partisipasi petani dalam penanganan pascapanen …

56
PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN RUMPUT LAUT DI DESA KALUMPANG KECAMATAN TAMALATEA KABUPATEN JENEPONTO NURAFIAH 105960056110 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1) PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN RUMPUT LAUT DI DESA KALUMPANG KECAMATAN

TAMALATEA KABUPATEN JENEPONTO

NURAFIAH105960056110

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2015

Page 2: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Partisipasi Petani Dalam Penanganan Pasca Panen Rumput Laut di Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto

Nama Mahasiswa : Nurafiah

Nomor Induk Mahasiswa : 105960056110

Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Amruddin, S. Pt., M.Pd., M.Si Amanda Pattappari F, SP, M.Si

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

Ir. Saleh Molla, M.M Amruddin, S.Pt., M.Si

Page 3: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Partisipasi Petani Dalam Penanganan Pasca Panen Rumput Laut di Desa Kalumpang Kecamatan Tamatea Kabupaten Jeneponto

Nama : Nurafiah

Stambuk : 105960056110

Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

SUSUNAN PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Amruddin, S. Pt., M.Pd.,M.SiKetua Sidang ( .................................. )

2. Amanda Pattapari F,SP,M.SiSekretaris ( .................................. )

3. Prof. Dr. Syafiuddin, M.SiAnggota ( .................................. )

4. Sitti Arwati,SP., M,SiAnggota ` ( .................................. )

Tanggal Lulus : ………………………………..

Page 4: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN RUMPUT LAUT DI DESA KALUMPANG

KECAMATAN TAMALATEA KABUPATEN JENEPONTO

Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi

yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar

pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Januari 2015

NURAFIAH

105960056110

Page 5: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

ABSTRAK

NURAFIAH. 105960056110. Partisipasi Petani Dalam Penanganan Pascapanen Rumput Laut Di Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto . Di bimbing oleh AMRUDDIN dan AMANDA PATAPPARI F.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Partisipasi Petani Dalam Penanganan Pascapanen Rumput Laut Di Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto.

Sampel yang di ambil adalah seluruh petani rumput laut sebanyak 30 orang dengan teknik sensus (sampling jenuh) yaitu mengambil semua populasi untuk dijadikan sampel penelitian danteknik analisis data bersifat deskriptif yaitu mengetahui dan menberikan gambaran mengenai data primer dan sekunder yang dikumpulkan.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa Partisipasi Petani Dalam Penanganan Pascapanen Rumput Laut dapat di laksanakan dengan baik yang meliputi pencucian, penjemuran dan pengemasan sehingga kualitas rumput laut tetap terjaga dan aman.

Page 6: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ........................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN........................................................................... iv

ABSTRAK ................................................ v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... x

I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.................................................................. 3

II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 4

2.1. Pengertian Partisipasi.......................................................................... 4

2.2. Penyuluhan Pertanian ......................................................................... 10

2.3. Petani.................................................................................................... 11

2.4. Rumput Laut ....................................................................................... 12

2.5. Kerangka Pikir .................................................................................... 18

III METODE PENELITIAN ......................................................................... 19

3.1. Waktu dan Tempat.............................................................................. 19

3.2. Teknik Penentuan Sampel................................................................... 19

Page 7: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

3.3. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 19

3.4. Metode Analisis Data.......................................................................... 20

3.5. Metode Operasional ......................................................................... 20

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.............. 22

4.1. Kondisi Geografis .............................................................................. 22

4.2. Potensi Sumber Daya Alam............................................................... 23

4.3. Potensi Sumber Daya Manusia .......................................................... 25

V HASIL DAN PEMBAHASAN................................................. 26

5.1. Identitas Petani................................................................................... 26

5.1.1 Umur ................................................................................................ 26

5.1.2 Tingkat Pendidikan .......................................................................... 27

5.1.3 Tanggungan Keluarga...................................................................... 28

5.1.4 Pengalaman Berusahatani ................................................................ 29

5.1.5 Luas Lahan....................................................................................... 30

VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 40

6.1. Kesimpulan ........................................................................................ 40

6.2. Saran .................................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 8: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Kalumpang Kecamatan TamalateaKabupaten Jeneponto, 2015............ ..................................................................... 23

2. Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian Desa Kalumpang KecamatanTamalatea Kabupaten Jeneponto, 2015.......... 24

3. Sarana dan Prasarana Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto, 2015................ 25

4. Tingkat Umur Responden Partisipasi Petani dalam Penanganan Pascapanen Rumput Laut Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea KabupatenJeneponto, 2015............... 27

5. Jumlah petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani Rumput Laut Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto, 2015............... 28

6. Identitas Petani Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto, 2015......................... 29

7. Identitas Petani Responden Menurut Pengalaman Berusahatani di Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto, 2015 ............................................ 30

8. Identitas luas lahan petani responden Desa Kalumpang Kecamatan TamalateaKabupaten Jeneponto, 2015 ................................................................................. 31

Page 9: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kepada Sang Khalid Sang Pencipta Alam Semesta

beserta isinya, dialah Allah yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi ini dengan baik. Shalawat

serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarganya,

para sahabatnya dan para pengikutnya.

Dalam penyusunan skripsi ini Penulis menyadari bahwa tidak akan tersusun dengan

baik tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari semua pihak, sehingga pada kesempatan ini

Penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Ayahanda Ir. H. M. Saleh Molla, MM. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Ayahanda Amruddin S.Pt., M.Si. selaku Ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibunda selaku Amruddin S.Pt., M.Si. pembimbing I yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan arahan dan bimbingan serta perhatian yang sangat berarti bagi

penulis. Ibunda Amanda Patappari F, SP. MP selaku pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Ayahanda Prof. Syafiuddin selaku penguji I yang meluangkan waktu untuk

memberikan arahan dan bimbingan serta perhatian yang sangat berarti bagi penulis.

Dan Ibunda Siti Arwati, SP, M. Si selaku penguji II yang meluangkan waktu untuk

memberikan arahan dan bimbingan bagi penulis.

Page 10: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

4. Bapak /Ibu Dosen serta staf tata usaha Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman, serta rekan-

rekan mahasiswa khususnya rekan seangkatan.

5. Yang terpenting dan teristimewa kepada Ibunda Siti Nursiah. S. Ag dan Ayahanda

Bohaseng, dengan penuh kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang tak terhingga kepada beliau, sembah sujud penulis bagi ibunda dan ayahanda

kehadapan beliau yang tekun, sabar, tabah dan mau mengerti penulis. Kepada

sahabatku tercinta kasmawati, darmawati, Hasnani dan riska febrianti yang selalu

mendukung saya untuk menyelesaikan skripsi

6. yang terspesial darmawansyah yang selalu menberikan sufor.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan di luar batas kemampuan

penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi selanjutnya.

Makassar, Januari 2015

NURAFIAH

Page 11: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumput laut adalah salah satu dari tiga komoditas utama program

revatalisasi perikanan yang di harapkan berperan penting dalam peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Rumput laut banyak di budidayakan karna permintaan

pasar yang tiggi, teknologi produksinya relatif murah, siklus produksi singkat

serta penanganan pascapanen mudah dan sederhana. Kegiatan budidaya Rumput

laut tidak banyak menuntut tingkat keterampilan tinggi dan modal yang besar,

sehingga dapat di lakukan oleh semua anggota keluarga nelayan termasuk ibu

rumah tangga dan anak anak. Rumput laut sebagai salah satu komoditas hasil

perikanan yang sebagian besar di ekspor dalam bentuk kering dan produk

setengah jadi. Rumput laut di Kabupaten Jeneponto setiap tahunnya mengalami

peningkatan.

Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea merupakan salah satu Kecamatan

yang terletak di Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan, yang

merupakan salah satu daerah penghasil rumput laut terbesar di Kabupaten

Jeneponto, yakni petani mampu menproduksi sekitar 200 kg rumput laut kering

perpanen. Sayangnya keberhasilan produksi rumput laut tidak di sertai dengan

system penanganan pascapanen yang baik di wilayah tersebut.

Saat ini penanganan dan pengolahan pascapanen rumput laut di Desa

Kalumpang perlu diusahakan secara optimal, padahal sebetulnya teknologi pasca

panen dan pengolahannya cukup sederhana dan tidak memerlukan modal yang

Page 12: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

2

besar dan peralatan yang canggih. Jika penanganan pascapanen rumput laut dapat

di kembangkan dan di terapkan dengan baik, maka agroindustri yang bertujuan

meningkatkan niai tambah, menambah lapangan kerja dan mengurangi impor

produk jadi rumput laut dapat tercapai. Rumput laut akan lebih bernilai ekonomis

setelah mendapat penanganan lebih lanjut. Pada dasarnya partisipasi petani

rumput laut sangat di harapkan oleh petugas setempat dalam mengikuti kegiatan

penyuluhan penanganan pascapanen guna meningkatkan produksi rumput laut

milik petani, sehingga hasilnya dapat menberikan yang dampak yang baik bagi

petani.

