payudara histologi km
TRANSCRIPT
Payudara
Embriologi
Payudara merupakan modifikasi kelenjar keringat yang berkembang
menjadi susunan yang komplek pada wanita, tetapi rudimenter pada pria.
Berasal dari penebalan epidermis pada permukaan ventral tubuh pada
mudigah berumur 6 minggu. Penebalan bilateral timbul antara kuncup-
kuncup ekstremitas atas dan bawah.
Penebalan ini menjadi atrofik, kecuali bagian yang kelak menjadi
puting susu. Pada trimester kedua kehidupan janin gencel-gencel sel dari
stratum basalis epidermis tumbuh ke bawah dan menjadi duktus utama. Mula-
mula padat, lalu berlumen sehingga terbentuk duktus-duktus yang rudimenter
yang akan meluas pada daerah puting dan areola. Pada wanita pertumbuhan
payudara waktu lahir belum selesai, dan pertumbuhan berjalan terus hingga
masa pubertas. Pada pria pertumbuhan berhenti pada waktu lahir.
Pada wanita menjelang menarche pertumbuhan bertambah dengan
timbulnya percabangan duktus dan proliferasi stroma di antara duktus. Pada
pubertas stroma bertambah dan duktus terminal yang kecil tumbuh menjadi
penonjolan keluar kecil-kecil, berbentuk kantung yang buntu, yaitu kuncup-
kuncup kelenjar rudimenter.
Histologi dan fisiologi
Payudara merupakan kelenjar tubuloalveoler yang bercabang-cabang,
terdiri atas 15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap
lobus mem-punyai duktus ekskretorius masing-masing yang akan bermuara
pada puting susu, disebut duktus laktiferus, yang dilapisi epitel gepeng
berlapis. Sekresi dilakukan oleh kelenjar yang dilapisi oleh membrana
basalis, mioepitel dan epitel kuboid selapis/epitel torak selapis yang rendah,
1
lalu ke duktus alveolaris yang dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian
bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir pada puting susu. Ada 3 hal
flsiologik yang mempengaruhi payudara yaitu:
1. pertumbuhan dan involusi berhubung dengan usia
2. perubahan berhubung dengan siklus haid
3. perubahan karena kehamilan dan laktasi
1. Pertumbuhan dan involusi
Kelenjar payudara berasal dari penebalan epidermis. Menjelang
menarche, maka pertumbuhan bertambah dengan dibentuknya percabangan
duktus dan proliferasi stroma di antara duktus dan pada pubertas terjadi
pertambahan stroma dan duktus terminal yang kecil tumbuh menjadi
alveolus-alveolus. Pada saat menopause, payudara mengecil dan kurang
padat. Pada usia ini tampak pengurangan jumlah dan besarnya lobulus
serta tampak pertambahan jaringan elastik.
2. Perubahan karena siklus haid
Sama dengan endometrium maka payudara juga dipengaruhi siklus
haid. Pada masa proliferasi, setelah haid, pengaruh estrogen yang
meningkat mengakibatkan proliferasi duktus dan epitel alveolus,
duktus melebar dan hipertrofik. Setelah ovulasi, akibat pengaruh
progesteron, stroma menjadi sembab dan bertambah selnya. Pada masa
haid, akibat kadar estrogen dan progesteron yang menurun, terjadi
kerusakan sel. epitel, atrofi jaringan ikat, edema jaringan interstisium
menghilang, pengecilan duktus dan kelenjar.
3. Perubahan karena kehamilan dan laktasi
2
Beberapa saat setelah konsepsi, akibat kehamilan akan tampak pada
payudara. Payudara akan menjadi penuh dan padat. Kelenjar payudara
membesar oleh karena lobulus ukuran dan jumlahnya bertambah. Jaringan
payudara seluruhnya terdiri atas unsur kelenjar, sehingga menyerupai
pankreas, sedangkan stroma hanya sedikit. Kelenjar dilapisi oleh epitel
kuboid selapis dan pada trimester ketiga tampak adanya sekret. Vakuol
lemak tampak dalam sel, dan segera setelah partus sekresi susu terjadi.
Patologi
Pada pria payudara rudimenter, tidak dipengaruhi hormon endokrin.
Pada wanita menunjukkan struktur yang komplex, volume yang lebih besar
dan dipengaruhi hormon. Karsinoma payudara menduduki tempat pertama di
antara tumor ganas yang ditemukan pada wanita.
Kelainan kongenital
1. Jumlah yang berlebih (polymastia)
Akibat dari penebalan epidermis yang persisten pada tempat lain
sepanjang garis susu (milk line), maka dapat ditemukan payudara yang
lebih dari sepasang, atau puting susu yang lebih dari sepasang. Kelainan
ini mengalami hiperplasia selama kehamilan.
2. Jaringan payudara tambahan (accessorius, supernumerary)
Sering ditemukan kelainan berupa jaringan payudara yang
menonjol dari asalnya menuju ke garis depan axilla, dapat juga hingga
ketiak. Kelainan ini perlu dibedakan dengan metastasis tumor payudara
pada kelenjar limfe. Jaringan payudara tambahan ini juga dapat
mengalami displasi.
3. Inversi kongenital puting susu
Kelainan ini ditemukan pada banyak wanita, terutama pada
payudara yang besar dan menggantung. Sebabnya mungkin karena duktus
3
tidak dapat mengikuti pertumbuhan payudara. Kelainan ini dapat
menghilang waktu hamil. Kelainan ini perlu diketahui untuk membedakan
retraksi yang disebabkan radang atau karsinoma.
Radang
Radang pada payudara biasanya jarang dijumpai. Biasanya terjadi pada masa
laktasi.
Mastitis akut dan abses payudara
Mastitis akut sering ditemukan pada masa laktasi. Pada permulaan
masa laktasi sering terjadi fissura pada puting susu yang kadang-kadang
didahului eczema atau penyakit kulit lain dan sering terjadi infeksi bakteri.
Infeksi tersebut biasanya unilateral, dapat berupa abses yang soliter atau
multipel. Bila sembuh timbullah jaringan parut yang mengakibatkan retraksi
kulit atau puting susu.
Ektasi duktus payudara (comedomastitis, plasma cell mastitis)
Ditandai dengan inspisasi sekresi, dilatasi duktus dan inflamasi
periduktal (granulomatosa, limfoid, dan plasmo-seluler). Kelainan ini
mengenai wanita multipara usia 50-60 tahun. Lesi mengenai duktus
ekskretoris mayor dan secara umum menyerupai karsinoma. Terjadi akibat
penyumbatan sekret dalam duktus.
Biasanya terjadi pada penderita dengan inversi puting susu, kesulitan
dalam menyusui anaknya dan fissura puting susu. Susu yang tidak
dikeluarkan mengakibatkan radang steril dan substansi lipid masuk jaringan
sekitarnya, mengakibatkan reaksi radang menahun yang lebih luas terhadap
bahan nekrotik berlemak. Maka itu disebut juga comedomastitis. Tetapi masih
merupakan pertanyaan apakah mammary duct ectasia dan plasma cell mastitis
memang lesi yang identik.
4
Gambaran mikroskopik menunjukkan:
1. dilatasi duktus
2. penyumbatan duktus oleh sekret
3. radang periduktus
4. jaringan granulomatosa
Nekrosis lemak
Nekrosis fokal pada jaringan lemak payudara, yang diikuti reaksi
radang; merupakan kelainan yang ditemukan sebagai lesi yang berbatas jelas.
Akibat jaringan parut yang terbentuk maka terdapat daerah yang
konsistensinya padat. Penyebab nekrosis lemak yang dianggap ialah trauma.
Gambaran makroskopik bergantung kepada tingkatnya. Mula-mula terjadi
perdarahan dan nekrosis yang mencair dikelilingi jaringan yang lebih padat.
