peluang ekspor pisang indonesia

Upload: william-bangun

Post on 14-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

buat anak agribisnis indonesia dari gue william bangun agribisnis unpad 13

TRANSCRIPT

Peluang Ekspor Pisang IndonesiaPermintaan dunia terhadap buah-buahan tropis terutama pisang terus meningkat. Menurut ITC (1997) impor dunia terhadap pisang segar pada tahun 1995 sebesar 11.048.897 ton senilai US$ 5.722.491 meningkat tajam dibandingkan tahun 1989 yang hanya 7.385.140 ton dengan nilai US$ 3.392.42. Namun dari jumlah total perdagangan pisang dunia peran Indonesia hanya sekitar 9.157 ton senilai US$ 168.49 pada tahun 1995. Oleh karena itu meskipun Indonesia sudah termasuk diantara 50 negara pemasok pisang dunia, dalam laporan ITC baru tercatat angka perkembangan ekspornya sejak tahun 1992. Volume dan nilai ekspor pisang Indonesia saat ini masih relatif kecil jika dibandingkan dengan ekspor beberapa hasil pertanian lainnya.Selain dikonsumsi segar, pisang juga dapat diolah dan diawetkan dalam berbagai bentuk seperti keripik pisang, sale pisang, tepung pisang dan pure pisang. Pada umumnya pengusaha pengolahan keripik pisang dan sale pisang dilakukan dalam skala industri rumah tangga dan kebanyakan produk ini dipasarkan di dalam negeri dan baru sedikit yang diekspor. Sedangkan olahan berupa pure pisang baru dilakukan oleh Horti Nusantara yang berkedudukan di Mojokerto dengan sasaran ekspor.Peluang olahan pisang dalam bentuk pure ternyata di dunia cukup potensial. Untuk kawasan Asia, pure pisang selama ini disuplai dari India sedangkan produsen utama keripik pisang adalah Filipina. Melihat kondisi ini, Indonesia yang mempunyai lahan yang lebih potensial dari India dan Filipina serta sumberdaya manusianya lebih memungkinkan untuk dikaryakan dalam berkebun/mengelola pisang. Karena itu sangat penting memperhatikan peluang untuk pengembangan produk olahan pisang ini. Bentuk olahan berupa pure pisang merupakan produk yang cukup potensial karena produk tersebut merupakan bahan baku dalam pembuatan makanan bayi dan juice. Jika diperhitungkan dengan pertambahan penduduk dunia dimana bayi yang baru lahir kira-kira selama 4 5 bulan akan mengkonsumsi tepung pisang maka peluang produk olahan pisang cukup besar. Jika Indonesia mengambil sebagian kebutuhan Asia yang selama ini didominasi oleh India, maka perlu dipikirkan pengembangan agroindustri yang tidak mengandalkan bahan baku impor dan dapat menambah devisa negara.Untuk melihat peluang ekspor pisang ke pasar dunia, maka berikut disajikan perkiraan kebutuhan pisang untuk konsumsi dunia pada tahun 2001. Perkiraan konsumsi pisang pada beberapa negara konsumen utama diperlihatkan pada Tabel 5.Tabel 5. Perkiraan Kebutuhan Konsumsi Pisang di beberapa negara, 1996 dan 2001Negara1996(000) ton2001(000) tonRata-rata Pertumbuhanper tahun

