ppt pbl skenario 1 blok endokrin dan metabolisme (a-15) (1).pptx

55
PENGELIHATAN TERGANGGU A-15 Ketua : Akhdan Aufa (1102013018) Sekretaris : Dara Mayang Sari (1102013069) Anggota : Adelia Putri Sabrina (1102013005) Annisa Maharani (1102013036) Astrindita Ayu Wirasti (1102013046) Bilgis Biladi (1102013059) Eriyasih (1102013099) Kartika Pradipta (1102013144) Devi Nurfadila Fani (1102012058) Maya Intan Andriyani (1102012159)

Upload: akhdan-aufa

Post on 05-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

TRANSCRIPT

Page 1: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

PENGELIHATAN TERGANGGU

A-15

Ketua : Akhdan Aufa (1102013018)

Sekretaris : Dara Mayang Sari (1102013069)

Anggota : Adelia Putri Sabrina (1102013005)

Annisa Maharani (1102013036)

Astrindita Ayu Wirasti (1102013046)

Bilgis Biladi (1102013059)

Eriyasih (1102013099)

Kartika Pradipta (1102013144)

Devi Nurfadila Fani (1102012058)

Maya Intan Andriyani (1102012159)

Page 2: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

PENGELIHATAN TERGANGGU

Tn. A, 56 tahun, mengeluh penglihatan terganggu di kedua mata sejak 2 bulan yang lalu. Kadang-kadang terlihat bintik gelap dan lingkaran-lingkaran cahaya. Pasien sudah mengidap DM tipe 2 sejak 5 tahun. Saat ini telapak kaki terasa kesemutan dan nyeri bila berjalan.

Tekanan darah 130/90 mmHg, berat badan 80 kg, tinggi badan 165 cm dan indeks massa tubuh (IMT) 29,4 kg/m2, lingkar perut 108 cm. Kulit teraba kering dan pada pemeriksaan sensorik dengan monofilament Semmes Weinstein 10 gram sudah terdapat penurunan rasa nyeri. Pemeriksaan Ankle Brachial Index 0,9. Pada pemeriksaan funduskopi terdapat mikroaneurisma dan perdarahan dalam retina. Hasil laboratorium glukosa darah puasa 256 mg/dl, glukosa darah 2 jam setelah makan 345 mg/dl, HbA1c 10,2 g/dl dan protein urin positif 3.

Dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat komplikasi kronik mikroangiopati, makroagiopati dan neuropati. Pasien juga diberikan edukasi perencanaan makanan diet 1900 kalori yang halal dan baik sesuai ajaran Islam, jenis olahraga yang sesuai dan pemberian insulin untuk mengontrol glukosa darahnya, serta efek samping yang dapat terjadi akibat pemberian obat.

Page 3: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Sasaran Belajar 

L.I 1 Mempelajari Faal dan Biokimia Insulin

L.O 1.1 Memahami dan menjelaskan struktur, sintesis, sekresi, regulasi insulin

L.O 1.2 Memahami dan menjelaskan factor yang mempengengaruhi stimulasi dan inhibisi insulin

L.O 1.3 Memahami dan menjelaskan efek insulin terhadap metabolisme karbohidrat, protein, dan lipid

L.I 2 Mempelajari Diabetes Melitus

L.O 2.1 Memahami dan menjelaskan definisi diabetes melitus

L.O 2.2 Memahami dan menjelaskan etiologi dan faktor resiko diabetes melitus

L.O 2.3 Memahami dan menjelaskan klasifikasi diabetes melitus

L.O 2.4 Memahami dan menjelaskan patofisiologi diabetes melitus

L.O 2.5 Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis diabetes melitus

L.O 2.6 Memahami dan menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding diabetes melitus

L.O 2.7 Memahami dan menjelaskan tatalaksana diabetes melitus

L.O 2.8 Memahami dan menjelaskan komplikasi diabetes melitus

L.O 2.9 Memahami dan menjelaskan prognosis diabetes melitus

L.O 2.10 Memahami dan menjelaskan pencegahan diabetes melitus

L.I 3 Mempelajari Retinopati Diabetik

L.O 3.1 Memahami dan menjelaskan definisi retinopati diabetik

L.O 3.2 Memahami dan menjelaskan etiologi dan faktor resiko retinopati diabetik

L.O 3.3 Memahami dan menjelaskan klasifikasi retinopati diabetik

L.O 3.4 Memahami dan menjelaskan patofisiologi retinopati diabetik

L.O 3.5 Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis retinopati diabetik

