pemanfaatan museum misi muntilan sebagai … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan...

204
PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh : Erza Setiana Sirait 131314057 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: buiquynh

Post on 11-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN

SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

Erza Setiana Sirait

131314057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

i

PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN

SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

Erza Setiana Sirait

131314057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

1. Tuhan Yesus.

2. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Hisar Sirait dan Ibu Nurhanah), tiada kata

dan tindakan yang mampu membalas semua kasih sayang, doa, dan perhatian

kepadaku.

3. Keempat saudara kandungku (Abang Hilton, Ira, Kenedy, dan David).

4. Teman-teman dan sahabatku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

v

MOTTO

Diberkati orang yang mengadalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada

Tuhan! (Yeremia 17:7)

Hidup ini seperti sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak.

(Albert Einstein)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya mengatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Juli 2017

Penulis

Erza Setiana Sirait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Erza Setiana Sirait

Nomor Mahasiswa : 131314057

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI SUMBER

BELAJAR SEJARAH

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk perangkat data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademisi tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 18 Juli 2017

Yang menyatakan

(Erza Setiana Sirait)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

viii

ABSTRAK

PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN

SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH

Erza Setiana Sirait

131314057

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) latar belakang

berdirinya Museum Misi Muntilan, (2) koleksi yang ada di Museum Misi

Muntilan, (3) kegiatan edukasi yang ada di Museum Misi Muntilan, (4)

pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai sumber belajar sejarah.

Jenis penelitian yang digunakan deskripsi kualitatif dengan menggunakan

metode studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah pengelola, guru dan

pengunjung Museum Misi Muntilan yang dipilih menggunakan teknik purposive

sampling dan dikembangkan dengan teknik snowball sampling. Pengumpulan

data dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis

data dilakukan secara deskriptif analitis.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Berdirinya Museum Misi Muntilan

dilatarbelakangi oleh pertimbangan historis yaitu Muntilan merupakan tempat

berkembangnya karya misi di Jawa khususnya untuk Keuskupan Agung

Semarang. (2) Koleksi yang ada Museum Misi Muntilan beraneka ragam yang

dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah. (3) Kegiatan edukasi yang

diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung

dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif pembelajaran

di luar kelas melalui kunjungan ke museum yang dapat menumbuhkan rasa cinta

Tanah Air dan menghargai warisan budaya bangsa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

ix

ABSTRACT

UTILIZATION OF MUSEUM MISI MUNTILAN

AS A SOURCE OF HISTORY LEARNING

Erza Setiana Sirait

131314057

This research aims to describe: (1) the background of the establishment of

Museum Misi Muntilan, (2) the existing collections in the Museum Misi

Muntilan, (3) educational activities available in the Museum Misi Muntilan, and

(4) the utilization of the Museum Misi Muntilan as a source of historical learning.

The method of this research is qualitative with case study methods. The

participants are managers, teachers and visitors of the Museum Misi Muntilan.

They are selected by using purposive sampling technique and developed by

snowball sampling technique. The data of the research is collected through

observation, documentation and interview. The technique of the data analysis is

descriptive analysis.

The result of the research shows the following. First, the establishment of

the Museum Misi Muntilan is based on historical considerations in which

Muntilan is the site of work mission in Java especially for Semarang archdiocese.

Second, the existing collections of the Museum Misi Muntilan is diverse that can

be used as a source of historical learning. Third, the Educational activities have

undertaken in this museum are related to the visitors’ assistances and the

recollection activities. Fourth, visiting the museum is one of the learning

resources as an alternative learning outside the classroom through visitors will

have a sense of love of the homeland and will appreciate the cultural heritage of

the nation.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dan

Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya dan anugerah-Nya, skripsi yang

berjudul Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar Sejarah

dapat tersusun dengan baik. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu prasyarat yang

harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Pendidikan

Sejarah, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak

lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ignantius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang

senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis

selama proses penyusunan skripsi ini dan dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang

senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis

selama proses penyusunan skripsi ini dan dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Drs. S. Adisusilo J. R., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik

(DPA) yang selalu memberikan bimbingan kepada penulis.

6. Seluruh dosen Prodi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan ilmu dan

didikan kepada penulis selama menempuh studi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

xi

7. Pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu sabar dan

telaten memberikan pelayanan dan administrasi kepada penulis.

8. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Hisar Sirait dan Ibu Nurhanah), tiada

kata dan tindakan yang mampu membalas semua kasih sayang, doa, dan

perhatian kepadaku.

9. Keempat saudara kandungku (Abang Hilton, Ira, Kenedy,dan David) yang

memberikan semangat sekaligus doa.

10. Teman-teman angkatan 2013 Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas

Sanata Dharma yang selalu mendukung dan memberi semangat untuk

mengerjakan skripsi.

11. Semua pihak yang memberikan dukungan, bimbingan, bantuan, serta

motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi

lebih baik, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 26 Juli 2017

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUAN PUBLIKASI ............................... vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

ABSTRACT ......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori .................................................................................................. 7

1. Museum..................................................................................................... 7

2. Misi ......................................................................................................... 13

3. Museum Misi Muntilan........................................................................... 18

4. Sumber Belajar........................................................................................ 23

5. Belajar Sejarah ........................................................................................ 27

B. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

xiii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 35

C. Sumber Data ................................................................................................ 36

D. Metode Pengumpulan Data.......................................................................... 36

E. Instrumen Pengumpulan Data...................................................................... 39

F. Teknik Sampling .......................................................................................... 40

G. Validitas Data .............................................................................................. 41

H. Analisis Data ................................................................................................ 44

I. Sistematika Penulisan .................................................................................. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................................ 48

B. Hasil Penelitian ........................................................................................... 51

1. Latar Belakang Berdirinya Museum ...................................................... 51

2. Koleksi yang Ada di Museum Misi Muntilan ........................................ 59

3. Kegiatan Edukasi yang Ada di Museum Misi Muntilan ........................ 64

4. Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar Sejarah 70

C. Pembahasan ................................................................................................ 81

1. Latar Belakang Berdirinya Museum ...................................................... 81

2. Koleksi yang Ada di Museum Misi Muntilan ........................................ 87

3. Kegiatan Edukasi yang Ada di Museum Misi Muntilan ........................ 91

4. Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar ............ 96

Sejarah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................... 106

B. Saran ......................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 110

LAMPIRAN ...................................................................................................... 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian...................................................................................... 36

Tabel 2. Daftar Koleksi Museum Peruangan ......................................................... 60

Tabel 3. Data Pengunjung Museum Misi Muntilan ............................................. 68

Tabel 4. Kesan Data Pengunjung Museum Misi Muntilan Tahun 2016 ................ 72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ....................................................... 25

Gambar II. Kerangka Pikir ................................................................................... 33

Gambar III. Teknik Analisi Data Model Miles dan Huberman ............................ 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Observasi Museum ................................................................................ 114

Lembar Pengamatan Dokumen ........................................................................... 115

Data Dokumen .................................................................................................... 116

Kisi-kisi Wawancara ........................................................................................... 117

Lembar Wawancara Pengunjung, Guru dan Pengelola Museum Misi Muntilan 118

Daftar Narasumber .............................................................................................. 120

Catatan Lapangan 1 ............................................................................................. 121

Catatan Lapangan 2 .............................................................................................. 123

Catatan Lapangan 3 .............................................................................................. 126

Catatan Lapangan 4 .............................................................................................. 134

Catatan Lapangan 5 .............................................................................................. 136

Catatan Lapangan 6 .............................................................................................. 138

Catatan Lapangan 7 .............................................................................................. 144

Catatan Lapangan 8 .............................................................................................. 146

Catatan Lapangan 9 .............................................................................................. 148

Catatan Lapangan 10 ............................................................................................ 151

Catatan Lapangan 11 ............................................................................................ 153

Catatan Lapangan 12 ............................................................................................ 155

Catatan Lapangan 13 ............................................................................................ 158

Catatan Lapangan 14 ............................................................................................ 160

Dokumentasi Wawancara..................................................................................... 162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

xvii

Silabus .................................................................................................................. 167

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................... 180

Surat Izin ............................................................................................................. 186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Museum dan benda-benda sejarah adalah satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, museum

merupakan bangunan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan, merawat

benda-benda yang mempunyai nilai tertentu, seperti nilai sejarah, seni, dan

budaya.1 Museum bukan sekedar sebagai tempat menyimpan dan merawat benda-

benda yang memiliki nilai sejarah, tetapi museum didirikan untuk pelestarian dan

pengembangan warisan budaya dalam rangka persatuan dan peradaban bangsa.

Setiap daerah atau negara sebaiknya harus memiliki museum. Museum

merupakan tempat yang mewakili kita untuk mengenal dan memahami sejarah

yang kita miliki, sehingga siapapun dari kita dapat mengerti peradaban suatu

bangsa. Oleh karena itu, museum bukan hanya sebagai sarana menyimpan benda-

benda, tetapi juga dapat digunakan sebagai sumber belajar.

Walaupun museum tidak menjadi bagian dari sistem pembelajaran yang

dilembagakan, namun hubungan dengan pembelajaran telah erat sejak lama.2

Museum merupakan tempat atau wadah yang sangat baik untuk mengembangkan

imajinasi peserta didik. Museum merupakan sumber belajar yang sangat tepat

untuk mengembangkan imajinasi peserta didik. Akan tetapi, masih banyak

masyarakat, termasuk lembaga pendidikan, yang memandang museum sebagai

1 Piter Salim dan Yenny Salim , Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta : Modern English

Press, 1991, hlm. 235. 2 Schouten, Pengantar Didaktif Museum, Jakarta : Proyek Pembinaan Museum Jakarta, 1991,

hlm. 69.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

2

tempat menyimpan dan memelihara benda-benda peninggalan sejarah serta

menjadi sebuah gedung penghias kota. Akibatnya, masyarakat malas untuk

mengunjungi museum karena mereka menganggap museum sebagai tempat yang

kuno. Untuk itu, museum harus mengubah persepsi masyarakat umum sebagai

suatu bangunan yang membuat orang betah, nyaman dan mau mengunjunginya.3

Jika semua masyarakat mempunyai waktu untuk menikmati dan mencoba

memahami makna yang terkandung dalam setiap benda yang dipamerkan, maka

setiap masyarakat akan mengerti tentang warisan budaya yang dimiliki suatu

bangsa.

Dalam pendidikan sejarah, museum sangat erat hubungannya dengan

peninggalan sejarah. Museum merupakan tempat atau wadah yang digunakan

untuk meneliti benda-benda yang memiliki nilai sejarah. Oleh karena itu,

museum merupakan tempat yang cocok untuk mengasah keingintahuan

mahasiswa, peserta didik, maupun masyarakat umum dalam proses mengamati,

mencatat dan mendengar informasi yang diperoleh dari pengelola museum.

Informasi yang didapat akan menjadi sumber belajar baru bagi peserta didik.

Selain itu, masyarakat juga akan memiliki wawasan baru dalam menjawab dan

mendeskripsikan suatu temuan baru yang mereka lihat sendiri.

Beragam koleksi yang dimiliki museum dapat dimanfaatkan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa. Koleksi-koleksi museum merupakan sarana

utama yang harus ada dalam museum, di mana koleksi yang ada dijadikan sebuah

wadah untuk mengenal dan belajar mengenai kehidupan suatu bangsa. Sebagai

3 Ibid., hlm. 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

3

wadah pembelajaran, museum menjadi salah satu lembaga pendidikan non-

formal4 yang sangat cocok digunakan untuk siswa SD, SMP, SMA, mahasiswa

dan masyarakat umum karena koleksi-koleksi yang ada memiliki nilai sejarah

yang cukup beragam. Koleksi-koleksi yang cukup beragam ini sangat cocok untuk

dimanfaatkan dalam pembelajaran.

Selama ini pembelajaran sejarah di sekolah kurang begitu diminati oleh

peserta didik. Peserta didik jenuh dengan pembelajaran yang hanya di dalam

kelas. Oleh karena itu, pembelajaran sejarah akan lebih menarik jika sekali-kali

siswa diajak untuk keluar dari kebiasan selama ini yaitu berada di dalam kelas.

Peserta didik dapat diajak ke berbagai tempat sejarah yang dapat mengasah

kreativitas dan berpikir kritis siswa, seperti ke candi, monumen, museum dan lain-

lain. Sebagai salah satu tempat sejarah, museum merupakan salah satu tempat

yang cocok untuk belajar sejarah.

Sumber belajar sejarah di sini tidak hanya untuk anak sekolah, tetapi juga

untuk mahasiswa yang memanfaatkannya untuk pembelajaran, seperti mahasiswa

pendidikan sejarah Universitas Sanata Dharma dalam mata kuliah Sejarah Gereja

dan juga untuk masyarakat umum di mana mereka dapat memanfaatkan koleksi-

koleksi yang memiliki nilai sejarah sebagai sumber belajar untuk mengenal agama

Katolik di Indonesia. Di Muntilan sendiri, terdapat sebuah museum yang sangat

cocok digunakan sebagai salah satu sumber belajar sejarah yaitu Museum Misi

Muntilan. Museum Misi Muntilan menyajikan koleksi atau peristiwa masa lampau

4 Amir Sutaarga, Studi Museologia, Jakarta : Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta, 1991, hlm.

63.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

4

pada masa kini dan sekaligus menjadikan peristiwa sejarah sebagai dasar yang

kokoh untuk membangun masa depan.

Peserta didik maupun mahasiswa dapat mengamati beberapa benda koleksi

yang ada di museum untuk digunakan sebagai sumber belajar sejarah. Melalui

kunjungan ke objek sejarah secara langsung, peserta didik maupun mahasiswa

akan memiliki pemahaman bahwa belajar sejarah tidak selalu harus di dalam

kelas, tetapi juga bisa di luar kelas. Ketika peserta didik diajak keluar maka dapat

membuka wawasan pengetahuan baru mengenai sejarah. Oleh karena itu,

keberadaan Museum Misi Muntilan penting bagi dunia pendidikan, sehingga

Museum Misi Muntilan dapat menjadi salah satu sumber belajar.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti melakukan

penelitian dengan judul “Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber

Belajar Sejarah”. Harapannya hasil penelitian ini dapat menjadi satu alternatif

yang dapat digunakan sekolah untuk menjadikan museum sebagai sumber belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah

penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang berdirinya Museum Misi Muntilan?

2. Apa saja koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan?

3. Apa saja kegiatan yang dilaksanakan di Museum Misi Muntilan?

4. Bagaimana pemanfaatan museum sebagai sumber belajar sejarah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan latar belakang berdirinya Museum Misi Muntilan

2. Mendeskripsikan koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan

3. Mendeskripsikan kegiatan yang dilaksanakan di Museum Misi Muntilan

4. Menjelaskan pemanfaatan museum bagi sumber belajar sejarah

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi universitas,

penulis, guru, pengelola museum dan masyarakat dengan uraian sebagai berikut :

1. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk bahan kajian

penulis dalam penulisan karya tulis maupun artikel dan memberikan

pemahaman baru mengenai pentingnya museum bagi kehidupan kita.

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis tentang

pentingnya museum sebagai sumber belajar sejarah.

3. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan para guru tentang

pemanfaatan museum sebagai sumber belajar sejarah. Hasil penelitian ini juga

dapat dijadikan evaluasi tentang cara mengatasi kebosanan saat pembelajaran

berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

6

4. Bagi Pengelola Museum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan agar museum dapat

semakin dikembangkan sebagai sumber belajar sejarah bagi masyarakat pada

umumnya dan untuk pembelajaran khususnya di sekolah.

5. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong minat masyarakat untuk

datang berkunjung ke museum dan mengenalkan kepada masyarakat

mengenai sejarah dan peninggalan yang berkaitan dengan Agama Katolik dan

Keuskupan Agung Semarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Museum

a. Pengertian Museum

Museum berasal dari kata muze, yang oleh orang-orang Yunani klasik

diartikan sebagai kumpulan sembilan dewi perlambang ilmu dan kesenian.

Kesembilan dewi muze itu, sebagai anak Zeus, dewa utama dalam pantheon

Yunani klasik, yang di jadikan lambang pelengkap pemujaan manusia terhadap

agama dan ritual yang ditunjukan kepada Zeus (secara ethimologis, kata Zeus

berkaitan dengan arti kata deos, dewa dan theo= Tuhan), ini tidak berarti bahwa di

luar dunia peradaban Barat, tidak terdapat pusat atau lambang kesenian dan ilmu

pengetahuan.5

Berdasarkan asal usul kata dan sejarahnya, museum merupakan sebuah

lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan

perkembangannya terbuka untuk umum, yang bertugas merawat, mengumpulkan,

melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan dan memamerkan warisan sejarah

kemanusiaan yang berwujud benda, untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan

hiburan.6 Dalam kegiatan pendidikan museum mampu memberikan pengetahuan

tambahan kepada masyarakat umum mengenai koleksi-koleksi yang dipamerkan

di dalam museum, sehingga setiap masyarakat umum bahkan peserta didik dapat

memahami budaya serta warisan yang dimiliki bangsanya.

5 Amir Sutaarga, Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum, Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, hlm. 17. 6 Schouten, op.cit, hlm. 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

8

b. Koleksi Museum

Koleksi museum adalah semua jenis benda material hasil budaya manusia,

alam, dan lingkungan yang disimpan dalam museum dan mempunyai nilai bagi

pembinaan dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan teknologi serta

kebudayaan. Dalam pengumpulan berbagai benda yang akan dijadikan koleksi

museum, baik berupa benda asli (realita) ataupun tidak asli (replika). Pengadaan

koleksi dapat dilakukan dengan cara (1) hibah (hadiah atau sumbangan); (2)

titipan; (3) pinjaman; (4) tukar menukar dengan museum lain; (5) hasil temuan

(dari hasil survei, ekskavasi, atau sitaan); dan (6) imbalan jasa (pembelian dari

hasil penemuan atau warisan).7

Koleksi museum merupakan syarat mutlak dan roh dalam sebuah museum,

maka persyaratan sebuah benda menjadi koleksi, antara lain (1) memiliki nilai

sejarah (termasuk nilai estetika); (2) dapat diidentifikasikan mengenai bentuk,

tipe, gaya, fungsi, makna, asal secara historis dan geografis, genus (untuk

biologis), atau periodenya (dalam geologi, khususnya untuk benda alam); (3)

harus dijadikan dokumen, yang nantinya dapat digunakan sebagai penelitian

ilmiah; (4) unik, merupakan benda-benda yang memiliki ciri khas tertentu bila

dibandingkan dengan benda-benda yang sejenis; (5) Hampir punah dan langka

merupakan benda yang sulit ditemukan. 8

c. Jenis Museum

Menurut jenis koleksi yang ada di museum, pada tahun 1971 Direktorat

Permuseuman mengelompokkan museum menurut jenis koleksi. Ketika itu,

7 Direktorat Museum, Pengelolaan Koleksi Museum, Jakarta, 2007, hlm 4.

8 Direktorat Museum, op.cit, hlm 5-6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

9

dikenal tiga jenis museum yaitu Museum Umum, Museum Khusus dan Museum

Lokal. Pada tahun 1975, pengelompokan tersebut diubah menjadi Museum

Umum, Museum Khusus dan Museum Pendidikan. Pada tahun 1980,

pengelompokan itu disederhanakan lagi menjadi Museum Umum dan Museum

Khusus. Berdasarkan tingkat kedudukannya, Direktorat Permuseuman

mengelompokkan lagi Museum Umum dan Museum Khusus menjadi Museum

Tingkat Nasional, Museum Tingkat Regional (Propinsi), dan Museum Tingkat

Lokal (Kodya/Kabupaten).9

Berdasarkan Rencana Peraturan Pemerintah (RPP), jenis museum dibagi

menjadi 4 yaitu :10

1) Museum Umum

Museum umum adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan

bukti material manusia dan lingkungan yang berkaitan dengan berbagai cabang

seni, disiplin ilmu, dan teknologi. Contohnya : Museum Indonesia di TMII,

Museum Nasional.

2) Museum Sejarah

Museum sejarah adalah museum yang mencakup pengetahuan sejarah dan

kaitannya dengan masa kini dan masa depan. Beberapa di antara museum tersebut

memiliki benda koleksi yang sangat beragam, mulai dari dokumen, artefak dalam

berbagai bentuk benda sejarah yang terkait dengan event kesejarahan.11

9Tjahjopurnomo, Sejarah Permuseuman di Indonesia, Jakarta: Direktorat Permuseuman,

Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2011,

hlm. 30. 10

Kemendikbud,2017,Cagarbudaya,(http.kemdikbud.go.id/regmus/index.php/public/…/RPP-

Tentang-Museum), diakses 21 April 2017. 11

Wikipedia, 2017, Museum, (https://id.wikipedia.org/wiki/Museum), diakses 21 April 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

10

Contohnya : Museum Sangiran, Museum Benteng Vredeburg, Museum Fatahila,

Museum Konferensi Asia Afrika, Museum Misi Muntilan,dan Museum

Kebangkitan Nasional.

3) Museum Seni

Museum seni adalah museum yang memberikan sebuah ruang untuk

pameran seni, biasanya merupakan seni visual, dan biasanya terdiri dari lukisan,

ilustrasi, dan patung. Koleksi dari lukisan dan dokumen lama biasanya tidak

dipamerkan di dinding, akan tetapi diletakkan di ruang khusus. Contohnya :

Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Affandi, Museum Batik Danar Hadi,

Museum House of Sampoerna, Museum Puri Lukisan, Museum Seni Agung Rai,

dan Museum Wayang.

4) Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Museum ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan museum yang

koleksinya terdiri dari berbagai jenis ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah

diciptakan. Contohnya : Museum PP Iptek, Museum Telekomunikasi, Museum

Listrik dan Energi Baru, Museum Transportasi, Museum Minyak dan Gas, dan

Museum Geologi Bandung.

d. Fungsi Museum

Museum memiliki 4 fungsi, antara lain:12

1) Fungsi Edukatif dan Akademik

Museum berfungsi sebagai wahana pendidikan, sarana membagi

pengetahuan (baik baru maupun lama) dan juga tempat melakukan studi. Museum

12

Khidir Marsanto P, 2012, “Revitalisasi Museum”, Basis, Nomor 07-08, hlm. 28.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

11

tidak hanya dituntut untuk pembelajaran umum, namun harus juga mampu

menyokong perkembangan ilmu pengetahuan selayaknya pusat studi dan pusat

kajian universitas. Museum juga menjadi tempat penelitian atau bekal sejarawan

untuk mendapatkan sumber sejarah berupa dokumen, foto, dan lain-lain.

2) Fungsi Sosio Kultural

Museum dan monumen menjadi “pengingat” peristiwa yang dialami

manusia. Museum bisa menjadi sarana pameran dari hasil kebudayaan pada masa

lalu agar tidak hilang dan dilupakan, sehingga kita sebagai generasi bangsa dapat

mengenal peninggalan sejarah zaman dahulu.

3) Fungsi Rekreasi dan Ekonomi

Museum dapat digunakan sebagai tempat rekreasi yang memberikan

inspirasi kepada masyarakat umum mengenai peninggalan-peninggalan sejarah

yang dimiliki sebuah bangsa.

4) Fungsi Politik

Dalam misi politik kebudayaan, museum diperlukan utuk melegitimasi

atau mengklaim hal-hal yang simpang siur dan terlupakan, karena narasi besar

tentang identitas berada di wilayah abu-abu. Oleh karena itu, identitas perlu

dibentuk dalam wacana yang tegas dan dikukuhkan melalui aktivitas di museum.

e. Pengunjung Museum

Dari fungsi di atas, kita dapat mengetahui bahwa fungsi museum tidak

hanya untuk pendidikan tetapi juga terkait dalam bidang sosial, ekonomi, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

12

politik. Selain fungsi museum yang dibedakan, berdasarkan empat kategori,

pengunjung museum juga dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yakni :13

1) Pengunjung Pelaku Studi

Pengunjung pelaku studi ialah mereka yang menguasai bidang studi

tertentu berkaitan dengan koleksi tertentu untuk menambah wawasannya

mengenai museum. Pengunjung pelaku studi mengamati koleksi yang ada dan

merekam beberapa keterangan yang ada, untuk keperluan penelitian. Pengunjung

pelaku studi tidak hanya memanfaatkan museum sebagai tempat penelitian, tetapi

juga bekal untuk mereka mengenal lebih dalam mengenai koleksi yang ada di

museum.

2) Pengunjung Bertujuan Tertentu

Pengunjung bertujuan tertentu ialah mereka yang datang ke museum

karena ada kegiatan atau acara tertentu yang akan dilaksanakan di museum seperti

pameran, pertunjukan budaya dan lain-lain.

3) Pengunjung Pelaku Rekreasi

Pengunjung pelaku rekreasi ialah pengunjung yang ingin memanfatkan

museum untuk tujuan rekreasi. Mereka hanya melihat-lihat benda yang

dipamerkan dan mengamati seluruh objek pameran dengan sekilas tanpa

pengamatan yang lebih detail. Misalnya kelompok sekolah berkecenderungan

memanfaatkan museum untuk rekreasi dari pada sebagai pengunjung terarah.

13

Schouten, op.cit, hlm. 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

13

2. Misi

a. Pengertian Misi

Kata misi adalah istilah bahasa Indonesia untuk kata Latin mission yang

berarti perutusan. Kata mission adalah bentuk substantif dari kata kerja mittere

(mitto, missi, missum) yang mempunyai beberapa pengertian dasar : (1)

membuang, menembak, membentur; (2) mengutus; mengirim; (3) membiarkan

pergi, melepaskan pergi; (4) mengambil/menyadap, membiarkan mengalir

(darah). Kalangan Gereja pada dasarnya menggunakan kata mittere dalam

pengertian mengutus, mengirim.14

Isilah misi tidak hanya dipakai dalam lingkup keagamaan tetapi juga di

dunia profane seperti misi diplomatis, misi politis, misi ilmu pengetahuan, misi

kebudayaan, misi dalam dunia kemiliteran. Berdasarkan asal usul kata itu sendiri,

misi berarti diutus untuk melakukan tugas tertentu, namun juga bisa berarti tugas

yang ditunjuk atau diemban sendiri. Dewasa ini, kata misi tampaknya menyingkap

satu komponen ganda yaitu diutus dan melakukan sesuatu. Dalam hal ini Misi

Gereja, berarti melaksanakan tugas, untuk itu Gereja diutus.15

Di dalam Gereja

istilah misi digunakan baik untuk menunjukkan kegiatan yang lebih luas dan

umum, yakni menyangkut semua kegiatan gerejawi, maupun untuk karya khusus

perawatan dan penyebaran iman Kristen. Pengutusan para misionaris untuk

memperkenalkan dan meyebarkan iman Kristen kepada orang-orang yang belum

pernah mendengar tentang injil, yakni kepada orang-orang yang beragama lain

14

Edmund Woga, Dasar-Dasar Misiologi, Yogyakarta : Kanisius, 2002, hlm 13-14. 15

Francis X. Clark SJ,Gereja Katolik di Asia “Sebuah Pengantar”, Maumere : LPBAJ, 2001, hlm.

210.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

14

atau yang tidak beragama.16

Sehingga mereka dapat mengenal Kristus sebagai

penyelamat umat manusia.

Istilah misi dengan arti penyebaran iman baru mulai dipakai pada

pertengahan kedua abad ke-16. Pada masa sebelumnya Gereja memakai ungkapan

lain untuk menunjukkan kegiatan perawatan injil, penyebaran iman Kristen,

pembangunan jemaat baru. Kata misi baru digunakan secara umum di dalam

Gereja sejak permulaan abad ke-7. Misi dapat diartikan sebagai (a) penyebaran

iman, (b) perluasan pemerintahan Allah, (c) pertobatan orang-orang kafir, dan (d)

pendirian jemaat baru.17

b. Perlunya Misi

Sejak konsili Vatikan II, di mana Gereja mengembangkan pemahaman

yang positif tentang keberadaan dan peranan agama-agama non-Kristen dalam

rencana dan karya penyelamatan Allah. Dalam karya penyelamatan ini penilaian

yang positif terhadap agama-agama non-Kristen dapat mempunyai dampak

negatif, yakni memperlemah semangat misioner di dalam Gereja. Oleh karena itu,

para Bapa Konsili merasa perlu untuk memberikan sikap yang jelas dan tentang

perlunya karya misi Gereja demi keselamatan manusia. Sebagai dimensi Gereja

yang hakiki, karya misi merupakan pelaksanaan diri Gereja yang dalam

keseluruhan karya keselamatan Allah berperan sebagai sakramen.

Pertanyaan mengenai perlunya misi berjalan seiring dengan pertanyaan

tentang perlunya gereja sebagai sarana penyelamatan Allah. Gereja terus-menerus

mengutus perwataan-perwataan, sampai gereja-gereja baru terbentuk untuk

16

Edmund Woga, op.cit, hlm. 14-15. 17

Ibid., hlm.16-17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

15

melanjutkan karya Kristus, karena misi merupakan sifat hakiki sebuah Gereja.18

Alasannya misi sebagai perutusan kepada bangsa-bangsa non-Kristen adalah

kehendak penyelamatan Allah yang bersifat universal dan integral. Misi dilihat

sebagai pemahaman baru terhadap Gereja. Pemahaman tersebut membuat misi itu

ada dan perlu demi kemuliaan Allah.

Pertanyaan tentang misi adalah pertanyaan tentang cara Allah

melaksanakan rencana penyelamatan-Nya yang universal. Misi itu perlu karena

Allah berkehendak memanggil segala bangsa untuk datang kepada-Nya. Misi

adalah sarana yang digunakan oleh Allah atau rahmat yang dianugerahkan oleh

Allah untuk menjadi satu keluarga Allah. Sehingga semua umat dapat mengenal

karya keselamatan yang Allah berikan kepada umatnya. Misi menjadi antisipasi

dari tujuan penciptaan seluruh mahluk, yakni supaya Allah dimuliakan dan

seluruh ciptaan disatukan. Tujuan dan motivasi ini jelas dalam tugas pelaksanaan

tugas misioner Putra Allah yang datang ke dunia untuk mewartakan injil tentang

Kerajaan Allah dan menghadirkannya agar seluruh umat manusia disatukan

kembali ke dalam kekuasaan Allah.19

c. Karya Misi di Muntilan

Pada masa pemerintahan VOC tidak ada kebebasan beragama di

Indonesia. Kebebasan baru ada setelah bergemanya semangat revolusi Perancis

yaitu kebebasan, kesamaan dan persaudaraan. Kebebasan ini mulai muncul ketika

masa pemerintahan Gubernur Jendral Daendles (1808-1811). Mulai tahun 1808

18

Tom Jacobs SJ, Gereja Menurut Vatikan II, Yogyakarta : Kanisius, 1987, hlm. 78. 19

Edmund Woga, op.cit, hlm. 206-208.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

16

berdatangan iman-iman ke Indonesia untuk mewartakan injil.20

Karya misi

kemudian dimulai ke beberapa daerah yang ada di Indonesia. Sesungguhnya

sudah lama para iman ingin memulai karya misinya di Pulau Jawa, khususnya

Pater Yesuit, ingin mewartakan injil di antara orang Jawa. Namun, terbentur pada

beberapa rintangan di antaranya, jumlah tenaga masih sedikit, tidak ada pastor

yang bisa berbahasa jawa, pekerjaan makin banyak diberbagai daerah, masih

diragukan apakah kerasulan diantara orang Jawa akan berhasil karena karya

Zending (sebutan Misi Kristen-Protestan) juga belum memperlihatkan banyak

buah.21

Lambat laun karya misi di Jawa sudah mengalami kemajuan, hal ini dapat

kita lihat dari kelahiran umat Katolik yang ditandai dengan pembaptisan 171

orang Jawa di Sumber Semanggung (Sendangsono). Peristiwa sejarah ini

dianggap sebagai saat kelahiran Gereja Keuskupan Agung Semarang. Pada bulan

Desember 1895 dipermandikan 12 orang Jawa di Magelang dan 18 di Muntilan.

Kemudian para misionaris juga mulai belajar bahasa Jawa untuk mendukung

karya misi mereka di Jawa. Di Muntilan Pastor van Lith melihat bahwa pengertian

umat tentang agama di sana amat dangkal. Oleh karena itu, Pastor van Lith tinggal

di Kampung Semampir di tengah orang-orang Jawa, untuk memperkenalkan

kepada umat mengenai karya keselamatan Allah, di mana sedikit demi sedikit

akan dibangun kompleks misi Muntilan.22

Romo van Lith menggunakan

pendidikan sebagai sarana dalam perkembangan misi Jawa Tengah.

20

Kareel Steenbrink, Orang-Orang Katolik di Indonesia Jilid 1, Maumere : Ledalero, hlm. 384 21

Tim. KAS, Garis-Garis Besar Sejarah Gereja Katolik Keuskupan Agung Semarang, Semarang :

KAS, 1992, hlm.16-17. 22

Ibid.,hlm. 18-20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

17

Karya misi di Jawa dalam perkembangannya dipusatkan kepada

pendidikan di Muntilan, karena akar segala kekurangan ialah bahwa para

misionaris kurang mahir dalam bahasa dan adat Jawa, maka segala tenaga

dipusatkan kepada studi dan kontak kepada lapisan masyarakat di Muntilan dan

sekitarnya. Sampai sekitar tahun 1900 Muntilan terbuka bagi anak-anak pribumi

yang ingin belajar dan sekolah karena mereka tidak diterima di sekolah-sekolah

Eropa yang mahal.23

Orang-orang yang belajar ini kemudian sedikit demi sedikit

ditanamkan cara hidup Kristus. Romo van Lith banyak menggunakan metode

bercerita sejarah untuk mengajak anak menelaah sejarah yang membuka

prespektif ke masa depan.

Pada tahun 1902, Romo van Lith mendirikan tiga kelembagaan:

perkumpulan pribumi untuk badan hukum urusan umat, rumah sakit, dan sekolah

dengan sistem asrama. Akan tetapi, menyadari situasi bangsa Jawa yang tertindas

karena penjajahan Belanda dan gejolak kebangkitan nasional, Romo van Lith

memilih bidang pendidikan sebagai landasan karya misinya. Pendidikan yang

diperjuangkan oleh Romo van Lith berbeda dengan pendidikan yang dibuat oleh

pemerintah Hindia Belanda. Pada masa itu pemerintah Nederland sedang

melancarkan politik etis untuk membalas budi penderitaan orang pribumi dengan

tiga progam: irigasi, transmigrasi, dan edukasi.24

Di dalam program edukasi, dibukalah sekolah-sekolah untuk orang

pribumi agar dapat menjadi pegawai pemerintah Hindia Belanda. Contohnya

sekolah OSVIA yaitu sekolah pelatihan untuk para pejabat pribumi, calon-calon

23

Ibid. hlm. 29. 24

Tim Edukasi MMM PAM, Pendidikan Katolik Model van Lith, Muntilan : Yayasan Pustaka

Nusatama, 2008, hlm. 34-35.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

18

muridnya tidak lagi harus berasal dari kalangan elite bangsawan. Karena

berhubungan dengan masalah pembiayaan, maka yang dapat bersekolah tentu

hanya kaum ningrat dan pengusaha kaya. Romo van Lith memang akan

memperjuangkan agar anak, remaja dan kaum muda menjadi terdidik tanpa

memandang golongan miskin atau pun kaya. Tetapi lebih dari itu, karya

pendidikan tidak terutama untuk mencetak calon-calon pegawai. Bagi Romo van

Lith karya pendidikan menjadi sarana untuk perwujudan iman. Istilah perwujudan

iman berarti tekanan kepada pengalaman atau tindakan hidup yang cocok dengan

nilai-nilai iman kristiani.

