pasien safety.docx

Upload: nur-atika

Post on 03-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Pasien safety.docx

    1/11

    Pasien safety adalah disiplin kesehatan yang baru yang

    menekankan pelaporan, analisis, dan pencegahan kesalahan medisyang sering

    menyebabkan kejadian yang merugikan kesehatan. isu ini muncul setelah tahun 90'an karenabanyaknya laporan kerugian dan kematian yang disebabkan oleh "medical errors". menurut saya

    keselamatan pasien memang harus diutamakan sehingga medical errors dapat diminimalisir. hal

    ini tidak hanya memberikan rasa aman pada pasien tapi juga pada tenaga medis.

    Patient safety atau keselamatan pasien sangat erat hubungannya dengan profesionalisme

    tenaga medis yang terkait, seperti dokter, perawat, bidan, radiologist, dsb. Profesionalisme disini

    dapat ditunjukkan dengan 3 hal yang penting yaitu knowledge, skill, dan attitude. Itulah mengapadalam salah satu contohnya seorang tenaga medis harus menjadi Long-Life Learner dengan terus

    mengupdate ilmu berbasis bukti (Evidence-Based Medicine), karena hal ini sangat terkait HTA

    (Health Technology Assesment) dimana didalamnya terdapat peran profesi medis dalam

    melaksanakan analisis efektivitas klinis yang berujung pada Patient Safety, salah satunya yaitumelakukan audit medis untuk mengevaluasi mutu pelayanan yang telah diberikan oleh tenaga

    medis dalam meningkatkan keselamatan pasien.

    Keamanan adalah prinsip yang paling fundamental dalam pemberian pelayanan

    kesehatan maupun keperawatan, dan sekaligus aspek yang paling kritis dari manajemen kualitas.

    Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan

    pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibatmelaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

    Sebetulnya Departemen Kesehatan RI telah menerbitkan Panduan Nasional Keselamatan

    Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) edisi kedua pada tahun 2008 yang terdiri dari dari 7 standaryakni:

    1. Hak pasien2. Mendididik pasien dan keluarga3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan4. Penggunaan metoda metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program

    peningkatan keselamatan pasien

    5. Peran kepemimpinan dalam meningkatakan keselamatan pasien6. Mendidik staf tentang keselamatn pasien7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

    Untuk mencapai ke tujuh standar di atas Panduan Nasional tersebut menganjurkanTujuh Langkah Menuju Kesematan Pasien Rumah Sakityang terdiri dari:

    1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien2. Pimpin dan dukung staf3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko4. Kembangkan sistem pelaporan5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

  • 7/28/2019 Pasien safety.docx

    2/11

    PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT

    Ns. Anshar Bonas Silfa, S.Kep

    PENDAHULUAN

    Keamanan adalah prinsip yang paling fundamental dalam pemberian pelayanan kesehatan

    maupun keperawatan, dan sekaligus aspek yang paling kritis dari manajemen kualitas.

    Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan

    pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

    melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Sistem

    tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan

    resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan

    implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).

    Tujuan dilakukannya kegiatan Patient Safety di rumah sakit adalah untuk menciptakan budaya

    keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkan akuntabilitas rumah sakit, menurunkan KTD

    di rumah sakit, terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan

    kejadian tidak diharapkan.

    Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang penting dalam sebuah rumah

    sakit, maka diperlukan standar keselamatan pasien rumah sakit yang dapat digunakan sebagai

    acuan bagi rumah sakit di Indonesia. Standar keselamatan pasien rumah sakit yang saat ini

    digunakan mengacu pada Hospital Patient Safety Standards yang dikeluarkan oleh Join

    Commision on Accreditation of Health Organization di Illinois pada tahun 2002 yang kemudian

    disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Indonesia. Penilaian keselamatan yang dipakai

    Indonesia saat ini dilakukan dengan menggunakan instrumen Akreditasi Rumah Sakit yang

    dikeluarkan oleh KARS. Departemen Kesehatan RI telah menerbitkan Panduan Nasional

    Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) edisi kedua pada tahun 2008 yang terdiri dari

    dari 7 standar, yakni:

