pedoman pengendalian gratifikasilpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. ·...

20
PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2020

Upload: others

Post on 03-Dec-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

PEDOMAN

PENGENDALIAN GRATIFIKASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

NUSA TENGGARA BARAT

TAHUN 2020

Page 2: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

i

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

KATA PENGANTAR

Gratifikasi merupakan pemberian dalam arti luas. Pengaturan dan penyebutan gratifikasi

secara spesifik dikenal sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi (UU Tipikor). Undang-undang memberikan kewajiban bagi pegawai negeri

atau penyelenggara negara di setiap Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk

melaporkan pada KPK setiap penerimaan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan dan

berlawanan dengan tugas atau kewajiban penerima. Jika gratifikasi yang dianggap pemberian

suap tersebut tidak dilaporkan pada KPK, maka terdapat resiko pelanggaran hukum baik pada

ranah administratif ataupun pidana.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 29 Tahun 2019 tentang Pengendalian Gratifikasi di

Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari

Kemdikbud dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari

korupsi, kolusi dan nepotisme melalui upaya pengendalian gratifikasi sebagai perwujudan

integritas pegawai di lingkungan Kemdikbud, salah satunya membentuk dan mengoptimalkan

peran Unit Pengendalian Gratifikasi di tingkat pusat dan Tim Pengendalian Gratifikasi di

tingkat Satuan Kerja atau Unit Pelaksana Teknis di daerah.

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Nusa Tenggara Barat (LPMP Nusa Tenggara Barat)

sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan memiliki visi “Terwujudnya pendidikan dasar dan pendidikan menengah

berstandar nasional menuju insan Nusa Tenggara Barat yang cerdas dan berdaya saing”.

Maka diperlukan sebuah Lembaga yang memiliki tata kelola birokrasi yang efektif, efisien

dan akuntabel serta pelibatan publik khusunya dalam pelaksanaan penjaminan mutu

Pendidikan. Untuk itu diperlukan sistem yang teratur dan terukur serta sumber daya manusia

yang bersih dan profesional untuk mendukung terwujudnya visi lembaga tersebut.

Oleh karena itu untuk mendukung terwujudnya tata kelola birokrasi yang efektif, efisien dan

akuntabel serta terbebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, LPMP Nusa Tenggara Barat

menerbitkan Pedoman Pengendalian Gratifikasi sebagai acuan dan dasar bagi seluruh

Pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat dalam menyikapi segala bentuk gratifikasi.

Pedoman Pengendalian Gratifikasi ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan

pemahaman dan kepatuhan seluruh pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat terhadap ketentuan

Page 3: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

ii

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

gratifikasi dan membentuk serta menciptakan lingkungan LPMP Nusa Tenggara Barat yang

sadar dan paham dalam menangani/mengendalikan segala bentuk gratifikasi sehingga

tercipta tata kelola birokrasi yang efektif, efisien dan akuntabel serta terbebas dari korupsi,

kolusi dan nepotisme.

Semoga Pedoman Pengendalian Gratifikasi ini dapat diimplementasikan secara menyeluruh

dan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja yang dilakukan khususnya untuk

Pegawai dan LPMP Nusa Tenggara Barat dan umumnya untuk masyarkat serta bangsa dan

negara.

Mataram, 27 April 2020

Kepala

LPMP Nusa Tenggara Barat,

Mohamad Mustari, Ph.D

NIP. 19640411 198603 1 003

Page 4: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

iii

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................iii

I. LATAR BELAKANG ..................................................................................................1

II. DASAR HUKUM .........................................................................................................2

III. MAKSUD DAN TUJUAN ...........................................................................................2

IV. DEFINISI ......................................................................................................................3

V. TANGGUNG JAWAB DAN KOMITMEN PIMPINAN ............................................4

VI. PRINSIP PENGENDALIAN GRATIFIKASI .............................................................5

VII. KATEGORI GRATIFIKASI ........................................................................................7

VIII. PENGELOLA PENGENDALIAN GRATIFIKASI ................................................... 13

IX. IMPLEMENTASI ....................................................................................................... 14

X. SARANA PELAPORAN............................................................................................ 15

XI. SANKSI DAN PENGHARGAAN ............................................................................. 15

XII. PERLINDUNGAN PELAPOR GRATIFIKASI ........................................................ 15

XIII. KETENTUAN TAMBAHAN .................................................................................... 16

Page 5: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

1

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

PEDOMAN

PENGENDALIAN GRATIFIKASI

I. LATAR BELAKANG

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Nusa Tenggara Barat (LPMP Nusa Tenggara

Barat) sebagai Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan memiliki visi “Terwujudnya pendidikan dasar dan pendidikan

menengah berstandar nasional menuju insan Nusa Tenggara Barat yang cerdas

dan berdaya saing”. Maka diperlukan sebuah Lembaga yang memiliki tatakelola

birokrasi yang efektif, efisien dan akuntabel serta pelibatan publik khusunya dalam

pelaksanaan penjaminan mutu Pendidikan. Untuk itu diperlukan sistem yang teratur

dan terukur serta sumber daya manusia yang bersih dan profesional untuk mendukung

terwujudnya visi lembaga tersebut.

