pbl 7 asma.doc

37
Kelainan struktur dan fungsi pernafasan pada penderita asma. Nur Hidayah Binti Dzulkifly Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 102012522 [email protected] _________________________________________________________ ____________ Scenario. Seorang perempuan usia 18 tahun dating ke klinik dengan keluhan batuk dan sesak napas. Selama pemeriksaan terdengar bunyi napas wheezing pada pasien. . Struktur Saluran Pernafasan Secara Makro Sistem pernapasan melibatkan rongga hidung, nasi, dan bagian atas laryngopharinx, laring, trakea, bronchi, 1

Upload: kitty-yaya

Post on 24-Dec-2015

260 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: pbl 7 asma.doc

Kelainan struktur dan fungsi

pernafasan pada penderita asma.Nur Hidayah Binti Dzulkifly

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

102012522

[email protected]

_____________________________________________________________________

Scenario.Seorang perempuan usia 18 tahun dating ke klinik dengan keluhan batuk dan sesak

napas. Selama pemeriksaan terdengar bunyi napas wheezing pada pasien.

. Struktur Saluran Pernafasan Secara Makro

Sistem pernapasan melibatkan rongga hidung, nasi, dan bagian atas

laryngopharinx, laring, trakea, bronchi, dan cabang-cabang pulmonal bronchi

tersebut. Jaringan paru sebagai kumpulan seluruh cabang pulmonal bronchi berada

dalam rongga potensial, yakni cavum pleura, terlindung oleh dinding thorax. Suara

merupakan hasil dari organ yang berhubungan dengan sistem pernapasan ini.

Rongga hidung merupakan organ pernapasan, penghidu, pertukaran panas dan

penguapan air.

Hidung

1

Page 2: pbl 7 asma.doc

Ada 3 struktur penting dari anatomi hidung, yaitu dorsum nasi (batang hidung),

septum nasi, cavum nasi.

Dorsum Nasi (Batang Hidung)

Ada 2 bagian yang membangun dorsum nasi, yaitu :

1. Bagian kaudal dorsum nasi.

2. Bagian kranial dorsum nasi.

Bagian kaudal dorsum nasi merupakan bagian lunak dari batang hidung yang

tersusun oleh kartilago lateralis dan kartilago alaris. Jaringan ikat yang keras

menghubungkan antara kulit dengan perikondrium pada kartilago alaris. Bagian

kranial dorsum nasi merupakan bagian keras dari batang hidung yang tersusun oleh

os nasalis kanan & kiri dan prosesus frontalis ossis maksila.

Septum Nasi

Fungsi septum nasi antara lain menopang dorsum nasi (batang hidung) dan membagi

dua kavum nasi. Ada 2 bagian yang membangun septum nasi, yaitu :

1. Bagian anterior septum nasi.

2. Bagian posterior septum nasi.

Bagian anterior septum nasi tersusun oleh tulang rawan yaitu kartilago

quadrangularis. Bagian posterior septum nasi tersusun oleh lamina perpendikularis

os ethmoidalis dan vomer. Kelainan septum nasi yang paling sering kita temukan

adalah deviasi septi.

Kavum Nasi

Ada 6 batas kavum nasi, yaitu :

1. Batas medial kavum nasi yaitu septum nasi.

2. Batas lateral kavum nasi yaitu konka nasi superior, meatus nasi superior,

konka nasi medius, meatus nasi medius, konka nasi inferior, dan meatus nasi

inferior.

3. Batas anterior kavum nasi yaitu nares (introitus kavum nasi).

4. Batas posterior kavum nasi yaitu koane.

5. Batas superior kavum nasi yaitu lamina kribrosa.

6. Batas inferior kavum nasi yaitu palatum durum.

Sinus Paranasalis

Ada 2 golongan besar sinus paranasalis, yaitu :

2

Page 3: pbl 7 asma.doc

Golongan anterior sinus paranasalis, yaitu sinus frontalis, sinus ethmoidalis

anterior, dan sinus maksilaris.

Golongan posterior sinus paranasalis, yaitu sinus ethmoidalis posterior dan

sinus sfenoidalis.

Ostia golongan anterior sinus paranasalis berada di meatus nasi medius. Ostia

golongan posterior sinus paranasalis berada di meatus nasi superior. Pus dalam

meatus nasi medius akan mengalir ke dalam vestibulum nasi. Pus dalam meatus nasi

superior akan mengalir ke dalam faring.1

Faring (Tekak)

Pharynx adalah saluran berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai

persambungannya dengan oesophagus sebatas tulang rawan cricoid. Terletak di

belakang larynx (laryngopharyngeal). Di sebelah dorsal dan lateral pharynx terdapat

jaringan penyambung longgar yang menempati spatium peripharyngeal.

Pharynx dibagi menjadi tiga bagian, yakni:

Nasopharynx (Epipharyx)

Nasopharynx berada di sebelah dorsal hidung dan sebelah cranial palatum

molle. Nasopharyngx dan oropharyx berhubungan melalui isthmus

pharyngeum yang dibatasi oleh tepi pallatum molle dan dinding posterior

pharynx. Sewaktu proses menelan dan berbicara isthmus pharyngeum

tertutup oleh elevasi pallatum molle dan pembentukan lipatan Passavant di

dinding dorsal pharynx. Pada masing-masing dinding lateral nasopharynx

dijumpai ostium pharyngeal tuba auditivae, yakni di seblah dorsal dan

caudal ujung posterior concha nasalis inferior.

Oropharynx (Mesopharyx)

Oropharynx terbentang mulai dari palatum molle sampai tepi atas epiglottis

atau setinggi corpus vertebra cervical 2 dan 3 bagian atas. Di sebelah ventral

berhubungan dengan cavum oris melalui isthmus oropharyngeum dan

berhadapan dengan aspek pharyngeal lidah. Pada tiap sisi arcus

palatopharyngeus dan arcus palatoglossus membentuk sinus tonsillaris yang

berbentuk sgitiga dan berisi tonsila palatina.

Laryngpharynx (hipopharynx)

3

Page 4: pbl 7 asma.doc

Laryngopharynx membentang dari tepi cranial epiglottis sampai tepi inferior

cartilago cricoidea atau mulai setinggi bagian bawah corpus vertebra cervical

3 sampai bagian atas vertebra cervical 6. Ke arah caudal dilanjutkan sebagai

oesophagus. Di dinding anterior terdapat pintu masuk ke dalam larynx

(Aditus laryngis) dan di bawah aditus laryngis ini terdapar permukaan

posterior cartilago arytaenoidea dan cartilago cricoidea.

