pedoman substansial pnmhii xxv peraturan kegiatan diskusi ... · prioritas pertanyaan dan tanggapan...

13
1 Pedoman Substansial PNMHII XXV Peraturan Kegiatan Diskusi Ilmiah PNMHIII XXV I. PERATURAN KEGIATAN 1. Topik makalah akan ditentukan oleh panitia 2. Peserta diwajibkan datang tepat waktu selama acara berlangsung 3. Peserta akan dikelompokkan ke dalam skema Group Discussion (GD) yang ditentukan oleh panitia (dapat dilihat skema tersebut sebagaimana diatur dalam peraturan Joint Statement Forum) 4. Peserta wajib mematuhi segala arahan yang diberikan oleh dosen fasilitator diskusi 5. Peserta akan menyampaikan paparan presentasi selama 10 menit dengan 15 menit waktu tanya jawab 6. Peserta diwajibkan mengikuti alokasi waktu presentasi dan tanya jawab yang telah diberikan. Ketidaktepatan waktu penyampaian materi akan berakibat pada pengurangan nilai 7. Pembobotan penilaian dapat dilihat sebagaimana terlampir dalam borang penilaian 8. Prioritas pertanyaan dan tanggapan adalah dari lingkup yang paling kecil menuju lingkup yang lebi besar (lingkup I > lingkup II > lingkup III) 9. Makalah terbaik akan mendapatkan penghargaan “Best Papers” pada tiap-tiap GD 10. Best Papers tiap GD berhak mempresentasikan makalahnya dalam sidang pleno bersama. 11. Waktu penyampaian presentasi makalah dalam sidang pleno adalah 10 menit. Dalam sidang pleno tidak terdapat sesi tanya jawab 12. Hal-hal teknis yang tidak diatur dalam peraturan ini menjadi wewenang dari dosen fasilitator untuk memutuskan pertimbangan

Upload: hoangthuy

Post on 03-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Substansial PNMHII XXV Peraturan Kegiatan Diskusi ... · Prioritas pertanyaan dan tanggapan adalah dari lingkup yang paling kecil menuju lingkup ... Contoh: Delegasi ... focus

 

1    

Pedoman Substansial PNMHII XXV

Peraturan Kegiatan Diskusi Ilmiah PNMHIII XXV

I. PERATURAN KEGIATAN

1. Topik makalah akan ditentukan oleh panitia

2. Peserta diwajibkan datang tepat waktu selama acara berlangsung

3. Peserta akan dikelompokkan ke dalam skema Group Discussion (GD) yang

ditentukan oleh panitia (dapat dilihat skema tersebut sebagaimana diatur dalam

peraturan Joint Statement Forum)

4. Peserta wajib mematuhi segala arahan yang diberikan oleh dosen fasilitator diskusi

5. Peserta akan menyampaikan paparan presentasi selama 10 menit dengan 15 menit

waktu tanya jawab

6. Peserta diwajibkan mengikuti alokasi waktu presentasi dan tanya jawab yang telah

diberikan. Ketidaktepatan waktu penyampaian materi akan berakibat pada

pengurangan nilai

7. Pembobotan penilaian dapat dilihat sebagaimana terlampir dalam borang penilaian

8. Prioritas pertanyaan dan tanggapan adalah dari lingkup yang paling kecil menuju

lingkup yang lebi besar (lingkup I > lingkup II > lingkup III)

9. Makalah terbaik akan mendapatkan penghargaan “Best Papers” pada tiap-tiap GD

10. Best Papers tiap GD berhak mempresentasikan makalahnya dalam sidang pleno

bersama.

