pdf teknik pemberian pupuk organik dan mulsa pada budi daya tanaman buah mentimun jepang

4
Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005 53 M entimun ( Cucumis sativus L.) merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau merambat dengan perantaraan alat pemegang yang berbentuk spiral. Tanaman mentimun berasal dari bagian utara India, yakni lereng Gunung Himalaya, yang kemudian berkembang ke wilayah Mediteran. Di kawasan Asia khususnya Indonesia, mentimun baru dikenal sekitar dua abad sebelum masehi. Di Jawa dan Sumatera, mentimun banyak ditanam di dataran rendah (Samadi 2002). Mentimun jepang termasuk golongan mentimun hibrida. Mentimun ini mempunyai buah yang panjang, berwarna hijau tua, daging buah tebal, rasa renyah, dan pangkal buah tidak pahit (Sumpena 2002). Pertumbuhannya seragam, bunga betina dan bakal buahnya banyak, dan relatif tahan terhadap penyakit khususnya virus (Purwanto dan Asih 2001). Penampilan mentimun jepang dapat dilihat pada Gambar 1. Budi daya sayuran termasuk mentimun biasanya menggunakan pupuk organik. Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Pupuk organik bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan tanah. Penggu- naan pupuk organik juga tidak meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi manusia (Ismawati 2003). Berdasarkan bahan dasarnya dikenal ada beberapa jenis pupuk organik, dan jenis yang sering digunakan dalam pertanian adalah pupuk kandang dan kompos. Pupuk kandang merupakan pupuk organik hasil fermentasi kotoran padat dan cair (urine) ternak seperti sapi, kambing, ayam, kuda, dan burung. Kompos merupakan pupuk organik dari hasil pelapukan jaringan atau bahan-bahan tanaman seperti jerami, sekam, daun-daunan, dan rumput-rumputan yang berasal dari limbah hayati (Ismawati 2003). Mulsa juga sering digunakan pada budi daya sayuran. Pemberian mulsa dimaksudkan untuk memperkecil kompetisi tanaman dengan gulma, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan, mencegah erosi, serta memper- tahankan struktur, suhu dan kelembapan tanah (Harist 2000). Berdasarkan bahan dan cara pembuatan, mulsa dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu mulsa organik, mulsa anorganik, dan mulsa sintetis. Mulsa organik berasal dari bahan sisa pertanian seperti jerami dan daun-daunan. Mulsa anorganik berasal dari bahan batu-batuan dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti batu kerikil, dan mulsa kimia sintetis berasal dari bahan plastik seperti mulsa plastik hitam perak (Harist 2000). Mulsa jerami dapat dimanfaatkan untuk tiap jenis tanah dan tanaman. Karena sifatnya yang mudah lapuk, mulsa jerami banyak diaplikasikan pada tanah yang telah dieks- ploitasi berat agar kesuburan tanah pada jangka waktu tertentu dapat dikembalikan melalui pelapukan mulsa jerami tersebut. Dewasa ini mulsa plastik hitam perak telah diterapkan secara luas, karena warna perak dapat memantul- kan cahaya matahari sehingga energi cahaya matahari yang diterima oleh tanaman lebih besar (Harist 2000). Energi matahari yang diterima tanaman akan mempengaruhi aktivitas fotosintesis; makin besar energi yang diterima tanaman makin tinggi aktivitas fotosintesisnya. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi perlakuan pupuk organik dan mulsa pada tanaman mentimun jepang. BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Cipaku Bogor pada bulan Juli sampai September 2004. Bahan yang di- gunakan adalah benih mentimun, mulsa jerami, mulsa plastik TEKNIK PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN MULSA PADA BUDI DAYA MENTIMUN JEPANG Abdurahman 1 1 Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan pada Kebun Percobaan Cipaku Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, Jalan Raya Cipaku Kotak Pos 364 Bogor, Telp. (0251) 7160708 Gambar 1. Penampilan tanaman dan buah mentimun jepang

Upload: andan99

Post on 02-Dec-2015

336 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Budidaya Tanaman Buah Mentimun

TRANSCRIPT

Page 1: PDF Teknik Pemberian Pupuk Organik Dan Mulsa Pada Budi Daya Tanaman Buah Mentimun Jepang

Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005 53

Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanamansemusim yang bersifat menjalar atau merambat dengan

perantaraan alat pemegang yang berbentuk spiral. Tanamanmentimun berasal dari bagian utara India, yakni lerengGunung Himalaya, yang kemudian berkembang ke wilayahMediteran. Di kawasan Asia khususnya Indonesia, mentimunbaru dikenal sekitar dua abad sebelum masehi. Di Jawa danSumatera, mentimun banyak ditanam di dataran rendah(Samadi 2002).