Kemudian timbul daerah dengan batas jelas berwarna kelabu, di tengahnya
terdapat sisa-sisa perdarahan.
Mikroskopik: tampak lemak yang nekrotik dikelilingi makrofag yang
mengandung lipid. Terdapat infiltrasi netrofil yang padat, limfosit, histiosit
dan proliferasi fibroblas. Kemudian akan tampak sel datia benda asing, garam
kalsium dan pigmen darah.
Galactocele
Galactocele ialah dilatasi kistik duktus yang terjadi selama laktasi.
Biasanya yang terkena ialah sebuah duktus dan menimbulkan kista. Pada
masa akut, kista tersebut nyeri tekan, dan bila dikeluarkan terdiri atas sebuah
kista berisi zat seperti susu, dilapisi oleh epitel duktus yang menipis. Bila
didiamkan, maka kista menjadi lebih keras dan berisi zat seperti keju. Infeksi
sekunder dapat mengubah kelainan ini menjadi mastitis akut atau abses.
Ketidakseimbangan endokrin
5
Hiperplasi kistik (mammary dysplasia, fibrocystic disease). Merupakan
kelainan yang paling sering ditemukan, meliputi separuh dan semua operasi
payudara. Disebabkan oleh perubahan siklus payudara melebihi yang normal
terjadi pada siklus haid. Istilah lama dan kadang-kadang masih digunakan
ialah: mastitis chronica cystica.
Tiga jenis gambaran terpenting yang ditemukan ialah:
1. fibrosis
2. kelainan kistik
3. adenosis
Tampak baik proliferasi stroma maupun epitel. Kelainan fibrokistik ini
tidak ditemukan sebelum pubertas dan sangat jarang pada menopause.
1. Fibrosis (mazoplasia)
Tampak pertumbuhan stroma yang berlebihan tanpa hiperplasi
epitel. Tidak tampak kista secara makroskopik. Biasanya unilateral dan
pada wanita berusia 30 - 35 tahun. Perabaan kenyal dan bebas dari kulit
maupun jaringan sekitarnya. Pada penampang tampak jaringan ikat
kolagen yang homogen, putih, di antaranya tampak parenchym kelenjar
berwarna kekuning-kuningan.
Gejala-gejala klnik: sering menyebabkan keluhan rasa nyeri,
terutama menjelang haid. Gambaran mikroskopik: tampak pertumbuhan
stroma jaringan kolagen sehingga menekan jaringan ikat intralobuler yang
miksomatosa.
2. Kelainan kistik (Bloodgood’s disease; Schimmelbusch's disease; blue
dome cyst)
Merupakan jenis mammary dysplasia dengan ciri-ciri hiperplasi
epitel dan stroma serta pembentukan kista. Biasanya multifokal dan
bilateral, pada wanita menjelang menopause (45 - 55 tahun). Pada tiap
6
siklus haid terjadi hiperplasi abnormal epitel duktus disertai dilatasi
duktus.
Makroskopik: tampak kista-kista yang berukuran mikroskopik
hingga yang bergaris tengah 4-5 cm, dari luar berwarna coklat-biru. Kista
berisi cairan jernih atau keruh. Mikroskopik: pelebaran kistik dari duktus.
Pada kista berukuran besar, epitel menipis dan kadang-kadang atrofik.
Pada kista yang kecil, epitelnya kuboid sampai torak dan sering
bertumpuk-tumpuk, sehingga menimbulkan penonjolan papiler. Kadang-
kadang terdapat kista yang dilapisi oleh sel yang besar, poligonal,
mengandung sitoplasma yang granular, eosinofilik, dengan inti yang bulat
kecil dan hiperkhromatik, disebut epitel apokrin. Stroma terdiri atas
jaringan ikat padat dan pada jaringan sekitar kista sering terdapat limfosit.
Limfosit sering merupakan komponen payudara yang normal dan bukan
radang.
3. Adenosis
Nama lain: hiperplasi duktus, papillomatosis duktus, sclerosing
adenosis, adenomatosis. Kelainan utama yang tampak ialah dominasi
daripada hiperplasi epitel, tetapi dapat juga ditemukan fibrosis dan
kelainan kistik. Kelainan ini sering ditemukan pada usia 35 - 45 tahun.
Makroskopik tampak suatu daerah yang konsistensinya keras, tidak
berbatas jelas, pada penampang dapat ditemukan kista-kista.Gambaran
tumor dengan konsistensi keras ini harus dibedakan dengan karsinoma.
Pada penampang karsinoma payudara dapat ditemukan chalk
streaks, yaitu daerah keputih-putihan yang terjadi karena nekrosis sel-sel.
Chalk streaks tidak ditemukan pada adenosis. Gambaran
7
mikroskopik menunjukkan:
1. hiperplasi intraduktus.
2. papilomatosis intraduktus.
3. reduplikasi dan proliferasi kelenjar.
4. pertambahan stroma.
Jaringan ikat dapat menekan duktus sehingga lumennya menghilang
dan yang tampak hanya gencel-gencel epitel di antara stroma yang padat,
dinamai sclerosing adenosis. Gambaran ini menyerupai infiltrasi sel
karsinoma. Gambaran serupa, sehingga sukar dibedakan antara hiperplasi
epitel duktus dan karsinoma duktus, menyebabkan adanya pendapat bahwa
jenis mammary dysplasia golongan ini mempunyai incidence yang lebih
tinggi ke arah perubahan menjadi ganas.
Kepentingan klinik mammary dysplasia. Berbagai gambaran
patologik pada mammary dysplasia secara klinik penting karena 2 hal,
yaitu:
kelainan ini mengakibatkan tonjolan yang harus dibedakan dengan
karsinoma.
predisposisi untuk terjadinya karsinoma.
4. Penyakit Fibrokistik (PFK)
Terminologi ini mengacu pada sekelompok pola morfologis yang
heterogen dalam payudara yang memperlihatkan variasi kombinasi
pembentukan kista, hiperplasia epitel, dan atau pertumbuhan stroma
fibrosa yang berlebihan. Perubahan-perubahan ini biasanya menimbulkan
gumpalan yang dapat diraba, tetapi dapat juga sedemikian ringan sehingga
tidak ada gejala klinik. PFK merupakan setengah kasus operasi payudara.
Jarang terjadi pada remaja, biasanya pada umur 20 sampai 40 tahun,
puncaknya pada usia perimenopause dan jarang timbul setelah
menopause.
8
Patogenesis masih tidak jelas. Kelebihan estrogen relatif atau
absolut dan adanya defisiensi progesteron tampaknya penting tetapi
respons organ target yang abnormal terhadap hormon mungkin juga
berperan. Ada tiga pola morfologis dominan PFK:
Kista dan fibrosis tanpa hiperplasia sel epitel (perubahan fibrokistik
sederhana) adalah yang paling sering ditemui dan diketahui tidak
berkaitan dengan rneningkatnya risiko terjadinya kanker di kemudian hari.
Secara morfologis, perubahan dapat terdiri dari meningkatnya densitas
kolagen pada daerah tertentu, penekanan kelenjar atau saluran, atau
mungkin juga mikro- sampai makrokista yang dilapisi oleh selapis epitel
yang kadang-kadang gepeng karena kompresi.
Hiperplasia sel epitel (perubahan fibrokistik proliferatif) sering ditemukan
bersama dengan kista dan fibrosis. Secara morfologis, perubahan kistik
(biasanya berdiameter 0,2 - 3,0 cm) dapat mendominasi, atau perubahan
hiperplastik dengan pelipatan ke dalam papiler epitel saluran atau epitel
lobuler. Hiperplasia atipik berkaitan dengan peningkatan risiko karsinoma
empat sampai lima kali lipat. Riwayat karsinoma payudara pada keluarga
meningkatkan risiko karsinoma invasif di kemudian hari pada semua
kategori histologis.