11. Waktu penyampaian presentasi makalah dalam sidang pleno adalah 10 menit. Dalam

sidang pleno tidak terdapat sesi tanya jawab

12. Hal-hal teknis yang tidak diatur dalam peraturan ini menjadi wewenang dari dosen

fasilitator untuk memutuskan pertimbangan

Page 2: Pedoman Substansial PNMHII XXV Peraturan Kegiatan Diskusi ... · Prioritas pertanyaan dan tanggapan adalah dari lingkup yang paling kecil menuju lingkup ... Contoh: Delegasi ... focus

 

2    

PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM PNMHII XXV

INFORMASI UMUM dan DESKRIPSI KEGIATAN

Joint Statement Forum (selanjutnya disebut sebagai JSF) merupakan salah satu mata

acara dalam rangkaian kegiatan PNMHII. Keberadaan JSF sebagai salah satu mata acara

dalam PNMHII secara jelas disebutkan dalam Garis Besar Haluan FKMHII. JSF menjadi

suatu forum khusus untuk merumuskan pernyataan sikap bersama peserta PNMHII, yang

nantinya akan dirilis sebagai hasil pelaksanan rangkaian kegiatan PNMHII. Sebagaimana

tema besar PNMHII XXV pada tahun ini yaitu “Upholding the Pledge: Nationalism in

Indonesian Foreign Policy”, alur perumusan(pembahasan) penyataan sikap bersama

dalam forum JSF PNMHII XXV akan menekankan pada konsepsi nasionalisme dalam

pelaksanaan kebijakan luar negeri Indonesia.

Pada pelaksanaan JSF PNMHII tahun ini, peserta akan dibagi kedalam tiga tema besar

yang selama ini menjadi pilar nasionalisme kebijakan Luar Negeri Indonesia, yakni:

national integrity, national prosperity, dan national identity. Peserta diwajibkan untuk

membawa draft komunike yang sebelumnya telah disusun untuk kemudian didiskusikan

dalam masing-masing “group discussion” yang akan difasilitasi oleh dosen pemandu

dalam masing-masing bidang. Delegasi JSF pada akhirnya diharapkan dapat menyusun

komunike yang berkesesuaian dengan diskusi pada saat group discussion. Interaksi

ideasional konstruktif antar peserta PNMHII pada saat group discussion inilah yang

kemudian akan dijadikan sebagai rumusan komunike pernyataan sikap bersama PNMHII,

sehingga komunike yang nantinya dirilis merupakan komunike yang dapat

dipertanggungjawabkan secara akademis. Perwakilan peserta JSF pada tiap group

discussion akan mempresentasikan komunike yang telah disusunnya pada sidang pleno

bersama yang akan disaksikan seluruh peserta PNMHII, untuk kemudian dilakukan

proses kompilasi dan finalisasi hingga dirilis sebagai hasil akhir dari rangkaian kegiatan

PNMHII. Hasil akhir yang akan diajukan pula sebagai bahan rekomendasi alternatif

kepada stakeholder pemangku kebijakan luar negeri Republik Indonesia, baik itu unsur

pemerintah, legislatif, maupun lembaga-lembaga terkait lainnya.

Page 3: Pedoman Substansial PNMHII XXV Peraturan Kegiatan Diskusi ... · Prioritas pertanyaan dan tanggapan adalah dari lingkup yang paling kecil menuju lingkup ... Contoh: Delegasi ... focus

 

3    

I. KETENTUAN DAN PANDUAN PEMBUATAN KOMUNIKE

• Panitia akan menetapkan dan membagi peserta JSF kedalam sembilan medium

diskusi. Sembilan medium ini ditentukan berdasarkan tiga tema besar, National

Integrity (Integritas Nasional), National Prosperity (Kesejahteraan Nasional), dan

National Identity (Identitas Nasional).

• Sembilan Medium dalam pembahasan forum JSF:

1. Permasalahan Papua,

2. Permasalahan keamanan maritim

3. Industri pertahanan nasional.

4. Keterlibatan Indonesia dalam G 20

5. Keterlibatan Indonesia dalam APEC

6. Pengembangan perekonomian kreatif

7. Permasalahan multikulturalisme

8. Peran Diaspora

9. Industri Kebudayaan

• Poin pertama, tujuan dari JSF adalah menghasilkan rekomendasi konstruktif bagi

pemerintah (GBHFKMHII, BAB IV, Poin 4.2.1). Poin kedua, satu-satunya hasil riil

dari rangkaian proses pelaksanaan PNMHII(Opening Ceremony, Diskusi Ilmiah,

Short Diplomatic Course, City Tour, Closing Ceremony dsb) adalah komunike Joint

Statement Forum(Pernyataan Sikap Bersama) yang dirilis pada akhir pelaksanaan

PNMHII. Dengan menimbang pada kedua hal tersebut, hasil dari pelaksanaan JSF

berupa komunike harus diatur secara komprehensif, sistematis, mendetail dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