L.O 3.6 Memahami dan menjelaskan diagnosis retinopati diabetik

L.O 3.7 Memahami dan menjelaskan tatalaksana retinopati diabetik

L.O 3.8 Memahami dan menjelaskan komplikasi retinopati diabetik

L.O 3.9 Memahami dan menjelaskan prognosis retinopati diabetik

L.O 3.10 Memahami dan menjelaskan pencegahan retinopati diabetik

L.I 4 Mempelajari cara menghitung kalori pada pasien DM

L.I 5 Mempelajari farmako terapi obat anti diabetes

L.I 6 Mempelajari Makanan Halalan Thoyyiban 

Page 4: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 1.1 Memahami dan menjelaskan struktur, sintesis, sekresi, dan regulasi insulin

Struktur Insulin

Insulin merupakan polipeptida yang terdiri atas dua rantai, yaitu rantai A dan B, yang saling dihubungkan oleh dua jembatan disulfida antar-rantai yang menghubungkan A7 ke B7 dan A20 ke B19.

Jembatan disulfida intra-rantai yang ketiga menghubungkan residu 6 dan 11 pada rantai A. lokasi ketiga jembatan disulfida ini selalu tetap, dan rantai A serta B masing-masing mempunyai 21 dan 31 asam amino pada sebagian besar spesies.

Page 5: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

SINTESIS INSULIN

Page 6: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

SEKRESI INSULIN

Page 7: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 1.3 Memahami dan menjelaskan efek insulin terhadap metabolisme karbohidrat, protein, dan lipid

Efek pada karbohidrat

1. mempermudah masuknya glukosa ke dalam sel.

2. merangsang glikogenesis

3. Insulin menghambat glikogenolisis,

4. Insulin menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat glukoneogenesis

Page 8: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Efek pada lemak

1. meningkatkan transportasi glukosa ke dalam sel jaringan adiposa.

2. meningkatkan enzim enzim yang mengkatalisasi pembentukan asam lemak dari turunan glukosa

3. meningkatkan masuknya asam asam lemak dari daerah ke dalam sel jaringan adiposa.

4. menghambat lipolisis (penguraian lemak), sehingga terjadi penurunan pengeluaran asam lemak dari jaringan adiposa ke dalam darah.

Page 9: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Efek pada protein

1. mendorong transportasi aktif asam asam amino dari darah ke dalam otot dan jaringan lain

2. meningkatkan kecepatan penggabungan asam amino ke dalam protein dengan merangsang perangkat pembuat protein di dalam sel.

3. menghambat penguraian protein.

Page 10: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.I 2 Mempelajari Diabetes Melitus

L.O 2.1 Memahami dan menjelaskan definisi diabetes melitus

DM adalah suatu sindroma klinik yang ditandai dengan poliuri, polidipsi, dan polifagia, disertai dengan peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemik (gula puasa ≥ 126 mg/dL atau postprandial ≥ 200 mg/dL atau glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dL)

Page 11: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 2.2 Memahami dan menjelaskan etiologi dan faktor resiko diabetes melitusTerdapat 3 etiologi penyebab diabetes tipe 1:1. Kerentanan genetik2. Autoimunitas3. Faktor lingkunganEtiologi melitus tipe II : 4. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat

pada usia diatas 65 tahun) 5. Obesitas 6. Riwayat keluarga

Page 12: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Beberapa faktor resiko dari diabetes melitus adalah sebagai berikut:

1. Keturunan

2. Ras atau Etnis

3. Usia

4. Obesitas

5. Sindroma Metabolik

6. Kurang Gerak Badan

7. Faktor Kehamilan

8. Infeksi

Page 13: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 2.3 Memahami dan menjelaskan klasifikasi diabetes melitus

1. DM 1 terjadi pada anak remaja tetapi kadang‐kandang

juga terjadi pada orang dewasa Keadaan tersebut merupakan suatu gangguan

katabolisme yang disebabkan hampir tidak terdapat insulin dalam sirkulasi darah, glukagon plasma meningkat dan sel‐sel ß pankreas gagal merespons semua stimulus insulinogenik.

diperlukan pemberian insulin

Page 14: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

2. DM 2 terutama terjadi pada orang dewasa. Sirkulasi insulin endogen sering dalam

keadaan kurang dari normal atau secara relatif tidak mencukupi.

