PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF.
DR.SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN, SH KOTA JAMBI
SKRIPSI
Di ajukan sebagai salah satu tugas untuk memperoleh gelar sarjana
Strata satu (S1)
ROSMIDA NIM. TPG. 151722
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF.
DR.SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN, SH KOTA JAMBI
SKRIPSI
ROSMIDA NIM. TPG. 151722
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
vii
MOTTO
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . ( Surah At-Tin ayat : 4)
ix
ABSTRACT
Name : Rosmida
Study Program : Teacher Education Madrasah Ibtida’iyah
Title : Thematic learning in children with visual impairments
at the extraordinary Prof.Dr.Sri Soedewi Jambi City
This thesis discusses thematic learning in children with special needs blind people in special schools Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. Jambi City. Thematic learning in special shools im the blind class here has implemented the 2013 curriculum which is packaged in a t hematic form, except that there is a special curriculum applied in thi class which is called a special program namely mobility and orientation. Basically the curriculum used in SLB is more adapted to the Abilities of students. Basic competencies for SDLB children are more appropriate to their needs. And each use has different basic competencies, for example the basic computational competence is replaced by recognizinf alphabetical numbers or letters. Whereas there are obstacles to students where students do not go throught the first level of the SLB elementary school so that the theacher has difficulty continuing the learning phase even though they receive it. So that teachers need to graduate from extraordinary education to be able to adapt to these problems. But in reality the school still lacks teachers. This study uses a qualitative approach and this type of reseach is case study. Then data collection using the method,Observation,interview,and Documentation. The results of t he reseach carried out by the reseachers are as follows :1) thematic learning proces for blind children in extraordinary schools Prof.Dr,Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH jambi city using Braille.2) constraints or prob lemsn faced by the teacher the first problem from students,the two teachers, the three learning implementation plans, the four learning media all five facilities and infrastructure.3) efforts or s olutions to overcome the obstacles that occur from students, trying to give parents awareness about education blind children, from the teacher tring to recruit theachers in accordance with their fields, the teachers will attend curriculum training about RPP , from the media the teacher will try as creatively as possible and from the infrastructure facilities the school will try to meet all the facilities to support the learning process. Keywords : Thematic learning, Constraints, Solutions, Blind Students
viii
ABSTRAK
Nama : Rosmida
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah
Judul :Pembelajaran tematik pada anak berkebutuhan khusus
Tunanetra di Sekolah luar biasa Prof.Dri.Sri Soedewi
Masjchun, SH Kota Jambi
Skripsi ini membahas tentang Pembelajaran tematik pada anak berkebutuhan khusus Tunanetra di Sekolah luar biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi. Pembelajaran tematik di Sekolah Luar biasa (SLB) di kelas Tunanetra disini Sudah menerapkan kurikulum 2013 yang dikemas dalam bentuk tematik, hanya saja ada kurikulum khusus yang diterapkan di kelas ini yang bernama PROGRAM KHUSUS yaitu mobilitas dan orientasi. Pada dasarnya kurikulum yang digunakan di SLB ini sama dengan kurikulum di SD umum, hanya saja untuk k ompetensi dasar (KD) di SLB lebih menyesuaikan terhadap kemampuan dari peserta didik. Kompetensi dasar (KD) untuk anak SDLB lebih menyesuaikan kepada ketunaannya, dan setiap ketunaan memiliki Kompetensi dasar (KD) yang berbeda-beda Misalnya kompetensi dasar (KD) berhitung di ganti dengan Mengenal angka atau Huruf Abjad. Sedangkan terdapat kendala pada siswa yang mana siswa tidak melalui tingkat pertama sekolah dasar SLB sehingga guru kesulitan melanjutkan tahap pembelajaran yang meski mereka terima. Sehingga membutuhkan guru yang lulus pendidikan luar biasa (PLB) agar mampu menyesuaikan dengan permasalahan tersebut. Tapi pada kenyataan nya di sekolah tersebut masih kekurangan guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis peneliti ini adalah studi kasus. Kemudian pengumpulan data dengan mengunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1)Proses pembelajaran anak Tunanetra di Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi mengunakan huruf Braille. 2) Kendala atau Problematika yang dihadapi oleh guru yaitu yang pertama problematika dari siswa, kedua Guru, ketiga rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP), ke empat media pembelajaran, kelima Sarana dan Prasarana. 3) U paya atau Solusi untuk mengatasi Kendala yang terjadi yaitu dari Siswa, berusaha memberi kesadaran kepada orang tua tentang pendidikan bagi anak Tunanetra, dari Guru berusaha merekrut guru sesuai dengan bidangya, guru akan mengikuti pelatihan kurikulum 2013 tentang RPP, dari media pembelajaran guru akan berusaha sekreativ mungkin dan dari Sarana prasarana, pihak sekolah akan berusaha memenuhi semua fasilitas-fasilitas untuk menunjang proses pembelajaran. Kata Kunci : Pembelajaran tematik, Kendala, Solusi, Siswa Tunanetra
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr.Wb
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha ‘Alim yang
kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas ridhanya hingga skripsi ini
dapat dirampungakan. Salawat dan salam atas Nabi SAW pembawa risalah
pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sultahn Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari pihak yang memberikan motivasi
baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada :
1. Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Drs Mahluddin, M.Pd.I dan Drs M.Pd.I selaku ketua jurusan dan sekretaris Prodi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Dr.H Lukman Hakim,M.Pd.I selaku dosen Pembimbing I dan Ibu Dr.Sri Yulia Sari,
M.Pd.I, sebagai Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan
pemikirannya untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Dadang Mulyana,M.Pd sebagai kepala sekolah di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH. Di Kota Jambi yang telah memberikan
kemudahan kepada penulis untuk memperoeh data di lapangan.
6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat dan kekuatan yang tiada
hentinya, sebagai pendorong untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Panti Asuhan Aisyiyah Muara Bungo yang telah membiayai saya selama ini dalam
memperoleh pendidikan
8. Segenap dosen serta karyawan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Teman-teman mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi khususnya Prodi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah yang telah menjadi partner diskusi dalam
penyusunan skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Penulis
mengucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i NOTADINAS .................................................................................................ii NOTA DINAS.................................................................................................iii PENGESAHAN...............................................................................................iv PERNYATAAN ORGISINALITAS...............................................................v PERSEMBAHAN...........................................................................................vi MOTTO...........................................................................................................vii ABSTRAK.......................................................................................................viii ABSTRACT.....................................................................................................ix KATA PENGANTAR.....................................................................................x DAFTAR GAMBAR.......................................................................................xi DAFTAR TABEL............................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 D. Kegunaan Penelitian............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik ..................................................................................... 8 1. Pembelajaran ................................................................................. 8
a. Pengertian Pembelajaran .................................................... 8 b. Komponen Pembelajaran ................................................... 9 c. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran ......................... 11 d. Jenis-jenis Metode Pembelajaran ....................................... 11 e. Metode Pembelajaran Anak Tunanetra ............................. 12
2. Tematik .......................................................................................... 15 a. Pengertian Pembelajaran Tematik...................................... 15 b. Pentingnya Pembelajaran Tematik .................................... 16 c. Landasan Pembelajaran Tematik ....................................... 16 d. Prinsip-prinsip .................................................................... 18 e. Manfaat Pembelajaran Tematik ......................................... 19 f. Karakteristik Pembelajaran Tematik .................................. 20 g. Model-Model Pembelajaran Tematik ................................ 21 h. Buku ajar Tematik .............................................................. 22
3. Anak berkebutuhan khusus ........................................................... 22 a. Pengertian anak berkebutuhan khusus ............................... 22 b. Klasifikasi anak berkebutuhan khusus ............................... 23 c. Anak berkelainan mental emosional .................................. 25 d. Anak berkelainan akademik ............................................... 26
e. Faktor penyebab anak berkebutuhan khusus...................... 26 f. Dampak Terjadinya kelainan ............................................. 27
4. Tunanetra........................................................................................ 29 a. Pengertian Tunanetra ......................................................... 29 b. PenyebabTunanetra ............................................................ 29 c. Karakteristik Anak dengan Ketunanetraan ....................... 31 d. Dampak ketunanetraan ...................................................... 31
5. Huruf Braille .................................................................................. 33 a. Pengertian Huruf Braille ................................................... 33 b. Penulisan Huruf Braille ..................................................... 34 c. Tanda angka ...................................................................... 35 d. Tanda-tanda baca ............................................................... 35
6. Program khusus Tunanetra ............................................................. 36 a. Pengertian Orientasi .......................................................... 36 b. Pengertian Mobilitas.......................................................... 38 c. Pengertian orientasi dan mobilitas .................................... 38 d. Pengertian Keterampilan social ......................................... 38 e. Pengertian Keterampilan komunikasi ............................... 38
B. Studi Relevan ......................................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ..................................................... 41 B. Setting dan Subjek Penelitian............................................................... 42
1. Setting ................................................................................ 42 2. Subjek Penelitian ................................................................ 43
C. JenisPenelitian ...................................................................................... 43 1. Jenis Data ........................................................................... 43
a. Data Primer ............................................................ 43 b. Data Sekunder ........................................................ 44
2. Sumber Data ....................................................................... 44 D. TeknikPengumpulan Data................................................................ 45
1. Observasi...........................................................................46 2. Wawancara........................................................................46 3. Dokumentasi .................................................................... 47
E. Teknik Analisis Data.........................................................................47 1. Reduksi Data....................................................................48 2. Penyajian Data.................................................................48 3. Kesimpulan/Verifikasi......................................................49
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data................................................49 G. Jadwal Penelitian ............................................................................ .......49
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum.......................................................................................67
B. Temuan Khusus......................................................................................68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................88 B. Rekomendasi....................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Sekolah tampak dari Depan ...........................................................68
Gambar 4.2 Halaman depan ruangan kelas.........................................................69
Gambar 4.3 Reglet dan Stylus/Pena yang di gunakan saat pembelajaran...........69
Gambar 4.4 Proses pembelajaran dalam kelas siswa dan guru ..........................70 Gambar 4.5 Guru mengarahkan siswa untuk belajar mengunakan
Huruf Braille.....................................................................................71
Gambar 4.6 Media pembelajaran salah satunya yaitu buku.................................74
Gambar 4.7 Peneliti diajarkan mengunakan salah satu media
pembelajaran yang berbentuk miniatur hewan................................75
Gambar 4.8 Peneliti wawancara dini dan takwa siswa tunanetra.........................77
Gambar 4.9 Siswa belajar mengunakan Huruf Braille..........................................77
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Struktur Organisasi Sekolah Luar Biasa...............................................53
Tabel 4.2 Data Siswa............................................................................................54
Tabel 4.3 Data Guru..............................................................................................55
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana............................................................................65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan anugrah Allah SWT yang wajib di syukuri kelahiran
anak harus diterima, baik ia dilahirkan dalam keadaan sempurna maupun
keadaan kurang sempurna sebagai wujud rasa syukur orang tua hendaknya
memberikan pelayanan kepada anak-anak sesuai dengan kebutuhan mereka
orang tua mengupayakan hal terbaik untuk perkembangan anak dengan
harapan cita cita yang mungkin belum bisa terwujud dapat terealisasi. Namun
pada kenyataanya masih ada anak yang terlahir memiliki beberapa
keterbatasan atau lebih dikenal dengan anak berkebutuhan khusus, pernyataan
ini mengingatkan kepada semua pihak mengenai pentingya pendidikan yang
sesuai dengan karakteristik siswa berkebutuhan khusus, untuk itu seharusnya
orang tua membimbing dan mengarahkan anak secara tepat adalah
memberikan kesempatan anak belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) bentuk
dukungan menjadi pribadi yang mandiri. Selain Orang tua sosok seorang guru
tentunya sangat penting dalam proses pembelajaran pada anak berkebutuhan
khusus tunanetra, karna Guru merupakan salah satu peranan yang sangat
penting di dalam memahami karakteristik, kelemahan, dan kelebihan anak
tunantera , tugas seorang guru disini tentunya agak berat di sekolah biasanya
disebabkan berbeda dengan anak normal lainya harus mampu melihat dimana
kelemahan dan kelebihan anak tersebut.
Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing, klasifikasi anak
berkebutuhan khusus ada yang bersifat sementara dan ada juga yang bersifat
khusus disini biasa diakibatkan oleh karena faktor internal dan eksternal,
faktor internal biasa disebabkan dari keturunan sedangkan faktor biasa
2
disebabkan dari gangguan dari luar misalnya, anak mengalami gangguan
emosi. (Wardani, dkk, 2008. hal.8). Anak berkebutuhan khusus adalah anak
dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa
selalu menunjukan pada ketidak mampuan mental,emosi, atau fisik . Anak
berkebutuhan khusus didefinisikan sebagai anak yang memerlukan bantuan
pendidikan dan layanan khus us untuk mengembangkan potensi mereka
secara sempurna.( Hadis , 2006, hal.5). Dalam memahami anak berkebutuhan
khusus atau anak luar biasa, sangat diperlukan adanya pemahaman mengenai
jenis-jenis kecacatan dan akibat yang terjadi pada penderita. Anak
berkebutuhan khusus disebut sebagai anak cacat yang dikarenakan mereka
termasuk anak yang pertumbuhan dan perkembangannya mengalami
penyimpangan atau kelainan baik dari segi fisik, mental, emosi serta sosialnya
bila dibandingkan dengan anak.
Karakteristik spesifik Anak berkebutuhan khusus pada umunya berkaitan
dengan tingkat perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik meliputi
tingkat perkembangan sensorik motor, kognitif, kemampuan berbahasa,
keterampilan, konsep diri, kemampuan berinteraksi sosial, serta kreatifitasnya.
Adanya perbedaan karakteristik setiap peserta didik berkebutuhan khusus
akan memerlukan kemampuan khusus guru. Guru dituntut memiliki
kemampuan berkaitan dengan cara mengkombinasi kemampuan dan bakat
setiap anak dalam beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi kemampuan
berpikir, melihat, mendengar, berbicara dan cara bersosialisasi. Hal-hal
tersebut diarahkan pada keberhasilan dari tujuan akhir pembelajaran yaitu
perubahan perilaku kearah pendewasaan. (Sari, 2017, Hal.11).
3
Tunanetra sebagai gangguan penglihatan atau kebutaan baik sebagian
maupun kebutaan total. Akurasi penglihatan kurang dari6/60 atau tidak lagi
memiliki penglihatan .dalam hal ini tunanetra bisa diklasifikasikan menjadi
dua golongan yaitu buta total (Blind) dan lemah penglihatanya (Low Vision).
Anak tunanetra merupakan anak yang berkebutuhan khusus yang memiliki
ketunaan dalam indera penglihatan, sehingga telah jelas undang-undang
tersebut pada pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi setiap orang
terutama bagi anak berkebutuhan khusus, karena anak berkebutuhan khusus
membutuhkan perhatian yang lebih khusus. Anak berkebutuhan terbagi atas
tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunadaksa, tunagrahita, tunawisma.
Tunanetra merupakan salah satu dari anak berkebutuhan khusus, Orang
mana yang tidak normal atau berkelainan dalam proses fisiologis melihat
sebagai berikut, bayangan benda yang ditangkap oleh mata tidak dapat
diteruskan oleh korneo, lensa mata, retina, dan saraf karena suatu sebab,
misalnya korneo mata mengalami kerusakan kering keriput, lensa
mata menjadi keruh atau saraf yang menghubungkan mata denga otak
mengalami gangguang. Seseorang yang mengalami kondisi tersebut dikatakan
sebagai penderita kelainan penglihatan atau tunanetra. (Efendi, 2006, hal 30).
Menurut kaufirman dan Hallahan, (1986) anak berkebutuhan khusus di
defenisikan anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk
mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna. Penyebutan
sebagai anak berkebutuhan khusus, dikarenakan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, anak berkebutuhan khusus ini membutuhkan bantuan layanan
pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan konseling serta berbagai
lainya yang bersifat khusus. Istilah anak berkebutuhan khusus memiliki
cakupan makna yang sangat luas dalam dunia pendidikan, setiap anak
memiliki latar belakang hidup dan perkembangan yang berbeda-beda oleh
4
sebab itu kemungkinan setiap anak juga akan memiliki kebutuhan dan
hambatan dalam belajar yang berbeda-beda pula sehingga anak memerlukan
layanan pendidikan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan anak tersebut.
Undang-undang pada pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi setiap orang
terutama bagi anak berkebutuhan khusus, karena anak berkebutuhan khusus
membutuhkan perhatian yang lebih khusus. Hal ini diperjelas dalam undang-
undang No. 23 T ahun 2002 t entang perlindungan anak, yang menegaskan
bahwa semua anak mempunyai hak untuk kelangsungan hidup,tumbuh dan
berkembang , pe rlindungan dan kekerasan dan diskriminasi serta hak untuk
didengar pendapatnya.
Adanya undang-undang ini mengisyaratkan bahwa layanan pendidikan
harus menyeluruh ke segala lapisan masyarakat sebagai wujud perkembangan
manusia di Indonesia yang seluruhnya dan tidak ada sedikitpun alasan untuk
mencegah anak berkebutuhan khusus untuk dapat memperoleh pendidikan.
Dalam suatu pembelajaran tentun ada kendala yang di alami baik itu kendala
dari siswa, guru, atau yang lain. Pada dasarnya setiap anak berpotensi
mengalami problematika dalam belajarnya, hanya saja problematika tersebut
ada yang ringan dan tidak, dan memerlukan perhatian khusus. Anak yang
luar biasa atau di sebut dengan anak berkebutuhan khusus (Children with
special needs ). Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam
kehidupan suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara karena sebagaimana pun juga, pendidikan merupakan wahana untuk
mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Oleh karena itu
selayaknya pendidikan bagi anak tunanetra harus lebih diperhatikan karena
tidak sama semua anak tunanetra mampu belajar bersama dengan anak –anak
pada umumnya. Disebabkan anak tunanetra sangat sulit untuk berkonsetrasi.
Dalam kondisi seperti inilah dirasakan perlunya pelayanan yang
5
memfokuskan kegiatan dalam membantu para peserta didik yang menderita
gangguan. Oleh karena itu perlu nya adanya sekolah luar biasa. Sekolah luar
biasa(SLB) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menyediakan
layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dan membutuhkan
layanan khusus untuk dalam proses pembelajaran, maka dari itu Sekolah Luar
Biasa(SLB) memprioritaskan perhatian yang lebih pada anak berkebutuhan
khusus tersebut. Maka anak-anak yang berkebutuhan khusus ini akan terbantu
dan menjadi pribadi yang baik dan memiliki pengetahuan sesuai dengan
karakteristik serta kemampuan belajar mereka. Hal ini tentu akan berbeda
dengan sekolah formal pada umumnya yang lebih mengutamakan pada
pengetahuan anak. Dengan mengikuti Sekolah Luar Biasa ini, maka seorang
siswa akan belajar lebih mandiri, mampu berinteraksi dengan lingkungan serta
tak merasa diasingkan. Bahkan banyak Sekolah Luar Biasa yang mampu
melahirkan siswa-siswa berprestasi dalam berbagai jenjang pendidikan mulai
dari SD hingga SMA. Oleh karena itu, maka tak heran jika para guru Sekolah
Luar Biasa merupakan guru yang telah benar-benar dipersiapkan sebaik
mungkin agar mereka mampu terjun dalam dunia pendidikan bagi anak-anak
berkebutuhan khusus.
Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh salah satu guru
pembelajaran tematik di Sekolah Luar biasa (SLB) di kelas Tunanetra disini
Sudah menerapkan kurikulum 2013 yang dikemas dalam bentuk tematik,
hanya saja ada kurikulum khusus yang diterapkan di kelas ini yang bernama
PROKSUS (PROGRAM KHUSUS) yaitu mobilitas dan orientasi. Pada
dasarnya kurikulum yang digunakan di SLB ini sama dengan kurikulum di SD
umum, hanya saja untuk kompetensi dasar (KD) di SLB lebih menyesuaikan
terhadap kemampuan dari peserta didiknya. Kompetensi dasar (KD) untuk
anak SDLB lebih menyesuaikan kepada ketunaannya, dan setiap ketunaan
memiliki KD yang berbeda-beda Misalnya kompetensi dasar (KD)nya
6
berhitung di ganti dengan Mengenal angka atau Huruf Abjad. Sedangkan
terdapat kendala pada siswa yang mana siswa tidak melalui tingkat pertama
sekolah dasar SLB sehingga guru kesulitan melanjutkan tahap pembelajaran
yang meski mereka terima. Sehingga membutuhkan guru yang lulus
pendidikan luar biasa (PLB) agar mampu menyesuaikan dengan permasalahan
tersebut. Tapi pada kenyataan nya di sekolah tersebut masih kekurangan guru.
di Dalam Proses Pembelajaraan bahwa memang anak mengalami kesulitan,
karena ada siswa yang memang dalam penglihatanya tidak nampak sama
sekali (Blind) dan ada juga siswa yang masih ada sisa penglihatan (Low
Vision). Dalam kelas tunanetra saat proses pembelajaran mengunakan huruf
Braille, huruf braille adalah yang tersusun dari enam buah titik,dua dalam
posisi vertikal dan tiga dalam posisi horizontal semua titik yang ditimbulkan
dapat ditutup dengan jari-jari. Pelajaran pertama yang perlu diberikan dalam
membaca braille yaitu menulis dan mengeja penuh selanjutnya menggunakan
berbagai kata dan suku kata. Dalam proses pembelajaran guru membutuhkan
kesabaran dalam menghadapi anak tunanetra karena mereka terganggu di
penglihatanya sehingga menyebabkan anak tunanetra lambat dalam
memahami materi yang dijelaskan guru. Disini juga masih sangat
membutuhkan guru yang sesuai dengan bidangya yaitu pendidikan luar biasa
(PLB).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pembelajaran tematik pada anak berkebutuhan khusus
Tunanetra . Penelitin memilih kelas ini karena peneliti ingin mengetahui apa
saja problematika pembelajaran tematik yang di hadapi Guru pada anak
berkebutuhan khusus, Oleh karena dalam pros es pembelajaran anak
Tunanetra belum berhasil sepenuhnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pembelajaran Tematik pada Anak Berkebutuhan
Khusus Tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH. Di Kota Jambi”.
7
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang dikemukakan diatas
maka untuk memudahkan penelitian lebih lanjut peneliti akan memfokuskan
penelitianya sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran tematik pada anak berkebutuhan khusus tunanetra
Kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,
SH. di kota jambi
2. Kendala yang dihadapi guru pada pembelajaran tematik pada anak
berkebutuhan khusus Tunanetra kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr.
Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. di kota jambi
3. Upaya guru dalam mengatasi kendala pada proses pembelajaran tematik
pada anak berkebutuhan khusus Tunanetra kelas IV di
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. di
kota jambi
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dan latar belakang yang telah dikemukakan di atas,
maka rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran Tematik pada anak berkebutuhan khusus
tunanetra kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH. di kota jambi ?
2. Apa saja kendala yang di hadapi guru dalam proses pembelajaran tematik
pada anak berkebutuhan khusus tunanetra kelas IV Sekolah Luar Biasa
Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. di Kota Jambi?
3. Bagaimana upaya guru mengatasi kendala Pada proses pembelajaran
tematik pada a nak berkebutuhan khusus tunanetra kelas IV di
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota
Jambi?
8
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran tematik pada anak berkebutuhan
khusus tunanetra kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, di kota Jambi.
2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang di hadapi guru dalam proses
pembelajaan tematik pada anak berkebutuhan khusus tunanetra kelas IV di
Sekolah Luar BiasaProf. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, di Kota
Jambi.
3. Untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi kendala dalam proses
pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus tunanetra kelas IV di
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, kota Jambi.
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang hal-hal yang
berkaitan dengan peranan guru dalam mendidik anak berkebutuhan khusus,
karena dengan melihat realita yang ada secara langsung akan memudahkan
untuk mengkaji masalah tersebut sehingga dapat mengambil manfaat dari
penelitian ini.
2. Manfaat praktis
a. Bagai lembaga (sekolah)
Digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengasuh,
membina, mengarahkan, membimbing anak berkebutuhan khusus
dan sebagai informasi untuk mendorong semua civitas akademik
menerapkan manajemen guru dan sekolah sebaik-baiknya dengan
tujuan pada efektifitas pendidikan anak berkebutuhan khusus
sehingga dapat berjalan dengan lancar.
