pelayanan jasa

21
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. DefinisiJasa Jasa didefinisikan oleh Philip Kotler adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik. Menurut William J Stanton, definisi jasa adalah merupakan suatu kegiatan serta tidak berwujud dari pihak utama yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Sedangkan defmisi jasa menurut Kotler dan Amstrong, adalah kegiatan, manfaat atau kepuasan yang dilawarkan untuk dijual. Tawaran perusahaan ke pasar biasanya mencakup beberapa jasa. Komponen jasa dapat merupakan bagian kecil atau bagian utama dari total penawaran menurut Kotler ( 2002 : 84 ) penawaran tersebut dapat dibedakan menjadi lima kategori, yaitu : 1. Barang berwujud murni Penawaran hanya terdiri dari barang berwujud seperti sabun, pasta gigi, atau garam tidak ada jasa yang menyertai produk itu. 2. Barang berwujud yang discrtai jasa Penawaran yang terdiri dati barang berwujud yang disertai dengan satu atau beberapa jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumennya.

Upload: harriy-agung

Post on 27-May-2017

235 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB II

LANDASAN T E O R I

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. DefinisiJasa

Jasa didefinisikan oleh Philip Kotler adalah setiap tindakan ataukegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yangpada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikanapapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatuproduk fisik.

Menurut William J Stanton, definisi jasa adalah merupakan suatukegiatan serta tidak berwujud dari pihak utama yang dapat memberikankepuasan kepada konsumen.

Sedangkan defmisi jasa menurut Kotler dan Amstrong, adalah kegiatan,manfaat atau kepuasan yang dilawarkan untuk dijual.

Tawaran perusahaan ke pasar biasanya mencakup beberapa jasa.

Komponen jasa dapat merupakan bagian kecil atau bagian utama dari total

penawaran menurut Kotler ( 2002 : 84 ) penawaran tersebut dapat

dibedakan menjadi lima kategori, yaitu :

1. Barang berwujud murni

Penawaran hanya terdiri dari barang berwujud seperti sabun, pasta

gigi, atau garam tidak ada jasa yang menyertai produk itu.

2. Barang berwujud yang discrtai jasa

Penawaran yang terdiri dati barang berwujud yang disertai dengan satu

atau beberapa jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumennya.

Contohnya perusahaan yang menjual televisi didampingi dengan

jaminan, layanan, serta instruksi pengoperasiannya.

3. Campuran

Penawaran terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi yang sama.

Misalnya orang mengunjungi restoran untuk makanannya dan

pelayanannya.

4. Jasa utama yang disertai jasa tambahan

Penawaran terdiri dari satu jasa utama disertai jasa tambahan dan

barang pendukung. Contohnya pengunjung hotel membeli jasa hotel

untuk menginap tetapi ditambah makanan, minuman dan pelayanan

tambahan jasa lainnya.

5. JasaMurni

Penawaran hanya terdiri dari jasa. Contohnya psikoterapi.

2.1.2. Karakteristik Jasa

" _ Menurut E. Catur Rismiali dan Ig Bondan Suratno ( 2001 : 272-273 ) jasa

mempunyai ciri utama atau karakteristik yaitu :

1. Tidak berwujud (Intagibility).

Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum

ada transaksi pembelian. Seseorang yang akan potong rambut tidak

dapat melihat hasilnya sebelum potong rambut dilakukan. Konsumen

akan mencari bukti dari kualitas jasa melalui tempat, orang, peralatan,

9

materi komunikasi, symh3l dan harga yang dapat dilihat. Oleh karena

itu, program pemasaran dapat dilakukan dengan :

visualisasi jasa, misalnya perailik salon menggunakan computer untuk

menggambarkan hasil polong rambut yang akan terjadi.

menekankan manfaat dan jasa bukan sekedar ciri-ciri jasa, misalnya

panitia promosi suatu universitas tidak hanya menjelaskan fasilitas dan

kemudahan yang ada di dalam universitas tersebut tetapi juga profil

alumni yang sebagian besar berhasil mendapatkan pekerjaan.

menciptakan merek tertentu untuk menambah kepercayaan, misalnya

Salon Rudi Hadisuwarno.