Laring (pangkal Tenggorok)

Laring merupakan struktur kompleks yang telah berevolusi yang menyatukan

trakea dan bronkus dengan faring sebagai jalur aerodigestif umum. Laring memiliki

kegunaan penting yaitu (1) ventilasi paru, (2) melindungi paru selama deglutisi

melalui mekanisme sfingteriknya, (3) pembersihan sekresi melalui batuk yang kuat,

dan (4) produksi suara. Secara umum, laring dibagi menjadi tiga: supraglotis, glotis

dan subglotis. Supraglotis terdiri dari epiglotis, plika ariepiglotis, kartilago aritenoid,

plika vestibular (pita suara palsu) dan ventrikel laringeal. Glotis terdiri dari pita suara

atau plika vokalis. Daerah subglotik memanjang dari permukaan bawah pita suara

hingga kartilago krikoid. Ukuran, lokasi, konfigurasi, dan konsistensi struktur

laringeal, unik pada neonatus.

Laring dibentuk oleh kartilago, ligamentum, otot dan membrana mukosa.

Terletak di sebelah ventral faring, berhadapan dengan vertebra cervicalis 3-6. Berada

di sebelah kaudal dari os hyoideum dan lingua, berhubungan langsung dengan

trakea. Di bagian ventral ditutupi oleh kulit dan fasia, di kiri kanan linea mediana

terdapat otot-otot infra hyoideus. Posisi laring dipengaruhi oleh gerakan kepala,

deglutisi, dan fonasi.

Kartilago laring dibentuk oleh 3 buah kartilago yang tunggal, yaitu kartilago

tireoidea, krikoidea, dan epiglotika, serta 3 buah kartilago yang berpasangan, yaitu

kartilago aritenoidea, kartilago kornikulata, dan kuneiform. Selain itu, laring juga

didukung oleh jaringan elastik. Di sebelah superior pada kedua sisi laring terdapat

membrana kuadrangularis. Membrana ini membagi dinding antara laring dan sinus

piriformis dan dinding superiornya disebut plika ariepiglotika. Pasangan jaringan

elastik lainnya adalah konus elastikus (membrana krikovokalis). Jaringan ini lebih

kuat dari pada membrana kuadrangularis dan bergabung dengan ligamentum vokalis

4

Page 5: pbl 7 asma.doc

pada masing-masing sisi. Otot-otot yang menyusun laring terdiri dari otot-otot

ekstrinsik dan otot-otot intrinsik. Otot-otot ekstrinsik berfungsi menggerakkan laring,

sedangkan otot-otot intrinsik berfungsi membuka rima glotidis sehingga dapat dilalui

oleh udara respirasi. Juga menutup rima glotidis dan vestibulum laringis, mencegah

bolus makanan masuk ke dalam laring (trakea) pada waktu menelan. Selain itu, juga

mengatur ketegangan (tension) plika vokalis ketika berbicara. Kedua fungsi yang

pertama diatur oleh medula oblongata secara otomatis, sedangkan yang terakhir

oleh korteks serebri secara volunter.

Rongga di dalam laring dibagi menjadi tiga yaitu, vestibulum laring, dibatasi

oleh aditus laringis dan rima vestibuli. Lalu ventrikulus laringis, yang dibatasi oleh

rima vestibuli dan rima glotidis. Di dalamnya berisi kelenjar mukosa yang membasahi

plika vokalis. Yang ketiga adalah kavum laringis yang berada di sebelah ckudal dari

plika vokalis dan melanjutkan diri menjadi kavum trakealis. Laring pada bayi normal

terletak lebih tinggi pada leher dibandingkan orang dewasa. Laring bayi juga lebih

lunak, kurang kaku dan lebih dapat ditekan oleh tekanan jalan nafas. Pada bayi laring

terletak setinggi C2 hingga C4, sedangkan pada orang dewasa hingga C6. Ukuran

laring neonatus kira-kira 7 mm anteroposterior, dan membuka sekitar 4 mm ke arah

lateral. Laring berfungsi dalam kegiatan Sfingter, fonasi, respirasi dan aktifitas

refleks. Sebagian besar otot-otot laring adalah adduktor, satu-satunya otot abduktor

adalah m. krikoaritenoideus posterior. Fungsi adduktor pada laring adalah untuk

mencegah benda-benda asing masuk ke dalam paru-paru melalui aditus laringis.

Plika vestibularis berfungsi sebagai katup untuk mencegah udara keluar dari paru-

paru, sehingga dapat meningkatkan tekanan intra thorakal yang dibutuhkan untuk

batuk dan bersin. Plika vokalis berperan dalam menghasilkan suara, dengan

mengeluarkan suara secara tiba-tiba dari pulmo, dapat menggetarkan (vibrasi) plika

vokalis yang menghasilkan suara. Volume suara ditentukan oleh jumlah udara yang

menggetarkan plika vokalis, sedangkan kualitas suara ditentukan oleh cavitas oris,

lingua, palatum, otot-otot facial, dan kavitas nasi serta sinus paranasalis.

Trakea

Trachea merupakan pipa panjang yang terbentuk dari cincin-cincin kartilago

dan selaput fibro-muskular, dan merupakan lanjuta dari larynx. Ujung caudal

5

Page 6: pbl 7 asma.doc

terbelah menjadi brohus principalis, dan bifurcationa terletak agak ke kanan dari

bidang sagital. Trachea memiliki cincin berjumlah 16-20, dan masing-masing cincin

berbentuk huruf U yang membatasi 2/3 dinding anterior. Bagian posterior ditutupi

oleh jaringan fibro-elastik dan otot polos.Cincin trachea terakhir menebal dan

melebar di tengah dan tepi bawah, yaitu carina, yang merupakan taju berbentuk

kuku segitiga yang melengkung ke bawah dan belakang di antara broncii dan cabang-

cabang pulmonal. Ke arah distal cincin-cincin tulang rawan makin tidak teratur dan

pada pangkal bronkiolus menghilang.

Bronchus

Setinggi diskus intervertebrale thoracalis 4/5 trachea bercabang menjadi

bronchus primer/principales dexter dan sinister. Bronchus principales dexter lebih

lebar, lebih pendek dan lebih vertikal, menjelaskan kekerapan benda asing yang

tersedak lebih sering memasuki bronchus principales dexter daripada yang sinister.

