pedoman_pemetaan_revisi_10112010

25
PEDOMAN PEMETAAN GEOLOGI KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN NOVEMBER 2010

Upload: indra-nur-sidiq

Post on 26-Nov-2015

49 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

mapping

TRANSCRIPT

  • PEDOMAN PEMETAAN GEOLOGI

    KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

    NOVEMBER 2010

  • Kata Pengantar

    Tujuan pembuatan Pedoman Pemetaan Geologi adalah sebagai pemandu untuk para pihak yang berkepentingan didalam proses mengampu matakuliah Pemetaan Geologi. Dengan demikian tidak saja ditujukan sebagai acuan bagi para peserta kuliah tetapi juga bagi para Pembimbing. Walaupun buku pedoman ini masih bersifat sangat umum, tetapi dalam beberapa hal sudah dibuat secara lebih mendetail yang ditampilkan dalam bentuk Lampiran Penjelasan Buku Pedoman, yang disusun menurut sistimatika per Bab yang dibahas dalam buku Laporan Pemetaan Geologi.

    Secara komprehensif ditampilkan pula Proses Pembimbingan yang walaupun belum lengkap langkah2nya tetapi diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi Dosen Pembimbing, sehingga mampu mengembangkan lebih lanjut tahapan-tahapan proses Pemetaan Geologi. Disisi lain tabel proses pembimbingan ini diikuti pula oleh bobot penilaian yang didasarkan kepada beban yang harus dikerjakan oleh para mahasiswa peserta mk. Pemetaan Geologi. Dengan demikian didalam rangka mencapai tingkat akurasi yang diharapkan lebih mendekati keadaan sebenarnya dari kondisi geologi yang dipetakan, maka proses pembimbingan dan penilaian tidak pada ujung berupa produk Peta Geologi tetapi lebih ditekankan kepada proses pembimbingannya.

    Bobot penilaian yang diberikan pada Pemetaan Geologi Pendahuluan dan Pemetaan Geologi lanjut adalah berbeda. Pemetaan Geologi Pendahuluan ditekankan terutama kepada akurasi mendapatkan dan menampilkan fakta lapangan yang lebih akurat. Sehingga dapat tercipta Bank Data yang memadai yang dimiliki Progam Studi Teknik Geologi FTG Unpad. Sementara itu karena pemetaan lanjut merupakan kelanjutan dari Pemetaan Geologi Pendahuluan maka pada Pemetaan Geologi Lanjut proses pra lapangan dan Lapangan sudah dianggap mempunyai kemampuan mandiri sehingga dalam bobot penilaian tidak menjadi perhatian yang utama. Pada Pemetaan Geologi Lanjut penilaian terutama ditekankan kepada Proses Rekonstruksi dan analisis data sehingga dapat menampilkan Peta Geologi yang mengacu kepada ranah Pembelajaran dari mulai Kognitif sampai dengan Psikomotorik sehingga mencerminkan produk pendidikan profesionalisme sarjana Teknik geologi.

    Buku Pedoman Pemetaan Geologi disusun berdasarkan hasil workshop Pemetaan Geologi yang dilaksanakan oleh FTG di Anyer, November 2010. Buku Pedoman ini akan diperbaharui secara berkala berdasarkan hasil evaluasi kekurangan dan kelebihannya. Diharapkan dengan diterbitkannya Buku Pedoman Pemetaan Geologi ini akan menjadi panduan yang seragam baik bagi mahasiswa peserta mk. Pemetaan Geologi Pendahuluan (PGP) dan Pemetaan Geologi Lanjut (PGL) maupun bagi dosen selaku pembimbing pemetaan geologi

    Anyer, 11 November 2010 a/n Dekan Fakultas Teknik Geologi Pembantu Dekan I,

    Ir. Mega F Rosana. MSc. Ph.D

    NIP. 196611051992032003

  • Daftar isi

    Hal

    Kata Pengantar ....... i

    Daftar isi ... ii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    1.2 Tujuan

    TPU Pemetaan Geologi Pendahulaun ..

    TPK Pemetaan Geologi Pendahulaun ..

    Struktur Geologi ..

    Stratigrafi ....

    BAB 2 Sistematika Pelaporan Pemetaan Geologi ...