Menggunakan nama seseorang yang terkenal.

2. Tidak dapat dipisahkan (inseparability )

Jasa biasanya diproduksi dan dikomsumsi pada waktu yang

bersamaan, sehingga hubungan antara pemberi dan penerima jasa

menjadi penting dalam pemasarannya.

3. Berubah-ubah (variability )

Bidang jasa ini mudah sekali berubah-ubah atau tidak konsisten

tergantung siapa pemberi jasa, kapan dan dimana diberikan.Perusahaan

jasa dapat menerapkan Iiga langkah menuju pengendalian kualitas

yang baik yaitu:

1. Melakukan seleksi dan melatih karyawan yang baik, agar dapat

memberikan layanan yang baik dan relative konsisten.

2. Membuat standar umtuk proses pelayanan jasa bagi keseluruhan

organisasi.

3. Memantau kepuasan konsumen melalui system saran dan keluhan,

survey konsumen clan membandingkan jasa yang dihasilkan

sehingga pelayanan yang buruk dapat dihindari.

4. DayaTahan(perishability)

Jasa tidak dapat disimpan .

Sasser telah menggambark;.n beberapa strategi untuk menghasilkan

kesesuaian yang lebih baik antara permintaan dan penawaran dalam bisnis

jasa.

Disisi permintaan :

1. Penetapan harga diferensial akan menggeser sejumlah permintaan dari

periode sibuk keperiode tidak sibuk. Contohnya termasuk harga murah

untuk pertunjukan film sore hari dan harga diskon akhir pekan untuk

sewa mobil.

2. Mengusahakan permintaan untuk periode yang tidak sibuk : Mc

- Donald's membuka pelayanan sarapan, dan hotel-hotel

mengembangkan program liburan pendek akhir minggu.

3. Jasa pelengkap dapat dikerabangkan selama jam sibuk untuk memberi

alternatif bagi pelanggan yang menunngu, seperti ruang minum untuk

duduk sementara menunggu meja dan ATM di bank.

H

4. Sistem pemesanan adalah cara untuk mengelola tingkat permintaan.

Perusahaan penerbangan. hotel, serta dokter menggunakan sistem ini

secara eksentif.

Disisi penawaran :

1. Karyawan paruh waktu dapat digunakan untuk melayani permintaan

yang tinggi. Perguruan tinggi menambah pengajar paruh waktu bila

pendaftaran meningkat, dan restoran memanggil pelayan paruh waktu

bila diperlukan.

2. Rutinitas efisiensi jam sibuk dapat diperkenalkan. Karyawan hanya

melakukan tugas-tugas penting selama periode sibuk, paramedis

membantu dokter selama periode sibuk.

3. Meningkatkan partisipasi konsumen dalam tugas.Contohnya konsumen

mengisi sendiri catatan rnedisnya atau mengantongi sendiri barang

belarijaannya.

4. Berbagi jasa dapat dikernbangkan. Misalnya, beberapa rumah sakit

berbagi pembelian peralatan medis.

5. Fasilitas untuk perluasan di masa depan dapat dikembangkan seperti

= taman hiburan mernbeli tanah di sekitarnya untuk pengembangan

kemudian.

12

2.1.3. Klasifikasi Jasa

Sebagai konsekuensi dari beragamnya industri jasa seperti disebutkan di

atas, maka ada berbagai cao untuk mengelompokkan jasa, berdasarkan

pada :

1. Pusat Kegiatan : pada maausia atau pada peralatan

Jasa pelayanan yang berpusat pada manusia dibedakan antara jasa yang

melibatkan profesional (akuntan publik, konsultan hukum), tenaga

terlatih (pekerja las, bengkel, katering) dan tenaga tidak terlatih

(tukang kebun). Jasa pelayanan yang berpusat pada peralatan

dibedakan antara jasa yaiig melibatkan peralatan otomatis (cuci mobil

otomatis, mesin ATM), peralatan yang ditangani tenaga kurang terlatih

(bioskop, taksi), peralatan yang ditangani tenaga terlatih (penerbangan,

komputer).