Partisipasi petani di Desa Kalumpang selama ini memang kurang dalam

menangani pascapanen rumput laut, karna mengetahui tentang hal ini belum

memadai. Sehingga produksi rumput laut di wilayah ini sering mengalami

penurunan. Oleh karna itu, petugas setempat di harapkan dapat memecahkan

masalah di hadapi petani khususnya di wilayah kerjanya, sehingga diharapkan

perubahan yang progresif di bidang perikanan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian bermaksud mengadakan

penelitian dengan judul Partisipasi Petani dalam Penanganan Pascapanen

Rumput Laut. Proses Penanganan Pascapanen Rumput Laut di Desa Kalumpang

Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto bisa dibilang masih cukup minim

dimana proses penanganan pascapanennya hanya meliputi pencucian dengan air

laut, penjemuran, dan pengemasan akan tetapi apabila ada permintaan pasar yang

meminta produk pascapanen rumput lautnya meliputi proses perendaman air tawar

guna menghilangkan atau mengurangi kadar garam pada rumput laut maka petani

Page 13: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

3

disana juga akan melakukan proses penanganan pasca panen meliputi

pencucian(air laut) dan perendaman (air tawar), penjemuran tahap awal,

penggaraman, penjemuran tahap kedua dan setelah itu pengemasan. Akan tetapi

cara yang kedua ini sangat jarang dilakukan oleh petani disana dengan

pertimbangan mempermudah serta mempercepat proses penanganannya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraian maka rumusan masalah adalah

Bagaimana Partisipasi Petani dalam Penanganan Pascapanen Rumput Laut?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Partisipasi Petani

dalam Penanganan Pascapanen Rumput Laut.

Adapun Manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi dan pertimbangan

bagi petani yang mengusahakan rumput laut.

Page 14: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Partisipasi

Istilah partisipasi telah cukup lama dikenal khususnya di dalam pengkajian

peranan anggota di dalam suatu organisasi, baik organisasi yang sifatnya tidak

sukarela maupun yang sukarela. Partisipasi sering diartikan dalam kaitannya

dengan pembanguan sebagai pembangunan msyarakat yang mandiri, perwkilan,

mobilitas sosial, pembagian social yang merata terhadap hasil pembangunan,

penetapan kelembagaan, khusus, demokrasi politik dan sosial. Partisipasi dpat

diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran dan emosi/ perasaan seseorang

didalam situasi kelompok yang mndorongnya untuk menberikan sumbangan

kepada kelompok dalam saha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab

terhadap usaha yang bersangkutan ( Slamet 1994 ).

Meurut Sastropoetra ( 2006 ) dikemukakan bahwa partisipasi masyarakat

dalam bentuk swadaya gotog royong merupakan modal utama dalam potensi yang

esensial dalam pelaksanaan pembangunan desa yang selanjutnya telah tumbuh dan

berkembang menjadi dasar bagi kelangsungan pembangunn nasional. Menurut

Effendy ( 2003 ) partisipasi sebagai peran serta atau keikutsertaan seseorang

dalam suatu kegiatan bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota

masyarakat dalam suatu kegiatan. Keikutsertan tersebut dilakukan sebagai akibat

dari terjadinya interaksi social antara individu yang bersangkutan dengan anggota

masyarakat yang lain ( Mardikanto, 2001 ).

Page 15: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

5

Theodorson dalam Mardikanto ( 2004 ) mengemukakan bahwa dalam

pengertian sehari-hari, partisipasi merupakan keikutsertaan atau keterlibatan

seseorang ( individu atau warga masyarakat ) dalam suatu kegiatan tertentu.

Keikutsertaan atau keterlibatan yang dimaksud disini bukanlah bersifat pasif tetapi

bersifat aktif ditnjutkan olh bersangkutan.

Moelyarto Tjokrowinoto (1974), pengertian Partisipasi adalah penyetaraan

mental dan emosi dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk

mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan,

bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut. Menurut Kafler yang dikutif

oleh Mulyono (1999), mengenai partisipasi adalah sebagai berikut: ”Partisipasi

adalah keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan yang mencurahkan baik

secara fisik maupun mental dan emosional partisipasi fisik merupakan partisipasi

yang langsung ikut serta dalam kegiatan tersebut, sedangkan partisipasi secara

mental dan emosional merupakan partisipasi dengan memberikan saran,

pemikiran, gagasan, dan aspek mental lainnya yang menunjang tujuan yang

diharapkan”. Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokratis dimana

orangdilibatkan dan diikutsertakan dalam perencanaan serta pelaksanaan dan juga

ikutmemikul tanggung jawab sesuai tingkat kematangan dan tingkat

kewajiban.Partisipasi itu menjadi lebih baik dalam bidang-bidang fisik maupun

bidangmental serta penentuan kebijaksanaan.

Page 16: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

6

Poerbawakatja RS (1982), Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan

emosi serta fisik anggotadalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan olehsuatu organisasi serta mendukung mencapai tujuan

bertanggung jawab atas keterlibatannya.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

partisipasi adalah hal ikut sertanya setiap orang atau kelompok orang dalam suatu

kegiatan dan merupakan suatu aktifitas dalam organisasinya untuk mencapai

tujuan yang mereka inginkan.Jika dihubungkan dengan kegiatan sosial, maka

partisipasi dapat diartikan sebagai keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan sosial

untuk mencapai tujuan sosial kemasyarakatan yakni meningkatkan keadaan sosial

masyarakat menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Hal

ini sejalan dengan pendapat Sumarto yang mengatakan : partisipasi merupakan

proses anggota masyarakat sebagai individu maupun kelompok sosial dan

organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses perencanaan,

pelaksanaan dan pemantauan kebijakan-kebijakan yang langsung mempengaruhi

kehidupan mereka.

Proses masyarakat dalam mengambil peran dalam kegiatan sosial sebagai

mana pendapat yang dikemukakan diatas, dalam kenyataannya tidak terjadi begitu

saja. Dibutuhkan motivasi terhadap masyarakat agar mau berpartisipasi dalam

suatu kegiatan sosial masyarakat, dalam hal ini Soetomo menegaskan.

Berdasarkan motivasi yang mendasarinya, partisipasi dapat dibagi menjadi

beberapa bentuk, yakni ; berpartisipasi karena perasaan takut, berpatisipasi karena

Page 17: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

7

sekedar ikut-ikutan dan solidaritas, berpartisipasi karena mengerti dan sadar

bahwa partisipasinya dalam kegiatan sosial tersebut merupakan kewajiban

sekaligus haknya.

Selanjutnya menurut Soetomo bentuk partisipasi yang paling terakhir

itulah yang paling ideal. Meskipun demikian harus disadari pula, bahwa dalam

praktek tidak jarang terjadi bentuk partisipasi karena perasaan takut (pertama)

serta bentuk partisipasi karena ikut-ikutan dan solidaritas (kedua) mendahului

bentuk partisipasi atas dasar kesadaran pribadi (ketiga) karena bentuk partisipasi

atas dasar kesadaran pribadi dianggap paling ideal, maka yang paling penting

dalam menggerakkan partisipasi adalah penanaman pengertian secara luas dan

merata tentang makna partisipasi dalam kegiatan sosial, arti penting

bermasyarakat serta kegotong royongan.

Dari uraian diatas, maka dapat dikatakan partisipasi membutuhkan suatu

interaksi antara masyarakat dan pemerintah, interaksi yang dimaksud adalah

saling pengertian dan mendukung antara pemerintah dan masyarakat, tanpa ada itu

maka partisipasi masyarakat dalam suatu kegiatan social akan sulit terjadi.

Pengertian partisipasi yang dikemukakan diatas dimaksudkan bahwa

dalam partisipasi berupa wujud kesadaran diri seseorang atau sekelompok

masyarakat untuk turut berperan dalam konteks hubungan sosial dimana memiliki

rasa tanggung jawab bersama dari dalam diri masing-masing.

Page 18: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

8

Mikkelsen (1999), membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian, yaitu:

1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa

ikut serta dalam pengambilan keputusan;

2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masya kemauan

menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek

pembangunan;

3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan

yang ditentukannya sendiri;

4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa

orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan

kebebasannya untuk melakukan hal itu;

5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan

para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar

supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-

dampak sosial;

6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,

kehidupan, dan lingkungan mereka.

