patogenesis tukak peptik

40
Patogenesis Tukak Peptik Julius Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang PENDAHULUAN Kemajuan pesat mengenai tukak lambung/duodenum ter- jadi pada masa 15 tahun terakhir ini, terutama dalam hal fisiologi dan mekanisme patogenesis sehingga menyebabkan kemajuan dalam hal pengobatan yang efektif dan rasional. Berdasarkan survai epidemiologis didapatkan kira-kira 10% penduduk Eropa dan Amerika telah pernah mengalami tukak duodenum dan bertambah pada usia lanjut (1) , sedangkan tukak lambung lebih jarang dari tukak duodenum, kecuali di daerah Cina dan Jepang (2) . Perbandingan antara pria dan wanita di- dapatkan 2,2 : 1. Pada permulaan abad 20 ini, tukak lambung lebih sering didapatkan seperti di Inggris, Eropa dan Amerika, tetapi scsudah itu terlihat tukak duodenum lebih banyak. Dua puluh tahun terakhir ini terlihat penurunan tukak duodenum sedangkan tukak lambung tidak. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh penurunan tukak duodenum itu sendiri atau disebabkan oleh perbaikan pada sarana diagnostik atau pengobatan tukak duode- num lebih baik pada saat ini. Sekarang telah dapat diterima pandangan bahwa tukak peptik dalam segala bentuknya disebabkan oleh ketidak se- imbangan faktor agresif dan faktor defensif mukosa yang mem- pertahankan keutuhan mukosa. Faktor agresif yang penting adalah asam lambung yang disekresi oleh sel Parietal dan pepsin yang diproduksi oleh sel Zymogen. Sedangkan faktor defensif mukosa antara lain pembentukan dan sekresi mukus, sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa, difusi kembali ion hidrogen pada epitel dan regencrasi epitel (1)

Upload: dian-primadia-putri

Post on 27-Oct-2015

123 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Patogenesis Tukak Peptik Julius Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang PENDAHULUAN Kemajuan pesat mengenai tukak lambung/duodenum ter-jadi pada masa 15 tahun terakhir ini, terutama dalam hal fisiologi dan mekanisme patogenesis sehingga menyebabkan kemajuan dalam hal pengobatan yang efektif dan rasional. Berdasarkan survai epidemiologis didapatkan kira-kira 10% penduduk Eropa dan Amerika telah pernah mengalami tukak duodenum dan bertambah pada usia lanjut(1), sedangkan tukak lambung lebih jarang dari tukak duodenum, kecuali di daerah Cina dan Jepang(2). Perbandingan antara pria dan wanita di-dapatkan 2,2 : 1. Pada permulaan abad 20 ini, tukak lambung lebih sering didapatkan seperti di Inggris, Eropa dan Amerika, tetapi scsudah itu terlihat tukak duodenum lebih banyak. Dua puluh tahun terakhir ini terlihat penurunan tukak duodenum sedangkan tukak lambung tidak. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh penurunan tukak duodenum itu sendiri atau disebabkan oleh perbaikan pada sarana diagnostik atau pengobatan tukak duode-num lebih baik pada saat ini. Sekarang telah dapat diterima pandangan bahwa tukak peptik dalam segala bentuknya disebabkan oleh ketidak se-imbangan faktor agresif dan faktor defensif mukosa yang mem-pertahankan keutuhan mukosa. Faktor agresif yang penting adalah asam lambung yang disekresi oleh sel Parietal dan pepsin yang diproduksi oleh sel Zymogen. Sedangkan faktor defensif mukosa antara lain pembentukan dan sekresi mukus, sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa, difusi kembali ion hidrogen pada epitel dan regencrasi epitel(1). PATOGENESIS TUKAK PEPTIK Faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi dan tukak pada saluran pencernaan bagian atas adalah perimbangan antara faktor agresif (asam dan pepsin) dan faktor pertahanan (defensif) dari mukosa. Dibacakan pada : Simposium Perkembangan Muiakhir Perlindungan Mukosa Lambung, Padang, 1992. Faktor pertahanan ini antara lain adalah pembentukan dan sekresi mukus, sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa dan difusi kembali ion hidrogen pada epitel serta regenerasi epitel.

Di samping kedua faktor tadi ada faktor yang merupakan faktor predisposisi (kontribusi) untuk terjadinya tukak peptik antara lain daerah geografis, jenis kelamin, faktor stress, herediter, merokok, obat-obatan dan infeksi bakteria (Gambar 1). Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tukak peptik(1)Faktor Kontribusi Geografis Jenis kelamin Psikosomatik Herediter Merokok Obat-obatan Lain-lain Pembentukan dan sekresi mukus Sekresi bikarbonat Aliran darah mukosa Pembentukan "III Formation" kegenerasi epitel FAKTOR AGRESIF Asam dan Pepsin Peranan asam dan pepsin dalam hal patogcnesis tukak peptik telah banyak dipclajari secara intensif. Peranan faktorCermin Dunia Kedokteran No. 79, 1992 9

agresif untuk terjadinya tukak peptik secara jelas belum ter-ungkap secara keseluruhan, walaupun pada penderita tukak duodenum peranan asam memegang peranan penting(3), mungkin dengan kombinasi faktor lain seperti meningkatnya sekresi sel parietal, meningkatnya sekresi lambung seperti gastrin, asetilko-lin atau histamin. Yang khas pada penderita tukak duodenum adalah peningkatan asam lambung pada keadaan basal(3)dan meningkatnya asam lambung pada stimulasi(4)atau lamanya peningkatan asam setelah makan(5). Selain itu terlihat pening-katan motilitas di samping efek pepsin dan asam empedu yang bersifat toksik pada mukosa duodenum (Gambar 2). Gambar 2. Pengeluaran asam lambung setelah pemberian Pentagastrin(6)Tukak lambung berbeda dengan tukak duodenum karena abnormalitas asam tidak begitu memegang peranan penting, barangkali mekanisme pertahanan mukosa lebih penting (faktor defensit); antara lain gangguan motilitas lambung yang me-nyebabkan refluks empedu dari duodenum ke lambung, per-lambatan pengosongan lambung(1). MEKANISME PERTAHANAN MUKOSA (FAKTOR DEFENSIF) Dibanding dengan faktor agresif, maka gangguan faktor pertahanan mukosa lebih penting untuk terjadinya tukak peptik. Epitel saluran pencernaan mempertahankan integritasnya me-lalui beberapa cara, antara lain sitoproteksi seperti pembentukan dan sekresi mukus, sekresi bikarbonat dan aliran darah. Di samping itu ada beberapa mekanisme protektif di dalam mukosa epitel sendiri 9ntara lain pembatasan dan mekanisme difusi balik ion hidrogen melalui epitel, netralisasi asam oleh bikarbonat dan proses regenerasi epitel (Gambar 3). Semua faktor tadi mempertahankan integritas jaringan mukosa saluran cerna; berkurangnya mukosa yang disebabkan oleh satu atau beberapa faktor mekanisme pertahanan mukosa akan menyebabkan timbulnya tukak peptik. Jadi terlihat (a) bahwa untuk terjadinya tukak peptik selainGambar 3. Patofisiologi difusi batik asam melalui barter mukosa(6)adanya faktor agresif (asam dan pepsin), yang lebih penting adalah integritas faktor pertahanan mukosa (defensif) saluran cerna; jika ini terganggu maka barn timbul tukak peptik.