Muntilan makin berkembang dan amat mengesan kepada semua

masyarakat yang ingin belajar mengenai iman Katolik. Hal inilah yang kemudian

menjadi pertimbangan Pastor van Lith untuk menyebarkan misi di tanah Jawa.

Karya misi ini dilakukan agar semua orang Jawa dapat mengerti mengenai ajaran

agama Katolik dan karya Allah bagi umat manusia.

3. Museum Misi Muntilan

Museum Misi Muntilan merupakan museum khusus yang menekankan

pada pengembangan nilai-nilai karya misi Keuskupan Agung Semarang (KAS)

rintisan Pater Frans van Lith, SJ., serta lembaga pastoral KAS yang merupakan

konsursium Keuskupan Agung Semarang, Sarekat Yesus Provinsi Indonesia, dan

Konggregasi Bruder FIC Provinsi Indonesia. Museum Misi Muntilan sekaligus

pemersatu dari jaringan gerakan-gerakan missioner untuk menumbuh

kembangkan Gereja lokal. Museum Misi Muntilan menyajikan koleksi atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

19

peristiwa masa lampau pada masa kini dan sekaligus menjadikan peristiwa sejarah

sebagai dasar yang kokoh untuk membangun masa depan.25

Peringatan 50 tahun Gereja Keuskupan Agung Semarang (KAS) pada

tahun 1990 memiliki empat macam program: 1) pendataan; 2) musyawarah

pastoral; 3) penulisan sejarah; dan 4) pendirian museum. masing-masing program

terlaksana dengan aneka dinamika. Dalam hal pendirian museum, sejak tahun

1992 sudah dirintis terjadinya suatu museum Gereja KAS dengan

dilaksanakannya penataan benda-benda koleksi peninggalan karya misi

KAS.Tempat presentasi benda-benda koleksi ini berada di Wisma Uskup KAS,

Jalan Pandanaran 13 Semarang. Namun ternyata keberadaan museum KAS di

Wisma Uskup kurang mendapatkan perhatian umat.26

Rapat-rapat Dewan Konsultor KAS pada tanggal 3 Februari, 6 April, dan 1

Juni 1998 memutuskan untuk memindahkan Museum KAS dari Semarang ke

Muntilan. Kota Muntilan dipilih karena berbagai pertimbangan, di antaranya

adalah pertimbangan historis. Di kota Muntilan inilah karya misi KAS

berkembang secara amat signifikan. Guna merealisasikan upaya pemindahan

tempat museum KAS tersebut pada tanggal 13 Juni 1998 Romo F. Suryaprawata,

MSF (Sekjen KAS) dan Romo A. Gustawan, SJ., (Ekonomi KAS) mengundang

delapan orang untuk membahas keberadaan Museum KAS. Kedelapan orang

inilah yang kemudian ditunjuk menjadi Panitia Museum Sejarah Gereja

Keuskupan Agung Semarang.27

25

Pedoman Museum Misi Muntilan, 2009, hlm. 5. 26

Ibid., hlm. i. 27

Ibid., hlm.i-ii.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

20

Tim kerja dari kedua program ini kemudian mengadakan pertemuan-

pertemuan tersendiri dan membangun jaringan karya dengan berbagai pihak

dalam rangka perkembangan karya museum KAS. Dinamika ini membawa ke

pemahaman bahwa rencana permuseuman Muntilan tidak sekedar terbatas pada

gedung yang akan dibangun.28

Dari satu sisi museum di Muntilan akan

berhubungan dengan konteks sejarah karya misi KAS. Dari sisi lain basis fisik

karya museum di Muntilan adalah kawasan Muntilan sebagai situs karya misi.

Tim kerja program pembangunan gedung bergerak dalam dua tahapan: 1)

memproses pembangunan dan penggalian dana untuk gedung pastoran baru, yang

sedianya akan diserahkan kepada Paroki Santo Antonius Muntilan; 2) merenovasi

gedung Pastoran Antonius Muntilan menjadi gedung museum. melalui proses

penegasan bersama gedung yang dibangun pada tahap pertama diputuskan

menjadi gedung museum.29

Sementara itu, tim kerja konteks sejarah menyiapkan diri dengan dua

kegiatan: 1) belajar paradigma ilmu sejarah, dokumen Evangelii Nuntiandi, dan

tulisan Mgr. I. Suharyo “Refleksi Perjalanan dan Arah Ke Depan Keuskupan

Agung Semarang”, 2) membuat kegiatan-kegiatan pendalaman nilai-nilai

missioner dari peninggalan karya misi KAS seperti mengisi momen Jumat

Pertama di Kerkof Muntilan dan rekoleksi. Program kerja panitia Museum Sejarah

Gereja KAS, yang dijalankan melalui gerakan kedua tim kerja ini mendorong

munculnya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Uskup Agung Semarang,

28

Ibid., hlm. ii. 29

Ibid., hlm. iii.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

21

Romo Provinsial SJ., dan Bruder Propinsial FIC No. 752/A/VIII/19/99 Perihal:

Museum Misi Muntilan.30

Hadirnya SKB tersebut meneguhkan kesepakatan tak tertulis yang telah

berjalan. Konggregasi Serikat Yesus Provinsi Indonesia menyediakan aset tanah

bagi pembangunan Museum Misi Muntilan (MMM), Konggregasi Bruder FIC

membuka kamar yang pernah dipakai Romo R. Sandjaja, Pr., dan kapel di

dekatnya untuk kepentingan ziarah rohani, sedangkan pihak Keuskupan Agung

Semarang menjadi pengelola karya museum lewat panitia yang ditunjuknya.

Pemakaian aset tanah Serikat Jesuit di kompleks misi Muntilan untuk karya

permuseuman mendapat persetujuan Pater Jendral Serikat Yesus.

Karya permuseuman memuat tiga bidang karya, yakni bidang koleksi,

bidang preparasi konservasi, dan bidang edukasi. Bidang koleksi adalah bagian

karya MMM PAM yang mencari, mengumpulkan, menafsirkan nilai-nilai

misionernya, dan menata dalam sajian beberapa benda koleksi berdasarkan

konsep-konsep missioner dari bidang edukasi MMM PAM. Bidang preparasi

konservasi adalah bagian karya MMM PAM yang mengelola pemeliharaan dan

pengembangan gedung serta sarana dan prasarana lain yang dibutuhkan untuk.31

Uskup Agung Semarang sejak awal dirintisnya karya permuseuman di

KAS telah menggambarkan terjadinya suatu museum yang hidup, bukan sekedar

gudang mahal tempat mengumpulkan dan menjaga benda dari masa lampau.

Dalam hal mewujudkan gambaran “museum yang hidup”, Mgr. I. Suharyo sejak

30

Ibid., hlm. iv. 31

Ibid., hlm.v.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

22

awal telah menekankan pentingnya peran dan fungsi bidang Edukasi. Bidang

edukasi inilah yang akan menjadi “nyawa” bagi MMM.

Dalam rangka mewujudkan gagasan “museum yang hidup” dengan

menempatkan bidang edukasi sebagai “nyawa” bagi MMM patut dicatat

kehadiran Lembaga Pelayanan Pendampingan Penggembalaan Jemaat Keuskupan

Agung Semarang (P3J KAS). P3J KAS sejak awal diharapkan menjadi tenaga

pokok Bidang Edukasi MMM. Tim P3J KAS adalah tim kerja yang dipakai oleh

Komisi Karya Misioner (KKM) KAS untuk menjalankan program gerakan

missioner. P3J KAS didirikan pada tahun 1981. Pada awalnya terbatas melayani

anggota Dewan Paroki. Di dalam perkembangannya P3J KAS melayani pula

kader fungsionaris Dewan Paroki termasuk pendampingan iman anak sebagai

sarana pembinaan calon anggota dewan paroki.32

Kemudian tim P3J KAS berubah menjadi tenaga pokok Tim Kerja Bidang

Edukasi. Dampak langsung dari perubahan ini adalah kantor dan tenaga harian

P3J KAS berubah menjadi kantor dan tenaga harian MMM. Sasaran pelayanan

Tim P3J KAS setelah menjadi Tim kerja Bidang Edukasi diperluas dengan

memberikan tekanan pada pengembangan semangat missioner sebagai mana

dikemukan dalam MMM.33

Pada permulaan bulan Januari 2002 MMM mulai berkantor di Jalan

Kartini 3 Muntilan. Pelayanan MMM terutama untuk ikut ambil bagian dalam

pengembangan Gereja Lokal yang bermakna bagi warganya. Beberapa kegiatan

MMM menekankan proses pendampingan agar peserta pendamping termasuk para

32

Ibid., hlm.v. 33

Ibid., hlm.vi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

23

pengunjung berkembang jiwa missioner terutama bagi orang zaman ini menjadi

wujud pemaknaan dari harapan Uskup agung Semarang agar MMM menjadi

Pusat Animasi Misioner. Pada saat gedung museum diberkati tanggal 12

Desember 2004, Mgr. I. Suharyo menetapkan nama museum ini Museum Misi

Muntilan Pusat Animasi Misioner (MMM PAM).

Tugas tim kerja bidang edukasi dalam buku pedoman museum pasal 15, di

antaranya (1) menentukan konsep missioner MMM PAM berdasarkan semangat

missioner; (2) menggali nilai-nilai missioner benda-benda koleksi dan

menentukan tempatnya dalam kerangka konsep missioner MMM PAM; (3)

mendampingi pengunjung untuk merasakan dinamika perkembangan missioner

lewat melihat benda-benda koleksi MMM PAM; (4) menumbuhkan dan

mengembangkan semangat missioner lewat gerak-gerak missioner dan pelayanan-

pelayanan pendampingan; (5) menerbitkan buku-buku yang sesuai dengan konsep

missioner MMM PAM; (6) mengelola sosialisasi MMM PAM; (7)

menyelenggarakan penyegaran bagi para fungsionaris yang terlibat bersama

MMM PAM.34

4. Sumber Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang berlangsung sepanjang hayat yang

dilakukan dengan menggunakan metode tertentu untuk mengubah perilaku dan

sumber belajar. Sumber belajar memberikan pengalaman belajar kepada setiap

34

Ibid., hlm.16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

24

orang.35

Sumber belajar mencakup segala sesuatu, baik yang dibuat secara khusus

untuk keperluan belajar maupun untuk keperluan lain yang dapat digunakan untuk

keperluan belajar. Dengan menggunakan sumber belajar setiap orang akan lebih

memahami sesuatu yang sedang dikerjakan.

Sumber belajar merupakan salah satu komponen dalam dalam kegiatan

belajar yang memungkinkan individu memperoleh pengetahuan, kemampuan,

sikap, keyakinan, emosi, dan perasaan. Sumber belajar memberikan pengalaman

belajar dan tanpa sumber belajar maka tidak mungkin dapat terlaksana proses

belajar dengan baik. Edgar Dale dalam Sitepu, menjelaskan bahwa sumber belajar

dapat dirumuskan sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mendukung dan

memudahkan terjadinya proses belajar.36

Seorang guru akan selalu berusaha agar materi pengajaran yang

disampaikan/disajikan harus mampu diserap/dimengerti dengan mudah oleh

peserta didik. Untuk memudahkan peserta didik menerima materi pengajaran

tersebut perlu diusahakan agar peserta didik dapat menggunakan sebanyak

mungkin alat indera yang dimiliki. Makin banyak alat indera yang digunakan

untuk mempelajari sesuatu, makin mudah di ingat apa yang dipelajari. Ada

peribahasa asing yang berbunyi : I hear, I forget, I see, I remember, I do, I

understand/ I know. Artinya bila saya dengar, saya lupa, bila saya lihat, saya

ingat, bila saya melakukan, saya mengerti.37

35

Sitepu, Pengembangan Sumber Belajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014, hlm. 17 36

Ibid., hlm. 18. 37

John D. Latuheru, Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar-Mengajar Masa Kini, Jakarta :

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1988, hlm. 15-16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

25

Makna dari peribahasa tersebut bagi masalah-masalah pendidikan

khususnya dalam PMB, ialah bila peserta didik menerima pengajaran yang

disajikan oleh guru hanya dengan cara ceramah semata sulit bagi mereka untuk

mengingat. Akan tetapi, apabila materi tersebut ditambah dengan memperlihatkan

gambar, foto, sketsa, atau grafik maka akan lebih mudah materi tersebut di

mengerti. Tentang kemampuan manusia memperoleh ilmu pengetahuan dengan

menggunakan alat indera yang dimiliki Edgar Dale menjelaskan melalui kerucut

pengalaman. Berikut ini gambar Edgar Dale dalam buku John D. Latuheru “Media

Pembelajaran Dalam Proses Belajar-Mengajar Masa Kini”.38

Gambar I. Kerucut Pengalaman Edgar Dale

a. Pengalaman langsung, pada tahap ini peserta didik perlu berhubungan

langsung dengan keadaan dan kejadiaan yang sebenarnya. Dengan demikian

mereka boleh melihat sendiri, meraba/memegang, mengalami sendiri apa yang

sedang mereka hadapi, dan yang terutama agar mereka dapat mampu

memecahkan masalah sendiri.

38

Ibid., hlm. 17.

Verbal

Simbol Visual

Radio, Audio Tape, Gambar Diam

Film

Televisi

Pameran

Karya Wisata

Demontrasi

Pengalaman DRomotisasi

Pengalaman Tiruan

Pengalaman Langsung

SYMBOLIC

ICONIC

ENACTIVE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

26

b. Pengalaman melalui benda tiruan, pada tahap ini kejadian atau peristiwa yang

sebenarnya sulit diperoleh atau terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas

maka dapat dibuat benda tiruan yang rupanya sama.

c. Pengalaman melalui dramatisasi, pada tahap ini materi pengajaran disajikan

dalam bentuk drama. Dalam penyajian ini perlu diperhatikan mulai dari

pakaian, mimik suara, sampai pada sikap maupun sifat-sifat khas dari

seseorang dan lain-lain.

d. Pengalaman melalui demonstarasi, dalam hal ini materi pengajaran yang

disajikan pada tahap ini perlu di demonstrasikan.

e. Pengalaman melalui karyawisata, dalam hal tertentu pengalaman yang

diperoleh peserta didik melalui karyawisata ini sangat berarti, dalam hal

memperkaya dan memperluas pengalaman belajar peserta didik. Peserta didik

dapat mencatat, mengadakan observasi, tanya jawab dan membuat laporan

mengenai segala sesuatu yang dilihat dan dilakukan selama berkaryawisata.

f. Pengalaman melalui pameran, peserta didik dapat memperlihatkan dan

memamerkan kemampuan serta kemajuan mereka secara individu, kelas

maupun sekolah.

g. Pengalaman melalui televisi, televisi dalam program pendidikan masa kini

merupakan suatu medium yang baik, karena menarik minat peserta didik, di

mana mereka dapat memperoleh informasi yang otentik dari sebuah peristiwa.

h. Pengalaman melalui gambar hidup, peserta didik dapat memperoleh

pengalaman melalui penyajian materi pengajaran yang menggunakan gambar

hidup atau filim.

i. Pengalaman melalui gambar, peserta didik juga dapat memperoleh

pengalaman belajar bila suatu pengajaran disajikan dengan memvisualisasikan

benda-benda yang berdimensi dua, misalnya lukisan, sketsa, karikatur.

j. Pengalaman melalui lambang visual, misalnya dalam sebuah penyajian materi

pengajaran, guru menggunakan grafik, poster, peta, diagram.

k. Pengalaman melalui lambang kata, pada tahap ini peserta didik sudah mapu

memperoleh pengalaman belajar, atau sudah mampu memperoleh

pengetahuan hanya melalui lambang kata, yang diperoleh dengan membaca

buku, majalah, koran, dan lain-lain.39

Dari kerucut pengalaman Edgar Dale dapat diketahui bahwa museum

sebagai sumber belajar masuk ke dalam pengalaman melalui karyawisata. Dari

proses karyawisata ini peserta didik dapat mencatat, mengadakan observasi, tanya

jawab, dan membuat laporan. Di sini dapat kita katakan bahwa dalam belajar yang

terjadi diluar lingkungan sekolah akan menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik

39

Ibid., hlm.17-20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

27

tentang benda-benda koleksi yang ada di museum serta menumbuhkan keaktifan

siswa dalam mencari informasi.

5. Belajar Sejarah

a. Belajar

Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam

kompetensi, keterampilan, dan sikap. Proses belajar dimulai dari bayi, anak-anak

hingga kita bertumbuh menjadi dewasa. Belajar memberikan kita pengetahuan

tentang berbagai hal yang akan kita lakukan. Kemampuan manusia untuk belajar

merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan mahluk

hidup lainnya. Manusia memiliki akal yang diguanakan untuk berpikir dan

melakukan segala aktivitas. Belajar merupakan kebutuhan utama manusia, karena

manusia akan lebih paham akan sesuatu hal.

Hilgra dan Bower dalam Baharuddin, belajar memiliki pengertian

memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman atau

menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman,

dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan adanya aktivitas atau

kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.40

Gagne dalam Eveline dalam

Baharuddin mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku yang

relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari

pembelajaran yang bertujuan/direncanakan.

40

Baharuddin dan Esa, 2015, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, hlm

15-16 .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

28

Menurut Slameto, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.41

Dari beberapa definisi di atas, setidaknya belajar memiliki ciri-ciri sebagai

berikut :

1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Ini berarti, bahwa

hasil belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan

tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi

terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat

mengetahui hasil belajar yang telah dicapai.

2) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan secara bertahap

mengikuti kemampuan yang ia miliki.

3) Perubahan tingkah laku harus segera dapat diamati pada saat proses belajar

sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial. Nantinya

akan membuahkan suatu perubahan.

4) Perubahan tingkah laku merupakan latihan atau pengalaman untuk siswa dapat

mengenali dirinya menjadi lebih baik.

5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang

memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah

tingkah laku.42

Di dalam melaksanakan tugas belajar mengajar, seorang guru perlu

memperhatikan beberapa prinsip belajar di antaranya sebagai berikut :

1) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain.

Untuk itulah siswa yang harus bertindak aktif.

2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannnya.

3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada

setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.

4) Penguasaan sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan

membuat proses belajar lebih berarti.

5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab

dan kepercayaan penuh atas belajarnya.43

41

Slamento, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 2010,

hlm 2. 42

Ibid., hlm 18-19. 43

Ibid., hlm 19-20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

29

b. Sejarah

Kata sejarah diambil dari bahasa Arab Syajaratun yang artinya pohon atau

keturunan atau asal usul,44

dalam bahasa Inggris history. Kata sejarah, berarti (1)

silsilah, asal usul, (2) kejadian, peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa

lampau, (3) ilmu, pengetahuan, cerita, pelajaran tentang kejadian dan peristiwa

yang benar-benar terjadi pada masa yang lampau.45

Dari pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa sejarah adalah kejadian-kejadian atau peristiwa pada masa

lampau yang terkait dengan kehidupan manusia.

Masa lampau merupakan rangkaian kejadian yang sudah terlewati tetapi

masa lampau bukan merupakan sesuatu yang final, terhenti dan tertutup. Masa

lampau bersifat terbuka dan berkesinambungan, sehingga dalam sejarah masa

lampau merupakan hubungan dari apa yang terjadi pada masa lampau dengan

gambaran pada masa sekarang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.46

Menurut pandangan Kuntowijoyo, sejarah dimaksudkan sebagai

rekonstruksi masa lalu dan yang direkonstruksi sejarah adalah apa saja yang sudah

dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami manusia. Bagi kalangan

sejarawan dan pemerhati sejarah, suatu peristiwa harus diterangkan secara lebih

jauh dan lebih mendalam mengenai bagaimana terjadinya, latar belakang kondisi

sosial, ekonomi, politik, dan juga kulturnya sehingga dapat dimengerti.47

44

Widja, Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah Dalam Perspektif Pendidikan, Semarang: Satya

Wacana. 1988, hlm.6. 45

Dien Madjid dan Johan Wahyudhi, Ilmu Sejarah: Sebuah Pengatar, Jakarta : Prenada Media

Group, 2014, hlm. 20. 46

Ibid., hlm. 8. 47

Kuntowijoyo, Pengatar Ilmu Sejarah, Yogyakarta :Yayasan Bentang Budaya, 1994, hlm.18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

30

Dari sejarah kita akan memperoleh pengalaman yang dialami atau belajar

dari pengalaman orang lain baik berupa keberhasilan maupun kegagalan dari

generasi sebelumnya. Melalui sejarah, manusia dapat mengembangkan segenap

potensinya sekaligus menghindar dari kesalahan masa lalu, baik yang dilakukan

orang lain maupun kesalahan yang pernah dilakukannya sendiri. Mempelajari

sejarah akan menghindarkan diri dari mengulangi kesalahan masa lalu.48

Oleh karena itu, pembelajaran menjadi sangat penting dalam sebuah

pendidikan. Untuk itu tujuan pembelajaran sejarah dapat dijabarkan sebagai

berikut :

a) Membangkitkan, mengembangkan serta memelihara semangat kebangsaan.

b) Membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita kebangsaan dalam segala

lapangan.

c) Membangkitkan hasrat mempelajari sejarah kebangsaan dan mempelajarinya

sebagai bagian dari sejarah dunia.

d) Menyadarkan anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan Undang-Undang

Pendidikan) serta perjungan tersebut untuk mewujudkan cita-cita itu

sepanjang masa.49

c. Kesadaran Sejarah

Kesadaran sejarah merupakan kesadaran yang diperlukan agar siswa dapat

menemukan makna pentingnya sejarah bagi bangsanya, bagi perkembangan

kehidupan di masa sekarang dan mendatang. Dengan demikian, kesadaran sejarah

tidak tidak lain dari pada kondisi kejiwaan yang menunjukkan tingkat

penghayatan pada makna dan hakekat sejarah bagi masa kini dan bagi masa yang

akan datang, menyadari dasar pokok bagi berfungsinya makna sejarah dalam

proses kehidupan.

48

Ibid., hlm.12-13. 49

Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan dan Strategi Pembelajaran),

Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2014, hlm.57-58.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

31

Mempelajari sejarah akan membangkitkan masyarakat untuk mengerti

sesamanya, seperti halnya pada suatu bangsa. Dengan kesadaran, maka kita akan

menerima keberagaman sebagai suatu kenyataan. Perbedaan yang ada tidak

dipandang sebagai suatu masalah, tetapi bisa dilihat sebagai suatu potensi. Dari

kisah sejarah kita dapat mengambilnya sebagai inspirasi, untuk meneladani nilai-

nilai dari kisah kepahlawanan maupun cerita-cerita sejarah yang berupa tragedi.

Semuanya itu dalam rangka menciptakan kehidupan yang lebih baik pada masa

mendatang.

B. Kerangka Pikir

Museum merupakan bangunan atau gedung yang digunakan untuk

menyimpan, merawat benda-benda yang mempunyai nilai tertentu, seperti nilai

sejarah, seni, dan budaya. Museum Misi Muntilan merupakan museum khusus,

yang menekankan pengembangan nilai-nilai karya misi Keuskupan Agung

Semarang (KAS) rintisan Pater Frans van Lith, SJ. Beragam koleksi-koleksi yang

ada di museum merupakan sarana utama dalam museum, di mana koleksi yang

ada dijadikan sebuah wadah untuk mengenal dan belajar mengenai kehidupan

suatu bangsa.

Selain koleksi, kegiatan yang ada di museum ini juga dapat memberikan

manfaat untuk para pengunjung yang datang. Kegiatan edukasi yang ada di

Museum Misi Muntilan yaitu kegiatan edukasi di mana kegiatan edukasi yang ada

merupakan kegiatan pendampingan pengunjung yang datang ke museum. Setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

32

pengunjung yang datang didampingi untuk memudahkan para pengunjung

memahami setiap koleksi yang ada di museum.

Benda-benda koleksi yang ada di museum dapat dijadikan sebagai sumber

belajar. Sumber belajar tidak hanya diperoleh dari guru, buku-buku, internet,

video, dan benda-benda di sekitar kita, tetapi koleksi-koleksi yang ada di museum

juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah, khususnya untuk mengatasi

peserta didik yang bosan dengan pembelajaran di dalam ruangan.

Pengalaman yang diperoleh dari pengamatan di museum akan memberikan

imajinasi positif kepada peserta didik, mahasiswa dan masyarakat umum

mengenai koleksi-koleksi yang ada di museum. Imajinasi yang timbul nantinya

akan memberikan kesadaran baru kepada peserta didik, mahasiswa dan

masyarakat umum bahwa dengan datang berkunjung ke museum akan

memberikan sumber belajar baru khususnya untuk sejarah. Sehingga mereka

dapat mengambil makna dari setiap koleksi yang ditampilkan, seperti para tokoh,

gambar, foto, jubah dan peninggalan lainnya yang dapat memberikan manfaat

bagi pembelajaran. Setiap tokoh yang ditampilkan di Museum Misi Muntilan

memberikan teladan bagi setiap orang yang berkunjung ke museum.

Nilai-nilai yang mereka dapat saat berkunjung ke museum ini, nantinya

akan memberikan wawasan baru kepada peserta didik, mahasiswa dan masyarakat

umum untuk mencintai keanekaragaman sejarah dan budaya yang dimiliki bangsa.

Sehingga warisan budaya yang dimiliki harus terus dijaga untuk mengenalkan

kepada peserta didik dan masyarakat umum tentang kekayaan budaya yang kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

33

miliki. Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan skema kerangka pikir

sebagai berikut :

Gambar II. Alur Kerangka Pikir Penelitian

Museum Misi Muntilan

Koleksi

Pengguna (Peserta didik,

mahasiswa, dan masyarakat umum)

Kegiatan

Sumber Belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi

kasus. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori,

tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan saat penelitian di lapangan.Fakta-

fakta tersebut dapat dilihat dari benda-benda koleksi, foto, literatur dan dokumen

jumlah pengunjung yang datang ke museum. Dari fakta yang ada akan diketahui

pemanfaatan museum untuk sumber belajar.

Bogdan dan Taylor dalam Moleong, mendefinisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.50

Kata-kata dan

perilaku orang yang diamati, diwawancarai dan didokumentasi merupakan sumber

utama dan dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video atau tape,

pengambilan foto, atau film.51

Dan secara umum Moleong, menyimpulkan bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah.52

50

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006,

hlm.1. 51

Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung : Transito, 1988, hlm. 112. 52

Ibid., hlm.6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

35

Penelitian studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian dari penelitian

kualitatif. Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah

dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan

menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu, dan

tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau

individu.53

Data yang digunakan dalam penelitian studi kasus ini adalah data

pengalaman individu. Data pengalaman individu dimaksud adalah bahan

keterangan mengenai apa yang dialami oleh individu sebagai warga masyarakat

tertentu yang menjadi objek penelitian. Data pengalaman pribadi ini sungguh-

sungguh sarat dengan unsur-unsur subjektif sehingga kadang-kadang tidak sesuai

dengan realita keadaan masyarakat yang menjadi objek penelitian. Walaupun

demikian, subjektivitas tersebut dapat dipakai sebagai bagian dari realita

masyarakat yang diteliti dan bukan dimaksud untuk menerangkan realita

masyarakat yang diteliti.54

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner.

Museum Misi Muntilan jalan Kartini 3, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2017 dengan uraian

sebagai berikut :

53

Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm. 291. 54

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial

Lainnya, Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 104.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

36

Table 1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Mar Apr Mei Jun Jul

1. Penyusunan Proposal √

2. Perizinan √

3. Pengumpulan data √ √

4. Analisis Data √

5. Penulisan Laporan √ √

C. Sumber Data

Sumber data adalah subyek asal data yang diperoleh. Sumber data dalam

penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam

menentukan metode penulisan data55

. Menurut Lofland dan Lofland dalam

Moleong sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan

tindakan selebihnya ialah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.56

Dalam

penelitian ini sumber data berupa tempat atau lokasi penelitian, koleksi-koleksi

museum, dokumen data pengunjung, literatur yang ada dan pengelola museum.

D. Motode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data.57

Tanpa mengetahui metode pengumpulan

data, maka peneliti tidak mendapatkan data yang memenuhi standar.58

Untuk

mendapatkan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian ini, maka yang

dijadikan metode pengumpulan data adalah sebagai berikut :

55

Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian –Pendekatan Praktis dalam

Penelitian, Yogyakarta : C.V Andi Offset, 2010, hlm.169. 56

Moleong, op.cit, hlm. 157. 57

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, 2010, hlm. 100. 58

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta, 2014, hlm. 62.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

37

1. Observasi

Observasi adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai kenyataan yang diperoleh

melalui observasi.59

Dalam menggunakan metode observasi,cara yang paling

efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai

instrumen. Format disusun berdasarkan item-item tentang kejadian atau tingkah

laku yang digambarkan akan terjadi.60

Observasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah observasi partisipasi pasif, di mana dalam hal ini peneliti datang di

tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan

tersebut.61

Peneliti menggunakan pedoman observasi untuk melakukan observasi

mengenai lingkungan fisik, sarana dan prasarana yang ada di Museum Misi

Muntilan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.62

Dokumentasi dapat dipahami sebagai setiap catatan tertulis yang berhubungan

dengan suatu peristiwa masa lampau, baik yang dipersiapkan maupun yang tidak

dipersiapkan untuk suatu penelitian.63

Dokumentasi bisa berupa catatan, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, agenda, dan lain-lain. Dokumentasi dalam

penelitian ini adalah data pengunjung, benda-benda koleksi, foto-foto, gambar

yang ada di museum dan literatur yang ada di museum.

59

Ibid., hlm. 64. 60

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktek”,Jakarta : PT. Asdi

Mahasatya, 2002, hlm. 204. 61

Sugiyono, op.cit, hlm. 66. 62

Ibid., hlm. 82. 63

M.Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta : Ar-Ruzz

Media, 2014, hlm 199.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

38

3. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.64

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin menemukan permasalahan yang harus diteliti atau ingin mengetahui

hal-hal dari responden yang lebih mendalam.65

Wawancara yang digunakan dalam

penelitian bermacam-macam yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan

tidak terstruktur. Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara semi

terstruktur.

Wawancara semi terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya

menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.66

Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara

lebih terbuka, di mana pihak yang diajak diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam

melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat

apa yang dikemukakan oleh informan.67

Wawancara akan dilakukan kepada pihak

pengunjung, guru sejarah di sekitar museum, dan pengelola Museum Misi

Muntilan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai pemanfaatan

Museum Misi Muntilan sebagai sumber belajar sejarah di Museum Misi

Muntilan.Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan media recorder

64

Lexy J. Moleong, op.cit, hlm. 186. 65

Sugiyono, op.cit, hlm 72. 66

Lexy J. Moleong, op.cit, hlm.188. 67

Sugiyono, op.cit, hlm. 73.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

39

yang berfungsi merekam hasil wawancara, kamera dan handphone (HP) yang

digunakan untuk mengambil gambar dan video wawancara.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis,68

sehingga peneliti memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam

rangka mencapai tujuan peneliti. Instrumen pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Observasi

Instrumen observasi adalah pedoman observasi yang akan digunakan

sebagai pedoman ketika peneliti melakukan observasi. Untuk mencatat hasil

observasi peneliti menggunakan lembar pengamatan dengan mencheck list data

yang sesuai dengan pengamatan langsung. Chek list adalah pedoman observasi

yang berisikan daftar aspek yang akan diamati.69

(selengkapnya lihat lampiran)

2. Dokumentasi

Instrumen dokumentasi dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang

berupa data pengunjung, data kegiatan museum, foto, gambar, literatur yang ada

di museum, brosur, dan katalog. Untuk mengetahui kelengkapan dokumen yang

terkumpul, maka peneliti menggunakan instrumen yang berupa cek list. (lihat

lampiran)

68

Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 100. 69

Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur, Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup, 2013, hlm. 274.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

40

3. Wawancara

Instrumen wawancara berupa pedoman wawancara yang akan digunakan

sebagai pedoman ketika peneliti melakukan wawancara. Instrumen wawancara ini

digunakan peneliti sebagai alat untuk menggali informasi dari pengelola dan

pengunjung museum. (lihat lampiran)

F. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik ini

digunakan untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai fokus

penelitian. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian

kualitatif ini, terdapat beberapa bagian teknik sampling yang digunakan.70

Teknik

sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability

Sampling dan Nonprobability Sampling. Nonprobability Sampling meliputi,

sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling,

sampling jenuh, dan snowball sampling. Nonprobability sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur

dari populasi untuk dipilih menjadi sampel.71

Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah purposive

sampling dengan teknik snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu,72

sedangkan snowball sampling

(penarikan sampel secara bola salju). Penarikan sampel pola ini dilakukan dengan

menentukan sampel pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan

70

Sugiyono, op.cit, hlm. 52. 71

Ibid., hlm. 53. 72

Idem.

Sumber Belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

41

informasi dari sampel pertama, sampel ketiga ditentukan berdasarkan informasi

dari sampel kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin besar, seolah-

olah terjadi efek bola salju.73

Untuk mendapat informasi lebih mendalam maka dipilihlah informan yang

lebih mengetahui Museum Misi Muntilan. Informan yang dipilih yakni

pengunjung, guru dan pengelola museum.

G. Validitas Data

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid

apabila tidak ada perbedaan atara yang dilaporkan penelitian dengan apa yang

sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif terdapat

beberapa macam cara untuk menguji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap

data hasil penelitian, anatara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketentuan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus

negatif, dan member check.74

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji

keabsahan atau kredibilitas data dengan triangulasi, meningkatkan ketekunan, dan

diskusi teman sejawat.

1. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahaan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

73

Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan (Teori Konsep Dasar dan Implementasi),

Bandung : Alfabeta, 2014, hlm. 45. 74

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B, Bandung : Alfabeta, 2011, hlm.

270.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

42

pembanding terhadap data yang ditemukan.75

Dengan demikian terdapat beberapa

triangulasi yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan

waktu.

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber berarti membandingkan (mencek ulang) informasi

yang diperoleh melalui beberapa sumber.76

Dalam penelitian ini peneliti

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.77

Dalam

peneliti ini peneliti melakukan observasi, mengecek dokumen data pengunjung

dan wawancara.

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhui kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari saat narasumber masih segar,

akan memberikan data yang valid sehingga lebih kredibel. Bila hasil uji

menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga

sampai ditemukan kepastian datanya.78

Dalam penelitian ini waktu yang

digunakan mengikuti pengunjung yang datang.

75

Lexy J. Moleong, Op.Cit., hlm330. 76

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2013, hlm. 219. 77

Sugiyono, op.cit, hlm 127. 78

Idem.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

43

d. Triangulasi Teori

Fakta harus diperiksa derejat kepercayaannya menggunakan satu atau lebih

teori untuk menghasilkan data lebih akurat. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan beberapa teori mengenai museum, misi, sumber belajar, belajar

sejarah, dan beberapa teori mengenai Museum Misi Muntilan.

2. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan

urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan

meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali

apakah data yang telah ditemukan salah atau tidak.79

Dalam penelitian ini, peneliti

meningkatkan ketekunan dengan melakukan pengamatan secara cermat dan

berkesinambungan terkait dengan proses evaluasi pembelajaran.