9
b. Bagi pendidik (Guru)
Dapat di jadikan acuan dan masukan serta kritik konstruktif
terutama dalam mendidik anak berkebutuhan khusus.
c. Bagi peneliti
Sebagai sarana untuk mengintegrasikan keterampilan dan
pengetahuan serta memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar
sarjana strata satu (S1) dalam bidang pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah di Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN STS JAMBI.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses yang sengaja dalam dirancang untuk
menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam individu
(Pribadi, 2009, hal.10). Pembelajaran adalah usaha yang terencana dalam
manipulasi sumber-sumber belajar atau suatu kegiatan suntuk
membelajarkan peserta didik. (Warsita, 2008, hal.85). Dalam UU No 20
tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 20 Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran adalah suatu interaksi antara peserta
didik dengan lingkunganya, sehingga dapat terjadi perubahan perilaku
kearah lebih baik. Pada interaksi tersebut banyak faktor-faktor yang
mempengaruhinya baik faktor internal yang berasal dari dalam individu itu
sendiri maupun faktor exstrenal yang datang dari
lingkungan.(Emulyasa, 2004, hal .100).
Hakikatnya sebenarnya pembelajaran adalah suatu proses
membelajarkan peserta didik telahh di rencanaan, di laksanakan dan
evaluasi agar siswa/peserta didik mencapai tujaun pembelajaran secara
efektif dan efesien. Pembelajaran dapat di pandang melalui dua sudut yang
pertama pembelajaran merupakan suatu sistem pembelajaran terdiri dari
beberapa komponen yang tersrutur antara lain tujuan pembelajaran, media,
st\rategi, metode pembelajaran,dan evaluasi belajara. Kedua pembelajaran
merupakan suatu proses, maka pembelajaran merupakan kegiatan guru
dalam rangka membuat siswa untuk belajar Proses tersebut meliputi :
a. Persiapan dari mulai merencanakan program pengajaran tahunan dan
penyusunan perencanaan mengajar dilengkapi dengan persiapan
media belajar dan evaluasi.
10
b. Pelaksanaan kegiatan belajar dengan mengacu pada persiapan
pembelajaran yang telah di persiapkan sebelumnya
c. Menindaklanjutkan pembelajaran yang telah dikelola yang terbentuk
pengayaan atau penambahan jam belajar dan remedial bagi siswa yang
dapat kesulitan dalam belajar.
b. Komponen Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar suatu hal yang tidak dapat
dipisahkan adalah komponen-komponen pembelajaran. Djamarah
menyatakan bahwa suatu sistem dalam proses belajar mengajar
sejumlah yang meliputi diantara lain yaitu : tujuan bahan pembelajaran
kegiatan belajar mengajar, metode ,alat dan sumber serta evaluasi.
(Syaiful, 2002, ha l. 48). Dari uraian tersebut diatas dapat dipahami
bahwa komponen-komponen pembelajaran adalah tujuan, manusia,
metode, sumber belajar, sarana, alat dan evaluasi.
1) Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang
diharapkan di capai oleh siswa setelah berlangsung pengajaran.
Pengajaran merupakan sejumlah hasil pengajaran yang di nyatakan
dalam arti tujuan siswa belajar, yang secara umum mencakup
pengetahuan baru, ketrampilan dan kecakapan dan sikap-sikap yang
baru, yang di harapkan oleh guru dapat di capai oleh siswa sebagai
hasil pengajaran.(Hamalik, 2002, hal. 108-109).
2) Materi
Materi pembelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen
yang penting dalam pembelajaran artinya untuk mencapai tujuan
pengajaran materi pelajaran terdiri dari fakta-fakta generilisasi,
konsep, hukum.( Ibrahim R, 2010 , hal.100). Materi pelajaran
memang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan proses pembelajaran
karena materi yang sistematis maka suatu tujuan pembelajaran akan
dapat tercapai. Materi adalah seperangkat bahan pelajaran yang
11
disampaikan dan dibicarakan dalam proses belajar mengajar.
(Sriyono, 1992, hal.130).
a) Manusia meliputi guru dan peserta didik
a. Guru
Menurut Djamrah, guru adalah orang yang memberikan
ilmu pengetahuan kepada peserta didik, serta menurut
pandangan masyarakat yaitu orang yang melaksanakan pendidikan
ditempat tertentu, tidak harus di lembaga-lembaga pendidikan
formal namun bisa di masjid, mushala, dirumah dan sebagainya.
(Syaiful, 2002, hal.31). Sadirman mengatakan bahwa guru adalah salah
satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut
berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang
potensial di bidang pembangunan.
Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur dibidang
kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan
kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan
masyarakat yang semakin berkembang. (Sardiman, AM, 2005, ha l.
125).
b. Peserta didik ( Anak Didik)
Menurut Sudirman anak didik adalah subjek belajar,
sebab anakdidik adalah sentral kegiatan dan pihak yang mempunyai tuj
uanAdapun dalam perkembangan psiko-fisik siswa terdapat beberapa
prose perkembangan yang meliputi:
1. Perkembangan motor yakni proses perkembangan yang progresif
dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik
anak.
2. Perkembangan kognitif yakni perkembangan fungsi intelektual
atau proses perkembangan kemampuan/ kecerdasan otak anak.
3. Perkembangan sosial dan moral yakni proses perkembangan
mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak
12
berkomunikasi dengan orang lain, baik sebagai individu maupun
sebagai kelompok. (Muhibbin Syah,2011, hal.59).
c. Metode Mengajar
Menurut Haribun, metode mengajar adalah suatu cara
yang digunakan untuk menyampaikan bahan materi kepada peserta
didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Adapun beberapa
metode mengajar antara lain: Metod ceramah, Metode Tanya Jawab,
Metode Diskusi, Metode kerja kelompok, Metode Simulasi
d. Media
Menurut Asnawir,kata media secara harfiah memiliki arti
“Perantara”atau pengantar.
c. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran
Menurut surya Subroto menyebutkan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pembelajaran yaitu :
1. Kepribadian
1) Penguasaan Kelas
2) Cara guru berbicara
3) Memperhatikan prinsip individualitas
4) Bersifat terbuka, mau bekerja sama, tanggap terhadap inovasi dan
5) mampu melaksanakan eksprimen dalam kegiatan mengajarnya.
d. Jenis-jenis Metode Pembelajaran
1) Metode Demonstrasi adalah Metode yang menunjukan dan
menjelaskan pelaksanaan tugas pada peserta didik, kemudian
peserta didik diminta menjelaskan konsep atau melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan demonstrasi .
2) Metode Ceramah adalah Metode yang di gunakan dengan
penyampaian secara lisan
3) Metode latihan/drill adalah Metode yang digunakan dengan
memberikan tugas atau latihan kepada peserta didik
4) Metode Permainan adalah dimana peserta didik dilibatkan dalam
permainan untuk simulasi suatu tuga atau topik tertentu.
13
5) Metode Studi adalah dimana d isajikan permasalahan nyata
dalam kehidupan, kemudian peserta didik menyelesaikan
masalah atau mengidentikasi tindakan untuk mengatasi masalah .
6) Metode Dikusi adalah dimana guru memulai diskusi ,memancing
respons/partisipasi peserta didik. Diskusi dapat di lakukan untuk
menyajikan topik baru, meningkatkan kinerja.
7) Metode Pembicara Tamu adalah dimana seorang pakar atau ahli
materi dari lembaga yang berbeda didatangkan sebagai
narasumber /pembicara .
8) Metode Belajar Mandiri adalah dimana peserta didik
melaksanakan pembelajaran secara mandiri ,misalnya dengan
bantual modul,media interaktif dan sebagainya .
9) Metode Mentoring adalah dimana pembelajaran dilaksanakan
dengan interksi individual untuk meningkatkan kepribadian atau
profesional terutama ketika peserta didik menemukan kesulitan .
10) Metode Bermain Peran adalah dimana berperan/bertindak
dalamsuatu simulasi peristiwa yang terjadi di lingkungan
( Abdullah, 201, .hal.164-166).
e. Metode Pembelajaran Anak Tunanetra
Dalam mengajar sesuatu pada anak berkebutuhan khusus, adalah
penting untuk memilih strategi pengajaran tertentu yang dianggap paling
efektif untuk anak tertentu. Pemilihan ini akan tergantung pada gaya
belajar dan materi yang diajarkan. Berikut berbagai metode pengajaran
yang umumnya digunakan oleh guru anak berkebutuhan khusus.
1) Communication
Siswa dalam belajar tidak akan lepas dari komunikasi baik
siswa antar siswa, siswa dengan fasilitas belajar, ataupun
dengan guru. Kemampuan komunikasi setiap individu akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan dan
membentuk kepribadiannya. Proses ini dapat mencakup
14
keterampilan verbal dan non-verbal, serta berbagai jenis
simbol (katr, faco, gambar)
2) Task Analysis
Analisis tugas adalah prosedur dimana tugas-tugas
dipecah kedalam rangkaian komponen-komponen langkah atau
bagian kecil satu tujuan akhir atau sasaran. Analisis tugas
dimaksudkan untuk mendeskripsikan tugas-tugas yang harus
dilakukan ke dalam indikator-indikator kompetensi. Analisis
tugasuntuk menentukan daftar kompetensi. Berdasarkan
analisis tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru di sekolah
sebagai tenaga professional, yang pada giliranya ditentukan
kompetensi-kompetensi apa yang diperlukan , sehingga dapat
pula diketahui apakah seorang siswa telah melakukan tugasnya
sesuai dengan kompetensi yang dituntut kepadanya.
Kompetensi dasar berfungsi untuk mengarahkan guru dan
fasilitator mengenai target yang harus dicapai dalam
pembelajaran.
3) Direct Instruction
Intruksi langsung adalah metode pengajaran yang
menggunakan pendekatan selangkah-selangkah yang
terstruktur dengan cermat, dalam instruksi atau perintah.
Metode ini memberikan pengalaman belajar yang positif
dengan demikian dapat meningkatkan kepercayaan diri dan
motivasi untuk berprestasi. Pelajaran disampaikan dalam
bentuk yang mudah dipelajari sehingga anak mencapai
keberhasilan pada setiap tahap pembelajaran. Sintaknya adalah
orientasi, Prsentasi, latihan terstruktur, latihan terbimbing,
refleksi,latihan, mandiri,dan evaluasi.(https://nayyanrises.word
press.com/materiku2/paper/137-2/ diakses pada tanggal 20
oktober 2018 jam :1843.
15
4) Prompts
Prompt adalah setiap bantuan yang diberikan pada anak
untuk menghasilkan respon yang benar. Prompts memberikan
anak informasi tambahan atau bantuan untuk menjalankan
instruksi.
Adapun jenis prompts adalah sebagai berikut:
a. Verbal Prompts
Bentuk informasi verbal yang memberikan tambahan pada
instruksi tugas. Instruksi memberi tahu anak apa yang harus
dilakukannya
b. Modelling
Modelling adalah memberi tahu anak apa yang harus
dilakukannya atau bagaimana melakukannya dengan
mendemonstrasikan tugas
c. Gestural Prompts
Gestural Prompts adalah bantuan dalam bentuk isyarat
dapat mencakup tangan, lengan, muka, atau gerakan tubuh
lainnya yang dapat mengkomunikasikan informasi visual
special spesifik.
d. Physical Prompts
Physical Prompts adalah melibatkan kontak fisik, physical
prompts digunakan hanya bila prompts yang lain tidak
memberikan informasi cukup pada anak untuk mengerjakan
tugas atau bila anak belum sampai mengembangkan
kemampuan fisik yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan tersebut. Siswa dalam belajar tidak akan lepas dari
komunikasi baik siswa antar siswa, siswa dengan fasilitas
belajar, ataupun dengan guru. Kemampuan komunikasi setiap
individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang
bersangkutan dan membentuk kepribadiannya. Proses ini dapat
16
mencakup keterampilan verbal dan non-verbal, serta berbagai
jenis simbol (katr, faco, gambar).
2. Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah salah satu strategi pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan
pengalaman yang bermakna pada siswa. Tema menjadi pokok
pembicaraan dan gagasan yang mudah memusatkan siswa pada satu tema
tertentu. Dengan strategi pembelajaran tematik ini, siswa akan lebih
fokus dan konsentrasi sehingga pemahaman terhadap satu materi
pelajaran akan lebih mendalam. (Rusman, 2011, hal. 250).
Pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk mengembangkan
pengetahuan siswa dalam pendekatan pengetahuan berdasarkan interaksi
dengan lingkungan baik itu dilingkungan sekolah maupun lingkungan
dirumah dan masyarakat. Selain itu pengembangan pengetahuan siswa
juga dapat dilihat dari pengalamanan kehidupan yang pernah mereka
alami. (Rusman, 2011, ha l. 250). J adi pembelajaran tematik merupakan
suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan
beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa dapat memperoleh
pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran
menjadi bermakna bagi siswa.
b. Pentingnya Pembelajaran Tematik
Rusman (2011) ada beberapa alasan tentang pentingnya pendekatan
tematik dalam pembelajaran, terutama bagi peserta didik madrasah tingkat
dasar, diantaranya yaitu Pendekatan tematik mengharuskan perubahan
paradigma pembelajaran lama yang keliru. Dulu proses belajar mengajar
masih berpusat pada guru. Guru adalah segalanya bagi peserta didik.
Sehingga yang terjadi hanyalah sekedar “pengajaran”, bukan
“pembelajaran”. Tidak demikian bagi pembelajaran tematik. Dengan
17
pendekatan tematik pembelajaran (bukan pengajaran) dipusatkan kepada
peserta didik bukan guru, sebab dalam hal ini guru memerankan fungsi
sebagai fasilitator dan motivator yang membantu mengembangkan
kreativitas peserta didik, tanpa harus adanya penyeragaman atau
pemaksaan untuk mengikuti pemahaman guru. Disana peserta didik
diberikan ruang bebas untuk mewujudkan potensi dan menampilkan
karakteristiknya masing-masing.
1. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang
disesuaikan dengan perkembangan dan kecenderungan anak usia
dini rentang umur antara 0-8 tahun. Dalam tinjauan psikologi, anak
tumbuh dan berkembangan secara menyeluruh. Perkembangan
aspek kognitif seorang anak berkaitan erat dengan perkembangan
aspek afektif dan psikomotorik. Pada rentang umur tersebut,
perkembangan berbagai kecerdasan anak, IQ, EQ, dan SQ sangat
luar biasa.
2. Pendekatan tematik memungkinkan penggabungan berbagai
perspektif dan kajian interdisiplin dalam memahami suatu tema
tertentu penerapan pendekatan tematik merupakan upaya
pengembangan kemampuan dan potensi peserta didik dalam
memahami kenyataan hidup yang serba kompleks dan multi
variable.
3. Pendekatan tematik mendorong peserta didik memahami
wawancara aktual dan kontekstual. Dalam perencanaan
pembelajaran, guru mempunyai kebebasan memilih isu-isu
menarik yang sedang mengemukah ditengah masyarakat.
Pendekatan tematik mengantisipasi munculnya materi-materi
pembahasan dalam setiap mata pelajaran yang sudah using (out of
date). Dengan demikian, pembelajaran digiring bukan hanya
memperkaya wawasan keilmuan peserta didik, tetapi juga
melibatkan peserta didik untuk mendapatkan pengalaman langsung
18
dari realitas, gejala sosio kultural, ataupun gejala alam yang terus
berubah.
4. Pendekatan tematik menuntut penerapan metodologi pembelajaran
yang bervariasi. Setiap tema membutuhkan pendekatan dan strategi
pembelajaran yang berbeda. Dalam pendekatan tematik,
metodologi pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan tema
yang sedang menjadi materi pembelajaran. Pembelajaran
pendekatan tematik menuntut penerapan metodologi pembelajaran.
(Majid, 2014, hal. 87).
c. Landasan Pembelajaran Tematik
Adapun yang menjadi landasan pembelajaran tematik mencakup tiga
landasan yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan yuridis
(Majid, 2014, hal. 87).
1. Landasan filosofis
Didalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat yaitu progresivisme, konstruksivisme dan humanisme. Aliran
progresivisme yang memandang proses pembelajaran perlu ditekankan
pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana
yang alamiah (natural) dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran
konstruksivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct
experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. kemudian humanisme
yang melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan
motivasi yang dimilikinya.
2. Landasan psikologis
Pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi
perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. psikologi belajar
memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran
tersbut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus
mempelajarinya. (Majid, 2014, hal. 88).
19
3. Landasan yuridis
Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan
atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di
sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah Undang-Undang No
23 Tahun 2002 t entang perlindungan anak yang menyatakan bahwa
setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam
rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
dengan minat dan bakatnya (pasal 9) Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang system pendidikan Nasional. (Majid, 2014, hal. 88).
d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik
Adapun prinsip-prinsip pembelajaran tematik antara lain:
(1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah
digunakan untuk memadukan bidang studi
(2) Tema harus bermakna, artinya tema yang dipilih harus
memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya
(3) Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar
minat siswa
(4) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis
anak
(5) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa yang
aktual dalam kehidupan siswa
(6) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang
berlaku serta harapan masyarakat
(7) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan ketersediaan
sumber belajar. (Rusman, 2011, hal. 257).
e. Manfaat Pembelajaran Tematik
Dengan menerapkan pembelajaran tematik, peserta didik dan guru
mendapatkan banyak manfaat, diantara manfaat tersebut adalah.
(Rusman, 2011, hal. 281).
20
(1) Pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman konseptual
peserta didik terhadap realitas sesuai dengan tingkat
perkembangan intelektualitasnya. Pasalnya, anak-anak membentuk
konsep melalui pengalaman langsung.
(2) Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik mampu
mengekplorasi pengetahuan melalui serangkaian proses kegiatan
pembelajaran. Melalui tema, menghubungkan informasi yang
terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang utuh.
(3) Pembelajaran tematik mampu meningkatkan eeratan antara
hubungan antar peserta didik. Tema-tema pembelajaran yang erat
hubungannya dengan pola kehidupan sosial, sangat membantu
peserta didik agar mampu beradaptasi dan berganti peran dalam
melakukan pekerjaan yang berbeda.
(4) Pembelajaran tematik membantu guru dalam meningkatkan
keprofesionlismenya. Pembelajaran tematik membutuhkan
kecermatan dan keseriusan guru, baik dalam menemukan tema
yang kontekstual, merancang rencana pembelajaran, menyiapkan
metode yang tepat, merumuskan tujuan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran secara konsisten dengan tema
pembelajaran, sampai menyusun instrumen penilaian (evaluasi)
yang relevan dengan kegiatan pembelajaran (Majid, 2014, hal. 87).
f. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran
tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student contered),
hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih
bnyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-
kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
21
2. Memberikan pengalamn langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini,
siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar
untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran
menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan
siswa.(Rusman, 2011, hal. 258).
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian,
siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru
dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran yang lainnya. Bahkan mengaitkannya dengan kehidupan
siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAIKEM
yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
(Majid, 2014, hal. 89-90).
22
g. Model-Model Pembelajaran Tematik
Adapun model pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
1. Model Keterhubungan
Model keerhubungan ialah model dimana pembelajaran sengaja
diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep
lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas-tugas yang
dilakukan hari ini dengan tugas-tugas yang akan dilakukan pada
hari berikutnya. Kunci utama dalam model ini yaitu adanya usaha
sadar untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin
ilmu. Keunggulan model ini dimana peserta didik akan
memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep,
sehingga peserta didik akan lebih mudah mengembangkan konsep-
konsep secara terus menerus
2. Model Jaring Laba-laba
Model pembelajaran ini pada dasarnya menggunakan
pendekatan tematik. Pengembangan model ini dimulai dengan
menentukan tema. Tema bisa diterapkan dengan kesepakatan
antara pendidik dan peserta didik dengan cara berdiskusi.
Keuntungan model ini peserta didik dapat memperoleh pandangan
hubungan yang utuh.
3. Model Keterpaduan
Model ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran.
Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan beberapa mata
pelajaran dengan menemukan keterampilan dan sikap. Model ini
memiliki keunggulan peserta didik dengan mudah menghubungkan
dan mengaitkan materi dari beberapa mata pelajaran.
h. Buku ajar Tematik
Buku ini merupakan buku g uru yang dipersiapkan pemerintah
dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini disusun
dan ditelaah oleh berbagai pihak dibawah koordinasi kementerian
23
pendidikan dan kebudayaan, dipergunakan dalam tahap awal
penerapan Kurikulum 2013.
Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki
,di- perbaharui dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika
kebutuhan dan perubahan zaman.masukan dari berbagai kalangan
diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.
3. Anak berkebutuhan khusus
a. Pengertian anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus
yang berbeda dengan ank pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidak mampuan mental, emosi, fisik . (Hadis,2006, hal.5). Termasuk
di dalam anak berkebutuhan khusus yaitu diantaranya tunanetra,
tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, anak ber
bakat anak dengan gangguan kesehatan. Suparno dkk (2007:1-1) anak
berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang memiliki keunikan
tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya yang membedakan mereka
dari anak-anak normal pada umumnya.
Anak berkebutuhan khusus ( Direktorat pendidikan luar biasa : 2004)
adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya
secara signifikan fisik,mental intelektual,sosial emosional.
Dibandingkan dengan anak-anak lain. Sehingga mereka memerlukan
layanan khusus. Sedangkan Puri (2004:9) mendefinisikan bahwa anak
berkebutuhan khusus adalah anak dengan kondisi kemampuan fisik dan
mental dibawah kemampuan rata-rata anak-anak normal ,sehingga
dibutuhkan metode pendekatan atau metode penyampain tersendiri
untuk anak-anak tersebut.
24
Hidayat (2009) anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang
mempunyai kebutuhan baik permanen maupun sementara yang disebab
kan oleh kondisi sosial-emosi kondisi ekonomi,politik,kelainan bawaan
maupun yang didapat kemudian.
Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa anak berkebutuhan khusus
adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam kondisi fisik
atau mental sehingga membutuhkan pelayanan khusus untuk metode
penyampain .
b. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Menurut Suparno dkk (2007) anak berkebutuhan khusus
klasifikasikan menjadi 3 yaitu :
a) Tunanetra
Menurut kaufirman & Hallahan dalam bukunyan Choirudin
mendefinisikan tunanetra sebagai gangguan penglihatan atau
kebutaan baik sebagian maupun kebutaan total. Akurasi
penglihatan kurang dari6/60 atau tidak lagi memiliki
penglihatan .dalam hal ini tunanetra bisa diklasifikasikan
menjadi dua golongan yaitu buta total dan lemah penglihatanya.
Karena tunanetra memiliki keterbatasan dalam indra
penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat
indra yang lain yaitu indra peraba da indra pendengaran .oleh
karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan
pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang
digunakan harus bersifat tactual dan bersuara .misalnya
pengunaan tulisan braile ,gambar timbul.benda model dan benda
nyata. Sedangkan media yang bersuara seperti tape recorder.
b) Tunarungu
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam
pendengaran baik permanen mapun tidak permanen . karena
hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki
hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut
25
tunawicara. cara berkomunikasi dengan individu menggunakan
bahasa isyarat melalui abjad jari.
c) Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak
yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur
tulang yang bersifat bawaan. Sakit atau akibat kecelakaan
,termasuk celebral palsy ,amputasi, polio,dan lumpuh ,tingkat
kegangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki
keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetapi masih dapat
ditingkatvan melalui terapi ,gangguan sedang yaitu memiliki
keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi
sensorik .sedangkan gangguan berat yaitu memiliki keterbatasan
total dalam gerakan fisik tidak mampu mengontrol gerakan
fisik.Proses pembelajaran pada tunadavsa disesuaikan dengan
kondisi fisik yang bersangkutan .secara intelektual penyandang
tunadaksa tidak memiliki hambatan dalam proses belajar,namun
secara fisik mereka memiliki hambatan dalam mobilitas.
c. Anak berkelainan mental emosional
a) Tunagrahita
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang
signifikan dibawah rata-rata dan disertai dengan
ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncuo dalam
masa perkembangan. Anak-anak penyandang tunagrahita
memiliki keterbatasan dalam mengendalikan diri dan
bersosialisasi.
Rata-rata anak tunagrahita mengalami penurunan intektual
dalam dua bidang utama yaitu Fungsi intelektual ,penyandang
tunagrahita mengalami kesulitanbelajar dari pada lainya.
Khususnya dalam memahami sesuatu dan dalam berkomunikasi.
Perilaku adaptif ,penyandang tunagrahita mengalami kesulitan
26
dalam melakuvan aktivitasn sehari-hari seperti mengurus diri
sendiri dan berhubungan dengan orang lain .