Adenosis sklerosa ditandai dengan fibrosis intralobuler dan proliferasi
saluran epitelial kecil dan sel myoepitel. Lesi tersebut dapat disangka
karsinoma invasif, tetapi kecenderungannya untuk mempertahankan posisi
sel epitel dan sel myoepitel yang saling berhadapan dan pola pertumbuhan
lobulernya merupakan kunci untuk mengenali sifat jinaknya.
Tumor
Tumor merupakan kelainan yang terpenting di antara semua kelainan
9
pada payudara. Angka kematian tertinggi juga disebabkan oleh karsinoma
payudara. Sebenarnya suatu hal yang patut disayangkan, karena karsinoma itu
terdapat pada suatu alat tubuh yang terletak pada permukaan tubuh, sehingga
seharusnya mudah diketahui oleh sipenderita sendiri atau dokter. Semua
unsur payudara dapat berubah menjadi tumor. Misalnya papilloma, carcinoma
planocellulare, fibroma, chondroma, osteoma dll. Yang akan dibicarakan
hanyalah tumor-tumor khusus yang terdapat pada payudara. Tumor jenis lain
sama dengan tumor yang ditemukan pada bagian tubuh lain.
Fibroadenoma
Merupakan tumor jinak yang paling sering pada payudara wanita,
timbul paling sering pada masa reproduksi. Sesuai dengan namanya
merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan stroma jaringan ikat.
Secara umum berupa nodul soliter, diskrit, putih kekuningan, mudah
digerakkan, dengan ukuran diameter 1-10 cm. Secara logis terdiri dari
proliferasi jinak duktus, asinus dan stroma derajat yang bervariasi.
Diperlukan eksisi untuk pemastian sifat jinaknya.
Tumor jinak yang mirip dengan fibroadenoma adalah adenoma
tubuler, adenoma karena laktasi dan myoepitelioma. Sering ditemukan pada
masa reproduksi, tetapi paling sering sebelum usia 30 tahun. Sebabnya
mungkin sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen.
Jadi tidaklah salah bila kelainan ini kadang-kadang juga digolongkan dalam
mammary dysplasia. Pada mammary dysplasia, sering ditemukan bagian-
bagian yang menyerupai fibroadenoma dan antara kedua kelainan ini tidak
ada batas jelas. Kelainan tersebut dinamai fibroadenomatosis.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuaadran luar atas, merupakan
lobul yang berbatas jelas, mudah digerakan dari jaringan sekitarnya.
Makroskopik tampak suatu tumor yang bersimpai, berwarna putih keabu-
abuan, pada penampang tampak jaringan ikat yang berwarna putih, kenyal
10
serta tampak bagian-bagian yang menonjol ke permukaan berwarna kekuning-
kuningan jernih, merupakan komponen kelenjar.
Gambaran histologik menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblas
yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel. Jaringan
ikat dapat menunjukkan gambaran miksomatosa. Menurut gambaran
histologiknya fibroadenoma dibagj atas:
1. fibroadenoma pericanaliculare
Kelenjar berbentuk bulat atau lonjong dilapisi epitel selapis atas beberapa
lapis.
2. fibroadenoma intracanaliculare
Jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak, sehingga kelenjar
berbentuk panjang-panjang atau tidak teratur dengan lumen yang sempit
atau menghilang. Kadang-kadang hampir tidak ditemukan stroma yang
berproliferasi; yang tampak hanya kelenjar-kelenjar yang saling
berdesakan. Gambaran tersebut sering ditemukan pada mamma lactans dan
disebut lactating adenoma.
Pemisahan yang tajam antara fibroadenoma peri- dan intrakanalikuler
kadang-kadang sukar, berhubung ditemukannya jenis campuran.Menjelang
haid tampak pembesaran sedikit dan kehamilan jelas merangsang
pertumbuhan. Pada menopause terjadi sebaliknya, ialah regresi.
Giant fibroadenoma (Cystosarcoma phyllloides)
Kadang-kadang fibroadenoma cepat sekali tumbuhnya dan menjadi
besar, disebut giant fibroadenoma. Karena besarnya, kulit dapat terkena,
sehingga timbul nekrosis. Stroma kadang-kadang jelas menunjukkan anaplasi.
Walaupun stroma jelas anaplastik dan pertumbuhan cepat, tetapi tumor ini
biasanya lokal, sehingga istilah cystosarcoma sebenarnya kurang tepat.
Tumor Filodes
Dulu dikenal sebagai kistosarkoma fillodes, neoplasma ini tampak
11
seperti fibroadenoma (terbentuk dari saluran dan stroma proliferatif), pada
potong lintang tampak banyak celah yang membentuk pola seperti daun.
Tumor filoides dapat men-jadi sangat besar, menyebakan distrosi payudara
dan nekrosis tekan pada kulit di atasnya.
• Lesi ini dapat bersifat ganas (jarang) atau jinak (sering).
Perubahan yang memberi kesan ganas meliputi peningkatan selularitas,
anaplasia, aktivitas mitosis yang tinggi, dan pertumbuhan komponen
stroma yang berlebihan.
• Tumor filloides ganas dapat bermetastasis secara hematogen, biasanya ke
paru-paru, hanya memperlihatkan komponen stroma, dan dapat
menyebabkan kematian.
Papiloma dan karsinoma papiler
Pertumbuhan papiler (epitel dan fibrovaskuler) dalam saluran,
biasanya pada duktus laktiferus. Adenoma puting dan papilomatosis florid
pada puting adalah terminologi yang dipakai untuk tumor puting yang
menunjukkan hiperplasia papiler epitel duktus yang bercampur dengan
fibrosis. Secara klinik lesi berupa sekresi puting serosa atau berdarah, atau
seperti tumor subareola yarig kecil dengan diameter beberapa milimeter.
Meskipun jinak, papiloma berhubungan dengan peningkatan risiko
perkembangan invasif karsinoma payudara, khususnya bila lesi multipel atau
mengenai puting.
Kelainan ini jarang dapat diraba dan biasanya diketahui dengan adanya
gejala berupa cairan jernih, keruh atau darah yang keluar dari puting susu.
Tampak gambaran bermacam-macam, dari yang jinak hingga yang ganas, ada
pertumbuhan yang soliter hanya di sebuah duktus, ada pula pertumbuhan
papiler yang merata disebut papillomatosis.
Papiloma yang soliter biasanya kecil, mempunyai poros yang
bercabang dan tumbuh dalam duktus yang melebar. Gambaran histologik
12
menunjukkan pertumbuhan papiler yang dilapisi epitel kuboid selapis atau
dua lapis yang biasa dan jaringan ikat di tengahnya. Bila menjadi ganas,
epitel menjadi atipik, bertumpuk-tumpuk dan tampak invasi menembus
membrana basalis ke dalam stroma, disebut karsinoma papiler. Pada
papilomatosis yang merata, tidak ditemukan percabangan stroma yang jelas
Pada papiloma ditemukan banyak bentuk peralihan antara yang jinak
dan yang jelas ganas, sehingga kadang-kadang sukar untuk menegakkan
diagnosis tepat. Bila sangat meragukan lebih baik melakukan mastektomi
simplek demi kepentingan penderita.
Karsinoma payudara
Statistik yang dibuat dari sediaan-sediaan yang di-terima di Lembaga
Patologj Jakarta, menunjukkan bahwa karsinoma payudara menduduki tempat
pertama dalam frekwensi tumor-tumor ganas. Pada tahun-tahun terakhir ini
frekwensi karsinoma payudara meningkat, kemungkinan disebabkan karena
mortalitas oleh sebab lain-lain menurun. Lesi multifokal (misalnya yang
timbul pada kuadran lain di luar massa tumor utama) pada kurang lebih
sepertiga pasien dan tidak jarang bilateral, khususnya pada varian lobular
karsinoma payudara, Sebagian besar kanker payudara terjadi pada unit duktus
terminal (kecuali yang menjadi penyakit Paget dan karsinoma lobuler) dan
perbedaan di antara tipe-tipe variasinya, yang mempunyai gambaran patologi
klinik tertentu, didasarkan pada gambaran sitologik dan arsitektur individual.