Selaras dengan hal itu, LPMP Nusa Tenggara Barat di tahun 2020 ini sedang

mempersiapkan diri untuk menuju Zona Integritas, yakni predikat yang diberikan

kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen

untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal

pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik yang kemudian

disingkat menjadi Zona Integritas-Wilayah Bebas Korupsi (ZI-WBK).

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya LPMP Nusa Tenggara Barat tentu banyak

melakukan interaksi dan komunikasi dengan berbagai pihak, baik internal Lembaga

maupun eksternal seperti, pendidik dan tenaga kependidikan, pegawai dinas

Pendidikan, dan stakeholder lainnya serta masyarakat umum. Terkait dengan hal itu

sangatlah mungkin terjadinya pemberian hadiah atau jamuan dari satu pihak ke pihak

lainnya.

Pedoman Pengendalian Gratifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman

tentang gratifikasi, menguraikan proses pelaporan, aspek pencegahan dan penindakan,

serta pengenalan Sistem Pengendalian Gratifikasi. Sehingga, keberadaan Pedoman ini

diharapkan dapat membantu LPMP Nusa Tenggara Barat menerapkan sistem

pengendalian gratifikasi, sehingga terwujud pemerintahan yang tatakelola birokrasi

yang efektif, efisien dan akuntabel serta terbebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Pedoman Pengendalian Gratifikasi secara umum menguraiakan :

1. Maksud danTujuan serta Definisi

Page 6: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

2

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

2. Tanggung Jawab dan Komitmen Pimpinan

3. Prinsip Pengendalian Gratifikasi

4. Kategori Gratifikasi

5. Pengelola Pengendalian Gratifikasi

6. Implementasi dan Proses Pelaporan

7. Sanksi dan Penghargaan

8. Perlindungan terhadap pelapor.

II. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi

jo Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas UU No.

30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi;

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;

5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan

Korupsi;

6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2018 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan;

7. Peraturan Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun

2019 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 29 Tahun 2019 tentang

Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan;

9. Pedoman Pengendalian Gratifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tahun

2015;

10. Surat Keputusan Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Nusa Tenggara

Barat Nomor : 477/C7.47/KP/2020 tentang Tim Pengendalian Gratifikasi di

Lingkungan LPMP Nusa Tenggara Barat Tahun 2020.

III. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Meningkatkan pemahaman dan kepatuhan seluruh pegawai LPMP Nusa Tenggara

Barat terhadap ketentuan gratifikasi;

Page 7: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

3

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

2. Membentuk lingkungan LPMP Nusa Tenggara Barat yang sadar dan paham dalam

menangani/mengendalikan segala bentuk gratifikasi;

3. Menciptakan lingkungan LPMP Nusa Tenggara Barat tatakelola birokrasi yang

efektif, efisien dan akuntabel serta terbebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

IV. DEFINISI

1. LPMP Nusa Tenggara Barat adalah Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Nusa

Tenggara Barat.

2. Pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat adalah seluruh Aparatur Sipil Negara yang

bekerja di LPMP Nusa Tenggara Barat.

3. Atasan langsung adalah orang yang memiliki pangkat atau jabatan yang

berkedudukan lebih tinggi dan mempunyai kewenangan langsung terhadap

bawahannya.

4. Pimpinan adalah Pejabat struktural di lingkungan LPMP Nusa Tenggara Barat

yakni, Kepala Kantor, Kepala Subbag Umum dan Kepala Seksi.

5. Keluarga Inti adalah suami atau isteri dan anak-anak dari pegawai lembaga.

6. Kedinasan adalah seluruh aktivitas resmi LPMP Nusa Tenggara Barat yang

berhubungan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi serta jabatannya.

7. Pelapor adalah wajib lapor gratifikasi yang menyampaikan laporan atas penolakan,

penerimaan, pemberian dan permintaan hadiah/fasilitas atau gratifikasi

sebagaimana diatur dalam pedoman ini.

8. Pemberi adalah pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat dan/atau pihak ketiga yang

memberikan gratifikasi.

9. Penerima adalah pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat dan/atau keluarga inti yang

menerima gratifikasi.

10. Pihak Ketiga adalah orang perseorangan dan/atau badan hukum yang memiliki

atau tidak memiliki hubungan bisnis dengan lembaga maupun mitra kerja Pihak

Ketiga.

11. Kegiatan adalah segala proses yang berkaitan dengan penggunaan anggaran negara

untuk kepentingan pendidikan khususnya dan masyarakat umumnya serta untuk

kepentingan negara.