3. Diskusi Teman Sejawat

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil

akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Dengan

demikian pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan

mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang

sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat

me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan.80

Dalam

penelitian ini, peneliti melakukan pemeriksaan sejawat dengan teman-teman yang

79

Sugiyono, op.cit, hlm. 370-371. 80

Lexy J. Moleong, op.cit., hlm 332-334.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

44

juga melakukan penelitian yang sama seperti peneliti. Selain itu, peneliti juga

melakukan diskusi dengan dosen.

H. Analisis Data

Analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan catatan-catatan

(dokumentasi) yang dapat diinformasikan kepada orang lain.81

Analisis data

dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan membuat kesimpulan.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.82

Namun dalam

penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan

bersama pengumpulan data.

1. Analisis sebelum di lapangan

Analisis penelitian kualitatif dilakukan sebelum peneliti memasuki

lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data

sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Analisis

sebelum dilapangan akan dilakukan dengan melihat dokumen yang ada di

Museum Misi Muntilan

2. Analisis selamadi lapangan

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu,

81

Sugiyono, op.cit, hlm 88. 82

Ibid., hlm. 89.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

45

serta pada saat analisis jawaban diwawancarai. Miles dan Huberman dalam

Sugiono mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.83

Tahap

analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum dimulai sejak pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.84

Berikut ini adalah gambaran analisis data Miles dan Huberman dalam

Idrus85

:

Gambar III. Teknik Analisi Data Model Miles dan Huberman

1. Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sejak awal. Proses

pengumpulan data harus melibatkan informan, aktivitas, latar atau konteks

terjadinya peristiwa. Data penelitian kualitatif bukan hanya sekedar terkait

dengan kata-kata, tetapi sesungguhnya adalah segala sesuatu yang diperoleh dari

83

Ibid., hlm. 91. 84

Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Op. Cit., hlm 199. 85

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Jakarta : Penerbit Erlangga, 2009, hlm. 147-

152.

Pengumpulan

Data

Penyajian

Data

Reduksi

Data

Penarikan

Kesimpulan

/ Verivikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

46

yang dilihat, didengar, dan diamati. Dengan demikian, data dapat berupa catatan

lapangan, sebagai hasil amatan, deskripsi wawancara, catatan harian/pribadi, foto,

pengalaman pribadi, jurnal, cerita sejarah, riwayat hidup, dan lainnya. Dalam hal

ini, peneliti mengumpulkan data dari observasi, wawancara, dan dilengkapi

dengan dokumen atau dokumentasi.

2. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. Dengan

begitu, proses reduksi data dimaksudkan untuk lebih menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang bagian data yang tidak diperlukan,

serta mengorganisasikan data sehingga memudahkan untuk dilakukan penarikan

kesimpulan. Dalam hal ini, peneliti melakukan reduksi data dari data-data yang

diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumen atau dokumentasi. Data

yang direduksi, yakni hasil wawancara pengunjung, guru, dan pengelola museum.

3. Penyajian Data

Display data atau penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Dengan mencermati penyajian data ini, peneliti lebih mudah memahami

apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Data yang peneliti sajikan

berupa hasil penelitian atau temuan dan tabel.

4. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Verifikasi dan penarikan kesimpulan dimaknai sebagai penarikan arti data

yang telah ditampilkan. Pemberian makna ini tentu saja sejauh pemahaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

47

peneliti dan interpretasi yang dibuatnya. Dengan melakukan verifikasi, peneliti

kualitatif dapat mempertahankan dan menjamin validitas dan reliabilitas hasil

temuannya. Peneliti melakukan verifikasi data-data yang telah terkumpul dari

hasil temuan atau penelitian.

I. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam menyusun skripsi ini,

penyusunan dibagi menjadi lima bab.

Bab I Pendahuluan, berisi pokok bahasan utama yang menjadi latar belakang

penelitian ini. Bab ini mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, dan manfaat penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang kajian teori, dan kerangka pikir. Kajian teori

mencakup museum, misi, Museum Misi Muntilan, sumber belajar, dan

belajar sejarah.

Bab III Metodologi Penelitian, berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, instrument

pengumpulan data, teknik sampling, validitas data, analisis data dan

sistematika penulisan.

Bab IV Hasil Penelitian, mencakup deskripsi latar, hasil penelitian, dan

pembahasan.

Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Museum Misi Muntilan Pusat Animasi

Misioner di JL.Kartini 3, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Muntilan merupakan

kawasan misi, perkembangan Agama Katolik di Jawa yang meliputi, Gereja Sato

Antonius Muntilan, kerkof, bruderan, susteran dan beberapa sekolah Katolik.

Museum Misi Muntilan merupakan museum khusus yang menekankan pada

pengembangan nilai-nilai karya misi Keuskupan Agung Semarang (KAS) rintisan

Pater Frans Van Lith, SJ., serta lembaga pastoral KAS yang merupakan

konsursium Keuskupan Agung Semarang, Sarekat Yesus Provinsi Indonesia, dan

Konggregasi Bruder FIC Provinsi Indonesia.86

Museum Misi Muntilan

menyajikan koleksi atau peristiwa masa lampau pada masa kini dan sekaligus

menjadikan peristiwa sejarah sebagai dasar yang kokoh untuk membangun masa

depan.

1. Visi dan Misi Museum Misi Muntilan

Visi dan misi Museum Misi Muntilan dapat diuraikan sebagai berikut :87

a. Visi Museum Misi Muntilan

Museum Misi Muntilan sebagai Pusat Animasi Missioner yang

mengobarkan semangat misi berdasarkan misi Romo van Lith untuk menumbuh

kembangkan Gereja Keuskupan Agung Semarang.

86 Pedoman MMM PAM, op.cit, hlm. 5. 87

Brosur MMM PAM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

49

b. Misi Museum Misi Muntilan

Ikut ambil bagian dalam pengembangan Gereja yang bermakna bagi

warganya dan masyarakat dengan:

1) Pengembangan iman umat pada umumnya (propagation of faith)

2) Pengembagan iman anak dan remaja (missionary childhood)

3) Pengembangan panggilan imam dan hidup bakti (Saint Peter The Apostle)

2. Tujuan, Fungsi dan Wewenang Museum Misi Muntilan

Berikut ini beberapa hal mengenai Museum Misi Muntilan yaitu :88

a. Tujuan Museum Misi Muntilan

Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner bertujuan untuk ikut

ambil bagian menjamin berkembangnya Gereja Lokal Keuskupan Agung

Semarang (KAS) sebagai persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Tuhan

Yesus Kristus.

b. Fungsi Museum Misi Muntilan

1) Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner berfungsi sebagai fasilitas

Keuskupan Agung Semarang untuk merefleksikan, memusyawarahkan, dan

mengembangkan gerakan missioner di Keuskupan Agung Semarang.

2) Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner berfungsi menjaga dan

mengembangkan kawasan situs misi Muntilan.

c. Wewenang Museum Misi Muntilan

Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner berwenang mengambil

keputusan mengenai pilihan gerakan missioner untuk pengembangan Gereja

88

Pedoman MMM PAM, op.cit,hlm. 10-11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

50

Lokal dalam konsultasi yang terus-menerus dengan Dewan Karya Pastoral

Keuskupan Agung Semarang.

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting yang harus ada

dalam sebuah museum. Sebuah museum yang baik harus memiliki beberapa

fasilitas untuk menunjang kenyamanan saat pengunjung berada di museum.

Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh Museum Misi Muntilan, antara lain:89

a. Kantor pimpinan, karyawan Museum Misi Muntilan

Museum memiliki satu buah kantor yang di dalamnya terdapat meja

pimpinan museum dan karyawan. Kantor digunakan untuk mendata berbagai

macam tugas di antaranya koleksi, pengunjung, keuangan, dan kegiatan yang ada

di museum.

b. Perpustakaan

Perpustakaan merupakan salah satu pendukung yang ada di museum yang

dapat dimanfaatkan untuk mencari buku-buku mengenai ajaran Agama Katolik,

Keuskupan Agung Semarang dan buku-buku pengetahuan umum.

c. Aula pertemuan

Aula pertemuan digunakan untuk ruang rapat dan ruang pertemuan untuk

memutarkan video sebelum masuk untuk melihat koleksi museum.

d. Alat Pengaman CCTV

Alat pengaman digunakan untuk memastikan koleksi-koleksi yang dipajang

tidak hilang atau rusak karena ulah pengunjung.

89

Hasil observasi pada tanggal 27 April 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

51

e. Pengatur Suhu

Pengatur suhu digunakan untuk mengatur koleksi yang ada di museum

sehingga koleksi yang ada tidak rusak.

f. Tempat Parkir

g. Toilet

h. Pos Keamanaan

i. Ruang Doa

j. Gereja

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan data-data yang didapatkan oleh peneliti, maka hasilnya akan

dijabarkan dalam 4 bagian yaitu : latar belakang berdirinya Museum Misi

Muntilan, koleksi yang terdapat di Museum Misi Muntilan, kegiatan dan

pemanfaatannya untuk sumber belajar sejarah. Berikut ini adalah penjelasaan hasil

penelitian:

1. Latar Belakang Berdirinya Museum

Berdasarkan hasil wawancara mengenai latar belakang berdirinya Museum

Misi Muntilan, salah satu pendiri museum mengatakan bahwa museum ini

didirikan untuk mengetahui sejarah awal mulanya Keuskupan Agung Semarang

dan perkembangannya dari masa ke masa. Selain itu, museum didirikan untuk

kepentingan orang-orang yang ingin memahami, mendalami spiritualitas atau pola

dasar penghayatan iman di Keuskupan Agung Semarang. Terutama yang paling

pokok untuk kepentingan sejarah, sehingga setiap orang bisa paham mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

52

sejarah Keuskupan Agung Semarang. Hal pertama yang beliau lakukan adalah

belajar mengenai hakekat sejarah, karena beliau bukan dari orang yang berlatar

belakang sejarah. Menurut beliau, sejarah itu bukan mengenai masa lampau, tetapi

sejarah itu belajar untuk memahami situasi kongkret yang terjadi saat sekarang ini

(CL.12).90

Sementara itu, pengelola museum saat ini mengatakan bahwa Museum Misi

Muntilan didirikan oleh Keuskupan Agung Semarang. Tim persiapan sudah mulai

ada sekitar tahun 1990, pada waktu itu Keuskupan Agung Semarang berulang

tahun ke 50. Pada saat ulang tahun ke 50 ada beberapa program yang dibuat oleh

Keuskupan dan programnya mengarah ke umat semua, salah satunya membuat

museum. Museum dibuat sebagai ucapan syukur kepada Tuhan dan mengingatkan

umat serta anak-anak muda mengenai sejarah karya misi Keuskupan Agung dan

Agama Katolik di Indonesia, sehingga akan timbul rasa mencintai dan menghargai

warisan budaya. Setelah itu, tahun 1990 Keuskupan Agung Semarang

memberikan gagasan untuk membuat museum.

Tahun 1998 mulailah dibentuklah Panitia Persiapan yaitu Panitia Museum

Misi Muntilan Sejarah Gereja Keuskupan Agung Semarang. Orang yang ditunjuk

menjadi pengelola panitia pembuatan museum saat itu bukanlah dari orang-orang

sejarah, melainkan pastor penggerak umat, salah satunya Romo Bambang. Selain

panitia yang ditunjuk dalam persiapan pemabangun Museum Misi Muntilan

dilibatkan pula beberapa ahli pendidikan dan sejarawan, seperti Ibu Sumini dan

90

Hasil wawancara dengan Romo Bambang, 17 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

53

Romo Hasto Rosarianto, SJ., aristek bangunan dari Universitas Katolik

Soegijapranata dan Bapak Marsudi sebagai praktisi museum (CL.3).91

Dalam perkembangannya, ada gagasan dari Mgr. Ignatius Suharyo agar

museum yang dibangun berbeda dengan museum yang lain, di mana museum

dapat menarik minat orang-orang untuk berkunjung. Hal ini dikarenakan pada saat

itu, ada anggapan bahwa museum hanyalah merupakan gudang bagi benda-benda

penting dan mahal. Oleh sebab itu, Mgr. Ignatius Suharyo dan para panitia ingin

mengubah pemikiran bahwa museum bukan hanya sebagai tempat menyimpan

benda-benda bersejarah, tetapi juga sebagai tempat untuk mempelajari apa yang

sudah terjadi dan untuk mempertimbangkan rencana-rencana tindak lanjut

kedepan (CL.3).

Mgr. Ignatius Suharyo berpikir supaya museum yang didirikan menjadi

museum yang hidup, museum yang bisa menjadi sarana edukasi dan museum

yang tetap ada hubungan dengan perkembangan zaman. Oleh sebab itu,

ditunjuklah Romo Bambang bersama tim P3J (Pelayanan, Pendampingan, dan

Pengembalaan Jemaat Keuskupan Agung Semarang) untuk mengolah Museum

Misi Muntilan menjadi museum yang hidup. Contohnya sepeda ontel dapat

digunakan sebagai sarana transportasi yang membantu proses pengembangan

karya misi. Secara historis, tahun 1998 terbentuk panitia yang terbagi dalam dua

bidang. Bidang pertama yang mengurusi benda-benda peningalan, bangunan dan

situasi sekitar. Bidang kedua, mengurusi edukasi mengenai kegiatan yang ada di

91

Hasil wawancara dengan Pak. Sena, 2 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

54

Museum Misi Muntilan dan ditunjuklah Ibu Sumini berserta teman-teman dari

Museum Benteng Vrederbug. (CL.3).

Berkaitan dengan pemilihan Muntilan sebagai tempat dibangunnya

museum, tim edukasi mengatakan bahwa awalnya museum dibangun di kompleks

keuskupan, tetapi kurang begitu diminati oleh beberapa umat. Beberapa umat

memiliki anggapan bahwa museum hanya dijadikan sebagai tempat menyimpan

benda-benda mahal. Oleh karena itu, tidak ada yang orang yang mengunjunginya.

Akhirnya tahun 1998, Mgr. Ignatius Suharyo menunjuk Romo Bambang sebagai

pelaksana pembuatan museum yang hidup di Muntilan. Selain itu, muntilan

dipilih karena pertimbangan historis, di mana dulunya Muntilan dianggap sebagai

tempat tumbuh dan berkembangnya karya misi di Pulau Jawa atau yang dikenal

sebagai Betlehem Van Java (CL.2).92

Tim edukasi juga mengatakan bahwa pada awalnya, Museum Wisma Uskup

didirikan di Semarang, museum ini kurang mendapat perhatian dari umat. Oleh

sebab itu, beberapa pengurus museum Keuskupan Agung Semarang membuat

keputusan bersama untuk memindahkan museum ke Muntilan. Pemindahan ini

dilatar belakangi oleh pertimbangan historis yang mengatakan bahwa Muntilan

merupakan Betlehem Van Java atau tempat lahir Tuhan di Jawa (CL.12).93

Di pihak lain pengelola museum juga memperkuat anggapan sebelumnya

mengenai Muntilan dipilih karena pertimbangan historis. Hal ini dapat dilihat dari

bukti peninggalan sejarah yang ada di Muntilan, seperti para tokoh yang menjadi

pelopor karya misi di Jawa yaitu Romo van Lith, Romo Sandjaja dan Muntilan

92

Hasil wawancara dengan Pak. Puji, 27 April 2017 93

Hasil wawancara dengan Romo Bambang, 17 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

55

dijadikan sebagai kompleks karya misi di antaranya pasturan, Gereja Antonius

Muntilan, susteran, bruderan, kerkof dan beberapa sekolah yang ada di Muntilan.

Berkaitan dengan tujuan khusus didirikan Museum Misi Muntilan, tim

edukasi mengatakan bahwa dibalik tujuan yang sudah tertera dalam buku

pedoman museum, tujuan didirikannya museum pada umumnya yaitu museum

didirikan sebagai tempat menyimpan benda-benda peninggalan sejarah, tetapi saat

sekarang ini museum juga bisa digunakan sebagai tempat pembelajar yang

bernilai sejarah. Oleh karena itu, tujuan didirikan Museum Misi Muntilan ini salah

satunya untuk pembelajaran, di mana pengunjung yang datang diajak untuk

belajar dari koleksi-koleksi yang ada. Sehingga saat pengunjung pulang mereka

akan memperoleh pengetahuan tambahan dari setiap koleksi yang sudah mereka

lihat dan akan menumbuhkan rasa bangga, mencitai dan menghargai warisan

budaya yang dimiliki bangsanya (CL.2).94

Sementara pengelola museum

mengatakan bahwa museum ini dibangun sebagai sarana belajar untuk umat

mengenai Sejarah Keuskupan Agung Semarang dan misi keKatolikan di Indonesia

khususnya Pulau Jawa (CL.3).95

Berkaitan dengan kendala yang dihadapi dalam mendirikan Museum Misi

Muntilan pengelola museum mengatakan bahwa ada beberapa kendala yang

dihadapi dalam mendirikan Museum Misi Muntilan di antaranya: pengurus

museum bukanlah dari orang-orang yang memiliki latar belakang sejarah

melainkan mereka merupakan pastor penggerak umat. Oleh karena itu, para

94

Hasil wawancara dengan Pak. Puji, 27 April 2017 95

Hasil wawancara dengan Pak Sena, 2 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

56

pengurus museum banyak belajar dan bertanya kepada ahli sejarah untuk

memudahkan mereka membuat sebuah museum yang menarik.

Selain itu, ada juga kendala lain yang dihadapi dalam hal pemahaman

mengenai museum, banyak dari mereka menganggap museum hanyalah tempat

untuk meyimpan benda-benda yang memiliki nilai sejarah, untuk itu kami sebagai

pengelola museum harus bisa mengubah pandangan orang mengenai museum

yang hanya digunakan sebagai tempat menyimpan benda-benda yang bernilai

sejarah. Selanjutnya dalam hal pendanaan untuk pembangunan museum, beberapa

orang beranggapan museum ini dibangun untuk kepentingan beberapa pihak,

sehingga banyak dari mereka ragu untuk memberikan sumbangan dana. Akan

tetapi, lambat laun anggapan itu pun berubah karena mereka menyadari bahwa

museum dibangun untuk kepentingan bersama, yakni agar umat memahami

mengenai karya misi Keuskupan Agung Semarang dan perkembangan Agama

Katolik di Indonesia, khususnya di Jawa (CL.3).96

Kendala lain yang dihadapi berkaitan dengan kunjungan ke museum,

pengelola museum mengalami kendala yaitu saat pengunjung yang datang tidak

memberikan informasi terlebih dahulu kepada pihak pengelola. Hal ini

dikarenakan jumlah pengelola terbatas dan pengelola museum sendiri sudah

memiliki jadwal mengenai pengunjung yang sudah memberikan konfirmasi

terlebih dahulu. Selain itu, kendala lain yang dihadapi yaitu pengelola harus

mampu menyinergikan antara museum, sekolah, gereja, dan kerkof agar

pengunjung yang datang bisa mendapatkan pengetahuan yang maksimal. Selain

96

Ibid., 2 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

57

itu, dari sisi kelembagaan tantangannya tidak mudah, di mana museum ini

didirikan dengan menyatukan berbagai lembaga di antaranya Serikat Yesus

Propinsi Indonesia, lembaga pastoral Keuskupan Agung Semarang, dan Bruder

FIC yang memiliki pemahaman berbeda-berbeda mengenai museum (CL.3).97

Senada dengan pendapat di atas salah satu pendiri museum mengatakan

bahwa kendala yang dihadapi, yakni mengenai kepemilikan tanah. Di mana tanah

yang digunakan untuk pembuatan museum adalah tanah milik Konggregasi Jesuit,

sementara beberapa pihak mengatakan bahwa tanah yang akan digunakan untuk

pembuatan museum merupakan tanah milik Paroki Muntilan. Oleh sebab itu,

dibuatlah keputusan untuk membangun sebuah tempat tinggal baru untuk para

romo dan pastoran digunakan sebagai tempat museum. Akan tetapi, banyak pihak

yang tidak setuju bila pastoran digunakan sebagai museum, sehingga diambillah

keputusan bersama untuk menggunakan pastoran baru sebagai tempat berdirinya

museum, karena pada awalnya museum ini dibangun atas program kerjasama

antara Keuskupan Agung Semarang, Serikat Jesuit, dan Bruder FIC untuk itu

segala sesuatu harus diputuskan secara bersama (CL.12).98

Di lain pihak, direktur museum sekarang mengatakan bahwa kendala yang

dihadapi dalam pemabangunan museum, yakni kendala teknis. Masih banyak

anggapan yang menyatakan bahwa museum ini dibangun sebagai tempat

menyimpan benda-benda yang bernilai sejarah. Oleh sebab itu, banyak kalangan

yang menitipkan barang-barang yang mereka miliki, seperti buku-buku, orgen

yang tidak dipakai lagi, mereka beranggapan bahwa koleski yang mereka miliki

97

Ibid., 2 Mei 2017 98

Hasil wawancara dengan Romo Bambang, 17 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

58

seumuran dengan Gereja Keuskupan Agung Semarang. Akan tetapi, pihak

museum menjelaskan bahwa koleksi yang ditempat di museum ini bukan

merupakan koleksi sembarangan, tetapi koleksi yang memiliki nilai sejarah bagi

Keuskupan Agung Semarang dan karya misi di Indonesia (CL.6).99

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik benang merah mengenai latar

belakang berdirinya Museum Misi Muntilan, yakni museum ini dibangung karena

museum yang lama tidak mendapat perhatian dari umat. Untuk itu museum

dipindahkan ke Muntilan karena pertimbangan historis, di mana Muntilan

merupakan tempat berkembangnya karya misi di Jawa. Hal ini dapat kita lihat dari

tokoh Romo van Lith yang menjadi peletak dasar berkembangnya karya misi yang

ada di Pulau Jawa. Dari kisah Romo van Lith ini akan memberikan teladan bagi

kita untuk memperjuangkan sebuah pendidikan, sehingga kita tidak ketinggalan

dengan bangsa lain.

Selain itu, latar belakang berdirinya Museum Misi Muntilan yaitu ingin

membuat sebuah museum yang hidup. Museum yang hidup yaitu museum yang

mampu memberikan wawasan kepada para pengunjung mengenai benda koleksi

yang dipajang, sehingga akan timbul imajinasi dalam diri mereka mengenai

tokoh-tokoh yang banyak memberikan karyanya untuk perkembangan Indonesia

dan menjadi teladan dalam diri mereka untuk bisa melakukan hal yang sama.

Dalam diri mereka juga akan timbul rasa bangga, kagum dan menghargai warisan

budaya yang dimiliki bangsanya.

99

Hasil wawancara dengan Romo Nugroho, 8 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

59

2. Koleksi yang Ada di Museum

Berkaitan dengan koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan, ada beberapa

hal yang akan dibicarakan. Salah satunya mengenai cara melakukan pengumpulan

benda-benda agar menjadi koleksi di Museum Misi Muntilan. Semua pengurus

museum berpendapat bahwa koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan ini

diperoleh dari Wisma Uskup, Keuskupan Agung Semarang. Ada juga beberapa

koleksi yang diperoleh dengan mengganti benda koleksi yang sama, yakni

Lonceng Prenthaler karena lonceng ini merupakan salah satu peninggalan Romo

JB. Prenthaler , SJ yang didatangkan dari Belanda. Lonceng ini digunakan sebagai

sarana untuk mengingatkan umat mengenai waktu berdoa Angelus/Doa Malaikat

Tuhan setiap jam 6 pagi, 12 siang dan 6 sore. Selain itu, juga digunakan sebagai

sarana komunikasi warga masyarakat, seperti mengumpulkan warga yang

meninggal dan lain-lain.

Sementara pengelola museum mengatakan bahwa selain dari Wisma Uskup,

koleksi yang ada juga berasal dari berbagai macam Ordo/Tarekat, seperti Serikat

Yesuit, Suster-Suster yang ada di Muntilan, Gereja Keuskupan Agung Semarang

dan peristiwa-peristiwa tertentu. Misalnya mimbar, kursi, dan altar yang dipakai

saat Misa Paus Paulus Yohanes II tanggal 10 Oktober 1989 di Yogyakarta.

Sementara tim edukasi mengatakan bahwa koleksi yang ada di Museum Misi

Muntilan ini hampir sebagian besar diperoleh dari hibah (CL.2).100

Pengelola museum mengatakan bahwa benda-benda koleksi yang

ditempatkan di Museum Misi Muntilan merupakan benda yang memiliki

100

Hasil wawancara dengan Pak Puji, 27 April 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

60

hubungan dengan karya misi Keuskupan Agung Semarang. Jumlahnya sekitar 821

koleksi dan bentuknya ada jubah, patung, gambar, foto, beberapa naskah, panji,

dan lain-lain (CL.3).101

Dalam perkembangannya museum ini dikatakan sebagai

museum yang kaya, karena benda-benda koleksi yang ada merupakan benda-

benda asli dari Keuskupan Agung Semarang, para romo, suster, bruder yang

pernah tinggal dan menetap di Muntilan. Berikut ini beberapa daftar benda-benda

koleksi yang ada di ruangan museum.

Tabel 2. Daftar Koleksi Museum Perruangan102

No. Ruangan Jenis Koleksi

1. 18 dan 19 Gong dan perlengkapannya peninggalan Mgr.

Soegijapranata

Panji IHS

Kursi tahta peninggalan Mgr. Alb. Soegijapranata, SJ

2. 17 Patung Maria “St Claver Bond Nymegen Eigendum”

Patung Hati Kudus Yesus di Candi Ganjuran

Sepeda Ontel milik Mbah Darmo

3. 16 Buku Breviarium (Buku doa harian untuk

Biarawan/Biarawati menggunakan bahasa Latin)

Buku Anthiponarius (Buku doa dalam bahasa Latin

digunakan para biarawan OCSO, Temanggung)

Foto Ibu Agnes Maria Emmy Miryam, PRK

Peninggalan para misionaris dari berbagai kesusteran

Mesin ketik peninggalan Suster OSF di Muntilan

4. 15 Lonceng Angelus

Lukisan Sendangsono

Foto Romo van Lith

Foto Romo PJ. Hoevenaars, SJ

Foto Romo Johannes Baptis Prenthaler , SJ

5. 14 Kamus “Kramen Nieu Engisewoordendoek” milik

Romo R. Sandjaja

Foto Darmaatmadja bersama Paus Yoh. Paulus II dan

Uskup Asia

Surat ucapan selamat yang diberikan oleh presiden

Soekarno kepada Mgr. Alb. Soegijapranata sebagai

Uskup Agung di Indonesia

101

Hasil wawancara dengan Pak. Sena, 2 Mei 2017 102

Katalog Koleksi Benda Museum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

61

6. 13 Peninggalan milik Romo Sandjaja

Peningalan Romo Mangunwidjaya

7. 12 Meja Altar

Mimbar

Kursi saat Misa Paus Yoh. Paulus II tanggal 10

Oktober 1989 di Yogyakarta

Relikui

Dll

Selanjutnya berkaitan dengan pengkategorian koleksi-koleksi yang ada di

museum, para pengelola museum mengatakan bahwa koleksi yang ada di museum

tidak memiliki kategori, seperti museum-museum pada umumnya. Kategori yang

ada di Museum Misi Muntilan, yakni berdasarkan kategori alur penjelasan dari

ruangan ke ruangan. Pengelola museum menambahkan bahwa alur penjelasan di

mulai dari ruangan yang menampilkan tentang sejarah pra misi KAS, ruangan

untuk orang awam, ruangan untuk mengenal Biarawan/Biarawati, para Uskup,

kemudian kembali lagi mengenai KAS, Lonceng Prenthaler, ruangan kematiran,

dan yang terakhir mengenai gereja universal yang menampilkan mimbar, altar,

dan kursi yang pernah dipakai Paus Paulus Yohanes II tanggal 10 Oktober 1989 di

Yogyakarta. Setiap koleksi tidak sembarangan diletakan di ruangan, tetapi dicari

tahu dulu sejarah dari masing-masing koleksi yang akan ditampilkan (CL.3).103

Berkaitan dengan koleksi yang digunakan sebagai sumber belajar sejarah

sebagian besar mengatakan bahwa semua koleksi yang ada di Museum Misi

Muntilan ini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran sejarah, karena setiap

koleksi memiliki nilai sejarah yang dapat digali lebih lagi untuk sumber belajar.

Sementara pengunjung edukasi mengatakan bahwa koleksi-koleksi yang ada di

103

Ibid., 2 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

62

museum semuanya dapat memberikan manfaat untuk pembelajaran, khususnya

untuk mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma. Koleksi-

koleksi yang ada sangatlah relevan dengan pembelajaran yang sedang diterapakan

di mata kuliah Sejarah Gereja (CL.9).104

Pengelola museum mengatakan bahwa koleksi yang sering digunakan

untuk pembelajaran, di antaranya koleksi yang berkaitan dengan tokoh Romo.Van

Lith dan Romo. Sandjaja karena mereka memiliki kisah yang sangat menarik

untuk dipelajari. Selain itu, mengenai sejarah Keuskupan Agung Semarang, dan

lukisan Sendangsono. Lukisan ini menggambarkan mengenai kisah Romo van

Lith yang membaptis 171 orang di Sendangsono. Untuk itu tempat ini dijadikan

kompleks peziarahan Gua Maria (CL.3).105

Sementara direktur museum sekarang mengatakan bahwa koleksi yang

sering digunakan untuk pembelajaran, yakni semua koleksi mengenai Sejarah

Keuskupan Agung Semarang, di mana setiap koleksi-koleksi memiliki nilai

sejarah. Semua koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan, akan menimbulkan

perhatian orang untuk mencari tahu mengenai sejarah dari masing-masing benda

yang dipajang, sehingga setiap koleksi dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Setiap koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan dapat ditarik hubungannya

dengan Keuskupan Agung Semarang, misalnya sepeda milik Mbah Darmo dan

celengan. Sepeda milik Mbah Darmo dipajang untuk menerangkan bahwa

Keuskupan Agung Semarang dalam sejarah juga selalu memberi ruang dan tempat

untuk perkembangan orang awam. Mbah Darmo adalah guru SD yang sangat

104

Hasil wawancara dengan Theresia April Lindawati, 10 Mei 2017 105

Hasil wawancara dengan Pak. Sena, 2 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

63

getol mengajarkan Agama Katolik dengan menggunakan sepeda. Selain itu juga

ada beberapa koleksi yang dapat digunakan sebagai sumber belajar, yakni

celengan dari kaleng yang ada di ruangan (CL.6).

Sementara celengan dipajang untuk mengingatkan kita bahwa sejak awal

perkembangannya Sejarah Keuskupan Agung Semarang selalu menanamkan

solidaritas missioner dengan iklas memberi dana, derma, kolekte, urunan, dan

pengorbanan untuk orang banyak. Oleh karena itu, pengunjung selalu diarahkan

untuk mempelajari Sejarah Keuskupan Agung Semarang melalui koleksi-koleksi

yang memiliki nilai sejarah yang ada di museum (CL.6).106

Di pihak lain, guru

mata pelajaran sejarah mengatakan bahwa koleksi yang dapat digunakan untuk

pembelajaran sejarah yaitu koleksi yang berhubungan dengan catatan-catatan

sejarah, dan buku-buku. Akan tetapi, koleksi mengenai buku-buku yang ada di

Museum Misi Muntilan sangat kurang, kebanyakan buku-buku diletakan di

Kolsani (CL.7).107

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan berasal dari Wisma Uskup,

Keuskupan Agung Semarang, hibah dan mengganti dengan benda yang sama.

Benda koleksi yang diperoleh dari hibah berasal dari berbagai macam

Ordo/Tarekat, Serikat Yesuit, suster-suter yang ada di Muntilan dan berbagai

peristiwa tertentu yang memiliki nilai sejarah. Semua benda-benda koleksi yang

ada di Museum Misi Muntilan dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah,

karena setiap koleksi memiliki nilai sejarah yang dapat digali lebih lagi untuk

106

Hasil wawancara dengan Romo Nugroho, 8 Mei 2017 107

Hasil wawancara dengan Bruri, 9 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

64

pembelajaran. Koleksi-koleksi yang ada juga akan memberikan rasa banga kepada

generasi sekarang untuk menghargai warisan budaya yang dimiliki bangsanya.

3. Kegiatan Edukasi yang Ada di Museum

Berkaitan dengan kegiatan edukasi yang dilaksanakan di Museum Misi

Muntilan, sebagian besar mengatakan bahwa kegiatan edukasi yang dilakukan di

museum ini berkaitan dengan rekoleksi dan pendampingan pengunjung.

Pengunjung yang datang harus dipandu untuk memudahkan mereka mengenal

koleksi yang ada di museum. Pengunjung diajak untuk meyaksikan sejarah

Keuskupan Agung Semarang, karya misi dan perkembangan Gereja Katolik di

Indonesia. Sementara salah satu pendiri museum mengatakan bahwa siapapun

yang terlibat di dalam museum harus bisa menguasai edukasi yang ada. Hal ini

dilakukan karena keterbatasan pengelola museum dan juga untuk mengatisipasi

bila pengunjung yang datang jumlahnya banyak, sehingga setiap pengelola

museum dapat mendampingi pengunjung yang datang. Bila pengunjung yang

datang banyak mereka akan membaginya dalam beberapa kelompok, untuk itu

semua pengurus diwajibkan menguasai sejarah dari masing-masing koleksi

(CL.12).108

Sementara itu, pengelola museum mengatakan bahwa pendampingan

pengunjung dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendampingan singkat dan

pendampingan panjang. Pendampingan singkat waktunya 1-2 jam. Pendampingan

singkat yaitu rombongan yang terdiri dari banyak orang ditempatkan dalam

108

Hasil wawancara dengan Romo Bambang, 17 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

65

rangkaian kegiatan ziarah biasanya berasal dari Semarang, Surabaya, Jakarta,

Yogyakarta, Magelang dan kota lain-lain. Oleh karena itu, pengunjung yang

datang diberikan pengantar melalui film yang ditampilkan, selanjutnya diajak

untuk berkeliling melihat koleksi-koleksi yang ada di museum, kemudian

dilakukan proses tanya jawab sembari menjelaskan koleksi yang ada. Biasanya

museum akan ramai pada bulan-bulan Mei, Oktober, dan liburan (CL.3).109

Pendampingan panjang sekitar 4 jam sampai weekend, dalam istilah rohani

disebut rekoleksi, di mana pengunjung yang datang bukan hanya wisata untuk

mengunjungi museum melainkan pengunjung diajak untuk lebih mendalami

koleksi yang ada di museum. Misalnya mengenai foto Mgr. Albertus

Soegijapranata, SJ., yang mempunyai semboyan “100% Katolik 100% Indonesia”.

Pengunujung diberikan kesempatan untuk merefleksikan semboyan Mgr. Albertus

Soegijapranata, SJ., yaitu “100% Katolik, 100% Indonesia”. Setelah itu,

ditanyakan manfaat yang diperoleh dari rekoleksi yang telah dilakukan dan setiap

pengunjung ditanamkan nilai kerohanian dalam diri mereka setelah melihat

koleksi-koleksi yang ada di museum (CL.3).

Direktur museum sekarang mengatakan bahwa kegiatan edukasi yang

berkaitan dengan rekoleksi harus memberikan refleksi-refleksi yang berkaitan

dengan hidup orang Katolik khususnya untuk pengunjung yang beragama Katolik.