Oleh karena itu pembelajaran bagi individu tunagrahita
lebih dititik beratkan pada kemampuan bina diri dan
sosialisasi.proses pembelajaran mungkin lebih d ititik beratkan
pada aktivitas sehari-hari atau dititik beratkan pada aktivitas
sehari-hari atau keterampilan mengurus sendiri, serta pada
keterampilan sosial seperti interkasi dengan penghuni rumah
dan liburan bersama keluarga .
b) Tunalaras
Tunalaras dalah individu yang memiliki hambatan dalam
pendengaran baik permanen mapun tidak permanen. Karena
hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki
hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut
tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan
bahasa isyarat melalui abjad jari. Proses pembelajaran pada
tunadavsa disesuaikan dengan kondisi fisik yang bersangkutan.
Secara intelektual penyandang tunadaksa tidak memiliki
hambatan dalam proses belajar, namun secara fisik mereka
memiliki hambatan dalam mobilitas.
d. Anak berkelainan akademik
Anak berkelainan akademik dibedakan menjadi anak berbakat dan
berkesulitan belajar.
a) Anak berbakat
Anak berbakat adalah anak-anak yang mengalami kelainan
intelektual diatas rata-rata klasifikasi anak berbakat pada umumnya
dilihat dari tingkat intelegnsinya ,berdasarkan standar stanford
blnet meliputi : kategori rata-rata tinggi ( de ngan IQ 110-119 )
kategori superior ( dengan IQ 120-139) Dan kategori sangat
superior ( engan IQ 140-169).
27
b) Anak berkesulitan belajar
Salah satu jenis ank berkebutuhan khusus yang ditandai
dengan adanya kesulitan untuk mencapai standar kompetensi yang
telah ditentukan dengan mengikuti pembelajaran konvensional
Anak berkesulitan belajar juga sering disebut learning disability.
e. Faktor penyebab anak berkebutuhan khusus
Menurut Suparno dkk(2007) beberapa faktor penyebab untuk anak
berkebutuhan khusus antara lain :
1. Faktor heriditer
Terjadi karena kelebihan kromosom yang diakibatkan oleh
kesamaan gen pada pasangan suami istri. Selain oleh itu,usia ibu waktu
hamil juga sangat berpengaruh terhadap kelahiran anak. Usia ibu saat
hamil diatas 35 tahun memiliki resiko yang cukup tinggi untuk
melahirkan anak berkebutuhan khusus.
2. Faktor infeksi
Karena adanya berbagai serangan penyakit infeksi yang dapat
menyebabkan baik langsung maupun tidak langsung terjadinya kelainan
seperti TORCH toksoplasma, rubella, cytomegalo virus, herpes, polio,
meningitis.
3.Faktor keracunan
Keracunan dapat secara langsung pada anak ,maupun melalui ibu
hamil.munculnya FAS(Fetal Achohol Syndrome) adalah keracunan
janin yang disebabkan ibu mengkonsumsi alcohol yang berlebihan,
kebiasaan kauman ibu mengkonsumsi obat bebas tanpa pengawasan
dokter merupakan potensi keracunan pada jenis. Jensi makanan yang
dikonsumsi bayi yang banyak mengandung zat-zat berbahaya
merupakan salah satu penyebab. Adanya polusi pada berbagai sarana
kehidupan terutama pencemaran udara dan air.
4.Trauma
Kejadian yang tidak terduga yang langsung pada anak seperti
proses kelahiran yang sulit sehingga memerlukan pertolongan yang
28
mengandung resiko tinggi mengakibatkan kekurangan oksigen pada
otak. Bencana alam juga bisa menyebabkan anak memiliki kebutuhan
khusus. Seperti cacat fisik dan gangguan mental.
5. Kekurangan gizi
Masa tumbuh kembang sanga berpengaruh terhadap tingkat
kecerdasan anak terutama pada 2 tahun pertama kehidupan .
kekurangan gizi dapat terjadi karena adanya kelainan metabolism
maupun penyakit-penyakit pada anak seperti cacingan. Jika dipandang
dari sudut waktu terjadinya kelainan dapat dibagi menjadi:
a. Pre-natal
Terjadinya kelainan anak semasa dalam kandungan atau
sebelum proses kelahiran. Misalnya seorang ibu yang tengah hamil
muda keracunan alcohol.
b. Peri-natal
Peri-natal disebut juga natal waktu terjadinya kelainan pada
saat proses kelahiran dan menjelang serta sesaat setelah proses
kelahiran.
c. Pasca-natal
Terjadinya kelainan setelah anak dilahirkan sampai dengan
sebelum usia perkembangan selesai (kurang lebih usia 18 tahun).
f. Dampak Terjadinya kelainan
Suparno dkk (2007 ) mengemukakan bahwa dengan adanya kelainan
seorang anak dapat mengalami hambatan yang akibat pada aspek
fisiologis, psikologis, dan sosial.
a. Dampak Fisiologis
Terutama terjadi pada anak-anak yang mengalami kelainan
yang berkaitan dengan fisik termasuk sensori-motor terlihat pada
keadaan fisik penyandang kebutuhan khusus kurang mampu
mengkoordinasi gerak antara lain:kurang mampu koordinasi
29
sensori motor,melakukan gerak yang tepat dan terarah ,serta
menjaga kesehatan.
b. Dampak psikologis
Timbul berkaitan dengan kemampuan jiwa lainya, karena
keadaan mental yang labil akan menghambat proses kejiwaan
dalam tanggapan terhadap tuntutan sosiologis.
c. Dampak sosiologis
Karena ada hubunganya dengan kelompok atau individu
disekitarnya terutama keluarga dan saudara-saudaranya.
Kehadiran anak berkebutuhan khusus .dikeluarga suatu unit sosial
menganggap dengan hadirnya anak berkebutuhan khusus
merupakan musibah . kesedihan dan beban yang berat.semua
masalah dikeluarga tersebut merupakan dampak sosiologis yang
harus ditanggung oleh keluarga
4. Tunanetra
a. Pengertian Tunanetra
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam
penglihatan. Tunatera dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan
yaitu buta total Blind dan Low vision. Menurut Kaufman dan
Hallahan adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau
akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi
memiliki penglihatan. Karena Tunantera memiliki keterbatasan
dalam indera penglihatan maka proses pembelajaran menekankan
pada alat indera yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran .
Tunanetra merupakan seseorang yang memiliki visus sentralis
6/60 lebih kecil dari itu. Atau setelah dikoreksi secara maksimal
penglihatanya tidak memungkinkan lagi mempergunakan fasilitas
pendidikan dan pengajaran yang biasa digunakan oleh anak normal /
orang awas.
30
b. Penyebab Tunanetra
Penyebab ketunanetraan sangat bervariasi tergantung lokasi
geografis,status sosioekonomi dan usia. Secara umum sebetulnya
bias di cegah dan diatasi. Trachoma merupakan penyebab utama
timbulnya kebutaan di negara-negara berkembang, Banyak
organisasi yang berhubungan dengan kesehatan mempunyai program
pencegahan kebutaan Mereka bekerja di perkampungan dan daerah-
daerah miskin dengan tujuan untuk memberikan penyuluhan kepada
masyarakat tentang kebersihan ,kesehatan, dan akses untuk
memperoleh pengobatan. Diabetes Glaucoma dan katarak
merupakan penyebab umm kebutaan dinegara-negara barat.
Hal ini terjadi karena usia harapan hidup mereka lebih panjang
dari generasi sebelumnya, usia berhubungan dengan penurunan daya
penglihatan. Ketika bekerja melalui kornea, bagian ini jernih dan
transparan menutupi bagian depan dari mata . kornea berbentuk
cembung dan memberikan perlindungan terhadap bola mara bagian
dalam. kornea membantu memfokuskan gambar yang di sampaikan
ke otak. Apabila kornea rusak, apakah diakibatkan oleh kecelakaan
atau penyakit dan tidak ditangani sehingg bagian dalam mata
terinfeksi, maka hal tersebut akan menyebabkan kebutaan yang
permanen dan mungkin buta total.
Setelah cahaya melewati kornea, kemudian akan masuk
kebagian berikutnya yaitu yang disebut bilik depan, bagian ini berisi
Aqueous humor (cairan Aqueou) Cairan ini membawa masuk gizi
dan membuang sampah yang ada di bagian belakang dari kornea.
Cairan ini berfungsi menjaga bentuk bola mata. Penyakit utama pada
cairan ini adalah yang disebut Glaucoma, yang dapat menyebabkan
hilangya ketajaman penglihatan atau lantang pandang. Siswa dengan
glaucoma biasanya disertai dengan sakit kepala dan memerlukan
waktu yang sering untuk beristirahat. Siswa mungkin juga
memerlukan perawatan dokter untuk menangani penyakit ini.
31
Bagian berikutnya dari mata setelah melewati bilik depan adalah
iris iris ini berwarna, terdiri dari otot yang melingkar dan berfungsi
untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan
mengatur besar kecilnya ukuran pupil. Pupil adalah bagian yang
terbuka pada iris dimana cahay masuk ke dalam mata. Jika iris tidak
berfungsi dengan baik,maka fungsi control cahaya tidak ada, menyeb
abkan siswa menjadi Photophobic sensitive terhadap cahaya. Siswa
mungkin memerlukan kacamata atau alat untuk mengurangi jumlah
cahaya yang masuk ke retina , Bekerja dengan jarak dapat
menyebabkan rasa lelah dan kabur pada mata .Untuk siswa seperti
ini biasanya diperlukan latihan orientasi dan mobilitas .Guru harus
menyadari anak-anaknya yang mempunyai kelainan pada iris dan
hendaknya segera mereferalnya ke dokter.
Lensa bentuknya oval ,bening, dan transparan letaknya berada
dibagian belakang iris. Fungsi dari lensa adalah sebagai Filter dan
penyaring cahaya sebelum sampai ke bagian belakang dari mata.
Katarak merupakan pengeruhan yang terjdi pada lensa .biasanya
diakibatkan oleh kecelakaan atu usia. Anak –anak dengan katarak
bawaan biasanya dioperasi jika memungkinkan operasi ini dilakukan
mungkin untuk memberikan kemungkinan perkembangan
penglihatan yang lebih baik Apabila lensa tidak ada, maka mata akan
kelihatan datar d an cahaya tidak akan dapat tersaring seacar
sempurna, Anak mungkin akan sensitif terhadap cahaya dan akan
mengeluh Karen pencahayaan. Cahaya redup diperlukan untuk anak
seperti ini. Mungkin diperlukan waktu tambahan untuk beralih dari
satu pekerjaan pekerjaan lainya untuk menyesuaikan terhadap
perubahan cahaya. Katarak biasanya diasosiasikan dengan Down
Syndrome dan Rubella.Berikut ini adalah beberapa contoh kondisi
penglihatan dari sekian Banyak kasus yang dapat mempengaruhi
penglihatan :
32
• Starbismus adalah otot-otot mata tidak dapat menahan
kedua bola mata pada posisi yang sejajar
• Amblyopia adalah sebelah mata tidak dapat berkembang
penglihatanya hilang penglihatanya sebagai akibat dari
strabismus
• Cataract adalah pengeruhan pada lensa sehinhha tidak
dapat meneruskan cahaya secepat tepat ke retina
• Aniridia tidak ada iris, sehingga terlalu banyak cahaya
masuk ke mata .
• Cortical visual impairment Kerusakan pada otak yang
berhubungan dengan penglihatan sehingga gambar yang
diterima oleh mata tidak dapat ditafsirkan dengan benar.
c. Karakteristik Anak dengan Ketunanetraan
Bayangkan ketika anak seorang dengan penglihatan yang normal
dapat dengan mudahn bergerak di lingkunganya, menemukan maian
dan beramian , serta melihat dan meniru orang tuanya dalam
aktivitas sehari-hari. Anak –anak tunanetra kehilangan saat –saat
belajar kritis seperti itu, yang mungkin akan berdampak terhadap
perkembangan belajar, keterampilan sosial dan perilakunya.
a. Karakteristik Kognitif Ketunanetraan secara langsung
berpengaruh pada perkembangan dan belajar dalam hal yang
bervariasi Lowenfeld mengambar kan dampak kebutaan dan low
vision terhadap perkembangan kognitif .
b. Karakterstik Akademik Dampak ketunentraan tidak hanya
terhadap perkembangan kognitif, tetapi juga berpengaruh pada
perkembangan keterampilan akademik, khususnya dalam bidang
membaca dan menulis Sebagai contoh, ketika anda membaca
atau menulis anak tidak perlu memperhtaikan secara rinci bentuk
huruf atau kata, tetapi bagi tunentra hal tersebut tidak bisa
dilakukan ka rena ada gangguan pada ketajaman
penglihatanya. Anak-anak seperti itu sebagai gantinya
33
mempergunakan berbgai alternatif media atau alat untuk
membaca dan menulis, sesuai dengan kebutuhan masing-masing
Mereka mungkin mempergunakan braile atau huruf cetak dengan
berbagai alternatif ukuran, dengan asesmen dan pembelajaran
yang sesuai, anak tunantera tanpa kecacatan tambahan dapat
mengembangkan kemampuan membaca dan menulisnya seperti
teman-teman lainya yang dapat melihat.
c. Karakterstik sosial dan emosional Bayangkan keterampilan
sosial yang biasa anda lakukann sehari-hari sekarang ini.
Apakah seseorang mengajarkan kepada anda bagaimana anda
harus melihat kepada lawan bicara anda ketika anda berbicara
dengan orang lain.
d. Dampak ketunanetraan
Aktivitas manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar
akan efektif apabila mengikutsertakan alat-alat indra yang di milik,
seperti penglihatan, pendengaran, perbaan, pembau, pengecap. Baik
dilakukan seniri-sendiri maupun bersama-sama. Dengan
pemanfaatan beberapa alat indra secara simultan
memudahkanseseorang melakukan apersepsi terhadap peristiwa atau
objek yang diobservasi ,terutama untuk membentuk suatu pngertian
yang utuh.
Dengan terganggunya salah satu atau lebih alat indranya
(penglihatan,pendengaran, pengecap, pambau, maupun peraba).
Niscaya akan berpengaruh terhadap alat indra yang lain. Pada
giliranya akan membawa konsekuensi tersendiri terhadap
kemampuan dirinya berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Contoh,
kasus yang terjadi pada anak tunanetra. Dengan kehilangan sebagian
atau keseluruhan fungsi penglihatan pada anak tunanetra akan
menimbulkan dampak negatif atas kemampuanya yang lain,
kemampuan mendayagunakan kemampuan fisik yang lainya, seperti
34
pengembangan fungsi psikisi dan penyesuain
sosial.(Efendi,2006,hal.34-37).
5. Huruf Braille
a. Pengertian Huruf Braille
Huruf Braille adalah sistem penulisan sentuh yang digunaakan oleh
kaum tunanetra. Sistem ini di ciptakan oleh seorang Perancis yang bernama
Louis Braille yang buta di sebabkan kebutaan waktu kecil, tulisan ini
dinamakan huruf Braille. Melalui perjalanan yang panjang tulisan Braille
sekarang di akui efektifitasnya dan diteima sebagai tulisan yang di gunakan
oleh tunanetra di seluruh dunia. Selain itu Huruf Braille bukan saja sebagai
alat komunikasi bagi para tunanetra tetapi juga sebagai represntasi suatu
kompetensi, kemandirian, dan juga persamaan. ( Sunanto, 2005, hal. 24).
Simbol Braille merupakan salah satu alat belajar dan berkomunikasi
tunanetra yang sangat penting, dengan simbol-simbol Braille
memperlancarkan proses belajar mengajar tunanetra. Huruf-huruf Braille
menggunakan kerangka penulisan seperti domino. Satuan dasar sistem
tulisan ini di sebut sel Braille, di mana tiap sel terdiri dari enam titik timbul,
tiga baris depan dua titik . Keenam titik tersebut dapat disusun sedemikian
rupa hingga menciptakan 64 macam kombinasi Huruf Braille dibaca dari
kiri ke kanan dan dapat melambangkan abjad, tanda baca, angka , t anda
musik, simbol matematika dan lainya . Ukuran huruf Braille yang umum di
gunakan adalah dengan tinggi sepanjang 0.5 mm, serta spasi horizontal dan
vertikal antar titik dalam sel sebesar 2.5. (Sunanto, 2005, ha l.25-16).
Menurut Munawir Yusuf(1996:09) Huruf Braille adalah serangkaian titik
timbul yag dapat dibaca dengan perubahan jari oleh tunanetra . Braille
bukanlah bahasa tetapi kode yang memungkinkan bahasa seperti bahsa
indonsia, ingrris, jerman, dan lain-lain dibaca dan ditulis.
35
b. Penulisan Huruf Braille
Pada tahun 1974, Buku Pedoman Menulis Braille Menurut Ejaan Baru
yang disempurnakan telah berhasil di susun dan di terbitkan oleh
Depertemen Pendidikan dan kebudayaan proyek pembinaan luar biasa di
jakarta. Menurut Mendiknas RI ( 2000: 2). Braille terdiri dari sel yang
mempunyai 6 titik yang diberi nomor seperi berikut.
aa
c. tanda angka
angka dalam huruf Braille diambilkan dari 10 a bjad
pertama braille yaitu dari a sampai j yang terlebih dahulu di
beri tanda angka, yaitu titik {3-4-5}
d. Tanda-tanda baca
jadi huruf br aille berbeda dengan huruf bi asa yang di
tonjolkan.huruf ini menggunakan kombinasi dari enam tempat
titik timbul dengan nomerisasi yang telah ditentukan.masing-
masing huruf atau simbol 33 memilki kombinasi titik yang
36
berbeda dengan yang lain. Seperti yang terlihat pada contoh di
atas,huruf ‘b’memiliki kombinasi titik nomor 1-2, sedangkan
huruf ‘c’walaupun sama-sama memiliki 2 buah titik namun
kombinasi titiknya adalah nomor 1-4.
Penggunaan huruf braille bagi seorang tunanetra tidak saja
untukmembaca tetapi juga dapat menuliskan apa yang di pikir
serta emudian membaca nya kembali. Ketika menggunakan
huruf braille ada beberapa hal yang harus di catat{Munawir
Yusuf,1996:100}.
a.Terdapat perbedaan penggunaan huruf unt uk orang tunanetra
dan orang awas.
b.Huruf braille memerlukan waktu yang lebih dalam
menuliskannya dan memerlukan tempat lebih bnayak.
c.Tida dapat diperkecil dan memerlukan tehnik khusus untuk
membaca huruf braille.
Menurut Munawir Yusuf {1996: 103} huruf-huruf braille
disusun berdasarkan pola enam titik timbul dengan posisi tiga
vertikal dan titik horisontal {seperto pola kartu domino}.titik-titik
tersebut diberi nomor tetap 1,2,3,4,5,6 pada posisi sebagai berikut
Susunan titik-titik huruf braille cara baca untuk keperluan
membaca,titik timbul positif yang dibaca.cara membaca seprti pada
umumnya yaitu dari kiri ke kanan.titik satu pada penulisan braille
terdapat pada titik sebelah kiri atas.posisi titik braille adalah posisi
huruf braille yang terdiri dari satu atau kombinasi beberapa titik
tersebut.dengan bantuan dari nomor setiap titik,maka suatu huruf
dapat di nyatakan dengan menyebutkan nomor titik-titiknya.
37
6. Program khusus Tunanetra
a. Pengertian Orientasi
Orientasi adalah proses penggunaan indera-indera yang masih berfungsi
untuk menetapkan posisi diri dan hubungannya dengan objek-objek yang ada
dalam lingkungannya. Orientasi itu mencari informasi untuk menjawab
pertanyaan: (1) di mana saya berada? (2) di mana tujuan saya? dan (3)
bagaimana saya bisa sampai tujuan? Orientasi melibatkan proses kognitif yang
dimulai dari proses persepsi, analitik, seleksi, perencanaan dan pelaksanaan.
Proses asimilasi data dari lingkungan yang diperoleh melalui indera-indera
yang masih berfungsi seperti penciuman, pendengaran, perabaan, persepsi
kinestetis, atau sisa penglihatan. Proses analitik merupakan pengorganisasian
data yang diterimake dalam beberapa kategori berdasarkan ketetapannya,
keterkaitannya, 35 keterkenalannya, sumber, jenis dan intensitas sensorisnya.
Proses seleksi merupakan pemilihan data yang telah dianalisis yang dibutuhkan
dalam melakukan orientasi yang dapat menggambarkan situasi lingkungan
sekitar. Proses perencanaan merupkan perencanaan tindakan yang akan
dilakukan berdasarkan data hasil seleksi sensoris yang sangat relevan untuk
menggambarkan situasi lingkungan.Proses melaksanakan hasil perencanaan
dalam suatu tindakan. Kelima proses kognitif itu akan efektif jika anak
tunanetra memiliki pengetahuan/knowledge) dan pemahaman/Comprehension)
terhadap hal hal khusus sebagai berikut.
1) Landmarks (ciri medan)
Setiap benda, suara, bau, suhu, atau petunjuk taktual yang mudah dikenali,
menetap, dan telah diketahui sebelumnya, serta memiliki lokasi yang permanen
dalam lingkungan.
2) Clue (petunjuk)
Setiap rangsangan suara, bau, perabaan, kinestetis, atau visual yang
mempengaruhi penginderaan yang dapat segera memberikan informasi kepada
siswa tentang informasi penting untuk m enentukan posisi dirinya atau sebagai
garis pengarah
38
3) Indoor Numbering System (sistem penomoran di dalam ruangan) Pola dan
susunan nomor-nomor ruangan di dalam suatu bangunan.
4) Measurement (pengukuran)
Tindakan atau proses mengukur. Mengukur merupakan suatu keterampilan
suntuk m enentukan suatu dimensi secara pasti atau kira-kira dari suatu
benda atau ruang dengan mempergunakan alat.
5) Compass Directions (arah-arah mata angin)
Arah-arah mata anginadalah arah-arah tertentu yang ditentukan oleh
medan magnetik dari bumi. Empat arah pokok ditentukan oleh titik-titik
yang pasti, dengan interval 90 derajat setiap sudutnya. Keempat arah
tersebut adalah utara, timur, selatan, dan barat.
6) Self Familiarization (pengakraban diri)
Proses pengakraban diri merupakan aktivitas khusus sebagai upaya untuk
memadukan kelima komponen orientasi dan menunjukkan saling
keterhubungannya. Kelima 36 komponen orientasi merupakan dasar dari
proses pengakraban diri. Kelima komponen tersebut adalah: arah mata
angin, pengukuran, clue, landmark, dan sistem penomoran.
b. Mobilitas
Mobilitas adalah kemampuan, kesiapan, dan mudahnya bergerak dan
berpindah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Mobilitas juga berarti
kemampuan bergerak dan berpindah dalam suatu lingkungan ke
lingkungan yang lain. Mobilitas amat berkaitan dengan kesiapan fisik.
Kesanggupan mobilitas amat ditentukan oleh kemampuan orientasi.
Kekuatan orientasi akan berdampak pada jangkauan mobilitas anak
tunanetra
c. Orientasi dan mobilitas
OM adalah satu kemampuan, kesiapan dan mudahnya bergerak dari
satu posisi/tempat ke satu posisi/tempat lain yang dikehendaki dengan
baik, tepat, efektif, dan selamat.
39
d. Keterampilan social
Keterampilan social mencakup keterampilan untuk hidup,
bekerjasama, mengntrol diri, sosialisasi dengan orang lain. Ketermpilan
social untuk tunanetra dalam modul ini akan lebih banyak membahas
keterampilan social yang berkaitan dengan life skill atau kecakapan hidup
yang harus dimiliki untuk bekal hidup untuk diri sendiri maupun untuk
orang lain.
e. Keterampilan komunikasi
Keterampilan sosial adalah keterampilan seseorang untuk
mempertahankan tujuan pribadi yang hendak dicapai dengan hubungan
baik dengan orang lain dengan cara yang dapat diterima secara
sosial.(Subgya,2018,hal.15)
B. Studi Relevan
Sepanjang yang peneliti ketahui bahwa telah ada beberapa penelitian
sebelumnya yang mengangkat tema yang menyerupai tentang isi dalam
penelitian ini. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara
lain:
1. Skripisi yang ditulis oleh Muhammad Rifai tahun 2016 IAIN Purwokerto
dengan judul “pembentukan karakter a nak berkebutuhan khusus
tunanetra melalui seni musik di SLB kuncup mas banyumas “. Pada
penelitian ini memfokus pada pembentukan karakter anak berkebutuhan
khusus tunanetra dalam seni musik. Hasil penelitian ini dapat mengetahui
bagaimana cara membentuk karakter anak tunanetra di seni
musik. Dalam penelitian ini sama-sama membahas anak tunanetra akan
tetapi peneliti lebih memfokus pad proses pembelajaran tematik anak
tunantera di sekolah luar biasa kota jambi
2. Skripsi yang ditulis oleh Umi Aisyah tahun 2014 Universitas islam
negeri Sunan kali jaga Yogyakarta dengan judul “Strategi layanan
bimbingan konseling bagi siswa Tunanetra Mts yaketunis Yogyakarta”.