12. Gratifikasi yaitu pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang,

barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas

penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.

Page 8: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

4

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

Gratifikasi tersebut baik yang diterima secara langsung atau melalui keluarga inti,

diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan

menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.

13. Benturan Kepentingan (Conflict of Interest) adalah situasi atau kondisi di mana

Pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat yang mendapatkan kekuasaan dan

kewenangan, memiliki atau diduga memiliki kepentingan pribadi/golongan atas

setiap penggunaan kekuasaan dan kewenangan yang dimilikinya, sehingga dapat

mempengaruhi kualitas dan kinerja yang seharusnya.

14. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah komisi/lembaga negara yang

dibentuk untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya secara independen dan

bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang

nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.

15. Tim Pengendali Gratifikasi atau yang disingkat TPG adalah tim yang terdiri dari

beberapa orang pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat yang diangkat berdasarkan

Surat Keputusan dan bertugas sebagai unit yang ditunjuk untuk melaksanakan

pemantauan dan pengendalian Gratifikasi di lingkungan LPMP Nusa Tenggara

Barat.

16. Wajib Lapor Gratifikasi adalah Pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat yang bekerja

dan menerima upah di dalam hubungan kerja dengan LPMP Nusa Tenggara Barat

yang menyampaikan laporan gratifikasi sebagaimana diatur dalam pedoman ini.

V. TANGGUNG JAWAB DAN KOMITMEN PIMPINAN

Pedoman ini disiapkan oleh TPG diperiksa dan disahkan oleh Kepala LPMP Nusa

Tenggara Barat. Pelaksanaan prosedur ini menjadi tanggung jawab semua pihak yang

terkait dalam prosedur ini. Komitmen Pimpinan menjadi sangat penting dalam

mewujudkan cita-cita ini yang bisa dilakukan dengan contoh nyata pelaporan

gratifikasi, pengalokasian anggaran, sumber daya manusia, kewenangan kepada TPG

serta penegakan reward and punishment atas aturan etika memberi dan menerima

gratifikasi, merupakan syarat utama agar aturan gratifikasi dapat lebih

terimplementasi secara berkesinambungan. Kolaborasi dari perangkat dan komitmen

pimpinan, diharapkan dapat mengoptimalkan implementasi aturan gratifikasi

sehingga pengelolaannya dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi para

pegawai, LPMP Nusa Tenggara Barat dan pemangku kepentingan yang lain.

Page 9: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

5

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

VI. PRINSIP PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Pengendalian gratifikasi merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk

mengendalikan penerimaan gratifikasi melalui peningkatan pemahaman dan

kesadaran pelaporan gratifikasi secara transparan dan akuntabel sesuai peraturan

perundang-undangan. Dalam menjalankan kegiatan pengendalian gratifikasi, terdapat

sejumlah prinsip-prinsip utama, yaitu:

1. Prinsip Transparansi

Prinsip keterbukaan ini tercermin dari adanya mekanisme pelaporan atas

penerimaan gratifikasi kepada TPG. Mekanisme pelaporan tersebut merupakan

sarana bagi pegawai negeri/penyelenggara negara untuk menguji dan menjamin

keabsahan penerimaan-penerimaan yang diperoleh dalam kaitan dengan

jabatannya selaku pegawai negeri/penyelenggara negara.

2. Prinsip Akuntabilitas

Prinsip akuntabilitas diimplementasikan sebagai bentuk kewajiban dari pegawai

negeri/penyelenggara negara yang telah diberikan amanah untuk menjalankan

tugas dan kewenangan dalam jabatan yang diembannya, untuk tidak menerima

pemberian dalam bentuk apapun terkait dengan jabatannya dan melaporkan pada

TPG dalam hal terdapat penerimaan gratifikasi yang dianggap suap.

3. Prinsip Kepastian Hukum

Prinsip ini berarti, sesuai dengan konsepsi Indonesia sebagai Negara hukum.

Proses penerimaan laporan, pencarian informasi, telaah/analisis dan penetapan

status kepemilikan gratifikasi dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

4. Prinsip Kemanfaatan

Prinsip ini mengacu pada aspek pemanfaatan barang gratifikasi yang telah

ditetapkan menjadi milik Negara untuk sebesar-besarnya kepentingan Negara.

Sedangkan gratifikasi lain yang tidak dianggap suap namun terkait dengan

kedinasan, kemanfaatan patut diarahkan pada kemanfaatan oleh institusi dan

kemanfaatan bagi masyarakat tidak mampu, sehingga dalam kondisi tertentu

gratifikasi yang tidak dianggap suap namun terkait dengan kedinasan dapat

disumbangkan pada panti asuhan atau lembaga sosial lainnya yang membutuhkan.

