museum vredeburg

8
Museum Vredeburg Yogyakarta sebagai kota wisata dan pendidikan menyimpan banyak destinasi wisata. Salah satu yang menarik adalah Benteng Vredeburg. Terletak di pusat kota Malioboro, tepatnya di depan Gedung Agung, Malioboro, Yogyakarta. Ini adalah salah satu obyek wisata heritage sekaligus obyek wisata pendidikan yang ada di Yogyakarta. Bangunannya masuk dalam kategori obyek wisata heritage, sementara di dalamnya juga terdapat museum sebagai tempat wisata pendidikan. Benteng Vredeburg merupakan bangunan sisa penjajahan Belanda yang menggabungkan gaya arsitektur klasik Eropa (Yunani-Romawi) dengan Jawa. Benteng Vredeburg merupakan saksi sejarah perjuangan Indonesia di masa penjajahan Belanda. Selain Benteng Vredeburg, bangunan heritage lain yang berada di sekitarnya adalah Gedung Agung, Gedung Bank BNI, Kantor POS besar, gedung BI, Bentara Budaya, hingga Pasar Beringharjo. Benteng Vredeburg dibangun pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I, Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat saat itu, atas permintaan dari pemerintah Belanda. Awalnya digunakan sebagai kantor residen Belanja. Tahun 1787, bangunan benteng disempurnakan dan diberi nama Rustenberg atau benteng peristirahatan. Setelah direnovasi kembali tahun 1867, Benteng Rustenberg berganti nama menjadi Benteng Vredeburg (Perdamaian). Melalui SK Menteri Pendidikan tahun 1992, Benteng Vredeburg resmi

Upload: abrian-aziz-k

Post on 06-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ooo

TRANSCRIPT

Museum Vredeburg

Yogyakarta sebagai kota wisata dan pendidikan menyimpan banyak destinasi wisata. Salah satu yang menarik adalah Benteng Vredeburg. Terletak di pusat kota Malioboro, tepatnya di depan Gedung Agung, Malioboro, Yogyakarta. Ini adalah salah satu obyek wisata heritage sekaligus obyek wisata pendidikan yang ada di Yogyakarta. Bangunannya masuk dalam kategori obyek wisata heritage, sementara di dalamnya juga terdapat museum sebagai tempat wisata pendidikan. Benteng Vredeburg merupakan bangunan sisa penjajahan Belanda yang menggabungkan gaya arsitektur klasik Eropa (Yunani-Romawi) dengan Jawa. Benteng Vredeburg merupakan saksi sejarah perjuangan Indonesia di masa penjajahan Belanda. Selain Benteng Vredeburg, bangunan heritage lain yang berada di sekitarnya adalah Gedung Agung, Gedung Bank BNI, Kantor POS besar, gedung BI, Bentara Budaya, hingga Pasar Beringharjo. Benteng Vredeburg dibangun pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I, Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat saat itu, atas permintaan dari pemerintah Belanda. Awalnya digunakan sebagai kantor residen Belanja. Tahun 1787, bangunan benteng disempurnakan dan diberi nama Rustenberg atau benteng peristirahatan.  Setelah direnovasi kembali tahun 1867, Benteng Rustenberg berganti nama menjadi Benteng Vredeburg (Perdamaian).  Melalui SK Menteri Pendidikan tahun 1992, Benteng Vredeburg resmi menjadi museum khusus perjuangan dengan nama Museum Benteng Yogyakarta. Di dalam Museum Benteng Yogyakarta, para pengunjung bisa napak tilas perjuangan kemerdekaan Indonesia, mulai dari saat masa sebelum kemerdekaan, kemerdekaan, hingga pasca kemerdekaan RI.   Selain mengagumi arsitektur artdeco dari Museum Benteng Yogyakarta, para pengunjung pun bisa belajar sejarah kemerdekaan Indonesia.

