pbl 2 forensik fix.docx
TRANSCRIPT
SKENARIO
Seorang pria 29 tahun ditemukan tewas, terbaring di jalan, dan diduga ditikam.
Sebuah luka akibat senjata tajam ditemukan di dada kirinya. Penyidik dari kepolisian
meminta dilakukannya otopsi untuk mengungkapkan penyebab kematian dari korban
tersebut di atas.
KATA SULIT
Otopsi adalah pemeriksaan post mortem sesosok mayat, yang meliputi organ-organ
dan struktur-struktur dalam setelah dilakukan diseksi, untuk menentukan sebab
kematian atau sifat-sifat perubahan patologis.(1)
KATA KUNCI
a. Laki – laki 29 tahun
b. Tewas
c. Terbaring di jalan
d. Diduga ditikam
e. Trauma akibat senjata tajam di dada kiri
PERTANYAAN
1. Organ apa yang kemungkinan terkena akibat trauma benda tajam ?
2. Bagaimana patomekanisme penyebab kematian dan komplikasi apa yang
menyebabkan kematian ?
3. Bagaimana deskripsi luka akibat senjata tajam dan hasil pemeriksaan dalam ?
4. Apakah agen penyebab berdasarkan gambar ?
5. Apakah trauma pada skenario terjadi sebelum atau sesudah kematian ?
6. Bagaimana MCOD dari kasus pada skenario ?
7. Bagaimana menentukan waktu kematian pada skenario ?
8. Bagaimana aspek medikolegal sesuai hukum yang berlaku berdasarkan
skenario ?
9. Bagaimana perspektif islam mengenai skenario di atas ?
1
PEMBAHASAN
1. Organ apa yang kemungkinan terkena akibat trauma benda tajam ?
Kulit
Berdasarkan struktur histology, lapisan kulit secara garis besar terdiri dari 3
lapisan yaitu epidermis, dermis dan subkutis.
1) Lapisan Epidermis terdiri atas : stratum korneum yang merupakan lapisan
terluar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti,
dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk), stratum
lusidum merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang
berubah menjadi protein yang disebut eleidin, stratum granulosum merupakan
2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti
diantaranya, stratum spinosum yang terdiri atas beberapa lapis sel yang
berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses
mitosis dan terdapat sel langerhans serta mengandung banyak glikogen,
stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus(kolumner) dan melanosit.
2) Lapisan Dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal dari
epidermis. Dibagi menjadi 2 bagian yaitu pars papilare yang menonjol ke
epidermis, berisi ujung saraf dan pembuluh darah, dan pars retikulare yaitu
bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas
serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin, dan retikulin.
3) Lapisan Subkutis dalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar
berisi sel-sel lemak di dalamnya. Terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh
darah, dan getah bening.
2
Dinding toraks
1) Anatomi : Dinding toraks dibentuk oleh tulang, otot, serta kulit. Tulang
pembentuk dinding dada terdiri atas : tulang iga (12 buah), vertebra torakalis
(12 buah), sternum (1 buah), klavikula (2 buah), dan skapula (2 buah). Otot
pembatas rongga dada terdiri dari otot ekstremitas superior (Muskulus
pectoralis mayor, muskulus pektoralis minor, muskulus serratus anterior,
muskulus subklavius), otot anterolateral abdominal (muskulus abdominal
oblikus eksternus, muskulus rectus abdominis), dan otot toraks intrinsik
muskulus interkostalis eksterna, muskulus interkostalis interna, muskulus
sternalis, muskulus toraksis transversus).
a. Batas atas thoraks berada pada kalvikula di anterior dan pada
perhubungan antara C7-T1 vertebra di posterior. Pintu atas thoraks
terdapat arteri besar (A. carotis Communis, A. vertebralis), vena jugularis
anterior dan vena jugularis interna, trachea, esophagus, dan medulla
spinalis.
b. Daerah dalam thorak dapat ditemukan jantung dan permbuluh darah
coroner, pembuluh darah besar termasuk aorta ascenden, arcus aorta, a. et
v. anonima, a. et v. subclavia dextra, a. carotis communis, a. et v.
subclavia sinister, aorta descenden, v. cava superior et sinister, v. azygos,
v. brachiocephalica, a. et v. pulmonalis, trachea distal, broncus primer,
paru, esophagus.
c. Batas bawah dideskripsikan terdapat diaphragm yang melekat di anterior
setinggi T6 dan bersambung membenruk garis miring / mengikuti arcus
costa ke posterior setinggi T12. Jika terdapat penetrasi perlukaan thoraks
di bawah T4 (nipple line) mempunyai kemungkinan yang besar
melibatkan struktur abdomen.