Dari tiga pakar yang mengungkapkan definisi partisipasi di atas, dapat

dibuat kesimpulan bahwa partisipasi adalah keterlibatan aktif dari seseorang, atau

sekelompok orang (masyarakat) secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela

dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

monitoring sampai pada tahap evaluasi.

Page 19: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

9

Menurut Hawkins (1999), menbedaan tiga tahapan kegiatan partisipasi

dalam pertanian yaitu :

a. Partisipasi dalam perencanaan

keterlipatan seseorang dalam perencanaan pembangunan sekaligus

menbawa dalam pembentukan keputusan, mencakup empat tingkatan yang

pertama yaitu mendefenisi situasi yang menghendaki adanya keputusan.

Kedua memilih alternative yang cocok untuk dipilih sesuai dengan kondisi

dan situasi, ketiga menentukan cara terbaik agar keputusan yang dibuat

dapat di laksanakan.

b. Partisipasi dalam pelaksanaan

pada tahap pelaksanaan pengukuran tertitik tolak pada sejauh mana

masyarakat secara nyata terlibat dalam aktifitas-aktifitas riil yang

merupakan perwujudan program-program yag telah digariskan di dalam

kegiatan-kegiatan fisik.

c. Partisipasi dalam pemanfaatan

sedangkan yang di maksud pemanfaatan yaitu partisipasi masyarakat

dalam fase penggunaan atau pemanfaatan hasil-hasil kegiatan

pembangunan.

Partisipasi yang dilakukan dengan terpaksa atau tak biasanya akibat

adanya perintah yan kaku dari atasan. Sehingga masyarakat seakan-akan terpaksa

untuk melaksanakan rencana yan telah ditentukan. Partisipasi dengan ikut-ikutan

hanya di dorong dengan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesama masyarakat

desa. Partisipasi dengan kesadaran timbul karena kehendak dari pribadi anggota

Page 20: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

10

masyarkat; Hal ini dilandasi oleh dorongan yang tibul dari hati nurani sendiri.

Partisipasi bentuk ini sangat diharapkan dapat berkembang dalm masyarakat desa

dengan adanya partisipsi yang di dasari atas kesadaran maka masyarakat diajak

untuk memenuhi dan merasa memiliki objek pembangunan yang diselenggarakan

( Khairuddin, 2002).

2.2. Penyuluhan Pertanian

Perngertian penyuluhan, menurut Suhardiyono (2002) adalah merupakan

pedidikan non formal bagi petani beserta keluarganya dimana kegiata dalam ahli

pengetahuan dan keterampilan Dari penyuluh lapangan kepada petani dan

keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Beberapa ahli

penyuluhan menyatakan bahwa sasaran penyuluhan yang utama adalah

penyebaran informasi yang bermanfaat dan praktis bagi masyarakat petani di

pedesaan dan kehidupan pertaniannya, melalui pelaksanaan penelitian ilmiah dan

percobaan di lapang yang diperlukan untuk menyampurnakan pelaksanaan suatu

jenis kegiatan serta pertukan informasi dan pengalaman diantara untuk

meningkatan keejahteraan mereka.

Penyuluh pertanian didefenisikan sebagai pendidikan non formal yang

ditujukan kepada petani dan keluarganya dengan tujuan jangka pendek untuk

mengubah perilaku termasuk sikap, keteramplan dan pengetahuan ke arah yang

lebih baik, serta tujuan jangka panjang untuk meningkatan kesejahteraan

masyarakat Indonesia ( Entang, 1993).

Page 21: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

11

Menurut Hawkins ( 1999 ) penyuluhan merupakan keterlitan seseorang

untuk melakukan komunikasi informasi secara dengan tujuan menbantu

sesamanya menberikan pendapat sehingga bisa menbuat keputusan yang benar.

Pendidikan penyuluhan adalah ilmu yang beroriontasi keputusan tetapi juga

berlaku pada ilmu sosial beroriontasi pada kesimpulan. Ilmu ini mendukung

keputusan strategi yang harus diambil dalam organisasi penyuluhan. Penyuluhan

juga dapat menjadi sarana kebijaksanaan yang efektif untuk mendorong

pembangunan pertanian dalam situasi petani tidak mampu mencpai tujuannya

karena keterbatan pengetahuan dan wawasan.

2.3.Petani

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi

sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas

yang meliputi usaha pertanian, peternakan, perikanan (termasuk penangkapan

ikan) dan pemungutan rumput laut. Peran petani sebagai pengelola usahatani

berfungsi mengambil keputusan dalam mengorganisasi factor-faktor produksi

yang diketahui. Sehingga dapat disimpulkan bahwa petani adalah seseorang yang

menpunyai lahan sendiri maupun tidak dan sementara waktu atau tetap menguasai

satu atau beberapa cabang usaha di bidang pertanian dalam arti luas baik itu

dengan tenaga sendiri maupun tenaga bayaran dalam pengelolaannya (Hermanto

2003) .

Page 22: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

12

2.4. Rumput Laut

Rumput laut merupakan suatu komoditi laut yang sangat penting bagi

kehidupan manusia. walaupun rumput laut tidak dapat di kategorikan kebutuhan

prima bagi manusia,namun keberadaannya benar-benar sangat mendominasi

dalam kehidupan sehari-hari.

Rumput laut atau seaweet sangat populer dalam perdagangan,sedang

dalam dunia ilmu pengetahuan rumput laut di kenal dengan nama algae. algae

merupakan bahasa latin rumput laut itu sendiri, di mana arti sesungguhnya adalah

gangga yang terdiri dari empat kelas, yaitu : ganggang merah (Rhodophyceae),

ganging hijau (Clorophyceae), ganggang coklat (Phaeophyceae), dan ganggang

biru (Chonophyceae). pembagian ini beredasarkan pigman yang di kandungnya

(Anonim, 1992).

Gaffar Tahir dkk (1997), Mengatakan bahwa ratusan jenis rumput laut

yang tersebar di perairan Indonesia tetapi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi

ada lima macam,yaitu : Geledium, Geleille, Hynea, Eucheuma dan Gracillare,

dari kelima jenis itu yang dapat dibudidayakan yakni Eucheuma dan Gracillaria,

Gracillaria inilah yang dibudidayakan pada tambak.

Rumput laut pertama kali di kenal oleh bangsa cina kira-kira tahun 2700

SM. Masa itu rumput laut di gunakan sebagai sayuran dan obat-obatan. Pada 65

SM,bangsa romawi menggunakan sebagai bahan baku kosmetik.namun dari

waktu kewaktu pengetahuan rumput lautpun semakin berkembang. Spayol Prancis

dan inggris menjadikan rumput laut sebagai bahan baku pembuat gelas, sedangkan

irlandia, Norwegia dan Scotlandia menjadi pupuk tanaman.

Page 23: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

13

Rumput laut mulai di publikasikan pada abad ke-17 oleh Jepang dan Cina,

merupakan bangsa maju dalam bidang rumput laut, baik di produksi maupun

pemaanfaatanya.Indonesia tidak di kenal kapan memulai pengiriman rumput laut

ke luar negeri, akan tetapi tahun 1985 sampai sekarang ekspor rumput laut

meningkat.

2.5. Penanganan Pascapanen Rumput Laut

Untuk mendapatkan rumput laut kering yang berkualitas baik maka usia

dari rumput laut yang akan dipanen harus diperhatikan. Pemanenan yang terlalu

cepat atau terlalu lambat dapat mengakibatkan pada turunnya kualitas rumput laut.

Hal ini didukung oleh oleh pernyataan yang menyatakan bahwa panen merupakan

tahap akhir dari suatu kegiatan budidaya. Karna ini panen harus dilaksanakan

dengan mempertimbangkan cara dan waktu yang tepat agar diperoleh hasil yang

memenuhi permintaan secara kualitas dan kwantitas.

Pemanenan rumput laut dilaksanakan dengan cara melepas tali-tali tunggal

pada pasak maupun rakit yang berisi rumput laut kemudian di masukkan pada

perahu sekaligus di lakukan pemotongan rumput laut antara yang mau dijemur

dengan akan ditanam kembali. Pemaqnenan yang ada diatas yaitu dengan

mengangkut seluruh tanaman dari rakit menpunyai beberapa keuntungan

tersendiriyaitu penanaman kembali dilakukan dengan memilih bagian ujung

tanaman yang masih mudah dan laju pertumbuhan yang tinggi dan bagian

panhgkal tanaman merupakan hasil panen dengan jumlah kandungan kerugian

tinggi.

