pemantapan sosialisasi wawasan nusantara mampu mewujudkan supremasi hukum
DESCRIPTION
Ketahanan NasionalTRANSCRIPT
Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Supremasi Hukum (Oleh: H. Abdul Chair Ramadhan)
(Disampaikan dalam Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLVI Lemhannas RI)
BAB IPENDAHULUAN
1. Umum
Bangsa Indonesia mewarisi nilai sosio-budaya dan nilai pandangan
hidup (filsafat hidup, weltanschauung) bangsa yang kemudian dirumuskan
sebagai dasar negara Pancasila (ideologi negara, ideologi nasional). Nilai
fundamental ini berkembang dan berfungsi sebagai perwujudan asas
kerokhanian bangsa (jiwa bangsa, jati diri bangsa, Volksgeist) dan jiwa
Undang-Undang Dasar 1945. Karenanya, rakyat dan bangsa Indonesia
secara kultural, konstitusional, bahkan moral berkewajiban untuk
menegakkan dan membudayakannya
Berdasarkan ajaran suatu sistem filsafat, maka wawasan manusia
(termasuk Wawasan Nasional/Nusantara) atas martabat manusia, ditetapkan
bagaimana sistem kenegaraan ditegakkan, sebagaimana bangsa Indonesia
menetapkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara
berkedaulatan rakyat dan negara hukum. Kedua asas fundamental ini
memancarkan identitas, integritas dan keunggulan sistem kenegaraan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila sebagaimana terjabar dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Ajaran luhur filsafat Pancasila memancarkan
identitas dan integritas sebagai sistem filsafat theisme-religius yang
memancarkan keunggulan sistem filsafat Pancasila dan filsafat Timur
umumnya, karena sesuai dengan potensi martabat dan integritas kepribadian
manusia.1[1]
Kedudukan Wawasan Nusantara dalam sistem kehidupan nasional
Indonesia urutannya adalah sebagai berikut :
1
1). Panacasila sebagai falsafah dan ideologi negara, serta dasar negara.
2). UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
3). Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional sebagai doktrin dasar
pengaturan kehidupan nasional.
4). Politik dan strategi nasional sebagai kebijakan dasar yang pada masa
orde baru disusun dalam bentuk GBHN yang dijabarkan lebih lanjut dalam
kebijaksanaan strategi pada strata di bawahnya. Sedangkan di era reformasi
saat ini dalam bentuk visi dan misi kabinet atau pemerintah.
Wawasan Nusantara berisikan konsep-konsep pemikiran pandangan
bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya dalam mencapai tujuan
nasional beserta pedoman pengimplementasiannya. Nilai-nilai Pancasila
mendasari pengembangan Wawasan Nasional. Nilai-nilai tersebut adalah:2[2]
1) Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing- masing.
2) Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan
golongan.
3) Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Dalam implementasi kehidupan nasional, konsepsi Wawasan
Nusantara dilakukan melalui sosialisasi, yaitu melalui penanaman nilai-nilai
dengan beberapa cara, baik formal, non formal, maupun informal.
Dalam rangka mewujudkan supremasi hukum di Indonesia, maka
peranan Wawasan Nusantara sangat signifikan dan strategis, melalui
pemantapan sosialisasi yang dilakukan secara kontinyu, terukur dan
sistematis.
Dengan pemantapan sosialisasi ini, maka akan menghasilkan cara
pandang bangsa Indonesia yang berlingkup dan demi kepentingan nasional,
yang berlandaskan Pancasila, tentang diri dan lingkungannya serta tanah
airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupannya yang
beragam dan dinamis. Selain itu, juga akan menghasilkan rasa persatuan
bangsa dan kesatuan wilayah Indonesia, dengan tetap menghargai dan
2
menghormati kebhinekaan dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan cita-cita nasional.3[3]
Persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah merupakan
suatu kondisi dan cara terbaik untuk mencapai tujuan bersama. Dengan
demikian, maka peranan supremasi hukum sangat diperlukan dalam menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah Indonesia.
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing
memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda -
beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi
antargolongan mengandung potensi konflik yang besar. Indonesia juga
diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya
perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini
dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia
merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi
bangsa Indonesia sendiri. Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk
persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia. Pemantapan
sosialisasi Wawasan Nusantara, menunjuk kepada konsepsi Wawasan
Nusantara, yang di dalamnya terdapat filosofi dasar geopolitik Indonesia dan
wawasan kebangsaan yang mengandung 3 (tiga) unsur kebangsaan, yaitu
rasa kebangsaan, paham kebangsaan, dan semangat kebangsaan. Begitu
pentingnya konsepsi Wawasan Nusantara, sehingga Wawasan Nusantara
diyakini sebagai prasyarat terwujudnya cita-cita nasional, suatu cita-cita
terbentuknya negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
Dalam penulisan essay bidang studi Wawasan yang berjudul
“Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan
Supremasi Hukum”, penulis memfokuskan pembahasan pada pembuktian
pemantapan sosialisasi Wawasan Nusantara memiliki pengaruh yang
signifikan dalam upaya mewujudkan supremasi hukum di Indonesia, yang
menganalisis tentang hubungan antara Wawasan Nusantara dengan
supremasi hukum, faktor-faktor berpengaruh Wawasan Nusantara dalam
3
mewujudkan supremasi hukum, serta analisis pengaruh pemantapan
sosialisasi Wawasan Nusantara dalam mewujudkan supremasi hukum.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Maksud, dari penulisan essay ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang pembuktian pemantapan sosialisasi Wawasan Nusantara memiliki
pengaruh yang signifikan dalam upaya mewujudkan supremasi hukum di
Indonesia.
b. Tujuan
Tujuan dari penulisan essay ini ditujukan untuk memberikan kontibusi
pemikiran yang akan terus dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk penulisan
lanjutan selama penulis mengikuti PPRA XLVI T.A. 2011 di Lemhannas RI.
Pada akhirnya, dapat digunakan sebagai bahan kajian strategis kepada
Lemhannas RI dan masukan kepada pemerintah berkaitan dengan tema
pendidikan “Supremasi Hukum Dalam Rangka Ketahanan Nasional.”
3. Ruang Lingkup dan Tata UrutRuang Lingkup dalam penulisan essay ini dibatasi hanya pada hal-hal
yang berkaitan dengan pengaruh pemantapan sosialisasi Wawasan
Nusantara dalam mewujudkan supremasi hukum. Adapun penulisan disusun
ke dalam 3 (tiga) bab yang sistematis dan saling mengkait satu dengan yang
lain serta penyajiannya sesuai dengan kaedah penulisan yaitu runtun,
sistematis, mengalir dan utuh dengan tata urut sebagai berikut :
a. Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar belakang,
maksud dan tujuan, ruang lingkup dan tata urut, serta pengertian-pengertian
yang berkaitan dengan materi yang dibahas.
b. Bab II : Pembahasan
Pada bab ini dilakukan pembahasan dan analisis atas pembuktian
pengaruh pemantapan sosialisasi Wawasan Nusantara dalam mewujudkan
supremasi hukum. Pada bab ini disampaikan tentang hubungan Wawasan
Nusantara dengan supremasi hukum, faktor-faktor berpengaruh Wawasan
Nusantara dalam mewujudkan supremasi hukum dan terakhir dalam bab ini
adalah analisis pengaruh pemantapan sosialisasi Wawasan Nusantara dalam
mewujudkan supremasi hukum.
c. Bab III : Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran atas uraian yang dibahas
yang bersifat konstruktif dan sistematis.
4. Pengertian-Pengertian
1) Pemantapan, adalah suatu proses, cara, atau perbuatan memantapkan
atau meneguhkan menjadikan stabil.
2) Sosialisasi, adalah upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga
menjadi dikenal, dipahami, dihayati oleh masyarakat.
3) Wawasan Nusantara, adalah adalah cara pandang bangsa Indonesia
yang berlingkup dan demi kepentingan nasional, yang berlandaskan
Pancasila, tentang diri dan lingkungannya serta tanah airnya sebagai negara
kepulauan dengan semua aspek kehidupannya yang beragam dan dinamis,
dengan mengutamakan persatuan bangsa dan kesatuan wilayah Indonesia,
yang tetap menghargai dan menghormati kebhinekaan dalam semua aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan cita-
cita nasional.
4) Mampu, adalah suatu keadaan kuasa atau sanggup untuk melakukan
sesuatu.
5) Mewujudkan, adalah yang berarti sesuatu keadaan yang tampak.
6) Supremasi Hukum, adalah pemerintahan yang berdasarkan atas
hukum.
BAB IIPEMBAHASAN
5. Hubungan Wawasan Nusantara Dengan Supremasi Hukum
Konsepsi Wawasan Nusantara merupakan konsepsi nasional yang
bersifat filosofis yang memiliki visi jauh ke depan, suatu konsepsi yang
dijadilan pedoman dan rambu-rambu, serta dorongan dan motif bangsa
Indonesia dalam pencapaian tujuan nasional, dan dijadikan landasan visional.
Wawasan Nusantara mengacu kepada kondisi dan konstelasi geografi,
kondisi sosial budaya, serta faktor kesejarahan, dan perkembangan
lingkungan (lingkungan strategik).
Dari pernyataan di atas, maka dapat kita jabarkan lebih lanjut bahwa
pada dasarnya, konsepsi Wawasan Nusantara, lahir dalam satu situasi dan
kondisi yang sangat menentukan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Berbagai peristiwa yang mengancam kedaulatan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah, seperti pemberontakan DI/TII,
PRRI/Permesta, upaya coup d’etat G-30 S/PKI tahun 1965 sampai pada
gejolak reformasi yang melahirkan kerusuhan secara masal, belum lagi aksi
terorisme yang mengusung doktrin “jihad” atas nama agama merupakan
wujud nyata lemahnya pemahaman akan Wawasan Nusantara.
Untuk menangkal segala bentuk tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan yang mengancam kedaulatan negara, maka diperlukan landasan
konsepsional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
yang saat ini dijadikan sebagai landasan visional, yang tersusun secara
hierarki dalam paradigma nasional.
Kedudukan Wawasan Nusantara ialah sebagai ajaran dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk menyikapi realita
kehidupan bangsa Indonesia. Selain sebagai ajaran, kedudukan Wawasan
Nusantara bagi bangsa Indonesia juga sebagai doktrin dasar nasional dalam
penyelenggaraan negara, untuk mendorong (motive), merangsang (drive),
dan memedomani penyelenggara negara dan masyarakat madani (civil
society) untuk berinteraksi, dalam upaya mewujudkan cita-cita nasional
bangsa Indonesia.4[4]
4
Dari uraian di atas, maka terlihat bahwa peranan Wawasan Nusantara
menunjuk kepada bertumbuhnya sikap integratif, inklusif, dan akomodatif
dalam diri bangsa Indonesia.
Dalam kaitannya dengan konsepsi negara hukum Indonesia5[5],
peranan dan fungsi Wawasan Nusantara sangat signifikan dan strategis
dalam upaya mewujudkan supremasi hukum.
Prinsip supremasi hukum mengandung pengertian bahwa hukum
tertinggi yang harus dipatuhi adalah Undang-Undang Dasar 1945. Menurut
prinsip supremasi hukum, maka hukum tertinggi adalah Undang-Undang
Dasar 1945. Semua peraturan perundangan, termasuk peraturan daerah
(Perda) harus sesuai dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar
1945. Undang-Undang Dasar bukan lagi sekedar simbol atau formalitas
belaka. Untuk itu perlu ada mekanisme yang dapat menegakkan prinsip
supremasi hukum. 6[6]
Pada dasarnya proses pembuatan peraturan perundang-undangan
adalah proses politik atau paling tidak mempertimbangkan situasi politik.
Dengan latar belakang seperti itu selalu ada kemungkinan bahwa isi sebuah
peraturan perundang-undangan diusahakan untuk mengandung kepentingan
politik tertentu. Mendahulukan kepentingan politik di atas kepentingan
nasional adalah suatu sikap yang bertentangan dengan cara pandang bangsa
Indonesia yang berlingkup dan demi kepentingan nasional yang berlandaskan
Pancasila.
Tujuan kita bernegara secara padat dan jelas terkandung di dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Rumusan yang pernah kita
pergunakan, Pembangunan Nasional sebagai pengamalan Pancasila, adalah
rumusan yang kokoh yang perlu dipergunakan kembali. Oleh karena itu setiap
peraturan perundang-undangan harus menghormati dan/atau tidak
bertentangan dengan nilai-nilai moral, etik, dan spiritual.
5
6
Agar supremasi hukum dalam mewujud dalam realita, maka
pelaksanaan supremasi hukum juga harus didasarkan atau dilandasi
landasan visional Wawasan Nusantara.
6. Faktor-Faktor Berpengaruh Wawasan Nusantara Dalam Mewujudkan
Supremasi Hukum
Unsur berpengaruh Wawasan Nusantara dalam mewujudkan
supremasi hukum adalah menunjuk kepada asas-asas Wawasan Nusantara,
yang terdiri dari:
1) Kepentingan bersama, yang berarti permasaan sikap dan kehendak
dari seluruh rakyat Indonesia dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman
dengan segala manifestasinya yang dapat merendahkan harkat dan martabat
bangsa, bahkan menghancurkan persatuan dan kesatuan wilayah Indonesia,
seperi perilaku tindak pidana korupsi dan tindak pidana terorisme yang
merupakan kejahatan extra ordinary crime.
2) Keadilan, yang berarti perasaan dan sikap dalam memberikan dan
memperoleh hak dan kewajiban, yang pantas dan proporsional bagi semua
komponen bangsa pada segenap aspek kehidupan, baik dalam hubungan
pusat-daerah, antardaerah, interdaerah maupun antaranggota masyarakat.
3) Kesetiaan terhadap kesepakatan/ikrar bersama berarti perasaan dan
sikap memegang teguh nilai-nilai Budi Utomo, Sumpah Pemuda, dan
Proklamasi Kemrdekaan yang kesemuannya bermuara pada berdirinya
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ketiga asas Wawasan Nusantara di atas sejalan dan selaras dengan
tujuan dari hukum, prinsip supremasi hukum (penegakan hukum) yakni
mewujudkan keadilan, kepastian dan kemanfaatan, dengan menempatkan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai hukum tertinggi yang harus dipatuhi.
Dalam kaitannya dengan mewujudkan supremasi hukum, maka
peranan ilmu geostrategi7[7] sangat strategis, ilmu geostrategi sebagai acuan
perumusan konsepsi Ketahanan Nasional dalam rangka pencapaian tujuan
nasional, dengan mengimplementasikan konsepsi Ketahanan Nasional dalam
berbagai proses pengambilan keputusan, termasuk dalam mewujudkan
supremasi hukum. Ilmu geostrategi sangat erat kaitannya dengan ilmu
geopolitik karena politik menentukan tujuan, strategi cara mencapai tujuan
yang ditentukan oleh politik. Geopolitik dan geostrategi ditujukan untuk
menciptakan keamanan dan kesejahteraan bangsa dan negara.
Pandangan geostrategi Indonesia merupakan suatu strategi atau cara
terbaik yang ditempuh dalam mewujudkan cita-cita proklamasi atau cita-cita
masa depan yang lebih baik, lebih aman, lebih damai dan lebih sejahtera
melalui pengendalian ruang, situasi dan waktu.
Pengendalian ruang yang dimaksudkan di sini adalah terkait dengan
geografi, demografi dan sumber kekayaan alam. Ketiganya ini merupakan
modal dasar untuk pembangunan, untuk dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya secara tepat guna, efisien, dan efektif. Untuk mewujudkan hal ini,
maka diperlukan suatu situasi dan kondisi kehidupan yang dinamis, yang
dibangun melalui rencana pembangunan yang terarah dan berkelanjutan
dengan memanfaatkan modal dasar yang telah diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Esa.
Oleh karena itu, setiap keputusan yang diambil oleh penyelenggara
negara dalam pembangunan nasional, harus selalu dikaitkan dengan
karakteristik geografi wilayah Indonesia, dan berorientasi pada pendekatan
prosperity (kesejahteraan), maupun security (keamanan) dalam semua aspek
kehidupan nasional, baik aspek alamiah (statis) maupun aspek sosial
(dinamis).
Membangun keamanan dan kesejahteraan bangsa melalui upaya
peningkatan dan pemantapan kondisi dinamik kehidupan nasional (ketahanan
nasional) merupakan langkah geostrategi dalam bentuk pemberdayaan
seluruh sumber daya nasional untuk mengendalikan situasi, ruang, dan
7 [7] Suatu ilmu yang mempelajari hubungan antar faktor-faktor geografi, politik dan strategi suatu negara.
waktu. Persatuan dan kesatuan yang kuat menghasilkan ketahanan nasional
yang semakin kokoh, dengan kata lain, bahwa Wawasan Nusantara yang
berintikan nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang dilandasi Pancasila.
7. Analisis Pengaruh Pemantapan Sosialisasi Wawasan Nusantara Dalam
Mewujudkan Supremasi Hukum
Implementasi Wawasan Nusantara harus dilakukan melalui sosialisasi,
yaitu penanaman nilai-nilai dengan beberapa cara, baik formal, non formal,
maupun informal. Sosialisasi diharapkan dapat dilakukan oleh warga bangsa
sejak usia dini, bersamaan dengan pengenalan anak dengan lingkungan luar
rumahnya, kemudian berlanjut hingga dewasa. Hal ini menjadi prasyarat
karena tujuan yang ingin dicapai dalam sosialisasi bukan saja
memasyarakatkan pengetahuan, melainkan menanamkan nilai-nilai yang
harus dihayati serta dapat menjadi acuan sikap dan perilaku anggota
masyarakat bangsa Indonesia.
Dengan terciptanya pemantapan sosialisasi Wawasan Nusantara,
maka akan memberikan pengaruh (kontribusi) terhadap upaya mewujudkan
supremasi hukum. Pokok terpenting dari supremasi hukum, adalah
menjadikan hukum sebagai panglima, bukan politik yang menjadi panglima.
“Hukum harus ditegakkan walaupun dunia akan runtuh” demikian dikatakan
oleh pujangga hukum. Hukum harus steril dalam pelaksanaan penegakan
hukum yang dilakukan secara konsisten, penuh keadilan dan tidak memihak
(equality before the law).
Kesadaran berbangsa dan bernegara dengan menghayati dan
berpedoman kepada konsepsi Wawasan Nusantara, sejak usia dini dan
berlanjut hingga dewasa sangat berpengaruh dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga tercapai cita-cita dan
tujuan nasional. Kunci dari keberhasilan ini terletak pada persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah, di sinilah peranan supremasi
hukum menjadi katup pengaman, guna mewujudkan kesejahteraan dan
keamanan sebagai kepentingan nasional.
Dalam pemantapan sosialisasi Wawasan Nusantara guna mewujudkan
supremasi hukum, selain didasari oleh konsep-konsep ideal, juga harus
memperhatikan berbagai persoalan-persoalan nyata dan berkembang dalam
lingkungan strategis. Implementasi Wawasan Nusantara ke dalam perlu pula
memperhatikan konsep bangsa, negara, dan wilayah, sedangkan ke luar
perlu memperhatikan kepentingan negara-negara lain dalam pengusaan
wilayah.
Wawasan Nusantara sangat berkaitan erat dengan Ketahanan
Nasional. Karena keduanya berfungsi sebagai doktrin dasar pengaturan
kehidupan nasional. Doktrin adalah prinsip atau teori yang diajarkan,
dianjurkan dan diterima sebagai kebenaran untuk dijadikan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan.
Wawasan Nusantara yang merupakan suatu kesamaan pandangan
suatu bangsa mengenai diri dan lingkungannya ditujukan agar terdapat
Ketahanan Nasional yang kuat dari bangsa tersebut. Dengan kata lain,
Wawasan Nusantara dapat memperkuat dan mempermudah pengelolaan
Ketahanan Nasional bangsa. Dengan Ketahanan Nasional yang kuat otomatis
akan memiliki kekuatan politik yang kuat. Dengan adanya politik yang jelas
mengenai perencanaan, pengembangan, pemeliharaan serta penggunaan
potensi nasional untuk mencapai tujuan nasional.
Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia Wawasan
Nusantara harus dijadikan arahan, pedoman, acuan dan tuntutan bagi setiap
invidu bangsa Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntunan
bangsa dan NKRI. Karena itu, implementasi atau penerapan Wawasan
Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang
senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan NKRI daripada
kepentingan pribadi atau kelompok sendiri. Beberepa implementasi Wawasan
Nusantara NKRI antara lain:
1) Implementasi Wawasan Nusantara pada kehidupan politik akan
menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal
tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan
terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
2) Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan ekonomi dan
menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
Disamping itu, mencerminkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya
alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antara daerah secara
timbal balik serta kelestarian SDA itu sendiri.
3) Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan sosial budaya
akan menciptakan sikap gatiniah dan sikap jahiriyah yang mengakui
menerima dan menghormati segala perbedaan atau kebhinekaan sebagai
pernyataan hidup sekaligus sebagai karunia sang pencipta implementasi ini
juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan
bersatu tanpa membeda-bedakan suku, asal-usul daerah agama dan
kepercayaan serta golongan berdasarkan status sosialnya.
Untuk mempercepat tercapainya pemantapan sosialisasi Wawasan
Nusantara kepada seluruh masyarakat Indonesia terkait dengan upaya
mewujudkan supremasi hukum, dapat dilakukan dengan cara berikut :
1). Menurut sifat / cara penyampaiannya, yang dapat dilaksanakan
dengan cara langsung, yang terdiri dari ceramah, diskusi, dialog, tatap muka,
sedangkan dengan cara tidak langsung, yang terdiri dari media elektronik,
media cetak .
2). Menurut metode penyampaiannya berupa :
(1) Keteladanan.
Melalui metode penularan keteladanan dalam sikap perilaku kehidupan
sehari-hari kepada lingkungannya, terutama dengan memberikan contoh-
contoh berfikir, bersikap dan bertindak mementingkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan, sehingga timbul
semangat kebangsaan yang selalu cinta tanah air .
(2) Edukasi.
Yakni melalui metode pendekatan formal dan informal. Pendidikan
formal ini di mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi,
pendidikan karier di semua strata dan bidang profesi, penataran atau kursus-
kursus dan sebagainya. Sedangkan pendidikan non formal dapat
dilaksanakan di lingkungan rumah/keluarga, di lingkungan pemukiman,
pekerjaan dan organisasi kemasyarakatan.
(3) Komunikasi.
Tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi Wawasan Nusantara melalui
metode komunikasi adalah tercapainya hubungan komunikatif secara baik
yang akan mampu menciptakan iklim saling menghargai, menghormati,
mawas diri, dan tenggang rasa sehingga tercipta kesatuan bahasa dan tujuan
tentang Wawasan Nusantara .
(4) Integrasi.
Tujuan yang ingin dicapai dari permasyarakatan / sosialisasi Wawasan
Nusantara melalui metode integrasi adalah terjalinnya persatuan dan
kesatuan. Pengertian serta pemahaman tentang Wawasan Nusantara akan
membatasi sumber konflik di dalam tubuh bangsa Indonesia baik pada saat
ini maupun di masa yang akan datang dan akan memantapkan kesadaran
untuk mengutamakan kepentingan nasional dan cita-cita serta tujuan
nasional.
Wawasan Nusantara perlu menjadi pola yang mendasari cara berfikir,
bersikap dan bertindak dalam rangka menghadapi, menyikapi, dan
menangani permasalahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang berorientasi kepada kepentingan rakyat dan keutuhan
wilayah tanah air. Wawasan Nusantara juga perlu diimplementasikan dalam
kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan serta
dalam upaya menghadapi tantangan-tantangan dewasa ini .
BAB IIIPENUTUP
8. Kesimpulan
Peranan Wawasan Nusantara sangat diperlukan dalam mewujudkan
supremasi hukum di Indonesia. Untuk merealisasikan supremasi hukum ini
maka harus ada pemantapan sosialisasi Wawasan Nusantara yang dilakukan
secara kontinyu, terukur dan sistematis. Pemantapan sosialisasi Wawasan
Nusantara menghasilkan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang
senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi.
Selanjutnya, dengan pemantapan sosialisasi ini, maka akan menghasilkan
cara pandang bangsa Indonesia yang berlingkup dan demi kepentingan
nasional, yang berlandaskan Pancasila, tentang diri dan lingkungannya serta
tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupannya
yang beragam dan dinamis.
9. Saran
Dalam kesempatan penulisan essay ini, penulis menyampaikan
sumbangsaran pemikirannya, yakni sebagai berikut.
Pertama, diperlukan adanya pendidikan Wawasan Nusantara agar
tercipta kesadaran berbangsa dan bernegara dengan menghayati dan
berpedoman kepada konsepsi Wawasan Nusantara, sejak usia dini dan
berlanjut hingga dewasa.
Kedua, diperlukan optimalisasi pemantapan sosialisasi Wawasan
Nusantara dengan melibatkan berbagai instansi terkait, tokoh masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat dan berbagai elemen lainnya yang dilakukan
secara kontinyu, terukur dan sistematis.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Chair Ramadhan, Antara Supremasi Hukum Dengan Supremasi Politik, Jurnal Hukum Ultimatum, BP IBLAM, edisi II, tahun 2002.
__________. Pengantar Teori Hukum, Depok: Badan Penerbit IBLAM, 2004.Abu Daud Busroh dan Abubakar Busro, Asaz-Asaz Hukum Tata Negara, Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1991.Institut Leimena, Republik Indonesia Adalah Negara Hukum, Negara Demokrasi
Konstitusional dan Negara Hukum, Makalah, Jakarta, 2010.Mohammad Noor Syam, “Menegakkan Dan Mengembangkan Asas-Asas Ekonomi
Pancasila (Membudayakan Demokrasi Ekonomi Dan Ekonomi Kerakyatan)”, Makalah, Universitas Negeri Malang, tanggal 25 Desember 2010.
Munir Fuady, Teori Negara Hukum Modern (Rechtsstaat), Bandung: Refika Aditama, 2009.
Pokja Ketahanan Nasional, Bidang Studi / Materi Pokok Ketahanan Nasional, Modul 1 s/d 3 Sub BS Konsepsi Ketahanan Nasional, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011.
__________. Bidang Studi / Materi Pokok Ketahanan Nasional, Modul 1 dan 2 Sub BS, Geostrategi Indonesia, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011.
__________. Bidang Studi / Materi Pokok Ketahanan Nasional, Modul 1 dan 2 Sub BS, Geopolitik Indonesia, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011.
__________. Bidang Studi / Materi Pokok Geopolitik dan Wawasan Nusantara, Modul 1 dan 2 Sub BS, Geopolitik Indonesia, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011.
__________. Bidang Studi / Materi Pokok Geopolitik dan Wawasan Nusantara, Modul 1 dan 3 Sub BS, Geopolitik Indonesia, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), tahun 2011.
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: Rajawali, 1986.
Sumarsono, S, et.al. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.
Sunardi, R.M, Pembinaan Ketahanan Bangsa dalam Rangka Memperkokoh Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Jakarta: Kuaternita Adidarma, 2004.
[1] Mohammad Noor Syam, “Menegakkan Dan Mengembangkan Asas-Asas Ekonomi Pancasila (Membudayakan Demokrasi Ekonomi Dan Ekonomi Kerakyatan)”, Makalah, Universitas Negeri Malang, tanggal 25 Desember 2010.
[2] Sunardi, R.M, Pembinaan Ketahanan Bangsa dalam Rangka Memperkokoh Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, (Jakarta:Kuaternita Adidarma, 2004), hal.179-180.[3] Pokja Wawasan Nusantara, Bidang Studi / Materi Pokok Geopolitik dan Wawasan Nusantara, Modul 1 dan 3 Sub.Bs Wawasan Nusantara, Lembaga Ketahanan (Lemhannas RI), tahun 2011, hal.7.
[4] Ibid, hal.13.[5] Salah satu pengertian penting dalam negara hukum adalah bahwa segala aturan hukum adalah guna mewujudkan tujuan bernegara.[6] Institut Leimena, Republik Indonesia Adalah Negara Hukum, Negara Demokrasi Konstitusional dan Negara Hukum, Makalah, Jakarta, 2010, hal.2.