Page 10: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

6

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

5. Prinsip Kepentingan Umum

Prinsip Kepentingan Umum merupakan perwujudan dari implementasi konsep

rakyat sebagai pemilik kedaulatan sehingga pengaturan dan keputusan yang

diambil dalam penyelenggaraan Negara diarahkan untuk sebesar-besarnya bagi

kepentingan rakyat. Prinsip ini juga menekankan pada sikap untuk mendahulukan

kepentingan masyarakat banyak dibanding kepentingan pribadi. Dalam konteks

pengendalian gratifikasi, prinsip kepentingan umum terwujud dari tidak meminta

dan menerima pemberian-pemberian dari masyarakat terkait dengan pelayanan

atau pekerjaan yang dilakukan. Dan jika dalam kondisi tertentu terjadi

penerimaan maka wajib dilaporkan pada TPG. Pelaporan tersebut merupakan

bentuk sikap pegawai negeri/penyelenggara negara mengesampingkan

kepentingan pribadi dan tetap konsisten menjalankan tugas sebagai abdi Negara.

6. Prinsip Independensi

Bagi pelapor gratifikasi, prinsip independensi ini ditunjukkan dengan sikap

menolak setiap pemberian dalam bentuk apapun yang terkait dengan jabatannya

atau melaporkan penerimaan gratifikasi yang dianggap suap kepada TPG.

Pelaporan tersebut akan memutus potensi pengaruh pada independensi

penerimaan gratifikasi dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.

7. Perlindungan Pelapor Gratifikasi

Pelapor gratifikasi akan mendapatkan perlindungan dan dipastikan tidak terdapat

intimidasi dan diskriminasi dalam aspek kepegawaian terhadap diri pelapor.

Berdasarkan prinsip-prinsip diatas, maka semua pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat

yang karena jabatannya dan berlawanan dengan tugas dan kewajibannya, dan atau

anggota keluarga inti (suami/istri, anak) DILARANG untuk menerima atau meminta

atau memberi hadiah berupa uang, bingkisan/parsel, fasilitas, dan segala bentuk

gratifikasi lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dari seluruh

pemangku kepentingan (stakeholders) Lembaga sesuai dengan ketentuan yang diatur

dalam pedoman ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Alasan menerima meminta memberi gratifikasi yang dimaksud antara lain namun

tidak terbatas pada tujuan untuk mempengaruhi kebijakan, keputusan, atau perlakuan

pemangku kewenangan; mempengaruhi pelayanan terkait dengan tugas, wewenang

dan tanggung jawabnya; mempengaruhi proses penerimaan, promosi, atau mutasi

Page 11: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

7

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

pejabat pegawai; mendapatkan informasi, atau sesuatu hal yang tidak dibenarkan oleh

ketentuan perundang- undangan yang berlaku, atau untuk mempengaruhi pihak

dimaksud untuk melakukan dan/atau tidak melakukan suatu hal berkaitan dengan

kedudukan atau jabatannya.

VII. KATEGORI GRATIFIKASI

A. Penolakan Gratifikasi

Semua pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat yang karena jabatannya dan

berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dan atau anggota keluarga inti

(suami/istri, anak) DILARANG menerima secara langsung atau tidak langsung

gratifikasi dari setiap pihak yang memiliki hubungan bisnis, yang berupa/dalam

bentuk uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket

perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan

fasilitas lainnya yang memberikan keuntungan pribadi terhadap diri dan

keluarganya yang diterima baik di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang

dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.

Terhadap tawaran/pemberian gratifikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam Pedoman ini, pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat wajib

MELAKUKAN PENOLAKAN secara sopan dan santun terhadap

tawaran/pemberian dimaksud dengan memberikan penjelasan tentang Pedoman

ini kepada pihak pemberi dan apabila diperlukan dapat menyampaikan aturan ini

kepada pihak ketiga sebagai bagian dari sosialiasi aturan ini.

Atas penolakan penerimaan gratifikasi yang telah dilakukan maka pegawai

LPMP Nusa Tenggara Barat tersebut harus melaporkan kepada Tim Pengendali

Gratifikasi sebagai alat pemantau kepatuhan pegawai LPMP Nusa Tenggara

Barat terhadap Pedoman Pengendalian Gratifikasi.

B. Penerimaan Gratifikasi

1. Gratifikasi yang wajib dilaporkan

Gratifikasi dalam kategori ini merupakan penerimaan dalam bentuk apapun

yang diperoleh pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat dari pihak-pihak yang

diduga memiliki keterkaitan dengan jabatan penerima. Gratifikasi tersebut

merupakan penerimaan yang dilarang atau tidak sah secara hukum. Dengan

kata lain, sesuai dengan rumusan Pasal 12B Undang-undang Nomor 20 Tahun

Page 12: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

8

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, hal itu disebut juga gratifikasi yang

berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau

tugasnya.