Lanjutan bronchus principales ini melintasi aspek posterior arteri tersebut; setinggi

vertebra thoracal lima bronchus tersebut memasuki hilus paru di sebelah postero-

inferior terhadap arterinya dan selanjutnya bercabang menjadi bronchus-bronchus

sekunder (lobaris) lobus medius dan inferior.

Bronchus lobus superior kanan (eparterialis) berpangkal dari aspek lateral

bronchus principales dan melintas ke arah superolateral untuk memasuki hilus. Kira-

kira 1 cm dari pangkalnya, bronchus ini mempercabangkan dua brochus

segmentorum/tertier.

Bronchus lobus medius dipercabangkan sekitar 2 cm di sebelah kaudal

pangkal bronchus lobus medius. Sedikit di sebelah kaudal terdapat pangkalnya,

bronchus lobus inferior tersebut mempercabangkan lima bronchus segmentorum.

Bronchus princepales sinister lebih sempit dan kurang vertikal dari yang kanan

dan panjangnya hampir 5 cm. Bronchus ini melintas ke arah inferior kiri menuju

arcus aortae, menyilang oesophagus, ductus thoracicus dan aorta descendens di

sebelah anterior. Pada mulanya bronchus principales berada di sebelah dorsal dan

selanjutnya di sebelah inferior arteri pulmonalis kiri serta memasuki hilus kiri setinggi

vertebra thoracal keenam. Setelah memasuki hilus, bronchus principales ini

6

Page 7: pbl 7 asma.doc

bercabang menjadi bronchus-bronchus sekunder (lobaris) lobus superior dan

inferior.

Bronchus sekunder lobus superior kiri berasal dari aspek anterolateral

bronchus principales sinister, melengkung ke lateral dan bercabang menjadi empat

bronchus segmentorum. Bronchus sekunder lobus inferior kiri turun posterolateral

sejauh 1 cm dan selanjutnya memberikan empat cabang bronchus segmentorum.

Bronkiolus

Bronkiolus adalah percabangan dari bronkus. Saluran ini lebih halus dandindingnya

lebih tipis. Bronkiolus kiri berjumlah dua.Sedangkan bronkiolus

kanan berjumlah tiga.Percabangan ini membentuk cabang yang lebih halus

seperti pembuluh.Setelah melalui saluran hidung dan faring, tempat pernapasan

dihangatkan dandilembabkan dengan uap air, udara inspirasi berjalan menuruni

trakea, melalui bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorius, duktus

alveolaris, sakus alveolaris danalveolus. Antara trakea dan dan sakus alveolaris

terdapat 23 kali percabangan pertamasaluran udara. 16 percabangan pertama

saluran udara merupakan zona konduksi yangmenyalurkan udara kelingkungan luar.

Bagian ini terdiri dari bronkus, bronkiolusterminanalis. Tujuh percabangan

berikutnya merupakan zona peralihan dari zonarespirasi, tempat terjadinya

pertukaran gas dan terdiri dari bronkiolus respiratoriusmduktus alveolaris, sakus

alveolaris dan alveol

Pulmo

Paru memilki apex, basis, 3 tepi, dan 2 permukaan. Bentuk paru menyerupaui

separuh kerucut. Normalnya paru kanan lebih besar dari paru kiri, karena

mediastinum meidus yang berisi jantung, menonjol kea rah kiri daripada kea rah

kanan. Basis paru berbentuk semilunar dan konkaf, terbaring pada permukaan

superior diaphragm,. Yang memisahakn paru kanan dari lobus dexter hepatis, dan

paru kiri dari lobus sinister dari lobus sinister hepatis Di sebelah posterolateral

terdapat recessus costodiaphragmaticus. Permukaan costalis tampak konveks dan

memperlihatkan alur-alur yang sesuai denan iga-iga yang menutupinya. Pada bagian

7

Page 8: pbl 7 asma.doc

media, paru dibagi menjadi permukaan posterior, yang berhubungan dengan

vertebra thoracal, dan bagian anterior yang membentuk impresio cardiac.

Akar paru dibentuk oleh bronchus principalis, A. pulmonalis, 2 v. pulmonalis, A. dan

vv. Bronchiales, plexus otonom pulmonalis, pembuluh-pembuluh getah bening dan

nnII. Bronchopulmonalis. Semua saluran-saluran tadi terbungkus oleh lengan semu

baju pleura. Hilus pulmonalis tereltak setinggi vertebra thoraacl 5-7. Pada bagian

inferior hilus, terdapat lig. Pulmonale . Paru kiri dibagi menjadi 2 lobus, yaitu lobus

superior dan inferior yang dibagi oleh fissure oblique. Paru kana dibagi menjadi lobus

superior, medius, dan inferior, dan dibagi oleh 2 fissura, yaitu fissura oblique, yang

memisahkan lobus inferior dan medius, dan fissura horizontalis, yang memisahakan

lobus superior dengan lobus medius. 2

Diafragma

Diafragma memisahkan rongga toraks dan abdomen. Strukturnya terdiri dari bagian

muskularis perifer yang berinsersi di aponeurosis anterior-tendon.

Bagian muskularisnya memiliki tiga asal komponen.

Bagian vertebralis : terdiri dari ligamentum krura dan arkuata.

o Kruris dekstra berasal dari bagian depan korpus vertebra L1-L3 dan

diskus intervertebralisnya. Sebagian serabut dari kruris dekstra

melewati bagian bawah esophagus.

o Kruris sinistra hanya keluar dari L1 dan L2

o Ligamentum arkuata mediale terdia dari fasia yang menebal dan

menutupi m.psoas mayor dan melekat ke medial ke korpus vertebra

L1 dan di lateral prosesus transverses L1. Ligamentum arkuata laterale

terdiri dari fasia yang menutupi mm. kuadratus lumborum dari

prosesus transverses l1 di medial ke kosta 12 di lateral.

o Ligamentum arkuata medianus adalah arkus fibrosum yang

menghubungkan kruris fibrosum yang menghubungkan kruris dekstra

dan sisnistra.

Bagian kostalis : melekat ke aspek terdalam dari keenam kosta terbawah.

Bagian sternalis : terdiri dari dua lembaran kecil yang keluar dari permukaan

dalam prosessus xifoideus.

8

Page 9: pbl 7 asma.doc

Struktur Saluran Pernafasan Secara MikroskopisSecara mikroskopis, sistem respirasi pada manusia dapat dilihat dari segi

histologinya, yaitu sebagai berikut :

a. Hidung

Hidung merupakan organ yang berongga dengan dinding yang tersusun

oleh jaringan tulang, tulang rawan hialin, otot, jaringan pengikat.

