pembelajaran pemecahan masalah dengan peta konsep …

23
PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA...... 124 GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VII D SMPN 1 PECANGAAN JEPARA TAHUN 2016/2017 Mari’ah SMP Negeri 1 Pecangaan Jepara [email protected] Abstrak PBL dengan peta konsep pada materi klasififikasi makhluk hidup dirancang membimbing peserta didik mendefinisikan masalah klasifikasi makhluk hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktifitas fisik dan mental, respon dan tes hasil belajar IPA peserta didik kelas VII D di SMPN 1 Pecangaan Jepara pada konsep klasifikasi mahkluk hidup. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VII D SMP Negeri 1 Pecangaan tahun pelajran 2016-2017. Penelitian ini menggunakan dua siklus setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pengambilan data aktifitas, hasil belajar dan respon peserta didik diambil pada siap pertemuan dari masing–masing siklus. Data dibandingkan antara siklus satu dan siklus dua. Analisa data pada siklus I terjadi peningkatan dari pertemuan pertama kepertemuan kedua yaitu hasil belajar pada postes sebesar 62 % ke 69%, analisa aktifitas sebesar 69 % ke 81%, Analisis pada siklus II terjadi peningkatan dari pertemuan pertama kepertemuan kedua yaitu hasil belajar postes peserta didik dari 68 % ke 75%, aktifitas sebesar 81% ke 86%. analisa respon peserta didik pada siklus I ke siklus II naik sebesar 77% ke 81% menunjukkan respon senang.. Analisis hasil ulangan harian terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu 74 ke 97%. Kata Kunci: Aktifitas, Hasil Belajar, PBL.

Upload: others

Post on 26-May-2022

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......

124 GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN

PETA KONSEP SEBAGAI UPAYA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VII D

SMPN 1 PECANGAAN JEPARA TAHUN 2016/2017

Mari’ah

SMP Negeri 1 Pecangaan Jepara

[email protected]

Abstrak

PBL dengan peta konsep pada materi klasififikasi makhluk hidup

dirancang membimbing peserta didik mendefinisikan masalah

klasifikasi makhluk hidup. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui peningkatan aktifitas fisik dan mental, respon dan tes

hasil belajar IPA peserta didik kelas VII D di SMPN 1 Pecangaan

Jepara pada konsep klasifikasi mahkluk hidup. Penelitian ini

merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VII D

SMP Negeri 1 Pecangaan tahun pelajran 2016-2017. Penelitian ini

menggunakan dua siklus setiap siklus terdiri dari dua kali

pertemuan. Pengambilan data aktifitas, hasil belajar dan respon

peserta didik diambil pada siap pertemuan dari masing–masing

siklus. Data dibandingkan antara siklus satu dan siklus dua. Analisa

data pada siklus I terjadi peningkatan dari pertemuan pertama

kepertemuan kedua yaitu hasil belajar pada postes sebesar 62 % ke

69%, analisa aktifitas sebesar 69 % ke 81%, Analisis pada siklus II

terjadi peningkatan dari pertemuan pertama kepertemuan kedua

yaitu hasil belajar postes peserta didik dari 68 % ke 75%, aktifitas

sebesar 81% ke 86%. analisa respon peserta didik pada siklus I ke

siklus II naik sebesar 77% ke 81% menunjukkan respon senang..

Analisis hasil ulangan harian terjadi peningkatan dari siklus I ke

siklus II yaitu 74 ke 97%.

Kata Kunci: Aktifitas, Hasil Belajar, PBL.

Page 2: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

Mari’ah

Vol.1 No.1 2017 125

Abstract

PBL with concept map on the classification of living creatures

is designed to guide learners to define the classification

problem of living things. This reserch aims to determine the

increase of physical and mental activity, the learners’

response and the students’ outcomes in learning science of

VII D grade in SMPN 1 Pecangaan Jepara on classification of

living things concept. The research is a classroom action

research conducted in VII D grade SMP Negeri 1 Pecangaan

in 2016-2017. This reseach uses two cycles each cycle consists

of two meetings. This data activities, learning outcomes and

responses of learners are taken at the ready meeting of each

cycle. Data are compared between cycle one and cycle two.

Data analysis in cycle I increase from the first meeting to the

second meeting. The rusult is 62% to 69% in posttest, activity

analysis is from 69% to 81%., In cycle II, there is an

increasingly from first meeting to second meeting, that is

from 68% to 75% in posttest, activity analysis is from 81%

to 86%. The analysis of learners response is increase from

first cycle to the second cycle 77% to 81%, it shows happy

response, results oh daily examination increased from cycle I

to cycle II that is 74 to 97%.

Keywords: Activities, Learning Outcomes, PBL.

A. PENDAHULUAN

Pelajaran IPA SMP pada kurikulum 2013 merupakan

pelajaran yang memadukan pelajaran fisika, biologi dan kimia.

