pbl 7
DESCRIPTION
pbl 7TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sistem pernapasan bagi homeostatis dengan lingkungan memperoleh O2 dari dan
mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal. Sistem ini membantu mengatur pH lingkungan
internal dengan menyesuaikan tingkat pengeluaran CO2 pembentuk asam. Homeostatis penting
bagi kelangsungan hidup sel- sel.
Sel- sel memerlukan pasokan konstan O2 yang digunakan unutk menunjang reaksi
kimiawi penghasil energi, yang menghasilkan CO2 yang harus dikeluarkan secara terus menerus.
Selain itu, CO2 menghasilkan asam karbonat yang harus selalu dikelola oleh tubuh agar pH di
lingkungan internal dapat dipertahankan. Sel dapat bertahan hidup hanya dalam rentang pH yang
sempit.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mempelajari dan memahami tentang
sistem respirasi, baik secara makroskopis, mikroskopis, mekanisme dan fungsi, serta
pemeriksaan sistem respirasi.
1
BAB II
ISI
A. Struktur Makroskopik:
Anatomi,struktur mikro dan fungsi saluran pernapasan
Rongga hidung dan nasal
1. Hidung eksternal berbentuk piramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian
ini tersusun dari kerangka kerja tulang , kartilago hialin, dan jaringan fibroaeolar.
a. Septum nasal
Membagi hidung menjadi sisi kiri dan sisi kanan rongga nasal. Bagian
anterior septum adalah kartilago.
b. Naris ( nostril ) eksternal dibatasi oleh kartilago nasal
i. Kartilago nasal lateral terletak di bawah jembatan hidung’
ii. Ala besar dan ala kecil kartilago nasal mengelilingi nostril
c. Tulang hidung
i. Tulang nasal membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi
hidung
ii. Vomer dan lempeng pendikular tulang etmoid membentuk bagian
superior septum nasal.
iii. Lantai rongga nasal adlah palatum keras( poalatum durum ) yang
terbentuk dari tulang maksila dan palatinum.
iv. Langit- langit rongga nasal pada sisi medial terbentuk dari
lempeng kribiform tulang etmoid, pada sisi anterior dari tulang
frontal dan nasal , dan pada sisi posterior dari tulang sphenoid.
v. Concha ( turbinatum ) nasalis uperior, tengah dan inferior
menonjol pada sisi medial dinding lateral rongga nasal. Setiap
concha dilapisi membran mukosa ( epitel kolumnar beertingkat dan
2
bersilia) yang berisi kelenjar pembuat muskus dan banyak
mengandung pembuluh darah.
vi. Meatus superior, medial dan inferior merupakan jalan udara
rongga nasal yang terletak di bawah concha,km
d. Empat pasang sinus paranasal ( frontal, etmoid, maksilar, dan sfenoid)
adalah kantong tertutup pada bagian frontal etmoid, maksilar, dan
sfenoid. Sinus ini dilapisi membran mukosa.
i. Sinus berfungsi meringankan tulang kranial , memberi area
permukaan tambahan pada saluran nasal untuk menhangatkan dan
melembabakan udara yang masuk, memproduksi mukus, dan
memberi efek resonansi dalam produksi wicara.
ii. Sinus paranasal mengalirkan cairannya ke meatus rongga nasal
melalui duktus kecil yang terletak di area tubuh yang lebih tinggi
dari area lantai sinus. Pada posisi tegak aliran muskus ke dalam
rongga nasal mungkin terhambat, terutama pada kasus infeksi
sinus.
iii. Duktus nasolakrimal dari kelenjar air mata membuka ke arah
meatus inferior
2. Membaran mukosa nasal
a. Sturktur
i. Kulit pada bagian eksternal permukaan hidung yang mengandung
folikel rambut , keringat dan kelenjar sebasea, merentang sampai
vestibula yang terletak dalam nostril. Kulit ini di bagian dalam ini
mengandung rambut ( vibrissae) yang berfungsi menyaring
partikel dari udara terhisap.
ii. Di bagian rongga nasal yang lebih dalam , epitalium respiratorik
membentuk mukosa yang melapisi ruang nasal yang selebihnya.
Lapisan ini terdiri dari lapisan epitelium bersilia dengan sel goblet
yang terletak pada lapisan jaringan ikat tervaskularisasi dan terus
memanjang untuk melapisi saluran pernapasan sampai ke bronkus.
b. Fungsi
3
i. Penyaring partikel kecil. Silia pada epitalium respiratorik
melambai ke depan dan belakang dalam suatu lapisan muskus.
Gerakan dan muskus membentuk suatu perangkap untuk partikel
yang kemudian akan di sapu ke atas untuk ditelan , dibatukan, atau
dibersinkan ke luar.
ii. Pengahangatan dan pelambaban udara yang masuk. Udara kering
akan dilembabkan melalui evaporasi sekresi serosa dan muskus
serta dihangatkan melalui radiasi panas dari pembuluh darah yang
terletak di bawahnya.
iii. Resepsi odor. Epitelium olfaktori yang terletak di bagian atas
ronga hidung di bawah lempeng kibriform ,mengandung sel- sel
olfaktori yang mengalami spesialisasi untuk indera penciuman.