    1. Hak pasien

    2. Mendididik pasien dan keluarga

    3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

    4. Penggunaan metoda metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program

    peningkatan keselamatan pasien

  • 7/28/2019 Pasien safety.docx

    3/11

    5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

    6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

    7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

    Untuk mencapai ke tujuh standar di atas Panduan Nasional tersebut menganjurkan Tujuh

    Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang terdiri dari:

    1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien

    2. Pimpin dan dukung staf

    3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko

    4. Kembangkan sistem pelaporan

    5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien

    6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien

    7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

    ELEMEN PATIENT SAFETY

    Adverse drug events(ADE)/ medication errors (ME)

    Restraint use

    Nosocomial infections

    Surgical mishaps

    Pressure ulcers

    Blood product safety/administration

    Antimicrobial resistance

    Immunization program

    Falls

    Blood stream vascular catheter care

    Systematic review, follow-up, and reporting of patient/visitor incident reports

    MOST COMMON ROOT CAUSES OF ERRORS

    Communication problems

    Inadequate information flow

    Human problems

    Patient-related issues

    Organizational transfer of knowledge

  • 7/28/2019 Pasien safety.docx

    4/11

    Staffing patterns/work flow

    Technical failures

    Inadequate policies and procedures

    (AHRQ Publication No. 04-RG005, December 2003. ) Agency for Healthcare Research and

    Quality

    INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOALS

    1. Identify patients correctly

    2. Improve effective communication

    3. Improve the safety of high-alert medications

    4. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery

    5. Reduce the risk of health care-associated infections

    6. Reduce the risk of patient harm from falls

    MEMBANGUN KESADARAN PERAWAT (NURSING AWARENESS) AKAN PATIENT

    SAFETY

    Perawat sebagai anggota inti tenaga kesehatan yang jumlahnya terbesar di rumah sakit (sebesar

    4060%) dan dimana pelayanan keperawatan yang diberikan merupakan bagian integral dari

    pelayanan kesehatan, memiliki peran kunci dalam mewujudkan keselamatan pasien.

    Nursing is the protection, promotion, and optimization of health and abilities, prevention of

    illness and injury, alleviation of suffering through diagnosis and treatment of human response,

    and advocacy in the care of individuals, families, communities, and populations (ANA, 2003).

    Berangkat dari definisi inilah, peran-peran perawat dalam mewujudkan patient safety di rumah

    sakit dapat dirumuskan. Antara lain sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat mematuhi

    standar pelayanan dan SOP yang telah ditetapkan; menerapkan prinsip-prinsip etik dalam

    pemberian pelayanan keperawatan; memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang

    asuhan yang diberikan; menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam pemberian

    pelayanan kesehatan; menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarganya; peka,

    proaktif dan melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian tidak diharapkan; serta

    mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dan

    keluarga.

  • 7/28/2019 Pasien safety.docx

    5/11

    Perawat bertanggung jawab dalam:

    - Memberikan informasi pada pasien dan keluarga tentang kemungkinan-kemungkinan resiko

    - Melaporkan kejadian-kejadian tak diharapkan (KTD) kepada yang berwenang

    - Berperang Aktif dalam melakukan pengkajian terhadap keamanan dan kualitas/mutu pelayanan

    - Meningkatkan komunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan professional lainnya

    - Mengusulkan peningkatan kemampuan staf yang cukup

    - Membantu pengukuran terhadap peningkatan patient safety

    - Meningkatkan standar baku untuk program pengendalian infeksi (infection control)

    - Mengusulkan SOP dan protocol pengobatan yang dapat memimalisasi kejadian error

    - Berhubungan dengan badan-badan profesional yang mewakili para dokter ahli farmasi dan lain-

    lain

    - Meningkatkan cara pengemasan dan pelabelan obat- Berkolaborasi dengan sistem pelaporan nasional untuk mencatat, menganalisa dan mempelajari

    kejadian-kejadian tak diharapkan (KTD)