Perlakuan:

Atas penerimaan gratifikasi tersebut pada prinsipnya harus DITOLAK.

Namun, dalam kondisi tidak dapat dilakukan penolakan dikarenakan antara

lain:

a. Tidak diketahui proses pemberiannya (pegawai LPMP Nusa Tenggara

Barat tidak mengetahui waktu dan lokasi proses penerimaan) serta tidak

diketahui identitas dan alamat pemberi.

b. Penolakan menyebabkan terganggunya Nama baik LPMP Nusa Tenggara

Barat.

Maka atas penerimaan gratifikasi tersebut wajib dilaporkan kepada TPG

selambat-Iambalnya 7 (tujuh) hari kerja sejak penerimaan gratifikasi.

Dengan pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat melaporkan gratifikasi yang

diterima kepada TPG maka pelanggaran ketentuan gratifikasi yang dianggap

suap oleh pegawai menjadi tidak berlaku.

Contoh gratifikasi kategori ini adalah:

a. Penerimaan uang terima kasih dari rekanan setelah proses lelang atau

proses lainnya yang berhubungan dengan jabatan penerima.

b. Penerimaan hadiah dalam arti luas misalnya uang, barang, fasilitas,

akomodasi, dari mitra/rekanan yang diketahui atau patut diduga diberikan

karena kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya dan yang

berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

c. Penerimaan hadiah dalam bentuk apapun dari pengusaha terkait kenaikan

pangkat pegawai sebagai tanda perkenalan.

d. Penerimaan fasilitas entertainment, fasilitas wisata, voucher, dari rekanan

yang tidak relevan (di luar scope pekerjaan) dengan pelaksanaan tugas

dan kewajiban yang diterima dari instansi.

e. Penerimaan uang/barang dari pihak yang memiliki hubungan jabatan dan

potensi konflik kepentingan kepada pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat

dalam suatu kegiatan seperti pesta pernikahan, kelahiran, aqiqah, baptis,

khitanan, potong gigi, upacara agama/adat tradisi lainnya yang melebihi

Page 13: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

9

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) per pemberian per orang.

f. Penerimaan uang/barang dari pihak yang memiliki hubungan jabatan dan

memiliki potensi konflik kepentingan dengan penerima terkait

musibah/bencana yang dialami oleh pegawai LPMP Nusa Tenggara

Barat, Bapak/lbu, Mertua, Suami/lstri/Anak yang melebihi Rp 1.000.000

(satu juta rupiah) per pemberian per orang.

g. Penerimaan uang/barang dari pihak yang memiliki hubungan jabatan dan

memiliki potensi konflik kepentingan kepada Pegawai LPMP Nusa

Tenggara Barat dalam rangka pisah sambut, pensiun, promosi jabatan,

dan ulang tahun yang melebihi nilai yang setara dengan Rp 300.000,00

(tiga ratus ribu rupiah) per pemberian per orang dengan total pemberian

Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari pemberi yang

sama.

2. Gratifikasi yang terkait kedinasan

Dalam acara resmi kedinasan atau penugasan yang dilaksanakan oleh pegawai

LPMP Nusa Tenggara Barat, pemberian-pemberian seperti plakat,

cinderamata, goody bag/gimmick, dan fasilitas pelatihan lainnya merupakan

praktik yang dianggap wajar dan tidak berseberangan dengan standar etika

yang berlaku. Penerimaan tersebut juga dipandang dalam konteks hubungan

antar perusahaan/lembaga/ instansi.

Secara filosofis, gratifikasi yang diterima oleh pegawai LPMP Nusa Tenggara

Barat tersebut ditujukan atau diperuntukkan kepada LPMP Nusa Tenggara

Barat, bukan kepada personal yang mewakili LPMP Nusa Tenggara Barat.

Karakteristik gratifikasi dalam kedinasan sebagai berikut:

a. Diperoleh secara sah dalam penugasan resmi.

b. Diberikan secara terbuka dalam rangkaian acara kedinasan. Pengertian

terbuka di sini dapat dimaknai cara pemberian yang terbuka, yaitu

disaksikan atau diberikan di hadapan para peserta yang lain, atau adanya

tanda terima atas pemberian yang diberikan.

c. Berlaku umum, yaitu suatu kondisi pemberian yang diberlakukan sama

dalam jenis, bentuk persyaratan dan nilai (mengacu pada standar biaya

umum) untuk semua peserta dan memenuhi prinsip kewajaran atau

kepatutan; dan,

Page 14: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

10

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

d. Selain bentuk-bentuk gratifikasi yang dinyatakan tidak wajib dilaporkan

dalam rangka kegiatan kedinasan.

Perlakuan:

Atas gratifikasi dalam kedinasan dapat DITERIMA oleh penerima dan

DILAPORKAN ke TPG untuk kemudian dilakukan penilaian oleh TPG.