Kulit luar :

- epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk

- rambut-rambut halus

- kelenjar sebasea dan kelenjar keringat

Vestibulum nasi :

- Terdapat vibrissae – rambut yang bersifat kaku yang berfungsi untuk

menghalangi debu dan kotoran yang ikut dihirup

- Terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar keringat

Di dinding lateral ada 3 tonjolan :

1. Konka nasalis superior --- epitel khusus/olfaktorius :

1. Sel olfaktorius – diantara sel basal dan sel penyokong;

neuron bipolar dengan dendrit ke permukaan dan

menggelembung; aksok tidak bermielin.

2. sel penyokong/sustentakuler – sel silindris tinggi dengan

bagian apex lebar dan basal menyempit; inti lonjong;

terdapat mikrovili di permukaan; terdapat granula kuning di

permukaan.

3. sel basal – bentuk segitiga; inti lonjong; merupakan reserve

cell/sel cadangan yang akan membentuk sel penyokong dan

mungkin menjadi sel olfaktorius.

4. sel sikat – mempunyai mikrovili di bagian apikal; lamina

propria mempunyai banyak vena, mengandung kelenjar

terutama serosa, berperan untuk membasahi epitel dan silia,

dan juga sebagai pelarut zat-zat kimia.

9

Page 10: pbl 7 asma.doc

b. Konka nasalis media --- epitel bertingkat torak bersilia bersel

goblet (menghasilkan lendir)

c. Konka nasalis inferior --- epitel bertingkat torak bersilia bersel

goblet ; terdapat plexus venosus (menghangatkan udara)

Sinus paranasalis – epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet; lamina propria lebih

tipis dari kavum nasi dan melekat pada peritonium dibawahnya; kelenjar-kelenjar

memproduksi mukos, termasuk :

1. sinus maxilaris

2. sinus frontalis

3. sinus sphenoidalis

4. sinus ethmoidalis

b. Faring

1. Nasofaring

Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet

Pada lamina prorpia terdapat kelenjar campur

Pada bagian posterior terdapat jaringan limfoid

2. Orofaring

Epitel berlapis gepeng

Bagian atas jadi epitel mulut dan bagian bawah jadi epitel esophagus

Terdapat tonsila palatina

3. Laringofaring

Epitel bervariasi, sebagian besar epitel berlapis gepeng tanpa lapisan

tanduk

c. Laring

Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Dindingnya adalah :

Tulang rawan hialin - 1 tulang rawan tiroid, 1 tulang rawan krikoid, 2

tulang rawan aritenoid (ujung tulang rawan aritenoid – tulang rawan

elastis).

Tulang rawan elastin - 1 tulang rawan epiglotis, 2 tulang rawan

kuneiformis, 2 tulang rawan kornikulata

Jaringan ikat

M. Vokalis -- otot skelet

10

Page 11: pbl 7 asma.doc

Kelenjar campur

Epiglotis – tulang rawan elastis; epitel bertingkat torak bersilia bersel

goblet pada permukaan laringeal; epitel berlapis gepeng tanpa

lapisan tanduk pada permukaan lingual

d. Trakhea

Cincin tulang rawan dihubungkan oleh jaringan penyambung retikulin

(ligamentum enulare)

Mukosa trakea – epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet

Tunika submukosa – jaringan ikat jarang, lemak, kelenjar campur

Tunika adventisia – terdapat kelenjar campur; jaringan fibroelastis yang

berhubungan dengan perikondriumsebelah luar pars kartilagenia

Sel-sel epitel trakhea :

1. Sel goblet – mensintesa dan mensekresi lendir; mempunyai aparatus

Golgi dan RE kasar; sifat sekresi apokrin

2. Sel sikat – mikrovili di apex; berbentuk seperti sikat

3. Sel basal – sel induk, bermitosis dan berubah menjadi sel lain

4. Sel sekretorik bergranul – pada sitoplasma; granula mengandung

katekolamin; mengatur sekresi mukosa dan serosa

e. Bronkhus

Bronkhus ekstrapulmonal – sama dengan trakhea diameter lebih kecil

Bronkhus intrapulmonal :

- Mukosa berbentuk lipatan

- Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet

- Membrana basalis lebih jelas

- Lamina propria (jaringan ikat jarang, serat elastis dan muskulus polos spiral,

noduli limfatisi, kelenjar bronkialis)

- Bentuk sferis

- Tulang rawan tidak beraturan

f. Bronkhiolus

Tulang rawan tidak ada

11

Page 12: pbl 7 asma.doc

Epitel selapis torak bersilia, sel goblet (sebagian ada atau tidak ada)

Lamina propria (tipis, tanpa kelenjar atau noduli limfatisi, otot polos, serat

elastin)

Bronkhiolis terminalis – epitel selapis torak bersilia, bersel goblet/epitel

selapis torak rendah

Bronkhiolus respiratorius – epitel torak rendah/epitel selapis kubis, dengan

atau tanpa silia, tanpa sel goblet

g. Duktus alveolaris

Dinding tipis

Epitel selapis gepeng (sel alveolar tipe 1)

Jaringan ikat fibroelastis, sebagian ada otot polos

h. Sakus alveolaris

Serat elastin dan serat retikulian

Sudah tidak ada otot polos

i. Alveoli

Kantong-kantong kecil terdiri dari selapis sel

Disekitar alveolis terdapat serat elastin dan serat kolagen

j. Alveolus

Epitel selapis gepeng

Terdapat lubang-lubang kecil pada dinding alveolus disebut poros/stigma

alveolaris

Sel-sel:

- Sel alveolar tipe 1 / sel epitel alveoli / sel alveolar kecil / pneumonosit tipe

1 (inti gepeng, sitoplasma tipis, mempunyai membrana basalis)

- Sel alveolar tipe 2 / sel septal / sel alveolar besar / pneumonosit 2 (inti

kubis, sekresi surfaktan)

- Sel alveolar fagosit (asal dari sirkulasi darah/monosit darah disebut juga

Dust cell/sel debu, membersihkan permukaan epitel alveoli). Sel endotel

kapiler (melaipisi kapiler darah, epitel selapis gepeng)3

Fungsi Saluran Pernafasan dan Mekanisme Pernafasan

12

Page 13: pbl 7 asma.doc

Fungsi utama pernapasan adalah untuk memperoleh O2 agar dapat

digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeliminasi CO2 yg dihasilkan oleh sel. Dalam

fisiologis pernapasan memiliki makna yang lebih luas. Respirasi Internal / seluler

mengacu kepada proses metabilosme intrasel yang berlangsung dalam mitokondria,

yang menggunakan O2 dan meenghasilkan CO2. Respirasi Eksternal mengacu kepada

keseluruhan rangkaian kejadian yang terlibat dalam pertukaran O2 dan CO2 antara

lingkungan eksternal dan sel tubuh. Pernapasan eksternal mencakup :

