patogenesis tumor
DESCRIPTION
Patogenesis TumorMetastasis TumorTRANSCRIPT
-
Patogenesis
Metastasis
Dengan meningkatnya waktu. Suatu tumor ganas menjadi lebih agresif,
menjadi lebih ganas. Peningkatan keganasan itu adalah kecepatan
pertumbuhannya, invasif, dan kemampuan metastasis. Metastasis merupakan
indikator utama neoplasma ganas. Pada metastasis sel tumor lepas dari dari tumor
primer menembus pembuluh darah masuk ke dalam aliran darah dan limfe. Pada
tempat yang jauh sel tumor melekat dan keluar pembuluh darah untuk membentuk
tumor sekunder.
Distribusi lokasi metastase bersifat non random yang tidak dapat
dijelaskan dengan hipotesis anatomikal dan mekanikal yang menyatakan adanya
emboli tumor pada organ tertentu.
Terdapat 3 mekanisme homing:
- Pertumbuhan selektif
Sel tumor mengalami ekstravasasi tetapi hanya tumbuh pada organ
tertentu yang memiliki faktor pertumbuhan atau matriks ekstraseluler yang
sesuai
- Adhesi selektif
Sel tumor mengalami adhesi selektif pada permukaan endotel lumen hanya
pada tempat homing organ
- Kemotaksis selektif
Kemotaksis selektif sel tumor ke organ yang memproduksi soluble
attraction factors.
Mekanisme Metastasis
-
Sel normal mempunyai perlekatan inter sel, yaitu E-cadherin dan B-
catenin. E-cadherin berperan dalam perlekatan antar sel. Bagian sitoplastik E-
cadherin berikatan dengan B-cathenin sehingga dengan demikian B-cathenin juga
ikut berperan dalam pemeliharaan adhesi sel.
Fungsi E-cadherin dapat hilang pada keadaan
- Terjadinya mutasi pada gen E-cadherin
- Aktivasi gen B-cathenin, sehingga B-cathenin translokasi ke inti
Jika terjadi hal ini maka terjadi pelepasan ikatan antar sel, sehingga sel
tumor terlepas dari kelompoknya. Setelah itu sel tumor melekat pada membrana
basalis. Pada saat itu, sel tumor melepaskan enzim proteolitik yang menyebabkan
lisisnya membran basalis (MMPs). Pada ujung tumor invasif memperlihatkan
protease yang tinggi.
Agar sel tumor dapat menembus extra cellular matrix (ECM) maka sel
tumor harus melekat pada ECM terlebih dahulu. Komponen komponen ECM
adalah laminin dan fibronektin. Sel epitel normal memperlihatkan reseptor yang
berafinitas tinggi pada laminin membran basal yang terkumpul pada permukaan
basal sel. Pada sel tumor, mempunyai lebih banyak reseptor dan reseptor
reseptor ini melekat tersebar pada seluruh permukaan membran sel tumor. Sel
sel tumor juga memperlihatkan integrin yang dapat bertindak sebagai reseptor
pada banyak komponen ECM seperti fibronektin, laminin, kolagen, dan
vitronectin. Setelah itu, tumor menghancurkan ECM dengan mengeluarkan enzim
proteolitik, merangsang sel fibroblast dan sel makrofag untuk memproduksi enzim
protease (enzim serine, cysteine, dan matrix metalloproteinases).
Setelah sel tumor menghancurkan ECM dan membran basalis, sel tumor
masuk ke dapam pembuluh darah. Fase ini disebut fase sirkulasi vaskuler. Migrasi
sel tumor ini karena adanya proses gerakan atau motilitas. Migrasi sel tumor
diperantarai oleh
a. Sitokin yang dibentuk oleh sel tumor sendiri, seperti Autocrine Motility
Factors (AMF). Thymosin P15 adalah Autocrine Motility Factor.
-
b. Limbah penghancuran komponen matriks (kolagen, laminin,
proteoglikan)
c. Faktor pertumbuhan misalnya insuline-like growth factors 1 dan 11.
Pada saat di aliran darah atau sirkulasi tumor berhadapan dengan
selNatural Killer (NK cell) dan sistem kekebalan humoral. Pada saat itu, sel tumor
cenderung berkelompok baik homotipik (pengelompokan sel sel tumor),
maupun heterotipik (pengelompokan sel tumor dengan sel darah terutama
trombosit). Pengelompokan sel sel tumor ini merupakan usaha perlindungan
terhadap daya penghancuran sehingga meningkatkan kemungkinan hidup sel
tumor.
Sel tumor yang bertahan hidup dalam sirkulasi akan memilih tempat untuk
pertumbuhan. Hal ini dimungkinkan karena adanya interaksi antara molekul
molekul endothel pembuluh darah dari jaringan yang akan menjadi tempat
metastasis. Sel tumor mengeluarkan molekul adhesi, yang mempunyai reseptor
pada pembuluh darah. Molekul adhesi ini adalah CD44, dalam keadaan normal
molekul ini diekspresikan oleh limfosirt T yang berguna untuk migrasi limfosit
menuju tempat selektif dalam jaringan limfoid. Sel kanker dengan kadar CD44
tinggi, memiliki kemampuan metastasis yang tinggi.
Tempat sel tumor keluar dari pembuluh darah dan membentuk tumor
sekunder dipengaruhi oleh
a. Lokasi anatomik tumor primer dan drainase vaskuler atau limfatik tumor
primer, yang menentukan aliran darah atau limfatik sehingga menentukan
lokasi terbentuknya tumor sekunder.
b. Tropisme alat
- Molekul adesi tumor yang mengikat sel endotel organ target, CD44.
- Organ target mengeluarkan insuline-like growth factors 1 dan 11 sebagai
kemoatraktan untuk merekrut sel sel tumor.
Pada tempat yang baru, sel tumor berploriferasi dengan dukungan
angiogensis.
-
Daftar Pustaka
Cotran RS, Kumar V, Collins T. 1999. Robbins Pathologic Basis of Disease. Sixth
ed. WB Saunders Company. 260-327.
Perhimpunan Onkologi Indonesia. 2010. Basic Science of Oncology. Ilmu
Onkolohi Dasar. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.