2) Fisiologi : Fungsi pernapasan meliputi :
a. Ventilasi : menyangkut volume udara yang bergerak masuk dan keluar
dari hidung atau mulut pada proses bernapas.
3
b. Difusi : secara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan
molekul dari suatu daerah yang konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah
yang konsentrasinya lebih rendah. Peristiwa difusi yang terjadi di dalam
paru adalah perpindahan molekul oksigen dari rongga alveoli melintasi
membrana kapiler alveolar, kemudian melintasi plasma darah, selanjutnya
menembus dinding sel darah merah, selanjutnya masuk ke inferior sel
darah merah sampai berikatan dengan hemoglobin.
c. Distribusi : udara yang telah memasuki saluran napas didistriusikan ke
seluruh paru ; kemudian masuk ke dalam alveoli. Disrtibusi juga
berlangsung di pembuluh darah yang mana darah yang telah mengandung
oksigen akan didistribusikan ke jaringan dan sebaliknya darah yang
mengandung karbondioksida didistrubusikan kembali ke paru.
d. Perfusi : diartikan sebagai sikulasi darah di pembuluh kapiler.
Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang
berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster)
yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2
lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput
bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan
tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh
darah. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih
bersilia dan dibagian ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia.
Setiap bronkiolus terminalis bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi,
kemudian menjadi duktus alveolaris. Pada dinding duktus alveolaris mangandung
gelembung-gelembung yang disebut alveolus.
4
Kapasitas paru-paru adalah udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu
melakukan pernapasan biasa disebut udara pernapasan (udara tidal). Volume
udara pernapasan pada orang dewasa lebih kurang 500 ml. Volume udara tidal
orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500 ml. ketika menarik napas
dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik mencapai 1500 ml. Udara
ini dinamakan udara komplementer. Ketika kita menarik napas sekuat-kuatnya,
volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara ini dinamakan
udara suplementer. Meskipun telah mengeluarkan napas sekuat-kuatnya, tetapi
masih ada sisa udara dalam paru-paru yang volumenya kira-kira 1500 mL. Udara
sisa ini dinamakan udara residu. Jadi, Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital
+ volume residu =4500 ml/wanita dan 5500 ml/pria.
Pertukaran Gas dalam Alveolus Oksigen yang diperlukan untuk oksidasi
diambil dari udara yang kita hirup pada waktu kita bernapas. Pada waktu
bernapas udara masuk melalu saluran pernapasan dan akhirnyan masuk ke dalam
alveolus. Oksigen yang terdapat dalam alveolus berdifusi menembus dinding sel
alveolus. Akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin
yang terdapat dalam darah menjadi oksihemoglobin. Selanjutnya diedarkan oleh
darah ke seluruh tubuh. Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga
oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Karbondioksida yang dihasilkan
dari pernapasan diangkut oleh darah melalui pembuluh darah yang akhirnya
sampai pada alveolus Dari alveolus karbon dioksida dikeluarkan melalui saluran
pernapasan pada waktu kita mengeluarkan napas. Dengan demikian dalam
alveolus terjadi pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan karnbondioksida keluar.
Jantung
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung
dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri
serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9
cm serta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425
gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak
5
100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah
atau setara dengan 7.571 liter darah.
Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada,
bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus
xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis
costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada
pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum
Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra
di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira
9 cm di kiri linea medioclavicularis. Selaput yang membungkus jantung disebut
pericardium dimana teridiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum
pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan
antara pericardium dan epicardium. Epicardium adalah lapisan paling luar dari
jantung, lapisan berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah
lapisan yang paling tebal. Lapisan terakhir adalah lapisan endocardium.
Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan
sisanya adalah ventrikel. Pada orang awan atrium dikenal dengan serambi dan
ventrikel dikenal dengan bilik. Diantara atrium kanan dan ventrikel kana nada
katup yang memisahkan keduanya yaitu ktup tricuspid, sedangkan pada atrium
kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral.
Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup
pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel. Fungsi utama jantung adalah
memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa jantung otot-otot
jantung (miokardium) yang bergerak. Selain itu otot jantung juga mempunyai
kemampuan untuk menimbulkan rangsangan listrik
Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena
rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel
mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai
lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan. Aktifitas kontraksi jantung
6
untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik.
Aktifitas listrik ini dimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada
celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali
gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya
potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler
(nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.
Oleh karena itu jantung tidak pernahistirahat untuk berkontraksi demi memenuhi
kebutuhan tubuh, maka jantung membutuhkan lebih banyak darah dibandingkan
dengan organ lain. Aliran darah untuk jantung diperoleh dari arteri koroner kanan
dan kiri. Kedua arteri koroner ini keluar dari aorta kira-kira 1⁄2 inchi diatas katup
aorta dan berjalan dipermukaan pericardium. Lalu bercabang menjadi arteriol
dan kapilerke dalam dinding ventrikel. Sesudah terjadi pertukaran O2 dan CO2
di kapiler , aliran vena dari ventrikel dibawa melalui vena koroner dan langsung
masuk ke atrium kanan dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh akan
bermuara.
Sirkulasi darah ditubuh ada 2 yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis.
Sirkulasi paru mulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan
kecil, kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil,
vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai
tekanan yang rendah kira-kira 15-20 mmHg pada arteri pulmonalis. Sirkulasi
sistemis dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriole
lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior,
vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan. Sirkulasi sistemik
mempunyai fungsi khusus sebagai sumber tekanan yang tinggi dan membawa
oksigen ke jaringan yang membutuhkan. Pada kapiler terjadin pertukaran O2 dan
CO2 dimana pada sirkulasi sistemis O2 keluar dan CO2 masuk dalam kapiler
sedangkan pada sirkulasi paru O2 masuk dan CO2 keluar dari kapiler.
7
Volume darah pada setiap komponen sirkulasi berbeda-beda. 84% dari
volume darah dalam tubuh terdapat pada sirkulasi sistemik, dimana 64% pada
vena, 13% pada arteri dan 7 % pada arteriol dan kapiler.(2)
2. Bagaimana patomekanisme penyebab kematian dan komplikasi apa yang
menyebabkan kematian ?
Berdasarkan karakteristik luka yakni tepi dan dinding luka rata, berbentuk
garis atau celah, tidak ada jembatan jaringan, dengan sudut luka keduanya lancip,
maka diperkirakan luka tersebut diakibatkan oleh benda tajam bermata satu atau
bermata dua. Trauma tajam pada rongga dada akibat luka tusukan yang
menembus rongga dada, paru-paru dan pembuluh darah disekitarnya bahkan
jantung dan pembuluh darah besar yang ada disekitarnya. Diperkirakan luka
yang mengenai jantung dan pembuluh darah besar disekitarnya inilah yang
menyebakan perdarahan yang mengakibatkan banyak kehilangan darah sehingga
jika dibiarkant erus menerus maka dapat mengakibatkan syok hipovolemik yakni