1. Udara secara bergantian bergerak masuk keluar paru, sehingga dapat terjadi

pertukaran anatara atmosfer (lingkunagn eksternal) dan katung udara

(alveolus) paru. Pertukaran ini dilaksanakan oleh kerja mekanis pernapasan

atau ventilasi. Kecepatan ventilasi diatur sedemikian rupa, sehingga aliran

dara antara atmosfer dan alveolus disesuaikan dengan kebutuhan metaboloik

tubuh untuk menyerap O2 dan mengeluarkan CO2.

2. Oksigen dan CO2 dipertukarkan antara udara di alveolus dan darah didalam

kapiler pulmonalis (paru) melalui proses Difusi.

3. Oksigen dan CO2 diangkut oleh darah antara paru dan jaringan.

4. Pertukan O2 dan Co2 terjadi antara jaringan dan darah melalui proses difusi

melintasi kapiler sistemik (jaringan)

Sistem pernafasan juga melakukan fungsi nonrespirasi lain berikut ini :

Menyediakan jalan untuk mengelurakan air dan panas. Udara atmosfer yg

dihirup dilembabkan dan dihangatkan oleh jalan nafas sebelum udara

tersebut dikeluarkan. Pelembaban udara yang dihirup ini penting dilakukan

agar dinding alveolus tidak mengering. Oksigen dan CO2 tidak dapat

berdifusi melintasi membran yang kering.

Menigkatkan aliran balik Vena

Berperan dalam memelihara keseimbangan asam basa normal dengan

mengubah jumlah CO2 penghasil asam (H+) yang dikeluarkan.

Memungkinkan kita berbicara menyanyi dan vokalisasi lain

Mempertahankan tubuh dari invasi bahan asing.

Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan, atau menginaktivkan berbagai

13

Page 14: pbl 7 asma.doc

bahan yang melewati sirkulasi paru. Semua darah yang kembali ke jantung

dari jaringan harus melewati paru sebelum dikembalikan ke sirkulasi

sistemik.

Mekanika Pernapasan

Hubungan timbal balik antara tekanan atmosfir, tekanan intraalveolus dan

tekanan intrapleura penting dalam mekanika pernapasan. Udara cenderung berubah

berselang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah,

yaitu menuruni gradien tekanan. Udara mengalir masuk dan keluar paru selama

proses bernafas dengan mengikuti penurunan gradient tekanan yang berubah

berselang seling antara alveolus dan atmosfir akibat aktifitas siklik otot-otot

pernapasan. Terdapat tiga tekanan berbeda yang penting oada ventilasi :

1. Tekanan Atmosfir (Barometrik) adalah tekanan yang ditimbulkan oleh

berat udara diatmosfir terhadap benda-benda di permukaan bumi. Di

ketinggian permukaan laut, tekanan ini sama dengan 760mmHg. Tekanan

atmosfir berkurang seiring dengan penambahan ketinggian diatas

permukaan laut karena kolom udara diatas permukaan bumi

menurun.dapat terjadi fluktuasi minor tekanan atmosfir akibat

perubahan kondisi-kondisi cuaca ( yaitu, pada saat tekanan barometric

meningkat/menurun).

2. Tekanan intra-alveolus, yang juga dikenal sebagai tekanan

intrapulmonalis, adalah tekanan didalam alveolus. Karena alveolus

berhubungan dengan atmosfir melalui saluran pernafasan, udara dengan

cepat menglir mengikuti penurunan gradient tekanan setiap kali terjadi

perbedaan antara tekanan intra-alveolus dan tekanan atmosfir; udara

terus mengalir sampai tekanan keduanya simbang.

3. Tekanan Intra-pleura, adalah tekanan didalam kantung pleura. Tekanan

ini juga dikenal sebagai tekanan intra toraks, yaitu tekanan yang terjadi

diluar paru didalam rongga toraks. Tekanan intra-pleura biasanya lebih

kecil daripada tekanan atmosfir, rata-rata 756mmHg saat istirahat.

Tekanan intra-pleura tidak diseimbangkan dengan tekanan atmosfir atau

intra-alveolus, karena tidak terdapat hubungan langsung antara rongga

pleura dan atmosfir/ paru. Karena kantung pleura adalah suatu kantung

14

Page 15: pbl 7 asma.doc

tertutup tanpa lubang, udara tidak dapat masuk/keluar walaupun

terdapat gradient konsentrasi antara kantung itu dan sekitarnya.

Ventilasi, atau bernafas, adalah proses pergerakan udara masuk keluar paru

secara berkala sehingga udara alveolus yang lama dan telah ikut serta dalam

pertukara O2 dan CO2 dengan darah kapiler paru diganri oleh udara atmosfir segar.

Ventilasi secara mekanis dilaksanakan dengan mengubah-ubah secara berselamg

seling arah gradient tekanan untuk aliran udara antara atmosfir dan alveolus melalui

ekspansi dan penciutan berkala paru. Kontraksi dan relasasi otot-otot inspirasi

(terutama diafragma) yang berganti-ganti secara tidak langsung menimbulkan inflasi

dan deflasi periodic paru dengan secara berkala mengembang kempiskan rongga

toraks, dengan paru secara pasif mengikuti gerakannya. Karena kontraksi otot

inspirasi memerlukan energy, inspirasi adalah proses aktif, tetapi ekspirasi adalah

proses pasif pada bernafas tenang karena ekspirasi terjadi melalui penciutan elastic

paru sewaktu otot-otot ekspirasi melemas tanpa memerlukan energy. Untuk

ekspirasi aktif yang lebih kuat, kontraksi otot-otot ekspirasi (otot abdomen) semakin

memeperkecil ukuran rongga torak dan paru, yang semakin meningkatkan gradient

tekanan intra-alveolus terhadap atmosfir. Semakin besar gradient antara alveolus

dan atmosfir (dalam kedua arah), semakin besar laju aliran darah, karena udara terus

mengalir sampai tekanan intra-alveolus seimbang dengan tekanan atmosfir.