Museum Perjuangan

Ayo berkunjung ke Museum. Inilah salah satu museum yang ada di Yogyakarta. Museum perjuangan terletak di Jalan Kol Sugiono No 24 Yogyakarta. Sekitar 15 menit arah selatan Malioboro. Menginjakkan kaki di Museum Perjuangan, wisatawan akan melihat bangunan berbentuk bulat silinder (ronde tempel) dengan garis tengah 30 meter dan tingi 17 meter yang merupakan perpaduan model barat (kekaisaran Romawi di Roma) dan bangunan model timur yang nampak pada bagian bawah bangunan dengan mengambil candi-candi di Indonesia. Pada sebelah kanan dan kiri pintu terdapat makara berbentuk binatang laut. Pada pintu museum terdapat tangga naik berjumlah 17 buah yang melambangkan tanggal kemerdekaan RI, daun pintu berjumlah 8 yang melambangkan simbo bulan kemerdekaan RI, serta jendela pada dinding yang berjumlah 45 yang melambangkann tahun kemerdekaan RI dikumandangkan. Berbagai koleksi yang ada di museum perjuangan ini di antaranya adalah relief patung kepala pahlawan nasional, relief peristiwa sejarah, relief peristiwa sejarah, meriam, miniatur kapal armada, meja kursi tamu kapten Widodo, sepeda tentara pelajar, replika senjata serdadu, buku ilmu kedokteran dari Stovia, barang-barang koleksi RM Soerjopranoto, miniatur kepanduan, tugu KBI, mata uang VOC, meja guru militer akademi Yogyakarta, perlengkapan Ir Soekarno di Rengasdengklok, tas kayu, lukisan peristiwa sejarah, tas kulit milik Drs Muh Hatta (pahlawan proklamasi) dan lain sebagainya.

Museum Dirgantara

Ingin berwisata pendidikan ke Yogya? Ayo berkunjung ke museum. Salah satu museum yang layak untuk Anda kunjungi adalah museum TNI AU Dirgantara Mandala. Berlokasi di Museum Kompleks Pangkalan TNI AU Lanud Adisutjipto, Yogyakarta. Koleksi yang dimiliki museum ini tidak akan Anda temui di museum lainnya di Yogyakarta. Museum yang digagas oleh TNI Angkatan Udara untuk mengabadikan peristiwa bersejarah dalam lingkungan TNI AU yang bermarkas di Kompleks Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Museum ini awalnya berada di Jalan Tanah Abang Bukit, Jakarta, namun sejak 29 Juli 1978, museum ini dipindahkan ke Yogyakarta. Dengan berkunjung ke museum TNI AU Dirgantara ini, Anda akan belajar tentang sejarah kedirgantaraan di Indonesia,dala bentuk foto tokoh-tokoh sejarah penerbangan, diorama peristiwa sejarah angkatan udara di Indonesia, replica pesawat tempur, serta pesawat tempur yang kebanyakan berasal dari masa perang dunia ke-2. Di antaranya seperti pesawat Ki-43 buatan Jepang, pesawat PBY-5A, pesawat pembom B-25 mitchell, B-26 invader, TU-16 badger, pesawat A6M5 Zero Sen buatan Jepang, pesawat P-51 mustand buatan AS, pesawat KY51 cureng buatan Jepang, replica pesawat Glider Kampret buatan Indonesia, pesawat T2-8 Dies buatan AS, pesawat Mig-15, 17 dan 21 buatan Russia, rudal SA-75, replica pesawat pertama hasil produksi Indonesia WEL-IRI-X dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, di museum ini Anda pun bisa mendapati prototype bom buatan Dislitbangau bekerja sama dengan PT Pindad dan PT Sari Bahari sejumlah 9 buah. Ini merupakan bom latih dan bom tajam yang memiliki daya ledak tinggi sebagai senjata pesawat sukhoi, F-16, F-5, Sky Hawk, Super Tucano dan lain sebagainya. Untuk informasiMuseum TNI AU Dirgantara Mandala Museum Kompleks Pangkalan TNI AU Lanud Adisutjipto, YogyakartaTelp (0274) 484 453Jam Kunjung Senin-Minggu 08.30-15.00