suatu keadaan terganggunya sirkulasi akibat volume darah yang berkurang,
sedang menurut Moritz, kehilangan darah 400-500 ml sudah dapat menyebabkan
kematian. Perdarahan yang terjadi ini dapat menurunkan tekanan pengisian
pembuluh darah rata-rata dan menurunkan aliran darah balik ke jantung sehingga
curah jantung menurun sehingga sebagai mekanisme homeostatis tahanan
vaskular akan meningkat,namun metabolism otak dan jantung membutuhkan
energy yang sangat tinggi dan kedua dan semuanya bergantung pada
ketersediaan oksigen yang terganggu akibat trauma pada jantung dan pembuluh
darah besar ini. Ketika tekanan arteri rata-rata (MAP) jatuh hingga <60 mmHg
maka darah ke organ akan turun drastis dan fungsi sel disemua organ akan
terganggu, dan apabila kondisi ini berlanjut maka akan menimbulkan kegagalan
sirkulasi bahkan kematian . selain itu trauma pada jantung dan pembuluh darah
besar disekitarnya ini juga dapat menyebabkan darah terkumpul pada kandung
jantung lebih cepat daripada yang keluar dari kandung jantung, baik karena
8
kandung jantung terbendung bekuan darah sehingga hal ini pun dapat
memperberat kondisi tersebut. (3)
Selain itu sebagaimana kita ketahui selain jantung dalam rongga dada terdapat
paru-paru sebagai organ vital, sehingga bilamana benda tajam tersebut
menembus paru da pembuluh darah disekitarnya juga akan mengakibatkan
kondisi yang memperberat kondisi sebelumnya. Bilamana tusukan mengenai
paru dan pembuluh darah serta menyebabkan robekan mara darah akan
merembes dan terakumulasi di cavum pleura sehingga menyebabkan gangguan
pengembangan paru yang pada akhirnya secara tidak langsung mengganggu
system respirasi, menyebabkan kondisi gagal nafas dan pad akkhirnya hypoksia
dan bila dibiarkan berlanjut maka akan myebabkan terjadinya iskemia pada
berbagai organ dan menyebabkan kematian.(4)
3. Bagaimana deskripsi luka akibat senjata tajam dan hasil pemeriksaan
dalam ?
1) Pemeriksaan luar
Gambar 2.2.3
Tampak ujung jari-jari kaki pucat
Gambar 2.2.0 Jumlah luka : 1 buah luka Lokasi : dada kiri atas, absis dan ordinat tidak dapat dihitung Jenis luka : luka terbuka Sifat luka : luka tusuk
9
Ukuran luka : panjang = 1,1 cm, lebar = 0,5 cm Karakteristik luka
- Tepi luka : reguler
- Ujung luka : runcing
- Dalam luka : tidak dapat dinilai
- Dasar luka : rata
2) Pemeriksaan dalam
Gambar 2.2.2 Resapan darah dijumpai pada pembukaan kulit Pada dada kiri dijumpai satu luka tusuk Dijumpai beberapa lubang pada paru-paru kiri atas setinggi costa dua dan
costa tiga Dijumpai satu lubang pada aorta dan satu lubang pada atrium kanan
jantung Jantung berisi cairan bergumpal warna hitam, yang merupakan gumpalan
darah Kedua paru berwarna merah kehitaman.
Gambar 2.2.5
Tampak banyak terjadi koagulasi darah berwarna coklat kehitaman. (5)
4. Apakah agen penyebab berdasarkan gambar ?
Berdasarkan luka yang ditemukan pada skenario, kemungkinan agen
penyebab yaitu trauma benda tajam bermata satu atau dua.
5. Apakah trauma pada skenario terjadi sebelum atau sesudah kematian ?
Luka intravital dan postmortem
10
Pada luka di tubuh perlu ditentukan apakah luka tersebut sebelum atau
sesudah kematian sehingga perlu di cari adanya tanda-tanda intravital. Tanda
intravital merupakan tanda yang menunjukkan bahwa :
1) Jaringan setempat masih hidup ketika terjadi trauma. Gambaran secara
umumnya berupa :
a. Retraksi jaringan
b. Retraksi vaskuler
c. Reaksi mikroorganisme/infeksi
d. Reaksi biokimia
2) Organ dalam masih berfungis ketika terjadi trauma. Gambaran secara umum
berupa: (6)
a . Pendarahan hebat
b. Emboli udara
c . Pneumotoraks
d. Krepitasi kulit
Retraksi jaringan pada luka intravital terjadi karena serabut-serabut elastic
dibawahkulit terpotong dan kemudian mengkerut sambil menarik kulit diatasnya.
