panduan joint statement forum - pnmhii · pdf filerangkap print-out draft komunike. poin...

16
PNMHII XXV PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM

Upload: phamnhu

Post on 05-Feb-2018

381 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

PNMHII

XXV PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM

Page 2: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM

Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia XXV

I. INFORMASI UMUM dan DESKRIPSI KEGIATAN

Joint Statement Forum (selanjutnya disebut sebagai JSF) merupakan salah satu mata

acara dalam rangkaian kegiatan PNMHII. Keberadaan JSF sebagai salah satu mata acara

dalam PNMHII secara jelas disebutkan dalam Garis Besar Haluan FKMHII. JSF menjadi

suatu forum khusus untuk merumuskan pernyataan sikap bersama peserta PNMHII, yang

nantinya akan dirilis sebagai hasil pelaksanan rangkaian kegiatan PNMHII. Sebagaimana

tema besar PNMHII XXV pada tahun ini yaitu “Upholding the Pledge: Nationalism in

Indonesian Foreign Policy”, alur perumusan(pembahasan) penyataan sikap bersama

dalam forum JSF PNMHII XXV akan menekankan pada konsepsi nasionalisme dalam

pelaksanaan kebijakan luar negeri Indonesia.

Pada pelaksanaan JSF PNMHII tahun ini, peserta akan dibagi kedalam tiga tema besar

yang selama ini menjadi pilar nasionalisme kebijakan Luar Negeri Indonesia, yakni:

national integrity, national prosperity, dan national identity. Peserta diwajibkan untuk

membawa draft komunike yang sebelumnya telah disusun untuk kemudian didiskusikan

dalam masing-masing “group discussion” yang akan difasilitasi oleh dosen pemandu

dalam masing-masing bidang. Delegasi JSF pada akhirnya diharapkan dapat menyusun

komunike yang berkesesuaian dengan diskusi pada saat group discussion. Interaksi

ideasional konstruktif antar peserta PNMHII pada saat group discussion inilah yang

kemudian akan dijadikan sebagai rumusan komunike pernyataan sikap bersama PNMHII,

sehingga komunike yang nantinya dirilis merupakan komunike yang dapat

dipertanggungjawabkan secara akademis. Perwakilan peserta JSF pada tiap group

discussion akan mempresentasikan komunike yang telah disusunnya pada sidang pleno

bersama yang akan disaksikan seluruh peserta PNMHII, untuk kemudian dilakukan

proses kompilasi dan finalisasi hingga dirilis sebagai hasil akhir dari rangkaian kegiatan

PNMHII. Hasil akhir yang akan diajukan pula sebagai bahan rekomendasi alternatif

kepada stakeholder pemangku kebijakan luar negeri Republik Indonesia, baik itu unsur

pemerintah, legislatif, maupun lembaga-lembaga terkait lainnya.

I. TUJUAN KEGIATAN

a. Mendorong pemikiran kritis dan pengejawantahan pengetahuan konseptual

mengenai interpretasi nasionalisme dalam kebijakan luar negeri secara praktis.

Page 3: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

b. Memfasilitasi tercapainya kesepakatan bersama oleh peserta PNMHII dalam

merefleksikan rumusan kebijakan luar negeri Indonesia kontemporer berdasar asas

nasionalisme.

II. TEMA KEGIATAN

Dengan melandaskan diri pada bahasan asas nasionalisme dalam kebijakan luar negeri.

Joint Statement Forum PNMHII XXV akan mengangkat tiga tema besar, yaitu:

National Integrity (Integritas Nasional)

Pada bagian pilar politik-keamanan (national integrity), topik yang di angkat adalah

permasalahan Papua, permasalahan keamanan maritim, dan industri pertahanan nasional.

Dalam konteks situasi terkini, ketiga bahasan tersebut merupakan bahasan utama dalam

kajian keamanan nasional yang mendasarkan diri pada refleksi terhadap keadaan

domestik yang menjadi key mark dalam pengambilan kebijakan politik-keamanan

Indonesia.

Tinjauan geopolitik dan implikasi politik bagi pengambilan sikap di Papua menjadi

salah satu isu kunci yang bukan hanya akan menjadi prekursor bagi penanganan kasus-

kasus serupa di Indonesia, melainkan juga bagi potensi masuknya kontestasi kekuatan

asing di Indonesia.

Di sisi lain, permasalahan keamanan maritim juga menjadi perdebatan panjang atas

tinjauan signifikansinya bagi formulasi sistem pertahanan Indonesia yang secara alamiah

merupakan negara kepulauan yang didukung dan dibatasi oleh berbagai sifat negara

kelautan. Identifikasi terhadap permasalahan tersebut akan menjadi suatu rumusan

signifikan bagi perkembangan pertahanan dan keamanan Indonesia berdasarkan potensi

alamiahnya tersebut. Semangat nasionalisme diharapkan memberi masukan bagi

terwujudnya sistem hankam yang nasionalis – yang mengakomodasi kepentingan dan

kebutuhan yang rasional bagi negara.

