pelaksanaan tabungan giro ib (islamic banking) …

90
PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) DENGAN AKAD WADIAH PADA PT BANK NAGARI CABANG TAPUS DI KECAMATAN PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Pada Prodi SI Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi RIRIN FEBY YASFI NIM. 3317229 PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI TA. 2020/2021

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) DENGAN

AKAD WADIAH PADA PT BANK NAGARI CABANG TAPUS DI

KECAMATAN PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN

PROVINSI SUMATERA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Ekonomi (SE) Pada Prodi SI Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

RIRIN FEBY YASFI

NIM. 3317229

PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

TA. 2020/2021

Page 2: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan

atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC

BANKING) DENGAN AKAD WADIAH PADA PT BANK NAGARI

CABANG TAPUS DI KECAMATAN PADANG GELUGUR

KABUPATEN PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT”.

Kemudian shalawat beriringan salam senantiasa kita mohonkan kepadanya

agar selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai

Rahmatan Lil’alamin. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah

sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar jurusan (S1)

Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai macam

halangan dan rintangan namun penulis bersyukur Alhamdulillah kepada

Allah SWT karena dengan izin Allah SWT penulis dapat melalui

semuanya. Dan penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat

bantuan dan bimbingan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan dari

Page 3: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

ii

beberapa pihak. Maka, penulis mengucapkan terimakasih yang tak

terhingga, pertamakali kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda IMRA

MARDIYAS dan Ibunda YULISNA KARNEPI, S.Pd. yang telah

memberi do’a, material, dukungan dan membesarkan penulis dengan penuh

kasih sayang, kesabaran dan pengorbanan bagi kehidupan penulis. Serta

atas bantuan dan arahan yang telah diberikan, penulis juga mengucapkan

terimakasih tak terhingga kepada:

1. Pimpinan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi Ibu

Ridha Ahida, M.Hum Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Dr. Iiz Izmudin, MA, dan seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam.

2. Ibu Sandra Dewi, SE, MM selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Bapak Ali Rahman, SH.,MH selaku Pembimbing dan Penasehat

Akademik yang selalu memberikan motivasi, arahan, nasehat kepada

penulis dan telah membimbing penulis hingga mampu menyelesaikan

program perkuliahan sesuai dengan yang diharapkan serta kesabaran

bapak memberikan sumbangan pemikiran dan waktu dalam kesibukan

dan jadwal begitu padat, hingga skripsi ini bisa terwujud dan selesai.

4. Bapak dan Ibu staf kepustakaan IAIN Bukittinggi yang juga memberikan

masukan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu Pimpinan, Karyawan dan karyawati PT Bank Nagari

Cabang Tapus Kabupaten Pasaman yang telah menerima penulis

Page 4: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

iii

untuk melakukan penelitian dan memberikan data-data yang diperlukan

dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ucapan terimaksih kepada yang tersayang, adik kandung saya Raihan,

Saskia Rahmadani dan Adiba Rafika. Atuk dan Nenek saya dari pihak

Ayah dan Ibu. Acik Rahmi Karlina dan mamak Nofrizaldi, yang telah

memberi semangat, etek, bapak, abang, uni serta sepupu-sepupu saya

yang selalu memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat yang selalu ada yang selalu memberikan semangat serta

dukungannya kepada penulis yaitu Dedi Suhendri, Ayu Mihartati, Dila

Nofita, Yuni Prastika, Nofita Rahmatika, Rosi Amelia, Fauziah Syafnal,

Rahma Dewi Yunita, Nadila, Khairani, Hadijah, Indah Titania, Nanda Ade

Wina, Arfarizan yang selalu memberikan semangat dan juga bantuan

dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-teman penghuni kost Alifia House dan Kost Putri Binti Samara,

Teman-teman KKN-DR IAIN Bukittinggi di Sitombol dan Jurusan

Perbankan Syariah Angkatan 17 khususnya PS-F yang selalu

memberikan semangat dan juga bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Tidak adanya nama bukan berarti mengurangi rasa terimakasih dan

penghargaan penulis kepadanya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Penulis berharap dan berdoa kepada Allah SWT semoga amal dan

kebaikan kita semua di ridhoi oleh Allah SWT dan bernilai ibadah

dihadapan-Nya.

Page 5: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

iv

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan

mohon maaf atas kekurangan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

berguna bagi para pembaca dan dapat menambah ilmu pengetahuan,

semoga Allah SWT melimpahkan hidayah-Nya serta lindungan-Nya

kepada kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bukittinggi, 9 Juli 2021

Penulis

Ririn Feby Yasfi

NIM 3317.229

Page 6: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

PERSETUJUAN PEMBIMBING

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5

C. Batasan Masalah................................................................................ 5

D. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

F. Manfaat Penelitian............................................................................. 6

G. Penjelasan Judul ................................................................................ 7

H. Kajian Terdahulu ............................................................................... 8

I. Sistematika Penulisan ........................................................................ 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tabungan

1. Pengertian Tabungan ................................................................... 13

2. Fatwa DSN tentang Tabungan ..................................................... 14

3. Tujuan dan Manfaat Tabungan .................................................... 15

4. Karakteristik Tabungan................................................................ 16

B. Giro

1. Pengertian Giro ........................................................................... 17

2. Fatwa DSN tentang Giro .............................................................. 23

3. Pengertian Wadi’ah ..................................................................... 24

C. Giro Wadi’ah .................................................................................... 30

D. Landasan Hukum Giro Wadi’ah ........................................................ 34

Page 7: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

vi

E. Implementasi Prinsip Wadi’ah dalam Produk Giro Perbankan

Syari’ah ............................................................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 40

B. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 43

C. Teknik Analisis Data ......................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat .............. 46

2. Visi dan Misi PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat ..... 49

3. Profil PT Bank Nagari Cabang Tapus .......................................... 50

4. Struktur Organisasi PT Bank Nagari Cabang Tapus ..................... 51

5. Produk-produk dan Jasa PT Bank Nagari Cabang Tapus .............. 56

B. Analisis Pelaksanaan Tabungan Giro iB dengan Akad wadi’ah pada PT

Bank Nagari Cabang Tapus ............................................................... 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 75

B. Saran ................................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

vii

ABTRAK

Skripsi ini disusun oleh Ririn Feby Yasfi NIM 3317229 Program Studi

Strata -1 (S1) Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi: “Pelaksanaan Tabungan

Giro iB dengan akad Wadi’ah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus

Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti ketika melihat

adanya tabungan giro iB menggunakan akad wadiah pada PT. Bank Nagari

Cabang Tapus Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi

Sumatera Barat, padahal bank ini merupakan bank konvensional tetapi

memberikan layanan giro yang menggunakan akad seperti yang ada di Perbankan

syariah lainnya. Dimana tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui

bagaimana pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad wadi’ah pada PT. Bank

Nagari Cabang Tapus. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field

research) yang bersifat deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan

dan menganalisis mengenai masalah yang diteliti. Adapun responden yang

digunakan adalah bagian custumer service (CS). Pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya, teknik

pengolahan dan analisis data dilakukan dengan penelusuran serta pencarian

catatanpengumpulan data, mengorganisasikan dan menata data tersebut kedalam

unit-unit, melakukan sintesis, menyusun pola, dan memilih sesuai dengan aspek

yang dipelajari dan diakhiri dengan membuat kesimpulan dan laporan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tabungan giro iB

dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus yaitu (1) wajib

membuka buku rekening giro iB dengan akad wadiah, (2) saldo awal minimum

Rp. 1.000.000, (3) data diri lengkap (KTP, NPWP, Materai 10000) (3) bagi

tabungan giro iB perorangan harus ada surat izin usaha dan bilyet giro di tanda

tangan untuk penarikan giro, (4) bagi tabungan giro iB perusahaan atau non-

perorangan harus memiliki data diri milik perusahaan dan stempel perusahaan

dibubuhkan diatas cek atau bilyet giro dan ditandatangani untuk penarikan. Jadi

dapat disimpulkan pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad wadiah pada PT.

Bank Nagari Cabang Tapus sesuai dengan ketentuan umum pasal 2 yaitu

penerapan tabungan giro iB dengan akad wadiah sama dengan penerapan giro

pada umumnya di PT Bank Nagari Cabang Tapus Kecamatan Padang gelugur

Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.

Kata Kunci: Giro iB, Akad Wadi’ah

Page 9: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkembang pesatnya pertumbuhan lembaga keuangan berlabel syariah

di Indonesia adalah bukti jika kesadaran masyarakat terhadap laku ekonomi

berbasis non-riba telah menemukan momentumnya. Demografi masyarakat

Indonesia yang mayoritas beragama Islam disebut menjadi faktor utama

dalam pencapaian ini. Faktanya tidak hanya demikian, kesadaran telah

terjadinya eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh Perbankan

Konvensional kepada Nasabah menjadi alasan tersendiri bagi mereka untuk

merubah haluannya menggunakan jasa layanan Lembaga Keuangan Syariah.1

Lembaga Keuangan baik Bank maupun non Bank, mempunyai peranan

yang penting terhadap aktivitas perekonomian. Peran strategis Lembaga

Keuangan tersebut sebagai wahana yang mampu menghimpun dan

menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efesien kearah peningkatan

taraf hidup rakyat. Islam sebagai agama yang lengkap dan universal, dewasa

ini masih saja dianggap sebagai penghambat kemajuan pertumbuhan

ekonomi. Pandangan ini datang dari pemikir barat bahkan pemikir Islam

sendiri. Mereka yang beranggapan bahwa Islam adalah faktor penghambat

kemajuan hanya melihat Islam dari ritualnya saja, bukan melihat islam secara

1Heri Sudarsono,Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta : Ekonisia, 2004) Hlm

12.

Page 10: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

2

keseluruhan aspek kehidupan secara komprehensif, termasuk didalamnya

tentang pembangunan ekonomi.

Berdasarkan Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

November1998 tentang Perbankan adalah “badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.2 Di dalam firman Allah SWT QS.

Albaqarah 275

ذ بوا ل يقومون ال كما يقوم الذي يتخبطه الشيطن من المس لك بانهم الذين يأكلون الر

ا ان ب ه ف قالو ن ر بوا فمن جاءه موعظة م م الر البيع وحر بوا واحل الله انتهى فله ما ما البيع مثل الر

ىك اصحب النار هم فيها خلدون ومن عاد فاول سلف وامره الى الله

Artinya:

Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti

berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu

karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah

telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa

mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah

diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada

Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka

kekal di dalamnya.

2 Kasmir, Manajemen Perbankan, ( Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada, 2000), Hlm.11-12

Page 11: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

3

Dalil dalam firman Allah SWT QS. Albaqarah 275 dijelaskan bahwa riba

telah diharamkan oleh Allah Swt. Bank Konvensional pada umum nya masih

menggunakan sistim bunga, Sebagaimana yang telah diketahui bunga itu

sama dengan riba, maka PT Bank Nagari Cabang Tapus Membuka Unit

Usaha Syariah agar dapat terhindar dari riba dan dapat menarik Nasabah yang

paham dengan arti riba tersebut dan didalam Perbankan syariah sistem

operasionalnya menggunakan sistim bagi hasil bukan sistem bunga. Dimana,

Bank Nagari Cabang Tapus mengeluarkan layanan syariah produk

penghimpunan dana berupa Giro iB dengan akad syariah yaitu akad Wadiah.

Pengertian giro menurut Undang-Undang Pokok Perbankan (No. 14

tahun 1967 Bab I) adalah “Simpanan pihak ketiga pada Bank, yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat

perintah pembayaran lain atau dengan cara pemindah bukuan.3

Giro sebagai salah satu bentuk atau jenis simpanan tidak dapat

dilepaskan dari pengertian simpanan. Disamping giro, bentuk simpanan

lainnya adalah tabungan dan deposito. Ketiga bentuk simpanan tersebut harus

dikaitkan dan dilakasanakan sesuai dengan pengertian simpanan atau

tabungan.

Pengertian simpanan giro atau yang lebih populer disebut rekening giro

menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

November 1998 adalah ”simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap

saat dengan mengunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya

3 Prathama Rahardja, Uang Dan Perbankan (Jakarta: Pt. Rineka Ciptam 1990) Hlm 81.

Page 12: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

4

atau dengan pemindahbukuan”.Sedangkan pengertian simpanan adalah ”dana

yang dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank dalam bentuk giro, deposito

berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau yang dapat disamakan dengan

itu”.

Sistem giro tentunya tidak terlepas dari kaitannya dengan masyarakat,

baik Nasabah maupun non Nasabah. Salah satu keterkaitan tersebut adalah

tentang bagaimana masyarakat, baik Nasabah maupun non Nasabah

memahami pelaksanaan giro sistem titipan wadiah terhadap tabungan giro iB

yang telah dijalankan di PT Bank Nagari Cabang Tapus. Pada PT Bank

Nagari Cabang Tapus memiliki layanan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank

Nagari Beberapa masyarakat juga masih banyak yang belum

memahami/mengetahui pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad wadiah

yang telah di jalankan di PT Bank Nagari Cabang Tapus seperti apa.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “PELAKSANAAN

TABUNGAN GIRO iB DENGAN AKAD WADIAH PADA PT BANK

NAGARI CABANG TAPUS DI KECAMATAN PADANG GELUGUR

KABUPATEN PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT” sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir pada prodi S1 Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi.

Page 13: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

5

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang penulis kemukakan diatas, maka dapat

diidentifikasi masalah yang muncul sebagai berikut:

1. Adanya pelaksanaan Tabungan Giro iB dengan akad Wadiah Pada

PT Bank Nagari Cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur

Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.

2. Terdapat akad Wadiah terhadap Pelaksanaan Tabungan Giro iB di

PT Bank Nagari Cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur

Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.