Pada luka akibat trauma biasanya terjadi reaksi vaskuler berupa memar atau
contusio. Padaluka yan terjadi pada korban yang masih hidup luka akan berwarna
merah kecoklatan ataukekuningan sedang luka yang terjadi setelah korban
meninggal akan terlihat nerwarna abu-abu muda atau kuning.(6,7)
Infeksi dapat terjadi pada korban dalam keadaan hidup yang mendapatkan
trauma terbuka. Luka yang mengalami infeksi dan menunjukkan ciri-ciri sebagai
berikut.
a. Warna kemerah-merahan
b. Bengkak
c. Pus
d. Jaringan granulasi pada luka lama
11
Trauma yang terjadi pada orang hidup akan menimbulkan perdarahan yang
banyak sebab jantung masih bekerja sehingga darah rang terpompa akan terus
keluar lewat lukatersebut. Pada luka postmortem darah hanya keluar secara pasif
karena pengaruh gravitasi sehingga darah yang keluar hanya sedikit. (6)
Tattoase merupakan reaksi pada luka tembak jarak menengah yang hanya
terjadi padaluka intravital. Karena itu tattooase dapat digunakan untuk
membedakan apakah lukatersebut merupakan luka intravital atau posrmortem.
Pada luka tembak intravital jarak sedang tattoase akan berwarna merah
kecoklatan atau merah kekuningam. Pada luka postmortem mesiu menimbulkan
luka yang berwarna abu-abu muda atau kekuningan.(7)
6. Bagaimana MCOD dari kasus pada skenario ?
Pada kasus didapatkan lokasi luka tusuk terdapat didada kiri bagian atas,
maka organ yang dapat mengenai lokasi tersebut kemungkinan mengenai paru-
paru/Jantung. Jika terkena paru-paru , maka akan menghambat sistem
pernafasan. Hal ini dapat terjadi apabila setelah terjadi luka, kemungkinan terjadi
perdarahan dan darah akan terakumulasi di paru-paru yang dapat menimbulkan
haemotorax. Dimana haemotorax ini dapat mengganggu pengembangan dari paru
yang akhirnya secara tidak langsung akan mengganggu pengambilan O2
sehingga terjadi gagal nafas dimana sistem pernapasan tidak mampu untuk
mempertahankan suatu keadaan pertukaran udara antara atmosfer dengan sel-sel
tubuh yang sesuai dengan kebutuhan tubuh normal. dan akhirnya menyebabkan
hypoxia dan apabila terjadi dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan
terjadinya iskemia pada berbagai organ dan berujung pada kematian.
Karena benda tajam mengenai dada kiri dan sampai ke jantung akan
menyebabkan perdarahan yang hebat. Perdarahan ini apabila terjadi terus-
menerus dalam waktu yang lama akan menimbulkan suatu keadaan yang disebut
syok hipovolemik. Yaitu suatu keadaan dimana terganggunya sistem sirkulasi
akibat dari volume darah dalam pembuluh darah yang berkurang. Perdarahan
12
yang terjadi akan menurunkan tekanan pengisian pembuluh darah rata-rata dan
menurunkan aliran darah balik ke jantung. Hal inilah yang menimbulkan
penurunan curah jantung. Curah jantung yang rendah dibawah normal akan
menimbulkan beberapa kejadian pada beberapa organ, yaitu Ketika curah
jantung turun tahanan vaskuler sistemik akan berusaha untuk meningkatkan
tekanan sistemik guna menyediakan perfusi yang cukup bagi jantung dan otak
melebihi jaringan lain. Kebutuhan energi untuk pelaksanaan metabolisme di
jantung dan otak sangata tinggi tetapi kedua sel organ itu tidak mampu
menyimpan cadangan energi. Sehingga keduanya sangat bergantung pada
ketersediaan oksigen dan nutrisi tetapi sangat rentang bila terjadi iskemia yang
berat untuk waktu yang melebihi kemampuan toleransi jantung dan otak.
Ketika tekanan arterial rata-ratan (mean arterial presure / MAP) jatuh hingga
< 60 mmHg maka aliran ke organ akan turun drastis dan fungsi sel disemua
organ akan terganggu. Apabila hal ini terus-menerus terjadi maka akan
menimbulkan suatu yang disebut “gagal sirkulasi” dan akan menimbulkan
kematian. Seperti yang kita ketahui di rongga toraks terdapat 2 organ vital yang
sangat penting yaitu jantung dan paru-paru. Apabila luka tusuk mengenai daerah
dada (toraks) maka apabila mengenai jantung maka akan menimbulkan
kegagalan sirkulasi yang dapat mengancam jiwa seseorang.