Monumen Jogja Kembali

Mari berkunjung ke Monumen Jogja Kembali. Inilah salah satu obyek wisata pendidikan di Yogyakarta. Monumen Jogja Kembali merupakan monumen yang menjadi saksi perjuangan Indonesia merebut kemerdekaannya. Dibangun pada tanggal 29 Juni 1985 yang ditandai dengan peletakan batu pertama untuk memperingati perang 6 jam perebutan kembali Jogja. Dibangun pada tanggal 29 Juni 1985 yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Mengunjungi Monumen Jogja Kembali, seolah membawa kita untuk mengenal lebih dekat dengan Jogja. Monjali dibangun di atas lahan seluas 5,6 hektar dengan desain bangunan mirip sebuah tumpeng. Monumen Jogja kembali memiliki sekitar 1000 koleksi diorama yang mengisahkan serangan umum 1 Maret 1949. Bangunan monumen terdiri atas taman depan dimana pengunjung bisa melihat meriam PSU kaliber 60mm buatan Rusia, sedangkan di halaman paling depan bisa ditemui replika pesawat Guntai dan pesawat Cureng yang dipakai dalam perang perebutan Jogja. Memasuki halaman museum, terdapat dinding yang dipenuhi 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III, serta puisi Karawang-Bekasi karya Khairil Anwar. Memasuki bangunan museum, tepatnya di lantai satu terdapat empat ruang museum yang menyajikan benda-benda koleksi berupa realia, replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif dapur umum yang kesemuanya menggambarkan suasana perang kemerdekaan 1945-1949. Di sini para pengunjung juga bisa memasuki perpustakaan khusus yang menyediakan bahan referensi sejarha perrjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dan dapat dimanfaatkan oleh umum. Ruang serbaguna adalah ruangan yang terletak di tengah-tengah ruangan lantai satu, lengkap dengan panggung terbukanya. Setiap hari Sabtu & Minggu, di ruangan ini digelar berbagai atraksi di antaranya tarian klasik, gamelan, musik electone yang memainkan lagu-lagu perjuangan. Di lantai 2, pengunjung bisa melihat 40 buah relief perjuangan fisik dan diplomasi perjuangan Indonesia sejak 17 Agustus 1945-28 Desember 1949. Mulai dari agresi militer Belanda sampai dengan perjanjian Roem-Royen 7 Mei 1949.

Taman Sari

Tamasya ke Yogyakarta sepertinya akan kurang lengkap jika tidak menyambangi Taman Sari. Heritage yang merupakan bagian dari bangunan keraton Yogyakarta ini merupakan cagar budaya nomor 19 dunia. Taman Sari adalah situs bekas taman atau kebun istana Keraton Yogyakarta dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I pada abad ke 18. Awalnya, taman yang mendapat sebutan "The Fragrant Garden" ini memiliki luas lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air. Dalam catatan sejarah, bangunan ini merupakan kombinasi antara gaya Barok Eropa abad ke-18 dengan Ottoman serta arsitektur Mongolia. Konsep arsitektur Taman Sari dapat dijumpai pada taman-taman mewah Baroque dengan tradisi Portugis, yang contohnya masih dapat ditemukan di Portugal. Begitu melewati gerbang utama, taman yang asri sudah menanti kedatangan kita. Terdapat beberapa bangunan kecil bediri terpisah. Seperti Gedong Sekawan yang merupakan kompleks peristirahan para putri dan selir raja. Setelah menuruni tangga sampailah di tempat pemandian. Sesaat pandangan akan terpaku pada keindahan kolam dan keheningan yang hadir di antara gemericik air. Kolam pemandian di area ini dibagi tiga yaitu Umbul Kawitan (kolam untuk putra-putri Raja), Umbul Pamuncar (kolam untuk para selir), dan Umbul Panguras (kolam untuk Raja).Tempat pemandian ini dahulu kala dikelilingi air. Ini merupakan danau buatan, yang memiliki mata air. Ketika itu raja bila datang ke tempat pemandian ini bisa menggunakan dua jalur, yaitu jalur air, menggunakan perahu dari istana atau melalui jalur darat, masuk melalui pintu gerbang depan kompleks Taman Sari (yang sekarang adalah pintu belakang kompleks Taman Sari). Tak cukup di situ, wisatawan juga akan melihat sebuah bangunan yang disebut Pulo Cemethi tempat bermeditasi Sultan atau raja. Pulo Cemethi juga sering disebut sebagai "Sumur Gumantung" (sebab di sebelah selatannya terdapat sumur yang menggantung di atas permukaan tanah). Perjalanan dilanjutkan kembali dengan menyusuri sebuah lorong

berundak . Secercah cahaya yang menyelinap dari atap yang terbuka menuntun pengunjung menuruni anak tangga berkelok nan eksotis dengan tembok tebal yang mengepungnya. Banyak lorong, rahasia, bahkan konon ada yang tembus ke pantai selatan. Juga ada Sumur Gumuling. Bangunan yang berbentuk seperti bundar, berlantai dua ini pada masanya difungsikankan sebagai masjid. Tamansari tak hanya menyuguhkan eksotisme bangunan perpaduan Eropa, Jawa namun sarat dengan filosopi mendalam yang mencerminkan peradaban pada masa itu. Karena itu, wisatawan akan dapat kemanfaatan yang banyak dengan berkunjung ke Tamansari Heritage ini.