Pada penelitian ini memfokus pada Strategi layanan dan bimbingan
terhadap anak berkebutuhan khusus. Hasil penelitian ini menyimpulkan
40
bahwa straetgi dan layanan mencakup beberapa komponen dalam
memberi layanan kepada anak tunanetra yaitu,layanan dasar,layanan
kelompok dll. Dalam penelitian ini tentu adanya perbedaan dan
persamaan dengan penelitia ambil, perbedaanya yaitu peneliti
memfokuskan bagaimana prose pembelajaran tematik anak tunanetra di
SLB ,sedangkan ia memfokuskan pada strategi dan layanan anak
tunanetra di mts. Persamaanya yaitu sama-sama meneliti terhadap anak
tunanetra.
3. Skripsi yang ditulis oleh Siti Masitoh tahun 2015 Institut agama islam
negeri Salatiga dengan judul “Sistem pembelajaran pendidikan agama
islam dan problematika yang di hadapi guru dalam pembelajaran pada
siswa Tunanetra di SMPLB Wantuwirawan“. Pada penelitianya
menunjukan focus pada problematika gudu dalam pembelajaran agama
islam di siswa tunanetra di SMPLB .Sedangkan Peneliti sendiri focus
pada problematika pembelajaran tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB)
Kota Jambi. Adapun persamaan dan perbedaanya dalam penelitian ini
yaitu sama-sama meneliti pada anak tunanetra, sedangkan perbedaanya
peneliti memfokus pada proses pembelajaran tematik anak tunanetra di
SLB kota jambi, sedangkan ia meneliti memfokus pada proses
pembelajaran pendidikan agama islam di SMPLB.
4. Skripsi yang ditulis oleh Ginanjar Rahmat tahun 2017 de ngan judul
“Penyesuaian diri anak berkebutuhan khusus tunanetra di SLB
Baktipura Ngais“. Penelitianya menunjukkan fokusnya dalam hal
bagaimana penyesuaian dirinya terhadap teman yang lain agar bisa
berinteraksi dengan lingkungan yang lainya. Sedangkan peneliti
sendiri meneliti bagaimana problematika proses pembelajaran anak
Tunanetra . Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti
pada anak berkebutuhan khusus tunanetra di SLB, sedangkan
perbedaanya yaitu peneliti memfokus pada proses pembelajaran
tematik. Ia meneliti tentang penyesuain diri anak berkebutuhan khusus
tunanetra.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif ini bermaksud memahami fenomena apa
yang dialami oleh subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan
pendidikan kualitatif karena dalam melakukan tindakan kepada subyek
penelitian yang sangat diutamakan adalah mengungkapkan makna, yakni
makna dan proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan motivasi,
kegairahan dan prestasi belajar melalaui tindakan yang dilakukan.
Pendekatan ini juga digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi.
(Sugiono, 2009, hal. 15).
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah Metode studi kasus
adalah meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada dalam
masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar
belakang ,keadaan, interkasi yang terjadi. Studi kasus dilakukan pada
suatu kesatuan sistem yang bisa berupa program , kegiatan , peristiwa, atau
sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi tertentu.
42
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Setting dalam penelitan ini meliputi : tempat penelitian, dan waktu
penelitian sebagai berikut :
a. Tempat Penelitian
Penelitian kualitatif ini dilaksanakan di Sekolah Luar
Biasa (SLB) Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. Di
Kota Jambi mengenai proses Pembelajaran Tematik pada Anak
Berkebutuhan Khusus Tunanetra kelas IV
b. Waktu Penelitian
Penelitan dilakukan pada tahun ajaran 2019, yaitu di mulai dari
bulan januari 2019 d an waktu penelitan ini mengacu pada
kalender akademik sekolah.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seseorang atau lapangan yang akan
dijadikan penelitian atau sumber yang dapat di teliti dengan metode
dialog sekaligus menjadikan data dalam penelitian. Subjek penelitian
ini yang dominan adalah guru pengajar Dikelas Tunanetra dan siswa.
Namun untuk memperoleh data yang akurat maka di perlukan juga
adanya pendiskusian dengan subjek yang lain seperti kepala sekolah,
dan waka kurikulum. Dalam pengambilan subjek, penelitian ini
menggunakan cara purposive sampling. Purposive sampling adalah
pengambilan sampel subjektif peneliti berdasarkan pada karakteristik
tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik
tertentu misal meneliti tentang pendidikan, maka peneliti harus
mencari sampel para ahli dalam pendidikan, sampel semacam ini
digunakan dalam penelitian kualitatif (Sugiono, 2009, hal. 9)
Berdasarkan pada pandangan di atas, maka pada dasarnya
kehadiran peneliti di sini di samping sebagai instrumen juga menjadi
faktor penting dalam seluruh kegiatan penelitian ini.
43
C. Jenis dan Sumber data
a. Jenis Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sesuai
dengan tujuan penelitian yang peneliti lakukan dalam mengumpulkan
data yang berkaitan dengan kelengkapan data yang ingin diteliti, maka
di perlukan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder, data
tersebut yang meliputi:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Penelitian berhubungan
langsung dengan penelitian yang bersangkutan (Yamin, 2009, hal. 87).
Data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah:
a. Hasil wawancara dengan kepala sekolah, tentang problematika
proses pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus Tunanetra
kelas IVdi Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Jambi.
b. Hasil wawancara dengan guru pengajar pada anak berkebutuhan
khusus Sekolah Tunanetra kelas IV Luar Biasa (SLB) Kota
Jambi.
c. Hasil wawancara dengan siswa Tunanetra di Sekolah Luar Biasa
d. Solusi guru dalam mengatasi kendala Pada proses pembelajaran
tematik pada anak berkebutuhan khusus tunanetra kelas IV di
Sekolah Luar Biasa Kota Jambi.
2.Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti tetapi data yang sudah jadi dituangkan
dalam lapangan penelitian, misalnya data dari biro statistik, majalah,
koran, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. (Yamin, 2009,
hal. 87).
44
a. Sejarah dan Geografis Sekolah luar biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi
b. Sarana dan Prasarana yang menunjang dalam proses
pembelajaran
c. Keadaan sekolah kepala sekolah, Guru dan siswa Sekolah luar
biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi
b. Sumber Data Penelitian
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah
subjek penelitian darimana data di peroleh .sedangkan menurut
Suharsini Arikunto yang di maksud dengan sumber data adalah
subjek darimana data-data di peroleh. Sumber data yaitu
berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat melalui
wawancara sumber data peristiwa( situasi) yang didapat melalui
observasi. Dan sumber data dari dokumen di dapat dari instansi
terkait.” Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata –kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Jama’an Satori, Aan
komariah,2009. Hal.105).
Sumber data disini merupakan subjek dari mana data yang
diperoleh yaitu :
a. Sumber data berupa manusia ,yakni kepala sekolah ,guru dan
siswa
b. Sumber data berupa suasana ,dan kondisi proses pembelajaran
tematik
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan ,arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan sekolah
,baik jumlah siswa dan sistem pembelajaran di sekolah .
45
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini peneliti menggunakan, tiga macam teknik pengumpulan
data yaitu:
1. Observasi (Observation)
Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-
hari orang yang s edang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian. Yamin (2009) menyatakan bahwa “dalam
observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang dikerjakan
orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi
aktif dalam aktiivitas mereka” (hal. 79). Penelitian partisipatif ini
kemudian dikhususkan lagi menjadi partisipasi pasif (passive
participation) artinya peneliti datang ke tempat kegiatan orang
yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat
langsung terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta
pandangan mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam proses pembelajaran Pada anak berkebutuhan khusus
Tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Jambi dan juga
problematika yang dihadapi guru terhadap proses pembelajaran
Tematik pada anak berkebutuhan khusus Tunanetra kelas IV di
Sekolah Luar Biasa (SLB ) Kota Jambi. Observasi yang dilakukan
penulis dalam skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman
observasi yang disusun sebagai berikut:
a. Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah
laku, cara berfikir
b. sosial dan tempat lingkungan
c. Ekspresi saat wawancara
d. Bahasa tubuh saat wawancara
46
2. Wawancara
Umar menyatakan wawancara adalah pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi terstruktur (semistructure interview) di mana
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
apa yang akan diperoleh (Umar, 2011, hal. 51). Dalam skripsi ini,
penulis menggunakan metode wawancara yang dilakukan kepada
subyek dengan menggunakan dokumntasi catatan lapangan.
Adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai berikut:
a) Latar belakang, lingkungan dan aktivitas pembelajaran pada
anak berkebutuhan khusus Tunanetra di Sekolah Luar Biasa
(SLB) Kota Jambi.
b) Berlangsungnya proses pelaksanaan Pembelajaran tematik pada
anak berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota
Jambi dan juga problematika Guru dalam menghadapi anak
berkebutuhan khusus Tunanetra kelas IV di Sekolah Luar Biasa
(SLB) Kota Jambi.
c) Solusi dalam menghadapi problematika pembelajaran anak
berkebutuhan khusus Tunanetra kelas IV di Sekolah Luar Biasa
(SLB) kota Jambi
47
3. Dokumentasi (Dokcumentation)
Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal
seluk beluk penelitian baik berupa catatn. Transkip ,buku ,surat kabar
prasasti,majalah, agenda dan sebagainya .( Sugiono,2012, hal.138 ).
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang
bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di Sekolah Luar
Biasa (SLB) Kota Jambi, yang ada hubungannya dengan penelitian
tersebut. Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara
mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi,
administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini
dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip
dari lembaga yang di teliti. Adapun di dalam skripsi ini penulis
mengumpulkan data visi dan misi, tujuan, keadaan guru dan
karyawan, keadaan siswa, sarana dan prasarana, prestasi akademik
dan non akademik struktur organisasi. Foto atau gambar, penggunaan
foto dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang tidak
dapat ditemukan secara tertulis sekaligus menjadi pelengkap serta
bukti penelitian. Foto yang digunakan adalah foto yang dihasilkan
oleh peneliti di Sekolah luar biasa (SLB) Di Kota Jambi.
E. Teknik Analisis Data
Menurut iskandar Menganalisis data adalah suatu proses mengolah
dan menginterprestasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai
informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang
jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal analisis data peneliti
menggunakan teknik:
1. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan
sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan,
48
mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo
dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi
yang tidak relevan. Adapun data yang direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui catatan
lapangan dan wawancara, kemudian data tersebut dirangkum, dan
diseleksi sehingga akan memberikan gambaran yang jelas kepada
penulis.
2. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display
atau menyajikan data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam
bentuk teks naratif. Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik,
diagram, tabel dan bagan. Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah data teks yang
bersifat naratif. Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori dan sejenisnya, tetapi yang paling sering digunakan adalah
teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini peneliti
menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan
dengan mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-
masing. Data yang telah didapatkan dari hasil wawancara, dari
sumber tulisan maupun dari sumber pustaka.
3. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila
tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data. (Sugiyono, 2009, hal.252). Kesimpulan dalam
49
penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya
belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi jelas
setelah diteliti.
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam Keabsahan merupakan konsep penting yang diperbarui dari
konsep keshahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut vesri
“passitivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan
paradigmanya sendiri. Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas
kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas),
keteralihan, kebergantungan dan kepastian. Masing-masing kriteria
tersebut mengguankan teknik pemeriksaan sendiri sendiri Kriteria derajat.
kepercayaan, (Yamin,2009, hal. 91). Pemeriksaan data didasarkan atas
kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan,
kebergantungan dan kepastian. Dalam peneliti ini peneliti mengecek
keabsahan data menggunakan teknik :
1. Meningkatkan Ketekunan
Teknik ini dimaksudkan untuk melakukan pengamatan
secara lebih cermat, penguji kredilitas dengan meningkatkan
ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh
catatan hasil peneliti dengan cermat (Sugiyono,2016,hal.371).
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan dengan
membaca berbagai referensi buku maupun hasil peneliti atau
dokumentasi yang terkait dengan proses pembelajaran tematik
pada anak berkebutuhan khusus tunanetra kelas IV .
2. Kecukupan Referensi
Dalam kecukupan referensi peneliti menggunakan alat
bantu perekam, kamera atau video. Kecukupan referensi
membantu peneliti dalam wawancara kepada informasi dan
mengamati fenomena yang terjadi di lapangan sesuai dengan
50
Fokus peneliti dengan mengambil gambar atau vidio. Dengan
data dan informasi yang diperoleh dapat di gunakan sebagai
dasar untuk menguji data ketika diadakan analisis data dan
penafsiran sehingga peneliti tidak lagi mengalami kesulitan
ketika menyusun laporan dari peneliti tersebut.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data atau
pembanding data. Triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada (Sugiyono,2016,hal.330). Peneliti mengumpulkan data
sekaligus menguji kredibiltas data yaitu mengecek data dari
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber
yang sama. Teknik triangulasi yang digunkana dalam penelitian
ini yaitu:
a. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber
(Sugiyono,2016,hal.373). Dalam hal ini peneliti
berusaha membandingkan data dari hasil wawancara
guru, kepala sekolah dan siswa tunanetra kelas IV.
b. Triangulasi Teknik dilakukan untuk menguji kredilitas
data yang dilakukan dengan teknik yang berbeda
( Sugiyon,2016,hal,373). Dalam hal ini penelitian ini
berusaha membuktikan data hasil observasi,wawancara
dan dokumentasi.
50
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Lokoasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di SLB Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH berdiri sejak tahun 1982 a tas prakarsa Ketua Dharma
Wanita Provinsi Jambi, Ibu Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,
SH. seorang guru besar Universitas Gajah Mada dan juga Istri dari
Gubernur Jambi 2 pe riode tahun 1970 sd. 1989. SLB diresmikan
langsung oleh ibu Tien Soeharto pada tanggal 4 April 1984.
Pengelolaan dari segi kelembagaannya diserahkan kepada Dharma
Wanita Propinsi Jambi, sedangkan pengelolaan dari segi edukatifnya
oleh Dinas Pendidikan Propinsi Jambi dan dibantu oleh instansi-
instansi lainnya. Sekolah Luar Biasa (SLB) secara resmi dengan
persetujuan DPRD Propinsi Jambi tanggal 3 N opember 1982
No.14/kpts/Dprd/1982, diberi nama “Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof.
Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH“. Nama ini diberikan dengan
maksud untuk menghormati jasa Almarhumah Ibu Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH. atas jasa almarhumah yang telah
memprakarsai berdirinya lembaga pendidikan yang bersifat
kemanusiaan, juga untuk kemajuan di daerah provinsi Jambi.
Awalnya, sejak berdiri sampai tahun 2004 SLB beralamat di Jl. Letjen
Suprapto no. 35 s amping RS. Umum Raden Mattaher Jambi. Namun
sejalan perkembangan dan bertambahnya jumlah siswa, sejak tanggal
29 Nopember 2004 akhirnya pindah ke lokasi baru yang terletak di Jl.
Depati Parbo Telanaipura Kota Jambi.
51
2. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH Kota Jambi
NPSN :10504944
Status Sekolah :Swasta
Status Akreditasi : A
Status kepemilikan : Pemerintah Daerah
Sk Pendirian sekolah :122110/fc-1994
Tanggal sk pendirian : 02-9-1994
Alamat Sekolah : Jln. Depati Purbo, Rt. 11
Kelurahan : Pematang Sulur Kecamatan : Telanai Pura Kabupaten : Kota Jambi Provinsi : Jambi Waktu Belajar : Pagi Hari
Tahu Berdiri : 1982
Bangunan Sendiri : Milik Sendiri
3. Visi dan Misi Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH Kota Jambi
1. Visi
Terwujudnya manusia yang bertaqwa, terampil, mandiri, dan
cinta lingkungan
2. Misi
1) Menanam nilai keimanan melalui pendidikan moral dan agama
2) Mengoptimalkan kompetensi akademik sesuai dengan potensi
yang dimiliki
3) Mengembangkan berbagai keterampilan sesuai dengan bakat
dan minat peserta didik
4) Menerapkan kecakapan hidup untuk kemandirian di
masyarakat
Menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan sehingga
terwujud lingkungan yang bersih, indah dan nyaman
52
Guru Kelas/Wali Kelas/Guru Bidang Studi Guru Kelas/Guru Bidang Studi
4. Struktur Organisasi SLBN Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan SH Kota Jambi
Dadang Mulyana M.Pd
Kepala Sekolah
Komite AHLI Koperasi Sekolah
Suhaidi S.Pd
Bendahara
Suhaidi S.Pd
Bendahara
Suratman S.Pd
Sarpras
Karsim S.Pd M.Pd
Waka Kurikulum
Budi Prasetyo S.Pd
Waka Kesiswaan
Vaomal Basyar S.Pd
Sosial & Humas
Muslih S.Pd
Kerohanian
Tri Daswati S.Pd
Tunanetra
Andam Litasari S.Pd
Tunarungu
Supriyanto S.Pd
Tunagrahita
Masnatita S.Pd
Tunadaksa
-
Tunalaras
Titin Yuniasih S.Pd Autis
Nyismas Nilawati S.Pd
Korsatdik TKLB
Sumarsih S.Pd
Korsatdik SDLB
Hendri Mariza S.Pd
Korsatdik SMPLB
Mukh. Jamadi S.Pd
Korsatdik SMALB
50
6. Data Siswa
SLBN "PROF. DR. SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN,SH JAMBI
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
BULAN : November 2018
No Satuan Kelas
A B C C1 D D1 F JUMLAH
Pendidikan L P J L P J L P J L P J L P J L P J L P J L P J
1 TKLB 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 SDLB 1 0 0 0 1 1 2 2 2 4 5 3 8 0 0 0 0 2 2 2 0 2 10 8 18
2 0 0 0 4 3 7 2 1 3 5 3 8 0 0 0 2 1 3 3 0 3 16 8 24
3 0 0 0 1 2 3 5 4 9 3 3 6 0 0 0 0 2 2 4 0 4 13 11 24
4 1 1 2 6 1 7 4 4 8 9 2 11 0 0 0 1 1 2 4 0 4 25 9 34
5 2 0 2 8 2 10 7 6 13 8 3 11 0 0 0 0 0 0 9 1 10 34 12 46
6 1 0 1 5 2 7 2 3 5 6 4 10 0 0 0 4 4 8 3 0 3 21 13 34
JUMLAH 4 1 5 25 11 36 22 20 42 36 18 54 0 0 0 7 10 17 25 1 26 119 61 180
3 SMPLB 1 1 0 1 3 2 5 7 3 10 2 4 6 0 0 0 3 2 5 0 0 0 16 11 27
2 1 1 2 2 5 7 11 6 17 1 6 7 0 0 0 3 3 6 0 0 0 18 21 39
3 1 0 1 10 9 19 5 8 13 3 6 9 1 1 2 2 0 2 0 0 0 22 24 46
JUMLAH 3 1 4 15 16 31 23 17 40 6 16 22 1 1 2 8 5 13 0 0 0 56 56 112
51
4 SMALB 1 2 0 2 8 10 18 15 3 18 3 7 10 0 0 0 3 0 3 0 0 0 31 20 51
2 1 0 1 4 8 12 6 4 10 5 0 5 0 0 0 4 0 4 0 0 0 20 12 32
3 0 0 0 6 11 17 9 0 9 5 2 7 1 0 1 2 3 5 0 0 0 23 16 39
JUMLAH 3 0 3 18 29 47 30 7 37 13 9 22 1 0 1 9 3 12 0 0 0 74 48 122
JUMLAH 1+2+3+4 12 114 119 98 3 42 26 249 165 414
Jambi, Januari 2019 Plt. Kepala Sekolah Dadang Mulyana, S.Pd, M.Pd NIP. 19640525 198610 1 001
50
7. Data Guru
No Nama L/P TEMPAT TGL LAHIR
IJAZAH JUR
THN NUPTK TERAKHIR LLS
1 Dadang Mulyana, S.Pd, M.Pd L Pangucekan, 25 Mei 1964 S2 Teknologi Peddk 2015 5857-7426-4320-0042 2 Solbi, S.Pd, M.Pd L Belitang OKU, 16 Oktober 1969 S2 Teknologi Peddk 2011 1348-7476-4920-0013 3 Triyono,S.Pd.M.Ed L Boyolali, 01 Oktober 1963 S2 PLB 2009 3333-7416-4720-0003 4 Sumarsih,S.Pd P Kulon Progo, 01 Agustus 1963 S1 BK 2007 1133-7416-4230-0023 5 Sri Mumpuni,S.Pd P Jakarta, 28 Januari 1964 S1 PLB 1984 7460-7426-4230-0002 6 Suratman,S.Pd L Sleman,04 Juni 1962 S1 OR 2004 2946-7406-4120-0012 7 Nurmellidar,S.Pd P Padang, 30 Mei 1963 S1 BK 2007 5862-7416-4330-0012 8 Hj. Sri Suryati,S.Pd P Jambi, 28 Februari 1970 S1 PLB 1993 3560-7486-5030-0022 9 Yaomal Basyar,S.Pd L Sumedang,01 Juni 1961 S1 BK 2001 4933-7396-4020-0012