13
MCOD
Ia : gangguan sirkulasi
Ib : Perdarahan massif
Ic : Robekan pada jantung
Id : Trauma akibat benda tajam
7. Bagaimana menentukan waktu kematian pada skenario ?
Berdasarkan skenario di atas, tidak semua orang berhak atau mampu
menentukan waktu kematian. Yang berwenang menentukan waktu kematian
yaitu ahli patologi forensik di laboratorium forensik dengan menilai :
1) Body temperatur (suhu tubuh mayat)
Suhu tubuh turun pada tingkat yang diperkirakan 0,8 K setiap jam dari saat u
kematian, tetapi selalu berubah tergantung suhu sekitarnya, tingkat
kelembaban, pergerakan udara dan lemak tingkat dalam tubuh.
2) Hardening (pengerasan mayat)
Kaku mayat atau rigor mortis terjadi antara hanya 30 menit dan 3 jam setelah
kematian. Rigor mortis pertama menjadi jelas di kelopak mata dan rahang
14
Kegagalan sirkulasi
Perdarahan massif
Robekan pada jantung
Trauma akibat benda tajam
korban dan menyebar ke seluruh tubuh kira – kira 6 sampai 12 jam, sebelum
surut lagi setelah 6 sampai 12 jam.
3) Truth lies in the eyes (melihat kondisi mata mayat)
Bola mata menjadi lebih halus akibat kurangnya tekanan cairan di belakang
mata. Hal ini dapat terjadi 3 jam setelah kematian.
4) Skin colour (warna kulit)
Dari sekitar 48 jam setelah kematian, bakteri mulai berkembang biak pada
kulit sehingga berwarna kehijauan. Ini dimulai pada daerah perut bawah
menyebar ke luar dan mempengaruhi tangan dan kaki. Sekitar 4 – 7 hari
kematian kulit akan berubah seperti memar yang ditandai dengan pembuluh
darah dalam tubuh menjadi lebih dekat ke permukaan kulit sehingga menjadi
lebih mudah terlihat.(8)
8. Bagaimana aspek medikolegal sesuai hukum yang berlaku berdasarkan
skenario ?
Pasal 90
Luka berat berarti:
a. jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh
sama sekali,
b. atau yang menimbulkan bahaya maut.
c. tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian.
d. kehilangan salah satu panca indera.
e. mendapat cacat berat.
f. menderita sakit lumpuh.
g. terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih.
h. gugur atau matinya kandungan seorang perempuan. (9)
15
Pasal 351
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan
pidana(9)
penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.(9)
Pasal 338
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. (9)
Pasal 340
Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas
nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana
mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama
dua puluh tahun. (9)
Pasal 344
Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang
jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun. (9)
16
9. Bagaimana perspektif islam mengenai skenario di atas ?
1) Definisi Bedah Mayat (Otopsi)
Otopsi secara bahasa berarti pengobatan penyakit dengan jalan memotong
atau mengiris bagian tubuh manusia yang sakit atau operasi. Dalam bahasa
arab dikenal dengan istilah Jirahah atau amaliyah bil al jirahah yang berarti
melukai, mengiris atau operasi pembedahan. Bedah mayat oleh dokter Arab
dikenal dengan istilah at tashrih jistul al mauta. Dalam bahasa inggris dikenal
istilah autopsy yang berarti pemeriksaan terhadap jasad orang yang mati untuk
mencari sebab-sebab kematianya.
Dalam terminologi ilmu kedokteran otopsi atau bedah mayat berarti suatu
penyelidikan atau pemeriksaan tubuh mayat, termasuk alat-alat atau organ
tubuh dan susunanya pada bagian dalam setelah dilakukan pembedahan
dengan tujuan menentukan sebab kematian seseorang, baik untuk kepentingan
ilmu kedokteran maupun menjawab misteri suatu tindak kriminal.
2) Landasan (Teori) Hukum Otopsi
Semua penemuan baru sebagai hasil dari perekembangan teknologi
tersebut, hendaknya disejalankan dengan kaidah-kaidah hukum Islam, seperti
otopsi menurut pandangan Hukum Islam.