Faring
Adalah tabung muskular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar
tulang tengkorak sampai esofagus. Faring terbagi menjadi nasofaring , orofaring
dan laringofaring.
1. Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka ke arah
rongga nasal melalui dua naris internal (choana).
a) Dua tuba eusthacius ( auditorik) menghubungkan nasofaring dengan
telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada
kedua sisi gendang telinga. Tuba ini berfungsi menyetarakan tekanan
udara pada kedua sisi gendang telinga.
b) Amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang
terletak di dekat naris internal. Pembesaran adenoid dapat menghambat
aliran udara.
2. Orofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muskular ( palatum
molle),suatu perpanjangan dari palatum keras tulang
Uvula adalah proccesus kerucut ( conical) kecil yang menjulur ke bawah dari
bagian tengah tepi bawah palatum molle,
Amandel palatinum terletak di kedua sisi orofaring posterior.
4
3. Laringofaring mengelilingi mulut esofagus dan laring , yang merupakan
gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya.
Laring
Laring ( kotak suara ) menghubungkan faring dengan trakea. Laring adalah tabung
pendek berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh sembilan kartilago :
tiga berpasangan dan tiga tidak berpasangan.
1. Kartilago tidak berpasangan
a. Kartilago tiroid ( jakun) terletak di bagaian proksimal kelenjar tiroid.
Biasanya berukuran lebih besar dan lebih menonjol pada laki-laki
akibat hormon yang disekresikan saat pubertas
b. Kartilago cricoid adalah cincin anterior yang lebih kecil dan lebih tebal
, terletak di bawah kartilago tiroid.
c. Epiglotis adalah katup kartilago elastis yang melekat pada tepian
anterior kartilago tiroid. Pada saat menelan , epiglotis secara otomatis
menutupi mulut laring untuk mencegah masuknya makanan dan cairan.
2. Kartilago berpasangan
a. Kartilago aritenoid terletak di atas dan kedua sisi kartilago krikoid.
Kartilago ini melekat pada pita suara sejati, yaitu lipatan berpasangan
dari epitelium skuamosa bertingkat.
b. Kartilago kornikulata melekat pada bagian ujung kartlago aritenoid
c. Kartilago kuneiform berupa batang- batang kecil yang membantu
menopang jaringan lunak.
3. Dua pasang lipatan lateral membagi rongga laring
a. Pasangan bagian atas adalah lipatan ventrikular ( pita suara semu) yang
tidak berfungsi pada saat produksi suara.
b. Pasangan bagain bawah adalah pita suara sejati yang melekat
kartilago tiroid dan aretenoid serta kartilago krikoid.
Pembuka antara kedua pita ini adalah glotis
5
1. Saat bernapas pita suara terabduksi ( tertarik membuka ) oleh otot
laring dan glotis berbentu triangualar
2. Saat menelan , pita suara terabduksi ( tertarik menutup ) dan glotis
membuka cela sempit.
3. Dengan demikian konstraks otot rangka mengatur ukuran pembukaan
glotis dan derajat ketegangan pita suara yang diperlukan unutk
produksi suara.
Trakea
Trakea atau pipa udara adalah tuba yang memiliki ukuran, panjang 10- 12 cm, dan
berdiameter 2,5 cm serta terletak di atas permukaan anterior esofagus. Tuba ini
merentang dari laring pada area vetebra serviks ke enam sampai area vetebra
toraks kelima tempatnya membelah menjadi bronkus utama.
1. Trakea dapat cepat terbuka karena adanya 16-20 cincin kartilago berbentuk C.
Ujung posterior mulut cincin dihubungkan oleh jaringan ikat dan otot
sehingga memungkinkan ekspansi esofagus.
2. Trakea dilapisi epitalium respiratorik ( kolumnar bertingkat dan bersilia) yang
mengandung banyak sel goblet.
Percabangan bronkus
1. Bronkus primer ( utama) kanan berukuran lebih pendek , lebih tebal, dan lebih
lurus dibandingkan dengan bronkus primer kiri karena arkus aorta
membelokan trakea bawah ke kanan. Objek asing yang masuk ke dalam
trakea kemungkinan ditempatkan dalam bronkus kanan.
2. Setiap bronkus primer bercabang 9-12 kali untuk membentuk tuba semakin
menyempit, batang atau lempeng kartilago mengganti cincin kartilago.
3. Bronki disebut ekstrapulmonal sampai memasuki paru-paru, setelah itu
disebut intrapulmonar.
4. Struktur yang mendasar dari kedua paru- paru adalah percabangan bronkial
yang selanjunnya: bronki, bronkiolus, bronkiolus terminal, bronkiolus
6
respiratorik, duktus alveolar,dan alveoli. Tidak ada kartilago dalam bronkiolus
; silia tetap ada sampai bronkiolus respiratorik terkecil.