10 Sri Handayani,S.Pd P Wonogiri, 28 Juni 1962 S1 PLB 1986 0948-7406-4330-0012 11 Hj. Risa Farida,S.Pd P Majalengka,14 Februari 1966 S1 PGSD 2011 1546-7446-4630-0022 12 Tridaswati,S.Pd P Padang, 03 Oktober 1965 S1 BK 2008 5435-7436-4630-0012 13 Andam Litasari,S.Pd P Jambi,02 September 1969 S1 PGSD 2010 3234-7476-4930-0023 14 Budi Surono,S.Pd L Bandung,29 Maret 1971 S1 PLB 1995 5661-7496-5020-0002 15 Hardalena, S.Pd P Kumun, 08 Februari 1964 S1 PGSD 1989 0504-7426-4330-0022 16 Budi Prasetyo,S.Pd L Sukabumi,09 Desember 1968 S1 PLB 1994 8541-7466-4820-0003 17 Karsim, M.Pd L Karawang,10 Januari 1968 S2 PLB 1994 0442-7466-4920-0022 18 Mukh.Jumadi,S.Pd L Semarang, 16 September 1967 S1 PLB 1995 8248-7456-4920-0003 19 Suhaidi,S.Pd L Semurup, 10 April 1967 S1 BK 2008 6742-7456-4820-0022 20 Sri Sadono,S.Pd L Sragen, 18 Agustus 1965 S1 BK 2008 3150-7436-4430-0023 21 Evi Maidahlena, S.Pd P Jambi, 07 Mei 1967 S1 PGSD 1989 8839-7456-4830-0012 22 Yarnida, S.Pd P Kerinci 10 Juli 1967 S1 PGSD 1990 5042-7456-4730-0033 23 Replianis,S.Pd, M.PdI P Kemantan, 02 April 1970 S2 PGSD 2013 6734-7486-5030-0022 24 Nyimas Nilawati,S.Pd P Jambi, 26 Desember 1963 S1 PGSD 2011 8558-7416-4330-0013 25 Ina Kesnaruta,S.Pd P Kerinci, 08 Oktober 1967 S1 PGSD 2011 1340-7456-4730-0023 26 Murniati,S.Pd P Sei Geringging, 01 September 1969 S1 PGSD 2010 7233-7476-5030-0013
51
27 Ermanita, S.Pd P Jambi 30 May 1980 S1 Pertanian 2004 9862-7586-5930-0042 28 Masnarita,S.Pd P Jambi, 20 April 1969 S1 PGSD 2010 5752-7476-4930-0062 29 Verdiansyah,S.Pt L Jambi, 07 November 1982 S1 Peternakan 2007 0043-7606-6320-0023 30 Rts. Fatmawati,S.Pd P Jambi, 20 Mei 1988 S1 PGSD 2013 6852-7666-6730-0010 31 Erry Zaidah Luthfiyah,S.Hum P Lamongan,11 September 1983 S1 Bhs & Sastra 2005 6243-7616-6230-0073 32 Nurkhamid,S.Ag L Jepara,16 Februari 1969 S1 Syariah 1998 8548-7476-5120-0002 33 Supriyanto,S.Pd L Purworejo,30 Juni 1969 S1 BK 2009 7962-7466-4920-0012 34 Adi Kurniadi,SE L Jambi, 21 November 1977 S1 Ekonomi 2003 2453-7556-5520-0003 35 Gustira Mayasari,S.Pd P Jambi, 20 Agustus 1983 S1 Tata Boga 2006 0152-7616-6230-0073 36 Titin Yuniasih, S.Pd P Cilacap,06 Juni 1976 S1 BK 2004 3938-7546-5623-0162 37 Sabar Widodo, S.Pd L Klaten,28 Oktober 1988 S1 PORKES 2014 3360-7666-6920-0003 38 Ari Kusumaratri,A.Md.TW P Jakarta,20 November 1971 D3 Terapi Wicara 1999 - 39 Hendri Mariza,S.Pd L Solok,07 Juli 1987 S1 PLB 2010 2039-7656-6613-0223 40 Lia Herliani, S.Sos P Sumedang,20 Mei 1985 S1 Sosial 2007 8852-7636-6423-0222 41 Nana Triana, S.Pd P Jambi,02 Mei 1990 S1 BK 2013 4834-7686-6923-0042 42 Endang Purwanti, A.Md P Jambi,05 April 1977 D3 Manajemen & info 1999 3737-7556-5630-0090 43 Rama Yulianti S, S.Kom P Muara Bungo, 03 Juli 1981 S1 Komputer 2006 9035-7596-6030-0013 44 Erita Sapitri,S.Pi P Jambi, 09 September 1980 S1 Perikanan 2005 7241-7586-5930-0073 45 Della Murniati, A.Md P Jambi 14 Januari 1981 D3 Keuangan 2004 9446-7596-6023-0122 46 Evi Lestari, S.Sn P Palembang07 Agustus 1976 S1 Seni Tari 2001 - 47 Muslih, S.Pd L Bogor,04 September 1981 S1 PGSD 2013 4236-7596-6220-0003 48 Alfi Azizah, S.Pd P Jambi,30 Agustus 1985 S1 Tata Busana 2010 1162-7636-6423-0113 49 Citra Oktavini, S.Pd P Pasaman, 06 Oktober 1990 S1 PLB 2013 5338-7686-6923-0043 50 Dian Novitasari P Jambi,05 November 1984 SMA IPS 2003 4437-7626-6330-0083 51 Nenden Agustin, S.Pd P Muara Singoan,24 Agustus 1990 S1 PLB 2014 - 52 Endah Pratiwi P Jambi,29 Januari 1980 D2 PGTK Guru TK 2004 4461-7586-5923-0102 53 Syarifah Hidayati, S.Pd P Taba Penanjung,20 Mei 1989 S1 PLB 2013 5852-7676-6823-0072 54 Eka Pastiah, S.Pd P Sei Kelumpang,20 Oktober 1983 S1 PLB 2014 - 55 Angga Nikola Fortuna, S.Pd L Kerinci, 05 Februari 1991 S1 PLB 2014 - 56 Riszki Monica,S.Pd P Sarolangun,17 Januari 1985 S1 Bahasa Indonesia 2009 6449-7636-6422-0002 57 Mardhatillah, S.Pd P Padang, 10 September 1991 S1 PLB 2014 -
52
58 Emi Yusnia, S.Pt P OKU Timur,6 Maret 1991 S1 Peternakan 2013 - 59 Septia Nela Sari, S.Sos P Jambi,22 September 1992 S1 Ilmu Pemerintahan 2014 - 60 Dina Junita, S.Pd P Jambi,12 Juni 1990 S1 BK 2013 - 61 Syafrina Maulana, S.Pd P Seleman,10 September 1991 S1 PLB 2013 - 62 Anita, S.Pd P Suko Berajo,26 Agustus 1989 S1 Bahasa Indonesia 2011 - 63 Ika Noor Hidayati, S.Sos P Jambi,27 Desember 1990 S1 Sosiologi 2000 - 64 Helda Desmayati, S.Pd P Jambi,27 Desember 1990 S1 Bahasa Indonesia 2014 - 65 Ayuningtyas Nurhastuti,S.Pd P Boyolali, 23 Januari 1993 S1 BK 2011 - 66 Nabila Muti Tanjung, S.Pd P Jambi,02 Juni 1993 S1 PLB 2015 - 67 Suci Jannati, S.Pd P Jambi,05 Maret 1993 S1 Bahasa Indonesia 2015 - 68 Elvi Kusnadewi, S.KM P Muara Kutur,13 Desember 1978 S1 Kes. Masyarakat 2005 - 69 Yudi Alfisah,S.Pd L Kampung Pandan,18 Mei 1988 S1 PLB 2014 - 70 Putri Rahmawati, S.Pd P Jambi,06 Agustus 1988 S1 Bahasa Inggris 2012 - 71 Adisyahputra Gultom, S.Pd L Bangko,24 Oktober 1992 S1 PLB 2016 - 72 Irma Fitriyani, S.Pd P Jambi,09 Desember 1990 S1 Seni Rupa 2015 - 73 Debbi Rihan Dwi Putri, S.Psi P Jambi,16 Desember 1992 S1 Psikologi 2015 -
74 Arie Pratiwi,S.Kom.I P Jambi,06 Mei 1990 S1 Bim. Penyuluhan Islam 2012 -
75 Siti Nurmala, S.Pd P Teluk Sialang,15 April 1984 S1 PGSD 2017 4747-7626-6330-0042 76 Hedia Rizki, S.Pd P Kerinci, 21 Januari 1995 S1 MTK 2016 - 77 Jessy Marantika, S.Pd P Padang, 07 Oktober 1994 S1 PLB 2016 78 Nicki Lia Triana S , S.Psi P Tanjab Timur,05 Oktober 1992 S1 Psikologi 2015 - 79 Heru Ramdani Gumay, S.Pd L Palembang,15 Mei 1987 S1 PLB 2015 - 80 Nurul Try Wahyu Ningsih,S.Pd P Jambi,18 Agustus 1994 S1 PLB 2017 - 81 Ria Maharani, S.Pd.I, M.Pd.I P Jambi,19 Juli 1991 S2 PAI 2015 - 82 Seri Herliani, S.Pd P Muaradua,05 Mei 1972 S1 Bahasa Inggris 1996 - 83 Lisa Pradina, S.Pd P Jambi,08 September 1995 S1 PORKES 2018 - 84 Septiawan Dwi Cahyo, S.Kom L Jambi,17 September 1985 S1 Teknik Informatika 2010 - 85 Nurhayati, S.Pd.I P Kuala Tungkal,07 Oktober 1984 S1 PAI 2006 - 86 Lilis Winarni, S.Psi P Suka Maju,10/01/1994 S1 Psikologi 2017 - 87 Nani Purwati, S.Pd P Jambi,02/02/1988 S1 Bahasa Indonesia 2011 - 88 Ebin Kurniawan, S.Pd L Lebak Bungur,12/12/1995 S1 PAI 2018 -
53
89 Irpan S.Pd.I L Jambi,25/05/1988 S1 PAI 2010 -
50
8. Sarana dan Prasarana
1 Ruang Kepala Sekolah 1 30 m2 V -
2 Ruang Wakil Kepsek 1 20 m2 V -
3 Ruang Yayasan 1 20 m2 V -
4 Ruang Kelas 48 20 m2 V -
5 Ruang Guru 1 70 m2 V -
6 Ruang Perpustakaan 1 54 m2 V -
7 Lapangan Upacara 1 30 m2 V -
8 Lapangan Basket /
Olahraga 1 400 m2 V -
9 Ruang Assesment dan
Terapi 2 600 m2 V -
10 Ruang Program
Khusus 3 42 m2 V -
11 Ruang Keterampilan 11 30 m2 V -
12 Ruang Tari 1 56 m2 V --
13 Ruang Koperasi dan
Waserda 2 56 m2 V -
14 Gudang 4 56 m2 V -
15 Toilet dan Kamar
Mandi 15 15 m2 V -
16 Studio Rekaman 1 5 m2 V -
17 Aula Pertemuan 1 63 m2 V -
18 Asrama 2 448 m2 V -
51
19 Rumah Penjaga 1 150 m2 V -
20 Rumah Dinas Kepsek 1 54 m2 V -
NO
Jenis alat dan media pembelajaran Jumlah
Kondisi
Baik Rusak ringan
Rusak Berat
1 Komputer 26 unit 20 - 6
2 Laptop 12 unit 12 - -
3 LCD Proyektor 6 unit 4 - 2
4 Printer 8 unit 6 - 2
5 Tape Recorder /DVD Player 3 unit 3 - -
6 TV 6 Unit 5 - 1
7 CCTV 20 Unit 16 - 4
8 Werless 6 unit 6 - -
9 TOA 2 unit 2 - -
10 Mesin Jahit 12 unit 12 - 2
11 Mesin Bordir 2 unit 2 - -
12 Mesin Bordir Komputer 1 unit 1 - -
13 Peralatan Tata Boga 1 unit 1 - -
14 Peralatan Tata Kecantikan 1 set 1 - -
15 Peralatan Otomotif 1 set 1 - -
52
16 Peralatan Bengkel Las 1 set 1 - -
17 Peralatan Pertanian
Peternakan
1 set 1 - -
18 Peralatan Pavingblok /
Konblok
1 set 1 - -
19 Peralatan band /musik 1 set 1 - -
20 Peralatan akuperasur 1 set 1 - -
21 Peralatan Tari 3 set 3 - -
9. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kualitas tamatan sekolah khusus dituntut untuk memenuhi standar
kompetensi dunia kerja. Salah satunya, selain mampu menguasai materi
keterampilan, siswa harus dapat berinteraksi dan aktif dalam hubungan sosial.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu alat pengenalan siswa pada
hubungan sosial. Di dalamnya terdapat pendidikan pengenalan diri dan
pengembangan kemampuan selain pemahaman materi pelajaran. Berangkat
dari pemikiran tersebut, di SLB Sri Soedewi diselenggarakan berbagai
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ektrakurikuler di sekolah adalah
1. Pramuka
2. Olahraga
3. Musik / Band
4. Menari
5. Melukis
6. Pantomim
7. Kerohanian
10. Kurikulum Sekolah
53
Kurikulum yang digunakan di SDLB ini adalah kurikulum 2013 y ang
dikemas dalam bentuk tematik. Pada dasarnya kurikulum yang digunakan di
SDLB ini sama dengan kurikulum di SD umum, hanya saja untuk kompetensi
dasar (KD) di SDLB lebih menyesuaikan terhadap kemampuan dari peserta
didiknya. Kompetensi dasar (KD) untuk anak SDLB lebih menyesuaikan
kepada ketunaannya, dan setiap ketunaan memiliki KD yang berbeda-beda.
Pada kurikulum di SDLB ini bukan anak yang menyesuaikan diri pada
kurikulum tapi kurikulum yang menyesuaikan pada kondisi anaknya. Misalnya,
KD untuk kelas 1 mampu berhitung 1-10, namun kenyataan dilapangan siswa
belum mengenal angka 1-10 tersebut. Maka tugas guru mengganti KD tersebut
untuk menyesuaikan terhadap kemampuan anaknya, kata mampu berhitung
bisa diganti dengan mengenal. Dan KD untuk setiap anak juga berbeda yang
disesuaikan dengan kemampuan anaknya. KD setiap anak tidak bisa disama
ratakan karena kemampuan setiap anaknya juga berbeda.Kalau si A sudah bisa
berhitung belum tentu si B juga sudah bisa berhitung. Kekurangan dari
penerapan kurikulum ini yaitu kompetensi dasar yang ditetapkan oleh
pemerintah kurang sesuai dengan kondisi anak dilapangan.
Gambar 4.1 Sekolah tampak dari Depan
(Sumber. Dokumentasi sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH ).
54
Gambar 4.2 Halaman depan ruangan kelas Tunanetra sekolah luar biasa
Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH
(Sumber. Dokumentasi sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH )
B. Temuan khusus dan Pembahasan
1.Proses pembelajaran tematik pada anak berkebutuhan khusus
Tunantera di sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH. Di Kota Jambi
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
pendidik terkait dengan suatu materi agar dapat merubah tingkah laku dari
peserta didik itu sendiri . Pembelajaran yang dilakukan seharusnya ada
komunikasi atau timbal balik yang bagus agar pembelajaran menjadi
bermakna dan berhasil . A kan tetapi pembelajaran untuk anak tunanetra
berbeda dengan anak yang normal lain sehingga pembelajaran harus
benar-benar dilakukan oleh guru yang butuh kesabaran dalam menangani
dan memperhatikan anak tunanetra perlu pendekatan khusus. Seseorang
siswa yang mengalami gangguan pada penglihatan tidak bisa diberikan
pola pembelajaran seperti siswa-siswa pada umumnya.
Dalam proses pembelajaran tematik pada kelas Tunanetra guru
memberikan bimbingan. sesuai dengan kemampuan atau tingkatan-
55
tingkatan masing-masing anak tunanetra Pembelajaran yang dilakukan
dengan mengunakan Huruf Braille. Huruf Braille adalah satu media / alat
yang sangat penting didalam proses pembelajaran anak tunanetra untuk
Membaca dan menulis ,huruf braille terdiri kerangka enam titik dua titik
ke kanan dan tiga titik ke bawah. Contohnya gambar dibawah ini
Gambar 4.3: 6 titik dan alat Reglet dan Stylus/Pena yang di gunakan saat
pembelajaran
Pada saat proses pembelajaran tematik tentunya berbeda saat
pengajarannya terhadap anak tunnetra dengan anak normal, disini guru
memiliki tugas yang berat menyesuaikan kemampuan anak ditambah lagi
dengan keterbatasannya tidak mampu melihat, jadi masing-masing anak
berbeda untuk pencapainya.
Menurut hasil wawancara yang telah diteliti peneliti dengan wali
kelas Tunanetra yang menjadi sumber data penelitian mengenai proses
pembelajaran tematik pada anak tunanetra .
“ Pada saat proses pembelajaran tematik siswa memang diajarkan huruf braille terlebih dahulu , karna huruf braille sangat penting bagi anak tunantera sebagai alat/ media dalam menerima materi pembelajaran, mereka diajarkan membaca dan menulis terlebih dahulu sebelum melangkah kemateri ataupun tema selanjutnya ,mereka benar-benar dibimbing dalam belajar huruf Braille tergantung kemampuan siswa dalam menanggapi atau menerimanya”. (Wawancara dengan ibu Tri Daswati, S.Pd wali kelas Tunanetra, Selasa 8 Januari 2019).
Dokumentasi mengenai proses pembelajaran tematik mengunakan Huruf
Braille di dalam kelas
56
Gambar 4.4: Proses pembelajaran dalam kelas siswa dan guru
Berkaitan dengan kesiapan guru atau siswa dalam menerima kurikulum
2013 yang dikemas dalam bentuk tematik tentunya tidak lepas yang nama
sebuah RPP( Rencana pelaksanaan pembelajaran ) mengalami kendala
dalam merumuskan nya sesuai dengan kemampuan siswa di kelas
tunanetra ,disamping kemampuan yang berbeda ditambah lagi dengan
keterbatasan mereka dalam melihat.
“Kendala disini dalam sebuah RPP tentunya ada komponen-komponen yang terdiri dari kompetensi dasar salah satunya,seorang guru lebih bisa melihat dan menyesuaikan terhadap kemampuan dari peserta didiknya dan ketunaanya dan setiap ketunaan memiliki KD yang berbeda-beda, Misalnya kompetensi dasar (KD)nya berhitung di ganti dengan Mengenal angka atau Huruf Abjad dalam proses .”(Wawancara dengan ibu Tri Daswati, S.Pd wali kelas Tunanetra,Selasa 8 Januari 2019).
Dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari namanya komponen-
komponen yang mendukung suatu proses pembelajaran yaitu adanya peran
guru,Perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP),metode pembelajaran,
media pembelajaran sebagai berikut .
a. Peran Guru
Guru sangat berperan penting dalam proses pembelajaran,
khususnya pada anak tunanetra. Anak tunanetra sangat membutuhkan
pendekatan khusus dari seorang guru, guru disini memiliki tugas yang
sangat berat dalam membimbing, mengarahkan anak –anak tunanetra.
57
Seperti halnya yang disampaikan oleh bapak dadang mulyadi sebagai
kepala sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,
SH. Di kota jambi.
“Peran guru disini sangat penting dalam mendorong pembelajaran siswa untuk meningkatkan keinginan siswa atau motivasi siswa untuk belajar ,membangkitkan semangat siswa dan guru disini memiliki tugas yang berat karna disini karakter anak-anaknya berbeda dengan anak pada umumnya ,disebabkan karna keterbatasan dalam penglihatanya .ada juga siswa yang cepat menangkap ada juga yang lambat dalam mengenal huruf braille ,jadi butuh kesabaran guru dalam menghadapi nya”.”( Wawancara dengan bapak Dadang Mulyana Selasa 8 Januari 2019).
Gambar 4.5:Guru mengarahkan siswa untuk belajar mengunakan
Huruf Braille
Berdasarkan Observasi ,wawancara,dokumentasi yang telah dilakukan
peneliti tentang peran guru terhadap anak tunanetra di sekolah
Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. di
kota jambi, dapat diketahui bahwa peran guru sangat penting dalam
mengarahkan, membimbing anak tunanetra untuk tetap semangat dan
mendapat hasil yang baik ketika dalam proses pembelajaran .
b. Perencanaan Pembelajaran
58
Sebagai guru tentunnya harus mampu membuat perencanaan,
pelakasanaan serta mampu mengevaluasi peserta didik sehingga
tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
Seperti wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terkait
dengan penyusunan perencanaan pembelajaran dengan guru wali kelas
tunanetra.
“Untuk saat ini disekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. di kota jambi berpedoman pada RPP yang modifikasi ,”. RPP modifikasi itu ya kita sesuaikan dengan kemampuan siswa tunanetra menyerhanakan materi saja,”. Cara membuatnya ya pas pembelajaran dari RPP biasa kita sesuaikan dengan kemampuan siswa dan keterbatasan mereka melihat ,disini mereka membutuhkan barang yang kongrit ( nyata) disekitarnya. ( Wawancara dengan ibu Tri Daswati, S.Pd wali kelas Tunanetra Selasa 8 Januari 2019,).
Program pembelajaran di sekolah ini di susun oleh guru sebagai
pedoman dilihat dari buku g uru dan buku siswa khusus tunanetra
dalam hal ini diketahui oleh kepala sekolah .dalam penyusunan RPP
modifikasi dibuat untuk masing-maasing anak tunanetra yang
materinya lebih disederhanakan lagi disesuaikan dengan karakter dan
kemampuan siswa.
c. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan alat bantu pembelajaran yang
digunakan sesuai dengan tujuan dan isi materi pembelajaran
sebagai usaha untuk mempermudah menyampaikan informasi dari
sumber belajar kepada penerima informasi, dengan tujuan untuk
memperoleh hasil belajar yang lebih baik dalam kegiatan belajar-
mengajar. Dengan demikian maka seorang pendidik dalam
melakukan proses belajar mengajar harus dapat memilih antara
media yang cocok dengan materi yang akan diberikan kepada anak
Tunanetra . Media khusus untuk Tunanetra diantara yaitu Tulisan
braille, Miniature binatang atau hewan, Peta timbul, Puzzel
59
buahan-buahan, Komputer atau laptop yang sudah dilengkapi
dengan screenreader (software pembaca layar).
Ibu Trisdaswati selaku wali kelas tunanetra mengatakan bahwa
media pembelajaran untuk kedua siswa tunanetra sebagai berikut .
“, Pada proses pembelajaran siswa kelas Tunanetra tidak bisa terlepas dari mengunakan Tulisan braille, serta buku-buku yang menggunakan huruf bra ille karna keterbatasan dalam penglihatan mengakibatkan informasi ,pesan materi yang disampaikan oleh guru berapa persen yang mereka terima, tentunya disini guru sangat berperan penting bagi anak tunanetra,butuh waktu dan kesabaran dalam mengajarkanya tergantung kemampuan mereka masing-masing dalam menerima”. Media yang digunakan pada saat pembelajaran seperti miniatur dan Audio visual benda yang dibawa kelas nak,”salah satu contohnya membawa minatur gajah,harimau, kambing dll. Karna mereka keterbatasan dalam penglihatan maka membawa miniaturnya dan siswa memegang miniaturnya guru menjelaskan ciri-ciri hewan / binatang tersebut nak itu salah satu contoh dalam proses pembelajaran . (Wawancara dengan ibu Tri Daswati, S.Pd wali kelas Tunanetra 11 januari 2019)
Pernyataan ini di pertegas juga oleh siswa-siswa di kelas Tunanetra Takwa dan Dini sebagai berikut :
“,Dalam proses pembelajaran tematik ada materi IPA tentang hewan-hewan jadi kami dikasih Miniature binatang atau hewan,kalau materinya buah-buahan ada miniatur bentuk buah-buahan yang diraba sesuai dengan materi yang disampaikan guru saat belajar.( Wawancara dengan siswa kelas IV tunanetra 11 Januari 2019 ).
Peneliti juga memperoleh informasi lain dari bapak Dadang
Mulyana selaku kepala sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH. di kota jambi yang mendukung pernyataan
dari kepala sekolah bapak dadang mulyana sebagai berikut .
“Memang media yang digunakan untuk siswa dikelas gunakan miniatur audio visual dalam proses pembalajaran guru juga mengunakan buku g uru dan siswa yang telah diberikan pemerintah untuk menunjang proses pembelajaran, tetapi belum semua media yang bisa di penuhi.”(Wawancara dengan bapak dadang mulyana, kepala sekolah, Selasa 8 Januari 2019,).
60
Hasil observasi yang dilakukan peneliti juga didukung dengan
dokumentasi mengenai media pembelajaran salah satunya yang ada di
perpustakaan yaitu buku guru dan buku siswa.
Gambar 4.6: Media pembelajaran salah satunya yaitu buku
Gambar 4.7: Peneliti diajarkan mengunakan salah satu media pembelajaran
yang berbentuk miniatur hewan.
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi yang telah peneliti lakukan
dalam hal perencanaan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa guru membuat
RPP modifikasi yang disesuaikan dengan kemampuan siswa tunanetra dan
materinya lebih disederhanakan lagi.
61
d. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan
untuk mempermudah dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa
sehingga mempermudah siswa tunanetra untuk menguasai materi.
Metode pembelajaran terdiri dari metode simulasi,demonstrasi,praktek
Metode yang digunakan untuk tunanetra memperhatikan 3 hal yaitu
penyampain, pengorganisasain dan pengolahan. Proses belajar dengan
peserta didik gangguan penglihatan dapat menggunakan metode
mengunakan huruf braille dan audio visual yang paling utama .Metode
utama dalam pembelajaran peserta didik tunanetra adalah ceramah salah
satunya, di didalam kurikulum 2013 pembelajaran dikemas dalam bentuk
pembelajaran tematik dengan mengunakan pendekatan 5 dan
pembelajaran berbasis ilmiah mendorong guru untuk menggunakan
model discovery,PBL, Project base learning .
Ibu Trisdaswati selaku wali kelas tunanetra mengatakan bahwa metode
pembelajaran untuk kedua siswa tunanetra sebagai berikut .
“Metode pembelajaran untuk anak tunanetra khususnya siswa yang bernama dini dan Takwa memang membutuhkan kesabaran dan pendekatan untuk mengajarkan mereka.untuk mengajarkan huruf braille membutuhkan media dan waktu yang bisa dikatakan lama tergantung kemampuan siswa ada yang cepat menerima materi ada yang lambat khususnya belajar huruff bra ille . Metode yang sering digunakan adalah ceramah lalu langsung memperagakan langsung dengan media yang ada disekitar seperti miniatur-miniatur,karna keterbatasan dalam melihat ”.(Wawancara dengan Tridaswati wali kelas, jumat 11 Januari 2019).
Pernyataan ini di pertegas lagi oleh salah satu siswa Tunanetra
kelas IV yang bernama Dini .
“dini masih butuh bimbingan dan arah khusus dalam belajar huruf Braille , karna dalam belajar huruf braille kita diajarkan mengenal huruf-huruf ,angka-angka terlebih dahulu kak,setelah itu baru kami masuk kematerinya , disini juga dini sebelumnya belum pernah sekolah ,masuk sekolah langsung
62
kelas IV disebabkan usia dini sudah 12 t ahun ,jadi merasa kesulitan dalam proses pembelajaran belum ada pengalaman sebelumnya ”. ( wawancara dengan Dini ,siswa Tunanetra kelas IV jumat 11 Januari 2019).
Gambar : 4.8 : Peneliti wawancara dini dan takwa siswa tunanetra
kelas IV Mengenai belajar huruf Braille
Gambar 4:9 Siswa belajar mengunakan Huruf Braille
Peneliti juga memperoleh informasi dari taqwa siswa Tunanetra
kelas IV sebagai pendukung pernyataa dari Dini .