Adapaun teori yang dapat menjawab persolan pedah mayat (otopsi) adalah
sebagai berikut :
1. Al-qur’an
الله لغير به اهل وما الخنزير ولحم والدم الميتة عليكم حرم انما
رحيم غفور الله ان عليه اثم فال والعاد باغ غير اضطر فمن
“Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging
babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain
Allah. Tetapi barang siapa dalam keadan terpaksa (memakannya) sedang ia
tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya.” (QS.Al Baqoroh : 173)
17
2. Kaidah-kaidah Fiqh
المحظورات - تبيح الضرورات
“Kemudaratan itu membolehkan hal-hal yang dilarang”
اخفهما - بارتكاب ضرارا اعظمهما روعي تعارضمفسدتان اذا
“Apabila dua mafsadah bertentangan, maka perhatikan mana yang lebih
besar mudaratnya dengan mengerjakan yang lebih ringan mudaratnya”
الواجب - فهو االبه الواجب مااليتم
“Apabila kewajiban tidak bisa dilaksanakan karena dengan adanya suatu
hal, maka hal tersebut juga wajib”
الخاصة - المصلحة على مقدمة العامة المصلحة
“kemaslahatan publik didahulukan daripada kemaslahatan individu”
العام - الضرر الجل الضرر يتحمل
“kemudaratan yang khusus boleh dilaksanakan demi menolak kemudaratan
yang bersifat umum”
3) Analisis Terhadap Hukum Otopsi
Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan tentang status hukum bedah
mayat dalam perspektif Hukum Islam. Beberapa hal pokok hukum agama
Islam tentang mayat :
a. Islam menyuruh menghormati mayat. Sesuai dengan firman Allah dalam
surat Al-Isra’ ayat 70.
b. Agama Islam melarang merusak tubuh mayat dan melanggar
kehormatanya.
c. Agama Islam mengutamkan kepentingan orang hidup dari pada
memelihara keutuhan tubuh mayat.
18
4) Hukum Pembedahan Menurut Pandangan Ulama
a. Menurut Imam Ahmad bin Hambali
Seseorang yang sedang hamil dan kemudian ia meninggal dunia, maka
perutnya tidak perlu dibedah, kecuali sudah diyakini benar, bahwa janin
yang ada didalamnya masih hidup.
b. Menurut Imam Syafi’i
Jika seorang hamil, kemudia dia meninggal dunia dan ternyata janinnya
masih hidup, maka perutnya boleh dibedah untuk mengeluarkan janinnya.
Begitu juga hukumnya kalau dalam perut si mayat itu ada barang
berharga.
c. Menurut Imam Malik
Seorang yang meninggal dunia dan didalam perutnya ada barang berharga,
maka mayat itu harus dibedah, baik barang itu milik sendiri maupun milik
orang lain. Tetapi tidak perlu (tidak boleh dibedah), kalau hanya untuk
mengeluarkan janinnya yang diperkirakan masih hidup.
d. Menurut Imam Hanafi
Seandainya diperkirakan janin masih hidup, maka perutnya wajib dibedah
untuk mengeluarkan janin itu.
5) Otopsi Bagi Kepentingan penegak Hukum
Otopsi untuk pemeriksaan mayat demi kepentingan pengadilan dengan
maksud untuk mengetahui sebab-sebab kematianya di sebut juga obductie. Di
Indonesia masalah bedah mayat atau otopsi diatur dalam pasal 134 UU No 8
Tahun 1981 tentang hukum Acara pidana yang berbunyi sebagai berikut :
Dalam hal sangat dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak
mungkin lagi dihindarkan, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu
kepada keluarga korban.
Dalam hal keluarga keberatan penyidik wajib menerangkan dengan
jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukanya pembedahan tersebut.
19
Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga
atau pihak yang perlu diberitahu tidak ketemukan penyidik segera
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat 3 UU
ini.Pasal 133 dari UU tersebut berbunyi sebagai berikut :
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korban baik keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kedokteran dan atau ahli lainya.
Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada
rumah sakit harus diperlukan secara baik dengan penuh penghormatan
terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat yang
dilakukan dengan diberi cap jabatan yang diletakan pada ibu jari kaki atau
bagian lain pada mayat.
Berpijak dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa otopsi atau
bedah mayat adalah suatu pembedahan atau pemeriksaan pada mayat yang
dilakukan oleh para tim dokter ahli dengan dilandasi oleh maksud atau
kepentingan tertentu untuk mengetahui sebab-sebab kematian mayat.
