bab iii pembahasan - repository.bsi.ac.id · rekapitulasi saldo rekening, laporan posisi giro,...
TRANSCRIPT
24
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi
Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dilatarbelakangi oleh
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tetang penentuan
perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu perusahaan
milik Belanda yang berkedudukan di Bandung yang dinasionalisasi yaitu NV Denis
(De Erste Nederlansche Indische Shareholding) yang sebelumnya perusahaan tersebut
bergerak di bidang bank hipotek. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah
nomor 33 tahun 1960 Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Akta Notaris Noezar
nomor 152 tanggal 21 Maret 1961 dan nomor 7/GDKH/BPD/61 tanggal 20 Mei 1961,
mendirikan PD Bank Karya Pembangunan dengan modal dasar untuk pertama kali
berasal dari kas daerah sebesar Rp. 2.500.000,00.
Perubahan Badan Usaha – 1978
Untuk menyempurnakan kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah
Jawa Barat, dikeluarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor 11/PD-
DPRD/72 tanggal 27 Juni 1972 tentang kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan
24
Daerah Jawa Barat sebagai perusahaan daerah yang menjalankan aktivitas usaha
dibidang perbankan. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor
1/DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni 1978, nama PD.Bank Karya Pembangunan Daerah
Jawa Barat diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.
Peningkatan Aktivitas – 1992
Pada tahun 1992 aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat di tingkatkan
menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia
Nomor 25/84/KEP/DIR tanggal 2 November 1992 serta berdasarkan Perda Nomor 11
tahun 1995 mempunyai sebutan “Bank Jabar” dengan logo baru
Perubahan Bentuk Hukum – 1998
Dalam rangka mengikuti perkembangan perekonomian dan perbankan, maka
berdasarkan Perda Nomor 22 tahun 1998 dan Akta Pendirian nomor 4 tanggal 8 April
1999 berikut Akta Perbaikan Nomor 8 tanggal 15 April 1999 yang telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman RI tanggal 16 April 1999, bentuk hukum Bank Jabar diubah dari
Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Perluasan Bentuk Usaha – Dual Banking System 2000
Dalam rangka memenuhhi permintaan masyarakat akan jasa layanan
perbankan yang berlandaskan Syariah, maka sesuai dengan izin Bank Indonesia No.
2/18/DpG/DPIP tanggal 12 April 2000, sejak tanggal 15 April 2000 Bank Jabar
menjadi Bank Pembangunan Daerah pertama di Indonesia yang menjalankan dual
24
banking system, yaitu memberikan layanan perbankan dengan sistem konvensional dan
dengan sistem syariah.
Perubahan Nama dan Call Name Perseroan – 2007
Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat tanggal 3 Juli 2007 di Bogor, sesuai dengan
Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 9/63/KEP.GB/2007 tanggal 26
November 2007 tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangun-PPN/2007
tanggal 29 November 2007 maka nama perseroan berubah menjadi PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dengan sebutan (call name) Bank Jabar
Banten.
Perubahan Logo & Call Name Perseroan – 2010
Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Nomor 26 tanggal 21 April 2010,
sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/78/APBU/Bd tanggal 30 Juni 2010 perihal
Rencana Perubahan Logo serta Surat Keputusan Direksi Nomor 1337/SK/DIR-
PPN/2010 tanggal 5 Juli 2010, maka perseroan telah resmi berubah menjadi bank BJB.
Spin Off
Pemisahan (spin off) Unit Usaha Syariah menjadi anak perusahaan yang berdiri
sendiri dengan nama “Bank Jabar Banten Syariah” berdasarkan Keputusan Gubernur
24
Bank Indonesia No. 12/35/KEP.GBI/2010 tertanggal 30 April 2010 tentang Pemberian
Izin Usaha PT Bank Jabar Banten Syariah.
Berdasarkan Surat dari Ketua Bapepam dan LK No. S-5901/BL/2010 Pada
tanggal 29 Juni 2010 tentang Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran Bank
Jabar Banten melaksanakan penawaran umum perdana saham dengan harga penawaran
sebesar Rp.600,00 (enam ratus rupiah) setiap saham yang dicatatkan dalam Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 8 Juli 2010.
IPO
Bank BJB merupakan bank pembangunan daerah pertama yang mencatatkan
saham perdananya (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 8 Juli 2010. bank
BJB menawarkan saham kepada public sejumlah 2.424.072.500 lembar saham Seri –
B (termasuk EMSA) dengan harga penawaran Rp600,00 persaham dimana dana yang
diperoleh dari IPO sekitar Rp 1,4 Triliun. Pelepasan saham ke masyarakat ini setara
dengan 25% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum ini dipergunakan oleh bank
BJB untuk penguatan modal perusahaaan dalam rangka mendukung ekspansi kredit,
terutama sector UMKM, perluasan jaringan, dan pengembangan teknologi informasi.
Penawaran Umum Perdana Saham bank BJB memperoleh minat yang relative besar
dari investor domestik maupun luar negeri. Dalam Penawaran Umum kepada
masyarakat tanggal 1,2, dan 5 Juli 2010, permintaan saham bank BJB mengalami
oversubscriber sebesar 11,2 kali untuk porsi pooling.
24
3.1.2. Struktur dan Tatakerja Organisasi
Berikut Struktur Organisasi di bank BJB KCP Karangnunggal - Singaparna
Gambar III.1. Struktur Organisasi Bank BJB KCP Karangnunggal - Singaparna
Sumber: Bank BJB KCP Karangnunggal - Singaparna
Tata Kerja Organisasi
1. Sub Branch Manager
a. Membangun budaya cost awareness dan cost effisiensi serta mengelola dan
melakukan monitoring terhadap seluruh biaya – biaya sehingga seluruh biaya
yang dikeluarkan dapat termonitor dengan baik dan efisien serta tidak melebihi
anggaran yang telah ditetapkan juga dapat dipertanggungjawabkan.
b. Melakukan koordinasi dalam memastikan seluruh keluhan/complaint nasabah
terselesaikan dengan baik, serta memastikan penyelesaianya dilakukan tepat
SUB BRANCH MANAGER
OFFICER
ACCOUNT
OFFICER
ADMINISTRASI
KREDIT TELLER CUSTOMER
SERVICE
24
waktu dan memenuhi kebutuhan nasabah dengan tetap memperhatikan
ketentuan di Bank.
c. Melakukan koordinasi dala membuat rencana/langkah-langkah perbaikan
service yang harus dilakukan di KCP sehingga service yang diberikan kepada
nasabah meningkat dari waktu ke waktu sesuai dengan target.
d. Melaksanakan, mengkoordinir, mengawasi dan menyetujui sesuai
kewenangannya, kegiatan operasional, guna memastikan kualitas operasional,
Kantor KCP berjalan sesuai standar yang telah ditentukan oleh Kantor Wilayah
maupun Kantor Pusat.
e. Melakukan evaluasi terhadap kualitas operasional KCP, dan melakukan
pelaporan untuk memastikan kesesuaian pelaksanaan dengan rencana kerja
yang ditetapkan.
f. Mereview dan mengkaji atas hasil analisa kredit atas permohonan kredit.
g. Melakukan pembahasan permohonan fasilitas kredit melalui rapat teknis
sebagai persiapan rapat komite kredit.
h. Beranggungjawab atas terlaksanakanya service level agreement (SLA) yang
disepakati guna mencapai target Bisnis yang telah ditentukan.
i. Membimbing /mengatur bawahan dalam melaksanakan tugasnya dan
memberikan pengarahan/coaching dan counseling sesuai kebutuhan sehingga
tugas yang diberikan kepada bawahan dapat dijalankan dengan baik.
j. Melakukan komite kredit dan memberikan keputusan kredit sesuai
kewenangannya.
24
k. Memberukan putusan atas pengajuan special rate dari Nasabah sesuai
kewenangannya.
l. Menyusun RBB untuk KCP serta melakukan pengawasan dan memonitor
pencapaiannya.
m. Membuat, mengusulkan program kerja dan anggaran sesuai dengan ketentuan
yang berlaku baik internal maupun eksternal.
n. Melakukan koordinasi dalam membuat rencana/langkah dalam rangka
penyelenggaraan promosi pemasaran produk dana di Kantor Cabang Pembantu.
o. Memeriksa dan mereview laporan neraca, laba rugi, rincian saldo rekening,
rekapitulasi saldo rekening, laporan posisi giro, tabungan, kredit dan deposito.
2. Officer
a. Memastikan fisik lingkungan kerja (banking hall, ATM, Teller, CS dan semua
yang berhubungan dengan pelayanan) dalam kondisi bersih, lengkap, dan
nyaman sesuai standar layanan.
b. Verifikasi dokumen permohonan pembukaan rekening giro/tabungan/deposito
baik individu maupun lembaga.
c. Verifikasi inputan data permohonan pembukaan rekening
giro/tabungan/deposito baik individu maupun lembaga.
d. Melegalisir permohonan pembukaan rekening yang telah memenuh syarat.
e. Verifikasi cek dan/atau bilyet giro sesuai kewenangannya.
f. Verifikasi jumlah fisik uang sesuai dengan pembukuan open/close branch.
g. Memastikan bahwa seluruh penyimpanan uang dalam khasanah atau brankas
sudah aman.
24
h. Memastikan fungsi pelayanan yang dilakukan dengan baik dalam mengelola
pembukaan, penutupan serta pemeliharaan rekening giro, deposito dan
tabungan DN & LN sesuai dengan prinsip mengenal nasabah (know your
customer) dan prosedur tentang Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APUPPT).
i. Memeriksa dan mereview laporan neraca, laba rugi, rincian saldo rekening
internal, rekapitulasi saldo rekening (harian), laporan nominatif giro, tabungan,
kredit dan deposito (bulanan).
j. Memeriksa hasil penilaian agunan kredit dan berkas-berkas lain yang
dibutuhkan dalam pengajuan kredit.
k. Memastikan seluruh aspek hukum perkreditan telah dengan sesuai dengan
ketentuan.
l. Memastikan kelengkapan administrasi kredit, dana dan jasa telah dipenuhi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
m. Memastikan proses pencairan kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
n. Memastikan laporan – laporan untuk pihak internal maupun eksternal sesuai
dan disampaikan tepat waktu.
o. Mengawasi pembuatan laporan transaksi mencurigakan (bulanan).
p. Memastikan seluruh uang yang ada telah diasuransikan dan CIT.
q. Menosalisasikan ketentuan-ketentuan internal bank dan ketentuan lain yang
berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya
r. Memastikan ketersediaan aplikasi pembuatan rekening giro/tabungan/deposito
serta ketersediaan cek dan/atau bilyet.
24
s. Melakukan koordinasi serta memastikan kelancaran pelaksanaan penyaluran
dana kerjasama dengan pihak ketiga agar disaalurkan tepat waktu dna sesuai
dengan ketentuan bank.
3. Customer Service
a. Memastikan fisik lingkungan kerja dalam kondisi bersih, lengkap dan nyaman
sesuai standar layanan.
b. Formulir permohonan giro/tabungan/deposito sudah diisi dengan lengkap dan
ditandatangani oleh calon nasabah.
c. Persyaratan pembukaan rekening giro/tabungan/deposito sudah dilengkapi
1) Individu (KTP, SIM, NPWP, PAS PHOTO, Izin Usaha)
2) Lembaga (KTP Pengurus, Pas photo, Company Profile, Anggaran
dasar)
d. Persyaratan distempel sesuai aslinya setelah dilakukan verifikasi.
e. Verifikasi kartu contoh tanda tangan nasabah/specimen sudah terpenuhi.
f. Compliance sheet pembukaan rekening sudah terpenuhi
g. Pembukaan rekening telah memenuhi syarat KYC.
h. Penginputan data nasabah sudah dikinikan (pengkinian data).
i. Membuat buku register pembukaan rekening.
j. Memfilekan bukti setoran awal pada berkas pembukaan rekening.
k. Melakukan encode terhadap cek dan bilyet giro
l. Formulir permohonana kredit sudah diisi lengkap dan ditandatangani oleh calon
debitur.
24
m. Persyaratan permohonan kredit sudah dlengkapi :
1) Individu (KTP/SIM/Paspor/KITAS, KK, SN, SKU, NPWP, Pas photo,
Rek Telp/listrik/PDAM, Copy Agunan, Keterangan desa untuk Agunan,
KTP pemilik Agunan)
2) Perusahaan (Akta Pendirian/Anggaran dasar dan perubahan terakhir,
Ijin Usaha/SIUP/TDP/HO,NPWP, Copy Agunan,Keterangan desa
untuk agunan, KTP pemilik Agunan)
n. Meregister penerimaan berkas permohonan dari calon debitur dalam buku
register.
4. Teller
a. Memastikan fisik lingkungan kerja dalam kondisi bersih, lengkap, dan nyaman
sesuai standar layanan.
b. Verifikasi keabsahan slip setoran dan slip penarikan tunai.
c. Transaksi setoran/penarikan (CTR/STR) telah memenuhi ketentuan KYC.
d. Menghitung jumlah uang setoran/penarikan tunai telah sesuai dengan bukti
transaksi.
e. Pengecekan keaslian fisik uang.
f. Input setoran/penarikan pada core banking.
g. Melegalisir dokumen setoran ataupun tarikan sesuai kewenangannya.
h. Verifikasi jumlah fisik uang sesuai dengan pembukaan baik setoran, tarikan
pada saat open/close branch.
i. Mencetak report journal setelah transaksi akhir hari.
j. Mendokumentasikan report journal dalam sampul jurnal.
24
5. Administrasi Kredit
a. Menyiapkan proses akad kredit antara bank dengan calon debitur termasuk
pengikatan kredit dan agunan dengan notaris.
b. Membuat register penyerahan dan penerimaan agunan berikut bukti
pengikatannya (SKMHT/APHT) dengan notaris.
c. Membuat register penyerahan berkas dokumen dengan unit lain.
d. Memeriksa seluruh kelengkapan dan kesesuaian dokumen kredit sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
e. Memeriksa kelengkapan dan kesesuaian data informasi debitur dengan
dokumen kredit untuk dilakukan penginputan pada sistem.
f. Melakukan input data realisasi kredit dan pembayaran angsuran kredit ke dalam
sistem termasik penerbitan Garansi Bank, pembebanan biaya provisi,dsb.
g. Meminta approval kepada manager operasional atas hasil inputan data kredit
melalui core banking.
h. Mengelola pengajuan dan permohonan asuransi pembiayaan kepada lembaga
yang ditunjuk berikut pengadministrasiannya.
i. Melakukan pemindahbukuan atas Garansi Bank yang telah jatuh tempo sesuai
perjanjian Garansi Bank.
j. Menangani dan mengelola proses pengajuan klaim kepada pihak asuransi
pembiayaan/kredit.
k. Mengelola seluruh berkas dokumen administrasi kredit berserta kelengkapan di
kantor cabang.
l. Melakukan proses up-date data kredit per debitur dan Garansi Bank.
24
m. Menyimpan dan mengadministrasikan secara tertib seluruh dokumen
menyangkut bidang tugasnya sesuai ketentuan.
n. Memproses potongan kredit serta menyiapan potongan untuk kredit KGB yang
hasilnya diserahkan ke dinas/instansi/perusahaan.
o. Memantau dan mengelola rekening pos-pos terbuka.
6. Account Officer
a. Mengecek kelengkapan berkas/dokumen yang disyaratkan dalam pengajuan
permohonan kredit.
b. Melakukan konfirmasi kepada calon debitur dan rekanan terkait permohonan
kredit (supplier dsb)
c. Melakukan pengecekan BI checking dan laporan sistem informasi debitur.
d. Membuat register dan menerima hasil pengecekan dan penilaian
jaminan/agunan yang digunakan untuk pengajuan kredit dari bisnis legal.
e. Melaksanakan tugas dan wewenang sebagai anggota Komite Kredit sesuai
kewenangannya, sera yang terkait dengan tanggungjawab untuk
1) Menyusun dan membuat analisa permohonan kredit dengan
menganalisis faktor 5C (Character, capacity, collateral, capital,
condition of economy) dan analisa resiko kredit sesuai ketentuan
berlaku.
2) Menyajikan data permohonan fasilitas kredit sesuai analisa kredit dan
analisa resiko kredit untuk dibahas dalam rapat teknis sebagai persiapan
rapat Komite Kredit.
24
3) Menyajikan data permohonan fasilitas kredit sesuai analisa kredit dan
analisa resiko kredit untuk diputus dalam Komite Kredit sebagai
pemrakarsa rapat Komite Kredit.
f. Membuat surat pemberitahuan keputusan pemberian kredit sesuai dengan Surat
Keputusan Kredut dan menyapaikannya kepada debitu/calon debitur.
g. Membuat register menyimpan dan mengelola berkas-berkas debitur dan
kreditur dalam rangka melaksanakan pemantauan dan/atau pembinaan.
h. Membuat kartu monitoring kredit kolektibilitas 1 sampai dengan 5.
i. Membuat jadwal kunjungan/ on the spot berdasarkan status kredit debitur.
j. Mengunjungi dan melakukan penagihan ke debitur sesuai jadwal serta bukti
kunjungan.
k. Membuat surat pemberitahuan dan tagihan pembayaran jatuh tempo kredit
kepada para debitur.
l. Melakukan pembahasan dengan debitur dalam upaya merumuskan skema
penyelamatan dan penyelesaian kredit dalam bentuk surat pernyataan
komitmen debitur.
m. Mengusulkan untuk melaksanakan proses penyelamatan dan/atau penyelesaian
terkait dengan debitu kelolaannya.
n. Membuat usulan skema pembayaran dan penyelesaian kredit untuk mendapat
persetujuan dari pemimpin cabang, kantor wilayah dan kantor pusat (sesuai
dengan batas kewenangan)
24
o. Mengelola berkas-berkas peneyelamatan dan penyelesaian kredit untuk
mengidentifikasi kualitas kredit yang kurang sehat untuk diserahkan kepada
divisi PPK.
p. Menyusun laporann aktivitas dan evaluasi pencapaian target dan penyaluran
kredit untuk kepentingan internak dan eksternal.
q. Melaksanakan analisa kredit debitur yang akan diajukan restrukturisasi dalam
rangka penyelamatan kredit.
r. Melaksanakan analisa kredit debitur yang akan diajukan hapus buku (PH)
dalam rangka penyelesaian kredit.
s. Mengelola dan menyimpan berkas-berkas penyelamatan dan penyelesaian
kredit untuk mengidentifikasi kualitas kredit yang kurang sehat.
t. Menyerahkan berkas-berkas penyelamatan dan penyelesaian kredit kepada
Divisi PPK untuk kredit yang diajukan PH.
u. Melaksanakan kegiatan pemasaran dalam rangka mencari debitur potensial
serta membina hubungan baik dengan debitur maupun mitra kerja.
3.1.3. Kegiatan Usaha/Organisasi
Bank BJB merupakan salah satu Bank Umum milik Pemerintah Daerah di
Indonesia yang memiliki nasabah utama berupa perorangan, karyawan, koperasi,
BUMD, BUMN, beserta institusi lainnya baik Pemerintah maupun swasta. Sampai 31
Desember 2015 bank BJB memiliki 62 Kantor Cabang, 312 Kantor Cabang Pembantu,
326 Kantor Kas, 134 Payment Point, 11 Mobil Kas, dan 1.204 ATM.
24
Bank BJB telah memiliki nasabah simpanan sebanyak 4.246.217 pihak yang
terdiri dari 90,7% nasabah ritel, 8,7% nasabah korporasi, 0,6% nasabah pemerintah
dan nasabah institusional sebesar 9,3%. Selain itu bank BJB juga telah menyalurkan
pinjamannya kepada 441.661 debitur di seluruh daerah operasional bank BJB yang
terdiri dari 82,8% debitur kredit konsumer, 1,4% debitur kredit komersial, 4,2% debitur
kredit KPR, dan sebesar 11,7% debitur kredit mikro.
Dalam mencapai visi, misi, dan fungsinya, bank BJB melakukan kegiatan usaha yang
meliputi :
1. Penghimpunan Dana
Penghimpunan dana yang dilakukan diarahkan kepada dana – dana
ritel/perorangan disamping mempertahankan nasabah korporasi maupun instansi dan
departemen terkait. Penghimpunan dana dilakukan melalui produk produk sebagai
berikut:
a. Giro
1) BJB Giro Rupiah
2) BJB Giro Valas (USD, austrasi,cina,eropa)
b. Tabungan
1) Tabungan BJB Tandamata (Tabungan Anda Masa Datang)
2) Tabungan BJB Tandamata Gold
3) Tabungan BJB Tandamata Dollar
4) Tabungan BJB Tandamata Bisnis
24
5) Tabungan BJB Tandamata Berjangka
6) Tabungan BJB Tandamata Purnabhakti
7) Simpeda (Simpanan Pembangunan Daerah)
8) TabunganKu
9) Tabungan BJB Tandamata My First
10) Simpanan Pelajar (Tabungan Simpel)
c. Deposito
1) BJB Deposito Berjangka
2) BJB Deposito Suka – Suka
3) BJB Deposito Valas
4) BJB Deposito On Call
5) BJB Deposito Diskonto
2. Penyaluran Dana
Dalam rangka mendukung program Pemerintah untuk meningkatkan ekonomi
kerakyatan, maka penyaluran dana lebih diarahkan kepada peningkatan kredit dan
pembiayaan ritel yang memberikan multiplier effect kepada seluruh sektor usaha kecil
dan penyaluran kredit program kepada debitur – debitur binaan yang prospektif dengan
tetap mengatur kesesuaian penyaluran kredit konsumtif dan produktif secara bertahap.
Sedangkan untuk dana–dana yang belum tersalurkan dalam bentuk kredit dioptimalkan
dalam bentuk penempatan dana dan pembelian surat berharga dengan memperhatikan
faktor likuiditas, rentabilitas dan risiko.
24
Penyaluran dana dilakukan melalui produk – produk sebagai berikut :
a. Kredit Umum
1) BJB kredit Modal Kerja Umum (KMKU)
2) BJB kredit Investasi Umum (KIU)
3) BJB kredit Modal Kerja Konstruksi (KMKK)
4) BJB kredit Mikro Utama (KMU)
5) BJB Kredit Usaha Rakyat
b. BJB kredit Cinta Rakyat
c. BJB Kredit BPR
d. BJB Kredit Resi Gudang
e. BJB Kredit Guna Bhakti
f. BJB Kredit Koperasi Karyawan
g. BJB Kredit KPR
h. BJB Kredit Kepada Koperasi
i. BJB Kredit Ketahanan Pangan dan Energi
j. BJB Kredit Sindikasi
k. BJB Kredit Ekspor
l. BJB Kredit kepada Perusahaan Pembiayaan
m. BJB Kartu Kredit
Selain Penghimpunan dan Penyaluran dana, bank BJB melayani jasa – jasa perbankan
lainnya seperti:
1. BJB digi
24
2. BJBe-SAMSAT Jabar
3. BJB e-Tax
4. BJB edu-pay
5. BJB Tip FX
6. BJB DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan)
7. BJB Remittance
8. Jaminan Bank (Bank Garansi)
9. Letter of Credit &SKBDN
10. Pre Post Shipment Financing
11. Inkaso
12. Kiriman Uang
13. Western Union
14. Transfer Kliring Antar Wilayah (intercity clearing)
15. BPDNet Online
16. Fasilitas Safe Deposit Box (SDB)
17. Bancassurance
18. Reksadana
19. Produk Tresuri
20. Mobile Banking (M-ATM Bersama)
21. Layanan BJB Precious
22. Layanan Weekend Banking
23. Layanan Kas Mobil
24
24. Layanan Penerimaan Pencairan Jaminan dan Pembayaran BUBM BPJS
Ketenagakerjaan
25. Layanan Penerimaan Pembayaran Iuran BPJS Ketenagakerjaan.
3.2. Data Penelitian
3.2.1. Data Suku Bunga Bank Indonesia
Variabel independent atau variabel bebas pada penelitian ini adalah Suku Bunga Bank
Indonesia, yang penulis dapatkan dari Data BI rate website resmi Bank Indonesia
periode 2009 hingga 2015. Berikut data Suku Bunga Bank Indonesia disajikan dalam
tebel berikut:
Tabel III.1
Data Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia
BI rate Tahun
2009 6.50%
2010 6.50%
2011 6.00%
2012 5.75%
2013 7.50%
2014 7.50%
2015 7.50%
Sumber: Bank Indonesia tahun 2016
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 tingkat suku
bunga berada dalam posisi 6,50% dan pada akhir tahun 2010 tidak terjadi peningkatan,
untuk akhir tahun 2011 terjadi penurunan ke tingkat 6,00% dan diakhir tahun 2012
terjadi penurunan lagi ke tingkat 5,75% akan tetapi pada penghujung tahun 2013 terjadi
24
kenaikan tingkat suku bunga yang cukup signifikan ke tingkat 7,50% dan tingkat
tersebut bertahan hingga desember 2015.
3.2.2. Data Loan to Deposit Ratio
Variabel dependent atau variabel terikat pada penelitian ini adalah Loan to
Deposit Ratio (LDR) yang penulis dapatkan dari laporan keuangan neraca PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Periode 2009-2015. Disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel III.2
Data Loan to Deposit Ratio
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Kredit yang diberikan Dana Pihak Ketiga LDR
2009 Rp 18,924,987 Rp 21,131,286 89.56%
2010 Rp 22,066,317 Rp 31,019,700 71.14%
2011 Rp 26,998,466 Rp 37,008,488 72.95%
2012 Rp 35,374,390 Rp 47,632,863 74.26%
2013 Rp 45,308,580 Rp 46,874,161 96.66%
2014 Rp 49,616,998 Rp 53,118,800 93.41%
2015 Rp 55,561,396 Rp 62,903,150 88.33%
Sumber:bank BJB tahun 2009-2015
Dari tabel III.2 adalah tabel neraca pada akun kredit yang diberikan dan dana
pihak ketiga dari tahun 2009 sampai 2015, dapat dilihat bahwa kredit yang diberikan
pada tahun 2009 sebesar Rp. 18.924.987 dan dana pihak ketiga yang dihimpun sebesar
Rp. 21.131.286 menghasilkan rasio LDR sebesar 89,56% kondisi ini menunjukan bank
dalam kategori sehat karena telah melewati batas bawah standar LDR yang telah
24
ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 78%. Pada tahun 2010 kredit yang disalurkan
mengalami kenaikan sebesar Rp. 22.066.317, begitu pula dana pihak ketiga yang
terhimpun mengalami kenaikan sebesar Rp. 31.019.700, menghasilkan tingkat rasio
LDR yang mengalami penurunan menjadi 71,14% menurut ketetapan Bank Indonesia,
tingkat LDR pada tahun 2010 digolongkan kurang sehat karena kurang dari batas
bawah standar Bank Indonesia. Pada tahun 2011 kredit yang disalurkan kembali
mengalami kenaikan sebesar Rp. 26.998.466, dan dana pihak ketiga yang dihimpun
sebesar Rp. 37.008.488, dan rasio LDR kembali meningkat menjadi 72,95% dalam
kondisi ini bank tergolong tidak sehat karena dibatas bawah standar Bank Indonesia
yaitu kurang dari 78%. Pada tahun 2012 kredit yang disalurkan mengalami kenaikan
sebesar Rp. 35.374.390, dan dana pihak ketiga yang dihimpun sebesar Rp. 47.632.863,
dan rasio LDR meningkat lagi menjadi 74,26% masih dalam kondisi kurang dari 78%
maka kondisi LDR bank belum kembali sehat. Pada tahun 2013, kredit yang disalurkan
mengalami kenaikan sebesar Rp. 45.308.580, dan dana pihak ketiga yang dihimpun
sebesar Rp. 46.874.161, rasio LDR mengalami peningkatan menjadi sebesar 96,66%
kondisi bank dalam kategori sangat sehat karena telah melewati batas atas standar BI
sebesar 92%. Pada tahun 2014 kredit yang disalurkan mengalami kenaikan Rp.
49.616.998, dan dana pihak ketiga yang terhimpun mengalami kenaikan sebesar Rp.
53.118.800, rasio LDR kembali menurun menjadi 93,41%. Pada tahun 2015 kredit
yang disalurkan mengalami kenaikan sebesar Rp. 55.561.396, dan dana pihak ketiga
yang terhimpun mengalami kenaikan sebesar Rp. 62.903.150, rasio LDR kembali
menurun menjadi 88,33% dan kondisi bank masih dalam kategori sehat karena masih
diatas batas bawah BI yaitu 78%.
24
3.2.3. Tabel Penolong
Berdasarkan kedua data diatas maka penulis menyusun tabel penolong untuk
memudahkan perhitungan seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel III.3
Tabel Penolong
Tahun 𝑥 𝑦 𝑥𝑦 𝑥2 𝑦2
2009 6.50 89.56 582.140 42.250 8020.994
2010 6.50 71.14 462.410 42.250 5060.900
2011 6.00 72.95 437.700 36.000 5321.703
2012 5.75 74.26 426.995 33.063 5514.548
2013 7.50 96.66 724.950 56.250 9343.156
2014 7.50 93.41 700.575 56.250 8725.428
2015 7.50 88.33 662.475 56.250 7802.189
Total 47.25 586.31 3997.245 322.313 49788.916
Sumber: Olah Data Penulis
1. Menentukan Persamaan Regresi
a. Mencari nilai b
𝑏 = 𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑛 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2
𝑏 = 7 .3997,245 − (47,25)(586,31)
7 . 322,313 − 47,252
𝑏 = 27980,715 − 27703,1
2256,191 − 2232,56
𝑏 = 277,615
23,6285= 11,749
24
b. Mencari nilai a
𝑎 = ∑ 𝑦
𝑛− 𝑏 [
∑ 𝑥
𝑛]
𝑎 = 586,31
7− 11,749 [
47,25
7]
𝑎 = 83,75857 − 11,749 . 6,75
𝑎 = 83,75857 − 79,3058 = 4,453
Jadi persamaan regresi yang terbentuk adalah:
Ŷ = 𝑎 + 𝑏𝑥, Ŷ = 4,453 + 11,749
2. Menentukan Korelasi
𝑟 =𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
√{𝑛(∑ 𝑥2) − (∑ 𝑥)2}{𝑛(∑ 𝑦2) − (∑ 𝑦)2}
𝑟 =7. 3997,25 − 47,25 . 586,31
√{7. (322,313) − (47,25)2}{7. (49788,916) − (586,31)2}
𝑟 =27980,715 − 27703,1475
√{2256,191 − 2232,5625}{348522,412 − 343759,42}
𝑟 =27980,715 − 27703,1475
√23,6285 . 4762,992
𝑟 =277,5675
√23,6285 . √4762,992
𝑟 =277,6025
4,8609156 . 69,01443
24
𝑟 =277,6025
335,473
𝑟 = 0,827391 = 0,827
Dengan nilai koefisien korelasinya 0,827391 terletak antara >0,75 – 0,99 maka
terdapat hubungan positif yang sangat kuat antara Suku bunga Bank Indonesia dengan
Loan to Deposit Ratio (LDR).
3. Menentukan Koefisien Determinasi
KD = 𝑟2x 100%
𝑟2 =0,8273912x 100%
𝑟2 = 0,6846 x 100%
𝑟2 = 68,5 %
Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 68,5% itu berarti perubahan tingkat
LDR dipangaruhi oleh perubahan tingat suku bunga Bank Indonesia sebesar 68,5%,
sedangkan 31.5% disebabkan oleh faktor lain.
3.3. Analisa Suku Bunga Bank Indonesia terhadap Loan to Deposit Ratio
3.3.1. Uji Koefisien Korelasi
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara Suku
Bunga Bank Indonesia (variabel independen) dengan Loan to Deposit Ratio (variabel
dependen). Hasil uji koefisien korelasi (r) Suku Bunga Bank Indonesia terhadap Loan
to Deposit Ratio dapat dilihat melalui Output SPSS dibawah ini:
24
Hipotesis:
H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Suku Bunga Bank Indonesia terhadap
Loan to Deposit Ratio (LDR) Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk.
H1: Ada hubungan yang signifikan antara Suku Bunga Bank Indonesia terhadap
Loan to Deposit Ratio (LDR) Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk.
Berikut ini adalah tabel korelasi hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 22.
Tabel III.4
Tabel Korelasi
LDR BI rate
Pearson Correlation
LDR 1.000 .827
BI rate .827 1.000
Sig. (1-tailed)
LDR . .011
BI rate .011 .
N
LDR 7 7
BI rate 7 7
Sumber: IBM SPSS Statistics 22
Keputusan :
Berdasarkan tabel Korelasi diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikan adalah
0,011. Jadi 0,011 < 0,050, maka keputusannya H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat
24
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Suku Bunga Bank Indonesia
terhadap LDR PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Nilai R
senilai 0,827 dapat diartikan bahwa hubungan Suku Bunga Bank Indonesia terhadap
LDR sangat kuat dan searah berarti jika Suku Bunga Bank Indonesia nilainya naik
maka nilai LDR naik juga karena bernilai positif.
3.3.2. Uji Koefisien Determinasi
Perhitungan bertujuan untuk mengetahui kekuatan pengaruh variabel dependen
terhadap variabel independen yang diketahui dari besarnya nilai koefisien determinasi
atau koefisien korelasi yang dikuadratkan (𝑟2) yang nilainya berada diantara nol dan
satu.
Hipotesis:
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Suku Bunga Bank Indonesia terhadap
Loan to Deposit Ratio (LDR) Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk.
H2: Ada pengaruh yang signifikan antara Suku Bunga Bank Indonesia terhadap Loan
to Deposit Ratio (LDR) Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten Tbk.
24
Berikut hasil Analisa berdasarkan tabel Modal Summary
Tabel III.5
Tabel Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .827a .685 .622 6.55065 .685 10.857 1 5 .022
Sumber: IBM SPSS Statistics 22
Keputusan:
Berdasarkan tabel Model Summary dapat diketahui bahwa nilai signifikan dapat
dilihat pada kolom Sig. F Change senilai 0,022. Jadi 0,022 < 0,050, maka H0 ditolak
dan H2 diterima.
Berdasarkan tabel Model Summary diatas dapat diketahui juga bahwa nilai R
Square sebesar 0,685 atau 68,5% artinya LDR dipengaruhi oleh Suku Bunga Bank
Indonesia sebesar 68,5% sedangkan sisanya 31,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
3.3.3. Uji Persamaan Regresi
Model regresi hubungan antara Suku bunga Bank Indonesia terhadap LDR
dapat dilihat dari hasil output SPSS dibawah ini:
a. Predictors: (Constant), BI rate
24
Hipotesis:
H0: Persamaan Regresi yang terbentuk antara Suku Bunga Bank Indonesia terhadap
Loan to Deposit Ratio (LDR) pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten Tbk tidak signifikan.
H3: Persamaan Regresi yang terbentuk antara Suku Bunga Bank Indonesia terhadap
Loan to Deposit Ratio (LDR) pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk signifikan.
Berikut tabel Anova hasil pengujian data menggunakan SPSS versi 22.
Tabel III.6
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 465.873 1 465.873 10.857 .022b
Residual 214.555 5 42.911
Total 680.428 6
a. Dependent Variable: LDR
b. Predictors: (Constant), BI rate
Sumber: IBM SPSS Statistics 22
Keputusan:
Berdasarkan tabel Anova diatas dapat diketahui pada kolom sig. bahwa nilai
signifikan senilai 0,022. Jadi 0,022 < 0,050, maka H0 ditolak dan H3 diterima.
24
Dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi yang terbentuk dari variabel Suku
Bunga Bank Indonesia terhadap variabel LDR PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk adalah signifikan.
Untuk mengetahui keofisien dari persamaan regresi yang terbentuk diperoleh dari tabel
koefuisien berikut ini.
Tabel III.7
Tabel Koefisien (a)
Sumber: IBM SPSS Statistics 22
Berdasarkan tabel III.7 dapat dilihat pada kolom unstandardized coefficient sub kolom
B nilai a (constant) sebesar 4.454 dan nilai b (BI Rate) sebesar 11.749. Sehingga
persamaan regresi yang dapat terbentuk adalah 𝑦 = 4,454 + 11,749𝑥 dimana y = LDR
dan x = Suku Bunga Bank Indonesia.
Berdasarkan persamaan regresi 𝑦 = 4,454 + 11,749𝑥 yang terbentuk dapat dianalisa
sebagai berikut:
Konstanta sebesar 4,454 menyatakan bahwa jika tidak ada suku bunga Bank Indonesia
maka nilai LDR adalah 4,454%
Koefisien regresi x sebesar 11,794 menyatakan bahwa jika Suku Bunga Bank
Indonesia bertambah 1 satuan (1%) akan mengakibatkan pertambahan LDR sebesar
11,749%.
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 4.454 24.196 0.184 0.861
BI rate 11.749 3.566 0.827 3.295 0.022
a. Dependent Variable: LDR
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients t Sig.
1