Page 24: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

14

Cara panen dengan mengangkat seluruh tanaman akan memerlukan waktu

kerja lebih singkat. Pelepasan tanaman dari tali ris dilakukan saat di

darat.keuntungan panen dengan cara ini, yaitu dapat melakukan pengikatan

kembali bibit rumput laut dengan memilih bagian dari tanaman yang masih muda

dengan laju pertumbuhan yang tinggi, sehingga kandungan karaginan yang

dihasilkan pada panen berikutnya akan relatif lebih tinggi.

Proses Penanganan Pascapanen Rumput Laut di Desa Kalumpang

Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto bisa dibilang masih cukup minim

dimana proses penanganan pasca panennya hanya meliputi pencucian dengan air

laut, penjemuran, dan pengemasan akan tetapi apabila ada permintaan pasar yang

meminta produk pascapanen rumput lautnya meliputi proses perendaman air tawar

guna menghilangkan atau mengurangi kadar garam pada rumput laut maka petani

disana juga akan melakukan proses penanganan pasca panen meliputi

pencucian(air laut) dan perendaman (air tawar), penjemuran tahap awal,

penggaraman, penjemuran tahap kedua dan setelah itu penggemasan. Akan tetapi

cara yang kedua ini sangat jarang dilakukan oleh petani disana dengan

pertimbangan mempermudah serta mempercepat proses penanganannya.

1. Pencucian dengan air laut

Rumput laut yang sudah dipanen, dicuci dengan menggunakan air laut

sampai bersih kemudian dijemur hingga 2 – 3 hari tergantung kondisi cuaca saat

itu. Pencucian rumput laut setelah dipanen dengan air laut ini dimaksudkan untuk

membersihkan rumput laut dari kotoran-kotoran yang menempel. Petani Desa

Kalumpang melakukan pencucian rumput laut dengan air laut dimaksudkan agar

Page 25: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

15

supaya warna rumput laut tidak memudar sebab apabila rumput laut dicuci dengan

air tawar akan menyebabkan perubahan warna. Selain itu hal ini dilakukan karena

para pembeli biasanya kebanyakan meminta kondisi rumput laut kering dalam

kondisi kering tanpa pencucian dengan air tawar.

2. Penjemuran

Proses selanjutnya adalah pengeringan atau penjemuran. Pengeringan

adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari

suatu bahan dengan cara menguapkan air pada bahan tersebut dengan

menggunakan energy panas (Desrosier 1988). Pengeringan atau penjemuran yang

dilakukan oleh petani Desa Kalumpang adalah dengan menggunakan panas dari

sinar matahari.Pengeringan hasil panen dilakukan di bawah sinar matahari

langsung dengan menggunakan anjangan dari bamboo agar hasil panen tidak

tercampur dengan pasir, tanah atau benda-benda lainya. Pengeringan dilaksanakan

selama siang hari pada cuaca cerah dan pada malam hari atau waktu hujan, hasil

panen ditutup supaya tidak tercampur dengan air hujan maupun embun.

Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara

menggunakan alat pengering (oven) atau secara alami dengan menjemur dengan

sinar matahari. Yang murah dan praktis adalah dengan cara dijemur dengan sinar

matahari selama 2 - 3 hari, tergantung kondisi panas matahari. Dalam penjemuran

ini harus menggunakan alas, seperti para-para, terpal plastik dan lain-lain untuk

menghindari tercampurnya rumput laut hasil panen dengan kotoran seperti pasir

atau kerikil dan lain-lain. Setelah kering dan bersih dari segala macam kotoran

maka rumput laut dimasukkan kedalam karung plastik untuk kemudian siap dijual

Page 26: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

16

atau disimpan di gudang. Pada waktu penyimpanan hindari kontaminasi dengan

minyak atau air tawar. Proses penjemuran dan penyimpanan sangat perlu

mendapat perhatian, karena meskipun hasil panennya baik akan tetapi bila

penanganan pasca panennya kurang baik maka akan mengurangi kualitas rumput

laut (Sujatmiko W dan Angkasa W, 2009). Agar rumput laut yang dikeringkan

tidak kotor oleh tanah pada saat penjemuran maka para petani rumput laut

menggunakan alas berupa terpal atau dengan anjangan dari bambu.

Proses penjemuran atau pengeringan rumput laut berlangsung dari pagi

sampai sore hari. Menjelang sore hari rumput laut yang dijemur ini ditutup dengan

terpal untuk menghindari embun atau hujan.Hujan merupakan kendala yang

dialami oleh para petani rumput laut. Hal ini bias membuat proses pengeringan

rumput laut menjadi lebih lama. Selain itu air hujan juga bias menurunkan kualitas

rumput laut yang dijemur. Menurut Doty et al (1987), menyebutkan bahwa hujan

akan mengakibatkan terlarutnya kembali sebagian kecil partikel dan

mengakibatkan warna rumput laut menjadi pudar.

Pada saat pengeringan, rumput laut juga dibolak-balik agar kekeringannya

merata dan juga dilakukan sortasi. Tujuan dari sortasi adalah untuk membersihkan

hasil panen dari benda-benda seperti pasir, rafia, plastic dan jenis rumput laut

lainnya.

3. Pengemasan

Rumput laut yang sudah kering dan bersih kemudian dimasukkan ke

dalam karung plastic maupun karung bekas dan dipadatkan. Jarum dan tali rafia

dipergunakan untuk menutup karung plastic bagian atas dengan cara disulam. Bila

Page 27: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

17

pengemasan telah selesai maka rumput laut segera di jual ke pengepul kecil

Sedangkan tujuan dari pengemasan sendiri antara lain sebagai :

a) Membuat umur simpan bahan pangan menjadi panjang.

b) Menyelamatkan produksi bahan pangan yang berlimpah.

c) Mencegah rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan.

d) Menjaga dan menjamin tingkat kesehatan bahan pangan.

e) Memudahkan distribusi/ pengangkutan bahan pangan.

f) Mendukung perkembangan makanan siap saji.

g) Menambah estetika dan nilai jual bahan pangan.

2.6. Kerangka Pikir

Upaya peningkatan kesejahteraan dan perbaikan tarap hidup masyarakat

antara lain dapat di capai melalui kegiatan penyuluh. Penyuluh pertanian

merupakan suatu proses pendidikan non formal dengan melibatkan banyak pihak

(petani, penyuluh, dan pemeintah) yang di arahkan pada tercapainya perubahan

perilaku petani sasaran baik perubahan aspek pengetahuan, sikap, maupun

keterampilan.

Partisipasi petani dalam penelitian ini dapat di lihat partisipasi dalam

perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan pemanfaatan hasil. Partisipasi tahap

perencanaan adalah keikut sertaan petani dalam penyusunan rencana kegiatan

yang berkaitan dengan kegiatan produksi rumput laut partisipasi tahap

pelaksanaan adalah keikutsertaan petani dalam melaksanakan kegiatan yang telah

di rencanakan. Berdasarkan dari beberapa referensi yang telah di temukan

Page 28: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

18

sebelumnya maka efektifitas dapat di ukur dengan melihat tingtat perubahan

perilaku, tingkat produktivitas dan tingkat kekuasan anggota seperti terlihat.

Gambar 1. Kerangka Pikir Partisipasi Petani Dalam Penanganan Pascapanen Rumput Laut di Desa Kalumpang Kec. TamalateaKab. Jeneponto

Petani rumput laut

Partisipasi petani

1. Perencanaan2. Pelaksanaan3. pemanfaatan

Penanganan pascapanen rumput laut

1. Pencucian2. Penjemuran3. Pengemasan

Rumput laut berkualitas

Page 29: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

19

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember sampai Januari

2015 di Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

Sulistyo (2006) mengemukakan populasi adalah keseluruhan objek yang

akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani rumput laut di

Desa Kalumpang yang berjumlah 200 orang.

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang dianggap dapat mewakili

dari populasi tersebut. Untuk menentukan besarnya sampel menurut Arikunto

(2002) apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua . Jika subjeknya

lebih besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 %. Jumlah responden

penelitian ini yang diambil sebanyak 15 % dari jumlah populasi atau 30 orang.

Penentuan responden yang diambil dengan sistem acak Sugiyono (2010).

3.3.Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam data

yaitu data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari petani melalui:

1. Observasi, adalah pengamatan yang d lakukan secara langsung di lapangan

mengenai keadaan daerah penelitian.

Page 30: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

20

2. Dokumentasi, adalah pencatatan data yang di peroleh melalui dokumen-

dokumen dari instansi atau lembaga yang terkait dari responden sendiri.