Salah satu pokok bahasan dikelas VII semester 1 adalah klasifikasi

mahkluk hidup yang didalamnya mempelajari klasifikasi

tumbuhan dan klasifikasi hewan. Pokok bahasan tersebut

merurupakan pelajaran yang memiliki banyak istilah. Salah satu

istilah biologi yang sering digunakan untuk keperluan pendidikan

adalah klasifikasi (taksonomi) dan tata nama ilmiah pada

tumbuhan (Plantae) dan Hewan (Animalia). Bagi peserta didik

SMP mempelajari klasifikasi (taksonomi) dan tata nama ilmiah

Page 3: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......

126 GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

untuk hewan dan tumbuhan yang menggunakan bahasa latin atau

bahasa lain yang dilatinkan merupakan hal yang baru. Dalam

memahami klasifikasi (taksonomi) dan tata nama ilmiah, alat

bantu yang umum digunakan adalah buku pelajaran atau table

klasifikasi (taksonomi) dan tata nama ilmiah. Banyak peserta didik

sulit untuk menghafal karena berbahasa latin dan klasifikasi

(taksonomi) terdiri dari Kingdom, Divisi, Kelas, Ordo, Family, Genus,

dan Spesies. Jenis dan spesies tumbuhan sangat banyak, sehingga

dalam mempelajarinya sering terjadi kesalahan dalam penulisan

klasifikasi (taksonomi) dan tata nama ilmiah pada tumbuhan.

Kenyataan ini dijumpai selama penulis mengajar di SMPN 1

Pecangaan Jepara, hasil belajar peserta didik tahun sebelumnya

yaitu tahun pelajaran 2015/2016 untuk materi klasifikasi mahkluk

hidup sebelum dilakukan remidi menunjukkan hasil yang kurang

memuaskan, ini terlihat dengan hasil ulangan yang tidak tuntas

secara individual dan klasikal contoh pada rata rata kelas VII G

(36 peserta didik) adalah 60.4, nilai tertinggi 90 nilai terendah 35

dengan 27 anak mendapat nilai di bawah KKM, kelas VII F (37

peserta didik) adalah 60.1, nilai tertinggi 95 nilai terendah 35

dengan 27 anak mendapat nilai di bawah KKM, kelas VII I (37

peserta didik) adalah 60.2, nilai tertinggi 80 nilai terendah 45

yang mana KKM nya adalah 75 dengan 31 anak mendapat nilai di

bawah KKM dengan ketuntasan klasikal sebesar

20.25%

Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap guru IPA

di SMP Negeri 1 Pecangaan, diperoleh informasi bahwa

pembelajaran IPA belum menggunakan pendekatan yang mengacu

pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Hal ini dapat

ditunjukkan dengan belum adanya soal-soal studi kasus pada

lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pencemaran

lingkungan. Soal-soal IPA yang diberikan guru hanya mengacu

pada buku paket dan soal ujian nasional, karena guru harus

menyelesaikan materi yang dibebankan, sementara waktu

terbatas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 37 peserta didik

kelas IX terungkap bahwa 94% menyatakan materi klasifikasi

Page 4: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

Mari’ah

Vol.1 No.1 2017 127

hewan merupakan materi yang kurang menarik. Oleh karena itu,

diperlukan sumber belajar dan model pembelajaran yang dapat

membantu peserta didik untuk memahami konsep tersebut. Salah

satu model pembelajar yang dapat digunakan adalah

pembelajaran pemecahan masalah dengan peta konsep.

Terkait hal tersebut maka guru dituntut bukan sekedar

menguasai materi pelajaran dan model pembelajaran tetapi lebih

dari itu, guru dapat menciptakan keterlibatan peserta didik secara

menyeluruh dalam kegiatan pembelajaran dan memfasilitasi

peserta didik untuk berekspresi dan mengeksplorasi dirinya

sendiri. Harapannya setelah pembelajaran tersebut ada

pengalaman peserta didik secara langsung yang nantinya bisa

digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang

berhubungan dengan dirinya dan lingkungan dalam kehidupan

sehari-hari.

Kesenjangan yang ada berdasarkan hasil pengamatan

selama proses pembelajaran pra siklus, menunjukkan

ketidaksesuaian dengan harapan. Harapannya setiap peserta didik

dapat mencapai KKM ≥ 7,5 tetapi kenyataannya lebih dari 50%

anak tidak mencapai KKM. pembelajaran yang kurang memuaskan

sehingga perlu direncanakan suatu tindakan kelas untuk

memperbaiki kesenjangan yang terjadi.

Kesenjangan tersebut akan diatasi dengan tindakan yaitu

penerapan pembelajaran pemecahan maslah dengan peta konsep.

Model pembelajaran pemecahan masalah (PBL) adalah salah satu

model yang diterapkan pada kurikulum 2013 yaitu suatu model

pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat

pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam

memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta

memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses

pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk

memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Tahap-tahap PBL meliputi tahap orientasi peserta didik

kepada masalah, mengorganisasikan peserta didik, membimbing

penyelidikan individu dan kelompok, mengembangkan dan

menyajikan hasil karya serta menganalisa dan mengevaluasi

Page 5: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......

128 GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

proses pemecahan masalah (Kemendikbud, 2014). PBL adalah

suatu pendekatan yang menggunakan masalah dunia nyata

menjadi kajiannya dan sebagai suatu konteks bagi peserta didik

untuk belajar tentang cara berpikir kritis, berpikir tingkat tinggi,

dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh

pengetahuan yang esensial dari materi pelajaran (Apriono, 2011).