Jepang819,21896,1412,0 %

China3.133,153,430,9732,0 %

Saudi Arabia149,29199,6587,07 %

Hongkong29,2438,2630,1 %

Kuwait23,57150,7712,73 %

Jerman1.138,281,198,8381,05 %

Perancis455,07485,3151,32 %

Bel-lux142,49155,1211,72 %

Inggris667,5840,7644,72 %

Belanda55,0741,8032,05 %

Italia456,08477,9212,04 %


Sumber : FAO, 1998Data tahun 1996 merupakan data kebutuhan konsumsi yang berasal dari FAO, sedangkan data tahun lainnya merupakan data perkiraan kebutuhan konsumsi yang dihitung penulis dengan cara double Exponential Smoothing.Pada periode 1996 2001, kebutuhan pisang di Jepang dan China diperkirakan tumbuh sebesar 2%. Pada periode yang sama, kebutuhan pisang di beberapa negara Eropa seperti Jerman, Perancis, Bel-lux tumbuh lebih dari 1%.Pertumbuhan konsumsi pisang dunia merupakan peluang yang baik bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar negara tujuan yang telah dimasuki Indonesia. Selain itu Indonesia juga bisa meningkatkan penetrasi pasar pada negara-negara yang belum menjadi tujuan ekspor selama ini. Walaupun pangsa pasar pisang ekspor Indonesia di negara tujuan masih relatif kecil seperti yang diperlihatkan Tabel 6, tetapi Indonesia memiliki peluang yang baik untuk mengembangkan agribisnis pisang mengingatsumberdaya alam yang melimpah.Tabel 6. Kontribusi Negara-Negara Eksportir Terhadap Impor Pisang, 1996IMPORTIREKSPORTIR

IndonesiaEquadorPhilipinaThailand

Jepang0,64%16,85%75,26%0,11%

Hongkong18,65%064,88%10,73%

China10,43%46,69%39,75%0,81%

Jerman028,33%00

Bel - lux025,56%00


Sumber: FAO, 1998Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah ekspor pisang Indonesia hanya 0,64% dari volume impor pisang yang masuk ke Jepang. Jumlah ini sangat kecil dibandingkan Filipina dan Equador yang sama-sama memasok pisang ke Jepang. Sampai saat ini pesaing terberat kita adalah Filipina yang merupakan eksportir pisang terbesar ke Jepang, Hongkong dan China. Selain itu Indonesia juga menghadapi persaingan dari negara-negara Amerika Latin seperti Equador dan Costarica. Negara-negara ini umumnya memasok pisang ke Amerika Serikat, Kanada dan negara-negara Eropa.Yang perlu diperhatikan disini bahwa negara-negara eksportir utama tersebut telah memiliki kemampuan dalam memproduksi jenis pisang yang disukai konsumen dunia. Sedangkan Indonesia masih harus mengembangkan kemampuannya untuk memproduksi pisang cavendish yang banyak disukai konsumen dunia. Indonesia memiliki sumberdaya alam yang baik dan cukup untuk bisa mengembangkan jenis pisang tersebut. Ini bisa dilakukan jika para pelaku agribisnis kita mulai berkonsentrasi menggarap pisang ekspor tersebut.Indonesia sebenarnya mempunyai potensi besar untuk meningkatkan produksi dan ekspor pisang, mengingat keunggulan komperatif yang dimiliki. Keunggulan ini antara lain adanya iklim yang mendukung, tanah yang subur dan tersedianya tenaga kerja yang murah sehingga memungkinkan produksi dilakukan sepanjang tahun.Dari peta perdagangan pisang dunia terdapat tiga kawasan potensial untuk pemasaran pisang saat ini yaitu Amerika Serikat, Kanada, Kawasan Eropa dan Jepang. Kawasan Amerika dan Kanada menyerap 30% dari total impor pisang dunia, namun pertumbuhannya agak rendah. Untuk memasok ke kawasan ini Indonesia harus bersaing dengan pemasok pisang dunia yang sudah mapan seperti Equador, Costarica, Honduras, Columbia dan Filipina (ITC, 1997).Prospek perdagangan pisang di negara-negara Uni Eropa cukup baik bagi produsen pisang dunia mengingat pertumbuhan konsumsinya tinggi. Pada tahun 1987 volume impor pisang negara-negara Uni Eropa adalah sebesar 2.643.935 ton dan pada tahun 1996 volume impor meningkat menjadi 5.310.270 ton. Kebutuhan konsumsi pisang dunia pada tahun 1987 adalah 43.913.780 ton sedangkan pada tahun 1996 meningkat menjadi 56.608.400 ton (FAO, 1997). Data ini memberikan petunjuk penting kepada pelaku agribisnis bahwa prospek perdagangan dunia pisang adalah cukup cerah bagi Indonesia.