• Mekanisme Penulisan Komunike:

Komunike adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh suatu institusi/forum dalam

pembahasan suatu isu/masalah tertentu. Komunike berisi opini mengenai suatu situasi

tertentu dan rekomendasi sikap dan/atau tindakan yang harus diambil dalam

menyikapi isu/masalah tertentu. Komunike disusun melalui kompilasi draft komunike

delegasi(peserta JSF), serta dengan mempertimbangkan hasil pembahasan dari group

Page 4: Pedoman Substansial PNMHII XXV Peraturan Kegiatan Diskusi ... · Prioritas pertanyaan dan tanggapan adalah dari lingkup yang paling kecil menuju lingkup ... Contoh: Delegasi ... focus

 

4    

discussion masing-masing. Peserta JSF berhak untuk mengubah subtansi beserta

redaksional kata dalam draft komunike pasca pelaksanaan group discussion sampai

dengan pelaksanaan sidang forum. Draft final komunike akan diajukan pada sidang

forum untuk direvisi dan pada akhirnya disetujui oleh peserta PNMHII sebagai

komunike JSF.

a. Komunike disusun secara sistematis dengan melalui pertimbangan seluruh

anggota FKMHII yang terdaftar mengikuti proses berjalannya perumusan

resolusi JSF PNMHII XXV.

b. Komunike JSF PNMHII XXV akan disusun menggunakan poin sebagai ayat

utama, serta sub poin sebagai pasal-pasal penjelas.

c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur

penulisan komunike. Klausa akan dituliskan dalam bentuk poin sebagai

argumen utama, serta sub poin sebagai penjelasan.

Tata bahasa dalam draft komunike yang diajukan oleh peserta harus jelas dan padat

menjelaskan aspek substansi. Gagasan yang jelas melalui tata bahasa yang baik akan

mendorong kemungkinan ketercapaian konsensus peserta PNMHII.

Mengingat posisi penting dari komunike. Terdapat beberapa aspek yang perlu

dipahami secara komprehensif oleh peserta dalam menyusun draft komunike

PNMHII XXV:

1. Gagasan substansi dalam draft komunike disusun berdasarkan pertimbangan

atas penafsiran situasi riil yang terjadi dalam kebijakan luar negeri Indonesia.

2. Draft Komunike disusun berdasarkan pertimbangan atas dokumen legal yang

berlaku di Indonesia. Contoh: UUD, UU, Peraturan Pemerintah, dsb.

3. Draft Komunike disusun berdasarkan pertimbangan atas yurisdiksi legal

perjanjian internasional yang mengikat Indonesia.

4. Draft Komunike harus mampu merumuskan secara jelas langkah operasional

atas pilihan sikap yang diajukan.

5. Draft Komunike mampu menjelaskan secara jelas rumusan teknis, gambaran

yang lebih detail atas suatu sikap/ide/solusi yang diajukan. Poin ini memiliki

relasi yang kuat dengan poin 2 dan 3 diatas. Apakah rumusan teknis-

Page 5: Pedoman Substansial PNMHII XXV Peraturan Kegiatan Diskusi ... · Prioritas pertanyaan dan tanggapan adalah dari lingkup yang paling kecil menuju lingkup ... Contoh: Delegasi ... focus

 

5    

gambaran detail tersebut bertentangan dengan instrumen legal nasional

maupun internasional yang sedang berlaku.

Contoh: Delegasi mengajukan gagasan pembentukan organisasi X sebagai

solusi menyelesaikan permasalahan People Smuggling ke Australia. Akan

tetapi, ternyata asas pendirian organisasi X ini bertentangan dengan UU no.12

thn. 2012 dan kovenan HAM PBB yang diratifikasi Indonesia. (Tidak

diperbolehkan diajukan sebagai draft komunike)

6. Sikap dan gagasan yang diajukan dalam draft komunike harus memberikan

penjelasan secara komprehensif mengenai alasan pertimbangan, mengapa

mendorong suatu kebijakan tertentu, mengapa kebijakan yang diajukan

tersebut urgent untuk dilaksanakan dsb.