Mekanisme Pernafasan Manusia.

Pada saat bernafas terjadi kegiatang inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah

pemasukan gas O2 dan udara atmosfer ke dalam paru-paru, sedangkan espirasi

adalah pengeluaran gas CO2 dan uap air dari paru-paru ke luar tubuh.setiap

menitnya kita melakukan kegiatang inspirasi dan espitrasi kurang lebih 16-18 kali.

Inspirasi

Kontraksi otot inspirasi

Sebelum inspirasi dimulai, otot-otot pernapasan berada dalam keadaan lemas,

tidak ada udara yang mengalir, dan tekanan intra-alveolus setara dengan tekanan

atmosfer. Otot inspirasi utama-otot yang berkontraksi untuk melakukan inspirasi

sewaktu bernapas tenang-adalah diafragma (dipersarafi N. Phrenicus) dan M.

15

Page 16: pbl 7 asma.doc

Interkostal eksternal. Diafragama dalam keadaan normal berntuk kubah yang

menonjol ke atas ke dalam rongga thoraks. Ketika berkontraksi ( pada stimulasi oleh

saraf frenikus), diafragma turun dan memperbesar volume rongga thoraks dengan

meningkatkan ukuran vertikal (atas ke bawah). Dinding abdomen, jika melemas,

menonjol keluar sewaktu inspirasi karena diafragma yang turun menekan isi abdomen

ke bawah dan ke depan. 75% pembesaran rongga thoraks sewaktu bernapas tenang

dilakukan oleh kontraksi diafragma.

Dua set otot interkostal terletak antara iga-iga. M. Interkostal eksternal terletak

di atas m. Interkostal internal. Kontraksi m. Interkostal eksternal, yang serat-seratnya

berjalan ke bawah dan depan antara dua iga yang berdekatan, memperbesar rongga

thoraks dalam dimensi lateral (sisi ke sisi) dan anteroposterior (depan ke belakang).

Ketika berkontraksi, m. Interkostal eksternal mengangkat iga dan selanjutnya sternum

ke atas dan ke depan. Saraf interkostal mengaktifkan otot-otot interkostal ini.

Sebelum inspirasi, pada akhir ekspirasi sebelumnya, tekanan intra-alveolus

sama dengan tekanan atmosfer, sehingga tidak ada udara megalir masuk atau keluar

paru. Sewaktu rongga thoraks membesar, paru juga dipakasa mengembang untuk

mengisi rongga thoraks yang lebih besar. Sewaktu paru membesar, tekanan intra-

alveolus turun karena jumlah molekul udara yang sama kini menempati volume paru

yang lebih besar.

Pada gerakan isnpirasi biasa, tekanan intra-alveolus turun 1 mmHg menjadi

759 mmHg. Karena tekanan intra-alveolus sekarang lebih rendah dari pada tekanan

atmosfer maka udara mengalir ke dalam paru mengikuti penurunan gradien tekanan

dari tekanan tinggi ke rendah. Udara terus masuk ke paru sampai tidak ada lagi

gradien-yaitu, sampai tekanan intra-alveolus setara dengan tekanan atmosfer. Karena

itu, ekspansi paru tidak disebabkan oleh udara masuk ke dalam paru; udara mengalir

ke dalam paru karena turunnya tekanan intra-alveolus yang ditimbulkan oleh ekspansi

paru.

Sewaktu inspirasi, tekanan intrapleura turun menjadi 754 mmHg akibat

ekspansi thoraks. Peningkatan gradien tekanan transmural yang terjadi sewaktu

inspirasi memastikan bahwa paru teregang untuk mengisi rongga thoraks yang

mengembang.5

Peran otot inspirasi tambahan

16

Page 17: pbl 7 asma.doc

Inspirasi dalam dapat dilakukan dengan mengontraksikan diafragma dan otot

interkostal eksternal secara lebih kuat dengan mengaktifkan otot inspirasi tambahan

(aksesorius) untuk semakin memperbesar rongga thoraks. Kontraski otot-otot

tambahan ini yang terletak di leher, mengangkat sternum dan dua iga pertama,

memperbesar bagian atas rongga thoraks. Dengan semakin membesarnya volume

rongga thoraks dibandingkan dengan keadaaan istirahat maka paru juga semakin

mengembang, menyebabkan tekanan intra-alveolus semakin turun. Akibatnya, terjadi

peningkatan aliran masuk udara sebelum tercapai keseimbangan dengan tekanan

atmosfer; yaitu tercapai pernapasan yang lebih dalam. M. Scalenus dan m.

Sternokleidomastoideus di leher merupakan otot-otot inspirasi tambahan yang iktu

membantu mengankat rongga dada pada eprnapasan yang sukar dan dalam. 5

Relaksasi otot inpirasi

Pada akhir inspirasi, otot inspirasi melemas. Diafragma mengambil posisi

aslinya yang seperti kubah ketika melemas. Ketika m. Interkostal eksternal melemas,

sangkar iga yang sebelumnya terangkat turun karena gravitasi. Tanpa gaya-gaya yang

menyebabkan ekspansi dinding dada (dan karenanya, ekspansi paru) maka dinding

dada dan paru yang semula teregang mengalami recoil ke ukuran pra-inspirasinya

karena sifat-sifat elastiknya, seperti balon teregang yang dikempiskan. Sewaktu paru

kembali mengecil, tekanan intralveolus meningkat, karena jumlah molekul udara yang

lebih banyak yang semula terkandung di dalam volume paru yang besar pada akhir

inspirasi kini termampartkan ke dalam volume yan lebih kecil. Pada ekspirasi biasa

tekanan intra-alveolus meningkat sekitar 1 mmHg di atas tekanan atmosfer memnjadi

761 mmHg. Udara kini meninggalkan paru menuruni gradien tekanannya dari tekanan

intra-alveolus yang lebih tinggi ke tekanan atmosfer yang lebih rendah. Aliran keluar

udara berhenti ketika tekanan intra-alveolus menjadi sama dengan tekanan atmosfer

dan gradien tekanan tidak ada lagi. 5

Ekspirasi

Ekspirasi paksa: kontraksi otot ekspirasi

Selama pernapasan tenang, ekspirasi normalnya merupakan suatu proses pasif,

karena dicapai oleh recoil elastik paru ketika otot-otot inspirasi melemas tanpa

17

Page 18: pbl 7 asma.doc

memerlukan kontraksi otot atau pengeluaran energi. Ekspirasi dapat menjadi aktif

untuk mengosongkan paru secara lebih tuntas dan lebih cepat daripada yang dicapai

selama pernapasan tenang, misalnya sewaktu pernapasan dalam ketika olahraga. Otot

ekspirasi yang penting adalah otot dinding abdomen. Sewaktu otot abdomen

berkontraksi terjadi peningkatan tekanan intra-abdomen yang menimbulkan gaya ke

atas pada diafragma, mendorongnya semakin ke atas ke dalam rongga thoraks

daripada posisi lemasnya sehingga ukuran vertikal rongga thoraks menjadi semakin

kecil. Otot ekspirasi lain adalah otot interkostal internal, yang kontraksinya menarik

iga turun dan masuk, mendatarkan dinding dada dan semakin mengurangi ukuran

rongga thoraks; tindakan ini berlawanan dengan otot interkostal eksternal.