1. Pembentukan dan Sekresi Mukus Mukus menutupi lumen saluran pencemaan yang berfungsi sebagai proteksi mukosa. Fungsi mukus sebagai proteksi mukosa : a.Pelicin yang menghambat kerusakan mekanis (cairan dan benda keras). b.Barier terhadap asam. c.Barier terhadap enzim proteolitik (pepsin). d.Pertahanan terhadap organisme patogen. Fungsi mukus selain sebagai pelicin, tetapi juga sebagai netralisasi difusi kembali ion hidrogen dari lumen saluran pen-cernaan(7). 2. Sekresi Bikarbonat Tempat terjadinya sistim bufer asam di lambung dan duodenum masih kontroversial, menurut pandangan sebelum-nya netralisasi asam oleh bikarbonat terjadi di mukus(8)dan bikarbonat berasal dari sel epitel yang disekresi secara transport aktif (Gambar 4). Gambar 4. Diagram epitel sel dan beberapa komponen proteksi mu- kosa(10,11) Cermin Dunia Kedokteran No. 79, 1992 10

Pandangan lain adalah bahwa efek sitoprotektif bikarbonat terjadi pada permukaan membran epitel(9). 3.Aliran Darah Mukosa Integritas mukosa lambung terjadi akibat penyediaan glukosa dan oksigen secara terus menerus dan aliran darah mukosa mempertahankan mukosa lambung melalui oksigenasi jaringan yang memadai dan sebagai sumber energi. Selain itu fungsi aliran darah mukosa adalah untuk membuang atau sebagai bufer difusi kembali dari asam. 4.Mekanisme Permeabilitas Ion Hidrogen Proteksi untuk mencapai mukosa dan jaringan yang lebih dalam diperoleh dari resistensi elektris dan permeabilitas ion yang selektif pada mukosa. Pada binatang percobaan terlihat esofagus dan fundus lambung kurang permeabilitasnya diban-ding dengan antrum lambung dan duodenum. Pergerakan ion hidrogen antar epitel dipengaruhi elektrisitas negatif pada lumen; kation polivalen (Ca++Mg++dan Al++) dapat menutupi tekanan elektris negatif dari ion hidrogen sehingga mempunyai efek pada pengobatan tukak peptik(10). 5.Regenerasi Epitel Mekanisme proteksi terakhir pada saluran cerna adalah proses regenerasi sel (penggantian sel epitel mukosa kurang dari 48 jam). Kerusakan sedikit pada mukosa (gastritis/duodenitis) dapat diperbaiki dengan mempercepat penggantian sel-sel yang rusak. Respons kerusakan mukosa (ulserasi) pada manusia belum jelas. PERANAN PROSTAGLANDIN Prostaglandin barangkali mempunyai peranan penting untuk mempertahankan mukosa saluran cerna terhadap penga-ruh sekitarnya. Banyak zat iritan yang didapatkan pada mukosa saluran cerna yang merusak epitel bila sekresi prostaglandin terganggu(12). Prostaglandin seri A dan E telah diketahui sejak 1967 menghambat sekresi asam lambung dan dapat mencegah tukak peptik

(13); prostaglandin pada binatang dan manusia juga meningkatkan sekresi mukus. Prostaglandin telah diyakini mempertahankan integritas saluran cema dengan cara regulasi sekresi asam lambung, sekresi mukus, bikarbonat dan aliran darah mukosa. Mekanisme Anti Tukak Peptik Dari Prostaglandin a. Sitoprotektif : -Sekresi mukus. -Sekresi bikarbonat. -Aliran darah lambung. b. Inhibisi sekresi asam. Pada penelitian ternyata sekresi bikarbonat meningkat se-telah pemberian PGE2(Gambar 5). Prostaglandin E merupakan vasodilator yang poten (Gam-bar 6). Selain mempunyai sifat sitoprotektif, PGE 1 dan PGE 2 mempunyai efek menghambat sekresi lambung (Gambar 7). Gambar 5. Efek prostaglandin pada sekresi bikarbonat selama pemberian infus pentagastrin(14)Gambar 6. Perubahan aliran darah setelah pemberian HCL isotonik dan prostaglandin(16)Dari penelitian klinis dengan berbagai macam sitoprotektif terlihat bahwa prostaglandin E sangat berfaedah mencegah efek toksik obat antiinflamasi non-steroid (menghambat sintesa prostaglandin) atau alkohol. Pada suatu penelitian didapatkan aktivitas sintesa prostaglandin pada mukosa bulbus duodenum selama puasa lebih tinggi pada penderita tukak duodenum dari kontrol. Hasil rasio total prostaglandin setelah makan dan sebelum makan lebih rendah pada penderita tukak duodenum dari pada penderita normal (Gambar 7). Pada suatu penelitian penderita dengan tukak lambung dan orang normal kadar prostaglandin jaringan di daerah antrum dan korpus lambung pada tukak lambung didapatkan lebih rendah dari orang normal (Gambar 8). Sedangkan pada tukak lambung yang menyembuh didapatkan kadar prostaglandin jaringan lebih tinggi dari yang tidak sembuh(17). Cermin Dunia Kedokteran No. 79, 1992 11

Gambar 7. Rasio PC/AC sintesa Prostaglandin pada tukak duodenum dan orang normah(16)Gambar 8. Kadar prostaglandin dart mukosa lambung(17)FAKTOR KONTRIBUSI/PREDISPOSISI Faktor kontribusi/predisposisi antara lain letak geografis, jenis kelamin, faktor psikosomatik, herediter, merokok, obat dan faktor lainnya. Letak geografis mempengaruhi adanya tukak peptik dan mengenai jenis kelamin didapatkan pria lebih banyak pada tukakGambar 9. Perubahan asam lambung setelah pemberian prostaglandin(18)peptik. Faktor psikosomatik sangat mempengaruhi timbulnya suatu tukak peptik dan secara umum dipercaya bahwa konflik dapat memegang peranan untuk timbulnya tukak peptik pada pcnderita yang mempunyai faktor predisposisi. Faktor herediter: tukak peptik lebih sering terjadi 23 kali dari keluarganya yang mendapat tukak peptik dibanding dari populasi normal. Pada golongan darah O didapatkan 3040% lebih sering daii golongan darah lainnya dan tukak peptiknya lebih sering di duodenum. Pengaruh merokok terlihat pada penelitian epidemiologik; perokok lebih sering menderita tukak peptik (pria : wanita ber-banding 2,6 : 1,6) dan juga memperpendek residif. Obat-obat yang mempengaruhi timbulnya tukak peptik antara lain aspirin yang diketahui menghambat sintesis prostaglandin. Selain itu obat anti inflamasi non-steroid juga dapat merusak mukosa dan menghambat sekresi prostaglandin. Sekarang tidak terbukti bahwa terdapat hubungan antara infeksi Campylobacter (Helicobacter pylori) dengan gastritisdan ulkus peptikum(17,19)KESIMPULAN Pada pengelolaan tukak peptik secara rasional dan efektif perlu dipahami patogenesis tukak peptik; antara lain : 1.Faktor agresif (asam dan pepsin). 2.Faktor defensif (pembentukan dan sekresi mulct's, sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa, pembatasan permeabilitas ion hidrogen dan regenerasi epitel). 3.Faktor kontribusi/predisposisi (geografis, jenis kelamin, psikosomatik, herediter, merokok, obat dan lainnya). KEPUSTAKAAN 1.James E, Gigan MC. New developments in understanding peptic ulcer diseases Seale co. 1986. 2.