• AMANDEMEN

Mengenai perubahan substansi maupun tata bahasa draf komunike yang disebut

dengan amandemen. Terdapat dua jenis amandemen yang juga telah disebutkan dalam

aturan prosedural:

1) Amandemen Non Substansial; Koreksi atas tata bahasa, ejaan, atau kesalahan

format penulisan akan diadopsi tanpa voting oleh majelis, dengan persetujuan

dari pimpinan.

2) Amandemen Substansial; perubahan sehubungan dengan substansi/definisi

dari komunike harus disetujui secara keseluruhan oleh anggota sidang.

Pada saat hari H pelaksanaan PNMHII, draf Komunike dapat diamandemen sesuai

dengan masukan-masukan yang diterima, terutama dari hasil diskusi yang terjadi pada

masing-masing group discussion. Ataupun hasil masukan konstruktif dari

delegasi(peserta) lainnya. Pasca pelaksanaan group discussion. Masing-masing

perwakilan group discussion akan mempresentasikan draft final komunike. Untuk

kemudian sekali lagi mengalami proses kompilasi dan amandemen terakhir pada

sidang pleno bersama(sidang forum). Hasil kompilasi draft komunike pasca sidang

pleno bersama akan dirilis oleh anggota FKMHII peserta PNMHII XXV sebagai

komunike JSF mahasiswa HI se-Indonesia.

Page 6: Pedoman Substansial PNMHII XXV Peraturan Kegiatan Diskusi ... · Prioritas pertanyaan dan tanggapan adalah dari lingkup yang paling kecil menuju lingkup ... Contoh: Delegasi ... focus

 

6    

PENJELASAN ALUR POKOK DISKUSI SIDANG JSF

1. Pembuka diskusi dengan gambaran umum tentang tema dan pembahasan atas

signifikansi tema (topic overview) oleh moderator

2. Memilih mekanisme pembahasan sesuai dengan mosi yang akan diajukan dan

disetujui oleh voting, atau melaksanakan sidang dengan membahas masalah tanpa

melalui pengajuan mosi terlebih dahulu

3. Penyampaikan pandangan umum moderator atas hal-hal yang signifikan untuk

dibahas dalam diskusi berdasarkan hasil overview terhadap draft communique peserta

4. Penyusunan agenda setting pembahasan

5. Jika peserta menyetujui mekanisme penggunaan mosi, maka mosi yang diajukan

disarankan untuk mengikuti agenda setting yang telah ditentukan berdasarkan

pandangan moderator atas overview draft communique peserta dan kesepakatan

peserta

6. Pernyataan pandangan umum setiap delegasi universitas pada lingkup I (tier I) untuk

mengajukan garis besar draft communique yang dibuat

7. Memulai agenda setting pembahasan

8. Melaksanakan diskusi

9. Memulai pembahasan kesepakatan atas rancangan communique yang hendak diajukan

dalam sidang pleno terkait tema yang bersangkutan

10. Penyatuan draft communique menjadi “draft joint communique”

11. Kesimpulan diskusi

12. Penutup diskusi

Page 7: Pedoman Substansial PNMHII XXV Peraturan Kegiatan Diskusi ... · Prioritas pertanyaan dan tanggapan adalah dari lingkup yang paling kecil menuju lingkup ... Contoh: Delegasi ... focus

 

7    

ALUR TEKNIS JOINT STATEMENT FORUM

Joint Statement Forum PNMHII XXV memiliki alur teknis penyelenggaraan sebagai

berikut, JSF memiliki total waktu kesluruhan tiga hari. Dalam satu hari akan diadakan tiga

focus group discussion, dengan perincian sebagai berikut:

• Hari pertama : Permasalahan Papua, Permasalahan Keamanan Maritim,

Industri Pertahanan Nasional

• Hari Kedua : Keterlibatan Indonesia dalam G 20, Keterlibatan Indonesia

dalam APEC, Pengembangan Perekenomian Kreatif

• Hari Ketiga : Isu Multikulturalisme, Peran Diaspora, Industri Kebudayaan

Seluruh delegasi Joint Statement Forum akan dibagi kedalam tiga focus group discussion

yang telah diagendakan. Sampai dengan akhir acara, total seluruh delegasi akan menjalani

tiga FGD yang berbeda.