Paru- paru
Paru- paru adalah organ berbentuk piramid seperti spons dan berisi udara, dan
terletak dalam rongga toraks.
Paru kanan memliki tiga lobus, paru kiri memiliki dua lobus.
Setiap paru memiliki sebuah apeks yang mencapai bagian atas iga pertama,
sebuah permukaan diafragmatik, ( bagian dasar) terletak di atas diafragma, sebuah
permukaan mediastinal ( medial) yang terpisah dari paru lain oleh mediastinum,
dan permukaan kostal terletak di atas kerangka iga.
Permukaan mediastinal memiliki hilus (akar), tempat masuk dan keluarnya
pembuluh darah bronki, pulmonar, dan bronkial dari paru.1
B. Struktur Mikroskopik:
Hidung
Hidung merupakan bangunan berongga terbagi oleh suatu sekat di bagian tengah menjadi
rongga hidung hidung kanan dan kiri. Masing masing rongga di bagian depan berhubungan
keluar melalui naris anterior dan bagian belakang berhubungan dengan bagian atas faring, yaitu
nasofaring melalui naris posterior. Masing masing rongga hidung di susun oleh dinding kaku
terdiri atas tulang dan tulang rawan hialin, kecuali naris anterior yang dindingnya di susun oleh
jaringan ikat fibrosa serta tulang rawan, dan bentuknya dapat berubah ubah karena adanya
gerakan otot.
Permukaan luar hidung di tutupi oleh kulit yang memiliki ciri adanya kelenjar sebasea
besar, kelenjar keringat dan folikel rambut dengan rambutnya yang kaku dan kasar. Di bagian
yang lebih dalam dari vestibulum nasi, epitel berlapis gepeng itu tidak memiliki lapisan tanduk
lagi dan epitel jenis ini pada bagian respirasi rongga hidung beralih menjadi epitel bertingat
silindris bersilia,bersel goblet yang di sebut sebagai “epitel respirasi”.
7
Alat Penghidu
Pada setiap puncak rongga hidungdan meluas ke bawah, di atas konka nasalis
superior serta di bagian sekat hidung di dekatnya, terdapat suatu daerah bewarna cokelat
kekuningan. Daerah khusus ini mengandung reseptor penghidu, di sebut daerah olfaktoria
atau mukosa olfaktoria. Epitel olfaktoria adalah bertingkat silindris, tanpa sel goblet,
dengan lamina lamina basal yang tidak jalas. Epitel ini sangat tinggi, hampir 60 mikron
atau mikreter tingginya.epitel di sususn oleh tiga jenis sel:
Sel penyokong, sel-sel ini berbentuk silindris,tinggi ramping dan relative lebar di bagian
puncaknya serta menyempit di bagian dasarnya. Inti lonjong, terletak di tenggahdan
terletak lebih superficial dari inti sensorik. Di permukaan apical sel terdapat mikrivili
langsing yang menonjol di dalam lapisan mucus. Aparat golgi kecil terletak superficial
dari inti dengan butir-butir pigmen mirip lipofuksin yang menyebabkan warna mukosa
coklat kekuningan.
Sel basal, sel sel ini berbentuk kerucut, kecil, dengan inti berbentuk lonjong; gelap dan
tonjolan sitoplasma bercabang, terletak di antara sel sel penyokong di bagian dasar. Sel
sel ini di anggap sebagai sel induk yang mampu berkembang menjadi sel penyokong.
Sel penyokong, sel-sel ini tersebar di antara sel sel penyokong dan merupakan modifikasi
sel bipolar dengan sebuah badan sel,sebuah dendrit yang menonjol ke permukaan dan
sebuah akson yang masuk lebih dalam ke lamina proria. Inti sel bulat, terletak lebih ke
basal daraipada inti sel penyokong.
Sinus Paranasal
Sinus paranasal merupakan rongga rongga berisi udara yang terdapat dalam tulang tulang
tengkorak dan berhubungan dengan rongga hidung.terdapat empat tempat sinus yaitu
maksilaris, frontalis, etmoidalis, dan sfenoidalis. Epitel yang membatasi sinus sinus paranasal
merupakan lanjutan dari epitel hidung dan juga adalah jenis epitel bertingkat silindris bersilia.
Namum lebih tipis dan sedikit sel goblet dan lamina basal yang kurang berkembang. Demikian
lamina proria lebih tipis dan mengandung lebih sedikit kelenjar di bandingkan yang ada di
hidung serta tidak mengandung jaringan erektil . seperti mukosa hidung , lapisan terdalam
bersatu dengan periosteum, karenanya sulit di pisahkan.