Selain kedua permasalahan di atas, bahasan mengenai industri pertahanan nasional

turut mewarnai perdebatan pertahanan dan keamanan dalam negeri melihat potensi

signifikansinya yang demikian besar. Memasukkan bahasan atas industri pertahanan

nasional akan memberikan masukan atas pengelolaan sistem hankam yang berlandaskan

nasionalisme sebagai bagian dari strategi defense economy.

National Prosperity (Kesejahteraan Nasional)

Page 4: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

Dalam bahasan atas pilar ekonomi, keterlibatan Indonesia dalam forum ekonomi

internasional seperti G20 dan APEC menjadi sorotan utama beserta potensi Indonesia

dalam pengembangan ekonomi kreatif sebagai upaya bagi katalisasi proses pertumbuhan

ekonomi nasional.

G20 telah tumbuh sebagai kekuatan baru ekonomi negara-negara berkembang dan

diproyeksikan menjadi forum konsolidasi negara-negara berkembang dalam membangun

pasar dan segmentasi ekonominya. Keterlibatan Indonesia dalam G20 merupakan suatu

domain tersendiri sebagai bahasan atas bagaimana signifikansi G20 bagi Indonesia dan

evaluasi keterlibatan Indonesia dalam G20, mengingat keterlibatan tersebut tidak lepas

dari anasir politik yang berkisar dalam lingkungan internasional.

APEC menjadi sorotan tersendiri dalam bahasan pilar ekonomi sebagai institusi

ekonomi (trans)regional yang memegang peranan signifikan di Asia Pasifik.

Perkembangan rezim perdagangan internasional, telah menempatkan forum-forum

regional sebagai fron terdepan bagi perhelatan persaingan antar negara, dan lebih jauh

antar region dalam aliran ekonomi global. Dengan terpilihnya Indonesia sebagai

penyelenggara konferensi APEC melalui konsepsi atas “regional resilience”, hal ini

mengindikasikan adanya gestur penataan arsitektur ekonomi regional yang hendak

dicapai berdasarkan rumusan tersebut. Evaluasi atas peran Indonesia dan APEC

diharapkan memberikan kontribusi garis besar gambaran tatanan arsitektur ekonomi

politik internasional Indonesia.

Selain dalam forum internasional, usaha pengembangan pertumbuhan ekonomi juga

berusaha dicapai pada front domestik dengan mengoptimalkan potensi ekonomi kreatif

sebagai faktor pendorong perekonomian. Dengan adanya penyerapan kerja sebesar 90%

pada sektor non-formal bagi perekonomian Indonesia, ekonomi kreatif menjadi suatu

nafas baru bagi usaha pemberian “added value” bagi produksi komoditas-komoditas

nasional yang dapat meningkatkan daya saing komparatif di tingkat global. Identifikasi

dan evaluasi terhadap sektor ekonomi kreatif diharapkan memberikan cara pandang baru

melihat nasionalisme ekonomi Indonesia.

National Identity (Identitas Nasional)

Pada bahasan atas pilar sosial-budaya, permasalahan multikulturalisme beserta

dengan peran diaspora dan industri kebudayaan (cultural industry) menjadi sorotan

utama. Pendekatan-pendekatan sentral yang digunakan dalam melihat bahasan-bahasan

ini adalah melalui peninjauan kembali makna dan semangat multikulturalisme serta

analisis atas identitas.

Page 5: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

Multikulturalisme telah menjadi ciri fundamental bagi bangsa Indonesia yang tegak di

atas keyakinan atas bhinneka tunggal ika. Keberagaman yang merupakan suatu potensi

dalam konteks ini seringkali menjadi tantangan bagi kehidupan berbangsa akibat adanya

konflik berdasarkan atas pertentangan identitas. Melihat hal ini, mengelola

multikulturalitas menjadi sebuah urgensi tersendiri untuk dapat mencapai ketahanan

sosial.

Bahasan lain dalam pilar sosial-budaya adalah mengenai peran diaspora Indonesia

dalam menjadi “citizen diplomat” yang turut berperan serta dalam upaya konsolidasi

sosial. Bahasan ini menjadi penting untuk dapat mengevaluasi diskursus yang sedang

berkembang dan turut serta memberikan pandangan atas signifikansinya bagi

perkembangan nasionalisme.

Bahasan terakhir adalah mengenai cultural industry yang tidak saja menjadi sebuah

keunggulan komparatif suatu produk budaya sebuah negara dalam konteks ekonomi,

melainkan juga menjadi refleksi atas pengelolaan kebudayaan sebuah negara. Dengan

berbagai potensi industri kebudayaan, bahasan atas hal ini akan memberikan pandangan

atas bagaimana konsepsi kebudayaan nasional dan pengelolaan produk-produk

kebudayaan nasional dilakukan.