Tidak hanya itu, pengunjung pun diarahkan untuk melihat dan mengamati peran

Gereja Keuskupan Agung Semarang dalam perkembangannya bagi masyarakat

dan bangsa Indonesia. Selain itu, kegiatan edukai yang ada di Museum Misi

109

Hasil wawancara dengan Pak. Sena, 2 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

66

Muntilan, yakni mengadakan kerjasama-kerjasama, misalnya beberapa kali ada

orang yang menulis tentang Sejarah Keuskupan Agung Semarang yang

bekerjasama dengan Museum Misi (CL.6).110

Tim edukasi mengatakan bahwa kegiatan edukasi yang ada di museum ini

tidak hanya mengantarkan pengunjung, tetapi ada juga kegiatan lain, di antaranya

mengadakan kerjasama dengan pengurus Kerkof setiap malam Selasa Kliwonan

dengan mengadakan pengajian memakai musik tradisional dan khotbah. Hal ini

sebagai salah satu saran untuk mendekatkan Museum Misi Muntilan dengan

masyarakat sekitar. Tampilan ini merupakan proses edukasi karena hampir semua

yang menangani adalah pengelola museum. Selain itu, mengunjungi kelompok-

kelompok tertentu untuk memperkenalkan Museum Misi Muntilan, sehingga

mereka dapat mengenal Museum Misi Muntilan bukan hanya menjadi gudang

tempat penyimpanan benda, tetapi menjadi museum yang hidup dengan

peninggalan-peninggalan yang ada (CL.2).111

Berkaitan dengan kegiatan rutin yang dilakukan di Museum Misi Muntilan,

pengelola museum mengatakan bahwa kegiatan rutin yang dilakukan, yakni

mendampingi sekolah-sekolah yang ada di lingkungan sekitar museum, seperti

SMP Kanisus yang memanfaatkan museum setiap hari Jumat untuk mengenal

Museum Misi, sedangkan SMA van Lith mewajibkan setiap siswa baru untuk

mengenal Museum Misi Muntilan. Selain itu, Selasa Kliwononan yang dilakukan

dengan masyarakat sekitar untuk mengenalkan Museum Misi. Hal ini dilakukan

untuk menumbuhkan toleransi antar umat beragama dan membuka sekat-sekat

110

Hasil wawancara dengan Romo Nugroho, 8 Mei 2017 111

Hasil wawancara dengan Pak. Puji, 27 April 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

67

yang ada (CL.3).112

Sementara direktur museum sekarang mengatakan bahwa

kegiatan rutin yang dilakukan di Museum Misi Muntilan, yakni kegiatan

perawatan, konsulidasi atau pembicaraan-pembicaraan ditingkat staf dalam hal

kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sepanjang hari khususnya dalam hal

pendampingan pengunjung (CL.6).113

Berkaitan dengan kegiatan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar

terutama sejarah di Museum Misi Muntilan direktur museum mengatakan bahwa

kegiatan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar terutama sejarah yaitu

kegiatan pendampingan. Pengunjung yang datang didampingi untuk menjelaskan

mengenai koleksi-koleksi yang ada, sehingga pengunjung yang datang dapat

memiliki wawasan pengetahuan yang baru mengenai sejarah karya misi

Keuskupan Agung Semarang dan perkembangan Agama Katolik di Indonesia.

Semua pengunjung yang datang diajak untuk merefleksikan tentang manfaat yang

diperoleh dari kunjungannya ke museum (CL.6).114

Berkaitan dengan pengunjung yang datang ke museum sebagian kecil

pengurus mengatakan bahwa pengunjung yang datang kebanyakan umat Katolik.

Hal ini dikarenakan koleksi-koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan ini

berkaitan dengan karya misi Keuskupan Agung Semarang dan sejarah Agama

Katolik di Indonesia terutama Pulau Jawa. Sementara Romo Nugroho mengatakan

bahwa pengunjung yang datang meliputi anak-anak TK, pelajar (SD, SMP, SMA),

mahasiswa, dan umat umum. Profesinya bermacam-macam ada pejabat Gereja,

Biarawan/Biarawati, guru dan lain-lain. Ada pula beberapa wisatawan

112

Hasil wawancara dengan Pak. Sena, 2 Mei 2017 113

Hasil wawancara dengan Romo Nugroho, 8 Mei 2017 114

Ibid, 8 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

68

Mancanegara yang dibawa oleh biro perjalanan untuk mengunjungi tempat-tempat

bersejarah. Selain itu, dari beberapa Komunitas Penggemar Museum dan

Komunitas Pencita Sejarah yang datang berkunjung untuk melihat koleksi-koleksi

yang ada di museum beserta dengan sejarah dari setiap koleksi yang ditampilakn

(CL.6). Semua kalangan mengunjungi dan memanfaatkan museum untuk

keperluan pendidikan, rekreasi dan beberapa hal yang berkaitan dengan museum.

Senada dengan pendapat di atas, pengelola museum juga mengatakan bahwa

tidak hanya pengunjung dari umat Katolik sendiri, tetapi dalam perkembangnya

juga mulai ada beberapa kelompok lintas iman yang berkunjung ke Museum Misi

Muntilan, di antaranya ANSOR, NU, dan beberapa mahasiswa yang ingin menulis

skripsi. Misalnya mahasiswa IAIN yang menyusun tugas akhir mengenai

perbandingan Romo Van Lith dengan Sunan Kalijaga dan mahasiswa UNY yang

tertarik mengenai sejarah Gereja yang ada di Museum Misi Muntilan (CL.3).115

Macam-macam kalangan memanfaatkan museum ini. Mgr. Pujasumarta dalam

Surat Gembala menyebut bahwa umat Katolik Keuskupan Agung Semarang

didorong untuk datang ke Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner untuk

belajar menganai sejarah Agama Katolik di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa

dan mengenai Keuskupan Agung Semarang. Berikut ini data pengunjung Museum

Misi Muntilan tahun 2016.

Tabel 3. Data Pengunjung MMM116

Januari - Desember 2016

No Jenis Pengunjung Jumlah

1. Pengunjung Pelaku Studi 1.451

2. Pengunjung Bertujuan Khusus 39

3. Pengunjung Rekreasi 3.632

115

Hasil wawancara dengan Pak. Sena, 2 Mei 2017 116

Buku kesan dan kesan pengunjung tahun 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

69

Berkaitan dengan kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan kegiatan

edukasi yang ada di Museum Misi Muntilan, pengelola museum mengatakan

bahwa kendala yang dihadapi dalam kegiatan edukasi, yakni bila pengunjung

yang datang tidak memberikan informasi terlebih daluhu kepada pihak museum,

karena pihak museum sudah memiliki program yang harus dikerjakan seperti

mendampingi pengunjung yang sudah memberikan konfirmasi sebelumnya.

Selain itu, kendala yang dihadapi yaitu dalam hal manajemen waktu, pihak

museum sendiri memiliki jumlah staf yang terbatas. Oleh sebab itu, pengunujung

yang datang sebaiknya memberikan kabar terlebih dahulu sebelum datang ke

museum, sehingga dapat terlayani dengan baik (CL.3).117

Sementara itu, direktur museum mengatakan bahwa kendala yang kami

hadapi yaitu dalam inovasi penyelenggaraan. Di mana kolekis-koleksi yang

ditampilkan hanya begitu-begitu saja. Mereka ingin memberikan pengertian yang

mudah ditangkap oleh anak-anak, remaja bahkan orang dewasa mengenai sejarah

dan misi dari setiap benda koleksi yang ada sehingga pengunjung yang datang

tertarik mengenai sejarah koleksi-koleksi yang ditampilkan. Selain itu, kendala

lain yang kami hadapi yaitu banyak diantara umat yang ingin menyumbangkan

koleksi yang mereka miliki di rumah untuk diletakan di Museum Misi Muntilan.

Banyak dari mereka yang beranggapan bahwa koleksi yang sudah cukup tua dapat

ditempatkan begitu saja di Museum karena selama ini banyak anggapan yang

mengatakan bahwa museum digunakan sebagai tempat menyimpan benda-benda

tua dan bernilai sejarah, untuk itu kami memberi pemahaman kepada para

117

Ibid., 2 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

70

pengunjung megenai koleksi yang dapat dipajang di museum, yakni koleksi yang

memiliki nilai sejarah mengenai Sejarah Keuskupan Agung Semarang (CL.6).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan edukasi

yang ada di Museum Misi Muntilan, di antaranya kegiatan pendampingan

pengunjung, rekoleksi, Selasa Kliwonan, pembuatan buku-buku sejarah mengenai

koleksi-koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan. Kegiatan pendampingan dan

rekoleksi dilakukan untuk memudahkan pengunjung menangkap informasi

mengenai koleksi-koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan. Selain itu, ada

kegiatan rekoleksi yang merupakan kegiatan menggali informasi yang mereka

peroleh setelah melihat benda-benda koleksi yang ada di museum, sehingga

nantinya akan menumbuhkan rasa menghargai warisan budaya yang dimiliki

bangsa Indonesia.

Kegiatan lain yaitu Selasa Kliwonan yang dilakukan dengan mengadakan

pengajian memakai musik tradisional dan khotbah. Hal ini sebagai salah satu

saran untuk mendekatkan Museum Misi Muntilan dengan masyarakat sekitar.

Nantinya Selasa Kliwonan ini akan menimbulkan toleransi antar umat beragama

dan membuka sekat-sekat yang ada. Oleh karena itu, kegiatan edukasi yang ada di

museum tidak sekedar untuk umat Katolik, tetapi juga untuk masyarakat di sekitar

Museum Misi Muntilan.

4. Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar Sejarah

Dalam penelitian ini, peneliti memilih beberapa informan untuk ditanyakan

mengenai pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar Sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

71

Sebelum mewawancari informan terkait dengan pemanfaatan Museum Misi

Muntilan sebagai sumber belajar sejarah, terlebih dahulu peneliti menggali

pemahaman informan mengenai museum secara umum. Ketika peneliti bertanya

kepada pengunjung tentang pernahkah berkunjung ke museum dan museum mana

yang pernah dikunjungi. Hampir semua pengunjung menjawab pernah berkunjung

ke museum. Museum yang rata-rata mereka kunjungi adalah Museum Benteng

Vredeburg, Museum Merapi, Museum Geologi, Museum Kereta Api. Sementara

sebagian kecil pengunjung mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya dia

berkunjung ke museum (CL.1).118

Berkaitan dengan aktivitas yang sering mereka lakukan saat berkunjung ke

museum sebagian besar mengatakan bahwa kegiatan yang sering mereka lakukan

yaitu mengamati, melihat dan mecari tahu nilai sejarah dari masing-masing benda

koleksi yang di museum. Sementara pengunjung pelaku studi mengatakan bahwa

tidak hanya melihat, membaca sejarah koleksi-koleksi yang tertera di label, tetapi

juga berfoto dengan koleksi yang ada (CL.10).119

Berkaitan dengan kesan yang mereka dapatkan saat berkunjung ke Museum

Misi Muntilan pengunjung pelaku rekreasi mengatakan bahwa kesan yang

diperoleh saat berkunjung ke Museum Misi Muntilan yaitu museum ini

memperlihatkan bagaimana Agama Katolik di Indonesia dalam perjalanannya

terus berkembang. Dalam perkembangannya banyak tokoh yang tetap bertahan

118

Hasil wawancara dengan Yuni Irwanto, 22 April 2017 119

Hasil wawancara dengan Donita Sari, 15 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

72

dalam menyembarkan misi, meskipun banyak hal sulit yang terjadi di tempat

mereka melayani, misalnya Romo van Lith (CL.1).120

Sementara itu, pengunjung pelaku studi mengatakan bahwa kesan diperoleh

saat berkunjung ke museum ini adalah bangga, karena di Muntilan sebagai kota

yang kecil ternyata banyak melahirkan tokoh-tokoh sejarah atau para misionaris

yang menyebarkan Agama Katolik di Pulau Jawa khususnya Romo van Lith

(CL.10). Beberapa pengunjung mengatakan bahwa kesan mereka dapatkan saat

berkunjung ke Museum Misi Muntilan mereka merasa nyaman dan tenang.

Guru matapelajaran sejarah mengatakan bahwa kesan yang diperoleh saat

berkunjung ke museum yaitu museum ini dibuat untuk mengenal jasa-jasa Romo

van Lith dan sejarah Gereja Katolik (CL.7).121

Sementara mahasiswa UGM

mengatakan bahwa kesan yang didapatkan saat berkunjung ke Museum Misi

Muntilan yaitu penasaran mengenai koleksi yang ada. Sebetulnya dia sudah

memiliki gambaran mengenai cerita tentang museum ini, tetapi isi di dalamnya

belum ada gambaran (CL.14).122

Berikut ini beberapa data mengenai kesan

pengunjung yang pernah datang ke Museum Misi Muntilan di antaranya:

Tabel 4. Kesan Data Pengunjung Museum Misi Muntilan Tahun 2016

No Tanggal Nama Asal Kesan

1. 05-07-2016 SMA Pangudi

Luhur

Muntilan Menambah

pengetahuan dan

keingintahuan

mengenai penyebaran

Agama Katolik yang

dilakukan oleh Romo

van Lith.

120

Hasil wawancara dengan Yuni Irwanto, 22 April 2017 121

Hasil wawancara dengan Bruri, 9 Mei 2017 122

Hasil wawancara dengan Riyan, 18 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

73

2. 11-08-2016 Kel. Editha dan

Ibu Maria

Lembang,

Jawa Barat

Sangat menarik

mempelajari sejarah

perkembangan Agama

Katolik (merupakan

museum yang hidup).

3. 13-08-2016 Keluarga besar

SMP Perdana

Semarang

Semarang Sangat menarik dan

menambah ilmu

pengetahuan sejarah.

4. 16-08-2016 Pendidikan Agama

Katolik USD

Yogyakarta Keren, kagum,

menambah wawasan

dan semakin semangat

untuk mewartakan.

5. 19-08-2016 Liza Ariesta,

Rizki, Aan

Rukmana, M.

Saleh

Kemendikbud Pekerjaan yang

dilakukan dengan hati

akan sampai ke hati

dan mempengaruhi

seluruh kehendak hati.

6. 21-08-2016 PRMK FSM

UNDIP

Semarang Inspirasi iman dan

perwataan yang

mengagumkan.

7. 31-08-2016 TK Pangudi Luhur

Muntilan

Muntilan Luar biasa.

8. 11-09-2016 Prodiakon Paroki

St. Maria

Annuntiata

Sidoarjo Menambah

pengetahuan dan

penguatan iman untuk

melaksanakan misi

sebagai umat Katolik

dalam kehidupan

berlingkungan dan

bermasyarakat.

Selanjutnya berkaitan dengan pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai

sumber belajar, sebagian besar mengatakan museum ini dapat digunakan sebagai

sumber belajar sejarah. Mereka memiliki alasan masing-masing mengenai

museum yang dapat digunakan untuk sumber belajar di antaranya siswa SMA

Pangudi Luhur van Lith yang mengatakan bahwa museum ini cocok sekali

dijadikan sebagai sumber belajar karena kita dapat belajar mengenai sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

74

Muntilan sampai disebut Betlehem van Java (CL.10).123

Sementara itu, siswa

SMA Pangudi Luhur van Lith lain mengatakan bahwa museum ini cocok

dimanfaatkan sebagai sumber belajar karena koleksi-koleksi yang ada dapat

memberikan manfaat sendiri dalam pembelajaran (CL.11).124

Sementara mahasiswa Universitas Sanata Dharma mengatakan bahwa

museum ini sangat cocok digunakan sebagai sumber belajar sejarah, meskipun

koleksi yang ada sangat condong ke arah Agama Katolik. Akan tetapi, dalam

sebuah pembelajaran kita harus bisa mengaitkan beberapa ilmu yang kita peroleh,

karena dalam pembelajaran sejarah, sejarah tidak bisa hidup sendiri melainkan

membutuhkan ilmu bantu lain. Sebagai salah satu sumber belajar sejarah, hal ini

sesuai dengan mata kuliah yang sedang diambil mengenai Sejarah Gereja. Banyak

koleksi yang dapat dijadikan contoh kongkret mengenai perkembangan Gereja

Katolik di Indonesia (CL.9).125

Sementara pengunjung pelaku rekreasi mengatakan bahwa museum ini

sangat cocok dimanfaatkan untuk sumber pengetahuan, di mana fasilitas yang ada

di museum ini sudah sangat memadai. Sebelum kita memasuki ruang museum,

kita disediakan tempat untuk menonton video mengenai Museum Misi Muntilan.

Setelah itu, kita akan diajak ke ruangan museum dan pengelola museum akan

menjelaskan satu persatu mengenai koleksi yang ada di museum (CL.13).126

Selanjutnya Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum SMA Pangudi Luhur van

Lith mengatakan bahwa museum ini sangat cocok digunakan sebagai sumber

123

Hasil wawancara dengan Donita Sari, 15 Mei 2017 124

Hasil wawancara dengan Theresia Donal Cristian, 15 Mei 2017 125

Hasil wawancara dengan Theresia April Lindawati, 10 Mei 2017 126

Hasil wawancara dengan F.X.Agung Prabowo, 18 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

75

belajar sejarah, tetapi belum ada materi sejarah yang berkaitan dengan Museum

Misi Muntilan. Namun untuk pengetahuan sejarah secara umum, museum ini

cocok digunakan untuk menambah wawasan dalam pengenalan mengenai sejarah

Gereja Katolik dan Romo van Lith (CL.5).127

Senada dengan pendapat di atas, guru matapelajaran sejarah mengatakan

bahwa Museum Misi Muntilan sangat cocok digunakan sebagai sumber belajar

sejarah, terutama untuk anak-anak van Lith karena visi misi yang dimiliki sangat

relevan dengan museum. Selain itu, anak-anak juga dapat belajar mengenai

sejarah Romo van Lith. Caranya belajar yaitu anak-anak diajak untuk berkunjung

ke museum. Akan tetapi, pada kurikulum pendidikan kita saat ini, khususnya

dalam mata pelajaran sejarah belum didapati materi mengenai proses masuknya

Agama Kristen dan Katolik yang baru ada masuknya Agama Hindu, Buddha,

Islam sekalipun sedikit disinggung namun belum dibahas secara mendalam.

Untuk materi yang hampir mendekati, yaitu perkembangan kolonialisme di

Indonesia, itupun hanya sekilas misalnya tentang gold, glory, gospel, dan latar

belakang penjelajahan (CL.7).128

Sementara itu, mahasiswa UGM mengatakan bahwa museum ini cocok

digunakan sebagai sumber belajar sejarah, tetapi masih banyak data-data

mengenai koleksi-koleksi yang masih kurang cerita sejarahnya. Seperti pada

waktu itu ada sekelompok anggota yang ingin mencari data mengenai Lonceng

Angelus, tetapi museum hanya memiliki data sebatas lonceng ditemukan dan

127

Hasil wawancara dengan Robertus Balok, 8 Mei 2017 128

Hasil wawancara dengan Bruri, 9 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

76

digunak belum mengetahui sejarahnya secara mendalam (CL.14).129

Dipihak lain,

mahasiswi Universitas Sanata Dharma mengatakan bahwa Museum Misi

Muntilan kurang cocok digunakan untuk sumber belajar sejarah karena koleksi-

koleksi yang ada di museum itu belum memiliki kejelasan sudah ditampilkan

(CL.8).130

Menurut pengamatan peneliti pengunjung ini memang tidak memiliki

ketertarikan mengenai Museum Misi Muntilan, sehingga ia menjawab bahwa

museum ini tidak cocok kalau digunakan sebagai sumber belajar terutama sejarah.

Berkaitan dengan kunjungan ke Museum Misi Muntilan sebagian besar

pengunjung mengatakan bahwa kunjungan yang mereka lakukan ini berdasarkan

tugas sekolah, kuliah dan juga rekreasi. Pengunjung pelaku rekreasi mengatakan

bahwa kunjungan yang dilakukan bersama teman-temannya merupakan rekreasi

yang diadakan oleh Komunitas Anak Muda Katolik Universitas Surabaya. Di

komunitas ini kami melakukan ziarah ke tempat-tempat yang bernilai religus dan

juga belajar mengenai sejarah perkembangan Agama Katolik di Indonesia

(CL.1).131

Senada dengan pengunjung di atas, pengunjung pelaku rekreasi lain

mengatan bahwa kunjungan yang mereka lakukan ke Museum Misi muntilan

dalam rangka rekreasi untuk menambah pengetahuan tentang Agama Katolik

(CL.13).132

Sementara siswa SMA Pangudi Luhur van Lith (CL.10, CL.11) mengatakan

bahwa dalam melakukan kunjungan ini mereka diajak oleh sekolah untuk

mengenal Musuem Misi Muntilan. Setiap awal tahun ajaran baru mereka diajak

129

Hasil wawancara dengan Riyan, 18 Mei 2017 130

Hasil wawancara dengan Indri, 10 Mei 2017 131

Hasil wawancara dengan Yuni Irwanto, 22 April 2017 132

Hasil wawancara dengan F.X. Agung Prabowo, 18 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

77

untuk mengenal museum secara lebih dekat dengan datang berkunjung ke sana.

Mahasiswi Universitas Sanata Dharma (CL.8, CL.9) mengatakan bahwa dalam

melakukan kunjungan ke Museum Misi Muntilan ini dilakukan berdasarkan tugas

kuliah, di mana mereka diajak untuk melihat beberapa hal yang dapat digunakan

untuk bahan Pengembangan Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Berkaitan dengan cara memanfaatkan Museum Misi Muntilan sebagai

sumber belajar sejarah, sebagian besar mengatakan bahwa cara memanfaatkannya

dengan mendampingi para pengunjung untuk melihat koleksi-koleksi yang ada di

museum serta menjelaskan setiap koleksi yang ada dan diajak untuk menggali

wawasan mereka mengenai benda yang mereka lihat sendiri. Sementara direktur

museum mengatakan bahwa setelah ada pendampingan diharapkan ada studi-studi

khusus yang dibuat berkaitan dengan koleksi, keberadaan, maupun tujuannya

yang dimiliki museum. Studi-studi tersebut setidaknya dapat membantu

merefleksikan dan memperdalam wawasan mengenai koleksi yang mereka lihat.

Misalnya dalam bentuk karya tulis, dan jurnal yang sangat berperan dalam tujuan

pembuatan museum (CL.6).133

Sementara itu, salah seorang anggota tim edukasi mengatakan bahwa cara

memanfaatk museum sebagai sumber belajar yaitu dengan membuat buku-buku

mengenai sejarah dari koleksi-koleksi yang ditampilkan. Biasanya digunakan

untuk souvenir, sehingga mereka dapat menggali lagi sejarah dari setiap koleksi

yang sudah diterangkan dengan membaca buku yang ada (CL.2).134

Selain itu,

pengelola museum mengatakan bahwa caranya dengan datang berkunjung,

133

Hasil wawancara dengan Romo Nugroho, 8 Mei 2017 134

Hasil wawancara dengan Pak. Puji, 27 April 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

78

melihat, dan membantu pengunjung untuk berefleksi dan mempertimbangkan lagi

keberadaan dirinya setelah melihat koleksi masa lampau mengenai kenyataan

dirinya selama ini. Dengan pengamatan yang diperoleh, nantinya akan mendorong

mereka membuat aksi, baik sendiri maupun secara bersama-sama. Inilah metode

atau cara yang ditempuh untuk membantu pelajar, mahasiswa, masyarakat, umat

untuk mengembangkan karakter, sehingga didapat hasil yang memuaskan untuk

hidupnya dan sesama (CL.3).135

Sementara guru matapelajaran yang ada disekitar museum mengatakan

bahwa cara memanfaatkan museum sebagai sumber belajar yaitu dengan datang

berkunjung ke Musuem Misi Muntilan, sehingga siswa yang diajak dapat

memperoleh pengetahuan umum mengenai Agama Katolik dan penyebaran karya

misi di Indonesia.

Berkaitan dengan kendala yang dihadapi untuk menjadikan Museum Misi

Muntilan sebagai sumber belajar sejarah, pihak museum mengatakan bahwa

kendala yang mereka hadapi yakni dalam hal penyedian data mengenai koleksi

yang ada di Museum Misi Muntilan, masih banyak data yang belum jelas

mengenai sejarahnya. Sementara itu, dari guru mata pelajaran sejarah kendala

yang dihadapi dalam hal catatan-catatan sejarah. Masih banyak koleksi yang

belum memiliki keterangan mengenai sejarah kolekisi tersebut, sehingga membuat

mereka kesulitan dalam menerangkan koleksi kepada siswa. Sementara guru SMP

Kanisus mengatakan bahwa tidak ada kendala yang dihadapi karena kita

mempunyai kompleks yang sama dengan Museum Misi, sehingga kapan saja

135

Hasil wawancara dengan Pak. Sena, 2 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

79

datang ke museum mereka terbuka dan menerima dengan senang hati (CL.4).136

Menurut peneliti, informan kurang begitu memahami mengenai pertanyan yang

sedang diajukan, hal ini dikarenakan informan tersebut tidak memanfaatkan

museum tersebut sebagai seumber belajar, karena menurut dia tidak ada materi

yang cocok digunakan untuk memanfaatkan museum sebagai sumber belajar

khususnya sejarah. informan mengatakan pembelajaran yang cocok yaitu Agama

Katolik.

Sementara dari pengunjung sendiri kendala yang dihadapi untuk

menjadikan museum ini sebagai sumber sejarah yaitu masih banyak koleksi-

koleksi yang belum begitu jelas nilai sejarahnya. Sementara Theresia April

Lindawati mengatakan bahwa kendala yang dihadapi untuk menjadikan Museum

Misi Muntilan sebagai sumber belajar yaitu museum ini kurang begitu di ekspos

oleh masyarakat. Banyak orang kurang mengetahui kalau di Muntilan sendiri

punya sebuah museum yang tidak kalah dengan museum lainnya yang ada di

Indonesia (CL.9).137

Pengunjung pelaku studi mengatakan bahwa kendala yang dihadapi untuk

mejadikan Museum Misi Muntilan sebagai sumber belajar sejarah, yakni dalam

hal pendampingan. Kebanyakan orang kadang malas untuk mengikuti sebuah

pendampingan sampai selesai dan menurutnya beberapa koleksi-koleksi yang ada

di museum harus ditampilkan secara visual untuk memudahkan orang melihat

koleksi-koleksi yang ada di museum (CL.1).138

Selanjutnya siswa SMA Pangudi

Luhur van Lith mengatakan bahwa kendala yang dihadapi untuk menjadikan 136

Hasil wawancara dengan Pak. Joko, 8 Mei 2017 137

Hasil wawancara dengan Theresia April Lindawati, 10 Mei 2017 138

Hasil wawancara dengan Yuni Irwanto, 22 April 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

80

museum sebagai sumber belajar yaitu masih banyak orang yang beranggapan

kalau Museum Misi cocoknya digunakan hanya untuk pelajaran agama saja.

Padahal di dalamnya terdapat banyak sumber belajar yang dapat dihubungkan

dengan pembelajaran sejarah (CL.10).139

Di lain pihak, pengunjung pelaku rekreasi mengatakan bahwa menurutnya

tidak ada kendala yang dihadapi untuk menjadikan museum ini sebagai tempat

belajar, karena koleksi yang ada sudah cukup beragam dan sangat memberi

pengetahuan bagi setiap pengunjung yang datang ke Museum Misi Muntilan

(CL.13).140

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai cara

memanfaatkan Museum Misi Muntilan sebagai sumber belajar yaitu dengan

datang berkunjung dan melihat koleksi yang ada, tidak sekedar melihat tetapi

mencari tahu mengenai sejarah dari setiap koleksi yang dilihat, sehingga dapat

menambah wawasan pengetahuan mengenai setiap koleksi yang ada di museum,

seperti halnya mengenai sejarah karya misi Keuskupan Agung Semarang dan

Agama Katolik di Indonesia. Dalam perkembangnya museum ini dirasa sangat

cocok digunakan sebagai salah satu sumber belajar baru selain pembelajaran di

kelas, karena mereka bisa belajar secara langsung dengan melihat koleksi-koleksi

yang ada. Dengan melihat langsung koleksi yang ada di museum akan

menumbuhkan rasa ingin tahu mengenai koleksi yang ada, sehingga setiap dari

mereka akan menghargai dan mencintai warisan budaya yang di miliki bangsa

Indonesia.

139

Hasil wawancara dengan Donita Cristian, 15 Mei 2017 140

Hasil wawancara dengan F.X. Agung Prabowo, 18 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

81

C. Pembahasaan

1. Latar Belakang Berdirinya Museum Misi Muntilan

Berdasarkan hasil penelitian, para pengelola museum mengatakan bahwa

latar belakang berdirinya Museum Misi Muntilan, sudah mulai ada sekitar tahun

1990. Pada waktu itu Keuskupan Agung Semarang berulang tahun ke 50. Pada

saat ulang tahun ke 50 ada beberapa program yang dibuat oleh keuskupan salah

satunya membuat museum. Museum ini didirikan untuk mengetahui sejarah awal

mulanya Keuskupan Agung Semarang dan perkembangannya dari masa ke masa.

Selain itu, museum didirikan untuk kepentingan orang-orang yang ingin

memahami, mendalami spritualitas atau pola dasar penghayatan iman di

Keuskupan Agung Semarang. Oleh sebab itu, dibangunlah sebuah museum di

Semarang, tetapi museum ini kurang mendapat perhatian dari umat, sehingga

museum dipindahkan ke Muntilan.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh teori mengenai latar belakang berdirinya

Museum Misi Muntilan pada buku pedoman museum. Pada saat peringatan 50

tahun Gereja Keuskupan Agung Semarang (KAS) pada tahun 1990 memiliki

empat macam program: 1) pendataan; 2) musyawarah pastoral; 3) penulisan

sejarah; dan 4) pendirian museum. Masing-masing program terlaksana dengan

aneka dinamika. Dalam hal pendirian museum, sejak tahun 1992 sudah dirintis

terjadinya suatu museum Gereja Keuskupan Agung Semarang dengan

dilaksanakannya penataan benda-benda koleksi peninggalan karya misi

Keuskupan Agung Semarang. Tempat presentasi benda-benda koleksi ini berada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

82

di Wisma Uskup Keuskupan Agung Semarang, Jalan Pandanaran 13 Semarang.

Namun, keberadaannya kurang mendapatkan perhatian dari umat.141

Kemudian muncul gagasan dari Mgr. Ignatius Suharyo agar museum yang

dibangun sekarang berbeda dengan Wisma Uskup dan museum lain, di mana

museum yang dibangun harus dapat menarik minat orang-orang untuk

berkunjung. Hal ini dikarenakan pada saat itu, ada anggapan bahwa museum

hanyalah merupakan gudang bagi benda-benda penting dan mahal, sehingga pada

saat itu tidak ada umat yang berkunjung ke Wisma Uskup. Oleh sebab itu, Mgr.

Ignatius Suharyo dan para panitia ingin mengubah pemikiran umat bahwa

museum bukan hanya sebagai tempat menyimpan benda-benda bersejarah, tetapi

juga sebagai tempat untuk mempelajari apa yang sudah terjadi dan untuk

mempertimbangkan rencana-rencana tindak lanjut kedepan. Beliau berpikir

supaya museum yang didirikan menjadi museum yang hidup, museum yang bisa

menjadi sarana edukasi, museum yang tetap ada hubungan dengan perkembangan

zaman.

Dari pernyataan di atas diperkuat dengan teori mengenai kesadaran sejarah.

Di mana dalam diri panitia museum Keuskupan Agung Semarang sudah nampak

mengenai pentingnya sejarah bangsanya, bagi perkembangan kehidupan di masa

sekarang dan mendatang. Dengan demikian, kesadaran sejarah tidak tidak lain

dari pada kondisi kejiwaan yang menunjukkan tingkat penghayatan pada makna

141

Pedoman MMM PAM, op.cit,hlm. i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

83

dan hakekat sejarah bagi masa kini dan bagi masa yang akan datang, menyadari

dasar pokok bagi berfungsinya makna sejarah dalam proses kehidupan.142

Sementara itu, museum yang hidup bukan sekedar gudang mahal sebagai

tempat mengumpulkan dan menjaga benda dari masa lampau, tetapi museum yang

mampu membuat setiap orang yang datang ke sana memiliki rasa bangga dan

kagum mengenai warisan budaya yang di miliki bangsanya. Guna mewujudkan

gambaran “museum yang hidup”, Mgr. Ignatius Suharyo sejak awal telah

menekankan pentingnya peran dan fungsi bidang edukasi. Bidang edukasi inilah

yang akan menjadi “nyawa” bagi MMM,143

karena saat para pengunjung datang

dan melihat koleksi yang ada akan menumbuhkan imajinasi dari tokoh-tokoh yang

ditampilkan, sehingga menumbuhkan semangat cinta tanah air dalam dirinya.

Berkaitan dengan pemilihan Muntilan sebagai lokasi didirikan museum para

pengelola mengatakan bahwa pemilihan lokasi museum didasarkan atas

pertimbangan historis.144

Di mana dulunya Muntilan merupakan tempat

berkembangnya karya misi di Jawa. Dari hasil observasi juga dapat dilihat bahwa

Muntilan memiliki nilai historis yang cukup kental. Hal ini dibuktikan dari

beberapa situs sejarah misi yang ada di Muntilan, seperti kerkof, bruderan,

susteran, dan beberapa sekolahan. Banyak dari pengunjung tidak hanya

berkungjung ke museum melainkan mereka juga berziarah ke makam-makam para

romo yang ada di Kerkof Muntilan, seperti Romo van Lith, dan Romo Sandjaja.

Pertimbangan historis lain juga diperkuat dengan teori mengenai sejarah

Romo van Lith saat menyebarkan misi di Muntilan. Saat di Muntilan Pastor van 142

Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta : Ombak, 2011, hlm. 140. 143

Ibid., hlm. v. 144

Ibid., hlm.i.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

84

Lith melihat bahwa pengertian umat tentang agama di sana sangat dangkal. Oleh

karena itu, Pastor van Lith tinggal di Kampung Semampir di tengah orang-orang

Jawa, untuk memperkenalkan kepada umat mengenai karya keselamatan Allah.145

Romo van Lith menggunakan pendidikan sebagai sarana dalam perkembangan

misi di Jawa Tengah. Karya misi di Jawa dalam perkembangannya dipusatkan

kepada pendidikan di Muntilan, karena akar segala kekurangan ialah bahwa para

misionaris kurang mahir dalam bahasa dan adat Jawa, maka segala tenaga

dipusatkan kepada studi dan kontak kepada lapisan masyarakat di Muntilan dan

sekitarnya.

Pada tahun 1902, Romo van Lith mendirikan tiga kelembagaan:

perkumpulan pribumi untuk badan hukum urusan umat, rumah sakit, dan sekolah

dengan sistem asrama. Akan tetapi, menyadari situasi bangsa Jawa yang tertindas

karena penjajahan Belanda dan gejolak kebangkitan nasional, Romo van Lith

memilih bidang pendidikan sebagai landasan karya misinya. Dengan kerangka

berpikir seperti itu, pendidikan yang diperjuangkan oleh Romo van Lith berbeda

dengan pendidikan yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada masa itu

pemerintah Nederland sedang melancarkan politik etis untuk membalas budi

penderitaan orang pribumi dengan tiga progam: irigasi, transmigrasi, dan

edukasi.146

Di dalam program edukasi, dibukalah sekolah-sekolah untuk orang pribumi

agar dapat menjadi pegawai pemerintah Hindia Belanda. Karena berhubungan

dengan masalah pembiayaan, maka yang dapat bersekolah tentu hanya kaum

145

Tim. KAS, op.cit, hlm.18-20. 146

Tim Edukasi MMM PAM, op.cit, hlm. 34-35.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

85

ningrat dan pengusaha kaya. Romo van Lith memang memperjuangkan agar anak,

remaja dan kaum muda menjadi terdidik tanpa memandang golongan miskin atau

pun kaya. Tetapi lebih dari itu, karya pendidikan tidak terutama untuk mencetak

calon-calon pegawai. Bagi Romo van Lith karya pendidikan menjadi sarana untuk

perwujudan iman. Istilah perwujudan iman berarti tekanan kepada pengalaman

atau tindakan hidup yang cocok dengan nilai-nilai iman kristiani.