Maka atas penerimaan gratifikasi dalam kedinasan harus dilaporkan kepada

Tim Pengendali Gratitikasi (TPG) selambat-Iambatnya 7 (tujuh) hari kerja

sejak penerimaan gratifikasi terjadi.

Dengan pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat melaporkan gratifikasi yang

diterima kepada Tim Pengendali Gratifikasi maka pelanggaran ketentuan

gratifikasi dalam kedinasan oleh pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat

menjadi tidak berlaku.

Contoh gratifikasi dalam kategori ini adalah:

a. Penerimaan fasilitas transportasi, akomodasi, uang saku, jamuan makan,

cinderamata dalam kegiatan yang terkait pelaksanaan tugas, dan

kewajiban di lembaga dari mitra/rekanan berdasarkan penunjukan dan

penugasan resmi dari LPMP Nusa Tenggara Barat.

b. Penerimaan plakat, vandel, goody bag/gimmick dari panitia seminar,

lokakarya, pelatihan, yang keikutsertaannya didasarkan pada

penunjukan dan penugasan resmi dari LPMP Nusa Tenggara Barat.

c. Penerimaan hadiah pada waktu kegiatan kontes/kompetisi terbuka yang

diselenggarakan oleh LPMP Nusa Tenggara Barat, instansi atau lembaga

lain berdasarkan penunjukan atau penugasan resmi.

d. Penerimaan honor, insentif, penghasilan lain dalam bentuk uang atau

setara uang sebagai kompensasi atas pelaksanaan tugas sebagai

pembicara/narasumber/konsultan atau fungsi serupa lainnya yang

diterima pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat dari instansi/lembaga lain

berdasarkan penugasan resmi dari lembaga mengacu ke standar yang

ditetapkan.

3. Gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan

Gratifikasi yang tidak perlu dilaporkan adalah gratifikasi yang berlaku umum;

tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku, dipandang

Page 15: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

11

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

sebagai wujud ekspresi keramahtamahan/ penghormatan dalam hubungan

sosial dalam batasan nilai yang wajar serta pemberian yang berada dalam

ranah adat-istiadat, kebiasaan dan Norma yang ada dalam masyarakat dalam

batasan nilai yang wajar.

Karakteristik gratifikasi seperti ini secara umum adalah:

a. Berlaku umum, yaitu suatu kondisi pemberian yang diberlakukan sarna

dalam hal jenis, bentuk, persyaratan atau nilai, untuk semua peserta dan

memenuhi prinsip kewajaran atau kepatutan;

b. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Dipandang sebagai wujud ekspresi, keramah-tamahan, penghormatan

dalam hubungan sosial antar sesama dalam batasan nilai yang wajar; atau,

d. Merupakan bentuk pemberian yang berada dalam ranah adat istiadat,

kebiasaan, dan Norma yang hidup di masyarakat dalam batasan nilai yang

wajar.

Perlakuan:

Atas penerimaan gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan, dapat diterima dan

dinikmati (dimiliki pemanfaatannya) oleh penerima tanpa ada kewajiban

pelaporan kepada TPG.

Contoh gratifikasi dalam kategori ini adalah:

a. Pemberian karena hubungan keluarga, yaitu kakek/nenek,

bapak/ibu/mertua, suami/istri, anak/menantu, cucu, besan, paman/bibi,

kakak/adikipar, sepupu dan keponakan, sepanjang tidak memiliki konflik

kepentingan;

b. Hadiah (tanda kasih) dalam bentuk uang atau barang yang memiliki nilai

jual dalam penyelenggaraan pesta pernikahan, kelahiran, aqiqah, baptis,

khitanan, atau upacara adat/agama lainnya dengan batasan nilai per

pemberi dalam setiap acara paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta

rupiah);

c. Pemberian terkait dengan Musibah atau Bencana yang dialami oleh

penerima, bapak/ibu/mertua, suami/istri, atau anak penerima gratifikasi

paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah);

d. Pemberian sesama pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat dalam rangka

pisah sambut, pensiun, promosi jabatan, dan ulang tahun yang tidak

Page 16: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

12

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

dalam bentuk uang atau tidak berbentuk setara uang (cek, bilyet, giro,

saham, deposito, voucher, pulsa, dll) yang paling banyak Rp 300.000,00

(tiga ratus ribu rupiah) per pemberian per orang dengan total pemberia Rp

1.000.000,00 (satu juta rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari pemberi yang

sama;

e. Hidangan atau sajian yang berlaku umum;

f. Prestasi akademis atau non akademis yang diikuti dengan menggunakan

biaya sendiri seperti kejuaraan, perlombaan atau kompetisi tidak terkait

kedinasan;

g. Keuntungan atau bunga dari penempatan dana, investasi atau kepemilikan

saham pribadi yang berlaku umum;