PBL termasuk salah satu solusi terbaik untuk meningkatkan hasil

belajar, keterampilan berpikir dan pemecahan masalah, sikap, dan

kreativitas serta mendorong kemandirian peserta didik (Savery,

2006; Suharia, 2013; Sukardi, 2012; Wood, 2004). Jadi

berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya PBL dapat

meningkatkan hasil belajar baik afektif kognitif maupun

psikomotorik.

Novak (1984: 609) menyatakan bahwa peta konsep

merupakan suatu alat yang efektif untuk menghadirkan secara

visual hirarki generalisasi- generalisasi dan mengekpresikan

keterkaitan proposisi dalam sistem konsep-konsep yang saling

berhubungan, yang merupakan ungkapan pemahaman konseptual

siswa. Lebih lanjut dikataka bahwa peta konsep dimaksudkan

untuk mengggambarkan hubungan yang bermakna antara konsep-

konsep dalam bentun proposisi-proposisi. Sedangkan proposisi

adalah dua atau lebih konsep yang dihubungkan dengan katakata

sehingga membentuk suatu kalimat bermakna. Dalam bentuk yang

paling sederhana, peta konsep terdiri atas dua konsep yang

dihubungkan dengan satu kata untuk membentuk suatu

proposisi..

Lebih lanjut Holil (2008: 1) mengatakan peta konsep salah

satu strategi organisasi. Strategi organisasi bertujuan membantu

pembelajaran meningkatkan kebermaknaan bahan bahan baru

terutama dilakukan dengan menggunakan struktur struktur

pengorganisasian baru pada bahan bahan tersebut. Strategi

organisasi dapat terdiri dari pengelompokan ulang ide ide atau

istilah istilah atau membagi ide ide atau istlah istilah itu menjadi

sub sub yang lebih kecil. Dengan membuat peta konsep peserta

didik dilatih untuk mengidentifikasi ide ide kunci yang

berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide ide itu dalam

Page 6: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

Mari’ah

Vol.1 No.1 2017 129

suatu pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram

hirarki.

Berdasarkan paparan tersebut, maka fokus masalah yang

akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

memadukan metode pemecahan masalah dengan peta konsep

sehingga diharapkan proses pembelajaran berlangsung

menyenangkan peserta didik lebih aktif dan dapat meningkatkan

hasil belajar IPA, serta pada akhirnya dapat tercapai tujuan

pembelajaran.

B. PEMBAHASAN

1. Deskripsi Kondisi Awal

Hasil belajar peserta didik tahun sebelumnya yaitu tahun

pelajaran 2015/2016 untuk materi klasifikasi mahkluk hidup

sebelun dilakukan remidi menunjukkan hasil yang kurang

memuaskan, ini terlihat dengan hasil ulangan yang tidak tuntas

secara individual dan klasikal contoh pada rata rata kelas VII G

(36 peserta didik) adalah 60.4, nilai tertinggi 90 nilai terendah 35

dengan 27 anak mendapat nilai di bawah KKM, kelas VII F (37

peserta didik) adalah 60.1, nilai tertinggi 95 nilai terendah 35

dengan 27 anak mendapat nilai di bawah KKM, kelas VII I (37

peserta didik) adalah 60.2, nilai tertinggi 80 nilai terendah 45

yang mana KKM nya adalah 75 dengan 31 anak mendapat nilai di

bawah KKM dengan ketuntasan klasikal sebesar 20.25%( lihat

lampiran 1).

Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan 37 peserta

didik kelas IX terungkap bahwa 94% menyatakan materi

klasifikasi hewan merupakan materi yang kurang menarik

(lampiran 1). Pengamatan yang dilakukan penulis selama proses

pembelajaran yang terjadi banyak peserta didik takut untuk

bertanya, menyampaikan pendapat, atau menjawab pertanyaan .

Bahkan peserta didikpun menganggap kalau hanya dari gurulah

mereka mendapat pengetahuan. sehingga peserta didikpun

cenderung pasif dan kurang motivasi dalam kegiatan

pembelajaran.

Oleh karena itu, diperlukan sumber belajar dan model

pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk

Page 7: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......

130 GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

memahami konsep tersebut. Salah satu model pembelajar yang

dapat digunakan adalah pembelajaran pemecahan masalah

dengan peta konsep.

Setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, diperoleh hasil

sebagaimana tersebut di bawah ini.

2. Deskripsi Hasil Siklus I

Siklus I

a. Hasil belajar

Jika dilihat dari hasil belajar peserta didik pada pertemuan

disiklus I, menunjukkan nilai post tes mengalami kenaikan pada

kategori tinggi yaitu dari ( 14.3% ke 51.4%) serta pada rata-rata

kategori mengalami kenaikan dari sedang ke tinggi (62% ke 69%)

(tabel 1). Hasil ulangan harian ketuntasan secara klasikal sebesar

71.4% dan rata-rata kategori 74%.