Dalam diri mereka sosok Romo van Lith merupakan tokoh yang berjasa

bagi perkembangan karya misi di Jawa. Sementara itu, tujuan utama Museum

Misi Muntilan yaitu ikut ambil bagian menjamin berkembangnya Gereja Lokal

Keuskupan Agung Semarang sebagai persekutuan paguyuban-paguyuban murid-

murid Tuhan Yesus Kristus.147

Para pengelola menyadari bahwa tujuan umum

tersebut harus dijabarkan bukan hanya menjamin berkembangnya Gereja Lokal

Keuskupan Agung Semarang, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran yang

bernilai sejarah di mana pengunjung yang datang diajak untuk belajar dari

koleksi-koleksi yang ada. Sehingga pengunjung yang datang tidak pulang dengan

tangan kosong, tetapi mendapat ilmu dari koleksi-koleksi yang mereka lihat

sendiri. Nantinya akan menimbulkan rasa kagum dan bangga terhadap benda-

benda peninggalan sejarah, sehingga mereka akan lebih lagi menghargai warisan

budaya yang di miliki bangsanya. Kemudian sebagai sarana belajar untuk umat

mengenai Sejarah Keuskupan Agung Semarang dan misi Kekatolikan di Indonesia

khususnya Pulau Jawa.

147

Pedoman MMM PAM, op.cit,hlm. 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

86

Sementara untuk masalah kendala yang dihadapi dalam mendirikan

Museum Misi Muntilan, para pengelola mengatakan bahwa kendala yang dihadapi

yaitu selama ini mereka bukanlah dari orang-orang yang memiliki latar belakang

yang cukup memadai untuk membuat sebuah museum yang besar seperti museum

yang ada di Indonesia. Mereka adalah Lembaga Pelayanan Pendampingan

Penggembalaan Jemaat Keuskupan Agung Semarang (P3J KAS) yang mengurusi

mengenai umat. Hal ini diperkuat oleh pengelola yang menyatakan bahwa dalam

pembuatan museum dilibatkan pula beberapa ahli, seperti ahli pendidikan dan

sejarawan yaitu Ibu Sumini, Romo Hasto Rosarianto, SJ., aristek bangunan

museum dari Universitas Katolik Soegijapranata dan Bapak Marsudi sebagai

praktisi museum (CL.12). Dilibatkanya beberapa ahli untuk mendukung tim P3J

KAS dalam membuat sebuah museum.

Hal ini juga diperkuat dengan teori yang mengatakan bahwa P3J KAS sejak

awal diharapkan menjadi tenaga pokok bidang edukasi Museum Misi Muntilan.

Tim P3J KAS adalah tim kerja yang dipakai oleh Komisi Karya Misioner (KKM)

Keuskupan Agung Semarang untuk menjalankan program gerakan missioner. P3J

KAS didirikan pada tahun 1981, pada awalnya terbatas melayani Dewan Paroki.

Dalam perekembangannya P3J KAS melayani pula kader fungsionaris Dewan

Paroki termasuk pendampingan iman anak sebagai sarana pembinaan calon

anggota dewan paroki.148

Senada dengan hal tersebut masalah lain yang menjadi kendala dalam

pembuatan museum yaitu soal kepemilikian tanah, karena tanah yang digunakan

148

Ibid, hlm. v-vi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

87

untuk membuat museum adalah tanah milik Konggergasi Jesuit. Awalnya gedung

Pastoral Antonius Muntilan menjadi gedung museum. Sementara pastoral

dibuatkan gedung baru, tetapi banyak pertentangan timbul. Melalui Surat

Keputusan Bersama (SKB) antara Uskup Agung Semarang, Romo Provinsial SJ.,

dan Bruder Propinsial FIC No. 752/A/VIII/19/99 Perihal: Museum Misi Muntilan.

Meneguhkan kesepakatan tak tertulis yang telah berjalan. Konggregasi Serikat

Yesus Provinsi Indonesia menyediakan aset tanah bagi pembangunan Museum

Misi Muntilan (MMM). Pemakaian aset tanah Serikat Jesuit di kompleks misi

Muntilan untuk karya permuseuman mendapat persetujuan Pater Jendral Serikat

Yesus.149

2. Koleksi yang Ada di Museum Misi Muntilan

Dalam pengumpulan berbagai benda yang akan dijadikan koleksi museum,

baik berupa benda asli (realita) ataupun tidak asli (replika). Pengadaan koleksi

dapat dilakukan dengan cara (1) hibah (hadiah atau sumbangan); (2) titipan; (3)

pinjaman; (4) tukar menukar dengan museum lain.150

Berdasarkan hasil penelitian

tentang pengumpulan benda koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan. Semua

pengurus museum berpendapat bahwa koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan

ini diperoleh dari hibah (hadiah atau sumbangan). Hibah atau sumbangan ini

diperoleh dari Wisma Uskup, Keuskupan Agung Semarang.

Hal ini juga diperkuat oleh direktur museum (CL.6) yang menyatakan

bahwa koleksi yang ada juga berasal dari berbagai macam Ordo/ Tarekat, seperti

149

Ibid, hlm. iv. 150

Direktorat Museum, op. cit, hlm 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

88

Serikat Yesuit, Suster-Suster yang ada di Muntilan, Gereja Keuskupan Agung

Semarang dan peristiwa-peristiwa tertentu. Misalnya mimbar, kursi, dan altar

yang dipakai saat Misa Paus Paulus Yohanes II tanggal 10 Oktober 1989 di

Yogyakarta.

Selain itu, koleksi yang ada di museum didapat dari tukar menukar dengan

museum lain. Tukar menukar di sini bukan dari museum lain, melainkan dari

Gereja Boro. Di mana koleksi yang dimiliki Gereja Boro yaitu Lonceng

Prenthaler ditukar dengan lonceng baru. Lonceng Prenthaler ini merupakan salah

satu peninggalan Romo JB. Prenthaler, SJ., yang didatangkan dari Belanda.

Lonceng ini digunakan sebagai sarana untuk mengingatkan umat mengenai waktu

berdoa Angelus/Doa Malaikat Tuhan setiap jam 6 pagi, 12 siang dan 6 sore.

Selain itu, juga digunakan sebagai sarana komunikasi warga masyarakat, seperti

mengumpulkan warga yang meninggal dan lain-lain.151

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis museum di antaranya Museum

Umum, Museum Sejarah, Museum Seni dan Museum Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi.152

Setiap museum memiliki kategori sendiri mengenai koleksi yang

mereka miliki. Berdasarkan wawancara (CL.3) mengenai pengkategorian koleksi

yang ada di museum, pengelola museum mengatakan bahwa alur penjelasan di

mulai dari ruangan yang menampilkan tentang sejarah pra misi Keuskupan Agung

Semarang, ruangan untuk orang awam, ruangan untuk mengenal

Biarawan/Biarawati, mengenal Uskup, kemudian kembali lagi mengenai

Keuskupan Agung Semarang, Lonceng Prenthaler, ruangan kematiran, dan yang

151

Katalog Museum Misi Muntilan, hlm. 3 152

Kemendikbud,2017,Cagarbudaya,(http.kemdikbud.go.id/regmus/index.php/public/…/RPP-

Tentang-Museum), diakses 21 April 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

89

terakhir mengenai gereja universal yang menampilkan mimbar, altar, dan kursi

yang pernah dipakai Paus Paulus Yohanes II tanggal 10 Oktober 1989 di

Yogyakarta. Setiap koleksi tidak sembarangan diletakan di ruangan, tetapi dicari

tahu dahulu sejarah dari masing-masing koleksi yang akan ditampilkan, sehingga

nantinya jelas akan diletakan di ruangan mana. Hal ini juga diperkuat dari hasil

observasi yang dilakukan tanggal 27 April 2017, di mana setiap koleksi

dikategorikan menurut alur penjelasan seperti yang diungkapkan pengelola

museum.

Koleksi menjadi bagian terpenting yang harus ada dalam setiap museum.

Koleksi museum adalah semua jenis benda material hasil budaya manusia, alam,

dan lingkungan yang disimpan dalam museum dan mempunyai nilai bagi

pembinaan dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan teknologi serta

kebudayaan. Setiap koleksi yang ada di museum dapat digunakan sebagai sumber

belajar terutama sejarah.153

Koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan ini dapat

digunakan untuk pembelajaran sejarah karena disetiap koleksi memiliki nilai

sejarah yang dapat digali lebih lagi untuk sumber belajar terutama sejarah.

Koleksi yang ditampilkan Museum Misi Muntilan memiliki kekhasan

tersendiri, di mana koleksi-koleksi yang ada di museum mengenai sejarah

Keuskupan Agung Semarang dan karya misi di Jawa. Sama halnya dengan

Museum Sangiran yang merupakan museum arkelogi, museum ini juga memiliki

kekhasan tersendiri dari setiap koleksi yang ditampilkan. Koleksinya berhubungan

dengan kehidupan pra sejarah yang di dalamnya berisi fosil-fosil manusia purba

153

Ibid., hlm. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

90

dan peningalannya. Kekhasan ini juga dibuktikan dari observasi yang dilakukan,

di mana koleksi-koleksi yang ditampilkan di Museum Misi Muntilan semuanya

berhubungan dengan karya misi Agama Katolik dan Gereja Keuskupan Agung

Semarang.

Setiap koleksi yang ada memberikan manfaat tersendiri untuk setiap

pembelajaran. Tergantung kita memanfaatkannya dan melihat manfaatnya dalam

kehidupan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan pengunjung (CL.9) bahwa

koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan dapat dijadikan sebagai salah sumber

belajar sejarah, seperti pada mata kuliah sejarah Gereja di Prodi Pendidikan

Sejarah,Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Di mana, koleksi yang ada dapat

diimplementasikan dalam pembelajaran dengan menghubungkan koleksi-koleksi

yang ada untuk pembelajaran di kampus.

Sementara berdasarkan hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah

bidang kurikulum SMA Pangudi Luhur van Lith mengenai manfaat Museum Misi

Muntilan sebagai sumber belajar beliau (CL.5), mengatakan bahwa Museum Misi

memberikan manfaat bagi siswa SMA Pangudi Luhur van Lith. Museum

memberikan manfaat untuk memperkenalkan pendiri sekolah yaitu Romo van Lith

kepada para siswa baru dan memperkenalkan perkembangan karya misi di

Muntilan. Hal ini diperkuatkan oleh pengola yang meyatakan bahwa koleksi-

koleksi yang sering digunakan untuk pembelajaran, di antaranya koleksi yang

berkaitan dengan tokoh-tokoh yang mengembangkan karya misi di Muntilan,

seperti Romo.Van Lith dan Romo. Sandjaja. Tokoh-tokoh ini memiliki kisah yang

sangat menarik untuk dipelajari dan dijadikan teladan bagi kehidupan kita saat ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

91

dan masa yang akan datang. Seperti halnya kisah Romo van Lith yang membaptis

171 orang di Sendangsono.154

Hal ini membuktikan bahwa karya misi dapat

berkembang khususnya di Muntilan sebagai tempat awal berkembangnya Agama

Katolik di Jawa.

3. Kegiatan Edukasi yang Ada di Museum Misi Muntilan

Bidang edukasi adalah bidang karya Museum Misi Muntilan Pusat

Animasi Misioner yang menghidupkan Museum Misi Muntilan Pusat Animasi

Misioner dengan merumuskan dan mengembangkan konsep missioner

berdasarkan sejarah karya misi Keuskupan Agung Semarang dan pegangan

pengembangan iman, yaitu kitab suci, tradisi magisterium, dan tanda-tanda

zaman.155

Berdasarkan teori tersebut kegiatan edukasi yang dilaksanakan di

Museum Misi Muntilan, sebagian besar mengatakan bahwa kegiatan edukasi yang

dilakukan di museum ini berkaitan dengan rekoleksi dan pendampingan

pengunjung. Pengunjung yang datang harus dipandu untuk memudahkan mereka

mengenal koleksi yang ada di museum. Pengunjung diajak untuk meyaksikan

sejarah Keuskupan Agung Semarang, karya misi dan perkembangan Gereja

Katolik di Indonesia. Setelah melihat koleksi yang ada di museum, nantinya akan

menumbuhkan wawasan baru bagi dirinya dan akan menimbulkan rasa

menghargai warisan budaya yang di miliki bangsa Indonesia.

Selain kegiatan di atas ada kegiatan edukasi lain yang dilakukan di

Museum Misi Muntilan, di antaranya mengadakan kerjasama dengan pengurus

154

Tim Edukasi MMM PAM, op.cit, hlm. 31. 155

Pedoman MMM PAM, op.cit, hlm. 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

92

Kerkof setiap malam Selasa Kliwonan dengan mengadakan pengajian memakai

musik tradisional dan khotbah. Hal ini natinya akan menimbulkan toleransi antar

umat beragama dan membuka sekat-sekat yang ada. Kegiatan edukasi yang ada di

Muntilan tidak hanya untuk umat Katolik, tetapi juga untuk masyarakat di sekitar

Museum Misi Muntilan. Selain itu, mengunjungi kelompok-kelompok tertentu

untuk memperkenalkan museum, sehingga mereka dapat mengenal Museum Misi

Muntilan bukan hanya menjadi gudang tempat penyimpanan benda-benda mahal

dan bernilai sejarah, tetapi menjadi museum yang hidup dengan peninggalan-

peninggalan yang ada.

Ketika ditanya tentang kegiatan rutin yang dilakukan Museum Misi

Muntilan, para pengelola menjawab bahwa kegiatan rutin yang dilakukan, yaitu

mendampingi pengunjung. Pengunjung yang datang didampingi untuk

memperkenalkan koleksi yang ada sehingga mereka dapat menggali nilai sejarah

dari setiap koleksi. Kegiatan pendampingan (Rekoleksi) dengan sekolah-sekolah

yang ada di lingkungan sekitar museum. Seperti SMP Kanisus yang

memanfaatkan museum setiap Jumat untuk mengenal Museum Misi, tetapi mulai

sekarang hal ini jarang dilakukan. Sementara, SMA van Lith mewajibkan setiap

siswa baru untuk mengenal Museum Misi Muntilan.

Kegiatan edukasi tersebut sesuai dengan teori mengenai tugas tim kerja

bidang edukasi dalam buku pedoman museum pasal 15, di antaranya (1)

Menentukan konsep missioner Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner

berdasarkan semangat missioner; (2) Menggali nilai-nilai missioner benda-benda

koleksi dan menentukan tempatnya dalam kerangka konsep missioner Museum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

93

Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner; (3) Mendampingi pengunjung untuk

merasakan dinamika perkembangan missioner lewat melihat benda-benda koleksi

Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner; (4) Menumbuhkan dan

mengembangkan semangat missioner lewat gerak-gerak missioner dan pelayanan-

pelayanan pendampingan; (5) Menerbitkan buku-buku yang sesuai dengan konsep

missioner Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner; (6) Mengelola

sosialisasi Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner; (7)

Menyelenggarakan penyegaran bagi para fungsionaris yang terlibat bersama

Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner.156

Dari teori tersebut dapat kita

lihat bahwa kegiatan pendampingan menjadi kegiatan pokok dan utama yang ada

dalam Musuem Misi Muntilan.

Museum berfungsi sebagai wahana pendidikan, sarana membagi

pengetahuan (baik baru maupun lama) dan juga tempat melakukan studi. Museum

tidak hanya dituntut untuk pembelajaran umum, namun harus juga mampu

menyokong perkembangan ilmu pengetahuan selayaknya pusat studi dan pusat

kajian universitas. Museum juga menjadi tempat penelitian atau bekal sejarawan

untuk mendapatkan sumber sejarah berupa dokumen, foto, dan lain-lain.157

Untuk

itu dalam penyelenggaranya kami memiliki kendala untuk bisa membuat museum

berfungsi sebagai sumber belajar sejarah.

Sementara dalam hal kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan

kegiatan edukasi yang ada di museum para pengelola menjawab bahwa kendala

yang dihadapi dalam kegiatan edukasi yaitu dalam inovasi penyelenggaraan. Di

156

Ibid., hlm. 16. 157

Khidir Marsanto P, op.cit., hlm. 28.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

94

mana barang-barang yang ada di museum hanya ditampilkan begitu-begitu saja,

untuk itu mereka ingin memberikan pengertian yang mudah kepada anak-anak,

remaja bahkan orang dewasa, sehingga mereka dapat mengerti maksud dari setiap

penjelasan yang sudah disampaikan. Mereka ingin menyampaikan nilai sejarah

dan misi dari setiap benda koleksi yang ada sehingga pengunjung yang datang

tertarik dengan sejarah Keuskupan Semarang dan karya misi di Pulau Jawa.

Kendala lain yaitu dalam hal kunjungan yang mendadak, kami kesulitan

untuk mengelola waktu saat ada pengunjung yang belum membuat janji,

sedangkan di museum sendiri sudah ada program dan janji dengan pengunjung

lain yang sudah memberikan konfirmasi terlebih dahulu, karena jumlah staf yang

ada sangat terbatas. Oleh karena itu, setiap staf yang terlibat di Museum Misi

Muntilan diharapakan mampu mengusai bidang edukasi.

Pengunjung juga menjadi hal utama yang harus ada bagi sebuah museum.

Pengunjung museum juga dapat dibedakan menjadi tiga kategori, di antaranya

pengunjung pelaku studi, pengunjung bertujuan tertentu dan pengunjung pelaku

rekreasi.158

Pengunjung pelaku studi ialah mereka yang menguasai bidang studi

tertentu berkaitan dengan koleksi tertentu untuk menambah wawasannya

mengenai museum. Pengunjung pelaku studi mengamati koleksi yang ada dengan

merekam beberapa keterangan yang ada untuk keperluan penelitian.

Pengunjung pelaku studi tidak hanya memanfaatkan museum sebagai

tempat penelitian, tetapi juga bekal untuk mereka mengenal lebih dalam mengenai

koleksi yang ada di museum. Pengunjung bertujuan tertentu ialah mereka yang

158

Schouten, op.cit., hlm. 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

95

datang ke museum karena ada kegiatan atau acara tertentu yang akan dilaksanakan

di museum, seperti pameran, pertunjukan budaya dan lain-lain. Pengunjung

pelaku rekreasi ialah pengunjung yang ingin memanfatkan museum untuk tujuan

rekreasi. Mereka hanya melihat-lihat benda yang dipamerkan serta mengamati

objek pameran secara sekilas tanpa pengamatan yang lebih detail.

Pengunjung yang datang ke Museum Misi Muntilan kebanyakan berasal

dari umat Katolik karena koleksi-koleksi yang ada kebanyakan mengenai

Keuskupan Agung Semarang dan sejarah agama Katolik di Indonesia terutama

Pulau Jawa. Pengunjungnya meliputi anak-anak TK, pelajar (SD, SMP, SMA),

mahasiswa, dan umat umum. Profesinya juga macam-macam ada pejabat gereja,

Biarawan/Biarawati. Namun dalam perkembangnya mulai ada beberapa kelompok

lintas iman yang berdatangan, hanya untuk melihat atau juga belajar. Misalnya

ANSOR, NU, dan beberapa mahasiswa yang ingin menulis skripsi. Misalnya

mahasiswa IAIN yang menyusun tugas akhir mengenai perbandingan Romo Van

Lith dengan Sunan Kalijaga dan mahasiswa UNY yang tertarik mengenai sejarah

Gereja yang ada di Museum Misi Muntilan. Dari sini dapat kita lihat bahwa

Museum Misi Muntilan dapat menumbuhkan toleransi antara umat beragama,

dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk sekedar melihat ataupun

belajar mengenai sejarah Gereja Keuskupan Agung Semarang dan perkembangan

karya misi di Indonesia.

Dari data pengunjung di atas dapat kita kelompokkan ke dalam kategori

pengunjung yang datang ke Museum Misi Muntilan. Pengunjung pelaku studi

yaitu para mahasiswa yang memanfaatkan museum untuk membuat laporan tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

96

akhir atau skripsi, anak-anak TK, SD, SMP, dan SMA. Mereka memanfatkan

koleksi yang ada untuk mencari tahu mengenai sejarah dari koleksi yang mereka

lihat. Pengunjung bertujuan tertentu adalah mereka yang datang ke Museum Misi

Muntilan karena ada kegiatan yang diadakan di sana, seperti pameran dan buka

puasa bersama, di antaranya ANSOR dan NU. Pengunjung rekreasi yaitu mereka

yang memanfaatkan museum untuk belajar dan sekaligus rekreasi, di antaranya

Suster, Pater, Romo, Paroki-paroki yang ada di Indonesia, misdinar, keluarga,

umat Katolik dan masih banyak lagi.

4. Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar Sejarah

Museum merupakan sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari

keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya terbuka untuk umum,

yang bertugas merawat, mengumpulkan, melestarikan, meneliti,

mengkomunikasikan dan memamerkan warisan sejarah kemanusiaan yang

berwujud benda, untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan hiburan.159

Museum

merupakan salah satu tempat yang pernah dikunjungi oleh setiap lapisan

masyarakat. Seperti halnya pengunjung yang datang ke Museum Misi Muntilan.

Berkaitan dengan museum yang ada di Indonesia sebagaian pengunjung

mengatakan pernah datang ke beberapa museum di antaranya Museum Benteng

Vredeburg, Museum Merapi, Museum Geologi, Museum Kereta Api dan masih

banyak museum lain yang ada di Indonesia. Di Indonesia sendiri ada beberapa

jenis museum di antaranya Museum Umum, Museum Sejarah, Museum Seni dan

159

Ibid., hlm. 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

97

Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.160

Museum umum merupakan

museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan

lingkungan yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu, dan

teknologi. Contohnya: Museum Indonesia di TMII, Museum Nasional.

Sementara Museum sejarah merupakan museum yang mencakup

pengetahuan sejarah dan kaitannya dengan masa kini dan masa depan. Museum

seni merupakan museum yang memberikan sebuah ruang untuk pameran seni,

biasanya merupakan seni visual, dan biasanya terdiri dari lukisan, ilustrasi, dan

patung. Selanjutnya Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan

museum yang koleksinya terdiri dari berbagai jenis ilmu pengetahuan dan

teknologi yang telah diciptakan.

Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa museum yang ada di Indonesia

cukup banyak dan beragam. Kegiatan yang dilakukan di museum pun beragam,

ketika para pengunjung ditanya tentang kegiatan yang sering dilakukan saat

berkunjung ke museum sebagian besar menjawab mengamati, melihat dan mecari

tahu nilai sejarah dari masing-masing benda koleksi yang di museum. Selain

melihat, mereka juga membaca dan berfoto dengan koleksi-koleksi yang ada di

museum.

Selain kegiatan tersebut, setiap pengunjung pasti memiliki kesan yang

berbeda-beda saat datang ke museum. Berdasarkan wawancara dapat ditarik

kesimpulan bahwa kesan yang mereka dapat dari kunjungan ke Museum Misi

Muntilan yaitu museum ini memperlihatkan bagaimana Agama Katolik di

160

Kemendikbud,2017,Cagarbudaya,(http.kemdikbud.go.id/regmus/index.php/public/…/RPP-

Tentang-Museum), diakses 21 April 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

98

Indonesia dalam perjalannya terus berkembang. Dalam perkembangannya banyak

memperlihatkan para tokoh-tokoh yang terus berjuang untuk tetap kuat dalam

melaksanakan pelayanannya, meskipun banyak hal sulit yang terjadi di Muntilan,

seperti halnya Romo van Lith. Di lain pihak mereka menjawab bahwa kesan yang

mereka dapat saat berkunjung ke Museum Misi Muntilan, mereka merasa nyaman

dan tenang. Sementara yang lain mengatakan bahwa kesan yang di dapatkan saat

berkunjung ke museum ini yaitu penasaran dengan koleksi yang ada di museum.

Sebelumnya sudah ada gambaran mengenai cerita tentang museum ini, tetapi

mengenai isi koleksi di dalamnya belum ada gambaran.

Dari data di atas, mengenai kesan pengunjung dapat kita kaitan dengan

teori mengenai fungsi museum menurut ICOM (Internasional Council of

Museum) di antaranya pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya,

dokumentasi dan penelitian ilmiah, pengenalan dan penghayatan kesenian,

pengenalan kebudayaan antar-daerah dan antar-bangsa, visualisasi warisan alam

dan budaya, cermin pertumbuhan peradaban umat manusia, dan pembangkit rasa

bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.161

Dari fungsi tersebut,

museum ingin menumbuhkan kesan kagum kepada setiap pengunjung yang

datang ke museum. caranya dengan menampilkan koleksi-koleksi yang dapat

memberi pengaruh bagi pengunjung yang datang. Melalui koleksi tersebut,

nantinya akan menimbulkan sikap cinta tanah air yaitu dengan menjaga warisan

budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.

161

Amir Sutaarga, op.ci., hlm 20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

99

Berkaitan dengan pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai sumber

belajar, sebagian besar mengatakan bahwa museum ini cocok digunakan untuk

sumber belajar sejarah. Sumber belajar merupakan salah satu komponen dalam

kegiatan belajar yang memungkinkan individu memperoleh pengetahuan,

kemampuan, sikap, keyakinan, emosi, dan perasaan. Sumber belajar memberikan

pengalaman belajar dan terlaksananya proses belajar dengan baik.162

Ketika

ditanya mengenai pemanfaatan museum untuk sumber belajar para pengunjung

menjawab museum ini cocok sekali dijadikan sebagai sumber belajar sejarah,

karena dari museum ini kita dapat mengetahui sejarah Muntilan sampai disebut

Betlehem van Java dan sejarah Keuskupan Agung Semarang.

Dalam perjalannya museum ini dirasa sangat memberi manfaat untuk

sumber belajar sejarah, di mana koleksi-koleksi yang dihadirkan sangat erat sekali

dengan kehidupan sehari-hari. Khususnya untuk Mahasiswa Prodi Pendidikan

Sejarah Universitas Sanata Dharma yang mengambil mata kuliah Sejarah Gereja.

Museum Misi Muntilan ini dapat memberikan manfaat dalam pembelajaran

karena implementasinya sangat sesuai dengan pembelajaran. Koleksi-koleksi yang

ada dapat memberikan banyak pengetahuan untuk mengenal sejarah Keuskupan

Agung Semarang dan masuknya Agama Katolik di Indonesia khususnya Pulau

Jawa.

Sementara itu, beberapa guru mengatakan bahwa pemanfaatan Museum

Misi Muntilan sebagai sumber belajar sangat cocok, tetapi belum ada materi

sejarah dalam kurikulum yang sesuai dengan koleksi yang ada di Museum Misi

162

Sitepu, op.cit.,hlm. 18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

100

Muntilan. Di kurikulum pendidikan kita saat ini khususnya dalam mata pelajaran

sejarah, belum didapat materi mengenai proses masuknya Agama Kristen Katolik

yang ada baru masuknya Agama Hindu, Buddha, Islam sekalipun sedikit

disinggung belum dibahas secara mendalam. Untuk materi yang hampir

mendekati, yaitu mengenai perkembangan kolonialisme di Indonesia itupun hanya

sekilas misalnya tentang gold, glory, gospel, dan latar belakang penjelajahan.

Mengaitkan sebuah materi dengan materi lain dalam pembelajaran sangat

diperlukan. Apalagi materi yang dikaitkan langsung kelihatan dan relevan dengan

kehidupan. Seperti halnya sejarah, sejarah tidak bisa hidup sendiri tanpa ilmu

bantu lain, sama halnya dengan pembelajaran. Untuk itu, dalam sebuah

pembelajaran seorang guru akan selalu berusaha agar materi pengajaran yang

disampaikan/disajikan mampu diserap/dimengerti dengan mudah oleh peserta

didik. Untuk memudahkan peserta didik menerima materi pengajaran tersebut

perlu diusahakan agar peserta didik dapat menggunakan sebanyak mungkin alat

indera yang dimiliki. Makin banyak alat indera yang digunakan untuk

mempelajari sesuatu, makin mudah di ingat apa yang dipelajari.163

Berkaitan dengan kunjungan yang mereka lakukan ke Museum Misi

Muntilan sebagian besar menjawab bahwa kunjungan yang mereka lakukan ini

berdasarkan tugas sekolah, kuliah dan juga rekreasi. Hal ini didukung dengan teori

mengenai kategori pengunjung museum, yakni pengunjung pelaku studi,

pengunjung bertujuan tertentu dan pengunjung pelaku rekreasi. Kunjungan yang

mereka lakukan kebanyakan masuk ke dalam pengunjung pelaku studi dan

163

John D. Latuheru, op. cit., hlm. 15-16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

101

pengunjung pelaku rekreasi. Pengunjung pelaku studi ialah mereka yang

menguasai bidang studi tertentu berkaitan dengan koleksi museum untuk

menambah wawasan dalam pembelajaran. Sementara pengunjung pelaku rekreasi

ialah pengunjung yang ingin memanfatkan museum untuk tujuan rekreasi.164

Berdasarkan data di atas beberapa pengunjung menjawab, bahwa

kunjungan yang mereka lakukan bersama teman-teman merupakan kunjungan

rekreasi yang diadakan oleh inisiatif sendiri, seperti Komunitas Anak Muda

Katolik Universitas Surabaya dan Kodam IV Diponegoro Semarang. Sementara

itu, beberapa pengunjung lain menjawab bahwa kunjungan yang mereka lakukan

dari sekolah ataupun kampus dalam rangka menggunakan museum sebagai

sumber pembelajaran. Salah satunya SMA van Lith yang mengajak peserta didik

baru untuk berkunjung dan mengenal museum secara lebih dekat setiap awal

tahun ajaran. Sementara ada beberapa mahasiswa yang melakukan kunjungan

berdasarkan tugas kuliah, di mana mereka diajak untuk melihat beberapa benda

koleksi yang ada di museum untuk dijadikan sebagai bahan Pengembangan

Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Berkaitan dengan wawancara, pengelola museum mengatakan bahwa cara

memanfaatkan Museum Misi Muntilan sebagai sumber belajar yaitu dengan

pendampingan. Pengunjung yang datang didampingi untuk memudahkan mereka

mengetahui jenis koleksi yang ada di museum, sehingga nantinya dapat

menambah wawasan mengenai benda yang mereka lihat sendiri. Kemudian

pengunjung diajak untuk merefleksikan dan memperdalam apa yang sudah

164

Schouten, op.cit., hlm. 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

102

mereka lihat. Salah satunya yang dibuat oleh teman-teman dalam bentuk karya

tulis, jurnal, dan tulisan-tulisan kecil yang sangat berperan dalam tujuan

pembuatan museum. Nantinya hal ini akan mendorong mereka untuk membuat

aksi, baik individual maupun bersama-sama dengan beberapa hal yang sudah

dilihat di museum. Mereka akan lebih lagi mencintai warisan budaya yang

dimiliki bangsa Indonesia dan meneladi para tokoh-tokoh yang berjasa dalam

menyebarkan Agama Katolik.

Hal ini sesuai dengan teori mengenai tugas tim kerja bidang edukasi dalam

pasal 15 yang salah satunya kegiatanya adalah mendampingi pengunjung untuk

merasakan dinamika perkembangan missioner lewat melihat benda-benda koleksi

Museum Misi Muntilan.165

Sehingga nantinya pengunjung yang datang mendapat

manfaat dari kunjungan yang telah dilakukan.

Sementara para guru mengatakan bahwa cara memanfaatkan Museum

Misi Muntilan sebagai sumber belajar yaitu dengan datang berkunjung langsung

ke museum. Hal ini dilakukan untuk memudahkan siswa menangkap langsung

pengetahuan yang didapat melalui pengamatan. Pembelajaran yang dilakukan di

luar kelas akan mengurangi kebosanan siswa. Dengan pembelajaran di luar kelas

siswa akan mudah menangkap pengetahuan dari setiap benda yang diamati,

seperti gambar, foto, sketsa, atau grafik yang nantinya akan menumbuhkan sikap

kritis dalam menanggapi setiap hal yang disampaikan baik di kelas maupun di luar

kelas.

165

Pedoman MMM PAM, op.cit., hlm. 16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

103

Dalam kerucut pengalaman Edgar Dale museum dapat dimasukan dalam

pengalaman melalui karyawisata. Pengalaman yang diperoleh peserta didik

melalui karyawisata ini sangat berarti, dalam hal memperkaya dan memperluas

pengalaman belajar peserta didik. Peserta didik dapat mencatat, mengadakan

observasi, tanya jawab dan membuat laporan mengenai segala sesuatu yang dilihat

dan dilakukan selama berkaryawisata. Sehingga diperoleh pengetahuan yang akan

selalu diingat karena mereka merasakan sendiri dari pengalaman melihat secara

langsung.166

Museum merupakan sumber belajar yang sangat tepat untuk

mengembangkan imajinasi peserta didik. Akan tetapi, masih banyak masyarakat,

termasuk lembaga pendidikan, yang memandang museum sebagai tempat

menyimpan dan memelihara benda-benda peninggalan sejarah serta menjadi

sebuah gedung penghias kota. Akibatnya, masyarakat malas untuk mengunjungi

museum karena mereka menganggap museum sebagai tempat yang kuno. Untuk

itu, museum harus dapat mengubah presepsi masyarakat umum sebagai suatu

bangunan yang membuat orang betah, nyaman dan mau mengunjunginya.167

Dari data di atas dapat kita kaitkan dengan kendala yang dihadapi untuk

menjadikan Museum Misi Muntilan ini sebagai sumber belajar sejarah.

Kendalanya, masih banyak orang yang kadang malas mengikuti sebuah

pendampingan sampai ceritanya berakhir. Kebanyakan dari mereka hanya sebatas

mendengarkan penjelasan dari petugas museum. Untuk itu ada pendapat yang

mengatakan bahwa koleksi-koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan harus

166

John D. Latuheru, op. cit., hlm 17-20. 167

Schouten, op.cit., hlm. 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

104

ditampilkan secara visual sehingga memudah orang melihat koleksi-koleksi yang

ada di museum. Saat museum ditampilkan dengan konsep yang menarik

pengunjung yang datang akan tertarik, kagum dan membuat mereka akan kembali

lagi berkunjung ke museum.

Selain itu, masih banyak orang yang beranggapan kalau Museum Misi

hanya cocok digunakan untuk sumber belajar agama. Padahal di dalamnya

terdapat banyak sumber pengetahuan yang dapat dihubungkan dengan

pembelajaran sejarah. Karena mempelajari sejarah akan membangkitkan

masyarakat untuk mengerti sesamanya, seperti halnya pada suatu bangsa. Dengan

kesadaran, maka kita akan menerima keberagaman sebagai suatu kenyataan.