    PENJELASAN BAB 2 Kerangka Geologi Regional

    PENJELASAN BAB 3 GEOLOGI

    GEOMORFOLOGI

    Geologi Daerah Penelitian

    1. Stratigrafi

    2. Struktur Geologi

    3. Sejarah Geologi

    4. Bahan Galian dan Keairan

    PENJELASAN BAB 4 RANGKUMAN

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • LAMPIRAN

    Lampiran 1 : FORMAT PROSES PEMBIMBINGAN DAN PENILAIAN PEMETAAN GEOLOGI

    Lampiran 2 : PENJELASAN PETA-PETA

    Lampiran 3 : FORMAT PETA KERANGKA

    Lampiran 4 : FORMAT PETA STRUKTUR/ POLA JURUS

    Lampiran 5 : FORMAT PENAMPANG GEOLOGI

    Lampiran 6 : FORMAT PETA GEOLOGI

  • BAB 1

    Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang

    Karakteristik ilmu geologi tidak terlepas dari sejarah perkembangan ilmu geologi yang berkembang selama ini dan sangat ditentukan oleh (determined by) pola fikir (paradigma) yang berkembang dalam ilmu geologi.

    Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu

    daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala. Peta geologi menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur,stratigrafi, stuktur, tektonika, fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi. Peta geologi disajikan berupa gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya. Penjelasan berisi informasi, misalnya situasi daerah, tafsiran dan rekaan geologi, dapat diterangkan dalam bentuk keterangan pinggir (SNI 4691- 1998)

    Metodologi pemetaan geologi merupakan metode riset yang sederhana, yakni rekontruksi berdasarkan pakem-pakem yang telah disepakati untuk memperoleh peta geologi yang utuh yang merupakan penjelasan dari fenomena geologi wilayah yang dipetakan sebagai hasil potret wilayah, yang sarat dengan metode diagnostika, identifikasi, dan berakhir dengan interpretasi (bukan kesimpulan). Banyak sekali pakem-pakem yang dibentuk dari asumsi (tanpa pengujian), yang kemudian dipakai untuk menjelaskan fenomena geologi yang dipetakan, sehingga membentuk tingkat kebenaran yang rendah. Oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman lebih luas tentang dasar-dasar keilmuan sebagai landasan pijak yang kuat dalam perumusan metodologi pemetaan geologi, sehingga produk yang dihasilkan bukan sekedar produk interpretasi, melainkan fakta empiris yang menjadi dasar eksplanasi kondisi geologi yang dipetakan yang dapat dibuktikan di lapangan (validasi/konfirmasi).

    Oleh karena itu diperlukan pemahaman tentang pola fikir yang mendasari Metode Pemetaan Geologi. Pemahaman ini tidak hanya untuk para mahasiswa geologi tetapi untuk seluruh pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran matakuliah Pemetaan Geologi Pendahuluan dan Pemetaan Geologi Lanjut.

    1.2 Tujuan

    TPU PEMETAAN GEOLOGI Revisi 10 November 2010

  • Setelah mengikuti Pemetaan Geologi maka mahasiswa dapat mengumpulkan data

    dan menganalisis data geologi sehingga dapat menyajikan data dalam peta dan

    membuat peta geologi, dengan bobot pekerjaan pada pengambilan data lapangan

    beserta penyajiannya.

    o Afektif, kognitif (kuliah), dan psikomotor mahasiswa

    o Pemilihan kavling pemetaan yang sesuai dengan TPU dan TPK

    TPK PEMETAAN GEOLOGI GEOMORFOLOGI

    Mahasiswa dapat memisahkan kelompok bentang alam dari Peta Topografi/foto

    udara/citra satelit/DEM

    Mahasiswa dapat membuat pola Pengaliran Sungai dari Peta topografi/citra

    satelit/foto udara/DEM

    Mahasiswa dapat mengenali bentuk lembah/punggungan/kerapatan kontur dari

    Peta topografi/foto udara/citra satelit/DEM

    Mahasiswa dapat mendeskripsi dan menganalisis pola aliran sungai dan kelompok

    bentang alam untuk Penafsiran Kondisi Geologi dalam rangka menunjang proses

    Pemetaan Geologi (dugaan litologi, struktur,arah lintasan dll)

    STRUKTUR GEOLOGI

    1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur struktur geologi di lapangan