2. Perlu Tidaknya Kehadiran Pelanggan

Perusahaan salon kecantikan raemerlukan kehadiran pelanggan

sedangkan service mobil tidak. Bagi perusahaan yang memerlukan

kehadiran pelanggan, mereka akan memusatkan pelayanan pada usaha

- untuk membuat betah dan kerasan pelanggan di tempat tersebut,

misalnya dengan ruangan yang menarik, musik, percakapan yang

simpatik.

13

3. Kebutuhan Konsumen : Kebutuhan Personal/Individual atau Kebutuhan

Bisnis

Penjahit akan memasanig tarip yang berbeda untuk perseorangan

dengan pesanan seragam sebuah organisasi.

4. Tujuan Pemberi Jasa (Laba/Nirlaba) dan Kepemilikan

(s wasta/pemerintah).

Jika dikombinasikan akan terdapat empat tipe organisasi jasa ; laba-

swasta, laba-pemerintah, nirlaba swasta dan nirlaba pemerintah.

Misalnya program pemasaran untuk sekolah swasta milik Ciputra akan

berbeda dengan sekolah swasta milik Muhammadiyah.

2.1.4. Kualitas Jasa

Salah satu cara utama mendiferensiasikein sebuah perusahaan jasa

adalah memberikan jasa berkualitas lebih tinggi dari pesaing secara

konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebthi harapan kualitas jasa

pelanggan sasaran. Harapan pelanggan dibentuk oleh pengalaman

lampaunya, pembicaraan dari mulut kemulut, dan iklan perusahaan jasa.

Pelanggan memilih penyedia jasa berdasarkan hal hal ini, dan setelah

menerimajasa itu, mereka membandingkan jasa yang dialami dengan jasa

yang diharapkan. Jika jasa yang dialami berada di bawah jasa yang

diharapkan, pelanggan tidak berminat Iagi pada penyedia. Jika jasa yang

dialami memenuhi atau mehibihi harapan, nnereka akan menggunakan

penyedia itu lagi.

14

2.1.4.1. Deilnisi Kualitas Jasa

Kualitas jasa oleh Zeithaml, didefinisikan sebagai :

Kualitas jasa merupakan lingkat atau sejauh mana ketidak cocokan

antara apa yang diharapkan atau didambakan oleh konsumen dengan apa

yang dirasakannya.

2.1.4.2. Dimensi Kualitas Jasa

Zeithaml mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa

yaitu :

1. Reliability

Keraampuan untuk mernberikan pelayanan yang sesuai dengan janji

yang ditawarkan.

2. Responsiveness

Respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan

memberikan pelayanan yang cepat dari tanggap, yang meliputi :

kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan. Kecepatan

karyawan dalam melayani transaksi, dan penanganan keluhan

pelanggan.

3. Assurance

Meliputi kemampuan karyawan atas : pengetahuan terhadap produk

secara tepat, kualitas keramah tamahan, perhatian dan kesopanan

dalam memberi pela;yanan, keterampilan dalam memberikan

informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan didalam

15

memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam

menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.

Dimensi kepastian ataa jaminan ini merupakan gabungan dari

dimensi:

a. Kompetensi (Compefence)

Keterampllan dan pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawan

untuk melakukan pelayanan.

b. Kesopanan (Courtesy)

Meliputi keramahan, perhatian dan sikap para karyawan.

c. Kredibilitas(Credibility)

Meliputi hal hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada

perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagainya.

4. Emphaty

Perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada

pelanggan seperti kernudahan untuk menghubungi perusahaan,

kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan

usaha perusahaan untnk memahami keinginan dan kebutuhan

pelanggannya,

Dimensi Emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi:

a. Akses (Acces)

Meliputi kemudahari untnk memanfaatkan jasa yang ditawarkan

perusahaan.

16

b. Komunikasi (Communication)

Mempakan kemampuan melakukan komunikasi untuk

menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh

masukan dari pelanggan.

c. Pemahaman pada Pelanggan (Understanding the Consumer)

Meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami

kebutuhan dan keinginan pelanggan.