Sewaktu kontraksi aktif otot ekspirasi semakin mengurangi volume rongga

thoraks, volume paru juga menjadi semakin berkurang karena paru tidak harus

teregang lebih banyak untuk mengisi rongga thoraks yang lebih kecil; yaitu, paru

dibolehkan mengempis ke volume yang lebih kecil. Tekanan intra-alveolus lebih

meningkat sewaktu udara di paru tertampung di dalam volume yang lebih kecil.

Perbedaan antara tekanan intra-alveolus dan atmosfer kini menjadi lebih besar

daripada ketika ekspirasi pasif sehingga lebih banyak udara keluar menuruni gradien

tekanan sebelum tercapai keseimbangan. Dengan cara ini, selama ekspirasi paksa aktif

pengosongan paru menjadi lebih tuntas dibandingkan ketika ekspirasi tenang pasif.

Selama ekspirasi paksa, tekanan intrapleura melebihi tekanan atmosfer tetapi paru

tidak kolaps. Karena tekanan intra-alveolus juga meningkat setara maka tetap terdapat

gradien tekanan transmural menembus dinding paru sehingga paru tetap teregang dan

mengisi rongga toraks. Sebagai ontoh, jika tekanan di dalam thoraks meningkat 10

mmHg, maka tekanan intra-pleura menjadi 766 mmHg dan tekanan intra-alveolus

menjadi 770 mmHg- tetap terdapat perbedaan tekanan 4 mmHg. (sherwood) 5

Pernafasan pada manusia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:

a. Pernafasan dada

Pada pernafasan dada otot yang berperan penting adalah otot antar tulang

rusuk interkostalis. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang

rusuk luar yang berperan dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk

dalam yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi

semula. Bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, maka tulang rusuk akan

terangkat sehingga volume dada bertanbah besar. Bertambah besarnya akan

18

Page 19: pbl 7 asma.doc

menybabkan tekanan dalam rongga dada lebih kecil dari pada tekanan rongga dada

luar. Karena tekanan uada kecil pada rongga dada menyebabkan aliran udara

mengalir dari luar tubuh dan masuk ke dalam tubuh, proses ini disebut proses

Inspirasi. Sedangkan pada proses Ekspirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam,

tulang rusuk kembali ke posisi semuladan menyebabkan tekanan udara didalam

tubuh meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada, dan

aliran udara terdorong ke luar tubuh, proses ini disebut Ekspirasi

b. Pernafasan perut

Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot

dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan

mendatar. Hal itu menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga

tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan

mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke paru- paru(inspirasi).

Bila otot diafragma bereaksi dan otot dinding perut berkontraksi, isi rongga perut

akan terdesak ke diafragma sehingga diafragma cekung ke arah rongga dada.

Sehingga volume rongga dada mengecil dan tekanannya meningkat. Meningkatnya

tekanan rongga dada menyebabkan isi rongga paru-paru terdesak ke luar dan

terjadilah proses ekspirasi. 4

Transportasi Gas Proses pengangkutan oksigen (O2)

Setelah menembus selaput alveolus paru-paru, oksigen yang masuk ke dalam

darah kemudian diikat oleh hemoglobin , sisanya sekitar 2-3 % akan diangkut oleh

plasma darah. Hemoglobin aktif mengikat O2 sehingga akan terjadi persamaan reksi ;

Hb4 + 4O2 4HbO2

Reaksi sebelah kanan berlangsung di dalam kapiler darah alveoluus paru-paru,

sedangkan reaksi sebelah kiri berlangsung di dalam jaringan tubuh. Reaksi ini dapat

berlangsung bolak-balik. Kerna terdapat tekanan parsial O2 antara paru- paru, darah

dan jaringan tubuh.

Tekanan parsial O2 di paru-paru > arteri > jaringan tubuh > vena. Kadar O2 di

vena lebih kecil dari pada di arteri.

19

Page 20: pbl 7 asma.doc

Proses pengangkutan karbondioksida (CO2)

Proses oksidasi biologis dalam sel menghasilkan zat sisa berupa air dan CO2.

makin besar penggunaan O2 untuk respirasi, makin besar pula dihasilkan CO2. Bila

jumlah CO2 dalam tubuh berlebihan akan menimbulkan gangguan. Oleh sebab itu

zat ini harus dikeluarkan.

Di dalam darah CO2 di angkut ke dalam paru-paru dalam bentuk :

60-70% diangkut dalam bentuk HCO3- plasma darah. Asam karbonat terbentuk

dalam darah kemudian terurai menjadi ion H+ dan HCO3-.

Persamaan reaksi

H 2O + C O 2 (asam karbonat) H2CO3 (ion bikarbonat) H+ + HCO3-.

25% diikat oleh gugus asam amino dari Hb membentuk karbominohemoglobin.

Dengan reaksi :

CO2 + Hb (karbomino hemoglobin) HbCO2.

5-10% diangkut plasma darah dalam bentuk senyawa asam karbonat.

Apabila tejadi gangguan pengangkutan CO2 kadar asam karbonat akan meningkat

sehingga akan menyebabkan kadar alkali darah yang berperan sebagai senyawa

buffer menurun. Sehingga menyebabkan pula terjadinya gangguan fisiologis yang

disebut ’Asiodosisi’. 4

Difusi GasSecara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan molekul dari

suatu daerah yang konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah yang konsentrasinya

lebih rendah. Peristiwa difusi merupakan peristiwa pasif yang tidak memerlukan

energi ekstra. Peristiwa difusi yang terjadi di dalam paru adalah perpindahan

molekul oksigen dari rongga alveoli melintasi membran kapiler alveolar, kemudian

melintasi plasma darah, selanjutnya menembus dinding sel darah merah, dan

akhirnya masuk ke interior sel darah merah sampai berikatan dengan hemoglobin.