    (kekar,perlapisan batuan, sesar dll)

    2. Mahasiswa dapat menampilkan data unsur-unsur struktur ke dalam peta kerangka

    (stereonet, roset diagram dll)

    3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis dan arah kekar-kekar yang ada di daerah

    pemetaan pada setiap satuan batuan

    4. Mahasiswa dapat membuat peta pola jurus perlapisan batuan

    5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengklasifkasikan jenis-jenis lipatan yang

    ada di daerah pemetaan

    6. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sesar-sesar yang ada di daerah pemetaan

    7. Mahasiswa dapat mebuat penampang struktur geologi pada peta pola jurus

    batuan dengan mengguanakan metoda-metoda pengambaran yang berlaku (misal

    dengan metoda busur)

  • STRATIGRAFI (termasuk Peleontologi, Sedimentologi) 1. Mahasiswa dapat mengumpulkan data data dasar stratigrafi (singkapan)

    2. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran penampang stratigrafi

    3. Mahasiswa dapat mengolah data stratigrafi

    4. Mahasiswa dapat menyajikan data stratigrafi yang telah diolah

    5. Mahasiswa dapat melakukan analisis stratigrafi

    6. Mahasiswa dapat melakukan interpretasi stratigrafi

    TIK Sejarah Geologi: Mahasiswa dapat menggunakan data geologi untuk merekonstruksi sejarah geologi di daerah pemetaan.

    TIK Bahan Galian dan Keairan : mahasiswa dapat menginventarisasi bahan galian dan sumberdaya air

  • BAB 2 SISTEMATIKA PELAPORAN

    PEMETAAN GEOLOGI Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar Abstrak Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Bab 1 Pendahuluan ( 10% dari jumlah halaman laporan )

    1.1 Latar Belakang

    Latar belakang bukan sebagai kewajiban menempuh matakuliah tapi latar

    belakang mengapa di daerah tersebut dilakukan pemetaan geologi, alasan

    dari kacamata kondisi geologi

    1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

    Berisi penyampaian identifikasi berbagai permasalahan kondisi geologi

    yang akan dijumpai di lapangan setelah melihat referensi dari geologi

    regional serta dari Peta Geomorfologi tentatif yang dibuat pada Pra

    Lapangan. Setelah itu dirumuskan permasalahannya dalam sebuah atau

    beberapa butir

    1.3 Maksud, tujuan, dan manfaat Revisi 10 November 2010

    Termasuk harapan apa yang dicapai oleh hasil pemetaan geologi ini

    1.4 Metode Pemetaan Geologi Revisi 10 November 2010

    Berisi metode yang digunakan, meliputi : objek penelitian, alat yg

    digunakan, langkah-langkah penelitian, dan analisis data.

    1.5 Geografi Umum

    Berisi kondisi umum daerah pemetaan termasuk kesampaian daerah,

    jumlah penduduk dan pendidikannya, mata pencaharian, agama, sekolah,

    budaya kepercayaan dan adat istiadat yang khas (TERUTAMA DIDAPAT

    DARI DATA PRIMER BERUPA PENGAMATAN SERTA DILENGKAPI DENGAN

    DATA SEKUNDER)

    1.6 Waktu Pemetaan dan Kelancaran Kerja Revisi 10 November 2010

    Bab 2 Kerangka Geologi Regional ( 20% dari jumlah halaman laporan ) Revisi 10 November 2010 2.1 Geomorfologi/Fisiografi 2.2 Stratigrafi

  • 2.3 Struktur Geologi Bab 3 Geologi ( 60% dari jumlah halaman laporan ) Revisi 10 November 2010 3.1 Geomorfologi Revisi 10 November 2010

    3.2 Geologi Daerah Penelitian 3.2.1. Stratigrafi Membahas satuan lithostratigrafi dalam kaitan ciri fisik/ lithologi (warna, komposisi, tekstur, struktur sedimen, fosil dan ketebalan), lingkungan pengendapan, penyebaran, umur dan hubungan stratigrafi, korelasi (posisi stratigrafi). 3.2.2 Struktur Geologi Membahas data lapangan secara umum. Membahas jenis-jenis struktur berdasarkan klasifikasi yang berlaku. Analisis struktur termasuk kronologisnya. 3.2.3 Sejarah Geologi Interpretasi sejarah geologi dari Peta Geologi yang dihasilkan. 3.2.4 Sumberdaya dan Kebahayaan Geologi Revisi 10 November 2010 Berisi hasil pengamatan lapangan yang melaporkan adanya potensi geologi dan kebencanaan di daerah pemetaan.