Klasifikasi terbaru kanker payudara adalah sebagai berikut:
A. Noninvasif (non-infiltratif)
1a. Karsinoma intraduktal
b. Karsinoma lobuler insitu
B. Invasif (infiltratif)
la. Karsinoma intraduktal invasif - NOS (not otherwise specified)
13
b. Karsinoma duktal invasif dengan penyakit Paget
2. Karsinoma lobuler invasif
3. Karsinoma meduler
4. Karsinoma koloid (karsinoma musinosum)
5. Karsinoma tubular
6. Karsinoma kista adenoid
7. Karsinoma apokrin
8. Karsinoma papiler skuamosa
Sebagian besar tumor adalah invasif pada saat ditemukan, tetapi dengan
meningkatnya kepedulian pasien, pemeriksaan fisik yang cermat, dan skrining
mamografi, persentase tumor in situ meningkat.
Terminologi karsinoma payudara berimplikasi pada karsinoma yang
tumbuh di dalam struktur saluran dan kelenjar payudara. Saat ini, sekitar 1
sampai 10 wanita menderita kanker payudara selama masa hidupnya, dan
kanker payudara menyebabkan kematian akibat kanker sebesar 20% pada
wanita.
Epidemiologi.
Jarang berkembang sebelum umur 25 tahun, insidens tertinggi pada masa
perimenopause.
Lebih sering terjadi pada pasien dengan riwayat kanker payudara dalam
keluarga; risiko meningkat secara proporsional dengan jumlah anggota
tingkat pertama yang menderita kanker.
Risiko lebih besar pada wanita yang. menarche lebih awal dan menopause
terlambat (masa reproduksi panjang).
Lebih sering pada nulipara daripada multipara.
Obesitas berhubungan: dengan peningkatan risiko akibat pembentukan
estrogen di deposit lemak.
Estrogen eksogen untuk mengatasi gejala menopause berhubungan
14
dengan meningkatnya risiko mencegah kanker payudara.
Kontrasepsi oral tidak menunjukkan peningkatan risiko yangjelas.
Perubahan fibrokistik proliferatif, khususnya yang disertai hiperplasia
atipik, berkaitan dengan peningkatan risiko.
Riwayat karsinoma pada payudara satunya, endometrium dan ovarium
berkaitan dengan peningkatan risiko.
Etiologi dan patogenesis
Di antara semua jenis tumor ganas, maka karsinoma payudara
merupakan tumor ganas yang paling banyak diselidiki untuk mengetahui
etiologinya. Faktor-faktor yang dianggap penting sebagai etiologi ialah:
1. Virus
Pada manusia, usaha untuk mengisolasi suatu virus dari sel-sel
karsinoma payudara belum pernah berhasil. Virus tumor-payudara tikus
(MMTV) dapat menyebabkan kanker payudara pada tikus yang menyusui,
tetapi virus onkogenik yang mirip pada manusia belum dibuktikan.
2. Keturunan
Sekarang terdapat keyakinan, bahwa ibu dan saudara dari
penderita karsinoma payudara mempunyai kemungkinan yang lebih
besar untuk menderita tumor tersebut. Perannya didukung dengan
insidens yang tinggi pada pasien dengan riwayat keluarga tingkat
pertama (first-degree) positif. Mutasi germ line pada gen supresor tumor
p53 diperhitungkan untuk kasus-lcasus dengan sindrom Li-Fraumeni
familial yang jarang terjadi. Gen BRCA-1 pada kromosom 17q21,
merupakan persentase besar timbulnya kanker familial pada usia'yang
lebih muda.
3. Hiperestrinisme dan ketidakseimbangan hormonal
Banyak wanita dengan karsinoma payudara menunjukkan hiperplasi
kortex ovarium. Juga terdapat hubungan yang positif antara karsinoma
15
payudara dan karsinoma endometrium, kedua-duanya dianggap terjadi
akibat ketidakseimbangan estrogen. Analisis pada penderita karsinoma
payudara menghasilkan bahwa mereka mempunyai masa menopause yang
lebih lambat dari biasa.
Pada kehamilan, maka progesteron mempunyai efek yang menekan
estrogen. Masih diperdebatkan, apakah wanita yang tidak menikah lebih
mudah terkena tumor tersebut dibandingkan dengan yang menikah.
Karsinoma payudara jarang ditemukan pada wanita yang telah
dikastrasi.
Ketidakseimbangan hormon:
(1) estrogen endogen yang berlebihan, baik dari tumor ovarium
fungsional pada wanita pasca menopause yang memproduksi estrogen atau
pemaparan berkepanjangan (masa reproduksi panjang) tampaknya
meningkatkan risiko kanker payudara.
(2) kanker payudara sering mengandung reseptor estrogen dan
progesteron.
(3) faktor pertumbuhan tertentu yang berhubungan dengan
karsinoma (seperti transforming growth factor alpha aan beta) yang
disekresi oleh sel karsinoma payudara tampaknya tergantung pada
estrogen; (4) interaksi antara hormon sirkulasi, reseptor hormon pada sel
kanker, dan faktor pertumbuhan autokrin yang dibuat oleh sel tumor
memainkan peran dalam perkembangan kanker payudara.
Pengaruh lingkungan: diet tinggi lemak dan konsumsi alkohol yang
cukup banyak dilaporkan pada beberapa penelitian meningkatkan
risiko kanker payudara.
Onkogen amplifikasi proto-onkogen erb B2/neu, gen-gen int-2, c-
ras, dan c-myc, dan mutasi somatik p53 dan gen supresor Rb
terjadi hampir pada 50% kanker payudara.
16
Lokalisasi
40% terdapat pada kwadran luar atas, lalu menyusul kwadran dalam
atas, kwadran bawah dan daerah subareola serta puting susu.
Jenis- Jenis Karsinoma yang Sering Ditemukan
Karsinoma Intraduktal
Ditandai dengan sel karsinoma besar dan/atau pleomorfik relatif yang
tumbuh, mengisi dan menyumbat duktus dan duktulus dengan sel kanker
tetapi tetap mempunyai batas yang jelas dengan membran basal. Terdapat
bermacam-macam pola: padat, kribiformis, papiler, mikro-papiler, dan varian
komedokarsinoma.
Tumor in situ berdiferensiasi buruk; pleomorfik, sering menunjukkan
nekrosis sentral. Substansi nekrotik ini mudah pecah keluar karena
tekanan ringan, oleh karena itu dinamai komedokarsinoma.
Komedokarsinoma in situ lebih agresif, dengan kekambuhan atau invasi
lebih dari 40% kasus setelah lumpektomi.
Varian yang berdiferensiasi baik menunjukkan nekrosis ringan (sangat
sedikit) di dalam duktus. Bila dibiopsi saja, kekambuhan atau invasi
terjadi 0 sampai 10% kasus.
Karsinoma Lobuler In Situ
Ditandai dengan proliferasi sel kecil dan seragam dalam duktulus atau
asinus yang mengisi, meregangkan dan menyebabkan distorsi minimal 50%
dari unit asinar satu lobus. Sel KLIS yang terisolasi sering meluas ke duktus
yang lebih besar dalam pola pagetoid. Kanker in situ ini tampaknya
merupakan petanda perkembangan kanker payudara invasif di kemudian hari.
Karsinoma invasif berkembang pada sekitar 30% dari kasus KLIS bila
tidak dilakukan mastektomi. Karsinoma invasif berkembang dengan frekuensi
yang sama pada payudara yang sama atau kontralateral dan dapat mempunyai
17
tipe histologis duktal atau lobuler.