    - Mengembangkan mekanisme peningkatan kesadaran, sebagai contoh untuk pelaksanaan

    akreditasi

    - Karakteristik dari pemberi pelayanan kesehatan menjadi tolok ukur terhadap excellence dalam

    patient safety

    QUALITYWORKPLACES = QUALITY PATIENT CARE- Secara terus menerus mengembangkan peranan keperawatan

    - Menentukan ruang lingkup praktek keperawatan sehingga perawat, atau disiplin lainnya, dan

    masyarakat menyadari terjadinya proses evolusi pada profesi

    - Mengusulkan pengenalan profesional dan remunerasi

    - Mengembangkan dan menyebarluaskan suatu pernyataan sikap tentang pentingnya suatu

    lingkungan kerja yang aman

    - Memastikan bahwa disiplin lain terlibat dalam pengembangan kebijakan untuk lingkungan

    kerja yang aman- Mendukung penelitian, mengumpulkan data untuk praktek terbaik, dan penyebarluasan data

    setelah tersedia

    - Mendorong Lembaga pendidikan untuk meningkatkan kerjasama dengan memberikan

    kesempatan untuk kolaborasi dan penekanan pada teori kerja sama tim

    - Menyajikan penghargaan kepada fasilitas kesehatan yang menunjukkan efektivitas praktik

  • 7/28/2019 Pasien safety.docx

    6/11

    lingkungan positif melalui rekrutmen dan inisiatif retensi, mengurangi tingkat drop out, opini

    publik, memperbaiki perawatan dan tingkat kepuasan pasien lebih tinggi

    - Menggunakan sebagai tool kit untuk memberikan informasi latar belakang tentang pentingnya

    lingkungan kerja yang positif

    PENDEKATAN KOMPREHENSIF DALAM PENGKAJIAN KESELAMATAN PASIEN

    Pengkajian pada keselamatan pasien secara garis besar dibagi kepada struktur, lingkungan,

    peralatan dan teknologi, proses, orang dan budaya.

    1. Struktur

    - Kebijakan dan prosedur organisasi : Cek telah terdapat kebijakan dan prosedur tetap yang telah

    dibuat dengan mempertimbangkan keselamatan pasien.

    - Fasilitas : Apakah fasilitas dibangun untuk meningkatkan keamanan ?

    - Persediaan : Apakah halhal yang dibutuhkan sudah tersedia seperti persediaan di ruang

    emergency, ruang ICU

    2. Lingkungan

    - Pencahayaan dan permukaan : berkontribusi terhadap pasien jatuh atau cedera

    - Temperature : pengkondisian temperature dibutuhkan dibeberapa ruangan seperti ruang operasi

    , hal ini diperlukan misalnya pada saat operasi bedah tulang suhu ruangan akan berpengaruh

    terhadap cepatnya pengerasan dari semen

    - Kebisingan : lingkungan yang bising dapat menjadi distraksi saat perawat sedang memberikanpengobatan dan tidak terdengarnya sinyal alarm dari perubahan kondisi pasien

    - Ergonomic dan fungsional : ergonomic berpengaruh terhadap penampilan seperti teknik

    memindahkan pasien, jika terjadi kesalahan dapat menimbulkan pasien jatuh atau cedera. Selain

    itu penempatan material di ruangan apakah sudah disesuaikan dengan fungsinya seperti

    pengaturan tempat tidur , jenis , penempatan alat sudah mencerminkan keselamatan pasien.

    3. Peralatan dan teknologi

    - Fungsional : perawat harus mengidentifikasi penggunaan alat dan desain dari alat.

    Perkembangan kecanggihan alat sangat cepat sehingga diperlukan pelatihan untukmengoperasikan alat secara tepat dan benar .

    - Keamanan : Alatalat yang digunakan juga harus didesain penggunaannya dapat

    meningkatkan keselamatan pasien.

    4. Proses

    - Desain kerja : Desain proses yang tidak dilandasi riset yang adekuat dan kurangnya penjelasan

  • 7/28/2019 Pasien safety.docx

    7/11

    dapat berdampak terhadap tidak konsisten perlakuan pada setiap orang hal ini akan berdampak

    terhadap kesalahan. Untuk mencegah hal tersebut harus dilakukan research based practice yang

    diimplementasikan.