    Bab 4 Rangkuman ( 10% dari jumlah halaman laporan ) Revisi 10 November 2010 Rangkuman berisi menyingkat laporan Pemetaan Geologi sehingga keadaan Geologi (Stratigrafi, struktur, sejarah dan bahan galian) yang ada didaerah pemetaan tersaji dalam bentuk butir-butir. Daftar Pustaka Penulisan pustaka berdasarkan format yang berlaku dalam penyusunan skripsi S-1 (Format penulisan laporan terlampir; AFA) Kelengkapan Laporan Pemetaan Geologi terdiri atas :

    Peta Kerangka

    Peta Pola Jurus

    Peta Geologi

    Penampang Stratigrafi Terukur

    Jurnal Harian termasuk data mentah Geologi Struktur

    Sumberdaya dan Kebencanaan Geologi Berisi hasil pengamatan lapangan yang melaporkan adanya potensi sumberdaya geologi dan kebencanaan geologi di daerah pemetaan.

    Bahan acuan untuk pedoman pemetaan geologi.

    1. Pedoman Geomorfologi

    2. Pedoman Sedimentologi,

  • 3. Pedoman Petrologi dan Petrografi,

    4. Pedoman Stratigrafi,

    5. Pedoman Paleontologi,

    6. Petunjuk Praktis Pemetaan Struktur Geologi

    7. Pedoman Metode Pemetaan Geologi

    8. Basic Geological Mapping, Barnes 2004

    9. Geology in The Field, Compton, 1985

    10. Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996

    11. .

  • Contoh Daftar Pustaka (model 1)

    DAFTAR PUSTAKA Arif, A. Fachruding. 1989. Pengaruh Sampah DI Tempat Penimbunan Akhir, Dago,

    Kotamadya Bandung, Terhadap Kualitas Airtanah Bebas Di Sekitarnya. Tesis Magister Sains Ilmu Lingkungan, Program Studi Ilmu Lingkungan, Jurusan Antar Bidang, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Tidak diterbitkan, 211 h.

    Coates, Donald R. 1989. Environmental Geology. John Wiley & Sons, New York, Chichester, Brisbane, Toronto, Singapore, 701 h.

    Dajan, Anto. 1987. Pengantar Metode Statistik, Jilid II. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta, 406 h.

    Freeze, R. Allan and John A. Cherry. 1979. Groundwater. Prentice-Hall inc., Englewood Cliffs, New Jersey, 604 h.

    Hann Jr., Roy W. dan R.G. Willey, 1972. Water Quality Determinations, Volume II. The Hydrologic Engineering Center, Corps of Engineers, U.S. Army, California.

    Hartono, Djoko. 1980. Geologi Daerah Dataran Tinggi Bandung Dalam Hubungannya Dengan Penyebaran Lapisan Pembawa Air Di Daerah Bandung Raya, Provinsi Jawa Barat. Thesis Sarjana Teknik Geologi, Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Tidak Diterbitkan, 118 h.

    Koesoemadinata, R.P. 1963. The geology and oil possibilities of Northern West Java. Dept. Geol. ITB. Contr., 53 : 1-32.

    Land, L.S. and T.F. Goreau. 1970. Submarine lithification of Jamaican reefs. J. Sediment. Petrol., 40 : 457-462.

    Minear, R.A. and J.W. Patterson. 1972. Septic tanks and groundwater pollution. Dalam: Ground water Pollution. 1972. Bill Cate (Editor), Directory Press. St. Louis, Missouri, h. 52-69.

    Purdy, E.G. 1964. Digenesis of Recent marine carbonate sediments. Bull. Am. Assoc. Petrol. Geologist., 48 : 542-545.

    Schneider, W.J. 1970. Hydrologic implication of soil-waste disposal. Dalam: Environmental Geology. 1975. Frederick Betz, Jr. (Editor), Dowden, Hutchinson & Ross, Inc., Stroudsburg, Pennsylvania, h. 274-283.

    Van Bemmelen, R.W. 1949. The Geology of Indonesia, Volume I A. The Hague Martinus Nijhoff, Netherland, 732 h.

  • LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • MANUAL dan PROSEDUR PEMETAAN GEOLOGI

    (ANYER, NOVEMBER 2010)

  • Format Proses pengajaran dan Penilaian Pemetaan Geologi

    TAHAPAN PENDAHULUAN LANJUT

    Nilai Maks.

    Nilai Ttd Dosen Bobot Nilai Ttd Dosen

    Pra Lapangan (20 - hari) Pembuatan Peta Dasar 0,5 Diskusi Peta Topografi, Citra Satelit, Foto Udara, DEM 0,5

    Pembuatan Peta Pola Pengaliran 0,5 Interpretasi struktur melalui topografi 0,5

    Pengelompokan Bentang Alam berdasarkan Pola Pengaliran, Pola Punggungan, bentuk dan kerapatan Kontur.

    1

    Penafsiran Kondisi Geologi berdasarkan Peta Geomorfologi Tentatif

    1

    Diskusi Geologi Regional 0,5 Pembuatan Peta Geomorfologi Tentatif dan Tabel Satuan Geomorfologi Tentatif

    0,5

    Diskusi Rencana Pekerjaan Lapangan : Metodologi, penetapan lintasan kunci, lokasi basecamp, jadwal kerja lapangan.

    0,5

    Kemampuan Deskripsi Lapangan 1 Kesiapan Peralatan Lapangan 0.5 HSE di lapangan 0 Konfirmasi izin berangkat ke lapangan

    Total Bobot 7 4

    LAPANGAN (20 30 hari) Pengumpulan Data/singkapan 5 Keakuratan Plotting Stasiun Pengamatan 10

    Deskripsi Batuan 5 Deskripsi Struktur Geologi/data mentah Geologi struktur (form terlampir)

    5

    Kelengkapan Catatan Lapangan dan Jurnal Lapangan (Foto) 10

    Pengambilan contoh Batuan 1 Measure Section dan sketsa singkapan 5

    Pembimbingan Lapangan 15 Total Bobot 56 40

    Pekerjaan Studio dan Laboratorium (20 hari)

    Pembuatan peta kerangka 1 Pembuatan peta pola jurus / analisa kelurusan / stereonet 2

  • Pemilahan contoh batuan untuk paleontologi 0

    Pemilahan batuan untuk petrografi 0

    Total Bobot 3 7

    PENYUSUNAN PETA GEOLOGI (20 hari)

    Pembuatan Batas Litologi 1 Penarikan Stuktur Geologi 1 Pembuatan Penampang Geologi 1 Pembuatan Kolom Stratigrafi 1 Penyusunan Laporan dan Sintesis Geologi 3 10

    Multimedia Presentasi 1 Total Bobot 8 19

    KOLOKIUM (penilaian oleh Panel/penguji disusun

    dalam format tersendiri ) 25 30

    Total Bobot 100 100

  • LAMPIRAN 2

    PENJELASAN PETA-PETA

    Data hasil pengamatan dan pengukuran unsur-unsur struktur geologi ditampilkan dalam

    peta kerangka geologi (untuk pemetaan geologi pendahuluan dan lanjut) atau peta lokasi

    pengukuran unsur struktur (untuk skrispsi dengan kajian khusus bidang struktur).

    Di dalam peta kerangka geologi yang lazim ditampilkan adalah hasil pengukuran jurus dan

    kemiringan lapisan batuan, indikasi gejala pensesaran, simbol litologi dsb. Oleh karenanya peta ini

    sangat penting karena berisi informasi segala gejala geologi hasil penelitian lapangan.

    Ploting data unsur struktur seluruhnya harus ditampilkan dalam peta kerangka. Dalam hal

    ini apabila di dalam suatu lintasan pengamatan dijumpai singkapan yang rapat dan menerus maka

    sedapat mungkin data tersebut diplot ke dalam peta kerangka. Pada saat ini ada kendala untuk

    memplot data pengukuran unsur struktur sebanyak mungkin ke dalam peta kerangka, karena di

    dalam peta ini tidak hanya data struktur yang diplot namun simbol litologinyapun harus

    dicantumkan. Oleh karenanya perlu dibuat satu peta lagi yang khusus menggambarkan hasil

    pengukuran unsur struktur, yang dinamakan sebagai Peta Lokasi Unsur Struktur.

    Peta lokasi unsur struktur ini menunjukan lokasi hasil pengukuran jurus dan kemiringan

    lapisan batuan, data cermin sesar, gejala pensesaran berupa breksi sesar, milonit, mata air panas

    dsb.

    Peta lokasi struktur digunakan untuk merekontruksi pola jurus, dengan cara ini akan

    diketahui posisi dan jalur sumbu lipatan (jika ada) maupun jalur sesarnya. Lebih jauh lagi apabila

    dikompilasi dengan data stratigrafi dan paleontologi akan diketahui penyebaran batuannnya

    secara lateral.

    Pada saat ini hasil rekontruksi pola jurus ditampilkan dalam peta tersendiri yang dinamakan

    sebagai Peta Pola Jurus Perlapisan Batuan. Selama ini rekontruksi pola jurus yang dilakukan oleh

    mahasiswa tidak memperhatikan elevasi (topografi) sebagai dasar dalam koreksi topografi (ingat

    hukum V). Oleh karenanya hasil rekontruksi pola jurus hanya bersifat semu (karena ploting data

    jurus dan kemiringan lapisan batuan tidak pada tempat sebenarnya). Prosedur sebenarnya dalam

    merekontruksi pola jurus adalah dengan menyamakan kedudukan data pengukuran pada elevasi

    yang sama (Hal ini berlaku pula dalam pembuatan penampang geologi). Untuk kepentingan ini

    setiap data harus diproyeksikan pada level yang sudah ditentukan, sehingga memerlukan waktu

  • yang cukup lama (ingat waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas ini maksimal 3

    semester). Oleh karenanya laboratorium geodinamik yang berkepentingan dalam masalah ini

    memutuskan untuk mengganti Peta Pola Jurus Perlapisan Batuan menjadi Peta Struktur.

    Peta struktur ini dibuat berdasarkan Peta Kerangka, Penampang struktur, stratigrafi dan

    umur batuan. Semua data pengukuran umsur struktur seluruhnya ditampilkan di dalam Peta

    Struktur (lihat contoh peta struktur pada lampiran).

    Peta Geologi merupakan tujuan utama dalam pemetaan geologi. Peta geologi ini

    merupakan hasil analisis data dari peta kerangka, peta struktur, penampang geologi, rekontruksi

    pola jurus, stratigrafi dan umur batuan. (Semua data pengukuran Peta Struktur ditampilkan dalam

    Peta geologi).

    Catatan :

    - Ukuran huruf di dalam peta beserta keterangan peta harus proposional, jelas dan rapih.

    Tidak boleh menggunakan tangan bebas.

    - Keterangan lembar peta diletakkan pada sudut kanan atas dari peta di luar garis bingkai/

    frame peta

    - Ukuran peta-peta = A1 A0 disesuaikan dengan banyaknya data dari lapangan

    LAMPIRAN 3 FORMAT PETA KERANGKA

    1

    2

    5

    3

    4

  • Peta kerangka geologi adalah bank data, berisi :

    Simbol arah mata angin

    Simbol nomor stasiun, lintasan

    Simbol jenis batuan sebagai calon penyusun satuan peta

    Plotting strike /dip lapisan

    Plotting simbol elemen struktur

    Pengisian legenda untuk keterangan tiap simbol litologi

    pengisian legenda untuk keterangan tiap elemen struktur

    membaca sebaran simbol-simbol batuan / elemen

    indikasi struktur geologi untuk bahan rekonstruksi peta-peta pola jurus perlapisan dan geologi

    1. PETA

    a. Sumber peta dasar dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dari BAKORSUTANAL

    dengan skala 1 : 25.000

    b. Untuk pemetaan geologi pendahuluan 1 : 12.500 merupakan perbesaran peta RBI

    skala 1 : 25.000, interval kontur menjadi 6,25 m sehingga diperlukan penambahan

    kontur

    c. Koordinat yang digunakan longitude-latitude dan/atau UTM

    d. Kontur yang dimunculkan kontur lengkap, sungai,

    2. JUDUL PETA :

    UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

    PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Font Arial

    16

    9 8

    6

  • JATINANGOR 2010

    PETA KERANGKA GEOLOGI

    Daerah Baribis Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka,

    Propinsi Jawa Barat (sebagian Peta Bakosurtanal, lembar..........)

    3. Logo UNPAD

    4. Skala Grafis/ Skala Bar disesuaikan dengan skala peta (Font Tahoma 8) diikuti dengan skala

    teks (Font Arial 14)

    5. Nama Mahasiswa dengan NPM (font Arial 14)

    6. Keterangan litologi, struktur, pengambilan sampel (font Arial 11-12)

    7. Legenda peta (font arial 11-12)

    8. Peta indeks topografi

    9. Peta indeks lokasi

    10. Ukuran kotak keterangan litologi disesuaikan dengan teks

    11. Penggambaran lintasan pengamatan berwarna netral (hitam)

    12. Kontur lengkap

    13. Nama geografis lengkap

    14. Notasi kampung dan sungai tidak berwarna

    Font Arial 24

    Font Arial 16

    U

  • Contoh Peta

  • LAMPIRAN 4

    FORMAT PETA STRUKTUR/ POLA JURUS

    1. PETA

    a. Sumber peta dasar dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dari BAKORSUTANAL

    dengan skala 1 : 25.000

    b. Untuk pemetaan geologi pendahuluan 1 : 12.500 merupakan perbesaran peta RBI

    skala 1 : 25.000, interval kontur menjadi 6,25 m sehingga diperlukan penambahan

    kontur

    1

    2

    5

    3

    4

    10

    9 8

    6

    7

  • c. Koordinat yang digunakan longitude-latitude dan UTM

    d. Penarikan pola jurus menggunakan hukum V

    2. JUDUL PETA :

    UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

    PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JATINANGOR

    2010

    PETA POLA JURUS

    PERLAPISAN BATUAN

    Daerah Baribis

    Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat

    (sebagian Peta Bakosurtanal, lembar..........)

    3. Logo UNPAD

    4. Skala Grafis/ Skala Bar disesuaikan dengan skala peta (Font Tahoma 8) diikuti dengan skala

    teks (Font Tahoma 14)

    5. Nama Mahasiswa dengan NPM (font Tahoma 14)

    6. Keterangan satuan (simbol), struktur (font Tahoma 11-12)

    7. Legenda peta (font Tahoma 11-12)

    8. Peta indeks topografi

    9. Peta indeks lokasi

    10. Penampang struktur

    Contoh Peta

    Font Arial 16

    Font Arial 24

    Font Tahoma 16

  • LAMPIRAN 5

    FORMAT PENAMPANG

    1. Skala Penampang Geologi disesuaikan dengan skala peta

    2. Skala vertikal dan horisontal disamakan

    3. Interval elevasi dalam garis/ bar ketinggian topografi

    disesuaikan dengan skala (skala vertical = skala horizontal : 1 :

    25.000 interval elevasi = 250 m)

    4. Dalam rekostruksi penampang digunakan metoda busur (Arc

    Method)

  • LAMPIRAN 6 FORMAT PETA GEOLOGI

    1. PETA

    1

    2

    5

    3

    4

    10

    9 8

    6

    7

  • a. Sumber peta dasar dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dari BAKORSUTANAL

    dengan skala 1 : 25.000

    b. Untuk pemetaan geologi pendahuluan 1 : 12.500 merupakan perbesaran peta RBI

    skala 1 : 25.000, interval kontur menjadi 6,25 m sehingga diperlukan penambahan

    kontur

    2. JUDUL PETA :

    UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

    PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JATINANGOR

    2010

    PETA GEOLOGI

    Daerah Baribis Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka,

    Propinsi Jawa Barat (sebagian Peta Bakosurtanal, lembar..........)

    3. Logo UNPAD

    4. Skala Grafis/ Skala Bar disesuaikan dengan skala peta (Font Tahoma 8) diikuti dengan skala

    teks (Font Tahoma 14)

    5. Nama Mahasiswa dengan NPM (font Tahoma 14)

    6. Kolom Stratigrafi

    7. Keterangan dan legenda peta (font Tahoma 11-12)

    8. Peta indeks topografi

    9. Peta indeks lokasi

    10. Penampang Geologi

    Contoh Peta

    Font Tahoma 16

    Font Tahoma 24

    Font Tahoma 16