Karsinoma Duktus Infiltratif (INVASIF)
Tipe kanker payudara yang paling sering, tampak sebagai nodul keras,
tidak beraturan dan besarnya sekitar 1-2 cm. Secara histologis, tumor terdiri
dari sel duktus ganas yang tersusun dalam bentuk tali-tali, sarang-sarang sel
padat, tubul-tubul, lembaran-lembaran yang saling beranastomosis dan
campuran bervariasi dari semuanya. Sel-sel ini tersebar dalam reaksi stroma
padat yang menyebabkan konsistensi tumor menjadi keras (karsinoma
skirosa). Pembagian stadium tumor berdasarkan derajat atipia inti sel dan
diferensiasi histologis (tubul).
Karsinoma Koloid (MUSINOSUM)
Merupakan 2-3% kanker payudara. Tumor ini tumbuh lambat, timbul
pada wanita yang lebih tua, dan mempunyai prognosis yang baik bila
merupakan karsinoma musinosa murni, yang mengisi lebih dari 75% massa
tumor. Secara morfologis berupa massa gelatinosa lunak yang
mengandung kubangan-kubangan musin berwarna muda, yang di dalamnya
terdapat pulau-pulau kecil sel-sel tumor berdiferensiasi baik.
Karsinoma Lobuler Invasif
Merupakan 5% dari karsinoma invasif, tetapi cenderung lebih sering
multifokal dan bilateral dibandingkan karsinoma duktus yang lain. Prognosis-
nya hampir sama dengan karsinoma duktus invasif tetapi cenderung bilateral.
(20%) atau multisentris.
Tumor tampak sebagai massa elastis, sering batasnya tidak jelas.
Kadang-kadang tumor tampak skirosa. Secara histologis tumor terdiri dari sel
kecil yang seragam membentuk untaian sel tumor infiltratif, kadang-kadang
membentuk suatu susunan konsentris di sekitar duktus. Perbedaan dari
18
karsinoma duktus kadang-kadang sulit pada beberapa kasus, namun kanker
payudara yang sama-sama mempunyai gambaran lobuler dan duktal tidak
jarang ditemukan.
Karsinoma lobulus
Gambaran histologik menunjukkan sel-sel anaplastik yang seluruhnya
terletak di dalam lobulus-lobulus. Membrana basalis tetap utuh, karena itu
dapat dianggap sebagai carcinoma in situ.
Karsinoma intraduktus
Sebagaimana telah dijelaskan, carcinoma mammae 90% berasal dari
duktus. Selama proses tersebut terletak di dalam membrana basalis duktus,
disebut noninfiltrating. Mikroskopik: tampak proliferasi anaplastik epitel
duktus yang dapat memenuhi dan menyumbat duktus. Pada tingkat
noninfiltratif tumor sukar ditemukan, kadang-kadang perabaannya sedikit
lebih keras daripada bagian lain-lain.
Duktus dapat melebar dan berisi sekret dan jaringan nekrotik yang
mengering seperti keju. Bila dipijat sekret dapat keluar. Istilah yang
digunakan ialah comedocarcinoma. Lambat laun tumor menembus membrana
basalis dan menjadi infiltratif.
Scurrilous carcinoma
Merupakan separuh dari jumlah karsinoma payudara. Besamya tumor
rata-rata hanya 2 cm, dan jarang melebihi 4 cm. Perabaannya keras seperti
batu, dapat melekat pada dinding dada, mengakibatkan kulit tertarik ke bawah
dan retraksi puting susu. Pada penampang tampak chalk streaks, ialah garis-
garis putih kuning menyerupai coretan kapur, yaitu sel-sel tumor yang telah
19
nekrotik.
Mikroskopik tumor terdiri atas stroma yang padat dengan kelompok-
kelompok sel epitel yang terlepas atau membentuk kelenjar. Sel-sel itu
berbentuk bulat atau poligonal, hiper-khromatik, bentuk dan besarnya
uniform dan mitosis sukar ditemukan.Pada tepi, tumor akan menyebuk
jaringan lemak dan saluran perivaskuler dan perineural serta pembuluh darah.
Medullary carcinoma
Tumor ini jarang ditemukan. Merupakan 1% dari kanker payudara.
Tampak sebagai tumor yang relatif besar, lunak, berbatas tegas, berdiameter
2-3 cm. Pada jenis ini tidak ditemukan jaringan ikat yang jelas . Gambaran
histologis karsinoma mauler menunjukkan: tidak adanya desmoplasia,
infiltrasi limfoplasmositik padat yang sedang, sel tumor besar pleomorfik
yang tumbuh dalam massa padat, seperti sinsitium dan beranastomosis. Hanya
bila tumor mempunyai semua gambaran ini maka perjalanan klinisnya tidak
terlampau ganas dibanding karsinoma duktus infiltratif yang khas.
Bila dibelah, pada penampang tumor akan menonjol dan mempunyai
konsistensi menyerupai otak. Pertumbuhan tumor sentrifugal dan seolah-olah
berbatas jelas. Gambaran histologik: gambaran utama ialah stroma yang
sedikit dan penuh berisi kelompok-kelompok sel yang luas dan tidak teratur
serta tidak jelas membentuk kelenjar atau pertumbuhan papiler. Kadang-
kadang tampak jelas unsur-unsur kelenjar, disebut: adenokarsinoma meduler.
Kadang-kadang terdapat sebukan limfosit yang mencolok pada stroma di
dalam tumor.
Colloid (mucoid) carcinoma (karsinoma berlendir)
Merupakan jenis yang jarang ditemukan, tumbuh perlahan-lahan.
Perabaan agak lunak dan berbatas jelas. Pada penampang biasanya tampak
infiltrasi ke jaringan sekitarnya, gambaran kelabu biru menyerupai gelatin.
20
Bagian tengah tumor biasanya mengalami pencairan dan perdarahan. Secara
mikroskopik tampak sel-sel tumor terapung dalam cairan amorf yang basofil.
Sel-sel tumor membentuk musin dan tersusun membentuk asinus pada
beberapa tempat. Juga tampak sel-sel cincin stempel (signet-ring cells) yaitu
sel yang membesar karena mengandung vakuol berisi musin dan inti
terdorong ke pinggir. Signet-ring cells sering ditemukan pada tumor yang
tidak berdiferensiasi dari lambung dan usus. Kadang-kadang gambaran
histologiknya menyerupai adenocarcinoma. Pada colloid carcinoma musin
dapat dibentuk intraseluler dan ekstraseluler.
Penyakit Paget
Merupakan karsinoma intraduktus pada saluran ekskresi utama yang
menyebar ke kulit puting susu dan areola, sehingga terjadi kelainan
menyerupai eczema. Dahulu disangka bahwa kelainan ini hanya merupakan
radang kulit saja. Karena telah menyebuk kulit, maka prognosis lebih buruk
dari karsinoma duktus yang noninfiltratif. Kelainan ini ditemukan pada
wanita berusia rata-rata lebih tua dari karsinoma payudara umumnya. Pada
kasus yang lanjut dapat ditemukan ulserasi total.
Tanda yang khas ialah penyebukan epidermis oleh sel ganas yang
disebut sel Paget. Sel itu besar, anaplastik dan hiperkhromatik dikelilingi
suatu kelim jernih (halo). Halo tersebut disebabkan degenerasi hidropik
(ballooning degeneration). Ciri-ciri karsinoma payudara yang infiltratif:
1. Lesi pada kwadran atas lateral. Tumbuh progesif ke seluruh arah.
2. Tidak dapat digerakkan dari dasar, akibat perlekatan pada fascia dinding
thorax.
3. Retraksi kulit. Terjadi oleh karena penyebaran ke kulit.
4. 'Peau d'orange" (Orange peeling, pig skin, kulit babi).