Tabel 1. Hasil Belajar Peserta didik Pada Siklus I Dari Nilai

Post Tes dan Ulangan Harian Kelas VII D SMP N 1

Pecangaan Jepara Tahun 2015/2016

Skor

Kategori

Pertemuan

UH I II

Jml peserta

didik/% Jml peserta

didik/% 90 - 100 sangat

tinggi

-

-

70 - 89 Tinggi 5/ 14.3% 18 / 51.4% 34/97.1% 60 - 69 Sedang 19 / 5.3% 16 / 5.7% 2.8% 0 - 59 Rendah 11 / 31.4% 1 / 2.8% -

Rata rata Kategori 62% /sedang 69%/ sedang 74%/tinggi

b. Proses Pembelajaran

Selama proses pembelajaran pada siklus I guru sudah

melaksanakan semua rencana pengajaran, kecuali pada awal

pertemuan pertama peserta didik ada yang bingung untuk

menentukan tempat duduk bagi kelompoknya walaupun sudah

disediakan denah tempat yang ditanyangka pada layar LCD. Rata-

rata setiap aspek aktivitas dari semua peserta didik terjadi

Page 8: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

Mari’ah

Vol.1 No.1 2017 131

peningkatan prosentase dari pertemua pertama kepertemuan

kedua 69% ke 81% dan terjadi pningkatan kategori dari baik

menjadi sangat baik, sedangkan aspek mengajukan pertanyaan

yang berkaitan permasalah kepada peserta didik lain atau kepada

guru, merumuskan masalah dengan kata-kata sendiri masih tetap

dalam kategori kurang walupun prosentasenya naik dari 54% ke

57% dan 54% ke 59% (tabel 2).

Tabel 2. Analisis Aktifitas Peserta didik Kelas VII D Tahun

Pelajaran 2015/2016 Pada Siklus I

No.

AKTIFITAS PESERTA

DIDIK

AKTIFITAS

PESERTA DIDIK

TIAP PERTEMUAN

RERATA I

%

II

1

Memberikan jawaban

atas pertanyaan awal

dari guru

62 %

71%

67%

2

Mengajukan pertanyaan

yang berkaitan

permasalah kepada

peserta didik lain atau

kepada guru

54%

57%

55.5%

3 Merumuskan masalah

dengan kata-kata sendiri

54%

59%

56.5%

4

Berdiskusi dengan

pesera didik lain dalam

kelompoknya

65%

75%

70%

5

Menggunakan sumber

belajar lain yang ada di

sekitar siswa

74%

83%

79%

6

Mengumpulkan data

yang berhubungan

dengan permasalahan

71%

90%

80.5%

7 Menyusun jawaban

sementara

71%

85%

78%

8

Mempresentasikan hasil

diskusi/temuan

kelompoknya

78%

93%

85.5%

Page 9: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......

132 GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

No.

AKTIFITAS PESERTA

DIDIK

AKTIFITAS

PESERTA DIDIK

TIAP PERTEMUAN

RERATA

I

% II

9 Merumuskan simpulan

akhir dan penjelasannya

76%

97%

86.5%

10

Menjawab pertanyaan

dalam LKPD berbasis

masalah

81%

99%

90%

Jumlah siswa 35 35

Presentasi aktifitas 69% 81% 75%

Kategori

baik Sangat

baik

Respon peserta didik selama proses pembelajaran dengan

pemecahan masalah dengan peta konsep pada siklus I

menunjukkan kategori respon senang yaitu 77% (tabel 3).

Tabel 3. Hasil Angket Analisis Respon Peserta Siklus 1

NO

Pertanyaan

SB

B

K

SK Rata-

rata

1.

Apakah

sebelumnya kalian

mempelajari

materi yang akan

diajarkan guru?

1/2.8%

34/97.1

%

-

-

74%

2

Apakah kalian

memahami materi

yang baru saja

diajarkan dengan

model

pembelajaran

berbasis masalah

dengan peta

konsep ini?

-

9/25.7

%

26/74.3

%

-

56%

Page 10: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …
Page 11: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......

132132

JoBE (Journal of Biology Education)

NO

Pertanyaan

SB

B

K

SK Rata-

rata

3.

Apakah kalian

tertarik mengikuti

kegiatan

pembelajaran

klasifikasi

mahkluk hidup

dengan model

pembelajaran

berbasis masalah

dengan dengan

peta konsep ini?

6/17.1

%

27/77.1

%

2/2.8%

-

78%

4.

Apakah materi

yang diberikan

dapat membuat

kalian lebih

bersemangat

dalam

pembelajaran?

4/11.4

%

30/85.7

%

1/2.8%

-

77%

5.

Apakah kalian

menyukai suasana

kelas pada saat

pembelajaran

berbasis masalah

dengan dengan

peta konsep ini?

19/54.3

%

11/31.4

%

5/13.2%

-

86%

6.

Apakah

pembelajaran

berbasis masalah

dengan dengan

peta konsep ini

memberikan

manfaat untuk

kehidupan sehari-

hari kalian?

16/45.7

%

19/54.3

%

-

-

85%

7.