5. Tangibles

Meliputi penampilan lasilitas seperti gedung dan ruangan front

office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan

kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan

penampilan karyawan.

2.1.4.3. Manfaat Pelayaman Jasa

Perusahaan dalam sektor usaha jasa, mempunyai tanggung jawab untuk

dapat memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Manfaat

pelayanan terhadap pelanggan meliputi:

1. Perusahaan yang memberikan pelayanan yang baik akan memperoleh

keuntungan yang lebih bcsar,

2. Perusahaan dapat menghemat biaya jika harus mencari pelanggan

baru. Dari penelitian yang dilakukan terhadap beberapa perusahaan

membuktikan bahwa lima kali lebih mahal untuk mencari pelanggan

baru pertahun daripada mempertahankan pelanggan terdahulu.

17

3. Dapat mempertahankarv kesetiaan pelanggan yang baik maka

kesetiaan pelanggan akan bertambah melalui kepuasan produk yang

diperoleh.

4. Pelayanan akan memperpanjang daur hidup suatu produk. Pelayanan

bukan saja bagian yang penting dari suatu produk, tetapi juga dapat

memberikan keuntungan yang lebih besar melalui daur hidup suatu

produk.

5. Pelayanan dapat menainbah nilai suatu produk. Peiayanan dapat

menambah nilai suatu produk secara langsung untuk produk-produk

yang memerlukan pelayanan sebagai unsur tambahan, seperi usaha

pengantaran, pemasaran dan garansi,. Pelanggan akan bersedia

membayar lebih untuk rnendapatkan nilai tambat J dari suatu produk.

2.1.4.4. Faktor-faktor Penyebab Kualitas Jasa Buruk

Menurut Tjiptono ada berbagai macam faktor yang dapat raenyebabkan

kualitas suatu jasa menjadi buruk, yaitu :

1. Produksi dan komsumsi terjadi secara silmutan

Karena salah satu karakteristik jasa inseparability, maka dapat timbul

masalah dengan adanya interaksi produsen dan konsumen jasa.

Kekurangan yang mungkin ada pada karyawan dapat mempengaruhi

persepsi pelanggan pada kualitas jasa.

18

2. Intens itas tenaga kerj a y ang tinggi

Tingginya keterlibatan lenaga kerja dalam penyampaian jasa dapat

menimbulkan variabilitas yang tinggi dapat mempengaruhi kualitas

jasa.

3. Dukungan terhadap pelatiggan internal kurang memadai

Kurangnya dukungan dari bagian-bagian lain pada karyawan fron-

line dapat menimbulkan masalah pada kualitas jasa. Dukungan ini

dapat berupa pelatihan, peralatan maupun informasi.

4. Kesenjangan komunikasi

Komunikasi merupakan hal pokok yang tidak dapat dihindari dalam

setiap usaha, sehingga apabila ada kesenjangan komunikasi maka

dapat menimbulkan petsepsi kurang baik dari pelanggan tentang

kualitas jasa.

5. Memperlakukan sernua pelanggan dengan cara yang sama

Pelanggan adalah manusia yang bersifat unik, karena mei ieka

memiliki emosi, perasaan yang berbeda-beda, sehingga tidak semua

pelanggan mau diperlakukan dengan cara yang sama.

6. Perluasan atau pengembangan jasa secara Llberlebihan

Apabila perluasan jasa dengan berlebihan, maka dimungkinkan

terjadinya kesenjangan slandar jasa yang diberikan.

19

7. Visi bisnis jangka pendck

Visi bisnis jangka pendek (orientasi pada pencapaian target

penjualan dan laba tahiman, penghematan biaya, dll) dapat merusak

kualitas jasa yang sedang dibentuk untuk jangka panjang.

2.1.4.5. Tingkat Harapan KonsumenTentang Kualitas

Ada tiga tingkat harapan konsumen tentang kualitas yaitu :

- Tingkat 1

Harapan ini sangat sederhana dan berasal dari asumsi, harus ada atau

menerima apa adanya. Contoh : Konsumen berharap pesawat tinggal

landas atau terbang samapi ketujuan dengan selamat.