5. Retraksi puting susu. Terjadi bila tumor mengenai duktus ekskresi utama.
6. Metastasis ke kelenjar regional atau alat tubuh yang jauh.
21
7. Keadaan umum penderita memburuk.
Penyebaran
1. Limfogen
Penyebaran ke lateral akan menuju kelenjar limfe axilla, bila ke
superior akan menuju kelenjar supra-klavikuler dan kelenjar leher, aliran
ke medial akan tiba pada payudara sisi lain dan penyebaran ke arah
inferior ke alat-alat tubuh dalam rongga abdomen dan kelenjar limfe
abdominal. Ke dalam akan menuju ke kelenjar limfe di dalam thorax,
terutama sepanjang a. mammaria interna. Penyebaran yang paling sering
ialah ke kelenjar axilla dan kelenjar sepanjang a. mammaria interna.
2. Aliran vena
Aliran vena penting oleh karena metastasis melalui vena dan
hubungannya yang erat dengan aliran limfe. Vena yang mengurus
payudara ialah:
a. cabang v. mammaria interna:
Alirannya ialah dari v. mammaria interna ke v. anonyma
kemudian berakhir pada kapiler paru paru.
b. v. axillaris:
Vena ini juga akan berakhir pada kapiler paru-paru. Salah satu
usaha bagi diagnosis dini karsinoma payudara ialah pemeriksaan
radiologik khusus yang disebut mammografi. Pada mammogram akan
tampak gambaran bertambahnya kepadatan jaringan lunak setempat
pada daerah karsinoma.
Gambaran yang Umum pada Semua Karsinoma Invasif
Invasi lokal ke dalam struktur penunjang menyebabkan tumor
terfiksasi, retraksi puting, dan dimpling pada kulit. Invasi pada sistem
limfatik berhubungan dengan metastasis ke kelenjar limfe, dan bila meluas ke
22
kulit akibat limfedema, menyebabkan kulit payudara menyerupai kulit jeruk.
Mikrokalsifikasi yang dideteksi dengan mamografi pada atau berkaitan
dengan karsinoma dicatat pada sekitar 60% kasus. Sayangnya banyak lesi
jinak yang juga menunjukkan mikrokalsifikasi.
Sekitar dua pertiga kanker payudara ditemukan dengan metastasis pada
kelenjar getah bening. Meskipun semua kanker payudara dapat bermetastasis
ke kelenjar aksila, supraklavikula, dan / atau mamaria interna, tumor yang
terletak pada kuadran lateral cenderung bermetastasis ke kelenjar aksila,
sedangkan, tumor di kuadran medial dan sentral payudara cenderung
bermetastasis ke kelenjar mamaria interna. Tempat penyebaran lain yang
disukai adalah kulit, tulang, paru-paru, hati dan adrenal
Gambaran Klinis
Meskipun sebagian besar kanker payudara ditemukan oleh pasien dan
sudah pada stadium lanjut (rata-rata sebesar 4 cm dan dua pertiga dengan
penyebaran ke kelenjar getah bening), mamografi merupakan teknik yang
sangat berguna untuk mendeteksi kanker yang masih kecil dan dini (yang
disebut kanker minimal bila kurang dari 1 cm dan / atau in situ), yang
mempunyai prognosis lebih baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis
1. Sifat tumor itu sendiri.
2. Kelenjar limfe yang menunjukkan reaksi hitiosit dan sel plasma, berarti
terdapat ”defensive response” (reaksi untuk melawan) yang baik.
3. Penderita berusia muda umumnya mempunyai tumor yang lebih cepat
berkembang daripada penderita berusia lanjut.
4. Kehamilan mempercepat pertumbuhan tumor
5. Lesi kwadran atas lateral mempunyai prognosis lebih baik daripada lesi
medial atau sentral, karena lesi medial dan sentral mudah bermetastasis ke
23
alat tubuh dalam abdomen
6. Ukuran tumor, makin besar tumor makin buruk prognosisnya.
7. Penyebaran ke kelenjar getah bening dan banyaknya kelenjar yang
positif: angka kelangsungan hidup lima tahun 80% pada pasien dengan
KGB negatif, 50% dengan satu sampai, tiga kelenjar positif, dan 21%
untuk pasien dengan empat atau lebih kelenjar positif.
8. Derajat tumor secara histologis, meliputi gambaran inti sel dan derajat
diferensiasi.
9. Tiga kategori prognosis berdasarkan tipe histologis kanker payudara
adalah : (1) non metastasis: karsinoma in situ; (2) metastasis jarang
karsinoma koloid murni, karsinoma meduler, karsinoma tubuler,
karsinoma papiler infiltratif dan karsinoma kistik adenoid; (3)
metastasis sedang sampai tinggi:pada semua tipe
10. Status reseptor estrogen dan progesteron. Tujuh puluh persen tumor
memiliki reseptor estrogen yang mengalami regresi setelah terapi
hormonal, dan hanya 5% yang.memberikan respons negatif.
11. Laju proliferasi yang relatif tinggi dihitung dengan flow cytometer
memberi kesan prognosis yang buruk.
Tumor ganas lain-lain
Tumor ganas dapat berasal dari kulit, kelenjar peluh, lemak atau
jaringan ikat. Tumor ganas berasal dari kulit ialah carcinoma planocellulare.
Tumor ganas berasal dari stroma yang paling sering ialah fibrosarcoma.
Chondrosarcoma dan osteogenic sarcoma jarang ditemukan; berasal dari
metaplasi fibroblas. Juga dapat ditemukan sarkoma sel retikulum dan lympho-
sarcoma. Sarkoma mengakibatkan pertumbuhan yang lebih cepat daripada
karsinoma, maka itu prognosisnya lebih buruk.
Payudara pria
24
Payudara pria yang rudimenter biasanya bebas dari kelainan. Dua
kelainan yang kadang-kadang ditemukan ialah ginekomasti dan karsinoma.
1. Ginekomasti (Gynaecomastia)
Ginekomastia, atau pembesaran payudara pada pria, mempunyai
kepentingan sebagai indikator hiperestrinisme, memberi kesan
kemungkinan adanya tumor testis fungsional atau sirosis hepatis. Secara
histologis, terdapat proliferasi komponen epitel dan stroma.
Embriogenesis dan perkembangan payudara pada wanita dan pria sama.
Hanya pada pria tidak ditemukan asinus. Yang dibentuk ialah duktus
utama dan cabang sekunder tanpa lobulus. Walaupun tidak begitu sensitif,
payudara pria dapat dipengaruhi hormon.
Ginekomasti dapat terjadi pada pubertas dan usia lebih tua dan
sebabnya ialah pengaruh estrogen yang berlebihan, biasanya dari kelenjar
adrenal. Ginekomasti terjadi karena adanya hiperestrinisme, yaitu bila:
1) Penghancuran estrogen terganggu.
Pada penderita cirrhosis hepatis fungsi hati berkurang, sehingga terjadi
peninggian kadar estrogen dalam darah.
2) Fungsi androgen berkurang.
Karena fungsi androgen testis berkurang, maka secara relatif estrogen
bertambah. Ditemukan pada usia lanjut dan pada sindrom Klinefelter.
3) Tumor testis.
Pada choriocarcinoma testis juga dapat ditemukan ginekomasti. Jadi
sebenarnya kelainan ini dapat digolongkan dalam displasi.
2. Karsinoma payudara pria
Sangat jarang ditemukan, biasanya pada usia lanjut. Oleh karena
jaringan payudara sedikit, maka penyebukan jaringan di bawahnya dan
ulserasi terjadi lebih cepat. Gambaran histologisnya mirip karsinoma
duktus infiltratif pada payudara wanita.
25
Penafsiran tonjolan payudara
Sebagai patokan dapat dikatakan, bahwa tiap tonjolan pada payudara
dianggap ganas sebelum dapat dibuktikan kebalikannya.