Mentimun jepang termasuk golongan mentimun hibrida.Mentimun ini mempunyai buah yang panjang, berwarna hijautua, daging buah tebal, rasa renyah, dan pangkal buah tidakpahit (Sumpena 2002). Pertumbuhannya seragam, bungabetina dan bakal buahnya banyak, dan relatif tahan terhadappenyakit khususnya virus (Purwanto dan Asih 2001).Penampilan mentimun jepang dapat dilihat pada Gambar 1.

Budi daya sayuran termasuk mentimun biasanyamenggunakan pupuk organik. Pupuk organik merupakanpupuk dengan bahan dasar dari alam dengan jumlah dan jenisunsur hara yang terkandung secara alami. Pupuk organikbermanfaat untuk memperbaiki kesuburan tanah. Penggu-naan pupuk organik juga tidak meninggalkan residu padahasil tanaman sehingga aman bagi manusia (Ismawati 2003).

Berdasarkan bahan dasarnya dikenal ada beberapa jenispupuk organik, dan jenis yang sering digunakan dalampertanian adalah pupuk kandang dan kompos. Pupukkandang merupakan pupuk organik hasil fermentasi kotoranpadat dan cair (urine) ternak seperti sapi, kambing, ayam,kuda, dan burung. Kompos merupakan pupuk organik darihasil pelapukan jaringan atau bahan-bahan tanaman sepertijerami, sekam, daun-daunan, dan rumput-rumputan yangberasal dari limbah hayati (Ismawati 2003).

Mulsa juga sering digunakan pada budi daya sayuran.Pemberian mulsa dimaksudkan untuk memperkecil kompetisitanaman dengan gulma, menekan pertumbuhan gulma,mengurangi penguapan, mencegah erosi, serta memper-tahankan struktur, suhu dan kelembapan tanah (Harist 2000).

Berdasarkan bahan dan cara pembuatan, mulsa dapatdikelompokkan menjadi tiga, yaitu mulsa organik, mulsaanorganik, dan mulsa sintetis. Mulsa organik berasal daribahan sisa pertanian seperti jerami dan daun-daunan. Mulsaanorganik berasal dari bahan batu-batuan dalam berbagaibentuk dan ukuran seperti batu kerikil, dan mulsa kimiasintetis berasal dari bahan plastik seperti mulsa plastik hitamperak (Harist 2000).

Mulsa jerami dapat dimanfaatkan untuk tiap jenis tanahdan tanaman. Karena sifatnya yang mudah lapuk, mulsajerami banyak diaplikasikan pada tanah yang telah dieks-ploitasi berat agar kesuburan tanah pada jangka waktutertentu dapat dikembalikan melalui pelapukan mulsa jeramitersebut. Dewasa ini mulsa plastik hitam perak telahditerapkan secara luas, karena warna perak dapat memantul-kan cahaya matahari sehingga energi cahaya matahari yangditerima oleh tanaman lebih besar (Harist 2000). Energimatahari yang diterima tanaman akan mempengaruhi aktivitasfotosintesis; makin besar energi yang diterima tanamanmakin tinggi aktivitas fotosintesisnya. Percobaan inibertujuan untuk mengetahui kombinasi perlakuan pupukorganik dan mulsa pada tanaman mentimun jepang.

BAHAN DAN METODE

Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Cipaku Bogorpada bulan Juli sampai September 2004. Bahan yang di-gunakan adalah benih mentimun, mulsa jerami, mulsa plastik

TEKNIK PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN MULSA PADA BUDI DAYAMENTIMUN JEPANG

Abdurahman1

1Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan pada Kebun Percobaan CipakuBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, Jalan Raya CipakuKotak Pos 364 Bogor, Telp. (0251) 7160708

Gambar 1. Penampilan tanaman dan buah mentimun jepang

Page 2: PDF Teknik Pemberian Pupuk Organik Dan Mulsa Pada Budi Daya Tanaman Buah Mentimun Jepang

54 Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005

hitam perak, bambu ajir, pestisida, dan pupuk organik (pupukkandang ayam, pupuk kandang kambing, dan kompos).Kompos yang digunakan adalah campuran jerami 70%, sekampadi 15%, pupuk kambing 15%, dan EM4 2 ml/l air. Alat yangdigunakan adalah cangkul, penyemprot, tali plastik, mistar,dan timbangan.