8
Faring
Faring : ruangan dibelakang kavum nasi,yang menghubungkan traktus digestivus dan
traktus respiratorius. Yang termasuk bagian dari faring :
1.Nasofarings
2.Orofarings
3.Laringofarings
Nasofarings
1. Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet
2. Dibawah membrana basalis,Pada lamina propria terdapat kelenjar campur
3. Pada bagian posterior terdapat jaringan limfoid yang membentuk tonsila faringea
4. Pada anak – anak sering membesar dan meradang ---adenoiditis
5. Terdapat muara dari saluran yang menghubungkan rongga hidung dan telinga
tengah disebut osteum faringeum tuba auditiva
6. Sekelilingnya banyak kelompok jaringan limfoid disebut tonsila tuba
Orofarings
1. Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
2. Terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah
3. Orofaring akan dilanjutkan ke bagian atas menjadi epitel mulut dan ke bawah ke
epitel oesophagus
4. Disini terdapat tonsila palatina ,yang sering meradang disebut tonsilitis
Larings
Laring merupakan bagian saluran napas yang menghubungkan faring dan trakea.
Selain berfungsi sebagai bagian sistem konduksi pernapasan,laring memainkan peranan
penting dalam pembentukan suara.pada dindingnya terdapat suatu kerangka tulang
rawan hialin dan tulang rawan elastis, sejumlah jaringan ikat, otot rangka, dan kelenjar
mukosa. Tulang rawan utama pada laring ( tiroid, krikoid dan aritenoid) adalah tulang
rawan hialin; yang lebih kecil adalah elastis, seperti tulang rawan epiglotis. Tulang
tulang rawan bersama-sama tulang hyoid, dihubungkan oleh tiga selaput pipih dan
lebar : tirohioid,kuadratus,dan krikovokal.2
9
Laring mempunyai 9 tulang rawan:
T.R Hialin T.R Elastis
- 1 T.R.Tiroid
- 1 T.R Krikoid
- 2 T.R Aritenoid
- 1 T.R Epiglotis
- 2 T.R Kuneiformis
- 2 T.R Kornikulata
Trakea
Gambaran khas trakea
- Rangka berbentuk C terdiri atas T.R. Hialin
- Jumlah 16 – 20 buah
- Cincin – cincin T.R. satu dengan yang lain dihubungkan oleh jaringan penyambung
padat fibroelastis dan retikulin disebut lig.anulare untuk mencegah agar lumen trakea
jangan meregang berlebihan
- sedang otot polos berperan untuk
mendekatkan kedua T.R
Trakea merupakan saluran kaku yang panjangnya kira kira 10-12cm dan bergaris
tengah 2-2,5,berhubungan ke atas dengan cincin krikoid, memanjang ke bawa melalui
bagian bawah leher dan mediatinum superior rongga dada, yang kemudian berakhir
sebagai percabangan bronkus utama kanan dan kiri. Trakea mempunyai dinding relatif
tipis, lentur dan berkemampuan untuk memanjang saat bernapas dan gerakan badan.
Trakea di lapisi oleh suatu membran mukosa yang terdiri dari epitel bertingkat
silindris bersilia bersel goblet,yang terletak pada lamina basal dan di tunjang oleh lamina
propria.
Paru
Paru – paru ada sepasang
Paru kanan terdiri dari 3 lobus : Superior,medius,inferior
10
Paru kiri terdiri dari 2 lobus : Superior , inferior
Selaput pembungkus paru – paru disebut pleura
Pleura viselaris dan pleura parietalis
Diantara pleura terdapat kavum pleura,yang normal berisi cairan serosa
Pleura disusun oleh jaringan ikat fibrosa dengan serat elastin dan kolagen dan sel
fibroblas, dilapisi oleh selapis mesotel
Pada bayi warna merah muda --- karena terdapat banyak pembuluh darah
Makin tua --- warna abu-abu --- penimbunan CO2 dalam sel-sel fagositosit di
septum interlobularis
Bronkus
Bronkus ekstrapulmonal ---sama dengan trakea ,diameter lebih kecil
Bronkus intrapulmonal :
- Mukosa membentuk lipatan longitudinal
- Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet
- Membrana basalis jelas
- Lamina propria : -jaringan ikat jarang
-serat elastis dan muskulus polos spiral
- Noduli limfatisi
- Kel.Bronkialis ----kelj.campur
Bentuk sferis
Tulang rawan tidak beraturan
Susunan muskulus seperti spiral
Bronkus kecil
Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet
Bronkus terkecil, epitel selapis torak bersilia bersel goblet
Tulang rawan --- kecil
Kelenjar + / -
Bronkiolus
Bronkiolus terminalis
Diameter 0,3 mm
Epitel selapis torak bersilia , sel goblet – / Epitel selapis torak rendah
11
Diantara deretan sel ini ada sel clara :
- mikrovili +
- granula kasar
Lamina propria : sangat tipis ---serat elastin
- otot polos + / -
- kelenjar –
- Nn.ll –
Lapisan luarnya : - serat kolagen
- serat elastin
- pembuluh darah + limf
- saraf
Bronkiolus respiratorius
Bagian antara bag.konduksi dan bag.respirasi
Pendek 1 – 4 mm ,diameter 0,5 mm
Epitel torak rendah / Epitel selapis kubis , silia + / -, goblet –
Diantara sel kubis terdapat sel clara
Lamina propria : serat kolagen + serat elastin,otot.polos terputus-putus
Diantara sel kubis terdapat sel Clara,berbentuk kubah, tak bersilia, bagian puncak
menonjol ke lumen,fungsinya diduga ikut berperan terhadap pembentukan cairan
bronkiolar.yang mengandung protein, glikoprotein, kolesterol
Alveoli : makin ke distal makin banyak
Makin ke distal silia tidak ditemukan.