1. Tonjolan payudara pada wanita di bawah usia 35 tahun
Menurut urutan frekwensi yang paling banyak ditemukan ialah:
a. mammary dysplasia
b. fibroadenoma
c. mastitis
d. nekrosis lemak
e. Karsinoma
2. Wanita berusia 35 - 50 tahun
Yang paling banyak mammary dysplasia, lalu karsinoma,
kemudian baru fibroadenoma, nekrosis lemak, mastitis acuta dan
papilloma.
3. Wanita berusia lebih dari 50 tahun
Yang paling banyak ialah karsinoma, kemudian mammary
dysplasia, nekrosis lemak, penyakit Paget.
Tumor – Tumor Payudara :
Ini merupakan kelainan payudara wanita yang paling penting. Walaupun
tumor payudara dapat berasal dari semua komponen jaringan ( yaitu jaringan ikat
longgar dan unsur epitel ), tetapi unsur epitel lebih lazim menimbulkan neoplasma
payudara.
1. Fibroadenoma
Fibroadenoma yang bersimpai sejauh ini merupakan tumor jinak payudara
wanita yang paling lazim dijumpai. Peningkatan aktifitas estrogen secara absolut atau
relatif diperkirakan memainkan peranan dalam pertumbuhan fibroadenoma ini, dan
26
juga kelainan yang mirip, yang mungkin tidak bersimpai jelas. Fibroadenoma
biasanya timbul pada gadis prepubertas dan wanita muda; dengan puncak kejadian
pada dekade ketiga.
Fibroadenoma berbatas jelas, bersimpai, biasanya soliter, berbentuk benjolan
yang dapat digerakkan. Jarang dijumpai tumor ganda. Diferensiasi klinik dari kista
soliter merupakan yang paling sukar, tetapi dapat diatasi dengan sonografi. Yang
khas, diameternya sekitar 3 cm, tetapi dapat juga lebih besar. Sesuai dengan
namanya, tumor ini terdiri jaringan ikat dan jaringan kelenjar. Secara makroskopis,
tumor ini padat dengan warna putih kelabu yang seragam pada potongan melintang
dengan tanda – tanda bercak lunak berwarna kuning kemerahan sebagai daerah
kelenjar.
Fibroadenoma yang mencapai ukuran diameter 10 sampai 15 cm disebut
fibroadenoma raksasa. InI dapat merubah bentuk payudara dan menyebabkan
nekrosis akibat penekanan pada kulit, yang kadang – kadang disertai ruptur tumor
sehingga keluar dari kapsulnya menuju ke permukaan. Walaupun tanda – tanda
seperti itu bukan mencerminkan keganasan, epitel atau stroma pada beberapa kasus
yang lebih besar dapat mengalami transformasi ganas. Meskipun demikian sifatnya
relatif jinak, dan walaupun beberapa bermetastasis ke kelenjar getah bening regional,
pembedahan eksisi biasanya memberi kesembuhan.
2. Papiloma dan Karsinoma Papiler
Papiloma neoplastik biasanya timbul pada dekade keempat atau kelima
kehidupan. Neoplasma ini biasanya merupakan kelainan kecil, dengan diameter
kurang dari 1 cm, tumbuh dekat putting susu. Dapat berupa benjolan atau bertangkai.
Pada pemeriksaan mikroskopik, tampak memiliki jaringan ikat longgar yang halus di
bagian tengah sebagai kerangka, dilapisi oleh sel epitel kuboid teratur selapis atau dua
lapis. Metaplasi apokrin dan focus hialinisasi sering dijumpai. Walaupun sebagian
besar kelainan papiler soliter ini bersifat jinak, beberapa tampak ganas atau berada
pada bentuk perbatasan (karsinoma papiler) yang ditandai oleh epitel atipik yang
27
progresif, anaplasi, dan invasi stroma bertangkai atau bahkan jaringan periduktus.
Diferensiasi histologik dari papiloma jinak, perbatasan, dan ganas mungkin sukar,
kecuali dilakukan pemeriksaan dari beberapa potongan jaringan untuk mengetahui
beratnya proses atipik, jumlah mitosis dan infiltrasi stroma.
3. Karsinoma Payudara
Karsinoma payudara ditempatkan sebgai penyebab utama kematian akibat
kanker pada wanita di Amerika Serikat, hal ini sangat mungkin juga terjadi di negara
barat lainnya. Turunnya dominasi ini malah diikuti oleh tanda – tanda peningkatan
frekuensi kanker paru pada wanita, dan bukan menurunkan angka kematian
karsinoma payudara, karena angka ini bertahan secara tetap selama beberapa tahun.
Apapun variabelnya karsinoma payudara masih terus merupakan hampir 20 % dari
penyebab kematian akibat kanker pada wanita di Amerika Serikat. Lebih banyak
kasus baru karsinoma invasive dijumpai setiap tahun dibanding kematian,
menunjukkan bahwa lebih banyak wanita disembuhkan penyakitnya.
Epidemiologi
Faktor – faktor resiko karsinoma payudara :
Pengaruh geografi
Lima kali lebih banyak di Amerika Serikat daripada di Jepang dan Taiwan
Predisposisi genetik
Besarnya resiko sebanding dengan jumlah keluarga dekat yang menderita
kanker payudara dan usia terjadinya kanker di keluarga tersebut. Makin muda
usianya pada saat tumbuh kanker dan bentuk kanker yang bilateral, makin
besar predisposisi genetiknya.
Peningkatan usia
Jarang sebelum usia 20 tahun, tetapi akan meningkat secara menetap sampai
saat menopause, kemudian diikuti oleh peningkatan yang lambat sepanjang
28
hidup.
Lama usia produksi
Resiko meningkat pada menarche dini dan menopause lambat.
Paritas
Lebih sering pada nulipara daripada multipara.
Usia saat kelahiran anak pertama
Resiko meningkat bila usia lebih dari 30 tahun saat anak pertama lahir.
Obesitas
Resiko meningkat karena sintesis estrogen dalam timbunan lemak.
Etiologi dan Patogenesis
Meskipun telah dilakukan penelitian yang mendalam, asal usul terakhir dari
karsinoma payudara masih merupakan teka – teki yang penuh misteri. Satu –
satunya petunjuk ialah pengaruh genetika dan ketidakseimbangan hormonal
Predisposisi genetik, tidak diragukan lagi, tetapi belum diketahui
bagaimana faktor genetika berperan dalam menimbulkan neoplasma.
Sangat mungkin faktor tersebut mempengaruhi reseptor hormon dalam sel
epitel payudara, tetapi ini bersifat spekulatif.
Hiperestrinisme endogen. Diperkirakan memegang peranan penting.
Diketahui bahwa epitel payudara yang normal memiliki reseptor estrogen
dan progesterone ( reseptor progesterone dikendalikan oleh banyaknya
ikatan reseptor estrogen ). Kompleks hormon estrogen reseptor diteruskan
beritanya ke dalam inti sel, dan hormon akan memerintahkan gen yang
berakibat pada pembelahan sel dan sintesis reseptor progesterone.
Reseptor steroid dapat dikenali pada beberapa kanker payudara ( tidak
semua ), yang memberikan mekanisme logis dengan dampak ketidak
seimbangan estrogen yang mungkin bekerja sebagai promotor untuk
proses karsinogenik.
29
Pengaruh makanan. Terdapat pendapat kuat bahwa makanan dengan
kandungan lemak tinggi merupakan predisposisi penting.
Derajat dan Stadium
Neoplasma ini dibagi menurut derajat keganasannya berdasarkan tingkat
anaplasinya ( derajat I sampai derajat III ), dan digolongakan ke dalam tiga
kelompok berdasarkan agresivitas biologik.yaitu :
Tidak bermetastasis
Karsinoma intraduktus tanpa invasi stroma, karsinoma lobular insitu.
Jarang bermetastasis
Karsinoma koloid, karsinoma medular dengan infiltrasi limfositik, infiltasi
papiler.
Metastasis sedang sampai hebat
Semua bentuk lain. Adanya kemungkinan terjadinya penyebaran jauh.