Untuk mengetahui status hukum terhadap tindakan otopsi mayat yang
digunakan sebagai pembuktian hukum di pengadilan dengan menggunakan
teori Qawa’id al-Fiqhiyah dapat diterapkan kaidah-kaidah berikut ;
a) Kaidah Pertama
العا الضرر الجل الضرر م`يتحمل
“kemudaratan yang khusus boleh dilaksanakan demi menolak
kemudaratan yang bersifat umum”
Berdasarkan kaidah di atas, kemadharatan yang bersifat khusus boleh
dilaksanakan demi menolak kemadharatan yang bersifat umum. Sebuah
20
tindakan pembunuhan misalnya, adalah tergolong tindak pidana yang
mengancam kepentingan publik atau mendatangkan mudaharat ‘am. Untuk
menyelamatkan masyarakat dari rangkaian tindak pembunuhan maka
terhadap pelakunya harus diadili dan dihukum sesuai ketentuan hukum
yang berlaku. Bukti-bukti atas tindakan pembunuhan yang dilakukanya
harus diperkuat agar ia dapat dihukum dan jangan sampai bebas dalam
proses pengadilan, sungguhpun untuk pembuktian itu harus dengan
melakukan otopsi atau membedah mayat korban.
Didalam hukum Islam. Suatu tindakan yang dilandasi oleh alasan
untuk menjamin keamanan dan keselamatan diri orang yang hidup harus
lebih diutamakan daripada orang yang sudah mati.
b) Kaidah Kedua
المحظورات تبيح الضرورات
“Kemudaratan itu membolehkan hal-hal yang dilarang”
Dari kaidah kedua dapat dipahami bahwa persolanan darurat itu
membolehkan sesuatu yang semula diharamkan.Berangkat dari fenomena
di atas, maka otopsi forensik sangat penting kedudukanya sebagai metode
bantu pengungkapan kematian yang diduga karena tindak pidana. Dengan
melaksanakan otopsi forensik maka dapat dipecahkan misteri kematian
yang berupa sebab kematian, cara kematian, dan saat kematian korban.
c) Kaidah Ketiga
الحاجة مع والكراهة الضرورات مع الحرام
“Tiada keharamna dalam kondisi darurat, dan tidak ada makruh dalam
kondisi hajat”
Kaidah ketiga ini menyatakan bahwa tiadanya keharaman dalam
kondisi darurat, seperti halnya tidak adanya kemakaruhan dalam kondisi
hajat. Maka jika otopsi di atas dipahami sebagai hal yang bersifat darurat,
artinya satu-satunya cara membuktikan, maka otopsi itu sudah menempati
level darurat, dan karena itu status hukumnya dibolehkan.
21
d) Kaidah Keempat
الضرورة منزلة تنزل الحاجة
“Kperluan dapat menduduki posisi keadaan darurat”
Kaidah keempat di atas dapat memperkuat argumentasi kaidah
sebelumnya. Maka kaidah ini adalah hajat menempati kedudukan darurat,
baik hajat umum maupun hajat yang bersifat perorangan.(10)
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Kamus Kedokteran dorland. EGC. Ed, 31. 2010
2. Pearce, C. Evelyn. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama
3. Bagian kedokteran forensic, Ilmu kedokteran forensic. Jakarta:1997 FK UI
4. Atmadja,DS. Ilmu kedokteran forensic. Ed. 1. Bagian kedokteran forensic FK
UI. Jakarta:1997
5. Alfred. C. Satyo.”Identifikasi Korban Post Mortem Yang Dipastikan Oleh
Laporan Operasi Ante Mortem”.Majalah Kedokteran Nusantara FK USU.
2006
6. Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman Bagi Dokter dan
Penegak Hukum.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2007;
p.77-80.
7. Di Maio, Vincent. Gunshot wounds. 2nd Edition. New York: CRC Press8. http://library.thinkquest.org/
9. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana
10. A. Djzuli. Kaidah- Kaidah Fikih Hukum Islam Dalam Menyelesaikan
Masalah – Masalah Praktis. Jakarta : Kencana. 2010
23