63
“Dalam pembelajaran , kami memang diajarkan huruf bra ille , huruf braille itu terdiri dari 6 titik , jadi saya merasa kesulitan dalam belajar , karna saya pindahan dari kelas umum belum ada pengalaman sebelumnya,disini saya sangat membutuhkan bimbingan bu Tridaswati untuk mengajarkan kami ”.(wawancara dengan Taqwa,siswa Tu nanetra kelas IV jumat 11 Januari 2019).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh
peneliti yang dapat disimpulkan bahwa memang adanya siswa yang
bernama Dini dan Taqwa ketika dalam proses pembelajaran
berlangsung sangat membutuhkan bimbingan guru kelas, karena
mereka berdua baru tahun ini baru menduduki atau masuk sekolah
luar biasa sebelumnya belum pernah. Contohnya siswa yang
bernama Dini sebelumnya ia belum pernah sekolah .dan Taqwa
pindahan dari sekolah umum. Sehingga guru membutuhkan
kesabaran dalam mengajarkan huruf braille membutuhkan waktu
yang cukup lama sesuia dengan kemampuan siswa saat proses
pembelajaran.
2. Kendala yang dihadapi guru pada pembelajaran tematik pada Anak
Berkebutuhan Khusus Tunanetra di Sekolah Luar Biasa
Dalam suatu pembelajaran tentu ada kendala yang di alami baik itu
kendala siswa, guru atau pun yang lain . Untuk itu peneliti juga menemukan
beberapa kendala berdasarkan observasi dan wawancara dengan pihak-pihak
terkait. Pada awal pembelajaran untuk kelas tunanetra membutuhkan yang
namanya sosok seorang guru, karna disini mereka bermasalah dalam
penglihatan siswa memang membutuhkan pendekatan khusus dalam proses
pembelajaran tidak semua guru bisa memahami karakter dan kemampuan
siswa tunanetra disini memang tugas guru berat. Saat proses pembelajaran
siswa diarahkan bagaimana mengenal huruf braille, memegang benda-benda
kongrit disekitar.
64
Ketika peneliti turun ke lapangan peneliti menemukan beberapa kendala.
Adapun kendala tersebut adalah :
a. Kendala dari Guru
Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran
yaitu bertugas memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa
dalam kegiatan proses pembelajaran, guru juga dituntut agar
mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi
denga siswa di kelas.
Seperti halnya kendala yang disampaikan oleh bapak dadang
mulyana selaku kepala sekolah mengatakan kepada peneliti
sebagai berikut.
“Masih kurangya guru yang lulusan PLB (Pendidikan luar biasa), seharusnya yang mengajar anak berkebutuhan khusus (ABK ) itu harus lulus PLB di sekolah luar biasa ini.”( Wawancara dengan kepala sekolah dadang mulyana, kepala sekolah, Jumat 11 Januari 2019,).
Hal itu juga diungkapkan oleh guru kelas tunanetra ibu Tridaswati
kepada peneliti mengunkapkan sebagai berikut .
“Kendala disini memang masih kekuarngan guru, seharusnya di dalam aturan anak berkebutuhan khusus seharusnya 1 orang guru memegang 2 orang siswa, Namun disini masih sangat minim guru terutama di kelas tunanetra, di tingkat SDLBnya ada 3 kelas terdiri dari kelas 4, kelas 5 kelas 6 saya merasa kelehan kadang dalam mengajarkan anak-anak tersebut karena bingung membagikan waktu jam belajar anak-anak”.(Wawancara dengan ibu Tridaswati, Jumat 11 Januari 2019).
Pernyataan ini senada yang disampaikan oleh siswa Tunanetra
kelas IV sebagai berikut
“Kami merasakan saat pembelajaran masih kurang memahami konsep materi yang disampaikan oleh guru,karena saat pembelajaran berlangsung ibu guru membagikan waktu dengan kelas lain,sehingga kami merasa diabaikan ,ini di sebabkan masih butuh guru kelas
65
ditunanetra”. (Wawancara dengan Dini dan Takwa, Jumat 11 Januari 2019).
b. Kendala dari Siswa
Siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang
menempati posisi penting dalam proses pembelajaran karena siswa
sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita Mereka memerlukan
bimbingan dan pengarahan dalam proses pembelajaran yang
diperhatikan pertama kali adalah siswa, bagaimana keadaan dan
kemampuannya,baru setelah itu menentukan komponen-komponen
yang lainnya.
Seperti halnya yang disampaikan oleh Kepala Sekolah Bapak
Dadang Mulyana mengenai siswa Tu nanentra kelas IV Sebagai
berikut
“Kendala disini yang paling utama adalah Siswa, mereka keterbatasan dalam penglihatan, ini yang menjadi kendala sebenarnya saat proses pembelajaran memang butuh kesabaran guru dalam mengajar pada anak tunentra. Masih kurangya kesadaran orang tua untuk memasukan anak-anaknya ke sekolah luar biasa,sehingga di sini masih kurangya siswa”. (Wawancara denga Kepala sekolah bapak Dadang Mulyana 11 Januari 2019 ).
Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu
Triasdawati sebagai berikut
“Memang betul adanya kendala yang paling utama adalah dari siswa, karena mereka terganggu oleh penglihatanya dalam proses pembelajaran, disini saya sebagai guru wali kelas memang butuh kesabaran, memahami karakter dan kemampuan setiap siswa di kelas, masih kurang kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah luar biasa,sehingga masih kekurangan siswa, contohya di tingkat SDLB hanya ada kelas 4,kelas 5, dan kelas 6, selebihnya tidak ada”.( Wawancara dengan wali kelas Tunanetra ibu Triasdawati 11 Januari 2019).
66
Pernyataan ini senada yang disampaikan oleh siswa Tunanetra
kelas IV Dini sebagai berikut
“ Saya masuk ke sekolah luar biasa ini langsung kelas 4 umur saya sudah 12 tahun sebelumnya saya belum pernah sekolah sekolah, bisa jadi dari faktor orang tua saya yang tidak mengerti tentang sekolah luar biasa ini, seharusnya dari awal saya sudah di sekolahkan disini”.( Wawancara dengan siswa Tunanetra yang bernama Dini 11 Januari 2019).
c. Kendala dari Rencana Pelaksaan Pembelajaran ( RPP)
Guru yang baik adalah guru yang mampu membuat sebuah
perencanaan pembelajaran yang baik untuk pembelajaran beberapa
materi ke depanya, karena RPP juga salah satu komponen
terpenting dalam proses pembelajaran. Namun disini guru masih
kesulitan dalam pembuatan sebuah RPP .
Seperti halnya yang disampaikan oleh Kepala Sekolah Bapak
Dadang Mulyana Sebagai berikut
“Dalam proses pembelajaran tolak ukuran acuan guru adalah pada sebuah RPP, RPP disini yang dikemas dalam pendekatan saintifik dikemas dalam bentuk Tematik tinggal guru menyesuaikan Kompetensi dasar dan Kompetensi inti dengan ketunaan setiap siswa guru harus sekreatif mungkin pada saat proses pembelajaran berlangsung”.( Wawancara dengan Kepala sekolah Bapak Dadang Mulyana 11 Januari 2019).
Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu
Triasdawati sebagai berikut
“ Pada saat pembelajaran berlangsung RPP sebagai acuan dalam belajar menyesuaikan dengan materi yang ada dan dengan kekampuan siswanya juga, disini saya yang modifikasi RPPnya sesuai dengan ketunaan siswa.”( Wawancara dengan ibu Triasdawati 11 Januari 2019).
67
Pernyataan ini senada yang disampaikan oleh siswa Tunanetra kelas IV Taqwa sebagai berikut
“Pada saat ibu menyampaikan materi kami memang di bimbing diarahakan dalam pembelajaran terutama dalam pengenalan huruf Braille. Mengajarkan kami membutuhkan waktu yang lumayan lama sesuai dengan kemampuan kami.”(Wawancara dengan siswa Tunanetra Taqwa 11 januari 2019).
d. Kendala dari Media Pembelajaran
Media adalah salah satu alat untuk memudahkan guru dalam
menyampaikan materi kepada siswa, pada anak Tunanetra memang
membutuhkan media yang kongrit agar materi yang disampaikan
bisa dimengerti siswa.
Seperti halnya yang disampaikan oleh Kepala Sekolah Bapak
Dadang Mulyana sebagai berikut.
“Pada saat pembelajaran guru mengunakan media yang audio visual dan miniatur-miniatur, sebenarnya ada alat khusus untuk anak tunanetra ,namun kendala dana masih terbatas untuk melengkapi nya,maka disini guru harus bisa kreatif dalam mengunakan media yang ada”.( Wawancara dengan kepala sekolah bapak Dadang Mulyana 11 J anuari 2019).
Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu
Triasdawati sebagai berikut
“Ketika pembelajaran berlangsung memang ada materi-materi yang membutuhkan media pembelajaran seperti ada materi IPA yang memang membutuhkan media miniatur contohnya miniatur harimau,kambing sambil menjelaskan konsepnya kepada siswa agar mereka paham apa yang mereka pegang miniaturnya dan memang harus ada media khusus untuk anak tunanetra seperti peta timbul,alat-alat musik, radio,kamus bicara, namun yang ada sekarang seperti komputer,huruf Braille “.(Wawancara dengan ibu Triasdawati 11 Januari 2019).
68
Pernyataan ini senada yang disampaikan oleh siswa Tunanetra kelas IV sebagai berikut
“Saat pembelajaran ibu menyampaikan materi dengan mengunakan miniatur yang ada di kelas,kami disuruh memegang salah satu medianya seperti miniatur kambing ,kemudian ibu menjelaskan ciri-cirinya agar kami tahu dan paham materi yang disampaikan ibu kepada kami”.( Wawancara dengan siswa tunanetra 11 Januari ).
e. Kendala dari Sarana dan Prasarana
Untuk mencapai suatu pendidikan yang baik tentunya ini salah
satu komponen menunjang dalam proses pembelajaran dengan
fasilitas-fasiltas yang lengkap ,media-media pembelajaran yang
bisa memudahkan proses pembelajaran.
Seperti halnya yang disampaikan oleh Kepala Sekolah Bapak
Dadang Mulyana sebagai berikut.
“ ini juga salah satu kendala dalam menunjang berjalanya suatu proses pembelajaran disini masih kurangya sarana prasarana seperti ruangan khusus setiap tuna,kalau buat tunanetra yaitu ruang orientasi dan mobilitas,masih kurangya buku-buku yang menunjang proses pembelajaran “.(Wawancara dengan kepala sekolah bapak Dadang Mulyana 11 Januari 2019).
Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu
Triasdawati sebagai berikut
“Kalau masalah sarana prasarana memang menjadi kendala untuk proses pembelajaran, masih kurangya ruangan rehabilitas seperti ruangan orientasi dan mobilitas untuk anak Tunanetra,ketika belajar masih mengunakan buku-buku keluaran yang lama,belum ada keluaran yang baru, media-media pembelajaran masih kurang juga disini”.(Wawancara dengan wali kelas Tunanetra ibu Triasdawati 11 Januari 2019).
69
Berdasarkan hasil Observasi, Wawancara, Dokumentasi dapat
diperoleh kesimpulan bahwa kendala dalam proses pembelajaran
tematik adalah yang pertama dari guru masih kekurangan guru
khususnya yang berlatar belakang pendidikan luar biasa (PLB).
Yang kedua dari Siswa masih kekurangan, masalah penglihatan
yang menganggu proses pembelajaran. Yang ketiga dari rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru belum bisa memenuhi
target yang sudah tertera dalam kompetensi dasar dan kendala
dalam hal pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Yang ke empat dari media pembelajaran yang digunakan masih
sangat minim saat proses pembelajaran. Yang ke lima dari Sarana
dan Prasarana minimnya sarana prasarana yang menunjang proses
pembelajaran di kelas tunanetra.
3. Upaya guru dalam mengatasi kendala pada proses pembelajaran tematik
pada anak berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa
Dari kendala diatas pasti terdapat beberapa solusi yang dilakukan oleh
guru kelas maupun pihak sekolah . Pada dasarnya pemecahan masalah
bersasaran pada perbaikan kualitas upaya tersebut dapat meningkatkan
kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik
khususnya siswa Tunanetra, agar proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan optimal. Ada beberapa solusi yang harus dilakukan untuk
mengatasi kenadala atau upaya yang di lakukan diantara lain yaitu :
a. Upaya dari Guru
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah tentang
mencari solusi ataupun kendala yang di hadapi guru dalam kelancaran
proses belajar mengajar.
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Dadang Mulyana sebagai
kepala sekolah kepada peneliti sebagai berikut .
70
“Dengan masih minimnya guru-guru yang lulusan jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) maka sekolah akan berupaya untuk berusaha melaporkan kedinas setempat agar merekruk guru-guru sesuai dengan bidangya”.( Wawancara dengan Kepala sekolah bapak Dadang Mulyana Senen 14 Januari 2019).
Peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas tunanetra
untuk memperkuat argument yang disampaikan kepala sekolah
sebelumnya.
Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu
Triasdawati sebagai berikut.
“ Saya harap pihak sekolah merekrut guru-guru yang sesuai dengan bidangnya yang bisa memahami karakter siswa di dalam kelas, di tingkat SDLB khususnya sangat membutuhkan guru supaya jam belajarnya tidak terganggu dengan kelas yang lain”.(Wawancara denga guru kelas Tunanetra ibu Triasdawati Senen 14 Januari 2019).
b. Upaya dari Siswa
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah tentang
solusi dari masih kurangya siswa-siswa di kelas tunanetra.
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Dadang Mulyana
sebagai kepala sekolah kepada peneliti sebagai berikut .
“Berusaha memberikan kesadaran kepada wali murid tentang pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus tunanetra untuk di sekolahkan ke sekolah luar biasa ini,bahwa pendidikan itu bagi mereka, dan sekolah berupaya memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan siswa”.(Wawancara Senen 14 Januari 2019 dengan Kepala sekolah bapak Dadang Mulyana).
Peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas untuk
memperkuat argument kepala sekolah tentang solusi atau upaya
masih kurangya siswa di kelas tunanetra.
Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu
Triasdawati sebagai berikut
71
“Perlunya usaha dari guru untuk mengembangkan bakat dan Kreativitas anak Tunanetra, agar mereka memiliki semangat untuk mewujudkan cita-cita sehingga mereka tidak merasa diabaikan atau acuhkan oleh orang disekitar mereka dan diakui keberadaan mereka, karena sesuai dengan pepatah mereka bisa karena mereka ada”.(Wawancara Senen 14 J anuari 2019 dengan ibu wali kelas ibu Triasdawati).
c. Upaya dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP)
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah terkait
masalah guru belum begitu paham dalam memahami pembuatan
rencana pelaksanaan yang baik
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Dadang Mulyana sebagai
kepala sekolah kepada peneliti sebagai berikut .
“Dari pihak sekolah akan berusaha memberikan pelatihan-pelatihan tentang kurikulum 2013 dan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang baik dan benar sesuai buk u guru dan siswa dengan ketunaan setiap kelas.”(Wawancara Senen 14 J anuari 219 de ngan kepala sekolah bapak Dadang Mulyana).
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah tentang
solusi dari masih belum bisa membuat rencana pelaksanaan yang
baik.
Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu
Triasdawati sebagai berikut
“ Rencana pelaksaan pembelajaran (RPP) Adalah salah satu acuan seorang guru dalam mengajar karena disana sudah mencangkup semuanya,namun memang saat proses pembelajaran terkadang tidak sesuai dengan RRP karena guru melihta kondisi siswa, masalah pembuatan RPP kami sebagai guru masih merasa kesulitan dalam merumuskan KD. Untuk kedepanya guru berusaha untuk bisa membuat RPP yang baik dan berkumpul bersama-sama atau sering mengikuti pelatihan-pelatihan tentang kurikulum 2013.”(Wawancara Senen 14 Januari 2019 dengan ibu wali kelas tunanetra ibu Triasdawati).
72
d.Upaya dari Media Pembelajaran
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah
tentang solusi dari masih minimnya media pembelajaran
Seperti halnya yang disampaikan oleh Kepala Sekolah
Bapak Dadang Mulyana sebagai berikut.
“Kalau masalah media dalam proses pembelajaran disini sekolah berupaya untuk memenuhi kebutuha siswa tunanetra seperti komputer,peta timbul dll, pihak sekolah juga mencoba meminta bantuan pemerintahn untuk memenuhi melengakpi media-media untuk berjalanya proses pembelajaran yang baik .”(Wawancara Senen 14 Januari 2019 dengan kepala sekolah bapak Dadang Mulyana)
Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas tentang solusi
dari masih minimnya media pembelajaran, untuk memperkuat
argumen dari kepala sekolah.
Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu
Triasdawati sebagai berikut
“ Guru akan berusaha semampunya untuk mengunakan media yang ada disekitar dalam proses pembelajaran, meskipun dari pihak sekolah belum bisa memenuhi media-media yang dibutukan oleh siswa. Memang penting sekali media untuk anak tunanetra karena sebagai alat membantu mereka dalam memahami materi yang disampaikan guru”.(Wawancara Senen 14 Januari 2019 dengan ibu wali kelas tunanetra ibu Triasdawati).
e.Upaya dari Sarana dan Prasarana
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah tentang
masih mininmya sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh siswa
dan solusi dalam menghadapi kendala.
Seperti halnya yang disampaikan oleh Kepala Sekolah
Bapak Dadang Mulyana sebagai berikut
73
“Pihak sekolah akan berusaha meminta bantuan dari pemerintah agar memenuhi semua fasilitas-fasiltas sesuai dengan kebutuhan siswa tunanetra untuk kelancaran proses belajar mengajar”.(Wawanacara Senen 14 Januari 2019 dengan kepala sekolah bapak Dadang Mulyana).
Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas Tunanetra ibu
Triasdawati sebagai berikut
“ Masalah sarana dan prasarana kita kembalikan kepada pihak sekolah untuk segere memenuhi semua fasilitas yang belum lengkap, agar kami sebagai guru tidak merasa kesulitan saat mengajar siswa tunanetra, karena semuanya itu penting dalam mengembangkan bakat dan kreativitas siswa yang ada”.(Wawancara Senen 14 Januari 2019 dengan wali kelas ibu Triasdawati).
Berdasarkan Observasi, Wawancara ,Dokuemntasi peneliti dapat
diperoleh kesimpulan pertama upaya atau solusi minimnya guru
yang memiliki latar belakang pendidika luar biasa (PLB) yaitu
meminta kepada pihak dinas untuk berusaha merekrut guru sesuai
dengan bidangya untuk mengajara di sekolah luar biasa. Yang
kedua masih membutuhkan siswa khususnya tunanetra yaitu pihak
sekolah berupaya memberikan kesadaran kepada orang tua tentang
pendidikan pada anak berkebutuhan khusus tunanetra . yang ketiga
tentang media pembelajaran yang sangat minim, yaitu guru
berusaha sekreativ mungkin untuk mengunakan media seadanya
dulu dalam pembelajaran . yang ke empat Sarana dan prasarana
pihak sekolah akan berusaha memenuhi fasilitas- fasilitas yang
menunjang proses pembelajaran .
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian “Pembelajaran Tematik pada Anak
Berkebutuhan Khusus Tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof. Dr.
Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. Di Kota Jambi dapat di tarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran tematik pada anak berkebutuhan khusus
Tunantera di sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH. Di Kota Jambi adalah Guru memberikan bimbingan
kepada siswa sesuai dengan kemampuan atau tingkatan masing-masing
siswa tunanetra. Proses pembelajaran yang dilakukan seperti didalam
pembelajaran tematik, rencana pelaksanaan pembelajaran, metode
pembelajaran ,media pembelajaran dan peran guru sangat penting
terhadap anak tunanetra, dikarna mereka keterebatasan dalam melihat,
disini timbullah masalah ketika mempelajari sesuatu. Ketika belajar
guru menjelaskan konsepnya ,mendeskripiskan, harus tahu bagaimana
bentuknya setiap siswa berbeda dalam memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
2. Kendala yang dihadapi guru pada pembelajaran tematik pada anak
berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH. Di Kota Jambi adalah Yang menjadi kendala
dalam proses pembelajaran kendala dari guru siswa, media sarana dan
Prasarana ,fasilitas,buku-buku yang menunjang proses pembelajaran,
pembuatan silabus, RPP dan media pembelajaran, Sarana dan
Prasarana yang menunjang proses pembelajaran.
89
3. Upaya guru dalam mengatasi kendala pada proses pembelajaran
tematik pada anak berkebutuhan khusus Tunanetra di sekolah luar
biasa adalah Dengan masih minimnya guru-guru yang lulusan jurusan
PBL, masih kuranya fasilitas pendukung seperti ruangan mobilitas
orientasi, masih kurangya buku penunjang untuk
pembelajaran. Sekolah akan berusaha meminta bantuan dari
pemerintah untuk melengkapi sarana dan prasarananya, merekrut guru
sesuai dengan bidangya, guru akan mencoba berusaha menyerhanakan
materi pembelajaran yang terdapat di buku pembelajaran, guru juga
mensinkronkan antar materi pembelajaran dengan metode,
media,strategi,model dalam proses pembelajaran,Guru-guru berusaha
mengikuti pelatihan tentang Kurikulum 2013 tentang pembuatan RPP.
B. Rekomendasi
Dari uraian diatas, maka peneliti mencoba memberikan saran-saran
kepada pihak sekolah antara lain :
1. Bagi kepala sekolah
Kepala sekolah diharapkan untuk mengadakan pelatihan-pelatihan
tentang kurikulum 2013 da lam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran kepada guru-guru yang ada di sekolah.
2. Bagi Guru
Guru diharapkan mengikuti pelatihan-pelatihan tentang kurikulum
2013 yang dikemas dalam bentuk pembelajaran tematik sesuai dengan
konsep pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Sekolah diharapkan sebaiknya melengkapi sarana dan prasarana
yang berkaitan dengan penunjang keberhasilan belajar mengajar siswa.
89
4. Bagi Siswa
Siswa diharapkan m ampu untuk terus-menerus dalam
meningkatkan prestadi dalam proses pembelajari baik dalam akademik
maupun non akademik.
5. Bagi orang tua / wali murid
Orang tua diharapkan mendukung siswa dalam proses
pembelajaran dengan memberikan motivasi dan dukungan kepada
anaknya, meskipun mereka keterbatasan dalam melihat
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hadis.(2006) anak berkebutuhan khusus. Alfabet .Bandung
Abdul Majid. (2014) Pembelajaran Tematik. Bandung :Remaja Rosadakarya
Anonim. (2017). Panduan Penulisan Skripsi FTK Edisi Revisi. FITK UIN STS
Jambi.
Anonim. (2018). Panduan Penulisan Skripsi FTK Edisi Revisi. FITK UIN STS
Jambi.
EfendiMuhammad,(2006)Pengantar Psikopedagogik anak berkelainan.Jakarta:PT
Bumi Aksara
Emulyasa.(2004) .Manajemen Berbasis Sekolah .Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik (2002). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem ,Jakarta:
umi Aksara
Haribun, Muidjiono. (1995). Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Hasbullah. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada
Joko Supriyanto (2009). Cooperative learning dan Teori Aplikasi PAIkEM
Yogyakarta : Pustaka Belajar
Muhammad Rifai ( 2016 ) .pembentukan karakter anak berkebutuhan khusus
tunanetra melalui seni musik di slb kuncup mas banyumas IAIN Purwerkerto
Muhibbin Syah,(2009)Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja
R, Ibrahim & Nana Syaodih S. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta Raja Grafindo
Rizka Meutia (2015) . Buku Braile Sebagai Keterbatasan Akses informasi siswa
Tunanetra sekolah luar biasa bagian Dria A semarang “Jurnal Ilmu pemerintahan
Vol.4
Rusman.(2011). Pembelajaran Tematik Terpadu teori, Praktik dan Penilaian. Jakarta:
Sagala Syaiful ( 2015 ) . Konsep dan makna Pembelajaran .Jakarat : Afabeta
Sardiman, AM,(2005)Interaksi Dan Motifasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja
Grafindo
Siti Masitoh (2015) . Sistem pembelajaran pendidikan agama islam dan problematika
yang di hadapi guru dalam pembelajaran pada siswa Tunanetra di SMPLB
Wantuwirawan
Sri Yulia Sari. Layanan Terhadap Anak berkebutuhan khusus,” Jurnal Primary
educationt , Vol.11 No.1 2017
Subagya.(2018) ,Modul IV Pendalaman materi orientasi,mobilitas,sosial dan
komunikasi anak tunanetra :Jakarta.