Percobaan menggunakan petak utama dan anak petak.Petak utama terdiri atas tiga perlakuan yaitu mulsa jerami(Mj), mulsa plastik (Mp), dan tanpa mulsa (Mo). Anak petakterdiri atas empat perlakuan, yaitu pupuk kandang ayam(Ka), pupuk kandang kambing (Kk), pupuk kompos (Ke), dantanpa pupuk (Ko).

Persiapan Tanam

Sebelum penanaman, lahan seluas 200 m2 diolah denganmenggunakan traktor sedalam + 30 cm lalu dibuat bedenganmenggunakan cangkul. Bedengan berukuran lebar 1,2 m danpanjang 3 m, antarbedengan dibuat parit dengan lebar 40 cm.Pada tiap bedengan diberi lubang tanam dengan jarakantarbarisan 70 cm dan dalam barisan (antartanaman) 50 cmsehingga terdapat 12 lubang tanaman tiap bedengan.

Setiap lubang tanam diberi 1 kg pupuk organik yangsudah jadi sesuai dengan perlakuannya lalu diaduk dengantanah hingga rata. Selanjutnya bedengan ditutup denganmulsa sesuai dengan perlakuannya. Pada perlakuan mulsajerami, bedengan ditutup dengan jerami kering setebal 2-3 cm.Pada perlakuan mulsa plastik hitam perak, plastik diham-parkan di atas bedengan dan setiap ujung dan sisinya diberipatok (penjepit) agar kuat dan tidak begeser dari tempatnya.Mulsa dilubangi dengan menggunakan kaleng bekas susukental manis. Bagian atas tutup kaleng dibuka dan diikatdengan kawat, kemudian kaleng diisi arang yang membara.Bagian bawah kaleng ditempelkan pada plastik mulsasehingga terbentuk lubang bulat sebesar lingkaran kalengtersebut. Jumlah dan tempat lubang disesuaikan denganjarak tanam atau lubang tanam. Bedengan yang telah ditutupmulsa didiamkan selama satu minggu sebelum tanam.

Penanaman

Benih ditanam satu butir tiap lubang lalu ditutup dengantanah + 1 cm agar benih tidak loncat sewaktu hujan turun.Setelah berumur 4 hari, benih yang tidak tumbuh disulam.

Pupuk dasar pertama diberikan saat tanaman berumursatu minggu setelah tanam (MST) dengan menggunakan 5 gNPK/tanaman dengan cara ditugal + 3 cm dari tanaman.Pemupukan kedua dilakukan pada 30 hari setelah tanam(HST) dengan takaran 10 g/tanaman.

Ajir dipasang setelah tanaman berumur 3 MST. Setiaptanaman diberi satu ajir, lalu setiap empat ajir (masing-masingdua ajir baris kiri dan dua ajir baris kanan) diikat pada ujungbagian atasnya menjadi satu supaya kokoh.

Untuk mengendalikan hama dan penyakit, tanamandisemprot dengan insektisida dan fungisida yang bersifatracun kontak seminggu sekali sesuai dengan dosis anjuran.Penyemprotan dilakukan pada pagi hari pukul 7.00-10.00dengan mengikuti arah angin agar percikan pestisida tidakmengenai badan.

Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati meliputi umur tanaman, tinggitanaman, jumlah ruas, serta bobot, jumlah dan panjang buah.Umur tanaman dicatat pada saat bunga pertama mekar sejaktanam. Tinggi tanaman diukur dua kali yaitu pada waktukeluar bunga pertama dan panen terakhir. Tinggi tanamanpada waktu keluar bunga pertama dan panen terakhir diukurdari permukaan tanah sampai titik tumbuh. Jumlah ruasdihitung pada waktu keluar bunga pertama. Bobot buah tiaptanaman ditimbang dari hasil panen pertama sampai panenterakhir, jumlah buah tiap tanaman dihitung dari panenpertama sampai panen terakhir, dan panjang buah diukur daripangkal sampai ujung buah.

HASIL DAN PEMBABASAN

Umur Tanaman Waktu Keluar Bunga Pertama

Perlakuan kombinasi mulsa dan pupuk organik menghasilkanumur tanaman saat bunga pertama mekar sekitar 28-31 HST.Kombinasi perlakuan mulsa plastik hitam perak + pupukkandang ayam cenderung mempercepat keluar bungapertama yaitu pada 28 HST, sedangkan pada kombinasiperlakuan mulsa jerami + tanpa pupuk, waktu keluar bungapertama cenderung lebih lambat yaitu 31 HST (Tabel 1).