Obesitas pada umumnya penyebab gangguan kerja insulin, merupakan faktor risiko yang biasa terjadi pada diabetes melitus tipe ini dan sebagian besar pasien dengan diabetes melitus tipe 2 bertubuh gemuk.

juga terjadi defisiensi respons sel ß pankreas terhadap glukosa.

Page 15: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

3. DM GESTASIONAL Wanita hamil yang belum pernah mengalami

diabetes melitus sebelumnya namun memiliki kadar gula yang tinggi ketika hamil

terjadi akibat hambatan kerja insulin oleh hormon plasenta sehingga terjadi resistensi insulin

Page 16: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 2.4 Memahami dan menjelaskan patofisiologi diabetes mellitus

Page 17: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx
Page 18: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 2.5 Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis diabetes melitus

Poliuria (Peningkatan pengeluaran urin) Polidipsia (Peningkatan rasa haus) Rasa lelah dan kelemahan otot Polifagia (Peningkatan rasa lapar) Peningkatan angka infeksi Kelainan kulit Kelainan ginekologis Kesemutan rasa baal akibat terjadinya neuropati. Kelemahan tubuh Luka/ bisul yang tidak sembuh-sembuh Pada laki-laki terkadang mengeluh impotensi Mata kabur

Page 19: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 2.6 Memahami dan menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding diabetes melitus

Anamnesis• Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia, dan

penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya• Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal,

mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita

Page 20: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Pemerikasaan fisik

• Tinggi badan dan berat badan (tidak sesuai dengan IMT), tekanan darah (hipertensi), lingkar pinggang (cewek > 80, cowok > 90)

• Tanda neuropati

• Mata (visus, lensa mata dan retina)

• Keadaan kaki (termasuk rabaan nadi kaki), kulit dan kuku. Contoh: a. Dorsalis pedis

Apabila ditemukan gejala khas DM, pemeriksaan glukosa darah abnormal 1 kali saja cukup untuk menegakan diagnosis

Apabila tidak ditemukan gejala khas DM, maka diperlukan 2 kali pemeriksaan glukosa darah abnormal

Page 21: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Pemeriksaan Penunjang

DARAH Glukosa darah puasa (GDP): puasa 10-14 jam sebelum

pengambilan darah. Glukosa darah sewaktu (GDS): pengambilan darah tanpa

melihat kapan terakhir makan. Glukosa darah 2 jam post prandial: pengambilan darah 2 jam

setelah makan atau setelah konsumsi 75 gr glukosa. Selama menunggu 2, pasien duduk istirahat, tidak makan/minum lagi dan tidak merokok.

Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)

Page 22: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx
Page 23: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Diagnosis Banding

a. Cystic fibrosis

b. Diabetes mellitus type l

c. Diabetic ketoacidosis

d. Drug-induced glucose intolerance

e. Gestational diabetes

f. Glucose intolerance

g. Pancreatitis

Page 24: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 2.7 Memahami dan menjelaskan tatalaksana diabetes melitus

Tujuan penatalaksanaan: Jangka pendek: menghilangkan keluhan dan tanda

DM, mempertahankan rasa nyaman dan mencapai target pengendalian glukosa darah.

Jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati dan neuropati.

Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas.

Pilar penatalaksanaan DMI. EdukasiII. Terapi nutrisi medisIII. Latihan jasmaniIV. Intervensi farmakologis

Page 25: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 2.8 Memahami dan menjelaskan komplikasi diabetes melitus

Komplikasi Metabolik Akut

Komplikasi metabolik diabetes disebabkan oleh perubahan yang relatif akut dari konsentrasi glukosa plasma. Komplikasi metabolik yang paling serius pada diabetes tipe 1 adalah:

Ketoasidosis Diabetik (DKA). Hiperglikemia, Hiperosmolar, Koma Nonketotik (HHNK) Hipoglikemia

Page 26: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Komplikasi Kronik Microvascular Komplikasi ophthalmologi DM Komplikasi ginjal DM Neuropathy

Makrovaskular Penyakit Jantung Hipertensi

Page 27: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 2.9 Memahami dan menjelaskan prognosis diabetes melitusSekitar 60% pasien DM yang mendapat insulin dapat bertahan hidup seperti orang normal, sisanya dapat mengalami kebutaan, gagal ginjal kronis, dan kemungkinan untuk meninggal lebih cepat.