3. Adanya kendala masyarakat yang awam tidak menegrti dengan

tabungan giro iB menggunakan Akad Wadiah Pada PT Bank

Nagari Cabang Tapus Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten

Pasaman Provinsi Sumatera Barat.

C. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka peneliti memberikan batasan-

batasan pada penelitian ini yaitu terkait Pelaksanaan Tabungan Giro iB

dengan akad Wadiah Pada PT Bank Nagari Cabang Tapus di Kecamatan

Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah

diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu Bagaimana

Pelaksanaan Tabungan Giro iB dengan akad Wadiah Pada PT Bank Nagari

Page 14: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

6

Cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi

Sumatera Barat.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil tujuan

penelitian ini adalah dapat mengetahui bagaimana Pelaksanaan Tabungan

Giro iB dengan akad Wadiah Pada PT Bank Nagari Cabang Tapus di

Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.

F. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi terhadap:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini berguna memberikan informasi yang berguna untuk

pembaca dalam meningkatkan pemahaman mengenai pelaksanaan

tabungan giro iB dengan akad Wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang

Tapus di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi

Sumatera Barat.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan referensi dan masukan bagi

pihak PT. Bank Nagari dalam melakukan penyuluhan terkait bagaimana

pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad Wadiah pada PT. Bank

Nagari cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman

Provinsi Sumatera Barat agar masyarakat awam paham dengan tabungan

giro iB dengan akad waidah dan diharapkan penelitian bisa menambah

Page 15: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

7

minat masyarakat di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman

untuk menggunakan tabungan giro iB dengan akad wadiah pada PT.

Bank Nagari cabang Tapus. .

3. Manfaat Prasyarat

Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan perkuliahan pada program studi SI Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi.

G. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul, maka

peneliti perlu mengemukakan maksud dari kata-kata yang terdapat dalam

judul tersebut, yaitu:

1. Tabungan

Tabungan (saving deposit) adalah simpanan yang penarikannya

hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi

tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang

dipersamakan dengan itu.4

2. Giro iB

Giro iB adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap

saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran

lainnya, atau dengan perintah pemindahan pembukuan.5

4 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2014),

Hlm. 35 5 Artikel ini diakses padaTanggal 11 Juni 2021 pada: .Https://Www.Banknagari.Co.Id/

Produk?Page=Rfhd181rwla3rs69wq141a%3d%3, Jam 15:00 WIB di Bukittinggi

Page 16: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

8

3. Wadiah

Secara etimologi wadiah berarti titipan (amanah). Kata Al-Wadiah

berasal dari kata wada’ah juga berarti membiarkan atau meninggal

sesuatu. Dalam tradisi fiqih Islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal

dengan prinsip al-wadiah. Al-wadiah dapat diartikan sebagai titipan

murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum,

yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si pemilik menghendaki.6

Berdasarkan penjelasaan judul diatas maka dapat ditegaskan kembali

maksud dari judul Pelaksanaan Tabungan Giro iB pada PT Bank Nagari

Cabang Tapus adalah suatu proses tindakan atau dalam rangka mengetahui

pelaksanaan Tabungan Giro iB pada PT Bank Nagari Cabang Tapus dalam

penerapannya.

H. Kajian terdahulu

1. Skripsi Andi Sarifudin, yang bertujuan untuk menguji “Pengaruh

Tabungan Wadiah dan Giro Wadiah Terhadap Laba Bersih Pada Bank

BRI Syariah”. Data yang difungsikan dalam penelitian ini adalah data

sekunder berasal dari laporan keuangan BRI Syariah periode 2011- 2015.

Hasilnya menunjukkan dana wadiah (tabungan dan giro) ada hubungan

yang positif terhadap laba bersih PT Bank BRI Syariah, tetapi tidak ada

pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih PT Bank BRI Syariah dan

hanya mempunyai nilai koefisien determinasi sebesar 4,80%. Penelitian

ini mempunyai kemiripan dengan penelitian yang dilakukan Andi

6 Muhamad Syafi‟Ai Antonio. Bank Syari’ah Dari Teori Keprakti. (Jakarta: Gema Insani,

2001) Hlm. 85

Page 17: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

9

Sarifudin. Persamaannya yaitu menggunakan variabel tabungan wadiah,

giro wadiah dan laba. Perbedaannya pada penelitian ini mengfungsikan

variabel tabungan mudharabah.

2. Nanda Martina Sembiring, meneliti tentang Implementasi Giro Wadiah

Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Capem Payakumbuh, hasil

penelitiannya yaitu faktor penyebab produk giro wadiah di Bank

muamalat capem payakumbuh faktor needs pedagang dipasar

payakumbuh yang menganggap giro wadiah belum merupakan

kebutuhan yang diprioritaskan karena pedagang belum mempunyai

kemampuan untuk melakukan giro wadiah ini. Perjanjian dengan Bank

konvensional dan Bank syariah juga menjadi faktor giro wadiah kurang

berkembang pada Bank muamalat payakumbuh.

3. Skripsi Muhammad Zulfikar, yang bertujuan untuk menguji “Pengaruh

Tabungan Wadiah, Giro Wadiah dan Deposito Mudharabah Terhadap

Laba PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk”. Data yang difungsikan

dalam penelitian ini adalah data sekunder berasal dari laporan keuangan

PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk periode 2009-2016. Hasilnya

menunjukkan bahwa tabungan wadiah ada pengaruh positif dan

signifikan terhadap laba, giro wadiah tidak ada pengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap laba, dan deposito mudharabah ada pengaruh positif

dan signifikan terhadap laba. Penelitian ini mempunyai kemiripan dengan

penelitian yang dilakukan Muhammad Zulfikar. Persamaannya yaitu

menggunakan variabel tabungan wadiah, giro wadiah dan laba.

Page 18: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

10

Perbedaannya yaitu pada penelitian Muhammad Zulfikar menggunakan

variabel deposito mudharabah sedangkan dalam penelitian ini

menggunakan tabungan mudharabah.

4. Skripsi Sarah Afifah, yang bertujuan untuk menguji “Analisis Pengaruh

Tabungan Mudharabah, Giro Mudharabah dan Pembiayaan Bagi Hasil

Terhadap Laba Bersih Pada Bank Muamalat Indonesia”. Data yang

difungsikan dalam penelitian ini adalah data sekunder berasal dari

laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia 2016-2018. Metode yang

difungsikan dalam penelitian yaitu regresi linier berganda. Hasilnya

menunjukkan bahwa variabel tabungan mudharabah, giro mudharabah

dan pembiayaan bagi hasil ada pengaruh secara simultan terhadap laba

bersih, sedangkan variabel tabungan mudharabah dan pembiayaan bagi

hasil ada pengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Perbedaan dari kajian terdahulu diatas dengan penelitian yang penulis

akan lakukan adalah dari segi pembahasan, penulis akan melakukan

penelitian Pelaksanaan Tabungan Giro iB pada PT. Bank Nagari Cabang

Tapus secara sinifikan sedangkan dari empat penelitian diatas membahas

tentang Pengaruh Tabungan Wadiah, Giro mudarabah dan Deposito

Mudharabah.

I. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, dilakukan pembahasan secara ringkas yang dapat

peneliti kemukakan dalam sistematika penulisan, yaitu:

Page 19: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

11

BAB I : Pendahuluan

Terdiri atas latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan rumusan masalah, manfaat

penelitian, penjelasan judul, kajian terdahulu, dan sistematika

penulisan.

BAB II: Kajian Teori

Terdiri dari penjelasan tentang pengertian tabungan, fatwa DSN

tentang tabungan, tujuan dan manfaat tabungan, karakteristik

tabungan, pengertian giro, fatwa DSN tentang giro, pengertian

wadiah, prinsip wadiah rukun dan syarat wadiah, hukum menerima

wadiah, giro iwadiah, landasan hukum giro wadiah idalam praktik

Perbankan Syariah, dan impementasi prinsip wadiah dalam produk

giro Perbankan Syariah.

BAB III: Metodelogi Penelitian

Terdiri terkait jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : Pembahasan

Terdiri terkait sejarah PT. Bank Nagari Cabang Tapus, Visi dan

Misi PT. Bank Nagari cabang Tapus, struktur organisasi PT. Bank

Nagari cabang Tapus, tugas Pimpinan dan Karyawan di PT. Bank

Nagari cabang Tapus, produk-produk dan Jasa PT. Bank Nagari

cabang Tapus, terakhir Pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad

wadiah pada PT. Bank Nagari cabang Tapus.

Page 20: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

12

BAB V: Penutup

Terdiri dari kesimulan dan saran terkait penelitian yang dilakukan

terkait pelaksanaan tabungan iB dengan akad wadiah pada PT.

Bank Nagari cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur,

Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat.

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tabungan

1. Pengertian Tabungan

Tabungan (saving deposit) adalah simpanan yang penarikannya

hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi

tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang

dipersamakan dengan itu.7

Nasabah jika hendak mengambil simpanannya dapat datang

langsung ke Bank dengan membawa buku tabungan, slip penarikan, atau

melalui fasilitas ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Pengertian yang

hampir sama dijumpai dalam Pasal 1 angka 21 Undang-Undang

Nomor21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang menyebutkan

bahwa Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau

investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat

dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi

tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang

dipersamakan dengan itu.8

Terdapat dua prinsip perjanjian Islam yang sesuai di

implementasikan dalam produk Perbankan berupa tabungan, yaitu

7 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,2014),

Hlm 35 8 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press 2009), H. 92

Page 22: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

14

wadiah dan mudharabah. Hampir samadengan giro, pilihan terhadap

produk ini tergantung motif dari Nasabah. Jika motifnya hanya

menyimpan saja maka bisa dipakai produk tabungan wadiah, sedangkan

untuk memenuhi Nasabah yang bermotif investasi atau mencari

keuntungan maka tabungan mudharabah yang sesuai. Secara teknis

mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana

pihak pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh (100%) modal,

sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola dana (mudharib) dalam suatu

kegiatan produktif.9

Perbankan syariah memiliki dua macam produk tabungan, yaitu

tabungan wadiah dan tabungan mudhrabah. Perbedaan utama dengan

tabungan diPerbankan konvensional adalah tidak dikenalnya suku bunga

tertentu yang diperjanjikan, yang ada adalah nisbah atau persentase bagi

hasil pada tabungan mudharabah dan bonus pada tabungan wadiah.10

2. Fatwa DSN tentang Tabungan

Simpanan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak

dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang

bersamaan dengan itu. Fatwa DSN tentang tabungan ditetapkan pada

tanggal 1 April 2000 yang bertepatan dengan tanggal 26 Dzulhijjah 1420

H, yang ditandatangani oleh ketua DSN-MUI (K.H.Ali Yafie) dan

sekretarisnya MUI (H.A. Nasri Adhani), dengan nomor 02/DSN-

9 Ahmad Dahlan, Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik, (Yogyakarta: Teras, 2012) Hlm 136. 10 Abdul Ghofur Anshori,Op. Cit., Hlm 93

Page 23: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

15

MUI/IV/2000.Secara umum, fatwa ini dapat dibedakan menjadi dua

bagian, yaitu konsideran dan keputusan. Konsideran ini dapat dibedakan

menjadi 3 bagian yang sama dengan fatwa tentang giro.

Oleh karena itu, konsideran fatwa tentang tabungan tidak perlu

dijelaskan. Jadi, pembahasan mengenai konsideran fatwa tentang

tabungan cukup diwakili dengan pembahasan sebelumnya, yaitu

konsideran fatwa mengenai giro, Yang beda hanyalah fatwanya. Dalam

fatwa DSN-MUI ditetapkan dua jenis tabungan : pertama, tabungan yang

tidak dibenarkan secara syariah, yaitu tabungan yang berdasarkan

perhitungan bunga; dan kedua, tabungan yang dibenarkan yaitu tabungan

yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah.11

3. Tujuan atau manfaat Tabungan

a. Bagi Bank

1) Sumber pendapatan Bank baik dalam rupiah maupun valuta

asing.

2) Salah satu sumber pendapatan dalam bentuk jasa (fee based

income) dari aktifitas lanjutan pemanfaatan rekening tabungan

oleh Nasabah.

3) Bagi Nasabah

a. Kemudahan dalam pengelolaan likuiditas baik dalam hal

penyetoran, penarikan, transfer dan pembayaran transaksi

yang pembayaran transaksi yang fleksibel.

11 Jaih Mubarok, Perkembangan Fatwa Ekonomi Syari’ah Di Indonesia, (Bandung : Pustaka

Bani Quraisy,2004) Hlm 27.

Page 24: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

16

b. Dapat memperoleh bonus atau bagi hasil.12

4. Karakteristik Tabungan

Tabungan merupakan salah satu bentuk simpanan yang dipercayakan

oleh masyarakat kepada Bank dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Simpanan pihak ketiga.

b. Penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu

yang telah disepakati

c. Penarikannya hanya dapat dilakukan dengan mendatangi kantor

Bank atau menggunakan sarana lainnya yang disediakan untuk

keperluan tersebut.

d. Penarikannya tidak dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet

giro, dan surat perintah pembayaran lainnya yang sejenis

e. Penarikannya tidak boleh melebihi jumlah tertentu sehingga

menyebabkan saldo tabungan lebih kecil dari pada saldo minimum,

kecuali penebung tidak akan melanjutkan tabungannya.

f. Penyetoran dan pengambilan tabungan dilakukan oleh penabung

dengan cara mengisi slip penyetoran dan penarikan tabungan.

g. Penabung diberi bunga sebagai imbalannya, yang diperhitungkan

setiap akhir bulan/tahun dan dibukukan pada awal bulan/tahun

berikutnya.

h. Penyetoran dapat dilakukan secara tunai ataupun melalui cara-cara

lainnya.

12 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung :

Alfabeta,2012) Hlm 34.