h. Manfaat bagi seluruh peserta koperasi pegawai berdasarkan keanggotaan

koperasi pegawai yang berlaku umum;

i. Seminar kit yang berbentuk seperangkat modul dan alat tulis serta

sertifikat yang diperoleh dari kegiatan resmi kedinasan seperti rapat,

seminar, workshop, konferensi, pelatihan, atau kegiatan lain sejenis yang

berlaku umum;

j. Penerimaan hadiah atau tunjangan baik berupa uang atau barang yang ada

kaitannya dengan peningkatan prestasi kerja yang diberikan oleh lembaga

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; atau,

k. Diperoleh dari kompensasi atas profesi di luar kedinasan, yang tidak

terkait dengan tupoksi dari lembaga, tidak memiliki konflik kepentingan

dan tidak melanggar aturan yang berlaku di lembaga.

C. Pemberian Gratifikasi

Semua pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat DILARANG MEMBERI

GRATIFIKASI kepada Pihak Ketiga baik secara langsung maupun tidak

langsung.

D. Permintaan Gratifikasi

Pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat apabila diminta untuk memberikan

gratifikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan pemberian, hendaknya melakukan

PENOLAKAN secara sopan dan santun terhadap permintaan tersebut dengan

memberikan penjelasan terkait Pedoman Gratifikasi kepada peminta dan apabila

Page 17: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

13

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

diperlukan dapat menyampaikan Pedoman tersebut sebagai bagian dari sosialiasi.

Apabila permintaan menjurus kepada pemerasan dan/atau pemaksaan yang terkait

dengan kelancaran proses operasi Kegiatan, pegawai LPMP Nusa Tenggara Barat

dimaksud WAJIB melaporkan permintaan tersebut kepada Atasan Langsung

terkait sesuai dengan jenis permintaannya. Atas laporan permintaan yang

menjurus pemerasan tersebut, maka Atasan Langsung tersebut menyampaikan

kepada TPG untuk dapat dianalisis sesuai Pedoman ini dan ketentuan lainnya,

dan apabila diperlukan dikonsultasikan dengan pihak-pihak yang berkompeten

termasuk KPK.

E. Alternatif Pemanfaatan Penerimaan Gratifikasi

Atas penerimaan gratifikasi yang telah diputuskan pemanfaatannya menjadi milik

LPMP Nusa Tenggara Barat, maka alternatif pemanfaatan yang dapat dilakukan

yaitu:

1. Dikembalikan kepada pemberi gratifikasi atau;

2. Disumbangkan kepada yayasan/panti sosial kemasyarakatan.

3. Dimanfaatkan oleh LPMP Nusa Tenggara Barat untuk kegiatan operasional,

sebagai barang display, atau perpustakaan.

VIII. PENGELOLA PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Pengelola Pengendalian Gratifikasi dilaksanakan oleh TPG yang merupakan unit

atau tim yang dibentuk atau ditunjuk oleh Kepala LPMP Nusa Tenggara Barat yang

memiliki tugas dan fungsi utama yaitu melaksanakan pemantauan dan pengendalian

gratifikasi di lingkungan lembaga. Pelaksana fungsi pengendalian gratifikasi ini

memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut:

1. Menerima, meriviu dan mengadministrasikan laporan penerimaan, penolakan

dan pemberian gratifikasi dari insan Perusahaan;

2. Menyalurkan laporan penerimaan, penolakan dan pemberian Gratifikasi kepada

KPK untuk dilakukan analisis dan penetapan status kepemilikan gratifikasinya

oleh KPK;

3. Menyampaikan hasil pengelolaan laporan gratifikasi dan usulan Pedoman

Pengendalian Gratifikasi kepada Kepala LPMP Nusa Tenggara Barat;

4. Memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada TPG jika terjadi pelanggaran

atas Pedoman ini oleh pegawai.

Page 18: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

14

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

5. Melakukan pengkajian titik rawan potensi terjadinya gratifikasi di lingkungan

LPMP Nusa Tenggara Barat.

6. Mengusulkan Kebijakan/Pedoman pengelolaan, pembentukan lingkungan anti

gratifikasi dan pencegahan korupsi di lingkungan LPMP Nusa Tenggara Barat.

7. Mengkoordinasikan kegiatan diseminasi aturan etika gratifikasi kepada pihak

internal dan eksternal lembaga.

8. Dalam impelementasinya, TPG dapat mengusulkan dan membuat sistem

pengelolaan gratifikasi berbasis Teknologi Informasi.

9. TPG dibentuk oleh LPMP Nusa Tenggara Barat yang dikukuhkan dengan Surat

Keputusan Kepala antara lain mengatur susunan organisasi dan uraian kerja

pelaksanaan fungsi pengendalian gratifikasi.

