pedoman pelayanan unit kerja.doc

43
Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014 PEDOMAN MUTU PELAYANAN UNIT KERJA PUSKESMAS GARUNG TAHUN 2014 0

Upload: nuraliah-taibien

Post on 22-Jan-2016

427 views

Category:

Documents


71 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

PEDOMAN MUTU PELAYANAN UNIT KERJA PUSKESMAS GARUNG

TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBODINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS GARUNG

0

Page 2: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

Jln. Dieng Km 09 Garung Kab. Wonosobo. Telp(0286) 3325805. Kode Pos 56353

1

Page 3: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

PEDOMAN MUTU PELAYANAN UNIT KERJA PUSKESMAS GARUNG

TAHUN 2014

Puskesmas

Garung

PUSKESMAS GARUNG

Pedoman Mutu

Pelayanan Unit

Kerja

Puskesmas

No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala

Puskesmas Garung

Dr. Isni Nur Harjanto

NIP 19710602002121 003

Terbitan : 01

No. Revisi : 00

Tgl. Mulai Berlaku : 01-01-2014

Halaman : 1-41

2

Page 4: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar belakang ..................................................................................... ....... 1

B. Tujuan Pedoman .......................................................................................... 1

C. Ruang Lingkup Pelayanan ........................................................................... 2

D. Batasan Operasional ..................................................................................... 2

E. Landasan Hukum ......................................................................................... 5

BAB II STANDAR KETENAGAAN ............................................................... 6

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ............................................................... 6

B. Distribusi Ketenagaan ................................................................................... 7

C. Jadual Kegiatan ............................................................................................. 8

BAB III STANDAR FASILITAS ....................................................................... 9

A. Denah Ruang ................................................................................................. 9

B. Standar Fasilitas ............................................................................................ 9

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ..................................................... 12

BAB V LOGISTIK .......................................................................................... 13

BAB VI KESELAMATAN PASIEN ............................................................... 17

BAB VII KESELAMATAN KERJA ................................................................. 20

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ................................................................. 22

BAB IX PENUTUP ........................................................................................... 25

3

Page 5: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting di

Indonesia. Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam mendukung terwujudnya

perubahan status kesehatan masyarakat menuju peningkatan derajat kesehatan yang

optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tentu diperlukan upaya

pembangunan sistem pelayanan kesehatan dasar yang mampu memenuhi kebutuhan

mayarakat.

Pelayanan kesehatan bermutu yang berorientasi pada kepuasan pelanggan

atau pasien menjadi strategi utama bagi organisasi kesehatan di Indonesia, agar tetap

eksis ditengah persaingan global yang semakin kuat. Salah satu strategi yang paling

tepat dalam mengantisipasi adanya persaingan terbuka melalui pendekatan mutu

paripurna yang berorientasi pada proses pelayanan bermutu, dan hasil pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau pasien. Dimensi mutu

tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, maupun

penyelenggara pelayanan kesehatan.

Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan. Dan

banyaknya pengunjung pasien ke Puskesmas tidak lepas dari kebutuhan akan

pelayanan kesehatan dan kepuasan pelanggan yang diperoleh berdasar pengalaman

sebelumnya.

Penilaian keberhasilan Puskesmas dapat dilakukan oleh internal organisasi

Puskesmas yaitu berupa penilaian Kinerja Puskesmas mencakup Managemen Sumber

Daya Tenaga, alat, obat, keuangan dan sistem informasi managemen Puskesmas.

Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan

managemen resiko dilaksanakan secara berkesinambungan, maka perlu dilaksanakan

penilaian oleh pihak eksternal dngan menggunakan standar yang telah ditetapkan

melalui mekanisme akreditasi.

Akreditasi Puskesmas adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh

pemerintah pada Puskesmas, karena telah memenuhi standar yang ditetapkan.

Adapun tujuan akreditasi Puskesmas adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

promotif, preventif dan upaya pelayanan klinis dasar, sehingga kebutuhan masyarakat

Indonesia tentang kesehatan terpenuhi.

B. Tujuan Pedoman

Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, penanggung jawab dan

pelaksana pelayanan Puskesmas, dalam melakukan pelayanan di Puskesmas.

4

Page 6: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

Sehingga pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana serta memperolah

hasil sesuai dengan yang diharapkan.

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat, untuk menyelenggarakan

pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu bagi seluruh masyarakat di

wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok dan membina peran serta masyarakat.

Pengertian dari pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu disini,

adalah upaya pengobatan penyakit (kuratif), upaya pencegahan (preventif), upaya

peningkatan kesehatan (promotif), dan upaya pemulihan kesehatan (rehabilitatif),

yang ditujukan kepada semua penduduk.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi Puskesmas,

yaitu :

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya,

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat,

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.

Sedangkan unit pelaksana teknis fungsional Puskesmas dibagi menjadi :

1. Upaya kesehatan masyarakat,

2. Upaya kesehatan perorangan.

Dengan jaringan pelayanan puskesmas adalah :

1. Puskesmas pembantu,

2. Puskesmas keliiling,

3. Bidan di desa atau PKD.

D. Batasan Operasional Pelayanan Unit Kerja

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni

terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas

bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat. ...........

Pelayanan kesehatan perseorangan adalah pelayanan yang ditujukan untuk

menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga.

5

Page 7: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

Sedangkan Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat.

