pasar efisien jika harga
TRANSCRIPT
Nama : Rizki Wahyu Suci Hargiana
NIM : 110422406660
OFF : C
Tugas Take Home Test Manajemen Keuangan 2
1. Pasar efisien jika harga-harga sekuritas tidak terlalu jauh menyimpang dari nilai
instrinsiknya. Nilai instrinsik dalam hal ini dikaitkan dengan informasi yang terdapat
dalam laporan keuangan perusahaan penerbit saham. Fama mendefinisikan pasar
efisien sebagai suatu pasar sekuritas yang harga-harga sekuritasnya mencerminkan
secara penuh informasi yang tersedia. Sedangkan berdasarkan distribusi informasi,
Beaver mengatakan pasar efisien jika harga-harga sekuritas bertindak mengamati
sistem informasi yang ada. Berbeda dengan pendifinsian Fama, disini, Beaver
mengasumsikan bahwa bisa saja investor mempunyai ekspektasi yang berbeda
terhadap informasi yang ada. Jones mendefinisikannya sebagai pasar yang harga-
harganya secara cepat dan penuh mencerminkan informasi yang tersedia terhadap
aktiva tersebut. Kecepatan yang dimaksud disini adalah kecepatan dalam
menyesuaikan ke harga equilibrium baru ketika ada informasi baru yang dimasukkan ke
pasar. Misalnya saja ada informasi kenaikan laba yang dianggap sebagai kabar baik.
Investor akan bereaksi dengan cepat setelah menerima informasi ini. Ini berarti pasar
bereaksi cepat dan akan terbentuk harga baru yang merefleksikan informasi tersebut.
Bentuk pasar setengah kuat (Semi Strong Form) adalah hipotesis bahwa harga surat
berharga betul-betul menggambarkan seluruh informasi yang dipublikasikan.
Jika saya mencoba mengaplikasikan pasar efisien dalam bentuk setengah kuat,
kemudian saya tidak dapat menghasilkan laba yang abnormal (abnormal return),
sehingga saya menyimpulkan tidak ada artinya untuk mencoba itu salah karena
meskipun laba yang diperoleh abnormal kita tetap dapat memperoleh keuntungan yang
lain. Yaitu kita dapat mengetahui seberapa cepat respon atau reaksi pasar atas suatu
informasi baru yang masuk pasar. Informasi tersebut dapat berupa :
a. Informasi yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang
mempublikasikan seperti pembagian dividen, dll.
b. Informasi yang mempengaruhi harga sekuritas sejumlah perusahaan, seperti kebijakan
moneter (GWM).
c. Informasi yang mempengaruhi harga-harga seluruh sekuritas, seperti kebijakan pajak.
Sehingga kesimpulannya tidak ada salahnya jika mencoba mengaplikasikan pasar
setengah kuat karena dengan melakukan pengujian pasar efisien setengah kuat akan
diketahui apakah suatu informasi memiliki kandungan nilai atau tidak.
2. Beberapa teori struktur modal sulit diaplikasikan dalam praktek, namun teori struktur
modal masih tetap dipelajari karena struktur modal sangat penting bagi perusahaan
karena menyangkut kebijakan penggunaan sumber dana yang paling menguntungkan.
Sumber pembiayaan dapat diperoleh dari modal sendiri dan modal pinjaman, oleh
karena itu struktur modal adalah salah satu keputusan keuangan yang berhubungan
dengan pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu penting bagi manager
keuangan untuk dapat meningkatkan struktur modal perusahaan. Sehingga menurut
pendapat saya teori struktur modal masih tetap dipelajari meskipun sulit diaplikasikan
dalam praktek agar mahasiswa mengerti pentingnya struktur modal untuk menunjang
perusahaan dalam pengambilan keputusan mengenai penentuan sumber pendanaan
yang akan digunakan dalam pengelolaan usaha perusahaan. Sebagaimana diketahui
bahwa struktur kekayaan suatu perusahaan berhubungan erat dengan struktur
modalnya, yakni dengan menghubungkan elemen-elemen aktiva disatu pihak dengan
elemen-elemen passiva di pihak lain, maka diperoleh gambaran tentang keadaan
finansiil suatu perusahaan, sehingga dapat diketahui nilai keuangan suatu perusahaan
pada suatu saat tertentu, karena rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang berada di dalamnya, baik itu
modal sendiri maupun modal asing.
3. Kebijakan deviden adalah kebijakan seorang manajemen untuk membagikan EAT
(laba bersih setelah pajak) dalam bentuk deviden ataukah menahan &
menginvestasikan kembali sebagai laba ditahan (retained earning) . Apabila perusahaan
memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan
mengurangi jumlah laba ditahan yang akhirnya mengurangi sumber dana intern yang
akan mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan
perusahaan. Apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen akan bisa
memperbesar sumber dana intern dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan
untuk mengembangkan perusahaan .