3.4. Teknik Analisa Data

Cara penggolongan tingkat respon petani secara keseluruhan dibagi dalam

3 kategori kelas (tinggi,sedang,rendah) dan digunakan interval (Muljono, 2010).

Data yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan dideskripsikan secara

kualitatif. Proses analisis dimulai sejak awal penelitian hingga akhir penulisan

laporan. Adapun tahap yang ditempuh adalah menelaah seluruh data yang

diperoleh kemudian diklasifikasi berdasarkan kategorinya kemudian mencari

hubungan-hubungan dengan kategori yang lain agar tergambar Partisipasi petani

dalam penanganan rumput laut di Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea

Kabupaten Jeneponto.

Skoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3,2, dan 1 dengan

kriteria adalah sebagai berikut:

1. Tinggi: 2,34 – 3,00

2. Sedang: 1,67 – 2,33

1. Rendah: 1,00 – 1,66

3.5. Defenisi Oprasional

1. Partisipasi adalah pengikut sertaan suatu aktifitas untuk membangkitkan

perasaan serta dalam kegiatan organisasi.

a) partisipasi dalam perencanaan

keterlipatan seseorang dalam perencanaan pembangunan sekaligus

menbawa dalam pembentukan keputusan, mencakup empat tingkatan yang

Page 31: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

21

pertama yaitu mendefenisi situasi yang menghendaki adanya keputusan.

Kedua memilih alternatif yang cocok untuk dipilih sesuai dengan kondisi

dan situasi, ketiga menentukan cara terbaik agar keputusan yang dibuat

dapat di laksanakan.

b) partisipasi dalam pelaksanaan

pada tahap pelaksanaan pengukuran tertitik tolak pada sejauh mana

masyarakat secara nyata terlibat dalam aktifitas-aktifitas riil yang

merupakan perwujudan program-program yag telah digariskan di dalam

kegiatan-kegiatan fisik.

c) partisipasi dalam pemanfaatan

sedangkan yang di maksud pemanfaatan yaitu partisipasi masyarakat

dalam fase penggunaan atau pemanfaatan hasil-hasil kegiatan

pembangunan.

2. Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian

atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang

meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil

laut.

3. Pascapanen adalah suatu proses yang di lakukan setelah di panen, dimana

petani megumpulkan rumput laut yang selanjutnya di lakukan tahapan proses

pascapanen.

4. Pascapanen rumput laut adalah proses penanganan pascapanennya yang

meliputi pencucian dengan air laut, penjemuran, pengsortiran,pengemasan,

dan penyimpanan.

Page 32: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

22

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Letak Geogrefis dan Tofografi

Desa kalumpang merupakan salah satu Desa yang terletak di Wilayah

Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto. Di mana Desa Kalumpang Terletak

± 50 km dari Kabupaten Jeneponto dan 1 km dari Kantor Kecamatan Tamalatea.

Luas wilayah Desa Kalumpang adalah 586,4 ha. Secara administrative

Desa Kalumpang berbatasan dengan :

Sebelah utara berbatasan dengan Desa bungun-bungun

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kampoa

Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kampong Beru

Sebelah timur berbatasan dengan Desa Bonto jai

4.2. Keadaan penduduk

Jumlah penduduk merupakan salah satu syarat bagi terbentuknya suatu

Negara dan sekaligus sebagai asset atau modal bagi suksesnya pembangunan

disegala bidang kehidupan. Oleh karna itu kehadiran dan peranan sangat

mnentukan bagi perkembangan suatu wilayah, bagi skala kecil maupun skala

besar. Untuk mengetahui keadaan penduduk Desa Kalumpang data dilihat dari

segi umur, Jenis Kelamin, pendidikan, dan mata pencaharian.

Page 33: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

23

4.2.1. Penduduk berdasarkan klasifikasi umur dan jenis kelamin

Jumlah penduduk di Desa Kalumpang sebanyak 2.813 jiwa. Pria 1.350

jiwa dan wanita 1.463 jiwa. Untuk mengetahui jumlah penduduk di Desa

Kalumpang dapat di lihat dari Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Kalumpang Kecamatan

Tamalatea Kabupaten Jeneponto,2015

NO Lingkungan/DusunJenis Kelamin Jumlah

(jiwa)(%)

Pria Wanita

1 Kampoa 359 283 741 26,34

2 Bungun lompoa 106 134 240 8,53

3 Kampong beru 187 156 343 12,19

4 Bonto jai 311 363 674 23,96

5 Bungun- bungun 387 428 815 28,97

Jumlah 1350 1463 2813 100,00

Sumber : Monografi Kantor Desa Kalumpang

Tabel 1 menunjutkan bahwa antara jumlah pria lebih sedikit dari wanita.

Dimana jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin pria sebanyak 1350 orang

dan wanita sebanyak 1463 orang.

4.2.2. Mata Pencaharian

Sumber mata pencaharian penduduk di Desa Kalumpang adalah

Petani,Nelayan, Pedagang, ABRI, dan jasa. Untuk jelasnya tentang mata

pencaharian penduduk Desa Kalumpang seperti tertera pada Tabel 2 berikut ini :

Page 34: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

24

Tabel 2. Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Kalumpang Kecamatan

Tamalatea Kabupaten Jeneponto , 2015

NO Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentase %

1 Petani 108 13,95

2 Petani Rumput Laut 465 60,08

3 Pedagang 55 7,11

4 Pegawai 37 4,78

5 ABRI 3 0,39

6 Jasa 106 13,70

Jumlah 774 100,00

Sumber : Monografi Kantor di Desa Kalumpang, 2015

Pada Tabel 2 menunjutkan bahwa penduduk di Desa Kalumpang

Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto mata pencaharian yang tertinggi

adalah petani sebanyak 465 orang atau 60,08 % dan terendah adalah penduduk

bermata pencaharian sebagai ABRI hanya 3 orang atau 0,39 %.

4.3. Keadaan Umun Sarana dan Prasarana

Keberhasilan suatu usaha atau kegiatan di suatu daerah ditunjang oleh

pengadaan sarana dan prasarana yang memadai. Kemajuan suatu daerah biasanya

diukur dengan tersediannya sarana dan prasarana Yang dapat menunjang segala

aktifitas masyarakat. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Desa

Kelumpang Kecamatan Bontosunggu Kabupaten Jeneponto dapat dilihat pada

table 3.

Page 35: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

25

Tabel 3. Sarana dan Prasarana Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten

Jeneponto 2015

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

Transportasi – Mikrolet

Pendidikan

Taman Kanak- kanak

Sekolah Dasar

Kesehatan

Posyandu Bid, Pemerintahan, Peribadatan, dan

Perekonomian

Kantor Desa

Mesjid

Warung

Sarana olahraga dan Rekreasi

Lapangan Sepak Bola

6

2

2

1

1

3

1

1

Sumber: Kantor Desa Kalumpng, 2015

Tabel 3 menunjutkan bahwa pada umumnya saran yang terdapat di Desa

Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto cukup memadai, seperti

terdapatnya sarana Transportai, Pendidikan, Kesehatan, Sarana Pemerintahan,

Peribadatan, Perekonomian sert sarana olahraga dan rekreasi.

Page 36: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

26

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

Identitas seseorang menggambarkan kondisi atau keadaan secara status orang

tersebut. Responden dalam penelitian ini meliputi petani rumput laut yang

menbudidayakan di laut. Identitas responden meliputi Umur, tingkat pendidikan,

lama berusahatani, jmlah tanggungan keluarga dan luas lahan.

5.5.1. Umur

Umur responden sangat mempengaruhi kemampuan fisiknya dalam

bekerja dan berpikir. Petani yang berumur muda mempunyai kemampuan yang

lebih besar dari petani yang lebih tua. Yang berusia muda cenderung menerima

hal-hal yang baru dianjurkan untuk menambah pengalaman, sehingga cepat

mendapat pengalaman-pengalaman baru yang berharga dalam berusaha tani.

Sedangkan yang berusia tua mempunyai kapasitas mengelolah usaha tani lebih

baik, dan sangat berhati-hati bertindak dikarenakan telah banyak pengalaman

yang dirasakan. Keadaan umur responden dapat disajikan pada Tabel 4 di bawah

ini:

Page 37: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

27

Tabel 4. Tingkat Umur Responden Partisipasi Petani dalam Penanganan

Pascapanen Rumput Laut Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea

Kabupaten Jeneponto Tahun 2015.