Kasugai, T. Endoscopic Diagnosis in Gastroenterology. Igaku Shoin. Tokyo. 1982. Cermin Dunia Kedokteran No. 79, 1992 12

3.Kirkpatrick PM, Jr, Hirschowitz BI. Duodenal ulcer with unexplained marked basal gastric acid cytoprotection. Gastroenterology 79: 4-10 : 1980. 4.Isenberg JI, Grossman MI, Maxwell V, et al. Increased sensitivity to stimulation of acid secretion by pentagastrin in duodenal ulcel. J Clin Invest 55: 330-7: 1982. 5.Malagelada JR. Longstreth GF, Deering TB, et al. Gastric secretion and emptying after ordinary meals in duodenal ulcer gastroenterology 73: 989-94 : 1977. 6.Devenport HW. Adigest on digestion, Year book. Chicago 1978. 7.Allen A. The structure and funetion of gastrointestinal mucus, in Harmon JW (ed): Basic mechanism of Gastrointestinal Mucosal Cell Injury and Protection. Baltimore, Wiliams and Wilkins pp 351-67 : 1981. 8.Gamer A, Hurst BC. Gastric bicarbonate secretion and mucosal cell in the dog, in Harmon JW (ed): Basic Mechanism of Gastrointestinal Mucosal Cell Injury and Protection. Baltimore, Wiliam and Wilkins pp 273--89 : 1981. 9.Silen W, Kivilaakso E, Schiesel R et al. The cytoprotective effects of bicarbonate, in Harmon JW (ed): Basic Mechanism of Gastrointestinal Mucosal Cell Injury and Protection. Baltimore, Wiliam and Wilkins pp 265-72 : 1981. 10.Moody FG, Zalewsky CA. The gastric surface eputhelial cell, in Hannan JW (ed): Basic Mechanism of Gastrointestinal Mucosal Cell Injury and Protection. Baltimore, Wiliam and Wilkins pp 373-89 : 1981. 11.Powell DW. Physiological concepts of epithelial barrier, in Allen A. Flemstorm G, Gamer A et al (eds): Mechanism of Mucosal Protection in the Upper Gastrointestinal Tract. New York, Raven Press. pp 1-6, 1984. 12.Robert A. Role of endogenous and exogenous prostaglandins in mucosal protection, in Allen A, Flemstorm G, Gamer A et al (eds): Mechanism of Mucosal Protection in the Upper Gastrointestinal Tract, New York, Raven pp 377-8 : 1984. 13.Konturek SJ. Gastric cytoprotection. Mt Sinai J Med 49: 355-69 : 1982. 14.Feldman M. Gastric bicarbonate secretion in humans. Effect of penis gastrin bethanecol, and 11, 16, 16 trimethyl prostaglandin E2. J Clin Invest 72: 295-303. 15.Cheung LY. Topical efforts of 16,16-dimethyl prostaglandin E2 on gastric blood flow in dogs. Am J Physiol 238: 514-9: 1980.

16.Ahlquist DA, Dozois RR, Zinmeister AR, et al. Duodenal prostaglandin synthesis and acid load in healed and duodenal ulcer diseases. Gastro enterology 1983, 85: 522-8. 17.Wright JP, Young GO, Klaf LI, et al. Gastric mucosal prostaglandin Elevel in patient with gastric ulcer disease and carcinoma. Gastroenterology 82: 263-7 : 1982. 18.Akdamar K, Agrawal N, Ertan A. Inhibition of nocturnal gastric secretion in normal human volunteers by misoprostol 12: 902-4. 1982. 19.Wright NA. Role of mucosal cell renewal in mucosal protection in the gastrointestinal tract, in Allen A, Felmstrom G, Ganer A, et al (eds): Mechanism of Mucosal Protection in the Upper Gastrointestinal Tract, New York, Raven Press pp 15-20 : 1984. Cermin Dunia Kedokteran No. 79, 1992 13

KANDUNGAN ZAT - ZAT KIMIA PADA BIJI KOPI

Kafein Trigoneline Protein dan Asam Amino Karbohidrat Asam Alifatik (asam karboksilat) Asam Klorogenat Lemak dan turunannya Glikosida Mineral Komponen Volatil

Kafein dalam kopi dapat mempertajam daya   ingat?? Posted on March 25, 2010 by farmakoterapi-info

Disusun oleh :

FKK A

Anita Ruth Dewiana 078114015

Maria Elfina Silvia 078114018

Afni Panggar Besi 078114039

Lina Wardani 078114046

Kopi merupakan salah satu minuman yang paling banyak digemari oleh banyak orang. Efek yang ingin didapat biasanya agar tubuh tetap segar dan focus saat bekerja terutama malam hari. Kopi mengandung zat aktif berupa kafein, trigoneline, protein dan Asam Amino, karbohidrat, asam alifatik (asam karboksilat), asam klorogenat, lemak dan turunannya, glikosida, mineral, komponen volatile. Salah satu kandungan kopi yang dikenal orang dan paling banyak dibicarakan orang adalah kafein.

Apa itu kafein ?

Kafein adalah stimulan yang artinya mempercepat aktivitas fisiologis. Kafein banyak terkandung di dalam kopi, yang mana kafein tersebut dikenal sebagai trimethylxantine dengan rumus kimia C8H10N4O2 dan termasuk jenis alkaloida.

Bagaimana mekanisme dari kafein itu? S

Secara khusus, kafein dapat  mempercepat tindakan otak agar tetap lebih waspada. Hal ini dilakukan dengan cara mengikat reseptor adenosin di otak. Karena kafein memblokir reseptor adenosin, neuron menjadi lebih aktif. Maka kelenjar pituitari menanggapi semua kegiatan seolah-olah itu keadaan darurat, dengan melepaskan hormon yang memberitahukan kelenjar adrenal untuk menghasilkan adrenalin. Inilah yang kadang-kadang dikenal sebagai “lawan atau lari” hormon (dan juga disebut epinefrin). Pelepasan adrenalin ini menyebabkandetak jantung yang lebih cepat,  pelepasan gula ke dalam aliran darah dari hati. otot menjadi tetap terpacu, kenaikan aliran darah ke otot.Bagaimana profil farmakokinetik kafein itu?

Kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin.

Dosis

Dosis kafein Efek

100 mg meningkatkan suasana hati

200 mg mengurangi nafsu makan

200-300 mg memperbaiki jam biologi (jam tidur)

Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP dan jantung. Dosis 25-50 mg per hari sudah memberikan manfaat bagi orang-orang sensitive atau orang yang tidak memiliki cukup toleransi terhadap kafein.Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1 gr kafein Na-Benzoat (Intramuskuler).

Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai kafein yang terkandung di dalam kopi. Dan berdasarkan hasil penelitian, kafein yang terdapat dalam kopi memiliki dampak positif yaitu dapat mempertajam daya ingat.

Bagaimana mekanisme kafein dalam mempertajam daya ingat?

Salah satu yang membuat orang mudah tidur adalah peran senyawa adenosin dalam sel otak, jika zat ini terikat oleh reseptor-nya, secara otomatis akan memperlambat aktivitas sel tubuh, juga menyebabkan pembesaran pembuluh darah. Kafein dapat menyaingi fungsi adenosin, terutama dalam membuat ikatan dengan reseptor. Kafein tidak akan memperlambat gerak tubuh, seiring makin banyaknya kafein yang terserap masuk, lambat laun sel tubuh tidak akan merespon terhadap perintah-perintah adenosin, karena reseptor di otak lebih sibuk bergumul dengan kafein, lain kata, kafein membalikkan semua pola kerja adenosin, yang dapat menimbulkan rangsangan terhadap susunan saraf otak, sehingga mengakibatkan daya pikir menjadi lebih tajam. Kafein dapat mencapai otak dan masuk sistim saraf

melalui aliran darah dalam waktu 15 menit setelah seseorang minum kopi.

Jika kopi di konsumsi secara berlebihan??

tentu akan berdampak yang tidak baik akan berpeluang untuk mengundang penyakit, seperti sulit tidur (insomnia), sakit kepala yang hebat, jantung berdebar-debar, diare bahkan kepanikan akan timbul terutama pada orang-orang yang sensitif. Kategori seorang pengkonsumsi berlebihan adalah jika dalam 1 hari sebanyak 1000 mg atau setara dengan 8-10

cangkir, hal ini dapat menimbulkan efek racun bagi tubuh, seperti muntah, demam dan binggungan secara mental. Dosis mematikan bagi manusia adalah 10 gram atau kira-kira 100 cangkir kopi.