Sugiyono ( 2015 ) , Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitif ,Kualitatif
dan R & D , Bandung : Alfabeta
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suhanji. (2009) Strategi pembelajaran konsep dasar metode aplikasi dalam proses
belajar mengajar.Yogyakarta : Grafindo Litera Media
Suparno (2007). Pendidikan Anak berkebutuhan khusus, jakarta : Drijen Dikti
Depdikan
Suryo subroto,(1997) Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah (2002).Psikologi Belajar, Jakarta: Rinekacipta, 2002, hal. 48
Umi Aisyah (2014) ,Strategi layanan bimbingan konseling bagi siswa Tunanetra Mts
yaketunis Yogyakarta UIN sunan Kali Jaga
UUD 1945 pasal 31 dan Ayat1 tentang system pendidikan nasional
https://nayyanrises.wordpress.com/materiku-2/paper/137-2/ diakses pada tanggal
2018 oktober
INSTRUMEN PENGUMUPLAN DATA (IPD)
Judul Penelitian : Pembelajaran Tematik Pada Anak Berkebutuhan Khusus
Tunanetra Di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,
SH Kota Jambi
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh sebuah data sebagai berikut :
a. Mengamati situasi dan kondisi di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH.
b. Mengamati proses pembelajaran tematik pada siswa kelas IV di
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.
c. Mengamati kendala yang dihadapi guru pada kelas IV di Sekolah Luar
Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.
d. Mengamati Upaya guru dalam mengatasi kendala pada proses
pembelajaran tematik siswa kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr.
Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan
Penerapan Pembelajaran tematik di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH.
a. Kepala Sekolah
1) Bisakah bapak menceritakan secara singkat berdirinya Sekolah
Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.
2) Bagaimana keadaan sarana dan prasarana yang ada di Sekolah
Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.
3) Bagaimana menurut bapak dalam penerapan kurikulum 2013
yang di kemas dalam bentuk pembelajaran tematik di Sekolah
Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.
4) Bagaimana menurut bapak kesiapan guru dalam menerima
kurikulum 2013 di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH.
b. Guru
1) Sudah berapa lama ibu mengajar di Sekolah luar biasa Prof. Dr.
Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
2) Bagaimana kesiapan ibu dengan adanya penerapan kurikulum
2013 di Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH Kota Jambi
3) Masalah apa yang sering muncul pada pembelajaran tematik
4) Apa faktor yang menyebabkan siswa sulit dalam memahami
pembelajaran tematik pada siswa kelas IV Tunanetra
5) Bagaimana upaya ibu dalam mengatasi kesulitan siswa dalam
pembelajaran tematik pada siswa Kelas IV
6) Usaha apa yang ibu lakukan untuk meningkatkan kreativitas
siswa dalam pembelajaran tematik
c. Siswa
1) Apa penyebab siswa sulit dalam memahami pembelajaran
tematik?
2) Kendala apa saja yang membuat siswa sulit dalam
pembelajaran tematik
3) Bagaimana cara belajar siswa pada pembelajaran tematik dalam
meningkatkan kreativitas
3. Dokumentasi
Pengambilan data mengunakan dokumentasi agar dapat memperoleh
sesuatu yang berhubungan dengan :
a) Historis dan Geografis Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH.
b) Struktur organisasi Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH.
c) Struktur organisasi kelas Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH.
d) Keadaan guru dan siswa Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH.
e) Keadaan Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH.
f) Proses belajar mengajar kelas V Sekolah Luar Biasa Prof. Dr.
Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH.
g) Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH.
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Pedoman Wawancara
Respon Kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah : Dadang Mulyana, M.Pd
Tempat Mengajar :Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan SH Kota Jambi
Hari/Tanggal : Senen ,8 Januari 2019
No Pertanyaan Jawaban
1. Sudah berapa lama bapak menjabat
sebagai kepala sekolah di Sekolah
luar biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan SH Kota Jambi?
2. Apa saja yang menjadi Visi dan misi
di Sekolah luar biasa Prof.Dr.Sri
Soedewi Masjchun Sofwan SH Kota
Jambi
3. Bagaimana keadaan sarana dan
prasarana yang ada di Sekolah Luar
Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH.
4. Bagaimana menurut bapak dalam penerapan kurikulum 2013 y ang di kemas dalam bentuk pembelajaran tematik di Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Pedoman Wawancara
Respon Guru Kelas Tunanetra
Nama : Tri Daswati S.Pd
Guru Kelas : Tunanetra
Tempat Mengajar : Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan SH Kota Jambi
Hari/Tgl : Senen 8 Januari 2019
No Pertanyaan Jawaban
1. Sudah berapa lama ibu mengajar di
Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, S H
Kota Jambi
2. Bagaimana kesiapan ibu dengan
adanya penerapan kurikulum 2013 di
Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, S H
Kota Jambi
3. Masalah apa yang sering muncul
pada pembelajaran tematik
4. Apa faktor yang menyebabkan siswa
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
sulit dalam memahami pembelajaran
tematik pada siswa kelas
5. Apakah ibu setiap belajar
mengunakan RPP
6. Apakah ada mengunakan metode
saat pembelajaran
7. Bagaimana upaya ibu dalam
mengatasi kesulitan siswa dalam
pembelajaran tematik pada siswa
Kelas
8. Apakah ibu mengunakan media
pembelajaran saat pembelajaran
berlangsung
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Pedoman Wawancara
Respon Siswa
Nama : Dini
Siswa Kelas : Tunanetra
Tempat Mengajar : Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan SH Kota Jambi
Hari/Tgl : Senen 11 Januari 2019
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah masuk sekolah Tunanetra
dari kelas 1?
2. Apakah ada kesulitan dalam
pembelajaran tematik?
3. Apakah kesulitan belajar dalam
mengunakan Huruf Braille?
4. Apakah ada guru mengunakan media
pembelajaran saat proses?
5. Apakah ada guru mengunakan
metode saat pembelajaran?
6.
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Pedoman Wawancara
Respon Siswa
Nama : Taqwa
Siswa Kelas : Tunanetra
Tempat Mengajar : Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan SH Kota Jambi
Hari/Tgl : Senen 11 Januari 2019
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah masuk sekolah Tunanetra
dari kelas 1?
2. Apakah ada kesulitan dalam
pembelajaran tematik?
3. Apakah kesulitan belajar dalam
mengunakan Huruf Braille?
4. Apakah ada guru mengunakan media
pembelajaran saat proses?
5. Apakah ada guru mengunakan
metode saat pembelajaran?
6.
Lembar Observasi
Hari/ Tanggal : 15 juli 2018
Lokasi : Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH.
No Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil
1. Mengamati situasi dan kondisi
di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr.
Sri Soedewi Masjchun Sofwan,
SH.
2. Mengamati proses
pembelajaran tematik pada
siswa kelas IV di Sekolah Luar
Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH.
3. Mengamati kendala yang
dihadapi guru pada kelas IV di
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr.
Sri Soedewi Masjchun Sofwan,
SH.
4. Mengamati Guru mengunakan
media pembelajaran
5. Mengamati Keadan siswa saat
mengikuti proses pembelajaran
LEMBAR DOKUMENTASI
Hari/ Tanggal : 15 Februari 2019
Lokasi : Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH.
No Dokumentasi Ceklis
1. Keadaan Sekolah Luar Biasa
Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH
2. Keadaan Sarana dan
Prasarana
3. Keadaan perpustakaan
4. Keadaan Ruang belajar
5, Keadaan siswa saat belajar
6. Photo wawancara dengan
Kepaa sekolh
7. Photo wawancara dengan
Guru kelas Tunanetra
8. Photo Wawancara dengan
Siswa-siswi Kelas Tunanetra
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH. Di Kota Jambi
Tema 6 : Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-Hari
Subtema 1 : Berkelakuan Baik di Lingkungan Rumah
Pembelajaran : 6
Kelas/Semester : IV/I1
Alokasi Waktu : 1 hari
A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain. tempat bermainMenerima
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar
1. BAHASA INDONESIA
3.2 Menuliskan, teks arahan /petunjuk tentang perawatan hewan dan tumbuhan, dengan
bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis.
4.2 Menerangkan dan memraktikkan teks arahan/ petunjuk tentang perawatan hewan
dan tumbuhan serta daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman secara mandiri
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis.
2. IPA
3.2 Mengidentifikasi cara merawat dan memelihara tumbuhan dan hewan peliharaan
4.2 Mendemonstrasikani cara merawat dan memelihara tumbuhan dan hewan
peliharaan
4. MATEMATIKA
3.3 Memahami konsep pecahan sederhana menggunakan benda-benda yang
konkrit/gambar, serta menentukan nilai terkecil dan terbesar
4.3 Menuliskan konsep pecahan sederhana menggunakan benda-benda yang
konkrit/gambar, serta menentukan nilai terkecil dan terbesar
C. Tujuan pembelajaran
1. Menyebutkan jenis-jenis tumbuhan dengan benar.
2. Menyebutkan contoh tumbuhan dengan benar.
3. Mengelompokkan tumbuhan berdasarkan jenisnya dengan benar.
4. Membuat kesimpulkan berita menggunakan kata-kata sendiri.
5. Menceritakan kembali teks perawatan tumbuhan dan hewan
menggunakan kata-kata sendiri.
6. Memilih dan memilah kata-kata penting dan menerapkannya dalam
kalimat secara terstruktur.
7. Menyebutkan nilai bilangan pecahan dengan benar.
8. Menjelaskan nilai bilangan pecahan menggunakan benda kongkret
dengan benar.
9. Menentukan nilai bilangan pecahan pada permasalahan dengan
t e l i t i .
D. Media/Alat Bantu dan Sumber Belajar:
1. Gambar/model Buah-buahan, tanaman hias.
2. Gambar/model buah jambu dipotong menjadi 4 bagian sama besar
E. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Mengamati
1. Siswa mengamati teks tentang berkebun
b. Bertanya
1. Siswa membuat pertanyaan yang mereka anggap penting berdasarkan teks
tersebut.
2. Siswa saling mempertukarkan pertanyaan tersebut dengan pasangan yang telah
ditentukan oleh guru.
c. Diskusi
1. Siswa mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang telah mereka tulis dengan
pasangan masing-masing.
2. Siswa mengelompokkan tumbuhan yang telah disediakan.
d. Cerita
1. Siswa menceritakan kembali teks berkebun menggunakan kata-kata sendiri
e. Ayo Pikirkan
1. Siswa mencari arti kata-baru baru tersebut di kamus dan menuliskan pada
lembar yang telah disediakan
2. Siswa membuat 5 kalimat menggunakan kata-kata baru tersebut.
Guru menyampaikan bahwa Indonesia kaya akan keanekaragaman
tumbuhan. Tumbuhan yang sering kita temukan adalah tanaman
seperti buah-buahan, sayuran, tanaman obat, dan tanaman hias.
Tanaman hias banyak macamnya dan memiliki keindahan yang
luar biasa.
Jika sebuah jambu dibagi menjadi 4 bagian sama besar, maka tiap
potong besarnya 1/4 bagian. Angka 1 di sebut pembilang dan angka 4 disebut penyebut. Lambang
pecahan pada Braille titik 3 dan 4
f. Ayo Berlatih
Dengan panduan guru, siswa menelaah yang berisikan data tentang potongan jambu
yang diberikan pada teman Hasan.
1. Siswa menyelesaikan soal yang terdapat dalam buku siswa.
2. Siswa menentukan nilai pecahan pada permasalahan yang ada di buku teks.
Ketika siswa mengerjakan soal, guru mengamati siswa dengan berkeliling dari
satu siswa ke siswa lain. Guru memperhatikan siswa yang masih kesulitan dalam
mengerjakan soal dan memberikan dukungan agar siswa tersebut dapat
memahami konsep dan mampu mengerjakan soal yang diberikan. Selain itu, guru
juga perlu memperhatikan siswa yang memiliki kemampuan baik dan dapat
menyelesaikan tugas lebih awal. Guru memberikan soal tambahan yang lebih
menantang.
g. Renungkan
Siswa melakukan perenungan dengan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam
buku siswa (3 hal yang mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah
mereka pahami dengan baik, bagian yang belum dipahami, serta hal apa yang
mereka ingin ketahui lebih lanjut).
h. Pengayaan:
Siswa membuat soal sendiri tentang nilai pecahan.
Remedial
(Kegiatan remedial diberikan kepada siswa yang belum tuntas dalam menguasai
konsep).
Siswa yang belum tuntas dalam memahami konsep nilai pecahan ( mengerjakan
dengan benar 50% atau kurang dari soal yang diberikan) akan mengikuti program
remedial. Guru dapat membantu siswa dengan bantuan media dan kartu permainan
bilangan pecahan. Remedial dilaksanakan selama 30 menit setelah jam sekolah.
Penilaian
1. IPA dinilai dengan teks
1. Sebutkan 4 tumbuhan berdasarkan jenisnya!
2. Sebutkan 4 contoh tumbuhan berdasarkan jenisnya!
3. Kelompokkan tumbuhan-tumbuhan tersebut menjadi 4 jenis tumbuhan .
Keterangan: rublik
Nilai 4 semuanya betul
Nilai 3 hanya 3 betul
Nilai 2 hanya 2 betul
Nilai 1 hanya 1 betul
2. Bahasa Indonesia dinilai dengan:
a) Rubrik
Menceritakan kembali teks berkebun dinilai dengan rubrik
No. Nama 4 3 2 1
Keterangan:
4 Struktur, latar, tokoh dituliskan secara lengkap dan runtut .
3 Struktur, latar, tokoh dituliskan secara lengkap dan kurang runtut .
2 Struktur, latar, tokoh dituliskan secara kurang lengkap dan runtut.
1 Struktur, latar, tokoh dituliskan secara kurang lengkap dan kurang runtut
Catatan: Centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria
Penilaian:Total nilai/16 x 10
Contoh: 4+3+4+3/16 x 10 =14/16 = 0,875 x10 = 8,75
b) Daftar periksa
Memilih dan memilah kosakata baku dinilai dengan daftar
periksa.
No. Kriteria Pencapaian
Ya Tidak
1. Siswa mampu memilih dan memilah 5
kata penting dari teks berkebun.
2. Siswa mampu menemukan dan
menuliskan arti 5 kata penting
berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia
3. Siswa mampu menuliskan 5 kata-kata
penting tersebut dalam kalimat yang
runtut.
3. Matematika dinilai dengan skoring
4. Penilaian sikap (rasa ingin tahu).
Kerja Sama dengan Orang Tua
Siswa bersama orangtua menggali informasi dari berbagai sumber tentang tumbuhan. Siswa
menuliskan hasil temuannya dan memperlihatkan hasilnya kepada guru pada pertemuan
berikutya.
Mengetahui Simpang Sei Duren, Maret
Kepala Sekolah Guru Kelas IV
Dadang Mulyana, M.Pd Tri Daswati,S.Pd
NIP.196405251986101001 NIP: 196510031992032004
PROGRAM SEMESTER II (GENAP) TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Satuan Pendidikan : SDLB
Kelas / Jurusan : IV / TUNANETRA ( A )
No Tema Subtema PB Alok Waktu
Januari Februari Maret April mei Juni Kete rangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 2 4 5 Isi tgl 1 1. Mengenal
Cuaca dan Musim
1. Keadaan cuaca danmusim lingkungan
1 4 JP 2 5 JP 3 4 JP 4 3 JP 5 4 JP
6 + UH
4 JP
2. Hubungan antara cuaca dan musim
1 2 3 4 5
6 + UH
3. Hidup Pengaruh cuaca dan musim kemarau terhadap kegiatan
1 2 3
manusia
No Tema Subtema PB Alok Waktu
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Kete rangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 2 4 5 Isi tgl 4. Pengaruh
Musim kemarau terhadap kegiatan manusia
4 5
6+ UH
2. 2. Gotong
royong
1. Goto royong di rumah
1 4 JP 2 5 JP 3 4 JP 4 3 JP 5 4 JP
6 + UH
4 JP
2. Goto royong di sekolah
1 2 3 4 5
6 + UH
3. Goto royong di masyarakat
1 2 3
No Tema Subtema PB Alok Waktu
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Kete rangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 2 4 5 Isi tgl 4. Kegiatan
di sekitar lingkungan
4 5
6+ UH
3. Mari
bermain
dan
berolahra
ga
1. Kebersamaan dalam bermain
1 4 JP 2 5 JP 3 4 JP 4 3 JP 5 4 JP
6 + UH
4 JP
2. Mengenal jenis-jenis permainan
1 2 3 4 5
6 + UH
3. Mari kita bermain dan berolahraga
1 2 3
No Tema Subtema PB Alok Waktu
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Kete rangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 2 4 5 Isi tgl 4. Hidup 4
bersih dan sehat ditempat bermain dan olahraga
5 6+ UH
4. Indanhya
persahaba
tan
1. Indahnya persahabatan
1 4 JP 2 5 JP 3 4 JP 4 3 JP 5 4 JP
6 + UH
4 JP
2. Sahabatku 1 2 3 4 5
6 + UH
3. Menjalin sahabat
1 2 3
No Tema Subtema PB Alok Waktu
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Kete rangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 2 4 5 Isi tgl 4.Bersykur diatas
persahabatan 4 5
6+
UH 5. Mari kita
hemat
energi
untuk masa
depan
1. Bentuk-bentuk energi
1 4 JP 2 5 JP 3 4 JP 4 3 JP 5 4 JP
6 + UH
4 JP
2. Manfaat energi
1 2 3 4 5
6 + UH
3.Perubahan energi
1 2 3
No Tema Subtema PB Alok Waktu
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Kete rangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 2 4 5 Isi tgl 4. Sumber
energi 4 5
6+ UH
6. Berprilaku
baik dalam
kehidupan
1.Berlaku baik dilingkungan rumah
1 4 JP 2 5 JP 3 4 JP 4 3 JP 5 4 JP
sehari-hari 6 + UH
4 JP
2. berlaku baik dilungkungan sekolah
1 2 3 4 5
6 + UH
3. Berlaku baik dilingkungan masyarakat
1 2 3
Mengetahui Jambi, Januari 2019 Kepala Guru, S.Pd.,M.Pd.
Dadang Maulana, S.Pd MPd Tri Daswati,S. Pd NIP.196405251986101001 NIP: 196510031992032004
SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK
Nama Sekolah : SLB Prof. Dr. Sri Soedewi MS.,S.H. Jambi Jurusan : Tunanetra/ A................................................. Tema /Sub Tema : : Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-Hari Kelas/Semester : .IV/II............................................ 1. KI – 1 Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. KI - 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. KI - 3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan bendabenda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4. KI -4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
BAHASA INDONESIA
1.Siswa mengamati teks
berkebun
Buku k13,.nternet
Ts lisan dan tertulisP
3.2 Menuliskan, teks
arahan/petunjuk tentang
perawatan hewan dan
tumbuhan, dengan
bantuan guru atau
teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan
tulis.
4.2 Menerangkan dan
memraktikkan teks
arahan/ petunjuk
tentang perawatan
hewan dan tumbuhan
serta daur hidup hewan
danpengembangbiakan
tanaman secara mandiri
dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis.
1. kesimpulkan berita menggunakan kata-kata sendiri
2. Menceritakan
kembali teks
perawatan
tumbuhan dan
hewan
menggunakan
kata-kata
sendiri.
3.Memilih dan
memilah kata-
kata penting dan
menerapkannya
dalam kalimat
secaraterstruktur
2.Siswa membuat
pertanyaan yang mereka
anggap penting berdasarkan
teks
3.Siswa saling menukarkan
pertanyaan tersebut dengan
pasangan yang telah
ditentukan oleh guru
4.Siswa diskuski jawaban
atas atas pertanyaan yang
telah mereka dengan
pasangan
4.Siswa menceritakan
kembali teks berkebun
menggunakan kata-kata
sendiri
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
IPA
3.2Mengidentifikasi
cara merawat dan
memelihara tumbuhan
dan hewan peliharaan
4.2Mendemonstrasikan
i cara merawat dan
memelihara tumbuhan
dan hewan peliharaan
1.Menyebutkan
jenis-jenis
tumbuhan dengan
benar.
2.Menyebutkan
contoh tumbuhan
dengan benar.
3.Mengelompokka
n tumbuhan
berdasarkan
jenisnya dengan
benar.
4.Menceritakan
kembali teks
perawatan
tumbuhan dan
hewan
menggunakan kata-
kata sendiri
-1. Siswa mengelompokkan
tumbuhan yang telah
disediakan
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
MATEMATIKA
3.3 Memahami konsep
pecahan sederhana
menggunakan benda-
benda yang
konkrit/gambar, serta
menentukan nilai
terkecil dan terbesar
4.3 Menuliskan konsep
pecahan sederhana
menggunakan benda-
benda yang
konkrit/gambar, serta
menentukan nilai
terkecil dan terbesar
1.Menyebutkan
nilai bilangan
pecahan dengan
benar.
2.Menjelaskan nilai
bilangan pecahan
menggunakan
benda kongkret
dengan benar.
3.Menentukan nilai
bilangan pecahan
pada
permasalahan
dengan t e l i t i .
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
Sub Tema 2 Kebersamaan Dalam keberagaman PB 1 B.Indonesia
3.3Mencermati teks
arahan/ petunjuk sederhana tentang daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis (braille) yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah
4.3 Memeragakan teks arahan/ petunjuk sederhana t entang daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis (braille) yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah
3.3.1 Membaca teks
sederhana tentang bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya
4.3.1Menuliskan
petunjuk sederhana tentang daur hidup hewan
• Mengidentifikasi
materi tentang bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhans.
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
• keanekaragaman budaya tradisional
• Melakukan percobaan • Menulis laporan
Bereksplorasi dengan bentuk geometri
IPA SBDP
3.1Mendeskripsikan
bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya dengan menggunakan model atau objek nyata
4.1Menyajikan hasil pengamatan tentang bentuk luar (morfologi) tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya
3.2Mengenal lagu
melayu dangdut daerah
4.2 Menyanyikan lagu melayu dangdut daerah
3.1.1Menyebutkan
bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya dengan menggunakan model atau objek nyata
4.1.1 Membuat laporan
tentang bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya dengan menggunakan model atau objek nyata
3.2.1Mencatat syair lagu melayu daerah
4.2.1Menyanyikan lagu melayu daerah
Hewan dan Tumbuhan
Mengenal bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya dengan menggunakan m odel atau objek nyata Mendengarkan lagu melayu daerah ,mencatat dan.menghafalkannya
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
PB 2 B.Indonesia IPS
3.3Mencermati teks arahan/ petunjuk sederhana tentang daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis (braille) yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah
4.3Memeragakan teks arahan/ petunjuk sederhana t entang daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis (braille) yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah
3.1Mendeskripsikan kenampakan alam dan buatan yang ada
3.3.1Membaca teks tentang daur hidup hewan dan tumbuhan
4.3.1Menuliskan petunjuk sederhana t entang daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman
3.11Mengenal
sungai, danau , selat, tanjung
Mengidentifikasi kata baku dan tidak baku baku. Mencari arti kata sukar dalam teks Mencari bahan pelajaran di internet tentang daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman Mencari tahu pengertian dari sungai, danau , selat, tanjung
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
di lingkungan terdekat
4.1 Menceritakan hasil
pengamatan tentang kenampakan alam dan buatan yang ada di lingkungan terdekat
3.1.2Menjawab soal
pertanyaan tentang sungai, danau, selat dan tanjung
4.1.1Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang kenampakan alam di lingkungan sekitar
Mengerjakan tugas yang diberi guru
SBDP
4.1 Menceritakan hasil pengamatan tentang kenampakan alam dan buatan yang ada di lingkungan terdekat
3.2 Mengenal lagu
berirama dangdut/melayu/keroncong
4.2 Menyanyikan lagu
berirama dangdut/melayu/keroncong dengan gerak sesuai irama
4.1.1Mendiskusikan dengan teman tentang kenampakan alam yang diketahui
3.2.1Mendengar lagu
melayu daerah di kaset atau yu tube
lagu melayu daerah
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
SALAHHHHHHHHHHHH SBDP
SALAHHHHHHHHH
HHHHH 4.3.1 Melakukan
SALALAAAAAAAAAAAAAAH
Tes tertulis
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
PB 3
3.2.Mengenal lambang
bilangan sampai 5.000 dan mendeskripsikan kemunculan bilangan dengan bahasa yang sederhana
4.2 Menuliskan
lambang bilangan asli sampai 5.000
3.1Mendeskripsikan kenampakan alam dan buatan yang ada di lingkungan terdekat
gerakan tarian sederhana
3.2.1Mengenal
symbol billangan sampai 5000 dengan angka braille
4.2.1 memberikan contoh membilang angka sampai dengan 5000 dalam kehidupan sehari-hari
Lambang bilangan 1000 sampai 5000 kenampakan alam di lingkungan terdekat
- Membilang 1000 sampai
5000 - Menuliskan angka 1000
sampai 5000 - Mengerjakan soal
mengenai bilangan 1000 sampai 5000
- Mencari tahu
kenammpakan alam gunung,sungai ,danau dan
Buku K13,BSE dan internet
Tes tertulis
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
IPS SBDP PB 4
4.1 Menceritakan hasil
pengamatan tentang kenampakan alam dan buatan yang ada di lingkungan terdekat
3.3Mengenal gerak tari
dengan memperhatikan irama
4.3Memperagakan gerak tari dengan memperhatikan irama
1.1 Mensyukuri nilai-
3.1.1Menyebutkan macam-macam kenampakan alam di lingkungan sekitar
3.1.2Menyebutkan ciri-
ciri sungai, danau , teluk dan tanjung yang ada di lingkungan terdekat
4.1.2Membuat soal
tanya jawab tentang kenampakan alam yang ada di lingkungan terdekat
3.3.1Mengenal
gerakan tarian sederhana
4.3.1 Melakukan gerakan tarian sederhana
Gerak tari sederhana
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
PPKn
nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila secara utuh sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari
2.1 Bersikap jujur
sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila secara utuh sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari
3.1 Menerangkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila secara utuh sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari
4.1 Menuliskan contoh perilaku yang berkaitan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
1.1.1 Meneladani sikap yang terkandung dalam Pancasila
2.1.1Berprilaku sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari.