Page 25: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

17

B. Giro

1. Pengertian Giro

Pengertian giro menurut Undang-Undang Pokok Perbankan (No. 14

tahun 1967 Bab I) adalah “Simpanan pihak ketiga pada Bank, yang

penarikkannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,

surat perintah pembayaran lain atau dengan cara pemindah bukuan.13

Giro sebagai salah satu bentuk atau jenis simpanan tidak dapat

dilepaskan dari pengertian simpanan. Disamping giro, bentuk simpanan

lainnya adalah tabungan dan deposito. Ketiga bentuk simpanan tersebut

harus dikaitkan dan dilakasanakan sesuai dengan pengertian simpanan.14

Pengertian simpanan giro atau yang lebih populer disebut rekening

giro menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tanggal

10 November 1998 adalah ”simpanan yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan mengunakan cek, bilyet giro, sarana

perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan”.

Sedangkan pengertian simpanan adalah ”dana yang dipercayakan oleh

masyrakat kepada Bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat

deposito, tabungan atau yang dapat disamakan dengan itu”.15

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa simpanan

adalah sejulah uang yang dititipkan di Bank atau dipelihara oleh Bank.

Jenis simpanan yang ada di Bank selain giro adalah tabungan dan

13 Prathama Rahardja, Uang Dan Perbankan (Jakarta: Pt. Rineka Ciptam 1990) Hal 81. 14 M. Bahsan, Giro Dan Bilyet Perbankan Indonesia (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada,

2005) Hal 14. 15 Kasmir. Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada. 2014)

Hlm 76-77

Page 26: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

18

deposito. Pengertian simpanan giro merupakan simpanan pada Bank

yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Artinya bahwa uang yang

disimpan direkening giro dapat diambil setiap waktu setelah memenuhi

berbagai persyaratan yang ditetapkan misalnya waktu jam kantor,

keabsahandan kesempurnaan cek serta saldonya tersedia

Penarikan uang di rekening giro dapat menggunakan sarana

penarikan, yakni cek dan bilyet giro(BG). Apabila penarikan dilakukan

secara tunai, maka sarana penarikannya adalah dengan menggunakan

cek. Sedangkan untuk penarikan nontunai adalah dengan mengunakan

bilyetgiro. Di samping itu, jika kedua sarana penarikan tersebut habis

atau hilang, maka Nasabah dapat melakukan sarana penarikan lainnya

seperti surat pernyataan atau surat kuasa yang ditandatangani di atas

materai.

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa simpanan

adalah sejulah uang yang dititpkan di Bank atau dipelihara oleh Bank.

Jenis simpanan yang ada di Bank selain giro adalah tabungan dan

deposito. Pengertian simpanan giro merupakan simpanan pada Bank

yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Artinya bahwa uang yang

disimpan direkening giro dapat diambil setiap waktu setelah memenuhi

berbagai persyaratan yang ditetapkan misalnya waktu jam kantor,

keabsahan dan kesempurnaan cek serta saldonya tersedia. Penarikan uang

di rekening giro dapat menggunakan sarana penarikan, yakni cek dan

bilyet giro (BG). Apabila penarikan dilakukan secara tunai, maka sarana

Page 27: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

19

penarikannya adalah dengan menggunakan cek. Sedangkan untuk

penarikan nontunai adalah dengan mengunakan bilyet giro.

Di samping itu, jika kedua sarana penarikan tersebut habis atau

hilang, maka Nasabah dapat melakukan sarana penarikan lainnya seperti

surat pernyataan atau surat kuasa yang ditandatangani di atas materai.

Pemilik rekening giro disebut girant dan kepada setiap girant akan

diberikan imbalan berupa jasa giro yang besarnya tergantung Bank yang

mengeluarkannya. Bagi Bank giro merupakan dana murah karena

imbalan yang diberikan kepada girant merupakanimbalanyang paling

rendah jika dibandingkan dengan imbalan simpanan lainnya seperti

tabungan dan deposito.

Cek merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menarik

atau mengambil uang di rekening giro. Fungsi lain dari cek adalah

sebagai alat untuk pembayaran. Pengertian cek adalah surat perintah

tanpa syarat dari Nasabah kepada Bank yang memelihara rekening giro

Nasabah tersebut untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang

disebutkan dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut. Artinya Bank

harus membayar kepada siapa saja yang membawa cek ke Bank yang

memelihara rekening Nasabah untuk di uangkan sesuai dengan

persyaratan yang telah ditetapkan, baik secara tunai maupun

pemindahbukuan.

Bilyet Giro (BG) atau lebih dikenal dengan nama giro merupakan

surat perintah dari Nasabah kepada Bank yang memelihara rekening giro

Page 28: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

20

Nasabah tersebut, untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening

yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namannya

atau nomor rekeningnya pada Bank yang sama atau Bank lainnya. Sama

seperti halnya dengan cek, bilyet giro juga dapat ditarik dari Bank lain

yang bukan penerbit rekening giro. Proses penarikannya juga melalui

kliring untuk yang dalam satu kota dan inkaso untuk luar kota dan luar

negeri. Pemindah bukuan pada rekening Bank yang bersangkutan artinya

dipindahkan dari rekening Nasabah si pemberi BG kepada Nasabah

penerima BG. Sebaliknya, jika dipindah bukukan ke rekening di Bank

yang lain, maka harus melakukan proses kliring atau inkaso.

Syarat yang berlaku untuk Bilyet Giro agar pemindahbukuannya

dapat dilakukan antara lain:

a. Ada nama Bilyet Giro dan nomor serinya.

b. Perintah tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah uang atas

beban rekening yang bersangkutan.

c. Nama dan alamat Bank tertarik.

d. Jumlah dana yang dipindahkan dalam angka dan huruf.

e. Nama pihak penerima.

f. Tanda tangan penarik atau cap perusahaan jika si penarik merupakan

perusahaan.

g. Tanggal dan tempat penarikan.

h. Nama Bank yang menerima pemindahbukuan tersebut.

i. Masa berlaku dan tanggal berlaku.

Page 29: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

21

Bilyet Giro juga diatur sesuai persyaratan yang telah ditentukan

seperti:

a. Masa berlakunya adalah 70 hari terhitung dari tanggal penarikannya.

b. Bila tangal efektif tidak dicantumkan, maka tanggal penarikan

berlaku pula sebagai tanggal efektif.

c. Bila tanggal penarikan tidak dicantumkan, maka tanggal efektif

dianggap sebagai tanggal penarikan dan persyaratan lainnya.

Bank menetapkan beberapa syarat giro yaitu:

1. Dana tersedia cukup.

2. Terdapat materai memenuhi.

3. Jika revisi ataupun penambahan harus ada tanda-tangan si pemberi

giro.

4. Uang yang tertulis dalam angka dan huruf jumlahnya harus sama.

5. Memperhatikan waktu kadarluwarsa giro yaitu 70 hari sesudah giro

tersebut dikeluarkan.

6. Stempel dan tanda tangan perusahaan harus sama dengan yang ada

di contoh

7. Giro tidak sedang diblokir oleh pihak berwajib.

8. Resi giro yang diberikan ke Nasabah sudah kembali.

9. Endorsemen giro benar jika ada.

10. Kondisi giro sempurna.

11. Rekening yang dimiliki Nasabah belum ditutup.

Page 30: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

22

Sarana atau alat pembayaran lainnya yang juga digunkan untuk

menarik uang, dari rekening giro dalah surat perintah kepada Bank yang

dibuat secara tertulis pada kertas yang ditandatangani oleh pemegang

rekening atau kuasanya untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada

pihak lain pada Bank yang sama atau Bank lain. Surat perintah ini dapat

bersifat tunai atau pemindahbukuan.

Surat perintah pembayaran lainnya juga dapat berbentuk surat kuasa

di mana yang memiliki rekening memberi kuasa kepada seseorang untuk

melakukan penarikan atas rekeningnya. Surat kuasa ini haruslah

memenuhi beberapa persyaratan, seperti tanda tangan kedua belah pihak,

si pemberi kuasa dan si penerima kuasa, bukti diri dan materai.

Pemberian kuasa ini di sebabkan si pemberi kuasa berhalangan karena

sesuatu hal.

Giro menurut Undang-Undang Perbankan Syariah nomor 21 tahun

2008 adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penerikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana

perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.

Giro adalah bentuk simpanan Nasabah yang tidak diberikan bagi

hasil dan pengambilan dana menggunakan cek, biasanya digunakan oleh

perusahaan atau yayasan dan bentuk badan hukum lainnya dalam proses

keuangan mereka. Dalam giro meskipun tidak memberikan bagi hasil,

Page 31: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

23

pihak Bank berhak memberikan bonus kepada Nasabah yang besarannya

tidak ditentukan di awal, bergantung pada kebaikan pihak Bank.

2. Fatwa DSN tentang Giro

Fatwa Dewan Syariah Nasional memutuskan pada hari Sabtu,

tanggal 26 Dzulhijjah 1420 H/1 April 2000. Fatwa DSN No. 01/DSN-

MUI/IV/2000 tentang Giro.

Menetapkan : Fatwa Tentang Giro

Pertama : Giro ada dua jenis :

1) Giro yang tidak dibenarkan secara syariah yaitu giro

yang berdasarkan perhitungan bunga.

2) Giro yang dibenarkan secara syariah, yaitu giro yang

berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah.

Kedua : Ketentuan umum giro berdasarkan mudharabah.

1) Dalam transaksi ini Nasabah bertindak sebagai

shahibul maal atau pemilik dana dan Bank bertindak

sebagai mudarib atau pengelola dana.

2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, Bank dapat

melakukan berbagai macam usaha yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dan

mengembangkannya, termasuk didalamnya

mudharabah dengan pihak lain.

3) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam

bentuk tunai dan bukan piutang.

Page 32: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

24

4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam

bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan

rekening.

5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional

giro dengan mengunakan nisbah keuntungan yang

menjadi haknya.

6) Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah

keuntungan Nasabah tanpa persetujuan yang

bersangkutan.

Ketiga : Ketentuan umum giro berdasarkan akad wadiah

1) Bersifat titipan

2) Titipan bisa diambil kapan saja (on call)

3) Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam

bentuk pemberian (‘athaya) yang bersifat suka rela

bagi pihak Bank.

3. Wadiah

a. Pengertian Wadiah

Secara etimologi wadiah berarti titipan (amanah). Kata Al-

Wadiah berasal dari kata wada’ah juga berarti membiarkan atau

meninggal sesuatu. Dalam tradisi fiqih Islam, prinsip titipan atau

simpanan dikenal dengan prinsip al-wadiah. Al-wadiah dapat

diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik

Page 33: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

25

individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan

kapan saja si pemilik menghendaki.16

Dalam literatur fiqih, para ulama berbeda-beda dalam

mendefinisikannya, disebabkan perbedaan mereka dalam beberapa

hukum yang berkenaan dengan wadiah tersebut yaitu perbedaan

mereka dalam pemberian upah bagi pihak penerima titipan, transaksi

ini dikatagorikan taukilatau sekedar menitip, barang titipan tersebut

harus berupa harta atau tidak.17

Harta yang dititipkan kepada pihak yang mau mengamalkannya

tanpa dibebani biaya. Atau wadiah juga berarti barang yang

dititipkan pada seseorang dengan tujuan pengamanan. Definisi

wadiah juga menuju pada dzat yang ditipkan berupa materi (benda)

atas dasar kontrak yang sistematis untuk proses penitipan.18

b. Prinsip Wadi’ah

Prinsip wadiah yang diterapkan adalah wadiah yad dhamanah

yang diterapkan pada produk rekening giro. wadiah yad dhamanah

berbeda dengan wadiah yad amanah. Dalam wadiah yad amanah,

pada prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak

yang dititipkan dengan alasan apapun juga, tetapi pihak yang

dititipkan boleh mengenakan biaya administrasi kepada pihak yang

16 Muhamad Syafi‟Ai Antonio. Bank Syari’ah Dari Teori Keprakti. (Jakarta: Gema Insani,

2001) Hlm 85 17 Hasan Abdullah Amin, Al-Wadiah Al-Mashrifiyah An-Naqdiyah Wa Istitssmariha Fi Al-

Islam, (Jeddah : Dar Asy-Syuruq, 1983), Hlm 23-31 18 Ahmad Dahlan, Bank Syari’ah, Teori, Praktik, Kritik ( Yogyakarta: Teras, 2012) Hlm 124.

Page 34: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

26

menitipkan sebagai kontraprestasi atas penjagaan barang yang

dititipkan.

Pada wadiah yad dhamanah, pihak yang dititipkan (Bank)

bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh

memanfaatkan harta titipan tersebut. Pihak Bank boleh memberikan

sedikit keuntungan yang didapat kepada Nasabahnya dengan besaran

berdasarkan kebijaksanaan pihak Bank.

Sebagai contoh, Hasan menitipkan motornya selama satu bukan

kepada Budi karena ia harus mudik dan Budi boleh menggunakan

motor tersebut apabila membutuhkan. Budi memanfaatkan motor

tersebut untuk ojek. Jika di asumsikan selama satu bulan digunakan

ojek, Budi mendapat pendapatan bersih sebesar satu juta rupiah.