Apakah kalian

menjadi terampil

setelah

pembelajaran

berbasis masalah

dengan dengan

peta konsep ini

8/22.8

%

22/62.8

%

5/13.2%

-

79%

8 Apakah kalian

mengalami

- 33/94.3

%

2/5.7%

-

74%

Page 12: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

Mari’ah

Vol.1 No.1 2017 133

NO

Pertanyaan

SB

B

K

SK Rata-

rata

kesulitan pada saat

pembelajaran

dengan

Pembelajaran

berbasis masalah

dengan peta

konsep ini?

9

Apakah dengan

pembelajaran

berbasis masalah

dengan peta

konsep ini dapat

lebih

meningkatkan

motivasi kalian

saat

pembelajaran?

1/2.8%

34/97

%

-

-

76%

10

Apakah dengan

pembelajaran

berbasis masalah

dengan dengan

peta konsep

ini?dapat lebih

meningkatkan

aktivitas kalian

saat

pembelajaran?

12/34.3

%

23/65.7

%

-

-

84%

11

Apakah

pembelajaran

berbasis masalah

dengan dengan

peta konsep ini

sesuai dengan

topik materi dalam

pembelajaran?

35/100

%

-

-

-

100%

Rata rata 77%

c. Refleksi

Analisis data dan refleksi dilakukan penulis dengan teman

sejawat. Hasil refleksi dicatat dan menghasilkan rekomendasi

untuk rancangan tindakan pada siklus berikutnya. Berdasarkan

hasil observasi selama siklus 1 maka dapat direfleksikan hasil

Page 13: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......

134134

JoBE (Journal of Biology Education)

penelitian tindakan kelas. Hasil refleksi tindakan kelas pada siklus I

sebagai berikut :

a. pada siklus 1 guru telah melaksanakan KBM sesuai dengan

rencana pengajaran, pada awal pembelajaran peserta didik

masih kurang terkoordinasi , hal ini disebabkan denah tempat

duduk ditayangkan setelah peserta didik masuk ruangan

sehingga saling berabut mencari tempat duduk untuk

kelompoknya. Untuk itu pada siklus selanjutnya denah tempat

duduk ditayanagkan sebelum peserta didik masuk ruangan,

b. diakhir pelajaran peserta didik diberi post test, pada post tes

menunjukkan peningkatan dari post tes pertama ke post tes

kedua (sebesar 62%, ke 69%) tetapi masih dalam kategori

sedang sehingga pada siklus berikutnya peserta didik

membawa contoh tanaman dikotil dan monokotil sehingga

peserta didik dapat mengamati dan mengidentifikasi secara

nyata dan diberikan lebih banyak penguatan,

c. rata-rata semua aspek Aktivitas dari semua peserta didik

terjadi peningkatan prosentase dari pertemua pertama

kepertemuan kedua yaitu dari 69% ke 81% terjadi

peningkatan kategori, yaitu kategori baik ke sangat baik,

sedangkan aspek mengajukan pertanyaan yang berkaitan

permasalah kepada peserta didik lain atau kepada guru,

merumuskan masalah dengan kata-kata sendiri masih tetap

dalam kategori kurang walupun prosentasenya naik dari

54% ke 57% dan 54% ke 59%, kemungkinan disebabkan

waktu bertanya sangat singkat dan peserta didik ada masih

merasa takut untuk bertanya, untuk itu pada siklus berikutnya,

akan diberikan lebih banyak waktu untuk bertanya dan lebih

banyak memberikan motifasi kapada peserta didik sehingga

tidak takut bertanya,

d. dari hasil angket secara umum peserta didik memberikan

respon senang, maka pada siklus berikutnya diusakan diskusi

dengan peta konsep,

e. dari hasil refleksi maka peneliti akan lebih meningkatkan KBM

dan lebih memberikan motivasi pada peserta didik.

Kekurangan pada siklus 1 dapat di revisi pada siklus II.

Page 14: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

Mari’ah

Vol.1 No.1 2017 135

Siklus II

a. Hasil belajar

Jika dilihat dari hasil belajar peserta didik pada pertemuan

disiklus II, sesuai tabel 4 menunjukkan nilai post tes mengalami

kenaikan pada rata-rata kategori dari sedang ke tinggi yaitu 68%

ke 75%. Ulangan harian pada siklus II 97.1 % peserta didik tuntas

secara klasikal hanya ada satu peserta didik yang belum tuntas

dengan nilai 73 jika dilihat dari data peserta didik tersebut tidak

tuntas pada postes 1 dan 2 serta ulangan harian pertama.

Tabel 4. Hasil Belajar Peserta didik Pada Siklus II Kelas VII D

SMP N 1 Pecangaan Jepara Th 2015/2016

Skor

Kategori

Pertemuan

UH I II

Jml peserta

didik/%

Jml peserta didik/%

90 - 100 sangat

tinggi

-

-

1/2.8%

70 - 89 Tinggi 20 / 57.1% 34 / 97.1.2% 34 / 97.1% 60 - 69 Sedang 14 / 4% 1 / 2.8% - 0 - 59 Rendah 1/2.8% - -

Rata rata Kategori 68%/sedang 75%/ tinggi 79/tinggi

b. Proses Pembelajaran

Selama proses pembelajaran pada siklus II guru sudah

melaksanakan semua rencana pengajaran yang lebih baik, pada

awal pertemuan peserta didik tidak bingung lagi untuk

menentukan tempat duduk bagi kelompoknya karena sudah

dibuat denah tempat duduk dan denah ditayangkan sebelum

peserta didik masuk ruangan. Semua aktifitas peserta didik pada

siklus kedua masuk dalam kategori sangat baik, kecuali

mengajukan pertanyaan yang berkaitan permasalah kepada

peserta didik lain atau kepada guru dan aktifitas merumuskan

masalah dengan kata-kata sendiri. Secara keseluruhan selama

proses pembelajaran pada siklus kedua aktifitas peserta didik

meningkat dari pertemua pertama ke pertemua kedua sebesar

81% ke 86% dan rata rata masuk dalam kategori sangat baik yaitu

83.5% (tabel 5).