III. KETENTUAN DAN PANDUAN PEMBUATAN KOMUNIKE

Panitia akan menetapkan dan membagi peserta JSF kedalam sembilan medium

diskusi. Sembilan medium ini ditentukan berdasarkan tiga tema besar, National

Integrity (Integritas Nasional), National Prosperity (Kesejahteraan Nasional), dan

National Identity (Identitas Nasional).

Sembilan Medium dalam pembahasan forum JSF:

1. Permasalahan Papua,

2. Permasalahan keamanan maritim

3. Industri pertahanan nasional.

4. Keterlibatan Indonesia dalam G 20

5. Keterlibatan Indonesia dalam APEC

6. Pengembangan perekonomian kreatif

7. Permasalahan multikulturalisme

8. Peran Diaspora

Page 6: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

9. Industri Kebudayaan

Peserta diwajibkan untuk membuat draft komunike berdasarkan medium masing-

masing yang telah ditetapkan oleh panitia pada saat pra-acara dan membawanya pada

hari H acara PNMHII XXV berlangsung.

Pengumpulan draft komunike pra acara dilakukan pada H-7 Pelaksanaan PNMHII

XXV UI. Pengumpulan dilakukan dengan cara mengirimkan lampiran softcopy

berbentuk MsWord File 2003 dengan format title email Universitas_Nama

Delegasi_Draft Komunike dikirimkan pada alamat surel [email protected] dan

cc: [email protected]

Contoh: UMY_Aditya Prasatyo_Draft Komunike ; UNHAS_Andi Arrahman_Draft

Komunike

Sementara pada saat Hari H pelaksanaan acara, peserta diwajibkan membawa 8

rangkap print-out draft komunike.

Poin pertama, tujuan dari JSF adalah menghasilkan rekomendasi konstruktif bagi

pemerintah (GBHFKMHII, BAB IV, Poin 4.2.1). Poin kedua, satu-satunya hasil riil

dari rangkaian proses pelaksanaan PNMHII(Opening Ceremony, Diskusi Ilmiah,

Short Diplomatic Course, City Tour, Closing Ceremony dsb) adalah komunike Joint

Statement Forum(Pernyataan Sikap Bersama) yang dirilis pada akhir pelaksanaan

PNMHII. Dengan menimbang pada kedua hal tersebut, hasil dari pelaksanaan JSF

berupa komunike harus diatur secara komprehensif, sistematis, mendetail dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Mekanisme Penulisan Komunike:

Komunike adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh suatu institusi/forum dalam

pembahasan suatu isu/masalah tertentu. Komunike berisi opini mengenai suatu situasi

tertentu dan rekomendasi sikap dan/atau tindakan yang harus diambil dalam

menyikapi isu/masalah tertentu. Komunike disusun melalui kompilasi draft komunike

delegasi(peserta JSF), serta dengan mempertimbangkan hasil pembahasan dari group

discussion masing-masing. Peserta JSF berhak untuk mengubah subtansi beserta

redaksional kata dalam draft komunike pasca pelaksanaan group discussion sampai

dengan pelaksanaan sidang forum. Draft final komunike akan diajukan pada sidang

forum untuk direvisi dan pada akhirnya disetujui oleh peserta PNMHII sebagai

komunike JSF.

Page 7: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

a. Komunike disusun secara sistematis dengan melalui pertimbangan seluruh

anggota FKMHII yang terdaftar mengikuti proses berjalannya perumusan

resolusi JSF PNMHII XXV.

b. Komunike JSF PNMHII XXV akan disusun menggunakan poin sebagai ayat

utama, serta sub poin sebagai pasal-pasal penjelas.

c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur

penulisan komunike. Klausa akan dituliskan dalam bentuk poin sebagai

argumen utama, serta sub poin sebagai penjelasan.

Tata bahasa dalam draft komunike yang diajukan oleh peserta harus jelas dan padat

menjelaskan aspek substansi. Gagasan yang jelas melalui tata bahasa yang baik akan

mendorong kemungkinan ketercapaian konsensus peserta PNMHII.

Mengingat posisi penting dari komunike. Terdapat beberapa aspek yang perlu

dipahami secara komprehensif oleh peserta dalam menyusun draft komunike

PNMHII XXV:

1. Gagasan substansi dalam draft komunike disusun berdasarkan pertimbangan

atas penafsiran situasi riil yang terjadi dalam kebijakan luar negeri Indonesia.

2. Draft Komunike disusun berdasarkan pertimbangan atas dokumen legal yang

berlaku di Indonesia. Contoh: UUD, UU, Peraturan Pemerintah, dsb.