Jumlah kafein yang setara 150 mg dengan BB 67,5 kgBB

Berat badan (kg) Dosis yang setara 150mg dengan BB 67,5 (kg/mg)

Dosis terbaik yang dapat diperoleh kopi saring (mg)

45 100 120

54 120 150

67,5 150 180

79 175 210

90 200 240

112,5 250 300

135 300 360

Bila lebih dari jumlah itu dalam jangka panjang, risiko akan berkembang pada penyakit-penyakit tertentu seperti darah tinggi, ginjal, penyakit gula hingga penyakit jantung dan stroke plus risiko aborsi bagi wanita hamil. Apalagi untuk yang menggunakan kafein untuk mengusir rasa kantuk. Sesekali tentu tak mengapa, tetapi bila terus-menerus pasti akan merugikan tubuh. Ingat, rasa mengantuk adalah isyarat yang diberikan tubuh untuk beristirahat karena aktivitas sudah berlebih.

Daftar Pustaka

Anonim, Manfaat Kafein, http://vibizlife.com/health_details.php?pg=health&id=4946 diakses tanggal 23 Maret 2010.

Weinberg, Bannett, Alan dan Bonnie K Bealler, The Miracle of Caffeine, 2002, 1-75, Vrez Press, NewYork.

Efek kafein pada otak, http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3272439

Yusianto dan Mulato Sri. 2005. Pengolahan Dan Komposisi Kimia Biji Kopi : Pengaruhnya Terhadap Cita Rasa Seduhan dalam Uji Cita Rasa Kopi. Jember : PUSLIT KOKA

Filed under: farmakokinetik klinik, farmakokinetika klinik

« Kontrasepsi Oral Tipe Minipil Kontrasepsi Oral Tipe Minipil METFORMIN HYDROCHORIDE SEBAGAI ALTERNATIF TERAPI UNTUK PASIEN DIABETES

Efek buruk kafeinMay 16, '08 5:11 AMfor everyone

Kopi Mengandung KafeinKafein bekerja di dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosin dalam sel saraf

Begitu pula, dalam hal mengonsumsi kafein sebagai salah satu bahan kimia yang banyak terkandung dalam minuman dan makanan yang akrab dikonsumsi sehari-hari seperti kopi, teh, minuman cola, minuman suplemen dan obat-obatan.

Padahal kafein merupakan salah satu zat yang berbahaya bagi kesehatan dan sudah dibuktikan dari berbagai macam penelitian (jika dikonsumsi berlebihan) Agaknya merupakan hal yang wajib untuk mengenal lebih jauh apa sebenarnya kafein tersebut.

Apa itu kafein?Dalam dunia medis, kafein yang banyak terkandung dalam minuman yang kita konsumsi hampir setiap hari ini dikenal sebagai trimethylxantine dengan rumus kimia C8H10N4O2 dan termasuk jenis alkaloida.

Manfaatnya dalam dunia kedokteran sering digunakan sebagai perangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi urin. Dalam dosis yang rendah, kafein juga berfungsi sebagai bahan pembangkit stamina dan penghilang rasa lelah.

Kafein juga memiliki kemampuan menstimulasi otak. Karena itu juga di beberapa negara maju kafein sudah digunakan untuk mengatasi asma dan batu ginjal walaupun belum secara penuh didukung penelitian ilmiah.

Coba lihat sebagian besar obat flu yang kerap mengandung kafein dalam bahannya dengan tujuan menyeimbangkan dorongan rasa kantuk akibat bahan-bahan lainnya, sementara minuman-minuman suplemen menjanjikan kebugaran jangka pendek melalui kandungan-nya.

Tak heran, sampai di kalangan pelajar pun manfaatnya dalam meningkatkan kewaspadaan dan menambah energi ini dijadikan alasan untuk mengkonsumsi minuman-minuman suplemen berkafein ataupun secangkir kopi tanpa menyadari efek ketergantungan yang bisa ditimbulkannya.

Cara kerja kafein Kafein bekerja di dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosin dalam sel saraf yang akan memacu produksi hormon adrenalin dan menyebabkan peningkatan tekanan darah, sekresi asam lambung, dan aktifitas otot, serta perangsangan hati untuk melepaskan senyawa gula pada aliran darah untuk menghasilkan energi ekstra.

Dalam berbagai produk, kandungannya berbeda-beda, misalnya dalam 150 ml kopi seduhan sebanyak 110-150 mg, kopi instan 40-108 mg, decaffeinated (kopi dengan kadar kafein rendah) sebanyak 2-5 mg, sementara dalam teh berkisar antara 9-50 mg pada teh seduhan, teh instan 12-28 mg dan minuman teh ringan 22-36 mg.

Pada minuman cola mencapai 40-60 mg, minuman energi/suplemen 50-80 mg, coklat 5-35 mg dan obat-obatan 100-200 mg (stimulan), 32-65 mg (analgesik/pereda sakit) dan 10-30 mg (obat demam).

Pengaruh bagi kesehatanMeski belum ada keputusan mutlak tentang bahaya konsumsi kafein bagi kesehatan orang dewasa di kalangan ahli, dapat dipastikan kafein memang bisa mengakibatkan kecanduan jika mengonsumsi kafein sebanyak 600 mg (sekira 5-6 cangkir kopi 150 ml) selama 10-15 hari berturut-turut. Dosis fatalnya sendiri berkisar sekira 10.000 mg (sekira 50-200 cangkir kopi/hari) pada konsumsi oral untuk berat badan rata-rata.

Seperti dikatakan tadi, mekanisme kerja kafein dalam tubuh adalah dengan menyaingi fungsi adenosin, salah satu senyawa dalam sel otak yang membuat orang mudah tertidur. Namun berbeda dengan ikatan adenosin asli dengan reseptor, kafein tidak memperlambat gerak sel tubuh. Lama kelamaan sel-sel tubuh tidak akan bekerja lagi terhadap perintah adenosin.

Kafein akan membalikkan semua kerja adenosin, sehingga tubuh tidak lagi mengantuk, tetapi muncul perasaan segar, sedikit gembira, mata terbuka lebih lebar, namun jantung juga akan berdetak lebih cepat, tekanan darah naik, otot-otot berkontraksi dan hati akan melepas gula ke aliran darah yang akan membentuk energi ekstra.

Selanjutnya, setengah dari kandungan kafein yang diminum ternyata bisa bertahan beberapa jam dalam tubuh sehingga membuat mata susah terpejam. Kalaupun dipaksa, kualitas tidur akan berkurang dan terus akan menumpuk selama terus mengonsumsi kafein sehingga mengurangi kadar vitalitas tubuh.

Pada saat inilah sudah terjadi ketergantungan terhadap kafein, sekali saja terlepas dari stimulasinya maka tubuh akan mudah merasa lelah dan depresi. Kalau begitu, bisa dipahami kafein termasuk zat berbahaya yang bisa merugikan bila dikonsumsi tanpa kendali.

Ini juga yang menjadi alasan mengapa beberapa waktu lalu sebuah merek minuman energi diimbau untuk menghentikan produksinya karena mengandung 80% kafein. Jauh lebih banyak dari yang tercantum pada daftar labelnya.

Potensi ketergantungan ini pula yang membuat kopi disamakan dengan zat-zat adiktif lainnya di beberapa negara, bahkan pernah disebut sebagai heroin berskala kecil pada sebuah literatur di AS yang mencatat jumlah 90% warganya sebagai pengonsumsi rutin produk-produk berkafein dari berbagai makanan dan minuman sehari-hari dan lebih dari 50% orang dewasa di sana yang mengonsumsi minimal 300 mg kafein/hari, dari sekadar beberapa cangkir kopi, teh dan minuman cola.

Di Eropa, penelitian terpisah mencatat delapan dari sepuluh orang dewasa mengonsumsi kafein setiap harinya. Untuk saat ini, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) masih menetapkan kandungan kafein dalam minuman-minuman penambah energi tidak lebih dari 50 mg, karena jumlah ini yang diyakini sebagai ambang batas.

Bila lebih dari jumlah itu dalam jangka panjang, risiko akan berkembang pada penyakit-penyakit tertentu seperti darah tinggi, ginjal, penyakit gula hingga penyakit jantung dan stroke plus risiko aborsi bagi wanita hamil.