Batasan operasional untuk Pelayanan Kesehatan Persorangan meliputi :

1. Pendaftaran Pasien

Pendaftaran pasien adalah pelayanan rutin untuk menertibkan urutan

pelayanan dan memudahkan mendapatkan informasi rekam medis bagi seluruh

fasilitas pelayanan yang tersedia di Puskesmas. Yang dimulai dari persiapan,

kedatangan pasien sampai dengan pengiriman kartu rekam medis ke masing2

unit pemeriksaan, kemudian mengembalikan lagi kartu rekam medis kedalam

tempat semula.

2. Pelayanan Klinis

Pelayanan klinis adalah pelayanan perorangan yang dilakukan untuk

pasien dengan melibatkan seluruh tim kesehatan sesuai dengan masalah

kesehatan klien. Kegiatan pelayanan klinis dimulai dari anamnesa sampai dengan

tindakan dan atau pengobatan yang sesuai dengan diagnosanya.

Pelayanan klinis meliputi :

a. Pelayanan Umum

b. Pelayanan Gigi

c. Pelayanan KIA

d. Pelayanan MTBS

e. Pelayanan KB

3. Pelayanan Laboratorium

Pelayanan laboratorium adalah salah satu pelayanan penunjang yang

dilakukan untuk membantu penegakan diagnose suatu penyakit. Kegiatan

pelayanan laboratorium dilaksanakan dimulai dari permintaan pemeriksaan

sampai diperoleh hasil laboratorium. Permintaan pemeriksaan berasal dari

rujukan internal maupun eksternal.

Jenis jenis pemeriksaan laboratorium terdiri dari :

a. Pemeriksaan darah rutin

b. Pemeriksaan urin rutin

c. Pemeriksaan feses

d. Pemeriksaan kimia darah

4. Pelayanan Kefarmasian

Pelayanan Kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya (SDM, Sarana

Prasarana, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta administrasi) dan

pelayanan farmasi klinis (penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat,

informasi obat, dan pencatatan /penyimpanan resep) dengan memanfaatkan

6

Page 8: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

tenaga, dana, prasarana, sarana dan metode tata laksana yang sesuai dalam upaya

mencapai tujuan yang ditetapkan.

Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan kesehatan yg

dilaksanakan diluar gedung berupa pendekatan promotif, preventif. Kegiatan upaya

meliputi :

1. Upaya KIA

Upaya KIA adalah upaya dibidang   kesehatan yang menyangkut

pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi dan anak

balita serta anak prasekolah.

Upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga

mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka

kematian ibu.

2. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu 

upaya pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan

penular penyakit menular/infeksi. untuk melindungi masyarakat dari tertularnya

penyakit, menurunkan jumlah yang sakit, cacat dan/atau meninggal dunia, serta

untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat penyakit menular.

Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah Malaria,

demam berdarah dengue, diare, polio, filaria, kusta tuberkulosis paru, HIV/AIDS,

pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi adalah penyakit

jantung dan gangguan sirkulasi, diabetes mellitus, dan kanker.

3. Upaya Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan yaitu upaya pelayanan kesehatan lingkungan

puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya

sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk

pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta

masyarakat. Untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,

kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya.

4. Upaya Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah salah satu program puskesmas yang berfokus

pada pelayanan preventif dan promotif kepada masyarakat. Kegiatannya meliputi

penyuluhan kesehatan dan pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Diantara kegiatannya juga meliputi pembinaan desa siaga kesehatan, kerjasama

7

Page 9: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

lintas sektor dan upaya dalam merumuskan kebijakan bersama dalam

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

5. Upaya Perbaikan Gizi

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat  adalah salah satu upaya pokok

Puskesmas  yaitu kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,

penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat

Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,

Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi

Keluarga/Masyarakat.

Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi

perseorangan dan masyarakat.

Kegiatan Upaya dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi (Plan: rencana; Do: Melaksanakan; Chek/Study: Analisa hasil; Action:

Perubahan/perbaikan).

E. Landasan Hukum

1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,

2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan,

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem

Kesehatan Nasional,

4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/ Menkes/SK/11/2004 tentang

Kebijakan Dasar Puskesmas.

8

Page 10: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan tatanan yang

menghimpun berbagai upaya perencanaan. pPendidikan, dan pelatihan, serta

pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna

mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Yang dimaksud dengan

kualifikasi SDM, sama halnya dengan job spesifikasi, yaitu minimal

golongan/jabatan, masa kerja minimal, pendidikan minimal, pengalaman kerja, nilai

performance (kinerjanya), dan standar kompetensi.

Secara umum kebijakan tentang tenaga kesehatan, khususnya yang berkaitan

dengan kualitas atau mutu, antara lain dapat dilihat pada Peraturan Pemerintah (PP)

No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Dalam PP ini antara lain dinyatakan :

1) Tenaga kesehatan wajib memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang

kesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga pendidikan (Pasal 3);

dan

2) Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk

mematuhi standar profesi tenaga kesehatan (Pasal 21).

Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga

pelayanan. Ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah,

sebaran, mutu dan kualifikasi Sumber Daya Manusianya.

Untuk Puskesmas Garung, Kualifikasi Sumber Daya Manusia sudah sesuai,

walaupun masih ada beberapa tenaga yg belum melanjutkan ke jenjang yang

diharapkan. Namun masih akan terus diupayakan agar semua tenaga mencapai

kualitas seperti yg diharapkan.

