pbl blok 15

16
Faktor Terjadinya Erisipelas beserta Tatalaksananya Disusun oleh: Jason 102013102 Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510 [email protected] Telephone :(021) 5694-2061 Ext. 2217,2204,2205 Fax: (021) 563-1731 Pendahuluan Penyakit kulit karena infeksi bakteri yang sering diterjadi disebut pioderma. Pioderma disebabkan oleh bakteri gram positif Staphylococcus, terutama S. aureus dan Streptococcus atau keduanya. Faktor predisposisinya yaitu higiene yang kurang,menurunnya daya tahan tubuh (mengidap penyakit menahun, kurang gizi,keganasan/kanker dan sebagainya) dan adanya penyakit lain di kulit yang menyebabkan fungsi perlindungan kulit terganggu. Erisipelas merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri, yang menyerang jaringan subkutis dan daerah superficial (epidermis dan dermis). Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit), luka terbuka dikulit atau gangguan pada pembuluh vena maupun pembuluh getah bening. Angka kejadian infeksi kulit ini kira- kira mencapai 10% pasien yang dirawat di rumah sakit. Erysipelas dapat terjadi pada semua usia dan semua bangsa 1

Upload: jason-yoseph

Post on 27-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skin dan integumen

TRANSCRIPT

Page 1: PBL Blok 15

Faktor Terjadinya Erisipelas beserta Tatalaksananya

Disusun oleh:

Jason

102013102

Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510

[email protected]

Telephone :(021) 5694-2061 Ext. 2217,2204,2205 Fax: (021) 563-1731

Pendahuluan

Penyakit kulit karena infeksi bakteri yang sering diterjadi disebut pioderma. Pioderma

disebabkan oleh bakteri gram positif  Staphylococcus, terutama S. aureus dan Streptococcus

atau keduanya. Faktor predisposisinya yaitu higiene yang kurang,menurunnya daya tahan

tubuh (mengidap penyakit menahun, kurang gizi,keganasan/kanker dan sebagainya) dan

adanya penyakit lain di kulit yang menyebabkan fungsi perlindungan kulit terganggu.

Erisipelas merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri, yang

menyerang jaringan subkutis dan daerah superficial (epidermis dan dermis). Faktor resiko

untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit), luka terbuka dikulit atau

gangguan pada pembuluh vena maupun pembuluh getah bening. Angka kejadian infeksi kulit

ini kira-kira mencapai 10% pasien yang dirawat di rumah sakit. Erysipelas dapat terjadi pada

semua usia dan semua bangsa (ras), namun paling sering terjadi pada bayi, anak dan usia

lanjut.

Maka dari itu, untuk mengetahuinya secara jelas dan lengkap, makalah ini akan

membahas mengenai erisipelas beserta dengan gejala-gejalanya, bagaimana terjadinya, dan

juga bagaimana cara penatalaksanaan dalam kasus dengan erisipelas.

1

Page 2: PBL Blok 15

Anamnesis

Anamnesis yang akurat sangat vital dalam menegakkan diagnosis yang tepat pada

kondisi-kondisi yang mengenai kulit. Keluhan utama tersering diantaranya adalah ruam,

gatal, bengkak, ulkus, perubahan warna kulit dan pengamatan tak sengaja saat pasien datang

dengan keluhan utama kondisi medis lain. Anamnesis dapat dilakukan kepada pasien secara

langsung apabila kondisinya memungkinkan, namun dapat ditanyakan pula pada orang

terdekat atau orang yang mengantar pasien ke dokter. Sesuai dengan kasus, pertanyaan yang

diajukan dapat meliputi identitas diri, keluhan utama, sejak kapan keluhan utama muncul,

keluhan lain yang mungkin dirasakan, riwayat penyakit yang diderita saat ini, riwayat

penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, pengobatan yang sudah dilakukan dan kondisi

sosial ekonomi pasien.1

Anamnesis yang didapatkan berdasarkan skenario tersebut yaitu :

1. Identitas

Pada bagian identitas kita akan menanyakan identitas diri pasien yang dapat beupa :

nama, umur, alamat, dan pekerjaan. Pada skenario dikatakan bahwa laki-laki tersebut

berusia 30 tahun yang memiliki pekerjaan sebagai tukang bangunan.