3.1.1 Menyebutkan symbol dari silasila dalam Pancasila
3.1.2 Menyebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila
4.1.1 Mengemukakan pendapat tentang nilai-nilai yang terkandung dalam
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
SBDP PB 5 PPKN
3.2 Mengenal lagu berirama dangdut/melayu/keroncong
4.2 Menyanyikan lagu berirama dangdut/melayu/keroncong dengan gerak sesuai irama
1.1 Mensyukuri nilai-
nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila secara utuh sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari
2.1 Bersikap jujur sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila secara utuh sebagai satu kesatuan
sila-sila Pancasila
4.1.2 Menuliskan contoh pengalaman sikap yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
3.2.1 Mencatat lagu daerah melayu sederhana
4.21.Menghapalkan lagu melayu sederhana
1.1.1 Meneladani sikap yang terkandung dalam Pancasila 3.3.1 Menyebutkan keberagaman
Lagu senandung malam Kenampakan alam alami dan buatan
Membaca teks bacaan Jam Gadang Bereksplorasi dengan bangun datar yang memiliki segi banyak dan tak banyak Mencari kata tidak baku dari teks bacaan
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
SBDP
dalam kehidupan sehari-hari
3.1 Menerangkan nilai-
nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila secara utuh sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari
4.1 Menuliskan contoh perilaku yang berkaitan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
umat beragama di masyarakat dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
3.1.1 Menyebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila
4.1.1 Mengemukakan pendapat tentang nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
4.1.2 Menuliskan tentang contoh nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
Gerakan tarian sederhana nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila secara
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
PB 6 PPKN
• Membaca teks bacaan tentang makanan khas daerah
• Membuat pertanyaan tentang makanan khas daerah
Menuliskan bahan dan cara mengolah makanan
Matematika
3.2 Mengenal lambang
bilangan sampai 5.000 dan mendeskripsikan kemunculan bilangan dengan bahasa yang sederhana
3.2.1Menyebutkan dari 1000 sampai bilangan 5000 dalam angka braille dalam kehidupan sehari –hari
3.2.2Menentukan
kelipatan 500 dari bilangan 1000 sampai 5000
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
SBDP
4.2Menuliskan lambang
bilangan asli sampai 5.000
3.3 Mengenal gerak tari dengan memperhatikan irama
4.3 Memperagakan gerak tari dengan memperhatikan irama
4.2.1Menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan bilangan sampai 5000 dalam kehidupan sehari-hari.
3.3.1Mengenal gerakan tarian sederhana
4.3.1Melakukan
gerakan tarian sederhana
Tema 2 Indahnya
3.1Menggali informasi
3.1.1Disajikan teks
Tek perubahan wujud
- Membaca teks perubahan
Buku k13
Tes tertulis dan
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
Keberagaman Sub Tema 1 Bersyukur Atas Keberagaman B.Indonesia PB 1
teks laporan hasil observasi sederhana tentang perubahan wujud benda rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis (braille) yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah
4.1Mengolah isi teks
laporan hasil observasi sederhana tentang perubahan wujud benda, rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun
tulis (braille) yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah
3.4 Membedakan
bacaan tentang perubahan wujud benda siswa dapat mencari arti kata sukar pada teks.
3.1.2Siswa dapat
menjawab pertanyaan dari bacaan
4.1.1 Menuliskan pengalaman tentang perubahan wujud benda.
3.4.1Mengenal sumber
benda sumber energi dalam
wujud benda. - Menjawab pertanyaan dan
mencari kata sukar pada teks. Menceritakan tentang pengalaman yang pernah dialami siswa tentang wujud benda. Siswa menuliskan kalimat sederhana. tanya jawab tentang
dan internet lisan
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
IPA
berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan mendeskripsikan pemanfaatan-nya dalam kehidupan sehari-hari
4.4 Melaporkan hasil percobaan perubahan bentuk energi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
energi dalam kehidupan sehari-hari
3.4.2Menyebutkan sumber energi di lingkungan sekitar
4.4.1Menemukan
manfaat energi dalam kehidupan sehari-hari
4.4.2Menceritakan
manfaat energi dalam kehidupan sehari-h
kehidupan sehari-hari sumber energi yang ada di lingkungan sekitar Siswa membacakan teks tentang energi dan perubahannya. Mencaritahu pemanfaatan energi dalam kehidupan sehari-hari . Guru meminta siswa untuk menemukan contoh sumber energi dan pemanfaatanya dalam kehidupan sehari-hari. Guru
IPS
3.2 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat Indonesia pada masa praaksara dan Hindu Budha dalam aspek sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan
4.2 Menceritakan hasil
3.2.1 Mengenal perkembangan masyarakat Indonesia pada masa praaksara
4.2.1 Menceritakan
masyarakat Indonesia pada masa praaksara perkembangan
- Membaca teks masyarakat Indonesia pada masa praaksara atau mencari bacaan di internet
- Menceritakan kembali apa
K 13 buku BSE SD dan internet K 13 buku
Tertulis ,lisan dan perbuatan Tertulis ,lisan
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
pengamatan tentang masyarakat pada masa praaksara dan Hindu Buddha dalam aspek sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan
tentang perkembangan masyarakat Indonesia pada masa pra akasara
masyarakat Indonesia pada masa pra akasara
yang telah dibaca anak dengan bahasanya sendiri
BSE SD dan internet
dan perbuatan
PB 2 B.Indonesia 3.1Menggali informasi
teks laporan hasil observasi sederhana tentang perubahan wujud benda rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis (braille) yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah
4.1Mengolah isi teks laporan hasil observasi sederhana tentang perubahan wujud benda, rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun
3.1.1Membaca teks
bacaan tentang kehidupan masa praakasara
3.1.2Siswa dapat
menjawab pertanyaan dari bacaan
4.1.1Menuliskan pengalaman tentang kehidupan praaksara berdasarkan petunjuk dalam teks .
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
tulis (braille) yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
MATA
PELAJARAN KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
SBDP Tema 3 Selalu Berhemat Energi PPKn
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
B.Indonesia
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
MTK
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
IPA
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
B.Indonesia
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
IPA
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BAHAN PENILAIAN
SLB PROF.DR.SRI SOEDEWI MS, SH JAMBI TAHUN 2017
No Nama L/P TEMPAT
TGL TMT GOL TMT.GOL
IJAZAH JUR
LAHIR CPNS/BEKERJA
TERAKHIR
1 Solbi, S.Pd, M.Pd L Belitang
OKU,
16 Oktober
1969 01/02/1997 IV/a 01/10/2007 S2 Teknologi
Peddk
2 Triyono,S.Pd.M.Ed L Boyolali,
01 Oktober
1963 1986/2/1 IV/a 01/10/2003 S2 PLB
3 Sumarsih,S.Pd P Kulon
Progo,
01 Agustus
1963 1986/3/1 IV/a 01/04/2004 S1 BK
4 Sri Mumpuni,S.Pd P Jakarta,
28 Januari
1964 1986/2/1 IV/a 01/04/2002 S1 PLB
5 Suratman,S.Pd L Sleman, 04 Juni 1962 01/03/1985 IV/a 01/04/2007 S1 OR
6 Nurmellidar,S.Pd P Padang, 30 Mei 1963 01/03/1990 IV/a 01/10/2005 S1 BK
7 Hj. Sri Suryati,S.Pd P Jambi,
28 Februar
i 1970 01/12/1994 IV/a 01/04/2005 S1 PLB
8 Djaerah,S.Ag P Magetan, 26 April 1957 01/06/1981 IV/a 01/04/2005 S1 TARBIAH
9 Yaomal Basyar,S.Pd L Sumedang, 01 Juni 1961 1986/3/1 IV/a 01/10/2003 S1 BK
10 Sri Handayani,S.Pd P Wonogiri, 28 Juni 1962 01/03/1990 IV/a 01/10/2005 S1 PLB
11 Hj. Risa Farida,S.Pd P Majalengka
,
14 Februar
i 1966 01/03/1991 IV/a 01/10/2007 S1 PGSD
12 Tridaswati,S.Pd P Padang,
03 Oktober
1965 01/03/1992 IV/a 01/10/2007 S1
BK
13 Andam Litasari,S.Pd
P Jambi,
02 Septem
ber 1969 1992/3/1
IV/a 01/10/2007 S1 PGSD
14 Budi Surono,S.Pd L Bandung,
29 Maret 1971 01/02/1997
IV/a 01/04/2008 S1 PLB
15 Hardalena, S.Pd P Kumun,
08 Februar
i 1964 01/03/1992 IV/a 01/10/2007 S1 PGSD
16 Umi Werdiyati, S.Pd P Padang,
03 Maret 1966 01/03/1989
IV/a 01/10/2007 S1 PGSD
17 Budi Prasetyo,S.Pd
L Sukabumi,
09 Desem
ber 1968 01/02/1997
IV/a 01/10/2008 S1 PLB
18 Karsim, M.Pd L Karawang,
10 Januari
1968 01/02/1997 IV/a 01/04/2005 S2
PLB 19 Mukh.Jumadi,S.Pd L Semarang, 16 01/02/1997 IV/a 01/10/2005 S1 PLB
September
1967
20 Suhaidi,S.Pd L Semurup, 10 April 1967 01/03/1994 IV/a 01/04/2010 S1 BK
21 Sri Sadono,S.Pd L Sragen,
18 Agustus
1965 01/01/1995 IV/a 01/10/2008 S1 BK
22 Evi Maidahlena, S.Pd P Jambi, 07 Mei 1967 01/03/1992 IV/a 01/10/2006 S1 PGSD
23 Yarnida, S.Pd P Kerinci 10 Juli 1967 01/03/1992 IV/a 01/04/2006 S1 PGSD
24 Replianis,S.Pd, M.PdI P Kemantan, 02 April 1970 2007/1/1 III/a 01/04/2007 S2 PGSD
25 Nyimas Nilawati,S.Pd
P Jambi,
26 Desem
ber 1963 2007/1/1
III/a 01/04/2007 S1 PGSD
26 Ina Kesnaruta,S.Pd P Kerinci,
08 Oktober
1967 2007/1/1 III/a 01/04/2009 S1 PGSD
27 Murniati,S.Pd
P Sei Geringging,
01 Septem
ber 1969 2005/4/5 II/a 2014/7/1
S1 PGSD
28 Ermanita, S.Pd P Jambi
1980年5月30日 01/01/2006 - - S1 Pertanian
29 Masnarita,S.Pd P Jambi, 20 April 1969 2006/7/1 - - S1 PGSD
30 Verdiansyah,S.Pt L Jambi,
07 Nopem
ber 1982 2008/1/1 - -
S1 Peternakan
31 Rts. Fatmawati,S.Pd P Jambi, 20 Mei
1988 2008/2/1 - - S1 PGSD
32 Erry Zaidah Luthfiyah,S.Hum
P Lamongan
11 Septem
ber 1983 2008/3/1 - -
S1 Bhs & Sastra
33 Nurkhamid,S.Ag L Jepara
16 Februar
i 1969 2009/3/1 - - S1
Syariah
34 Supriyanto,S.Pd L Purworejo 30 Juni
1969 2009/3/1 - - S1 BK
35 Adi Kurniadi,SE L
Jambi,
21 Nopem
ber 1977 2009/4/1 - -
S1
Ekonomi
36 Gustira Mayasari,S.Pd P
Jambi, 20
Agustus 1983 2009/4/1 - - S1 Tata Boga
37 Titin Yuniasih, S.Pd P Cilacap 06 Juni 1976 2009/4/1 - - D3 Keuangan
38 Sabar Widodo, S.Pd L Klaten,
28 Oktober 1988 01/05/2009 - - S1 PORKES
39 Ari Kusumaratri,A.Md.T P Jakarta
20 Novem 2010/7/1 - - D3
Terapi Wicara
W ber 1971
40 Hendri Mariza,S.Pd L Solok 07 Juli 1987 2010/3/1 - - S1 PLB
41 Lia Herliani, S.Sos P Sumedang, 20 Mei
1985 2010/10/1 - - S1 Sosial
42 Ena Deslina P Jambi
15 Desem
ber 1985 2010/10/1 - - D1
Kecantikan
43 Nana Triana, S.Pd P Jambi 02 Mei 1990 22/01/2011 - - S1 BK
44 Endang Purwanti, A.Md P Jambi
05 April 1977 2011/3/1 - - D3
Manajemen & info
45 Rama Yulianti S, S.Kom P
Muara Bungo
03 Juli 1981 2011/9/1 - - S1 Komputer
46 Erita Sapitri,S.Pi P Jambi,
09 Septem
ber 1980 2011/12/1 - -
S1
Perikanan
47 Della Murniati, A.Md P Jambi
14 Januari 1981 2012/9/3 - - D3 Keuangan
48 Evi Lestari, S.Sn P Palembang
07 Agustus 1976 2012/10/12 - - S1 Seni Tari
49 Muslih, S.Pd L Bogor,
04 September 1981 01/08/2013 - - S1 PGSD
50 Alfi Azizah, S.Pd P Jambi,
30 Agustus 1985 17/09/2013 - - S1
Tata Busana
51 Citra Oktavini, S.Pd P Pasaman
06 Oktober 1990 08/01/2014 - - S1 PLB
52 Dian Novitasari P Jambi.
05 Nopember 1984 04/03/2014 - - SMA IPS
53 Nenden Agustin, S.Pd P
Muara Singoan,
24 Agustus 1990
2014/3/27 - - S1 PLB
54 Eko Supriono, S.Kom L Jambi, 14 Juli
1990 01/04/2014 - - S1
Tekhnik Informatika
55 Endah Pratiwi P Jambi,
29 Januari 1980 04/07/2014 - - D2 PGTK Guru TK
56 Syarifah Hidayati, S.Pd P
Taba Penanjung,
20 Mei 1989 04/08/2014 - - S1 PLB
57 Eka Pastiah, S.Pd P Sei Kelumpang,
20 Oktober 1983 21/08/2014 - - S1 PLB
58 Angga Nikola Fortuna, S.Pd L Kerinci,
05 Februari 1991 01/11/2014 - - S1 PLB
59 Riszki Monica,S.Pd P Sarolangun,
17 Januari 1985 12/01/2015 - - S1
Bahasa Indonesia
60 Mardhatillah, S.Pd P Padang,
10 September 1991 02/02/2015 - - S1 PLB
61 Emi Yusnia, S.Pt P OKU Timur,
16 Maret 1991 10/02/2015 - - S1
Peternakan
62 Septia Nela Sari, S.Sos P Jambi,
22 September 1992 03/03/2015 - - S1
Ilmu Pemerintahan
63 Dina Junita, S.Pd P Jambi, 12 Juni 1990 2015/4/6 - - S1 BK
64 Syafrina Maulana, S.Pd P Seleman,
10 September 1991 2015/4/20 - - S1 PLB
65 Anita, S.Pd P Suko Berajo,
26 Agustus 1989 2015/5/18 - - S1
Bahasa Indonesia
66 Ika Noor Hidayati, S.Sos P Jambi,
27 Desember 1990 2015/7/27 - - S1 Sosiologi
67 Ria Maharani, S.Pd.I, M.Pd.I P Jambi,
19 Juli 1991 2015/7/29 - - S2 PAI
68 Helda Desmayati, S.Pd P Jambi,
27 Desember 1990 2015/8/4 - - S1
Bahasa Indonesia
69 Ayuningtyas Nurhastuti P Boyolali,
23 Januari 1993 2015/8/10 - - SMA IPA
70 Nabila Muti Tanjung, S.Pd P Jambi,
02 Juni 1993 2015/8/25 - - S1 PLB
71 Suci Jannati, S.Pd P Jambi,
05 Maret 1993 2015/8/25 - - S1
Bahasa Indonesia
72 Elvi Kusnadewi, S.KM P Muara Kutur,
13 Desember 1978 2015/9/1 - - S1
Kes. Masyarakat
73 Yudi Alfisah,S.Pd L Kampung Pandan
18 Mei 1988 2016/2/1 - - S1 PLB
74 Putri Rahmawati P Jambi,
06 Agustus 1988 2016/2/15 - - S1
Bahasa Inggris
75 Adisyahputra Gultom, S.Pd L Bangko,
24 Oktober 1992 2016/7/18 - - S1 PLB
76 Irma Fitriyani, S.Pd P Jambi,
09 Desember 1990 2016/5/1 - - S1 Seni Rupa
77
Debbi Rihan Dwi Putri, S.Psi
P Jambi,
16 Desember 1992 2016/9/5 - - S1 Psikologi
78 Arie Pratiwi,S.Kom.I P Jambi 06 Mei 1990 2016/9/13 - - S1
Bimbingan Penyuluha
n Islam
79 Siti Nurmala, A.Ma P Teluk Sialang
15 April 1984 2016/10/3 - - D 2 PGTK FKIP
80 Hedia Rizki, S.Pd P Kerinci
21 Januari
1995 07/09/2016 - - S1
MTK
81 Jessy Marantika, S.Pd P Padang,
07 Oktober 1994 2017/1/9
- - S1 PLB
Jambi, SOLBI, S.Pd 002
55
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
G. Jadwal Penelitian
JADWAL PENELITIAN
PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA PROF.DR.SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN, SH
KOTA JAMB
No
Kegiatan Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Maret Mei September Oktober November Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul √ √ 2 Penulisan proposal √ 3. Permohon
dosen pembimbing √
4. Bimbingan dan Perbaikan Proposal
√
5. Batas akhir Bimbingan dan Perbaikan Proposal
6. Seminar proposal
7. Bimbingan dan Perbaikan Proposal setelah seminar
8. Batas akhir Bimbingan dan Perbaikan Proposal
56
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
9. Pengesahan judul dan riset
10. Bimbingan Skripsi
DOKUMENTASI FOTO PENELITIAN
Sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi Tampak dari depan
Halaman depan ruangan kelas Tunanetra sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
Perpustakaan sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH
Kota Jambi
Kantor sekolah luar biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota
Jambi
Peneliti bersama guru-guru yang mengajar di kelas Tunanetra
Peneliti bersama Kepala sekolah Bapak Dadang Mulyana
Peneliti wawancara Kepala sekolah
Peneliti Wawancara dengan Guru Tunanetra
Peneliti wawancara siswa kelas tunanetra
nn
Siswa belajar program khusus ( Orientasi dan Mobilitas) setiap hari jumat 1 minggu 4 jam
Siswa belajar mengunakan huruf Braille
Salah satu Guru Tunanetra yang bisa mengoperasikan Komputer meskipun ia tidak bisa melihat
Peneliti melihat siswa-siswi berdiskusi tentang materi pembelajaran
Peneliti wawancara dengan siswa Tunanetra kategori blind dan low vision
Peneliti di ajarkan cara mengunakan huruf Braille
Buku gema Braille
Salah satu tulisan siswa mengunakan Braille (Tulisan Braille)
Siswa dan Guru maka bersama di kelas Tunanetra
KEMENTRIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365 KARTU KONSULTASI SKRIPSI
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1dari 1
Nama : Rosmida NIM : TPG 151722 Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Semester : VIII (Delapan) Judul Skripsi : Pembelajaran Tematik pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunanetra di
Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. Di Kota Jambi
Pembimbing I : Dr.H Lukman Hakim,M.Pd.I
No Hari/Tanggal Materi/Bimbingan Tanda Tangan
Pembimbing
1. Rabu, 14 maret 2018 Pengajuan judul Skripsi
2. Jumat, 28 september 2018 Penunjukan dosen pembimbing skripsi
3. Senen, 08 oktober2018 Bimbingan Proposal
4. Rabu, 07 November 2018 ACC Seminar Proposal
5. Senen, 10 Desember 2018 Perbaika BAB I-III
6. Kamis, 27 Desember 2018 ACC pengesahan Judul dan Riset
7. Senen 11 Januari 2019 Mulai Riset
8. Kamis 27 Februari 2019 Perbaikan bab IV dan bab V
9. Selasa 5 Maret 2019 Perbaikan Abstrak
10. Selasa 11 Maret 2019 ACC Nota Dinas
Jambi, Maret 2019
Pembimbing I
Dr.H Lukman Hakim,M.Pd.I NIP.197003171993021001
KEMENTRIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365 KARTU KONSULTASI SKRIPSI
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1dari 1
Nama : Rosmida NIM : TPG 151722 Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Semester : VIII (Delapan) Judul Skripsi : Pembelajaran Tematik pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunanetra di
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. Di Kota Jambi
Pembimbing II : Dr.Sri Yulia Sari ,M.Pd.I
Hari/Tanggal Materi/Bimbingan Tanda Tangan
Pembimbing
Rabu, 14 maret 2018 Pengajuan judul Skripsi
Jumat, 28 september 2018 Penunjukan dosen pembimbing skripsi
Senen, 08 oktober2018 Bimbingan Proposal
Rabu, 07 November 2018 ACC Seminar Proposal
Senen, 10 Desember 2018 Perbaika BAB I-III
Kamis, 27 Desember 2018 ACC pengesahan Judul dan Riset
Senen 11 Januari 2019 Mulai Riset
Kamis 27 Februari 2019 Perbaikan bab IV dan bab V
Selasa 5 Maret 2019 Perbaikan Abstrak
Selasa 11 Maret 2019 ACC Nota Dinas
Jambi, Maret 2019
Pembimbing II
Dr.Sri Yulia Sari ,M.Pd.I NIP.1978272014122004
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : Rosmida Jenis Kelamin : Perempuan Tempat/tgl lahir : Renah Sungai Ipuh, 05 Maret 1996 Alamat (asal/sekarang) : Renah Sungai Ipuh kecematan limbur lubuk mengkuang
kabupaten bungo Provinsi Jambi Pekerjaan (jika ada) : Mahasiswi Alamat Email : [email protected] No Kontak : 082230648848 Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal 1. SD/MI, tahun tamat : SDN 176/II Renah Sungai Ipuh kab. Bungo 2009 2. SMP/Mts, tahun tamat : SMPS Muhammadiyah Muara Bungo 2012 3. SMU/MA, tahun tamat : MA KMM KAUMAN Padang panjang Sumatra Barat 2015 Pengalaman Organisasi 1. Anggota IPM PABASKO Padang Panjang Sumatra Barat Masa Bakti 2014 2. Konselor Genre ( Generasi Berencana ) Padang Panjang Sumatra Barat Masa Bakti 2014 3. Anggota Kota Layak Anak Padang Panjang Sumatra Barat Masa Bakti 2013 4. Bendahara Umum II HMJ PGMI Uin Sultan Thaha Saifuddin Jambi Masa Bakti
2017/2018 5. Anggota Advokasi IMPI Se-indonesia Masa bakti 2017/2019 6. Ketua Bidang (Kabid) Ipmawati PW IPM Provinsi Jambi 2017/2019 7. Sekretaris Umum PD IPM kota Jambi 2017/2019 8. Sekretaris Cabang IMM Kota Jambi 2017 9. Ketua Bidang (kabid ) Pengakaderan IMM kota Jambi 10. Anggota Forum Penulis Indonesia 2017
Moto Hidup You Are What You ThinK