- Tingkat 2

Harapan satu tingkat lebih tinggi dari tingkat !, disini konsumen

mengharapkan kepuasan itu apabila melebihi syarat-syarat tertentu.

Contohnya konsumen datang kerumah sakit dan berharap ginjalnya

dioperasi dengan baik, tidak kambuh lagi setelah dioperasi, dapat

keluar hari itu juga dan menerima tagihan pembayaran yang wajar.

- Tingkat 3

Harapan konsumen lebih tinggi dari tingkat 1-2, disini mereka

mengharapkan kesenangan atau jasa yang menyenangkan dan

menarik. Contoh : Pada perjanjian kredit rumah baru, petugas bank

tidak hanya melayani dengan baik dan menjawab semua pertanyaan

saya, tetapi sebelum berjabat tangan tanda perjanjian disetujui dia

memberikan hadiah untuk rumah baru itu.

2.1.5. Kepuasan Konsiumen

Dalam industri jasa, kepuasan konsumen merupakan kunci keberhasilan

perusahaan, karena dalam industri jasa, pelayanan terhadap konsumen

merupakan komitmen dari seluruh level dalam perusahaan. Pelayanan

yang diberikan kepada konsumen tujuannya adalah untuk memuaskan

konsumen.

2.1.5.1. Definisi Kepuasan Konsumen

Menurut Engel, mendifirtisikan kepuasan konsumen sebagai:Kepuasan konsumen merupakan suatu tempat evaluasi dimana alternatifkomsumsi yang terpilih setidak-tidaknya dapat memenuhi atau bahkanmelebihi apa yang diharapkan.

Secara lebih ringkas teori diatas dapat diartikan bahwa konsumen

akan cenderung memilih mengkomsumsi sesuatu yang dapat memenuhi

harapannya.

Menurut Oliver, definisi kepuasan konsumen adalah :Kepuasan atau tidaknya merupakan hasil perbandingan dari harapan

. " sebelum pembelian dan hasil nyata sesudah pembelian, dimana inimerupakan proses pencarian secara terus-menerus.

Teori diatas secara luas bahwa, kepuasan atau tidak adalah

merupakan hasil dari perbaiidingan dari apa yang diharapkan konsumen

sebelum melakukan pembelian dan apa yang didapat setelah pembelian

dan kosumen akan terus menerus melakukan perbandingan-

21

perbandingan pada setiap pembeliannya sehingga ditemukan mana yang

dapat memenuhi harapannya atau bahkan melebihi harapannya.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen

merupakan suatu proses perbandingan apa yang diharapkan dengan

kenyataan yang didapat dimana konsumen akan cenderung memilih

mengkomsumsi produk yang setidak-tidaknya dapat memenuhi

harapannya atau bahkan melebihi harapannya.

2.1.5.2. Kesenjangan Kulitas Pelayanan Jasa

Parasuraman, Zeithaml dan Berry mengindentifikasikan lima

kesenjangan dalam penyajiati kualitas pelayanan :

1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen

Manajemen tidak selalu memahami secara tepat apa yang diinginkan

pelanggan. Pengurus raraah sakit mungkin berfikir bahwa pasien

menginginkan makanan yang lebih baik, tetapi pasien mungkin lebih

mmementingkan daya tanggap perawat.

2. Kesenjangan antar persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa

Manajemen mungkin memeahami secara tepat keinginan pelanggan

tetapi tidak menetapkan suatu set standar kinerja spesifik. Pengurus

rumah sakit menyuruh perawat untuk memberikan pelayanan yang

"cepat" tanpa menentukannya secara kuantitatif.

22

3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian

jasa. Para personil mungkin kurang terlatih atau tidak mampu atau

tidak mau memenuhi standar. Atau mereka dihadapkan pada standar

yang berlawanam, seperti menyediakan waktu untuk mendengarkan

para pelanggan dan melayani mereka dengan cepat.