Membran kapiler alveolus sangat tipis yaitu 0,1 mikrometer atau sepertujuh puluh

dari tebal butir darah merah sehingga molekul oksigen tidak mengalami kesulitan

untuk menembusnya. Peristiwa difusi yang lain di dalam paru adalah perpindahan

molekul karbondioksida dari darah ke udara alveolus. Oksigen dan karbondioksida

20

Page 21: pbl 7 asma.doc

menembus dinding alveolus dan kapiler pembuluh darah dengan cara difusi. Berarti

molekul kedua gas tadi bergerak tanpa menggunakan tenaga aktif. Berikut adalah

urut-urutan proses difusi, yaitu :

a. Difusi pada fase gas

Udara atmosfer masuk ke dalam paru dengan aliran yang cepat. Ketika

dekat alveoli kecepatannya berkurang sampai terhenti. Udara atau gas

yang baru masuk dengan cepat berdifusi atau bercampur dengan gas

yang telah ada di dalam alveoli. Kecepatan gas berdifusi disini berbanding

terbalik dengan berat molekulnya. Gas oksigen mempunyai berat molekul

32 sedangkan karbondioksida 44. Gerak molekul gas oksigen lebih cepat

dibandingkan dengan gerak molekul gas karbondioksida sehingga

kecepatan difusi oksigen juga lebih cepat. Percampuran antara gas yang

baru saja masuk ke dalam paru dengan gas yang lebih dahulu masuk akan

komplit dalam hitungan perpuluhan detik. Hal semacam ini terjadi pada

alveoli yang normal, sedangkan pada alveoli yang tidak normal, seperti

pada emfisema, percampuran gas yang baru masuk dengan gas yang

telah berada di alveoli lebih lambat.

b. Difusi menembus membran pembatas

Proses difusi yang melewati membran pembatas alveoli dengan kapiler

pembuluh darah meliputi proses difusi fase gas dan proses difusi fase

cairan. Dalam hal ini, pembatas-pembatasnya adalah dinding alveoli,

dinding kapiler pembuluh darah (endotel), lapisan plasma pada kapiler,

dan dinding butir darah merah (eritrosit). Kecepatan difusi melewati fase

cairan tergantung kepada kelarutan gas dalam cairan. Kelarutan

karbondioksida lebih besar dibandingkan dengan kelarutan oksigen

sehingga kecepatan difusi karbondioksida di dalam fase cairan 20 kali

lipat kecepatan difusi oksigen. Semakin tebal membran pembatas,

halangan bagi proses difusi semakin besar. 5

Test Fungsi Paru

21

Page 22: pbl 7 asma.doc

Alat yang digunakan untuk mempelajari ventilasi paru adalah spirometri.

Hasil dari pencatatannya dinamakan spirometer. Dari hasil ini dapat dilihat

perubahan volume paru pada berbagai kondisi pernafasan. Udara dalam paru dibagi

menjadi empat volume dan empat kapasitas, yang merupakan rata-rata pada laki-

laki dewasa muda.

Gambar 1 . spirometri

Empat macam volume paru antara lain:

Volume tidal (VT)

volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali bernapas normal;

besarnya kira-kira 500 mL pada rata-rata orang dewasa muda.

Volume cadangan inspirasi (IRV)

volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas volume alun

napas normal; dan biasanya mencapai 3000 mL.

Volume cadangan ekspirasi (ERV)

jumlah udara ekstra yang dapat diekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir

ekspirasi alun napas normal; jumlah normalnya adalah sekitar 1100 mL.

Volume residu (RV)

volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat.

Volume ini besarnya kira-kira 1200 mL.

Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam siklus paru, kadang-kadang

perlu menyatukan dua atau lebih volume di atas. Kombinasi seperti itu disebut

kapasitas paru. Berbagai kapasitas paru yang dapat diuraikan sebagai berikut :

o Kapasitas inspirasi (IC) sama dengan volume alun napas ditambah volume

cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira 3500 mL) yang dapat

22

Page 23: pbl 7 asma.doc

dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingat ekspirasi normal dan

pengembangan paru sampai jumlah maksimum.

IC = TV + IRV

o Kapasitas residu fungsional (FRC) sama dengan volume cadangan ekspirasi

ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada

akhir ekspiras normal (kira-kira 2300 mL).

FRC = ERV + RV

o Kapasitas vital (VC) sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume

alun napas dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum

yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi

paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-

kira 4600 mL).

VC = IRV + TV + ERV

VC = IC + ERV

o Kapasitas paru total (TLC) adalah volume maksimum di mana paru dapat

dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa (kira-kira 5800 mL);

jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah volume residu.

TLC = VC + RV

TLC = IC + FRC.6

Dampak Paru-ParuMerokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas

dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi)

dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi

radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan

lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan

kerusakan alveoli.

Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul

perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini

menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM).

23

Page 24: pbl 7 asma.doc

Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk

emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.

Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5

dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama

sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas

menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.

Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal

sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker.

Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada

perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.8

KesimpulanGangguan pada sistem pernapasan dapat terjadi dari berbagai factor

sehingga paru merupakan organ yang menjadi sangat penting. Paru merupakan

tempat terjadinya pertukaran gas yang digunakan untuk metabolisme tubuh serta

tempat menyaring benda asing yang tidak sesuai dengan mekanisme tubuh.

Pernapasan dipengaruhui oleh tekanan atmosfir dan tekanan dalam tubuh sehingga

perlu adanya pemahaman lingkungan dan sistem pertahanan tubuh.

Daftar Pustaka1. S Sardjono ,R Sri, S Herawati, S Sri Sukesi. Teknik Pemeriksaan telinga,

hidung & tenggorok. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004.

2. Luhulima JW. Anatomi III, program pendidikan dokter. Makassar: Bagian

Anatomi Fakultas Kedokteran UNHAS, 2005.

3. Junqueira, Carlos L, Carneiro J. Histologi dasar, teks dan atlas. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007.

4. Sherwood L. Fisologi manusia. Dari sel ke sistem. Edisi 2. Hal 410-460 .

2001

5. Djojodibroto RD. Respirologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,

2009.h.221

24

Page 25: pbl 7 asma.doc

6. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. ED 27. Jakarta.

2009

7. Ganong, WF. Fisiologi Kedokteran . Ed 14. Jakarta : EGC. 2010

25