Perbedaan yang ada tidak dipandang sebagai suatu masalah, tetapi bisa dilihat

sebagai suatu potensi. Dari kisah sejarah kita dapat mengambilnya sebagai

inspirasi, untuk meneladani nilai-nilai dari kisah kepahlawanan maupun cerita-

cerita sejarah yang berupa tragedi. Semuanya itu dalam rangka menciptakan

kehidupan yang lebih baik pada masa mendatang.168

Mahasiswa UGM mengatakan bahwa ada beberapa data mengenai koleksi

yang ada di Museum Misi Muntilan masih kurang dalam cerita sejarahnya, seperti

koleksi Lonceng Angelus yang masih perlu dicari lagi datanya (CL.14). Hal ini

juga diperkuat oleh pengelola yang menyatakan bahwa kendala yang mereka

hadapi salah satunya sama seperti yang diungkapkan oleh mahasiswa UGM,

mengenai penyediakan data koleksi yang masih kurang cerita sejarahnya. Selain

itu, guru mata pelajaran sejarah juga mengatakan pendapat yang sama mengenai

168

Kuntowijoyo,op.cit., hlm.12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

105

beberapa koleksi yang masih harus didata kembali mengenai cerita sejarahnya,

sehingga nantinya akan diperoleh data yang akurat mengenai koleksi yang

ditampilkan.

Hal tersebut juga dirasakan oleh peneliti yang melakukan observasi

tanggal 27 April 2017, berdasarkan hasil observasi masih banyak data mengenai

koleksi yang masih kurang dalam cerita sejarahnya. Oleh sebab itu, untuk

menjadikan Museum Misi Muntilan sebagai sumber belajar sejarah memang

memerlukan waktu, karena dalam mencari data mengenai sejarah dari setiap

koleksi membutuhkan waktu yang tidak singkat. Dibutuhkan banyak pihak untuk

membantu mencari informasi mengenai data-data yang belum jelas cerita

sejarahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

106

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

1. Latar belakang dibangunnya Museum Misi Muntilan, karena museum yang

lama tidak mendapatkan perhatian dari umat. Untuk itu museum dipindahkan

ke Muntilan karena pertimbangan historis, di mana Muntilan merupakan

tempat berkembangnya karya misi di Jawa. Hal ini dapat kita lihat dari tokoh

Romo van Lith yang menjadi peletak dasar berkembangnya karya misi yang

ada di Pulau Jawa. Di mana kisah Romo van Lith memberikan teladan bagi

kita untuk memperjuangkan sebuah pendidikan, sehingga kita tidak

ketinggalan dengan bangsa lain. Selain itu, latar belakang berdirinya Museum

Misi Muntilan yaitu ingin membuat sebuah museum yang hidup. Museum

yang hidup yaitu museum yang mampu memberikan wawasan kepada para

pengunjung mengenai benda koleksi yang dipajang, sehingga mereka akan

memiliki rasa bangga, kagum dan menghargai warisan budaya yang dimiliki

bangsa.

2. Koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan beraneka macam, seperti jubah,

foto, lukisan, patung, wayang dan lain-lain. Sebagian besar koleksi diperoleh

dari Wisma Uskup, Keuskupan Agung Semarang, hibah dan ada beberapa

yang mengganti dengan benda yang sama. Benda koleksi yang diperoleh dari

hibah berasal dari berbagai macam Ordo/Tarekat, Serikat Yesuit, suster-suter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

107

yang ada di Muntilan dan berbagai peristiwa tertentu yang memiliki nilai

sejarah. Semua benda-benda koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan

dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah, karena setiap koleksi

memiliki nilai sejarah yang dapat digali lebih lagi untuk pembelajaran.

Koleksi-koleksi yang ada juga akan memberikan rasa bangga kepada generasi

sekarang untuk menghargai warisan budaya yang dimiliki bangsa.

3. Kegiatan edukasi yang ada di museum misi muntilan, di antaranya kegiatan

pendampingan pengunjung, rekoleksi, Selasa Kliwonan, pembuatan buku-

buku sejarah mengenai koleksi-koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan.

Kegiatan pendampingan dan rekoleksi dilakukan untuk memudahkan

pengunjung menangkap informasi mengenai koleksi-koleksi yang ada di

Museum Misi Muntilan. Selain itu, kegiatan rekoleksi merupakan kegiatan

menggali informasi yang mereka peroleh setelah melihat benda-benda koleksi

yang ada di museum, sehingga nantikan akan menumbuhkan rasa menghargai

warisan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Kegiatan lain yaitu Selasa

Kliwonan yang dilakukan dengan mengadakan pengajian memakai musik

tradisional dan khotbah. Hal ini sebagai salah satu saran untuk mendekatkan

Museum Misi Muntilan dengan masyarakat sekitar. Nantinya Selasa Kliwonan

ini akan menimbulkan toleransi antar umat beragama dan membuka sekat-

sekat yang ada. Oleh karena itu, kegiatan edukasi yang ada di museum tidak

sekedar untuk umat Katolik, tetapi juga untuk masyarakat di sekitar Museum

Misi Muntilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

108

4. Museum merupakan salah satu sumber belajar yang dapat menjadi alternatif

pembelajaran di luar kelas. Cara memanfaatkannya yaitu dengan datang

langsung berkunjung ke museum. Museum Misi Muntilan merupakan tempat

yang dirasa cocok digunakan sebagai sumber belajar yaitu dengan melihat

koleksi yang ada, tidak sekedar melihat tetapi mencari tahu mengenai sejarah

dari setiap koleksi yang diamati, sehingga nantinya dapat menambah wawasan

pengetahuan mengenai setiap koleksi yang ada di museum, seperti halnya

mengenai sejarah karya misi Keuskupan Agung Semarang dan Agama Katolik

di Indonesia. Melalui kunjungan ke museum, pengunjung akan memiliki rasa

cinta Tanah Air dan menghargai warisan budaya bangsa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Bagi pengurus museum diharapkan dapat mengemas pendampingan yang

menarik sehingga pengunjung tidak bosan atau sekedar mendengar penjelasan

yang disampaikan tetapi mendapat makna dari setiap koleksi yang sudah

diterangkan.

2. Koleksi yang ada di museum diharapkan dapat dilengkapi sumber datanya,

sehingga saat ada pengunjung yang ingin menayakan sebuah informasi

mengenai benda koleksi tersebut didapat data yang pasti dan jelas.

3. Bagi pengunjung baik pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum diharapkan

dapat mengubah pandangan mereka mengenai museum yang hanya dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

109

digunakan sebagai tempat menyimpan, merawat benda-benda bernilai sejarah

dan mahal, melainkan museum dapat digunakan sebagai sumber belajar

sejarah. Setiap pengunjung juga dapat mengambil manfaat dari benda-benda

koleksi yang ada di museum, seperti tokoh-tokoh yang ditampilkan dapat

membentuk karakter siswa menjadi lebih baik lagi dalam menghargai warisan

budaya yang dimiliki bangsa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

110

DAFTAR PUSTAKA

Amir Sutaarga. 1991. Studi Museologia, Jakarta : Proyek Pembinaan

Permuseuman Jakarta.

Baharuddin dan Esa. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-

Ruzz Media.

Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Clark, Francis X. 2001. Gereja Katolik di Asia “Sebuah Pengantar”. Maumere.

LPBAJ.

Dien Madjid dan Wahyudhi Johan. 2014. Ilmu Sejarah: Sebuah Pengatar. Jakarta

: Prenada Media Group.

Direktorat Museum. 2007. Pengelolaan Koleksi Museum. Jakarta

Etta Mamang Sangadji danSopiah. 2010. Metodologi Penelitian –Pendekatan

Praktis Dalam Penelitian. Yogyakarta : C.V Andi Offset.

Hamid Darmadi. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Teori Konsep Dasar dan

Implementasi). Bandung : Alfabeta.

Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan dan Strategi

Pembelajaran). Yogyakarta : Aswaja Pressindo.

Imam Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

Jacobs, Tom. 1987. Gereja Menurut Vatikan II. Yogyakarta : Kanisius.

Khidir P.Marsanto. “Revitalisasi museum”. Basis, Nomor 07-08-2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

111

Latuheru, John D. 1988. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar-Mengajar

Masa Kini. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Muhammad Idrus. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Nasution. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Transito.

Piter Salim dan Yenny Salim.1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.

Jakarta : Modern English Press.

Schouten. 1991. Pengantar Didaktif Museum.Jakarta : Proyek Pembinaan

Museum Jakarta.

Sitepu. 2014. Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Steenbrink, Kareel. Orang-Orang Katolik di Indonesia Jilid 1. Maumere:

Ledalero.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Bandung :

Alfabeta.

-----------. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung :Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktek”.

Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.

Tim Edukasi MMM PAM. 2008. Pendidikan Katolik Model van Lith. Muntilan :

Yayasan Pustaka Nusatama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

112

Tim. KAS. 1992. Garis-Garis Besar Sejarah Gereja Katolik Keuskupan Agung

Semarang. Semarang : KAS

Tjahjopurnomo, R. 2011. Sejarah Permuseuman Di Indonesia. Jakarta: Direktorat

Permuseuman, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Widja. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah Dalam Perspektif Pendidikan.

Semarang: Satya Wacana.

Woga, Edmund. 2002. Dasar-Dasar Misiologi. Yogyakarta : Kanisius.

Sumber Internet :

Wikipedia. 2017. Museum. (https://id.wikipedia.org/wiki/Museum). Diakses 21

April 2017.

Kemendikbud.2017.Cagarbudaya.(http.kemdikbud.go.id/regmus/index.php/publi

c/…/RPP-Tentang-Museum). Diakses 21 April 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

113

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

114

LEMBAR OBSERVASI MUSEUM

Nama Museum : Museum Misi Muntilan

Waktu Pelaksanaan : 27 April 2017

No Obyek yang diamati Hasil

Ya Tidak

1. Lokasi museum strategis √

2. Museum memiliki bangunan pokok (permanen tetap, permanen

temporer, auditorium, kantor, laboratorium, konservasi,

perpustakaan, bengkel, preparasi, dan ruang penyimpanan

Koleksi)

3. Museum memiliki bangunan penunjang (lobby, tempat parkir,

toilet dan pos keamanan)

4. Koleksi museum memiliki nilai-nilai sejarah dan nilai-nilai ilmiah √

5. Koleksi museum dijelaskan secara historis dan funginya √

6. Museum memiliki alat pengamanan (CCTV) √

7. Museum memiliki pengaman yang ketat terhadap koleksi √

8. Ruang penataan koleksi museum terjaga kebersihannya √

9. Museum memiliki pengaturan suhu ruangan untuk menjaga

koleksi

10. Pencahayaan ada di setiap ruang koleksi di museum √

11. Museum memiliki ruang penyimpanan koleksi yang luas √

12. Museum memiliki daftar inventaris koleksi yang diperbaharuhi

secara rutin

13. Museum memiliki curator √

14. Museum memiliki tim edukasi √

15. Museum memiliki tenaga administrasi √

16. Museum memiliki sarana promosi (FB, Instagram, Email, Katalog

dan Brosur)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

115

LEMBAR PENGAMATAN DOKUMEN

No. Obyek yang diamati

Hasil

Ya Tidak

1. Dokumen data pengunjung √

2. Museum Misi Muntilan memiliki brosur √

3. Museum Misi Muntilan memiliki katalog √

4. Buku pedoman mengenai Museum Misi Muntilan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

116

DATA DOKUMEN

Dokumen Data Pengunjung Museum Misi Muntilan

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Brosur Museum Misi Muntilan

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Katalog Museum Misi Muntilan

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

117

KISI-KISI PERTANYAAN WAWANCARA

Kisi-Kisi Wawancara Pengunjung

No Butir-Butir Pertanyaan

1 Kunjungan ke museum

2 Kesan saat berkunjung ke museum

3 Pemanfaatan museum sebagi sumber belajar sejarah

4 Pemanfaatan koleksi-koleksi Museum Misi Muntilan

5 Tujuan kunjungan

6 Kendala yang dihadapi dalam memanfaatkan Museum Misi Muntilan

Kisi Kisi Wawancara Guru Sejarah

No Butir-Butir Pertanyaan

1 Pemanfaatan museum sebagai sumber belajar sejarah

2 Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai sumber belajar sejarah

3 Pemanfaatan koleksi-koleksi yang ada di museum

4 Kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan museum sebagai sumber

belajar

Kisi-Kisi Wawancara Pengunjung

No Butir-Butir Pertanyaan

1 Latar belakang berdirinya Museum Misi Muntilan

2 Koleksi-koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan

3 Kegiatan edukasi yang ada di Museum Misi Muntilan

4 Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai sumber belajar sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

118

Lembar Wawancara Pengunjung, Guru, dan Pengelola

Museum Misi Muntilan

A. Wawancara Terhadap Pengunjung

1. Apakah Anda sering berkunjung ke museum? Museum mana yang pernah

Anda kunjungi?

2. Apa yang sering Anda lakukan saat berkunjung ke Museum?

3. Bagaimana kesan yang didapat saat berkunjung ke Museum Misi Muntilan?

4. Apakah Museum Misi Muntilan cocok dimanfaatkan sebagai sumber belajar

terutama sejara?

5. Apakah koleksi-koleksi yang ada di museum dapat memberikan manfaat

untuk sumber belajar, khususnya sejarah?

6. Apakah Anda, dalam melakukan kunjungan ke Museum Misi Muntilan ini

berdasarkan tugas kuliah/sekolah/rekreasi?

7. Menurut Anda, kendala apa yang dihadapi untuk menjadikan museum sebagai

seumber belajar?

B. Wawancara Terhadap Guru

1. Apakah Bapak/Ibu guru pernah menggunakan museum sebagai sumber

belajar?

2. Apakah menurut Bapak/Ibu guru Museum Misi Muntilan ini cocok digunakan

untuk sumber belajar sejarah?

3. Apakah Bapak/Ibu guru mengetahui jenis koleksi yang terdapat di Museum

Misi Muntilan?

4. Jenis koleksi apakah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar

terutama sejarah?

5. Bagaimana cara Bapak/Ibu guru memanfaatkan Museum Misi Muntilan

sebagai sumber belajar sejarah kepada siswa?

6. Kendala apa saja yang dihadapi Bapak/Ibu guru untuk memanfaatkan Museum

Misi Muntilan sebagai sumber belajar, khususnya sejarah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

119

C. Wawancara Terhadap Pengelola Museum

1. Mengenai latar belakang berdirinya Museum Misi Muntilan

a. Bagaimana latar belakang berdirnya Museum Misi Muntilan?

b. Mengapa Muntilan dijadikan sebagai tempat berdirinya museum?

c. Adakah tujuan khusus dibangunnya Museum Misi Muntilan?

d. Apakah kendala yang dihadapi dalam dalam mendirikan museum di Muntilan?

2. Koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan

a. Bagaimana cara melakukan pengumpulan benda-benda agar menjadi koleksi

Museum Misi Muntilan?

b. Adakah pengkategorian untuk koleksi-koleksi yang ada di museum?

c. Berapa jumlah dan jenis koleksi yang ada di awal museum dibangun?

d. Adakah kreteria dalam pemajangan koleksi-koleksi yang ada di museum?

e. Adakah makna dari pembagian setiap ruang yang ada di museum?

f. Koleksi mana yang digunakan sebagai sumber belajar sejarah?

3. Kegiatan yang ada di Museum Misi Muntilan yang dapat dijadikan sebagai

sumber belajar

a. Apa saja kegiatan edukasi yang dilaksanakan di Museum Misi Muntilan?

b. Adakah yang menjadi Kegiatan favorit yang ada di museum?

c. Siapa saja yang terlibar dalam kegiatan edukasi yang ada di Museum Misi

Muntilan?

d. Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan tersebut?

Bagaiman menghadapi kendala tersebut?

e. Kegiatan apa saja yang ada di Museum Misi Muntilan yang dapat dijadikan

sumber belajar terutama sejarah?

f. Siapa saja yang pengunjung yang datang ke Museum Misi Muntilan?

g. Kegitaan yang berhubungan dengan sejarah?

4. Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar Sejarah

a. Apakah Museum Misi Muntilan ini cocok digunakan untuk sumber belajar

sejarah?

b. Bagaimana cara memanfaatkan Museum Misi Muntilan sebagai sumber

belajar, khususnya sejarah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

120

DAFTAR NARASUMBER

Pengunjung

1. Yuni Irwanto (Mahasiswa Universitas Surabaya)

2. Donita Sari (XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Van Lith)

3. Thresiana Donal Cristiani (X IPS 2 SMA Pangudi Luhur Van Lith)

4. Theresia April Lindawati (Mahasiswa Universitas Sanata Dharma)

5. Indri Prasanti (Mahasiswa Universitas Sanata Dharma)

6. Fransicus Saferius Agung Prabowo (Kodam IV Diponegoro)

7. Riyan Saputra (Mahasiswa UGM)

Guru

1. Robertus Balok Nugroho (SMA Pangudi Luhur van Lith)

2. Albertus Joko Suryanto (SMP Kanisius)

3. Bruri (SMP Stela Duce)

Pengelola Museum Misi Muntilan

1. Rm. Demonicius Bambang Sutrisno, Pr

2. Romo. Yosep Nugroho Trisumartono

3. Antonius Tri Usada Sena

4. Pak Muji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

121

CATATAN LAPANGAN 1

WAWANCARA

Judul/ Topik : Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar

Sejarah

Nama Peneliti : Erza Setiana Sirait

Responden : Yuni Irwanto ( Mahasiswa Ekonomi, Universitas Surabaya)

Hari, Tanggal : Kamis, 22 April 2017

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Apakah anda sering berkunjung ke museum? Museum mana yang pernah

Anda kunjungi?

I : Saya belum pernah berkunjung ke museum. Ini adalah museum pertama

yang baru saya kunjungi.

P : Bagaimana kesan yang didapat saat berkunjung ke Museum Misi

Muntilan?

I : Kesan yang saya dapat dari Museum Misi Muntilan yaitu museum ini

memperlihatkan bagaimana agama Katolik di Indonesia dalam

perjalannya terus berkembang. Dalam perkembangannya banyak

memperlihatkan para tokoh-tokoh yang terus berjuang untuk tetap kukuh,

meskipun sulit berada di daerah Muntilan saat itu.

P : Adakah manfaat Museum Misi Muntilan sebagai sumber belajar?

I : Ada, manfaatnya terkusus untuk orang-orang yang beragama Katolik

atau untuk orang yang non-Katolik, karena bisa memperlihatkan

perkembangan agama Katolik di Indonesia. Supaya orang Katolik sadar

bahwa Katolik itu ada dan dalam perjalannya sungguh banyak sejarah

yang di dapat dan banyak mengispirasi orang banyak untuk membangun

Indonesia menjadi lebih baik.

P : Apakah anda pernah memanfaatkan museum sebagai sumber belajar?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

122

I : Belum, selama ini saya memanfaatkan museum hanya untuk liburan atau

rekreasi bersama keluarga.

P : Apakah koleksi-koleksi yang ada di museum dapat memberikan manfaat

untuk sumber belajar dan koleksi mana yang dapat dijadikan sebagai

sumber belajar, khususnya sejarah?

I : Iya, koleksi-koleksi yang ada memiliki nilai sejarah masing-masing. Dari

koleksi-koleksi yang ada dapat dijadikan bahan untuk meneliti sejarah

masing-masing benda yang ada di museum. sedangkan untuk koleksi

yang dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah yaitu koleksi

mengenai orang-orang awam yang menjadi Katolik dan menyebarkan

misi bagi sekelilingnya. Contohnya Barnabas SarikRomo.

P : Apakah anda dalam melakukan kunjungan ke Museum Misi Muntilan ini

berdasarkan tugas kuliah/sekolah/rekreasi?

I : Tidak, dalam melakukan kunjungan ini kami bukan berdasarkan tugas

kuliah, tetapi dari komunitas anak muda katolik yang kami buat.

Komunitas kami ini melakukan ziarah ke tempat-tempat yang bernilai

religus dan juga belajar mengenai sejarah perkembangan agama Katolik

di Indonesia.

P : Menurut Anda, kendala apa yang dihadapi untuk menjadikan museum

sebagai seumber belajar?

I : Kalau menurut saya orang kadang malas untuk mengikuti sebuah

pendampingan sampai cerita berakhir. Kalau menurut saya koleksi-

koleksi yang ada di museum harus ditampilkan juga secara visual untuk

memudah orang melihat koleksi-koleksi yang ada di museum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

123

CATATAN LAPANGAN 2

WAWANCARA

Judul/ Topik : Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar

Sejarah

Nama Peneliti : Erza Setiana Sirait

Responden : Pak Muji (Pernah menjabat sebagai penilik guru agama se-DIY)

Hari, Tanggal : Kamis, 27 April 2017

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

1. Mengenai latar belakang berdirinya Museum Misi Muntilan

P : Latar belakang Museum Misi Muntillan didirikan?

I : Awalnya Mgr. Ignatius Suharyo menginginkan membuat museum yang

hidup. Supaya ada pembelajaran dari umat mengenai dinamika hidup

gereja. Umat diajak untuk mengenal perkembangan awal sejarah agama

Katolik dan mengenai Sejarah Keuskupan Agung Semarang.

P : Mengapa Muntilan dijadikan sebagai tempat berdirinya museum?

I : Sebetulnya museum ini dulunya ada di Semarang di Kompleks

keuskupan, tetapi agaknya di sana tidak berkembang maka museum

hanya dijadikan sebagai gudang tempat menyimpan benda-benda sejarah,

tidak ada yang mengunjungi, kurang ada yang mengurusi. Lalu Mgr.

Ignatius Suharyo tahun 1998 menunjuk Romo Bambang Sutrisno untuk

membuat museum di Muntilan. Romo Bambang Sutrisno diminta untuk

membuat museum yang hidup di Muntilan. Mengapa di Muntilan?

karena Muntilan memiliki nilai historis. Secara historis Muntilan

dianggap sebagai tempat awal tumbuh dan berkembangnya jemaat

Katolik Pulau Jawa yang sering disebut Betlehem Van Java. Maka

museum diletakkan di Muntilan. Pada tahun 1998 mulai merintis

membuat museum yang bekerjasama dengan Keuskupan dan Serikat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

124

Jesiut. Tahun 2000 mulai beroperasi dan pengunjung yang datang mulai

didata. Tahun 2004 diberkati dan diresmikan oleh Mgr. Pujasumarta.

P : Adakah tujuan khusus dibangunnya Museum Misi Muntilan?

I : Museum kita ketahui pada umummnya digunakan sebagai tempat

menyimpan benda-benda peninggalan sejarah, tetapi sekarang ada paham

baru yaitu museum menjadi tempat pembelajaran yang bernilai sejarah.

Oleh karena itu, tujuan didirikan museum ini salah satunya untuk

pembelajaran. Di mana pengunjung yang datang diajak untuk belajar dari

koleksi-koleksi yang ada. Sehingga pengunjung yang datang tidak pulang

dengan tangan kosong tetapi, mendapat ilmu dari koleksi-koleksi yang

mereka lihat sendiri.

2. Koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan

P : Bagaimana cara melakukan pengumpulan benda-benda agar menjadi

koleksi Museum Misi Muntilan?

I : Pengumpulan Koleksi didapat dari

o Koleksi langsung dari Keuskupan Agung Semarang

o Beberapa kelompok-kelompok religus yang mengirim data-data

historis

o Menjemput koleksi-koleksi yang memiliki nilai sejarah. Hampir

semua koleksi diserahkan secara hibah. Koleksi yang ada di museum

sangat banyak dan masih banyak yang disimpan di gudang.

P : Adakah pengkategorian untuk koleksi-koleksi yang ada di museum?

I : Pengkategorian koleksi-koleksi didasarkan atas pendekatan proses dan

tokoh. Pertama kita tampilkan tokoh-tokoh, lalu di ruang tertentu proses

bagaiman perkembangan Gereja dari awal Gereja Batavia sampai

perkembanganya, tokoh awan, tokoh-tokoh biarawan-biarawati, tokoh-

tokoh uskup, tokoh-tokoh yang berkarisma. Tidak sembarang meletakan

benda koleksi yang ada di ruangan tetapi, setiap ruang mempunyai

maksud tertentu.

3. Kegiatan edukasi yang ada di Museum Misi Muntilan

P : Apa saja kegiatan edukasi yang dilaksanakan di Museum Misi Muntilan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

125

I : Dalam bidang edukasi yaitu semua pengunjung harus dipandu. Pemandu

bertugas menjelaskan koleksi yang ada di museum. Kedua, mengadakan

kerjasama dengan pengurus Kerkof setiap malam selasa kliwonan

mengadakan pengajian memakai musik tradisional dan khotbah.

Tampilan ini adalah proses edukasi karena hampir semua yang menangai

pengelola museum. Mengunjungi kelompok-kelompok tertentu untuk

memperkenalkan museum, sehingga mereka dapat mengenal Museum

Misi Muntilan bukan hanya menjadi gudang tempat penyimpanan benda

tetapi, menjadi museum yang hidup dengan peninggalan-peninggalan

para Romo terdahulu.

P : Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan edukasi yang ada di Museum

Misi Muntilan?

I : Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan edukasi yaitu pihak museum

dan juga jaringan-jaringan kerja misalnya kelompok Paroki Sato

Antonius Muntilan dan semua lingkungan sekitar, tenaga-tenaga relawan

yang pernah bekerja sama dengan Museum Misi Muntilan.

4. Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar Sejarah

P : Bagaimana cara memanfaatkan museum untuk sumber belajar sejarah?

I : Cara memanfaatkan museum sebagai sumber belajar sejarah yaitu setiap

pengunjung yang datang selalu dipandu. Kami membuat buku-buku

untuk souvenir, sehingga mereka dapat membaca sendiri. Membuat

berbagai macam tulisan untuk memudahkan mereka mengenal Museum

Misi Muntilan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

126

CATATAN LAPANGAN 3

WAWANCARA

Judul/ Topik : Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar

Sejarah

Nama Peneliti : Erza Setiana Sirait

Responden : Antonius Tri Usada Sena (Pengelola Museum )

Hari, Tanggal : Selasa, 2 Mei 2017

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

1. Mengenai latar belakang berdirinya Museum Misi Muntilan

P : Bagaimana latar belakang berdirnya Museum Misi Muntilan?

I : Museum Misi Muntilan didirikan oleh Keuskupan Agung Semarang.

Tim persiapan sudah mulai ada sekitar tahun 1990, pada waktu itu

Keuskupan Agung Semarang berulang tahun ke 50. Pada saat ulang

tahun ke 50 ada beberapa program yang dibuat oleh Keuskupan dan

programnya mengarah ke umat semua, salah satunya membuat museum.

Mgr. Ignatius Suharyo membentuk museum sebagai ucapan syukur dan

satu sisi untuk mengingatkan anak-anak muda dan umat dengan melihat

sejarah umat akan tertantang untuk menyumbang apa. Tahun 1990

memulai gagasanya dari Keuskupa Agung Semarang untuk membuat

museum. Tahun 1998 dibentuklah Panitia Persiapan yaitu Panitia

Museum Misi Muntilan Sejarah Gereja Keuskupan Agung Semarang.

Nah, entah bagaimana yang ditunjuk menjadi pengelola panitia

pembuatan museum itu bukan dari orang-orang sejarah malah Romo

Bambang, dia adalah pastor penggerak umat. Memang ada beberapa ahli

sejarah yang dilibatkan yaitu Bu. Sumini yang menjadi pendamping dari

sisi sejarah, juga ada Romo Hasto. Sisi bangunan dari Universitas

Katolik Suegijapranata. Memang ada praktisi museum yaitu Pak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

127

Marsudi, beliau adalah orang pemerintah yang bekerja dibidang

kebudayaan bagian MUSKALA (Museum dan Benda Purbakala).

Kemudian ada keanehan di mana dalam membentuk museum malah

orang-orangnya bukan dari kalangan sejarah. Dalam perkembangan

waktu, ada gagasan dari Mgr. Ignatius Suharyo supaya museum yang

dibangun tidak sama dengan museum-museum yang lain. Di mana

museum pada waktu itu, belum seperti sekarang sebuah museum ada

bangunan, ada benda-benda penting, benda-benda mahal, seperti gudang

mahal jadi orang beranggapan datang ke museum hanya untuk melihat-

lihat. Mgr. Ignatius Suharyo berpikir supaya museum yang didirikan

menjadi museum yang hidup, museum yang bisa menjadi menjadi sarana

edukasi. Museum yang tetap ada hubungan degan perkembangan zaman.

Maka ditunjuklah Romo Bambang Surisno yang punya tim namanya P3J

(Pelayanan, Pendampingan, dan Pengembalaan Jemaat Keuskupan

Agung Semarang). Tim inilah yang mengolah bagaimana sebuah benda

mati bisa berbicara untuk orang hidup zaman sekarang. Contohnya

sepeda ontel merupakan benda mati, di mana sepeda otel ini dapat

memancing orang zaman sekarang yang mempunyai kendaraan dan

sering menggunakannya sebagai sarana transportasi yang dapat

digunakan menjadi berkah bagi orang lain. Secara historis, tahun 1998

terbentuk panitia dan dua bidang. Satu bidang yang mengurusi benda-

benda yang kelihatan yaitu bangunan, pemajangan, situasi sekitar dan

yang tidak kalah pentingnya sisi isinya yang nantinya memikirkan

edukasinya. Bagian wadah banyak ditangai oleh orang-orang dari

Semarang. Sisi edukasi Ibu Sumini dan juga kemudian bergabung teman-

teman dari Museum Benteng Vrederbug. Tahun 2000 kemudian

dibangunlah museum.

P : Mengapa Muntilan dijadikan sebagai tempat berdirinya museum?

I : Alsannya pada waktu tim ini rapat menemukan jejak bahwa kekatolikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

128

itu kalau direpresentasikan secara historis Muntilanlah tempatnya, karena

dulunyala Romo van Lith yang menjadi peletak dasar Sejarah Gereja

Keuskupan Agung Semarang, tinggal dan menjalankan aksinya.

Alasanya pertimbangan historis karena Romo van Lith pernah tinggal di

sini dan ada jejak-jejak Pasturan, Gereja Antonius, maka dipilihlah

Muntilan sebagai tempat pembangunan museum.

P : Adakah tujuan khusus dibangunnya Museum Misi Muntilan?

I : Salah satu tujuan khusus didirikan museum ini adalah sebagai sarana

belajar untuk umat mengenai Sejarah Keuskupan Agung Semarang dan

misi ke Katolikan di Indonesia khususnya Pulau Jawa.

P : Apakah kendala yang dihadapi dalam dalam mendirikan museum di

Muntilan?

I : Kendalanya yang dihadapi yaitu tentang pemahaman permuseuman itu

sendiri. Ada yang memahami museum dari sisi sejarah saja. Pendanaan,

karena kepentinganya tidak kelihatan. Umat yang belum bisa memahami

museum ini seperti apa. Tantangan internal sendiri kami bukan dari orang

sejarah. Sehingga kami harus belajar dari ahli-ahli sejarah. Mengatur

jadwal untuk kunjungan karena banyak orang yang mulai berkunjung ke

museum. kemudian cara menata bagaimana sinergi antara museum,

sekolah, Gereja, Kerkof. Dari sisi kelembangaan tantangan tidak mudah

juga. Museum ini didirikan dengan menyatukan berbagai lembaga. Yang

menjalankan museum ini faktanya dari awal adalah tim P3J KAS

(Pelayanan, Pendampingan, dan Pengembalaan Jemaat Keuskupan

Agung Semarang). Tim ini kerjanya mengurusi umat dan tidak ada

hubungannya dengan sejarah dan museum. Kemudian untuk

menyatukannya tidak mudah.

2. Koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan

P : Bagaimana cara melakukan pengumpulan benda-benda agar menjadi

koleksi Museum Misi Muntilan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

129

I : Pada tahap awal koleksi museum didapat dari Wisma Uskup, KAS.

Bentuknya ada jubah, patung, gambar, foto, beberapa naskas, dan panji.

Dalam perkembangannya museum ini dikatakan kaya karena benda-

benda di sini adalah benda-benda asli. Koleksi-koleksi yang ada di

museum adalah hadiah atau hibah. Yang pernah kami ganti atau

membelinya yaitu Lonceng Prenthaler di mana lonceng ini memiliki

nilai sejarah. Koleksi yang lain kebanyakan Hibah dari orang-orang yang

datang ke museum. Benda-benda yang bisa masuk ke museum adalah

benda yang ada hubungan dengan karya misi dan mempunyai nilai untuk

umat KAS.

P : Adakah pengkategorian untuk koleksi-koleksi yang ada di museum?

I : Pada waktu museum ini dibangun, kami mendapat pemahaman mengenai

benda yang bergerak dan benda yang tak bergerak. Benda yang tak

bergerak itu yang saya tangkap bangunannya. Benda bergerak yaitu

patung, pakaian, dan lain-lain. Suatu benda yang memiliki nilai bagi

KAS. Belum ada pengkategorian yang pasti mengenai koleksi-koleksi

yang ada di museum ini.

P : Berapa jumlah dan jenis koleksi yang ada di awal museum dibangun?

I : Jumlahnya sekitar 821 koleksi. Jenisnya ada jubah, patung, foto,

gambar, lukisan dan benda-benda peninggalan Romo-Romo terdahulu.

P : Adakah kreteria dalam pemajangan koleksi-koleksi yang ada di museum?

I : Ada, kreteria ini berkaitan dengan sejarah KAS. Di mana setiap ruang

memiliki cerita sejarahnya. Kemudian ada pergantian koleksi setiap 5

tahun sekali supaya pengunjung yang datang tidak bosan, tetapi yang

terjadi saat ini kalau sudah ditata yang tetap seperti itu. Penataan saat ini

yaitu model tematis di mana setiap ruang memiliki kategorinya. Pertama

menampilkan tentang sejarah pra misi KAS, ruangan untuk orang awam,

ruangan untuk mengenal Biarawan/Biarawati, mengenal Uskup, kembali

lagi mengenai KAS, Lonceng Prenthaler, ruangan kematiran, Gereja

Universal yang menampilkan mimbar, altar, kursi yang pernah dipakai

Paus Paulus Yohanes II yang pernah datang ke Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

130

P : Koleksi yang cocok digunakan untuk sumber belajar terutama sejarah?

I : Kalau pertokohan Romo van Lith dan Romo. Sandjaja karena kisahnya

menarik untuk dipelajari. Secara umum mengenai sejarah KAS,

sedangkan peristiwa yaitu mengenai lukisan Sendang Sono. Hal ini

banyak dijadikan untuk pembelajaran bahkan membuat Skripsi.

3. Kegiatan edukasi yang ada di Museum Misi Muntilan

P : Apa saja kegiatan edukasi yang dilaksanakan di Museum Misi Muntilan?

I : Kegiatan yang ada di Museum Misi Munilan yaitu ada kegiatan yang

berkaitan dengan koleksi, mencari, mengumpulkan, mendata, mencatat,

mempelajari dan memajang. Kedua itu kegiatan preparasi konservasi

yaitu merawat gedung, kebersihan, keindahan, kenyamanan, keamanan.

