pembahasan formulasi antazolin

3
Pembahasan formulasi Praktium kali ini membuat sediaan berupa emulsa dengan zat aktif antazolin. Emulsa adalah Merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak bercampur ( air dan minyak ). Cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Disperse ini tidak stabil, bila butir-butir ini bergabung akan membentuk dua laoisan air dan minyak yang terpisah. Untuk mencegah terjadinya pemisahan, digunakan zat pengemulsi ( emulgator ). Semua emulgator membentuk film ( lapisan ) di sekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi. Fungsinya untuk mencegah terpisahnya cairan terdispersi dari mediumnya. Antazoline adalah generasi 1 antihistamin yang juga antikolinergik sifat digunakan untuk meredakan hidung tersumbat dan obat tetes mata , biasanya dalam kombinasi dengan naphazoline , untuk meringankan gejala alergi konjungtivitis. Antazolin berfungsi sebagai antihistamin. Antihistaminika adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghindarkan efek atas tubuh dari histamin yang berlebihan, sebagaimana terdapat pada gangguan-gangguan alergi. Bila dilihat dari rumus molekulnya, bahwa inti molekulnya adalah etilamin, yang juga terdapat dalam molekul histamin. Gugusan etilamin ini seringkali berbentuk suatu rangkaian lurus, tetapi dapat pula merupakan bagian dari suatu struktur siklik,misalnya antazolin. Antazolin efek antihistaminnya tidak terlalu kuat tetapi tidak merangsang selaput lendir sehingga cocok digunakan pada pengobatan gejala-gejala alergis pada mata dan hidung. Antihistaminikamelakukan kegiatannya melalui persaingan substrat atau ”competitive inhibition”. Obat-obat inipun tidak menghalang-halangi pembentukan histamin pada reaksi antigen-antibody, melainkan masuknya histamin kedalam unsur-unsur penerima didalam sel (reseptor-reseptor) dirintangi dengan menduduki sendiri tempatnya itu. Dengan kata lain karena antihistaminik mengikat diri dengan reseptor-reseptor yang sebelumnya harus menerima histamin, maka zat ini dicegah untuk melaksanakan kegiatannya yang spesifik terhadap jaringan-jaringan. Karena antihistaminika juga memiliki khasiat menekan pada susunan

Upload: priscilia-anggraini-marsaulina

Post on 24-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

pembahasan

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan formulasi antazolin

Pembahasan formulasi

Praktium kali ini membuat sediaan berupa emulsa dengan zat aktif antazolin. Emulsa adalah Merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak bercampur ( air dan minyak ). Cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Disperse ini tidak stabil, bila butir-butir ini bergabung akan membentuk dua laoisan air dan minyak yang terpisah. Untuk mencegah terjadinya pemisahan, digunakan zat pengemulsi ( emulgator ). Semua emulgator membentuk film ( lapisan ) di sekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi. Fungsinya untuk mencegah terpisahnya cairan terdispersi dari mediumnya.

Antazoline adalah generasi 1 antihistamin yang juga antikolinergik sifat digunakan untuk meredakan hidung tersumbat dan obat tetes mata , biasanya dalam kombinasi dengan naphazoline , untuk meringankan gejala alergi konjungtivitis. Antazolin berfungsi sebagai antihistamin. Antihistaminika adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghindarkan efek atas tubuh dari histamin yang berlebihan, sebagaimana terdapat pada gangguan-gangguan alergi. Bila dilihat dari rumus molekulnya, bahwa inti molekulnya adalah etilamin, yang juga terdapat dalam molekul histamin. Gugusan etilamin ini seringkali berbentuk suatu rangkaian lurus, tetapi dapat pula merupakan bagian dari suatu struktur siklik,misalnya antazolin. Antazolin efek antihistaminnya tidak terlalu kuat tetapi tidak merangsang selaput lendir sehingga cocok digunakan pada pengobatan gejala-gejala alergis pada mata dan hidung.

Antihistaminikamelakukan kegiatannya melalui persaingan substrat atau ”competitive inhibition”. Obat-obat inipun tidak menghalang-halangi pembentukan histamin pada reaksi antigen-antibody, melainkan masuknya histamin kedalam unsur-unsur penerima didalam sel (reseptor-reseptor) dirintangi dengan menduduki sendiri tempatnya itu. Dengan kata lain karena antihistaminik mengikat diri dengan reseptor-reseptor yang sebelumnya harus menerima histamin, maka zat ini dicegah untuk melaksanakan kegiatannya yang spesifik terhadap jaringan-jaringan. Karena antihistaminika juga memiliki khasiat menekan pada susunan saraf pusat, maka efek sampingannya yang terpenting adalah sifat menenangkan dan menidurkannya.

Resep standar untuk antazolin unguentum dalam Formularium Indonesia adalah

Asam stearat, atau asam oktadekanoat, adalah asam lemak jenuh yang mudah diperoleh dari lemak hewani serta minyak masak. Fungsi dari asam stearat adalah sebagai pengemulsi. Kadar asam stearat dalam sediaan unguentum yang dianjurkan adalah dalam rentang 1-20%.

Trietanolamin. Fungsi umum sebagai pH adjusting agent. Kegunaan lainnya sbg buffer, pelarut, humektan, dan polimer plasticizer, dan dalam formula ini sebagai pengemulsi (emulgator). Inkompatbilitasnya dengan asam lemak konsentrasi tinggi membentuk garam yg larut air dan mempunyai karakteristik seperti sabun.

Page 2: Pembahasan formulasi antazolin

Penggunaan sapo sebagai emulgator hamper seluruhnya adalahpada sediaan untuk penggunaan luar. Biasanya sabun itu dibuat extempore(baru) dengan mereaksikan asam dengan basa, seperti pada pembuatan salep ini yaitu mereaksikan asam stearat dengan basa seperti trietanolamin.

Emulgator lainnya adalah cera alba, pemilihan cera alba karena bau khas lemah, bebas bau tengik dan larut dalam minyak lemak. Fungsi cera alba selain sebagai basis salep yaitu juga sebagai stiffening agent atau zat pengeras massa salep. Sehingga konsistensi salep yang diperoleh dapat distabilkan bentuk nya oleh cera alba.

Aquades berfungsi sbg pelarut. Namun, aquades bila digunakan sbg pelarut tunggal kurang efisien dlm pembuatan salep. Antazolin larut dalam 50 bagian air, artinya dibutuhkan air yg banyak utk melarutkan sedikit antazolin, dan sediaan yg terbentuk nantinya akan lebih cair (krn banyak mengandung air). Untuk itu ditambahkan kosolven.

Gliserin Stabilisator emulsi dan kosolven. Kosolven adalah pelarut yang ditambahkan dalam suatu sistem untuk membantu melarutkan atau meningkatkan stabilitas dari suatu zat, cara ini disebut kosolvensi. Cara ini cukup potensial dan sederhana dibanding beberapa cara lain yang digunakan untuk meningkatkan kelarutan dan stabilitas suatu bahan. Penggunaan kosolven dapat mempengaruhi polaritas sistem, yang dapat ditunjukkan dengan pengubahan tetapan dielektrikanya. Pemilihan sistem kosolven yang tepat dapat menjamin kelarutan semua komponen dalam formulasi.

Digunakan gliserin dalam formulasi, karena gliserin memiliki multi fungsi selain sebagai stabilisator emulsi, gliserin juga dapat berfungsi sebagai pengawet,

Paraffin sebagai