Page 15: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......

136 JoBE (Journal of Biology Education)

Tabel 5. Analisis Aktifitas Peserta didik Kelas VII D Tahun

Pelajaran 2015/2016 Pada Siklus II

No.

AKTIFITAS PESERTA DIDIK

AKTIFITAS PESERTA

DIDIK

TIAP PERTEMUAN

RERATA I

% II

%

1 Memberikan jawaban atas

pertanyaan awal dari guru

71 %

79%

75%

2

Mengajukan pertanyaan yang

berkaitan permasalah kepada

peserta didik lain atau kepada

guru

58%

60%

59%

3 Merumuskan masalah dengan

kata-kata sendiri

59%

62%

60.5%

4 Berdiskusi dengan pesera didik

lain dalam kelompoknya

77%

89%

83%

5 Menggunakan sumber belajar

lain yang ada di sekitar siswa

84%

94%

89%

6

Mengumpulkan data yang

berhubungan dengan

permasalahan

90%

91%

90.5%

7 Menyusun jawaban sementara 85% 86% 85.5%

8 Mempresentasikan hasil

diskusi/temuan kelompoknya

93%

96%

94.5%

9 Merumuskan simpulan akhir

dan penjelasannya

97%

99%

98%

10 Menjawab pertanyaan dalam

LKPD berbasis masalah

99%

100%

99.5%

Jumlah siswa 35 35 Presentasi aktifitas 81% 86% 83.5%

Kategori

Baik Sangat

baik

Respon peserta didik selama proses pembelajaran dengan

metode diskusi menggunakan peta konsep pada siklus II

menunjukkan peningkatan dibanding siklus I yaitu dari 77% ke

81% kategori senang (tabel 6)

Tabel 6. Hasil Angket Analisis Respon Peserta Siklus II

Page 16: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

Mari’ah

Vol.1 No.1 2017 137

No.

Pertanyaan

SB

B

K

SK Rata-

rata

1.

Apakah

sebelumnya

kalian

mempelajari

materi yang akan

diajarkan guru?

4/11.4

31/88

.6%

-

-

78%

2

Apakah kalian

memahami

materi yang baru

saja diajarkan

dengan model

pembelajaran

berbasis masalah

dengan peta

konsep ini?

-

27/77

.1%

8/22.

85.%

-

70%

3.

Apakah kalian

tertarik

mengikuti

kegiatan

pembelajaran

klasifikasi

mahkluk hidup

dengan model

pembelajaran

berbasis masalah

dengan dengan

peta konsep ini?

8/22.85

%

27/77

.1%

-

81%

4.

Apakah materi

yang diberikan

dapat membuat

kalian lebih

bersemangat

dalam

pembelajaran?

7/2%

28/8

%

-

-

80%

5.

Apakah kalian

menyukai

suasana kelas

pada saat

pembelajaran

20/57.1

%

15/42

.8%

-

-

89%

Page 17: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......

138 JoBE (Journal of Biology Education)

berbasis masalah

dengan dengan

peta konsep ini?

6.

Apakah

pembelajaran

berbasis masalah

dengan dengan

peta konsep ini

memberikan

manfaat untuk

kehidupan

sehari-hari

kalian?

17/48.6

%

18/51

.4%

-

-

87%

7.

Apakah kalian

menjadi terampil

setelah

pembelajaran

berbasis masalah

dengan dengan

peta konsep ini

9/25.7%

26/81

.25%

-

-

81%

8

Apakah kalian

mengalami

kesulitan pada

saat

pembelajaran

dengan

Pembelajaran

berbasis masalah

dengan peta

konsep ini?

-

35/10

0%

-

-

75%

9

Apakah dengan

pembelajaran

berbasis masalah

dengan peta

konsep ini dapat

lebih

meningkatkan

motivasi kalian

saat

pembelajaran?

4/11.4%

31/88

.6%

-

-

78%

10 Apakah dengan 18/51.4 17/48 - - 88%

Page 18: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

Mari’ah

Vol.1 No.1 2017 139

pembelajaran

berbasis masalah

dengan dengan

peta konsep

ini?dapat lebih

meningkatkan

aktivitas kalian

saat

pembelajaran?

% .57%

11

Apakah

pembelajaran

berbasis masalah

dengan dengan

peta konsep ini

sesuai dengan

topik materi

dalam

pembelajaran?

35/100%

-

-

-

100

%

Rata- rata 81%

c. Refleksi

Refleksi dilakukan penulis dengan teman sejawat.