9

Page 11: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

DATA KETENAGAAN PUSKESMAS GARUNG

TMT JABATAN STRUK/FUNG/STAFF

NAMA JAB. FUNGSIONAL

TK. PENDIDIKAN

JURUSAN

1 dr. ISNI NUR HARJANTO 19710607 200212 1 003 07 Juni 1971 01 Desember 2012 - S1 Dokter Umum2 drg. IRMA PUSPITASARI 19840625 201101 2 009 25 Juni 1984 01 Desember 2012 Dokter Gigi S1 Dokter Gigi3 MADURI S.Kep.Ns 19670906 198903 1 005 06 September 1967 01 Oktober 2013 Perawat S1 Keperawatan4 CATUR RIWAYATI 19690918 198903 2 004 18 September 1969 01 Nopember 2012 Bidan D1 Kebidanan5 TRINING SUNDARI 19650712 198703 2 009 12 Juli 1965 01 Oktober 2011 - SMA6 RENI SEPTI 19690919 199101 2 001 19 September 1969 01 April 2014 Perawat SPK Kebidanan7 MURNIATI A.Md.Keb 19710908 199202 2 001 08 September 1971 01 April 2014 Bidan D3 Kebidanan8 WASILATUN A.Md.Keb 19720416 199203 2 004 16 April 1972 01 April 2014 Bidan D3 Kebidanan9 TRI SUNARTI S.SiT 19710815 199403 2 005 15 Agustus 1971 01 April 2014 Nutrisionis D4 Gizi10 HENI SUSANAWATI S.SiT 19730410 199302 2 002 10 April 1973 01 April 2013 Bidan D4 Kebidanan11 SIWI DYAH P A.Md.Kep 19830313 200501 2 010 13 Maret 1983 Perawat D3 Keperawatan12 ERMA LENAWATI A.Md.Keb 19730526 199303 2 002 26 Mei 1973 01 April 2013 Bidan D3 Kebidanan13 NURHAYATI 19640915 198603 2 023 15 September 1964 01 April 2005 Staf D1 SPPMU14 BUDIYATI 19670330 199103 2 003 30 Maret 1967 01 April 2011 Administrasi SMA15 SUHARYANTI 19720405 199303 2 005 05 April 1972 01 April 2013 Bidan D1 Kebidanan16 WAHYU HANDAYANI S.SiT 19730410 199301 2 001 10 April 1973 01 April 2014 Bidan D4 Kebidanan17 ASRIYAH S.SiT 19720912 199302 2 002 12 September 1972 01 April 2014 Bidan D4 Kebidanan19 LATIFAH A.Md.Kep 19780103 200312 2 004 03 Januari 1978 01 Oktober 2011 Perawat D3 Keperawatan20 ATUN ISTIKOMAH A.Md 19810601 200604 2 016 01 Juni 1981 01 Oktober 2012 Asisten Apoteker D3 Farmasi21 DEWI NOVITA RINI A.MKG 19811113 200604 2 013 13 Nopember 1981 01 Oktober 2011 Perawat Gigi D3 Keperawatan Gigi22 USRIA Masfufah S.SiT 19800617 200604 2 022 17 Juni 1980 01 Oktober 2012 Bidan D3 Kebidanan23 KUWAT 19631015 199103 1 008 15 Oktober 1963 01 April 2013 Administrasi SMA24 SUPRIYONO A.MKL 19730521 200604 1 007 21 Mei 1973 01 Oktober 2011 Kesling D3 Kesling25 WILDA INAYAH A.Md.Keb 19750112 200212 2 002 12 Januari 1975 01 Oktober 2012 Bidan D3 Kebidanan26 BUDI EKOWATI A.Md.Kep 19780917 200312 2 007 17 September 1978 01 April 2014 Perawat D3 Keperawatan27 ETIK MUFTIAH A.Md.Keb 19730525 200501 2 006 25 Mei 1973 01 April 2014 Bidan D3 Kebidanan28 EDI SANTOSO 19780702 200604 1 015 03 Juli 1978 01 Oktober 2012 Perawat S1 Keperawatan29 MARGYO 19610919 200604 1 004 19 September 1961 01 April 2014 Administrasi SMA30 IVA FIRLIANA A.Md.Keb 19750508 200604 2 023 08 Mei 1975 Bidan D3 Kebidanan31 JOKO PRIYATNO ADI 19740728 201212 1 001 28 Juli 1974 Administrasi SMA32 SUHERMAN A.Md.Kep Honorer Perawat D3 Keperawatan33 WAHYU DWI B A.Md.Keb 1140485223 Bidan D3 Kebidanan34 ASTRI ARYATI A.Md.Keb 1140485231 Bidan D3 Kebidanan35 DIAH K S P A.Md.Keb 11404817574 Bidan D3 Kebidanan36 LINA MARDIANA A.Md.Keb 1140485211 Bidan D3 Kebidanan37 ERNAWATI A.Md.Keb 114033360 Bidan D3 Kebidanan

JABATAN PENDIDIKAN

NO.GELAR DEPAN

NAMAGELAR

BELAKANGNIP TANGGAL LAHIR

B. Distribusi Ketenagaan Puskesmas Garung

WAJIB YANG ADA

1 Dokter Umum 1 1

2 Dokter Gigi 1 1

3 Apoteker 1 -

4 Tenaga Kesmas (S1) 1 -

5 Perawat (S1-Ners) 0 1

6 Perawat (S1) 0 1

7 Tenaga Promkes (D4) 1 -

8 Epidemiologis (D4) 1 -

9 Bidan (D3/D4) 4 16

10 Bidan (D1) - 2

11 Perawat (D3) 6 4

12 Perawat (D1) - -

13 Perawat (SPK) - 1

14 Perawat Gigi (D3) 1 1

15 Sanitarian (D3) 1 1

16 Nutrisionis (Ahli Gizi/D3) 1 1

17 Asisten Apoteker 1 1

18 Analis Kesehatan 1 -

19 Tenaga Pendukung/Jur (SMK Kes) 1 1

20 Ka TU - 1

21 Staf Administrasi - 4

22 jumlah 37

PUSKESMASJENIS TENAGANO.