Berkaitan dengan kegiatan edukasi mulai dari yang berkaitan dengan

sosialisasi, presentasi koleksi, menggali informasi, menyampaikan

informasi, meneliti benda-benda koleksi, menambah penjangkauan

benda-benda koleksi tidak hanya di sini. Kegiatan yang berkaitan dengan

edukasi secara kongkret yaitu pendampingan pengunjung. Dibedakan

antara pendampingan singkat dan pendampingan panjang. Pendampingan

singkat waktunya 1-2 jam. Penadampingan singkat yaitu rombongan

yang terdiri dari banyak orang ditempatkan dalam rangkaian kegiatan

ziarah yang datang dari Semarang, Surabaya, Jakarta, Yogyakarta,

Magelang yang punya waktu 2 jam yang kita lakukan adalah

mengantarkan mereka ke tempat presentasi filim(memberikan pengantar)

dan mengajak berkunjung, dijelaskan dan proses tanyajawab mengenai

koleksi museum. Biasanya Romoi pada bulan-bulan Mei, Oktober, dan

liburan. Pernah juga mengalami pendampingan yang panjang sekitar 4

jam sampai weekend dalam istilah rohani disebut rekoleksi bukan hanya

wisata untuk mengunjungi museum tetapi ada waktu bagi pengunjung

untuk lebih mendalami koleksi yang ada di museum. Misalnya ada foto

mengenai Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ yang mempunyai Semboyan

100% Katolik 100% Indonesia. Orang diberikan kesempatan untuk

merefleksikan seperti yang diseboyankan Mgr. Albertus Soegijapranata,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

131

SJ yaitu 100% Katolik, 100% Indonesia. Setelah itu ditanyakan apa

manfaat yang di dapat dari rekoleksi ini. Semua edukasi yang dilakukan

di museum dalam pendampingan pengunjung tidak hanya menunjukan

koleksi tetapi juga menanamkan nilai kerohanian dalam diri mereka.

Kegiatan edukatif tidak hanya menunjukan koleksi tetapi menjelaskan

mengenai karya misi dari setiap koleksi yang ada di museum.

P : Kegiatan rutin yang ada di Museum Misi Muntilan?

I : Kegiatan rutin yang dilakukan yaitu pengunjung yang datang didampingi

untuk memperkenalkan koleksi yang ada sehingga mereka dapat

menggali nilai sejarah dari setiap koleksi. Kegiatan pendampingan

(Rekoleksi) dengan sekolah-sekolah yang ada di lingkungan sekitar

museum. Seperti SMP Kanisus yang memanfaatkan setiap jumat ada

pembinaan untuk mengenal Museum Misi. SMA van Lith Setiap kali

siswa baru diwajibkan untuk mengenalkan Museum Misi Muntilan.

Selasa kliwononan kepada masyarakat sekitar yang titik tolaknya pada

Museum Misi.

P : Adakah yang menjadi Kegiatan favorit yang ada di museum?

I : Pendampingan pengunjung, menyelenggarakan kegitan pagelaran budaya

dalam rangka ulang tahun, mengadakan seminar tentang museum,

pelatihan jurnalistik mengenai benda koleksi yang ada di museum untuk

dijadikan tulisan dalam sebuah artikel.

P : Siapa saja yang terlibar dalam kegiatan edukasi yang ada di Museum

Misi Muntilan?

I : Semua staf terlibat dalam semua kegiatan edukasi, terutama dalam

pendampingan pengunjung untuk melihat dan menjelaskan koleksi yang

ada.

P : Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan

tersebut? Bagaiman menghadapi kendala tersebut?

I : Kendala yang dihadapi dalam kegiatan edukatif yaitu kalau ada

kunjungan mendadak sementara di sini sudah ada program yang harus

dikerjakan, kedalanya dalam manajemen waktu, keterbatas untuk melayani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

132

orang karena kalau terlalu banyak membutuhkan tenaga yang banyak

sedangkan staf yang ada di museum jumlahnya terbatas.

P : Siapa saja pengunjung Museum Misi Muntilan?

I : Pada tahap awal dan sampai sekarang kebanyakan umat Katolik karena

koleksi-koleksi yang ada mengenai Keuskupan Agung Semarang dan

sejarah agama Katolik di Indonesia terutama Pulau Jawa. Kalau jenisnya

anak-anak, pelajar, mahasiswa, dan umat umum. Propesinya juga

macam-macam ada pejabat Gereja, Biarawan/Biarawati. Namun dalam

perkembangnya juga mulai ada beberapa kelompok lintas iman yang

berdatangan, hanya untuk melihat atau juga belajar. Misalnya ANSOR,

NU, mahasiswa IAIN yang menyusun tugas akhir mengenai

perbandingan Romo Van Lith dengan Sunan Kalijaga, beberapa

mahasiswa UNY bagian sejarah yang juga belajar sejarah tentang Gereja

yang ada di Museum Misi Muntilan. Macam-macam kalangan yang

memanfaatkan museum ini. Mgr. Pujasumarta dalam Surat Gembala

menyebut bahwa umat Katolik Keuskupan Agung Semarang di dorong

untuk datang ke Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner untuk

belajar menganai Katolik. Museum juga didatanggi wisatawan

Mancanegara yang berwisata yang di bawa oleh agen yang ingin melihat

Sejarah Gereja yang ada di Muntilan.

P : Kegitaan yang berhubungan dengan sejarah?

I : Kegiatan yang berhubungan dengan sejarah yaitu pendampingan

pengunjung yaitu dengan menjelaskan tetang sejarah dari masing-masing

koleksi. Membuat buku mengenai sejarah Kerkof bekerjasama dengan

tim sejarah.

4. Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar Sejarah

P : Bagaimana cara memanfaatkan Museum Misi Muntilan sebagai sumber

belajar, khususnya sejarah?

I : Caranya dengan datang berkunjung, melihat, mencoba merasa-rasakan

mengenai koleksi yang ada di museum. Membantu orang untuk

berrefleksi. Mempertimbangkan lagi keberadaan dirinya setelah melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

133

zaman lampau, mengenai kenyataan diriku selama ini. Lalu mendorong

orang untuk membuat aksi, baik individual maupun bersama-sama mulai

dengan melihat, merefleksikan keberadaan dirinya, lalu

mempertimbangkan konteks yang dihidupi, kemudian didorong untuk

membuat asksi. Itulah metode atau cara yang kami tempuh untuk

membantu pelajar, mahasiswa, masyarakat, umat untuk mengembangkan

karakter. Istilahnya dengan sipiral dan pastural yaitu mencermati secara

sungguh situasi pokoknya. Mempertimbangkan sisi imannya, membuat

refleksi dan membuat aksi. Aski itu akan menjadi sebuah kenyataan yang

harus direfleksikan lagi sesuai zamannya. Inilah pendidikan terus

menurus dan tidak bisa berhenti, bukan sebuah aksi refleksi, tetapi

mempertimbangkan lagi sisi iman. Melihat, merefleksikan, membuat aksi

nyata.

P : Kendala yang dihadapi dalam memanfaatkan Museum Misi Muntilan

sebagai sumber belajar sejarah?

I : Kemampuan kami sendiri untuk membantu pengunjung yang datang,

misalnya penyediaan data, kami sangat terbatas pada data-data otentik

yang bisa digali lebih lanjut, sehingga bisa dibahasakan untuk orang luar.

Misalnya data mengenai Mgr. Ignatius Suharyo, selama ini kami hanya

melihat dari buku-buku saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

134

CATATAN LAPANGAN 4

WAWANCARA

Judul/ Topik : Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar

Sejarah

Nama Peneliti : Erza Setiana Sirait

Responden : Albertus Joko Suryanto (Guru PKN dan IPS SMP Kanisius

Muntilan)

Hari, Tanggal : Senin, 8 Mei 2017

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Apakah Bapak/Ibu guru mengetahui jenis koleksi yang terdapat di

Museum Misi Muntilan ?

I : Secara keseluran saya tidak paham, tetapi sebagian besar bicara tentang

peninggalan2 Romo terdahulu, yang bisa dikatakan bahwa awal dari

penyebaran agama Katolik. Peninggalan Romo sanjaya dan Romo van

Lith.

P : Apakah Bapak/Ibu guru sering mengunjungi Museum Misi Muntilan ?

I : Tidak. Karena tidak ada materi yang berkaitan dengan sejarah Museum

Misi, tetapi ada kalanya untuk dijadikan tempat refresing terkusus untuk

yang beragama Kristen dan Katolik, sehingga saat ditanya orang tentang

sejarah dan perkembangan agama Katolik di Muntilan dan peninggalan-

penilangan yang ada. Kalau dikatakan sering tidak, karena tidak ada

kaitannya dengan pembelajaran IPS.

P : Apakah Bapak/Ibu guru memanfaatkan Museum Misi Muntilan sebagai

sumber belajar dalam materi pelajaran sejarah di kelas?

I : Kalau dalam sumber pembelajaran sejarah tidak pernah, tetapi untuk

sumber pengetahuan umum sering digunakan untuk mengetahui sejarah

gereja, makam di Kerkof dan masih ada kaitannya dengan masa

penjajahan Belanda dulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

135

P : Bagaimana cara Bapak/Ibu guru memanfaatkan Museum Misi Muntilan

sebagai sumber belajar sejarah kepada siswa ?

I : Cara memanfaatkanya Museum yaitu dengan berkunjung, sehingga siswa

yang diajak dapat memperoleh pengetahuan umum mengenai agama

Katolik.

P : Kendala apa saja yang dihadapi Bapak/Ibu guru dalam memanfaatkan

Museum Misi Muntilan sebagai sumber belajar, khususnya sejarah?

I : Kendalanya tidak ada, karena kita mempunyai wilayah satu kompleks

dengan Museum Misi yang berdekatan kalau datang ke sana mereka

menerima dengan senang hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

136

CATATAN LAPANGAN 5

WAWANCARA

Judul/ Topik : Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar

Sejarah

Nama Peneliti : Erza Setiana Sirait

Responden : Robertus Balok Nugroho (Wakil Kepala Sekolah bidang

Kurikulum SMA Pangudi Luhur Van Lith)

Hari, Tanggal : Senin, 8 Mei 2017

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Apakah Bapak pernah memanfaatkan Museum Misi Muntilan sebagai

sarana pembelajaran?

I : Pernah. Kami pernah memanfaatkannya pada awal semester baru untuk

memperkenalkan peserta didik baru mengenai sejarah Romo van Lith

dan Sejarah Gereja Katolik.

P : Apakah Museum Misi Muntilan ini cocok digunakan untuk sumber

belajar ?

I : Kalau menurut saya cocok, tetapi belum ada materi sejarah yang

berkaitan dengan Museum Misi Muntilan. Namun untuk pengetahuan

sejarah secara umum, museum ini cocok digunakan untuk menambah

wawasan dalam pengenalan mengenai sejarah Gereja Katolik dan Romo

van Lith

P : Apakah Bapak/Ibu guru sering mengunjungi Museum Misi Muntilan ?

I : Kalau sering tidak, tetapi kalau kunjungan kami ada meskipun tidak

masuk ke dalam pelajaran sejarah. Kunjungan yang kami lakukan ke sana

otomatis di dalamnya ada pelajaran sejarah yang inklutnya dalam

kunjungan tersebut kami punya acara yang bernama Katolik Sitas. Katolik

Sitas yang kami lakukan di damping Guru Agama Katolik Universitas

Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

137

P : Jenis koleksi apakah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar

sejarah?

I : Jenis koleksi yang dapat digunakan untuk sumber belajar sejarah yaitu

koleksi-koleksi yang menjelaskan tentang lahirnya agama Katolik di

Indonesia khususnya Pulau Jawa. Terutama mengenai tokoh Romo van

Lith.

P : Bagaimana cara Bapak/Ibu guru memanfaatkan Museum Misi Muntilan

sebagai sumber belajar sejarah kepada siswa ?

I : Cara memanfaatkanya Museum yaitu dengan berkunjung, sehingga siswa

yang diajak dapat memperoleh pengetahuan umum mengenai agama

Katolik dan ditontonkan sebuah video awal untuk memudahkan siswa

menangkap pesan yang ingin di sampaikan mengenai Museum Misi

Muntilan.

P : Kendala apa saja yang dihadapi Bapak/Ibu guru dalam memanfaatkan

Museum Misi Muntilan sebagai sumber belajar, khususnya sejarah?

I : Kendala. Kami tidak memiliki kendala yang berarti tentang agenda

belajar-mengajar kami. Kami menggunakan Kurikulum 2013, di mana

anak harus belajar aktif, kita gunakan sebagai sumber literasi yang dapat

menambah wawasan, karena di perpustakan kami sendiri mempunyai

refrensi-refrensi yang sifatnya lebih mengenai Museum Misi. Setiap

rekoleksi atau setiap kali kegiatan kami menayangkan film Betlehem Van

Java meskipun secara keseluruhan kami langsung datang langsung ke

sana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

138

CATATAN LAPANGAN 6

WAWANCARA

Judul/ Topik : Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar

Sejarah

Nama Peneliti : Erza Setiana Sirait

Responden : Romo. Yosep Nugroho Trisumartono (Direktur Museum Misi

Muntilan 2014-2018)

Hari, Tanggal : Senin, 8 Mei 2017

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

1. Mengenai latar belakang berdirinya Museum Misi Muntilan

P : Bagaimana latar belakang berdirnya Museum Misi Muntilan?

I : Latar belakang berdirinya Museum Misi Muntilan tepatnya pada waktu

Itu, Keuskupan Agung Semarang berusia 50 tahun yang mempunyai

kesadaran baru mengenai Sejarah Keuskupan. Lalu dari pertemuan-

pertemuan itu dipirkkan untuk membuat tempat atau lembaga yang

memelihara benda-benda bernilai sejarah mengenai para Romo,

misonaris, dokumen-dokem sejarah yang selama ini di simpan di Wisma

Uskup, Keuskupan Agung Semarang. Mereka juga mulai mengubah

pemikiran bahwa museum bukan hanya sebagai tempat menyimpan

benda-benda bersejarah, tetapi juga sebagai tempat untuk mempelajari

apa yang sudah terjadi dan untuk memperimbangkan rencana-rencana

tindak lanjut kedepan. Itulah gagasan awal untuk membuat museum.

P : Mengapa Muntilan dijadikan sebagai tempat berdirinya museum?

I : Muntilan amat kental dengan nuasansa sejarah karena Muntilan disebut

sebagai Betlehemnya Keuskupan Agung Semarang dan juga

Bethlehemnya Keuskupan di Jawa karena kisah sejarah yang terjadi di

Muntilan ini menjadi perekembangan sejarah untuk Keuskupan Agung

Semarang. Terutam kehadiran Romo Sandjaja, Romo van Lith, para

tokoh yang dimakamkan di Kerkof Muntilan (Mereka adalah tokoh-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

139

tokoh yang besar perkembangnya untuk Gereja Keuskupan Agung

Semarang), sekolah Romo van Lith, kehadiran Suster-Suster dan lain-

lain. Itulah yang membuat Muntilan dipilih sebagai tempat dibuatnya

museum. Tetapi tanpa mengurangi semangatnya dan nilainya sebagai

museum Mgr. Ignatius Suharyo memberi nama museum ini sebagai Pusat

Animasi Misioner. Sehingga tempat ini diharapkan dapat menjadi tempat

di mana benda-benda peninggalan itu terus menurus dihidupkan

semangatnya, dihidupkan rohnya untuk tempat pembelajaran semua

orang. Itu kemudian yang terus menerus menjadi semangat atau menjadi

visi seluruh kegiatan yang dilaksanakan di Museum Misi Muntilan.

P : Apakah kendala yang dihadapi dalam dalam mendirikan museum di

Muntilan?

I : Kendala yang dihadapi yaitu kendala teknis, tentu saja karena kita selama

ini juga tidak memiliki latar belakang yang cukup memandai untuk

penyelenggaran museum yang besar-besar seperti museum lainnya yang

ada di Indonesia. Masih banyak anggapan orang yang menganggap

museum sebagai tempat menyimpan benda-benda bernilai sejarah. Maka

beberapa kali para paroki yang tua-tua itu kadang-kadang bertanya kalau

saya mempunyai buku-buku tua, orgen tua yang tidak dipakai bisa tidak

dimasukakan dalam museum. kemudian para petugas museum bertanya

apakah ada nilai sejarahnya dan mereka beranggapan nilai sejarahnya

terletak dari umur benda-benda yang mereka miliki seumuran dengan

Gereja Keuskupan Agung Semarang. Lalu kami membagi kesadran

kepada umat bahwa semua peninggalan yang ada di sini berkaitan

dengan Keuskupan Agung Semarang. Jadi, benda-benda yang disimpan

di sini yang memiliki nilai sejarah mengenai keuskupan Agung

Semarang. Kedua, berkaitan dengan penyelenggaraannya museum ini

tidak hanya menjadi lembaga museum saja tetapi juga menjadi rumah

untuk Komisi Karya Misioner Keuskupan Agung Semarang dan

Keuskupan Agung Indonesia. Dengan aneka macam tugas karyanya dan

pernah museum ini dipahami sebagai alat saja untuk menyelenggarakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

140

karya-karyanya. Tetapi lambat laun tempat ini mulai dibuah sesuai

dengan fungsinya sebagai museum dengan mengirim teman-teman yang

ada di museum untuk belajar dan berbagi informasi dengan museum-

museum lainnya.

2. Koleksi yang ada di Museum Misi Muntilan

P : Bagaimana cara melakukan pengumpulan benda-benda agar menjadi

koleksi Museum Misi Muntilan?

I : Koleksi museum ini berasal dari berbagai tempat. Awalnya dari Wisma

Uskup, Keuskupan Agung Semarang. Selanjutnya ada dari berbagai

macam ordo tarekat serikat Yesuit, Susteran-Susteran, dari Gereja-Gereja

tertentu dan juga peristiwa-peristiwa tertentu. Misalnya mimbar, kursi

yang dipakai Paus Paulus Yohanes II yang berkunjung ke Indonesia saat

itu. Relikui peninggalan dari orang-orang kudus.

P : Adakah pengkategorian untuk koleksi-koleksi yang ada di museum?

I : Selama ini lebih kekategori alur penjelasan dari ruangan ke ruangan.

Kategori peruangan ada kategori penjelasan mulai dari sejarah, lembaga-

lembaga edubakti, peninggalan para misionaris, peninggalan para Uskup,

peninggalan-peninggalan secara umum itu merupakan kategori-kategori

yang ada di setiap ruang. Kategori bentuk bendanya, ada yang berupa

peninggalan yang berkaitan dengan peninggalan para Romo dan Uskup

yaitu stola dan jubah. Berkaitan dengan karya-karya, ordo konggeregasi

tertentu misal ada mesin ketik, alat gilingan yang dipakai oleh

Konggergasi PRK, buku doa. Yang bisa dilihat langsung

pengkategoriannya adalah kategori peruangan.

P : Adakah kreteria dalam pemajangan koleksi-koleksi yang ada di museum?

I : Selama ini atau sejauh saya mengamati sejak tahun 2013-2017, tidak ada

penggantian yang signifikan untuk koleksi-koleksi itu meskipun dulu

ditulis dalam pedoman museum untuk mengadakan penyegaran disple

secara rutin tetapi dalam prakteknya belum. Mengapa belum? Karena

untuk menyususn sebuah cerita historis tertentu tidak sekedar memajang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

141

pakaian kemudian digantikan pakaian tetapi ada paparan edukatif

tertentu. Hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama karena tidak

mudah untuk menyusun sebuah cerita baru.

P : Koleksi mana saja yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar terutama

sejarah?

I : Kalau yang dimaksud mengenai Sejarah Keuskupan Agung Semarang.

Semua benda koleksi mengarahkan orang yang melihat untuk

mempelajari Sejarah Keuskupan Agung Semarang karena benda-benda

yang dipajang di sini memiliki kriteria yang berkaitan dengan Sejarah

Keuskupan Agung Semarang. Apapun itu akan ditarik hubungan dengan

Sejarah Keuskupan Agung Semarang. Seperti, sepeda Mbah Darmo

kenapa dipajang di situ? karena ingin menekankan bahwa Keuskupan

Agung Semarang dalam sejarah juga selalu memberi ruang dan tempat

untuk perkembangan orang awam. Celengan dari kaleng yang ada di

bagian atas, kenapa ditempatkan? Untuk mengingatkan bahwa sejak awal

perkembangannya Sejarah Keuskupan Agung Semarang ini yang

namanya soladiritas missioner itu sudah dibentuk sejak awal kesadaran

itu dengan dana dengan derma, kolekte, urunan, dan dengan pengorbanan

banyak orang. Oleh karena itu, pengunjung selalu diarahkan untuk

mempelajari Sejarah Keuskupan Agung Semarang melalui koleksi-

koleksi yang memiliki nilai sejarah yang ada di museum.

3. Kegiatan edukasi yang ada di Museum Misi Muntilan

P : Apa saja kegiatan yang dilaksanakan di Museum Misi Muntilan ?

I : Kunjungan dari orang-orang yang melihat koleksi-koleksi, pendalaman-

pendalaman. Pendalaman bisa dalam bentuk doa, lagu-lagu, film,

dinamika permainan yang diarahkan untuk membangun semangat misi.

Rekoleksi-rekoleksi yaitu pendalaman yang bersifat lebih rohani artinya

ada tarikan-tarikan atau refleksi-refleksi yang berkaitan dengan hidup

orang Katolik. Khususnya untuk pengunjung yang beragama Katolik,

kalau yang tidak diarahkan untuk melihat dan mengamati peran Gereja

Keuskupan Agung Semarang dalam perkembangan untuk masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

142

dan bangsa. Kemudian pengembangan yang lain adalah kerjasama-

kerjasama. Misalnya beberapa kali ada orang yang menulis tentang

Sejarah Keuskupan Agung Semarang yang bekerjasama dengan Museum

Misi.

P : Apa saja kegiatan rutin yang dilaksanakan di Museum Misi Muntilan?

I : Kegiatan rutinnya yaitu kegiatan perawatan, konsulidasi atau

pembicaraan-pembicaraan ditingkat staf. Menyelenggarakan kegiatan

edukatif yang ada di sekitar museum yaitu mengadakan kegiatan novena

jumat kliwon yang ada di Kerkof. Cita-citanya untuk menjaga semangat

yang diwariskan oleh pendahulu yang sekarang menjadi novena selasa

kliwonan.

P : Kegiatan apa saja yang ada di Museum Misi Muntilan yang dapat

dijadikan sumber belajar terutama sejarah?

I : Mendampingi pengunjung yang datang ke museum, dengan menjelaskan

koleksi-koleksi yang ada di museum. Kemudian ditanyakan nilai apa

yang didapat dari berkunjung ke museum.

P : Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan edukasi?

I : Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan edukasi yaitu dari staf

museum, guru-guru di sekitar museum dan bekerjasama dengan orang-

orang muda katolik

P : Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan

tersebut? Bagaiman menghadadapi kendala tersebut?

I : Kendalanya dalam inovasi penyelenggaraan. Barang-barang yang ada

hanya begitu-begitu saja. Unuk itu bagaimana menyampaikan semangat

sejarah dan misi itu sehingga dapat ditangkap oleh anak-anak, remaja,

dan orang-orang dewasa yang dalam arti tertentu tidak tertarik dengan

sejarah. Mereka harus disegarkan dan diberi tahu mengenai sejarah yang

ada. Semakin lama museum ini dikenal makin banyak orang yang ingin

menyumbang benda koleksi. Sementara, koleksi yang ada di sini saja

sudah sedemikian rupa, belum yang masih ada di ruang penyimpanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

143

Dalam menghadapi kendala tersebut hal yang kami lakukan adalah

mengadakan pembelajaran terus-menerus.

P : Siapa saja pengunjung Museum Misi Muntilan ?

I : Pengunjung museum terdiri dari banyak kalangan sebagian besar dari

umat Katolik. Kategori sekolah yaitu TK, SD, SMP, SMA. Kategori

paroki yaitu kelompok Misdinar, Sekolah Minggu, Komuni Pertama.

Mahasiswa, Keluarga, Lingkungan, Suster-Suster, Bruder, Romo-Romo.

Kemudian kelompok di luar agama Katolik yaitu dari NU, Komunitas

Penggemar Museum, Komunitas Pencita Sejarah, dan dari luar negeri.

4. Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar Sejarah

P : Bagaimana cara memanfaatkan Museum Misi Muntilan sebagai sumber

belajar, khususnya sejarah?

I : Dengan kunjungan-kunjungan orang sudah belajar yang kami harapkan

selanjutnya adalah ada studi-studi khusus yang dibuat berkaitan dengan

koleksi, keberadaan, maupun tujuannya itu sendiri yang perlu

ditingkatkan. Studi-studi itu yang membantu merefleksikan dan

memperdalam apa yang sudah terselenggara. Misalnya yang dibuat

teman-teman dalam karya tulis, tulisan-tulisan kecil, jurnal yang sangat

berperan dalam tujuan pembuatan museum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

144

CATATAN LAPANGAN 7

WAWANCARA

Judul/ Topik : Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar

Sejarah

Nama Peneliti : Erza Setiana Sirait

Responden : Bruri (Guru Sejarah SMP Stela Duce)

Hari, Tanggal : Selasa, 9 Mei 2017

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Apakah Anda pernah berkunjung ke museum? Museum mana yang

pernah Anda Kunjungi?

I : Pernah. Museum yang pernah saya kunjungi adalah Museum Benteng

Vredbrug, Museum Sono Budoyo, Museum Nasional, Museum Sangiran

dan masih banyal lagi museum lainnya.

P : Bagaiman kesan pertama ketika Anda mengunjungi Museum Misi

Muntilan?

I : Museum ini dibuat untuk mengenal jasa-jasa Romo van Lith dan sejarah

Gereja Katolik.

P : Apakah Museum Misi Muntilan cocok digunakan untuk sumber belajar

dan koleksi apa saja yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar

terutama sejarah?

I : Kalau menurut Museum Misi Muntilan sangat cocok digunakan untuk

sumber belajar, terutama untuk anak-anak van Lith karena sangat

relevan. Di mana visi dan misi sangat cocok dengan museumnya. Selain

sebagai acuan, anak-anak juga belajar dari Romo van Lith. Caranya

belajar anak-anak diajak untuk berkunjung ke museum. Akan tetapi, di

kurikulum kita saat ini belum ada proses Kristenisasi yang ada baru

masuknya Agama Islam, Hindu, Buddha, yang untuk Katolik ini tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

145

secara mendalam dibahas dalam kurikulum saat ini. Untuk materi yang

hampir mendekati, yaitu perkembangan Kolonialisme di Indonesia itupun

hanya sekilas misalnya tentang gold, glory dan gospel, latar belang

penjelajahan. Meskipun antara Pastor jaman dahulu dengan Belanda

tidak ada kaitanya tetapi bisa dikait-kaitkan. Sementara koleksi yang

dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah menurut saya tokoh

Romo van Lith, karena dia merupakan Romo yang memperjuangan

pendidikan untuk kamum pribumi.

P : Kedala yang dihadapi untuk memanfaatkan Museum Misi Muntilan

sebagai sumber belajar?

I : Kendalanya dalam hal catan-catan. Kalau guru mau mengajarkan

mengenai koleksi-koleksi yang ada di museum ini masih harus bertanya

lagi mengenai penjelasan-penjelasan yang ada sehingga di dapat bukti

yang real mengenai koleksi yang ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

146

CATATAN LAPANGAN 8

WAWANCARA

Judul/ Topik : Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar

Sejarah

Nama Peneliti : Erza Setiana Sirait

Responden : Indri Prasanti (Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Prodi

Pendidikan Sejarah)

Hari, Tanggal : Rabu, 10 Mei 2017

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Apakah kamu pernah berkunjung ke Museum? Museum mana yang

pernah kamu kunjungi?

I : Pernah, museum yang pernah saya kunjungi diantaranya Museum

Gunung Merapi, Museum Benteng Vrederbug, dan Museum Purbakala.

P : Apa yang sering Anda lakukan saat berkunjung ke Museum?

I : Melihat benda-benda bersejarah yang ada di museum dan juga mencari

tahu cerita dibalik koleksi yang ada.

P : Bagaimana kesan yang didapat saat berkunjung ke Museum Misi

Muntilan?

I : Kesan yang saya dapat saat berkunjung ke Museum Misi Muntilan yaitu

nyaman dan tenang.

P : Apakah Museum Misi Muntilan cocok dimanfaatkan sebagai sumber

belajar terutama sejara? Jelaskan?

I : Kalau menurut saya tidak cocok karena benda-benda yang ada di

museum itu belum pasti kejelasnya sudah ditampilkan dan benda-benda

yang biasa juga sudah ditampilkan, yang belum jelas sejarahnya juga

sudah ditampilkan.

P : Apakah Anda dalam melakukan kunjungan ke Museum Misi Muntilan

ini berdasarkan tugas kuliah/sekolah/rekreasi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

147

I : Dalam melakukan kunjungan ke Museum Misi Muntilan, berdasarkan

tugas kuliah. Kami diajak melakukan penelitian untuk dijadikan tugas

Pengembangan Kreativitas Mahasiswa (PKM).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

148

CATATAN LAPANGAN 9

WAWANCARA

Judul/ Topik : Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar

Sejarah

Nama Peneliti : Erza Setiana Sirait

Responden : Theresia April Lindawati (Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Universitas Sanata Dharma)

Hari, Tanggal : Rabu, 10 Mei 2017

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Apakah kamu pernah berkunjung ke Museum? Museum mana yang

pernah kamu kunjungi?

I : Pernah, museum yang pernah saya kunjungi diantaranya Museum

Merapi, Museum Benteng Vrederbug, dan Museum Geologi.

P : Apa yang sering Anda lakukan saat berkunjung ke Museum?

I : Melihat benda-benda bersejarah yang ada di museum dan juga mencari

tahu nilai sejarah dari setiap koleksi yang ada di museum.

P : Bagaimana kesan yang didapat saat berkunjung ke Museum Misi

Muntilan? Bedanya Museum Misi Muntilan dengan museum lain yang

pernah Anda kunjungi?

I : Kesan yang saya dapat saat berkunjung ke Museum Misi Muntilan yaitu

adem, di mana tempatnya sangat nyaman dan sejuk. Bedanya Museum

Misi Muntilan dengan museum yang lain yaitu kalau di Museum Misi

Muntilan banyak menampilkan benda-benda yang memiliki nilai sejarah

dari para Romo-Romo yang pernah menjabat sebagai Keuskupan Agung

Semarang dan juga peninggalan-peninggalan lain yang ingin

memperkenalkan Agama Katolik

P : Apakah Museum Misi Muntilan cocok dimanfaatkan sebagai sumber

belajar terutama sejara? Jelaskan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

149

I : Iya, sangat cocok. Meskipun Museum Misi Muntilan sangat condong

kearah agama khususnya agama Katolik. Akan tetapi kalau kita belajar

dalam sebuah pendidikan tidak boleh mencampur adukan dengan agama,

tetapi menjadikan sesuatu yang ada disekiling kita sebagai sumber

belajar. Khususnya untuk kami Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Prodi Pendidikan Sejarah yang mengambil Kuliah Sejarah Gereja.

Museum Misi Muntilan ini dapat memberikan manfaat dalam

pembelajaran karena implementasinya sangat nyambung. Koleksi-koleksi

yang ada dapat memberikan banyak pengetahuan untuk kita mengenal

masuknya agama Katolik di Indonesia khususnya Pulau Jawa.

P : Apakah koleksi-koleksi yang ada di museum dapat memberikan manfaat

untuk sumber belajardan koleksi manakah yang dapat dijadikan sebagai

sumber belajar, khususnya sejarah?

I : Koleksi-koleksi yang ada di museum semuanya dapat memberikan

manfaat untuk pembelajaran. Khususnya saya yang kuliah di Pendidikan

Sejarah Universitas Sanata Dharma. Di mana ada mata kuliah sejarah

Gereja yang sangat relevan dengan koleksi-koleksi yang ada di museum.

Implementasinya sangat cocok untuk digunakan sebagai sumber belajar.

Koleksi yang dapat digunakan untuk sumber belajar khususnya sejarah

yaitu koleksi mengenai Romo van Lith.

P : Apakah Anda dalam melakukan kunjungan ke Museum Misi Muntilan

ini berdasarkan tugas kuliah/sekolah/rekreasi?

I : Kunjungan ke Museum Misi Muntilan dilakukan berdasarkan tugas

kuliah. Kalau dari kampus tidak mengajak saya tidak akan tahu kalau ada

museum di Muntilan yang menampilkan berbagai macam koleksi

mengenai agama Katolik.

P : Menurut Anda, kendala apa yang dihadapi untuk menjadikan museum

sebagai seumber belajar?

I : Kendala yang dihadapi untuk menjadikan Museum Misi Muntilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

150

sebagai sumber belajar yaitu museum ini kurang begitu di ekspos.

Banyak orang kurang mengetahui kalau di Muntilan punya sebuah

museum yang tidak kalah dengan museum lainnya yang ada di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

151

CATATAN LAPANGAN 10

WAWANCARA

Judul/ Topik : Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar

Sejarah

Nama Peneliti : Erza Setiana Sirait

Responden : Donita Sari (XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Van Lith)

Hari, Tanggal : Senin, 15 Mei 2017

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Apakah Anda pernah berkunjung ke museum? Museum mana yang

pernah Anda kunjungi?

I : Pernah. Museum yang pernah saya kunjungi adalah Museum Kereta

Api, dan Museum Afandi.

P : Apa yang sering Anda lakukan saat berkunjung ke Museum?

I : Kegiatan yang saya lakukan ketika berada di museum yaitu melihat atau

mengamati benda-benda koleksi yang ada di museum. Membaca sejarah

mengenai koleksi-koleksi yang ada dan mengabadikan dalam bentuk foto

P : Bagaimana kesan yang didapat saat berkunjung ke Museum Misi

Muntilan?

I : Kesan yang saya dapat saat berkunjung ke museum ini adalah bangga,

karena di Muntilan sendiri sebagai kota yang kecil ternyata banyak lahir

tokoh-tokoh sejarah atau para misionaris yang menyebarkan Katolik di

Pulau Jawa. Museum memiliki koleksi-koleksi yang berbeda dari

museum yang pernah saya kunjungi. Koleksi-koleksi yang ada

menambah wawasan baru mengenai sejarah agama Katolik.

P : Apakah Museum Misi Muntilan cocok dimanfaatkan sebagai sumber

belajar terutama sejara? Jelaskan?

I : Kalau menurut saya cocok sekali karena dari museum ini kita dapat

mengetahui sejarah Muntilan sampai disebut Betlehem van Java.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

152

P : Apakah koleksi-koleksi yang ada di museum dapat memberikan manfaat

untuk sumber belajar dan koleksi mana yang dapat digunakan untuk

sumber belajar khususnya sejarah?

I : Iya, koleksi-koleksi yang ada di museum dapat memberikan manfaat

untuk sumber belajar karena di setiap koleksi memiliki nilai sejarah yang

dapat digali lebih lagi untuk sumber belajar. Sedangkan untuk koleksi

yang dapat digunakan untuk sumber belajar yaitu koleksi yang

menceritakan tentang orang-orang yang pernah berkarya di tanah Jawa.

mereka memiliki semangat dalam menyebarkan misi di tanah jawa ini.

P : Apakah Anda dalam melakukan kunjungan ke Museum Misi Muntilan

ini berdasarkan tugas kuliah/sekolah/rekreasi?

I : Dalam melakukan kunjungan ini saya diajak oleh sekolah. Saat

melakukan kunjungan pertama saya merasa kagum melihat bahwa di

Muntilan ada sebuah museum yang memiliki koleksi yang bagus.

P : Menurut Anda, kendala apa yang dihadapi untuk menjadikan museum

sebagai seumber belajar?