Saingan ekspor pisangProduksi Pisang DuniaTabel 1. Memperlihatkan beberapa negara penghasil utama pisang di dunia. Pada tahun 1996, India memproduksi pisang paling banyak (9,9 juta ton) yang setara dengan 17 % dari produksi dunia. Penghasil pisang berikutnya adalah Brazil (10%) dan Equador (9,9 %). Sedangkan Indonesia menempati urutan ke enam (5,3 %).Tabel 1. Perkembangan Produksi Pisang dari Negara-Negara Produsen Utama Dunia1987% terhadap dunia1991% terhadap dunia1996% terhadap dunia

Dunia43.759.77010048.401.65010057.750.940100

India5.917.90013,57.853.10016,229.934.60017,00

Brazil5.347.72012,215.747.13011,875.844.09010,12

Philipina3.780.1358,632.950.8006,103.391.1505,87

Equador2.386.5035,453.525.3027,285.726.6209,92

China2.233.4865,102.178.3334,502.676.6204,63

Indonesia2.192.3325,002.471.9255,113.077.7435,33

Mexico1.769.8804,001.889.9263,902.209.5503,83

Costarica1.142.6072,611.720.0003,552.400.0004,16

Columbia1.400.0003,192.000.0004,132.150.0003,72


Sumber : FAO, 1998Tabel 2. Perkembangan Produksi Pisang di Asia periode 5 Tahunan (1987 1996)1987% thd dunia1991% thd dunia1996% thd dunia

Asia18.623.50010019.968.71010025.626.050100

India5.917.90031,787.853.10039,479.934.60038,77

Philipina3.780.13520,302.950.80014,783.391.15013,23

China2.233.48611,992.178.33310,912.676.58810,44

Indonesia2.192.33211,772.471.92512,383.077.74311,74

Thailand1.604.2008,611.620.0008,111.750.0006,84

Lainnya di Asia2.895.44715,552.864.55214,353.106.18812,12


Sumber : FAO, 1998Sedangkan Tabel 2 memperlihatkan negara penghasil pisang di Asia. Di Asia, penghasil utama pisang adalah India (38%), kemudian diikuti oleh Philipina (13%), kemudian Indonesia (11%), Lihat Tabel 2. Negara-negara Asia dan Amerika merupakan penghasil pisang utama di dunia. Saingan utama Indonesia dalam perdagangan pisang dunia bukan saja dari negara-negara di Amerika Latin, juga datang dari negara-negara Asia.Walaupun produksi pisang Indonesia cukup besar, namun kontribusi Indonesia terhadap perdagangan pisang dunia masih relatif kecil. Pada tahun 1996, volume ekspor pisang segar Indonesia hanya berjumlah 2,6% dari total produksi pisang Indonesia. Kecilnya volume ekspor ini disebabkan karena Indonesia hanya memproduksi jenis pisang ekspor (cavendish) yang sangat kecil. Sedangkan sebagian besar produksi pisang Indonesia terdiri dari berbagai jenis pisang lokal, bukan jenis pisang cavendish yang umumnya disukai negara-negara pengimpor pisang. Produksi pisang Indonesia sebagian besar untuk konsumsi di dalam negeri.

ATRIBUT KUALITAS KOMODITI PISANGAgar kualitas buah pisang yang dihasilkan sesuai dengan standar internasional, diperlukannya atribut kualitas yang baik dalam mengolah atau memproses yang menjadi berbagai macam produk. Atribut kualitas yang digunakan antara lain:Bahan baku yang dipakai memiliki kualitas yang baik, karena bahan baku buah pisang merupakan faktor utama yang harus terjamin baik kuantitas maupun kontinuitas. Buah pisang memiliki rasa yang enak, selain itu mengandung nilai gizi yang cukup banyak.Berbagai macam manfaat buah pisang, salah satunya adalah dapat diolah untuk menjadi makanan olahan pisang yaitu keripik, sale dan sebagainya.Standar buah pisang mengacu pada SNI-01-4229-1996 yaitu berdasarkan persyaratan klasifikasi dan standar mutu pisang. Untuk mengetahui dan mencapai syarat mutu pisang harus melakukan pengujian yang meliputi Penentuan keseragaman kultivar, Penetuan keseragaman ukuran buah, Penentuan tingkat ketuaan, Penentuan tingkat kerusakan fisik/mekanis, dan Penentuan kadar kotoran. Adapun klasifikasi pisang berdasarkan: panjang jari (cm),berat isi (kg),dan diameter pisang (cm).