2. Keluhan Utama

Pada tahap ini, setelah menanyakan mengenai identitas pasien, akan dilanjutkan

dengan keluhan utama yang dimiliki pasien. Keluhan utama merupakan suatu

penyebab yang menyebabkan pasien datang kepada dokter. Pada skenario ini

diketahui bahwa keluhan utamanya yaitu adanya luka kecil bernanah dikelilingi

daerah kemerahan yang luas dan membengkak di badan sejak tiga hari yang lalu.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat Penyakit Sekarang merupakan riwayat yang diderita oleh pasien pada saat

ini. Pada riwayat penyakit sekarang dapat diajukan beberapa pertanyaan yang terkait

dengan keluhan utama. Pertanyaan dapat seperti :

- Apakah bagian tubuh yang bengkak disertai rasa nyeri?

- Apakah yang menyebabkan luka tersebut?

2

Page 3: PBL Blok 15

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Pada riwayat penyakit keluarga, dapat ditanyakan mengenai penyakit yang pernah

diderita oleh keluarga yang merupakan penyakit yang dapat diturunkan. Pada skenario

dapat ditanyakan mengenai riwayat penyakit diabetes pada anggota keluarga.

5. Riwayat Pengobatan

Pada riwayat pengobatan akan ditanyakan mengenai pengobatan yang sudah

dilakukan pasien sebelum datang. Pada tahap ini, dapat diajukan pertanyaan yang

berkaitan dengan terapi atau pengobatan yang sudah dilakukan seperti :

- Sebelumnya apakan sudah pernah berobat ke dokter lain?

- Apa saja terapi yang sudah diterima?

- Obat-obatan yang pernah dikonsumsi?

6. Riwayat Lingkungan dan Sosial

Riwayat lingkungan sosial dilakukan untuk mengetahui lingkungan sosial yang

mempengaruhi keadaan pasien. Dari riwayat lingkungan sosial dapat didapatkan

mengenai lingkungan sekitar, pekerjaan, status sosial ekonomi pasien.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital,

inspeksi, pemeriksaan sensibilitas, pemeriksaan saraf tepi, dan pemeriksaan fungsi saraf

otonom. Untuk melakukan inspeksi, alat bantu yang dapat dipergunakan adalah kaca

pembesar. Pemeriksaan ini mutlak dilakukan dalam ruangan yang terang. Pada inspeksi

diperhatikan lokalisasi, warna, bentuk, ukuran, penyebaran, batas, dan efloresensi yang

khusus.2

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada kasus ini:

1. Inspeksi

Pada inspeksi dilakukan pengamatan terhadap daerah-daerah yang menjadi keluhan

dari pasien. Pada inspeksi kasus ini akan didapatkannya:

- Luka kecil dan mengeluarkan nanah

- Sekeliling luka terdapat kemerahan

3

Page 4: PBL Blok 15

- Adanya pembengkakan

2. Lokalisasi

Menentukan tempat predileksi dari suatu penyakit dengan dikaitkannya tempat

tersering. Pada kasus erisipelas, dapat dilakukan pemeriksaan lokalisasi pada bagian

tungkai bawah, pipi, kaki atau badan. Pada pemeriksaan lokalisasi didapatkan bagian

badan.3

3. Efflorosensi dan sifatnya

Pada pemeriksaan ini, dilakukannya identifikasi dari gejala-gejala yang terjadi pada

bagian yang menjadi keluhan pasien. Pada kasus erisipelas, didapatkan adanya

eritema, edema, indurasi, panas dan nyeri tekan. Pada kasus ini didapatkan adanya

eritema dan edema.3

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan :

1. Pemeriksaan biopsi kulit dan kultur

Bakteri dapat di indentifikasi melalui pemeriksaan biopsi kulit dan kultur. Spesimen

untuk kultur bisa diambil dari apusan tenggorokan, darah dan cairan seropurulen pada

lesi. Selanjutnya bakteri yang ditemukan akan diindentifikasi dengan menggunakan

tes agar darah.4

2. Pemeriksaan darah lengkap

Pemeriksaan darah lengkap dilakukannya beberapa pemeriksaan terhadap leukosit,

LED, dan CRP . Pada pemeriksaan darah rutin menunjukkan adanya

polimorfonuklear leukositosis, meningkatnya laju endap darah (LED) dan juga

meningkatnya C-reaktif protein.4

Diagnosis

Working diagnosis yang diambil adalah Erisipelas. Diagnosis ini diambil berdasarkan dari

hasil pemeriksaan fisik dan penunjang yang membantu dalam penegakkan diagnosis. Dalam

4

Page 5: PBL Blok 15

kasus ini, dalam pemeriksaan fisik terdapatnya nanah dari luka yang biasa disebabkan oleh

bakteri. Selain itu, kemerahan yang terjadi hanya terjadi di sekitar dari luka yang disertai

dengan adanya edema pada sekitar daerah yang mengalami luka.

Differential Diagnosis

1. Ektima

Ektima adalah bentuk pioderma kulit yang ditandai dengan erosi krusta yang

menebal atau disertai ulkus. Ektima dipertimbangkan sebagai bentuk ulseratif dari

impetigo bulosa dimana lesi dini mencapai dermis untuk menghasilkan ulkus yang

dangkal.5

Status bakteriologis dari ektima mirip dengan impetigo. Penyakit ini

dipertimbangkan akibat infeksi Streptokokus. Semenjak banyak kasus di lapangan

hanya kultur dari Streptokokus pyogenes. Kasus yang lainnya baik itu golongan

streptokokus maupun golongan stafilokokus, dan beberapa hanya dari golongan

stafilokokus. Grup A streptokokus berkembang dari semua 66 kasus, danstafilokokus

koagulase-positif dari 85 % kasus.6

Ektima terjadi paling banyak pada ekstremitas bawah pada anak-anak, atau

daerah yang biasanya digantungkan kalung pada orang dewasa atau individu dengan

penyakit diabetes. Higien yang buruk dan kalung (perhiasan yang dipakai di leher)

adalah elemen kunci dalam patogenesis penyakit ini. Ulkus eritem pada engkel dan

bagian dorsum kaki adalah bentuk pioderma yang paling umum terlihat pada iklim

tropis.5

Ulkus memiliki gambaran “punched out” ketika krusta berwarna kuning

keabu-abuan yang tidak bersih dan material purulen ditekan. Pinggiran dari ulkus

indurasi, meninggi, berwarna violet. Dasar granulasi mencapai bagian dalam dermis.

Lesi eritem yang tidak diobati akan membesar selama beberapa minggu sampai

beberapa bulan menjadi diameter 2-3 cm atau lebih.5

2. Selulitis

Selulitis merupakan peradangan akut jaringan subkutis dapat disebabkan oleh

Streptokokus betahemolitikus, Stafilokokus aureus dan pada anak oleh Hemofilus

influenza.7

5

Page 6: PBL Blok 15

Faktor predisposisi untuk terjadi selulitis ini merupakan keadaan yang

dapatmenurunkan daya tahan tubuh terutama bila disertai higiene yang jelek; diabetes

mellitus,alkoholisme, dan malnutrisi. Selain itu umumnya terjadi akibat komplikasi

suatu luka/ulkusatau lesi kulit yang lain, namun dapat terjadi secara mendadak pada

kulit yang normal.7

Gambaran kliniknya tergantung akut atau tidaknya infeksi. Umumnya pada

semua bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas tidak jelas, nyeri tekan dan

bengkak. Penyebaran perluasan kemerahan dapat timbul secara cepat di sekitar

luka/ulkus. Disertai dengan demam dan lesu. Pada keadaan akut, kadang-kadang

timbul bula. Dapat dijumpai limfadenopati limfangitis. Tanpa pengobatan yang efektif