10

Page 12: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

C. Jadual Kegiatan Puskesmas Garung

Puskesmas Garung buka pelayanan setiap hari kerja, yaitu Senin sampai Sabtu.

No. Jenis pelayanan Waktu Keterangan

1. Pelayanan Umum dan Pelayanan Tindakan

07.30 - 11.30 WIB

Jadwal pelayanan rawat jalan

khusus hari Jumat sampai jam 10.30

WIB dan hari Sabtu sampai jam

11.00 WIB

2. Pelayanan Gigi 07.30 - 11.30 WIB

3. Pelayanan MTBS dan Tumbuh Kembang

07.30 - 11.30 WIB

4. Pelayanan KIA / KB 07.30 - 11.30 WIB

5. Pelayanan Konsultasi (Gizi, Kesehatan Lingkungan, Berhenti Merokok, Lansia)

07.30 - 11.30 WIB

6. Pelayanan Laboratorium

07.30 - 11.30 WIB

7. Pelayanan Obat 07.30 - 11.30 WIB

8. Pelayanan Persalinan 24 Jam

11

Page 13: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Gedung dan Ruang

B. Standar Fasilitas

12

Page 14: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

Surat keputusan Menkes Nomor Nomor 128/2004 tentang Kebijakan Dasar

Pusat Kesehatan Masyarakat, menyatakan bahwa Puskesmas adalah unit pelaksana

teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas memiliki fungsi sebagai

pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan

masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan kesehatan

perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods).

Terlihat bahwa puskesmas dan jaringannya merupakan ujung tombak dinas kesehatan

dalam upaya mewujudkan target SPM kesehatan di kabupaten/kota. Upaya kesehatan

tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni :

1. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit

tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan

wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah

Indonesia.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:

a. Upaya Promosi Kesehatan

b. Upaya Kesehatan Lingkungan

c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

d. Upaya Perbaikan Gizi

e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

f. Upaya Pengobatan.

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta

yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan

pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang

telah ada, yakni :

a. Upaya Kesehatan Sekolah

b. Upaya Kesehatan Olah Raga

c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

d. Upaya Kesehatan Kerja

e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

f. Upaya Kesehatan Jiwa

g. Upaya Kesehatan Mata

h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

13

Page 15: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

Fasilitas pelayanan yang ada di Puskesmas Garung meliputi :

1. Upaya kesehatan wajib adalah:

a. Upaya Promosi Kesehatan

b. Upaya Kesehatan Lingkungan

c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

d. Upaya Perbaikan Gizi

e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

f. Upaya Pengobatan

2. Upaya kesehatan pengembangan adalah :

a. Upaya Kesehatan Sekolah

b. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

3. Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta

upaya pencatatan dan pelaporan merupakan pelayanan penunjang dari setiap

upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas Garung.

14

Page 16: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

Tata laksana pelayanan di Puskesmas Garung diawali di loket pendaftaran,

dimana pasien mengambil nomor urut pendaftaran.

Bagi pasien lama (pasien yang sudah pernah berobat ke Puskesmas),

pendaftaran dilakukan dengan menunjukkan Kartu berobat Puskesmas

Garung.

Bagi pasien baru (pasien yang belum pernah berobat ke Puskesmas)

pendaftaran dilakukan dengan menunjukkan kartu Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) atau kartu identitas lainnya (KTP/SIM).

Bagi pasien dengan kasus kegawatdaruratan langsung dibawa ke ruang

tindakan untuk mendapatkan penanganan. Salah satu anggota keluarga atau

yang mengantarkan pasien dapat mengurus pendaftaran.

Bagi pasien JKN harus menunjukkan kartu JKN sebagai bukti kepesertaan.

Petugas pendaftaran mengambil Rekam medis berdasarkan identitas pasien.

Bagi pasien umum (tidak memiliki kartu JKN) setelah mendapatkan Rekam medis,

pasien diminta untuk membayar retribusi. Kemudian pasien diminta menunggu di

depan ruang pelayanan yang dituju (BP Umum, BP Gigi, KIA/KB, MTBS, Imunisasi,

Klinik IMS, Pemeriksaan IVA). Bagi pasien umum dengan tindakan, maka wajib

membayar retribusi tindakan sesuai Perda.

Pemeriksaan kesehatan pasien dilakukan di unit pelayanan masing-masing.

» Bila dari pemeriksaan awal diperlukan pemeriksaan penunjang diagnostik,

maka pasien diberikan rujukan internal ke Laboratorium. Setelah dilakukan

pemeriksaan penunjang, pasien kembali ke unit pelayanan sebelumnya untuk

mendapatkan resep sesuai dengan diagnosis penyakit.

» Bila diperlukan konsultasi ke unit pelayanan terkait, maka pasien diberikan

rujukan internal ke unit pelayanan terkait ( missal: pasien dari BP Gigi dengan

Hipertensi, maka dikonsultasikan ke BP Umum).

» Bila dari pemeriksaan awal diperlukan untuk pemeriksaan lanjutan ke Rumah

Sakit, maka pasien diberikan rujukan eksternal ke Rumah Sakit yang dituju.

» Bila pasien tidak mendapatkan rujukan internal maupun eksternal, maka

pasien mendapatkan resep untuk mengambil obat di ruang obat.