    - Karakteristik risiko tinggi : melakukan tindakan keperawatan yang terusmenerus saat praktek

    akan menimbulkan kelemahan, dan penurunan daya ingat hal ini dapat menjadi risiko tinggi

    terjadinya kesalahan atau lupa oleh karena itu perlu dibuat suatu system pengingat untuk

    mengurangi kesalahan

    - Waktu : waktu sangat berdampak pada keselamatan pasien hal ini lebih mudah tergambar ada

    pasien yang memerlukan resusitasi, yang dilanjutkan oleh beberapa tindakan seperti pemberian

    obat dan cairan, intubasi dan defibrilasi dan pada pasienpasien emergency oleh karena itu pada

    saatsaat tertentu waktu dapat menentukan apakah pasien selamat atau tidak.

    - Perubahan jadual dinas perawat juga berdampak terhadap keselamatan pasien karena perawatsering tidak siap untuk melakukan aktivitas secara baik dan menyeluruh.

    - Waktu juga sangat berpengaruh pada saat pasien harus dilakukan tindakan diagnostic atau

    ketepatan pengaturan pemberian obat seperti pada pemberian antibiotic atau tromblolitik,

    keterlambatan akan mempengaruhi terhadapap diagnosis dan pengobatan.

    - Efisiensi : keterlambatan diagnosis atau pengobatan akan memperpanjang waktu perawatan

    tentunya akan meningkatkan pembiayaan yang harus di tanggung oleh pasien.

    5. Orang

    - Sikap dan motivasi ; sikap dan motivasi sangat berdampak kepada kinerja seseorang. Sikap dan

    motivasi yang negative akan menimbulkan kesalahan-kesalahan.

    - Kesehatan fisik : kelelahan, sakit dan kurang tidur akan berdampak kepada kinerja dengan

    menurunnya kewaspadaan dan waktu bereaksi seseorang.

    - Kesehatan mental dan emosional : hal ini berpengaruh terhadap perhatian akan kebutuhan dan

    masalah pasien. tanpa perhatian yang penuh akan terjadi kesalahankesalahan dalam bertindak.

    - Faktor interaksi manusia dengan teknologi dan lingkungan : perawat memerlukan pendidikan

    atau pelatihan saat dihadapkan kepada penggunaan alatalat kesehatan dengan teknologi baru

    dan perawatan penyakitpenyakit yang sebelumnya belum tren seperti perawatan flu babi

    (swine flu).

    - Faktor kognitif , komunikasi dan interpretasi ; kognitif sangat berpengaruh terhadap

    pemahaman kenapa terjadinya kesalahan (error). Kognitif seseorang sangat berpengaruh

    terhadap bagaimana cara membuat keputusan , pemecahan masalah baru mengkomunikasikan

  • 7/28/2019 Pasien safety.docx

    8/11

    halhal yang baru.

    6. Budaya

    - Faktor budaya sangat bepengaruh besar terhadap pemahaman kesalahan dan keselamatan

    pasien.

    - Pilosofi tentang keamanan ; keselamatan pasien tergantung kepada pilosofi dan nilai yang

    dibuat oleh para pimpinanan pelayanan kesehatan

    - Jalur komunikasi : jalur komunikasi perlu dibuat sehingga ketika terjadi kesalahan dapat segera

    terlaporkan kepada pimpinan (siapa yang berhak melapor dan siapa yang menerima laporan).

    - Budaya melaporkan , terkadang untuk melaporkan suatu kesalahan mendapat hambatan karena

    terbentuknya budaya blaming . Budaya menyalahkan (Blaming) merupakan phenomena yang

    universal. Budaya tersebut harus dikikis dengan membuat protap jalur komunikasi yang jelas.

    - Staffkelebihan beban kerja, jam dan kebijakan personal. Faktor lainnya yang penting adalahsystem kepemimpinan dan budaya dalam merencanakan staf, membuat kebijakan dan mengantur

    personal termasuk jam kerja, beban kerja, manajemen kelelahan, stress dan sakit

    WHO Collaborating Centre for Patient Safety pada tanggal 2 Mei 2007 resmi menerbitkan Nine

    Life Saving Patient Safety Solutions (Sembilan Solusi Life-Saving Keselamatan Pasien Rumah

    Sakit). Panduan ini mulai disusun sejak tahun 2005 oleh pakar keselamatan pasien dan lebih

    100 negara, dengan mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah keselamatan pasien.

    Sebenarnya petugas kesehatan tidak bermaksud menyebabkan cedera pasien,tetapi fakta tampak

    bahwa di bumi ini setiap hari ada pasien yang mengalami KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).

    KTD, baik yang tidak dapat dicegah (non error) mau pun yang dapat dicegah (error), berasal dari

    berbagai proses asuhan pasien.

    Solusi keselamatan pasien adalah sistem atau intervensi yang dibuat, mampu mencegah atau

    mengurangi cedera pasien yang berasal dari proses pelayanan kesehatan. Sembilan Solusi ini

    merupakan panduan yang sangat bermanfaat membantu RS, memperbaiki proses asuhan pasien,

    guna menghindari cedera maupun kematian yang dapat dicegah.

    Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) mendorong RS-RS di Indonesia untuk

    menerapkan Sembilan Solusi Life-Saving Keselamatan Pasien Rumah Sakit, atau 9 Solusi,

    langsung atau bertahap, sesuai dengan kemampuan dan kondisi RS masing-masing.

    Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-Alike Medication

  • 7/28/2019 Pasien safety.docx

    9/11

    Names).

    Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM),yang membingungkan staf pelaksana adalah

    salah satu penyebab yang paling sering dalam kesalahan obat (medication error) dan ini

    merupakan suatu keprihatinan di seluruh dunia. Dengan puluhan ribu obat yang ada saat ini di

    pasar, maka sangat signifikan potensi terjadinya kesalahan akibat bingung terhadap nama merek

    atau generik serta kemasan. Solusi NORUM ditekankan pada penggunaan protokol untuk

    pengurangan risiko dan memastikan terbacanya resep, label, atau penggunaan perintah yang

    dicetak lebih dulu, maupun pembuatan resep secara elektronik.

    Pastikan Identifikasi Pasien.

    Kegagalan yang meluas dan terus menerus untuk mengidentifikasi pasien secara benar sering

    mengarah kepada kesalahan pengobatan, transfusi maupun pemeriksaan; pelaksanaan prosedur

    yang keliru orang; penyerahan bayi kepada bukan keluarganya, dsb. Rekomendasi ditekankan

    pada metode untuk verifikasi terhadap identitas pasien, termasuk keterlibatan pasien dalam

    proses ini; standardisasi dalam metode identifikasi di semua rumah sakit dalam suatu sistem

    layanan kesehatan; dan partisipasi pasien dalam konfirmasi ini; serta penggunaan protokol untuk

    membedakan identifikasi pasien dengan nama yang sama.

    Komunikasi Secara Benar saat Serah Terima / Pengoperan Pasien.

    Kesenjangan dalam komunikasi saat serah terima/ pengoperan pasien antara unit-unit pelayanan,

    dan didalam serta antar tim pelayanan, bisa mengakibatkan terputusnya kesinambungan layanan,

    pengobatan yang tidak tepat, dan potensial dapat mengakibatkan cedera terhadap pasien.

    Rekomendasi ditujukan untuk memperbaiki pola serah terima pasien termasuk penggunaan

    protokol untuk mengkomunikasikan informasi yang bersifat kritis; memberikan kesempatan bagi

    para praktisi untuk bertanya dan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan pada saat serah

    terima,dan melibatkan para pasien serta keluarga dalam proses serah terima.

    Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar.

    Penyimpangan pada hal ini seharusnya sepenuhnya dapat dicegah. Kasus-kasus dengan

    pelaksanaan prosedur yang keliru atau pembedahan sisi tubuh yang salah sebagian besar adalah

    akibat dan miskomunikasi dan tidak adanya informasi atau informasinya tidak benar. Faktor

    yang paling banyak kontribusinya terhadap kesalahan-kesalahan macam ini adalah tidak ada atau

    kurangnya proses pra-bedah yang distandardisasi. Rekomendasinya adalah untuk mencegah

  • 7/28/2019 Pasien safety.docx

    10/11

    jenis-jenis kekeliruan yang tergantung pada pelaksanaan proses verifikasi prapembedahan;

    pemberian tanda pada sisi yang akan dibedah oleh petugas yang akan melaksanakan prosedur;

    dan adanya tim yang terlibat dalam prosedur Time out sesaat sebelum memulai prosedur untuk

    mengkonfirmasikan identitas pasien, prosedur dan sisi yang akan dibedah.

    Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated).

    Sementara semua obat-obatan, biologics, vaksin dan media kontras memiliki profil risiko, cairan

    elektrolit pekat yang digunakan untuk injeksi khususnya adalah berbahaya. Rekomendasinya

    adalah membuat standardisasi dari dosis, unit ukuran dan istilah; dan pencegahan atas campur

    aduk / bingung tentang cairan elektrolit pekat yang spesifik.

    Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan.

    Kesalahan medikasi terjadi paling sering pada saat transisi / pengalihan. Rekonsiliasi

    (penuntasan perbedaan) medikasi adalah suatu proses yang didesain untuk mencegah salah obat

    (medication errors) pada titik-titik transisi pasien. Rekomendasinya adalah menciptakan suatu

    daftar yang paling lengkap dan akurat dan seluruh medikasi yang sedang diterima pasien juga

    disebut sebagai home medication list, sebagai perbandingan dengan daftar saat admisi,

    penyerahan dan / atau perintah pemulangan bilamana menuliskan perintah medikasi; dan

    komunikasikan daftar tsb kepada petugas layanan yang berikut dimana pasien akan ditransfer

    atau dilepaskan.

    Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Slang (Tube).

    Slang, kateter, dan spuit (syringe) yang digunakan harus didesain sedemikian rupa agar

    mencegah kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) yang bisa menyebabkan

    cedera atas pasien melalui penyambungan spuit dan slang yang salah, serta memberikan

    medikasi atau cairan melalui jalur yang keliru. Rekomendasinya adalah menganjurkan perlunya

    perhatian atas medikasi secara detail / rinci bila sedang mengenjakan pemberian medikasi serta

    pemberian makan (misalnya slang yang benar), dan bilamana menyambung alat-alat kepada

    pasien (misalnya menggunakan sambungan & slang yang benar).

    Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai.

    Salah satu keprihatinan global terbesar adalah penyebaran dan HIV, HBV, dan HCV yang

    diakibatkan oleh pakai ulang (reuse) dari jarum suntik. Rekomendasinya adalah penlunya

    melarang pakai ulang jarum di fasilitas layanan kesehatan; pelatihan periodik para petugas di

  • 7/28/2019 Pasien safety.docx

    11/11

    lembaga-lembaga layanan kesehatan khususnya tentang prinsip-pninsip pengendalian

    infeksi,edukasi terhadap pasien dan keluarga mereka mengenai penularan infeksi melalui

    darah;dan praktek jarum sekali pakai yang aman.

    Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan lnfeksi Nosokomial.

    Diperkirakan bahwa pada setiap saat lebih dari 1,4 juta orang di seluruh dunia menderita infeksi

    yang diperoleh di rumah-rumah sakit. Kebersihan Tangan yang efektif adalah ukuran preventif

    yang pimer untuk menghindarkan masalah ini. Rekomendasinya adalah mendorong

    implementasi penggunaan cairan alcohol-based hand-rubs tersedia pada titik-titik pelayan

    tersedianya sumber air pada semua kran, pendidikan staf mengenai teknik kebarsihan taangan

    yang benar mengingatkan penggunaan tangan bersih ditempat kerja; dan pengukuran kepatuhan

    penerapan kebersihan tangan melalui pemantauan / observasi dan tehnik-tehnik yang lain.

    KESIMPULAN

    Hal yang dapat kita simpulkan adalah bahwa untuk mewujudkan patient safety butuh upaya dan

    kerjasama berbagai pihak, pasien safety merupakan upaya dari seluruh komponen sarana

    pelayanan kesehatan, dan perawat memegang peran kunci untuk mencapainya.