pemanfaatan teknologi informasi guna perluasan pasar sasaran produk konveksi dari limbah industri...
DESCRIPTION
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI GUNA PERLUASAN PASAR SASARAN PRODUK KONVEKSI DARI LIMBAH INDUSTRI TEXTILE DAN GARMEN Oleh : Karnowahadi, Suryadi Poerbo, Budi Prasetya, JumiAbstract Desa Ngenthak Kecamatan Tingkir Kota Salatiga merupakan sebuah desa wisata konveksi yang memiliki produk unggulan celana pendek dengan berbagai ukuran dan berbahan baku dari berbagai bahan kain sisa industri tekstil dan garmen dari industri di sekitarnya. Produk celana pendek ini dirancang untuk kebutuhan masyarakatTRANSCRIPT
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI GUNA PERLUASAN PASAR SASARAN PRODUK KONVEKSI DARI LIMBAH INDUSTRI TEXTILE DAN
GARMEN Oleh : Karnowahadi, Suryadi Poerbo, Budi Prasetya, Jumi
Abstract Desa Ngenthak Kecamatan Tingkir Kota Salatiga merupakan sebuah desa wisata konveksi yang memiliki produk unggulan celana pendek dengan berbagai ukuran dan berbahan baku dari berbagai bahan kain sisa industri tekstil dan garmen dari industri di sekitarnya. Produk celana pendek ini dirancang untuk kebutuhan masyarakat kelas menengah ke bawah dengan harga yang terjangkau. Untuk memperluas pangsa pasar dan wilayah pemasarannya maka usaha ini perlu sentuhan teknologi tepat berbasis teknologi informasi. Kebutuhan akan sentuhan tersebut adalah sosialisasi sekaligus penawaran produk melalui internet yang dibarengi dengan pembuatan digital catalog product, dan penerapan pencatatan, penjualan, dan administrasi berbasis computer. Dua UKM binaan, yaitu Thoriq Collection dan Farrel Collection, merupakan UKM pelopor di wilayah desa wisata konveksi tersebut dipilih menjadi contoh penerapan teknologi informasi untuk UKM Konveksi di wilayah ini. Keyword : UKM, Salatiga, Wisata, Celana, Kain
1. Pendahuluan
Untuk memasuki wilayah sentra pengrajin konveksi di daerah ini ditandai dengan
papan penunjuk meskipun masih terlalu kecil bagi pengunjung, khususnya pengunjung dari
luar daerah. Meskipun tanpa ditandai dengan pintu gerbang ataupun papan baliho yang
megah dan besar, dukuh Ngenthak, yang terletak di desa Tingkir Lor wilayah
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Propinsi Jawa Tengah, merupakan sebuah dukuh
yang relatif terkenal seantero Jawa Tengah, bahkan sampai ke beberapa wilayah di luar
Jawa Tengah. Produk unggulan dari wilayah ini adalah produk konveksi yang dibuat dari
kain limbah dari industri textile dan industri garmen di sekitarnya. Produk tersebut berupa
celana pendek/panjang, bed cover, penutup kulkas, penutup magicjar, sarung bantal,
dan lain sebagainya. Pemerintah Kota Salatiga mencanangkan wilayah tersebut dengan
nama Desa Wisata Konveksi.
Sebagian besar masyarakat di wilayah ini menggantungkan hidup keluarganya dari
usaha kerajinan konveksi tersebut. Salah satu pengrajin tersebut adalah lulusan SMK
dengan nama Asmaah. Sejak kecil, Asmaah kecil telah belajar menjahit dari ibunya. Hal
ini disebabkan karena di wilayahnya tinggal terdapat beberapa perusahaan tekstil dan
perusahaan garmen yang relatif besar. Untuk mempersiapkan diri memasuki lingkungan
kerja maka Asmaah kecil belajar ketrampilan menjahit agar bisa menjadi karyawan salah
Masluri 72
satu perusahaan tersebut. Dalam perkembangannya, di wilayahnya mulai muncul
pengrajin konveksi dengan bahan baku limbah kain dari perusahaan tekstil dan garmen
di sekitarnya. Selama belajar di SMK, Asmaah telah bekerja sambilan pada tetangganya
yang menjadi pengrajin konveksi tersebut. Sebagian hasil kerja sambilanya ditabung.