Masing-masing FGD berkewajiban untuk menyusun draft akhir joint communique yang

nantinya akan disahkan di sidang pleno penetapan joint communique.

KETENTUAN KHUSUS AGENDA ACARA

Peserta Joint Statement Forum PNMHII XXV merupakan delegasi perwakilan

universitas yang secara resmi terdaftar sebagai peserta seluruh rangkaian PNMHII XXV.

1. Elemen FGD Joint Statement Forum masing-masing adalah:

a. Peserta tier 1, peserta ini merupakan delegasi JSF perwakilan universitas yang

mendapat tugas dari panitia untuk menyusun/presentasi draft joint communique sesuai

dengan tema focus group discussion yang dilaksanakan pada hari itu.

b. Peserta tier 2, peserta ini merupakan delegasi JSF perwakilan universitas yang pada

saat suatu focus group discussion dilaksanakan tidak memiliki tugas penyusunan/ jatah

presentasi draft joint communique di hari tersebut.

Page 8: Pedoman Substansial PNMHII XXV Peraturan Kegiatan Diskusi ... · Prioritas pertanyaan dan tanggapan adalah dari lingkup yang paling kecil menuju lingkup ... Contoh: Delegasi ... focus

 

8    

c. Peserta tier 3, peserta ini merupakan delegasi Diskusi Ilmiah yang diharapkan mampu

memberikan ide dan saran konstruktif untuk penyusunan draft joint communique selama

FGD JSF berlangsung.

d. Moderator

2. Elemen lainnya yang tidak termasuk kedalam empat poin diatas tidak diperbolehkan

mengikuti Focus Group Discussion.

3. Elemen lainnya yang tidak termasuk kedalam empat poin diatas diperkenankan

menyaksikan Focus Group Discussion JSF namun tidak mempunyai hak bicara dan hak

suara.

4. Skema Visual Tata Letak Peserta FGD Joint Statement Forum Terlampir

HAK SERTA KEWAJIBAN

1. Hak Peserta

1) Peserta Tier 1

a. Peserta tier 1 memiliki hak bicara dan hak suara.

b. Peserta dapat mengajukan pertanyaan, usul, dan saran pendapat baik lisan maupun

tulisan.

c. Peserta berhak mendapatkan materi sidang dan forum.

d. Pertanyaan dan pendapat disampaikan dengan singkat dan jelas kepada pimpinan

sidang.

2) Peserta Tier 2

a. Peserta tier 1 memiliki hak bicara.

b. Peserta dapat mengajukan pertanyaan, usul, dan saran pendapat baik lisan maupun

tulisan.

c. Peserta berhak mendapatkan materi sidang dan forum.

d. Pertanyaan dan pendapat disampaikan dengan singkat dan jelas kepada pimpinan

sidang.

Page 9: Pedoman Substansial PNMHII XXV Peraturan Kegiatan Diskusi ... · Prioritas pertanyaan dan tanggapan adalah dari lingkup yang paling kecil menuju lingkup ... Contoh: Delegasi ... focus

 

9    

3) Peserta Tier 3

a. Peserta tier 1 memiliki hak bicara

b. Peserta dapat mengajukan pertanyaan, usul, dan saran pendapat baik lisan maupun

tulisan.

c. Peserta berhak mendapatkan materi sidang dan forum.

d. Pertanyaan dan pendapat disampaikan dengan singkat dan jelas kepada pimpinan

sidang.

Ket.

Hak untuk mengajukan pendapat dibedakan berdasarkan prioritas tier. Tier 1 memiliki

prioritas hak berbicara lebih besar dari tier 2. Sementara tier 2 juga mendapat prioritas

berbicara lebih dari tier 3.

Hak Bicara = Hak yang dimiliki peserta untuk menyatakan pendapat

Hak Suara = Hak untuk menentukan keputusan hasil FGD(Apabila terjadi voting, maka

peserta dengan hak suara inilah yang boleh mengikuti voting).