Ketika Hasan pulang dan meminta motornya kembali, Budi boleh

mengenakan biaya penitipan ataupun tidsk kepada Hasan sebagai

imbalan atas jasa penitipan yang dilakukan. Kemudian, Budi boleh

memberikan sebagian hasil pendapatan ojeknya kepada Hasan, tetapi

boleh pula tidak. Keputusan ini bergantung kepada kebaikan hati

dari Budi.

c. Rukun dan syarat wadiah

1. Rukun wadiah

a) Orang yang menitipkan (muwaddi).

b) Orang yang dititipi barang (wadii)

Page 35: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

27

2. Syarat wadiah

a) Pihak yang berakad

a. Cakap hukum

b. Suka rela (ridho), tidak dalam keadaan dipaksa/terpaksa

dibawah tekanan.

b) Obyek yang ditetapkan merupakan milik mutlak si

penitip.19

Sebagai penerima titipan, Bank dapat mengenakan

biaya penitipan atas barang itu dan Bank tidak berkewajiban

untuk memberikan imbalan. Tetapi, atas kebijakannya Bank

syariah dapat memberikan “fee” kepada orang yang

menitipkan dengan syarat:

1. Fee termasuk kebijakan hak khusus dari Bank sebagai

penerima titipan.

2. Fee tidak ditetapkan dimuka mengenai jumlah yang

akan diberikan.20

Jadi, dalam praktiknya antara Bank syariah yang satu

dengan Bank syariah lain itu berbeda, ada yang memberikan

fee dan ada juga yang tidak memberikan fee. Oleh karena

itu, imbalan atau bonus yang diberikan kepada pemilik dana

19 Istitut Bankir Indonesia. Konsep, Produk Dan Implementasi Operasional Bank Syari’ah

(Jakarta:Djambatan. 2003) Hlm 59-60. 20 Wiroso, “Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah”, (Jakarta: PT.

Grasindo, 2005), hlm. 20

Page 36: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

28

prinsip wadiah termasuk kebijakan dari Bank syariah itu

sendiri.21

Terdapat 2 jenis wadiah, yaitu wadiah yad amanah dan

wadiah yad dhamanah:

1) Wadiah yad amanah dengan karakteristik yaitu barang

yang dititipkan tidak diperbolehkan untuk difungsikan

atau dimanfaatkan oleh penitip, tetapi apabila pada saat

penitip meminta barang tersebut kembali, maka barang

tersebut harus dalam keadaan utuh secara fisik maupun

nilainya dan apabila barang rusak pada saat penitipan

maka penerima titipan tidak bertanggungjawab tetapi

mendapatkan kompensasi terhadap pemeliharaan dapat

dikenakan biaya penitipan.

2) Wadiah yad dhamanah dengan karakteristik yaitu

mengembangkan wadiah yad amanah sesuai aktivitas

perekonomian. Pihak yang menerima titipan justru

diberi izin untuk memanfaatkan titipan tersebut.

Penerima titipan juga mempunyai tanggungjawab atas

kerusakan atau kehilangan barang tersebut. Keuntungan

yang didapat menjadi hak yang menerima titipan. Dan

ada fee atau bonus untuk penitip yang tidak

disayaratkan diawal.

21

Page 37: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

29

Pengaplikasian wadiah yad dhamanah dalam

kegiatan usaha Bank syariah yaitu pada rekening giro

dan rekening tabungan, dimana Bank Islam

diperbolehkan mengfungsikan uang itu untuk proyek

dalam waktu singkat. Bank juga bertanggungjawab

terhadap keamanan uang itu dibawah konsep jaminan,

begitu juga dengan rekening giro. Hanya saja Bank

syariah mempunyai peluang sedikit untuk

mengfungsikannya, dikarenakan si pemilik barang bisa

meminta barang tersebut semaunya melalui cek, dengan

begitu Bank dapat mengenakan biaya atas rekening giro

sebagai upah. Sedangkan pengaplikasian wadiah

amanah yaitu pada safe deposit box dan semacamnya.

d. Hukum Menerima Wadiah

1. Sunah, bagi orang yang percaya kepada dirinya bahwa dia

sanggup menjaga titipan yang diserahkan kepadanya.

2. Mubah, hukum menerima benda titipan dapat berhukum

mubah (boleh) jika seorang mengatakan kepada si penitip

bahwa dirinya khawatir akan berkhianat namun si pentitip

yakin dan tetap mempercayai bahwa orang tersebut dapat

diberikan amanah.

3. Haram, apabila dia tidak kuasa atau tidak sanggup menjaga

barang yang dititipkan sebagaiman mestinya, karena seolah-

Page 38: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

30

olah ia membukakan pintu untuk kerusakan atau lenyapnya

barang yang dititipkan itu.

4. Wajib, hukum menerima benda titipan dapat berhukum wajib

jika tidak ada orang jujur dan layak selain dirinya.

5. Makruh, yaitu bagi orang yang dapat menjaganya, tetapi ia

tidak percaya kepada dirinya boleh jadi kemudian hari hal itu

akan menyebabkan dia berkhianat terhadap barang yang

dititipkan kepadanya.22

C. Giro Wadiah

Giro wadiah ialah simpanan yang bisa ditarik sewaktu-waktu dengan

memfungsikan cek, bilyet giro, dan sarana perintah pembayaran lain atau

dengan pemindahbukuan berdasarkan prinsip titipan dimana Nasabah tidak

menerima keuntungan dalam bentuk bunga, akan tetapi berupa bonus yang

jumlahnya tidak disepakati diawal akad.23

Giro wadiah merupakan produk pendanaan Bank syariah dalam bentuk

simpanan dari Nasabah berupa rekening giro untuk keamanan dan kemudahan

pemakaiannya. Karakteristik giro wadiah hampir sama dengan giro di Bank

konvensional, dimana Nasabah penyimpan diberikan garansi untuk menarik

dana setiap waktu dengan memfungsikan fasilitas yang tersedia di Bank

22 Sulaiman Rasjid , Fiqh Islam (Bandung, Sinar Baru, 1994) Hlm 330 23 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Di Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 2018), Hlm 82.

Page 39: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

31

seperti cek, bilyet giro, kartu ATM dan sarana perintah pembayaran lainatau

dengan pemindah bukuan.24

Bank diperbolehkan memfungsikan dana Nasabah untuk tujuan

mendapatkan keuntungan dalam kegiatan yang berjangka pendek atau dengan

tujuan untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya, selama dana Nasabah tidak

ditarik. Bank biasanya tidak memfungsikan dana Nasabah untuk pembiayaan

bagi hasil karena bersifat jangka pendek. Keuntungan yang didapatkan dari

penggunaan dana akan menjadi milik Bank, dan kerugian yang terjadi juga

ditanggung oleh Bank secara penuh. Bank dapat memberikan bonus kepada

Nasabah tetapi jumlahnya tidak disyaratkan di awal.

Fatwa DSN menetapkan ketentuan mengenai giro wadiah, yaitu:

a. Sifatnya titipan.

b. Titipan dapat diambil sewaktu-waktu.

c. Tidak disyaratkan adanya imbalan, kecuali Bank sendiri yang suka rela

memberikannya.

Giro wadiah mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Dikembalikan secara utuh sesuai pada saat awal barang tersebut

dititipkan

b. Bisa dikenakan biaya penitipan

c. Bisa mencantumkan persyaratan guna untuk keamanan barang yang

dititipkan, seperti menetapkan adanya saldo minimal.

24 Ascarya, “Akad Dan Produk Bank Syariah” (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,2017) Hlm

113

Page 40: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

32

d. Giro wadiah dapat ditarik dengan memfungsikan bilyet giro dan cek

sesuai ketetapan berlaku.

e. Kelompok dan jenis rekening sejalan dengan kegiatan usaha Bank dan

ketentuannya serta tidak menyimpang dengan syari’at islam

f. Dana wadiah bisa dimanfaatkan dengan syarat mendapatkan izin dari

penitip.25

Rekening giro wadiah memiliki beberapa jenis sebagai berikut:

a. Rekening atas nama badan, yaitu:

1) Instansi pemerintah organisasi masyarakat yang bukan termasuk

perusahaan

2) Badan hukum yang diatur dalam UU atau KUHD

3) CV, Fa, dan yayasan.

b. Rekening individu yaitu pembukaan rekening atas nama pribadi.

c. Rekening gabungan ialah pembukaan rekening atas nama pribadi.

Menurut Zainul Arifin, dana titipan wadiah ini dikembangkan dalam

bentuk Rekening Giro Wadiah. Dalam prinsip giro wadiah, Bank sebagai

comoditan harus menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadiah.

Dana tersebut dapat digunakan oleh Bank untuk kegiatan komersial dan Bank

berhak atas pendapatan yang diperoleh dari manfaat harta titipan dalam

kegiatannya. Pemilik simpanan dapat menarik kembali simpanan itu sewaktu-

waktu.

25 Wiroso, Penghimpunan Dana... Hlm 24.

Page 41: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

33

Ciri-ciri giro wadiah:

1. Bagi pemegang rekening disediakan cek untuk mengoperasikan

rekeningnya.

2. Untuk membuka rekening diperlukan surat referensi Nasabah lain atau

pejabat Bank, dan menyetor sejumlah uang minimum atau setoran awal.

3. Calon pemegang rekening tidak terdaftar dalam rekening hitam Bank

Indonesia

4. Penarikan dapat dilakukan setiap waktu

5. Tipe rekening

a. Rekening perorangan

b. Rekening pemilik tunggal

c. Rekening bersama

d. Rekening organisasi atau perkumpulan yang bukan badan hukum

e. Rekening perusahaan yang berbadan hukum

f. Rekening kemitraan

g. Rekening titipan.

6. Servis lainnya

a. Cek istimewa

b. Instruksi siaga

c. Transfer dana otomatis

Page 42: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

34

D. Landasan Hukum Giro Wadiah dalam Praktik Perbankan Syariah

1. Al-Qur’an

Landasan syariah dari al-wadiah dapat diketahui didalam Al-Qur’an

surat An-nisa Ayat 58 dan juga Qur’an surat Al-Baqarah ayat 283. Allah

SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 283.

Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak

secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka

hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang

berpiutang), akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang

lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya

(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan

janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang

siapa menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang

berdosa hatinya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(QS Al-Baqarah: 283)

Page 43: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

35

Qur’an surat An-nisa Ayat 58

ان بالعدل تحكموا ان الناس بين حكمتم واذا اهلها الى المنت تؤدوا ان يامركم الله

ان ا الله ان به يعظكم نعم ا كان الله ا سميع بصير

Artinya : “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum

di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil.

Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu.

Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat”.

2. Hadits

Ketentuan hadits mengenai prinsip wadiah ini dapat kita ketahui

dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud yang artinya : Abu

Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda,

“Sampaikanlah (tunaikanlah) amanat kepada yang berhak menerimanya

dan jangan membalas khianat kepada orang yang telah

mengkhianatimu”.

3. Landasan hukum positif giro wadiah

Giro wadiah sebagai salah satu produk penghimpunan dana juga

mendapatkan dasar hukum dalam PBI No.9/19/PBI/2007 tentang

Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Dan

Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah, sebagaimana yang

telah diubah dengan PBI No. 10/16/PBI/2008. Pasal 3 PBI dimaksud

menyebutkan antara lain bahwa pemenuhan Prinsip Syariah dilakukan

melalui kegiatan penghimpunan dana dengan mempergunakan antara lain

Page 44: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

36

akad Wadiah dan Mudharabah. Giro juga diatur dalam Fatwa Dewan

Syariah Nasional No.01/DSN-MUI/IV/2000 yang intinya menyatakan

bahwa giro yang dibenarkan secara Syariah adalah yang berdasarkan

prinsip mudharabah dan wadiah.

E. Implementasi Prinsip Wadiah dalam Produk Giro Perbankan Syariah

Secara teknis implementasi akad wadiah dalam produk Perbankan berupa

giro harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan Nasabah bertindak

sebagai pemilik dana titipan.

b. Dana titipan disetor penuh kepada Bank dan dinyatakan dalam jumlah

nominal.

c. Dana titipan dapat diambil setiap waktu.

d. Tidak diperbolehkan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus kepada

Nasabah.

e. Bank menjamin pengembalian dana titipan Nasabah.

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa implmentasi akad wadiah

dalam Perbankan, salah satunya adalah melalui produk berupa giro. Dengan

menggunakan prinsip wadiah, maka tidak diperkenankan adanya tambahan

yang diperjanjikan atas dana yang disimpan oleh Nasabah.

Bank diperkenankan memberikan imbalan berupa bonus yang besarnya

sesuai dengan kebajikan Bank secara sepihak dan tidak boleh diperjanjikan di

awal. Secara teknis implementasi akad wadiah dalam produk Perbankan

berupa giro dapat dibaca dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI)

Page 45: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

37

No.10/14/DPbS tanggal 17 maret 2008, yang merupakan ketentuan

pelaksanaan dari PBI No.9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah

Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan

Jasa Bank Syariah, sebagaimana yang telah dirubah dengan PBI

No.10/16/PBI/2008. Dalam SEBI dimaksud disebutkan bahwa dalam

kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk giro atas dasar akad wadiah

berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut:

a. Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan Nasabah bertindak

sebagai penitip dana.

b. Bank wajib menjelaskan kepada Nasabah mengenai karakteristik produk,

serta hak dan kewajiban Nasabah sebagaimana diatur dalam ketentuan

Bank Indonesia.

c. Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus

kepada Nasabah.

d. Bank dan Nasabah wajib menuangkan kesepakatan atas pembukaan dan

penggunaan produk giro atau tabungan atas dasar akad wadiah, dalam

bentuk perjanjian tertulis.

e. Bank dapat membeBankan kepada Nasabah biaya administrasi berupa

biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening

antara lain biaya kartu ATM, buku/cek/bilyet giro, biaya materai, cetak

laporan transaksi dan saldo rekening, pembukuan, dan penutupan

rekening.

Page 46: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

38

f. Bank menjamin pengembalian dana titipan Nasabah dan dana titipan

pengembalian setiap saat oleh Nasabah.26

Oleh karena itu, jika ingin membuka rekening giro Bank syariah dengan

tujuan untuk memudahkan transaksi pembayaran maka Nasabah cocok untuk

memilih giro wadiah. Dikarenakan dengan wadiah Bank selalu sedia

menerima penarikan dana Nasabah serta Nasabah tidak perlu khawatir risiko

kerugian. Bank menggunakan ketentuan wadiah yad dhamanah dimana dana

titipan Nasabah dapat digunakan oleh pihak Bank. Dengan menggunakan

dana tersebut Bank mendapatkan keuntungan finansial kemudian Bank dapat

memberikan bonus kepada Nasabahnya tetapi jumlahnya ditentukan oleh

Bank dan tidak disepakati diawal akad.27

Dalam aplikasinya terdapat giro wadiah yang memberikan bonus dan ada

giro wadiah yang tidak memberikan bonus. Pada kasus pertama, giro wadiah

memberikan bonus dikarenakan Bank mengfungsikan dana simpanan giro

dengan tujuan produktif serta menghasilkan keuntungan, sehingga Bank

dapat memberikan bonus kepada Nasabah deposan. Pada kasus kedua, giro

wadiah tidak memberikan bonus dikarenakan Bank hanya mengfungsikan

dana simpanan giro dengan tujuan menyeimbangkan kebutuhan likuiditasnya

serta untuk transaksi jangka pendek atas tanggungjawab Bank yang tidak

menghasilkan keuntungan riil. Bank tidak mengfungsikan dana dengan tujuan

produktif mendapatkan keuntungan karena memandang bahwa giro wadiah

26 Maryanto, Supriyono, Buku Pintar Perbankan (Yogyakarta: Ando Offset, 2011), Hlm. 19 27 Abdul Ghofur Anshori, “Perbankan Syariah Di Indonesia”, (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2018), Hlm 86.

Page 47: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

39

adalah kepercayaan, yakni dana yang dititipkan kepada Bank dimaksudkan

untuk diamankan, tidak untuk diusahakan.28

Jadi simpanan giro di Bank syariah tidak selalu menggunakan prinsip

wadiah yad dhamanah, akan tetapi dapat juga menggunakan prinsip wadiah

yad amanah. Dimana simpanan giro dengan prinsip wadiah yad amanah

dikarenakan pada dasarnya dianggap sebagai suatu kepercayaan dari Nasabah

kepada Bank untuk menjaga dan mengamankan dana atau asetnya. Dengan

prinsip inilah Nasabah deposan tidak menerima bonus dari Bank karena dana

yang dititipkan tidak dimanfaatkan untuk tujuan apapun, termasuk untuk

kegiatan produktif. Sebaliknya, Bank diperbolehkan membebankan biaya

administrasi penitipan.29

28 Ascarya, “Akad Dan Produk Bank Syariah”, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2017),

Hlm. 14 29 Ibid., Hlm. 115

Page 48: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field resech) dengan

menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang mencoba

menggambarkan, memaparkan suatu fenomena yang terjadi. Penelitian

ini akan menggambarkan sejauh mana Pelaksanaan Tabungan Giro iB

Dengan Akad Wadiah Pada PT Bank Nagari Cabang Tapus untuk

meningkatkan jumlah Nasabah giro yang terdapat di PT Bank Nagari

Cabang Tapus tersebut.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive). Penelitian

ini dilaksanakan di PT Bank Nagari Cabang Tapus, yang beralamat di

jalan Nusantara No.52 Tapus, Kecamatan Padang Gelugur, Kabupaten

Pasaman, provinsi Sumatera Barat. Pemilihan secara sengaja lokasi ini

dikarenakan penulis sangat tertarik untuk Pelaksanaan Tabungan Giro iB

Dengan Akad Wadiah Pada PT Bank Nagari Cabang Tapus ini. Waktu

penelitian yang dilakukan sejak bulan Februari sampai skripsi ini di

Munaqasyahkan terkait Pelaksanakan Tabungan Giro iB dengan Akad

wadiah Pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus, Kecamatan Padang

Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.

Page 49: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

41

3. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data yang diperoleh. Apabila

menggunakan wawancara dalam mengumpulkan datanya maka sumber

datanya disebut informan, yaitu yang merespon atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan baik secara lisan maupun tulisan. Apabila

menggunakan observasi maka sumber datanya adalah berupa benda,

gerak, atau proses sesuatu. “Apabila menggunakan dokumentasi, maka

dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya.”30 Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan beberapa sumber data baik sumber

data primer dan sekunder, adapun yang dimaksud dengan sumber data

primer dan sekunder adalah:

a) Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama

baik individu ataupun perorangan seperti hasil dari wawancara atau

hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.31

Dalam penelitian ini data primer yang diperoleh oleh peneliti yaitu

berasal dari wawancara bersama Bapak Caesar Firdaus costumer

service (CS) di PT Bank Nagari Cabang Tapus.

30 Suharsimi arikunto, prosedur penelitian pendekatan praktek, (jakarta: PT. Rineka

cipta,2002), hlm. 107. 31 Huseun Umar, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Raja Wali

Pers.2013).Hlm.42

Page 50: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

42

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh pihak lain.32

Untuk menjawab masalah yang diteliti, data sekunder yang diperoleh

dalam penelitian ini berasal dari arsip-arsip, dokumen dan juga

brosur-brosur tentang Pelaksanaan Tabungan Giro iB Dengan Akad

Wadiah Pada PT Bank Nagari Cabang Tapus.

4. Informan

Informan merupaakan individu ataupun orang yang memberikan

informasi terkait kondisi ataupun situasi dari latar belakang penelitian

yang dilakukan. Dari penjelasan diatas maka dapat peneliti pahami

bahwa informan adalah objek yang akan diteliti. Dimana terjadi

komunikasi yang berlangsung terus-menerus karena informan adalah

indivisu atau orang yang terlibat dalam kegiatan yang akan diteliti.

Informan dalam penelitian yang akan peneliti lakukan adalah

petugas yang memberikan tata cara pelaksanaan tabungan giro iB dengan

akad wadiah pada PT. Bank Nagari cabang Tapus Kecamatan Padang

Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat yakni berjumlah 1

orang CS (custumer service) yaitu Ceasar Firdaus (CS PT. Bank Nagari

Cabang Tapus).

5. Unit Analisis Objek Penelitian

a. Unit analisis

32 Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga.2013)

Hlm.148

Page 51: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

43

Unit analisis merupakan suatu analisis yang berkaitan dan fokus

atau komponen yang akan diteliti. Unit analisis merupakan suatu

penelitian yang dapat berupa benda, individu, kelompok, wilayah

dan waktu tertentu sesuai dengan fokus penelitiannya.

Unit analisis didalam penelitian ini adalah PT. Bank Nagari

Cabang Tapus. Karena PT. Bank Nagari berada dilokasi kampung

halaman peneliti, sehingga peneliti melihat identifikasi masalah yang

dapat diteliti yaitu terkait Pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad

wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus.

b. Objek dan Subjek penelitian

Objek pada penelitian ini adalah petugas-petugas CS yang

menangani pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad wadiah dan

subjek pada penelitian ini adalah tempat dimana variabel objek

penelitian diuji, jadi subjek penelitian ini adalah PT. Bank Nagari

Cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman

Provinsi Sumatera Barat.

B. Teknik pengumpulan data

Untuk menunjang sebuah penelitian, maka diperlukanobservasi dan

validitas yang sangat mempengaruhi oeh alat yang digunakan dalam

perolehan data. Dengan kata lain lengkapnya pengumpulan data yang

menunjang, persiapan mematangkan dapat menggali informasi dalam

menentukan hasil penelitian. Untuk mengumpul data, peneliti

mempergunakan beberapa teknik, antara lain adalah:

Page 52: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

44

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik

secara langsung maupun tidak langsung dengan melibatkan semua indra

(pengihatan,pendengaran, penciuman, pembau, perasa) untuk

memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Beberapa

informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat),

pelaku, kegiatan , objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan

perasaan.33

Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi langsung

kelapangan dan langsung mengamati bagaimana Pelaksanaan Tabungan

Giro iB Dengan Akad Wadiah Pada PT Bank Nagari Cabang Tapus

tersebut.

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu. Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui

hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam

menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak

mungkin bisa ditemukan melalui observasi.34 Dalam penelitian ini

wawancara dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada pihak

33 Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktek,

(Yogyakarta: Calpulis.2015), Hlm 36-37 34 Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktek,

(Yogyakarta: Calpulis.2015), Hlm 32

Page 53: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

45

PT Bank Nagari Cabang Tapus menggunakan struktur atau pedoman

wawancara sehingga pertanyaan yang diberikan terstruktur.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal darikata dokumen yang artinya barang-barang

tertulis. Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku, notulen rapat, catatan harian dan

sebagainya. 35 Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan bahan-bahan

berupa data tertulis buku saku dari PT Bank Nagari Cabang Tapus, dan

dalam penelitian ini penulis menggunakan smartphone untuk melakukan

dokumentasi berupa foto dan rekaman suara sehingga mampu menjadi

data pendukung dalam masalah ini.

C. Teknik Analisis Data

Bogdan dan biklen (1982:145) menyatakan: Analisis data merupakan

suatu proses sistematis pencarian dan pengaturan transkip wawancara,

observasi, catatan lapangan, dokumen, foto, dan material lainnya untuk

meningkatkan pemahaman peneliti tentang data yang telah dikumpulkan,

sehingga memungkinkan temuan penelitian dapat disajikan dan di

informasikan kepada orang lain.36 Analisis data diawali dengan

penelusuran dan pencarian catatan pengumpulan data, dilanjutkan dengan

mengorganisasikan dan menata data tersebut kedalam unit-unit,

melakukan sintesis, menyusun pola dan memilih yang penting dan esensial

35 Muri yusuf, metode penelitian: kuantitatif,kualitatif,dan peneitian gabungan, (jakarta: kencana,

2014), hlm. 32-29 36 Ibid,hlm. 400-401

Page 54: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

46

sesuai dengan aspek yang dipelajari dan diakhiri dengan membuat

kesimpulan dan laporan. Disini penulis melakukan interprestasi terhadap

data-data yang telah dikumpulkan dan melakukan perbandingan terhadap

teori yang ada pada buku dan literatur yang berkaitan praktik lapangan

yang dilakukan.

Page 55: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum

1. Sejarah PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat

PT. Bank pembangunan daerah sumatera barat secara resmi berdiri

pada tanggal 12 maret 1962 yang disahkan melalui akta notaris Hasan

Qalbi di Padang. Pendirian tersebut dipelopori oleh pemerintah daerah

beserta tokoh masyarakat dan tokoh pengusaha swasta di Sumatera Barat

atas dasar pemikiran perlunya s22uatu lembaga keuangan yang berbentuk

Bank yang secara khusus membantu pemerintah dalam melaksanakan

pembangunan di daerah. Pendirian tersebut disahkan melalui Surat

Keputusan Wakil Menteri Pertama Bidang Keuangan Republik Indonesia

No.BUM/9-44/II tentang izin usaha PT. Bank pembangunan daerah

sumatera barat yang berkedudukan di Padang.

Berdasarkan undang-undang no. 13 tahun 1962 tentang Ketentuan

Pokok Bank Pembangunan Daerah, maka dasar hukum Bank

Pembangunan Daerah Sumatera Barat diganti dengan Peraturan Daerah

Tingkat I Propinsi Sumatera Barat No. 4 Tahun 1973 tanggal 8

November 1973. Dengan keluarnya Peraturan Daerah tersebut, maka akta

notaris hasan qalbi no. 9 tanggal 12 Maret 1962 tidak berlaku lagi dan

PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat dirubah menjadi Bank

Pembangunan Daerah Sumatera Barat dengan modal dasar Rp.

400.000.000 (empat ratus juta rupiah).

Page 56: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

47

Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, pada tahun 1992

diterbitkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat

No. 15tahun 1992 yang disahkan Oleh Menteri Dalam Negeri No.

584.23-407 tanggal 23 maret 1993 dan diundangkan dalam Lembaran

Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat tahun 1993 No. 3 Seri

D.1 sehingga modal dasar menjadi Rp. 50 miliar. Berdasarkan PERDA

No. 15 Tahun 1992 tersebut penyertaan modal dari pihak ketiga

dimungkinkan dengan ketentuan sekurang-kurangnya 51% modal disetor

tetap merupakan penyertaan modal dari Pemerintah Daerah Tingkat I

Dan Tingkat II.

Seiring dengan perkembangan dalam usaha memperluas jaringan

pelayanan dan untuk ekspansi keluar daerah Sumatera Barat , maka

diterbitkan Peraturan Daerah Propinsi Tingkat I Sumatera Barat No. 2

Tahun 1996 sebagai perubahan PERDA No. 15 Tahun 1992 yang isinya

antara lain tentang perubahan penyebutan /panggilan (call name) Bank

Pembangunan Daerah Sumatera Barat dari BPD Sumatera Barat menjadi

(Bank Nagari) serta dilakukan sekaligus penambahan modal dasar dari

Rp. 50 Milyar menjadi Rp. 150 Milyar. Perubahan modal dasar ini

sekaligus merupakan salah satu langkah Bank dalam mengantisipasi

kebutuhan permodalan sebagai Bank Devisa dimana sebelumnya pada

tahun 1991 melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.

23/60/KEP/DIR tanggal 7 Januari 1991 Bank Pembangunan Daerah

Sumatera Barat telah bersatatus Bank Devisa.

Page 57: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

48

Pemakaian call name Bank Nagari tersebut bertujuan:

a. Untuk meningkatkan kembali nilai dan semangat kenagarian Minang

serta mengingat bahwa pada awal pendiriannya nagari merupakan

salah satu stakeholder Bank Nagari.

b. Memudahkan masyarakat untuk membedakan antara Bank

Pembangunan Daerah Sumatera Barat Dengan Bank Pembangunan

Daerah lainnya mengingat Bank Nagari juga telah membuka cabang

diluar propinsi Sumatera Barat. (Cabang Jakarta, Pekan Baru, Dan

Bandung).

c. Sebagai Coorporate Image bagi masyarakat bahwa Bank Nagari

adalah milik masyarakat Minangkabau atau Sumatera Barat.

2. Visi dan misi PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat

Sejalan dengan perubahaan corporate identity PT. Bank

Pembangunan Daerah Sumatera Barat yang baru dimana tercakup

didalamnya visi dan misi Bank, maka berdasarkan surat keputusan

direksi no. SK/074/DIR/11-2008 tentang penetapan visi dan misi yang

baru dengan uraian berikut:

a. Visi

Menjadi Bank Pembangunan Daerah terkemuka dan terpercaya

di indonesia.

Makna visi :

1. Terkemuka : Dikenal dan menonjol di indonesia

Page 58: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

49

2. Terpercaya : Bank telah menjalankan prinsip-prinsip

pengelolaan perusahaan yang baik, memberikan layanan yang

memuaskan dan kepatuhan terhadap peraturan dengan kejujuran.

b. Misi

1. Memberikan kontribusi dalam mendorong pertumbuhan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

2. Memenuhi dan menjaga kepentingan stakeholder secara

konsisten dan seimbang.

Misi pertama mencerminkan dasar atau latar belakang

didirikannya Bank, sesuai dengan yang di amanahkan dalam

Akta Pendirian yang merupakan cita-cita dan tujuan yang akan

diperankan, yakni turut membangun kegiatan ekonomi yang

kuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Misi kedua

yaitu bahwa Bank akan senantiasa dijalankan dengan prinsip

untuk memenuhi tanggung jawab kepada pemilik, Nasabah,

karyawan dan masyarakat yakni.

1. Menjaga agar Bank ini bertumbuh dan berkembang dengan

baik dan sehat.

2. Memberikan pelayanan prima.

3. Memberikan keuntungan yang memadai bagi pemegang

saham

4. Memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.37

37 Bank Nagari, Agenda Bank Nagari, Sumatera Barat, 2021

Page 59: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

50

3. Profil PT. Bank Nagari Cabang Tapus

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat (Bank Nagari) Cabang

Tapus didirikan pada tanggal 31 Juli 1991 dan berlokasi di Jalan

Nusantara No. 152 Tapus Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten

Pasaman. Bank Nagari Cabang Tapus ini merupakan cabang ke 21 dari

34 kantor cabang yang ada.

Pendirian kantor cabang ini merupakan salah satu strategi dan

pengembangan usaha Bank dalam menghimpun dana masyarakat dan

menyalurkannya kembali kepada masyarakat serta memberikan

pelayanan jasa Bank lainnya pada wilayah kerjannya. Dimana wilayah

kerja Kantor Cabang Tapus meliputi delapan (8) kecamatan yaitu

Kecamatan Padang Gelugur, Kecamatan Panti, Kecamatan Rao,

Kecamatan Rao Selatan, Kecamatan Rao Utara, Kecamatan Mapat

Tunggul, Kecamatan Mapat Tunggul Selatan Dan Kecamatan Duo Koto.

Sesuai dengan maksud dan tujuan Bank Nagari Cabang Tapus yang

tercantum pada Perda tingkat 1 Sumatera Barat bahwa tugas dan ruang

lingkup Bank Nagari Cabang Tapus telah ikut berperan dalam membantu

dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah kabupaten pasaman

dengan melaksanakan tugas dan ruang lingkup kegiatan sebagai berikut:

a. Penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan

deposito.

Page 60: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

51

b. Pemberian fasilitas kredit dalam bentuk kredit modal kerja, kredit

investasi jangka menengah dan panjang, kredit konsumtif untuk

pegawai negeri, kredit kepemilikan rumah (KPR).

c. Jasa Bank lainnya seperti kiriman uang/transfer, setoran tekening

telepon, pajak dan lainnya.

d. Penerimaan setoran untuk calon jema’ah haji yang secara on-line

tersambung ke Direktorat Jenderal Urusan Haji RI dengan sistem

SISKOHAT (Sistem Koordinasi Haji Terpadu).

Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh Bank Nagari Cabang

Tapus adalah untuk bertumbuh dalam kondisi sehat dan wajar yaitu

tumbuh dan berkembang sesuai dengan penilaian tingkat kesehatan Bank

yang sejalan dengan perkembangan Perbankan Sumatera Barat pada

umumnya dan Kabupaten Pasaman khususnya, serta peningkatan

pelayanan bagi Nasabah serta peranan yang semakin besar terhadap

pembangunan daerah Sumatera Barat umumnya dan wilayah Kabupaten

Pasaman khususnya. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, Bank

Nagari Cabang Tapus telah membuka unit kerja/pelayanan berupa dua

(2) unit kantor kas yaitu Panti dan Rao.

4. Struktur Organisasi PT Bank Nagari Cabang Tapus

Adapun struktur organisasi Bank Nagari Cabang Tapus dapat dilihat

pada gambar:

Page 61: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

52

Gambar IV.I Struktur Organisasi

Sumber: Dukumen PT. Bank Nagari

Berdasarkan struktur organisasi tersebut, dapat diketahui pembagian

tugas pokok masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut:

a. Pemimpin Cabang

1. Mewakili Direksi dalam melaksanakan tugas-tugas Bank

diwilayah kerja kantor cabang.

2. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan

mengevaluasi pelaksanaan tugas-tugas pokok unit kerja kantor

cabang.

3. Membina dan mengembangkan kemampuan kerja seluruh

pegawai yang berada dibawah supervisi kantor cabang.

b. Wakil Pemimpin Cabang

Wakil Pemimpin Cabang mempunyai tugas pokok sebagai

berikut:

Pemimpin Cabang

Wakil Pemimpin Cabang

Komite

Seksi

Dana dan

Umum

Kantor Kas

Seksi Kredit

Page 62: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

53

1. Membantu Pemimpin Cabang dalam merencanakan,

mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi tugas-tugas

Bank diwilayah kantor cabang.

2. Membina dan mengembangkan kemampuan kerja seluruh

pegawai yang berada dibawah supervisi kantor cabang.

3. Melaksanakan tugas-tugas pokok Pemimpin Cabang apabila

Pemimpin cabang tidak masuk kantor.

c. Pemimpin Seksi Pembiayaan

1. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan

mengevaluasi pelaksanaan dan tugas-tugas pokok unit kerja

dibawah supervisi Pemimpin Seksi Dana dan Umum.

2. Membina dan mengembangkan kemampuan kerja seluruh

pegawai yang berada dibawah supervisi Pemimpin Seksi Dana

dan Umum.

d. Kantor kas

1. Melayani setor tunai dan penarikan tunai

2. Mengelola rekening tabungan giro dan deposito

3. Melayani atau memproses transaksi transfer uang keluar dan

transfer uang masuk baik online maupun offline.

4. Melayani transaksi jasa-jasa Bank lainnya seperti inkaso, surat

keterangan Bank dan lainnya.

Tugas dan tanggung jawab masing masing bagian Struktur

Organisasi Bank Nagari Cabang Tapus.

Page 63: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

54

1) Pimpinan cabang

Bertugas dan bertanggung jawab untuk memimpin dan

menjalankan suatu organisasi perBankkan dalam menjalankan

tugasnya.

2) Wakil pimpinan cabang

Mendampingi dan membantu pimpinan cabang dalam

menjalankan tugas manajemen sehari-hari didalam Perbankan

tersebut atau melakukan pengawasan dan berhak melakukan fungsi

kontak dalam Perbankan tersebut.

3) Custumer service

a. Memberikan pelayanan kepada Nasabah dalam kegiatan sehari-

harinya yang berkaitan dengan pembukaan rekening tabungan,

giro, deposito, dan permohonan Nasabah lainnya.

b. Menerima dan mengatasi permasalahan yang disampaikan oleh

Nasabah dari ketidak puasan Nasabah terhadap layanan pihak

Bank.

c. Memberikan informasi tentang saldo dan mutasi Nasabah,

mengadministrasikan buku cek, bilyet Nasabah.

d. Memperkenalkan dan menawarkan produk dan jasa yang ada

dan yang baru sesuai dengan keinginan Nasabah

4) Teller

Tugas dan tanggung jawabnya teller adalah memelihara dan

mengatur saldo atau posisi uang kas Bank Nagari, selain itu juga

Page 64: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

55

melaporkan keuangan dan mutasi pada bagian teller dan

membukukannya pada bagian pembukuan.

5) Petugas SDM Umum

a. Melayani setiap Nasabah yang ada berkepentingan untuk pihak

Bank dan melengkapi fasilitas yang kekurangan pada pihak

Bank tersebut.

b. Mendata dan menuliskan surat masuk dan keluar pada Bank

tersebut.

6) Tugas Dan Tanggung Jawab Satpam

a. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di lingkungan

Bank tersebut

b. Segala usaha dan tindakan guna untuk melindungi dan

mengamankan dari segala gangguan atau ancaman baik dari

luar maupun didalam Bank.

7) Sopir

a. Tugas dan tanggung jawab sopir adalah mengantar dan

menjemput segala sesuatu yang berhubungan dengan Bank.

b. Cleanning service dan pramubakti

c. Tugas dan tanggung jawabnya adalah membersihkan serta

melengkapi dan melayani dengan baik petugas-petugas

karyawan di Bank tersebut.

Page 65: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

56

5. Produk-Produk Dan Jasa PT. Bank Nagari Cabang Tapus

Jenis produk dan jasa Bank Nagari Cabang Tapus dengan layanan

syariahnya yaitu:

a. Produk dana

1. Giro iB (Giro Syariah)

Giro syariah adalah penitipan dana pihak ketiga (DPK) pada

Bank berdasarkan prinsip Wadiah Yad Dhamanah dan prinsip

Mudharabah (bagi hasil) untuk perorangan, badan hukum, atau

perusahaan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat

dengan menggunakan cek, bilyet, giro, kwitansi atau alat

perintah lainnya.

2. Tabungan Syariah

Tabungan syariah adalah Simpanan Dana Pihak Ketiga

(DPK) pada Bank berdasarkan prinsip Wadiah dan Mudharabah

untuk perorangan badan usaha atau hukum yang penarikannya

hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,

namun tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat

pembayaran lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.

Tabungan syariah yang terdapat di Bank Nagari Cabang Tapus

terdiri dari:

a. Tabungan sikoci Wadiah

b. Tabungan sikoci Mudharabah

c. Tabungan-Ku iB Wadiah

Page 66: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

57

d. TAHARI mambrur (Tabungan Haji Bank Nagari)

3. Deposito Mudharabah

Simpanan dari dana pihak ketiga kepada Bank berdasarkan

prinsip mudharabah untuk perorangan, badan usaha atau badan

hukum atau pemerintah yang penarikannya hanya dapat

dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian Nasabah

dengan Bank.

b. Produk Pembiayaan

1. Murabahah Plus Ib

Adalah penyediaan dana kepada perorangan, profesional,

PNS, ABRI, BUMN/BUMD, karyawan perusahaan swasta,

pensiunan dalam rangka penggunaan barang-barang dan jasa

untuk keperluan konsumsi dan tujuan penggunaannya sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah.

2. Murabahah Modal Kerja iB

Adalah pembiayaan yang diberikan dalam rangka untuk

memenuhi kebutuhan Nasabah akan barang atau asset yang

dibutuhkan dalam kegiatan perdagangan atau usahanya.

3. Murabahah investasi iB

Adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli kepada

Nasabah diberbagai sektor ekonomi produktif yaitu penggunaan

barang modal dan jasa guna rehabilitasi, modernisasi, ekspansi,

dan relokasi atau pendirian baru untuk jangka waktu menengah

Page 67: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

58

atau panjang yang dibedakan untuk property, agribisnis, dan

lainnya.

4. Musyarakah Mutanaqisah

Adalah pembiayaan kemitraan dalam pengelolaan suatu

proyek oleh Bank dan mitra dimana asset atau proyek yang

dimiliki secara bersama-sama sesuai dengan porsi modal atau

asset tersebut.

5. Pembiayaan kepada Koperasi

Pembiayaan yang diberikan Bank kepada koperasi untuk

usaha produktif yang dilakukan oleh koperasi baik untuk modal

kerja maupun investasi.

6. Ijarah Mutahiyahbi Al-Tamlik

Ialah akad atau perjanjian sewa suatu barang atau lessor

dengan lesse yang diakhiri dengan perpindahan hak objek sewa.

7. Harga Jual Istishna’ iB

Adalah harga penjualan barang dari Bank kepada Nasabah

atas barang yang dibeli oleh Bank dari Nasabah lain yang

menjadi produsen dan penjual barang tersebut bagi Bank dengan

cara jual istishna’.

8. Pembiayaan Modal Kerja Kontraktor (PMKK)

Pembiayaan ini adalah kerjasama dua pihak antara Bank

(pembeli) dengan kontraktor (produsen). Dalam hal ini Bank

memesan barang kepada kontaktor atau subkontraktor membuat

Page 68: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

59

barang menurut spesifikasi sesuai kontrak yang termasuk

kelompok sasaran. Adapun kontrak yang dimaksud berasal dari:

a. Pemerintah Pusat.

b. Pemerintah Daerah.

c. BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

d. BUMD (Badan Usaha Milik Daerah).

e. Swasta Nasional, Campuran, Asing, secara selektif.

9. Pembiayaan peduli usaha mikro

Pembiayaan ini adalah pembiayaan yang diberikan dalam

rangka pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan

Koperasi (UMKMK), penciptaan langsung lapangan kerja, dan

penanggulangan kemiskinan, mendukung program pemerintah

yang menerbitkan paket kebijakan yang bertujuan meningkatkan

sektor rill dan memberdayakan UMKMK.

B. Analisis Pelaksanaan Tabungan Giro iB dengan akad Wadiah pada PT.

Bank Nagari Cabang Tapus

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti di lapangan terkait

Pelaksanaan Tabungan Giro iB dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari

Cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi

Sumatera Barat dimana sistem pelaksanaan giro iB ini dilakukan oleh

custumer service di Bank Nagari Cabang Tapus adalah Bapak Caesar Firdaus.

Ternyata pada Bank Nagari cabang tapus ini, terdapat dua macam

pelaksanaan produk giro, yaitu giro dan giro iB. Giro adalah simpanan yang

Page 69: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

60

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dimana perjanjian saat membuka

gironya tidak disertai dengan akad syariah yang seperti di giro iB dan Giro iB

adalah simpanan Nasabah pada Bank yang penarikannya dapat dilakukan

setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran

lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan menggunakan akad wadi’ah

atau titipan.

Keuntungan menggunakan tabungan giro iB dengan akad wadiah di PT.

Bank Nagari Cabang Tapus adalah “Bank memperoleh keuntungan dari uang

atau dana yang dititipi nasabah, karena adanya pembayaran biaya titipan

dari dana yang dititipkan dan apabila uang itu rusak ataupun hilang bank

tidak bertanggung jawab ataupun mengganti dana yang dititipi serta

keuntungan bagi nasabah dalam menggunakan akad wadiah pada giro iB ini

yakni nasabah bisa menabung atau menitipi dananya di bank serta dapat

menariknya kapan saja menggunakan cek atau bilyet giro, giro iB ini dapat

membantu perusahaan ataupun lembaga lainnya dalam menyimpan uang

perusahaan di PT. Bank Nagari Cabang Tapus ”.38

Dalam pelaksanaan akad wadiah pada giro iB ini PT. Bank Nagari

Cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi

Sumatera Barat ini menggunakan akad wadi’ah Al-Amanah, yaitu harta atau

dana titipan bank tidak boleh memanfaatkan barang atau dana titipan tersebut

karena nasabah hanya sekedar menitipkan dan apabila harta atau dana titipan

38 Caesar Firdaus, Wawancara Custumer service, PT. Bank Nagari Cabang Tapus, Tanggal

05 Juli 2021 di Kecamatan Padang Gelugur Pukul 15:00 WIB

Page 70: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

61

itu rusak atau hilang bank tidak bertanggung jawab mengganti harta atau dana

yang dititipi.

Adapun dalam pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad wadiah di PT.

Bank Nagari Cabang Tapus hampir sama sistemnya dengan pelaksanaan

pembukaan rekening giro biasa di bank tersebut karena ketentuan umum

pelaksanaannya sama, yang membedakannya adalah akad yang digunakan

dalam pembukaan rekening giro. Pada Pasal 3 ketentuan pembukaan rekening

giro di PT. Bank Nagari Cabang Tapus, yaitu:

1. Informasi Dan Data Nasabah

a. Atas setiap permohonan Pembukaan Rekening Giro, Bank berhak

meminta dan Nasabah wajib menunjukkan serta menyerahkan semua

dan setiap data, keterangan, informasi, pernyataan, dokumen, atau

segala sesuatu yang diminta dan diperlukan Bank berkenaan dengan

Nasabah maupunkegiatan usaha dan transaksi Nasabah sebagai

syarat Pembukaan Rekening yang ditentukan Bank, dan Nasabah

dengan ini menyatakan serta menjamin Bank bahwa segala data atau

keterangan/ dokumen /informasi/ pernyataan apapun yang diberikan

kepada Bank berkenaan dengan pembukaan rekening adalah

lengkap, asli, benar dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

serta merupakan data/ keterangan/ dokumen/ informasi/ pernyataan

terkini yang tidak/belum dilakukan perubahan dan masih

berlaku/belum ada perubahan atau kondisi lainnya yang disetujui

berdasarkan kebijakan Bank.

Page 71: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

62

b. Nasabah dengan ini setuju bahwa pembukaan rekening hanya akan

berlaku efektif setelah seluruh persyaratan Bank dipenuhi oleh

Nasabah dan aplikasi pembukaan rekening Nasabah disetujui oleh

Bank. Dalam hal Bank menyetujui pembukaan rekening dengan

kondisi-kondisi tertentu, maka jika kondisi yang dipersyaratkan oleh

Bank tidak dipenuhi oleh Nasabah dalam jangka waktu tertentu yang

telah disetujui oleh Bank, maka Nasabah dengan ini setuju bahwa

atas pembukaan rekening tersebut, Bank berhak setiap saat menutup

rekening tersebut.

c. Dengan tetap memperhatikan peraturan-perundang undangan yang

berlaku dan kebijakan Bank, Nasabah setuju dan dengan ini memberi

kuasa kepada Bank untuk mencari, meminta dan menerima data,

keterangan,informasi, pernyataan, dokumen dalam bentuk apapun

dan dari pihak manapun yang diperlukan oleh Bank berkaitan

dengan identitas Nasabah dan atau kegiatan usaha dan atau transaksi

Nasabah.

d. Seluruh data, keterangan,informasi, pernyataan, dokumen yang

diperoleh Bank berkenaan dengan Nasabah maupun kegiatan usaha

atau transaksi Nasabah, akan menjadi milik Bank, dan Bank berhak

untuk melakukan verifikasi, mencocokkan, menilai, merahasiakan

atau menggunakannya untuk kepentingan Bank sesuai dengan

ketentuan hukum yang berlaku tanpa kewajiban Bank untuk

Page 72: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

63

memberitahukan atau meminta persetujuan, memberikan jaminan

atau ganti rugi, apapun dengan alasan apapun kepada Nasabah.

e. Bank akan mengatur, mengelola, dan melakukan pengawasan

menurut tatacara/prosedur yang ditetapkan Bank atas segala data,

keterangan,informasi, pernyataan, dokumen atau segala sesuatu yang

berkenaan dengan Nasabah maupun kegiatan usaha atau transaksi

Nasabah yang terkait dengan rekening milik Nasabah berdasarkan

kecocokan dan kesesuaiannya dengan spesimen yang ada pada Bank

berikut dengan petunjuk umum yang menetapkan berlakunya tanda

tangan dan atau stempel yang telah disetujui serta berlaku sebagai

bukti yang sempurna dan mengikat Nasabah.

f. Nasabah dengan ini memberikan persetujuan dan kuasa kepada Bank

untuk menggunakan semua data, keterangan dan informasi yang

diperoleh Bank mengenai Nasabah termasuk namun tidak terbatas

dengan penggunaan sarana komunikasi Pribadi Nasabah untuk

segala keperluan lainnya sepanjang dimungkinkan dan

diperkenankan oleh perundang-undangan yang berlaku, termasuk

yang bertujuan untuk pemasaran produk-produk Bank ataupun

produk pihak lain yang bekerjasama dengan Bank.

g. Nasabah dengan ini setuju bahwa khusus untuk Nasabah yang

menggunakan stempel, Bank hanya melakukan pencocokan atas

bentuk stempel dan tidak berkewajiban untuk melakukan verifikasi

pada warna dan keasliannya. Bank dengan ini tidak akan

Page 73: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

64

memberikan ganti rugi. Dan atau pertanggung jawaban dalam bentuk

apapun kepada Nasabah atau pihak manapun atas segala klaim dan

atau tuntutan, gugatan yang timbul sehubungan dengan adanya

pemalsuan atau penyalah gunaan dan atau kelalaian Nasabah dan

atau kuasanya dan atau pihak lain dalam penggunaan stempel

Nasabah.

h. Nasabah wajib memberitahukan secara tertulis kepada Bank dengan

disertai dengan dokumen pendukung yang sah bila terjadi perubahan

data Nasabah, antaralain perubahan alamat, nomor telepon/faksimili,

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), tanda tangan, pejabat yang

berwenang menendatangani (berikut contoh tanda tangan terbaru),

susunan pengurus/dewan komisaris, status badan hukum dan atau

badan usaha, jangka waktu, priode masa jabatan pengurus/dewan

komisaris, perijinan dan lain-lainnya (selanjutnya disebut “Data

Nasabah”). Perubahan-perubahan tersebut efektif berlaku sejak

diterima dan dicatatnya perubahan yang dimaksud dalam catatan

Bank. Dengan memperhatikan pasal 13.3 SKU-Pembukaan

Rekening ini, setiap pemberitahuan perubahan Data Nasabah, wajib

diajukan ke kantor cabang Bank tempat rekening dibuka dan

diadministrasikan.

i. Dalam hal Bank menolak setiap permohonan pembukaan Rekening

dari Nasabah, Bank akan Mengemukakan alasan penolakannya

Page 74: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

65

kepada Nasabah kecuali di atur lain oleh peraturan perundang-

undangan.

2. Identifikasi dan Nama Rekening

a. Setiap Rekening yang dibuka akan diadministrasikan Bank

berdasarkan identifikasi khusus menurut nama Nasabah yang akan

berlaku juga sebagai nama/identitas Rekening sesuai dengan yang

tertera pada indentitas Nasabah.

b. Nasabah wajib menggunakan dan mencantumkan nomor Rekening

dan nama Nasabah pada setiap transaksi Nasabah yang dilakukan

melalui teller Bank dan Bank berhak menolak dan atau menunda

perintah untuk melaksanakan/menjalankan transaksi atas Rekening,

bila mana tidak disertai dengan nomor Rekening dan nama Nasabah,

dan atau instruksi yang diberikan Nasabah tidak jelas/lengkap, dan

atau tidak sesuai dengan ketentuan dan atau kebijakan lain yang

berlaku pada Bank.

3. Rekening Gabungan

Nasabah perorangan dan atau badan hukum, dengan persetujuan

Bank, dapat membuka Rekening Gabungan, dimana rekening tersebut

dimiliki oleh dua (2) atau lebih Nasabah sesuai dengan kebijakan Bank

dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan oleh

karenanya terdaftar atas nama 2 atau lebih Nasabah Rekening Gabungan.

Page 75: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

66

4. Rekening Khusus

Untuk keperluan tertentu, Bank dapat menyetujui atau menentukan

pembukaan rekening atas nama Nasabah dengan tujuan khusus (rekening

penampungan) untuk menampung sejumlah dana dengan persyaratan

penggunaan rekening khusus akan diatur/dikelola sepenuhnya oleh Bank

berdasarkan persetujuan dan instruksi yang diberikan Nasabah secara

khusus dalam surat atau perjanjian tertulis antara Nasabah dengan Bank.

Penggunaan dan pengamanan buku cek dan bilyet giro

1. Sesuai dengan penilaian ketentuan Bank, kepada pemegang rekening

dapat diberikan buku dan bilyet giro untuk digunakan oleh pemegang

rekening dalam melakukan penarikan atau pemindahbukuan dari

rekeningnya pada Bank.

2. Untuk memperoleh buku Cek atau Bilyet Giro tersebut, pemegang

rekening mengajukan permohonan kepada Bank dengan mempergunakan

blanko yang telah tersedia untuk itu pada setiap buku cek atau bilyet giro.

Sebagai tanda terima pemegang rekening harus pula menanda tangani

tanda terima yang telah tersedia pula untuk itu (sama dengan diatas).

3. Pemegang rekening mengetahui bahwa buku Cek Dan Bilyet Giro dapat

dipergunakan untuk melakukan penarikan atau pemindahbukuan dari

rekeningnya pada Bank.

4. Pemegang rekening mengetahui bahwa pemegang rekening

berkewajiban untuk memelihara, menjaga dan menyimpan buku Cek Dan

Bilyet Giro yang telah diterimanya dari Bank, dengan demikian jika buku

Page 76: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

67

Cek atau Bilyet Giro tersebut jatuh ketangan atau dipergunakan oleh

orang atau pihak lain adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab

pemegang rekening.

Fasilitas yang akan didapatkan nasabah dalam pembukaan rekening giro

menggunakan akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus Kecamatan

Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat fasilitasnya

seperti diberikan Cek, Cetak Laporan Transaksi, Rekening Koran dan

Laporan Transaksi tiap bulan.39 Dan apabila nasabah menabung sejumlah

uangnya pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus nasabah akan mendapatkan

cindramata sesuai dengan syarat pemenuhan untuk mendapatkan cidramata

tersebut, yaitu apabila nasabah menabung menggunakan akad wadiah pada

giro iB ≥ Rp. 100.000.000,- akan mendapatkan payung, jam tangan, termos,

dan lain-lain sesuai dengan tingkat besaran nasabah menabung giro iB dengan

akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus.

Prosedur setoran, penarikan dan pemindah bukuan pada giro iB dengan

akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus

1. Setoran

a. Setoran rekening, wajib disertai media dan atau instruksi penyetoran

yang memenuhi ketentuan Bank sebagai bukti penyetoran sejumlah

dana, apabila jumlah dan jenis setoran tidak langsung diverifikasi

Bank pada saat penerimaan setoran, dan bilamana terjadi

39 Caesar Firdaus, Wawancara Custumer service, PT. Bank Nagari Cabang Tapus, Tanggal

05 Juli 2021 di Kecamatan Padang Gelugur Pukul 15:30 WIB

Page 77: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

68

ketidaksesuaian terkait jumlah dana, maka perhitungan yang

dianggap benar dan mengikat Nasabah adalah perhitungan yang ada

pada catatan dan atau pembukuan atau sistem Bank.

b. Jumlah setoran awal atas rekening ditentukan oleh Bank, sedangkan

jumlah setoran selanjutnya ditentukan menurut jumlah yang diterima

dan atau didebet oleh Bank dan setoran rekening dapat dilakukan

melalui setoran tunai, perintah pemindahbukuan dana

kliring/penagihan atas warkat pembayaran yang telah di endorese

menurut ketentuan Bank.

c. Setoran rekening, baik setoran awal maupun setoran selanjutnya

dapat dilakukan setiap saat pada hari kerja dan jam kerja yang

berlaku pada Bank.

d. Untuk setoran lainnya selain setoran tunai akan dianggap sebagai

setoran apabila dana telah efektif diterima oleh Bank dan khusus

untuk kepentingan rekening tertentu (pihak asing) dan atau transaksi.

e. Atas kebijakan Bank sendiri dan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, Bank berhak untuk menolak setoran ke

rekening yang dilakukan oleh Nasabah ataupun pihak lain.

2. Penarikan

a. Penarikan atas rekening hanya dapat dilakukan Nasabah dan atau

berdasarkan kuasa dari Nasabah dengan menggunakan media

penarikan yang memenuhi ketentuan Bank, tanpa mengurangi hak

Bank untuk menolak penarikan atas rekening, bilamana dana dalam

Page 78: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

69

rekening tidak mencukupi, dengan memperhatikan

ketentuan/perjanjian yang berlaku atas rekening terkait.

b. Penarikan atas rekening dapat dilakukan setiap saat pada hari kerja

dan jam kerja yang berlaku pada Bank, penarikan yang dilakukan

tidak boleh melebihi Saldo Minimum, penarikan tidak dapat

dilakukan apabila rekening diblokir , dan atau tandatangan

Nasabah/kuasanya berbeda dengan yang ada di specimen yang ada

pada Bank, dan atau penarikan tersebut dilarang oleh kebijakan

internal Bank, ketentuan peundang-undangan yang berlaku dan atau

oleh instansi terkait, apabila tersedia dana yang cukup, Bank berhak

membayarkan penarikan atas rekening giro dengan menggnakan

warkat berupa cek dengan tanggal/syarat tunda (post dated cheque)

yang diajukan kepada Bank sebelum tanggal efektif/penarikancek

terkait dan yang akan dianggap sebagai cek kosong bilamana tidak

tersedia dana yang cukup dalam rekening giro terkait.

3. Pemindahbukuan Rekening

Pada pemindah bukuan dari rekening giro kepada rekening giro yang

ada pada bank lain dapat dilaksanakan dengan bilyet giro bank sesuai

dengan prosedur yang ada di PT. Bank Nagari cabang Tapus di

Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera

Barat.

Page 79: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

70

cara penyelesaiannya hambatan pelaksanaan pada giro iB dengan akad

wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus

1. Ketentuan Umum Pembukaan Rekening Giro ini dengan seluruh

perubahannya /penambahannya dan atau pembaharuannya dibuat,

ditafsirkan dan dilaksanakan berdasarkan Hukum Negara Republik

Indonesia.

2. Setiap sengketa yang timbul menurut atau berdasarkan Ketentuan Umum

Pembukaan Rekening Giro ini, akan diselesaikan dengan cara sebagai

berikut:

a. Nasabah setuju bahwa setiap perselisihan atau perbedaan pendapat

yang timbul dari dan atau berkenaan dengan pelaksanaan Ketentuan

Umum Pembukaan Rekening Giro ini, sepanjang memungkinkan,

diselesaikan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.

b. Setiap perselisihan atau perbedaan pendapat yang tidak dapat

diselesaikan secara musyawarah oleh Bank dan Nasabah maka

perselisihan atau perbedaan pendapat tersebut harus diselesaikan

melalui mediasi dibidang Perbankan.

c. Setiap perselisihan atau perbedaan pendapat yang tidak dapat

diselesaikan baik secara musyawarah dan atau mediasi dibidang

Perbankan, maka Nasabah setuju bahwa perselisihan atau perbedaan

pendapat tersebut akan diselesaikan melalui salah satu Pengadilan

Negeri diwilayah Republik Indonesia dengan tidak mengurangi hak

dari Bank untuk mengajukan Gugatan kepada nasabah melalui

Page 80: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

71

Pengadilan lainnya baik didalam maupun diluar wilayah Republik

Indonesia dan Nasabah dengan ini menyatakan melepaskan haknya

untuk mengajukan eksepsi mengenai kekuasaan relatif terhadap

pengadilan yang dipilih oleh pihak Bank.40

Ketentuan atau syarat dalam pemutusan atau penutupan hubungan

rekening giro iB dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus di

Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat,

yaitu:

1. Pemilik rekening dan Bank senantiasa berhak untuk mengakhiri

hubungan rekening giro ini dengan kewajiban memberitahukan terlebih

dahulu kepada bank atau kepada Pemilik Rekening paling lambat 1 (satu)

hari sebelumnya.

2. Pemilik rekening mengetahui bahwa jika cek atau bilyet giro atas nama

Pemilik Rekening ditolak pembayarannya oleh bank, karena tidak

tersedianya dana yang cukup untuk membayarnya (cek dan bilyet giro

kosong), kepada pemilik rekening akan diberikan peringatan secara

tertulis oleh bank.

3. Jika dalam jangka waktu tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Bank

Indonesia, kepada pemilik rekening diberikan peringatan untuk yang ke

tiga kali, maka hubungan rekening giro dengan pemilik rekening

sekaligus akan diputuskan atau ditutup oleh Bank.

40 Dokumen PT Bank Nagari Cabang Tapus Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman

Provinsi Sumatera Barat

Page 81: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

72

4. Hubungan rekening giro dengan pemilik rekening juga akan ditutup oleh

Bank, jika Bank menerima pemberitahuan dari Bank lain bahwa rekening

atas nama Pemilik Rekening Giro pada Bank yang bersangkutan ditutup

karena adanya penarikan cek dan atau bilyet giro kosong, atau

berdasarkan instruksi Bank Indonesia dan atau nama Pemilik Rekening

tercantum dalam daftar hitam atau kredit macet pada Bank Indonesia.

5. Jika rekeningnya telah ditutup maka pemilik rekening berkewajiban

untuk mengembalikan kepada Bank, semua sisa buku cek atau bilyet giro

yang berdasarkan administrasi Bank masih ada pada Pemilik Rekening.

6. Bank harus mencantumkan klausula yang merupakan pernyataan nasabah

bahwa yang bersangkutan tidak keberatan rekeningnya ditutup dan

namanya dicantumkan dalam daftar hitam oleh Bank Indonesia apabila

terkena sanksi administratif karena melakukan penarikan cek atau bilyet

giro kosong.

7. Bank akan menutup Rekening Giro Nasabah, apabila :

a. Menarik cek dan atau bilyet giro kosong 3 lembar atau lebih dalam

jangka waktu 6 bulan

b. Menarik cek dan atau bilyet giro kosong 1 lembar dengan nominal

Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih.

Page 82: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

73

8. Bank juga dapat menutup rekening atas penarikan cek dan atau bilyet

giro kosong walaupun Pemilik Rekening tidak menerima surat

peringatan.41

Berdasarkan hasil penelitian wawancara dengan Bapak Caesar

Firdaus Costumer Service (CS) di PT. Bank Nagari Cabang Tapus

terhadap Pelaksanaan Tabungan Giro iB dengan akad Wadiah pada PT.

Bank Nagari Cabang Tapus, dapat di analisis terhadap kesesuaian suatu

akad pengikatannya pada Giro iB dengan akad wadiah di PT. Bank

Nagari tersebut. Dimana Pelaksanaan Tabungan Giro pada PT. Bank

Nagari Cabang Tapus dalam pengoperasiannya benar-benar memakai

akad syariah yaitu dengan memakai akad wadiah. Setelah peneliti

melakukan penelitian dalam pelaksanaan Giro iB tersebut dapat dilihat

perbedaannya dengan giro konven yaitu hanya pada akad pengikatnya

saja dalam PT. Bank Nagari Cabang Tapus tersebut.

Dalam hasil wawancara dengan Bapak Caesar Firdaus dapat

dipetik hasil bahwa pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus, karakteristik

Pelaksanaan Giro iB dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari cabang

Tapus hampir sama dengan giro di bank Konven, dimana Nasabah

penyimpan diberikan garansi untuk menarik dana setiap waktu dengan

memfungsikan fasilitas yang tersedia di Bank seperti cek, bilyet giro,

kartu ATM dan sarana perintah pembayaran lain, atau dengan pemindah

41Dokumen PT. Bank Nagari Cabang Tapus Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman

Provinsi Sumatera Barat

Page 83: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

74

bukuan. Dalam Pelaksanaannya PT. Bank Nagari memfungsikan dana

nasabah hanya sebagai titipan saja.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada PT. Bank Nagari Cabang

Tapus dalam pelaksanaan Giro iB akad Wadiah pada PT. Bank Nagari

Cabang Tapus, layanan yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan

pelaksanaan Giro Wadiah atau sesuai dengan akad wadiah. Dimana pada

tabungan giro iB di bank nagari cabang tapus tidak menggunakan bunga

atau jasa giro, hanya saja karakteristik pelaksanaannya saja yang sama

ketentuan umumnya dengan Giro pada umumnya. Pada PT. Bank Nagari

Cabang Tapus hanya menerima bagi hasil pada akad mudharabah dan

menerima sejumlah biaya titipan pada akad wadiah dalam pelaksanaan

tabungan giro iB di PT Bank Nagari Cabang Tapus .

Page 84: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

75

Page 85: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Pelaksanaan Tabungan Giro iB dengan

akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus yang telah di paparan oleh

peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pelaksanaan

tabungan giro iB dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus

sesuai dengan ketentuan umum pasal 2 yaitu penerapan tabungan giro iB

dengan akad wadiah sama dengan penerapan giro pada umumnya di PT Bank

Nagari Cabang Tapus Kecamatan Padang gelugur Kabupaten Pasaman

Provinsi Sumatera Barat. Yang mana, pelaksanaan tabungan giro iB dengan

akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus yaitu (1) wajib membuka

buku rekening giro iB dengan akad wadiah, (2) saldo awal minimum Rp.

1.000.000, (3) data diri lengkap (KTP, NPWP, Materai 10000) (3) bagi

tabungan giro iB perorangan harus ada surat izin usaha dan bilyet giro di

tanda tangan untuk penarikan giro, (4) bagi tabungan giro iB perusahaan atau

non-perorangan harus memiliki data diri milik perusahaan dan stempel

perusahaan dibubuhkan diatas cek atau bilyet giro dan ditandatangani untuk

penarikan.

Page 86: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

76

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan penganalisaan Pelaksanaan Tabungan

Giro iB dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus tabungan

giro iB dibagi atas dua macam pelaksanaan tabungan giro iB ini, yaitu

berdasarkan peorangan dan non-perorangan. Dimana pada PT. Bank Nagari

Cabang Tabung menggunakan akad wadiah Al-Amanah. Diharapkan

sebaiknya PT. Bank Nagari Cabang Tapus untuk menerapkan akad wadiah

sesuai dengan ketentuan syariah.

Dimana pada PT. Bank Nagari cabang Tapus menerapkan sistem

pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad Wadiah sama halnya sistem

pelaksanaan tabungan giro konven, sehingga tidak ada perbedaan sistem

pelaksanaannya. Dan juga biaya-biaya administrasi dan biaya potongan dana

titipan giro dengan akad wadiah sama dengan biaya-biaya yang dikenakan

pada giro konven.

Untuk tinjauan lebih jauhnya diharapkan kepada PT. Bank Nagari untuk

menerapkan sistem syariah yang sebenarnya pada pelaksanaan tabungan giro

dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus terpisah dengan

pelaksanaan giro konven pada PT. Bank Nagari cabang Tapus. Agar

masyarakat ataupun nasabah bisa membedakan antara giro konven dan giro

iB dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus.

Page 87: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghofur Anshori, 2018. Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Abdul Ghofur Anshori, 2009. Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Abdul Ghofur Anshori, 2018. Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

Ahmad Dahlan, 2012, Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik, Yogyakarta: Teras.

Ascarya, “Akad Dan Produk Bank Syariah” (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada,2017) Hlm 113

Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan

Praktek, (Yogyakarta: Calpulis.2015), Hlm 36-37

Dokumen PT. Bank Nagari Cabang Tapus Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten

Pasaman Provinsi Sumatera Barat

Hasan Abdullah Amin, Al-Wadi’ah Al-Mashrifiyah An-Naqdiyah Wa

Istitssmariha Fi Al-Islam, (Jeddah : Dar Asy-Syuruq, 1983), Hlm 23-31

Https://Www.Banknagari.Co.Id/Produk?Page=Rfhd181rwla3rs69wq141a%3d%3

d Diakses Pada Tanggal 11 Juni 2021 Pukul 15.53

Huseun Umar, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta:

Raja Wali Pers.2013).Hal.42

Istitut Bankir Indonesia. Konsep, Produk Dan Implementasi Operasional Bank

Syari’ah (Jakarta:Djambatan. 2003) Hlm 59-60.

Page 88: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

Jaih Mubarok, 2004, Perkembangan Fatwa Ekonomi Syari’ah Di Indonesia,

Bandung : Pustaka Bani Quraisy.

Kasmir, 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2014. Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

M. Bahsan, 2005. Giro Dan Bilyet Perbankan Indonesia. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

M. Nur Rianto Al-Arif, 2012. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung :

Alfabeta.

Makhalul Ilmi, 2002. Teori Dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah,

Yogyakarta : Uii Press.

Mudrajad Kuncoro, 2013. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Jakarta:

Erlangga.

Muhamad Syafi‟Ai Antonio. Bank Syari’ah Dari Teori Keprakti. (Jakarta: Gema

Insani, 2001) Hlm 85

Muhammad, 2014, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Prathama Rahardja, 1990 Uang Dan Perbankan. Jakarta: PT. Rineka Ciptam

Sudarsono Heri, 2004, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta :

Ekonisia

Sulaiman Rasjid, 1994. Fiqh Islam. Bandung, Sinar Baru.

Wiroso, 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah.

Jakarta: PT. Grasindo.

Page 89: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …

LAMPIRAN

Page 90: PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) …