3. Draft Komunike disusun berdasarkan pertimbangan atas yurisdiksi legal

perjanjian internasional yang mengikat Indonesia.

4. Draft Komunike harus mampu merumuskan secara jelas langkah operasional

atas pilihan sikap yang diajukan.

5. Draft Komunike mampu menjelaskan secara jelas rumusan teknis, gambaran

yang lebih detail atas suatu sikap/ide/solusi yang diajukan. Poin ini memiliki

relasi yang kuat dengan poin 2 dan 3 diatas. Apakah rumusan teknis-

gamabaran detail tersebut bertentangan dengan instrumen legal nasional

maupun internasional yang sedang berlaku.

Contoh: Delegasi mengajukan gagasan pembentukan organisasi X sebagai

solusi menyelesaikan permasalahan People Smuggling ke Australia. Akan

tetapi, ternyata asas pendirian organisasi X ini bertentangan dengan UU no.12

thn. 2012 dan kovenan HAM PBB yang diratifikasi Indonesia. (Tidak

diperbolehkan diajukan sebagai draft komunike)

6. Sikap dan gagasan yang diajukan dalam draft komunike harus memberikan

penjelasan secara komprehensif mengenai alasan pertimbangan, mengapa

Page 8: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

mendorong suatu kebijakan tertentu, mengapa kebijakan yang diajukan

tersebut urgent untuk dilaksanakan dsb.

AMANDEMEN

Mengenai perubahan substansi maupun tata bahasa draf komunike yang disebut

dengan amandemen. Terdapat dua jenis amandemen yang juga telah disebutkan dalam

aturan prosedural:

1) Amandemen Non Substansial; Koreksi atas tata bahasa, ejaan, atau kesalahan

format penulisan akan diadopsi tanpa voting oleh majelis, dengan persetujuan

dari pimpinan.

2) Amandemen Substansial; perubahan sehubungan dengan substansi/definisi

dari komunike harus disetujui secara keseluruhan oleh anggota sidang.

Pada saat hari H pelaksanaan PNMHII, draf Komunike dapat diamandemen sesuai

dengan masukan-masukan yang diterima, terutama dari hasil diskusi yang terjadi pada

masing-masing group discussion. Ataupun hasil masukan konstruktif dari

delegasi(peserta) lainnya. Pasca pelaksanaan group discussion. Masing-masing

perwakilan group discussion akan mempresentasikan draft final komunike. Untuk

kemudian sekali lagi mengalami proses kompilasi dan amandemen terakhir pada

sidang pleno bersama(sidang forum). Hasil kompilasi draft komunike pasca sidang

pleno bersama akan dirilis oleh anggota FKMHII peserta PNMHII XXV sebagai

komunike JSF mahasiswa HI se-Indonesia.

Page 9: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

IV. CONTOH KOMUNIKE JOINT STATEMENT FORUM

CONTOH SATU:

DISEC

Draf Resolusi 1

Topik: Perlucutan Senjata Negara

Memperhatikan kebutuhan dari perlucutan senjata yang mungkin saja terjadi.

Mengungkapkan keprihatinan atas proliferasi persenjataan nuklir, biologi, kimia, dan

radiologis yang sangat cepat

Memperhatikan kebutuhan atas suatu kebijakan perlucutan senjata yang koheren untuk PBB.

Menyadari adanya kebutuhan atas suatu kebijakan perlucutan senjata yang koheren untuk

PBB.

Dipandu oleh prinsip dari piagam PBB dan prinsip kedaulatan negara yang diekspresikan

didalamnya

Memperhatikan kebutuhan untuk dukungan PBB pada kondisi pasca-konflik suatu negara.

Mengakui keberadaan dari negara-negara non compliant pada rezim perlucutan senjata

Internasional dan ancaman terhadap keamanan internasional.

Mendukung dengan kuat resolusi PBB 1540 dan kerangka kerjanya untuk penguatan peran

UNSC dalam menciptakan langkah-langkah kriminalisasi pada proliferasi persenjataan non

konvensional CBRN dan misil balistik.

Menekankan penerapan peraturan IAEA untuk perlindungan melawan terorisme nuklir

melalui langkah-langkah yang ditujukan guna meningkatkan keamanan dan keselamatan

sumber-sumber radioaktif.

Dipandu oleh Treaty of Non Proliferation Nuclear Weapon melalui Konferensi Review NPT

2005, yang menjamin kepatuhan dengan kewajiban non proliferasi, menghindari

penyalahgunaan energi nuklir yang bertujuan damai untuk kepentingan militer, dan

mempromosikan perlucutan senjata nuklir sejalan dengan konferensi NPT 2000.

Mengakui bahwa opsi militer harus digunakan ketika semua opsi lainnya gagal dan ketika

kurangnya penggunaaan kekuatan militer justru akan menyebabkan kerugian hilangnya

nyawa yang lebih besar.

1. Memutuskan bahwa suatu negara akan dianggap sebagai concern dari resolusi ini

apabila:

1.1 Diperkirakan oleh Dewan Keamanan melakukan pelanggaran dari perjanjian

perlucutan senjata internasional pada NPT, CCW, CWG, BWC, ABM, MBT, atau

CTBT

1.2 Diperkirakan oleh Dewan Keamanan memiliki senjata nuklir, biologi, kimia,

ataupun radiologis dan menjadi ancaman bagi perdamaian dan keamanan

Internasional.

Page 10: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

1.3 Dewan Keamanan menduga adanya persenjataan senjata terhadap aktor negara

ataupun non-negara yang melanggar perjanjian internasional.

2. Menganjurkan negara anggota untuk mendorong negara lainnya. Bukan hanya negara

yang menjadi concern, akan tetapi negara yang belum berpartisipasi dalam CWC,

BWC, NPT, CCW untuk meratifikasi perjanjian tersebut.

3. Merekomendasikan dimasukkanya negara non penandatangan NPT Talks Mei dan

berusaha melibatkan mereka sebagai pihak yang signifikan.

4. Mendorong pembicaraan regional dan multilateral dalam rangka melucuti semua

pemilik baru dari WMD.

5. Memutuskan bahwa negara yang menjadi concern dianggap telah mematuhi

guidelines PBB apabila:

5.1 Berkomitmen untuk melakukan perlucutan senjata dan mematuhi semua

perjanjian perlucutan senjata yang relevan dan resolusi Dewan Keamanan

5.2 Mengizinkan badan yang representatif dari PBB untuk memverikasi komitmen

ini. Termasuk akses terhadap situs-situs yang diperkirakan memiliki kemampuan

persenjataan nuklir.

5.3 Memenuhi kriteria lain sebagaimana yang nantinya disyaratkan oleh Dewan

Keamanan melihat situasi yang berkembang.

6. Merekomendasikan bahwa kepatuhan ditentukan oleh inspektur sesuai dengan

peraturan atau resolusi yang dilanggar. Seperti Inspektor dari IAEA, Pusat

perlucutan senjata regional OPCW, atau inspeksi dari misi spesifik yang dibuat

sesuai kebutuhan oleh Dewan Keamanan.

7. Merekomendasikan bahwa apabila suatu negara melakukan tindakan ketidakpatuhan

(non-compliant). Dewan Keamanan akan menggunakan informasi yang disediakan

oleh negara, inspektor, dan ahli lainnya untuk menentukan apakah negara tersebut

bersifat:

7.1 Immediate Threat; Negara yang bertindak non compliant dan memperlihatkan

ancaman yang bersifat nyata dan segera pada perdamaian dan keamanan

internasional

7.2 Imminent threat; Negara yang bertindak non compliant dan akan segera

memperlihatkan ancaman pada perdamaian dan keamanan internasional.

7.3 Potential threat; Negara yang bertindak non compliant, akan tetapi tidak

memperlihatkan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan

internasional.

8. Mendorong pelaksanaan tindakan dalam kasus immediate threat, komunitas

internnasional melakukan langkah sebagai berikut:

8.1 Secara keras mengutuk tindakan yang dilakukan negara tersebut.

Page 11: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

8.2 Terlibat dalam pembicaraan multilateral dengan memberi penekanan pada

organisasi regional.

8.3 Menjatuhkan opsi sanksi ekonomi

8.4 Menjatuhkan sanksi diplomasi, seperti pengusiran diplomat dan penolakan visa

diplomatik.

9. Merekomendaasikan setelah empat bulan Dewan Keamanan meninjau efektivitas

tindakan dan menentukan langkah aksi selanjutnya.

10.Mendorong pelaksanaan tindakan dalam kasus imminent threat:

10.1 PBB harus mensponsori pembicaraan darurat yang bersifat multilateral antara

negara yang menjadi concern dengan negara-negara lain yang terlibat.

10. Apabila pembicaraan diatas mengalami kegagalan, Dewan Keamanan harus

membentuk sanksi pada negara anggota yang melakukan aktivitas perdagangan

ekspor impor teknologi sensitif kepada negara yang menjadi concern. Dan hal ini

harus didiskusikan setiap enam bulan sampai dengan Dewan Keamanan menyatakan

bahwa embargo senjata dan kontrol impor/ekspor tidak efektif

10.3 Apabila pola yang diterapkan diatas tidak efektif. Dewan Keamanan

membentuk rezim sanksi eonomi terhadap negara yang menjadi concern dengan

mentarget semua macam jenis barang. Dengan tetap memastikan barang

kemanusiaan dan kebutuhan dasar dapat mencapai negara tersebut melalui NGO.

10.4 Dewan Keamanan harus mengutuk negara yang melakukan tindakan

pelanggaran atas hukum dan keamanan international.

10.5 Apabila semua opsi diatas mencapai kegagalan, maka negara tersebut harus

diputuskan sebagai immediate threat.

11.Merekomendasikan dalam kasus ancaman jangka panjang (potential threats)

melakukan langkah tindakan berikut:

11.1 Serangkaian pembicaraan level regional yang dievaluasi ulang setiap enam

bulan sekali oleh Dewan Keamanan untuk ditentukan keefektifannya.

11.2 Serangkaian pembicaraan level multilateral dengan melibatkan semua pihak

negara yang terlibat, dimulai dengan melihat aspek kebutuhan Dewan Keamanan.

11.3 Kecaman politik terhadap semua negara yang mengambil sikap non compliant.

11.4 Pemeriksaan kembali atas tekanan politik dan sanksi yang diterapkan.

11.5 Apabila opsi diatas gagal mencapai tujuan, maka status negara concern

berubah menjadi imminent threat.

12. Menganjurkan bahwa PBB, dalam kasus dimana aksi militer menerima mandat dari

Dewan Keamanan harus melakukan langkah tindakan berikut:

Page 12: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

12.1 Menempatkan kekuatan pasukan multinasional yang terdiri dari kontingen

negara yang berminat dan mampu melakukan tindakan perlucutan senjata negara

yang menjadi concern. Dengan dibawah mandat Dewan Keamanan.

12.2 Tujuan dan Metode utama pasukan Multinasional adalah untuk memusnahkan

situs kunci dan menggunakan Close Air Support atau metode presisi target.

12.3 Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa kerusakan dan

korban jiwa pihak sipil dapt diminimalisir

12.4 Untuk mlegitimasi bahwa kekuatan multinasional bukanlah kelompok

invasi.Setelah perlucutan senjata pasukan multinasional harus ditarik dari area ketika

Dewan Keamanan menganggap hal tersebut perlu. Kekuatan kecil pasukan

multinasional yang bertugas mengembalikan stabilitas mungkin akan bertahan

dibawah diskresi Dewan Keamanan.

12.5 Pasca proses aksi militer, PBB akan mensponsori upaya rekonstruksi di negara

yang menjadi concern. Dan akan secara simultan mengangkat bentuk sanksi

ekonomi maupun politik. Agensi PBB seperti UNICEF, UNDP, dan NGO seperti

Palang Merah Internasional dan Oxfam harus didorong untuk membangun ulang

infrastruktur yang mengalami kerusakan dan menyediakan bantuan kemanusiaan

yang dibutuhkan.

12.6 Mengenai kasus pelemahan stabilitas politik negara yang menjadi concern

resolusi ini sebagai dampak dari terjadinya intervensi militer. PBB dibawah diskresi

Dewan Keamanan harus menyediakan segala bentuk bantuan yang dibutuhkan untuk

mengembalikan fungsi dan pemerintahan yang stabil. Hal ini sejalan dengan prinsip

yang termaktub dalam piagam PBB.

13. Mendukung pemanfaatan dari organisasi regional untuk bekerja sama dengan PBB,

IAEA, serta badan-badan lain yang relevan untuk berusaha mencari solusi

penyelesaian masalah, dengan penekanan khusus pada implikasi regional yang

terjadi seperti:

13.1 Definisi terkait perlucutan senjata seperti:

a. Rogue State

b. Non Compliance

c. Terminologi senjata spesifik

d. Insentif ekonomi terkkait perlucutan senjata

e. Insentif Keamanan terkait perlucutan senjata

f. Arsenal Nuklir

g. Zona bebas Senjata Nuklir

h. Persenjataan Konvensional

i. Persenjataan Biologi

j. Kepatuhan terhadap konvensi dan resolusi perlucutan senjata PBB

yang relevan

k. Hubungan dengan organisasi inisiatif perlucutan senjata regional

lainnya

l. Hal lain yang dianggap relevan oleh organisasi regional masing-

masing

Page 13: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

m. Pembentukan pusat perlucutan senjata regional yang terdiri dari

ahli perlucutan senjata. Yang akan salaing berbagi informasi,

memberikan konsultasi, dan memantau kemajuan dari perlucutan

senjata di regional tersebut

14. Mendesak badan-badan PBB seperti UNESCO untuk mempromosikan nilai-nilai

dari perlucutan senjata melalui program pendidikan di regional-regional yang

berbahaya.

Page 14: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

CONTOH DUA:

The G20 Labour and Employment and Finance Ministers' Communiqué

Moscow, July 19, 2013

1.Kami, menteri tenaga kerja dan ketenagakerjaan G20 dan menteri keuangan G20, bertemu

di Moskow pada 19 Juli 2013 untuk mendiskusikan strategi dalam rangka mempromosikan

pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, dan seimbang melalui penyediaan pekerjaan

yang berkualitas, serta peningkatan produktivitas;

2. Meskipun risiko penurunan ekonomi telah mereda sejak tahun lalu, namun pertumbuhan

ekonomi masih terlalu lemah bagi negara-negara G20 dalam meningkatkan kuantitas

pekerjaan dan mengurangi pengangguran/kekurangan pekerjaan (underemployment), serta

pertumbuhan global memperkirakan potensi pertumbuhan ekonomi sedang. Menyediakan

pekerjaan yang berkualitas bagi masyarakat merupakan agenda utama kami. Beberapa negara

G20 menghadapi tingkat pengangguran yang tinggi, khususnya diantara para pemuda, dan

pihak-pihak lemah lainnya. Dalam banyak negara, tingkat pengangguran didorong oleh faktor

siklis, namun bahkan di negara-negara dengan tingkat penggangguran yang rendah,

ketenagakerjaan informal (informal employment) dan produktivitas yang lemah masih

menjadi isu yang krusial. Sebagai hasilnya, semua ekonomi G20 tengah menghadapi

tantangan dalam bentuk produktivitas, pekerjaan, kemampuan, pelatihan, kondisi pekerjaan,

dan standar hidup.

3. Para pemimpin kami telah bersatu dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi dan

penyediaan pekerjaan yang berkualitas dan produktif. Kebijakan-kebijakan makroekonomi

yang terkalibrasi/tersesuaikan, keuangan publik yang berkelanjutan, reformasi struktural yang

pro-pertumbuhan ekonomi, dan regulasi-regulasi yang dapat dipercaya menjadi sangat

esensial dalam mencapai tujuan tersebut. Kami telah mengambil beberapa tindakan, baik

jangka waktu dekat maupun jauh, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat

stabilitas finansial, dalam rangka untuk mengembangkan penyediaan pekerjaan dengan

kualitas tinggi dan kesempatan bagi masyarakat kami. Kami akan meningkatkan usaha kami

untuk mencapai taraf ketenagakerjaan yang tinggi (high employment), dan sebuah penurunan

gradual pada ptingkat pengangguran dan kekuarangan pekerjaan (underemployment).

4. Kami mengakui bahwa pengembangan investasi pada pekerjaan-pekerjaan yang

berkualitas dengan rasa hormat yang tinggi pada ‘Prinsip-Prinsip Fundamental dan Hak

Bekerja’ sangat penting, karena hal ini berperan besar pada pertumbuhan ekonomi yang

stabil, pengembangan inklusi sosial, dan pengurangan kemiskinan. Kami juga mengakui

pentingnya peran dialog sosial dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut dalam kondisi

nasional.

5. Kami berkomitmen untuk memperkuat usaha kami dalam membidik investasi pada

program-program ketenagakerjaan, pembelajaran sepanjang hidup (life-long learning) dan

program aktivasi tenaga kerja yang meningkatkan ketenagakerjaan pemuda, menyelesaikan

permasalahan pekerja yang menganggur, dan membantu meningkatkan partisipasi kelompok

angkatan kerja yang akan berhadapan dengan rintangan tenaga kerja pasar spesifik. Langkah-

langkah yang diambil harus dikombinasikan dengan kebijakan makroekonomi yang tepat dan

kebijakan tenaga kerja dalam menjamin pekerjaan yang pantas, dan peningkatan

produktivitas. Kami juga berkomitmen untuk mengimplementasikan kebijakan yang dapat

Page 15: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

memperkuat inovasi, meningkatkan perbekalan kemampuan (skill supply), memperbaiki

mobilitas tenaga kerja pasar, dan mengurangi informalitas.

6. Kebijakan publik yang terkoordinasi dan terintegrasi sangat penting dalam mencapai

pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, dan seimbang, dan memulihkan kepercayaan

diri dalam perekonomian global. Kami mendukung secara penuh usaha-usaha yang telah

dilakukan untuk menemukan keseimbangan yang tepat diantara permintaan dan penawaran

tenaga kerja, serta mennjamin proteksi sosial yang cukup melalui paket kebijakan yang

komprehensif dan koheren. Mengingat relevansi yang tinggi antara investasi jangka panjang

dan ketenagakerjaan, maka kami mendukung langkah-langkah untuk menyediakan akses

yang lebih baik bagi aktor-aktor keuangan, yakni perusahaan-perusahaan skala kecil dan

menengah, yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing negara.

7. Kami akan menjaga lingkungan makroekonomi yang suportif, dalam bentuk penyediaan

pekerjaan yang kondusif, investasi, dan pengembangan bisnis, sehingga sektor privat dapat

memainkan perannya sebagai supir ketenagakerjaan (a driver of employment) dan

pertumbuhan ekonomi. Rintangan utama yang memengaruhi pertumbuhan sektor privat

berbeda pada setiap negara, namun dapat dihubungkan dengan beberapa faktor, seperti iklim

investasi, akses finansial, infrastruktur, teknologi baru, dan kemampuan (skill). Kami

menegaskan kembali peran penting dari pemerintahan kami dalam memformulasikan

kebijakan yang terintegrasi sehingga dapat mengatur iklim lingkungan bagi para tenaga kerja

untuk bekerja secara efektif dan lebih dinamis.

8. Perbedaan keadaan negara, secara tidak dapat dihindari, dapat berarti bahwa sebuah

campuran kebijakan yang tepat dan dapat disesuaikan dengan kondisi negara tersebut secara

spesifik menjadi sangat penting, dan tidak terdapat satu jawaban tunggal tentang bagaimana

cara terbaik untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan. Meskipun

demikian, kami setuju bahwa pada level yang lebih luas, kebijakan-kebijakan berikut menjadi

prioritas utama bagi kami dalam rangak meningkatakan pertumbuhan ekonomi di negara

kami:

8.1. Kebijakan makroekonomi yang terintegrasi, kebijakan finasial, dan kebijakan tenaga

kerja pasar yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan tingkat ketenagakerjaan;

8.2 Memperkuat iklim investasi dometik dan bisnis yang dapat dipercaya, khususnya bagi

perusahaan-perusahaan skala kecil, pemula, dan venture business;

8.3. Menyalurkan reformasi untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan

pekerjaan, menyelesaikan segmentasi tenaga kerja pasar, mengurangi informalitas, dan

mempromosikan pasar tenaga keja inklusif, serta pada saat yang bersamaan menghargai

secara penuh hak dan proteksi sosial pekerja;

8.4. Mengimplementasikan kebijakan-kebijakan untuk meningktakan partisipasi angkatan

tenaga kerja, termasuk diantaranya adalah pemuda, wanita, pekerja lanjut usia, dan orang-

orang penyandang cacat, juga mengurangi pengangguran struktural, pengangguran sepanjang

hidup, kekuarangan pekerjaan (underemployment), dan informalitas pekerjaan;

8.5 Mengimplementasikan kebijakan tenaga kerja pasar dan investasi sosial yang dapat

menyokong permintaan agregat dan mengurangi inekualitas/ketidaksamaan, seperti

peningkatan produktivitas, proteksi sosial bertaget, penetapan upah minimum pekerja dengan

Page 16: PANDUAN JOINT STATEMENT FORUM - pnmhii · PDF filerangkap print-out draft komunike. Poin pertama, ... c. Komunike JSF PNMHII XXV berisi klausa yang menjadi fondasi struktur penulisan

menghargai sistem upah nasional, pengaturan dagang kolektif nasional, dan kebijakan-

kebijakan lainnya dalam memperkuat hubungan antara produktivitas, upah, dan

ketenagakerjaan;

8.6. Mempromosikan program aktivasi tenaga kerja upah efektif dan efisien, yang berfokus

pada peningkatan dan pelatihan kemampuan, khususnya bagi kelompok-kelompok

masyarakat yang lemah, dan memperkuat ketengakerjaan pemuda, termasuk dengan

pendekatan garansi pemuda, mempromosikan pelatihan kejuruan dan magang, dan

memfasilitasi pertukaran parktek-praktek terbaik diantara negara-negara G20 dan partner

sosial dalam kebijakan aktivasinya.

9. Kami memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi dan

memperbaiki standar hidup melalui kebijakan makroekonomi dan tenaga kerja pasar iyang

tepat. Investasi pada sumber daya manusia dan proteksi sosial yang cukup menjadi satu

agenda setral kami. Kami juga mengakui pentingnya dalam membangun landasan proteksi

sosial secara nasional dan pemodernisasian sistem proteksi sosial untuk meningkatkan

cakupan, efektivitas, efisiensi, kecukupan, dan kelanjutan mereka. Kebiajakan proteksi sosial

kami harus mengintensifkan pada pekerjaan bagi mereka yang mampu, mendukung mereka

untuk menemukan dan tinggal pada tingkat ketenagakerjaan tersebut.

10. Kami akan berjuang untuk menjamin komitmen masa depan kami dalam menyediakan

pertumbuhan eknomi yang kuat, berkelanjutan, dans seimbang akan terefleksi pada

pandangan bersama kami mengenai kebijakan-kebijakan ketengakerjaan, tenga kerja, dan

sosial, dan juga kebutuhan untuk mengintegrasikannya dengan kebijakan makroekonomi

kami dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Akhirnya, kami akan memperkuat kerjasama

kami untuk menjamin konsistensi diantara kebijakan-kebijakan ini.

.