2. Kewajiban Peserta

a. Mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh moderator.

b. melaksanakan registrasi administrasi.

c. menyerahkan draft joint communique(sesuai dengan jadwal presentasi) kepada

panitia.

Page 10: Pedoman Substansial PNMHII XXV Peraturan Kegiatan Diskusi ... · Prioritas pertanyaan dan tanggapan adalah dari lingkup yang paling kecil menuju lingkup ... Contoh: Delegasi ... focus

 

10    

TATA TERTIB UMUM

1.Tidak diperbolehkan menggunakan ponsel dan alat komunikasi yang penggunaannya dapat

mengganggu selama diskusi FGD JSF berlangsung;

2.Tidak diperbolehkan untuk menggunakan kamera selama FGD JSF berlangsung;

3.Tidak diperbolehkan untuk menyinggung isu SARA selama diskusi FGD JSF berlangsung;

4.Tidak diperkenankan untuk makan di dalam ruangan diskusi;

5.Peserta diskusi FGD JSF diharapkan dapat menggunakan pakaian yang sopan dan pantas;

6.Peserta diskusi FGD JSF diharapkan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar;

7.Penggunaan bahasa asing, seperi bahasa Inggris, dapat digunakan selama diskusi,

khususnya untuk mengacu pada istilah;

8.Peserta diskusi tidak diperkenankan untuk keluar-masuk ruangan dengan frekuensi yang

dapat mengganggu lancarnya diskusi FGD JSF;

9.Peserta diskusi FGD JSF diperkenankan untuk mencatat selama diskusi berlangsung;

10.Peserta diskusi FGD JSF diperkenankan untuk mengajukan pendapat, saran, pertanyaan

setelah diberikan kesempatan oleh pimpinan sidang/moderator

TATA CARA BICARA

1. Demi ketertiban dan kelancaran persidangan, tiap keputusan berbicara melalui dan

seizin pimpinan sidang/moderator.

2. Ketentuan mengenai waktu dan lamanya pembicaraan dapat diatur oleh pimpinan

sidang/moderator.

3. Bila pembicara berbicara melampaui batas waktu yang ditetapkan, pimpinan

sidang/moderator mengingatkan pembicara agar mengakhiri pembicaraannya, dan

pembicara harus menaati peraturan itu.

4. Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan harus menyebutkan nama dan asal

universitas.

5. Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan dilarang bertanya tentang hal hal diluar

tema yang didiskusikan.

Page 11: Pedoman Substansial PNMHII XXV Peraturan Kegiatan Diskusi ... · Prioritas pertanyaan dan tanggapan adalah dari lingkup yang paling kecil menuju lingkup ... Contoh: Delegasi ... focus

 

11    

WEWENANG KHUSUS PEMIMPIN SIDANG/ MODERATOR

Pemimpin sidang/moderator memiliki hak khusus untuk mengambil tindakan khusus dalam

rangka menjaga ketertiban sidang/forum, yaitu

1. Mengambil Kesimpulan dari hasil Diskusi

2. Menolak Interupsi dari peserta sidang atau forum

3. Menerima atau menolak saran/ pendapat dari peserta sidang/ forum

4. Menjatuhkan Sanksi kepada peserta sidang/ forum yang melanggar ketentuan/tata tertib

umum yang telah ditetapkan.

NOTULENSI

Untuk setiap sidang harus dibuat notulensi, yakni laporan jalannya sidang secara tertulis yang

berisi:

1. Tempat, dan acara sidang

2. Hari, tanggal, dan jam dilaksanakannya sidang

3. Daftar hadir peserta sidang

4. Keputusan atau kesimpulan sidang

5. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu untuk dibuat

PENUTUP

Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditetapkan kemudian atas kesepakatan

bersama peserta dan panitia Joint Statement Forum PNMHII XXV.

Page 12: Pedoman Substansial PNMHII XXV Peraturan Kegiatan Diskusi ... · Prioritas pertanyaan dan tanggapan adalah dari lingkup yang paling kecil menuju lingkup ... Contoh: Delegasi ... focus

 

12    

LAMPIRAN

Pembagian Peserta Focus Group Discussion

1. Hari Pertama

a. Permasalahan Papua,

Tier 1 = Univ. Al Azhar Indonesia; Univ.Jember; Univ. Mulawarman; Univ. Prof.

Dr. Moestopo (Beragama)

Tier 2 = Univ. Gadjah Mada; Univ. Lampung; Univ. Pasundan; Univ Indonesia;

LSPR; UPN Surabaya

Tier 3 = Delegasi Diskusi Ilmiah

b. Permasalahan keamanan maritim

Tier 1 = Univ. Andalas; Univ.Jend.Soedirman; Univ. Nasional; Univ.Riau

Tier 2 = Univ.Diponegoro; Univ.Kristen Indonesia; Univ.Paramadina; Univ

Jayabaya; Univ Muh Yogyakarta; President University

Tier 3 = Delegasi Diskusi Ilmiah

c. Industri Pertahanan nasional.

Tier 1 = Univ. Brawijaya; Univ.Katolik Parahyangan; Univ. Negeri Sebelas Maret;

Univ.Udayana

Tier 2 = Univ. Budi Luhur; Univ. Komputer Indonesia, Univ. Padjajaran; Univ.

Wahid Hasyim; UIN Syarif Hidayatulah, Univ Muh Malang; UPN Veteran Jakarta.

Tier 3 = Delegasi Diskusi Ilmiah

2. Hari Kedua

a. Keterlibatan Indonesia dalam G 20

Tier 1 = Univ. Budi Luhur; Univ. Komputer Indonesia, Univ. Padjajaran; Univ.

Wahid Hasyim;

Tier 2 = UIN Syarif Hidayatulah, Univ Muh Malang; UPN Veteran Jakarta; Univ.

Brawijaya; Univ.Katolik Parahyangan; Univ. Negeri Sebelas Maret; Univ.Udayana

Tier 3 = Delegasi Diskusi Ilmiah

Page 13: Pedoman Substansial PNMHII XXV Peraturan Kegiatan Diskusi ... · Prioritas pertanyaan dan tanggapan adalah dari lingkup yang paling kecil menuju lingkup ... Contoh: Delegasi ... focus

 

13    

b. Keterlibatan Indonesia dalam APEC

Tier 1 = Univ. Diponegoro; Univ.Kristen Indonesia; Univ.Paramadina;

Tier 2 = Univ. Andalas; Univ.Jend.Soedirman; Univ. Nasional; Univ.Riau; Univ

Jayabaya; Univ Muh Yogyakarta; President University

Tier 3 = Delegasi Diskusi Ilmiah

c. Pengembangan perekonomian kreatif

Tier 1 = Univ. Gadjah Mada, Univ. Lampung, Univ. Pasundan;

Tier 2 = Univ. Al Azhar Indonesia; Univ.Jember; Univ. Mulawarman; Univ. Prof.

Dr. Moestopo (Beragama); Univ Indonesia; LSPR; UPN Surabaya

Tier 3 = Delegasi Diskusi Ilmiah

3. Hari Ketiga

a. Permasalahan multikulturalisme

Tier 1 = Univ Indonesia; LSPR; UPN Surabaya

Tier 2 = Univ. Gadjah Mada, Univ. Lampung, Univ. Pasundan; Univ. Al Azhar

Indonesia; Univ.Jember; Univ. Mulawarman; Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama);

Tier 3 = Delegasi Diskusi Ilmiah

b. Peran Diaspora

Tier 1 = UIN Syarif Hidayatulah, Univ Muh Malang; UPN Veteran Jakarta;

Tier 2 = Univ. Brawijaya; Univ.Katolik Parahyangan; Univ. Negeri Sebelas Maret;

Univ.Udayana; Univ. Budi Luhur; Univ. Komputer Indonesia, Univ. Padjajaran;

Univ. Wahid Hasyim;

Tier 3 = Delegasi Diskusi Ilmiah

c. Industri Kebudayaan

Tier 1 = Univ Jayabaya; Univ Muh Yogyakarta; President University

Tier 2 = Univ. Andalas; Univ.Jend.Soedirman; Univ. Nasional; Univ.Riau; Univ.

Diponegoro; Univ.Kristen Indonesia; Univ.Paramadina;

Tier 3 = Delegasi Diskusi Ilmiah