Berdasarkan hasil observasi selama siklus II maka dapat

direfleksikan hasil penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

a. pada siklus II guru telah melaksanakan KBM sesuai dengan

rencana pengajaran,

b. pada awal pembelajaran peserta didik sudah terkoordinasi ,hal

ini disebabkan tempat duduk ditayangkan sebelum peserta didik

masuk ruangan yang menentukan tempat duduk untuk masing

masing kelompok,

c. Aktivitas mengajukan pertanyaan yang berkaitan permasalah

kepada peserta didik lain atau kepada guru dan aktivitas

merumuskan masalah dengan kata-kata sendiri mengalami

peningkatan dari 58% ke 60 % dan 69% ke 62% kemungkinan

disebabkan adanya alat peraga contoh- contoh tumbuhan dan

guru memberikan motifasi dan waktu bertanya ditambah,

Page 19: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......

140 JoBE (Journal of Biology Education)

d. diakhir pelajaran peserta didik diberi post test dan

mengerjakan tugas dirumah, nilai post tes menunjukkan

peningkatan,dari hasil angket secara umum peserta didik

memberikanrespon yang senang,

e. dari hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan

observer menyimpulkan, karena kriteria keberhasilan

penelitian tindakan ini sudah tercapai maka siklus

penelitian tindakan dihentikan.

Jika dilihat dari hasil belajar peserta didik pada pertemuan

disiklus I, menunjukkan nilai post tes mengalami kenaikan pada

kategori tinggi yaitu dari (14.3% ke 51.4%) serta pada rata-rata

kategori mengalami kenaikan dari sedang ke tinggi (62% ke 69%)

Hasil belajar peserta didik pada pertemuan disiklus II,

menunjukkan nilai post tes mengalami kenaikan pada kategori

tinggi yaitu dari 57.1% ke 97.1% serta kenaikan pada rata-rata

kategori dari sedang ke tinggi yaitu 68% ke 75%. Hasil belajar

peserta didik dari nilai ulangan harian pada siklus pertama masih

ada yang mendapatkan kategori sedang dengan nilai 70–73

sebelas orang dan satu orang peserta didik mendapat kategori

rendah dengan nilai 65 (lihat lampiran 11). Ulangan harian

mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yaotun74% ke 97

% peserta didik tuntas secara klasikal hanya ada satu peserta didik

yang belum tuntas dengan nilai 73 jika dilihat dari data peserta

didik tersebut tidak tuntas pada postes 1 dan 2 serta ulangan

harian pertama. Hal ini dikarenakan peserta didik menemukan

konsep konsep penting dari materi yang ada dan diasimilasikan

ke dalam struktur kognitifnya. Dengan demikian di dalam diri

peserta didik telah berlangsung belajar secara bermakna. Menurut

Sudjana (2000) bahwa peserta didik sebaiknya memperoleh

pembelajaran dengan mengalami langsung dan berbuat sendiri

sehingga pembelajaran yang dilakukan memberikan kesan utuh

dan bermakna bagi peserta didik dan nantinya mengingat dalam

jangka waktu yang lama.

Peningkatan hasil belajar ini juga disebabkan semakin

membaiknya kemampuan berpikir peserta didik untuk belajar

mengaitkan antar konsep. Dengan penggunaan peta konsep

Page 20: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

Mari’ah

Vol.1 No.1 2017 141

peserta didik tidak lagi banyak menghapal materi untuk belajar,

peserta didik cukup memahami konsep kemudian

menghubungkannya dengan konsep yang ada sebelumnya.

Menurut Suryawati (2002) peta konsep dapat membantu

peserta didik untuk mengorganisasikan konsep ke dalam struktur

yang berarti sehingga bermanfaat untuk mengidentifikasikan

konsep yagn sulit dimengerti, memudahkan peserta didik untuk

menyusun dan memahami isi pelajaran dan meningkatkan memori

atau ingatan.

Siklus I menunjukkan rata-rata semua aspek aktifitas dari

semua peserta didik terjadi peningkatan prosentase dari pertemua

pertama kepertemuan kedua yaitu dari 69% ke 81% tetapi

belum terjadi peningkatan kategori, yaitu masuk kategori baik

kecuali aspek mengajukan pertanyaan yang berkaitan permasalah

kepada peserta didik lain atau kepada guru, merumuskan masalah

dengan kata-kata sendiri masih tetap dalam kategori kurang

walupun prosentasenya naik dari 54% ke 57% dan 54% ke

59%.

Semua aktifitas peserta didik pada siklus kedua masuk

dalam kategori sangat baik, kecuali mengajukan pertanyaan yang

berkaitan permasalah kepada peserta didik lain atau kepada guru

dan aktifitas merumuskan masalah dengan kata-kata sendiri.

Secara keseluruhan selama proses pembelajaran pada siklus kedua

aktifitas peserta didik meningkat dari pertemua pertama ke

pertemua kedua sebesar 81% ke 86% dan rata rata masuk

dalam kategori sangat baik yaitu 83.5% .

Hal ini sesuai dengan pernyataan Sudarman (2007), bahwa

Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu

kemampuan berpikir pemecahan masalah, ketrampilan

intelektual, dan belajar menjadi pembelajar otonom yang bisa

menginterpretasikan dunia nyata dan membangun pemahaman.