No Kelompok TaniJumlah petani

Responden ( org )Presentase ( % )

1 25- 31 9 30,00

2 32-38 8 26,67

3 39-45 6 20,00

4 46-52 1 3,33

5 53-59 4 13,33

6 >60 2 6,67

Jumlah 30 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015.

5.1.2. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan petani yang relatif memadai akan mempengaruhi cara

berpikir dan pengambilan keputusan dalam melaksanakan aktivitas usahataninya.

Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yang pernah

diikuti oleh petani yang bersangkutan. Petani yang mempunyai tingkat pendidikan

yang lebih tinggi cenderung semakin cepat memperoleh dan menerapkan inovasi

yang bermanfaat dibanding dengan mereka yang tingkat pendidikannya lebih

rendah. Untuk mengetahui tingkat pendidikan responden di Desa Kalumpang

Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto.

Page 38: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

28

Tabel 5. Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani Desa Kalumpang

Kecamatan Kabupaten Jeneponto 2015

No Tingkat PedidikanJumlah Petani

Responden ( org )Persentase %

1 SD 15 50,00

2 SLTP 7 23,33

3 SMA 4 13,33

4 S1 4 13,33

Jumlah 30 100,00

Sumber : Data primer setelah diolah, 2015

Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang

paling tinggi adalah SD sebanyak 15 orang atau (50,00%), dan tingkat

pendididkan responden yang paling rendah adalah S1 sebanyak 4 orang atau

(13,33%). Pada Tabel diatas mengenai tingkat pendidikan petani responden

menunjukkan bahwa pendidikan petani responden rendah sehingga dianggap sulit

untuk menerima dan menyerap adanya informasi tentang Rumput laut.

5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden

Tanggungan keluarga meliputi seluruh anggota keluarga yang tinggal

bersama dengan petani rumput laut responden. Jumlah tanggungan keluarga akan

mempengaruhi usaha yang dilakukan oleh petani. Petani yang memiliki jumlah

tanggungan keluarga yang besar akan cenderung bersifat lebih berani dan dinamis

dalam menerapkan teknologi baru demi memperoleh pendapatan yang tinggi.

Untuk mengetahui jumlah tanggungan keluarga responden di Desa

Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto dapat dilihat pada Tabel

6.

Page 39: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

29

Tabel 6. Identitas Petani Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga Desa

Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto 2015

NO Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah ( jiwa ) Persentase (%)

1 1-2 14 46,67

2 3-4 10 33,33

3 5-6 6 20,00

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer setelah diolah 2015

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga responden

tertinggi 1-2 yaitu sebanyak 14 orang atau ( 46,67%) dan responden terendah 5 –

6 sebanyak 6 orang atau (20,00%). Keadaan demikian sangat mempengaruhi

terhadap tingkat kesejahteraan keluarga dan untuk peningkatan produksi dalam

memenuhi kebutuhannya.

5.1.4 Pengalaman Berusahatani Responden

Pengalaman berusahatani yang dimaksud adalah sejak petani mulai

menggarap lahan membantu orang tua hingga mampu mengusahakan sendiri

usahatani yang dikelolanya saat ini. Pada umumnya petani dalam berusahatani

senantiasa berpedoman pada pengalaman berusahatani terdahulu. Pengalaman

berusahatani dari seorang petani berpengaruh terhadap pola pengelolaan

usahataninya, karena terdapat kecenderungan bahwa petani yang memiliki

pengalaman usahatani yang cukup lama juga memiliki kemampuan berusahatani

yang lebih baik. Untuk mengetahui rata-rata pengalaman berusahatani petani

responden di Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto dapat

dilihat pada Tabel 7.

Page 40: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

30

Tabel 7. Identitas Petani Responden Menurut Pengalaman Berusahatani di Desa

Kalumpang, Kecamatan Bontosunggu, Kabupaten Jeneponto, 2015

NO Pengalaman berusahatani Jumlah petani Persentase (% )

1 1-2 4 13,33

2 3-4 14 46,67

3 >5 12 40,00

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer Telah diolah 2015

Tabel 7 menunjukkan bahwa pengalaman responden yang tertinggi antara

3-4 tahun sebanyak 14 orang atau (46,67%) dan terendah 1-2 tahun sebanyak 4

orang atau (13,33%). Pengalaman petani dalam berusahatani sangat erat

hubungannya dengan keinginan peningkatan keterampilan petani dalam

penanganan pascapanen rumput laut.

5.1.5. Luas Lahan Responden

Lahan merupakan salah satu faktor produksi, dimana luas lahan akan

mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan. Petani yang memiliki lahan

usahatani yang luas akan memperoleh hasil produksi yang besar, tetapi tidak

menjamin bahwa lahan tersebut lebih produktif dalam memberikan hasil

dibandingkan dengan luas lahan usahatani yang sempit. Untuk mengetahui rata-

rata luas lahan petani responden di Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea

Kabupaten Jeneponto dapat dilihat pada Tabel berikut:

Page 41: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

31

Tabel 8. Identitas luas lahan petani responden di Desa Kalumpang Kecamatan

Tamalatea Kabupaten Jeneponto dapat dilihat pada Tabel berikut:

No Luas lahan (ha) Jumlah (orang) Petasentase %

1 0,10-0,50 19 63,33

2 0,51-1,00 11 36,67

Jumlah 30 100

Sumber:Data primer setelah di olah 2015

Tabel diatas menunjukkan bahwa luas lahan petani rumput laut (

responden) yang terbanyak antara 0,10-0,50 hektar sebanyak 19 orang atau

(63,33%) dan luas lahan terendah yaitu 0,51-1,00 hektar sebanyak 11 orang atau

(36,76%).

5.2. Partisipasi Petani dalam Penanganan Pascapanen Rumput Laut

Partisipasi dalam suatu pengelolaan usahatani rumput laut sangat

diperlukan guna mengetahui, menyusun dan menentukan kegiatan apa, bagaimana

dan kapan kegiatan akan dilakukan berdasarkan imformasi yang di peroleh.

Penetapan rencana kerja merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang di

lakukan petani secara bersama-sama dengan melibatkan penyuluh pertanian dalam

melaksanakan program kerja, mencari masalah, dan memecahkan secara bersama

serta mencari inovasi penanganan pascapanen rumput laut.

Untuk mendapatkan rumput laut kering baik maka usia dari rumput laut

yang akan dipanen harus diperhatikan. Pemanenan yang terlalu cepat atau terlalu

lambat dapat berakibat pada turunnya kualitas rumput laut. Hal ini didukung oleh

pernyatan yang menyatakan bahwa panen merupakan tahap akhir dari suatu

kegiatan budidaya.

Page 42: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

32

Proses penanganan pascapanen Rumput laut di Desa Kalumpang bisa

dibilang masih cukup minim dimana proses penanganan pascapanennya rumput

laut hanya meliputi pencucian dengan air laut, penjemuran dan pengemasan akan

tetapi apabila ada permintaan pasar yang meminta produk pascapanen rumput

lautnya meliputi proses perendaman ait tawar guna menhilangkan atau

mengurangi kadar garam pada rumput laut maka petani disana juga akan

melakukan proses penanganan pascapanen meliputi pencucian ( air laut) dan

perendaman(air tawar).

5.2.1. Perencanaan

Adapun proses penanganan pascapanen rumput laut Desa Kalumpang

khususnya dalam perencanaan berikut ini :

Tabel 9. Proses Perencanaan Penanganan Pascapanen Rumput Laut

No Indikator Jumlah ( Orang) Persentase( % )

1 Menghadiri Rapat3 kali/bulan2 kali/bulan1 kali/bulan

33,3343,3323,34

2 Tujuan KegiatanMerencakanan

Kurang merencanakanTidak merencanakan

50,0016,6733,33

3 Pertemuan3 kali seminggu2 kali seminggu1 kali seminggu

43,3340,0016,67

Sumber : Data Primer Telah diolah, 2015

Page 43: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

33

Tabel 9. menunjutkan bahwa partisipasi perencanaan dalam penanganan

pascapanen rumput laut di nilai tinggi terlihat dari jumlah persentase 43,33% yang

menghadiri rapat 2 kali/bulan, tujuan kegiatan dalam penanganan pascapanen

terlihat tinggi dari jumlah persentase 50,00% yang merencakan kegiatan

sedangkan pertemuan dengan penyuluh yang dilakuan 3 kaliseminggu dengan

jumlah 43,33%.

Salah satu partisipasi penyuluh yang di perlukan petani adalah

mengungkapkan ide atau gagasan yang bermanfaat dalam merencanakan

pascapanen rumput laut misalkan waktu panen yang tepat, pemisahan rumput laut

dari tali agar hasil rumput laut tidak cacat, penjemuran yang merata, serta

pengemasan yang baik.

5.2.2. Pelaksanaan

Adapun proses penanganan rumput laut di Desa Kalumpang khususnya

dalam pelaksanaan berikut ini:

Tabel 10. Proses Pelaksanaan Pascapanen Rumput Laut

No Indikator Jumlah Persentase

1 Mengikuti KegiatanMengikuti >3 kegiatan

Mengikuti1-3 kegiatanTidak pernah mengikuti

43,3326,6730,00

2 Partisipasi AnggotaBerpartisipasi

Kurang berpartisipasiTidak berpartisipasi

43,3336,6720,00

3 Alasan mengikuti KegiatanKarena keinginan sendiri

Karena orang lainKarena terpaksa

50,0030,0020,00

Sumber : Data Primer Telah diolah, 2015

Page 44: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

34

Tabel 10 menunjutkan bahwa partisipasi pelaksanaan penanganan

pascapanen rumput laut dapat dikatakan petani cukup berpartisipasi dalam

mengikuti kegiatan dengan persentase 43,33% Hal ini dikarenakan sebagian

petani terlibat diseluruh bagian pelaksanaaan kegiatan penanganan pascapanen

rumput laut dan juga ada sebagian petani tidak terlibat dalam kegiatan sampai

selesai. Sehingga kesadaran petani dalam mengikuti kegiatan ini sepenuhnya

tanggngjawab terhadap keberhasilan kegiatan.

Partisipasi anggota petani rumput laut yang berparisipasi dengan

persentase 43,33% aktif mengikuti kegiatan tujuan penyuluh terlibat dalam tahap

pelaksanaan adalah agar petani dapat mengetahui cara baik tentang cara-cara

melaksanakan kegiatan pascapanen rumput laut sehingga nantinya mereka

dapatmelakukan secara mandiri sedangkan partisipasi petani juga dinilai tinggi d

lihat dari persentase sebanyak 50,00% dengan alasan mengikuti kegiatan.

5.2.3. Pemanfaatan

Adapun proses penanganan pascapanen rumput laut di Desa Kalumpang

khususnya dalam pemanfaatan berikut ini :

No Indikator Jumlah orang Persentase

1 Keaktifan konsultasiAktif

Kurang aktifTidak aktif

63,3316,6620,00

2 Penyebarluasan InformasiBersedia

Kurang bersediaTidak bersedia

60,0023,3316,66

Sumber : Data Primer Telah diolah, 2015

Tabel 11 ini menunjutkan bahwa petani rumput laut memanfaatkan

dengan baik dalam konsultasi dengan instansi setempat yang lebih dari 2 kali

Page 45: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

35

dalam menbahas penanganan pascapanen rumput laut. Petani sudah mampu

memanfaatkan keberadaan penyuluh secara maksimal untuk mengenai berbagai

hal atau masalah yang sedang dihadapi dengan penyuluh. Partisipasi penyuluh

dalam tahap pemanfaatan adalah sejauh mana petani menperoleh informasi dan

pengatahuan tentang inovasi. Uuntuk kesedian petani menyebarluaskan informasi

yang di peroleh, dalam hal ini informasi tentang penyuluhan pertanian, sebagian

besar petani mengatakan bahwa mereka bersedia untuk menyebarluaskan semua

informasi yang mereka ketahui tentang cara pascapanen rumput laut.

Dari hasil kegiatan dilapang dapat diketahui bahwa semua petani sudah

terlibat dalam pemanfaatan kegiatan secara maksimal. Manfaat yang diperoleh

petani sudah mengikuti kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan

keterampilan sehingga petani memiliki wawasan yang lebih baik dalam

pascapanen rumput laut.

5.3. Penanganan Pascapanen Rumput Laut

Rumput laut sebagai salah satu komoditas hasil perikanan yang sebagian

besar di ekspor dalam bentuk kering dan produk setengah jadi. Dipasar

internasional rumput laut yang berasal dari Indonesia masih dihargai rendah hal

tersebut disebabkan karna mutunya rendahyaitu kadar air dan kotoran (pasir,

garam, dan campuran jenis rumput lain ) yang di hasilkan.

Saat ini penanganan dan pengolahan pascapanen rumput laut perlu

diusahakan secara optimal, padahal sebetulnya teknologi pascapanen dan

pengolahan ( terutama agar-agar kertas ) cukup sederhana dan tidak memerlukan

ujuan meningkatmodal yang besar dan peralatan yang canggih. Jika teknologi

Page 46: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

36

pascapanen rumput laut dapat dikembangkan dan diterapkan dengan baik, maka

agroindustri yang bertujuan meningkatkan nilai tambah, menambah lapangan

kerja, dan mengurangi inpor produk jadi rumput laut dapat tercapai. Secara umum

penanganan yang baik rumput laut harus menperhatikan aspek pencucian,

penjemuran dan pengemasan. Adapun hasil responden penelitian tentang

penanganan pascapanen rumput laut sebagai berikut:

Tabel 12. Proses Pencucian Rumput Laut

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Ya 5 16,67

2 Kadang-kadang 20 66,66

3 Tidak pernah 5 16,67

Jumlah 30 100,00

Sumber : Data Primer Telah diolah, 2015

Berdasarkan Tabel diatas, menunjutkan bahwa petani rumput laut dalam

melakukan proses pencucian yang sesuai dengan anjuran dimana menberikan

jawaban Ya, sering melakukan pencucian dengan frekuensi 5 orang (16,67).Hal

ini disadari oleh petani bahwa untuk menjaga kualitas rumput laut dilakukan

pencucian dengan baik, mulai saat panen sudah dicuci dengan benar dan tepat

berkat anjuran dari instansi setempat. Tingginya frekuensi yang ditunjukan oleh

petani dalam pencucian rumput laut karena petani memiliki perencanaan yang

baik, melaksanakan dan memanfaatkan hasil pertemuan dengan penyuluh

menberikan contoh atau aplikasi kepada petani rumput laut dalam melakukan

pencucian air laut.

Page 47: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

37

Pencucian oleh petani rumput laut digunakan air tawar sambil di hilangkan

kotoran yang masih melekat seperti pasir, karang laut jenis lain sampai bersih dan

tiriskan. Sedangkan ada 20 orang atau 66,66% responden yang menberikan

jawaban kadang-kadang melakukan pencucian rumput laut yang baik, karena

dimana biasanya rumput laut yang siap di panen dan di angkat kedarat tidak

terlalu banyak jenis kotoran yang menempel sehingga rumput laut kadang di

cucikadang tidak.sedangkan yang menjawab tidak pernah sebanyak 5 responden

dimana pencucian ini tidak di lakukan karena rumput lautyang siap di panen di

ada kotoran yang menemptl sehingga tidak perlu di lakukan pencucian.

Tabel 13. Proses Penjemuran Rumput Laut

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Ya 20 66,67

2 Kadang-kadang 10 33,33

3 Tidak pernah 0 0,00

Jumlah 30 100,00

Sumber : Data Primer Telah diolah, 2015

Berdasarkan Tabel diatas, menunjutkan petani rumput laut dalam

melakukan proses penjemuran dimana sebagian besar responden menberikan

jawabab ya sering melakukan proses tersebut dengan frekuensi 30 responden atau

100,00%. Pengeringan hasil panen dilakukan dibawah sinar matahari langsung

dengan menggunakan anjangan atau parit-parit dari bambu agar hasil panen tidsk

tercampur dengan pasir, tanah atau benda-benda lainnya. Pengeringan

dilaksanakan siang hari pada cuaca cerah, hasil panen ditutup supaya tidak

tercampur dengan debu.

Page 48: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

38

Tabel 14. Proses Pengemasan Rumpu Laut

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Ya 16 53,33

2 Kadang-kadang 14 46,67

3 Tidak pernah 0 0

Jumlah 30 100,00

Sumber : Data Primer Telah diolah, 2015

Berdasrkan Tabel diatas, menunjutkan bahwa petani rumput laut dalam

proses pengemasan dimana sebagian besar responden menberi jawaban ya, sering

melakukan proses dengan frekuensi 16 orang ( 53,33%). Hal ini menunjutkan

bahwa dalam kegiatan pengemasan yang dilakukan oleh petani tumput laut telah

menberikan kemasan yang dipakai misalnya kemasan bersih, tidak berlubang,

warna kemasan tidak pudar serta bukan kemasan bekas. Sedangkan jawaban

responden 14 orang kadang-kadang menperhatikan hal-hal yang diberikan

penyuluh dimana kebanyakan karung-karung plastikyang digunakan sebagai

bahan pengemas tidak memenuhi ketentuan.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 49: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

39

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa partisipasi

perencanaan, pelaksanaan, dan pemamfaatan hasil pascapanen rumput laut, dapat

dilaksanakan dengan baik berdasarkan beberapa Penanganan pascapanen rumput

laut yang dilakukan petani meliputi pencucian, penjemuran dan pengemasan

sehingga kualitas rumput laut tetap terjaga dan aman.