Sebaiknya penderita penyakit-penyakit tadi disarankan untuk berhati-hati mengonsumsi produk-produk berkafein seperti yang dilaporkan pada penelitian di Eropa baru-baru ini, kafein bisa menyebabkan terjadinya pengerasan pembuluh darah yang bisa terjadi dua jam setelah konsumsi kafein, dalam hal ini kopi, terutama bagi penderita tekanan darah tinggi.

Secangkir kopi memiliki potensi untuk meningkatkan tekanan darah 5-10 mm Hg, jadi bisa dengan cepat memicu terjadinya serangan jantung dan stroke. Belum lagi untuk sebagian individu yang sensitif terhadap kafein.

Overstimulasi yang terjadi akan bisa menyebabkan jantung berdebar dengan irama tak beraturan sehingga bisa mengakibatkan gangguan lain yang bisa jadi lebih fatal. Dengan mengenal lebih jauh seluk-beluk kafein ini, efek buruknya terhadap kesehatan akan lebih bisa dihindari secara dini.

Tak perlu takut untuk mengonsumsinya sebagaimana juga konsumsi makanan atau minuman lain juga tak terlepas dari pengaruh bermacam-macam zat kimia.

Ada efek yang merugikan, namun ada pula yang menguntungkan. Yang penting adalah bagaimana untuk menjaga agar efek buruk terhadap kesehatan tidak sampai muncul secara merugikan, yaitu tidak mengonsumsinya secara berlebih dan dalam jangka panjang terus-menerus.

Apalagi untuk yang menggunakan kafein untuk mengusir rasa kantuk. Sesekali tentu tak me-ngapa, tetapi bila terus-menerus pasti akan merugikan tubuh. Ingat, rasa mengantuk adalah isyarat yang diberikan tubuh untuk beristirahat karena aktivitas sudah berlebih.

Dan satu lagi yang tak kalah penting, karena sedikit banyak kafein termasuk dalam zat adiktif dan kadarnya cukup tinggi pada minuman-minuman ekstra energi, sudah selayaknya dibutuhkan peran serta instansi yang berwenang untuk selalu mengadakan survei secara teratur agar kandungannya tak melebihi batas yang sudah ditentukan (segala yang berlebihan tidak baik).

THE MEDICAL NEWS

from News-Medical.Net - Latest Medical News and Research from Around the World

Advertisement

Home | Drugs A to Z | Health A to Z | Business / Finance | Child Health News | Device / Technology News | Disease/Infection News | Drug Trial News | Healthcare News | Medical Condition News | Medical Patent News | Medical Procedure News | Medical Research News | Medical Science News | Men's Health News | Miscellaneous News | Pharmaceutical News | Women's Health News | News Archive | Medical / Health Products | Medical / Health Services | Newsletters | Talk Medical | Medical News 'Tweets' | Subscribe

Twitter

Follow us on Twitter

Information

InformationMedical News LettersMedical News 'Tweets'

/w EPDwUKLTY0

Terms and ConditionsFree Magazines

Search

Read in | English | Español | Français | Deutsch | Português | Italiano | 日本語 | 한국어 | 简 体中 文 | 繁體中文 | العربية | Dansk | Nederlands | Filipino | Finnish | Ελληνικά | ית ִר� ְב� | �हि�न्दी | ִע�Bahasa | Norsk | Русский | Svenska

Kafein Farmakologi

Global konsumsi kafein telah diperkirakan 120.000 ton per tahun, sehingga zat psikoaktif paling populer di dunia. Jumlah ini setara dengan satu porsi minuman kafein bagi setiap orang, per hari. Kafein adalah sistem saraf pusat dan stimulan metabolik, dan digunakan baik recreationally dan medis untuk mengurangi kelelahan fisik dan mengembalikan kewaspadaan mental saat kelemahan yang tidak biasa atau mengantuk terjadi. Kafein dan turunan methylxanthine lainnya juga digunakan pada bayi yang baru lahir untuk mengobati apnea dan denyut jantung tidak teratur yang benar. Kafein merangsang sistem saraf pusat pertama di tingkat yang lebih tinggi, sehingga kewaspadaan meningkat dan terjaga, aliran lebih cepat dan lebih jelas pemikiran, meningkatkan fokus, dan koordinasi tubuh yang lebih baik umum, dan kemudian pada tingkat sumsum tulang belakang pada dosis yang lebih tinggi. Hal ini dihilangkan dengan kinetika orde pertama. Kafein juga dapat tertelan rektal, dibuktikan dengan perumusan supositoria dari ergotamine tartrat dan kafein (untuk menghilangkan migrain) dan chlorobutanol dan kafein (untuk pengobatan gravidarum).

Waktu paruh kafein waktu yang diperlukan untuk tubuh untuk menghilangkan satu-setengah dari jumlah kafein - sangat bervariasi antar individu berdasarkan faktor-faktor seperti umur, fungsi hati, kehamilan, beberapa obat bersamaan, dan tingkat enzim dalam hati yang dibutuhkan untuk metabolisme kafein. Pada orang dewasa yang sehat, setengah kafein-hidup sekitar 4,9 jam. Pada wanita menggunakan kontrasepsi oral, ini meningkat menjadi jam 5-10, dan pada wanita hamil waktu paruhnya adalah sekitar 9-11 jam. Kafein dapat menumpuk pada individu dengan penyakit hati yang berat, meningkatkan setengah-hidup sampai 96 jam. Pada bayi dan anak-anak muda, setengah kehidupan dapat lebih lama dibandingkan orang dewasa, setengah kehidupan pada bayi baru lahir mungkin selama 30 jam. Faktor-faktor lain seperti merokok dapat mempersingkat setengah kafein-hidup. Fluvoxamine mengurangi clearance kafein 91,3%, dan lama eliminasi setengah-hidup dengan 11,4 kali lipat (dari 4,9 jam sampai 56 jam).

Kafein dimetabolisme di hati oleh sistem enzim sitokrom P450 oksidase (untuk lebih spesifik, yang isozim 1A2) menjadi tiga dimethylxanthines metabolik, yang masing-masing memiliki efek sendiri pada tubuh:

Paraxanthine (84%): Apakah efek lipolisis meningkat, yang menyebabkan peningkatan gliserol dan bebas kadar asam lemak dalam plasma darah.

Theobromine (12%): Dilatasi pembuluh darah dan volume urin meningkat. Theobromine juga merupakan alkaloid utama dalam biji kakao, dan karena itu coklat.

Teofilin (4%): melemaskan otot polos dari saluran pernapasan, dan digunakan untuk mengobati asma. Dosis terapi teofilin, bagaimanapun, adalah beberapa kali lebih besar dari tingkat diperoleh dari metabolisme kafein.

Masing-masing metabolit selanjutnya dimetabolisme dan kemudian dikeluarkan dalam urin.

Mekanisme tindakan

Kafein mudah melintasi penghalang darah-otak yang memisahkan aliran darah dari bagian dalam otak. Setelah di otak, modus utama tindakan adalah sebagai nonselektif antagonis reseptor adenosin. Molekul kafein secara struktural mirip dengan adenosin, dan mengikat untuk adenosin reseptor pada permukaan sel-sel tanpa mengaktifkan mereka (sebuah "antagonis" mekanisme tindakan). Oleh karena itu, kafein bertindak sebagai inhibitor kompetitif.

Adenosin ditemukan di setiap bagian tubuh, karena berperan dalam metabolisme energi fundamental ATP-terkait dan diperlukan untuk sintesis RNA, tetapi memiliki fungsi yang khusus dalam otak. Ada banyak bukti bahwa konsentrasi adenosin otak meningkat berbagai jenis stres metabolik termasuk anoksia dan iskemia. Bukti juga menunjukkan bahwa otak adenosin bertindak untuk melindungi otak dengan menekan aktivitas saraf dan juga dengan meningkatkan aliran darah melalui A2A dan reseptor A2B terletak pada otot polos vaskular. Kafein juga memiliki efek umumnya disinhibitory pada aktivitas saraf. Ini belum terbukti, namun, bagaimana efek ini menyebabkan peningkatan gairah dan kewaspadaan.

Adenosin dilepaskan dalam otak melalui mekanisme yang kompleks. Ada bukti bahwa adenosin berfungsi sebagai neurotransmitter synaptically dirilis dalam beberapa kasus, tetapi meningkatkan adenosin yang terkait dengan stres tampaknya diproduksi terutama oleh metabolisme ekstraseluler ATP. Hal ini tidak mungkin bahwa adenosin adalah neurotransmiter utama untuk setiap kelompok neuron, melainkan bahwa hal itu dirilis bersamaan dengan pemancar lainnya dengan sejumlah jenis neuron. Tidak seperti kebanyakan neurotransmitter, adenosin tampaknya tidak dikemas ke dalam vesikula yang dirilis secara tegangan yang dikendalikan, tapi kemungkinan mekanisme tersebut belum sepenuhnya dikesampingkan.

Beberapa kelas reseptor adenosin telah diuraikan, dengan distribusi anatomis yang berbeda. A 1 reseptor didistribusikan secara luas, dan bertindak untuk menghambat penyerapan kalsium. Sebuah reseptor 2A terkonsentrasi pada ganglia basal, daerah yang memainkan peran penting dalam mengontrol perilaku, tetapi dapat ditemukan di bagian lain dari otak juga, dalam kepadatan rendah. Ada bukti bahwa A reseptor 2A berinteraksi dengan sistem dopamin, yang terlibat dalam reward dan gairah. (A 2A reseptor juga dapat ditemukan pada dinding arteri dan sel selaput darah.)

Di luar efek umum saraf, ada alasan untuk percaya bahwa adenosin mungkin lebih khusus terlibat dalam kontrol siklus tidur-bangun. Robert McCarley dan rekan-rekannya berpendapat bahwa akumulasi dari adenosin dapat menjadi penyebab utama dari sensasi kantuk yang mengikuti aktivitas mental yang berkepanjangan, dan bahwa efek ini dimediasi baik oleh penghambatan bangun-mempromosikan neuron melalui A 1 reseptor, dan aktivasi tidur-mempromosikan neuron melalui efek tidak langsung pada reseptor A 2A. Lebih studi terbaru telah memberikan bukti tambahan untuk kepentingan A 2A, tetapi tidak A 1, reseptor.

Beberapa efek sekunder dari kafein mungkin disebabkan oleh tindakan yang tidak berhubungan dengan adenosin. Seperti xanthines alkohol lainnya, kafein adalah baik

1. phosphodiesterase inhibitor kompetitif nonselektif yang meningkatkan cAMP intrasel, mengaktifkan PKA, menghambat TNF-alpha dan sintesis leukotriene, dan mengurangi peradangan dan kekebalan bawaan. Kafein juga ditambahkan untuk agar-agar, yang sebagian menghambat pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae oleh phosphodiesterase menghambat siklik AMP.

2. antagonis reseptor adenosin nonselektif.

menghambat phosphodiesterase inhibitor cAMP-phosphodiesterase (cAMP-PDE) enzim, yang mengkonversi siklik AMP (cAMP) dalam sel untuk membentuk nonsiklik nya, sehingga memungkinkan untuk membangun cAMP dalam sel. Siklik AMP berpartisipasi dalam aktivasi protein kinase A (PKA) untuk memulai fosforilasi enzim khusus yang digunakan dalam sintesis glukosa. Dengan menghalangi penyingkirannya, kafein mengintensifkan dan memperpanjang efek dari epinefrin dan obat epinefrin mirip seperti amfetamin, metamfetamin, dan methylphenidate. Peningkatan konsentrasi cAMP dalam sel parietal menyebabkan peningkatan aktivasi protein kinase A (PKA), yang pada gilirannya meningkatkan aktivasi H + / K + ATPase, sehingga akhirnya pada sekresi asam lambung meningkat oleh sel. Siklik AMP juga meningkatkan aktivitas arus lucu, yang secara langsung meningkatkan denyut jantung. Kafein juga merupakan analog struktural strychnine dan, seperti itu (meskipun banyak kurang kuat), suatu antagonis kompetitif pada reseptor glisin ionotropic.

Metabolit kafein juga berkontribusi terhadap efek kafein. Paraxanthine bertanggung jawab untuk peningkatan proses lipolisis, yang melepaskan gliserol dan asam lemak ke dalam darah untuk digunakan sebagai sumber bahan bakar oleh otot-otot. Theobromine merupakan vasodilator yang meningkatkan jumlah oksigen dan aliran nutrisi ke otak dan otot. Teofilin bertindak sebagai relaksan otot polos yang terutama mempengaruhi bronchioles dan bertindak sebagai chronotrope dan inotrope yang meningkatkan denyut jantung dan efisiensi.

Efek ketika diambil dalam moderasi

Jumlah yang tepat dari kafein yang diperlukan untuk menghasilkan efek berbeda dari orang ke orang, tergantung pada ukuran tubuh dan tingkat toleransi terhadap kafein. Kurang dari satu jam untuk kafein untuk mulai mempengaruhi tubuh dan dosis ringan habis dalam tiga sampai empat jam.

Dengan efek, kafein adalah ergogenic, meningkatkan kemampuan seseorang tenaga kerja mental atau fisik. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 1979 menunjukkan peningkatan 7% di kejauhan bersepeda selama dua jam di mata pelajaran yang mengkonsumsi kafein dibandingkan dengan kontrol mata pelajaran. Penelitian lain mencapai hasil yang jauh lebih dramatis; satu studi tertentu pelari dilatih menunjukkan peningkatan 44% dalam "-kecepatan ras" daya tahan, serta peningkatan 51% pada ketahanan bersepeda, setelah dosis 9 miligram kafein per kilogram tubuh berat. studi tambahan telah melaporkan efek yang sama. Studi lain menemukan 5,5 miligram kafein per kilogram massa tubuh mengakibatkan subyek bersepeda 29% lagi selama sirkuit intensitas tinggi.

Kafein sitrat telah terbukti manfaat jangka pendek dan jangka panjang dalam mengobati gangguan pernapasan apnea yang prematur dan displasia bronkopulmonalis pada bayi prematur. Satu-satunya risiko jangka pendek yang terkait dengan pengobatan sitrat kafein adalah pengurangan sementara berat badan selama terapi, dan studi jangka panjang (18

sampai 21 bulan) telah menunjukkan manfaat yang berkelanjutan perawatan bayi prematur dengan kafein.

Kafein melemaskan otot-otot sphincter internal anal dan dengan demikian harus dihindari oleh mereka dengan inkontinensia tinja.

Sedangkan relatif aman bagi manusia, kafein jauh lebih beracun untuk beberapa hewan lain seperti anjing, kuda, dan beo karena kemampuan yang jauh lebih buruk untuk memetabolisme senyawa ini. Kafein juga memiliki efek diucapkan pada moluska dan berbagai serangga serta laba-laba.

Toleransi dan penarikan

Karena kafein terutama antagonis reseptor sistem saraf pusat untuk adenosine neurotransmitter, tubuh individu yang secara teratur mengkonsumsi kafein beradaptasi dengan kehadiran terus-menerus obat dengan secara substansial meningkatkan jumlah reseptor adenosin dalam sistem saraf pusat. Peningkatan jumlah reseptor adenosin membuat tubuh lebih sensitif terhadap adenosin, dengan dua konsekuensi utama. Pertama, efek stimulasi kafein secara substansial berkurang, sebuah fenomena yang dikenal sebagai adaptasi toleransi. Kedua, karena respon adaptif untuk membuat kafein individu jauh lebih sensitif terhadap adenosin, pengurangan konsumsi kafein secara efektif akan meningkatkan efek fisiologis normal adenosin, yang mengakibatkan gejala penarikan diterima di pengguna toleran.

Kafein toleransi berkembang sangat cepat, terutama di kalangan kopi berat dan konsumen minuman energi. toleransi Lengkap untuk tidur efek gangguan kafein berkembang setelah mengkonsumsi 400 mg kafein 3 kali sehari selama 7 hari. toleransi Lengkap efek subjektif kafein diamati untuk mengembangkan setelah mengkonsumsi 300 mg 3 kali per hari selama 18 hari, dan mungkin bahkan lebih awal. Dalam eksperimen lain, toleransi lengkap kafein diamati ketika subjek dikonsumsi 750-1200 mg per hari sedangkan toleransi tidak lengkap kafein telah diamati pada mereka yang mengkonsumsi dosis rata-rata lebih dari kafein.

Karena adenosin, sebagian, berfungsi untuk mengatur tekanan darah dengan menyebabkan vasodilatasi, peningkatan efek adenosin karena penarikan kafein menyebabkan pembuluh darah kepala membesar, yang menyebabkan kelebihan darah di kepala dan menyebabkan sakit kepala dan mual. Mengurangi aktivitas katekolamin dapat menyebabkan perasaan lelah dan kantuk. Penurunan tingkat serotonin saat menggunakan kafein dihentikan dapat menyebabkan kegelisahan, lekas marah, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, dan motivasi berkurang untuk memulai atau untuk menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari; dalam kasus yang ekstrim dapat menyebabkan depresi ringan. Bersama-sama, efek ini telah dikenal sebagai "crash".

Gejala Penarikan - mungkin termasuk sakit kepala, lekas marah, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, mengantuk, insomnia dan nyeri di perut, tubuh bagian atas, dan sendi - dapat muncul dalam waktu 12 sampai 24 jam setelah penghentian asupan kafein, puncak pada sekitar 48 jam, dan biasanya terakhir dari satu sampai lima hari, mewakili waktu yang dibutuhkan untuk jumlah reseptor adenosin di otak untuk kembali ke "normal" level, tidak dipengaruhi oleh konsumsi kafein. Analgesik, seperti aspirin, bisa menghilangkan gejala sakit, seperti yang bisa dosis kecil kafein. Paling efektif adalah kombinasi antara keduanya analgesik dan sejumlah kecil kafein.

Ini bukan satu-satunya kasus di mana kafein meningkatkan efektivitas obat. Kafein membuat penghilang rasa sakit 40% lebih efektif dalam mengurangi sakit kepala dan membantu tubuh menyerap obat sakit kepala lebih cepat, membawa bantuan lebih cepat. Untuk alasan ini, banyak obat sakit kepala over-the-counter termasuk kafein dalam rumus mereka. Hal ini juga digunakan dengan ergotamine dalam pengobatan sakit kepala migrain dan cluster serta mengatasi rasa kantuk yang disebabkan oleh antihistamin.

Berlebihan

Dalam jumlah besar, dan khususnya selama periode yang lama, kafein dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai caffeinism''''Caffeinism biasanya menggabungkan ketergantungan kafein dengan berbagai kondisi fisik dan mental yang tidak menyenangkan, termasuk kegelisahan, lekas marah, cemas, tremulousness., otot berkedut (hyperreflexia), insomnia, sakit kepala, alkalosis pernapasan, dan jantung berdebar-debar. Selanjutnya, karena kafein meningkatkan produksi asam lambung, penggunaan yang tinggi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan tukak lambung, esofagitis erosif, dan penyakit gastroesophageal reflux.

Ada empat gangguan kejiwaan yang disebabkan kafein diakui oleh''Diagnostik dan Statistik Manual of Mental Disorders, Edisi Keempat'': intoksikasi kafein, kafein akibat gangguan kecemasan, kafein akibat gangguan tidur, dan gangguan kafein-terkait tidak dinyatakan khusus ( NOS).

Kafein keracunan

Overdosis kafein akut, biasanya lebih dari sekitar 300 miligram, tergantung pada berat badan dan tingkat toleransi kafein, dapat mengakibatkan keadaan sistem saraf pusat terhadap-stimulasi intoksikasi kafein disebut''''(DSM-IV 305,90), atau bahasa sehari-hari yang "kegugupan kafein". Gejala keracunan kafein tidak seperti overdosis dari stimulan lainnya. Ini mungkin termasuk kegelisahan, gugup, kegembiraan, insomnia, pembilasan wajah, meningkatkan buang air kecil, gangguan pencernaan, otot, aliran bertele-tele berpikir dan berbicara, lekas marah, tidak teratur atau denyut jantung yang cepat, dan agitasi psikomotor.

Dalam kasus overdosis ekstrim, dapat mengakibatkan kematian. Dosis letal median (LD 50) diberikan secara lisan, adalah 192 miligram per kilogram pada tikus. LD 50 dari kafein pada manusia tergantung pada berat dan sensitivitas individu dan diperkirakan sekitar 150 sampai 200 miligram per kilogram massa tubuh, sekitar 80 hingga 100 cangkir kopi untuk orang dewasa rata-rata yang diambil dalam jangka waktu yang terbatas yang tergantung pada paruh. Meskipun mencapai dosis yang mematikan dengan kafein akan sangat sulit dengan kopi biasa, ada kematian yang dilaporkan dari kelebihan dosis pil kafein, dengan gejala serius terjadi overdosis yang memerlukan rawat inap dari sesedikit 2 gram kafein. Pengecualian untuk ini akan mengambil obat seperti fluvoxamine, yang menghambat enzim hati bertanggung jawab untuk metabolisme kafein, sehingga meningkatkan efek sentral dan konsentrasi darah kafein secara dramatis pada 5 kali lipat. Hal ini tidak kontraindikasi, tapi sangat dianjurkan untuk mengurangi asupan minuman berkafein, seperti minum satu cangkir kopi akan memiliki efek yang sama seperti minum lima dalam kondisi normal. Kematian biasanya terjadi karena fibrilasi ventrikel dibawa oleh pengaruh kafein pada sistem kardiovaskular.

Pengobatan keracunan kafein parah umumnya mendukung, memberikan pengobatan gejala langsung, tapi jika pasien memiliki tingkat serum yang sangat tinggi maka dialisis peritoneal kafein, hemodialisis, atau hemofiltration mungkin diperlukan.

Kecemasan dan gangguan tidur

Dua jarang didiagnosis kafein-gangguan akibat yang diakui oleh American Psychological Association (APA) adalah''kafein yang disebabkan gangguan tidur''dan''kafein-induced''kecemasan gangguan, yang dapat mengakibatkan jangka panjang dari asupan kafein berlebihan.

Dalam kasus gangguan tidur kafein-induced, individu secara teratur ingests dosis kafein yang cukup tinggi untuk menyebabkan gangguan signifikan dalam tidur nya, cukup berat untuk menjamin perhatian klinis. Sebuah studi di''British Journal of Addiction''caffeinism menyimpulkan bahwa, meskipun jarang didiagnosis, mungkin menimpa sebanyak satu orang dalam sepuluh penduduk.

Efek pada memori dan belajar

Sebuah array studi menemukan bahwa kafein dapat memiliki efek nootropic, menginduksi perubahan tertentu dalam memori dan belajar.

Para peneliti telah menemukan bahwa konsumsi jangka panjang dari dosis rendah belajar hippocampus-tergantung kafein melambat dan memori jangka panjang gangguan pada tikus. Kafein konsumsi selama 4 minggu juga secara signifikan mengurangi neurogenesis hippocampal dibandingkan dengan kontrol selama percobaan. Kesimpulannya adalah bahwa konsumsi jangka panjang dari kafein dapat menghambat belajar hipokampus-tergantung dan memori sebagian melalui penghambatan neurogenesis hippocampal ..

Dalam studi lain, kafein ditambahkan ke neuron tikus''di''vitro. Duri dendritik (bagian dari sel otak yang digunakan dalam membentuk koneksi antara neuron) diambil dari hippocampus (bagian dari otak yang berhubungan dengan memori) tumbuh sebesar 33% dan duri yang baru terbentuk. Setelah satu atau dua jam, namun, sel-sel kembali ke bentuk aslinya.

Studi lain menunjukkan bahwa subyek manusia - setelah menerima 100 miligram kafein - telah meningkatkan aktivitas di daerah otak yang terletak di lobus frontal, di mana bagian dari jaringan memori kerja berada, dan korteks anterior cingulate, bagian dari otak yang mengontrol perhatian. Subyek berkafein juga dilakukan lebih baik pada tugas-tugas memori.

Namun, sebuah penelitian lain menunjukkan bahwa kafein dapat mengganggu memori jangka pendek dan meningkatkan kemungkinan ujung fenomena lidah. Studi ini memungkinkan para peneliti untuk menunjukkan bahwa kafein bisa membantu memori jangka pendek ketika informasi yang akan diingat adalah berkaitan dengan kereta api saat ini pemikiran, tetapi juga untuk hipotesa bahwa kafein menghalangi memori jangka pendek ketika kereta api pemikiran tidak berhubungan. Pada dasarnya, konsumsi kafein meningkatkan kinerja mental yang berkaitan dengan fokus pemikiran sementara dapat menurunkan kemampuan berpikir jarak yang luas.

Efek pada jantung

Kafein mengikat pada reseptor pada permukaan sel-sel otot jantung, yang menyebabkan peningkatan tingkat cAMP di dalam sel (dengan menghalangi enzim yang merendahkan cAMP), meniru efek dari epinefrin (yang mengikat reseptor pada sel yang mengaktifkan cAMP produksi). cAMP bertindak sebagai "utusan kedua," dan mengaktifkan sejumlah besar protein kinase A (PKA; kinase protein cAMP-dependent). Hal ini memiliki efek keseluruhan meningkatkan laju glikolisis dan meningkatkan jumlah ATP yang tersedia untuk kontraksi otot dan relaksasi. Menurut sebuah studi, kafein dalam bentuk kopi, secara signifikan mengurangi risiko penyakit jantung pada studi epidemiologi. Namun, efek perlindungan hanya terdapat pada peserta yang tidak parah hipertensi (misalnya, pasien yang tidak menderita tekanan darah sangat tinggi). Selain itu, tidak ada efek perlindungan yang signifikan ditemukan pada partisipan berusia kurang dari 65 tahun atau dalam mortalitas penyakit serebrovaskular bagi mereka yang berusia sama atau lebih dari 65 tahun.

Efek pada anak-anak

Ini adalah mitos umum bahwa asupan kafein berlebihan hasil pertumbuhan terhambat dalam anak-anak, terutama anak-anak muda dan remaja. - Baru-baru ini, studi ilmiah telah menyangkal dugaan itu. Anak-anak yang ditemukan mengalami efek yang sama dari kafein sebagai orang dewasa.

Namun, anak perusahaan minuman yang mengandung kafein, seperti minuman energi, yang sebagian besar mengandung jumlah kafein yang tinggi, telah dilarang di banyak sekolah di seluruh dunia, karena efek samping lainnya yang telah diamati pada konsumsi kafein berkepanjangan. Selanjutnya, dalam sebuah studi, kafein Cola telah dikaitkan dengan hiperaktif pada anak-anak.

Asupan kafein selama kehamilan

Walaupun digunakan secara luas dan pandangan konvensional bahwa itu adalah zat yang aman, sebuah penelitian di tahun 2008 menyarankan bahwa wanita hamil yang mengkonsumsi 200 miligram atau lebih kafein per hari memiliki sekitar dua kali risiko keguguran sebagai perempuan yang mengkonsumsi tidak ada. Namun, sebuah penelitian lain 2008 menemukan tidak ada hubungan antara konsumsi keguguran dan kafein. UK Food Standards Agency telah merekomendasikan bahwa perempuan hamil harus membatasi asupan kafein menjadi kurang dari 200 mg kafein sehari-setara dengan dua cangkir kopi instan atau setengah sampai dua cangkir kopi segar. FSA mencatat bahwa desain dari studi tidak memungkinkan untuk memastikan bahwa perbedaan tersebut karena kafein per se, daripada perbedaan gaya hidup lain yang kemungkinan terkait dengan tingginya tingkat konsumsi kafein, tetapi dinilai saran untuk menjadi bijaksana.

Dr De-Kun Li dari Kaiser Permanente Divisi Penelitian, menulis dalam American Journal of Obstetri dan Ginekologi, menyimpulkan bahwa asupan 200 miligram atau lebih per hari, mewakili dua atau lebih cangkir, "secara signifikan meningkatkan risiko keguguran". Namun, Dr David A. Savitz, seorang profesor di masyarakat dan kedokteran pencegahan di New York's Mount Sinai School of Medicine dan penulis utama studi baru lain di subjek diterbitkan dalam edisi Januari Epidemiologi, tidak menemukan hubungan antara keguguran dan kafein konsumsi.

Beberapa orang memetabolisme kafein lebih lambat daripada populasi umum karena variasi gen sitokrom P450 spesifik, dan ada bukti orang dengan gen ini mungkin berada pada risiko

yang lebih tinggi infark miokard ketika jumlah besar mengkonsumsi kopi. Untuk metabolisme cepat, bagaimanapun, kopi tampaknya memiliki efek pencegahan. Lambat dan metabolisme cepat adalah comparably umum di populasi umum, dan ini telah disalahkan untuk variasi luas dalam studi tentang efek kesehatan dari kafein.

Tekanan intraokular dan kafein

Data terakhir telah menyarankan bahwa konsumsi kafein dapat meningkatkan tekanan intraokular. Hal ini mungkin merupakan pertimbangan yang sangat penting bagi mereka dengan glaukoma sudut terbuka.

Bacaan lebih lanjut

Apa itu Kafein? Kejadian Kafein Apa itu dekafeinasi?

Artikel ini berlisensi di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike License . Ini menggunakan bahan dari artikel Wikipedia tentang " Kafein "Semua bahan yang digunakan diadaptasi dari Wikipedia tersedia sesuai dengan ketentuan Creative Commons Attribution-ShareAlike License . Wikipedia ® itu sendiri adalah merek dagang terdaftar dari Wikimedia Foundation, Inc

powered by

Last Update: 1. February 2011 08:39

Peringatan: Halaman ini adalah terjemahan mesin halaman ini aslinya dalam bahasa Inggris. Harap diperhatikan karena terjemahan yang dihasilkan oleh mesin, tidak semua terjemahan akan sempurna. Website ini dan halaman web yang dimaksudkan untuk dibaca dalam bahasa Inggris. Setiap terjemahan dari situs dan halaman web yang mungkin tidak tepat dan tidak akurat secara keseluruhan atau sebagian. Terjemahan ini disediakan sebagai kenyamanan.

Recent Caffeine News

Reliv International launches new nutritional supplement to address entire fatigue cycleConsumers who are fighting the fatigue cycle -- physical fatigue, mental fog and stress -- now have a new means of breaking that cycle. Reliv 24K, a new nutritional supplement, is the first shot to pr...Bigger, bolder drinks pack plenty of sugar and caloriesStarbucks recently announced a new-sized 31-ounce drink, the "Trenta," which will be in stores this spring. The mega-sized coffee joins the ranks of other energy drinks that can pack plenty of caffein...Food scientists pinpoint complex chemistry behind coffee's antioxidant benefitsFood scientists at the University of British Columbia have been able to pinpoint more of the complex chemistry behind coffee's much touted antioxidant benefits, tracing valuable compounds to the roast...Loyola inaugurates clinic exclusively to treat children with headachesFortunately, in most cases the causes of childhood headaches are usually no cause for alarm, Schnitzler said. Children can get headaches from stress, anxiety, inadequate sleep, vision