dapat terjadi supurasi lokal (flegmon, nekrosis atau gangren).7

3. Dermatitis Venenata

Dermatitis Venenata adalah Dermatitis Kontak Iritan yang disebabkan oleh

terpaparnya bahan iritan dari beberapa tanaman seperti rumput, bunga, pohon mahoni,

kopi, mangga, serta sayuran seperti tomat, wortel dan bawang. Bahan aktif dari

serangga juga dapat menjadi penyebab.8

Epidemiologi

Erisipelas sangat sering terjadi pada bayi, anak dan golongan umur tua, terutama

mereka yang terlantar dan kurang gizi. Erisipelas sering sebagai komplikasi dari luka bedah

dan luka kecelakaan. Erysipelas secara signifikan meningkat frekuensinya pada musim

panas bulan Juni, Juli, dan Agustus dan berkurang pada musim dingin di bulan Desember,

Januari, dan Februari. Selama periode 1994 – 2004, terdapat 1.655 kasus, erisipelas

merupakan diagnosis pada 1.336 pasien yang berbeda. Pada 1.125 pasien ( 84% ), penyakit

hanya sekali terjadi dan 211 pasien ( 16% ) telah rekuren lebih dari satu kali. Proporsi dari

rekurensi tidak berubah berdasarkan kelompok umur.

Etiologi

6

Page 7: PBL Blok 15

Erisipelas pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus B-

hemolytic grup A, Staphylococcus aureus, dan gabungan bakteri anaerobik fakultatif, bakteri

gram positif dan bakteri gram negatif seperti Clostridia. Erisipelas jarang disebabkan oleh

Streptococcus grup C dan G. Bakteri Streptococcus B hemolytic grup B bisa menginfeksi

bayi baru lahir yang biasanya disebabkan oleh penyakit erisipelas abdomen atau perianal

pada wanita setelah baru melahirkan.9

Erisipelas diawali dengan berbagai kondisi yang berpotensi timbulnya kolonisasi

bakteri, misalnya: luka, koreng, infeksi penyakit kulit lain, luka operasi dan sejenisnya, serta

kurang bagusnya hygiene. Erisipelas sangat sering terjadi pada bayi, anak dan golongan umur

tua, terutama mereka yang terlantar dan kurang gizi. Erisipelas sering sebagai komplikasi dari

luka bedah dan luka kecelakaan. Faktor predisposisi terjadinya erisipelas adalah:

1. Trauma lokal (robekan kulit)

2. gangguan pada pembuluh balik (vena)

3. Luka di kulit

4. Usia

5. Malnutrisi

6. Melemahnya sistem imun

Patofisiologi

Pada awalnya, erisepelas terjadi akibat inokulasi bakteri pada daerah trauma pada

kulit. Selain itu, faktor lokal seperti insufisiensi vena, ulkus, peradangan pada kulit,infeksi

dermatofita, gigitan serangga dan operasi bisa menjadi port of the entry penyakit ini. Bakteri

streptokokus merupakan penyebab umum terjadinya erisipelas. Infeksi pada wajah biasanya

disebabkan oleh bakteri streptokokus grup A, sedangkan infeksi pada kaki disebabkan oleh

bakteri streptokokus non-grup A. Bakteri ini menghasilkan toksin sehingga menimbulkan

reaksi inflamasi pada kulit yang ditandai dengan bercak berwarna merah cerah, plak

edematous dan bulla.

Erisipelas pada wajah berawal dari bercak merah unilateral dan kemudian terus-

menerus menyebar melewati hidung sampai ke sisi sebelahnya sehingga menjadi simetris.

Nasofaring mungkin menjadi port of the entry erisipelas pada wajah bila disertai dengan

7

Page 8: PBL Blok 15

riwayat streptokokal faringitis. Pada erisipelas di daerah extremitas inferior, pasien mengeluh

adanya pembesaran kelenjar limfatik femoral dan disertai demam.9

Manifestasi Klinis

Terdapat gejala-gejala konstitusi seperti: demam, malaise, flu, menggigil, nyeri

kepala, muntah dan nyeri sendi.

Kelainan kulit yang utama adalah eritema yang berwarna merah cerah, berbatas tegas

dan pinggirnya meninggi dengan tanda radang akut. Dapat disertai edema, vesikel dan bulla

dan terdapat leukositosis.

Lesi pada kulit bervariasi dari permukaan yang bersisik halus sampai ke inflamasi

berat yang disertai vesikel dan bulla. Erupsi lesi berawal dari satu titik dan dapat menyebar ke

area sekitarnya. Pada tahap awal, kulit tampak kemerahan, panas, terasa sakit dan bengkak.

Kemudian kemerahan berbatas tegas dengan bagian tepi meninggi yang dapat dirasakan saat

di palpasi dengan jari. Pada beberapa kasus, vesikel dan bulla berisi cairan seropurulen.

Pembengkakan nodus limfe di sekitar infeksi sering ditemukan. Bagian yang paling sering

terkena adalah kaki dan wajah. Pada kaki, sering ditemukan edema dan lesi bulla.10

Biasanya inflamasi pada wajah bermula dari pipi dekat hidung atau di depan cuping

telinga dan kemudian menyebar ke kulit kepala. Infeksi biasanya terjadi bilateral dan ia

jarang disebabkan oleh trauma.10

Penatalaksanaan

Pada erisipelas di daerah kaki, istirahatkan tungkai bawah dan kaki yang diserang

ditinggikan. Pengobatan sistemik ialah antibiotik, topikal diberikan kompres terbuka dengan

larutan antiseptik. 11

Penisillin merupakan obat antibiotik pilihan utama dan memberikan respon sangat

bagus untuk penyembuhan erisipelas. Pemberian obat harus disesuaikan dengan kondisi

penyakitnya :

1. Infeksi sedang

8

Page 9: PBL Blok 15

- Procaine penicillin (penisillin G) 600,00 IU i.m 1-2x setiap hari

- Penicillin V 250 mg p.o 4-6x setiap hari

- Jika suspek terjadi infeksi staphylococcus, berikan dicloxacillin 500-1000 mg p.o

- Jika pasien alergi Penisillin, berikan eritromisin 500 mg p.o atau klindamisin 150 -

300 mg p.ob.

2. Infeksi berat

- Rawat inap, lakukan kultur dan tes sensitivitas, konsultasi penyakit infeksi

- Penicillin G 10,000,000 IU i.v

- Jika suspek terjadi infeksi staphylococcus, berikan nafcillin 500-1000 mg i.v atau

flucloxacillin 1 g i.v

- Jika pasien alergi penicillin, berikan vancomycin 1.0-1.5 g i.v setiap hari

3. Obat Topikal

- Kompres dengan Sodium Chloride 0,9 %.

- Salep atau krim antibiotika, misalnya: Natrium Fusidat, Mupirocin, Garamycin,

Gentamycin.11

Komplikasi

Bila tidak diobati atau dosis tidak adekuat, maka kuman penyebab erisipelas akan

menyebar melalui aliran limfe sehingga terjadi abses subkutan, septikemi dan infeksi ke

organ lain (nefritis). Pengobatan dini dan adekuat dapat mencegah terjadinya komplikasi

supuratif dan non supuratif. Pada bayi dan penderita usia lanjut yang lemah, serta penderita

yang sementara mendapat pengobatan dengan kortikosteroid, erisipelas dapat progresif

bahkan bisa terjadi kematian (mortalitas pada bayi bisa mencapai 50%).9

Erisipelas cenderung rekuren pada lokasi yang sama, mungkin disebabkan oleh

kelainan imunologis, tetapi faktor predisposisi yang berperan pada serangan pertama harus

dipertimbangkan sebagai penyebab misalnya obstruksi limfatik akibat mastektomi radikal

(merupakan faktor predisposisi erisipelas rekuren).9

Prognosis

9

Page 10: PBL Blok 15

Prognosis pasien erisipelas adalah baik. Komplikasi dari infeksi tidak menyebabkan

kematian dan kebanyakan kasus infeksi dapat diatasi dengan terapi antibiotik. Bagaimanapun,

infeksi ini masih sering kambuh pada pasien yang memiliki faktor predisposisi.

Jika tidak diobati akan ia menjalar ke sekitarnya terutama ke proksimal. Kalau sering

residif di tempat yang sama, dapat terjadi elephantiasis.

Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya selulitis maka hal-hal di bawah ini perlu dilakukan adalah

Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dan menggunakan sabun atau shampo yang

mengandung antiseptik, agar kuman patogen secepatnya hilang dan kulit. Mengatasi

faktor  predisposisi. Mengusahakan tidak terjadinya kerusakan kulit atau bila telah terjadi

kerusakan kulit berupa luka kecil maka segera dirawat atau diobati.

Kesimpulan

Erisipelas merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri

Streptococcus dan S.aureus , yang menyerang jaringan subkutis dan daerah superficial

(epidermis dan dermis). Erisipelas adalah bentuk selulitis superfisial yang mengenai

pembuluh limfe.

Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit), luka

terbuka di kulit atau gangguan pada pembuluh balik (vena) maupun pembuluh getah bening.

Daerah predilesi yang sering terkena yaitu wajah, badan, genitalia dan ekstremitas

atas dan bawah. Pada pemeriksaan klinis erisipelas, didapatkan adanya makula eritematous

yang agak meninggi, berbatas jelas, teraba panas dan terasa nyeri. Di atas macula eritematous

dapat dijumpai vesikel dan demam. Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan berdasarkan

anamnesis, gambaran klinis. Penanganan perlu memperhatikan faktor  predisposisi dan

komplikasi yang ada.

Daftar Pustaka

10

Page 11: PBL Blok 15

1. Jong WD. Kanker, apakah itu? Jakarta: Arcan; 2005.h.104.

2. Kosasih A, Wisnu IM, Sjamsoe-Daili E, Menaldi SL. Ilmu penyakit kulit dan

kelamin. Ed. VI. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2010.

3. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rook’s Textbook of Dermatology.

8thEd.Wiley Blackwell.United Kingdom.2007.h. 17-30.

4. James WD, Berger TG, Elston DM.Andrew’s disease of Skin Clinical

Dermatology.10thEd.Elsevier.Canada.2008.h.260-261.

5. Craft N, et al. Superficial Cutaneous Infections And Pyodermas. In: Wolff K, et al, eds. Fitzpatrick’s

Dermatology In General Medicine, 7thed. USA:McGraw-Hill.2008.h. 1694-709.

6. Hay RJ, Adriaans BM. Bacterial Infections. In: Burns T, Breatnach S, Cox N, Griffiths C, eds.

Rock’s Textbook of Dermatology, Volume 1, 8thed.Singapore: Wiley-Blackwell.2010.h.

30.1-30.82.

7. Bleehen SS, Anstey AV. Disorders of skin colour, in; Burns T, Breathnach S, Cox N,

Griffith S. Rook’s Textbook of Dermatology. 7th ed. Vol II. Massachussets:Blackwell

Science.2005.h.39.53-39.57.

8. Abdullah B. Dermatologi Pengetahuan Dasar dan Kasus di Rumah Sakit .Indonesia: Pusat

Penerbitan Universitas Airlangga..2009.h.94-6.

9. Saavedra A,Weinberg AN, Swartz MN, Johnson RA. Chapter 179 Soft

TissueInfections : Erysipelas, Cellulitis, Gangrenous Cellulitis, and Myonecrosis.

Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7 th

Ed.McGraw Hill Medical. United State of America.2008.h.1720-2.

10. Sterry W, Paus R, Burgdorf W. Thieme Clinical Companions Dermatology.

Thieme.New York.2006.h.82.

11. Gawkrodger D. Dermatology An Illustrated Colour Text. 3rd Ed. Churchill

Livingstone.China.2006.h.45.

11