Pentahapan kanker untuk karsinoma payudara menurut The American
Joint Committee :
Stadium Tis
Kanker in situ ( lobular in situ, intraduktus murni, dan Penyakit Paget
putting susu tanpa tumor yang dapat diraba )
Stadium I
Tumor dengan diameter terbesar 2 cm atau kurang dan tanpa penyebaran
jauh atau regional.
Stadium II
Tumor dengan diameter lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm pada
ukuran terbesar, tetapi tanpa penyebaran jauh.
Stadium III ( A )
Tumor dengan diameter 5 cm atau lebih, dengan atau tanpa penyebaran
30
homolateral regional ( lokal ) yang dapat atau tidak terfiksasi, tetapi tanpa
penyebaran jauh.
Stadium III ( B )
Tumor dengan diameter 5 cm atau lebih, dengan metastasis homolateral ke
kelenjar getah bening supraklavikular dan intraklavikular.
Stadium IV
Tumor untuk setiap ukuran dengan atau tanpa penyebaran regional tetapi
atau tanpa penyebaran regional tetapi dengan tanda – tanda metastasis
jauh.
Keadaan Klinik
Prognosis untuk penyakit ini sukar diberikan karena begitu banyak variabel
yang mempengaruhinya, tetapi yang sangat mempengaruhi prognosisnya ialah
stadium tumor pada saat diagnosis ditegakkan dan cara terapinya.
Selama beberapa tahun sudah diketahui bahwa variasi manipulasi hormonal
ditujukan untuk menurunkan atau menghalangi rangsangan estrogen yang dapat
mempengaruhi perjalanan klinis kanker payudara.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa jumlah reseptor progesteron
merupakan peramal yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang menyenangkan
daripada dengan reseptor estrogen, diperkirakan karena keberadaan reseptor
progesteron menimbulkan diferensiasi yang lebih baik pada sel – sel kanker. Tumor
yang memiliki kedua reseptor ini mempunyai hampir 80 % kemungkinan bereaksi
terhadap terapi hormonal.
Payudara Pria
Payudara pria yang rudimenter dapat dikata bebas dari kelainan patologi.
Hanya terdapat dua macam kelainan yang timbul agak sering dan perlu mendapat
perhatian yaitu ginekomasti dan karsinoma payudara pria
Ginekomasti
31
Seperti wanita, payudara pria juga terpengaruh hormone, tetapi jauh kurang
peka daripada payudara wanita. Meskiupun demikian, pembesaran payudara
pria atau ginekomasti, dapat timbul sebagai jawaban terhadap kelebihan
estrogen absolute maupun relatif. Penyebab yang penting dari hiperestrinisme
pada pria adalah sirosis hati dengan akibat ketidakmampuan hati malakukan
metabolisme estrogen. Penyebab lain termasuk sindrom Klinefelter, tumor
yang membentuk estrogen, terapi estrogen dan kadang – kadang terapi
digitalis. Ginekomasti fisiologis sering timbul saat pubertas dan pada usia
sangat lanjut.
Karsinoma payudara pria
Ini merupakan kejadian yang jarang, dengan perbandingan frekuensi terhadap
kanker payudara wanita sebesar 1:125. kanker ini muncul pada masa usia
lanjut. Karena sedikitnya jaringan payudara pada pria, maka tumor dengan
cepat melakukan infiltrasi ke dalam kulit dan dinding toraks di bawahnya
DAFTAR ISI
Radang ............................................................................................................ 4
Nekrosis lemak .............................................................................................. 5
Tumor ............................................................................................................. 10
32
Sarcoma .......................................................................................................... 11
Karsinoma Payudara ..................................................................................... 13
Payudara pria ................................................................................................. 25
Cara Terapi Radiasi
External beam radiation atau radiasi dari luar adalah tipe radiasi paling umum
bagi penderita dengan kanker payudara. Radiasi tersebut diarahkan dari mesin ke
tubuh bagian luar di area yang terkena kanker.
Tingkat radiasi yang diberikan tergantung apakah lumpektomi atau
mastektomi telah dikerjakan dan apakah ada atau tidak kelenjar getah bening yang
terlibat. Jika lumpektomi telah dikerjakan, seluruh payudara menerima radiasi, dan
tambahan radiasi diberikan pada area di payudara dimana kanker telah diangkat,
untuk pencegahan munculnya kembali pada area tersebut. Tergantung dari ukuran
dan luas dari kanker tersebut, radiasi bisa diberikan pada area dinding dada dan
ketiak. Pada beberapa kasus, area yang diterapi meliputi kelenjar getah bening
supraclavicular (KGB di atas tulang leher) dan kelenjar getah bening mammary
(KGB di bawah tulang payudara, ditengah dada).Ketika diberikan setelah operasi,
radiasi dari luar ini biasanya tidak diberikan sampai jaringan telah sembuh, kurang
lebih 1 bulan. Jika kemoterapi juga diberikan, terapi radiasi biasanya ditunda sampai
kemoterapi diselesaikan.
Sebelum terapi dimulai, tim radiasi akan mempertimbangkan dengan seksama
untuk menentukan sudut yang tepat untuk tujuan sinar radiasi dan dosis radiasi yang
tepat. Tim tersebut akan membuat sebuah penanda atau tato kecil pada kulit penderita
yang kan digunakan sebagai patokan untuk focus dari sinar radiasi tersebut. Lotion,
bedak, deodorant, dan antiperspirants dapat mengganggu sinar radiasi tersebut
sehingga lebih baik bila tidak digunakan.
Terapi radiasi dari luar ini hampir serupa dengan dilakukan pemeriksaan x-
ray, tapi radiasi lebih sering. Tiap terapi hanya butuh waktu beberapa menit,
i
33
sekalipun waktu dimana penderita harus menunggu membutuhkan waktu yang lebih
lama.
Cara paling umum untuk memberikan radiasi pada kanker payudara adalah 5
hari dalam 1minggu selama sekitar 6-7 minggu.
Accelerated Breast Irradiation: pendekatan standar dari pemberian radiasi
dari luar selama 5 hari dalam seminggu selama beberapa minggu, yang dirasakan
tidak menyenangkan bagi banyak penderita. Beberapa dokter saat ini menggunakan
jadwal, seperti memberikan secara sedikit demi sedikit dosis harian yang lebih besar
hanya selama 3 minggu, yang sepertinya bekerja sebaik cara sebelumnya,
Cara pendekatan terapi radiasi yang lain, dikenal sebagai intraoperative
radiation therapy (IORT), adalah radiasi dengan dosis tunggal yang besar yang
diberikan pada ruang operasi tepat setelah lumpektoni dikerjakan (sebelum insisi
payudara ditutup).
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh radiasi dari luar (external
radiation) untuk jangka pendek adalah pembengkakan dan rasa tebal pada payudara,
perubahan warna kulit payudara seperti terbakar sinar matahari di area yang
terradiasi, dan rasa kelelahan. Perubahan dari jaringan payudara dan kulit biasanya
akan pergi dengan sendirinya dalam 6-12 bulan
Pada beberapa wanita, payudara menjadi lebih kecil dan keras setelah terapi
radiasi. Menjalani radiasi, juga mempengaruhi kesempatan penderita untuk
melakukan rekonstruksi payudara. Terapi radiasi pada kelenjar getah bening di daerah
ketiak juga dapat, menyebabkan timbulnya lympedema (pembengkakan kelenjar
getah bening).
Pada beberapa kasus yang jarang, terapi radiasi dapat melemahkan tulang
rusuk, sehingga dapat menyebabkan patah tulang. Di masa lalu, bagian dari paru dan
jantung juga mendapatkan sinar radiasi, yang pada jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan kerusakan organ-organ tersebut pada penderita. Peralatan terapi radiasi
modern memungkinkan dokter untuk menfokuskan sinar radiasi, sehingga maslah
seperti di atas menjadi jarang.
34
35