pelaksanaan pembelajaran pendidikan...

77
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SISTEM MOVING CLASS (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 3 SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam Oleh: INTAN NUR RAHMASARI NIM: 073111128 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: vuongdiep

Post on 13-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DENGAN SISTEM MOVING CLASS

(STUDI KASUS DI SMP NEGERI 3 SEMARANG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh:

INTAN NUR RAHMASARI

NIM: 073111128

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

ii

Page 3: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

iii

Page 4: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

iv

Page 5: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

v

Page 6: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

vi

ABSTRAK

JUDUL : PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DENGAN SISTEM MOVING CLASS (STUDI

KASUS DI SMP NEGERI 3 SEMARANG).

PENULIS : INTAN NUR RAHMASARI

NIM : 073111128

Penelitian ini di latarbelakangi karena SMP Negeri 3 Semarang

menggunakan sistem belajar yang berbeda dengan sekolah-sekolah lain, yaitu

menggunakan sistem moving class. Dengan dilaksanakannya moving class,

diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Semarang dengan sistem moving class,

Untuk mengetahui motivasi belajar siswa SMP Negeri 3 Semarang, Untuk

mengetahui prestasi belajar siswa SMP Negeri 3 Semarang, dan Untuk mengetahui

kendala-kendala dalam pelaksanaan sistem moving class.

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif lapangan. Pendekatan

penelitian ini yaitu dengan studi kasus. Metode pengumpulan datanya dengan

menggunakan metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi.

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang akan digunakan dalam membahas

masalah-masalah yaitu dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan

teknik triangulasi.

Hasil penelitiannya yaitu 1) SMP Negeri 3 Semarang sudah melaksanakan

sistem moving class. Sistem pembelajaran Moving Class mempunyai ciri khas guru

mempunyai kelas pribadi sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, Dengan

perpindahan kelas siswa merasa lebih fresh dan tidak mudah bosan dalam

menerima pelajaran yang diajarkan oleh guru. Begitu juga dengan guru, dengan

diadakannya moving class di SMP Negeri 3 Semarang, guru mata pelajaran di SMP

Negeri 3 Semarang sangat diuntungkan, karena tidak perlu pindah dari kelas satu ke

kelas yang lain. 2) Kendala-kendala dalam Moving Class yaitu kelas harus banyak,

fasilitas harus lengkap dan media belajar kelas harus memadai, kebersihan kelas

harus terjaga, tepat waktu saat berpindah dan siswa harus sehat.

Page 7: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan

hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dengan Sistem Moving Class (Studi Kasus di SMP Negeri 3 Semarang)” ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata 1

(S.1) IAIN Walisongo Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

saran-saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terealisasikan. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Bapak Dr. Suja’i, M.Ag.

2. Dosen Pembimbing I, Bapak Dr. Ruswan, M.A. dan dosen pembimbing II,

Bapak Syamsul Ma’arif, M. Ag yang telah bersedia meluangkan waktu dan

kebaikannya untuk membimbing saya.

3. Dosen Wali, Ibu Dra. Muntholi’ah, M.Ag. yang selalu memberi motivasi dan

arahan

4. Para Dosen/ staf pengajar dilingkungan IAIN Walisongo Semarang yang telah

memberikan berbagai informasi pengetahuan kepada penulis.

5. Staf pengelola perpustakaan baik fakultas maupun institut yang telah

memberikan pelayanan dan fasilitas yang baik

6. Kepala sekolah SMP Negeri 3 Semarang, Ibu Dra. Roch Mulyati, M. Si, Guru

Pendidikan Agama Islam, Bapak Suhudi, S. Pd.I, dan Ibu Sri Winarni, S. Pd.

yang telah memberikan izin lokasi penelitian, memberikan arahan dan

membimbing penulis.

7. Ayahku Drs. Musyahid (Alm) dan Ibuku Mazro’ah, S.Pd.I, yang telah menjadi

inspirator, motivator, fasilitatorku dan selalu mendoakanku dalam setiap

hembusan nafasnya.

8. Kakak dan adikku, (mbak Ita, mas Abib-mbak Dwi, mas Afif dan dek Liza)

yang telah membuat hidupku lebih bermakna, berwarna dan bermanfaat dalam

setiap hari-hariku.

Page 8: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

viii

9. Sahabat-sahabatku KKN Posko 55 Cacaban dan Keluarga Cacaban yang selalu

mendoakan dan memberi motivasi kepadaku

10. Teman-teman seperjuanganku PAI D 2007 yang telah menemani masa-masa

bahagia dan di masa-masa sulit saat perkuliahan

11. Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir, Bari, Dewi, Diel, Izum, Ifah, Bimta

yang selalu ada dalam suka dan duka

12. Keluarga baruku di Kos I.32 dan J.30 mb Fida, Dewi, mb Nina, Dek Nur, Dek

Isti yang selalu memberikan masukan dan motivasi kepadaku

13. Semua pihak yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan spirit, motivasi dalam membantu penyusunan skripsi ini.

Penulis hanya berdoa semoga amal baik semua pihak, baik yang telah tersebut

dan yang tidak penulis sebutkan satu persatu mendapat imbalan dari Allah SWT

dengan balasan yang berlipat ganda. Amin ya robbal ‘alamin.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh

mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya, namun penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya.

Semarang,28 November 2011

Penulis

Intan Nur Rahmasari NIM. 073111128

Page 9: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. ii

PENGESAHAN ....................................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ........................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 3

BAB II : PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ............

AGAMA ISLAM DENGAN SISTEM MOVING CLASS

A. Kajian Pustaka ......................................................................... 5

B. Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 7

1. Pengertian Belajar ............................................................... 7

2. Ciri-ciri Belajar ................................................................... 9

3. Teori-teori Belajar ............................................................... 11

4. Pelaksanaan pembelajaran .................................................. 13

C. Moving Class ............................................................................. 17

1. Pengertian Moving Class .................................................... 17

2. Tujuan dan Manfaat Moving Class ..................................... 18

3. Strategi Pelaksanaan Moving Class .................................... 20

D. Metode-metode Pembelajaran .................................................. 24

E. Kompetensi Guru ....................................................................... 31

F. Kendala-kendala ........................................................................ 33

Page 10: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

x

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ......................................................................... 33

B. Pendekatan Penelitian 33

C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 34

D. Data-data Penelitian ................................................................. 34

E. Sumber Penelitian .................................................................... 35

F. Fokus Penelitian ......................................................................... 35

G. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 36

H. Metode Analisis Data ............................................................... 37

BAB IV : ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SISTEM MOVING CLASS

(STUDI KASUS DI SMP NEGERI 3 SEMARANG)

A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Semarang ............................ 39

1. Sejarah singkat SMP Negeri 3 Semarang ............................. 39

2. Letak Geografis .................................................................... 40

3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 3 Semarang ................... 41

4. Struktur organisasi SMP Negeri 3 Semarang ........................ 43

5. Sarana dan Prasarana ............................................................. 44

B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 3 Semarang dengan Sistem Moving Class ....................45

C. Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Sistem Moving Class ..... 49

Page 11: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

xi

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................... 52

B. Saran .......................................................................................... 52

C. Penutup ..................................................................................... 53

DAFTAR KEPUSTAKAAN

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengelolaan pendidikan merupakan usaha memanusiakan manusia.1

Dalam proses usahanya pastilah tidak semuanya bisa berjalan dengan lancar.

Ada hambatan dan godaan yang bisa membelokkan usaha tersebut.

Kurikulum Pendidikan yang selalu berubah – ubah sesuai dengan pergantian

kabinet pemerintahan, membuat ketidaknyamanan pengampu pendidikan

yaitu guru dan murid selaku pelaku utama pendidikan di sekolah. Kurikulum

Pendidikan yang telah digunakan di Indonesia yaitu Kurikulum 1994,

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), hingga Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP).

Dalam pelaksanaan pembelajaran, sekolah mempunyai kewenangan

untuk mengatur jalannya kemajuan sekolah tersebut. Peningkatan kualitas

pendidikan sangat menekankan pentingnya peranan sekolah sebagai pelaku

dasar utama yang otonom, dan peranan orang tua dan masyarakat dalam

mengembangkan pendidikan. Sekolah perlu diberikan kepercayaan untuk

mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan

dan kebutuhan pelanggan. Sekolah sebagai institusi otonom diberikan

peluang untuk mengelola dalam proses koordinasi untuk mencapai tujuan-

tujuan pendidikan sesuai dengan UU Sisdiknas, yaitu berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Demi kemajuan dan meningkatkan kualitas sekolah, SMP Negeri 3

Semarang mempunyai kewenangan dalam menentukan sistem belajar yang

akan digunakan. SMP Negeri 3 Semarang menggunakan sistem belajar yang

1Teguh Triwiyanto dan Ahmad Yusuf S., Panduan Mengelola Sekolah Bertaraf

Internasional, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2010), hlm.7

1

Page 13: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

2

berbeda dengan sekolah-sekolah lain, yaitu menggunakan sistem moving

class. SMP Negeri 3 Semarang, termasuk salah satu sekolah yang konsisten

menggunakan sistem moving class karena sudah dijalankan selama 4 tahun

terakhir sampai sekarang. Jika melihat kasus lain, ada beberapa sekolah yang

telah menggunakan sistem moving class tetapi tidak bertahan lama.

Moving Class (kelas berpindah) suatu model pembelajaran yang di

ciptakan untuk belajar aktif dan kreatif, dengan sistem belajar mengajar

bercirikan peserta didik yang mendatangi guru kelas, bukan sebaliknya.

Dalam sistem ini guru dan mata pelajaran mempunyai kelas pribadi. Untuk

mengikuti setiap pelajaran, peserta didik harus berpindah dari satu kelas ke

kelas lain yang sudah ditentukan. Sehingga, terdapat penamaan kelas

berdasarkan bidang studi. Misalnya, Kelas Biologi, Kelas Bahasa, Kelas

Fisika, Kelas Pendidikan Agama Islam dll. Setiap kali subjek pelajaran

berganti, maka peserta didik akan meninggalkan kelas, dan mendatangi kelas

lainnya sesuai bidang studi yang dijadwalkan.2

Semua pelajaran mempunyai kelas sendiri-sendiri, tak terkecuali kelas

Pendidikan Agama Islam. Dalam kelas Pendidikan Agama Islam, guru

diberikan kewenangan untuk mengatur jalannya kegiatan belajar mengajar

secara mandiri. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam

sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya

tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur,

fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan

terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer.

Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,

belajar, ujian dan sebagainya.3

2 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:

Alfabeta, 2009), hlm. 183.

3Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. VII,

hlm. 57.

Page 14: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

3

Pelaksanaan pembelajaran dinilai berhasil, tidak hanya mengandalkan

pengajaran dengan cara menuangkan hal-hal yang dianggap penting oleh guru

bagi murid, seperti halnya metode imposisi dalam pengajaran tradisional.

Dengan perpaduan menggunakan metode-metode pembelajaran yang

disesuaikan dengan materi pelajaran, Kegiatan Belajar Mengajar akan lebih

menyenangkan.

Tidak cukup hanya dengan metode-metode pembelajaran saja,

kompetensi guru juga sangat menentukan pelaksanaan pembelajaran berjalan

menyenangkan atau tidak menyenangkan. 4 Kompetensi guru yang harus ada

pada pendidik yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

Setiap pelaksanaan pembelajaran dengan sistem apapun, pasti akan

mempunyai kendala-kendala dalam pelaksanaannya, begitu juga dengan

sistem moving class yang ada di SMP Negeri 3 Semarang. Penulis akan

mencari kendala-kendala dalam pelaksanaan sistem moving class di SMP

Negeri 3 Semarang.

Berdasarkan deskripsi diatas, peneliti akan mencoba meneliti di SMP

Negeri 3 Semarang dengan judul, “PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SISTEM MOVING CLASS

(Studi Kasus di SMP Negeri 3 Semarang).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalahnya yaitu:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMP Negeri 3 Semarang dengan sistem moving class?

2. Bagaimanakah kendala-kendala dalam pelaksanaan sistem moving class?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMP Negeri 3 Semarang dengan sistem moving class

Page 15: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

4

b. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan sistem

moving class

2. Manfaat Penelitian

a. Dari hasil pembahasan skripsi ini diharapkan dapat digunakan

sebagai tambahan kontribusi dalam ilmu pengetahuan khususnya

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa

b. Apabila dari hasil penelitian ini sistem moving class mempunyai

banyak sisi positifnya, diharapkan sistem moving class mampu

diterapkan oleh sekolah lain.

Page 16: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

5

BAB II

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DENGAN SISTEM MOVING CLASS

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan kajian-kajian terhadap penemuan-

penemuan terdahulu, baik buku-buku, skripsi, ataupun sumber lain yang

relevan terhadap penelitian yang sedang dilaksanakan. Adapun kajian pustaka

yang berkaitan dengan judul diatas adalah sebagai berikut:

1. Skripsi yang ditulis Firtia Iva Widyastuti yang berjudul “Implementasi

Pembelajaran tematik melalui metode moving class dalam pembelajaran

PAI di SDIT Bina Amal Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa implementasi sistem pembelajaran moving class untuk

meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran PAI di SDIT Bina

Amal Semarang menghasilkan lima bentuk, metode membaca dan

menulis, metode hafalan, metode demonstrasi, metode cerita, metode

pembiasaan diri. Secara umum metode ini diterapkan melalui tiga

tahapan yaitu tahapan kegiatan awal, inti dan penutup. Dalam hal ini

kegiatan pembelajaran PAI melalui metode-metode pembelajaran tematik

moving class sudah hampir mendekati teori yang ditetapkan di lembaga

itu. Hal ini dibuktikan dengan persiapan guru dalam mempraktekan

pembelajaran tematik, salah satu diantaranya mengelompokkan

kompetensi dasar sejenis atau beririsan dari masing-masing mata

pelajaran.

2. Skripsi Dwi Nur Sholihah yang berjudul “Implementasi Pembelajaran

Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dalam Upaya

meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SDN 1

Cepogo Boyolali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Implementasi

PAKEM dalam upaya meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama

Page 17: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

6

Islam siswa SDN 1 Cepogo Boyolali sudah berjalan dengan baik, hal ini

terbukti dengan diterapkannya metode-metode pembelajaran yang

menjadikan siswa aktif. Salah satu metode yang digunakan adalah

metode diskusi kelompok kecil (Small Group Discussion) pada

pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Sehingga pada metode ini

potensi yang dimiliki setiap siswa dapat dikembangkan karena melalui

masing-masing kelompok seorang siswa dapat dengan bebas

menyalurkan pemikiran mereka. 2) Hasil penerapan PAKEM dalam

upaya meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa

SDN 1 Cepogo Boyolali berdampak terhadap peningkatan mutu

pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun indikator peningkatan

mutu tersebut adalah: a) Dengan penerapan PAKEM siswa lebih aktif

dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam, b) siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya

dan mengembangkan daya imajinasi secara maksimal, c) memberikan

kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar

Pendidikan Agama Islam yang baik dengan cara menyediakan

lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif, d) dengan adanya PAKEM,

hasil belajar Pendidikan Agama Islam lebih meningkat dengan baik, e)

Guru dapat menciptakan metode-metode yang efektif sehingga siswa

lebih mudah memahami pelajaran Pendidikan Agama Islam.

3. Skripsi Ria Aprillia Nugraheni. 2011. Pengaruh Sistem Moving class dan

Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Menerapkan

Prinsip Kerjasama Dengan Kolega Dan Pelanggan ( Studi Kasus Pada

Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK

Negeri 9 Semarang ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa moving class

dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar. Hal ini

dibuktikan dengan uji F yang diperoleh Fhitung = 166,460, sehingga H3

yang berbunyi ” Ada pengaruh positif sistem moving class dan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar”, diterima. Pada pengujian secara parsial

(uji t) untuk variabel moving class (X1) diperoleh thitung = 2,362,

Page 18: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

7

sehingga H1 yang berbunyi “Ada pengaruh positif sistem moving class

terhadap prestasi belajar”, diterima. Untuk variabel motivasi belajar (X2)

diperoleh thitung = 5,225, sehingga H2 yang berbunyi “Ada pengaruh

positif motivasi belajar terhadap prestasi belajar”, diterima. Secara

simultan moving class dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi

belajar sebesar 73,6 %. Secara parsial pengaruh moving class terhadap

prestasi belajar sebesar 4,54%% dan pengaruh motivasi belajar terhadap

prestasi belajar sebesar 18,92%. Simpulan penelitian ini adalah moving

class dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar baik

secara simultan maupun parsial.

Dari penelitian yang telah dilakukan di atas, sekilas memang adanya

hubungan permasalahan dengan yang akan penulis teliti. Keunikan penelitian

ini dibanding dengan penelitian yang terdahulu yaitu menggambarkan tentang

pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

sistem moving class yang menyoroti tentang metode, materi, kompetensi-

kompetensi guru menguak kendala-kendala yang dihadapi pihak sekolah,

guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dari situlah penulis

mengadakan penelitian dengan judul skripsi “Pelaksanaan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan Sistem Moving Class, (Studi Kasus di SMP

Negeri 3 Semarang).”

B. Pelaksanaan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Menurut Elizabeth B. Hurlock,“Learning is development that

comes from exercise and effort.” 1

Artinya: “Belajar adalah suatu perkembangan setelah adanya (proses)

latihan dan usaha (belajar).”

Menurut Ngalim Purwanto “belajar merupakan suatu

perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah

1Elizabeth B. Hurlock, Child Development, (Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, 1982),

hlm. 28.

Page 19: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

8

kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan

mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk”.2

Menurut James O. Whittaker, belajar sebagai proses di mana

tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman.3

Menurut Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is

the process by which behavior (in the broader sense) is originated or

changed through practice or training.4 Belajar adalah proses dimana

tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui

praktek atau latihan.

Menurut Mahmud, kata kunci dari belajar adalah perubahan

perilaku.5

Dari beberapa pengertian tentang belajar tersebut. Menurut

Sumadi Suryabrata paling tidak ada tiga aspek penting dalam belajar,

yaitu:

a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral

changes, actual maupun potensial),

b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya

kecakapan baru,

c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).6

Jadi belajar adalah didapatkannya pengalaman baru dan

perubahan perilaku melalui usaha dan pengalaman yang dilakukan

dengan sadar.

2M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2011),

hlm. 85.

3Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 12.

4 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 13.

5 Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hlm. 63.

6Sumadi Suryabrata, Pengantar Psikologi Pendidikan,(Yogyakarta: YPF Psikologi UGM,

2010), hlm. 232.

Page 20: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

9

2. Ciri-ciri Belajar

Dari pengertian belajar adalah didapatkannya pengalaman baru

dan perubahan perilaku melalui usaha dan pengalaman yang

dilakukan dengan sadar, maka ada beberapa perubahan tertentu yang

dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar, antara lain:

a. Perubahan yang terjadi secara sadar (Intensional)

b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

c. Perubahan dalam belajar positif dan aktif

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku7

g. Perubahan yang berkesinambungan (Kontinyu)8

Dari ciri-ciri diatas akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Perubahan yang terjadi secara sadar (Intensional)

Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha yang

dilakukan dengan sadar. Jadi, Individu bersangkutan menyadari telah

terjadi perubahan dalam dirinya. Misalnya, setelah belajar materi

sifat-sifat terpuji dalam Pendidikan Agama Islam, siswa jadi lebih

memahami apa saja sikap yang harus ditampilkan dalam kehidupan

sehari-hari, siswa menyadari pengetahuannya bertambah,

kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah dan perilakunya

menjadi lebih terpuji dari sebelumnya.

b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan

untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik masa

sekarang maupun masa mendatang.9 Contoh: dalam perkuliahan

mahasiswa belajar ilmu Psikologi Pendidikan, dengan belajar

7 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 15-16.

8 Mahmud, Psikologi Pendidikan, hlm. 64.

9 Mahmud, Psikologi Pendidikan, hlm. 64.

Page 21: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

10

Psikologi Pendidikan mahasiswa bisa menerapkannya dalam diri

maupun dalam pekerjaannya kelak menjadi guru.

c. Perubahan dalam belajar positif dan aktif

Setelah melalui perbuatan belajar, perubahan perilaku akan

menunjukkan kemajuan yang positif dan usaha untuk lebih aktif

untuk melakukan perubahan. Perilaku akan terarah lebih baik setelah

melakukan perbuatan belajar.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar

cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam

dirinya.10

Misalnya, seorang siswa yang belajar komputer, jika

dilatih dan digunakan terus maka keterampilan dalam memainkan

komputer akan menetapdan melekat.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Seseorang yang melakukan perbuatan belajar, pasti

mempunyai tujuan yang akan dicapai, entah tujuan jangka pendek,

jangka menengah ataupun jangka panjang. Misalnya, mahasiswa

yang kuliah di bidang Pendidikan dengan tujuan jika lulus akan

menjadi guru di suatu sekolah.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang terjadi pada individu yang telah melakukan

perbuatan belajar maka akan berdampak baik pada perubahan

tingkah laku individu tersebut. Misalnya, seseorang yang belajar

mengendarai mobil, lama kelamaan individu tersebut akan mudah

mengendarai dan mahir dalam menjalankan mobil.

10

Mahmud, Psikologi Pendidikan, hlm. 65.

Page 22: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

11

g. Perubahan yang berkesinambungan (Kontinyu)

Bertambahnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh sebelumnya.11

Misalnya, seorang yang

belajar komputer dalam program Word atau mengetik biasa

kemudian dilanjutkan dalam berlatih program Excel, ilmu yang

sebelumnya akan berguna bagi kelangsungan belajar ilmu

selanjutnya.

3. Teori- teori Belajar

a. Teori Koneksionisme

Teori koneksionisme (connectionism) adalah teori yang

ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L. Thorndike

berdasarkan eksperimen yang ia lakukan pada tahun 1980-an.

Eksperimen Thondike ini menggunakan hewan-hewan terutama

kucing untuk mengetahui fenomena belajar.12

Menurut teori ini

belajar adalah pembentukan atau penguatan hubungan antara

stimulus dan respons.13

Misalnya, seorang guru memberikan

pertanyaan kepada siswa, Apa kitab suci agama Islam? Kemudian

siswa menjawab “ Al Qur’an”, kemudian guru menilai benar dan

dilanjutkan tepuk tangan. Pertanyaan Apa kitab suci agama Islam?

Itu adalah sebagai stimulus, sedangkan jawaban Al Qur’an adalah

sebagai bentuk respon, dan guru menjawab benar dan dilanjutkan

tepuk tangan itu sebagai penguat.

Dalam penelitiannya Thorndike menyimpulkan bahwa

proses belajar melalui dua bentuk yaitu trial and error dan law and

11

Mahmud, Psikologi Pendidikan, hlm. 64.

12 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, Cet. III, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 103.

13 Mahmud, Psikologi Pendidikan, hlm. 75.

Page 23: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

12

effect.14

Law and effect mengandung arti bahwa segala tingkah laku

yang mengakibatkan suatu keadaan yang memuaskan akan diingat

dan dipelajari dengan sebaik-baiknya. Adapun tingkah laku yang

mengakibatkan ketidaksenangan akan diabaikan dan dilupakan.

Kaitannya dalam pendidikan adanya sistem reward and punishment,

dimana guru akan memberikan penghargaan bagi siswa yang bisa

menjawab pertanyaan dan siswa yang tidak bisa menjawab

pertanyaan diberi hukuman.

b. Teori Pavlovionisme

Teori Pavlovionisme atau teori pembiasaan klasikal (clasical

conditioning) ini berkembang berdasarkan eksperimen yang

dilakukan oleh Ivan Pavlov, seorang ilmuwan besar Rusia yang

berhasil menggondol hadiah Nobel paa tahun 1909. Pada dasarnya

classical conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan refleks

baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks

tersebut.15

Teori ini bisa dikatakan refleks bersyarat.16

Misalnya,

seorang pengendara motor tentu akan berhenti ketika melihat lampu

lalu lintas berwarna merah dan akan segera bergerak ketika melihat

lampu lalu lintas berwarna hijau.

c. Teori Pembiasaan Perilaku Respons

Teori pembiasaan perilaku respons (operant conditioning) ini

merupakan teori belajar yang berusia paling muda dan masih sangat

berpengaruh di kalangan para ahli psikologi belajar masa kini.

Pencetus teori ini yaitu Burrhus Frederic Skinner. Operant adalah

14

Mahmud, Psikologi Pendidikan, hlm. 76.

15 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, hlm. 105.

16 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 26.

Page 24: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

13

sejumlah perilaku atau respons yang membawa efek yang sama

terhadap lingkungan yang dekat.17

4. Pelaksanaan pembelajaran

Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru

untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar

memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap.18

Beberapa definisi pembelajaran menurut para ahli, antara lain:

a. Prof. Dr. Sukintaka

Pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru

mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi disamping itu juga

terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya. Jadi, di

dalam suatu peristiwa pembelajaran terjadi dua kejadian secara

bersama, ialah pertama, ada satu pihak yang memberi dan kedua,

pihak lain yang menerima. Oleh sebab itu, dalam peristiwa tersebut

dapat dikatakan terjadi proses interaksi edukatif.19

b. Dr. Oemar Hamalik

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, pelengkap dan prosedur

yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia

terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari peserta didik, guru dan

tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi

buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio

dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas,

perlengkapan audiovisual, juga komputer, prosedur, meliputi jadwal

17

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, hlm. 107.

18Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006),

hlm. 157.

19 Sukintaka, Teori Pendidikan Jasmani, Filosofis, Pembelajaran dan Masa Depan,

(Bandung: Nuansa Cendekia, 2004), hlm. 55.

Page 25: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

14

dan metode penyampaian informasi, praktek, belajar, ujian dan

sebagainya.20

c. Agus Suprijono

Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses,

cara, perbuatan mempelajari.21

Oleh karena itu pembelajaran mempunyai tujuan yaitu membantu

pada peserta didik agar memperoleh berbagai pengalaman baik kuantitas

maupun kualitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan,

keterampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali

sikap dan perilaku peserta didik.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.

Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti

dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk

mengikuti pembelajaran

2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang

akan dicapai

4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan

sesuai silabus22

b. Kegiatan inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran

untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,

20

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 57.

21 Agus Suprijono, Cooperative Learning- Teori & Aplikasi Paikem, cet. III, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 13.

22 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:

RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 144.

Page 26: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

15

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat

dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi

proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

1) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan

dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari

dengan menerapkan prinsip alam takambang (potensi) jadi

guru dan belajar dari aneka sumber

b) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar lain

c) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta

antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber

belajar lainnya

d) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran

e) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di

laboratorium, studio atau lapangan.23

2) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang

beragam melalui tugas-tugas tertentu bermakna

b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,

diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru

baik secara lisan maupun tertulis

23

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 145.

Page 27: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

16

c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut

d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif

dan kolaboratif

e) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk

meningkatkan prestasi belajar

f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi

yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual

maupun kelompok

g) Memfasilitsi peserta didik untuk menyajikan kreasi, kerja

individual maupun kelompok

h) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,

festival, serta produk yang dihasilkan

i) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang

menumbuhkan kebanggaandan rasa percaya diri peserta

didik.24

3) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a) Memberikan umpanbalik positif dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap

keberhasilan peserta didik

b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan

elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber

c) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman

belajar yang dilakukan

d) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman

yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:

(1) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitor dalam

menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi

24

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 145.

Page 28: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

17

kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan

benar

(2) Membantu menyelesaikan masalah

(3) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan

pengecekan hasil eksplorasi

(4) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh

(5) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang

kurang atau belum berpartisipasi aktif.25

c. Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran

2) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran

4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling

dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun

kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik

5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.26

C. Moving Class

1. Pengertian Moving Class

Moving Class adalah salah satu sistem pembelajaran yang mana

setiap guru mata pelajaran sudah siap mengajar di ruang kelas yang telah

ditentukan sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya sehingga saat

pergantian pelajaran bukan guru yang datang ke kelas siswa, namun

25 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 146-147.

26 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 147.

Page 29: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

18

siswa datang ke kelas guru.27

Sistem moving class ini, seorang siswa

dituntut untuk kreatif dalam belajar. Guru sudah tidak saatnya lagi

memerintahkan siswa untuk belajar. Namun siswa harus belajar dengan

kesadaran sendiri, sehingga siswa mampu menguasai konsep dengan

sepenuhnya, maka siswa yang berperan aktif dalam menerima pelajaran

dari guru.

Moving Class merupakan belajar mengajar bercirikan siswa yang

mendatangi guru di kelas bukan sebaliknya, sehingga terdapat penamaan

kelas berdasarkan bidang studi misalnya kelas kompetensi matematika,

kelas kompetensi agama dan lain sebagainya.

2. Tujuan dan manfaat Moving Class

a. Menciptakan sistem pembelajaran baru dalam pembelajarannya

Upaya menciptakan sistem pembelajaran baru dalam

pembelajaran diantaranya pengajaran dapat diselenggarakan dengan

jumlah siswa yang banyak dibawah bimbingan seorang guru.

Prinsip-prinsip individualitas maupun kelompok, siswa terlibat aktif

melakukan tugas-tugas individualitas maupun kelompok, siswa

terlibat aktif melakukan tugas-tugas dengan tidak terikat pada

ruangan yang terbatas.

Sistem pembelajaran yang tidak terikat dalam satu kelas

(moving class) diharapkan siswa lebih aktif dan mandiri melakukan

aktifitasnya sendiri sehingga mendukung siswa lebih aktif dan

mandiri, siswa dapat menyelesaikan tugas menurut kecakapan, minat

dan perhatian.28

27

Muhammad Saifullah, dalam http://koran.seveners.com., diakses 31 Januari 2011.

28Djaja Djajuri, dkk., Upaya Pembelajaran dalam Pendidikan dan Pengajaran,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), hlm. 177.

Page 30: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

19

b. Terjadinya kerja sama antar siswa dalam kegiatan belajar

Waktu pergantian mata pelajaran siswa harus berpindah

dalam kelas yang berbeda sehingga dibutuhkan adanya kerja sama

dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan belajar bersama dapat

membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di

kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif, namun kemampuan

untuk belajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil akan

memungkinkan siswa untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif

dengan khusus.29

c. Memulihkan motivasi Belajar siswa

Dengan sistem moving class, siswa tentunya akan selalu

memperoleh suasana baru sehingga dapat mengurangi kebosanan di

dalam kelas. Beberapa kelas siswa mengembangkan perasaan

akrabnya terhadap teman kelas lainnya. Secara khusus peserta didik

telah mengambil bagian dalam aktifitas belajar aktif.30

Maka akan

tercipta pembelajaran yang menyenangkan.

d. Guru dapat mempersiapkan dan merencanakan materi secara baik

Keterkaitan guru terhadap program pembelajaran menjadikan

guru terikat terhadap tujuan yang dirumuskan dalam program

pembelajaran.31

Dengan kesiapan guru dalam menyampaikan materi

akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan.

29

Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Active, (Bandung:

Nusa Media Nuansa, 2006), Cet. III, hlm. 31.

30Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Active, hlm. 274.

31 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, hlm. 124.

Page 31: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

20

e. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Waktu Pembelajaran

Guru mata pelajaran tetap berada di ruang/laboratorium mata

pelajarannya, sehingga waktu guru mengajar tidak terganggu dengan

hal-hal lain.

f. Meningkatkan Disiplin Siswa dan Guru

1) Guru akan dituntut datang tepat waktu, karena kunci setiap

ruang/laboratorium dipegang oleh masing-masing guru mata

pelajaran.

2) Siswa ditekankan oleh setiap guru mata pelajaran untuk masuk

tepat waktu pada saat pelajarannya.32

g. Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan

media pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa

sehari-hari.

h. Meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab,

mengemukakan pendapat dan bersikap terbuka pada setiap mata

pelajaran.33

3. Strategi Pelaksanaan Moving Class

a. Pengelolaan Perpindahan Peserta didik

1) Peserta didik berpindah ruang belajar sesuai mata pelajaran yang

diikuti berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan

2) Waktu perpindahan antar kelas adalah 5 menit

3) Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan tempat

duduknya sendiri

32

Anim Hadi, “Mengapa harus menggunakan moving class?”, dalam

http://animhadi.wordpress.com, diakses 16 November 2008. 33

Anim Hadi, “Mengapa harus menggunakan moving class?”, dalam

http://animhadi.wordpress.com, diakses 16 November 2008.

Page 32: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

21

4) Peserta didik perlu ditegaskan peraturan tentang penggunaan

ruang dan tata tertib dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran

serta konsekuensinya

5) Bel tanda perpindahan suatu kegiatan pembelajaran dibunyikan

pada saat pelajaran kurang 5 menit

6) Sebelum tersedia loker, peserta didik diperkenankan membawa

tas masuk dalam ruang belajar. Kegiatan pembelajaran di

Laboratorium dibuat peraturan tersendiri hasil kesepakatan guru

dengan laboran

7) Peserta didik diberi toleransi keterlambatan 10 menit, diluar

waktu tersebut peserta didik tidak diperkenankan masuk kelas

sebelum melapor kepada guru piket atau Penanggung Jawab

Akademik

8) Keterlambatan berturut-turut lebih dari 3 (tiga) kali diadakan

tindakan pembinaan yang dilakukan Penanggung Jawab

akademik bersama dengan Guru Pembimbing.34

b. Pengelolaan ruang belajar-mengajar

1) Guru diperkenankan untuk mengatur ruang belajar sesuai

karakteristik mata pelajarannya

2) Ruang belajar setidak-tidaknya memiliki sarana dan media

pembelajaran yang sesuai, Jadwal Mengajar Guru, Tata Tertib

Peserta didik dan Daftar Inventaris yang ditempel di dinding.

3) Ruang belajar dapat dilengkapi dengan perpustakaan referensi

dan sarana lainnya yang mendukung proses Pembelajaran

4) Tiap rumpun Mata pelajaran telah disediakan prasarana

multimedia. Penggunaan prasarana diatur oleh Penanggung

Jawab Rumpun Mata Pelajaran

34

Anim Hadi, “Mengapa harus menggunakan moving class?”, dalam

http://animhadi.wordpress.com, diakses 16 November 2008.

Page 33: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

22

5) Guru bertanggungjawab terhadap ruang belajar yang

ditempatinya. Dengan demikian setiap guru memiliki kunci

untuk ruang masing-masing.35

c. Pengelolaan Administrasi Guru dan Peserta didik

1) Guru berkewajiban mengisi daftar hadir peserta didik dan guru

2) Guru membuat catatan-catan tentang kejadian-kejadian di kelas

brerdasarkan format yang telah disediakan

3) Guru mengisi laporan kemajuan belajar peserta didik, absensi

peserta didik, keterlambatan peserta didik dan membuat rekapan

sesuai format yang disediakan

4) Guru membuat laporan terhadap hal-hal khusus yang

memerlukan penanganan kepada Penanggung Jawab Akademik

5) Guru membuat Jadwal topik/materi yang diajarkan kepada

peserta didik yang ditempel di ruang belajar36

d. Pengelolaan Remedial dan Pengayaan

1) Remedial dan Pengayaan dilaksanakan diluar jam kegiatan

Tatap Muka dan Praktik.

2) Remedial dan Pengayaan dilaksanakan secara TIM Teaching,

dimana kolaboran dapat menjadi guru utama pada materi

tertentu

3) Kegiatan Remedial dan Pengayaan dapat menggunakan waktu

dalam kegiatan Pembelajaran Tugas Terstruktur (25 menit)

maupun Tak terstruktur ( 25 menit ) .

4) Remedial dan Pengayaan dilaksanakan dalam waktu berbeda

maupun secara bersamaan jika memungkinkan, misal : Guru

35

Anim Hadi, “Mengapa harus menggunakan moving class?”, dalam

http://animhadi.wordpress.com, diakses 16 November 2008.

36 Anim Hadi, “Mengapa harus menggunakan moving class?”, dalam

http://animhadi.wordpress.com, diakses 16 November 2008.

Page 34: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

23

utama memberi pengayaan, sedangkan kolaboran memberi

remedial.

5) Remedial dan Pengayaan dilaksanakan secara berkelanjutan

berdasarkan hasil analisis postest, ulangan harian dan ulangan

mid semester.37

e. Pengelolaan Penilaian

1) Penilaian dilakukan untuk mengukur proses dan produk hasil

pembelajaran

2) Penilaian Proses dilakukan setiap saat untuk menilai kemajuan

belajar peserta didik, sedangkan penilaian produk/hasil belajar

dilakukan melalui ulangan harian, mid semester maupun

ulangan semester.

3) Penilaian meliputi Kognitif, Praktik dan Sikap yang disesuaikan

dengan peraturan yang telah ditetapkan serta mengacu pada

karakteristik mata pelajaran

4) Hasil penilaian dimasukkan sesuai dengan format yang telah

disediakan dalam bentuk file excel yang kemudian diserahkan

kepada Penanggung Jawab Akademik

5) Untuk memudahkan Pengelolaan hasil penilaian maka hasil-

hasil penilaian harian yang telah dilaksanakan segera diserahkan

kepada Penanggung Jawab Akademik agar dapat dimasukkan

kedalam Pengelolaan SIM Sekolah oleh Tim TIK

6) Tidak diadakan Remedial untuk ujian/ulangan semester.

Remedial dilakukan sesuai dengan ketentuan pengelolaan

Remedial dan Pengayaan.

7) Guru mata pelajaran bertanggungjawab dan memiliki

kewenangan penuh terhadap hasil penilaian terhadap mata

37

Anim Hadi, “Mengapa harus menggunakan moving class?”, dalam

http://animhadi.wordpress.com, diakses 16 November 2008.

Page 35: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

24

pelajaran yang diampunya. Segala perubahan terhadap hasil

penilaian hanya dapat dilakukan oleh guru yang bersangkutan.38

D. Metode-metode Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran materi ajar akan diserap oleh siswa

lebih dalam jika guru mampu mengajarkan materi lebih menarik, dengan

penggunaan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan, siswa akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang

diajarkan. Dengan menggunakan metode-metode pembelajaran yang tepat,

yang disesuaikan dengan materi pelajaran siswa tidak akan merasa bosan

dengan pelajaran yang diajarkan.

Metode-metode pembelajaran yang sering digunakan antara lain:

1. Metode Ceramah

Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Guru

menjelaskan materi di depan kelas dengan waktu yang sudah ditentukan.

Dalam metode ceramah ini murid duduk, melihat dan mendengarkan

serta percaya bahwa apa yang diceramahkan guru itu adalah benar. Murid

mencatat hasil ceramah dan kemudian menghafalnya.

2. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode pembelajaran yang

memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan murid.39

Guru memberikan pertanyaan kemudian siswa menjawab, maupun

sebaliknya siswa bertanya, guru yang akan menjawab, sehingga ada

hubungan timbal balik antara guru dan siswa.

38

Anim Hadi, “Mengapa harus menggunakan moving class?”, dalam

http://animhadi.wordpress.com, diakses 16 November 2008. 39

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL

Media Group, 2008), hlm. 20.

Page 36: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

25

3. Metode diskusi

Diskusi pada dasarnya adalah saling menukar informasi pendapat

dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk

mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang

sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan

bersama.40

4. Metode eksperimen

Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu

seperti ilmu alam, ilmu kimia, dan sejenisnya. Biasanya digunakan

terhadap ilmu-ilmu alam yang di dalam penelitiannya menggunakan

metode yang sifatnya obyektif, baik yang dilakukan di dalam/di luar

kelas maupun di dalam suatu laboratorium tertentu.

5. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan peragaan

langsung agar siswa lebih mengerti dan paham. Biasanya dalam

Pendidikan Agama Islam metode ini digunakan untuk mempraktekkan

shalat, wudhu, dan membaca Al Qur’an.

6. Metode pemberian tugas dan resitasi

Metode pemberian tugas dan resitasi adalah suatu cara dalam

proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid

mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan

kepada guru.

7. Metode sosio drama (Role Playing)

Metode sosio drama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku

dalam hubungannya dengan masalah sosial. Kalau drama atau sandiwara

itu dilakukan oleh sekelompok orang untuk memainkan suatu cerita yang

telah disusun naskah ceritanya dan dipelajari sebelum dimainkan.

40

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 20.

Page 37: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

26

8. Metode Drill (Latihan)

Metode drill biasanya digunakan untuk mengulang atau latihan

kembali. Latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu

dapat dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik.

9. Metode kerja kelompok

Metode kerja kelompok adalah metode dimana siswa dibagi dalam

kelompok kecil, dikarenakan guru akan memberikan tugas pada masing-

masing kelompok dengan bahasan tema yang berbeda.

10. Metode Proyek

Metode ini disebut juga dengan teknik pembelajaran unit.41

Siswa

diberi bermacam-macam masalah dan anak didik bersama-sama

menghadapi masalah itu dengan mengikuti langkah-langkah tertentu

secara ilmiah, logis dan sistematis.

11. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)

Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) merupakan suatu

metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan

memecahkan persoalan-persoalan tertentu.

12. Metode sistem Regu (team teaching)

Team teaching pada dasarnya ialah metode mengajar, dua orang

guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa. Jadi

kelas dihadapi beberapa guru.

13. Metode karyawisata (Field-trip)

Metode karyawisata merupakan perjalanan atau pesiar yang

dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, dan

secara langsung di suatu tempat tertentu yang mempunyai obyek ilmiah

dalam rangka belajar. Biasanya setelah karya wisata siswa membuat

laporan tertulis hasil dari pengamatan yang ada di temapat karyawisata,

bisa disebut juga dengan study tour.

41

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 22.

Page 38: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

27

14. Metode Resourch Person (Manusia Sumber)

Metode Resourch Person dimaksudkan ialah orang luar (bukan

guru) memberikan pelajaran kepada siswa.42

Orang luar ini diharapkan

memiliki keahlian khusus, misalnya: petugas haji dari KBIH,

menjelaskan tentang praktek ibadah haji, dan langsung mengunjungi

tempat miniatur Haji yang sesuai di Negara Asalnya. Siswa bisa

mengetahui langsung dan mempraktekkannya ditempat itu dengan binaan

petugas haji.

15. Metode survai masyarakat

Survai berarti cara untuk memperoleh informasi atau keterangan

dari sejumlah unit tertentu dengan jalan observasi dan komunikasi

langsung. Masalah-masalah yang dipelajari dalam survai adalah masalah-

masalah sosial.

16. Metode simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang berarti pura-pura atau

berbuat seolah-olah. Dengan demikian simulasi dalam metode

pembelajaran dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu

(bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau melalui

proses tingkah laku imitasi43

. Atau bermain peranan mengenai suatu

tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang

sebenarnya.44

Dalam menerapkan metode-metode diatas harus disesuaikan dengan

materi pelajaran yang akan diajarkan oleh guru. Penerapan metode-

metode tersebut diharapkan mampu mencakup 3 ranah pembelajaran

yang diangkat oleh Benyamin S. Bloom. 3 ranah pembelajaran tersebut

antara lain:

42

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 23.

43Berarti tiruan

44 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 24.

Page 39: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

28

1. Ranah Psikomotor

Mengembangkan kekuatan otot dan koordinasi adalah fungsi

utama tujuan-tujuan dalam ranah psikomotor.45

Penekanan yang

sangat besar pada ranah psikomotorik diberikan pada materi-materi

semisal pendidikan fisik, pendidikan profesi,dan musik.

Tingkatan-tingkatan dalam ranah Psikomotor antara lain:

a. Gerakan-gerakan Refleks

b. Gerakan- gerakan Dasar

c. Kemampuan-kemampuan Persepsi

d. Kemampuan-kemampuan Fisik

e. Gerakan- gerakan Terampil

f. Komunikasi yang Nondiskursif46

Tingkatan-tingkatan diatas akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Gerakan-gerakan Refleks

Gerakan yang muncul tanpa kemauan yang sadar dalam diri

pembelajar. Misalnya, seorang anak melihat temannya jatuh,

maka dia segera menolongnya.

b. Gerakan- gerakan Dasar

Pola-pola gerakan dasar terjadi pada pembelajar selama

berumur satu tahun.47

Aktivitas gerakan dasar umumnya

meliputi tindakan melacak benda secara visual, mencapai,

memahami, memanipulasi sasaran dengan tangan, dan terus

berkembang yang ditandai dengan tingkat-tingkat

perkembangan, seperti merangkak, menjalar dan akhirnya

berjalan.

45

David A. Jacobsen, dkk, Methods for Teaching, ed. 8, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2009), hlm. 91.

46 David A. Jacobsen, dkk, Methods for Teaching, hlm. 91-92.

47 David A. Jacobsen, dkk, Methods for Teaching, hlm. 91.

Page 40: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

29

c. Kemampuan-kemampuan Persepsi

Fungsi gerakan dan persepsi merupakan dua hal yang tidak

dapat dipisahkan.48

Kemampuan ini memudahkan siswa untuk

membuat penyesuaian yang dibutuhkan dalam lingkungannya.

d. Kemampuan-kemampuan Fisik

Kemampuan fisik yang mencakup stamina, kekuatan,

fleksibilitas, dan ketangkasan sangatlah bermanfaat untuk

efisiensi pembelajar.

e. Gerakan- gerakan Terampil

Gerakan ini bisa berarti kecakapan dalam mengerjakan

sebuah tugas. Skill ini juga memberikan efisiensi dalam

performa perilaku gerak tertentu yang rumit dan masuk akal.

f. Komunikasi yang Nondiskursif

Pada tingkatan ini, siswa mengembangkan gaya gerakan

yang mengomunikasikan perasaannya tentang dirinya yang

afektif pada pengamat yang perspektif.49

Menafsirkan secara

tepat aktivitas-aktivitas gerakan yang komunikatif ini dapat

meningkatkan persepsi pendidiktentang perasaan, kebutuhan

dan minat siswa dengan cara ini memungkinkan pendidik untuk

memilih strategi pembelajaran yang lebih ampuh dan bermakna

bagi pembelajar.

2. Ranah Afektif

Ranah Afektif berkaitan dengan tingkah laku, perasaan dan

nilai.50

Fokus utama ranah afektif adalah pengembangan sikap-sikap

dan nilai-nilai. Sikap terbentuk dari pengalaman merupakan sesuatu

yang menguntungkan sebab ini bisa memungkinkan guru untuk

mempengaruhi sikap-sikap ini secara positif.

48

David A. Jacobsen, dkk, Methods for Teaching, hlm. 91.

49 David A. Jacobsen, dkk, Methods for Teaching, hlm. 92.

50 David A. Jacobsen, dkk, Methods for Teaching, hlm. 92.

Page 41: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

30

Tingkatan-tingkatan dalam ranah Afektif yaitu menerima,

merespons, menghargai, dan mengatur.51

Tingkatan-tingkatan ini

akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Menerima

Tingkatan terendah dalam ranah afektif adalah menerima

(receiving). Moment saat siswa menunjukkan tingkat pemikiran

terbuka (open-mindedness) terhadap gagasan baru dan siswa

mampu menerima gagasan yang berbeda.

b. Meresponns

Dalam tingkatan merespons (responding), siswa

menunjukkan minat, keterlibatan, atau bahkan komitmen. Misal,

siswa mampu berdialog dan berdiskusi dalam suatu kajian tema

tertentu.

c. Menghargai

Tingkatan menghargai (valuing) ini menyiratkan siswa

merasakan sikap, nilai, atau kepercayaan yang berharga dan

berhasil memasukkan beberapa hal tersebut dalam perilakunya,

sehingga tercermin dalam perilaku sehari-harinya.

d. Mengatur

Tingkatan mengatur (organization) ini, menyiratkan sebuah

komitmen yang menyeluruh dan terpadu terhadap kepercayaan

atau kedudukan tertentu.52

Misal, materi toleransi beragana yang

dipelajari di sekolah bisa diterapkan dalam diri di kehidupan

sehari-hari.

3. Ranah Kognitif

Ranah ini adalah yang paling umum diterapkan di sekolah-

sekolah karena fokus dalam penyebaran pengetahuan. Tingkatan-

tingkatan dalam ranah kognitif ini antara lain, mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,

51 David A. Jacobsen, dkk, Methods for Teaching, hlm. 92-93.

52 David A. Jacobsen, dkk, Methods for Teaching, hlm. 93.

Page 42: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

31

menciptakan.53

Tingkatan-tingkatan ini akan dijelaskan sebagai

berikut:

a. Mengingat

Mengingat nama-nama, hari-hari, dan istilah-istilah penting

dalam materi pelajaran.

b. Memahami

Mengucapkan kembali informasi dengan bahasa sendiri dan juga

menerjemahkan itu termasuk dalam bentuk memahami.

c. Menerapkan

Mengharuskan siswa menggunakan informasi dalam beberapa

jenis pemecahan masalah, kemudian menerapkan pemecahan

masalah dengan masalah yang lain.

d. Menganalisis

Analisis merupakan aktivitas yang melibatkan proses

mengamati seluruh entitas atau fenomena dan memetakannya ke

dalam beberapa bagian yang terpisah, atau menentukan ciri-ciri

khususnya.

e. Mengevaluasi

Tingkatan ini mengharuskan siswa untukmelakukan keputusan

penilaian beberapa hasil atau pekerjaan.

f. Menciptakan

Aktifitas menciptakan melibatkan proses meletakkan sesuatu

secara bersama-sama untuk menghasilkan suatu hal yang baru

dan unik.54

E. Kompetensi Guru

Dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

pasal 28 ayat 3 menerangkan Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini

meliputi:

53

David A. Jacobsen, dkk, Methods for Teaching, hlm. 94-96.

54 David A. Jacobsen, dkk, Methods for Teaching, hlm. 96.

Page 43: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

32

1. Kompetensi pedagogik

2. Kompetensi kepribadian

3. Kompetensi profesional

4. Kompetensi sosial55

Guru harus mempunyai kompetensi-kompetensi diatas. 4 Kompetensi

tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya.

2. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik

dan berakhlak mulia

3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan

4. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar.56

Jadi, seorang guru harus mempunyai 4 kompetensi diatas sebagai

modal untuk menjadi pendidik.

55

Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Departemen Agama RI, Undang-undang

dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Pendidikan,(Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam, 2007), hlm. 155.

56 Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Departemen Agama RI, Undang-undang

dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Pendidikan, hlm. 210.

Page 44: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

33

F. Kendala-Kendala

Kendala adalah halangan, rintangan, gendala, faktor atau keadaan yang

membatasi, menghalangi atau mencegah pencapaian sasaran.57

57

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: PT Gramedia, 2008), Ed. IV, hlm. 667.

Page 45: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

33

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah

jenis penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (Field

Research) adalah penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat

tertentu baik di lembaga – lembaga dan organisasi kemasyarakatan (sosial)

maupun lembaga-lembaga pemerintahan.1 Dalam hal ini, penulis mengadakan

penelitian di SMP Negeri 3 Semarang.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan studi kasus. Studi kasus yaitu

penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam, terhadap

suatu organisasi lembaga atau masyarakat mengenai gejala-gejala tertentu.2

Jenis studi kasus dalam penelitian ini adalah studi kasus intrinsik

(intrinsic case study). Jenis ini ditempuh oleh peneliti yang ingin lebih

memahami sebuah kasus tertentu. Jenis ini ditempuh bukan karena suatu

kasus mewakili kasus-kasus lain atau karena menggambarkan sifat atau

problem tertentu, namun karena, dalam seluruh aspek kekhususan dan

kesederhanaannya, kasus itu sendiri menarik minat.3

Hal terpenting bagi seorang peneliti kualitatif yang menggunakan

pendekatan studi kasus adalah sebagai berikut:

1) Membingkai kasus dan mengonseptualisasikan objek penelitian

2) Memilih fenomena (gejala), menentukan tema-tema atau isu-isu yang

menjadi fokus pertanyaan riset

1

Hadari Nawawi, Metode Penelitian bidang Sosial, (Yogyakarta: gajahmada University

Press, 1991), Cet. V, hlm. 31.

2Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Asdi

Mahasatya, 2006), Cet.XIII, hlm. 142.

3 Robert E. Stake,”Studi Kasus”, dalam Norman K Denzin dan Yvonna S. Lincoln (eds),

Handbook Of Qualitative Research, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 301.

Page 46: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

34

34

3) Melacak pola-pola data untuk memperkaya isu-isu dalam penelitian

4) Menggunakan teknik triangulasi untuk hasil-hasil observasi penting dan

landasan interpretasi

5) Menghadirkan beberapa alternatif penafsiran

6) Merumuskan pernyataan sikap atau generalisasi tentang kasus4

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

Alasan menggunakan penelitian kualitatif adalah karena permasalahan belum

jelas, holistik, dan penuh makna sehingga data pada kondisi/obyek penelitian

yang menjadi sumber data itu tidak mungkin diperoleh melalui instrumen tes,

angket dan pedoman wawancara. Penelitian ini bersifat deskriptif. Karena

penelitian ini berusaha menggambarkan kenyataan-kenyataan tentang

pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan sistem moving

class di SMP Negeri 3 Semarang.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian: SMP Negeri 3 Semarang

Waktu penelitian: 7 Oktober – 7 November 2011

D. Data-data Penelitian

Data yang akan dicari yaitu

a. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan sistem

Moving Class

b. Kendala-kendala dalam pelaksanaan sistem Moving Class

4 Robert E. Stake,”Studi Kasus”, dalam Norman K Denzin dan Yvonna S. Lincoln (eds),

Handbook Of Qualitative Research, hlm. 313.

Page 47: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

35

35

E. Sumber penelitian

Sumber data dalam penelitian lapangan adalah orang atau lembaga

yang diteliti.5 Dalam penelitian ini, data-data yang dijadikan acuan dalam

penelitian ini diambil dari banyak sumber, antara lain:

a. Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Semarang

b. Staf Guru atau Pengajar SMP Negeri 3 Semarang

c. Siswa SMP Negeri 3 Semarang

d. Kepustakaan, arsip maupun dokumen yang berkaitan dengan penelitian

tersebut.

Jenis Data Sumber Data Metode

Pengumpulan

data

Analisis Data

Pelaksanaan

pembelajaran

Pendidikan Agama

Islam dengan

sistem Moving

Class

- Guru

- Siswa

Observasi Deskriptif

Kendala-kendala

dalam pelaksanaan

sistem Moving

Class

- Kepala

Sekolah

- Guru

- Siswa

Wawancara Deskriptif

dengan

teknik

triangulasi

Sejarah dan profil

SMP Negeri 3

Semarang

- Kepustakaan Dokumentasi Deskriptif

F. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan sistem Moving Class (Studi Kasus di SMP

Negeri 3 Semarang)

5

Tim Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Pedoman penulisan Skripsi

Program Strata Satu, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010), hlm.20.

Page 48: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

36

36

G. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan data

adalah sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan terhadap objek.6 Pengumpulan data dengan

observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan

mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.7

Melalui pengamatan mata dan kepala sendiri seorang peneliti diharuskan

melakukan tindakan pengamatan terhadap tindakan dan perilaku

responden di lapangan dan kemudian mencatat dan merekamnya sebagai

material utama untuk dianalisis.8

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

sistem Moving Class. Sumber Data diperoleh dari kegiatan Guru dan

murid saat Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas.

b. Metode interview (wawancara)

Lexy J. Moleong mengartikan wawancara

(interview) adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan

oleh dua pihak, yaitu interviewer (pewawancara) sebagai pengaju

pertanyaan dan interviewee (terwawancara) sebagai pemberi jawaban.

Tujuan dari metode interview ini adalah mengkonstruksi mengenai orang,

kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain

sebagainya.9 Pendapat itu senada dengan Muhammad Ali, Wawancara

adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

6 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 72.

7 Moh. Nadzir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indah, 2005), cet. Ke-VI, hlm. 193-

194.

8 Sukardi, Penelitian-Kualitatif-naturalistik dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Usaha

Keluarga, 2006), hlm. 49.

9Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi), (Bandung: Rosdakarya,

2005), Cet. XXI, hlm. 186.

Page 49: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

37

37

tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam satu topik

tertentu.

Teknik yang digunakan dalam wawancara adalah dengan

wawancara terstruktur yaitu wawancara yang pewawancaranya

menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan.10

Wawancara terstruktur digunakan untuk mencari tahu

kendala-kendala dalam pelaksanaan Moving Class. Sumber Data

diperoleh dari Guru, Siswa dan Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Semarang.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.11

Metode ini digunakan

untuk mencari data tentang profil sekolah. Sumber data dari Guru

Pendidikan Agama Islam dan TU SMP Negeri 3 Semarang.

H. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan

pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai

temuan.12

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang akan digunakan dalam

membahas masalah-masalah yaitu dengan menggunakan metode analisis

deskriptif dengan teknik triangulasi. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk

membuat pecandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-

10

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi), hlm.190.

11Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm. 231.

12Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1998), hlm. 236.

Page 50: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

38

38

fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.13 Penelitian ini terbatas

pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa

sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta

(fact finding).14 Metode tersebut menuturkan dan menafsirkan data yang ada,

data yang mula-mula dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis.

Teknik Triangulasi biasanya merujuk pada suatu proses pemanfaatan

persepsi yang beragam untuk mengklarifikasi makna, memverifikasi

kemungkinan pengulangan dari suatu observasi ataupun interpretasi, namun

harus dengan prinsip bahwa tidak ada observasi atau interpretasi yang 100%

dapat diulang.15 Satu strategi penting tertentu untuk melakukan evaluasi

adalah menerapkan metode ganda. Upaya atas triangulasi bisa berarti sebagai

serangkaian metode yang diimplementasikan secara amat kurang daripada

hanya satu pendekatan yang diputuskan dengan amat baik.16 Dikaitkan

dengan penelitian ini metode ini menggambarkan serta menjelaskan tentang

Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan sistem Moving

Class di SMP Negeri 3 Semarang.

13

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1997),

Cet. X, hlm. 18.

14Hadari Nawawi, Metode Penelitian bidang Sosial, hlm.31.

15Robert E. Stake,”Studi Kasus”, dalam Norman K Denzin dan Yvonna S. Lincoln (eds),

Handbook Of Qualitative Research, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 307.

16 Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),

cet. II, hlm. 99-100.

Page 51: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

39

BAB IV

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DENGAN SISTEM MOVING CLASS

(STUDI KASUS DI SMP NEGERI 3 SEMARANG)

A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Semarang

Penelitian ini berlangsung di SMP Negeri 3 Semarang, karena SMP

Negeri 3 Semarang telah menggunakan sistem belajar Moving Class yang

sudah berlangsung selama 4 tahun. Sehingga menarik untuk dijadikan tempat

penelitian Sistem Moving Class itu sendiri.

1. Sejarah singkat SMP Negeri 3 Semarang

Sebelum tahun 1950 SMP 3 bernama "Be Biau Tjoan", sekolah ini

setingkat dengan HCS (Hollands Chineese School) yang waktu

belajarnya selama 7 tahun. Mulai tahun 1950 sekolah ini berubah

menjadi SMP 3 sampai sekarang. Dalam perkembanganya terbagi

menjadi 3 periode :

Periode I ( Tahun 1950 - 1970 ) pada periode ini SMP 3 oleh

masyarakat dikenal sebagai sekolah "Gupon Doro", sebutan ini karena

bentuk dan bangunannya mirip dengan "kandang doro" (rumah burung

merpati) terutama jendelanya. Disamping itu sekolah ini sering

kebanjiran akibat meluapnya sungai " Kampung Kali " karena sungai nya

lebih tinggi dari halaman sekolah. Namun demikian pada periode ini

sekolah telah memiliki 12 kelas dengan jumlah siswa kurang lebih 576

orang. Adapun prestasi yang diraih belum begitu menonjol.

Periode II ( Tahun 1950 - 1970 ) pada periode ini SMP 3 mulai

menunjukkan perkembanganya dengan diubahnya sekolah "Gupon

Doro" menjadi sekolah yang berlantai dua. Hal ini atas prakarsa Bapak

Kepala Sekolah Drs. Abdul Latief Nawawi, SH dengan dukungan BP-3.

Disamping renovasi gedung, prestasi siswa-siswi SMP 3 cukup

39

Page 52: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

40

menggembirakan diantaranya pernah 5 kali menjadi juara lomba paduan

suara tingkat SLTP se Jawa Tengah, Juara lomba siswa teladan baik

Tingkat Propinsi maupun Tingkat Nasional, Juara I lomba Geguritan

Tingkat Propinsi, Juara II Ansamble Musik SLTP tingkat Propinsi, dan

juara I Tari Klasik.

Periode III ( Tahun 1991 - 1996 ) pada periode ini dibawah pembinaan Bapak Drs. Haji

Radjab Senen, perkembangan SMP 3 semakin meningkat baik fisik maupun non fisik. Hal

ini dikarenakan adanya kerjasama yang baik antara Kepala Sekolah dengan BP-3.

Pertama diawali mengubah ruang-ruang kelas lama yang masih berbentuk "kandang

doro" menjadi kelas berlantai 3 (tiga) yang dilengkapi dengan ruang laboratorium,

perpustakaan, dan aula yang dapat menampung sekitar 400 orang. Penggunaan gedung

baru tersebut telah diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. , Bapak

Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojone goro pada tanggal 14 April 1994. Pada waktu peresmian

gedung tersebut Bapak Wardiman mengatakan agar sekolah-sekolah lain dapat

mencontoh SMP 3 Semarang. Setelah peresmian gedung baru, SMP 3 Semarang semakin

dikenal oleh masyarakat Jawa Tengah, hal ini terbukti dengan adanya kunjungan-

kunjungan dari Kepala Sekolah beserta staf dan pengurus BP-3 SMP Batu Malang,

Peserta penataran Kepala-Kepala Sekolah se- Jawa Tengah dan Kalimantan dan Bank

Dunia (World Bank Washington D.C.) sebanyak 3 kali.1

2. Letak Geografis

SMP Negeri 3 Semarang yang berdomisili di jalan D.I Panjaitan 58

Semarang, mempunyai batasan-batasan sebagai berikut:

a. Sebelah Timur dibatasi dengan Perkantoran

b. Sebelah selatan dibatasi dengan Theresiana School, SMP Negeri 32,

c. Sebelah Barat dibatasi dengan Perkantoran

d. Sebelah Utara dibatasi dengan Perumahan

Dengan lokasi yang demikan ini, menjadikan SMP N 3 Semarang

berada dalam posisi yang strategis, apalagi jalan raya terdapat banyak

angkutan umum sebagai sarana yang sangat vital bagi masyarakat kota

Semarang. SMP N 3 Semarang termasuk SMP favorit di kota Semarang.

1 Diambil dari website resmi SMP Negeri 3 Semarang, www.sltpn3.cjb.net

Page 53: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

41

Dengan fasilitas dan sarana prasarana yang dibilang cukup lengkap dan

memadai, ruang kelas yang banyak serta lingkungan yang asri, bersih dan

kondusif, SMP Negeri 3 Semarang menjadi pilihan utama bagi calon

siswa yang ingin meneruskan sekolahnya.

Sekolah yang bertempat di kelurahan Brumbungan ini, terletak di

area yang sangat asri, karena di sekitar jalan Kartini terdapat pohon-

pohon peneduh yang rindang, sehingga kawasan sekolah tidak terlalu

panas. Saat berangkat dan pulang sekolah siswa disambut dengan

teduhnya area Kartini.

Semarang bawah yang terkenal “hujan sedikit banjir dan rob”, tidak

berpengaruh kepada SMP Negeri 3 Semarang. Sekolah yang berdomisili

di kecamatan Semarang Tengah ini, termasuk sekolah yang aman dari

banjir dan rob, jadi siswa, guru dan civitas akademika tidak perlu

khawatir jikalau hujan melanda area sekolah.

3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 3 Semarang

Setiap sekolah pasti mempunyai visi, misi dan tujuan tersendiri demi

kemajuan dan ciri khas dari sekolah tersebut. Begitu juga dengan SMP

Negeri 3 Semarang, mempunyai Visi, Misi dan tujuan tersendiri, yang

akan dibahas dibawah.

a. Visi SMP Negeri 3 Semarang

Menjadi Sekolah yang unggul dan Berprestasi dengan

mengembangkan siswa sebagai insan bertaqwa, berkarya dan

berbudi mulia serta mutu lulusan yang berkualitas dan berdaya saing

b. Misi SMP Negeri 3 Semarang

1) Menanamkan sikap disiplin bagi tenaga kependidikan dan siswa

dalam menjalankan kewajibannya

2) Melaksanakan optimalisasi layanan kepada siswa dan orang tua

dengan karya nyata sebagai tuntutan profesi dengan penuh

dedikasi

Page 54: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

42

3) Melaksanakan pembelajaran yang berkualitas, inovatif dan

manusiawi untuk membentuk siswa yang takwa, cerdas dan

trampil serta mandiri.

4) Melaksanakan konsolidasi sekolah, pembinaan potensi dan

sumber daya dan dana menuju sekolah yang mandiri.

5) Mengembangkan lingkungan sekolah yang kondusif dalam alam

edukasi.

Page 55: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

43

4. Struktur organisasi SMP Negeri 3 Semarang

: garis Komando

: garis koordinasi

Kepala Sekolah

Dra. Roch Mulyati, M. Si

NIP.196601061998021003

Wakil Kep.Sek

Rohadi Wibowo, S. Pd.

NIP.196601061998021003

Ka. Komite Sekolah

Dr. dr. H. Shofa Chasani,

Sp. PD-KGH

SISWA

Ur. Bang Siswa

Orbani Imama W, S.Pd

NIP.19670225199412200

3

Wali Kelas

Guru Mata Pelajaran

Guru Pembimbing

Ur. Pembinaan Siswa

Drs. S. Langgeng N

NIP.19650126199502100

1

Ka. Tata Usaha

Sri Harnawati

NIP.196801191988032001

Ur. Ev. Pembelajaran

Agusalim,S.Pd,S.Kom

NIP.197008251998021001

Ur. Renbang Guru

Drs.Purba Haryono

NIP.196505271994121002

Page 56: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

44

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 3 sudah terbilang cukup

lengkap dan bisa dimanfaatkan dengan baik. Sarana dan prasarananya

antara lain:

a. Ruang Ibadah (Aula)

b. Ruang Olah Raga

c. Ruang Koperasi

d. Ruang Kelas Bahasa Inggris

e. Ruang Kelas IPA

f. Ruang Kelas IPS

g. Ruang Kelas Matematika

h. Ruang Kelas Agama Islam

i. Ruang Kelas Agama Kristen

j. Ruang Kelas Ekonomi

k. Ruang Kelas Bahasa Indonesia

l. Ruang Kelas PKn

m. Ruang Kelas Bahasa Jawa

n. Ruang Kelas

o. Ruang BK

p. Ruang UKS

q. Ruang Perpustakaan

r. Kantin

s. Lapangan Olah Raga

t. Kamar Mandi

Selain itu penambahan ruang kelas baru sedang dilaksanakan,

dengan merombak dan membangun kembali ruang kelas lama, kemudian

penambahan lantai atas sedang berlangsung. Ruang kelas bisa

dimaksimalkan semuanya.

Page 57: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

45

B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3

Semarang dengan Sistem Moving Class

Pada awalnya SMP Negeri 3 Semarang menggunakan sistem

pendidikan konvensional seperti halnya sekolah-sekolah lain yang

menerapkan guru mendatangi tiap-tiap kelas saat pergantian pelajaran

berlangsung. Guru mempunyai ruang guru yang menyatu dan mengelompok

dengan guru mata pelajaran yang lain. Siswapun mempunyai ruang kelas

tersendiri untuk belajar tanpa berpindah.

Tahun 2007, SMP Negeri 3 Semarang mulai membenahi sistem

pembelajarannya, yang awalnya sistem pembelajaran guru mendatangi kelas

dan siswa mempunyai kelas mandiri, berbeda dengan sekarang, saat ini SMP

Negeri 3 Semarang menerapkan sistem pembelajaran siswa mendatangi kelas

sesuai dengan mata pelajaran masing-masing dan guru mempunyai kelas

pribadi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Sistem yang

sudah dilaksanakan SMP Negeri 3 Semarang sudah berjalan 4 tahun sampai

sekarang. Sistem pembelajaran seperti itu dinamakan dengan Moving Class

atau kelas berpindah.

Sistem pembelajaran moving class memang baru diimplementasikan

di Indonesia khususnya Kota Semarang. Tidak semua sekolah menggunakan

sistem pembelajaran ini. Sekolah yang menerapkan sistem ini dalam

pembelajarannya harus mempunyai ruang kelas yang mencukupi untuk tiap

mata pelajaran di sekolah tersebut. Misalnya saja ruang kelas Pendidikan

Agama Islam ada 2 kelas dengan guru yang berbeda, ruang kelas PKn

terdapat 2 kelas, di tiap kelas terdapat 1 guru mata pelajaran begitupun

dengan tiap-tiap mata pelajaran yang lain.

Sekolah yang mempunyai 3 lantai ini, berkomitmen dalam

menjalankan sistem moving class. Pembangunan dan pembaharuan gedung

sekolah, penambahan fasilitas LCD di tiap kelas segera di usahakan demi

kelancaran dan penunjang Kegiatan Belajar Mengajar di kelas. Pengadaan

Page 58: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

46

loker siswa di depan tiap kelas sudah terrealisasikan dan dimanfaatkan baik

oleh siswa, dengan adanya loker siswa dan pengamannya, siswa bisa

meletakkan buku dan tasnya di loker dengan aman karena ada penguncinya.

Sistem pembelajaran Moving Class mempunyai ciri khas guru

mempunyai kelas pribadi sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Di SMP

Negeri 3 Semarang mempunyai 2 kelas Pendidikan Agama Islam, 4 kelas

IPS, 2 kelas Bahasa Inggris, 5 kelas IPA, 2 kelas Komputer, 1 kelas Agama

Kristen, 2 kelas Seni Budaya, 5 kelas Matematika, 4 kelas Bahasa Indonesia,

2 kelas PKn, 1 kelas BK, dan 2 kelas Bahasa Jawa. Adanya penamaan kelas

sesuai mata pelajaran itu menandakan sistem moving class berlangsung di

sekolah tersebut.

Kelas Pendidikan Agama Islam terdapat 2 kelas, dan 2 kelas itu dibagi

sesuai jadwal kelas VII – IX. Seminggu 2x jam pelajaran tatap muka di kelas

Pendidikan Agama Islam bagi tiap kelas. Setiap tatap muka mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam mempunyai waktu 2x 40 menit.

Dalam pembelajaran PAI di kelas guru bertindak sebagai pendidik,

fasilitator, motivator, innovator dan pembimbing layaknya guru mata

pelajaran yang lain. Dengan mempersiapkan RPP, Silabus, dan Media guru

siap mengajarkan mata pelajaran PAI bagi peserta didik. Saat peserta didik

memasuki ruang kelas guru mampu mengkondisikan peserta didik, setelah itu

guru mengawali Kegiatan Belajar Mengajar dengan Salam dan disertai

kalimat-kalimat motivasi supaya peserta didik lebih semangat dalam

mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam. Guru mengulas kembali

pelajaran yang telah disampaikan dipertemuan sebelumnya, guru menanyakan

soal-soal ringan kepada siswa untuk mengingatkan memori siswa tentang

materi pertemuan kemarin. Siswa pun aktif menjawab pertanyaan yang

dilontarkan guru. Penguatan kembali dirasa cukup, guru memulai pelajaran

dengan materi baru. Guru mempersiapkan media untuk keperluan mengajar.

Diawali dengan penjelasan guru tentang materi, siswa aktif mendengarkan

penjelasan-penjelasan dari guru. Setelah materi diterangkan, siswa diberi

Page 59: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

47

tugas baik secara mandiri ataupun kelompok untuk menyelesaikan masalah

yang diberikan guru.

Dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran Active Learning

yang disesuaikan dengan materi, guru mampu mengatur jalannya

pembelajaran dan peserta didik mampu mengikuti pelajaran. Jika, peserta

didik kurang memahami materi yang dijelaskan, peserta didik tak segan untuk

bertanya kepada guru. Dan guru pun akan menjelaskan kembali secara

perlahan dan jelas supaya siswa lebih memahami materi yang diajarkan.

Tak jarang ditemui, walaupun guru sudah menjelaskan materi dengan

jelas, peserta didik kurang memperhatikan karena ada yang mengobrol

sendiri, mengganggu temannya dan juga mengantuk, dan terlihat wajah bosan

di raut muka mereka. Itu sesuatu yang wajar dialami oleh peserta didik jika

sudah kelelahan dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar.

Kegiatan belajar mengajar diakhiri dengan penugasan dalam Lembar

Kerja Siswa (LKS) dan di akhir pembelajaran guru menyampaikan pokok

bahasan selanjutnya. Setelah bel berbunyi peserta didik diberi waktu 5 menit

untuk berpindah ke kelas lain sesuai jadwal pelajaran yang ada. Jikalau siswa

hadir terlambat di dalam kelas, maka siswa akan dikenakan sanksi yang

berlaku.

Sistem Moving Class dirancang bertujuan untuk membiasakan anak-

anak agar merasa hidup dan nyaman dalam belajar. Selain itu agar mereka

tidak jenuh dan bertanggung jawab terhadap apa yang dipelajari. Kedisiplinan

dalam mengatur waktu sangat ditekankan dalam Moving Class. Saat

pergantian waktu guru bisa lebih mempersiapkan materi, media dan kelas

yang dipakai. Sedangkan siswa bergegas berpindah ke kelas yang dituju.

Banyak siswa merasa senang dengan diadakannya moving class di

SMP N 3 Semarang ini, berbeda dengan sistem belajar saat bersekolah di SD.

Sistem belajar moving class lebih menyenangkan, dengan berpindah kelas

tiap pergantian jam pelajaran membuat siswa mampu berinteraksi dengan

teman diluar kelas, siswa berbincang, melihat keadaan sekolah, melihat

pemandangan, tanaman dan bergurau saat perpindahan kelas sehingga mampu

Page 60: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

48

meningkatkan motivasi untuk mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar lagi.

Siswa merasa lebih fresh dan tidak mudah bosan dalam menerima pelajaran

yang akan diajarkan oleh guru. Tubuh juga ikut bergerak menjadikan badan

tidak kaku dan tidak cepat lelah karena duduk seharian di kursi seperti yang

ada dalam sistem konvensional.

Dalam tiap perpindahan kelas, siswa tidak akan mudah bosan dengan

selalu menempati kelas yang berbeda setiap harinya. Dengan berpindah

kelas, siswa dapat belajar di kelas dengan setting kelas yang berbeda sesuai

dengan mata pelajarannya, sehingga siswa tidak mudah jenuh menempati

kelas yang setiap harinya berbeda satu sama lain. Rasa ingin bertanya kepada

guru akan meningkat seiring dengan peletakan media pembelajaran yang

digunakan guru. Setting kelas yang bervariasi akan memancing ketertarikan

siswa untuk memasuki kelas dan bertanya kepada guru, misalnya dalam kelas

Pendidikan Agama Islam ditempel foto-foto Tokoh-tokoh Walisongo, siswa

bertanya kepada guru karena rasa penasaran dan rasa ingin tahu yang besar

pada foto yang dipajang itu. Kemudian guru akan menerangkan tentang tokoh

yang ada pada gambar beserta dedikasi tokoh tersebut terhadap

perkembangan Agama Islam di Indonesia. Dengan begitu diluar jam pelajaran

siswa juga bisa belajar tentang Mata Pelajaran Agama Islam dengan melihat

dan bertanya melalui setting media yang terdapat dikelas Pendidikan Agama

Islam.

Begitu juga dengan guru, dengan diadakannya moving class di SMP

Negeri 3 Semarang, guru mata pelajaran di SMP Negeri 3 Semarang sangat

diuntungkan, karena tidak perlu pindah dari satu kelas ke kelas yang lain.

Guru tetap ada di kelas menyiapkan materi yang akan diajarkan, menyiapkan

media yang akan digunakan dan mental untuk menghadapi siswa.

Berbeda lagi jika siswa sedang merasa kurang sehat jasmani, seperti

sedang sakit, tidak sarapan, itu akan berdampak kurang baik dalam

menjalankan sistem pembelajaran moving class. Siswa yang kurang energi

akan merasa capek dan lemas di saat-saat pergantian kelas. Apalagi SMP

Negeri 3 Semarang mempunyai 3 lantai, jika siswa berpindah kelas dari lantai

Page 61: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

49

pertama ke lantai ketiga itu akan menguras banyak energi siswa. Jika siswa

dalam kondisi kurang fit akan berdampak pada penerimaan pembelajaran

yang kurang maksimal di kelas. Siswa lebih cenderung diam, menundukkan

kepala ke meja dan bersandar santai di kursi. Jika siswa mempunyai ciri-ciri

seperti itu, maka peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

sangat diperlukan. Misalnya, pemberian reward and punishment, pujian dan

kata-kata mutiara yang bisa membangkitkan motivasi siswa.

C. Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Sistem Moving Class

Dalam penerapan sistem baru di suatu sekolah tidak semuanya lancar

sesuai rencana dan target. Pastinya banyak kendala-kendala yang dihadapi

saat berlangsungnya sistem baru di sekolah tersebut.

Kendala-kendala itu bisa datang dari pihak sekolah sendiri dan juga

siswa. Banyak kendala yang di hadapi dari pihak sekolah, yang pertama Kelas

harus banyak, sekolah harus menyiapkan kelas lebih untuk masing-masing

pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan mata pelajaran tersebut. Misalnya,

kelas IPS yang terdapat 4 kelas, kelas IPA terdapat 5 kelas, Kelas Agama

Islam terdapat 2 kelas yang saling berdampingan.

Yang kedua, kelengkapan fasilitas dan media belajar kelas,

kelengkapan kelas disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran tersebut.

Seperti dalam kelas Geografi terdapat gambar peta, batu-batuan dll. Berbeda

lagi dengan kelas Pendidikan Agama Islam, terdapat kitab-kitab Al Qur’an,

gambar tokoh-tokoh besar muslim, yaitu Walisongo, gambar khat kaligrafi,

atau gambar-gambar lain yang sesuai dengan karakteristik Pendidikan Agama

Islam.

Yang ketiga kebersihan kelas, Sebelum diadakannya sistem moving

class kebersihan kelas sepenuhnya menjadi tanggung jawab kelas dibawah

kordinasi wali kelas, dengan adanya moving class maka kebersihan menjadi

tanggung jawab guru mata pelajaran. Saat pelajaran berlangsung siswa

dituntut untuk menjaga kebersihan kelas, dan tiap pergantian jam selesai, jika

Page 62: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

50

ada sampah tertinggal siswa bertanggung jawab untuk membuangnya di

tempat sampah yang sudah disediakan.

Waktu untuk berpindah dari satu kelas ke kelas lain juga menjadi

kendala. Banyak siswa yang memanfaatkan waktu berpindah kelas untuk

mampir ke kantin dan ada juga yang membolos. Pihak sekolah sudah

menetapkan waktu perpindahan kelas hanya 5 menit, jikalau ada siswa yang

membolos dan memperlambat langkah kaki untuk memolorkan waktu,

keterlambatan memasuki kelas akan dikenakan sanksi.

Kendala juga terjadi pada siswa, sebagian kecil siswa mudah capek,

karena faktor kesehatan yang sedang kurang fit atau karena sedang merasa

lemas badan yang mengakibatkan moving class kurang menyenangkan bagi

mereka. Biasanya siswa yang mempunyai permasalahan seperti itu hanya

sedikit, jika terlihat siswa yang sedang tidak sehat guru di kelas mengijinkan

siswanya untuk beristirahat dan meminta obat di ruang kesehatan.

Dari keterangan diatas bisa dipahami banyak kekurangan dan

kelebihan penggunaan sistem moving class dalam pembelajaran di Sekolah.

Kelebihan-kelebihannya antara lain:

1. Dengan penggunaan sistem moving class mampu meningkatkan motivasi

belajar siswa

2. Siswa lebih fokus terhadap satu mata pelajaran yang sedang berlangsung

3. Prestasi belajar bagus karena nilai diatas KKM

4. Mampu menanamkan sikap disiplin kepada siswa dan guru

5. Guru tetap berada di kelas tanpa berpindah kelas

6. Guru bisa mempersiapkan materi, media dan mental untuk menghadapi

siswa

7. Siswa lebih fresh dalam menerima pelajaran

8. Siswa bisa bergerak saat perpindahan kelas

Kekurangan-kekurangannya antara lain:

1. Jika siswa dalam keadaan kurang sehat maka siswa menjadi lemas dan

kurang konsentrasi dalam menerima pelajaran

Page 63: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

51

2. Ruang kelas Agama Islam yang kurang fasilitas dan media, misalnya

LCD, komputer dan Buku-buku Islami

3. Jika siswa terlambat masuk, maka waktu belajar siswa juga akan tersita

4. Tidak ada piket kebersihan kelas, jadi Kebersihan kelas tanggung jawab

guru mata pelajaran, guru menyerukan kepada siswa supaya menjaga

kebersihan kelas

Page 64: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

52

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah diadakan penelitian lapangan dan menganalisis data yang

diperoleh dalam rangka pembahasan Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Sistem Moving Class (Studi

Kasus di SMP Negeri 3 Semarang)” dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Di SMP Negeri 3 Semarang sudah melaksanakan sistem moving class.

Sistem pembelajaran Moving Class mempunyai ciri khas guru

mempunyai kelas pribadi sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.

Kelas Pendidikan Agama Islam mempunyai 2 kelas yang saling

berdampingan.

Dengan perpindahan kelas siswa merasa lebih fresh dan tidak

mudah bosan dalam menerima pelajaran yang akan diajarkan oleh guru.

Siswa tidak mudah bosan dengan selalu menempati kelas yang berbeda

setiap harinya. Begitu juga dengan guru, dengan diadakannya moving

class di SMP Negeri 3 Semarang, guru mata pelajaran di SMP Negeri 3

Semarang sangat diuntungkan, karena tidak perlu pindah dari kelas satu

ke kelas yang lain.

2. Kendala-kendala dalam Moving Class yaitu kelas harus banyak, fasilitas

harus lengkap dan media belajar kelas harus memadai, kebersihan kelas

harus terjaga, tepat waktu saat berpindah dan siswa harus sehat.

B. Saran

1. Bagi siswa diharapkan sarapan dahulu karena moving class akan

menguras energi dan jika kurang fit maka minta ijin guru untuk dirawat

diruang kesehatan.

Page 65: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

53

2. Bagi guru diharapkan pelaksanaan pembelajaran diatur lebih

menyenangkan dengan menggunakan metode mengajar active Learning

yang menarik yang disesuaikan dengan tema pelajaran sehingga siswa

lebih aktif dan senang saat Kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru

mata pelajaran diharapkan mampu menata ruang kelas sedemikian

menarik supaya siswa mempunyai rasa ingin tahu untuk bertanya.

3. Bagi sekolah diharapkan mampu memenuhi kelengkapan fasilitas

penunjang belajar di tiap-tiap kelas.

4. Penutup

Dengan mengucap alhamdulillah wa syukrulillah, akhirnya penulis

dapat meyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulis sadar bahwa apa yang telah penulis tuangkan dalam skripsi ini

adalah jauh dari kesempurnaan yang ada, sebab penulis sadar atas

keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik serta saran

yang konstruktif dari pembaca sekalian penulis harapkan guna kesempurnaan

skripsi ini dan juga bagi penulis pribadi guna kesempurnaan tulisan-tulisan di

masa mendatang.

Tidak lupa penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada semua

pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini dan semoga skripsi ini

benmanfaat bagi kita semua, amien.

Page 66: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2004.

Ali, Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993.

Animhadi, “Mengapa harus menggunakan sistem moving class” dalam

http://animhadi.wordpress.com, diakses 16 November 2008.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cet.XIII,

Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahnya, Bandung:

Diponegoro, 2008.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1995.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2006.

Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Departemen Agama RI, Undang-

undang dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang

Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2007.

Djajuri, Djaja, dkk., Upaya Pembelajaran dalam Pendidikan dan Pengajaran,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998.

Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

Echols, John M. dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, cet. XXIV,

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, cet. VII, Jakarta: Bumi Aksara,

2008.

Hurlock, Elizabeth B., Child Development, Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha,

1982.

Jacobsen, David A., dkk, Methods for Teaching, ed. 8, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2009.

Kartono, Kartini, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta:

Rajawali Pers, 1985.

Page 67: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

Mahmud, Psikologi Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010.

McDonald, Frederick J., Educational Psychology, Tokyo: Overseas Publications

LTD, 1959.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi), Cet. XXI,

Bandung: Rosdakarya, 2005.

Monks, F.J., A.M.P. Knoers, Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan

Dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

2004.

Nadzir, Moh., Metode Penelitian, cet. VI, Bogor: Ghalia Indah, 2005.

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Cet. VI, Yogyakarta:

gajahmada University Press, 1991.

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Patton, Michael Quinn, Metode Evaluasi Kualitatif, cet. II (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2009).

Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2011.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Ed. IV, Jakarta: PT. Gramedia, 2008.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: PT Gramedia, 2008.

Sagala, Syaiful, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,

Bandung: Alfabeta, 2009.

Saifullah, Muhammad, http://koran.seveners.com,diakses 31 Januari 2011.

Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang,

1982.

Silberman, Melvin L., Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Active, Cet. I

Bandung: Nusa Media Nuansa, 2006.

SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang:

RaSAIL Media Group, 2008.

Page 68: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

Stake, Robert E.,”Studi Kasus”, dalam Norman K Denzin dan Yvonna S. Lincoln

(eds), Handbook Of Qualitative Research, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2009.

Sukardi, Penelitian-Kualitatif-naturalistik dalam Pendidikan, Yogyakarta: Usaha

Keluarga, 2006.

Sukintaka, Teori Pendidikan Jasmani, Filosofis, Pembelajaran dan Masa

Depan, Bandung: Nuansa Cendekia, 2004.

Suprijono, Agus, Cooperative Learning- Teori & Aplikasi Paikem, cet. III,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,

1997.

, Sumadi, Pengantar Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: YPF Psikologi

UGM, 2010.

, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,

2010.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, Cet. III, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1996.

Syah, Muhibbin, Psikologi Suatu Baru, Cet. III, Bandung: Remaja Rosdakarya,

1996.

Tim Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Pedoman penulisan Skripsi

Program Strata Satu, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,2010.

Triwiyanto, Teguh dan Ahmad Yusuf S., Panduan Mengelola Sekolah Bertaraf

Internasional, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2010.

Page 69: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

PEDOMAN WAWANCARA

A. Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Semarang

1 Bagaimanakah sistem pelaksanaan pembelajaran yang dipakai oleh SMP Negeri 3

Semarang?

2 Mengapa pelaksanaan pembelajaran menggunakan sistem moving class?

3 Sistem moving class itu seperti apa?

4 Apa kelebihan dan kekurangan menggunakan sistem moving class?

5 Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran

dengan sistem Moving Class?

B. Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 3 Semarang

1 Apakah benar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Semarang

menggunakan sistem moving class?

2 Apakah kelebihan menggunakan sistem Moving class dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam?

3 Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan sistem moving class?

4 Metode-metode apa sajakah yang dipakai saat pelaksanaan pembelajaran kegiatan

belajar mengajar?

5 Bagaimanakah motivasi siswa saat pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan sistem Moving Class?

C. Wawancara dengan siswa SMP Negeri 3 Semarang

1 Apakah pendapat kalian tentang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dengan sistem Moving Class? (menyenangkan atau tidak) Alasannya kenapa?

2 Apakah dengan sistem Moving Class, motivasi anda dalam belajar Pendidikan

Agama Islam meningkat atau tidak? Jelaskan dengan alasan!

3 Apa yang membuat kalian termotivasi/tidak termotivasi dalam belajar PAI dengan

sistem moving class? Jelaskan dengan alasan!

4 Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan sistem moving class?

Page 70: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

1

PEDOMAN OBSERVASI

KATEGORI PRABABILITAS CHECK

LIST

KETERANGAN

A. Perencanaan

Pembuatan Rencana

Pembelajaran

Guru membuat Rencana

Pembelajaran

Penyusunan tujuan

pembelajaran

a. Guru merumuskan

tujuan sesuai dengan

kebutuhan

kemampuan dan

pengalaman siswa

b. Guru merumuskan

sesuai dengan tujuan

pembelajaran

B. Pelaksanaan siswa

Proses KBM a. Siswa mempunyai

keberanian untuk

merefleksikan

keinginan dan

berpendapat didalam

kelas

b. Siswa ragu untuk

merefleksikan

keinginan didalam

kelas

Proses KBM a. Siswa mempunyai

keberanian untuk

berpartisipasi dalam

persiapan proses

pembelajaran

b. Siswa mempunyai

keberanian untuk

berpartisipasi dalam

persiapan proses

pembelajaran apabila

diinstruksikan oleh

guru

c. Siswa tidak

mempunyai

keberanian untuk

berpartisipasi dalam

persiapan proses

pembelajaran

a. Siswa mempunyai

serta kreatifitas

mandiri untuk

menyelesaikan

Page 71: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

2

kegiatan belajarnya

b. Siswa mempunyai

kemauan serta

kreatifitas sendiri

untuk menyelesaikan

kegiatan belajarnya

apabila

diinstruksikan oleh

guru

c. Siswa tidak

mempunyai kemauan

serta kreatifitas

mandiri untuk

menyelesaikan

kegiatan belajarnya.

Proses KBM a. Siswa mempunyai

dorongan ingin tahu

yang besar untuk

mengetahui dan

mengerjakan sesuatu

dalam proses belajar

b. Siswa kurang

mempunyai dorongan

ingin tahu yang besar

untuk mengetahui

dan mengerjakan

yang besar sesuatu

dalam proses belajar

c. Siswa tidak

mempunyai dorongan

ingin tahu untuk

mengetahui dan

mengerjakan sesuatu

dalam proses belajar

a. Siswa mempunyai

rasa bebas dan lapang

untuk melakukan

sesuatu apapun

dalam proses belajar

b. Siswa merasa

mendapat tekanan

dari guru sehingga ia

tidak bebas untuk

melakukan sesuatu

dalam proses belajar

c. Siswa merasa

mendapat

pengawasan dari

guru sehingga kurang

Page 72: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

3

bebas untuk

melakukan sesuatu

dalam proses belajar

Kemampuan dalam

menjalankan fungsi

dan peran guru

a. Guru bertindak

sebagai motivator

dan innovator bagi

siswa

b. Guru hanya bertindak

sebagai pendidik

c. Guru hanya bertindak

sebagai tenaga

pengajar

Kemampuan dalam

menggunkan setrategi

pembelajaran

a. Strategi yang

digunakan mampu

menunjang

pencapaian tujuan

pembelajaran

b. Strategi yang

digunakan kurang

mampu menunjang

pencapaian tujuan

pembelajaran

c. Strategi yang

digunakan tidak

mampu menunjang

pencapaian tujuan

pembelajaran

Strategi yang

digunakan dalam

pembelajaran

a. Membaca dan

menulis

b. Menghafal

c. Bercerita

d. Demonstrasi

e. Pembiasaan diri

f. Bercakap-cakap

Kesesuaian antara

strategi dan materi

Strategi yang

digunakan sesuai

dengan materi

Kesesuaian antara

strategi dengan tujuan

pembelajaran

a. Stretegi yang

digunakan mampu

memenuhi

kebutuhan, minat

serta harapan siswa

dalam proses

pembelajaran

b. Strategi yang

digunakan kurang

mampu memenuhi

kebutuhan, minat

serta harapan siswa

Page 73: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

4

dalam proses

pembelajaran

c. Strategi yang

digunakan tidak

mampu memenuhi

kebutuhan, minat

serta harapan siswa

dalam proses

pembelajaran

Model pembelajaran a. Guru sebagai pusat

pembelajaran

b. Siswa sebagai pusat

pembelajaran

Gaya mengajar a. Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk belajar

menurut cara dan

tingkat kemampuan

masing-masing

b. Guru kurang

memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk belajar

menurut cara dan

tingkat kemampuan

masing-masing

c. Guru tidak

memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk belajar

menurut cara dan

tingkat kemampuan

masing-masing

Penggunaan media

pembelajaran

a. Guru menggunakan

dan memanfaatkan

media pembelajaran

yang ada

b. Guru kurang

memanfaatkan media

pembelajaran yang

ada

c. Guru tidak

memanfaatkan media

pembelajaran yang

ada

Situasi pembelajaran a. Guru memberikan

penekanan pada

siswa untuk

menerima

Page 74: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

5

pengetahuan

b. Guru memberikan

penekanan pada

siswa untuk

menemukan

pengetahuan

Situasi pembelajaran a. Guru mampu

menciptakan

komunikasi yang

hangat dan produktif

dengan siswa

b. Gurur kurang mampu

menciptakan

komunikasi yang

hangat dan produktif

dengan siswa

c. Guru tidak mampu

menciptakan

komunikasi yang

hangat dan produltif

dengan siswa

Situasi pembelajaran a. Adanya rasa

kegairahan dan

menyenangkan pada

saat proses belajar

mengajar

berlangsung

b. Kurang adanya rasa

kegairahan dan

menyenangkan pada

saat proses belajar

mengajar

c. Tidak adanya rasa

kegairahan dan

menyenangkan pada

saat proses belajar

mengajar

C. Evaluasi

Evaluasi kegiatan

belajar mengajar

a. Tes tertulis

b. Penugasan

c. Buku penghubung

antara guru dan siswa

d. Pembiasaan diri

Evaluasi materi a. Materi yang

disampaikan mampu

mendorong siswa

untuk berperilaku

hidup bersih, jujur,

kasih sayang dan

Page 75: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

6

dermawan

b. Materi yang

digunakan kurang

mampu mendorong

berperilaku hidup

bersih, jujur, kasih

sayang dan

dermawan serta ingin

menabung

Evaluasi

pembelajaran

a. Dalam akhir

pembelajaran guru

menyampaikan

pokok bahasan

selanjutnya

b. Dalam akhir

pembelajaran guru

tidak menyampaikan

pokok bahasan

selanjutnya

Page 76: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

7

PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Mencari data tentang Prestasi Belajar Siswa kepada Guru Pendidikan Agama Islam

- Nilai Pendidikan Agama Islam Harian, UTS, dan Semester Kelas VIII SMP Negeri 3

Semarang

2. Mencari data tentang profil SMP Negeri 3 Semarang kepada pegawai TU SMP Negeri 3

Semarang

- Profil SMP Negeri 3 Semarang

- Sejarah SMP Negeri 3 Semarang

- Visi dan misi SMP Negeri 3 Semarang

- Data Guru SMP Negeri 3 Semarang

- Sarana dan Prasarana SMP Negeri 3 Semarang

- Data-data penunjang yang kiranya diperlukan

Page 77: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · Sahabat-sahabatku Pakde, Bang Munir ... D. Data-data Penelitian ... lainnya

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Intan Nur Rahmasari

2. Tempat & Tgl. Lahir : Semarang, 18 Juli 1989

3. NIM : 073111128

4. Alamat Rumah : Jl. Satrio Wibowo I No. 21 Tlogosari – Semarang

5. E-mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal:

a. SD Negeri Tlogosari Kulon 07 Semarang Lulus: 2001

b. MTs Negeri 1 Semarang Lulus: 2004

c. SMA Negeri 1 Semarang Lulus: 2007

d. IAIN Walisongo Semarang Lulus: 2011

2. Pendidikan Non- Formal:

a. BBC Conversation

Semarang, 28 November 2011

Intan Nur Rahmasari

NIM: 073111128