Setelah menyelesaikan pendidikan SMK-nya, sekitar tahun 2000, Asmaah mulai
merintis usaha sendiri dengan modal uang tabungannya. Usaha yang dirintisnya mulai ada
perkembangan yang relatif baik, maka dimulailah merekrut tenaga penjahit sebanyak 3
(tiga) orang dari tetangga di desa tersebut. Usaha yang dirintisnya diberi nama Thoriq
Collection. Usaha konveksi yang dijalankannya semakin berkembang dan hingga saat ini
memiliki tenaga kerja tetap sebanyak 10 orang tenaga penjahit, 1 pembuat pola, dan 3
orang tenaga pemotong. Sedangkan tenaga tidak tetap sekitar 5-10 orang, yang
mengerjakan semua pekerjaannya di rumah masing-masing. Seluruh karyawan dan tenaga
tidak tetapnya berasal dari lingkungan desa tersebut.
Pengrajin yang kedua adalah Farrel Collection yang relatif ”lebih muda” jika
dibandingkan dengan Thoriq Collection. Pemilik Farrel Collection, Isti Latifah, adalah
alumni Politeknik Negeri Semarang Jurusan Administrasi Niaga. Selama kuliah di
Politeknik, dia sudah mulai memasarkan produknya ke kampus. Produk dari Farrel
Collection sama dengan yang diproduksi oleh Thoriq Collection yaitu berupa celana kolor,
bed cover, dan lain sebagainya. Farrel Collection mempunyai 4 orang penjahit, 1 orang
pembuat pola, dan 1 orang pemotong.
2. Bahan dan Metode
Kebutuhan UKM merupakan dasar pembinaan dan pendampingan UKM dalam
pelaksanaan program IbM ini dibarengi dengan penerapan IPTEKS hasil penelitian oleh
Tim Politeknik Negeri Semarang. Bahan-bahan yang berupa pengetahuan manajemen
usaha kecil menengah, pengetahuan dan ketrampilan teknologi informasi, hasil-hasil
penelitian terapan tentang sistem informasi dan manajemen pemasaran, serta beberapa
peralatan pendukungnya, telah disiapkan sepenuhnya oleh Tim Pelaksana IbM.
Metode yang digunakan dalam mewujudkan tujuan yang telah dicanangkan adalah
penerapan hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan oleh Tim Pelaksana
Masluri 73
yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, serta kemampuan UKM. Katalog produk dibuat
rangkap 2 (dua), yaitu katalog produk yang di-upload ke cyber area dengan free-web serta
katalog produk yang sifatnya off-line dengan cara memberikan file yang dibutuhkan dalam
sebuah compact disk (CD). Selain mengembangkan dan menerapkan teknologi yang telah
dibangun oleh Tim Pelaksana, juga dilakukan metode pelatihan dalam menggunakan sistem
informasi yang telah dibangun oleh Tim Pelaksana. Pelatihan yang diadakan meliputi
teknik operasional pemasaran berbasis web (cyber marketing), penanganan pelanggan jarak
jauh (customer distance handling), tatakelola administrasi berbasis TI (good company
governance), serta pelatihan pelayanan pelanggan secara umum.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Sentuhan Bidang Pemasaran Global
UKM Konveksi binaan ini, baik Thoriq Collection maupun Farrel Collection,
merupakan usaha keluarga dengan tempat usaha di rumah pemilik UKM. Di rumah tersebut
terjadi semua proses usaha, mulai dari pemilahan bahan baku, pembuatah pola, pemotongan
kain, penjahitan, pemilahan produk jadi, pengepakan, sampai dengan proses transaksi
penjualan. Gudang, ruang produksi, serta showroom menjadi satu. Hal ini menyebabkan
terjadinya one man show, dimana hanya satu orang yang mengurusi segala urusan bisnis
tersebut. Kondisi ini berakibat semrawut-nya area bisnis, penataan dan layout yang kurang
menarik, serta terbatasnya langkah pelaku bisnis untuk bergerak secara leluasa, terutama
dalam aktivitas pemasaran global.
Tim Pelaksana program IbM memberikan sentuhan tentang layanan pelanggan,
antara lain penataan ruang, kebersihan showroom, serta kecepattanggapan layanan terhadap
pelanggan. Demikian juga dalam kaitannya dengan bidang pemasaran, sentuhan yang
diberikan adalah pengetahuan tentang pemasaran global dengan membangun sebuah
website untuk UKM Konveksi dengan nama http://www.thoriqcollection.co.cc untuk UKM
Thoriq Collection dan http://www.farrelcollection.co.cc untuk UKM Farrel Collection.
Website ini berisi tentang profil UKM, produk yang dibuatnya, kontak person dengan
UKM, serta link dengan beberapa situs terkait. Demikian pula dalam kaitannya dengan
surat-menyurat berbasis elektronik, UKM Konveksi binaan ini sudah disediakan alamat e-
Masluri 74
mail dengan nama [email protected] dan [email protected] yang
aktif hingga saat ini. Semua hal tersebut, baik website maupun e-mail berada pada area
cyber yang gratis.
3.2. Sentuhan Komputerisasi Administratif
Dalam rangka meningkatkan profesionalitas pengelolaan UKM Konveksi, maka
dibangun beberapa aplikasi komputer yang didasarkan pada aktivitas UKM tersebut.
Aplikasi tersebut antara lain aplikasi komputer untuk sistem persediaan bahan, aplikasi
komputer untuk pemesanan barang, aplikasi komputer untuk pengambilan pesanan, aplikasi
komputer untuk penjualan barang, serta aplikasi komputer untuk pencatatan keuangan.
Sistem informasi yang dibangun merupakan system informasi untuk UKM
Konveksi dengan nama Sistem Informasi UKM Konveksi (SIUKM) dengan beberapa
tampilan seperti di bawah ini.
Tampilan Awal SIUKM
Tampilan Menu Pilihan
Masluri 75
SIUKM Konveksi didesain sedemikian rupa sehingga memudahkan pengelola UKM untuk
mencatat, mengelola, serta mengevaluasi bisnisnya secara cepat, tepat, dan akurat.
3.3. Sentuhan Pelayanan
Pelayanan yang baik akan membrikan efek multiplier yang luar biasa bagi sebuah
bisnis. UKM Konveksi binaan selain kebutuhan akan perluasan pasar dan penerapan
teknologi informasi, UKM Konveksi juga diberikan sentuhan pelayanan. Hal ini
dimaksudkan agar pelayanan yang dilakukan oleh UKM Konveksi menjadi lebih baik.
Beberapa hal terkait dengan pelayanan yang diberikan sebagai tambahan pengetahuan dan
ketrampilan pemilik/karyawan UKM Konveksi antara lain tata cara bertelepon, tata cara
menulis dan mengirim email, tata cara menerima dan menyimpan e-mail, serta tata cara
menyambut tamu yang datang ke tempat showroom. Dengan tambahan pengetahuan serta
ketrampilan di bidang pelayanan ini diharapkan pemilik dan karyawan memiliki sense of
service yang lebih baik.
3.4. Faktor Pendorong
Beberapa alat ungkit sebagai pendorong lancarnya pelaksanaan program ini antara
lain :
Masluri 76
1. Kemauan, kemampuan, dan minat untuk berkembang dari semua kalangan di
lingkungan UKM Konveksi, mulai dari pemilik sampai dengan para karyawannya
2. Dukungan Pemerintah Daerah
3. Pembinaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan
4. Dukungan masyarakat sekitar
5. Dukungan pengusaha tekstil dan garmen di sekitarnya
6. Dukungan supplier bahan baku kain sebagai mitra bisnis yang saling menguntungkan.
3.5. Faktor Penghambat
Berbagai faktor yang sdikit banyak merupakan faktor penghambat kelancaran bisnis
UKM Konveksi antara lain :
a. Lingkungan dan budaya kerja bisnis keluarga dalam lingkup kecil (UKM) yang masih
mengandalkan sense of social dibandingkan sense of business menjadi salah satu
penghambat lajunya bisnis UKM Konveksi.
b. Akses Pemodalan dan jumlah kepemilikan modal yang relatif lemah, dimana modal
yang digunakan sebagai operasional usaha relatif kecil dengan jaringan akses
pemodalan yang relatif sempit. Hal ini menyebabkan UKM ini sulit sekali untuk
menerima order yang jumlahnya relatif banyak.
c. Terbatasnya persediaan bahan baku, baik dilihat dari sisi jumlah maupun coraknya. Hal
ini disebabkan karena UKM Konveksi sangat tergantung pada bahan yang diperoleh
dari industri tekstil dan garmen sebagai muara hulu bisnis tersebut.
4. Simpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diberikan antara lain :
a. Pendidikan Tinggi merupakan salah satu entitas sumber ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat dibutuhkan oleh kalangan UKM. Sentuhan tersebut antara lain
berkaitan dengan penerapan manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran,
manajemen keuangan, serta terapan teknologi dan manajemen lainnya.
b. Hampir semua UKM secara umum membutuhkan pembinaan dan pendampingan secara
khusus di bidang penerapan teknologi dan administrasi. Ketidakmampuan dalam
Masluri 77
memanfaatkan teknologi, khususnya teknologi komputer dan komunikasi,
menyebabkan UKM hanya sekedar menerima order dari para perantara. Sedangkan
keuntungan perantara relatif lebih besar dibandingkan produsennya (UKM) sendiri.
c. Keberadaan UKM yang memiliki kemampuan untuk melakukan penjualan antar pulau
maupun ekspor secara langsung akan berdampak positif pada tingkat keuntungan yang
diperoleh UKM.
5. Ucapan Terimakasih
Pada kesempatan ini, Tim Pelaksana IbM Pengrajin Konveksi dari limbah industri
tekstil dan garmen mengucapkan banyak terimakasih kepada DP2M selaku penyedia
program, UP2M Polines selaku pengelola kegiatan pengabdian kepada masyarakat di
lingkungan Polines, UKM Thoriq Collection dan UKM Farrel Collection, seluruh anggota
Tim Pelaksana IbM, serta semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan IbM
ini.
6. Daftar Pustaka
Abdullah, Ismeth. 2002. Pendekatan Manajemen Industrial Berbasis Kompetensi Menuju Indonesia Baru, Usahawan. No 4 Th XXXI April 2002
Baso, Moerad. Pembinaan SDM Berbasis Kompetensi. Usahawan Indonesia. No 2 tahun
XXXII Februari 2003 Eagle. 1997. International Ecotourism Management, Albany, Australia Haeruman, Herman JS., Eriyatno. 2001. Kemitraan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal.
Penerbit Yayasan Mitra Pembangunan Desa-Kota dan Busines Inovation Centre Indonesia. Jakarta.
Hubeis, Musa. 1997. Menuju Industri Kecil Profesional di Era Globalisasi Melalui
Pemberdayaan Manajemen Industri. (Orasi Ilmiah) Guru besar Tetap Ilmu Manajemen Industri IPB. Bogor.
Ife, James William. 1995. Community Development, Creating Community Alternatives
(Vision, Analysis and Practice). Longman. Australia.
Masluri 78
Insula – International Scientific Council for Island Dvelopment. 1995. Piagam Pariwisata berkelanjutan, hasil dari World Conference On Sustainable Tourism. http://www.insula.org
Kornblum, Wiliam and Joseph Julian. 1989. Social Problems. Prentice Hall. Englewood
Cliffs. New York. Mochtar Mas’oed. 1994. Ekonomi Politik Pariwisata. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Ndraha, Taliziduhu. 1999. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta. Rineka Cipta Simanjuntak, Fritz C. 2000. Perubahan Besar di Era Digital. Manajemen. Mei 2000 Soetjipto, Budi W. 2003. Mempertahankan Pertumbuhan Usaha. Usahawan Indonesia. No
5 Th. XXXI. Mei 2003 Sulistyohadi, Timbul. 2002. Beberapa Isu penting dalam Program Pelatihan dan
Pengembangan Sumber Daya manusia. Usahawan. No 05 Th. XXXI Mei 2002 Sulistyorini, Utami T. 2001. Peran Koperasi terhadap Pemberdayaan ekonomi Rakyat
Dalam Upaya Pengembangan Usaha Kecil di Masa Krisis Ekonomi. Jurnal Strategi Bisnis. Vol 6 Tahun IV 2001.
Utomo, Hafo. 2001. Studi Eksplorasi tentang Penyebaran TI pada UKM. JEBI. Volume 16
No 2 April 2001 Vitayala, Aida. 2000. Tantangan dan Prospek Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Otonomi Daerah. Proseeding Seminar Pemberdayaan Manusia Menuju Masyarakat Madani. Bogor. 25-26 September 2000.
Wheelen and Hunger. 1986. Strategic management and Business Policy. Addison-Wesley
Publishing Company. USA. Wijaya, Krisna. 2002. Analisis Pemberdayaan Usaha Kecil (Kumpulan Pemikiran).
Pustaka Wirausaha Muda. Bogor
Masluri 79