15

Page 17: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

BAB V

LOGISTIK

Manajemen Logistik alat kesehatan adalah suatu pengetahuanatau seni serta

proses mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,

pemeliharaan serta penghapusan material atau alat-alat kesehatan. Tujuan dari

manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan, baik mengenai

jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien. Dengan demikian

manajemen logistik dapat dipahami sebagai proses penggerakkan dan pemberdayaan

semua sumber daya yang dimiliki dan atau potensial untuk dimanfaatkan,untuk

operasional, secara efektif dan efisien. Oleh karena itu untuk menilai apakah

pengelolaan logistik sudah memadai adalah dengan menilai apakah sering terjadi

keterlambatan dan atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia, berapa kali

frekuensinya, berapa banyak persediaan yang menganggur (idle stock) dan berapa

lama hal itu terjadi. Berapa banyak bahan yang kadaluarsa atau rusaknatau tidak

dapat dipakai lagi.

Manajemen logistik sebagai suatu fungsi mempunyai kegiatan-kegiatan :

A. Perencanaan Kebutuhan

Fungsi perencanaan ini pada dasarnya adalah menghitung berapa besar

kebutuhan bahan logistik yang diperlukan untuk periode waktu tertentu, biasanya

untuk satu tahun. Ada dua cara pendekatan yang digunakan dalam perencanaan

kebutuhan obat, yaitu :

1. Dengan mengetahui atau menghitung kebutuhan yang telah dengan nyata

dipergunakan dalam periode waktu yang lalu :

b. Jumlah sisa/persediaan pada awal periode

c. jumlah pembelian pada periode waktu

d. jumlah bahan logistik yang terpakai selama periode

e. membuat analisis efisiensi penggunaan bahan logistik, dikaitkan dengan

kinerja yang dicapai

f. membuat analisis kelancaran penyediaan bahan logistik, misalnya

frekuensi barang yang diminta ‘habis’ atau tidak ada persediaan,jumlah

barang yang menumpuk, serta penyebab terjadinya keadaan tersebut.

2. Dengan melihat program kerja yang akan datang:

16

Page 18: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

a. membuat analisa kebutuhan untuk dapat menunjang pelaksana kegiatan

pada periode waktu yang akan datang, yang berorientasi kepada program

pelayanan, pola penyakit, target kinerja pelayanan

b. memperhatikan kebijakan pimpinan mengenai standarisai bahan, ataupun

kebijakan dalam pengadaan. (Untuk obat misalnya ada Formularium,

untuk pengadaan di Puskesmas)

c. menyesuaikan perhitungan dengan memperhatikan persediaan awal, baik

meliputi jenis, jumlah maupun spesifikasi logistic

d. memperhatikan kemampuan gudang tempat penyimpanan barang.

B. Penganggaran

Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan diatas dengan harga satuan

(dapat berdasarkan harga pembeli waktu yang lalu atau menurut informasi yang

terbaru), sehingga akan diketahui kebutuhan anggaran untuk pengadaaan bahan

logistik tersebut.

C. Pengadaan

Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan

untuk mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan, baik melalui prosedur :

1. Pembelian

2. Produksi sendiri, maupun dengan

3. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat

Untuk pengadaan obat di Puskesmas dilakukan oleh Gudang Farmasi

Kabupaten berdasarkan usulan kebutuhan obat dari Puskesmas.

D. Penyimpanan

Fungsi penyimpanan ini sebenarnya termasuk juga fungsi penerimaan

barang, yang sebenarnya juga mempunyai peran strategi. Secara garis besar yang

harus dicek kebenarannya adalah :

1. Kesesuaian dengan jenis, jumlah dan spesifikasi bahan serta waktu

penyerahan barang terhadap surat pesan (SP), surat perintah kerja

(SPK)atau purchase order (PO).

2. Kondisi fisik bahan, apakah tidak ada perubahan warna, kemasan, bau,

noda dan sebagainya yang menindikasikan tingkat kualitas bahan.

3. Kesesuian waktu penerimaan bahan terhadap batas waktu SP/PO

Barang yang diterima tersebut kemudian dibuatkan berita acara penerimaan

(BAP) barang. Berdasarkan sifat dan kepentingan barang/bahan logistik ada

beberapajenis barang logistik, yang biasanya tidak langsung disimpan digudang, akan

17

Page 19: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

tetapi diterimakan langsung kepada pengguna. Yang penting adalah bahwa

mekanisme ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tercipta internal check (saling

uji secara otomatis) yang memadai, yang ditetapkan oleh yang berwenang

(Pimpinan).

Fungsi penyimpanan ini sangat menentukan kelancaran distribusi.Beberapa

keuntungan melakukan fungsi penyimpanan ini adalah :

1. Untuk mengantisipasi keadaan yang fluktuatif, karena sering terjadi

kesulitan memperkirakan kebutuhan secara akurat

2. Untuk menghindari kekosongan bahan (out of stock)

3. Untuk menghemat biaya, serta mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga

bahan

4. Untuk menjaga agar kualitas bahan dalam keadaan siap dipakai

5. Untuk mempercepat pendistribusian

Ada beberapa teori tentang pengendalian persediaan logistik, namun dalam

penerapannya harus hati-hati. Misalnya saja untuk menerapkan teori pengendalian

persediaan ada beberapa syarat, antara lain :