Khas untuk bronkiolus respiratorius yaitu: diantara alveoli terdapat epitel selapis
kubis ( Dinding diselingi alveoli , tempat terjadinya pertukaran gas.
Duktus alveolaris
Dinding tipis,sebagian besar terdiri dari alveoli
Dikelilingi sakus alveolaris
DI mulut alveolus epitel selapis gepeng (sel alveolar tipe 1)
Jaringan ikat serat elastin, serat kolagen, otot polos + /- sebagai titik titik kecil
Terbuka ke atrium : ruang yang menghubungkan beberapa sakus alveolaris
12
Sakus alveolaris
Kantong yang dibentuk oleh beberapa alveoli.
Terdapat serat elastin dan serat retikulin yang melingkari muara sakus alveoli.
Sudah tak punya otot polos.
Alveolus
Kantong kantong kecil terdiri dari selapis sel seperti sarang tawon
Pertukaran gas ( O2 dan CO 2) antara udara dan darah
Di sekitar alveoli terdapat :
serat elastin : inspirasi --- melebar
expirasi --- menciut
serat kolagen : cegah regangan yang berlebihan --- sehingga kapiler + septum
interalveolaris tidak rusak
Jumlah : 300 -500 juta alveoli
Epitel selapis gepeng
Pada dinding alveolus terdapat lubang lubang kecil berbentuk bulat / lonjong
disebut poros / stigma alveolaris
Stigma ini penting apabila terjadi sumbatan di salah satu cabang bronkus /
bronkiolus karena udara dapat mengalir dari alveolus satu ke alveolus lain.3
C. Mekanisme pernapasan.
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan
tertidur sekalipun dan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.Fungsi utama daripada
sistem pernapasan adalah menyediakan oksigen untuk proses metabolism tubuh dan
mengeluarkan karbon dioksida daripada tubuh hasil proses metabolism yang berlangsung
secara terus menerus. Fungsi pernapasan antara lain adalah mengeluarkan air dan panas
tubuh,meningkatkan aliran balik vena serta membantu proses berbicara,bernyanyi dan
sebagainya.
Secara fisiologisnya sistem respirasi mencakup dua proses yang saling bersangkutan
yaitu respirasi dalam (cellular respiration) dan respirasi luar (external respiration).4
13
Respirasi Internal:
Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan
oksigen(oxihemoglobin), mengitari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai
kapiler, di manadarah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut
oksigen dari hemoglobinuntuk memungkinkanoksigen berlangsung, dan
darah menerima, sebagai gantinya,hasil buangan oksidasi, yaitu karbon
dioksida
Perubahan-perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam
alveoli, yang disebabkan pernapasan externa dan pernapasan jaringan.
Udara (atmosfer) yang dihirup : Nitrogen 79%, oksigen 20%,
karbondioksida 0-04%. Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan
kelembabanatmosfer. Udara yang dihembuskan : Nitrogen 79%, oksigen
16%, karbondioksida4-0,4%. Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air
dan mempunyai suhu yangsama dengan badan (20% panas badan hilang
untuk pernapasan udara yang dikeluarkan).
Daya muat udara oleh paru-paru. Besar daya muat udara oleh paru-paru
ialah 4.500 ml sampai 5.000 ml atau 4,5 sampai 5 liter udara. Hanya
sebagian kecil dari udara ini,kira-kira sepersepuluhnya atau 500ml adalah
udara pasang-surut yaitu yang dihirup masuk dan dihembuskan keluar pada
pernapasan biasa
Kapasitas vital. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar
paru-paru pada penarikan napas dan pengeluaran napas paling kuat, disebut
kapasitasvital paru-paru. Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang
laki, normal 4-5liter dan pada seorang perempuan, 3-4 liter. Kapasitas itu
berkurang pada penyakitparu-paru, pada penyakit jantung (yang
menimbulkan kongesti paru-paru) dan pada kelemahan otot pernapasan.
Transport oksigen O2
14
Sekitar 97 - 98,5% Oksigen ditransportasikan dengan cara berikatan dengan Hb (HbO2/
oksihaemoglobin,) manakala sisanya larut dalam plasma. Secara sederhana, pengikatan oksigen
oleh hemoglobin dapat diperlihat-kan menurut persamaan reaksi bolak-balik berikut ini :
Hb4 + O2 4 Hb O2 (oksihemoglobin)
Pembentukan oksi hemoglobin dengan mudah berbalik (revesibel), memungkinkan disosisasi
Oksi Hb(pelepasan O2 dari Hb ) ke dalam jaringan. Kadar disosiasi oksi Hb ini dipengaruhi oleh
tekanan oksigen di medium sekeliling Hb,tekanan karbon dioksida,pH,suhu dan konsentrasi 2,3
BPG.
Transport karbon dioksida CO2
Pengangkutan CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 Cara yakni sebagai berikut.
oKarbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim
anhidrase (7% dari seluruh CO2).
oKarbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23%
dari seluruh CO2).
oKarbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai
pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya adalah sebagai berikut.
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO-3
Cara pertukaran gas
- Pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan kapiler darah
Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida antara udara alveolar dan darah pulmoner
terjadi melalui difusi pasif. Faktor terpenting yang menyebabkan difusi gas adalah
perbedaan tekanan parsil gas antara alveoli dan kapiler darah. Udara atmosfer mengandung
nitrogen, oksigen, uap air, karbon dioksida, dan gas-gas lain dalam jumlah yang sangat kecil
dan setiap gas dalam campuran gas memiliki tekanannya sendiri yang disebut tekanan
parsial.
Tekanan parsial gas-gas tersebut menentukan pergerakan oksigen dan karbon dioksida
antara atmosfer dan paru-paru, antara paru-paru dan darah, dan antara darah dengan sel-sel
tubuh. Setiap gas berdifusi melalui membran permeabel dari daerah dengan tekanan parsial
15
lebih tinggi ke daerah dengan tekanan parsial lebih rendah. semakin besar perbedaan
tekanan parsial, maka laju difusi gas akan semakin cepat.
a. Difusi antara alveoli dan kapiler darah paru
Proses difusi oksigen ke dalam dalam kapiler darah demikian juga difusi CO2 dari
kapiler darah dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi. Tekanan oksigen di
alveoli yang tinggi berbanding di kapiler darah menyebabkan O2 berdifusi dari alveoli
ke kapiler darah paru sehingga terjadi keseimbangan. Begitu juga keadannya CO2
yang terhasil dari proses metabolism kemudian akan meningkat di kapiler darah dan
berdifusi ke alveoli untuk dikeluarkan dari tubuh.
b. Difusi antara kapiler darah dan jaringan sel tubuh
Setelah transportasi maka terjadilah difusi gas pada sel/jaringan. Difusi gas pada
sel/jaringan terjadi karena tekanan parsial oksigen (PO2) intrasel atau jaringan selalu
lebih rendah dari PO2 kapiler karena O2 dalam sel selalu digunakan oleh sel.
Sebaliknya tekanan parsial karbon dioksida (PCO2) intrasel selalu lebih tinggi karena
CO2 selalu diproduksi oleh sel sebagai sisa metabolisme. Perbedaan tekanan parsiel O2
dan CO2 ini menyebabkan difusi O2 ke jaringan tubuh dan difusi CO2 ke kapiler
darah.
- Transportasi oksigen dan karbon dioksida( peredaran darah)
Setelah difusi maka selanjutnya terjadi proses transportasi oksigen ke sel-sel yang
membutuhkan melalui darah dan pengangkutan karbon dioksida sebagai sisa
metabolisme ke kapiler paru. Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah
tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah
dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai
peredaran darah ganda yang terdiri dari :
a. Peredaran darah sistemik(sirkulasi sistemik):
Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik
(ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar
16
dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbon dioksida
dibawa melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.
b. Peredaran darah pulmonal(sirkulasi pulmonal)
Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan
kembali ke jantung yang berfungsi antara lain membawa gas hasil pertukaran darah
kapiler darah paru. Darah yang kaya karbon dioksida dari ventrikel kanan dialirkan
ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru, darah tersebut bertukar
dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi
kiri jantung melalui vena pulmonalis.
Bufer
Satuan ukuran keseimbangan asam basa adalah pH yang menyatakan kepekaan
terhadap ion hydrogen dan keasaman zat yang ditimbulkannya. Ion-ion hydrogen(H+)dan
ion-ion hidroksil (OH) menentukan keasaman dan kebasaan suatu larutan. Gangguan
keseimbangan asam basa terjadi apabila nilai pH tubuh sedikit berkurang atau lebih
daripada normal yaitu 7.35-7.45. Gangguan ini terdiri daripada 2 jenis yaitu asidosis dan
alkalosis.
1. Asidosis
Terjadi apabila terjadi penambahan atau peningkatan konsentrasi ion hydrogen,maka
larutan darah akan lebih asam dan pH menurun daripada normal.
- Asidosis metabolik :
Terjadi penurunan bikarbonat dalam darah. Dikompensasi dengan cara
meningkatkan pengeluaran CO2 melalui pernapasan dalam dan panjang.
- Asidosis respiratorik :
Terjadi peningkatan asam karbonat(H2CO3) akibat penurunan ventilasi yang
meningkatkan konsentrasi CO2.Dikompensasi dengan cara meningkatkan
reabsorpsi HCO3 di ginjal yang seterusnya meningkatkan HCO3 - dalam darah.
2. Alkalosis
Terjadi apabila penurunan atau pengurangan konsentrasi ion hydrogen, maka
larutan darah bersifat lebih basa dan pH darah meningkat dari normal.
- Alkalosis metabolic:
17
Terjadi peningkatan bikarbonat dalam darah. Dikompensasi dengan cara retensi
CO2 yaitu melakukan pernapasan dangkal dan pendek.
- Alkalosis respiratorik :
Terjadi penurunan asam karbonat dalam darah. Dikompensasi dengan cara
meningkatkan resorbsi HCO3- dalam tubuli ginjal yang kemudiannya
meningkatkan kadar HCO3- dalam darah.5
Respirasi Eksternal
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas dan karbon dioksida.
Padapernapasan melalui paru-paru atau pernapasan externa, oksigen
dipungut melaluihidung dan mulut, pada waktu bernapas; oksigen masuk
melalui trakhea dan pipabronkhial ke alveoli, dan dapat erat hubungan
dengan darah di dalam kapilerpulmonaris.
Hanya satu lapis membran alveoli kapiler, memisahkan oksigen dari
darah.oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel
darah merahdan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arterike
semua bagian tubuh.Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen
100 mm Hg dan pada tingkatini hemoglobinnya 95 persen jenis oksigen.
Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan
metabolisme,menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke
alveoli dan setelahmelalui pipa bronkhial dan trakhea, dinapaskan keluar
melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau
pernapasan externa :
a.Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam
alveoli dengan udara luar.
b.Arus darah melalui paru-paru
c.Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat
dari setiapnya dapat mencapai semua bagian tubuh.
d.Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler.
CO2 lebih mudah berdifusi daripada oksigen
18
Semua proses ini diatur sedemikian rupa sehingga darah yang
meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu
gerak badan lebih banyak darah datang di paru-paru membawa terlalu
banyak CO2 dan terlampau sedikit O2;jumlah CO2 itu tidak dapat
dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteribertambah. Hal ini
merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk memperbesarkecepatan
dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi yang dengan
demikianterjadi mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak CO2.
Faktor yang mempengaruhi pernapasan
1. Aktifitas tubuh
Aktifitas otot dan proses pencernaan sangat mempengaruhi suhu tubuh. Pada
pagi hari jam 04.00 – 06.00 suhu tubuh paling rendah, sedangkan sore hari
sekitar jam 16.00 – 20.00 yang paling tinggi, perubahan suhu berkisar antara 1.1
– 1.6 C ( 2 – 3 F ).
2. Jenis Kelamin
Wanita lebih efisien dalam mengatur suhu internal tubuh dari pada pria, hal ini
disebabkan karena hormon estrogen dapat meningkatkan jaringan
lemak. Meningkatnya progesteron selama ovulasi akan meningkatkan suhu
wanita sekitar 0.3 – 0.5 C (0.5 – 1 F) sedangan estrogen dan testoteron dapat
meningkatkan Basal Metabolic Rate
3. Perubahan emosi
Emosi yang meningkat akan menambah kadar Adrenalin dalam tubuh sehingga
metabolisme meningkat dan suhu tubuh menjadi naik.
4. Perubahan Cuaca
Perubahan cuaca , Iklim, atau musim mempengaruhi Evaporasi, radiasi,
konveksi, konduksi, sehingga mempengaruhi metabolisme dan suhu tubuh
5. Makanan, minuman, rokok, dan lavemen
19
Makanan, minuman dan rokok dapat merubah suhu oral, misalkan Minum air es
dapat menurunkan suhu oral sekitar 0.9 C (1.6 F). Untuk itu dianjurkan
mengukur suhu oral sekitar 30 menit setelah makan, minum atau merokok.
Pusat pengaturan pernapasan
Mekanisme pernafasan diatur oleh dua faktor utama :
I. Pengendalian Oleh saraf (otomasi)
Terdiri daripada 3 bahagian yaitu:
1. Pusat respirasi
Pusat respirasi merupakan sekelompok neuron yang tersebar luas dan terletak
bilateral di dalam substansia retikularis medula oblongata dan pons. Pusat respirasi
dibagi menjadi DRG (Dorsal Respiratory Group) dan VRG (Ventral Respiratory
Group).
i. DRG merupakan kumpulan neuron yang mengatur kerja otot eksternal
interkostal dan otot diaphragm serta berfungsi pada seluruh proses respirasi
normal.
ii. VRG merupakan kumpulan neuron yang mengatur kerja otot respirasi
aksesori, yang berfungsi saat bernapas dengan kuat, yaitu saat inhalasi
maksimal dan ekshalasi aktif.
2. Pusat Apneustik
Terletak di pons bagian bawah .Berfungsi untuk membantu koordinasi transisi
antara inspirasi dan ekspirasi serta mengirim impuls ekshibisi ke area inspirasi .
Pusat ini berpengaruh tonik terhadap pusat inspirasi dan mengambat impulse
afferent melalui nervus vagus .
3. Pusat pneumotaksik
Terletak di pons bagian atas. Berfungsi membantu koordinasi transisi antara
inspirasi dan ekspirasi serta mengirim impuls inhibisi ke area inspirasi seterusnya
mencegah paru-paru terlalu mengembang.
D. Ganguan pernapasan
20
1. Hipoksia
Adalah defesiensi oksigen, yaitu kondisi berkurangnya kadar oksigen dibandingkan kadar
normalnya secara fisiologisnya dalam jaringan dan organ.
2. Hiperkapnia
Adalah peningkatan kadar karbon—dioksida, dalam cairan tubuh,sering disertai dengan
hipoksia.
3 Hipokapnia
Penurunan kadar karbon-dioksida ,biasa terjadi akibat hiperventilasi dan penurunan kadar
CO2 dapat menyebabkan alkalosis
4 Asfisia
Suatu kondisi hipoksia dan hiperkapnia akibat ketidak cukupan ventilasi
E. Pemeriksaan
I. Pemeriksaan fisik paru
Terdapat 4 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu :
1) Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa
melalui pengamatan. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh,
warna, bentuk, posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal
bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya.
2) Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah
instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang :
temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran,adanya tumor,patah tulang dan
lain-lain.
3) Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu
untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan
menghasilkan suara.Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan
konsistensi jaringan. Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :
- Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.
21
- Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada
pneumonia.
- Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung,
perkusi daerah hepar.
- Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong,
misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.
4) Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-
hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
II. Pemeriksaan fungsi paru
Spirometri merupakan pemeriksaan fungsi pulmonal yang mengukur seberapa bagus paru
mengambil dan melepaskan udara serta mengerakkan gas seperti oksigen dari atmosfir ke
dalam sirkulasi darah. Melalui pemeriksaan spirometri berikut volume dan kapasitas paru
dapat dideterminasi:3
Tidal Volume (TV) : Volume udara ketika ekspirasi atau inspirasi dalam 1 siklus
respirasi dengan kondisi rileks. Rata-rata yaitu sekitar 500 ml.
Volume cadangan inspirasi (IRV) : Volume udara maksimal yang dapat masuk paru
setelah melakukan inspirasi biasa. Rata-rata sekitar 3000ml.
Volume cadangan ekspirasi (ERV) : Volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan
setelah melakukan ekspirasi biasa.Rata-rata sekitar3500 ml.
Volume residu(RV): Volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah
melakukan ekspirasi maksimal. Rata-rata sekitar 1000 ml.
Kapasitas inspirasi (IC): Jumlah maksimal udara yang dapat di inspirasi setelah
melakukan ekspirasi normal. IC=TV+IRV
Kapasitas residue Fungsional (FRC): Jumlah udara yang masih terdapat dalam paru-paru
setelah melakukan ekspirasi biasa.FRC= ERV+RV
22
Kapasitas vital (VC): Jumlah maksimal udara yang dapat di ekspirasikan setelah
melakukan inspirasi maksimal. VC=IRV+TV+ERV.
Kapasitas paru total (TLC): Jumlah maksimal udara yang terdapat dalam paru-paru
setelah melakukan inspirasi maksimal.TLC=VC+RV.6
BAB III
KESIMPULAN
Sistem pernafasan terdiri daripada hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan
paru paru.
Dalam mekanismenya, Udara disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dan trakea,
dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbuka trakea
bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan kepada paru-paru .kedua-
dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada hujung bronkiol .Alveolus
mempunyai penyesuaian berikut untuk memudahkan pertukaran gas.
Jadi, sistem pernafasan adalah sistem dalam tubuh yang harus dijaga dan dipelihara,
karena system pernapasan adalah salah satu system tubuh yang tidak kalah penting dengan
system tubuh yang lainnya. Jika salah satu organ pernafasan rusak akan mengganggu organ
system pernafasan yang lain. Dengan bernapas kita bisa hidup dan melakukan segala aktivitas
kita.
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2003
2. Leeson.R.C,Leeson S Thomas,Papao A Anthony. Buku Ajar Histologi ( textbook of
histology). Jakarta : penerbit Buku Kedokteran.
3. Wibawani Ninik. Bahan Kuliah Blok 7 Respirasi 1. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Krida Wacana; 2010
4. Guyton C Arthur.Fisiologi Manusia dan Mekanisme penyakit.edisi 3.Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC;1990
5. www. Medscape.com di unduh pada tangal 30-05-2010
6. Sherwood lauralee.Fisiologi Manusia dari sel ke sistem.edisi 2.Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2001.
24