Tinggi Tanaman Waktu Keluar Bunga Pertama

Jenis mulsa tidak begitu berpengaruh terhadap tinggi tanam-an waktu keluar bunga pertama, berkisar antara 102-112 cm,namun pada kombinasi perlakuan mulsa + pupuk kandangperbedaannya sangat jelas. Tinggi tanaman saat bungapertama mekar pada perlakuan mulsa jerami + pupuk kandangkambing dan perlakuan tanpa mulsa + pupuk kandang ayamadalah yang tertinggi, masing-masing 129 cm, dan terendahpada perlakuan mulsa jerami tanpa pupuk yaitu 72 cm (Tabel 1).

Page 3: PDF Teknik Pemberian Pupuk Organik Dan Mulsa Pada Budi Daya Tanaman Buah Mentimun Jepang

Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005 55

Jumlah Ruas Saat Bunga Pertama Mekar

Kombinasi perlakuan tanpa mulsa + pupuk kandang ayammenghasilkan jumlah ruas yang paling banyak yaitu 15 ruas.Jumlah ruas paling sedikit (11 ruas) diperoleh pada kombinasiperlakuan mulsa jerami atau mulsa plastik tanpa pupuk (Tabel1).

Tinggi Tanaman Waktu Panen Terakhir

Tinggi tanaman tertinggi pada waktu panen terakhir di-peroleh pada kombinasi perlakuan tanpa mulsa + pupukkandang ayam yaitu 273 cm, dan terendah pada perlakuanmulsa jerami + tanpa pupuk organik yaitu hanya 189 cm. Padaperlakuan tanpa mulsa, tinggi tanaman rata-rata hanya 252 cm,perlakuan mulsa plastik hitam perak 244 cm, dan mulsa jerami230 cm (Tabel 1).

Bobot Buah

Kombinasi perlakuan tanpa mulsa + pupuk kandang ayammenghasilkan buah terbanyak yaitu 1.316,0 g tiap tanaman,jauh lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya yang hanyamenghasilkan buah kurang dari 538,1 g tiap tanaman. Ukuran

buah juga paling besar dibanding lainnya. Perlakuan mulsajerami + tanpa pupuk organik menghasilkan buah palingsedikit yaitu 276,4 g tiap tanaman (Tabel 2).

Jumlah Buah

Rata-rata jumlah buah tiap tanaman yang paling banyakdiperoleh pada kombinasi perlakuan tanpa mulsa + pupukkandang ayam yaitu 3,2 buah tiap tanaman, diikuti perlakuanplastik hitam perak + pupuk kandang ayam yaitu 2,8 buah tiaptanaman. Rata-rata jumlah buah yang paling sedikit adalahkombinasi perlakuan mulsa jerami + tanpa pupuk organikyaitu hanya 1,2 buah tiap tanaman (Tabel 2).

Panjang Buah

Kombinasi perlakuan mulsa dan pupuk organik tidak begituberpengaruh terhadap panjang buah mentimun jepang,kecuali pada perlakuan mulsa jerami + tanpa pupuk kandangyang menghasilkan buah berukuran kecil dan hasilnya palingrendah. Panjang buah mentimun jepang pada percobaan iniberkisar 23,9-25,6 cm, rata-rata 24,5 cm, kecuali padaperlakuan mulsa jerami tanpa pupuk kandang atau organikyaitu 20,5 cm (Tabel 2).

Tabel 1. Pertumbuhan vegetatif tanaman mentimun jepang dengan berbagai teknik pemberian pupuk organik dan mulsa, KPCipaku, 2004

Umur tanaman saat Tinggi tanaman saat Jumlah ruas saat Tinggi tanaman saatPerlakuan keluar bunga pertama keluar bunga pertama keluar bunga pertama panen terakhir

(hari) ( cm) (cm

M o K o 3 0 9 4 1 2 2 3 7MoKa 2 9 1 2 9 1 5 2 7 3M o K k 2 9 1 1 6 1 3 2 5 0MoKe 2 9 1 0 9 1 3 2 4 8Rata-rata Mo 3 0 1 1 2 1 3 2 5 2

MjKo 3 1 7 2 1 1 1 8 9MjKa 2 9 1 2 2 1 3 2 5 8MjKk 3 0 1 2 9 1 4 2 4 6MjKc 3 0 1 0 8 1 3 2 2 8Rata-rata Mj 3 0 1 0 8 1 3 2 3 0

M p K o 3 0 7 5 1 1 2 1 3MpKa 2 8 1 1 6 1 3 2 5 5M p K k 2 9 1 1 5 1 3 2 5 2MpKe 2 9 1 0 2 1 2 2 5 5Rata-rata Mp 2 9 1 0 2 1 2 2 4 4

Keterangan:MoKo = tanpa mulsa + tanpa pupuk organik, MoKa = tanpa mulsa + pupuk kandang ayam, MoKk = tanpa mulsa + pupuk kandangkambing, MoKe = tanpa mulsa + pupuk kompos, MjKo = mulsa jerami + tanpa pupuk organik, Mjka = mulsa jerami + pupuk kandangayam, MjKk = mulsa jerami + pupuk kandang kambing, Mjke = mulsa jerami + pupuk kompos, MpKo = mulsa plastik hitarn perak+ tanpa pupuk organik, MpKa = mulsa plastik hitam perak + pupuk kandang ayam, MpKk = mulsa plastik hitam perak + pupukkandang kambing, MpKe = mulsa plastik hitam perak + pupuk kompos.

Page 4: PDF Teknik Pemberian Pupuk Organik Dan Mulsa Pada Budi Daya Tanaman Buah Mentimun Jepang

56 Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005

Tabel 2. Komponen hasil dan hasil mentimun jepang denganpemberian pupuk organik dan mulsa, KP Cipaku, 2004

Bobot buah Rata-rata Panjang buahPerlakuan tiap tanaman jumlah buah (cm)

(g) tiap tanaman

M o K o 386 ,8 1 ,8 2 4 , 5MoKa 1316 ,0 3 ,2 2 5 , 5M o K k 586 ,8 2 ,4 2 4 , 9MoKe 440 ,4 2 ,0 2 5 , 6MjKo 276 ,4 1 ,2 2 0 , 5MjKa 532 ,8 2 ,2 2 5 , 3MjKk 481 ,6 2 ,0 2 5 , 0MjKc 434 ,6 1 ,8 2 3 , 9M p K o 327 ,2 1 ,6 2 4 , 4MpKa 674 ,8 2 ,8 2 4 , 6M p K k 493 ,6 2 ,2 2 5 , 3MpKc 505 ,6 2 ,4 2 4 , 9Rata-rata 538 ,1 2 ,1 2 4 , 5

Keterangan:MoKo = tanpa mulsa + tanpa pupuk organik, MoKa = tanpa mulsa+ pupuk kandang ayam, MoKk = tanpa mulsa + pupuk kandangkambing, MoKc = tanpa mulsa + pupuk kompos, MjKo = mulsajerami + tanpa pupuk organik, MjKa = mulsa jerami + pupuk kandangayam, MjKk = mulsa jerami + pupuk kandang karnbing, Mjke: = mulsajerami + pupuk kompos, MpKo = rnulsa plastik hitam perak + tanpapupuk organik, MpKa = mulsa plastik hitam perak + pupuk kandangayam, MpKk = mulsa plastik hitam perak + pupuk kandang kambing,MpKc = mulsa plastik hitam perak + pupuk kompos.

KESIMPULAN

Kombinasi perlakuan tanpa mulsa + pupuk kandang ayamadalah yang terbaik pada budi daya mentimun jepang denganproduktivitas buah 1.316,0 g tiap tanaman, jumlah ruas saatbunga pertama mekar 15 ruas, tinggi tanaman pada waktukeluar bunga pertama 129 cm, dan jumlah buah yang dipanenrata-rata 3,2 buah tiap tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Harist, A. 2000. Petunjuk Penggunaan Mulsa. Penebar Swadaya,Jakarta. hlm. l 9-25.

Ismawati, E. 2003. Pupuk Organik. Penebar Swadaya, Jakarta. hlm.1-45.

Purwanto, H dan A. Asih N. 2001. Sayuran Jepang. PenebarSwadaya, Jakarta. hlm. 63-105.

Samadi, B. 2002. Teknik Budi Daya Mentimun Hibrida. Kanisius,Yogyakarta. hlm. 9-43.

Sumpena, U. 2002. Budidaya Mentimun Intensif. PenebarSwadaya, Jakarta. hlm. 1-42.