Kebijakan deviden perlu untuk dipelajari karena Dividen merupakan salah satu
keputusan penting untuk memaksimumkan nilai perusahaan disamping keputusan
investasi dan struktur modal (keputusan pemenuhan dana)
Tiga pandangan/teori kebijakan dividen :
1. Teori Dividen Tidak Relevan ( Dividend Irrelevance Theory ) dari Modigliani dan Miller :
Modigliani dan Miller (MM) berpendapat , nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh
besar kecilnya Dividend Payout Ratio, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak
(EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan
untuk diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.
Menurut MM kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan atau earning power dari asset perusahaan.
Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti :
a. Pasar modal sempurna dimana para investor rasional.
b. Tida ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru.
c. Tidak ada pajak baik perorangan maupun pajak penghasilan perusahaan.
d. Informasi tentang investasi tersedia untuk setiap individu.
2. Teori The Bird in The Hand
Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika
Dividend Payout rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada capital
gains. Menurut investor memandang dividend yield lebih pasti dari pada capital gains
yield. Sehingga dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan (Ks)
adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham. Ks adalah
keuntungan dari dividen (dividend yield) ditambah keuntungan dari capital gains (capital
gains yield). Alasan yang mendukung pembayaran dividen tinggi madalah untuk
mengurangi konflik keagenan antara manajer dengan pemegang saham
3. Teori Perbedaan Pajak
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Menyatakan bahwa karena
adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih
menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu
investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang
memberikan dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan
dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividend lebih besar dari
pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa.
4. Kesimpulan
The Influence of Agency Costs on Dividend Policy in an Emerging Market : Evidence
from the Dhaka Stock Exchange yang diteliti oleh A. Sabur Mollah, Professor Kevin Keasey
dan Dr. Helen Short
Kebijakan dividen telah lama menjadi isu yang menarik dalam literatur keuangan.
Sampai saat ini, sejumlah penelitian yang diterbitkan pada biaya keagenan dan kebijakan
dividen tetapi kebanyakan dari mereka berada di pasar berkembang. Hal ini juga diketahui
bahwa pasar negara berkembang sangat berbeda dari pasar negara maju dalam segala hal.
Jadi, bukti yang dipublikasikan yang ada relevansi yang terbatas dalam mengidentifikasi
pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen di pasar yang muncul. Tujuan utama dari
makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen di
pasar yang muncul.
Sebagai anggota dari pasar negara berkembang, perilaku Bursa Efek Dhaka mungkin
akan sangat berbeda dari apa yang biasanya terjadi dalam hal pasar yang efisien. Perilaku
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Dhaka juga berbeda dari perusahaan yang terdaftar di
pasar yang efisien. Perilaku dividen perusahaan yang terdaftar di kedua pasar juga dianggap
berbeda. Itu sebabnya, kita melihat bahwa perilaku perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Dhaka tampak berbeda dari apa yang dapat diharapkan dari membaca literatur yang berasal
dari pasar negara maju dan pengetahuan tentang pasar keuangan yang berasal dari buku teks
keuangan. Jadi, bukti-bukti yang ada diterbitkan tidak memadai untuk mengidentifikasi
pengaruh. Tulisan ini meneliti pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Dhaka.
Dividen dapat digunakan dalam mengurangi masalah keagenan antara manajer dan
pemegang saham. Pembayaran dividen mengurangi discretionary fund tersedia untuk manajer
untuk konsumsi penghasilan tambahan dan membantu mengatasi konflik manager-pemegang
saham (Jensen dan Meckling, 1976; Easterbrook, 1984, dan Crutchley dan Hansen, 1989).
Easterbrook (1984) memandang bahwa perusahaan membagikan dividen untuk
mengurangi biaya keagenan karena pembayaran dividen mengurangi discretionary fund
tersedia untuk manajer. Namun, Rozeff (1982) adalah di antara yang pertama untuk secara
eksplisit mengakui peran orang dalam sebagai salah satu pemantauan manajer. Perusahaan
menetapkan pembayaran dividen yang lebih tinggi ketika orang dalam memegang fraksi yang
lebih rendah dari ekuitas dan / atau lebih besar jumlah pemegang saham memiliki ekuitas dari
luar.
Ada hubungan antara biaya transaksi perusahaan dan agency cost. Jika perusahaan
membayar jumlah yang lebih tinggi dari dividen yang mengurangi agency cost perusahaan serta
kebutuhan perusahaan untuk mengumpulkan dana eksternal untuk investasi yang naik biaya
transaksi perusahaan.
Prediksi adalah bahwa pembayaran dividen berhubungan positif dengan jumlah
pemegang saham biasa dalam perusahaan. Untuk mengoreksi efek skala, variabel diambil oleh
Rozeff sebagai log natural dari jumlah pemegang saham biasa. Rozeff menemukan fungsi
signifikan negatif dari persentase saham yang dimiliki oleh orang dalam, dan fungsi positif
secara signifikan jumlah perusahaan dari pemegang saham biasa. Rozeff (1982), akhirnya,
disimpulkan bahwa pembayaran dividen yang lebih tinggi mengurangi konflik keagenan antara
manajer dan pemegang saham.
Inisiasi dividen dapat mengurangi biaya agensi karena mereka mengurangi arus kas
bebas yang tersedia untuk manajer. Potensi mengurangi biaya agensi harus lebih besar bagi
perusahaan-perusahaan yang cenderung menggunakan dana tidak efisien. Mengingat kinerja
sebelumnya berfungsi sebagai proxy efisiensi dalam mengalokasikan dana, kinerja yang relatif
miskin memiliki lebih potensi untuk mengurangi biaya agensi mengikuti inisiasi dividen. Di sisi
lain, kelalaian dividen dapat meningkatkan biaya agensi karena mereka memperbesar arus kas
bebas yang tersedia untuk manajer. Namun, kondisi keuangan perusahaan pada saat kelalaian
dividen dapat membatasi sejauh mana biaya agensi bisa naik. Karena banyak perusahaan
hanya menghilangkan dividen setelah mengalami masalah keuangan, dana ditahan daripada
dibagikan sebagai dividen harus dipantau ketat. Biaya agensi lebih cenderung meningkat
menyusul kelalaian dividen jika kinerja sebelumnya perusahaan
Sebelum kelalaian dividen memperbesar arus kas bebas tanpa perlu memicu
pemantauan lebih dekat manajer perusahaan kinerja yang relatif buruk sebelum kelalaian
dividen otomatis harus meningkatkan pemantauan manajer perusahaan, sedangkan kinerja
relatif kuat
Hal ini menunjukkan bahwa ukuran pembagian deviden merupakan fungsi peningkatan
arus kas yang diharapkan. Namun demikian, Bar-Yosef dan Huffman (1986) mengamati tren
bahwa semakin tinggi tingkat arus kas yang diharapkan, efek manajerial arus kas dividen yang
lebih rendah
Hasil mereka menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam abnormal
return dua hari antara tinggi-Q dan perusahaan low-Q mengumumkan penawaran tender
pembelian kembali atau SDD. Minat mereka dalam hasil ini berasal dari kontras dengan temuan
Lang dan Litzenberger (1989), yang umumnya mendukung teori bebas arus kas Jensen. Dalam
penelitian Lang dan Litzenberger itu, perusahaan high-Q dan rendah-Q menunjukkan respon
sangat berbeda dengan pengumuman perubahan dividen. Dividen meningkat dengan rendah-Q
perusahaan hasil dalam reaksi pasar yang lebih positif karena perusahaan-perusahaan, yang
cenderung overinvest, selanjutnya akan memiliki arus kas kurang untuk limbah.
Sejenis konflik seperti pemegang saham dan manager juga ada di antara pemegang
saham dan pemegang obligasi. Pemegang Saham dapat mengambil alih kekayaan dari
pemegang obligasi dengan membayar sendiri dividen. Pemegang obligasi mencoba untuk
mengandung masalah ini melalui pembatasan pembayaran dividen di perjanjian obligasi
Sebagian besar dari studi yang dilakukan terhadap kebijakan dividen tetapi beberapa isu
penting masih tetap tidak terselesaikan dan tidak ada studi yang diakui seperti yang ditemukan
tentang pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen dari perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Dhaka. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biaya
agensi terhadap kebijakan dividen di pasar yang muncul
Matriks korelasi Pearson menunjukkan hubungan yang diharapkan dari semua variabel
independen dengan dividend pay-out ratio. Namun , koefisien regresi semua variabel berada
dalam arah diprediksi yang juga mendukung hasil korelasi.
Koefisien kepemilikan insider adalah negatif dan jumlah pemegang saham biasa yang positif
berkaitan dengan dividend pay-out ratio yang mengindikasikan bahwa perusahaan membayar
jumlah yang lebih tinggi dari dividen sebagai monitoring dan paket ikatan ketika orang dalam
memegang persentase yang lebih rendah dari umum Pengaruh Biaya Agency di Dividen
Kebijakan Mollah, Keasey, dan stok Pendek dan / atau lebih besar jumlah saham biasa yang
dimiliki oleh pihak luar untuk mengurangi agency cost.
Namun, koefisien aliran kas bebas yang positif berkaitan dengan dividend pay-out ratio yang
menunjukkan bahwa jika perusahaan memiliki arus kas bebas maka perusahaan baik
membayar dividen atau pensiun utangnya untuk mengurangi biaya keagenan aliran kas bebas.
Selain itu, koefisien aset collateralizable yang positif berkaitan dengan dividend pay-out ratio
yang menunjukkan pengaruh lembaga biaya muncul untuk konflik antara pemegang saham-
pemegang obligasi pada dividend pay-out ratio. Hasil ini konsisten dengan studi empiris
sebelumnya dan mendukung pengaruh agency cost terhadap kebijakan dividen di pasar yang
muncul.
Akhirnya, faktor-faktor yang lebih berpengaruh dari biaya agensi di pasar yang muncul adalah
insider ownership, dan aset collateralizable. Penelitian ini akan mengeksplorasi jalan penelitian
lebih lanjut mengenai kebijakan dividen pasar yang muncul dan membawa beberapa ide-ide
baru yang akan menarik perhatian para analis keamanan, investor portofolio, dan badan
pengawas
Keterbatasan utama dari penelitian ini adalah pengecualian sektor keuangan. Antara lain,
pertimbangan hanya sepuluh tahun periode dan penggunaan hanya data sekunder
keterbatasan yang paling luar biasa. Namun, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengingat periode sampel lebih banyak dan baik sektor keuangan menggabungkan atau studi
terpisah untuk kedua sektor keuangan dan non-keuangan. Selain itu, disarankan juga untuk
melakukan penelitian lebih lanjut pada data primer dan sekunder. Selain itu, disarankan juga
untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada pasar negara berkembang yang berbeda yang
bisa memperkuat temuan empiris pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen.
Pengaruh Biaya Badan Kebijakan Dividen Mollah, Keasey, dan Short meskipun ada banyak
keterbatasan penelitian ini, maka akan membuka cakrawala baru di bidang riset pasar modal di
emerging market, seperti Bursa Efek Dhaka. Namun, dipercaya bahwa penelitian ini akan
menjadi studi perintis di daerah ini di pasar berkembang seperti Bursa Efek Dhaka.
Matriks korelasi Pearson menunjukkan hubungan yang diharapkan dari semua variabel
bebas dengan dividen pay out ratio. Namun, koefisien regresi semua variabel dalam arah yang
diprediksi yang juga mendukung hasil korelasi. Koefisien kepemilikan insider adalah negatif dan
jumlah pemegang saham biasa berhubungan positif dengan dividend pay-out ratio yang
mengindikasikan bahwa perusahaan membayar jumlah yang lebih tinggi dividen sebagai
monitoring dan paket ikatan ketika orang dalam memegang persentase yang lebih rendah dari
yang umumsaham dan / atau lebih besar jumlah saham biasa yang dimiliki oleh pihak luar untuk
mengurangi agency cost. Namun, koefisien aliran kas bebas yang positif berkaitan dengan
dividend pay-out ratio yang menunjukkan bahwa jika perusahaan memiliki arus kas bebas maka
perusahaan baik membayar dividen atau pensiun utang untuk mengurangi agency cost dari free
cash flow. Selain itu, koefisien aset collateralizable adalah berhubungan positif dengan dividend
pay-out ratio yang menunjukkan pengaruh lembaga biaya muncul untuk konflik antara
pemegang saham-pemegang obligasi atas dividen pay out ratio. Hasil ini konsisten dengan
studi empiris sebelumnya dan mendukung pengaruh biaya agensi kebijakan dividen di pasar
yang muncul.
Akhirnya, faktor-faktor yang lebih berpengaruh dari biaya agensi di pasar yang muncul
adalah insider kepemilikan, dan aset collateralizable. Penelitian ini akan mengeksplorasi jalan
penelitian lebih lanjut terhadap kebijakan dividen dari pasar yang muncul dan membawa
beberapa ide-ide baru yang akan menarik perhatian para analis keamanan, investor portofolio,
dan badan pengawas dari emerging market, seperti Bursa Efek Dhaka. Keterbatasan utama
dari penelitian ini adalah pengecualian sektor keuangan. Antara lain, pertimbangan hanya
sepuluh tahun periode dan penggunaan hanya data sekunder yang paling luar biasa
keterbatasan. Namun, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengingat periode
sampel lebih dan baik menggabungkan sektor keuangan atau studi terpisah untuk kedua
keuangan dan non-keuangan sektor. Selain itu, disarankan juga untuk melakukan penelitian
lebih lanjut pada kedua primer dan data sekunder. Selain itu, disarankan juga untuk melakukan
penelitian lebih lanjut tentang berbagai pasar negara berkembang yang bisa memperkuat
temuan empiris pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen. Meskipun ada banyak
keterbatasan penelitian ini, maka akan membuka cakrawala baru dalam wilayah penelitian
pasar modal di emerging market, seperti Bursa Efek Dhaka. Namun, dipercaya bahwa
penelitian ini akan menjadi studi perintis di daerah ini di pasar yang muncul seperti Bursa Efek
Dhaka.