Page 28: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 2.10 Memahami dan menjelaskan pencegahan diabetes melitus 

Menurut WHO tahun 1994, upaya pencegahan diabetes ada 3 jenis atau tahap yaitu:

Pencegahan Primer

Semua aktivitas yang ditujukan untuk mencegah timbulnya hiperglikemia pada individu yang berisiko untuk jadi diabetes atau pada populasi umum. 

Page 29: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Pencegahan Sekunder

Menemukan pengidap DM sedini mungkin, misalnya dengan tes penyaringan terutama pada populasi resiko tinggi, dengan demikian pasien DM yang sebelumnya tidak terdiagnosa dapat terjaring, sehingga dapat dilakukan upaya untuk mencegah komplikasi atau kalaupun sudah ada komplikasi masih reversibel.

 

Page 30: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Pencegahan Tersier

Semua upaya untuk mencegah komplikasi atau kecacatan akibat komplikasi itu.

Page 31: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.I 3 Mempelajari Retinopati Diabetik

L.O 3.1 Memahami dan menjelaskan definisi retinopati diabetik

Retinopati diabetik adalah suatu mikroangiopati progressif yang ditandai dengan kerusakan dan sumbatan pembuluh darah kecil. Perubahan patologis paling awal adalah penebalan membran basal endotel kapiler dan berkurangnya jumlah perisit, yang kemudian berkembang membentuk mikroaneurisma, perdarahan, dilatasi pembuluh darah, hard exudate, soft exudate, pembentukan pembuluh darah baru, edema retina, terbentuk parut akhirnya menyebabkan kebutaan.

Retinopati adalah salah satu komplikasi mikrovaskular DM yang merupakan penyebab utama kebutaan pada orang dewasa.

(Noble J, Chaudhary V. Diabetic retinopathy. CMAJ. 2010;182(15):1646.)

Page 32: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 3.2 Memahami dan menjelaskan etiologi retinopati diabetik

Faktor-faktor yang mendorong terjadinya retinopati adalah:

1. Terjadi karena adanya perubahan dinding arteri

2. Adanya komposisi darah abnormal

3. Meningkatnya agregasi platelet

4. Gangguan endothelium kapiler menyebabkan terjadinya kebocoran kapiler

5. Perdarahan kapiler dapat terjadi di retina

6. Aliran darah yang kurang lancar dalam kapiler-kapiler, sehingga terjadi hipoksia relatif di retina yang merangsang pertumbuhan pembuluh-pembuluh darah yang baru.

7. Perubahan arteriosklerotik dan insufisiensi koroidal

8. Hipertensi yang kadang-kadang mengiringi diabetes

Page 33: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 3.3 Memahami dan menjelaskan klasifikasi retinopati diabetik

Retinopati Diabetik dibagi dalam:

I. Retinopati Diabetes non proliferatif

II. Retinopati Proliferatif

Page 34: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Klasifikasi Tanda Pemeriksaan MataDerajat 1Derajat 2Derajat 3        Derajat 4    Derajat 5 

Tidak terdapat retinopati DMHanya terdapat mikroaneurismaRetinopati DM non-proliferatif derajat ringan -sedang yang ditandai oleh mikroaneurisma dan satu atau lebih tanda:• Venous loops• Perdarahan• Hard exudates• Soft exudates• Intraretinal microvascular abnormalities(IRMA)• Venous beadingRetinopati DM non-proliferatif derajat sedang-berat yang ditandai oleh:• Perdarahan derajat sedang-berat• Mikroaneurisma• IRMA

Retinopati DM proliferatif yang ditandai oleh neovaskularisasi dan perdarahan vitreous

. Klasifikasi Berdasarkan ETDRS (Early Treatment Diabetic Retinopathy Study)

Page 35: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 3.4 Memahami dan menjelaskan patofisiologi retinopati diabetik

1. Jalur Poliol

2. Glukosa Nonenzimatik

3. Protein Kinase

Page 36: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 3.5 Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis retinopati diabetik

Gejala Subjektif yang dapat dirasakan:

1) Kesulitan membaca

2) Penglihatan kabur disebabkan karena edema macula

3) Penglihatan ganda

4) Penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata

5) Melihat lingkaran-lingkaran cahaya jika telah terjadi perdarahan vitreus

6) Melihat bintik gelap & cahaya kelap-kelip

Page 37: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Gejala objektif pada retina yang dapat dilihat yaitu:

1. Mikroaneurisma, merupakan penonjolan dinding kapiler terutama daerah vena dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah terutama polus posterior.