I : Kendala yang dihadapi untuk menjadikan museum sebagai sumber

belajar yaitu masih banyak orang yang beranggapan kalau Museum Misi

cocoknya digunakan hanya untuk pelajaran agama saja. Pada hal di

dalamnya terdapat banyak sumber yang dapat dihubungkan dengan

pembelajaran sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

153

CATATAN LAPANGAN 11

WAWANCARA

Judul/ Topik : Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar

Sejarah

Nama Peneliti : Erza Setiana Sirait

Responden : Teresiana Donal Cristiani (X IPS 2 SMA Pangudi Luhur Van

Lith)

Hari, Tanggal : Senin, 15 Mei 2017

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Apakah Anda pernah berkunjung ke museum? Museum mana yang

pernah Anda kunjungi?

I : saya pernah berkunjung ke museum. Museum yang pernah saya kunjungi

adalah Museum Kereta Api.

P : Apa yang sering Anda lakukan saat berkunjung ke Museum?

I : Kegiatan yang saya lakukan kalau berada di museum yaitu melihat atau

mengamati benda-benda koleksi yang ada di museum.

P : Bagaimana kesan yang didapat saat Anda berkunjung ke Museum Misi

Muntilan?

I : Kesan yang saya dapatkan saat berkunjung ke museum ini yaitu museum

ini sangat keren, karena museum ini berisi peninggalan para pendahulu

kita.

P : Apakah Museum Misi Muntilan cocok dimanfaatkan sebagai sumber

belajar terutama sejara? Jelaskan?

I : Kalau menurut saya cocok untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar

karena koleksi-koleksi yang ada dapat memberikan manfaat sendiri

dalam pembelajaran.

P : Apakah koleksi-koleksi yang ada di museum dapat memberikan manfaat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

154

untuk sumber belajar dan koleksi mana yang dapat digunakan untuk

sumber belajar, khususnya sejarah?

I : Iya, koleksi yang ada sangat memberikan manfaat khususnya untuk

pemebelajaran sejarah karena belajar sejarah tidak hanya bersumber pada

satu benda saja, tetapi bisa dari beberapa koleksi yang ada. Sementara

koleksi yang dapat memberikan manfaat untuk sumber belajar sejarah

yaitu patung Romo van Lith. Menurut saya Romo van Lith dapat

memberikan suatu perubahan untuk bangsa ini dalam hal pendidikan.

P : Apakah Anda dalam melakukan kunjungan ke Museum Misi Muntilan

ini berdasarkan tugas kuliah/sekolah/rekreasi?

I : Kunjungan dilakukan berdasarkan tugas sekolah. Setiap awal tahun

ajaran baru kami diajak untuk mengenal museum secara lebih dekat.

P : Menurut Anda, kendala apa yang dihadapi untuk menjadikan museum

sebagai seumber belajar?

I : Banyak benda koleksi yang belum begitu kelihatan sejarahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

155

CATATAN LAPANGAN 12

WAWANCARA

Judul/ Topik : Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar

Sejarah

Nama Peneliti : Erza Setiana Sirait

Responden : Romo Demonicius Bambang Sutrisno, Pr (Imam Projo

Keuskupan

Agung Semarang)

Hari, Tanggal : Rabu, 17 Mei 2017

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Bagaimana latar belakang berdirnya Museum Misi Muntilan?

I : Latar belakang berdirinya museum dulunya dibangun untuk konteksnya

sejarah. Istilahnya dulu dalam rangka untuk mengetahui awal mulanya

Keuskupan Agung Semarang. Untuk mengetahui perkembangannya dari

masa ke masa. Kemudian museum ini untuk kepentingan orang-orang

yang memahami, mendalami spritualitas atau pola dasar penghayatan

iman di Keuskupan Agung Semarang. Yang pokok untuk kepentingan

sejarah, supaya setiap orang bisa paham. Hal pertama yang kami pelajari

yaitu mengenai hakekat sejarah. Karena kami bukan orang yang berlatar

belakang sejarah. Sejarah itu bukan mengenai masa lampau. Sejarah itu

untuk memahami situasi konkret sekarang.

P : Mengapa Muntilan dijadikan sebagai tempat berdirinya museum?

I : Pada waktu itu museum dibangun di Semarang yang diberi nama Wisma

Uskup. Dalam perkembangannya museum ini kurang mendapat perhatian

dari umat. Kemudian dari beberapa pengurus di Keuskupan Agung

Semarang, memindahkan museum ke Muntilan. Hal ini dilakukan karena

Muntilan disebut sebagai Betlehem Van Java tempat lahirnya Tuhan

Yesus di Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

156

I : Kami adalah orang lapangan dan pelaksana dari utusan tingkat

tinggi. Kendalanya yaitu soal kepemilikian tanah, karena tanah yang

digunakan untuk membuat museum adalah tanah milik Konggergasi

Jesuit. Programnya orang melihat itu adalah utusan Keuskupan Agung

Semarang. Orang umum mengatakan bahawa ini tanah ini milik Paroki

Muntilan. Maka museum ini menempati tanah milik Jesuit yang

kemudian untuk Paroki Muntilan, kemudian ada yang merasa dirugikan.

Oleh karena itu dibuatlah tempat pastoran baru, tetapi tempat pasturan

baru ini tidak jadi ditempati karena banyak pihak yang tidak setuju yang

akhirnya tempat pastoran baru ini yang menjadi museum. karean

Program museum adalah program kerjasama antara Keuskupan agung

Semarang, Serikat Jesuit, dan Bruder FIC yang menyangkut situs

missioner di Muntilan. Oleh karena itu mereka menggap banguan lama

lebih. Kendala lain yaitu kami bukan dari orang-orang mengerti tentang

museum.

P : Bagaimana cara melakukan pengumpulan benda-benda agar menjadi

koleksi Museum Misi Muntilan?

I : Koleksi pertama dari Wisma Uskup di Keuskupan Agung Semarang.

Kemudian dari beberapa umat yang mempunyai barang-barang penigalan

dari para Romo, dari Pasturan-Pasturan dan ada yang kami harus

mengeluarkan biaya untuk mengganti Lonceng Prenthaler dari Boro.

P : Apa saja kegiatan edukasi yang dilakukan di Museum Misi Muntilan?

I : Kegiatan edukasi yaitu pendampingan, rekoleksi. Kegiatan

pendampingan ini dimulai dari pengatar. Pengunjung diajak untuk

meyaksikan sejarah Muntilan sebagai Bethlehem van Java dan mengenai

Museum Misi Muntilan. Siapapu yang terlibat dalam museum harus bisa

menguasai edukasi yang ada di museum. Semua pengunjung yang datang

dipandu. Untuk didampingi, sehingga mereka dapat mengenal koleksi

yang ada secara jelas. Kalau yang datang rombongan dibagi ke dalam

beberapa kelompok. Ada yang masuk ke dalam ruang aula dulu untuk

diberi pengatar, kemudia baru dipandu untuk melihat koleksi. Museum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

157

ini masuk ke dalam misiologi yaitu museum yang menekankan kepada

pewarisan nilai-nilai.

P : Apakah Museum Misi Muntilan dapat digunakan sebagai sumber belajar

terutama untuk sejarah?

I : Museum Misi Muntilan dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah

terutama untuk materi sejarah Gereja, memang kerangka pertama

pembentukan museum ini adalah sejarah. Ini cocok untuk belajar sejarah

dalam arti tertentu. Sejarah untuk memahami realitas sekarang dan

menjadi daya dorong untuk maju. Untuk belajar memahami bagaiman

pendidikan jaman dulu, perkembangan gereja dulu, munculnya gerakan-

gerakan dulu. Memang hal masa lamapu tetapi dipakai untuk masa kini.

Seperti tulisan Sartono Kartodirjo tulisan-tulisan itu berbau mengenai

sejarah lokal suatu daerah.

P : Bagaimana cara memanfaatkan Museum Misi Muntilan sebagai sumber

belajar, khususnya sejarah?

I : Cara memanfaatkan Museum Misi Muntilan ini sebagai sejarah yaitu

dengan mendampingi para pengunjung untuk melihat koleksi-koleksi

yang ada di museum serta menjelaskan setiap koleksi yang ada dan

diajak untuk menggali wawasan mereka mengenai benda yang mereka

lihat sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

158

CATATAN LAPANGAN 13

WAWANCARA

Judul/ Topik : Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar

Sejarah

Nama Peneliti : Erza Setiana Sirait

Responden : Fransicus Saferius Agung Prabowo (Kodam IV Diponegoro)

Hari, Tanggal : Kamis, 18 Mei 2017

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Apakah bapak pernah berkunjung ke Museum? Museum mana saja yang

pernah bapak kunjungi?

I : Pernah, museum yang pernah saya kunjungi diantaranya Museum Jogja

Kembali, Museum Ambara, Museum Kereta Api, Museum Nasional,

Museum Persenjataan dan masih banyak lagi museum-museum lainnya

yang biasanya berkaitan dengan kemiliteran.

P : Apa yang sering bapak lakukan saat berkunjung ke Museum?

I : Melihat benda-benda bersejarah yang ada di museum dan juga mencari

tau nilai sejarah dibalik koleksi-koleksi yang dipajang.

P : Bagaimana kesan yang didapat saat berkunjung ke Museum Misi

Muntilan?

I : Kesan yang saya dapat saat berkunjung ke Museum Misi Muntilan yaitu

museum ini sangat bagus, sudah tertata rapi, pelayanannya juga sudah

sangat memuaskan dan menambah pengetahuan yang sebelumnya belum

pernah kami ketahui. Bedanya museum ini dengan museum lainnya yaitu

dari koleksi-koleksi yang ditampilkan semuanya bernuasa agama Katolik

dan jarang ditemui di tempat lain.

P : Apakah Museum Misi Muntilan cocok dimanfaatkan sebagai sumber

belajar terutama sejarah? Jelaskan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

159

I : Iya, museum ini sangat cocok dimanfaatkan untuk sumber pengetahuan,

dimana fasilitas yang ada di museum ini sudah sangat memadai.

Disediakan tempat untuk menonton video sebelum masuk ke tempat

koleksi dan didampingi pemandu yang menjelaskan satu persatu

mengenai koleksi yang ada di museum.

P : Apakah koleksi-koleksi yang ada di museum semuanya dapat

memberikan manfaat untuk pembelajaran dan koleksi mana yang dapat

dijadikan sebagai sumber belajar?

I : Menurut saya koleksi-koleksi yang ada di museum ini rata-rata sangat

memberikan manfaat untuk pembelajaran. Kemudian untuk mendapatkan

koleksi-koleksi yang ada di museum ini sangat susah dan tidak mudah.

Saya sangat terkesan dengan koleksi-koleksi yang ada di sini dan sangat

jarang dijumpai di tempat lain. Koleksi yang dapat dijadikan sumber

belajar sejarah menurut saya koleksi sepeda otel milik Mbah Darmo,

karena sepeda ontel menggambarkan penyembaran ajaran agama Katolik

masih sangat sederhana.

P : Apakah bapak dalam melakukan kunjungan ke Museum Misi Muntilan

ini berdasarkan tugas kantor/rekreasi?

I : Saya dan teman-teman melakukan kunjungan dalam rangka rekreasi

untuk menambah pengetahuan tentang agama Katolik.

P : Menurut bapak, kendala apa yang dihadapi untuk menjadikan museum

sebagai sumber belajar?

I : Menurut saya tidak ada kendala yang dihadapi untuk menjadikan

museum ini sebagai tempat belajar, karena koleksi yang ada sudah cukup

beragam dan sangat memberi pengetahuan untuk setiap orang yang

datang berkunjung ke museum ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

160

CATATAN LAPANGAN 14

WAWANCARA

Judul/ Topik : Pemanfaatan Museum Misi Muntilan sebagai Sumber Belajar

Sejarah

Nama Peneliti : Erza Setiana Sirait

Responden : Riyan Saputra (Mahasiswa Universitas Gajah Mada Fakultas Ilmu

Budaya, Jurusan Arkeologi)

Hari, Tanggal : Kamis, 18 Mei 2017

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Apakah Anda pernah berkunjung ke museum? Museum mana yang

pernah Anda kunjungi?

I : Iya saya sering berkunjung ke museum. Museum yang saya kunjungi

yaitu Museum Sono Budoyo, Museum Benteng Vredebrug, Museum

Nasional dan masih banyak lagi.

P : Apa yang sering Anda lakukan saat berkunjung ke Museum?

I : Kegiatan yang saya lakukan kalau berada di museum yaitu melihat atau

mengamati koleksi-koleksi yang ada di museum untuk menambah

wawasan pengetahuan.

P : Bagaimana kesan yang didapat saat Anda berkunjung ke Museum Misi

Muntilan?

I : Kesan yang saya dapatkan saat berkunjung ke museum ini yaitu saya

penasaran tentang koleksi yang ada di museum. Sebetulnya saya punya

gambaran cerita tentang museum ini, tetapi apa isinya belum ada

gambaran. Walapun saya sudah bekerja di museum.

P : Apakah Museum Misi Muntilan cocok dimanfaatkan sebagai sumber

belajar terutama sejara? Jelaskan?

I : Cocok, tetapi masih banyak data-data mengenai koleksi-koleksi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

161

masih kurang dalam cerita sejarahnya. Seperti pada waktu itu ada

sekelompok anggota yang ingin mencari data mengenai Lonceng Agelus,

tetapi data yang di miliki museum masih kurang.

P : Apakah koleksi-koleksi yang ada di museum dapat memberikan manfaat

untuk sumber belajar, khususnya sejarah?.

I : Iya, hal ini sangat memberikan manfaat khususnya untuk pemebelajaran

Sejarah dan koleksi yang cocok digunakan untuk sumber belajar sejarah

yaitu koleksi mengenai sejarah Gereja Katolik di Indonesia.

P : Apakah Anda dalam melakukan kunjungan ke Museum Misi Muntilan

ini berdasarkan tugas kuliah/sekolah/rekreasi?

I : Dalam melakukan kunjungan ini berdasarkan tugas kuliah. Di mana Saya

punya kesempatan untuk magang di museum ini. Kegiatan yang saya

lakukan yaitu meneliti koleksi-koleksi yang ada dan perawatannya.

P : Menurut Anda, kendala apa yang dihadapi untuk menjadikan museum

sebagai seumber belajar?

I : Banyak benda koleksi yang belum begitu kelihatan asal usul sejarahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

162

DOKUMENTASI WAWANCARA

A. Dokumentasi Pengelola Museum Misi Muntilan

Wawancara dengan Antonius Tri Usada Sena tanggal 2 Mei 2015

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Wawancara dengan Romo. Yosep Nugroho tanggal 8 Mei 2017

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

163

Wawancara dengan Rm. Bambang Sutrisno, Pr tanggal 17 Mei 2017

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

B. Dokumentasi Guru

Wawancara dengan Robertus Balok Nugroho tanggal 8 Mei 2017

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

164

Wawancara dengan Albertus Joko Suryanto tanggal 8 Mei 2017

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

C. Dokumentasi Pengunjung

Wawancara dengan Theresia April Lindawati tanggal 10 Mei 2017

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

165

Wawancara tanggal dengan Donita Sari dan Donal Cristiani 15 Mei 2017

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Wawancara dengan F.X Agung Prabowo tanggal 18 Mei 2017

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

166

SILABUS

MATA PELAJARAN SEJARAH KELOMPOK PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL

Satuan Pendidikan : SMA Kelas : XI Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,

responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

1.1 Menghayati nilai-nilai peradaban

dunia yang menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

167

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

2.1 Mengembangkan sikap jujur, rasa ingin tahu, tanggung jawab, peduli, santun, cinta damai dalam mempelajari peristiwa sejarah sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.2 Menunjukan sikap cinta tanah air, nilai-nilai rela berkorban dan kerja sama yang dicontohkan para pemimpin pada masa pergerakan nasional, meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

3.1 Menganalisis sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha yang berpengaruh pada

Kerajaan-Kerajaan Besar Indonesia pada Masa Kekuasaan Hindu-Buddha dan Islam

Sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan

Mengamati:

Membaca buku teks tentang sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha dan Islam yang berpengaruh pada

Tugas: Membuat laporan tertulis hasil analisis mengenai sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada

4 mg x 4 jp Buku Paket Sejarah kelas XI

Buku-buku lainya

Sumber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

168

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.

3.2 Menganalisis sistem

pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Islam di Indonesia yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.

4.1 Menyajikan warisan sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini, dalam bentuk tulisan dan media lain.

4.2 Menyajikan hasil identifikasi warisan sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Islam di Indonesia yang berpengaruh

kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.

Sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Islam di Indonesia yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.

kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. Menanya:

Menanya dan berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi, penjelasan dan perluasan bahan analisis mengenai sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha dan Islam yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.

Mengeksplorasikan:

Mengumpulkan data dan informasi lanjutan terkait dengan pertanyaan mengenai sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha dan Islam yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini, melalui bacaan dan sumber lain yang tersedia.

Mengasosiasikan:

Menganalisis informasi dan data yang di dapat dari bacaan dan sumber lain yang terkait mengenai sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan

masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha dan Islam yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai laporan tertulis hasil analisis mengenai sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha dan Islam yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan

lain yang tersedia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

169

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini, dalam bentuk tulisan dan media lain.

masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha dan Islam yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

Mengomunikasikan:

Membuat laporan hasil analisis dalam bentuk tulisan dan atau media lain mengenai sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha dan Islam yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha dan Islam yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.

3.3 Menganalisis keterkaitan antara pemikiran dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini.

4.3 Membuat karya tulis tentang

pemikiran dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain:

Peristiwa di Eropa Yang Berpengaruh terhadap Kehidupan Ummat Manusia

Pemikiran dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa

Mengamati:

Membaca buku teks tentang pemikiran dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini.

Menanya:

Menanya dan berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman tentang pemikiran dan

Tugas: Membuat karya tulis tentang pemikiran dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini.

4 mg x 4 jp

Buku Paket Sejarah kelas XI

Buku-buku lainya

Sumber/ media lain yang tersedia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

170

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri yang berpengaruh bagi Indonesia dan dunia.

lain di dunia pada masa itu dan masa kini.

peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini.

Mengeksplorasikan:

Mengumpulkan data dan informasi lanjutan terkait dengan pertanyaan dan materi tentang pemikiran dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini, melalui bacaan dan sumber-sumber lainya yang terkait

Mengasosiasikan:

Menganalisis informasi dan data yang di dapat dari bacaan dan sumber lain yang terkait mengenai pemikiran dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan

Observasi : Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai karya tulis peserta didik tentang pemikiran dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini. Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis tentang pemikiran dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

171

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

masa kini. Mengomunikasikan:

Membuat karya tulis mengenai pemikiran dan peristiwa-peristiwa penting di Eropa antara lain: Merkantilisme, Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini.

Indonesia dan bangsa lain di dunia pada masa itu dan masa kini.

3.4 Menganalisis keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini.

4.4 Menyajikan hasil analisis tentang

revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) serta pengaruhnya terhadap kehidupan umat manusia dalam bentuk tulisan dan media lain.

Revolusi Besar Dunia dan Pengaruhnya Terhadap Ummat Manusia

Revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini.

Mengamati:

Membaca buku teks mengenai keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini.

Menanya:

Menanya dan berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman mengenai keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini.

Mengeksplorasikan:

Tugas: Membuat tulisan dan atau media lain mengenai keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini. Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio:

5 mg x 4 jp

Buku Paket Sejarah kelas XI

Buku-buku lainnya

Gambar Revolusi-revolusi besar dunia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

172

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

Mengumpulkan data dan informasi lanjutan terkait dengan pertanyaan dan materi mengenai keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini, melalui bacaan dan sumber-sumber lainnya yang terkait.

Mengasosiasikan:

Menganalisis informasi dan data yang di dapat dari bacaan dan sumber lain yang terkait mengenai keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini, melalui bacaan dan sumber-sumber lainnya yang terkait.

Mengomunikasikan:

Membuat laporan dalam bentuk tulisan dan media lain mengenai keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini, melalui bacaan dan sumber-sumber lainnya yang terkait.

Menilai tulisan dan atau media lain mengenai keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini. Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

173

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

3.5 Menganalisis hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini.

4.5 Menyajikan hasil analisis tentang hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika dalam bentuk tulisan dan media lain.

Ideologi, Perang Dunia dan Pengaruhnya terhadap Gerakan Kemerdekaan di Asia dan Afrika.

Perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini.

Mengamati:

Membaca buku teks mengenai hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini.

Menanya:

Menanya dan berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman mengenai hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini.

Mengeksplorasikan:

Mengumpulkan data dan informasi lanjutan terkait dengan pertanyaan dan materi mengenai hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini.

Mengasosiasikan:

Tugas: Membuat tulisan dan atau media lain mengenai hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini. Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai tulisan dan atau media lain mengenai hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini.

3 mg x 4 jp

Buku Paket Sejarah kelas XI

Buku-buku lainya

Sumber lain yang tersedia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

174

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

Menganalisis informasi dan data yang di dapat dari bacaan dan sumber lain yang terkait mengenai hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini.

Mengomunikasikan:

Membuat laporan dalam bentuk tulisan dan atau media lain mengenai hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini.

Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis hubungan perkembangan faham-faham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika pada masa itu dan masa kini.

3.6 Menganalisis pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional.

4.6 Menyajikan hasil analisis tentang pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional

Perang Dunia dan Kelembagaan Dunia

Pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional.

Mengamati:

Membaca buku teks mengenai pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional.

Menanya:

Menanya dan berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman mengenai pengaruh PD I dan

Tugas: Membuat tulisan dan atau media lain mengenai pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional. Observasi:

3 mg x 4 jp

Buku Paket Sejarah kelas XI

Buku-buku lainya

Sumber/ media lain yang tersedia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

175

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

(LBB, PBB ), pergerakan nasional dan regional dalam bentuk tulisan dan media lain.

PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional.

Mengeksplorasikan:

Mengumpulkan informasi lanjutan terkait dengan pertanyaan dan materi mengenai pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional, melalui bacaan dan sumber-sumber lain yang terkait.

Mengasosiasikan:

Menganalisis informasi dan data yang di dapat dari bacaan dan sumber lain yang terkait untuk menyimpulkan keterkaitan pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional.

Mengomunikasikan:

Menyajikan dalam bentuk tulisan dan atau media lain mengenai pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB,

Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai tulisan dan atau media lain mengenai pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional. Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik, sosial-ekonomi dan hubungan internasional (LBB, PBB), pergerakan nasional dan regional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

176

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

PBB).

3.7 Menganalisis pengaruh imperialisme dan kolonialisme Barat di Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, sosial- budaya, pendidikan dan agama serta perlawanan kerajaan Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme Barat.

3.8 Menganalisis peran Sumpah Pemuda bagi kehidupan kebangsaan di Indonesia pada masa itu dan masa kini.

3.9 Menganalisis kehidupan sosial, ekonomi, budaya, militer dan pendidikan di Indonesia pada zaman pendudukan Jepang.

3.10 Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia pada masa kelahirannya dan pengaruhnya bagi masa kini.

4.7 Menyajikan hasil evaluasi tentang

Kebangkitan Heroisme dan Kesadaran Kebangsaan

Pengaruh imperialisme dan kolonialisme Barat di Indonesia

Sumpah Pemuda

Pendudukan meliter Jepang di Indonesia.

Akar-akar nasionalisme yang terkandung dalam Sarekat Islam, Indische Partij, dan Budi Oetomo

Mengamati:

Membaca buku teks dan mengamati sumber lain mengenai Imperialisme dan kolonialisme Barat, Sumpah Pemuda, pendudukan militer Jepang dan akar-akar nasionalisme.

Menanya:

Menanya dan berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman mengenai Imperialisme dan kolonialisme Bartat, Sumpah Pemuda, pendudukan militer Jepang dan akar-akar nasionalisme.

Mengeksplorasikan:

Mengumpulkan data/inormasi lanjutan melalui bacaan dan sumber-sumber lain yang terkait mengenai Imperialisme dan kolonialisme Barat, Sumpah Pemuda, pendudukan militer Jepang dan akar-akar nasionalisme.

Mengasosiasikan:

Menganalisis dan menyimpulkan pengaruh imperialisme dan kolonialisme Barat di

Tugas: Membuat tulisan dan atau media lain mengenai Imperialisme dan kolonialisme Barat, Sumpah Pemuda, pendudukan militer Jepang dan akar-akar nasionalisme. Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai tulisan dan atau media lain mengenai Imperialisme dan kolonialisme Barat, Sumpah Pemuda, pendudukan militer Jepang dan akar-akar nasionalisme. Tes: Menilai kemampuan peserta

6 mg x 4 jp

Buku Paket Sejarah kelas XI

Buku-buku lainya

Sumber/ media lain yang tersedia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

177

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

pengaruh imperialisme dan kolonialisme Barat di Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, sosial- budaya, pendidikan dan agama serta perlawanan kerajaan Indonesia dalam bentuk tulisan dan media lain.

4.8 Menyajikan hasil evaluasi penerapan semangat Sumpah Pemuda dalam kehidupan generasi muda Indonesia dan dalam kehidupan bernegara bangsa Indonesia masa kini, dalam bentuk tulisan atau media lain.

4.9 Membuat kliping tentang kehidupan sosial, ekonomi, budaya, militer dan pendidikan di Indonesia pada zaman pendudukan Jepang.

4.10 Menyajikan berbagai peristiwa

yang menunjukkan akar-akar nasionalisme Indonesia seperti Sarekat Islam, Indische Partij, Budi Utomo, dalam bentuk tulisan dan media lain.

Indonesia, peran Sumpah Pemuda bagi kehidupan kebangsaan di Indonesia, kehidupan sosial, ekonomi, budaya, militer dan pendidikan di Indonesia pada zaman pendudukan Jepang, serta akar-akar nasionalisme Indonesia

Mengomunikasikan:

Menyajikan dalam bentuk tulisan dan atau media lain tentang imperialisme dan kolonialisme Barat, Sumpah Pemuda, pendudukan militer Jepang dan akar-akar nasionalisme.

didik dalam menganalisis mengenai Imperialisme dan kolonialisme Barat, Sumpah Pemuda, pendudukan militer Jepang dan akar-akar nasionalisme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

178

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

3.11 Menganalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini.

4.11 Menyajikan gambaran peristiwa-

peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bentuk media visual.

Proklamasi Kemerdekaan sebagai Penegakan Hak Bangsa Indonesia

Peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini.

Mengamati:

Membaca buku teks dan mengamati sumber lain mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini.

Menanya:

Menanya dan berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini.

Mengeksplorasikan:

Mengumpulkan data dan ifnormasi lanjutan melalui bacaan dan sumber-sumber lain yang terkait mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini.

Mengasosiasikan:

Menganalisis dan menyimpulkan mengenai peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu

Tugas: Membuat media gambar mengenai peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini. Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai media gambar karya peserta didik tentang peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini. Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis materi peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17

8 mg x 4 jp

Buku Paket Sejarah kelas XI

Buku-buku lainya

Internet (jika tersedia)

Gambar-gambar peristiwa proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

179

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

dan masa kini.

Mengomunikasikan:

Menyajikan dalam bentuk media gambar peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini.

Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa itu dan masa kini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

186

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Pangudi Luhur

Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan

Kelas/ Semester : XI/2

Materi Pokok : Pengaruh Imprealisme dan Kolonialisme Belanda dalam

Bidang Agama Khususnya di Museum Misi Muntilan

Alokasi Waktu : 2x 45 menit

A. Kompetensi Inti

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.7 Menganalisis pengaruh

imperialisme dan kolonialisme Barat

di Indonesia dalam bidang politik,

ekonomi, sosial- budaya, pendidikan

dan agama serta perlawanan

kerajaan Indonesia terhadap

imperialisme dan kolonialisme

Barat.

3.7.1 Menjelaskan pengaruh

penyebaran Agama

Katolik di Jawa.

3.7.2 Menjelaskan

perkembangan Gereja

Katolik di Jawa.

4.7 Menyajikan hasil evaluasi tentang

pengaruh imperialisme dan

kolonialisme Barat di Indonesia

dalam bidang politik, ekonomi,

sosial- budaya, pendidikan dan

agama serta perlawanan kerajaan

Indonesia dalam bentuk tulisan dan

media lain.

4.7.1 Membuat artikel

karyawisata ke Museum

Misi Muntilan tentang

perkembangan Gereja

Katolik di Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

181

C. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menjelaskan mengenai pengaruh

penyebaran Agama Katolik di Jawa.

2. Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menjelaskan mengenai perkembangan

Gereja Katolik di Jawa.

3. Melalui kegiatan membuat laporan, siswa dapat menjelaskan perkembangan

Gereja Katolik di Jawa.

D. Materi Ajar

1. Pengaruh penyebaran Agama Katolik di Jawa.

2. Perkembangan Gereja Katolik di Jawa.

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran : scientific learning

2. Strategi pembelajaran : Cooperative learning

3. Metode pembelajaran : karyawisata

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan Guru memberikan salam.

Menanyakan kehadiran siswa.

Mengadakan tanya jawab mengenai

materi sebelumnya.

Menyampaikan tujuan pembelajaran

melalui power point.

10 Menit

Kegiatan Inti MENGAMATI

Guru meminta siswa mencermati

kemabali temuan lapangan yang

diperoleh saat karyawisata ke Museum

Misi Muntilan

Siswa mencermati kemabali temuan

lapangan yang diperoleh saat karyawisata

ke Museum Misi Muntilan.

MENANYA

Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya mengenai temuan

lapangan yang diperoleh saat karyawisata

15 menit

15 menit

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

182

ke Museum Misi Muntilan.

Siswa bertanya mengenai temuan

lapangan yang diperoleh saat karyawisata

ke Museum Misi Muntilan.

MENGUMPULKAN INFORMASI

Guru membagi siswa ke dalam 2

kelompok, masing-masing kelompok

membahas tentang :

a. Pengaruh penyebaran Agama Katolik

di Jawa.

b. Perkembangan Gereja Katolik di

Jawa.

Siswa mendiskusikan materi yang

diberikan guru

MENGASOSIASI

Siswa dalam kelompoknya

mengasosiasikan materi yang diberikan

guru.

MENGKOMUNIKASIKAN

Guru meminta siswa mempresentasikan

hasil diskusi kelompok.

Siswa mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya.

Guru meminta peserta didik untuk

menanggapi hasil presentasi kelompok.

Siswa memberikan tanggapan terhadap

diskusi kelompok.

Penugasan : Siswa menyusun hasil

karyawisata dalam bentuk artikel

10 menit

20 menit

Penutup Guru memberikan penguatan materi.

Peserta didik ditanyakan apakah sudah

memahami materi tersebut.

Siswa menyampaikan nilai-nilai yang

diperoleh hari ini.

peserta didik untuk mengambil manfaat

dan makna positif dari kedatangan

10 Menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

183

bangsa asing di Indonesia.

Guru memberikan tugas

Guru menutup pelajaran dengan berdoa

G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : Power point, Gambar

2. Alat Pembelajaran : Laptop, LCD

3. Sumber Pembelajaran :

Habib Mustopo, dkk. 2014. Sejarah Indonesia 2 untuk SMA Kelas XI

Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : Yudistira.

Museum Misi Muntilan

H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian sikap

1) Observasi

b. Penilaian Pengetahuan

1) Tes

2) Tanya Jawab

3) Observasi terhadap kegiatan diskusi

2. Instrumen Penilaian

a. Penilaian sikap diskusi dan presentasi kelompok

No Nama Mengkomu-

nikasikan

Mende-

ngarkan

Berargu-

mentasi

Berkon-

tribusi Jumlah

1

2

3 dst.

Keterangan Penilaian:

Masing-masing kolom diisi dengan kriteria;

Baik Sekali : 4

Baik : 3

Cukup : 2

Kurang : 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

184

b. Instrumen Penilaian Pengetahuan

Setiap soal memiliki bobot yang sama = 25

Skor Maksimal = 50

Soal Tes Uji Kompetensi

1. Jelaskan pengaruh penyebaran Agama Katolik di Jawa!

2. Analisis perkembangan Gereja Katolik di Jawa!

Kunci jawaban :

1. Pengaruh penyebaran Agama Katolik di Jawa dapat dilihat dari beberapa

lembaga yang didirikan di anataranya badan hukum urusan umat, rumah sakit,

dan sekolah dengan sistem asrama. Dibukalah sekolah-sekolah untuk orang

pribumi agar dapat menjadi pegawai pemerintah Hindia Belanda. Para

misionaris memang memperjuangkan agar anak, remaja dan kaum muda

menjadi terdidik tanpa memandang golongan miskin atau pun kaya. Tetapi

lebih dari itu, karya pendidikan tidak terutama untuk mencetak calon-calon

pegawai.

2. Di pulau jawa pertumbuhan dan perkembangan agama kristen terjadi terutama

pada abad ke-19. Seperti dalam proses penyebaran agama islam, penyebaran

Agama Kristen dipulau jawa melalui pusat-pusat penyebaran. Pusat

penyebaran pertama adalah di Jawa Timur. Desa-desa kristen itu dijadikan

model percontohan oleh missionaris sampai awal abad ke-20. Semarang dan

sekitarnya merupakan pusat penyebaran kristen kedua. Di Semarang bekerja

tiga orang missionaris Belanda ialah Bruckner, Hoezoo, dan Jansz. Penyebaran

Agama Kristen di Jawa tengah lebih berhasil dibagian Selatan dari pada

dibagian Utara. Di jawa tengah, Agama Kristen tumbuh di Salatiga, Purworejo,

Probolinggo, Banyumas, Magelang, Ambarawa, Cilacap, Wonosobo, dan

kebumen. Pertumbuhan agama kristen di Jawa tengah diperkuat dengan adanya

permukiman-permukiman bangsa Belanda. Orang-orang Belanda pengusaha

swasta, pegawai pemerintah atau militer mempunyai pemukiman di kota-kota

di Jawa tengah bagian Selatan. Seperti halnya di Muntilan menjadi pusat

perkembangan Agama Katolik di Pulau Jawa.

c. Psikomotorik

1) Teknik Penilaian : Penugasan

2) Bentuk Instrumen : Lembar Tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

185

3) Instrumen :

Soal : Buatlah artikel tentang perkembangan Gereja Katolik di Jawa

menggunakan metode karyawisata ke Museum Misi Muntilan.

No.

Peserta

didik

Indikator

Jumlah

Skor Rele-

vansi

(1-4)

Keleng-

kapan

(1-4)

Pemba-

hasan

(1-4)

Kete-

patan

waktu

(1-4)

1.

2.

3. dst.

Petunjuk penyekoran:

Peserta didik memperoleh nilai :

Baik Sekali : apabila memperoleh skor 13-16

Baik : apabila memperoleh skor 9-12

Cukup : apabila memperoleh skor 5-8

Kurang : apabila memperoleh skor 1-4

d. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan

Pembelajaran remidial dilaksanakan segera setelah diadakan penilai bagi

peserta didik yang mendapat nilai di bawah 75 dengan mengerjakan kembali

soal uji kompetensi.

Pengayaan dilaksanakan peserta didik yang mendapatkan nilai di atas 75

dengan memberikan tugas membuat analisis mengenai pengaruh imprealisme

dan kolonialisme Belanda dalam bidang agama khususnya di Museum Misi

Muntilan

Yogyakarta, 10 Mei 2017

Peneliti,

Erza Setiana Sirait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PEMANFAATAN MUSEUM MISI MUNTILAN SEBAGAI … · diadakan di museum ini berkaitan dengan kegiatan pendampingan pengunjung dan rekoleksi. (4) Museum Misi Muntilan dapat menjadi alternatif

186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI