patofisiologi hirschsprung
DESCRIPTION
diskusi panelTRANSCRIPT
Etiologi • Kegagalan sel-sel neural crest embrional
yang bermigrasi ke dalam dinding usus . • Kegagalan pleksus mesenterikus dan
submukosa berkembang ke arah kraniokaudal didalam dinding usus.
• Tidak adanya sel-sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid kolon
• Adanya korelasi dengan down syndrome dan kelainaan neurologik
• Faktor genetik • Faktor lingkungan
PATOGENESIS &PATOFISIOLOGI
Faktor Genetik
Faktor Lingkungan
Kegagalan migrasi kraniokaudal pada prekursor sel ganglion sepanjang GIT antara usia kehamilan ke-5 dan ke-12
Tidak adanya sel-sel ganglion dalam rektum atau bagian rektosigmoid
AganglionosisHipogangliono
sisDisganglionosi
s
Konstipasi
Tidak adanya pergerakan peristaltik usus
Tidak ada evakuasi usus (feses, cairan,
gas spontan
Feses terkumpul di daerah aganglionik
kembung
Tampak gambaran air fluid level pada foto
roentgen
Sfingter rektal relaksasiKolon distal kontraksiSfingter anus interna
kontraksiObstruksi fungsional
kontraksi di bagian distal usus
Dilatasi di bagian proksimal usus
akut
kronis
Distensi usus
Iskemia dinding
usus
Iritasi dinding
usus oleh feses
Invasi bakteri
perforasi
Nekrosis sel
mukosa
ulkus
Pneumatosis
intestinalis
Berhentinya sekresi mukus pelindung &
pelumas
Dinding usus menjadi tipis
Dinding usus menjadi tipis
& tak terlindungi
Serangan enzim
proteolitik bakteri ke
mukosa usus
Bakteri penghasil gas menginvasi
daerah mukosa yang sudah rusak
Manifestasi klinisA. Masa Neonatus
◦ Segera setelah lahir , bayi tidak dapat mengeluarkan mekonium (tinja pertama pada bayi baru lahir).
◦ Tidak dapat buang air besar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir.
B. Anak-anak◦ Perut mengembang◦ Muntah◦ Diare encer , jika dilakukan rectal toucher feses biasanya
menyemprot◦ Berat badan tidak bertambah◦ Terjadi malabsorbsi
PENATALAKSANAAN 1.NON BEDAH Untuk mengobati komplikasi yang mungkin terjadi dan memperbaiki keadaan umum penderita
Misal : - stabilisasi cairan dan elektrolit - pemasangan infus - pemasangan nasogastrik - pemasangan pipa rektum - pemberian antibiotik - lavase kolon dengan irigassi cairan - koreksi elektrolit - penjagaan nutrisi
2.BEDAHTindakan Bedah Sementara
dimaksudkan untuk dekompresi abdomen dengan cara pembuatan kolostomi pada kolon yang memiliki ganglion normal di distal
Tindakan Bedah definitif
-Prosedur swenson
-Prosedur Duhamel
-Prosedur Soave
-Prosedur transanal
-Bedah laparoskopik
Komplikasi hirschsprung’s deseaseKebocoran anastomose Stenosisenterokolitis
PENCEGAHAN1. Pencegahan primer
a. healt promotion• memperhatikan pola konsumsi sejak dini terutama pada masa
kehamilan.• Menghindari mengkonsumsi makanan yang bersifat
karsinogenik• Mengikuti penyuluhan mengenai konsumsi makanan gizi serta
olahraga
b. Spesific protection• Melakukan akses pelayanan anternal care terutama pada ibu
hamil • Imunisasi ibu hamil• Pemberian tablet tambah darah• Pemeriksaan rutin sebagai upaya deteksi dini obstetric dengan
komplikasi
2. Pencegahan sekunder
Dengan menegakkan diagnosis sedini mungkin,karena keterlambatan diagnosa komplikasi.
PROGNOSISSecara umum prognosisnya baik,
90% pasien dengan penyakit hirscprung yang mendapatkan tindakan bedah biasanya akan terjadi penyembuhan dan hanya sekitar 10% yang masih mempunyai masalah pada saluran cerna.
RUJUKANHirschprung diseaseMenurut Standar Kompetensi Dokter IndonesiaKompetensi 2 : mendiagnosamerujuk Keterlambatan diagnosaAdanya komplikasi