1. Kebutuhan bahan dapat diperkirakan dan dihitung dengan pasti.

2. Kesinambungan pemasok dapat dijamin

3. System informasi logistik yang terintegrasi dalam system informasi

manajemen , memadai

4. Pengawasan internal (internal auditor) berjalan dengan baik dan konsekuen

5. Membudayakan pelaksanaan kerja yang tertib dan sehat

6. Reward dan punishment system yang konsisten dan konsekuen

7. Tersedia gudang dan pengelolaan yang memadai

8. Anggaran yang cukup.

Metode yang sering digunakan dalam pengendalian persediaan di Puskesmas

adalah dengan memperhatikan sifat barang/obat, apakah termasuk barang vital,

esensial atau normal (VEN system), digabungkan dengan apakah barang tersebut

termasuk fast atau slow moving. Kombinasi kedua metode ini selama periode tertentu

kemudian dihitung kebutuhan atau penggunaannya akan diketahui rata-rata

penggunaan perbulan, dan juga fluktuasi permintaannya. Dari perhitungan itu secara

empiris, dapat ditentukan berapa besar jumlah :

1. Persediaan minimal/jenis barang per bulan

2. Persediaan maksimal/jenis barang per bulan

18

Page 20: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

3. Persediaan pengaman (iron stock/idle stock)

Untuk menghitung ini, yang perlu diperhatikan adalah berapa lama (durasi)

waktu penyediaan sejak pesanan diterima rekanan/supplier sampai barang diterima

oleh Puskesmas (ini disebut Lead Time) dan berapa kebutuhan barang selama periode

tersebut.

Dalam penyimpanan dikenal ada system FIFO (first in first out). Khusus di

puskesmas seharusnya FIFO juga dibaca sebagai first expired first out (FEFO),

manan yang mempunyai mempunyai masa kadaluarsa pendek/singkat harus

dikeluarkan terlebih dahulu, tidak tergantung kapan diterimanya digudang.

E. Pendistribusian

Efisiensi pelaksanaan fungsi pendistribusian ini juga secara tidak langsung

akan mempengaruhi kecermatan dan kecepatan penyediaan oleh karena itu harus

ditetapkan prosedur yang baku pendistribusian bahan logistik, meliputi :

1. Siapa yang berwenang dan bertanggungjawab mengenai kebenaran dan

kewajaran permintaan bahan, baik mengenai jumlah, spesifikasi maupun

penyerahannya. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemborosan atau

pengeluaran yang tidak perlu.

2. Siapa yang berwenang dan bertanggungjawab menyetujui permintaan dan

pengeluaran barang dari gudang.

F. Penghapusan

Penghapusan adalah proses penghapusan tanggungjawab bendahara barang

atas bahan atau barang tertentu sekaligus mengeluarkan dari catatan/pembukuan yang

berlaku, penghapusan barang diperlukan karena :

1. Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali

2. Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis untuk didaur

ulang.

3. Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa (expired date)

4. Bahan/barang hilang karena pencurian atau sebab lain

Penghapusan barang dapat dilakukan dengan :

1. Pemusnahan, yaitu dibakar atau dipendam/ditanam

2. Dijual/dilelang. Untuk instansi pemerintah, hasil penjualan dan pelelangan

harus disetor ke kas Negara.

19

Page 21: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

Setelah penghapusan dilaksanakan, maka dibuat berita acara Penghapusan,

yang tembusannya dikirim ke instansi yang berkompeten.

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety) adalah reduksi dan meminimalkan

tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui

pratik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimum. (The Canadian

Patient Safety Dictionary, October 2003). Keselamatan pasien menghindarkan pasien

dari cedera/cedera potensial dalam pelayanan yang bertujuan untuk membantu pasien.

Tujuan Patient Safety terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas.,

meningkatnya akuntabilitas (tanggung jawab) Puskesmas terhadap pasien dan

masyarakat,menurunnya KTD (kejadian tidak diharapkan) di Puskesmas,

terlaksananya program - program pencegahan, sehingga tidak terjadi pengulangan

KTD (kejadian tidak diharapkan).

 Sistem Patient Safety

Assesment Resiko 

Identifikasi dan Pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien 

Pelaporan dan analisa insiden 

Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya 

Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko

Solusi: Mencegah terjadinya CEDERA akibat kesalahan suatu tindakan atau tidak

melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

Adverse Event /KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) 

Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada

pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak bertindak (ommission)

ketimbang daripada “underlying dessease” atau kondisi pasien (KPP-RS). KTD yang

tidak dapat dicegah (unprevetable adverse event) yaitu suatu KTD akibat komplikasi

yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir. 

 Near miss/ KNC (Kejadian Nyaris Cedera) 

Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau

tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (ommission), yang dpt

20

Page 22: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

mencederai pasien tetapi cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan*), karena

pencegahan**), atau karena peringanan***).

Misal :

*)   Pasien menerima obat yang sebenarnya kontra indikasi tetapi tdk timbul reakasi.

**) Obat dengan lethal overdosis akan diberikan tetapi diketahui staf lain

dan membatalkannya sebelum obat dikonsumsi pasien.

***) Obat dengan lethal overdosis diberikan tetapi diketahui secara dini dan

diberikan  antidotum-nya

Tujuh standar keselamatan pasien

1. Hak pasien:Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapat informasi ttg

rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan KTD,

2. Mendidik pasien dan keluarga:Puskesmas harus mendidik pasien dan

keluarganya tentang kewajiban dan tangung jawab pasien dalam asuhan

pasien,

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan:Puskesmas menjamin

keseinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar

unit pelayanan,

4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi

dan program peningkatan keselamatan pasien:Puskesmas harus mendisain

proses baru atau memperbaiki prosed yang ada, memonitor dan mengevaluasi

kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, dan

melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien,

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien:Pimpinan

mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara

terintegrasi melalui penerapan tujuh langkah menuju KPRS. Pimpinan

menjamim berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko

keselatan pasien dan program menekan atau mengurangi KTD. Pimpinan

mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan

individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan

pasien. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk

mengukur, mengkaji dan meningkatkan kinerja Puskesmas serta

meningkatkan keselamatan pasien. Pimpinan mengukur dan mengkaji

efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja Puskesmas dan

keselamatan pasien,

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien Puskesmas memiliki proses

pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan

21

Page 23: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

jabatan dengan keselamatan pasien secara jelasPuskesmas menyelenggarakan

pendidikan dan pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan dan ememlihara

kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan

pasien,

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan

pasien:Puskesmas merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi

keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan

eksternal. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.

Tujuh langkah menuju kesematan pasien

1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien:Ciptakan kepemimpinan

dan budaya yang terbuka dan adil,

2. Pimpin dan dukung staf anda:Bangun komitmen dan fokus yang kuat dan

jelas tentang keselamatan pasien,

3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko:Kembangkan sistem dan proses

pengelolaan risiko serta lakukan identifikasi dan kajian hal yang potensial

bermasalah,

4. Kembangkan sistem pelaporan:Pastikan staf agar dengan mudah dapat

melaporkan kejadian/insiden, serta Puskesmas mengatur pelaoran kepada

KKPRS,

5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien:Kembangkan cara-cara

komunikasi yang terbuka dengan pasien,

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien: dorong staf

untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan

mengapa kejadian itu timbul,

7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien:Gunakan

infromasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan perubahan

sistem pelayanan.

22

Page 24: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23

dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus dilaksanakan

di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya

kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan sedikitnya 10 orang.

Jika memperhatikan dari isi pasal diatas, maka jelaslah bahwa Puskesmas termasuk

dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat

menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang

bekerja di Puskesmas, tetapi juga terhadap pasien maupun pengunjung Puskesmas.

Potensi bahaya di Puskesmas, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada

potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di Puskesmas,

yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan

instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang

berbahaya, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di

atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan diPuskesmas, para

pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan Puskesmas.

Dalam pekerjaan sehari-hari petugas keshatan selalu dihadapkan pada

bahaya-bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang toksik , peralatan

listrik maupun peralatan kesehatan. Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam

Puskesmas atau instansi kesehatan dapat digolongkan dalam :

1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau

meledak (obat– obatan);

2. Bahan beracun, korosif dan kaustik;

3. Bahaya radiasi;

4. Luka bakar;

5. Syok akibat aliran listrik;

6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam;

7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit. Pada umumnya bahaya tersebut

dapat dihindari dengan usaha-usaha pengamanan, antara lain dengan

penjelasan, peraturan serta penerapan disiplin kerja. Pada kesempatan ini akan

dikemukakan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas /

instansi kesehatan.

23

Page 25: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk

mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu

K3 Puskesmas perlu dikelola dengan baik. Agar penyelenggaraan K3 Puskesmas

lebih efektif, efisien dan terpadu, diperlukan sebuah pedoman manajemen K3 di

Puskesmas, baik bagi pengelola maupun karyawan Puskesmas.

Manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya,

dengan mempergunakan bantuan orang lain. Hal tersebut diharapkan dapat

mengurangi dampak kelalaian atau kesalahan ( malpraktek) serta mengurangi

penyebaran langsung dampak dari kesalahan kerja. Proses manajemen keselamatan

dan kesehatan kerja laboratorium seperti proses manajemen umumnya adalah

penerapan berbagai fungsi manajemen, yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan

dan pengawasan. Fungsi perencanaan meliputi perkiraan / peramalan, dilanjutkan

dengan penetapan tujuan dan sasaran yang akan dicapai, menganalisa data, fakta dan

informasi, merumuskan masalah serta menyusun program. Fungsi berikutnya adalah

fungsi pelaksanaan yang mencakup pengorganisasian penempatan staf, pendanaan

serta implemen- tasi program. Fungsi terakhir ialah fungsi pengawasan yang meliputi

penataan dan evaluasi hasil kegiatan serta pengendalian.

24

Page 26: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu   (quality control) dalam manajemen mutu merupakan

suatu sistem kegiatan  teknis yang bersifat rutin yang dirancang  untuk mengukur dan

menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan.  Pengendalian mutu

pada pelayanan kesehatan diperlukan agar produk layanan kesehatan terjaga

kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan. Penjaminan mutu

pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan melalui pelbagai model manajemen

kendali mutu. Salah satu model manajemen yang dapat digunakan adalah model

PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan

berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu pelayanan kesehatan.

Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep "Trilogy" mutu dan

mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan:

1. Perencanaan mutu meliputi: siapa pelanggan, apa kebutuhannya, meningkatkan

produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk suatu produksi,

2. Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi perbedaan

antara kinerja aktual dan tujuan,

3. Peningkatan mutu: membentuk infrastruktur dan team untuk melaksanakan

peningkatan mutu.

Setiap kegiatan dijabarkan dalam langkah-Iangkah yang semuanya mengacu

pada upaya peningkatan mutu.

Peluang untuk memecahkan masalah harus digunakan pada saat yang tepat

oleh mereka yang bertanggungjawab melalui langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1 : Mengidentifikasi, memilih, dan mendefinisikan masalah. Kenali hal-hal

yang berpotensi menjadi masalah dan kaji situasi dimana staf mungkin

dapat mempebaikinya.

Tentukan kriteria untuk memilih masalah yang paling penting.

Definisikan secara operasional masalah yang dipilih,

misalnya,bagaimana staf mengetahui bahwa hal yang diidentifikasi

merupakan masalah?Bagaimana staf mengetahui bahwa masalah sudah

terpecahkan, dengan cara menentukan kriteria keberhasilan pemecahan

masalah.

Langkah 2 : Pelajari dengan seksama proses yang terjadi dari segala aspek.

25

Page 27: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

Tentukan di mana dan kapan masalah muncul. Pahami proses terjadinya

masalah.

Langkah 3 : Tentukan sebab masalah yang pokok

Tentukan faktor-faktor yang menimbulkan masalah dan keterkaitannya

dengan masalah. Gunakan metode untuk mengetes hipotesis tentang

sebab-sebab yang mungkin menimbulkan masalah tersebut. Kumpulkan

data untuk mengetes hipotesis dan untuk menentukan faktor penyebab

yang paling dominan.

Langkah 4 : Identifikasi semua solusi yang mungkin. Berfikirlah secara kreatif untuk

menangani sebab-sebab masalah yang mungkin dapat diatasi.

Langkah 5 : Pilih solusi yang dapat dilaksanakan.

Analisalah cara-cara pemecahan masalah yang mungkin dilaksanakan,

dikaji dari aspek kriteria keberhasilan memecahkan masalah, biaya yang

diperlukan, kemungkinan solusi dapat dilaksanakannya, atau kriteria

lainnya.

Langkah 6 : Melaksanakan pemecahan masalah yang berkualitas dengan PDCA

Ada empat langkah menuju pelaksanaan solusi yang efektif, yaitu:

a. Merencanakan (PLANN) : Sebelum dilaksanakan solusi, perlu ditentukan

tujuan dan apa kriteria keberhasilan. Pimpinan harus memutuskan “siapa, apa,

dimana, dan bagaimana” solusi akan dilaksanakan. Pada tahap ini, diperlukan

penjelasan tentang berbagai asumsi, dan dipikirkan tentang kemungkinan

adanya penolakan dari pihak yang dijadikan sasaran. Di sini harus sudah

diputuskan tentang data yang harus dikumulkan untuk memantau keberhasilan

pelaksanaan solusi masalah.

b. Pelaksanaan (DO) : Melaksanakan solusi sering melibatkan pelatihan,

termasuk proses pengumpulan data/informasi untuk memantau perubahan

yang terjadi, dan mengamati tingkat kemudahan atau kesulitan pelaksanaan

solusi. Amati bagamana solusi tersebut dilaksanakan. Buat catatan tentang

segala sesuatu yang dianggap menyimpang dari kesepakatan. Setiap masalah

atau kesalahan yang muncul dalamproses ini harus diartikan sebagai

kesempatan untuk membuat perbaikan.

c. Cek (CHECK) : Amati efek pelaksanaan solusi dan simpulkan pelajaran apa

yang diperoleh dari tindakan yang sudah dilakukan.

d. Bertindak (ACTION) : Ambil langkah-langkah praktis sesuai dengan

pelajaran yang diperoleh dari tindakan yang sudah diambil : ”Lanjutkan

26

Page 28: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

proses solusi, atau hentikan, atau ulang kembali tindakan dari awal dengan

tujuan melakukan modifikasi”.

Di Puskesmas Garung kegiatan akreditasi dimulai dari penyusunan dokumen

berupa Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Kebijakan, implemenasi dokumen

sampai dilaksanakan audit internal, audit eksternal, tinjauan manajemen dan self

assessment untuk pengendalian mutu pelayanan. Adapun jadwal terlampir :

JADWAL KEGIATAN PUSKESMAS GARUNG

NO. KEGIATAN WAKTU KETERANGAN

1. Audit Internal I Maret – April 2014Dilaksanakan bergantian

2.Pembahasan hasil Audit Internal

Mei 2014Seluruh karyawan puskesmas

3. RTL dari Audit Internal Mei – Juli 2014Seluruh karyawan puskesmas

4. Cek dokumen yang kurang Mei – Juli 2014 Semua Tim Akreditasi

5. Tinjauan Manajemen Agustus 2014Seluruh karyawan puskesmas

6. Self Assesment September 2014 Semua Tim Akreditasi

7. Audit Eksternal

27

Page 29: PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA.doc

Pedoman Mutu Pelayanan Unit Kerja Puskesmas Garung 2014

BAB IX

PENUTUP

Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan atau

pasien. Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai  jasa pelayanan

kesehatan,maupun penyelenggara pelayanan kesehatan.

Kepuasan pasien merupakan salah satu indiktor kualitas pelayanan. Dan

banyaknya kunjungan pasien ke Puskesmas tidak lepas dari kebutuhan akan pelayanan

kesehatan.

Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga

pelayanan. Namun ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal

jumlah, sebaran, mutu dan kualifikasi, sistem pengembangan karir, dan kesejahteraan

tenaga pelaksana pelayanan. Permasalahan yang muncul menimbulkan persepsi

rendahnya kualitas pelayanan, yang berawal dari kesenjangan antara aturan dan

standar yang ada dengan pelaksanaan pelayanan yg tidak bisa menyesuaikan.

Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu,

managemen resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan

Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Pedoman ini menyampaikan hasil kajian ketenagaan sarana dan

pengendalian mutu pelayanan puskesmas, agar Puskesmas dapat menjalankan

fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan proses

pelayanan maupun sumberdaya yg digunakan.

28