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa

pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan berpikir

peserta didik malalui integrasi informasi, berpikir kritis, sikap,

evaluasi diri, tanggung jawab, bekerja sama dalam tim dan

meningkatkan keterampilan kerja dan ketrampilan pemecahan

Page 21: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......

142 JoBE (Journal of Biology Education)

masalah (Katarzyna, 2012; Savery, 2006; Suharia, 2013; Wood,

2004).

Respon peserta didik selama proses pembelajaran dengan

metode diskusi menggunakan peta konsep pada siklus II

menunjukkan peningkatan dibanding siklus I yaitu dari 77% ke

81% masuk kategori senang. Dalam angket respon peserta didik

menunjukkan bahwa peserta didik setelah proses pembelajaran

menjadi sangat trampil, tidak kesulitan, lebih termotivasi, aktif

dan bermanfaat. Dapat disimpulkan bahwa peserta didik secara

umum menyatakan sangat senang dengan pembelajaran IPA

berbasis masalah salah satunya karena banyak hal baru yang

diperoleh. Dengan mencari sendiri pengetahuannya yang baru,

peserta didik akan mengerti konsep-konsep dasar dan ide yang

lebih baik, dan peserta didik lebih mudah dalam mentransfer

informasi, peserta didik dapat berpikir atas inisiatif sendiri.

Kecenderungan rasa senang atau tidak senang akan memancing

kekuatan kehendak atau kemauan (Soemanto, 2006).

Pembelajaran berbasis masalah yaitu pendekatan

pembelajaran peserta didik pada masalah autentik/nyata sehingga

peserta didik dapat menyusun pengetahuannya sendiri,

menumbuh kembangkan keterampilan yang tinggi dan inkuiri,

memandirikan peserta didik, dan meningkatkan kepercayaan

dirinya (Arends, 2006). Dari penjelasan Arends tersebut maka ciri

dari pembelajaran berbasis masalah, salah satunya adalah adanya

penyelidikan autentik.

C. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dimpulkan bahwa:

siklus I terjadi peningkatan dari pertemuan pertama kepertemuan

kedua yaitu hasil belajar pada postes sebesar 62% ke 69%. Analisa

respon peserta didik pada siklus I menunjukkan respon senang

sebesar 77%. Analisis pada siklus II terjadi peningkatan dari

pertemuan pertama kepertemuan kedua yaitu hasil belajar postes

peserta didik dari 68 % ke 75%, aktifitas sebesar 81% ke 86%.

Respon peserta didik masuk kategori senang (81%). Analisis hasil

ulangan harian terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu

74% ke 97%.

Page 22: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

Mari’ah

Vol.1 No.1 2017 143

DAFTAR PUSTAKA

Apriono, D. 2011. “Problem Based Learning (PBL): Definisi,

Karakteristik, dan Implementasi dalam Pembelajaran

Pendidikan Pancasila”. Prospektus. 9 (1): 11-17. Arends.

2006. Learning To Teach. New York: MC Graw, Hill

Companies.

Holil, Anwar.2008. Peta Konsep Untuk Mempermudah Konsep Sulit

dalamPembelajaran, http://bbawr.blogspot.com/2008.

Katarzyna C. 2012. Probleam Based Learning Revisited,

Introduction of Active and Self-Directed Learning to

Reduce Fatigue among Students.Journal of University

teaching and learning Practice. Maastricht University. 9 (6):

1-15.

Novak, J.D. Application of Advances in Learning Theory and

Philosopy of Science to Improvement of Chemistry Teaching.

Journal of Chemical Education. 6(7):607-612.

Savery, J. 2006. “Overview of Problem-based Learning: Definitions

and Distinctions”. Interdisciplinary Journal of Problem-

Based Learning 1(1): 9-20.

Soemanto, W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudarman, 2007. “Problem Based learning: Suatu Model

Pembelajaran untuk Mengembangkan dan

Meningkatkan Kemampuan Memecahan Masalah”. Jurnal

Pendidikan Inovatif. 2 (2): 68-73.

Sudjana, N. S. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar .

Bandung: Sinar Baru.

Suharia, M. 2013. “Pengembanga Perangkat Pembelajaran Zat

Adiktif Dan Psikotropika Dengan Problem Based Learning

Di SMP”. Journal of Innovative Science Education. PPS IPA

Universitas Negeri Semarang. 2 (1): 8-13.

Suryawati, E. 2002. Peningkatan Pembelajaran IPA Biologi Melalui

Pembelajaran Bermakna Menggunakan Peta Konsep Pada

Kelas 1.8 SLTP Negeri 20 Pekanbaru. Makalah Seminar BKS

PTN Wilayah Barat. Pekanbaru.

Page 23: PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA KONSEP …

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PETA......

144 JoBE (Journal of Biology Education)

Wood. E.J. 2004. “Problem-Based Learning: Exploiting Knowledge

of how People Learn to Promote Effective Learning”. BEE-j

Volume3: May 2004 http://bio.ltsn.ac.uk/journal/vol3/beej-

3-5.htm University of Leeds.