2. Perubahan pembuluh darah berupa dilatasi pembuluh darah dengan lumennya ireguler dan berkelok-kelok seperti sausage-like.

3. Hard exudate merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina

4. Soft exudate yang sering disebutcotton wool patches merupakan iskemia retina

5. Edema retina dengan tanda hilangnya gambaran retina terutama daerah makula (macula edema) sehingga sangat mengganggu tajam penglihatan

Page 38: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

PEMERIKSAAN MATA LENGKAP OLEH DOKTER SPESIALIS MATA TERDIRI DARI PEMERIKSAAN VISUS, TEKANAN BOLA MATA, SLIT-LAMP BIOMICROSCOPY, GONIOSKOP, FUNDUSKOPI DAN STEREOSCOPIC FUNDUS PHOTOGRAPHY DENGAN PEMBERIAN MIDRIATIKUM SEBELUM PEMERIKSAAN. PEMERIKSAAN DAPAT DILANJUTKAN DENGAN OPTICAL COHERENCE TOMOGRAPHY (OCT) DAN OCULAR ULTRASONOGRAPHY BILA PERLU. MEMBERIKAN GAMBARAN PENAMPANG AKSIAL UNTUK MENEMUKAN KELAINAN YANG SULIT TERDETEKSI OLEH PEMERIKSAAN LAIN DAN MENILAI EDEMA MAKULA SERTA RESPONSNYA TERHADAP TERAPI. OCULAR ULTRASONOGRAPHY BERMANFAAT UNTUK EVALUASI RETINA BILA VISUALISASINYA TERHALANG OLEH PERDARAHAN VITREOUS ATAU KEKERUHAN MEDIA REFRAKSI.

Gb. OCT pada Mata normal Gb. OCT pada Retinopati diabetik

Page 39: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 3.7 Memahami dan menjelaskan tatalaksana retinopati diabetik

1. Stetoskop Biomicroscopic 90+ (Deteksi Awal makula edema)

2. Elektroretinografi : Perekam kegiatan listrik retina (melihat fungsi retina)

3. Funduskopi

4. Angiografi Flourescent : Pemeriksaan sirkulasi darah retina (menunjukkan aliran darah yang khas pada pembuluh darah pada saat flourescent disuntikkan ke intravena)

Page 40: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 3.8 Memahami dan menjelaskan komplikasi retinopati diabetic

A. Kebutaan

B. Glaucoma

C. Katarak diabetik

Page 41: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 3.9 Memahami dan menjelaskan pencegahan retinopati diabetik

Pada mata yang mengalami edema makular dan iskemik yang bermakna akan memiliki prognosa yang lebih jelek dengan atautanpa terapi laser, daripada mata dengan edema dan perfusi yang relatif baik.

Page 42: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.O 3.10 Memahami dan menjelaskan pencegahan retinopati diabetik

i. Kontrol glukosa darah, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pengontrolan kadar glukosa darah yang baik secara signifikan menurunkan resiko perkembangan retinopati diabetik dan juga progresifitasnya.

ii. Kontrol tekanan darah

iii. Ablasi kelenjar hipofisis melalui pembedahan atau radiasi (jarang dilakukan)

iv. Laser koagulasi

Page 43: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.I 4 Mempelajari cara menghitung kalori pada pasien DM 

Komposisi makanan yang dianjurkan

Karbohidrat Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi. Pembatasan karbohidrat total < 130 g/hari tidak dianjurkan Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat

tinggi. Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes

dapat makan sama dengan makanan keluarga yang lain Sukrosa tidak bolehlebih dari 5% total asupan energi. Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula,

asal tidak melebihi batas aman konsumsi harian (Accepted Daily Intake)

Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari. Kalau diperlukan dapat diberikan makanan selingan buah atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.

Page 44: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Lemak Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan

kalori. Tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.

Lemak jenuh <7 % kebutuhan kalori Lemak tidak jenuh ganda < 10 %, selebihnya

dari lemak tidak jenuh tunggal. Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang

banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain: daging berlemak dan susu penuh (whole milk).

Anjuran konsumsi kolesterol < 200 mg/hari.

Page 45: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Protein Dibutuhkan sebesar 10 –20% total asupan energi. Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan,

udang, cumi, dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu, dan tempe.

Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/Kg BB perhari atau 10% dari kebutuhan energi dan 65% hendaknya bernilai biologik tinggi

Page 46: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Natrium sama dengan anjuran untuk masyarakat

umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan 6-7 gram (1 sendok teh) garam dapur.

Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400 mg garam dapur.

Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.

Page 47: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Serat cukup serat dari kacang-kacangan, buah, dan sayuran serta

sumber karbohidrat yang tinggi serat, karena mengandung vitamin, mineral, serat, dan bahan lain yang baik untuk kesehatan.

Anjuran konsumsi serat adalah ± 25 g/hari.

Page 48: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Pemanis alternatif Dalam penggunaannya, pemanis berkalori perlu

diperhitungkan kandungan kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.

Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada penyandang diabetes karena efek samping pada lemak darah.

Pemanis tak berkalori yang masih dapat digunakan antara lainaspartam, sakarin, acesulfame potassium, sukralose, dan neotame.

Pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman (Accepted Daily Intake/ADI)

Page 49: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi adalah sebagai berikut:

Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm -100) x 1 kg.

Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm, rumus dimodifikasi menjadi:

Berat badan ideal (BBI) = (TB dalam cm -100) x 1 kg. BB Normal : BB ideal ± 10 % Kurus : < BBI -10 % Gemuk : > BBI + 10 %

Cara Harris Benedict:

Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)

Perempuan = 65,5 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U) 

Pada skenario: 

Laki-laki =

66 + (13,7 x 80) + (5 x 165) – (6,8 x 56)

66 + 1096 + 825 – 380,8

1606, 2 dibulatkan menjadi 1600 kalori. Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks massa

tubuh dapat dihitung dengan rumus: IMT = BB(kg)/ TB(m2)

Page 50: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.I 5 Mempelajari farmakoterapi obat anti diabetes 

Terapi Insulin

Sediaan:

Termasuk obat utama DM tipe 1 dan beberapa tipe 2. Suntikan insulin dilakukan dengan IV, IM, SK (jangka panjang). Pada SK insulin akan berdifusi ke sirkulasi perifer yang seharusnya langsung masuk ke sirkulasi portal, karena efek langsung hormone ini pada hepar menjadi kurang.

Indikasi dan tujuan:

Page 51: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Obat Antidiabetik Oral

A. Sulfonylurea

B. Meglitinid

C. Biguanid

D. Tiazolidinedion

E. Penghambat enzim Alfa-glikosidase (Acarbose)

F. DPP-4 Inhibitor

Page 52: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

L.I 6 Mempelajari Makanan Halalan Thoyyiban

“Semua jenis makanan/minuman adalah halal dimakan/diminum kecuali yang dilarang tegas dalam nash.”

Allah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang halal dan baik / Halalan Thoyyiban. Al Qur’an, Surat Al Maidah: 88 yang artinya:

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya.”

Page 53: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Allah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang bukan cuma halal, tapi juga baik (Halalan Thoyyiban) agar tidak membahayakan tubuh kita. Bahkan perintah ini disejajarkan dengan bertaqwa kepada Allah, sebagai sebuah perintah yang sangat tegas dan jelas. Perintah ini juga ditegaskan dalam ayat yang lain, seperti yang terdapat pada Surat Al Baqarah 168:

“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan; karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu

Page 54: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

Daftar Pustaka

Dorland, W. A. Newman. 2006. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29. Jakarta: EGCGanong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20. Jakarta: EGCGartner, Leslie P. & James L. Hiatt. 2007. Color Atlas of Histology, Fourth Edition. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams & WilkinsIdrus, Alwi dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUIKonsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2011Leeson, C. Roland. 1996. Buku Ajar Histologi, Edisi V. Jakarta: EGCPrice, Sylvia A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGCPutz, Reinhard & Reinhard Pabst. 2006. Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Jilid 2 Edisi 22. Jakarta: EGCRepository.unpad.ac.id/panduan_terapi_diabetes_melitusRepository.ui.ac.idSherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 2. Jakarta: EGC

Page 55: PPT PBL SKENARIO 1 BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (A-15) (1).pptx

TERIMA KASIHATAS PERHATIANNYA