pemantapan sosialisasi wawasan nusantara mampu mewujudkan supremasi hukum

21
Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum (Oleh: H. Abdul Chair Ramadhan) (Disampaikan dalam Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLVI Lemhannas RI) BAB I PENDAHULUAN 1. Umum Bangsa Indonesia mewarisi nilai sosio-budaya dan nilai pandangan hidup (filsafat hidup, weltanschauung) bangsa yang kemudian dirumuskan sebagai dasar negara Pancasila (ideologi negara, ideologi nasional). Nilai fundamental ini berkembang dan berfungsi sebagai perwujudan asas kerokhanian bangsa (jiwa bangsa, jati diri bangsa, Volksgeist) dan jiwa Undang-Undang Dasar 1945. Karenanya, rakyat dan bangsa Indonesia secara kultural, konstitusional, bahkan moral berkewajiban untuk menegakkan dan membudayakannya Berdasarkan ajaran suatu sistem filsafat, maka wawasan manusia (termasuk Wawasan Nasional/Nusantara) atas martabat manusia, ditetapkan bagaimana sistem kenegaraan ditegakkan, sebagaimana bangsa Indonesia menetapkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara berkedaulatan rakyat dan negara hukum. Kedua asas fundamental ini memancarkan identitas, integritas dan keunggulan sistem kenegaraan Republik Indonesia

Upload: lisanhal

Post on 02-Jan-2016

296 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ketahanan Nasional

TRANSCRIPT

Page 1: Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum

Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum (Oleh: H. Abdul Chair Ramadhan)

(Disampaikan dalam Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLVI Lemhannas RI)

BAB IPENDAHULUAN

1.            Umum

Bangsa Indonesia mewarisi nilai sosio-budaya dan nilai pandangan

hidup (filsafat hidup, weltanschauung) bangsa yang kemudian dirumuskan

sebagai dasar negara Pancasila (ideologi negara, ideologi nasional). Nilai

fundamental ini berkembang dan berfungsi sebagai perwujudan asas

kerokhanian bangsa (jiwa bangsa, jati diri bangsa, Volksgeist) dan jiwa

Undang-Undang Dasar 1945. Karenanya, rakyat dan bangsa Indonesia

secara kultural, konstitusional, bahkan moral berkewajiban untuk

menegakkan dan membudayakannya

Berdasarkan ajaran suatu sistem filsafat, maka wawasan manusia

(termasuk Wawasan Nasional/Nusantara) atas martabat manusia, ditetapkan

bagaimana sistem kenegaraan ditegakkan, sebagaimana bangsa Indonesia

menetapkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara

berkedaulatan rakyat dan negara hukum. Kedua asas fundamental ini

memancarkan identitas, integritas dan keunggulan sistem kenegaraan

Republik Indonesia berdasarkan Pancasila sebagaimana terjabar dalam

Undang-Undang Dasar 1945. Ajaran luhur filsafat Pancasila memancarkan

identitas dan integritas sebagai sistem filsafat theisme-religius yang

memancarkan keunggulan sistem filsafat Pancasila dan filsafat Timur

umumnya, karena sesuai dengan potensi martabat dan integritas kepribadian

manusia.1[1]

Kedudukan Wawasan Nusantara dalam sistem kehidupan nasional

Indonesia urutannya adalah sebagai berikut :

1

Page 2: Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum

1). Panacasila sebagai falsafah dan ideologi negara, serta dasar negara.

2). UUD 1945 sebagai konstitusi negara.

3). Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional sebagai doktrin dasar

pengaturan kehidupan nasional.

4). Politik dan strategi nasional sebagai kebijakan dasar yang pada masa

orde baru disusun dalam bentuk GBHN yang dijabarkan lebih lanjut dalam

kebijaksanaan strategi pada strata di bawahnya. Sedangkan di era reformasi

saat ini dalam bentuk visi dan misi kabinet atau pemerintah.

Wawasan Nusantara berisikan konsep-konsep pemikiran pandangan

bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya dalam mencapai tujuan

nasional beserta pedoman pengimplementasiannya. Nilai-nilai Pancasila

mendasari pengembangan Wawasan Nasional. Nilai-nilai tersebut adalah:2[2]

1)            Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan

menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing- masing.

2)            Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan

golongan.

3)            Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Dalam implementasi kehidupan nasional, konsepsi Wawasan

Nusantara dilakukan melalui sosialisasi, yaitu melalui penanaman nilai-nilai

dengan beberapa cara, baik formal, non formal, maupun informal.

Dalam rangka mewujudkan supremasi hukum di Indonesia, maka

peranan Wawasan Nusantara sangat signifikan dan strategis, melalui

pemantapan sosialisasi yang dilakukan secara kontinyu, terukur dan

sistematis.

Dengan pemantapan sosialisasi ini, maka akan menghasilkan cara

pandang bangsa Indonesia yang berlingkup dan demi kepentingan nasional,

yang berlandaskan Pancasila, tentang diri dan lingkungannya serta tanah

airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupannya yang

beragam dan dinamis. Selain itu, juga akan menghasilkan rasa persatuan

bangsa dan kesatuan wilayah Indonesia, dengan tetap menghargai dan

2

Page 3: Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum

menghormati kebhinekaan dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan cita-cita nasional.3[3]

Persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah merupakan

suatu kondisi dan cara terbaik untuk mencapai tujuan bersama. Dengan

demikian, maka peranan supremasi hukum sangat diperlukan dalam menjaga

persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah Indonesia.

Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing

memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda -

beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi

antargolongan mengandung potensi konflik yang besar. Indonesia juga

diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya

perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini

dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia

merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi

bangsa Indonesia sendiri. Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk

persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia. Pemantapan

sosialisasi Wawasan Nusantara, menunjuk kepada konsepsi Wawasan

Nusantara, yang di dalamnya terdapat filosofi dasar geopolitik Indonesia dan

wawasan kebangsaan yang mengandung 3 (tiga) unsur kebangsaan, yaitu

rasa kebangsaan, paham kebangsaan, dan semangat kebangsaan. Begitu

pentingnya konsepsi Wawasan Nusantara, sehingga Wawasan Nusantara

diyakini sebagai prasyarat terwujudnya cita-cita nasional, suatu cita-cita

terbentuknya negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan

makmur.

Dalam penulisan essay bidang studi Wawasan yang berjudul

“Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan

Supremasi Hukum”, penulis memfokuskan pembahasan pada pembuktian

pemantapan sosialisasi Wawasan Nusantara memiliki pengaruh yang

signifikan dalam upaya mewujudkan supremasi hukum di Indonesia, yang

menganalisis tentang hubungan antara Wawasan Nusantara dengan

supremasi hukum, faktor-faktor berpengaruh Wawasan Nusantara dalam

3

Page 4: Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum

mewujudkan supremasi hukum, serta analisis pengaruh pemantapan

sosialisasi Wawasan Nusantara dalam mewujudkan supremasi hukum.

2.            Maksud dan Tujuan

a.            Maksud

Maksud, dari penulisan essay ini adalah untuk memberikan gambaran

tentang pembuktian pemantapan sosialisasi Wawasan Nusantara memiliki

pengaruh yang signifikan dalam upaya mewujudkan supremasi hukum di

Indonesia.

b.            Tujuan

Tujuan dari penulisan essay ini ditujukan untuk memberikan kontibusi

pemikiran yang akan terus dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk penulisan

lanjutan selama penulis mengikuti PPRA XLVI T.A. 2011 di Lemhannas RI.

Pada akhirnya, dapat digunakan sebagai bahan kajian strategis kepada

Lemhannas RI dan masukan kepada pemerintah berkaitan dengan tema

pendidikan “Supremasi Hukum Dalam Rangka Ketahanan Nasional.”

3.            Ruang Lingkup dan Tata UrutRuang Lingkup dalam penulisan essay ini dibatasi hanya pada hal-hal

yang berkaitan dengan pengaruh pemantapan sosialisasi Wawasan

Nusantara dalam mewujudkan supremasi hukum. Adapun penulisan disusun

ke dalam 3 (tiga) bab yang sistematis dan saling mengkait satu dengan yang

lain serta penyajiannya sesuai dengan kaedah penulisan yaitu runtun,

sistematis, mengalir dan utuh dengan tata urut sebagai berikut :

a. Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar belakang,

maksud dan tujuan, ruang lingkup dan tata urut, serta pengertian-pengertian

yang berkaitan dengan materi yang dibahas.

b. Bab II : Pembahasan

Pada bab ini dilakukan pembahasan dan analisis atas pembuktian

pengaruh pemantapan sosialisasi Wawasan Nusantara dalam mewujudkan

supremasi hukum. Pada bab ini disampaikan tentang hubungan Wawasan

Page 5: Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum

Nusantara dengan supremasi hukum, faktor-faktor berpengaruh Wawasan

Nusantara dalam mewujudkan supremasi hukum dan terakhir dalam bab ini

adalah analisis pengaruh pemantapan sosialisasi Wawasan Nusantara dalam

mewujudkan supremasi hukum.

c. Bab III : Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran atas uraian yang dibahas

yang bersifat konstruktif dan sistematis.

4.            Pengertian-Pengertian

1)            Pemantapan, adalah suatu proses, cara, atau perbuatan memantapkan

atau meneguhkan menjadikan stabil.

2) Sosialisasi, adalah upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga

menjadi dikenal, dipahami, dihayati oleh masyarakat.

3) Wawasan Nusantara, adalah adalah cara pandang bangsa Indonesia

yang berlingkup dan demi kepentingan nasional, yang berlandaskan

Pancasila, tentang diri dan lingkungannya serta tanah airnya sebagai negara

kepulauan dengan semua aspek kehidupannya yang beragam dan dinamis,

dengan mengutamakan persatuan bangsa dan kesatuan wilayah Indonesia,

yang tetap menghargai dan menghormati kebhinekaan dalam semua aspek

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan cita-

cita nasional.

4) Mampu, adalah suatu keadaan kuasa atau sanggup untuk melakukan

sesuatu.

5) Mewujudkan, adalah yang berarti sesuatu keadaan yang tampak.

6) Supremasi Hukum, adalah pemerintahan yang berdasarkan atas

hukum.

BAB IIPEMBAHASAN

5. Hubungan Wawasan Nusantara Dengan Supremasi Hukum

Page 6: Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum

Konsepsi Wawasan Nusantara merupakan konsepsi nasional yang

bersifat filosofis yang memiliki visi jauh ke depan, suatu konsepsi yang

dijadilan pedoman dan rambu-rambu, serta dorongan dan motif bangsa

Indonesia dalam pencapaian tujuan nasional, dan dijadikan landasan visional.

Wawasan Nusantara mengacu kepada kondisi dan konstelasi geografi,

kondisi sosial budaya, serta faktor kesejarahan, dan perkembangan

lingkungan (lingkungan strategik).

Dari pernyataan di atas, maka dapat kita jabarkan lebih lanjut bahwa

pada dasarnya, konsepsi Wawasan Nusantara, lahir dalam satu situasi dan

kondisi yang sangat menentukan kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Berbagai peristiwa yang mengancam kedaulatan persatuan dan kesatuan

bangsa serta kesatuan wilayah, seperti pemberontakan DI/TII,

PRRI/Permesta, upaya coup d’etat G-30 S/PKI tahun 1965 sampai pada

gejolak reformasi yang melahirkan kerusuhan secara masal, belum lagi aksi

terorisme yang mengusung doktrin “jihad” atas nama agama merupakan

wujud nyata lemahnya pemahaman akan Wawasan Nusantara.

Untuk menangkal segala bentuk tantangan, ancaman, hambatan dan

gangguan yang mengancam kedaulatan negara, maka diperlukan landasan

konsepsional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,

yang saat ini dijadikan sebagai landasan visional, yang tersusun secara

hierarki dalam paradigma nasional.

Kedudukan Wawasan Nusantara ialah sebagai ajaran dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk menyikapi realita

kehidupan bangsa Indonesia. Selain sebagai ajaran, kedudukan Wawasan

Nusantara bagi bangsa Indonesia juga sebagai doktrin dasar nasional dalam

penyelenggaraan negara, untuk mendorong (motive), merangsang (drive),

dan memedomani penyelenggara negara dan masyarakat madani (civil

society) untuk berinteraksi, dalam upaya mewujudkan cita-cita nasional

bangsa Indonesia.4[4]

4

Page 7: Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum

Dari uraian di atas, maka terlihat bahwa peranan Wawasan Nusantara

menunjuk kepada bertumbuhnya sikap integratif, inklusif, dan akomodatif

dalam diri bangsa Indonesia.

Dalam kaitannya dengan konsepsi negara hukum Indonesia5[5],

peranan dan fungsi Wawasan Nusantara sangat signifikan dan strategis

dalam upaya mewujudkan supremasi hukum.

Prinsip supremasi hukum mengandung pengertian bahwa hukum

tertinggi yang harus dipatuhi adalah Undang-Undang Dasar 1945. Menurut

prinsip supremasi hukum, maka hukum tertinggi adalah Undang-Undang

Dasar 1945. Semua peraturan perundangan, termasuk peraturan daerah

(Perda)  harus sesuai dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar

1945. Undang-Undang Dasar bukan lagi sekedar simbol atau  formalitas

belaka. Untuk itu perlu ada mekanisme yang dapat menegakkan prinsip

supremasi hukum. 6[6]

Pada dasarnya proses pembuatan peraturan perundang-undangan

adalah proses politik atau paling tidak mempertimbangkan situasi politik.

Dengan latar belakang seperti itu selalu ada kemungkinan bahwa isi sebuah

peraturan perundang-undangan diusahakan untuk mengandung kepentingan

politik tertentu. Mendahulukan kepentingan politik di atas kepentingan

nasional adalah suatu sikap yang bertentangan dengan cara pandang bangsa

Indonesia yang berlingkup dan demi kepentingan nasional yang berlandaskan

Pancasila.

Tujuan kita bernegara secara padat dan jelas terkandung di dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Rumusan yang pernah kita

pergunakan, Pembangunan Nasional sebagai pengamalan Pancasila, adalah

rumusan yang kokoh yang perlu dipergunakan kembali. Oleh karena itu setiap

peraturan perundang-undangan harus menghormati dan/atau tidak

bertentangan dengan nilai-nilai moral, etik, dan spiritual.

5

6

Page 8: Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum

Agar supremasi hukum dalam mewujud dalam realita, maka

pelaksanaan supremasi hukum juga harus didasarkan atau dilandasi

landasan visional Wawasan Nusantara.

6. Faktor-Faktor Berpengaruh Wawasan Nusantara Dalam Mewujudkan

Supremasi Hukum

Unsur berpengaruh Wawasan Nusantara dalam mewujudkan

supremasi hukum adalah menunjuk kepada asas-asas Wawasan Nusantara,

yang terdiri dari:

1)            Kepentingan bersama, yang berarti permasaan sikap dan kehendak

dari seluruh rakyat Indonesia dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman

dengan segala manifestasinya yang dapat merendahkan harkat dan martabat

bangsa, bahkan menghancurkan persatuan dan kesatuan wilayah Indonesia,

seperi perilaku tindak pidana korupsi dan tindak pidana terorisme yang

merupakan kejahatan extra ordinary crime.

2)            Keadilan, yang berarti perasaan dan sikap dalam memberikan dan

memperoleh hak dan kewajiban, yang pantas dan proporsional bagi semua

komponen bangsa pada segenap aspek kehidupan, baik dalam hubungan

pusat-daerah, antardaerah, interdaerah maupun antaranggota masyarakat.

3)            Kesetiaan terhadap kesepakatan/ikrar bersama berarti perasaan dan

sikap memegang teguh nilai-nilai Budi Utomo, Sumpah Pemuda, dan

Proklamasi Kemrdekaan yang kesemuannya bermuara pada berdirinya

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ketiga asas Wawasan Nusantara di atas sejalan dan selaras dengan

tujuan dari hukum, prinsip supremasi hukum (penegakan hukum) yakni

mewujudkan keadilan, kepastian dan kemanfaatan, dengan menempatkan

Undang-Undang Dasar 1945 sebagai hukum tertinggi yang harus dipatuhi.

Page 9: Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum

Dalam kaitannya dengan mewujudkan supremasi hukum, maka

peranan ilmu geostrategi7[7] sangat strategis, ilmu geostrategi sebagai acuan

perumusan konsepsi Ketahanan Nasional dalam rangka pencapaian tujuan

nasional, dengan mengimplementasikan konsepsi Ketahanan Nasional dalam

berbagai proses pengambilan keputusan, termasuk dalam mewujudkan

supremasi hukum. Ilmu geostrategi sangat erat kaitannya dengan ilmu

geopolitik karena politik menentukan tujuan, strategi cara mencapai tujuan

yang ditentukan oleh politik. Geopolitik dan geostrategi ditujukan untuk

menciptakan keamanan dan kesejahteraan bangsa dan negara.

Pandangan geostrategi Indonesia merupakan suatu strategi atau cara

terbaik yang ditempuh dalam mewujudkan cita-cita proklamasi atau cita-cita

masa depan yang lebih baik, lebih aman, lebih damai dan lebih sejahtera

melalui pengendalian ruang, situasi dan waktu.

Pengendalian ruang yang dimaksudkan di sini adalah terkait dengan

geografi, demografi dan sumber kekayaan alam. Ketiganya ini merupakan

modal dasar untuk pembangunan, untuk dimanfaatkan dengan sebaik-

baiknya secara tepat guna, efisien, dan efektif. Untuk mewujudkan hal ini,

maka diperlukan suatu situasi dan kondisi kehidupan yang dinamis, yang

dibangun melalui rencana pembangunan yang terarah dan berkelanjutan

dengan memanfaatkan modal dasar yang telah diberikan oleh Tuhan Yang

Maha Esa.

Oleh karena itu, setiap keputusan yang diambil oleh penyelenggara

negara dalam pembangunan nasional, harus selalu dikaitkan dengan

karakteristik geografi wilayah Indonesia, dan berorientasi pada pendekatan

prosperity (kesejahteraan), maupun security (keamanan) dalam semua aspek

kehidupan nasional, baik aspek alamiah (statis) maupun aspek sosial

(dinamis).

Membangun keamanan dan kesejahteraan bangsa melalui upaya

peningkatan dan pemantapan kondisi dinamik kehidupan nasional (ketahanan

nasional) merupakan langkah geostrategi dalam bentuk pemberdayaan

seluruh sumber daya nasional untuk mengendalikan situasi, ruang, dan

7             [7]           Suatu ilmu yang mempelajari hubungan antar faktor-faktor geografi, politik dan strategi suatu negara.

Page 10: Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum

waktu. Persatuan dan kesatuan yang kuat menghasilkan ketahanan nasional

yang semakin kokoh, dengan kata lain, bahwa Wawasan Nusantara yang

berintikan nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang dilandasi Pancasila.

7. Analisis Pengaruh Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Dalam

Mewujudkan Supremasi Hukum

Implementasi Wawasan Nusantara harus dilakukan melalui sosialisasi,

yaitu penanaman nilai-nilai dengan beberapa cara, baik formal, non formal,

maupun informal. Sosialisasi diharapkan dapat dilakukan oleh warga bangsa

sejak usia dini, bersamaan dengan pengenalan anak dengan lingkungan luar

rumahnya, kemudian berlanjut hingga dewasa. Hal ini menjadi prasyarat

karena tujuan yang ingin dicapai dalam sosialisasi bukan saja

memasyarakatkan pengetahuan, melainkan menanamkan nilai-nilai yang

harus dihayati serta dapat menjadi acuan sikap dan perilaku anggota

masyarakat bangsa Indonesia.

Dengan terciptanya pemantapan sosialisasi Wawasan Nusantara,

maka akan memberikan pengaruh (kontribusi) terhadap upaya mewujudkan

supremasi hukum. Pokok terpenting dari supremasi hukum, adalah

menjadikan hukum sebagai panglima, bukan politik yang menjadi panglima.

“Hukum harus ditegakkan walaupun dunia akan runtuh” demikian dikatakan

oleh pujangga hukum. Hukum harus steril dalam pelaksanaan penegakan

hukum yang dilakukan secara konsisten, penuh keadilan dan tidak memihak

(equality before the law).

Kesadaran berbangsa dan bernegara dengan menghayati dan

berpedoman kepada konsepsi Wawasan Nusantara, sejak usia dini dan

berlanjut hingga dewasa sangat berpengaruh dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga tercapai cita-cita dan

tujuan nasional. Kunci dari keberhasilan ini terletak pada persatuan dan

kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah, di sinilah peranan supremasi

hukum menjadi katup pengaman, guna mewujudkan kesejahteraan dan

keamanan sebagai kepentingan nasional.

Page 11: Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum

Dalam pemantapan sosialisasi Wawasan Nusantara guna mewujudkan

supremasi hukum, selain didasari oleh konsep-konsep ideal, juga harus

memperhatikan berbagai persoalan-persoalan nyata dan berkembang dalam

lingkungan strategis. Implementasi Wawasan Nusantara ke dalam perlu pula

memperhatikan konsep bangsa, negara, dan wilayah, sedangkan ke luar

perlu memperhatikan kepentingan negara-negara lain dalam pengusaan

wilayah.

Wawasan Nusantara sangat berkaitan erat dengan Ketahanan

Nasional. Karena keduanya berfungsi sebagai doktrin dasar pengaturan

kehidupan nasional. Doktrin adalah prinsip atau teori yang diajarkan,

dianjurkan dan diterima sebagai kebenaran untuk dijadikan pedoman dalam

melaksanakan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan.

Wawasan Nusantara yang merupakan suatu kesamaan pandangan

suatu bangsa mengenai diri dan lingkungannya ditujukan agar terdapat

Ketahanan Nasional yang kuat dari bangsa tersebut. Dengan kata lain,

Wawasan Nusantara dapat memperkuat dan mempermudah pengelolaan

Ketahanan Nasional bangsa. Dengan Ketahanan Nasional yang kuat otomatis

akan memiliki kekuatan politik yang kuat. Dengan adanya politik yang jelas

mengenai perencanaan, pengembangan, pemeliharaan serta penggunaan

potensi nasional untuk mencapai tujuan nasional.

Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia Wawasan

Nusantara harus dijadikan arahan, pedoman, acuan dan tuntutan bagi setiap

invidu bangsa Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntunan

bangsa dan NKRI. Karena itu, implementasi atau penerapan Wawasan

Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang

senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan NKRI daripada

kepentingan pribadi atau kelompok sendiri. Beberepa implementasi Wawasan

Nusantara NKRI antara lain:

1) Implementasi Wawasan Nusantara pada kehidupan politik akan

menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal

tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan

terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.

Page 12: Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum

2) Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan ekonomi dan

menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan

peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.

Disamping itu, mencerminkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya

alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antara daerah secara

timbal balik serta kelestarian SDA itu sendiri.

3) Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan sosial budaya

akan menciptakan sikap gatiniah dan sikap jahiriyah yang mengakui

menerima dan menghormati segala perbedaan atau kebhinekaan sebagai

pernyataan hidup sekaligus sebagai karunia sang pencipta implementasi ini

juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan

bersatu tanpa membeda-bedakan suku, asal-usul daerah agama dan

kepercayaan serta golongan berdasarkan status sosialnya.

Untuk mempercepat tercapainya pemantapan sosialisasi Wawasan

Nusantara kepada seluruh masyarakat Indonesia terkait dengan upaya

mewujudkan supremasi hukum, dapat dilakukan dengan cara berikut :

1). Menurut sifat / cara penyampaiannya, yang dapat dilaksanakan

dengan cara langsung, yang terdiri dari ceramah, diskusi, dialog, tatap muka,

sedangkan dengan cara tidak langsung, yang terdiri dari media elektronik,

media cetak .

2). Menurut metode penyampaiannya berupa :

(1) Keteladanan.

Melalui metode penularan keteladanan dalam sikap perilaku kehidupan

sehari-hari kepada lingkungannya, terutama dengan memberikan contoh-

contoh berfikir, bersikap dan bertindak mementingkan kepentingan bangsa

dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan, sehingga timbul

semangat kebangsaan yang selalu cinta tanah air .

(2) Edukasi.

Yakni melalui metode pendekatan formal dan informal. Pendidikan

formal ini di mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi,

pendidikan karier di semua strata dan bidang profesi, penataran atau kursus-

kursus dan sebagainya. Sedangkan pendidikan non formal dapat

Page 13: Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum

dilaksanakan di lingkungan rumah/keluarga, di lingkungan pemukiman,

pekerjaan dan organisasi kemasyarakatan.

(3) Komunikasi.

Tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi Wawasan Nusantara melalui

metode komunikasi adalah tercapainya hubungan komunikatif secara baik

yang akan mampu menciptakan iklim saling menghargai, menghormati,

mawas diri, dan tenggang rasa sehingga tercipta kesatuan bahasa dan tujuan

tentang Wawasan Nusantara .

(4) Integrasi.

Tujuan yang ingin dicapai dari permasyarakatan / sosialisasi Wawasan

Nusantara melalui metode integrasi adalah terjalinnya persatuan dan

kesatuan. Pengertian serta pemahaman tentang Wawasan Nusantara akan

membatasi sumber konflik di dalam tubuh bangsa Indonesia baik pada saat

ini maupun di masa yang akan datang dan akan memantapkan kesadaran

untuk mengutamakan kepentingan nasional dan cita-cita serta tujuan

nasional.

Wawasan Nusantara perlu menjadi pola yang mendasari cara berfikir,

bersikap dan bertindak dalam rangka menghadapi, menyikapi, dan

menangani permasalahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara yang berorientasi kepada kepentingan rakyat dan keutuhan

wilayah tanah air. Wawasan Nusantara juga perlu diimplementasikan dalam

kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan serta

dalam upaya menghadapi tantangan-tantangan dewasa ini .

BAB IIIPENUTUP

8.            Kesimpulan

Peranan Wawasan Nusantara sangat diperlukan dalam mewujudkan

supremasi hukum di Indonesia. Untuk merealisasikan supremasi hukum ini

maka harus ada pemantapan sosialisasi Wawasan Nusantara yang dilakukan

secara kontinyu, terukur dan sistematis. Pemantapan sosialisasi Wawasan

Page 14: Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum

Nusantara menghasilkan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang

senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi.

Selanjutnya, dengan pemantapan sosialisasi ini, maka akan menghasilkan

cara pandang bangsa Indonesia yang berlingkup dan demi kepentingan

nasional, yang berlandaskan Pancasila, tentang diri dan lingkungannya serta

tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupannya

yang beragam dan dinamis.

9.            Saran

Dalam kesempatan penulisan essay ini, penulis menyampaikan

sumbangsaran pemikirannya, yakni sebagai berikut.

Pertama, diperlukan adanya pendidikan Wawasan Nusantara agar

tercipta kesadaran berbangsa dan bernegara dengan menghayati dan

berpedoman kepada konsepsi Wawasan Nusantara, sejak usia dini dan

berlanjut hingga dewasa.

Kedua, diperlukan optimalisasi pemantapan sosialisasi Wawasan

Nusantara dengan melibatkan berbagai instansi terkait, tokoh masyarakat,

lembaga swadaya masyarakat dan berbagai elemen lainnya yang dilakukan

secara kontinyu, terukur dan sistematis.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chair Ramadhan, Antara Supremasi Hukum Dengan Supremasi Politik, Jurnal Hukum Ultimatum, BP IBLAM, edisi II, tahun 2002.

__________. Pengantar Teori Hukum, Depok: Badan Penerbit IBLAM, 2004.Abu Daud Busroh dan Abubakar Busro, Asaz-Asaz Hukum Tata Negara, Jakarta:

Ghalia Indonesia, 1991.Institut Leimena, Republik Indonesia Adalah Negara Hukum, Negara Demokrasi

Konstitusional dan Negara Hukum, Makalah, Jakarta, 2010.Mohammad Noor Syam, “Menegakkan Dan Mengembangkan Asas-Asas Ekonomi

Pancasila (Membudayakan Demokrasi Ekonomi Dan Ekonomi Kerakyatan)”, Makalah, Universitas Negeri Malang, tanggal 25 Desember 2010.

Page 15: Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum

Munir Fuady, Teori Negara Hukum Modern (Rechtsstaat), Bandung: Refika Aditama, 2009.

Pokja Ketahanan Nasional, Bidang Studi / Materi Pokok Ketahanan Nasional, Modul 1 s/d 3 Sub BS Konsepsi Ketahanan Nasional, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011.

__________. Bidang Studi / Materi Pokok Ketahanan Nasional, Modul 1 dan 2 Sub BS, Geostrategi Indonesia, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011.

__________. Bidang Studi / Materi Pokok Ketahanan Nasional, Modul 1 dan 2 Sub BS, Geopolitik Indonesia, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011.

__________. Bidang Studi / Materi Pokok Geopolitik dan Wawasan Nusantara, Modul 1 dan 2 Sub BS, Geopolitik Indonesia, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011.

__________. Bidang Studi / Materi Pokok Geopolitik dan Wawasan Nusantara, Modul 1 dan 3 Sub BS, Geopolitik Indonesia, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011.

Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: Rajawali, 1986.

Sumarsono, S, et.al. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Sunardi, R.M, Pembinaan Ketahanan Bangsa dalam Rangka Memperkokoh Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Jakarta: Kuaternita Adidarma, 2004.

[1]           Mohammad Noor Syam, “Menegakkan Dan Mengembangkan Asas-Asas Ekonomi Pancasila  (Membudayakan Demokrasi Ekonomi Dan Ekonomi Kerakyatan)”, Makalah, Universitas Negeri Malang, tanggal 25 Desember 2010.

[2]           Sunardi, R.M, Pembinaan Ketahanan Bangsa dalam Rangka Memperkokoh Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, (Jakarta:Kuaternita Adidarma, 2004), hal.179-180.[3]           Pokja Wawasan Nusantara, Bidang Studi / Materi Pokok Geopolitik dan Wawasan Nusantara, Modul 1 dan 3 Sub.Bs Wawasan Nusantara, Lembaga Ketahanan (Lemhannas RI), tahun 2011, hal.7.

            [4]           Ibid, hal.13.[5]           Salah satu pengertian penting dalam negara hukum adalah bahwa segala aturan hukum adalah guna mewujudkan tujuan bernegara.[6]           Institut Leimena, Republik Indonesia Adalah Negara Hukum, Negara Demokrasi Konstitusional dan Negara Hukum, Makalah, Jakarta, 2010, hal.2.