4. Kesenjangan antara peirtyarnpaian jasa dan komunikasi ekstemal

Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat

para wakil perusahaan dan iklan perusahaan. Jika suatu brosur

rumah sakit memperHhatkan kamar yang indah tetapi pasien

tiba dan menemukan karnar yang tampak murahan dan tak

terawat, maka komunikasi eksternal itu telah mendistorsi

harapan pelanggan.

5. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan

Kesenjangan Ini terjadi bila memiliki persepsi yang keliru tentang

kualitas jasa tersebut. Dokter mungkin terus mengunjungi pasien

untuk menunjukkan kepeduliannya, tetapi pasien menganggapnya

sebagai indikasi bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

23

Gambar 2,1.5.2.

Gambar Kesenjangiin Kualilas Pelayanan Jasa

Conseptual Model Of Service Quality ( Gap Model)

Sumber Zeithml, Parasuraman, Berry (1985)

24

2.1.5.3. Harapan dan Kepuasan Pdanggan

Sebelum menggunakan suatu jasa, konsumen sering memiliki empat

skenario jasa yang berbeda (dalam benaknya) mengenai apa yang bakal

dialaminya, yaitu :

1. Jasa ideal

2. Jasa yang diantisipasi/diharapkan

3. Jasa yang selayaknya diterima

4. Jasa minimum yang dapai ditoleransi

Konsumen akan rnasuk kedalam pembelian dengan menilai bagaimana

performa yang ditampilkan oleh suatu produk/jasa.Performa yang

diharapkan oleh konsumen dibagi dalam tiga kategori yaitu :

1. Equitable Performance

Mempakan suatu penilaian normatif, bagaimana seharusnya

performa suatu produk ditampilkan.

2. Ideal Performance

Merupakan suatu harapan bagaimana tingkat performa produk yang

ideal

3. Expected Performance

Performa yang ditampilkan suatu produk adalah sebenarnya yang

akan terjadi.

2.1.5.4. Tanggapan Konsumein Terhadap Produk/Jasa

Konsumen yang masuk dalam suatu pembelian akan melakukan respon

terhadap performa produk yang dibeli, yaitu :

25

1. Positive Disconfirmation

Yaitu performa produk lebih dari yang diharapkan.

2. Simple Confirmation

Yaitu performa produk sama dengan yang diharapkan.

3. Negative Disconfirmaticnn

Yaitu performa produk kurang dari yang diharapkan.

2.2. Kerangka Pemikiran

Perkembangan industri pertelekomunikasian di Indonesia tidak lepas

dari dukungan kegiatan usaha baik secara formal maupun non formal dan

juga hasil dari riset dan perkerabangan teknologi di era industrialisasi.

Tingginya tingkat pertumbuhan pertelekoniunikasian mengakibatkan

adanya persaingan yang ketat dalam usaha menarik konsumen, sehingga

perusahaan pertelekomunikasian harus dapat memberikan kualitas

pelayanan yang lebih baik untmk dapat memuaskan pelanggan (konsumen).

Unsur-unsur pelayanan dallam usaha pertelekomunikasian yang akan

digunakan sebagai kerangka pemikiran dalam menganalisa tanggapan

konsumen terhadap kualitas pelayanan perusahaan pertelekomunikasian

adalah profesialisme dan keahlian, tingkah laku dan sifat, mudah dicapai

dan keleluasaan, keandalan dan kepercayaan,penyelesaian masalah,

reputasi dan kredibilitas. Kepuasan konsumen merupakan hasil

perbandingan antara apa yang diharapkan dan apa yang didapat, dimana

konsumen akan selalu mencari alternatif pembelian yang dapat memenuhi

harapannya atau melebihi harapannya.

Konsumen akan terpuaskan apabila pelayanan yang diterima meraenuhi

dua aspek yaitu : harapan (expected) dan apa yang dirasakan (perceived)

pada suatu jasa. Apabila kedua aspek ini teipenuhi, maka kualitas jasa

dikatakan baik, karna kualitas pekiyanan yang diberikan perusahaan dapat

memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Untuk lebih mempermudah penjelasan kerangka pemikiran akan

digambarkan secara skematis, sebagai berikut:

Gambar 2.2.

Skema Kerangka Pemikiran

28