IX. IMPLEMENTASI

Dalam rangka menjamin bahwa Pedoman ini dapat diketahui oleh seluruh Pegawai

LPMP Nusa Tenggara Barat dan seluruh pihak ketiga yang berhubungan dengan

Kegiatan, agar seluruh pihak-pihak yang terkait di lingkungan Lembagauntuk

melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Mencantumkan ketentuan larangan penerimaan dan atau pemberian gratifikasi

(hadiah/fasilitas) pada setiap pengumuman dalam proses pengadaan barang/jasa

dan/atau

pada kontrak pengadaan barang/jasa serta pada surat-surat yang disampaikan

kepada mitra/rekanan atau pihak ketiga lainnya.

2. Menugaskan kepada TPG di lingkungan LPMP Nusa Tenggara Barat untuk

secara terus menerus memberikan informasi dan sosialisasi kepada seluruh

pegawai maupun pihak ketiga/eksternal terkait dengan adanya Pedoman

Pengendalian Gratifikasi.

3. Menugaskan kepada seluruh unit atau tim terkait yang memiliki hubungan kerja

dengan pihak ketiga untuk melakukan penyampaian Pedoman Pengendalian

Gratifikasi kepada seluruh pihak terkait dalam mata rantai pemasok di

lingkungan LPMP Nusa Tenggara Barat (Penyedia Barang/Jasa, Agen,

Distributor, Konsultan, Auditor/Assessor, dan Pelanggan).

4. Memberikan informasi yang jelas kepada pihak manapun terkait dengan

ketentuan yang terdapat dalam Pedoman Pengendalian Gratifikasi.

Page 19: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

15

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

5. Menugaskan TPG memonitor pelaksanaan/implementasi Pedoman ini dan

memberikan laporan secara berkala setiap tahun kepada Kepala LPMP Nusa

Tenggara Barat termasuk laporan-Iaporan yang timbul setelah adanya ketentuan

ini.

X. SARANA PELAPORAN

Setiap peristiwa gratifikasi yang diatur dalam pedoman ini, yaitu penerimaan

gratifikasi, penolakan gratifikasi, pemberian gratifikasi, dan permintaan gratifikasi

beserta tindak lanjut penanganannya wajib dibuatkan pelaporannya. Untuk pelaporan

gratifikasi dapat mengisi formulir online pada link sebagai berikut:

https://tinyurl.com/gratifikasiLPMPNTB atau menghubungi kontak TPG,

HP/WA. 08…………………

XI. SANKSI DAN PENGHARGAAN

Sanksi dan penghargaan yang diberikan terhadap pelanggaran maupun kepatuhan dan

ketaatan terhadap ketentuan dalam Pedoman Pengendalian Gratifikasi akan

diberlakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku internal di LPMP Nusa Tenggara

Barat serta ketentuan yang berlaku secara umum.

XII. PERLINDUNGAN PELAPOR GRATIFIKASI

1. Pelapor yang patuh terhadap ketentuan Gratifikasi berhak untuk mendapatkan

upaya perlindungan dari LPMP Nusa Tenggara Barat berupa:

a. Perlindungan dari tindakan balasan atau perlakuan yang bersifat

administratif kepegawaian yang tidak objektif dan merugikan Pelapor

seperti namun tidak terbatas pada penurunan peringkat jabatan, penurunan

penilaian, usulan pemindahan tugas/mutasi atau hambatan karir lainnya;

b. Pemindahtugasan/mutasi internal bagi Pelapor dalam hal timbul intimidasi

atau ancaman fisik terhadap pelapor;

c. Bantuan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan

lembaga.

2. Upaya perlindungan sebagaimana dimaksud dalam nomor 1 (satu) di atas

diberikan dalam hal:

a. Adanya intimidasi, ancaman, pendiskreditan atau perlakuan yang tidak lazim

Page 20: PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASIlpmpntb.kemdikbud.go.id/assets/files/zi-wbk/... · 2020. 4. 30. · Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan upaya serius dari Kemdikbud

16

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI TPG-LPMP NTB

lainnya baik dari pihak internal maupun eksternal;

b. Pelapor menyampaikan permohonan secara tertulis kepada Kepala melalui

TPG.

XIII. KETENTUAN TAMBAHAN

1. Bahwa Pedoman ini merupakan ketentuan dalam menghadapi dilema etika

dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga citra diri dan lembaga dapat terjaga.

Apabila masih terdapat hal yang dianggap kurang jelas, dapat disampaikan

kepada TPG sebagai masukan.

2. Bahwa dimungkinkan adanya perubahan/penambahan/pengurangan, dengan

melakukan review berkala oleh TPG, dengan mengakomodasi masukan dari

stakeholders.

3. Pedoman ini mulai berlaku sejak diterbitkan sampai dengan adanya perubahan

lebih lanjut.