, S.Pd P Jambi 30 May 1980 S1 Pertanian 2004 9862-7586-5930-0042 28 Masnarita,S.Pd P Jambi, 20 April 1969 S1 PGSD 2010 5752-7476-4930-0062 29 Verdiansyah,S.Pt L Jambi, 07 November 1982 S1 Peternakan 2007 0043-7606-6320-0023 30 Rts. Fatmawati,S.Pd P Jambi, 20 Mei 1988 S1 PGSD 2013 6852-7666-6730-0010 31 Erry Zaidah Luthfiyah,S.Hum P Lamongan,11 September 1983 S1 Bhs & Sastra 2005 6243-7616-6230-0073 32 Nurkhamid,S.Ag L Jepara,16 Februari 1969 S1 Syariah 1998 8548-7476-5120-0002 33 Supriyanto,S.Pd L Purworejo,30 Juni 1969 S1 BK 2009 7962-7466-4920-0012 34 Adi Kurniadi,SE L Jambi, 21 November 1977 S1 Ekonomi 2003 2453-7556-5520-0003 35 Gustira Mayasari,S.Pd P Jambi, 20 Agustus 1983 S1 Tata Boga 2006 0152-7616-6230-0073 36 Titin Yuniasih, S.Pd P Cilacap,06 Juni 1976 S1 BK 2004 3938-7546-5623-0162 37 Sabar Widodo, S.Pd L Klaten,28 Oktober 1988 S1 PORKES 2014 3360-7666-6920-0003 38 Ari Kusumaratri,A.Md.TW P Jakarta,20 November 1971 D3 Terapi Wicara 1999 - 39 Hendri Mariza,S.Pd L Solok,07 Juli 1987 S1 PLB 2010 2039-7656-6613-0223 40 Lia Herliani, S.Sos P Sumedang,20 Mei 1985 S1 Sosial 2007 8852-7636-6423-0222 41 Nana Triana, S.Pd P Jambi,02 Mei 1990 S1 BK 2013 4834-7686-6923-0042 42 Endang Purwanti, A.Md P Jambi,05 April 1977 D3 Manajemen & info 1999 3737-7556-5630-0090 43 Rama Yulianti S, S.Kom P Muara Bungo, 03 Juli 1981 S1 Komputer 2006 9035-7596-6030-0013 44 Erita Sapitri,S.Pi P Jambi, 09 September 1980 S1 Perikanan 2005 7241-7586-5930-0073 45 Della Murniati, A.Md P Jambi 14 Januari 1981 D3 Keuangan 2004 9446-7596-6023-0122 46 Evi Lestari, S.Sn P Palembang07 Agustus 1976 S1 Seni Tari 2001 - 47 Muslih, S.Pd L Bogor,04 September 1981 S1 PGSD 2013 4236-7596-6220-0003 48 Alfi Azizah, S.Pd P Jambi,30 Agustus 1985 S1 Tata Busana 2010 1162-7636-6423-0113 49 Citra Oktavini, S.Pd P Pasaman, 06 Oktober 1990 S1 PLB 2013 5338-7686-6923-0043 50 Dian Novitasari P Jambi,05 November 1984 SMA IPS 2003 4437-7626-6330-0083 51 Nenden Agustin, S.Pd P Muara Singoan,24 Agustus 1990 S1 PLB 2014 - 52 Endah Pratiwi P Jambi,29 Januari 1980 D2 PGTK Guru TK 2004 4461-7586-5923-0102 53 Syarifah Hidayati, S.Pd P Taba Penanjung,20 Mei 1989 S1 PLB 2013 5852-7676-6823-0072 54 Eka Pastiah, S.Pd P Sei Kelumpang,20 Oktober 1983 S1 PLB 2014 - 55 Angga Nikola Fortuna, S.Pd L Kerinci, 05 Februari 1991 S1 PLB 2014 - 56 Riszki Monica,S.Pd P Sarolangun,17 Januari 1985 S1 Bahasa Indonesia 2009 6449-7636-6422-0002 57 Mardhatillah, S.Pd P Padang, 10 September 1991 S1 PLB 2014 -

Page 77: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

52

58 Emi Yusnia, S.Pt P OKU Timur,6 Maret 1991 S1 Peternakan 2013 - 59 Septia Nela Sari, S.Sos P Jambi,22 September 1992 S1 Ilmu Pemerintahan 2014 - 60 Dina Junita, S.Pd P Jambi,12 Juni 1990 S1 BK 2013 - 61 Syafrina Maulana, S.Pd P Seleman,10 September 1991 S1 PLB 2013 - 62 Anita, S.Pd P Suko Berajo,26 Agustus 1989 S1 Bahasa Indonesia 2011 - 63 Ika Noor Hidayati, S.Sos P Jambi,27 Desember 1990 S1 Sosiologi 2000 - 64 Helda Desmayati, S.Pd P Jambi,27 Desember 1990 S1 Bahasa Indonesia 2014 - 65 Ayuningtyas Nurhastuti,S.Pd P Boyolali, 23 Januari 1993 S1 BK 2011 - 66 Nabila Muti Tanjung, S.Pd P Jambi,02 Juni 1993 S1 PLB 2015 - 67 Suci Jannati, S.Pd P Jambi,05 Maret 1993 S1 Bahasa Indonesia 2015 - 68 Elvi Kusnadewi, S.KM P Muara Kutur,13 Desember 1978 S1 Kes. Masyarakat 2005 - 69 Yudi Alfisah,S.Pd L Kampung Pandan,18 Mei 1988 S1 PLB 2014 - 70 Putri Rahmawati, S.Pd P Jambi,06 Agustus 1988 S1 Bahasa Inggris 2012 - 71 Adisyahputra Gultom, S.Pd L Bangko,24 Oktober 1992 S1 PLB 2016 - 72 Irma Fitriyani, S.Pd P Jambi,09 Desember 1990 S1 Seni Rupa 2015 - 73 Debbi Rihan Dwi Putri, S.Psi P Jambi,16 Desember 1992 S1 Psikologi 2015 -

74 Arie Pratiwi,S.Kom.I P Jambi,06 Mei 1990 S1 Bim. Penyuluhan Islam 2012 -

75 Siti Nurmala, S.Pd P Teluk Sialang,15 April 1984 S1 PGSD 2017 4747-7626-6330-0042 76 Hedia Rizki, S.Pd P Kerinci, 21 Januari 1995 S1 MTK 2016 - 77 Jessy Marantika, S.Pd P Padang, 07 Oktober 1994 S1 PLB 2016 78 Nicki Lia Triana S , S.Psi P Tanjab Timur,05 Oktober 1992 S1 Psikologi 2015 - 79 Heru Ramdani Gumay, S.Pd L Palembang,15 Mei 1987 S1 PLB 2015 - 80 Nurul Try Wahyu Ningsih,S.Pd P Jambi,18 Agustus 1994 S1 PLB 2017 - 81 Ria Maharani, S.Pd.I, M.Pd.I P Jambi,19 Juli 1991 S2 PAI 2015 - 82 Seri Herliani, S.Pd P Muaradua,05 Mei 1972 S1 Bahasa Inggris 1996 - 83 Lisa Pradina, S.Pd P Jambi,08 September 1995 S1 PORKES 2018 - 84 Septiawan Dwi Cahyo, S.Kom L Jambi,17 September 1985 S1 Teknik Informatika 2010 - 85 Nurhayati, S.Pd.I P Kuala Tungkal,07 Oktober 1984 S1 PAI 2006 - 86 Lilis Winarni, S.Psi P Suka Maju,10/01/1994 S1 Psikologi 2017 - 87 Nani Purwati, S.Pd P Jambi,02/02/1988 S1 Bahasa Indonesia 2011 - 88 Ebin Kurniawan, S.Pd L Lebak Bungur,12/12/1995 S1 PAI 2018 -

Page 78: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

53

89 Irpan S.Pd.I L Jambi,25/05/1988 S1 PAI 2010 -

Page 79: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

50

8. Sarana dan Prasarana

1 Ruang Kepala Sekolah 1 30 m2 V -

2 Ruang Wakil Kepsek 1 20 m2 V -

3 Ruang Yayasan 1 20 m2 V -

4 Ruang Kelas 48 20 m2 V -

5 Ruang Guru 1 70 m2 V -

6 Ruang Perpustakaan 1 54 m2 V -

7 Lapangan Upacara 1 30 m2 V -

8 Lapangan Basket /

Olahraga 1 400 m2 V -

9 Ruang Assesment dan

Terapi 2 600 m2 V -

10 Ruang Program

Khusus 3 42 m2 V -

11 Ruang Keterampilan 11 30 m2 V -

12 Ruang Tari 1 56 m2 V --

13 Ruang Koperasi dan

Waserda 2 56 m2 V -

14 Gudang 4 56 m2 V -

15 Toilet dan Kamar

Mandi 15 15 m2 V -

16 Studio Rekaman 1 5 m2 V -

17 Aula Pertemuan 1 63 m2 V -

18 Asrama 2 448 m2 V -

Page 80: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

51

19 Rumah Penjaga 1 150 m2 V -

20 Rumah Dinas Kepsek 1 54 m2 V -

NO

Jenis alat dan media pembelajaran Jumlah

Kondisi

Baik Rusak ringan

Rusak Berat

1 Komputer 26 unit 20 - 6

2 Laptop 12 unit 12 - -

3 LCD Proyektor 6 unit 4 - 2

4 Printer 8 unit 6 - 2

5 Tape Recorder /DVD Player 3 unit 3 - -

6 TV 6 Unit 5 - 1

7 CCTV 20 Unit 16 - 4

8 Werless 6 unit 6 - -

9 TOA 2 unit 2 - -

10 Mesin Jahit 12 unit 12 - 2

11 Mesin Bordir 2 unit 2 - -

12 Mesin Bordir Komputer 1 unit 1 - -

13 Peralatan Tata Boga 1 unit 1 - -

14 Peralatan Tata Kecantikan 1 set 1 - -

15 Peralatan Otomotif 1 set 1 - -

Page 81: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

52

16 Peralatan Bengkel Las 1 set 1 - -

17 Peralatan Pertanian

Peternakan

1 set 1 - -

18 Peralatan Pavingblok /

Konblok

1 set 1 - -

19 Peralatan band /musik 1 set 1 - -

20 Peralatan akuperasur 1 set 1 - -

21 Peralatan Tari 3 set 3 - -

9. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kualitas tamatan sekolah khusus dituntut untuk memenuhi standar

kompetensi dunia kerja. Salah satunya, selain mampu menguasai materi

keterampilan, siswa harus dapat berinteraksi dan aktif dalam hubungan sosial.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu alat pengenalan siswa pada

hubungan sosial. Di dalamnya terdapat pendidikan pengenalan diri dan

pengembangan kemampuan selain pemahaman materi pelajaran. Berangkat

dari pemikiran tersebut, di SLB Sri Soedewi diselenggarakan berbagai

kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ektrakurikuler di sekolah adalah

1. Pramuka

2. Olahraga

3. Musik / Band

4. Menari

5. Melukis

6. Pantomim

7. Kerohanian

10. Kurikulum Sekolah

Page 82: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

53

Kurikulum yang digunakan di SDLB ini adalah kurikulum 2013 y ang

dikemas dalam bentuk tematik. Pada dasarnya kurikulum yang digunakan di

SDLB ini sama dengan kurikulum di SD umum, hanya saja untuk kompetensi

dasar (KD) di SDLB lebih menyesuaikan terhadap kemampuan dari peserta

didiknya. Kompetensi dasar (KD) untuk anak SDLB lebih menyesuaikan

kepada ketunaannya, dan setiap ketunaan memiliki KD yang berbeda-beda.

Pada kurikulum di SDLB ini bukan anak yang menyesuaikan diri pada

kurikulum tapi kurikulum yang menyesuaikan pada kondisi anaknya. Misalnya,

KD untuk kelas 1 mampu berhitung 1-10, namun kenyataan dilapangan siswa

belum mengenal angka 1-10 tersebut. Maka tugas guru mengganti KD tersebut

untuk menyesuaikan terhadap kemampuan anaknya, kata mampu berhitung

bisa diganti dengan mengenal. Dan KD untuk setiap anak juga berbeda yang

disesuaikan dengan kemampuan anaknya. KD setiap anak tidak bisa disama

ratakan karena kemampuan setiap anaknya juga berbeda.Kalau si A sudah bisa

berhitung belum tentu si B juga sudah bisa berhitung. Kekurangan dari

penerapan kurikulum ini yaitu kompetensi dasar yang ditetapkan oleh

pemerintah kurang sesuai dengan kondisi anak dilapangan.

Gambar 4.1 Sekolah tampak dari Depan

(Sumber. Dokumentasi sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH ).

Page 83: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

54

Gambar 4.2 Halaman depan ruangan kelas Tunanetra sekolah luar biasa

Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH

(Sumber. Dokumentasi sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH )

B. Temuan khusus dan Pembahasan

1.Proses pembelajaran tematik pada anak berkebutuhan khusus

Tunantera di sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH. Di Kota Jambi

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

pendidik terkait dengan suatu materi agar dapat merubah tingkah laku dari

peserta didik itu sendiri . Pembelajaran yang dilakukan seharusnya ada

komunikasi atau timbal balik yang bagus agar pembelajaran menjadi

bermakna dan berhasil . A kan tetapi pembelajaran untuk anak tunanetra

berbeda dengan anak yang normal lain sehingga pembelajaran harus

benar-benar dilakukan oleh guru yang butuh kesabaran dalam menangani

dan memperhatikan anak tunanetra perlu pendekatan khusus. Seseorang

siswa yang mengalami gangguan pada penglihatan tidak bisa diberikan

pola pembelajaran seperti siswa-siswa pada umumnya.

Dalam proses pembelajaran tematik pada kelas Tunanetra guru

memberikan bimbingan. sesuai dengan kemampuan atau tingkatan-

Page 84: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

55

tingkatan masing-masing anak tunanetra Pembelajaran yang dilakukan

dengan mengunakan Huruf Braille. Huruf Braille adalah satu media / alat

yang sangat penting didalam proses pembelajaran anak tunanetra untuk

Membaca dan menulis ,huruf braille terdiri kerangka enam titik dua titik

ke kanan dan tiga titik ke bawah. Contohnya gambar dibawah ini

Gambar 4.3: 6 titik dan alat Reglet dan Stylus/Pena yang di gunakan saat

pembelajaran

Pada saat proses pembelajaran tematik tentunya berbeda saat

pengajarannya terhadap anak tunnetra dengan anak normal, disini guru

memiliki tugas yang berat menyesuaikan kemampuan anak ditambah lagi

dengan keterbatasannya tidak mampu melihat, jadi masing-masing anak

berbeda untuk pencapainya.

Menurut hasil wawancara yang telah diteliti peneliti dengan wali

kelas Tunanetra yang menjadi sumber data penelitian mengenai proses

pembelajaran tematik pada anak tunanetra .

“ Pada saat proses pembelajaran tematik siswa memang diajarkan huruf braille terlebih dahulu , karna huruf braille sangat penting bagi anak tunantera sebagai alat/ media dalam menerima materi pembelajaran, mereka diajarkan membaca dan menulis terlebih dahulu sebelum melangkah kemateri ataupun tema selanjutnya ,mereka benar-benar dibimbing dalam belajar huruf Braille tergantung kemampuan siswa dalam menanggapi atau menerimanya”. (Wawancara dengan ibu Tri Daswati, S.Pd wali kelas Tunanetra, Selasa 8 Januari 2019).

Dokumentasi mengenai proses pembelajaran tematik mengunakan Huruf

Braille di dalam kelas

Page 85: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

56

Gambar 4.4: Proses pembelajaran dalam kelas siswa dan guru

Berkaitan dengan kesiapan guru atau siswa dalam menerima kurikulum

2013 yang dikemas dalam bentuk tematik tentunya tidak lepas yang nama

sebuah RPP( Rencana pelaksanaan pembelajaran ) mengalami kendala

dalam merumuskan nya sesuai dengan kemampuan siswa di kelas

tunanetra ,disamping kemampuan yang berbeda ditambah lagi dengan

keterbatasan mereka dalam melihat.

“Kendala disini dalam sebuah RPP tentunya ada komponen-komponen yang terdiri dari kompetensi dasar salah satunya,seorang guru lebih bisa melihat dan menyesuaikan terhadap kemampuan dari peserta didiknya dan ketunaanya dan setiap ketunaan memiliki KD yang berbeda-beda, Misalnya kompetensi dasar (KD)nya berhitung di ganti dengan Mengenal angka atau Huruf Abjad dalam proses .”(Wawancara dengan ibu Tri Daswati, S.Pd wali kelas Tunanetra,Selasa 8 Januari 2019).

Dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari namanya komponen-

komponen yang mendukung suatu proses pembelajaran yaitu adanya peran

guru,Perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP),metode pembelajaran,

media pembelajaran sebagai berikut .

a. Peran Guru

Guru sangat berperan penting dalam proses pembelajaran,

khususnya pada anak tunanetra. Anak tunanetra sangat membutuhkan

pendekatan khusus dari seorang guru, guru disini memiliki tugas yang

sangat berat dalam membimbing, mengarahkan anak –anak tunanetra.

Page 86: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

57

Seperti halnya yang disampaikan oleh bapak dadang mulyadi sebagai

kepala sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,

SH. Di kota jambi.

“Peran guru disini sangat penting dalam mendorong pembelajaran siswa untuk meningkatkan keinginan siswa atau motivasi siswa untuk belajar ,membangkitkan semangat siswa dan guru disini memiliki tugas yang berat karna disini karakter anak-anaknya berbeda dengan anak pada umumnya ,disebabkan karna keterbatasan dalam penglihatanya .ada juga siswa yang cepat menangkap ada juga yang lambat dalam mengenal huruf braille ,jadi butuh kesabaran guru dalam menghadapi nya”.”( Wawancara dengan bapak Dadang Mulyana Selasa 8 Januari 2019).

Gambar 4.5:Guru mengarahkan siswa untuk belajar mengunakan

Huruf Braille

Berdasarkan Observasi ,wawancara,dokumentasi yang telah dilakukan

peneliti tentang peran guru terhadap anak tunanetra di sekolah

Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. di

kota jambi, dapat diketahui bahwa peran guru sangat penting dalam

mengarahkan, membimbing anak tunanetra untuk tetap semangat dan

mendapat hasil yang baik ketika dalam proses pembelajaran .

b. Perencanaan Pembelajaran

Page 87: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

58

Sebagai guru tentunnya harus mampu membuat perencanaan,

pelakasanaan serta mampu mengevaluasi peserta didik sehingga

tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.

Seperti wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terkait

dengan penyusunan perencanaan pembelajaran dengan guru wali kelas

tunanetra.

“Untuk saat ini disekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. di kota jambi berpedoman pada RPP yang modifikasi ,”. RPP modifikasi itu ya kita sesuaikan dengan kemampuan siswa tunanetra menyerhanakan materi saja,”. Cara membuatnya ya pas pembelajaran dari RPP biasa kita sesuaikan dengan kemampuan siswa dan keterbatasan mereka melihat ,disini mereka membutuhkan barang yang kongrit ( nyata) disekitarnya. ( Wawancara dengan ibu Tri Daswati, S.Pd wali kelas Tunanetra Selasa 8 Januari 2019,).

Program pembelajaran di sekolah ini di susun oleh guru sebagai

pedoman dilihat dari buku g uru dan buku siswa khusus tunanetra

dalam hal ini diketahui oleh kepala sekolah .dalam penyusunan RPP

modifikasi dibuat untuk masing-maasing anak tunanetra yang

materinya lebih disederhanakan lagi disesuaikan dengan karakter dan

kemampuan siswa.

c. Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan alat bantu pembelajaran yang

digunakan sesuai dengan tujuan dan isi materi pembelajaran

sebagai usaha untuk mempermudah menyampaikan informasi dari

sumber belajar kepada penerima informasi, dengan tujuan untuk

memperoleh hasil belajar yang lebih baik dalam kegiatan belajar-

mengajar. Dengan demikian maka seorang pendidik dalam

melakukan proses belajar mengajar harus dapat memilih antara

media yang cocok dengan materi yang akan diberikan kepada anak

Tunanetra . Media khusus untuk Tunanetra diantara yaitu Tulisan

braille, Miniature binatang atau hewan, Peta timbul, Puzzel

Page 88: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

59

buahan-buahan, Komputer atau laptop yang sudah dilengkapi

dengan screenreader (software pembaca layar).

Ibu Trisdaswati selaku wali kelas tunanetra mengatakan bahwa

media pembelajaran untuk kedua siswa tunanetra sebagai berikut .

“, Pada proses pembelajaran siswa kelas Tunanetra tidak bisa terlepas dari mengunakan Tulisan braille, serta buku-buku yang menggunakan huruf bra ille karna keterbatasan dalam penglihatan mengakibatkan informasi ,pesan materi yang disampaikan oleh guru berapa persen yang mereka terima, tentunya disini guru sangat berperan penting bagi anak tunanetra,butuh waktu dan kesabaran dalam mengajarkanya tergantung kemampuan mereka masing-masing dalam menerima”. Media yang digunakan pada saat pembelajaran seperti miniatur dan Audio visual benda yang dibawa kelas nak,”salah satu contohnya membawa minatur gajah,harimau, kambing dll. Karna mereka keterbatasan dalam penglihatan maka membawa miniaturnya dan siswa memegang miniaturnya guru menjelaskan ciri-ciri hewan / binatang tersebut nak itu salah satu contoh dalam proses pembelajaran . (Wawancara dengan ibu Tri Daswati, S.Pd wali kelas Tunanetra 11 januari 2019)

Pernyataan ini di pertegas juga oleh siswa-siswa di kelas Tunanetra Takwa dan Dini sebagai berikut :

“,Dalam proses pembelajaran tematik ada materi IPA tentang hewan-hewan jadi kami dikasih Miniature binatang atau hewan,kalau materinya buah-buahan ada miniatur bentuk buah-buahan yang diraba sesuai dengan materi yang disampaikan guru saat belajar.( Wawancara dengan siswa kelas IV tunanetra 11 Januari 2019 ).

Peneliti juga memperoleh informasi lain dari bapak Dadang

Mulyana selaku kepala sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH. di kota jambi yang mendukung pernyataan

dari kepala sekolah bapak dadang mulyana sebagai berikut .

“Memang media yang digunakan untuk siswa dikelas gunakan miniatur audio visual dalam proses pembalajaran guru juga mengunakan buku g uru dan siswa yang telah diberikan pemerintah untuk menunjang proses pembelajaran, tetapi belum semua media yang bisa di penuhi.”(Wawancara dengan bapak dadang mulyana, kepala sekolah, Selasa 8 Januari 2019,).

Page 89: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

60

Hasil observasi yang dilakukan peneliti juga didukung dengan

dokumentasi mengenai media pembelajaran salah satunya yang ada di

perpustakaan yaitu buku guru dan buku siswa.

Gambar 4.6: Media pembelajaran salah satunya yaitu buku

Gambar 4.7: Peneliti diajarkan mengunakan salah satu media pembelajaran

yang berbentuk miniatur hewan.

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi yang telah peneliti lakukan

dalam hal perencanaan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa guru membuat

RPP modifikasi yang disesuaikan dengan kemampuan siswa tunanetra dan

materinya lebih disederhanakan lagi.

Page 90: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

61

d. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan

untuk mempermudah dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa

sehingga mempermudah siswa tunanetra untuk menguasai materi.

Metode pembelajaran terdiri dari metode simulasi,demonstrasi,praktek

Metode yang digunakan untuk tunanetra memperhatikan 3 hal yaitu

penyampain, pengorganisasain dan pengolahan. Proses belajar dengan

peserta didik gangguan penglihatan dapat menggunakan metode

mengunakan huruf braille dan audio visual yang paling utama .Metode

utama dalam pembelajaran peserta didik tunanetra adalah ceramah salah

satunya, di didalam kurikulum 2013 pembelajaran dikemas dalam bentuk

pembelajaran tematik dengan mengunakan pendekatan 5 dan

pembelajaran berbasis ilmiah mendorong guru untuk menggunakan

model discovery,PBL, Project base learning .

Ibu Trisdaswati selaku wali kelas tunanetra mengatakan bahwa metode

pembelajaran untuk kedua siswa tunanetra sebagai berikut .

“Metode pembelajaran untuk anak tunanetra khususnya siswa yang bernama dini dan Takwa memang membutuhkan kesabaran dan pendekatan untuk mengajarkan mereka.untuk mengajarkan huruf braille membutuhkan media dan waktu yang bisa dikatakan lama tergantung kemampuan siswa ada yang cepat menerima materi ada yang lambat khususnya belajar huruff bra ille . Metode yang sering digunakan adalah ceramah lalu langsung memperagakan langsung dengan media yang ada disekitar seperti miniatur-miniatur,karna keterbatasan dalam melihat ”.(Wawancara dengan Tridaswati wali kelas, jumat 11 Januari 2019).

Pernyataan ini di pertegas lagi oleh salah satu siswa Tunanetra

kelas IV yang bernama Dini .

“dini masih butuh bimbingan dan arah khusus dalam belajar huruf Braille , karna dalam belajar huruf braille kita diajarkan mengenal huruf-huruf ,angka-angka terlebih dahulu kak,setelah itu baru kami masuk kematerinya , disini juga dini sebelumnya belum pernah sekolah ,masuk sekolah langsung

Page 91: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

62

kelas IV disebabkan usia dini sudah 12 t ahun ,jadi merasa kesulitan dalam proses pembelajaran belum ada pengalaman sebelumnya ”. ( wawancara dengan Dini ,siswa Tunanetra kelas IV jumat 11 Januari 2019).

Gambar : 4.8 : Peneliti wawancara dini dan takwa siswa tunanetra

kelas IV Mengenai belajar huruf Braille

Gambar 4:9 Siswa belajar mengunakan Huruf Braille

Peneliti juga memperoleh informasi dari taqwa siswa Tunanetra

kelas IV sebagai pendukung pernyataa dari Dini .

Page 92: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

63

“Dalam pembelajaran , kami memang diajarkan huruf bra ille , huruf braille itu terdiri dari 6 titik , jadi saya merasa kesulitan dalam belajar , karna saya pindahan dari kelas umum belum ada pengalaman sebelumnya,disini saya sangat membutuhkan bimbingan bu Tridaswati untuk mengajarkan kami ”.(wawancara dengan Taqwa,siswa Tu nanetra kelas IV jumat 11 Januari 2019).

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh

peneliti yang dapat disimpulkan bahwa memang adanya siswa yang

bernama Dini dan Taqwa ketika dalam proses pembelajaran

berlangsung sangat membutuhkan bimbingan guru kelas, karena

mereka berdua baru tahun ini baru menduduki atau masuk sekolah

luar biasa sebelumnya belum pernah. Contohnya siswa yang

bernama Dini sebelumnya ia belum pernah sekolah .dan Taqwa

pindahan dari sekolah umum. Sehingga guru membutuhkan

kesabaran dalam mengajarkan huruf braille membutuhkan waktu

yang cukup lama sesuia dengan kemampuan siswa saat proses

pembelajaran.

2. Kendala yang dihadapi guru pada pembelajaran tematik pada Anak

Berkebutuhan Khusus Tunanetra di Sekolah Luar Biasa

Dalam suatu pembelajaran tentu ada kendala yang di alami baik itu

kendala siswa, guru atau pun yang lain . Untuk itu peneliti juga menemukan

beberapa kendala berdasarkan observasi dan wawancara dengan pihak-pihak

terkait. Pada awal pembelajaran untuk kelas tunanetra membutuhkan yang

namanya sosok seorang guru, karna disini mereka bermasalah dalam

penglihatan siswa memang membutuhkan pendekatan khusus dalam proses

pembelajaran tidak semua guru bisa memahami karakter dan kemampuan

siswa tunanetra disini memang tugas guru berat. Saat proses pembelajaran

siswa diarahkan bagaimana mengenal huruf braille, memegang benda-benda

kongrit disekitar.

Page 93: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

64

Ketika peneliti turun ke lapangan peneliti menemukan beberapa kendala.

Adapun kendala tersebut adalah :

a. Kendala dari Guru

Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran

yaitu bertugas memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa

dalam kegiatan proses pembelajaran, guru juga dituntut agar

mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi

denga siswa di kelas.

Seperti halnya kendala yang disampaikan oleh bapak dadang

mulyana selaku kepala sekolah mengatakan kepada peneliti

sebagai berikut.

“Masih kurangya guru yang lulusan PLB (Pendidikan luar biasa), seharusnya yang mengajar anak berkebutuhan khusus (ABK ) itu harus lulus PLB di sekolah luar biasa ini.”( Wawancara dengan kepala sekolah dadang mulyana, kepala sekolah, Jumat 11 Januari 2019,).

Hal itu juga diungkapkan oleh guru kelas tunanetra ibu Tridaswati

kepada peneliti mengunkapkan sebagai berikut .

“Kendala disini memang masih kekuarngan guru, seharusnya di dalam aturan anak berkebutuhan khusus seharusnya 1 orang guru memegang 2 orang siswa, Namun disini masih sangat minim guru terutama di kelas tunanetra, di tingkat SDLBnya ada 3 kelas terdiri dari kelas 4, kelas 5 kelas 6 saya merasa kelehan kadang dalam mengajarkan anak-anak tersebut karena bingung membagikan waktu jam belajar anak-anak”.(Wawancara dengan ibu Tridaswati, Jumat 11 Januari 2019).

Pernyataan ini senada yang disampaikan oleh siswa Tunanetra

kelas IV sebagai berikut

“Kami merasakan saat pembelajaran masih kurang memahami konsep materi yang disampaikan oleh guru,karena saat pembelajaran berlangsung ibu guru membagikan waktu dengan kelas lain,sehingga kami merasa diabaikan ,ini di sebabkan masih butuh guru kelas

Page 94: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

65

ditunanetra”. (Wawancara dengan Dini dan Takwa, Jumat 11 Januari 2019).

b. Kendala dari Siswa

Siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang

menempati posisi penting dalam proses pembelajaran karena siswa

sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita Mereka memerlukan

bimbingan dan pengarahan dalam proses pembelajaran yang

diperhatikan pertama kali adalah siswa, bagaimana keadaan dan

kemampuannya,baru setelah itu menentukan komponen-komponen

yang lainnya.

Seperti halnya yang disampaikan oleh Kepala Sekolah Bapak

Dadang Mulyana mengenai siswa Tu nanentra kelas IV Sebagai

berikut

“Kendala disini yang paling utama adalah Siswa, mereka keterbatasan dalam penglihatan, ini yang menjadi kendala sebenarnya saat proses pembelajaran memang butuh kesabaran guru dalam mengajar pada anak tunentra. Masih kurangya kesadaran orang tua untuk memasukan anak-anaknya ke sekolah luar biasa,sehingga di sini masih kurangya siswa”. (Wawancara denga Kepala sekolah bapak Dadang Mulyana 11 Januari 2019 ).

Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu

Triasdawati sebagai berikut

“Memang betul adanya kendala yang paling utama adalah dari siswa, karena mereka terganggu oleh penglihatanya dalam proses pembelajaran, disini saya sebagai guru wali kelas memang butuh kesabaran, memahami karakter dan kemampuan setiap siswa di kelas, masih kurang kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah luar biasa,sehingga masih kekurangan siswa, contohya di tingkat SDLB hanya ada kelas 4,kelas 5, dan kelas 6, selebihnya tidak ada”.( Wawancara dengan wali kelas Tunanetra ibu Triasdawati 11 Januari 2019).

Page 95: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

66

Pernyataan ini senada yang disampaikan oleh siswa Tunanetra

kelas IV Dini sebagai berikut

“ Saya masuk ke sekolah luar biasa ini langsung kelas 4 umur saya sudah 12 tahun sebelumnya saya belum pernah sekolah sekolah, bisa jadi dari faktor orang tua saya yang tidak mengerti tentang sekolah luar biasa ini, seharusnya dari awal saya sudah di sekolahkan disini”.( Wawancara dengan siswa Tunanetra yang bernama Dini 11 Januari 2019).

c. Kendala dari Rencana Pelaksaan Pembelajaran ( RPP)

Guru yang baik adalah guru yang mampu membuat sebuah

perencanaan pembelajaran yang baik untuk pembelajaran beberapa

materi ke depanya, karena RPP juga salah satu komponen

terpenting dalam proses pembelajaran. Namun disini guru masih

kesulitan dalam pembuatan sebuah RPP .

Seperti halnya yang disampaikan oleh Kepala Sekolah Bapak

Dadang Mulyana Sebagai berikut

“Dalam proses pembelajaran tolak ukuran acuan guru adalah pada sebuah RPP, RPP disini yang dikemas dalam pendekatan saintifik dikemas dalam bentuk Tematik tinggal guru menyesuaikan Kompetensi dasar dan Kompetensi inti dengan ketunaan setiap siswa guru harus sekreatif mungkin pada saat proses pembelajaran berlangsung”.( Wawancara dengan Kepala sekolah Bapak Dadang Mulyana 11 Januari 2019).

Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu

Triasdawati sebagai berikut

“ Pada saat pembelajaran berlangsung RPP sebagai acuan dalam belajar menyesuaikan dengan materi yang ada dan dengan kekampuan siswanya juga, disini saya yang modifikasi RPPnya sesuai dengan ketunaan siswa.”( Wawancara dengan ibu Triasdawati 11 Januari 2019).

Page 96: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

67

Pernyataan ini senada yang disampaikan oleh siswa Tunanetra kelas IV Taqwa sebagai berikut

“Pada saat ibu menyampaikan materi kami memang di bimbing diarahakan dalam pembelajaran terutama dalam pengenalan huruf Braille. Mengajarkan kami membutuhkan waktu yang lumayan lama sesuai dengan kemampuan kami.”(Wawancara dengan siswa Tunanetra Taqwa 11 januari 2019).

d. Kendala dari Media Pembelajaran

Media adalah salah satu alat untuk memudahkan guru dalam

menyampaikan materi kepada siswa, pada anak Tunanetra memang

membutuhkan media yang kongrit agar materi yang disampaikan

bisa dimengerti siswa.

Seperti halnya yang disampaikan oleh Kepala Sekolah Bapak

Dadang Mulyana sebagai berikut.

“Pada saat pembelajaran guru mengunakan media yang audio visual dan miniatur-miniatur, sebenarnya ada alat khusus untuk anak tunanetra ,namun kendala dana masih terbatas untuk melengkapi nya,maka disini guru harus bisa kreatif dalam mengunakan media yang ada”.( Wawancara dengan kepala sekolah bapak Dadang Mulyana 11 J anuari 2019).

Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu

Triasdawati sebagai berikut

“Ketika pembelajaran berlangsung memang ada materi-materi yang membutuhkan media pembelajaran seperti ada materi IPA yang memang membutuhkan media miniatur contohnya miniatur harimau,kambing sambil menjelaskan konsepnya kepada siswa agar mereka paham apa yang mereka pegang miniaturnya dan memang harus ada media khusus untuk anak tunanetra seperti peta timbul,alat-alat musik, radio,kamus bicara, namun yang ada sekarang seperti komputer,huruf Braille “.(Wawancara dengan ibu Triasdawati 11 Januari 2019).

Page 97: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

68

Pernyataan ini senada yang disampaikan oleh siswa Tunanetra kelas IV sebagai berikut

“Saat pembelajaran ibu menyampaikan materi dengan mengunakan miniatur yang ada di kelas,kami disuruh memegang salah satu medianya seperti miniatur kambing ,kemudian ibu menjelaskan ciri-cirinya agar kami tahu dan paham materi yang disampaikan ibu kepada kami”.( Wawancara dengan siswa tunanetra 11 Januari ).

e. Kendala dari Sarana dan Prasarana

Untuk mencapai suatu pendidikan yang baik tentunya ini salah

satu komponen menunjang dalam proses pembelajaran dengan

fasilitas-fasiltas yang lengkap ,media-media pembelajaran yang

bisa memudahkan proses pembelajaran.

Seperti halnya yang disampaikan oleh Kepala Sekolah Bapak

Dadang Mulyana sebagai berikut.

“ ini juga salah satu kendala dalam menunjang berjalanya suatu proses pembelajaran disini masih kurangya sarana prasarana seperti ruangan khusus setiap tuna,kalau buat tunanetra yaitu ruang orientasi dan mobilitas,masih kurangya buku-buku yang menunjang proses pembelajaran “.(Wawancara dengan kepala sekolah bapak Dadang Mulyana 11 Januari 2019).

Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu

Triasdawati sebagai berikut

“Kalau masalah sarana prasarana memang menjadi kendala untuk proses pembelajaran, masih kurangya ruangan rehabilitas seperti ruangan orientasi dan mobilitas untuk anak Tunanetra,ketika belajar masih mengunakan buku-buku keluaran yang lama,belum ada keluaran yang baru, media-media pembelajaran masih kurang juga disini”.(Wawancara dengan wali kelas Tunanetra ibu Triasdawati 11 Januari 2019).

Page 98: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

69

Berdasarkan hasil Observasi, Wawancara, Dokumentasi dapat

diperoleh kesimpulan bahwa kendala dalam proses pembelajaran

tematik adalah yang pertama dari guru masih kekurangan guru

khususnya yang berlatar belakang pendidikan luar biasa (PLB).

Yang kedua dari Siswa masih kekurangan, masalah penglihatan

yang menganggu proses pembelajaran. Yang ketiga dari rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru belum bisa memenuhi

target yang sudah tertera dalam kompetensi dasar dan kendala

dalam hal pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Yang ke empat dari media pembelajaran yang digunakan masih

sangat minim saat proses pembelajaran. Yang ke lima dari Sarana

dan Prasarana minimnya sarana prasarana yang menunjang proses

pembelajaran di kelas tunanetra.

3. Upaya guru dalam mengatasi kendala pada proses pembelajaran tematik

pada anak berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa

Dari kendala diatas pasti terdapat beberapa solusi yang dilakukan oleh

guru kelas maupun pihak sekolah . Pada dasarnya pemecahan masalah

bersasaran pada perbaikan kualitas upaya tersebut dapat meningkatkan

kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik

khususnya siswa Tunanetra, agar proses belajar mengajar dapat berjalan

dengan optimal. Ada beberapa solusi yang harus dilakukan untuk

mengatasi kenadala atau upaya yang di lakukan diantara lain yaitu :

a. Upaya dari Guru

Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah tentang

mencari solusi ataupun kendala yang di hadapi guru dalam kelancaran

proses belajar mengajar.

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Dadang Mulyana sebagai

kepala sekolah kepada peneliti sebagai berikut .

Page 99: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

70

“Dengan masih minimnya guru-guru yang lulusan jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) maka sekolah akan berupaya untuk berusaha melaporkan kedinas setempat agar merekruk guru-guru sesuai dengan bidangya”.( Wawancara dengan Kepala sekolah bapak Dadang Mulyana Senen 14 Januari 2019).

Peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas tunanetra

untuk memperkuat argument yang disampaikan kepala sekolah

sebelumnya.

Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu

Triasdawati sebagai berikut.

“ Saya harap pihak sekolah merekrut guru-guru yang sesuai dengan bidangnya yang bisa memahami karakter siswa di dalam kelas, di tingkat SDLB khususnya sangat membutuhkan guru supaya jam belajarnya tidak terganggu dengan kelas yang lain”.(Wawancara denga guru kelas Tunanetra ibu Triasdawati Senen 14 Januari 2019).

b. Upaya dari Siswa

Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah tentang

solusi dari masih kurangya siswa-siswa di kelas tunanetra.

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Dadang Mulyana

sebagai kepala sekolah kepada peneliti sebagai berikut .

“Berusaha memberikan kesadaran kepada wali murid tentang pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus tunanetra untuk di sekolahkan ke sekolah luar biasa ini,bahwa pendidikan itu bagi mereka, dan sekolah berupaya memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan siswa”.(Wawancara Senen 14 Januari 2019 dengan Kepala sekolah bapak Dadang Mulyana).

Peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas untuk

memperkuat argument kepala sekolah tentang solusi atau upaya

masih kurangya siswa di kelas tunanetra.

Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu

Triasdawati sebagai berikut

Page 100: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

71

“Perlunya usaha dari guru untuk mengembangkan bakat dan Kreativitas anak Tunanetra, agar mereka memiliki semangat untuk mewujudkan cita-cita sehingga mereka tidak merasa diabaikan atau acuhkan oleh orang disekitar mereka dan diakui keberadaan mereka, karena sesuai dengan pepatah mereka bisa karena mereka ada”.(Wawancara Senen 14 J anuari 2019 dengan ibu wali kelas ibu Triasdawati).

c. Upaya dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP)

Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah terkait

masalah guru belum begitu paham dalam memahami pembuatan

rencana pelaksanaan yang baik

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Dadang Mulyana sebagai

kepala sekolah kepada peneliti sebagai berikut .

“Dari pihak sekolah akan berusaha memberikan pelatihan-pelatihan tentang kurikulum 2013 dan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang baik dan benar sesuai buk u guru dan siswa dengan ketunaan setiap kelas.”(Wawancara Senen 14 J anuari 219 de ngan kepala sekolah bapak Dadang Mulyana).

Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah tentang

solusi dari masih belum bisa membuat rencana pelaksanaan yang

baik.

Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu

Triasdawati sebagai berikut

“ Rencana pelaksaan pembelajaran (RPP) Adalah salah satu acuan seorang guru dalam mengajar karena disana sudah mencangkup semuanya,namun memang saat proses pembelajaran terkadang tidak sesuai dengan RRP karena guru melihta kondisi siswa, masalah pembuatan RPP kami sebagai guru masih merasa kesulitan dalam merumuskan KD. Untuk kedepanya guru berusaha untuk bisa membuat RPP yang baik dan berkumpul bersama-sama atau sering mengikuti pelatihan-pelatihan tentang kurikulum 2013.”(Wawancara Senen 14 Januari 2019 dengan ibu wali kelas tunanetra ibu Triasdawati).

Page 101: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

72

d.Upaya dari Media Pembelajaran

Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah

tentang solusi dari masih minimnya media pembelajaran

Seperti halnya yang disampaikan oleh Kepala Sekolah

Bapak Dadang Mulyana sebagai berikut.

“Kalau masalah media dalam proses pembelajaran disini sekolah berupaya untuk memenuhi kebutuha siswa tunanetra seperti komputer,peta timbul dll, pihak sekolah juga mencoba meminta bantuan pemerintahn untuk memenuhi melengakpi media-media untuk berjalanya proses pembelajaran yang baik .”(Wawancara Senen 14 Januari 2019 dengan kepala sekolah bapak Dadang Mulyana)

Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas tentang solusi

dari masih minimnya media pembelajaran, untuk memperkuat

argumen dari kepala sekolah.

Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu

Triasdawati sebagai berikut

“ Guru akan berusaha semampunya untuk mengunakan media yang ada disekitar dalam proses pembelajaran, meskipun dari pihak sekolah belum bisa memenuhi media-media yang dibutukan oleh siswa. Memang penting sekali media untuk anak tunanetra karena sebagai alat membantu mereka dalam memahami materi yang disampaikan guru”.(Wawancara Senen 14 Januari 2019 dengan ibu wali kelas tunanetra ibu Triasdawati).

e.Upaya dari Sarana dan Prasarana

Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah tentang

masih mininmya sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh siswa

dan solusi dalam menghadapi kendala.

Seperti halnya yang disampaikan oleh Kepala Sekolah

Bapak Dadang Mulyana sebagai berikut

Page 102: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

73

“Pihak sekolah akan berusaha meminta bantuan dari pemerintah agar memenuhi semua fasilitas-fasiltas sesuai dengan kebutuhan siswa tunanetra untuk kelancaran proses belajar mengajar”.(Wawanacara Senen 14 Januari 2019 dengan kepala sekolah bapak Dadang Mulyana).

Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu

Triasdawati sebagai berikut

“ Masalah sarana dan prasarana kita kembalikan kepada pihak sekolah untuk segere memenuhi semua fasilitas yang belum lengkap, agar kami sebagai guru tidak merasa kesulitan saat mengajar siswa tunanetra, karena semuanya itu penting dalam mengembangkan bakat dan kreativitas siswa yang ada”.(Wawancara Senen 14 Januari 2019 dengan wali kelas ibu Triasdawati).

Berdasarkan Observasi, Wawancara ,Dokuemntasi peneliti dapat

diperoleh kesimpulan pertama upaya atau solusi minimnya guru

yang memiliki latar belakang pendidika luar biasa (PLB) yaitu

meminta kepada pihak dinas untuk berusaha merekrut guru sesuai

dengan bidangya untuk mengajara di sekolah luar biasa. Yang

kedua masih membutuhkan siswa khususnya tunanetra yaitu pihak

sekolah berupaya memberikan kesadaran kepada orang tua tentang

pendidikan pada anak berkebutuhan khusus tunanetra . yang ketiga

tentang media pembelajaran yang sangat minim, yaitu guru

berusaha sekreativ mungkin untuk mengunakan media seadanya

dulu dalam pembelajaran . yang ke empat Sarana dan prasarana

pihak sekolah akan berusaha memenuhi fasilitas- fasilitas yang

menunjang proses pembelajaran .

Page 103: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian “Pembelajaran Tematik pada Anak

Berkebutuhan Khusus Tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof. Dr.

Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. Di Kota Jambi dapat di tarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran tematik pada anak berkebutuhan khusus

Tunantera di sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH. Di Kota Jambi adalah Guru memberikan bimbingan

kepada siswa sesuai dengan kemampuan atau tingkatan masing-masing

siswa tunanetra. Proses pembelajaran yang dilakukan seperti didalam

pembelajaran tematik, rencana pelaksanaan pembelajaran, metode

pembelajaran ,media pembelajaran dan peran guru sangat penting

terhadap anak tunanetra, dikarna mereka keterebatasan dalam melihat,

disini timbullah masalah ketika mempelajari sesuatu. Ketika belajar

guru menjelaskan konsepnya ,mendeskripiskan, harus tahu bagaimana

bentuknya setiap siswa berbeda dalam memahami materi yang

disampaikan oleh guru.

2. Kendala yang dihadapi guru pada pembelajaran tematik pada anak

berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH. Di Kota Jambi adalah Yang menjadi kendala

dalam proses pembelajaran kendala dari guru siswa, media sarana dan

Prasarana ,fasilitas,buku-buku yang menunjang proses pembelajaran,

pembuatan silabus, RPP dan media pembelajaran, Sarana dan

Prasarana yang menunjang proses pembelajaran.

Page 104: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

89

3. Upaya guru dalam mengatasi kendala pada proses pembelajaran

tematik pada anak berkebutuhan khusus Tunanetra di sekolah luar

biasa adalah Dengan masih minimnya guru-guru yang lulusan jurusan

PBL, masih kuranya fasilitas pendukung seperti ruangan mobilitas

orientasi, masih kurangya buku penunjang untuk

pembelajaran. Sekolah akan berusaha meminta bantuan dari

pemerintah untuk melengkapi sarana dan prasarananya, merekrut guru

sesuai dengan bidangya, guru akan mencoba berusaha menyerhanakan

materi pembelajaran yang terdapat di buku pembelajaran, guru juga

mensinkronkan antar materi pembelajaran dengan metode,

media,strategi,model dalam proses pembelajaran,Guru-guru berusaha

mengikuti pelatihan tentang Kurikulum 2013 tentang pembuatan RPP.

B. Rekomendasi

Dari uraian diatas, maka peneliti mencoba memberikan saran-saran

kepada pihak sekolah antara lain :

1. Bagi kepala sekolah

Kepala sekolah diharapkan untuk mengadakan pelatihan-pelatihan

tentang kurikulum 2013 da lam menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran kepada guru-guru yang ada di sekolah.

2. Bagi Guru

Guru diharapkan mengikuti pelatihan-pelatihan tentang kurikulum

2013 yang dikemas dalam bentuk pembelajaran tematik sesuai dengan

konsep pembelajaran.

3. Bagi sekolah

Sekolah diharapkan sebaiknya melengkapi sarana dan prasarana

yang berkaitan dengan penunjang keberhasilan belajar mengajar siswa.

Page 105: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

89

4. Bagi Siswa

Siswa diharapkan m ampu untuk terus-menerus dalam

meningkatkan prestadi dalam proses pembelajari baik dalam akademik

maupun non akademik.

5. Bagi orang tua / wali murid

Orang tua diharapkan mendukung siswa dalam proses

pembelajaran dengan memberikan motivasi dan dukungan kepada

anaknya, meskipun mereka keterbatasan dalam melihat

Page 106: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadis.(2006) anak berkebutuhan khusus. Alfabet .Bandung

Abdul Majid. (2014) Pembelajaran Tematik. Bandung :Remaja Rosadakarya

Anonim. (2017). Panduan Penulisan Skripsi FTK Edisi Revisi. FITK UIN STS

Jambi.

Anonim. (2018). Panduan Penulisan Skripsi FTK Edisi Revisi. FITK UIN STS

Jambi.

EfendiMuhammad,(2006)Pengantar Psikopedagogik anak berkelainan.Jakarta:PT

Bumi Aksara

Emulyasa.(2004) .Manajemen Berbasis Sekolah .Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik (2002). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem ,Jakarta:

umi Aksara

Haribun, Muidjiono. (1995). Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Hasbullah. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada

Joko Supriyanto (2009). Cooperative learning dan Teori Aplikasi PAIkEM

Yogyakarta : Pustaka Belajar

Muhammad Rifai ( 2016 ) .pembentukan karakter anak berkebutuhan khusus

tunanetra melalui seni musik di slb kuncup mas banyumas IAIN Purwerkerto

Muhibbin Syah,(2009)Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja

R, Ibrahim & Nana Syaodih S. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka

Cipta Raja Grafindo

Rizka Meutia (2015) . Buku Braile Sebagai Keterbatasan Akses informasi siswa

Tunanetra sekolah luar biasa bagian Dria A semarang “Jurnal Ilmu pemerintahan

Vol.4

Rusman.(2011). Pembelajaran Tematik Terpadu teori, Praktik dan Penilaian. Jakarta:

Page 107: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

Sagala Syaiful ( 2015 ) . Konsep dan makna Pembelajaran .Jakarat : Afabeta

Sardiman, AM,(2005)Interaksi Dan Motifasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja

Grafindo

Siti Masitoh (2015) . Sistem pembelajaran pendidikan agama islam dan problematika

yang di hadapi guru dalam pembelajaran pada siswa Tunanetra di SMPLB

Wantuwirawan

Sri Yulia Sari. Layanan Terhadap Anak berkebutuhan khusus,” Jurnal Primary

educationt , Vol.11 No.1 2017

Subagya.(2018) ,Modul IV Pendalaman materi orientasi,mobilitas,sosial dan

komunikasi anak tunanetra :Jakarta.

Sugiyono ( 2015 ) , Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitif ,Kualitatif

dan R & D , Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Suhanji. (2009) Strategi pembelajaran konsep dasar metode aplikasi dalam proses

belajar mengajar.Yogyakarta : Grafindo Litera Media

Suparno (2007). Pendidikan Anak berkebutuhan khusus, jakarta : Drijen Dikti

Depdikan

Suryo subroto,(1997) Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah (2002).Psikologi Belajar, Jakarta: Rinekacipta, 2002, hal. 48

Umi Aisyah (2014) ,Strategi layanan bimbingan konseling bagi siswa Tunanetra Mts

yaketunis Yogyakarta UIN sunan Kali Jaga

UUD 1945 pasal 31 dan Ayat1 tentang system pendidikan nasional

https://nayyanrises.wordpress.com/materiku-2/paper/137-2/ diakses pada tanggal

2018 oktober

Page 108: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

INSTRUMEN PENGUMUPLAN DATA (IPD)

Judul Penelitian : Pembelajaran Tematik Pada Anak Berkebutuhan Khusus

Tunanetra Di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,

SH Kota Jambi

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh sebuah data sebagai berikut :

a. Mengamati situasi dan kondisi di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri

Soedewi Masjchun Sofwan, SH.

b. Mengamati proses pembelajaran tematik pada siswa kelas IV di

Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.

c. Mengamati kendala yang dihadapi guru pada kelas IV di Sekolah Luar

Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.

d. Mengamati Upaya guru dalam mengatasi kendala pada proses

pembelajaran tematik siswa kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr.

Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan

Penerapan Pembelajaran tematik di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri

Soedewi Masjchun Sofwan, SH.

a. Kepala Sekolah

1) Bisakah bapak menceritakan secara singkat berdirinya Sekolah

Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.

2) Bagaimana keadaan sarana dan prasarana yang ada di Sekolah

Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.

3) Bagaimana menurut bapak dalam penerapan kurikulum 2013

yang di kemas dalam bentuk pembelajaran tematik di Sekolah

Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.

4) Bagaimana menurut bapak kesiapan guru dalam menerima

kurikulum 2013 di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH.

Page 109: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

b. Guru

1) Sudah berapa lama ibu mengajar di Sekolah luar biasa Prof. Dr.

Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

2) Bagaimana kesiapan ibu dengan adanya penerapan kurikulum

2013 di Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH Kota Jambi

3) Masalah apa yang sering muncul pada pembelajaran tematik

4) Apa faktor yang menyebabkan siswa sulit dalam memahami

pembelajaran tematik pada siswa kelas IV Tunanetra

5) Bagaimana upaya ibu dalam mengatasi kesulitan siswa dalam

pembelajaran tematik pada siswa Kelas IV

6) Usaha apa yang ibu lakukan untuk meningkatkan kreativitas

siswa dalam pembelajaran tematik

c. Siswa

1) Apa penyebab siswa sulit dalam memahami pembelajaran

tematik?

2) Kendala apa saja yang membuat siswa sulit dalam

pembelajaran tematik

3) Bagaimana cara belajar siswa pada pembelajaran tematik dalam

meningkatkan kreativitas

3. Dokumentasi

Pengambilan data mengunakan dokumentasi agar dapat memperoleh

sesuatu yang berhubungan dengan :

a) Historis dan Geografis Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri

Soedewi Masjchun Sofwan, SH.

b) Struktur organisasi Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH.

c) Struktur organisasi kelas Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri

Soedewi Masjchun Sofwan, SH.

d) Keadaan guru dan siswa Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri

Soedewi Masjchun Sofwan, SH.

Page 110: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

e) Keadaan Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH.

f) Proses belajar mengajar kelas V Sekolah Luar Biasa Prof. Dr.

Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.

g) Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH.

Page 111: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

Pedoman Wawancara

Respon Kepala Sekolah

Nama Kepala Sekolah : Dadang Mulyana, M.Pd

Tempat Mengajar :Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan SH Kota Jambi

Hari/Tanggal : Senen ,8 Januari 2019

No Pertanyaan Jawaban

1. Sudah berapa lama bapak menjabat

sebagai kepala sekolah di Sekolah

luar biasa Prof.Dr.Sri Soedewi

Masjchun Sofwan SH Kota Jambi?

2. Apa saja yang menjadi Visi dan misi

di Sekolah luar biasa Prof.Dr.Sri

Soedewi Masjchun Sofwan SH Kota

Jambi

3. Bagaimana keadaan sarana dan

prasarana yang ada di Sekolah Luar

Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH.

4. Bagaimana menurut bapak dalam penerapan kurikulum 2013 y ang di kemas dalam bentuk pembelajaran tematik di Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,

Page 112: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

Pedoman Wawancara

Respon Guru Kelas Tunanetra

Nama : Tri Daswati S.Pd

Guru Kelas : Tunanetra

Tempat Mengajar : Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan SH Kota Jambi

Hari/Tgl : Senen 8 Januari 2019

No Pertanyaan Jawaban

1. Sudah berapa lama ibu mengajar di

Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri

Soedewi Masjchun Sofwan, S H

Kota Jambi

2. Bagaimana kesiapan ibu dengan

adanya penerapan kurikulum 2013 di

Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri

Soedewi Masjchun Sofwan, S H

Kota Jambi

3. Masalah apa yang sering muncul

pada pembelajaran tematik

4. Apa faktor yang menyebabkan siswa

Page 113: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

sulit dalam memahami pembelajaran

tematik pada siswa kelas

5. Apakah ibu setiap belajar

mengunakan RPP

6. Apakah ada mengunakan metode

saat pembelajaran

7. Bagaimana upaya ibu dalam

mengatasi kesulitan siswa dalam

pembelajaran tematik pada siswa

Kelas

8. Apakah ibu mengunakan media

pembelajaran saat pembelajaran

berlangsung

Page 114: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

Pedoman Wawancara

Respon Siswa

Nama : Dini

Siswa Kelas : Tunanetra

Tempat Mengajar : Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan SH Kota Jambi

Hari/Tgl : Senen 11 Januari 2019

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah masuk sekolah Tunanetra

dari kelas 1?

2. Apakah ada kesulitan dalam

pembelajaran tematik?

3. Apakah kesulitan belajar dalam

mengunakan Huruf Braille?

4. Apakah ada guru mengunakan media

pembelajaran saat proses?

5. Apakah ada guru mengunakan

metode saat pembelajaran?

6.

Page 115: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

Pedoman Wawancara

Respon Siswa

Nama : Taqwa

Siswa Kelas : Tunanetra

Tempat Mengajar : Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan SH Kota Jambi

Hari/Tgl : Senen 11 Januari 2019

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah masuk sekolah Tunanetra

dari kelas 1?

2. Apakah ada kesulitan dalam

pembelajaran tematik?

3. Apakah kesulitan belajar dalam

mengunakan Huruf Braille?

4. Apakah ada guru mengunakan media

pembelajaran saat proses?

5. Apakah ada guru mengunakan

metode saat pembelajaran?

6.

Page 116: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

Lembar Observasi

Hari/ Tanggal : 15 juli 2018

Lokasi : Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH.

No Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil

1. Mengamati situasi dan kondisi

di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr.

Sri Soedewi Masjchun Sofwan,

SH.

2. Mengamati proses

pembelajaran tematik pada

siswa kelas IV di Sekolah Luar

Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH.

3. Mengamati kendala yang

dihadapi guru pada kelas IV di

Sekolah Luar Biasa Prof. Dr.

Sri Soedewi Masjchun Sofwan,

SH.

4. Mengamati Guru mengunakan

media pembelajaran

5. Mengamati Keadan siswa saat

mengikuti proses pembelajaran

Page 117: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

LEMBAR DOKUMENTASI

Hari/ Tanggal : 15 Februari 2019

Lokasi : Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH.

No Dokumentasi Ceklis

1. Keadaan Sekolah Luar Biasa

Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH

2. Keadaan Sarana dan

Prasarana

3. Keadaan perpustakaan

4. Keadaan Ruang belajar

5, Keadaan siswa saat belajar

6. Photo wawancara dengan

Kepaa sekolh

7. Photo wawancara dengan

Guru kelas Tunanetra

8. Photo Wawancara dengan

Siswa-siswi Kelas Tunanetra

Page 118: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun

Sofwan, SH. Di Kota Jambi

Tema 6 : Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-Hari

Subtema 1 : Berkelakuan Baik di Lingkungan Rumah

Pembelajaran : 6

Kelas/Semester : IV/I1

Alokasi Waktu : 1 hari

A. Kompetensi Inti

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,

membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan

tempat bermain. tempat bermainMenerima

4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar

1. BAHASA INDONESIA

3.2 Menuliskan, teks arahan /petunjuk tentang perawatan hewan dan tumbuhan, dengan

bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis.

4.2 Menerangkan dan memraktikkan teks arahan/ petunjuk tentang perawatan hewan

dan tumbuhan serta daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman secara mandiri

dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis.

Page 119: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

2. IPA

3.2 Mengidentifikasi cara merawat dan memelihara tumbuhan dan hewan peliharaan

4.2 Mendemonstrasikani cara merawat dan memelihara tumbuhan dan hewan

peliharaan

4. MATEMATIKA

3.3 Memahami konsep pecahan sederhana menggunakan benda-benda yang

konkrit/gambar, serta menentukan nilai terkecil dan terbesar

4.3 Menuliskan konsep pecahan sederhana menggunakan benda-benda yang

konkrit/gambar, serta menentukan nilai terkecil dan terbesar

C. Tujuan pembelajaran

1. Menyebutkan jenis-jenis tumbuhan dengan benar.

2. Menyebutkan contoh tumbuhan dengan benar.

3. Mengelompokkan tumbuhan berdasarkan jenisnya dengan benar.

4. Membuat kesimpulkan berita menggunakan kata-kata sendiri.

5. Menceritakan kembali teks perawatan tumbuhan dan hewan

menggunakan kata-kata sendiri.

6. Memilih dan memilah kata-kata penting dan menerapkannya dalam

kalimat secara terstruktur.

7. Menyebutkan nilai bilangan pecahan dengan benar.

8. Menjelaskan nilai bilangan pecahan menggunakan benda kongkret

dengan benar.

9. Menentukan nilai bilangan pecahan pada permasalahan dengan

t e l i t i .

Page 120: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

D. Media/Alat Bantu dan Sumber Belajar:

1. Gambar/model Buah-buahan, tanaman hias.

2. Gambar/model buah jambu dipotong menjadi 4 bagian sama besar

E. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Mengamati

1. Siswa mengamati teks tentang berkebun

b. Bertanya

1. Siswa membuat pertanyaan yang mereka anggap penting berdasarkan teks

tersebut.

2. Siswa saling mempertukarkan pertanyaan tersebut dengan pasangan yang telah

ditentukan oleh guru.

c. Diskusi

1. Siswa mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang telah mereka tulis dengan

pasangan masing-masing.

2. Siswa mengelompokkan tumbuhan yang telah disediakan.

d. Cerita

1. Siswa menceritakan kembali teks berkebun menggunakan kata-kata sendiri

e. Ayo Pikirkan

1. Siswa mencari arti kata-baru baru tersebut di kamus dan menuliskan pada

lembar yang telah disediakan

2. Siswa membuat 5 kalimat menggunakan kata-kata baru tersebut.

Guru menyampaikan bahwa Indonesia kaya akan keanekaragaman

tumbuhan. Tumbuhan yang sering kita temukan adalah tanaman

seperti buah-buahan, sayuran, tanaman obat, dan tanaman hias.

Tanaman hias banyak macamnya dan memiliki keindahan yang

luar biasa.

Jika sebuah jambu dibagi menjadi 4 bagian sama besar, maka tiap

potong besarnya 1/4 bagian. Angka 1 di sebut pembilang dan angka 4 disebut penyebut. Lambang

pecahan pada Braille titik 3 dan 4

Page 121: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

f. Ayo Berlatih

Dengan panduan guru, siswa menelaah yang berisikan data tentang potongan jambu

yang diberikan pada teman Hasan.

1. Siswa menyelesaikan soal yang terdapat dalam buku siswa.

2. Siswa menentukan nilai pecahan pada permasalahan yang ada di buku teks.

Ketika siswa mengerjakan soal, guru mengamati siswa dengan berkeliling dari

satu siswa ke siswa lain. Guru memperhatikan siswa yang masih kesulitan dalam

mengerjakan soal dan memberikan dukungan agar siswa tersebut dapat

memahami konsep dan mampu mengerjakan soal yang diberikan. Selain itu, guru

juga perlu memperhatikan siswa yang memiliki kemampuan baik dan dapat

menyelesaikan tugas lebih awal. Guru memberikan soal tambahan yang lebih

menantang.

g. Renungkan

Siswa melakukan perenungan dengan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam

buku siswa (3 hal yang mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah

mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang

mereka ingin ketahui lebih lanjut).

h. Pengayaan:

Siswa membuat soal sendiri tentang nilai pecahan.

Remedial

(Kegiatan remedial diberikan kepada siswa yang belum tuntas dalam menguasai

konsep).

Siswa yang belum tuntas dalam memahami konsep nilai pecahan ( mengerjakan

dengan benar 50% atau kurang dari soal yang diberikan) akan mengikuti program

remedial. Guru dapat membantu siswa dengan bantuan media dan kartu permainan

bilangan pecahan. Remedial dilaksanakan selama 30 menit setelah jam sekolah.

Page 122: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

Penilaian

1. IPA dinilai dengan teks

1. Sebutkan 4 tumbuhan berdasarkan jenisnya!

2. Sebutkan 4 contoh tumbuhan berdasarkan jenisnya!

3. Kelompokkan tumbuhan-tumbuhan tersebut menjadi 4 jenis tumbuhan .

Keterangan: rublik

Nilai 4 semuanya betul

Nilai 3 hanya 3 betul

Nilai 2 hanya 2 betul

Nilai 1 hanya 1 betul

2. Bahasa Indonesia dinilai dengan:

a) Rubrik

Menceritakan kembali teks berkebun dinilai dengan rubrik

No. Nama 4 3 2 1

Keterangan:

4 Struktur, latar, tokoh dituliskan secara lengkap dan runtut .

3 Struktur, latar, tokoh dituliskan secara lengkap dan kurang runtut .

2 Struktur, latar, tokoh dituliskan secara kurang lengkap dan runtut.

1 Struktur, latar, tokoh dituliskan secara kurang lengkap dan kurang runtut

Catatan: Centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria

Penilaian:Total nilai/16 x 10

Contoh: 4+3+4+3/16 x 10 =14/16 = 0,875 x10 = 8,75

b) Daftar periksa

Page 123: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

Memilih dan memilah kosakata baku dinilai dengan daftar

periksa.

No. Kriteria Pencapaian

Ya Tidak

1. Siswa mampu memilih dan memilah 5

kata penting dari teks berkebun.

2. Siswa mampu menemukan dan

menuliskan arti 5 kata penting

berdasarkan Kamus Besar Bahasa

Indonesia

3. Siswa mampu menuliskan 5 kata-kata

penting tersebut dalam kalimat yang

runtut.

3. Matematika dinilai dengan skoring

4. Penilaian sikap (rasa ingin tahu).

Kerja Sama dengan Orang Tua

Siswa bersama orangtua menggali informasi dari berbagai sumber tentang tumbuhan. Siswa

menuliskan hasil temuannya dan memperlihatkan hasilnya kepada guru pada pertemuan

berikutya.

Mengetahui Simpang Sei Duren, Maret

Kepala Sekolah Guru Kelas IV

Dadang Mulyana, M.Pd Tri Daswati,S.Pd

NIP.196405251986101001 NIP: 196510031992032004

Page 124: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

PROGRAM SEMESTER II (GENAP) TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Satuan Pendidikan : SDLB

Kelas / Jurusan : IV / TUNANETRA ( A )

No Tema Subtema PB Alok Waktu

Januari Februari Maret April mei Juni Kete rangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 2 4 5 Isi tgl 1 1. Mengenal

Cuaca dan Musim

1. Keadaan cuaca danmusim lingkungan

1 4 JP 2 5 JP 3 4 JP 4 3 JP 5 4 JP

6 + UH

4 JP

2. Hubungan antara cuaca dan musim

1 2 3 4 5

6 + UH

3. Hidup Pengaruh cuaca dan musim kemarau terhadap kegiatan

1 2 3

Page 125: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

manusia

No Tema Subtema PB Alok Waktu

Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Kete rangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 2 4 5 Isi tgl 4. Pengaruh

Musim kemarau terhadap kegiatan manusia

4 5

6+ UH

2. 2. Gotong

royong

1. Goto royong di rumah

1 4 JP 2 5 JP 3 4 JP 4 3 JP 5 4 JP

6 + UH

4 JP

2. Goto royong di sekolah

1 2 3 4 5

6 + UH

3. Goto royong di masyarakat

1 2 3

Page 126: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

No Tema Subtema PB Alok Waktu

Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Kete rangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 2 4 5 Isi tgl 4. Kegiatan

di sekitar lingkungan

4 5

6+ UH

3. Mari

bermain

dan

berolahra

ga

1. Kebersamaan dalam bermain

1 4 JP 2 5 JP 3 4 JP 4 3 JP 5 4 JP

6 + UH

4 JP

2. Mengenal jenis-jenis permainan

1 2 3 4 5

6 + UH

3. Mari kita bermain dan berolahraga

1 2 3

No Tema Subtema PB Alok Waktu

Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Kete rangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 2 4 5 Isi tgl 4. Hidup 4

Page 127: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

bersih dan sehat ditempat bermain dan olahraga

5 6+ UH

4. Indanhya

persahaba

tan

1. Indahnya persahabatan

1 4 JP 2 5 JP 3 4 JP 4 3 JP 5 4 JP

6 + UH

4 JP

2. Sahabatku 1 2 3 4 5

6 + UH

3. Menjalin sahabat

1 2 3

No Tema Subtema PB Alok Waktu

Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Kete rangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 2 4 5 Isi tgl 4.Bersykur diatas

persahabatan 4 5

6+

Page 128: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

UH 5. Mari kita

hemat

energi

untuk masa

depan

1. Bentuk-bentuk energi

1 4 JP 2 5 JP 3 4 JP 4 3 JP 5 4 JP

6 + UH

4 JP

2. Manfaat energi

1 2 3 4 5

6 + UH

3.Perubahan energi

1 2 3

No Tema Subtema PB Alok Waktu

Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Kete rangan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 2 4 5 Isi tgl 4. Sumber

energi 4 5

6+ UH

6. Berprilaku

baik dalam

kehidupan

1.Berlaku baik dilingkungan rumah

1 4 JP 2 5 JP 3 4 JP 4 3 JP 5 4 JP

Page 129: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

sehari-hari 6 + UH

4 JP

2. berlaku baik dilungkungan sekolah

1 2 3 4 5

6 + UH

3. Berlaku baik dilingkungan masyarakat

1 2 3

Mengetahui Jambi, Januari 2019 Kepala Guru, S.Pd.,M.Pd.

Dadang Maulana, S.Pd MPd Tri Daswati,S. Pd NIP.196405251986101001 NIP: 196510031992032004

Page 130: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK

Nama Sekolah : SLB Prof. Dr. Sri Soedewi MS.,S.H. Jambi Jurusan : Tunanetra/ A................................................. Tema /Sub Tema : : Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-Hari Kelas/Semester : .IV/II............................................ 1. KI – 1 Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. KI - 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

3. KI - 3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,

dan bendabenda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

4. KI -4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Page 131: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

BAHASA INDONESIA

1.Siswa mengamati teks

berkebun

Buku k13,.nternet

Ts lisan dan tertulisP

3.2 Menuliskan, teks

arahan/petunjuk tentang

perawatan hewan dan

tumbuhan, dengan

bantuan guru atau

teman dalam bahasa

Indonesia lisan dan

tulis.

4.2 Menerangkan dan

memraktikkan teks

arahan/ petunjuk

tentang perawatan

hewan dan tumbuhan

serta daur hidup hewan

danpengembangbiakan

tanaman secara mandiri

dalam bahasa Indonesia

lisan dan tulis.

1. kesimpulkan berita menggunakan kata-kata sendiri

2. Menceritakan

kembali teks

perawatan

tumbuhan dan

hewan

menggunakan

kata-kata

sendiri.

3.Memilih dan

memilah kata-

kata penting dan

menerapkannya

dalam kalimat

secaraterstruktur

2.Siswa membuat

pertanyaan yang mereka

anggap penting berdasarkan

teks

3.Siswa saling menukarkan

pertanyaan tersebut dengan

pasangan yang telah

ditentukan oleh guru

4.Siswa diskuski jawaban

atas atas pertanyaan yang

telah mereka dengan

pasangan

4.Siswa menceritakan

kembali teks berkebun

menggunakan kata-kata

sendiri

Page 132: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

IPA

3.2Mengidentifikasi

cara merawat dan

memelihara tumbuhan

dan hewan peliharaan

4.2Mendemonstrasikan

i cara merawat dan

memelihara tumbuhan

dan hewan peliharaan

1.Menyebutkan

jenis-jenis

tumbuhan dengan

benar.

2.Menyebutkan

contoh tumbuhan

dengan benar.

3.Mengelompokka

n tumbuhan

berdasarkan

jenisnya dengan

benar.

4.Menceritakan

kembali teks

perawatan

tumbuhan dan

hewan

menggunakan kata-

kata sendiri

-1. Siswa mengelompokkan

tumbuhan yang telah

disediakan

Page 133: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

MATEMATIKA

3.3 Memahami konsep

pecahan sederhana

menggunakan benda-

benda yang

konkrit/gambar, serta

menentukan nilai

terkecil dan terbesar

4.3 Menuliskan konsep

pecahan sederhana

menggunakan benda-

benda yang

konkrit/gambar, serta

menentukan nilai

terkecil dan terbesar

1.Menyebutkan

nilai bilangan

pecahan dengan

benar.

2.Menjelaskan nilai

bilangan pecahan

menggunakan

benda kongkret

dengan benar.

3.Menentukan nilai

bilangan pecahan

pada

permasalahan

dengan t e l i t i .

Page 134: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

Page 135: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

Sub Tema 2 Kebersamaan Dalam keberagaman PB 1 B.Indonesia

3.3Mencermati teks

arahan/ petunjuk sederhana tentang daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis (braille) yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah

4.3 Memeragakan teks arahan/ petunjuk sederhana t entang daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis (braille) yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah

3.3.1 Membaca teks

sederhana tentang bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya

4.3.1Menuliskan

petunjuk sederhana tentang daur hidup hewan

• Mengidentifikasi

materi tentang bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhans.

Page 136: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

• keanekaragaman budaya tradisional

• Melakukan percobaan • Menulis laporan

Bereksplorasi dengan bentuk geometri

IPA SBDP

3.1Mendeskripsikan

bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya dengan menggunakan model atau objek nyata

4.1Menyajikan hasil pengamatan tentang bentuk luar (morfologi) tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya

3.2Mengenal lagu

melayu dangdut daerah

4.2 Menyanyikan lagu melayu dangdut daerah

3.1.1Menyebutkan

bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya dengan menggunakan model atau objek nyata

4.1.1 Membuat laporan

tentang bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya dengan menggunakan model atau objek nyata

3.2.1Mencatat syair lagu melayu daerah

4.2.1Menyanyikan lagu melayu daerah

Hewan dan Tumbuhan

Mengenal bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya dengan menggunakan m odel atau objek nyata Mendengarkan lagu melayu daerah ,mencatat dan.menghafalkannya

Page 137: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

PB 2 B.Indonesia IPS

3.3Mencermati teks arahan/ petunjuk sederhana tentang daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis (braille) yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah

4.3Memeragakan teks arahan/ petunjuk sederhana t entang daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis (braille) yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah

3.1Mendeskripsikan kenampakan alam dan buatan yang ada

3.3.1Membaca teks tentang daur hidup hewan dan tumbuhan

4.3.1Menuliskan petunjuk sederhana t entang daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman

3.11Mengenal

sungai, danau , selat, tanjung

Mengidentifikasi kata baku dan tidak baku baku. Mencari arti kata sukar dalam teks Mencari bahan pelajaran di internet tentang daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman Mencari tahu pengertian dari sungai, danau , selat, tanjung

Page 138: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

di lingkungan terdekat

4.1 Menceritakan hasil

pengamatan tentang kenampakan alam dan buatan yang ada di lingkungan terdekat

3.1.2Menjawab soal

pertanyaan tentang sungai, danau, selat dan tanjung

4.1.1Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang kenampakan alam di lingkungan sekitar

Mengerjakan tugas yang diberi guru

SBDP

4.1 Menceritakan hasil pengamatan tentang kenampakan alam dan buatan yang ada di lingkungan terdekat

3.2 Mengenal lagu

berirama dangdut/melayu/keroncong

4.2 Menyanyikan lagu

berirama dangdut/melayu/keroncong dengan gerak sesuai irama

4.1.1Mendiskusikan dengan teman tentang kenampakan alam yang diketahui

3.2.1Mendengar lagu

melayu daerah di kaset atau yu tube

lagu melayu daerah

Page 139: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

SALAHHHHHHHHHHHH SBDP

SALAHHHHHHHHH

HHHHH 4.3.1 Melakukan

SALALAAAAAAAAAAAAAAH

Tes tertulis

Page 140: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

PB 3

3.2.Mengenal lambang

bilangan sampai 5.000 dan mendeskripsikan kemunculan bilangan dengan bahasa yang sederhana

4.2 Menuliskan

lambang bilangan asli sampai 5.000

3.1Mendeskripsikan kenampakan alam dan buatan yang ada di lingkungan terdekat

gerakan tarian sederhana

3.2.1Mengenal

symbol billangan sampai 5000 dengan angka braille

4.2.1 memberikan contoh membilang angka sampai dengan 5000 dalam kehidupan sehari-hari

Lambang bilangan 1000 sampai 5000 kenampakan alam di lingkungan terdekat

- Membilang 1000 sampai

5000 - Menuliskan angka 1000

sampai 5000 - Mengerjakan soal

mengenai bilangan 1000 sampai 5000

- Mencari tahu

kenammpakan alam gunung,sungai ,danau dan

Buku K13,BSE dan internet

Tes tertulis

Page 141: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

IPS SBDP PB 4

4.1 Menceritakan hasil

pengamatan tentang kenampakan alam dan buatan yang ada di lingkungan terdekat

3.3Mengenal gerak tari

dengan memperhatikan irama

4.3Memperagakan gerak tari dengan memperhatikan irama

1.1 Mensyukuri nilai-

3.1.1Menyebutkan macam-macam kenampakan alam di lingkungan sekitar

3.1.2Menyebutkan ciri-

ciri sungai, danau , teluk dan tanjung yang ada di lingkungan terdekat

4.1.2Membuat soal

tanya jawab tentang kenampakan alam yang ada di lingkungan terdekat

3.3.1Mengenal

gerakan tarian sederhana

4.3.1 Melakukan gerakan tarian sederhana

Gerak tari sederhana

Page 142: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

PPKn

nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila secara utuh sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari

2.1 Bersikap jujur

sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila secara utuh sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari

3.1 Menerangkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila secara utuh sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari

4.1 Menuliskan contoh perilaku yang berkaitan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila

1.1.1 Meneladani sikap yang terkandung dalam Pancasila

2.1.1Berprilaku sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari.

3.1.1 Menyebutkan symbol dari silasila dalam Pancasila

3.1.2 Menyebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila

4.1.1 Mengemukakan pendapat tentang nilai-nilai yang terkandung dalam

Page 143: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

SBDP PB 5 PPKN

3.2 Mengenal lagu berirama dangdut/melayu/keroncong

4.2 Menyanyikan lagu berirama dangdut/melayu/keroncong dengan gerak sesuai irama

1.1 Mensyukuri nilai-

nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila secara utuh sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari

2.1 Bersikap jujur sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila secara utuh sebagai satu kesatuan

sila-sila Pancasila

4.1.2 Menuliskan contoh pengalaman sikap yang terkandung dalam sila-sila Pancasila

3.2.1 Mencatat lagu daerah melayu sederhana

4.21.Menghapalkan lagu melayu sederhana

1.1.1 Meneladani sikap yang terkandung dalam Pancasila 3.3.1 Menyebutkan keberagaman

Lagu senandung malam Kenampakan alam alami dan buatan

Membaca teks bacaan Jam Gadang Bereksplorasi dengan bangun datar yang memiliki segi banyak dan tak banyak Mencari kata tidak baku dari teks bacaan

Page 144: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

SBDP

dalam kehidupan sehari-hari

3.1 Menerangkan nilai-

nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila secara utuh sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari

4.1 Menuliskan contoh perilaku yang berkaitan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila

umat beragama di masyarakat dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

3.1.1 Menyebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila

4.1.1 Mengemukakan pendapat tentang nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila

4.1.2 Menuliskan tentang contoh nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila

Gerakan tarian sederhana nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila secara

Page 145: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

PB 6 PPKN

• Membaca teks bacaan tentang makanan khas daerah

• Membuat pertanyaan tentang makanan khas daerah

Menuliskan bahan dan cara mengolah makanan

Matematika

3.2 Mengenal lambang

bilangan sampai 5.000 dan mendeskripsikan kemunculan bilangan dengan bahasa yang sederhana

3.2.1Menyebutkan dari 1000 sampai bilangan 5000 dalam angka braille dalam kehidupan sehari –hari

3.2.2Menentukan

kelipatan 500 dari bilangan 1000 sampai 5000

Page 146: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

SBDP

4.2Menuliskan lambang

bilangan asli sampai 5.000

3.3 Mengenal gerak tari dengan memperhatikan irama

4.3 Memperagakan gerak tari dengan memperhatikan irama

4.2.1Menyelesaikan

masalah yang berhubungan dengan bilangan sampai 5000 dalam kehidupan sehari-hari.

3.3.1Mengenal gerakan tarian sederhana

4.3.1Melakukan

gerakan tarian sederhana

Tema 2 Indahnya

3.1Menggali informasi

3.1.1Disajikan teks

Tek perubahan wujud

- Membaca teks perubahan

Buku k13

Tes tertulis dan

Page 147: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

Keberagaman Sub Tema 1 Bersyukur Atas Keberagaman B.Indonesia PB 1

teks laporan hasil observasi sederhana tentang perubahan wujud benda rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis (braille) yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah

4.1Mengolah isi teks

laporan hasil observasi sederhana tentang perubahan wujud benda, rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun

tulis (braille) yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah

3.4 Membedakan

bacaan tentang perubahan wujud benda siswa dapat mencari arti kata sukar pada teks.

3.1.2Siswa dapat

menjawab pertanyaan dari bacaan

4.1.1 Menuliskan pengalaman tentang perubahan wujud benda.

3.4.1Mengenal sumber

benda sumber energi dalam

wujud benda. - Menjawab pertanyaan dan

mencari kata sukar pada teks. Menceritakan tentang pengalaman yang pernah dialami siswa tentang wujud benda. Siswa menuliskan kalimat sederhana. tanya jawab tentang

dan internet lisan

Page 148: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

IPA

berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan mendeskripsikan pemanfaatan-nya dalam kehidupan sehari-hari

4.4 Melaporkan hasil percobaan perubahan bentuk energi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari

energi dalam kehidupan sehari-hari

3.4.2Menyebutkan sumber energi di lingkungan sekitar

4.4.1Menemukan

manfaat energi dalam kehidupan sehari-hari

4.4.2Menceritakan

manfaat energi dalam kehidupan sehari-h

kehidupan sehari-hari sumber energi yang ada di lingkungan sekitar Siswa membacakan teks tentang energi dan perubahannya. Mencaritahu pemanfaatan energi dalam kehidupan sehari-hari . Guru meminta siswa untuk menemukan contoh sumber energi dan pemanfaatanya dalam kehidupan sehari-hari. Guru

IPS

3.2 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat Indonesia pada masa praaksara dan Hindu Budha dalam aspek sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan

4.2 Menceritakan hasil

3.2.1 Mengenal perkembangan masyarakat Indonesia pada masa praaksara

4.2.1 Menceritakan

masyarakat Indonesia pada masa praaksara perkembangan

- Membaca teks masyarakat Indonesia pada masa praaksara atau mencari bacaan di internet

- Menceritakan kembali apa

K 13 buku BSE SD dan internet K 13 buku

Tertulis ,lisan dan perbuatan Tertulis ,lisan

Page 149: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

pengamatan tentang masyarakat pada masa praaksara dan Hindu Buddha dalam aspek sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan

tentang perkembangan masyarakat Indonesia pada masa pra akasara

masyarakat Indonesia pada masa pra akasara

yang telah dibaca anak dengan bahasanya sendiri

BSE SD dan internet

dan perbuatan

PB 2 B.Indonesia 3.1Menggali informasi

teks laporan hasil observasi sederhana tentang perubahan wujud benda rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis (braille) yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah

4.1Mengolah isi teks laporan hasil observasi sederhana tentang perubahan wujud benda, rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun

3.1.1Membaca teks

bacaan tentang kehidupan masa praakasara

3.1.2Siswa dapat

menjawab pertanyaan dari bacaan

4.1.1Menuliskan pengalaman tentang kehidupan praaksara berdasarkan petunjuk dalam teks .

Page 150: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

tulis (braille) yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah

Page 151: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

Page 152: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

Page 153: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

MATA

PELAJARAN KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

Page 154: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

SBDP Tema 3 Selalu Berhemat Energi PPKn

Page 155: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

B.Indonesia

Page 156: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

MTK

Page 157: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

IPA

Page 158: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

B.Indonesia

Page 159: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

IPA

Page 160: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BAHAN PENILAIAN

Page 161: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

SLB PROF.DR.SRI SOEDEWI MS, SH JAMBI TAHUN 2017

No Nama L/P TEMPAT

TGL TMT GOL TMT.GOL

IJAZAH JUR

LAHIR CPNS/BEKERJA

TERAKHIR

1 Solbi, S.Pd, M.Pd L Belitang

OKU,

16 Oktober

1969 01/02/1997 IV/a 01/10/2007 S2 Teknologi

Peddk

2 Triyono,S.Pd.M.Ed L Boyolali,

01 Oktober

1963 1986/2/1 IV/a 01/10/2003 S2 PLB

3 Sumarsih,S.Pd P Kulon

Progo,

01 Agustus

1963 1986/3/1 IV/a 01/04/2004 S1 BK

4 Sri Mumpuni,S.Pd P Jakarta,

28 Januari

1964 1986/2/1 IV/a 01/04/2002 S1 PLB

5 Suratman,S.Pd L Sleman, 04 Juni 1962 01/03/1985 IV/a 01/04/2007 S1 OR

6 Nurmellidar,S.Pd P Padang, 30 Mei 1963 01/03/1990 IV/a 01/10/2005 S1 BK

7 Hj. Sri Suryati,S.Pd P Jambi,

28 Februar

i 1970 01/12/1994 IV/a 01/04/2005 S1 PLB

8 Djaerah,S.Ag P Magetan, 26 April 1957 01/06/1981 IV/a 01/04/2005 S1 TARBIAH

9 Yaomal Basyar,S.Pd L Sumedang, 01 Juni 1961 1986/3/1 IV/a 01/10/2003 S1 BK

10 Sri Handayani,S.Pd P Wonogiri, 28 Juni 1962 01/03/1990 IV/a 01/10/2005 S1 PLB

11 Hj. Risa Farida,S.Pd P Majalengka

,

14 Februar

i 1966 01/03/1991 IV/a 01/10/2007 S1 PGSD

12 Tridaswati,S.Pd P Padang,

03 Oktober

1965 01/03/1992 IV/a 01/10/2007 S1

BK

13 Andam Litasari,S.Pd

P Jambi,

02 Septem

ber 1969 1992/3/1

IV/a 01/10/2007 S1 PGSD

14 Budi Surono,S.Pd L Bandung,

29 Maret 1971 01/02/1997

IV/a 01/04/2008 S1 PLB

15 Hardalena, S.Pd P Kumun,

08 Februar

i 1964 01/03/1992 IV/a 01/10/2007 S1 PGSD

16 Umi Werdiyati, S.Pd P Padang,

03 Maret 1966 01/03/1989

IV/a 01/10/2007 S1 PGSD

17 Budi Prasetyo,S.Pd

L Sukabumi,

09 Desem

ber 1968 01/02/1997

IV/a 01/10/2008 S1 PLB

18 Karsim, M.Pd L Karawang,

10 Januari

1968 01/02/1997 IV/a 01/04/2005 S2

PLB 19 Mukh.Jumadi,S.Pd L Semarang, 16 01/02/1997 IV/a 01/10/2005 S1 PLB

Page 162: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

September

1967

20 Suhaidi,S.Pd L Semurup, 10 April 1967 01/03/1994 IV/a 01/04/2010 S1 BK

21 Sri Sadono,S.Pd L Sragen,

18 Agustus

1965 01/01/1995 IV/a 01/10/2008 S1 BK

22 Evi Maidahlena, S.Pd P Jambi, 07 Mei 1967 01/03/1992 IV/a 01/10/2006 S1 PGSD

23 Yarnida, S.Pd P Kerinci 10 Juli 1967 01/03/1992 IV/a 01/04/2006 S1 PGSD

24 Replianis,S.Pd, M.PdI P Kemantan, 02 April 1970 2007/1/1 III/a 01/04/2007 S2 PGSD

25 Nyimas Nilawati,S.Pd

P Jambi,

26 Desem

ber 1963 2007/1/1

III/a 01/04/2007 S1 PGSD

26 Ina Kesnaruta,S.Pd P Kerinci,

08 Oktober

1967 2007/1/1 III/a 01/04/2009 S1 PGSD

27 Murniati,S.Pd

P Sei Geringging,

01 Septem

ber 1969 2005/4/5 II/a 2014/7/1

S1 PGSD

28 Ermanita, S.Pd P Jambi

1980年5月30日 01/01/2006 - - S1 Pertanian

29 Masnarita,S.Pd P Jambi, 20 April 1969 2006/7/1 - - S1 PGSD

30 Verdiansyah,S.Pt L Jambi,

07 Nopem

ber 1982 2008/1/1 - -

S1 Peternakan

31 Rts. Fatmawati,S.Pd P Jambi, 20 Mei

1988 2008/2/1 - - S1 PGSD

32 Erry Zaidah Luthfiyah,S.Hum

P Lamongan

11 Septem

ber 1983 2008/3/1 - -

S1 Bhs & Sastra

33 Nurkhamid,S.Ag L Jepara

16 Februar

i 1969 2009/3/1 - - S1

Syariah

34 Supriyanto,S.Pd L Purworejo 30 Juni

1969 2009/3/1 - - S1 BK

35 Adi Kurniadi,SE L

Jambi,

21 Nopem

ber 1977 2009/4/1 - -

S1

Ekonomi

36 Gustira Mayasari,S.Pd P

Jambi, 20

Agustus 1983 2009/4/1 - - S1 Tata Boga

37 Titin Yuniasih, S.Pd P Cilacap 06 Juni 1976 2009/4/1 - - D3 Keuangan

38 Sabar Widodo, S.Pd L Klaten,

28 Oktober 1988 01/05/2009 - - S1 PORKES

39 Ari Kusumaratri,A.Md.T P Jakarta

20 Novem 2010/7/1 - - D3

Terapi Wicara

Page 163: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

W ber 1971

40 Hendri Mariza,S.Pd L Solok 07 Juli 1987 2010/3/1 - - S1 PLB

41 Lia Herliani, S.Sos P Sumedang, 20 Mei

1985 2010/10/1 - - S1 Sosial

42 Ena Deslina P Jambi

15 Desem

ber 1985 2010/10/1 - - D1

Kecantikan

43 Nana Triana, S.Pd P Jambi 02 Mei 1990 22/01/2011 - - S1 BK

44 Endang Purwanti, A.Md P Jambi

05 April 1977 2011/3/1 - - D3

Manajemen & info

45 Rama Yulianti S, S.Kom P

Muara Bungo

03 Juli 1981 2011/9/1 - - S1 Komputer

46 Erita Sapitri,S.Pi P Jambi,

09 Septem

ber 1980 2011/12/1 - -

S1

Perikanan

47 Della Murniati, A.Md P Jambi

14 Januari 1981 2012/9/3 - - D3 Keuangan

48 Evi Lestari, S.Sn P Palembang

07 Agustus 1976 2012/10/12 - - S1 Seni Tari

49 Muslih, S.Pd L Bogor,

04 September 1981 01/08/2013 - - S1 PGSD

50 Alfi Azizah, S.Pd P Jambi,

30 Agustus 1985 17/09/2013 - - S1

Tata Busana

51 Citra Oktavini, S.Pd P Pasaman

06 Oktober 1990 08/01/2014 - - S1 PLB

52 Dian Novitasari P Jambi.

05 Nopember 1984 04/03/2014 - - SMA IPS

53 Nenden Agustin, S.Pd P

Muara Singoan,

24 Agustus 1990

2014/3/27 - - S1 PLB

54 Eko Supriono, S.Kom L Jambi, 14 Juli

1990 01/04/2014 - - S1

Tekhnik Informatika

55 Endah Pratiwi P Jambi,

29 Januari 1980 04/07/2014 - - D2 PGTK Guru TK

56 Syarifah Hidayati, S.Pd P

Taba Penanjung,

20 Mei 1989 04/08/2014 - - S1 PLB

57 Eka Pastiah, S.Pd P Sei Kelumpang,

20 Oktober 1983 21/08/2014 - - S1 PLB

58 Angga Nikola Fortuna, S.Pd L Kerinci,

05 Februari 1991 01/11/2014 - - S1 PLB

59 Riszki Monica,S.Pd P Sarolangun,

17 Januari 1985 12/01/2015 - - S1

Bahasa Indonesia

Page 164: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

60 Mardhatillah, S.Pd P Padang,

10 September 1991 02/02/2015 - - S1 PLB

61 Emi Yusnia, S.Pt P OKU Timur,

16 Maret 1991 10/02/2015 - - S1

Peternakan

62 Septia Nela Sari, S.Sos P Jambi,

22 September 1992 03/03/2015 - - S1

Ilmu Pemerintahan

63 Dina Junita, S.Pd P Jambi, 12 Juni 1990 2015/4/6 - - S1 BK

64 Syafrina Maulana, S.Pd P Seleman,

10 September 1991 2015/4/20 - - S1 PLB

65 Anita, S.Pd P Suko Berajo,

26 Agustus 1989 2015/5/18 - - S1

Bahasa Indonesia

66 Ika Noor Hidayati, S.Sos P Jambi,

27 Desember 1990 2015/7/27 - - S1 Sosiologi

67 Ria Maharani, S.Pd.I, M.Pd.I P Jambi,

19 Juli 1991 2015/7/29 - - S2 PAI

68 Helda Desmayati, S.Pd P Jambi,

27 Desember 1990 2015/8/4 - - S1

Bahasa Indonesia

69 Ayuningtyas Nurhastuti P Boyolali,

23 Januari 1993 2015/8/10 - - SMA IPA

70 Nabila Muti Tanjung, S.Pd P Jambi,

02 Juni 1993 2015/8/25 - - S1 PLB

71 Suci Jannati, S.Pd P Jambi,

05 Maret 1993 2015/8/25 - - S1

Bahasa Indonesia

72 Elvi Kusnadewi, S.KM P Muara Kutur,

13 Desember 1978 2015/9/1 - - S1

Kes. Masyarakat

73 Yudi Alfisah,S.Pd L Kampung Pandan

18 Mei 1988 2016/2/1 - - S1 PLB

74 Putri Rahmawati P Jambi,

06 Agustus 1988 2016/2/15 - - S1

Bahasa Inggris

75 Adisyahputra Gultom, S.Pd L Bangko,

24 Oktober 1992 2016/7/18 - - S1 PLB

76 Irma Fitriyani, S.Pd P Jambi,

09 Desember 1990 2016/5/1 - - S1 Seni Rupa

77

Debbi Rihan Dwi Putri, S.Psi

P Jambi,

16 Desember 1992 2016/9/5 - - S1 Psikologi

78 Arie Pratiwi,S.Kom.I P Jambi 06 Mei 1990 2016/9/13 - - S1

Bimbingan Penyuluha

Page 165: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

n Islam

79 Siti Nurmala, A.Ma P Teluk Sialang

15 April 1984 2016/10/3 - - D 2 PGTK FKIP

80 Hedia Rizki, S.Pd P Kerinci

21 Januari

1995 07/09/2016 - - S1

MTK

81 Jessy Marantika, S.Pd P Padang,

07 Oktober 1994 2017/1/9

- - S1 PLB

Jambi, SOLBI, S.Pd 002

Page 166: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

55

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

G. Jadwal Penelitian

JADWAL PENELITIAN

PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF.DR.SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN, SH

KOTA JAMB

No

Kegiatan Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Maret Mei September Oktober November Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul √ √ 2 Penulisan proposal √ 3. Permohon

dosen pembimbing √

4. Bimbingan dan Perbaikan Proposal

5. Batas akhir Bimbingan dan Perbaikan Proposal

6. Seminar proposal

7. Bimbingan dan Perbaikan Proposal setelah seminar

8. Batas akhir Bimbingan dan Perbaikan Proposal

Page 167: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

56

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

9. Pengesahan judul dan riset

10. Bimbingan Skripsi

Page 168: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

DOKUMENTASI FOTO PENELITIAN

Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi Tampak dari depan

Halaman depan ruangan kelas Tunanetra sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi

Perpustakaan sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH

Kota Jambi

Page 169: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

Kantor sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota

Jambi

Peneliti bersama guru-guru yang mengajar di kelas Tunanetra

Peneliti bersama Kepala sekolah Bapak Dadang Mulyana

Page 170: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

Peneliti wawancara Kepala sekolah

Peneliti Wawancara dengan Guru Tunanetra

Peneliti wawancara siswa kelas tunanetra

Page 171: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

nn

Siswa belajar program khusus ( Orientasi dan Mobilitas) setiap hari jumat 1 minggu 4 jam

Siswa belajar mengunakan huruf Braille

Salah satu Guru Tunanetra yang bisa mengoperasikan Komputer meskipun ia tidak bisa melihat

Page 172: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

Peneliti melihat siswa-siswi berdiskusi tentang materi pembelajaran

Peneliti wawancara dengan siswa Tunanetra kategori blind dan low vision

Peneliti di ajarkan cara mengunakan huruf Braille

Page 173: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

Buku gema Braille

Salah satu tulisan siswa mengunakan Braille (Tulisan Braille)

Page 174: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

Siswa dan Guru maka bersama di kelas Tunanetra

Page 175: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

KEMENTRIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365 KARTU KONSULTASI SKRIPSI

In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1dari 1

Nama : Rosmida NIM : TPG 151722 Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Semester : VIII (Delapan) Judul Skripsi : Pembelajaran Tematik pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunanetra di

Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. Di Kota Jambi

Pembimbing I : Dr.H Lukman Hakim,M.Pd.I

No Hari/Tanggal Materi/Bimbingan Tanda Tangan

Pembimbing

1. Rabu, 14 maret 2018 Pengajuan judul Skripsi

2. Jumat, 28 september 2018 Penunjukan dosen pembimbing skripsi

3. Senen, 08 oktober2018 Bimbingan Proposal

4. Rabu, 07 November 2018 ACC Seminar Proposal

5. Senen, 10 Desember 2018 Perbaika BAB I-III

6. Kamis, 27 Desember 2018 ACC pengesahan Judul dan Riset

7. Senen 11 Januari 2019 Mulai Riset

8. Kamis 27 Februari 2019 Perbaikan bab IV dan bab V

9. Selasa 5 Maret 2019 Perbaikan Abstrak

10. Selasa 11 Maret 2019 ACC Nota Dinas

Jambi, Maret 2019

Pembimbing I

Dr.H Lukman Hakim,M.Pd.I NIP.197003171993021001

Page 176: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

KEMENTRIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365 KARTU KONSULTASI SKRIPSI

In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1dari 1

Nama : Rosmida NIM : TPG 151722 Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Semester : VIII (Delapan) Judul Skripsi : Pembelajaran Tematik pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunanetra di

Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. Di Kota Jambi

Pembimbing II : Dr.Sri Yulia Sari ,M.Pd.I

Hari/Tanggal Materi/Bimbingan Tanda Tangan

Pembimbing

Rabu, 14 maret 2018 Pengajuan judul Skripsi

Jumat, 28 september 2018 Penunjukan dosen pembimbing skripsi

Senen, 08 oktober2018 Bimbingan Proposal

Rabu, 07 November 2018 ACC Seminar Proposal

Senen, 10 Desember 2018 Perbaika BAB I-III

Kamis, 27 Desember 2018 ACC pengesahan Judul dan Riset

Senen 11 Januari 2019 Mulai Riset

Kamis 27 Februari 2019 Perbaikan bab IV dan bab V

Selasa 5 Maret 2019 Perbaikan Abstrak

Selasa 11 Maret 2019 ACC Nota Dinas

Jambi, Maret 2019

Pembimbing II

Dr.Sri Yulia Sari ,M.Pd.I NIP.1978272014122004

Page 177: PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK ...repository.uinjambi.ac.id/1692/1/ROSMIDA - Ros Aja.pdfPEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF. DR.SRI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)

Nama : Rosmida Jenis Kelamin : Perempuan Tempat/tgl lahir : Renah Sungai Ipuh, 05 Maret 1996 Alamat (asal/sekarang) : Renah Sungai Ipuh kecematan limbur lubuk mengkuang

kabupaten bungo Provinsi Jambi Pekerjaan (jika ada) : Mahasiswi Alamat Email : [email protected] No Kontak : 082230648848 Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal 1. SD/MI, tahun tamat : SDN 176/II Renah Sungai Ipuh kab. Bungo 2009 2. SMP/Mts, tahun tamat : SMPS Muhammadiyah Muara Bungo 2012 3. SMU/MA, tahun tamat : MA KMM KAUMAN Padang panjang Sumatra Barat 2015 Pengalaman Organisasi 1. Anggota IPM PABASKO Padang Panjang Sumatra Barat Masa Bakti 2014 2. Konselor Genre ( Generasi Berencana ) Padang Panjang Sumatra Barat Masa Bakti 2014 3. Anggota Kota Layak Anak Padang Panjang Sumatra Barat Masa Bakti 2013 4. Bendahara Umum II HMJ PGMI Uin Sultan Thaha Saifuddin Jambi Masa Bakti

2017/2018 5. Anggota Advokasi IMPI Se-indonesia Masa bakti 2017/2019 6. Ketua Bidang (Kabid) Ipmawati PW IPM Provinsi Jambi 2017/2019 7. Sekretaris Umum PD IPM kota Jambi 2017/2019 8. Sekretaris Cabang IMM Kota Jambi 2017 9. Ketua Bidang (kabid ) Pengakaderan IMM kota Jambi 10. Anggota Forum Penulis Indonesia 2017

Moto Hidup You Are What You ThinK