6.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Instansi setempat hendaknya lebih banyak menberikan pelatihan dilapangan

kepada petani rumput lautagar petani mampu mengetahui dan melihat secara

langsung proses penanganan pascapanen rumput laut.

2) Meningkatkan pengatahuan dan keterampilan bagi petani rumput laut sangat

dibutuhkan guna menunjang pemahaman dalam proses pascapanen.

DAFTAR PUSTAKA

Page 50: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

40

Anonim. 2011. Program Perkembangan Budidaya Rumput Laut Terpadu di

Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Aslan, 2006. Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Ruput Laut . Agromedia.

Jakarta

Effendy, 1992. Kamus Komunikasi. Penerbit Mardar Maju. Bandung

Entang, 1993. Penyuluhan Pertanian. Alumni. Bandung

Hawkins, 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta

Hermanto, F. 2003. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Khairuddin, H. 2002. Pembangunan Masyarakat. Liberty. Yogyakarta

Mardkanto, T. 2001. Komunikasi Pembangunan. Sebels Maret University Press.

Surakarta

Mardikanto, T. 2004. Bunga Rantai Pembangunan Pertanian. UNS Press.

Surakarta

Muljono, 2010. Akutansi Pajak Dan Ketentuan Umum Perpajakan. Andi Offset. Yogyakarta.

Poerbawakatja, RS. 1982. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan.

Jakarta

Suhardiyono, L. 1990. Penyuluh Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian. Erlangga.

Jakarta

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung

Sujakmiko W, Angkasa W. 2009. Teknik Pengelolaan Rumput Laut. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan

Page 51: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

Lampiran 2. Identitas Responden Pascapanen Petani Di Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto

No Nama Umur PendidikanLama

berusahatani

Jumlah tanggungan

keluargaLuas lahan

1 Mansyur 36 SMP 3 2 0,102 Amrullah 60 SD 5 4 0,253 Rusman 28 SMA 2 2 0,254 Mustafa 39 S1 5 1 1,005 H.Rangka 29 SMA 4 3 1,006 Mudding 30 SD 3 2 0,507 Subairi 35 SMP 3 2 0,258 Jabiruddin 50 SD 5 5 0,529 Teyye 40 SD 5 5 0,2510 Ahmad 56 SD 5 5 1,0011 Baharuddin 38 SD 4 2 0,5012 H.mucktar 45 SD 5 3 0,2513 Sarifuddin 42 SMP 5 2 0,2514 Tere 35 SMA 4 2 0,5015 Tarrang 58 S1 5 6 0,5016 Mappa 37 SD 3 2 0,2517 Usman 38 SD 4 3 1,0018 Junaidi 30 S1 3 2 1,0019 Amir 57 SD 5 4 0,2520 Usman 41 S1 5 3 0,5021 Asis 28 SMP 4 3 0,5322 Anjas jaya 29 SMP 2 2 0,2523 Toba 60 SD 5 6 0,5724 Baddu 37 SD 3 3 0,2525 Jupri 57 SD 5 4 0,2526 Maman 28 SMP 4 2 0,5027 Busman 39 SD 3 4 1,0028 rusli 37 SMP 3 2 0,5829 Waling 27 SD 2 5 0,2530 Bohaseng 25 SMA 2 2 0,50

Page 52: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

Lampiran 3.Partisipasi dalam Perencanaan Pascapanen Petani di Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto

RespondenPertanyaan

1 2 3Mansyur 3 1 2Amrullah 3 3 3Rusman 1 1 2Mustafa 2 3 3

H.Rangka 3 1 2Mudding 2 3 3Subairi 3 1 2

Jabiruddin 1 3 3Teyye 3 1 2Ahmad 2 1 1

Baharuddin 2 3 3H.mucktar 1 1 3Sarifuddin 2 2 1

Tere 3 3 3Tarrang 2 1 2Mappa 3 2 2Usman 1 3 2Junaidi 2 3 2Amir 3 1 2

Usman 2 3 3Asis 2 2 2

Anjas jaya 1 3 3Toba 3 3 1

Baddu 2 2 3Jupri 1 3 1

Maman 2 3 3Busman 1 2 2

Rusli 2 3 3Waling 3 3 1

Bohaseng 2 1 3

Jumlah 63 65 68

Rata-rata 2,1 2,17 2,27

Skoring B B B

Ket :

A : Merencanakan

B : Kurang Merencanakan

C : Tidak Merencanakan

Page 53: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

Lampiran 4. Partisipasi dalam Pelaksanaan Pascapanen Petani di Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto

RespondenPertanyaan

1 2 3Mansyur 2 1 3Amrullah 3 2 2Rusman 2 2 3Mustafa 3 3 3

H.Rangka 1 1 2Mudding 3 3 3Subairi 1 3 3

Jabiruddin 3 2 2Teyye 1 2 3Ahmad 2 3 3

Baharuddin 3 1 2H.mucktar 2 2 3Sarifuddin 3 3 1

Tere 1 1 3Tarrang 3 3 3Mappa 2 2 2Usman 3 3 3Junaidi 1 2 1Amir 3 3 3

Usman 2 1 2Asis 3 2 3

Anjas jaya 3 3 1Toba 1 2 3

Baddu 2 3 2Jupri 1 1 3

Maman 3 3 1Busman 1 2 1

Rusli 2 3 3Waling 3 1 2

Bohaseng 1 3 1Jumlah 64 66 69

Rata-rata 2,13 2,2 2,3Skoring B B B

Ket :

A : BerpartisipasiB : Kurang BerpartisipasiC : Tidak Berpartisipasi

Page 54: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

Lampiran 5. Partisipasi dalam Pemanfaatan Pascapanen Petani di Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto

RespondenPertanyaan

1 2Mansyur 1 3Amrullah 3 3Rusman 3 2Mustafa 3 3

H.Rangka 2 3Mudding 3 1Subairi 2 3

Jabiruddin 1 3Teyye 2 1Ahmad 3 3

Baharuddin 1 3H.mucktar 3 3Sarifuddin 3 2

Tere 3 3Tarrang 1 3Mappa 3 3Usman 3 2Junaidi 3 3Amir 1 3

Usman 3 2Asis 3 3

Anjas jaya 3 3Toba 2 2

Baddu 3 1Jupri 3 3

Maman 3 3Busman 3 3

Rusli 2 3Waling 1 1

Bohaseng 3 2Jumlah 73 66

Rata-rata 2,43 2,2Skoring A B

Ket :

A : Aktif

B : Kurang Aktif

C : Tidak Aktif

Page 55: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

Lampiran 6. Rekapitulasi Proses Pascapanen Rumput Laut di Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto

No1 2 3

Pencucian Penjemuran Pengemasan1 2 3 2

2 2 3 23 1 3 3

4 2 3 25 3 2 3

6 2 3 37 1 3 38 2 3 39 2 2 210 2 2 3

11 1 3 212 1 2 313 2 2 214 2 3 315 2 3 3

16 1 2 317 2 3 3

18 3 3 219 3 2 320 2 3 321 2 3 322 3 2 3

23 2 2 224 2 2 325 3 3 326 2 3 327 2 3 3

28 2 3 329 2 3 230 2 3 2

Jumlah 60 80 80Rata-rata 2 2,67 2,67Skoring B A A

Ket :

A : Ya

B : Kadang-kadang

C : Tidak Pernah

Page 56: PARTISIPASI PETANI DALAM PENANGANAN PASCAPANEN …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nurafiah dilahirkan di Pokanga tanggal 05 April 1993.dari

Ayahanda Bohari dan Ibunda St.Nursiah S.Pd. Penulis

merupakan anak Pertama dari 2 bersaudara.

Pendidikan formal yang di lalui penulis adalah SDN

61 Batu Menteng dan lulus tahun 2004, lalu melanjutkan

pendidikan di MTs Negeri Kapita dan selesai pada tahun 2007. Penulis

melanjutkan pendidikan di SMKN 4 Jeneponto, dan selesai pada tahun 2010. Pada

tahun 2010 penulis lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi

yang berjudul “ Partisipasi Petani Dalam Penanganan Pascapanen Rumput Laut

Di Desa Kalumpang Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto”