partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu...

129
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL FALAH BATUR 01, BATUR WETAN, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dalam Ilmu Tarbiyah Disusun oleh UMAR 115 09 023 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Upload: hoangliem

Post on 02-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

i

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN

MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH

IBTIDAIYAH MIFTAHUL FALAH BATUR 01, BATUR

WETAN, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2016

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun oleh

UMAR

115 09 023

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

ii

Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:

Nama : UMAR

NIM : 115 09 023

Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jurusan : PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Kab. Semarang, 16 September 2016

Yang Menyatakan,

Umar

NIM. 115 09 023

Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

iv

Jaka Siswanta, M.Pd.

Dosen IAIN Salatiga

Nota Pembimbing

Lamp : 4 eksemplar

Hal : Naskah skripsi

Saudara UMAR

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

di Salatiga

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari :

Nama : UMAR

NIM : 115 09 023

Fakultas / Progdi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DI MADRASAH

IBTIDAIYAH MIFTAHUL FALAH BATUR 01,

BATUR WETAN, KECAMATAN GETASAN,

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016

Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera

dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu'alaikum, Wr, Wb.

Salatiga, 16 September 2016

Pembimbing

Jaka Siswanta, M.Pd.

NIP. 19710219 200003 1 002

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon; (0298) 6031364 Salatiga 50716

Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]

Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

v

SKRIPSI

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL

FALAH BATUR 01, BATUR WETAN, KECAMATAN GETASAN,

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016

DISUSUN OLEH:

UMAR

NIM: 115 09 023

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 30 September 2016 dan telah

dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Achmad Maimun, M.Ag.

Sekretaris Penguji : Jaka Siswanta, M.Pd.

Penguji I : Mufiq, S.Ag., M.Phil.

Penguji II : Drs. Abdul Syukur, M.Si.

Salatiga, 07 Oktober 2016

Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan (FTIK)

Suwardi, M.Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002

Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

vi

MOTTO

……

“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merobah keadaan (Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama

mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka) yang ada pada diri

mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu

kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung

bagi mereka selain Dia”

(QS. Ar-Ra’ad ayat 11)

“Dimana Ada Kesulitan, Disitu Ada Kemudahan”

Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap

mempunyai peran penting dalam hidup-Ku

1. Ayahanda Paseman dan Ibunda Mukiyem sebagai madrasah pertamaku yang

selalu mendukung dalam belajar baik lahir batin, mengorbankan segala-

galanya, selalu memberikan yang terbaik, mendoakan dan memberikan

motivasi, mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada penulis.

2. Dosen pembimbing Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. yang telah berkenan

meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya di tengah-tengah kesibukan beliau

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Kepada saudaraku Mas Agus Abdullah Anwar sekeluarga, mbak Mariyam,

Kakak Vivi dan Adik Haikal, yang telah memberikan motivasi dan dorongan

sampai terselesaikan.

4. Kepada motivator ku Palupi Ningsih yang selalu setia memberikan semangat

dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Kepada UKM Mapala Mitapasa dengan survival kehidupannya, salam

LESTARI.

6. Kepada HMI Cabang Salatiga, LDMI HMI Cabang Salatiga “Yakin Usaha

Sampai” (YAKUSA) yang baik hati yang selalu membantu penulis dalam hal

dan kondisi apapun, semoga ketulusanmu akan mendapat balasan dari Yang

Maha Kuasa

Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

viii

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرمحن الرحيم

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke

jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini

adalah “PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL

FALAH BATUR 01, BATUR WETAN, KECAMATAN GETASAN,

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016”

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga

4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan

Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

ix

tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak

awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Progdi PGMI IAIN

Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan

kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril

maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya

cita-cita.

7. Bapak Antoni Alif, A.Ma. selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah

Batur 01 yang telah memberikan izin, masukan dan bantuan untuk melakukan

penelitian.

8. Bapak Cahyo selaku Ketua Komite Madrasah yang telah keterangan,

meluangkan waktunya dan melancarkan terselesaikannya skripsi ini.

9. Kepala Yayasan Ma‟arif NU Getasan yang telah membantu penulis untuk

memberikan keterangan dan bantuan data-data.

10. Bapak dan Ibu guru Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 selaku

responden yang berkenan membantu penulis dalam melakukan penelitian

dalam hal pengisian angket dengan baik.

11. Bapak dan Ibu masyarakat Batur Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Semarang selaku responden yang berkenan membantu penulis dalam

melakukan penelitian dalam hal pengisian angket dengan baik.

12. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu

memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

x

13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam

penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena

itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan

memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal

„alamien.

Kab. Semarang, 16 September 2016

Penulis,

Umar

115 09 023

Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

xi

ABSTRAK

Umar. 2016. Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Agama Islam Di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01,

Batur Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun

2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga. Pembimbing : Jaka Siswanta, M.Pd.

Kata Kunci: Partispasi Masyarakat dan Mutu Pendidikan Agama Islam.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bagaimana partisipasi

masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam dan Apa sajakah

faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam meningkatkan

mutu pendidikan agama Islam Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01,

Batur Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2016?

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), adapun

pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan deskriptif kualitatif,

pengumpulan data menggunakan metode observasi, interview/wawancara dan

dokumentasi. Subyek penelitian kepala sekolah, yayasan dan masyarakat sekitar

dalam hal ini wali murid Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur

Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2016.

Hasil penelitian ini adalah partisipasi masyarakat dalam meningkatkan

mutu pendidikan Agama Islam di MI Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan,

Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dapat dilihat dari segi; pertama,

partisipasinya dalam manajemen yaitu ikut serta menentukan kepala sekolah,

kurikulum pembelajaran pendidikan agama Islam, ikut serta dalam pengurus

Yayasan, Madrasah dan Komite Sekolah. Kedua, partisipasi dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam, yaitu ikut serta menjadi tenaga pengajar, tim evaluasi

pembelajaran PAI, memberikan bimbingan keagamaan. Ketiga, partisipasi dalam

kurikulum yang meliputi keikutsertaannya dalam penentuan penggunaan

kurikulum pendidikan agama Islam yang digunakan dalam proses pembelajaran

sesuai rapat komite sekolah dengan Madrasah dan pihak Yayasan Ma‟arif NU

Ungaran. Keempat, partisipasi dalam pendanaan dan sarana prasarana pendidikan

agama Islam.

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat, antara lain:

pertama, komitmen masyarakat terhadap agama: dengan mengamalkan ajaran-

ajaran Islam secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kedua,

pandangan masyarakat terhadap eksistensi madrasah menitik beratkan pada

pendidikan agama Islam yang meliputi akhlak dan budi pekerti dan ilmu umum.

Ketiga, pandangan masyarakat terhadap ulama keberadaan

Ulama/Kyai/Uztad/Yayasan di tengah masyarakat sangatlah penting, khususnya

dalam penyelenggaraan pendidikan yang menjadi pemberdayaan masyarakat

agama Islam yang berkualitas.

Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN BERLOGO ....................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................... iii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ..................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ v

MOTTO................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN .................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................ xi

DAFTAR ISI ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ........................................................ 9

D. Manfaat Penelitian ...................................................... 10

E. Definisi Operasional ................................................... 11

F. Metode Penelitian ....................................................... 12

G. Sistematika Penulisan ................................................. 17

BAB II KAJIAN PUSAKA

A. Mutu Pendidikan Agama Islam .................................. 20

1. Mutu ..................................................................... 20

2. Pendidikan Agama Islam ..................................... 25

3. Mutu Pendidikan Agama Islam ............................. 29

Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

xiii

B. Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan Agama

Islam .......................................................................... 36

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Kondisi Umum Masyarakat Desa Batur, Kecamatan

Getasan, Kabupaten Semarang .................................... 57

1. Aspek Demografi dan Geografi ........................... 57

2. Aspek Pendidikan................................................ 58

3. Aspek Pemerintahan ............................................ 58

4. Aspek Keberagaman ........................................... 59

5. Aspek Bangunan ................................................. 59

B. Kondisi Umum Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah

Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan Getasan,

Kabupaten Semarang .................................................. 60

C. Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah

Batur Wetan Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang .................................................................... 64

BAB IV PEMBAHASAN

A. Analisis Mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 ............................. 78

B. Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan

Mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 ............................. 83

Page 14: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

xiv

C. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan

Mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 ............................. 90

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................ 98

B. Saran .......................................................................... 99

C. Penutup ...................................................................... 100

Page 15: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 6 SKK

Lampiran 7 Dokumentasi

Lampiran 8 Pernyataan Publikasi Skripsi

Page 16: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses pemindahan pengetahuan atau pun

pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik untuk

mencapai perkembangan secara optimal serta membudayakan manusia

melalui proses transformasi nilai-nilai yang utama (Thoha, 1996: 99). Karena

pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam

membentuk kepribadian manusia.

Potensi-potensi yang dimiliki peserta didik adalah potensi dasar atau

fitrah manusia yang harus ditumbuhkembangkan dalam kehidupan nyata di

dunia ini melalui proses pendidikan, untuk selanjutnya dipertanggung-

jawabkan di hadapan Allah kelak di Akhirat (Abu Bakar dan Surohim, 2005:

25). Artinya manusia memiliki berbagai potensi yang harus dibimbing dan

dilatih agar dapat tumbuh, berkembang dengan baik dan sempurna. Salah satu

usaha untuk mengembangkan potensi manusia yaitu melalui pendidikan.

Proses transformasi utama tersebut, sebuah proses atau aktifitas yang

ditunjukan untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan pada perilaku

kehidupan manusia. Sebagaimana pengertian pendidikan yang diungkapkan

oleh F.J. Mc. Donald dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology:

“Education is a process or activity which is directed at producing desirable

change in the behavior of human being”( McDonald, 1959:4).

Perkembangan potensi-potensi manusia dimulai dari keluarga. Dalam

pandangan Islam, anak adalah amanat yang dibebankan oleh Allah SWT

Page 17: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

2

kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus menjaga dan memelihara

serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak menerima.

بن عبد الرحنن أن أبا أخبرن أب سلن حدثنا عبدان أخبرنا عبد اللى أخبرنا نص عن الزهر

اللى عنى قال لد إلا لد عل الفطر ,هرر رض سله ما من م قال رسل اللى صل اللى على

نجشانى نصرانى أ دانى اي و ((Juz 5:144, Juz 14:447, Juz 20:265 .فأب

Artinya: “Dari Abu Hurairah berkata bahwasanya Nabi SAW bersabda :

Semua anak-anak dilahirkan suci (fitrah), tetapi ibu bapaknyalah

yang menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi”. (Shaheh

Bukhari, maktabas-as-syamila)

Seorang anak yang dilahirkan oleh orang tuanya (Ibu) dalam keadaan

fitrah atau suci. Bagaikan lembaran kain putih yang bersih dan belum terkena

debu maupun kotoran apapun. Tergantung si pemiliknya akan di buat atau di

model apa kain tersebut. Begitu juga anak, akan dijadikan Yahudi, Nasrani

maupun Majusi, merupakan tangung jawab orang tua mereka sendiri.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

disebutkan pula bahwa orang tua dari anak usia wajib belajar berkewajiban

memberikan pendidikan dasar kepada anaknya (Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dan

Penjelasannya, 2003:14). Sebagaimana yang terkandung dalam firman Allah

SWT QS. At-Tahrim ayat 6:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia

dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan

tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”

( Departemen Agama Republik Indonesia, 1993:951).

Page 18: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

3

Menjaga diri artinya setiap orang harus dapat melakukan self

education dan melakukan pendidikan terhadap keluarganya untuk mentaati

Allah SWT dan Rasul-Nya. Jadi sesuatu yang mustahil dalam pandangan

Islam bila seseorang yang tidak berhasil mendidik dirinya sendiri akan dapat

melakukan pendidikan terhadap orang lain. Ketika anak semakin bertambah

usianya dan membutuhkan perkembangan potensi yang lebih, tidak semua

orang tua mampu memberikan pendidikan terhadap anaknya. Oleh karena itu,

orang tua (keluarga) memilih sekolah/madrasah sebagai penanggung jawab

pendidikan terhadap anaknya.

Orang tua memiliki banyak pilihan dalam menentukan pendidikan

bagi anaknya, yaitu memilih pendidikan di sekolah dasar (SD), Madrasah

Ibtidaiyah (MI), Pondok Pesantren atau Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Hal

ini dipengaruhi oleh minat dan motivasi masyarakat untuk menyekolahkan

anak. Dengan harapan agar anaknya berhasil dan memiliki kepribadian yang

baik. Orang tua dan masyarakat dalam hubungannya dengan penyelenggaraan

pendidikan mempunyai peran yang penting yaitu sebagai mitra sekolah dalam

penyelenggaraan pendidikan nasional. Begitu juga penyelenggaraan

pendidikan keagamaan. Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh

pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai

dengan peraturan perundang-undangan (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dan Penjelasannya,

2003:23). Dengan demikian, penyelenggara pendidikan keagamaan adalah

pemerintah dalam hal ini kementerian agama dan kelompok masyarakat

pemeluk agama, diantaranya organisasi keagamaam dan yayasan pendidikan.

Page 19: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

4

Masalah utama yang sering dihadapi oleh Madrasah adalah

keterbatasan dana dan sumber daya manusia yang masih rendah sehingga

mempengaruhi kualitas pendidikan. Seperti perbaikan gedung atau ruang

kelas yang tertunda akibat tidak adanya biaya, tunjangan guru honorer yang

sedikit dan sering tertunda pembayarannya, kurangnya pengetahuan guru

tentang proses pembelajaran yang berkualitas. Meskipun banyak bantuan yang

diberikan oleh pemerintah seperti adanya tunjangan bagi guru honorer,

beasiswa bagi anak yang berkualitas baik dan anak dari keluarga miskin

maupun Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang berupa uang dan buku-

buku pelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik

umum maupun pendidikan agama Islam.

Pengelolaan Madrasah sebagai pendidikan formal masih tertinggal bila

dibandingkan dengan pengelolaan pendidikan umum setingkat yang berada

dibawah penyelenggaraan pendidikan nasional. Salah satu kelemahannya

yaitu terlalu banyaknya mata pelajaran yang diajarkan, kualitas guru yang

rendah, sarana dan prasarana pendidikan yang kurang, serta para siswa

kebanyakan dari keluarga kurang mampu (Tilaar, 2000:147-148).

Proses pendidikan di Madrasah dipengaruhi juga oleh adanya

lingkungan masyarakat yang kondusif. Artinya lingkungan masyarakat juga

memiliki peranan dalam pendidikan. Apabila lingkungan masyarakat

mendukung akan keberadaan Madrasah maka proses pendidikan akan berjalan

dengan efektif dan kualitas pendidikan, baik umum maupun agama Islam akan

lebih bagus. Sehingga pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam bisa

menjadi alternatif pendidikan modern.

Page 20: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

5

Sejalan dengan arah kebijakan otonomi dan desentralisasi yang

ditempuh oleh pemerintah, maka tanggung jawab pemerintah daerah akan

lebih meningkat termasuk dalam bidang manajemen pendidikan (Mulyasa,

2002: iii). Adanya perubahan paradigma pemerintah dari sentralisasi ke

desentralisasi tersebut menghendaki adanya partisipasi masyarakat untuk

membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi daerah di

bidang pendidikan. Karena sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian

integral dari sistem sosial yang lebih besar yaitu masyarakat. Hal ini

merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia

yang merupakan pra syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan

dimana pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan mutu

sumber daya manusia.

Peranan pendidikan di dalam kehidupan manusia, lebih-lebih dalam

zaman modern ini diakui atau sebagai satu kesatuan yang menentukan prestasi

dan produktifitas seseorang. Seluruh aspek kehidupan memerlukan proses

pendidikan dalam arti demikian terutama berlangsung didalam oleh lembaga-

lembaga pendidikan formal.

Peranan pendidikan dalam arti luas dilukiskan oleh R.W. Richey yang

dikutip oleh Mohammad Noor Syam (1984:53) dalam bukunya Filsafat

Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila yaitu:

“Istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan

perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat

yang baru (generasi muda) bagi penunaian kewajiban dan tanggung-jawabnya

didalam masyarakat”.

Fenonena dalam masa modern ini menunjukan bahwa semakin maju

(modern) suatu masyarakat maka makin maju pula pendidikan yang

Page 21: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

6

diselenggarakan masyarakat itu. Hubungan ini demikian menentukan. Artinya

masyarakat itu akan relatif lebih maju apabila masyarakat itu

menyelenggarakan pendidikan yang maju (Syam, 1984:78).

Dari segi sejarah dan perkembangan manusia, sebagai besar proses

pendidikan dan proses sosialisasi terjadi secara informal. Perkembangan

selanjutnya menurut Nursyamsiyah Yusuf dalam bukunya Buku Ajar Ilmu

Pendidikan menyebutkan bahwa, “Tiap-tiap masyarakat mengenal institusi

sosial khusus tempat berlangsungnya proses pendidikan atau proses sosialisasi

formal yang disebut sekolah” (Yusuf, 2000:85). Pendidikan sekolah

merupakan pusat pendidikan formal, lahir dari pemikiran efisiensi dan

efektifitas didalam pemberian pendidikan kepada masyarakat, lembaga-

lembaga pendidikan formal (sekolah) melahirkan dan menumbuhkan

manusia-manusia yang berpotensi artinya “sekolah sebagai pusat pendidikan

merupakan perangkat masyarakat yang diserahi tanggung jawab untuk

pemberian pendidikan” (Tim Dosen FIP-IKIP Malang, 1988:146).

Salah satu pendidikan formal yang ada di Indonesia adalah Madrasah

Ibtidaiyah. Menurut Surat Keputusan Bersama 3 Menteri, Madrasah

Ibtidaiyah ialah lembaga pendidikan yang menjadikan mata pelajaran agama

Islam sebagai mata pelajaran dasar yang diberikan kurang lebih 30%

disamping mata pelajaran umum. Lembaga pendidikan ini merupakan salah

satu sub sistem pendidikan Nasional yang mempunyai tujuan pengembangan

dan peningkatan mutu pendidikanya yang tidak terlepas dari tujuan

pendidikan Nasional. Bahkan dalam perkembangan selanjutnya, Madrasah

Page 22: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

7

Ibtidaiyah yang mempunyai status swasta perlu mengambil langkah-langkah

inovatif untuk menjawab tantangan zaman yang semakin modern.

Usaha peningkatan mutu Madrasah dan usaha maju kesatuan sistem

pendidikan nasional dalam rangka pembinaan semakin ditingkatkan. Hal ini

terbukti pada tahun 1975 dikeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3

Menteri yakni antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan. Maksud dan tujuan dikeluarkannya SKB 3

Menteri menurut Hasbullah dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam di

Indonesia adalah:

“Agar siswa-siswi Madrasah sebagaimana halnya tiap-tiap warga negara

Indonesia berhak memperoleh kesempatan yang sama untuk memperoleh

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan pengajaran

yang sama, sehingga lulusan Madrasah yang menghendaki melanjutkan atau

pindah ke sekolah-sekolah umum dari tingkat SD sampai PT diperbolehkan”

(Hasbullah, 1999:181).

Pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan Madrasah Ibtidaiyah diatur

dalam SKB 3 Menteri, SKB 3 Menteri tersebut yakni:

1. Keputusan bersama Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan kebudayaan

dan Menteri Dalam Negeri tahun 1975 tentang peningkatan mutu

Madrasah, ini bertujuan supaya taraf madrasah sama dengan sekolah

umum.

2. Keputusan Menteri Agama No. 70 tahun 1976 tentang persamaan tingkat

atau derajat madrasah dengan sekolah umum, ini bertujuan agar lulusan

madrasah dengan sekolah umum yang sederajat, rendah, menengah

pertama atau menengah atas.

Page 23: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

8

3. Keputusan Menteri Agama No. 5 tahun 1977 tentang persamaan

ijazah Madrasah Negeri (pemerintahan), ini bertujuan agar lulusan

Madrasah swasta dapat meneruskan pelajaran ke sekolah-sekolah

sederajat. (Langgulung, 2002:110)

Pemberlakuan SKB 3 Menteri tersebut, maka madrasah akan mampu

berperan sebagai lembaga pendidikan yang memenuhi dan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat serta mampu berpacu dengan sekolah-sekolah umum

dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Dalam perkembangan

selanjutnya Madrasah Ibtidaiyah yang mempunyai status swasta, sangat

memerlukan peran serta atau sangat membutuhkan partisipasi masyarakat,

khususnya masyarakat dalam rangka pelaksanaan dan peningkatan mutu yang

profesional. Kemajuan dan keberadaan suatu lembaga pendidikan sangat

ditentukan oleh peran serta masyarakat yang ada (Hasbullah, 2003:100).

Peran serta masyarakat muslim Indonesia dalam pendidikan atau

perguruan keagamaan sangat signifikan dan bahkan sangat dominan.

Sepanjang sejarah pendidikan Islam, masyarakat dalam skala yang tata besar

bukan hanya berperan serta tetapi aktif dalam mengambil posisi terdepan

dalam pendirian pengembangan dan pemberdayaan pendidikan keagamaan

(Azra, 2000:149).

Bertitik tolak dari pernyataan diatas, maka keberadaan Madrasah

Ibtidaiyah yang merupakan bagian dari sistem pendidikan Nasional misalnya

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan

Getasan, Kabupaten Semarang, perlu partisipasi dan keaktifan masyarakat

dalam meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, bagi masyarakat yang

Page 24: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

9

terlibat dalam pembinaan dan pengembangan Madrasah Ibtidaiyah tersebut

harus berusaha mengambil langkah-langkah sebagai upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikannya. Penulis sangat tertarik untuk

melaksanakan penelitian di sana, mengingat bahwa perumusan strategi yang

profesional dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan Getasan,

Kabupaten Semarang Tahun 2016.

B. Rumusan Masalah

Dalam rangka mengetahui jawaban penelitian perlu merumuskan

permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang penulis teliti, sebagai

berikut :

1. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan

agama Islam Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan,

Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2016?

2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat

dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam Madrasah Ibtidaiyah

Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Semarang Tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mencapai hasil yang baik, maka peneliti menetapkan tujuan

yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian, untuk memperoleh gambaran

secara mendalam tentang:

1. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu

pendidikan agama Islam Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01,

Batur Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2016.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan Getasan,

Kabupaten Semarang Tahun 2016.

Page 25: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

10

D. Manfaat Penelitian

Setelah adanya data dan informasi yang diperoleh dari penelitian

tentang partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan agama

Islam Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan

Getasan, Kabupaten Semarang, maka harapan peneliti dari penelitian ini dapat

memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis, yaitu:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna sebagai sumbangan untuk

memperkaya khasanah keilmuan tentang partisipasi masyarakat dalam

upaya meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan Getasan,

Kabupaten Semarang.

2. Manfaat praktis

Sebagai masukan informasi bagi pengelola Madrasah Ibtidaiyah

Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Semarang.

a. Bagi Komite Sekolah

Penelitian ini dapat digunakan oleh komite sekolah untuk

mengetahui berbagai bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan agama Islam Madrasah Ibtidaiyah

Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan Getasan,

Kabupaten Semarang dan juga sebagai bahan pertimbangan kedepan

agar menjadi lebih baik.

b. Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini dapat digunakan kepala sekolah sebagai

wawasan keilmuwan untuk pemikiran atau acuan ke depan untuk

mengelola Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur

Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang menjadi maju dan

berkembang lebih baik.

Page 26: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

11

c. Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan oleh guru dalam hal

pengelolaan tugasnya sebagai guru agar menjadi lebih baik dan lebih

profesional dalam melaksanakan tugasnya.

d. Bagi Perpustakaan IAIN Salatiga

Hasil penelitian ini bagi perpustakaan IAIN Salatiga berguna

untuk menambah literatur dibidang pendidikan terutama yang

bersangkutan dengan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan

mutu pendidikan.

e. Bagi Peneliti

Dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengembangkan

cara berpikir ilmiyah dan juga menambah wawasan peneliti dalam

bidang ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan bahan penunjang dan

pengembangan penelitian yang releven dengan topik tersebut.

E. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalah-pahaman dalam penulisan skripsi ini, perlu

penulis jelaskan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi

partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan

Getasan, Kabupaten Semarang, sebagai berikut:

1. Partisipasi Masyarakat

Yakni keterlibatan secara fisik dalam pekerjaan, tetapi menyangkut

keterlibatan diri seseorang sehingga timbul tanggungjawab dan

sumbangan yang besar terhadap suatu kelompok. Dengan kata lain,

kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai dengan

kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan diri sendiri,

sehingga dapat tercipta rasa saling percaya dan pengertian sebagai suatu

kesatuan sosial dengan batas tertentu.

Page 27: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

12

2. Mutu Pendidikan Agama Islam

Yakni suatu nilai atau tindakan yang digunakan sebagai alat ukur atas

produk akhir dari standar yang telah ditentukan usaha untuk membimbing

pertumbuhan kepribadian secara sistematis supaya mereka hidup sesuai

dengan ajaran Islam, sehingga tercipta kebahagiaan di dunia dan akhirat

(penanaman nilai keimanan yang teguh) akan menghasilkan ketaatan

dalam menjalankan kewajiban agama.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas disimpulkan yang dimaksud

dengan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah

seberapa jauh partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan

adalah seberapa jauh partisipasi atau peran serta masyarakat muslim dalam

upaya meningkatkan mutu pendidikan pada Madrasah Ibtidaiyah Miftahul

Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Ditinjau dari jenis penelitian, maka penelitian ini termasuk

penelitian lapangan (field research), adapun pendekatan yang digunakan

adalah metode pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Sutrisno

Hadi (2000:301), metode diskriptif adalah penelitian untuk memecahkan

masalah yang ada pada masa sekarang dengan cara mengumpulkan data

dan selanjutnya menginterpretasikan data tersebut sehingga diperoleh

informasi gejala yang sedang berlangsung sebagai pemecahan aktual.

Metode ini, merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

Page 28: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

13

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu

keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan

(Suharsimi Arikunto, 2005:234).

Penelitian ini dikonsentrasikan untuk menjelaskan kenyataan-

kenyataan yang terjadi di lapangan dan dapat mengkomunikasikan lebih

dari yang dapat dikatakan dengan bahasa yang proposional. Sebagaimana

pendapat Rulam Ahmadi “studi kasus membangun tentang pengetahuan

yang tersembunyi dari para pembaca” (Ahmadi, 2005:1).

2. Kehadiran Peneliti

Untuk dapat memahami makna dan penafsiran partisipasi

masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan Getasan,

Kabupaten Semarang dibutuhkan keterlibatan dan penghayatan langsung

peneliti terhadap informan di lapangan. Oleh karena itu, instrumen dalam

penelitian adalah peneliti sendiri sebagai instrumen kunci. Keuntungan

peneliti sebagai instrumen karena manusia memiliki ciri-ciri responsif,

mudah menyelesaikan diri (adutable), menekankan kepada keutuhan

(holistik), mudah memproses data dengan cepat serta dapat memanfaatkan

kesempatan untuk menyelidiki yang tidak lazim (S. Nasution, 2003:18).

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan Getasan,

Page 29: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

14

Kabupaten Semarang. Sedangkan waktu penelitian ini direncanakan dan

dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 sampai dengan selesai.

4. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara holistik integrative (penyajian data

secara terpadu, yaitu dengan menyatukan, menghubungkan atau

mengaitkan data yang terbaru dan telah ada sehingga tidak ada yang

berdiri sendiri atau terpisah-pisah) secara relevan dengan fokus, maka

teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi :

a. Metode Observasi

Observasi atau pengamatan adalah meliputi kegiatan perhatian

terhadap suatu subyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Apa

yang dikatakan sebenarnya adalah pengamatan langsung, dalam

observasi dapat dilakukan dengan tes, rekaman gambar atau suara

(Arikunto, 1998: 146-147).

Pertama peneliti melakukan observasi non partisipan (observer

tidak ambil bagian secara langsung di dalam situasi kehidupan yang di

observasi, tetapi dapat dikatakan sebagai penonton, jadi tidak sebagai

pemain) tujuannya untuk mendapatkan gambaran umum, keadaan

tenaga kependidikan, peserta didik dan sarana prasarana yang tersedia

di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan,

Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, kemudian observasi

selanjutnya adalah observasi partisipan (observer ikut aktif dalam

kegiatan observasi) bertujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat

dalam proses pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan

Page 30: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

15

agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur

Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

b. Metode Interview

Interview atau wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan

untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan yang sistematis kepada para responden.

Wawancara bermakna tahapan cara interview (pewawancara) dengan

responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan (Soetrisno Hadi,

2000:196).

Metode ini ditujukan untuk memperoleh data tentang keadaan

siswa, keadaan guru, ketata-usahaan, prasarana, fasilitas dan

manajemen, bentuk dan stimulasi masyarakat dalam peningkatan

mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah

Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya

barang-barang tertentu, majalah, dokumen dan peralatan untuk

memperoleh data, metode yang digunakan untuk mencari data tentang

proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan bentuk-bentuk

partisipasi masyarakat.

5. Teknik Analisis Data

Secara umum penelitian dengan metode kualitatif merupakan

penelitian non hipotesis, maka proses analisis datanya seperti yang

dikemukakan Moleong Lexy adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan susunan uraian dasar,

Page 31: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

16

sehingga dapat menemukan hipotesis kerja yang disarankan oleh data

(Sukandarrumuji, 2004:101).

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan

kemudian mengorganisasikan data sehingga dapat mengarah pada

simpulan akhir. Tahapan berikutnya adalah penyajian data dilakukan

dalam rangka upaya penanaman terhadap sekumpulan informasi yang

tersusun, sehingga dapat tersaji rapi dan sistematis. Sesudah data tersaji,

maka proses penarikan kesimpulan-kesimpulan dilakukan sejak penelitian

bermula sampai berakhir, diteliti sehingga dapat teruji validitasnya.

Untuk mendapatkan kesimpulan penulis menggunakan pola

penalaran induktif yaitu pola pemikiran berangkat dari suatu pemikiran

khusus kemudian di tarik generalisasi yang bersifat umum.

6. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian metode analisis data yang digunakan yaitu

triangulasi (keabsahan). Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau perbandingan terhadap data itu.

Triangulasi dengan sumber dan metode membandingkan dan

mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini

dicapai dengan jalan :

a. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan masyarakat dengan apa yang

dikatakan pihak sekolah.

Page 32: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

17

c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

terkait.

d. Membandingkan apa yang dikatakan key informan dan informan.

7. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian ada beberapa tahap-tahap yang dilakukan oleh

peneliti, antara lain :

a. Kegiatan administrasi yang meliputi pengajuan ijin operasional untuk

melakukan penelitian kepada Rektor IAIN Salatiga dan kepada warga

Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur

Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

b. Memilih jumlah orang untuk menjadi key informan dan informan.

c. Melakukan observasi lapangan dan informan sehingga langsung

mendapat data.

d. Meminjam dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk kelengkapan

data penelitian.

e. Penyajian data dengan susunan dan urutan-urutan yang memungkinkan

dan memudahkan untuk dilakukan pemaknaan.

f. Mereduksi data dengan cara membuat data-data yang lemah atau

menyimpang setelah mulai tampak adanya kekurangan data sebagai

akibat proses reduksi. Selanjutnya direncanakan untuk mengumpulkan

data.

G. Sistematika Penulisan

Secara umum dalam penulisan skripsi ini terbagi dari beberapa bagian

pembahasan teoritis dan pembahasan empiris dari dua pokok pembahasan

Page 33: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

18

tersebut kemudian penulis jabarkan menjadi lima bab. Adapun perinciannya,

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN.

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan pokok-pokok pikiran

yang mendasari penulisan skripsi ini. Pokok-pokok tersebut antara

lain : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kajian teoritik, penegasan istilah, metode

penelitian, sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang pertama mutu pendidikan Agama Islam.

Kedua, partisipasi masyarakat dalam pendidikan Agama Islam.

Ketiga, partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu

pendidikan Agama Islam.

BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab III ini penulis akan mengemukakan kondisi umum

masyarakat Desa Batur Wetan Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang, kondisi umum Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah

Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang,

partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu Pendidikan

Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01,

Batur Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

BAB IV : PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang penulis menguraikan analisis

mengenai mutu pendidikan agama Islam di partisipasi masyarakat

dalam peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah

Page 34: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

19

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan

Getasan, Kabupaten Semarang, partisipasi masyarakat dan faktor

yang mempengaruhi dalam peningkatan mutu Pendidikan Agama

Islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur

Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

BAB V : PENUTUP

Meliputi tentang kesimpulan dan saran-saran yang menjadi akhir

dari penulisan skripsi ini

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT PENULIS

LAMPIRAN

Page 35: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Mutu Pendidikan Agama Islam

1. Mutu

Mutu/kualitas diartikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu;

kadar, derajat atau taraf; mutu (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2005:533). Dengan kata lain, keunggulan yang dimiliki oleh

seseorang atau kelompok. Kualitas atau mutu mula-mula digunakan oleh

Plato dan Aristoteles untuk menyatakan esensi suatu benda atau hal dan

merupakan atribut yang membedakannya dengan benda/hal lainnya

(Hamalik, 1992:33). Adapun dalam kamus Webster New World

Dictionary, pengertian kualitas yaitu The degree of excelent of a thing

(Burnalik, 1984:488). Pengertian mutu dapat dilihat dari dua segi yaitu

segi normatif dan segi deskriptif.

a. Segi Normatif

Mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan kriteria intrinsik

dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria intrinsik kualitas pendidikan

merupakan produk pendidikan yaitu manusia yang terdidik sesuai

dengan standar ideal. Sedangkan kriteria ekstrinsik, pendidikan

merupakan instrumen untuk mendidik yaitu tenaga kerja yang terlatih.

b. Segi Deskriptif

Mutu ditentukan berdasarkan kenyataannya semisal hasil

prestasi belajar. Menurut Nurkholis (2003:67), menyebutkan bahwa

Page 36: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

21

kualitas memiliki dua konsep yang berbeda antara konsep absolut dan

relatif. Dalam konsep absolut sesuatu (barang) disebut berkualitas bila

memenuhi standar tertinggi dan sempurna. Bila dipraktekan dalam

dunia pendidikan yang absolut ini bersifat etitis, karena hanya sedikit

lembaga pendidikan yang mampu menawarkan kualitas tinggi pada

peserta didik dan hanya sedikit siswa yang akan mampu

membayarnya.

Dalam konsep relatif, kualitas bukanlah tujuan akhir, melainkan

alat ukur atas produk akhir dari standar yang telah ditentukan. Mutu

merupakan proses terstruktur yang membantu seseorang menetapkan

apakah sasaran yang diharapkan tercapai dengan memperbaiki setiap

proses pendidikan. Mutu pendidikan disebut sebagi nilai atau suatu

keadaan secara substantif. Mutu mengandung sifat dan taraf. Sifat adalah

suatu yang menerangkan keadaan, sedangkan taraf menunjukan

kedudukan dalam skala (Anwar, 2004:51). Dalam konteksnya mutu yang

dimaksud adalah dalam konsep relatif.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu

adalah suatu niai atau tindakan yang digunakan sebagai alat ukur atas

produk akhir dari standar yang telah ditentukan. Adapun hakikat mutu

dalam pendidikan sebagaimana diungkapkan oleh Dr. W. Deming dalam

Jerom W. Arcaro, (2005:85), antara lain:

a. Menciptakan konsistensi tujuan untuk menjadikan madrasah sebagai

madrasah yang kompetitif dan berstandar nasional.

Page 37: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

22

b. Mengadopsi filosofi mutu total. Pendidikan berada dalam lungkungan

yang benar-benar kompetitif dan hal tersebut dipandang sebagai salah

satu alasan mengapa Amerika kalah dalam keunggulan kompetitifnya.

c. Mengurangi kebutuhan pengujian. Mengurangi kebutuhan pengujian

dan inspeksi yang berbasis produksi massal dilakukan dengan

membangun mutu dalam layanan pendidikan. Memberikan lingkungan

belajar yang menghasilkan kinerja siswa yang bermutu.

1) Menilai bisnis sekolah dengan cara baru. Nilailah bisnis sekolah

dengan meminimalkan biaya total pendidikan. Pandanglah sekolah

sebagai pemasok siswa dari kelas satu sampai kelas-kelas

selanjutnya. Bekerja bersama orang tua siswa dan berbagai

lembaga untuk memperbaiki mutu siswa menjadi bagian system.

2) Memperbaiki mutu dan produktivitas serta mengurangi biaya.

Memperbaiki mutu dan produktivitas, sehingga mengurangi biaya,

dengan melembagakan proses “rencanakan/periksa/ubah”.

Gambarkan proses untuk memperbaiki, mengidentifikasi bidang-

bidang perbaikan; implementasikan perubahan, nilai dan ukur

hasilnya, dan dokumentasikan serta standarisasikan proses. Awali

siklusnya dari awal lagi untuk mencapai standar yang lebih tinggi

lagi.

3) Belajar sepanjang hayat. Mutu diawali dan diakhiri dengan latihan.

Bila anda mengharpkan orang mengubah cara bekerja mereka, anda

mesti memberi mereka perangkat yang diperlukan untuk mengubah

Page 38: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

23

proses kerja mereka. Pelatihan memberikan perangkat yang

dibutuhkan untuk memperbaiki proses kerja.

4) Kepemimpinan dalam pendidikan. Merupakan tanggung-jawab

manajemen untuk memberikan arahan. Para manajer dalam

menajemen mesti mengembangkan visi dan misi untuk wilayah,

sekolah atau jurusannya. Visi dan misi harus didukung oleh para

guru, staf, siswa, orang tua dan komunitas. Mutu mesti

terintegrasikan dalah pernyataan visi dan misi. Akhirnya,

manajemen mesti mau mendengan. Manajemen mesti mengajarkan

dan mempraktikan prinsip-prinsip mutu.

5) Mengeliminasi rasa takut. Lenyapkan bekerja karena dorongan rasa

takut dari wilayah. Sekolah, atau jurusan, maka setiap orang akan

bekerja secara efektif untuk perbaikan sekolah. Ciptakanlah

lingkungan yang akan mendiring orang lain untuk bebas berbicara.

Hubungan yang memandang orang lain sebagai lawan sudah

ketinggalan zaman dan kontra produktif.

6) Mengeliminasi hambatan keberhasilan. Manajemen

bertanggungjawab untuk menghilangkan hambatan yang

menghalangi orang mencapai keberhasilan dalam menjalankan

pekerejaannya. Menghalangkan ritangan diantara bagian. Orang

dibagian pengajaran, pendidikan luar biasa, akunting, kantin,

administrasi, pengembangan kurikulum, riset dan kelompok lain

harus bekerja sebagai sebuah tim. Mengembangkan strategi-strategi

gerakan: gerakan dari kompetisis menjadi kolaborasi dengan

Page 39: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

24

kelompok lain, gerakan dari revolusi kalah-menang menjadi

menang-menang, gerakan dari mengisolasi pemecahan masalah

menjadi bersama-sama memecahkan maslah; gerakan dari

memegang informasi menjadi informasi; gerakan dari bertahan dari

perubahan menyambut baik perubahan.

7) Menciptakan budaya mutu. Ciptakanlah budaya mutu. Jangan

biarkan gerakan menjadi bergantung pada seseorang atau

sekelompok. Ciptakanlah budaya mutu yang mengembangkan

budaya tanggungjawab pada setiap orang.

8) Perbaikan proses. Tidak ada proses yang pernah sempurna, karena

itu, carilah cara terbaik, proses terbaik, terapkan tanpa pandang

bulu. Menemukan solusi harus didahulukan, dan bukan mencari-

cari kesalahan. Hargailah orang atau kelompok yang mendorong

terjadinya perbaikan.

9) Membantu siswa berhasil. Hilangkanlah rintangan yang merampok

hak siswa, guru atau adminstrator untuk memilik rasa bangga pada

hasil karyanya. Orang mesti berkeinginan untuk terlibat dan

pekerjaannya diselesaikan dengan baik. Tanggungjawab semua

administrator pendidikan mesti diubah dari kuantitasn menjadi

kualitas.

10) Komitmen. Manajemen mesti memiliki komitemen terhadap

budaya mutu. Manajemen mesti berkemauan untuk mendukung

memperkenalkan cara baru dalam mengerjakan sesuatu ke dalam

sesuatu ke dalam system pendidikan. Manajemen mesti mendukung

tujuan dengan memberikan sarana untuk mencapai tujuan tersebutr

Page 40: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

25

atau resiko munculnya ketidaksenangan di dalam system. “kerjakan

dengan tepat pada kesempatan pertama” merupakan tujuan utama.

Para pegawai menjadi frustasi bila manajemen tidak mau mengerti

masalah yang dihadapi para pegawai dalam mencapai tujuan atau

tidak peduli untuk mencari penyelesaian terhadap masalah.

11) Tanggung jawab. Biarkanlah setiap orang disekolah untuk bekerja

menyelesaikan transformasi mutu. Transformasi merupakan tugas

setiap orang.

Indikator mutu pendidikan dapat dilihat dari prestasi sekolah yang

dihasilkan dari proses atau prilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur

dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya,

kualitas kehidupan kerjanya, dapat dijelaskan bahwa output sekolah

dikatakan berkualitas atau bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khususnya

prestasi belajar siswa, menunjukan pencapaian yang tinggi dalam:

a. Prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum, ujian akhir nasional

(UAN), karya ilmiah, lomba akademik.

b. Prestasi non-akademik, seperti IMTAQ, kejujuran, kesopanan,

olahraga, kesenian, keterampilan kejuruan, dan kegiatan-kegiatan

ektrakurikuler lainya (Arcaro, 2006:8).

2. Pendidikan Agama Islam

Beberapa ahli pendidikan mendefinisikan pendidikan Islam secara

istilah, menurut Abdurrahman Saleh Abdullah mengartikan bahwa

pendidikan adalah proses yang dibangun oleh masyarakat untuk membawa

generasi-generasi baru ke arah kemajuan dengan jalan-jalan terentu sesuai

Page 41: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

26

dengan kemampuan mereka yang berguna untuk mencapai tingkat

kemajuan yang paling tinggi (Abdullah, 2005:15).

Sedangkan Syekh Mustofa Al-Gholayayni dalam kitab kitab

Idzotun Nasyiin (1953:185), dijelaskan:

:الترب ض ف الفاضل الأخالق غرض ه حت,النصح الإرطاد بنا سقوا ,الناطئن نف

تصح ن ثه, من ملكات النفصملك االف تواثنرا تك طن لنفع العنل حب ,الخر ,ضل .الArtinya: pendidikan adalah menanamkan akhlak yang mulia dalam jiwa

anak didik dan menyiraminya dengan petunjuk dan nasihat,

sehingga menjadi tabiat jiwa yang membuahkan keutamaan,

kebaikan serta cinta bekerja yang berguna bagi tanah air.

Berbeda halnya dengan Ahmad D. Marimba yang mendefinisikan

pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik

terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak si terdidik menuju

terbentuknya kepribadian yang sempurna menurut ukuran-ukuran Islam

(Marimba, 1980:19).

Dari beberapa pengertian pendidikan Islam tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha untuk

membimbing pertumbuhan kepribadian peserta didik secara sistematis

supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam, sehingga tercipta

kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dengan kata lain yang harus

didahulukan dalam pembelajaran PAI adalah penanaman nilai keimanan

yang teguh. Sebab dengan adanya keimanan yang teguh akan

menghasilkan ketaatan dalam menjalankan kewajiban agama. Sesuai

dengan firman Allah SWT dalam Surat Adz-Dzaariyaat ayat 56:

Page 42: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

27

Artinya : dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku.

Disamping beribadah, setiap manusia memiliki cita-cita untuk

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Sebagaimana dalam

QS. Al-Baqarah ayat 201:

Artinya : dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami,

berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan

peliharalah Kami dari siksa neraka"[ Inilah doa yang sebaik-

baiknya bagi seorang Muslim].

Kebaikan di dunia diartikan sebagai nikmat dan kebaikan di akhirat

diartikan sebagai surga. Sedangkan peliharalah kami dari siksa api neraka

yakni tidak memasukinya. Ini merupakan lukisan tentang keadaan orang-

orang musyrik dan keadaan orang-orang yang beriman yang tujuannya

ialah supaya kita mencari makna kehidupan dunia dan akhirat (al-Mahlly

dan As-Suyuti, 1999:109).

Namun pendidikan agama Islam disekolah/lembaga pendidikan

bukanlah pengajaran pengetahuan agama dan praktik ibadah semata, akan

tetapi yang terpenting adalah membentuk budi pekerti yang luhur,

sehingga pendidikan agama menekankan pada moral dan pendekatan

spiritual (Nasution, 1998:386).

Adapun dasar pendidikan agama Islam yaitu terdiri dari Al-Qur'an

dan Sunnah nabi Muhammad SAW yang dapat dikembangkan dengan

ijtihad, al maslahah mursalah, istihsan, qiyas dan sebagainya.

Page 43: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

28

a. Al-Qur'an

Al-Qur'an adalah firman Allah SWT yang berfungsi sebagai

mu‟jizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad yang di tulis dalam

mushaf, yang di riwayatkan secara mutawattir dan membacanya adalah

ibadah (Ichwan, 2001:37). Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang

dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui

ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur'an menyangkut

hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan sesamanya dan

hubungan dengan alam semesta.

Di dalam Al-Qur'an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip

yang berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Sebagai

contoh dapat dibaca kisah Luqman mengajari anaknya, cerita ini

menggariskan prinsip materi pendidikan yang terdiri dari masalah

iman, akhlak, ibadat dan ilmu pengetahuan. Ayat lain menceritakan

tujuan hidup dan tentang nilai sesuatu kegiatan dan amal saleh. Itu

berarti kegiatan pendidikan harus mendukung tujuan hidup tersebut.

b. As-Sunnah

As-Sunnah adalah segala sesuatu yang bersumber dari nabi,

baik berupa perkataan, perbuatan, takrir, perangai, budi pekerti,

perjalanan hidup baik sebelum diangkat menjadi Rasul maupun

sesudahnya (Suparta, 2003:7). Sunnah merupakan ajaran kedua

sesudah Al-Qur'an. Al-Qur'an juga berisi aqidah dan syariah,

sedangkan As-Sunnah berisi petunjuk (pedoman) kemaslahatan hidup

Page 44: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

29

manusia dalam segala aspek, untuk membina umat menjadi manusia

seutuhnya atau muslim yang bertaqwa.

c. Ijtihad

Ijtihad adalah istilah fuqoha, yaitu berfikir dengan

menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki Islam untuk menetapkan atau

menentukan suatu hukum syariat Islam dalam hal-hal yang ternyata

belum tegas hukumnya oleh Al-Qur'an dan Sunnah (Ash-Shiddieqi,

1999:200). Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek

kehidupan termasuk aspek pendidikan. Ijtihad dalam pendidikan harus

tepat berpedoman pada Al-Qur'an dan Sunnah yang diolah oleh akal

sehat dari para ahli pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam

hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup di suatu

tempat pada kondisi dan situasi tertentu. Teori teori pendidikan baru

hasil ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup

(Darajat, 1996:21-22).

3. Mutu Pendidikan Agama Islam

Proses pendidikan sebagai bagian yang sangat penting bagi

tercapainya pendidikan yang bermutu tinggi. Sebagaimana dikemukakan

oleh Umar Tirtorahardjo bahwa “permasalahan dari mutu pendidikan lebih

terletak pada masalah proses pendidikan” (Tirtorahardjo, 1998:233),

karena terdapat komponen yang akan sangat menentukan tercapainya

suatu pendidikan yang diharapkan.

Secara konseptual mutu pendidikan perlu diperlakukan sebagai

dimensi indikator yang berfungsi sebagai indikasi atau penunjuk dalam

Page 45: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

30

kegiatan pengembangan profesi, baik yang berkaitan dengan usaha

penyelenggaraan lembaga pendidikan maupun kegiatan pembelajaran di

kelas. Hal ini diperlukan karena beberapa alasan, sebagai berikut:

a. Prestasi Siswa Meningkat

Prestasi siswa yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan

dalam pembelajaran yang selama ini pendidikan agama berlangsung

mengedepankan aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (rasa) dan

psikomotorik (tingkah laku).

b. Siswa Mampu Bekerjasama

Di dalam pembelajaran diperlukan suatu kerjasama antar siswa

ataupun siswa dengan guru. Dengan adanya kekompakan akan timbul

suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.

Keharmonisan perlu dijaga dan dipelihara dengan mewujudkan sikap:

(1) adanya saling pengertian untuk tidak saling mendominasi,

(2) adanya saling menerima untuk tidak saling berjalan menurut

kemauannya sendirii, (3) adanya saling percaya untuk tidak saling

mencurigai, (4) adanya saling menghargai dan (5) saling kasih sayang

untuk tidak saling membenci dan iri hati.

c. Adanya Pembelajaran yang Menyenangkan

Pembelajaran yang menyenangkan sangat diperlukan untuk

membantu siswa dalam menyerap dan memahami pelajaran yang

diserap oleh guru, karena apabila siswa tidak menyenangi

pembelajaran maka materi pelajaran tidak akan membekas pada diri

siswa. Pembelajaran yang menyenangkan ini biasanya dengan

Page 46: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

31

menggunakan metode yang bervariasi dan pembentukan suasana kelas

yang menarik.

d. Mampu berinteraksi dengan Mata Pelajaran Lain

Problematika kehidupan dunia tidak hanya ada pada masalah

keagamaan saja, akan tetapi lebih banyak dalam bidang-bidang

keduniaan. Dalam hal ini pendidikan agama bisa menjadi solusi dari

semua bidang asalkan pembelajaran pendidikan agama islam yang

dilaksanakan mampu berinteraksi dengan mata pelajaran lain.

e. Mampu Mengkontekstualkan Hasil Pembelajaran

Pembelajaran kontekstual sangat diperlukan untuk mebiasakan

dan melatih siswa dalam bersosial, bekerjasama dan memecahkan

masalah. Belajar akan lebih bermakna apabila anak mengalami sendiri

apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya.

f. Pembelajaran yang Efektif di Kelas dan lebih Memberdayakan Potensi

Siswa

Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan

kualitas hasil pendidikan. Secara mikro ditemukan strategi atau

pendekatan pembelajaran yang efektif di kelas dan lebih

memberdayakan potensi siswa.

g. Pencapaian Tujuan dan Target Kurikulum

Pencapaian tujuan dan target kurikulum merupakan tugas yang

harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam setiap pembelajarannya.

Tujuan dan target-target tersebut bisa dijadikan tujuan minimal

maupun maksimal yang harus dicapai tergantung kepada kemampuan

Page 47: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

32

pihak sekolah yang terdiri dari guru an unsur-unsur lain yang

melaksanakannya.

Adapun beberapa komponen yang menentukan tercapainya suatu

pendidikan yang diharapkan, antara lain:

a. Tujuan

Tujuan pendidikan dan pengajaran harus dipahami dan

dimengerti, sebab tujuan merupakan gambaran, sasaran, dan pengarah,

bagi tindakan guru untuk menjalankan fungsinya. Tujuan pendidikan

dan pengajaran membentuk manusia yang cakap, warga negara yang

demokratis, dan bertanggung jawab, tentang kesejahteraan masyarakat

dan tanah air (Zuhairini, 1991:13). Di samping itu tujuan juga

berfungsi sebagai kriteria dalam pemilihan dan penentuan materi, alat,

metode dan evaluasi mengajar.

b. Materi

Materi merupakan bahan yang akan disampaikan dalam

kegiatan belajar mengajar. Menurut Nasution (1993:54) ada tiga

sumber, yaitu: masyarakat dan budaya; anak; dan disiplin ilmu.

Sedangkan menurut Hida Taba sebagaimana dikutip oleh Nasution,

mengemukakan kriteria materi memenuhi validitas pengetahuan,

relevansi, keseimbangan keanekaragaman tujuan, kemampuan murid

serta kebutuhan dan minat murid (Nasution, 1993:70).

c. Metode

Metode merupakan suatu cara berfungsi sebagai penyampai

pengetahuan, keterampilan, sikap peserta didik.

Page 48: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

33

d. Alat

Alat merupakan sarana pengajaran berfungsi untuk membantu

tercapainya suatu tujuan, menjalin komunikasi yang harmonis antara

guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar.

e. Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian dari integral kegiatan belajar mengajar,

harus dilaksanakan secara kontinue untuk mencapai tujuan penddikan.

Evaluasi selain untuk siswa, juga untuk dirinya sendiri, agar dapat

mencapai hasil yang maksimal.

f. Manajemen yang efektif dan efisien

Menurut E. Mulyasa (2002:19) manajemen pendidikan

mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik,

sistemik dan komprehensif untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional. Manajemen, yang bermakna pengelolaan, merupakan

komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari suatu proses

pendidikan secara keseluruhan. Tanpa manajemen tidak mungkin

tujuan pendidikan dicapai secara optimal, efektif dan efisien.

Manajemen yang efektif dan efisien pada masa sekarang

disebut dengan manajemen berbasis sekolah, yaitu suatu manajemen

yang memberikan wewenang penuh kepada sekolah dan guru yang

mengatur pendidikan dan pengajaran, merencanakan, mengorganisasi,

mengawasi, mempertanggung-jawabkan, mengatur serta memimpin

sumber daya insani serta barang-barang untuk membantu pelaksanaan

Pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sekolah (Admodiwirio,

2000:20).

Page 49: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

34

g. Buku dan sarana belajar yang memadai selalu dalam kondisi siap pakai

Hampir sebagian besar Sekolah Dasar di Indonesia, apalagi

sekolah-sekolah swasta cenderung kekurangan buku-buku pelajaran.

Padahal buku merupakan unsur esensial yang tidak bisa diabaikan

untuk meningkatkan mutu hasil belajar siswa. Pemerintah perlu

berupaya mengembangkan usaha-usaha pengadaan buku. Diantaranya

mendistribusikan buku untuk sekolah-sekolah di seluruh pelosok desa

dan mengadakan perpustakaan keliling.

h. Fisik dan penampilan sekolah yang baik

Lingkungan sekolah sangat berperan dalam mendukung kegiatan

belajar mengajar di sekolah. Menurut pengalaman, cenderung bula

lingkungan sekolah bersih dan nyaman anak-anak akan bersemangat

untuk belajar.

i. Partisipasi aktif masyarakat

Partisipasi masyarakat merupakan modal dasar atas

keberhasilan sebuah sekolah, baik fisik, psikologis, maupun hasil

kelulusan sekolah, sebab akan membentuk lingkungan yang kondusif,

saling menjaga, berinteraksi, dan saling membutuhkan demi

peningkatan kualitas sekolah.

Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan sebuah sarana

yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan

pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Sebagaimana

dikemukakan oleh Mulyasa (2002:51) bahwa:

“Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan memajukan

kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak, memperkokoh tujuan

Page 50: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

35

serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat

serta mengarahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan

sekolah. Untuk merealisasikan tujuan tersebut dapat dilakukan

dengan memberitahu masyarakat mengenai program-program

sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, sedang

dilaksanakan maupun yang akan datang, sehingga masyarakat

mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah”.

j. Hasil Pendidikan

Menurut Ahmad Sanusi dikutip oleh Sufyarma (2003:209)

mengemukakan, bahwa ada empat pengertian tentang hasil pendidikan

yaitu:

1) Hasil pendidikan dengan arti layanan pendidikan, maksudnya

banyak layanan pendidikan yang dapat diciptakan atau diproduksi

dan ditawarkan.

2) Hasil pendidikan merupakan perolehan yang dicapai peserta didik

dari berbagai kegiatannya.

3) Hasil pendidikan dalam arti prestasi ekonomis-finansial yang

ditampilkan dan diterima peserta didik sesudah selesai mengikuti

program pendidikannya.

4) Hasil pendidikan merupakan out put sosial budaya yang diciptakan,

diproduksi dan diserahkan oleh para lulusannya kepada masyarakat.

Keempat pengertian tersebut dapat diketahui bahwa hasil pendidikan

tidak lepas dari kinerja sekolah berwujud hasil usaha atau prestasi yang

dilakukan sekolah.

Page 51: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

36

B. Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama

Islam

1. Partisipasi Masyarakat

Istilah partisipasi mengandung arti keikutsertaan. Menurut Kamus

Besar Indonesia (1989:679), partisipasi adalah “sejumlah orang yang turut

berperan dalam suatu kegiatan; keikutsertaan dan peran serta”.

Berdasarkan hal tersebut, terdapat beberapa unsur penting yang

tercakup dalam pengertian partisipasi, diantaranya: Pertama, dalam

partisipasi yang ditelaah bukan hanya keikutsertaan secara fisik tetapi juga

fikiran dan perasaan (mental dan emosional). Kedua, partisipasi dapat

digunakan untuk memotivasi orang-orang yang menyumbangkan

kemampuannya kepada situasi kelompok sehingga daya kemampuan

berfikir serta inisiatifnya dapat timbul dan diarahkan kepada tujuan-tujuan

kelompok. Ketiga, dalam partisipasi mengandung pengertian orang untuk

ikut serta dan bertanggungjawab dalam kegiatan-kegiatan organisasi. Hal

ini menunjukkan bahwa makin tinggi rasa keterlibatan psikologis individu

dengan tugas yang diberikan kepadanya, semakin tinggi pula rasa

tanggung jawab seseorang dalam melaksanakan tugas tersebut. Beberapa

hal yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat, sebagai berikut:

a. Partisipasi masyarakat merupakan satu alat guna memperoleh

informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat

setempat.

b. Masyarakat akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan

akan mempunyai rasa memiliki program tersebut.

Page 52: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

37

c. Partisipasi merupakan hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam

pembangunan.

2. Hubungan Masyarakat dengan Pendidikan

Hubungan Madrasah Ibtidaiyah dengan masyarakat mencakup

hubungan sekolah dengan sekolah lain, sekolah dengan pemerintah

setempat, sekolah dengan instansi dan jawatan lain, dan sekolah dengan

masyarakat pada umumnya (Suryosubroto, 2004:160). Hubungan yang

terjalin diharapkan menghasilkan keuntungan satu sama lain. Dan semua

hubungan itu merupakan hubungan kerja sama yang bersifat pedagogis,

sosiologis dan produktif.

Oleh sebab itu hubungan madrasah dengan masyarakat sangat

penting dan menjadi bagian dari manajemen pendidikan, dalam hal ini

dijalankan oleh kepala Madrasah Ibtidaiyah. Adapun tujuannya adalah:

(Purwanto, 2000:188)

a. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.

b. Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang

diperlukan bagi sekolah.

c. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan

program sekolah.

d. Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan masyarakat.

e. Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan

sekolah dalam mendidik anak-anak.

Dari gambaran di atas dapat diartikan bahwa hendaknya

Sekolah/Madrasah dapat bekerja sama dengan organisasi-organisasi atau

Page 53: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

38

instansi-instansi lain di dalam masyarakat yang mempunyai tugas dan

kepentingan yang sama terhadap pendidikan anak-anak. Misalnya dengan

lembaga-lembaga keagamaan, organisasi pramuka, kesenian dan lain-lain.

Hal lain yang dapat dilakukan oleh masyarakat Madrasah ialah kepala

Madrasah dan guru-guru hendaknya selalu berusaha untuk dapat bekerja

sama dan memanfaatkan sumber-sumber di dalam masyarakat yang

diperlukan untuk memperkaya program di madrasah. Dengan memandang

masyarakat itu sebagai laboratorium untuk belajar, berarti penting bagi

guru-guru untuk mengetahui fasilitas-fasilitas apa yang tersedia di dalam

masyarakat yang diperlukan dalam belajar, seperti minat masyarakat

terhadap industri yang merupakan faktor masyarakat yang sangat penting

diketahui dalam hubungannya dengan program belajar yang community

life centered (Purwanto, 2000:191).

Kepala sekolah dan tenaga kependidikan senantiasa menggalang

partisipasi masyarkat secara continue, karena pasang surutnya kualitas

pendidikan baik umum maupun pendidikan agama Islam tidak lain karena

adanya keterlibatan masyarakat. Beberapa pendekatan yang dapat

dilakukan kepala sekolah dan tenaga kependidikan dalam menggalang

partisipasi masyarakat yaitu: (Mulyasa, 2004:173-174)

a. Melibatkan masyarakat dalam berbagai program dan kegiatan di

Madrasah yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti bakti sosial,

perpisahan, Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dan Nasional dan

pentas seni. Pelibatan masyarakat disesuaikan dengan hobi,

kemampuan dan pekerjaan mereka dengan program dan kegiatan yang

akan dilakukan Sekolah.

Page 54: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

39

b. Mengidentifikasi tokoh masyarakat, yaitu orang-orang yang mampu

mempengaruhi masyarakat pada umumnya. Tokoh tersebut yang

pertama kali harus dihubungi, diajak kompromi, konsultasi dan diminta

bantuan untuk menarik masyarakat berpartisipasi dalam program dan

kegiatan sekolah. Tokoh-tokoh tersebut mungkin berasal dari orang tua

peserta didik, figure masyarakat (kyai), olahragawan, seniman,

informal leader, psikolog dan lain sebagainya.

c. Melibatkan tokoh masyarakat tersebut dalam berbagai program dan

kegiatan sekolah yang sesuai dengan minatnya.

d. Memilih waktu yang tepat untuk melibatkan masyarakat sesuai dengan

kondisi dan perkembangan masyarakat.

Peran masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu

sebagai Pemberi pertimbangan (advisory), Pendukung (suporting agency),

Pengontrol (controlling agency), Mediator antara pemerintah (eksekutif).

Melihat madrasah dan masyarakat memiliki hubungan yang rasional dan

madrasah sendiri didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat, maka tidak

mungkin masyarakat tidak memperdulikan keberadaan Madrasah. Untuk

itu diperlukan wadah partisipasi masyarakat untuk dapat menampung

partisipasi masyarakat dan membantu madrasah dalam meningkatkan mutu

pendidikan agama Islam khususnya dan pendidikan pada umumnya.

Karena terbentuknya wadah partisipasi masyarakat dalam pendidikan

sekarang ini, seperti Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan untuk

Page 55: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

40

meningkatkan kualitas pendidikan di Negeri ini dengan melalui berbagai

fungsi yang dapat diperankan (Suyanto, 2003:1).

a. HUMAS (Hubungan Masyarakat) / Public Relations

Menurut Ibnu Syamsi sebagaimana dikutip oleh Suryosubroto

Humas adalah kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan yang

harmonis dengan masyarakat agar mereka mendukungnya dengan

sadar dan sukarela (Suryosubroto, 2004:155). Dengan hubungan yang

harmonis ini maka akan menarik minat masyarakat untuk berpartisipasi

di Madrasah Ibtidaiyah. Manfaat hubungan yang harmonis sebagai

hasil Hubungan Masyarakat:

1) Adanya saling pengertian antara organisasi atau instansi dengan

pihak luar.

2) Adanya kegiatan yang membantu karena mengetahui manfaat, arti

dan pentingnya peranan masing-masing.

3) Adanya kerja sama yang erat dengan masing-masing pihak dan

merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya usaha pihak lain

(Suryosubroto, 2004:157).

Adanya hubungan masyarakat yang terbentuk dalam organisasi sekolah

maka akan memperlancar partisipasi masyarakat terhadap Madrasah

Ibtidaiyah. Dan juga hubungan sekolah dengan masyarakat ini terjadi

karena saling membutuhkan satu sama lain, membuat kemungkinan

terbentuknya badan kerja sama yang relatif permanen (Pidarta,

1997:174).

Page 56: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

41

b. Komite Sekolah

Komite sekolah terdiri dari unsur masyarakat yang antara lain:

orang tua, tokoh masyarakat (ulama), tokoh pendidikan, alumni, siswa

dan dunia usaha. Badan ini berperan sebagai :

1) Pemberi pertimbangan (advisory), membantu partner sekolah

dalam merancang kurikulum, menyediakan fasilitas belajar,

memperbesar dana pendidikan dan mengevaluasi program serta

hasil pendidikan dan mengawasi hasil pendidikan.

2) Pendukung (suporting agency), baik berwujud finansial, pemikiran,

maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah.

3) Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di sekolah.

4) Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di

sekolah

c. Dewan Sekolah atau Dewan Pendidikan

Dewan sekolah suatu lembaga yang perlu di bentuk dalam

rangka pelaksanaan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Dengan

tujuan untuk membantu menyukseskan kelancaran proses belajar

mengajar di sekolah, baik menyangkut perencanan, pelaksanaan

maupun penilaian. Dan agar apa yang dilaksanakan di sekolah sejalan

dan selaras dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat

(Mulyasa, 2004:175).

Dewan pendidikan adalah suatu badan yang bersifat mendiri

dan otonom yang menganut azas kebersamaan yang diatur oleh AD

dan ART. Keanggotaan dewan pendidikan ini terdiri atas 2 unsur:

pertama, unsur masyarakat yang dapat meliputi Lembaga Swadaya

Page 57: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

42

Masyarakat (LSM); Tokoh masyarakat, anggota masyarakat yang

mempunyai perhatian pada peningkatan mutu pendidikan termasuk

pendidikan agama Islam; yayasan penyelenggara pendidikan, dunia

usaha dan organisasi profesi serta perwakilan dari komite sekolah yang

disepakati. Kedua, unsur birokrasi sebagai unsur tambahan seperti

unsur Dinas Pendidikan setempat dan dari unsur Legislatif yang

membidangi pendidikan, dapat dilibatkan sebagai anggota Dewan

Pendidikan maksimal 4-5 orang.

Peran Dewan Pendidikan hampir sama dengan Komite Sekolah

yaitu pemberi pertimbangan (advisory agency), pendukung,

(supporting agency), dan pengontrol (controlling agency) dan mediator

antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(legislative) dengan masyarakat Sudah menjadi konsep umum bahwa

proses belajar yang baik tidak cukup hanya dilaksanakan di sekolah

saja, melainkan sebaiknya diperluas ke lapangan atau masyarakat.

Dengan belajar di masyarakat, peserta didik dapat mengamati

pemandangan yang wajar atau yang asli di alam terbuka. Hal ini, akan

dapat meningkatkan mereka, menghindari kebosanan, melihat dengan

jelas manfaat pelajaran tersebut, dan lebih mudah berlatih karena

fasilitas tersedia. Adapun salah satu bentuk belajar di masyarakat

adalah karyawisata.

Hal yang dapat dilakukan orang tua/masyrakat dalam

membantu peningkatan kualitas pendidikan agama Islam khususnya

dan pendidikan umum pada umumnya yaitu: (Mulyasa, 2004:167-168)

1) Menciptakan budaya belajar di rumah. Pada jam-jam belajar, orang

tua sebaiknya ikut belajar, misalnya membaca Al-Qur‟an,

Page 58: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

43

membaca majalah, menulis puisi, dan menulis program kerja

sehingga tercipta budaya belajar.

2) Memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan

pembelajaran di Sekolah/Madrasah. Jika banyak kegiatan yang

dilakukan anak, maka utamakan yang terkait dengan tugas

pembelajaran.

3) Mendorong anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan dan

organisasi sekolah, baik yang bersifat kurikuler maupun yang

bersifat ekstra-kurikuler.

4) Memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan

gagasan, ide dan berbagai aktivitas yang menunjang kegiatan

belajar.

5) Menciptakan situasi yang demokratis di rumah, agar terjadi tukar

pendapat dan pikiran sebagai sarana belajar dan membelajarkan.

6) Memahami apa yang telah, sedang dan akan dilakukan

Sekolah/Madrasah, dalam mengembangkan potensi anaknya.

7) Menyediakan sarana belajar yang memadai sesuai dengan

kemampuan orang tua dan kebutuhan sekolah.

3. Bentuk partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu Pendidikan Agama

Islam.

Bentuk partisipasi atau peran serta masyarakat dalam Pendidikan

Nasional tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 39/1992 pasal 4 dan

kaitannya dengan partisipasi masyarakat dalam Pendidikan Agama Islam:

a. Pendirian dan penyelenggaraan satuan pendidikan pada jalur

pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah, pada semua

Page 59: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

44

jenis pendidikan kecali pendidikan kedinasan, dan pada semua jenjang

pendidikan di jalur pendidikan sekolah.

b. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga kependidikan untuk

melaksanakan atau membantu pelaksanaan pengajaran,

pembimbingan, dan/atau pelatihan peserta didik. Dalam hal ini

masyarakat/orang tua yang kebetulan memiliki keahlian (profesi) dan

waktu luang sebagai tenaga pengajar, diharapkan dapat membantu

sebagai tenaga pengajar baik sebagai guru bidang studi, guru kelas,

maupun guru pembimbing khusus.

c. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli untuk membantu

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan/atau penelitian dan

pengembangan. Hal ini dapat di katakan bagi masyarakat/orang tua

yang memiliki keahlian (profesi) di bidang agama Islam atau lainnya

yang relevan dengan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus,

diharapkan dapat membantu untuk mengidentifikasi, melakukan

asasemen dan atau memberikan pembelajaran, pelatihan bagi anak

yang memiliki kebutuhan khusus.

d. Pengadaan dan atau penyelenggaraan program pendidikan yang belum

diadakan dan/atau diselenggarakan oleh pemerintah untuk menunjang

pendidikan nasional. Dalam hal ini, masyarakat diharapkan dapat

menyelenggarakan antara lain pusat-pusat sumber (Resources Center),

pusat-pusat rehabilitasi, dan sejenisnya, yang dapat memberikan

pelayanan/bimbingan bagi anak-anak yang memilki kebutuhan khusus.

e. Pengadaan dana dan pemberian bantuan yang dapat berupa wakaf,

hibah, sumbangan, pinjaman, beasiswa, dan bentuk lain yang sejenis.

Hal ini dapat berarti bahwa masyarakat diharapkan dapat memberikan

Page 60: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

45

bantuan baik berupa dana, wakaf, hibah, sumbangan, pinjaman,

beasiswa dan bentuk lain yang sejenis untuk kepentingan pendidikan

anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus yang memerlukan.

f. Pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung dan tanah untuk

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, masyarakat

diharapkan dapat memberikan bantuan, baik berupa dana dan atau

prasarana pendidikan untuk pelaksanaan belajar mengajar di madrasah.

g. Pengadaan dana dan pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan

pendidikan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Disini

dapat berarti bahwa masyarakat diharapkan dapat memberikan

bantuan, baik berupa dana dan atau bantuan buku-buku pelajaran yang

dibutuhkan serta sarana pendidikan untuk melaksanakan kegiatan

belajar mengajar di Madrasah.

h. Pemberian kesempatan untuk magang dan/atau latihan kerja. Dapat

berarti para pengusaha dan atau masyarakat industri diharapkan dapat

memberikan kesempatan kepada anak-anak yang memiliki kebutuhan

khusus dapat magang dan atau latihan kerja di instansinya.

i. Pemberian manajemen bagi penyelenggara satuan pendidikan dan

pengembangan pendidikan nasional. Dapat diartikan bahwa

masyarakat dapat melibatkan diri dalam: membantu (a) merencanakan

(palnning), (b) mengorganisasikan (organizing), (c) mengarahkan

(directing), (d) mengkordinasikan (coordinating), (e) mengawasi

(controlling), (f) mengevaluasi (evaluation) di madrasah.

j. Pemberian bantuan dan kerja sama dalam kegiatan penelitian dan

pengembangan. Dalam hal ini masyarakat diharapkan dapat

memberikan bantuan dan/atau kerja sama dalam kegiatan penelitian

Page 61: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

46

dan pengembangan pendidikan agama Islam. Keikutsertaan dalam

program pendidikan dan atau penelitian yang diselenggarakan oleh

pemerintah di dalam dan/atau di luar Negeri.

Mendasarkan pada bentuk partisipasi masyarakat di atas dapat

disimpulkan dalam beberapa aspek yang erat kaitannya dengan

peningkatan kualitas pendidikan. Khususnya pendidikan agama Islam,

yaitu:

a. Partisipasi masyarakat dalam manajemen.

Partisipasi dalam manajemen meliputi partisipasi masyarakat

dalam menyusun pengurus madrasah dan partisipasi masyarakat dalam

pengangkatan kepala sekolah, pembentukan komite sekolah.

b. Partisipasi masyarakat dalam kurikulum.

Partisipasi masyarakat dalam kurikulum mencakup partisipasi

masyarakat dalam melaksanakan kurikulum muatan lokal dan

partisipasi masyarakat dalam penentuan hari libur.

c. Partisipasi masyarakat dalam perekrutan siswa.

Partisipasi masyarakat dalam perekrutan siswa dilakukan oleh

dilakukan oleh beberapa tokoh masyarakat bekerja sama dengan guru,

sebelum atau menjelang ajaran tahun baru.

d. Partisipasi masyarakat dalam penyediaan dana, sarana dan prasarana.

Partisipasi masyrakat dalam penyediaan dana, sarana dan prasarana

mencakup dana untuk biaya pelaksanaan pendidikan untuk pengadaan

sarana dan prasarana.

Page 62: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

47

e. Partisipasi masyarakat dalam berlangsungnya kehidupan beragama di

madrasah. Partisipasi ini berupa partisipasi tokoh masyarakat dalam

kegiatan beragama di Madrasah.

f. Partisipasi masyarakat dalam penyediaan lapangan kerja.

Hubungan yang harmonis antara Madrasah Ibtidaiyah dengan

masyarakat yang sadar akan pendidikan sangat dibutuhkan. Masyarakat

disebut sebagai lingkungan pendidikan non formal yang memberikan

pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi

tidak sistematis (Hasbullah, 1997:157). Dari hubungan tersebut diharapkan

masyarakat mempunyai derajat kepemilikian atau rasa memiliki.

Sekolah dan Madrasah sekarang ini senantiasa bekerja keras untuk

menarik minat dan motivasi masyarakat dengan meningkatkan mutu

pendidikan. Baik pada pendidikan yang bersifat umum maupun agamis

(Pendidikan Agama Islam) dan menyelenggarakan pendidikan yang berbasis

masyarakat. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, menjelaskan bahwa “pendidikan berbasis masyarakat merupakan

penyelenggaran pendidiakan yang berdasarkan kekhasan agama, lingkungan

sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat” (Undang-Undang No. 20

Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, 2003:36). Madrasah

dengan menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat (community based

education), mengharap kepada masyarakat agar merasa memiliki (sense of

belonging) terhadap pendidikan di madrasah.

Page 63: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

48

Kepemilikan berimplikasi adanya pengendalian penuh terhadap

pengembalian keputusan, tatapi dalam konteks ini lebih jelas Syaiful Sagala

dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah dan

Masyarakat menekankan bahwa berbasis masyarakat bukan di artikan

memiliki atau menguasai, melainkan masyarakat menjadi bagian yang penting

dalam peningkatan mutu pendidikan (Sagala, 2004:157). Untuk itu,

meningkatnya kualitas pendidikan agama Islam khususnya, tidak terlepas dari

adanya keikutsertaan masyarakat dalam bertanggungjawab bersama mencapai

tujuan pendidikan yang hakiki.

Adapun partisipasi merupakan keterlibatan atau peran serta seseorang

baik dilakukan secara individu maupun kelompok dalam suatu kegiatan

tertentu. Menurut Santoso Sastropoetro (1988:13), dikutip dari Ilmuwan Keith

Davis mendefinisikan:

“Participation can be defined as mental and emotional involvement of a

person in a group situation wich incourages him to contribute to group goals

and share responsibility in them”

Selanjutnya ia mengemukakan pula bahwa

“There are three ideas in this wich are important to manager who will

practice the art of participation…”

Partisipasi dapat didefinisikan sebagai keterlibatan mental/pikiran dan

emosi/perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya

untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai

tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Adapun bentuk partisipasi masyarakat dalam pendidikan agama Islam

yang terimplementasi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, antara

lain: (Sastropoetro, 1988:16)

Page 64: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

49

1. Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa. Dalam pendidikan, masyarakat

mengadakan bimbingan keagamaan yang diprakarsai oleh tokoh ulama

setempat.

2. Sumbangan spontan berupa uang dan barang. Sumbangan ini didasari atas

musyawarah seluruh komponen masyarakat yang berkepentingan. Seperti

kepala sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, tokoh masyarakat, tokoh

ulama dan perangkat desa.

3. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan donornya berasal dari

sumbangan individu, kelompok, dan instansi yang berada di luar

lingkungan desa.

4. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dibiayai seluruhnya oleh

komuniti, biasanya diputuskan oleh rapat komunitas sekolah yang

menentukan anggarannya.

5. Sumbangan dalam bentuk kerja, biasanya dilakukan oleh tenaga ahli

setempat

6. Aksi massa atau gotong royong.

7. Mengadakan pembangunan dikalangan keluarga desa sendiri

8. Membangun proyek komunitas yang bersifat otonom

Partisipasi masyarakat dalam pendidikan, memiliki beberapa

tingkatan:

1. Derajat keterlibatan, mulai dari sekedar mengetahui adanya suatu usaha

sampai dengan ikut aktif menyumbangkan pikiran, tenaga, maupun materi.

2. Prakarsa keterlibatan, yang dapat dibedakan antara keterlibatan spontan

dengan persuasi atau melalui paksaan. Yaitu tingkat otoritas, yang pada

Page 65: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

50

dasarnya memberikan wewenang kepada kelompok untuk memantapkan

keputusannya. Kewenangan tersebut dapat bersifat resmi kalau kelompok

memberikan kepada pimpinan konsep keputusan yang kemudian dapat

diresmikan.

3. Organisasi keterlibatan, yang dapat dibedakan menjadi keterlibatan

perseorangan atau secara kelompok. Hal ini dapat dikatakan sebagai

tingkat penasihatan/sugesti yang dibangun atas dasar saling mengerti. Oleh

karena itu para anggota kelompok pada hakekatnya sudah cenderung siap

untuk memberikan suatu usul atau saran kalau telah memahami masalah

atau situasi yang dihadapkan kepada mereka.

4. Sikap dalam keterlibatan, mulai dengan yang mendukung, setuju sampai

yang menentang. Hal ini merupakan tingkat saling mengerti yang

tujuannya untuk membantu para anggota kelompok agar memahami

masing-masing fungsi dan sikap yang dapat mengembangkan kerja sama

yang lebih baik. Dengan demikian secara pribadi mereka akan lebih

banyak terlibat, bersikap kreatif dan juga lebih bertanggung jawab.

Sekolah-sekolah Islam seperti Madrasah Ibtdaiyah sebagian besar

masih sering menghadapi kekurangan biaya dalam mengaadakan alat

pengajaran. Dalam hal ini seringkali yayasan kurang memperhatikan unsur-

unsur tersebut (Tafsir, 2000:94.). Selain itu kondisi lingkungan yang kurang

kondusif juga mengganggu proses pembelajaran yang ada di madrasah. Oleh

karena itu, masyarakat atau orang tua siswa sebagai mitra madrasah

berkesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaran

Page 66: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

51

pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang di

dasari dengan pendidikan keluarga. Partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan; pendidikan swasta sebagai bagian dari Sistem

Pendidikan Nasional perlu terus di dorong untuk meningkatkan pertumbuhan,

peranan dan tanggung jawab serta mutu pendidikannya yang tetap

mengindahkan ciri-ciri khas perguruan swasta yang bersangkutan serta syarat-

syarat pendidikan secara umum.

Masyarakat yang dimaksud adalah bukan hanya orang tua siswa akan

tetapi orang-orang atau golongan yang memiliki kepentingan bersama dalam

suatu tindakan tertentu dan konsekuensinya serta yang dipengaruhinya disebut

stakeholder (Tilaar, 1999:83). Beberapa macam stakeholder menurut konteks

antara lain semua aktor dalam konteks kelembagaan disebut sebagai

stakeholder potensial. Yaitu kelompok yang memiliki keputusan-keputusan

yang akan dibuat berkenaan dengan agenda pendidikan dan organisasi–

organisasi yang berpartisipasi dalam proses ketetapan pendidikan. Sedangkan

kelompok yang mengejar kepentingan mereka dalam situasi (konteks) suatu

organisasi tertentu dalam institusi disebut stakeholder kinetik atau aktif

(Mc. Ginn-T.Welsh, 2003:86). Ia terlibat aktif dalam pengambilan keputusan

dan perencanaan organisasi meningkatkan kemungkinan tindakan yang

berhasil.

Pengambilan keputusan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan

informasi tentang cakupan perhatian, sasaran dan komitmen dari penerima

keuntungan dengan program yang diharapkan, serta tentang sarana alternatif

Page 67: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

52

untuk memenuhi sasaran dan perhatian tersebut sambil melanjutkan komitmen

itu. Misalnya keterlibatan orang tua dalam merancang suatu unit kurikulum

baru dapat menyiagakan para perancang dalam topik-topik sensitif yang harus

dihindari. Para guru mungkin dapat menyerahkan alternatif untuk

mengorganisir unit tersebut. Desentralisasi merupakan suatu metode utama

bagi keterlibatan stakeholder.

Partisipasi masyarakat dalam pendidikan agama Islam di Madrasah

sudah sepatutnya dilakukan khususnya oleh masyarakat yang beragama Islam.

Dalam Islam sendiri, partisipasi disebut sebagai jihad. Karena hal ini

merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap berkembangnya agama

Islam dan jihad fi sabilillah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At-

Taubah ayat 122.

Artinya: tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan

perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara

mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka

tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya

apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat

menjaga dirinya (Departemen Agama Republik Indonesia,

1993:301).

Dari ayat ini mengandung arti bahwa umat Islam dituntut untuk mendukung

jalannya pendidikan sebagaimana ayat di atas bahwa menuntut ilmu itu juga

penting sebagaimana berjihad di medan perang. Dukungan itu dapat dilakukan

dengan cara memberikan segala kemampuan yang dimilikinya ke jalan Allah

SWT. Maka dari itu sumbangsih masyarakat Islam terhadap pendidikan juga

Page 68: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

53

dapat disebut sebagai jihad. Yang dimaksud jihad disini adalah bukan semata-

mata mengangkat senjata, melainkan dengan sungguh-sungguh usaha dan

kegiatan menuju ke arah kemajuan dan kesempurnaan di jalan Allah yang

terkenal dengan tugas amar ma‟ruf nahi mungkar. Firman Allah dalam surat

Al-Imron ayat 110

Artinya: kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar,

dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah

itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan

kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (Departemen

Agama Republik Indonesia, 1993:94).

Pada dasarnya partisipasi masyarakat memiliki 3 konsep yang mana

madrasah dan masyarakat merupakan partnership dalam berbagai aktivitas

yang berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan, yaitu:

1. Sekolah/Madrasah dengan masyarakat merupakan satu keutuhan dalam

menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan pribadi peserta didik.

2. Sekolah/Madrasah dengan tenaga kependidikan menyadari pentinya

kerjasama dengan masyarakat, bukan hanya dalam melakukan pembaruan

tetapi juga dalam menerima berbagai konsekuensi dan dampaknya, serta

mencari alternatif pemecahannya.

3. Sekolah/Madrasah dengan masyarkat sekitar memiliki andil dan

mengambil bagian serta bantuan dalam pendidikan di Sekolah/Madrasah,

Page 69: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

54

untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada sesuai dengan harapan

peserta didik.

Para pendidik profesional setuju bahwa masyarakat dan terutama orang

tua memberikan sumbangan penting bagi pekerjaan mereka. Partisipasi yang

diminta biasanya berupa dukungan dari masyarakat atas apa yang sedang di

coba dilakukan Madrasah. Yakni para guru dan kepala Madrasah

dukungannya pun berupa penyediaan tenaga kerja dan meterial bangunan dan

pemeliharaan gedung yang menjamin bahwa para siswa mengerjakan

pekerjaan rumah mereka. Oleh karena itu tingkat partisipasi masyarakat yang

rendah dianggap sebagai kegagalan masyarakat untuk menghargai nilai

pendidikan. Pendidikan harus dikaitkan kepada kebutuhan-kebutuhan

produksi masyarakat, sekolah-sekolah membantu memikul biaya

operasionalnya sendiri dan menjadi bagian integral dalam komunitas yang

mereka layani (Robinson, 1986:341).

Sebagai umat Islam dituntut untuk selalu berjuang/berjihad dengan

sungguh-sungguh di jalan Allah, sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Apabila mampu dengan tangannya hendaklah mau dengan ikhlas

menyumbangkan tenaganya, apabila mampu dengan lisannya, maka mereka

harus berani mengatakan dengan tegas yang hak dan yang bathil, mencarikan

solusi yang baik untuk kebenaran di jalan Allah seperti sebagai ustadz, guru,

dan lain-lain.dan apabila hanya mampu dengan hatinya, maka mereka harus

meyakini dengan seyakain-yakinnya apa yang diperintah-Nya dan apa yang

dilarang-Nya. Sebagaimana sabda Nabi Saw:

Page 70: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

55

:قل سله على اهلل صل اهلل رسل مسعت :قال عنى اهلل رض احلدر بن سعد ابا عن

ذلك .فبقلبى شتطع مل فإن .نى فبلشا شتطع مل فإن. ري بديفلغ منكرا منكه رأ من

)مشله راي (االميان اضعفArtinya: Dari Abu Sa’id bin Khudri, r.a., berkata: saya mendengar Rasulullah

Saw bersabda: barang siapa mengetahui barang yang mungkar,

maka hendaklah mengubah dengan tangannya, bila tidak mampu

hendaklah dengan lisannya, bila tidak mampu hendaklah dengan

hatinya dan yang demikian itu merupakan iman yang paling lemah.

(Muslim bin Al-Khajaj, 1993:45-46)

Menurut pandangan Islam, pada dasarnya manusia memiliki dua

bentuk kemampuan yang dapat dipergunakan untuk berpartisipasi (jihad) di

jalan Allah, yaitu berupa harta dan jiwa. Sebagaimana firman Allah SWT

dalam surat Al-Hujurat ayat 15 :

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang

yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian

mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan

harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang

yang benar.

Beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam ikut

berpartisipasi terhadap pendidikan di Madrasah yaitu: (Sastropoetro, 1988:22)

1. Minat dan motivasi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.

Dengan mengenyam pendidikan masyarakat berharap memiliki

kemampuan membaca, menulis, berhitung dan mendapatkan pengetahuan

terhindar dari kemiskinan, mendapatkan kedudukan sosial dan percaya

terhadap diri sendiri.

Page 71: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

56

2. Penginterpretasian yang dangkal terhadap agama. Dengan mendapatkan

pendidikan agama di Madrasah mereka berharap dapat bertingkah laku

dengan baik sesuai dengan kepribadiannya.

3. Kecendrungan untuk menyalah artikan motivasi dan kepentingan

organisasi penduduk yang biasanya mengarah kepada timbulnya persepsi

yang salah terhadap keinginandan motivasi serta organisasi penduduk

dapat halnya terjadi di beberapa Negara.

4. Tersedianya kesempatan kerja yang lebih baik di luar pedesaan.

Masyarakat beranggapan bahwa hidup di luar (kota) lebih terjamin dari

pada kehidupan di desa.

5. Tidak terdapatnya kesempatan untuk berpartisipasi dalam hal

pembangunan.

Adapun sifat dan ciri-ciri partisipasi masyarakat tersebut, antara lain:

1. Partisipasi bersifat sukarela.

2. Berbagai issu dan masalah haruslah disajikan dan dibicarakan secara jelas

dan objektif.

3. Kesempatan untuk berpartisipasi haruslah mendapat keterangan/informasi

ang jelas dan memadai tentang setiap segi atau aspek dari program yang

akan didiskusikan.

4. Partisipasi masyarakat dalam rangka menentukan kepercayaan terhadap

diri sendiri haruslah menyangkut berbagai tingkatan dan berbagai sektor,

bersifat dewasa, penuh arti, berkesinambungan dan aktif.

Page 72: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

57

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Kondisi Umum Masyarakat Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Semarang

1. Aspek Demografi dan Geografi

Desa Batur masuk ke dalam wilayah Kecamatan Getasan

Kabupaten Semarang. Berada di dataran tinggi, luas sekitar 1081,750 Ha,

dengan ketinggian 1200 m2, curah hujan 2500 mm dan suhu rata-rata

30°C. Dengan batas wilayah :

a. Sebelah Utara : Ds. Somo Gawe

b. Sebelah Timur : Ds. Tajuk

c. Sebelah Selatan : Gn. Merbabu

d. Sebelah Barat : Ds. Kopeng

Terbagi menjadi 19 Dusun, 54 (lima puluh empat) Rukun Tetangga

dan 19 (sembilan belas) Rukun Warga (RW) dengan jumlah warga 6784

Jiwa. Terdiri dari 3214 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 3570 jiwa

berjenis kelamin perempuan. Agama mayoritas yang dianut masyarakat

desa Batur adalah agama Islam, meskipun ada penganut agama lain seperti

Kristen, Katholik, Budha dan Hindu.

Sarana perhubungan di desa ini meliputi kendaraan angkutan

umum dan kendaraan angkutan pribadi. Kendaraan angkutan umum

berupa mini bus, ojek. Sedangkan kendaraan pribadi berupa mobil, motor

dan sepeda genjot. Sarana komunikasi di daerah ini mengikuti

Page 73: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

58

perkembangan zaman yang ada yaitu telepon umum, telepon pribadi,

handpone, televisi dan radio. Orbitasi desa Batur meliputi: jarak dengan

Kecamatan Getasan + 3 km, dengan Kabupaten Semarang + 30 km,

dengan Propinsi Jawa Tengah + 35 km dan dengan Ibu Kota Jakarta + 200

km.

2. Aspek Pendidikan

Desa Batur terdapat 4 (empat) unit Sekolah Dasar (SD) berstatus

Negeri dan 2 (dua) Madrasah, yaitu Madrasah Ibtidaiyah berstatus swasta

yang di miliki oleh yayasan al-Ma‟arif Getasan, 1 (satu) KARMEL dan 4

(empat) unit Taman Kanak-kanak.

3. Aspek Pemerintahan

Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang terdiri dari :

1 orang Kepala Desa, 1 orang Sekretaris Desa, 2 orang Kasi, 3 orang

Kaur, 19 orang Kadus, 54 RT dan 19 RW. Adapun susunan pemerintahan

desa Batur Wetan, sebagai berikut:

a. BPD, terdiri dari: 1 orang Ketua, 1 orang Sekretaris, 1 Bendahara dan

8 Anggota

b. LINMAS, terdiri dari: 1 Danton, 1 Sekretaris, 1 Bendahara dan 40

Anggota

c. LMD, terdiri dari: MASTUIS, PSGDB dan FKUB.

d. PKK Desa, terdiri dari: 2 Ketua, 2 Sekretaris, 2 Bendahara dan 20

Anggota.

Page 74: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

59

e. Dasawisma, terdiri dari: 19 Dusun terdiri dari 98 kelompok yaitu

Posyandu (19 Dusun, 97 Kader Balita), Lansia (19 Dusun, 11

Kelompok), BKB (Krangkeng 411.4 / 01 / III / 08) dan Desa Siaga (19

Dusun, 19 Kelompok).

4. Aspek Keberagaman

Mayoritas penduduk desa Batur beragama Islam, dapat

dikalkulasikan menurut agama yang dianut, sebagai berikut:

a. Islam : laki-laki berjumlah 2638 orang dan wanita berjumlah 2149

orang, total 4787 orang

b. Katolik : laki-laki berjumlah 2 orang dan wanita berjumlah 2 orang

total, 4 orang

c. Kristen : laki-laki berjumlah 785 orang dan wanita berjumlah 878

orang, total 1663 orang

d. Budha : laki-laki berjumlah 218 orang dan wanita berjumlah 206

orang, total 424 orang

Jadi jumlah keseluruhan laki-laki 3363 orang dan wanita berjumlah 3235

orang, sehingga jumlah total keseluruhan sebesar 6878 orang

5. Aspek Bangunan

Tempat ibadah, terdiri dari: masjid berjumlah 18 unit, gereja

berjumlah 10 unit dan wihara berjumlah 1 unit. Keadaaan rumah

penduduk, terdiri dari: permanen berjumlah 391 unit, semi permanen

berjumlah 275 unit, tidak permanen berjumlah 1070 unit, tidak layak huni

berjumlah 10 unit, jadi jumlah keseluruhan bangunan rumah penduduk

sebesar 1746 unit.

Page 75: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

60

Melihat kondisi yang seperti ini, yaitu masyarakat desa Batur Wetan

merupakan masyarakat agamis, maka sudah seharusnya masyarakat peduli dan

ikut melancarkan kemajuan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah

Batur 1, dimana satu-satunya madrasah yang ada di desa tersebut. Dengan cara

meningkatkan partisipasi baik fisik maupun non fisik terhadap pendidikan

yang ada di Madrasah demi tercapainya kualitas pendidikan khususnya

pendidikan agama Islam yang semakin baik dan bermutu.

B. Kondisi Umum Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur

Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

1. Profil Sekolah

Nama Sekolah, MI Miftahul Falah Batur 01 beralamat di Dsn.

Batur Wetan RT 01, RW 13, Kelurahan Batur, Kecamatan Getasan,

Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Kode Pos 50774, No.

Telepon/HP 087734163183. MI Miftahul Falah Batur 01 ini mulai

operasional pada tahun 1954 dengan luas tanah 1350 m2 dan luas

bangunan 706 m2, status tanah: Milik Sendiri/ Hibah/ Sewa *), status

bangunan: Milik Sendiri/ Hibah/ Sewa*). MI Miftahul Falah Batur 01

terakreditasi B.

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

Adapun Visi dari MI Miftahul Falah Batur 01 adalah ”Terwujudnya

Generasi Islam Yang Terampil Qiro’ah, Tekun Beribadah, Berakhlak

Karimah Dan Unggul Dalam Prestasi”. Sedangkan Misi MI Miftahul

Falah Batur 01, antara lain:

a. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian

prestasi akademik dan non akademik

Page 76: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

61

b. Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari

Alqur‟an dan menjalankan ajaran agama Islam.

c. Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu

mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.

d. Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan

sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan

e. Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,

transparan dan akuntabel

Tujuan Pendidikan di MI Miftahul Falah Batur 01, terdiri dari:

a. Tujuan umum : terciptanya kehidupan religi di lingkungan MI yang

ditunjukkan melalui akhlakul karimah, ukhuwah dan disiplin beribadah

sebagai dasar mencerdaskan kehidupan bangsa.

b. Tujuan khusus : mewujudkan pemahaman dan kemampuan peserta

didik dalam membaca Al-Qur‟an, meningkatkan prestasi lulusan

peserta didik yang siap mengikuti pendidikan lebih lanjut,

meningkatkan kepedulian terhadap semua warga sekolah serta

menjunjung tinggi kemandirian, meningkatkan ketaqwaan terhadap

Allah dengan disiplin beribadah.

3. Jumlah Siswa dan Rombel Dua Tahun Terakhir

No Kelas

Tahun Pelajaran

2014-2015 2015-2016

Jumlah Rombel Jumlah Rombel

1. I 14 1 12 1

2. II 16 1 14 1

3. III 15 1 16 1

4. IV 19 1 15 1

5. V 18 1 21 1

6. VI 19 1 18 1

JUMLAH 101 6 96 6

Page 77: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

62

4. Jumlah Guru dan Tenaga Pendukung

a. Jumlah PTK berdasarkan tingkat Kualifikasi Akademik

No Status/ Jabatan Tingkat Pendidikan Terakhir

<

SLTP SLTA D2 D3 S1*) S2 S3

1. Kepala Sekolah - - 1 - - - -

2. Guru PNS - - - - - - -

3. Guru

Bantu/Honda**)

- - 1 - 2 - -

4. Guru

Sukwan/Honor***)

- 1 - - 5 - -

5. Penjaga sekolah 1 - - - - - -

*) Sarjana Pendidikan

b. Kualifikasi Pendidik berdasarkan tingkat Kompetensi/ Sertifikasi

No Status/ Jabatan

Jumlah Personil yang Lulus

Sertifikasi

Jumlah Tahun

1. Kepala Sekolah - -

2. Guru PNS - -

3. Guru Bantu/Honda - -

4. Guru Sukwan/Honor 3 2011/2012

Keterangan:

**) Guru Bantu/Honor daerah : guru bukan PNS yang diangkat

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota pada sekolah negeri atau

sekolah swasta dengan biaya dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD).

***) Guru Sukwan/Honor : tenaga suka relawan sama seperti

pengertian honorer tapi sukwan hanya penyebutan saja biasa

dipakai dari intansi yang berkaitan guna memperjelas status

dengan biaya dari sekolahan dalam hitungan jam.

5. Jumlah Sarana dan Prasarana

a. Koleksi Perpustakaan

No Jenis Koleksi Buku Jumlah Satuan

1. Buku Teks Utama 500 Eksemplar

2. Buku Bacaan 100 Eksemplar

3. Buku Referensi 10 Eksemplar

Page 78: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

63

b. Peralatan Pendidikan

No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kondisi

1. Alat Peraga IPA (Torso) 1 Unit Cukup

2. IPS 3 Unit Cukup

3. Matematika 1 Unit Rusak

4. Bahasa Indonesia 2 Unit Cukup

5. Bahasa Inggris

6. IPBA

7. KIT IPA

c. Media Pendidikan

No Jenis Media Jumlah Satuan Kondisi

1. Perangkat Komputer 3 Unit 3 = Rusak

2. Printer 3 Unit 1 = Rusak

1 = Cukup

1 = Baik

3. LCD 1 Unit Baik

4. Projector (OHP)

5. Layar OHP

6. Infokus

7. Layar Infokus

8. Televisi 1 Unit Baik

9. Notebook AXIO100

(P.III)

10. DVD Player 1 Unit Cukup

11. Sound System 1 Unit Cukup

12. Keeyboard Portable 1 Unit Hilang

(Pencurian)

13 Sound System DAT

14 CD Keping-Interaktif 20 Keping Cukup

d. Perabot Sekolah

No Jenis Perabotan Sekolah Jumlah Satuan Kondisi

1. Meja/kursi Kepala

Sekolah

1 Set Baik

2. Meja/kursi Guru 10 Set Cukup

3. Kursi Chitos

3. Meja Siswa 110 Buah Cukup

4. Kursi Siswa 110 Buah Cukup

5. Meja Komputer 4 Buah Cukup

6. Lemari Kelas 7 Buah Cukup

7. Rak Buku Perpustakaan 3 Buah Baik

Page 79: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

64

No Jenis Perabotan Sekolah Jumlah Satuan Kondisi

8. Meja Osin

9. Papan Tulis/ White Board 1 Buah Rusak

10. Papan Tulis/ Blackboard 6 Buah Cukup

11. Papan Data Kantor 1 Unit Cukup

e. Jumlah Ketersedian Ruangan

No Nama Ruangan Jumlah Satu

an

Kondisi

1. Ruang Kelas/ Belajar 7.(6 x 7m) m2 Cukup

2. Kantor

(Kepsek/Guru/Komite)

7X8 m2 Cukup

3. Ruang Perpustakaan 7 x 6 m m2 Baik

4. UKS 4x 2 m m2 Cukup

5. WC GURU 2 x 3 m m2 Cukup

6. WC MURID 3 ( 2 x 2m) m2 Rusak

6. Kegiatan dan Prestasi yang pernah dicapai

a. Juara I lari 200 M (Putra) dalam PORSENI Madsarah Tingkat

Kabupaten Tahun 2012

b. Juara III lari Sprint 100 M (Putri) PORSEMA Tingkat Kabupaten

Tahun 2012

c. Juara I Atletik Kids Tingkat Kec. Getasan Tahun 2013

d. Juara III pawai Ta‟aruf 1 Muharam Tingkat Kec. Getasan tahun 2014

C. Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama

Islam di Madrasah Ibtidaiyah Batur Wetan Kecamatan Getasan

Kabupaten Semarang

1. Bentuk partisipasi masyarakat

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis bahwa selama

ini bentuk partisipasi yang diberikan oleh masyarakat terhadap Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan Getasan,

Page 80: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

65

Kabupaten Semarang dalam meningkatkan kualitas mayoritas masih

secara umum, artinya partisipasi yang diberikan tidak langsung kepada

peningkatan kualitas pendidikan agama Islam, akan tetapi partisipasi

tersebut erat kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan agama

Islam yaitu partisipasi masyarakat dalam kepemimpinan, pembelajaran

(sebagai tenaga pengajar, penentuan mata pelajaran, kurikulum muatan

lokal), pembiayaan dan perlengkapan sarana prasarana pendidikan agama

Islam.

a. Partisipasi masyarakat dalam kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan sebuah konsep manajemen dalam

kehidupan organisasi. Kepala madrasah sebagai supervisor-supervisi

yaitu salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam

pencapaian tujuan pendidikan. Pelaksanaan supervisi merupakan

pelayanan, pembinaan, bimbingan serta bantuan kepada para guru agar

menjadi guru atau personal yang semakin cakap sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan

agama Islam pada khususnya, dengan harapan agar mampu

meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di sekolah (Nawawi,

1989:104) yang memiliki banyak peranan penting dalam peningkatan

kualitas pendidikan. Kepala Madrasah sebagai pemimpin di lembaga

pendidikan (Madrasah) harus menjadi figur yang sangat diperlukan

dalam mengambil keputusan dan menerapkan kebijakan, sehingga

berbagai persoalan dapat di atasi. Selain itu, keterlibatan masyarakat

Page 81: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

66

dalam peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan.Yaitu

masyarakat yang tergabung dalam Komite Sekolah dimintai

pertimbangan dalam pengambilan keputusan sebagaimana fungsi dan

tujuan pembentukan komite sekolah. Dan dalam penyusunan pengurus

senantiasa melibatkan masyarakat seperti tokoh masyarakat

(Ulama/Kyai, ketua RW), aparat desa (kepala desa), orang tua siswa di

lingkungan Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur

Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Hal ini dilakukan

satu kali dalam satu semester yaitu akhir tahun ajaran (Wawancara

dengan Kepala Yayasan Ma‟arif NU Getasan pada tanggal 24 Maret

2016).

Adapun partisipasi yang diberikan dalam menentukan

kepemimpinan madrasah yang dilakukan dalam jangka waktu lima

tahun sekali adalah pemberian izin/restu dari para ulama/kyai

setempat. Hal ini merupakan forum tertinggi yang melibatkan

pengurus yayasan, pengurus madrasah, kepala desa, tokoh masyarakat

(ulama) setempat dan perwakilan dari komite sekolah (Wawancara

dengan Bapak Cahyo (ketua komite madrasah) pada tanggal 25 Maret

2016).

Partisipasi masyarakat dalam manajemen lainnya terbukti

dengan makin banyaknya siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul

Falah Batur 01 dalam setiap ajaran baru. Hal ini, membuktikan bahwa

minat dan motivasi masyarakat terhadap pendidikan agama Islam

Page 82: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

67

khususnya sangat tinggi disamping masyarakat Batur Wetan

merupakan masyarakat agamis.

Sebagaimana diutarakan oleh Bapak Sukardi; “pendidikan

agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur

Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang lebih bagus dan

mumpuni (mencukupi) dibanding dengan pendidikan agama Islam di

SD yang sedikit” (Wawancara dengan Bapak Sukardi, orang tua siswa

kelas V pada tanggal 22 Maret 2016).

b. Partisipasi masyarakat dalam pembelajaran pendidikan agama Islam

1) Sebagai tenaga pengajar (Guru)

Kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari adanya seorang

guru atau pengajar. Kepedulian warga masyarakat dukuh tengah

sangat besar. Hal ini teraplikasi dalam partisipasi masyarakat

sebagai tenaga pendidik (guru) di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul

Falah Batur 01 dengan kualifikasi 80% tenaga pendidik lingkungan

madrasah sendiri (lokal) 14 guru dan kepala sekolah yang ada.

Selain peningkatan jumlah siswa yang cukup banyak, masyarakat

sendiri merasa bahwa dengan keberadaan Madrasah Ibtidaiyah

Miftahul Falah Batur 01 maka masyarakat memiliki tanggung

jawab terhadap pendidikannya (Wawancara dengan guru kelas IV,

Ibu Chayati, S.PdI pada tanggal 21 Maret 2016).

Sistem pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah

Batur 01 dilaksanakan dengan menggunakan sistem paket, yaitu

Page 83: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

68

sistem penyelenggaraan pendidikan dimana peserta didik

diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban

belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan

struktur kurikulum yang sedang digunakan.

Setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam

bentuk satuan pelajaran yang meliputi kegiatan tatap muka,

penugasan yang terstruktur, dan kegiatan mandiri yang tak

berstruktur. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran

yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik

yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.

Sedangkan bentuk penugasan terstruktur yaitu pemberian tugas

individu, pemberian tugas kelompok, melakukan riset sederhana

dan lain sebagainya.

Kegiatan mandiri tak berstruktur adalah kegiatan

pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh

peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar

kompetensi, berbentuk seperti pekerjaan rumah, tugas kegiatan

ramadhan, pelaksanaan shalat jama‟ah dan lain-lain.

Kegiatan belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul

Falah Batur 01 yaitu:

Kelas 1 : dimulai jam 07.00 sampai jam 10.00

Kelas II : dimulai jam 07.00 sampai jam 11.00

Kelas III : dimulai jam 07.00 sampai jam 12.00

Kelas IV : dimulai jam 07.00 sampai jam 12.00

Kelas V : dimulai jam 07.00 sampai jam 12.30

Page 84: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

69

Kalas VI : dimulai jam 07.00 sampai jam 12.30

Adapun pada hari Jum‟at kelas 1-II dimulai jam 07.00 sampai jam

09.00 dan kelas III-VI dimulai jam 07.00 sampai jam 11.00.

2) Sebagai penentu mata pelajaran kurikulim Muatan Lokal (Mulok).

Mata pelajaran yang ada dalam kurikulum semuanya

ditentukan oleh Madrasah atas kesepakatan Komite Sekolah yang

sebelumnya juga telah melibatkan orang tua siswa dan juga

pengurus Yayasan. Namun keputusan dalam kurikulum tetap ada

pada pihak Madrasah atas saran atau masukan Komite Sekolah.

Secara umum pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah

Batur 01 dapat digambarkan, sebagai berikut:

a) Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 memiliki struktur

kurikulum yang terdiri atas komponen mata pelajaran,

komponen muatan lokal (Mulok) dan komponen

pengembangan diri.

Komponen mata pelajaran terdiri dari lima kelompok

mata pelajaran yaitu:

(1) Kelompok mata pelajaran agama Islam.

(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan

(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

(4) Kelompok mata pelajaran estetika

(5) Kelompok mata pelajaran jasmani.

Komponen muatan lokal dimaksudkan untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri

Page 85: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

70

khas Madrasah dan kompetensi daerah, termasuk keunggulan

daerah yang materinya tidak dapat dikelompokan ke dalam

mata pelajaran yang ada. Diantaranya adalah bahasa Jawa dan

baca tulis Al-Qur‟an. Komponen pengembangan diri

dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengembangkan dan mengapresiasikan diri sesuai

kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan

kondisi Madrasah. Misalnya pramuka, tartil Al-Qur‟an, tilawat

Al-Qur‟an.

b) Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 memiliki muatan

kurikulum yang terdiri atas komponen mata pelajaran,

komponen muatan lokal, komponen pengembangan diri.

Komponen mata pelajaran meliputi pendidikan agama

Islam; al-Qur‟an Hadits, Akidah Akhlak, Fiqh, Sejarah

Kebudayaan Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa

Indonesia, Bahasa Arab, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam,

Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan

Jasmani, olah raga dan kesehatan. Komponen muatan lokal di

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, meliputi:

pelajaran Bahasa Jawa dan Baca Tulis Al-Qur‟an (BTA).

Sedangkan bentuk komponen pengembangan diri

di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, meliputi:

kegiatan shalat Dhuha dan Dhuhur berjamaah, tadarus

Page 86: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

71

Al-Qur‟an, tartil Al-Qur‟an, tilawat Al-Qur‟an, layanan

bimbingan dan konseling, kepramukaan, drum band, rebana.

c. Partisipasi dalam pembiayaan dan penyedia sarana dan prasarana

Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul

Falah Batur 01, peran masyarakat untuk menyediakan dana sarana dan

prasarana, mencakup dana untuk biaya pelaksanaan pendidikan dan

dana untuk pengadaan sarana dan prasarana. Dana untuk biaya

operasional pendidikan diperoleh dari Kementerian Agama Kab.

Semarang, BOP, DBO, serta tata usaha yang dilakukan oleh Madrasah

tersebut. Selain itu, Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01

mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah,

baik berupa uang atau buku pelajaran. Pendanaan yang diperoleh

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 selain tersebut di atas,

juga di dapat dari para donatur tetap yang terdiri dari para pengusaha

dan pedagang. Baik orang tua siswa maupun masyarakat pada

umumnya. Setiap tahun ajaran baru maupun akhir Tahun ajaran, para

donatur memberikan sumbangan minimal Rp. 10.000. Yang dilakukan

oleh panitia penerima sumbangan Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah

Batur 01 (Wawancara dengan Bapak Nur Bahrudin, orang tua siswa,

pada tanggal 23 Maret 2016). Dana yang telah terkumpul dikelola oleh

Komite Sekolah yang kemudian digunakan untuk pengadaan sarana

dan prasarana yang belum ada atau sudah rusak, gaji guru honorer dan

pembangunan fisik lainnya.

Page 87: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

72

2. Problematika Partisipasi Masyarakat Desa Batur Wetan

Dengan melihat berbagai partisipasi masyarakat yang diberikan

terhadap Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 dalam peningkatan

kualitas pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam, tentunya ada

faktor-faktor yang menghambat adanya aktivitas tersebut. Adapun faktor

yang melatarbelakangi partisipasi masyarakat Desa Batur Wetan, antara

lain:

a. Komitmen terhadap agama

Masyarakat desa Batur Wetan mayoritas beragama Islam,

sebagai konsekuensi terhadap keberagamaannya yaitu dengan

mengamalkan ajaran agama Islam seoptimal mungkin sesuai dengan

kemampuannya. Dengan demikian mereka selalu berusaha

menjalankan perintah agama demi kemajuan agama Islam. Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 sebagai lembaga pendidikan Islam

yang mengajarkan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran-ajaran

Islam dengan dilandasi pemahaman Islam seperti di atas tentunya

sudah sewajarnya menjadikan Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah

Batur 01 sangat diperhatikan oleh masyarakat desa Batur Wetan,

karena menyangkut aspek-aspek pengamalan ajaran-ajaran Islam

(Wawancara dengan Bapak Cahyo anggota komite sekolah pada

tanggal 25 Maret 2016).

Komitmen terhadap agamalah yang sebenarnya merupakan hal

yang sangat penting dan utama, ini disebabkan komitmen agama akan

menjadi partisipasi ikhlas, artinya dalam mengerjakan sesuatu itu

Page 88: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

73

dengan kesadaran diri sendiri, tanpa pamrih dan mengharap ridlo dari

Allah SWT. Kepedulian masyarakat desa Batur Wetan terhadap

pendidikan agama islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur

01 dipicu oleh kesadaran dari masyrakat sebagai masyarakat muslim,

dan rasa tanggung jawab dalam pendidikan.

Adapun bentuk partisipasi masyarakat tersebut ialah menerima

dengan tulus keberadaan Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01

di desa Batur Wetan, memberikan bimbingan keagamaan, mengikuti

kegiatan keagamaan seperti peringatan maulud Nabi, Penerimaan

zakat fitrah, dan lain sebagainya.

b. Kehidupan beragama dimasyarakat

Kegiatan keagamaan di madrasah ikut mewarnai kehidupan

beragama di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01. Yaitu

adanya Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), penerimaan zakat fitrah,

latihan tilawah Al-Qur‟an, tartil Al-Qur‟an dan pesantren kilat.

Kesadaran masyarakat desa Batur Wetan akan pendidikan cukup

tinggi. Oleh karenanya senantiasa memperhatikan pendidikan anak-

anaknya khususnya yang mendapatkan pendidikan di Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01.

Melihat kegiatan yang begitu banyak dalam hal keagamaan,

banyak orang tua dari siswa yang menyekolahkan anaknya di

Madrasah Ibtidaiyah. Hal ini semata-mata agar anaknya mendapatkan

ilmu agama Islam yang lebih dan dapat menunjang pendidikan agama

Islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01.

c. Peran ulama terhadap Madrasah

Page 89: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

74

Peran ulama terhadap pendidikan di Madrasah, khususnya

pendidikan agama Islam sangat mempengaruhi kualitas pendidikan.

Oleh karena itu, Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 dalam

hal ini menganjurkan kepada setiap orang tua siswa agar sepulang

sekolah anak diberikan pendidikan tambahan dengan menyuruh

anaknya mengaji pada seorang ustadz.

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan,

Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang memiliki kegiatan ekstra

kurikuler yang cukup banyak, diantaranya seni baca Al-Qur‟an (tilawat

Al-Qur‟an) yang yang dipercayakan kepada tokoh masyarakat yaitu

Ustadz Cardi sebagai pembimbing dan pelatih. Banyak siswa yang

antusias mengikuti kegiatan ini, diantaranya dari siswa kelas 4 sampai

kelas 6. terbukti pernah menjadi juala 1 putra dan putri di tingkat

kabupaten tahun 2006 dan juara 2 putra tingkat kecamatan. Kegiatan

seperti ini mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat desa

Batur Wetan.

Selain itu, dilihat dari sejarah berdirinya pun Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 adalah atas prakarsa para ulama

yang mendapat dukungan dari masyarakat, dengan ikut meberikan

sumbangan pikiran, tenaga dan materi.

d. Upaya-upaya Madrasah dan Masyarakat Desa Batur Wetan dalam

meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam

Page 90: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

75

Dalam membina pendidikan sekolah/madrasah, masyarakat dan

pemerintah sebagai mitra yang saling membantu dan saling harga

menghargai, dan bukan sebagai majikan terhadap pegawainya atau

malahan sebagai penguasa yang otoriter (Yusuf, 2000:124). Mitra,

artinya ada kerja sama yang saling menguntungkan antara pihak-pihak

yang berkaitan di dalamnya dan berjalan dengan harmonis untuk

mencapai tujuan. Untuk mengeratkan hubungan tersebut, dalam hal ini

masyarakat Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 dan

masyarakat Desa Batur Wetan, besama-sama mengupayakan

terjalinnya hubungan yang baik agar tercapai tujuan yang diinginkan

yaitu meningkatnya kualitas pendidikan pada umumnya dan

pendidikan agama Islam pada khususnya. Hal ini mengingat

masyarakat adalah pemilik Sekolah/Madrasah; Sekolah ada karena

masyarakat memerlukannya.

Upaya-upaya yang dilakukan antara Madrasah Ibtidaiyah

Miftahul Falah Batur 01 dan masyarakat Batur Wetan, sebagai berikut:

1) Masyarakat Desa Batur Wetan (orang tua siswa, tokoh

masyarakat,aparat desa, pengusaha)

Upaya yang dilakukan oleh masyarakat Batur Wetan dalam

menjalin kerjasama dengan masyarakat Madrasah Ibtidaiyah

Miftahul Falah Batur 01 untuk meningkatkan kualitas pendidikan

agama Islam, antara lain: (Wawancara dengan Bapak Cahyo

anggota komite sekolah pada tanggal 25 Maret 2016)

Page 91: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

76

a) Menghadiri undangan rapat yang di adakan oleh Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01

b) Memberikan solusi pemecahan masalah yang ada di Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01

c) Memberikan bimbingan keagamaan kepada siswa siswi

Madrasah dalam kegiatan kurikuler maupun yang bersifat

ekstra kurikuler.

d) Memberikan sumbangan baik berupa fisik maupun non fisik

secara sukarela yang dilandasi kesadaran akan pendidikan

keagamaan di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01,

Batur Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

2) Masyarakat Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 (kepala

sekolah, tenaga kependidikan, siswa).

Upaya yang dilakukan oleh pihak Madrasah dalam

menggalang partisipasi masyarakat agar ikut meningkatkan

kualitas pendidikan, sebagai berikut: (Wawancara dengan Antoni

Alif, A.Ma. kepala Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01

pada tanggal 20 Maret 2016)

a) Menjalin hubungan kerja sama yang harmonis dengan orang

tua siswa, masyarakat lingkungan madrasah.

b) Mengadakan kegiatan perpisahan siswa kelas enem di ahir

tahun ajaran.

Page 92: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

77

c) Ikut memperingati hari-hari besar Islam, seperti mengadakan

pengajian akbar yang dihadiri oleh Kyai/Ulama lokal maupun

luar daerah, takbir keliling, peringatan isra‟ mi‟raj Nabi Saw

d) Mengadakan kegiatan penerimaan zakat fitrah pada malam hari

raya Idul Fitri.

e) Mengikuti perlombaan-perlombaan tingkat desa, kecamatan,

maupun kabupaten. Beberapa hasil yang pernah diraih oleh

siswa siswi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01

antara lain juara 1 lomba MTQ tingkat kecamatan dan

kabupaten, juara 2 kemah bhakti pramuka, juara 3 lomba

pertandingan sepak bola tingkat kecamatan, dan lain

sebagainya.

f) Melibatkan tokoh masyarakat yang menjadi figure masyarakat

desa Batur Wetan.

g) Membentuk organisasi Komite Sekolah untuk menampung

adanya simpati, aspirasi dan partisipasi masyarakat baik berupa

materi maupun non materi.

h) Melalui rapat bersama, sekolah/madrasah dapat mengundang

lembaga yayasan atau seseorang yang bersimpati terhadap

pendidikan untuk dapat mengadakan rapat bersama guna

membahas suatu masalah.

i) Menjalankan fungsi komite sekolah.

Page 93: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

78

BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan

Mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01,

Batur Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Adapun yang hendap

penulis sajikan, sebagai berikut:

A. Analisis Mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah

Miftahul Falah Batur 01

Orang tua, masyarakat dan dunia usaha yang merasa ikut membiayai

pendidikan tidak lagi rela menerima pendidikan yang diurus asal jadi atau

tidak bermutu. Kondisi objektif ini menuntut pendidikan untuk lebih berdaya

mengembangkan misinya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Peningkatan harapan masyarakat tersebut memberikan tantangan baru bagi

dunia pendidikan, yaitu bagi pemerintah dan yayasan penyelenggara

pendidikan, tidak bisa lagi hanya didasari asal sekolah itu berjalan apapun

keadaannya, tetapi pendidikan itu harus bermutu dan memiliki akuntabilitas

yang tinggi. Artinya, sekolah harus diurus atas dasar profesionalisme, bukan

asal jadi (Sagala, 2004:162). Mengingat kualitas pendidikan di madrasah lebih

banyak dipengaruhi oleh:

1. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran PAI di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah

Batur 01 dipengaruhi oleh adanya motivasi siswa dalam proses belajar

mengajar, keterlibatan siswa secar aktif dan metode-metode pembelajaran

Page 94: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

79

yang dipakai oleh guru. Hal ini tidak lain agar tujuan pembelajaran

tercapai dengan baik. Guru sebagai tutor dalam ruang kelas meiliki

berbagai metode dalam penyampaian materi-materi pelajaran. Metode-

metode yang digunakan antara lain dengan demonstrasi, tanya jawab,

tugas-tugas rumah, pelatihan dan lin-lain. Lulusan Madrasah Ibtidaiyah

Miftahul Falah Batur 01 banyak diterima di sekolah lanjutan tingkat

pertama dengan mudah, hal ini menunjukan usaha seorang guru dalam

mencapai tujuan pembelajaran tercapai.

2. Sarana prasarana pendidikan

Sarana dan prasarana yang semestinya menjadi rumah ke-2 bagi

setiap siswa dan warga sekolah menjadi faktor penting dalam pendidikan.

Keterbatasan pendanaan di madrasah ini mengakibatkan fasilitas sarana

dan prasarana pendidikan belum memadai sebagaimana yang diharapkan.

Sehingga melihat fasilitas yang ada ketertarikan dan keinginan masyarakat

untuk memiliki minat berpartisipasi seperti menyekolahkan anak-anaknya

ke Madrasah belum dapat tumbuh.

Kondisi siswa yang belum dapat tampil rapi dan kedisiplinan

warga sekolah yang masih rendah menjadikan madrasah ini bukanlah

sekolah pilihan pertama dan utama dalam masyarakat. Kepala sekolah,

guru dan pegawai sekolah yang menjadi modal dilingkungan sekolah

belum dapat maksimal memberikan pelayanan, karena pendanaan yang

ada ini belum dapat memberikan penghasilan yang lebih. Banyak guru

yang mengajar dengan honorarium Rp. 200.000 sampai dengan Rp.

Page 95: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

80

300.000 per bulan atau kurang lebih mereka mendapatkan hasil

Rp.5000/jam. Sebuah penghasilan yang tidak bisa dihandalkan sebagai

penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimal sehari-hari

yang layak. Dapat kita bayangkan dengan kondisi seperti itu, maka

kualitas out put yang bagaimana yang dapat dihasilkan oleh pendidikan di

madrasah seperti ini.

3. Kurikulum

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 mempunyai

kebebasan untuk mengembangkan silabus namun tetap berada dalam

koridor isi kurikulum yang berlaku secara nasional. Perencanaan dan

pengembangan kurikulum nasional telah dilakukan oleh Departemen

Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Dalam implementasinya daerah

dan sekolah diberi kewenangan untuk mengembangkan silabus

(memperdalam, memperkaya dan memodifikasi).

Adapun maksud dari kurikulum muatan lokal terutama adalah

untuk mengimbangi kelemahan-kelemahan pengembangan kurikulum

sentralisasi (kurikulum nasional) dalam pembelajaran agama Islam dengan

memasukkan muatan lokal berupa tentang materi BTA (Baca Tulis

Al-Qur‟an), Fasholatan dan mengaji. Pembelajaran agama Islam sendiri di

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, meliputi: mata pelajaran

Fiqih, Akidah Akhlak, Bahasa Arab, Al-Qur‟an Hadits, Sejarah

Kebudayaan Islam. Untuk lebih mencapai hasil pembelajaran agama Islam

Page 96: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

81

maka muatan isi kurikulum ditambah dengan BTA (Baca Tulis Al-Qur‟an)

fasholatan dan mengaji.

Pelaksanaan MBS dalam pembaharuan kurikulum muatan lokal

pembelajaran agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur

01 lebih mengarah pada rancangan kurikulum yang dibuat oleh kepala

sekolah dan guru sebagai pelaksana muatan lokal pembelajaran agama

Islam (meliputi: BTA, fasholatan, mengaji).

Kelemahan pendidikan di Madrasah terletak pada hal-hal, sebagai

berikut: (Mastuhu, 1999:58)

a. Mementingkan materi diatas metodologi.

b. Mementingkan memori diatas analisis dan dialog.

c. Mementingkan pikiran variabel diatas literal.

d. Mementingkan penguatan pada otak kiri diatas otak kanan.

e. Materi yang diberikan masih bersifat emosional belum menyentuh

aspek rasional.

f. Penekanan yang berlebihan pada ilmu sebagai produk final bukan pada

prosesnya.

g. Mementingkan orientasi memiliki diatas menjadi.

Apa yang disampaikan Mastuhu dalam bukunya, merupakan hal

yang sangat memberatkan masyarakat yang memandang beban kurikulum

Madrasah lebih banyak dibandingkan dengan Sekolah Umum. Disamping

lulusan dari Madrasah masih belum maksimal dalam pemahaman

agamanya, karena kurikulum agama yang ada di madrasah masih bersifat

Page 97: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

82

tradisional belum menyentuh aspek rasional. Sedangkan pemahaman

terhadap pelajaran umumnya juga masih jauh dari memuaskan, sehingga

pembelajaran di Madrasah belum dapat secara maksimal dan utuh

mendapatkan ilmu yang diharapkan.

Berangkat dari kondisi ini, maka sudah waktunya untuk dilakukan

reposisi pendidikan Madrasah dengan merumuskan kembali visi dan misi

serta tujuannya ke depan. Apakah orientasi akademis yang dilakukannya

selama ini sudah tepat dan tetap dipertahankan, padahal di posisi lain

beban masyarakat tidak hanya orientasi akademis semata. Tetapi realitas

keagamaan seseorang juga dituntut sebagai wujud dari hasil

pendidikannya di Madrasah, sehingga seorang siswa siap mengamalkan

pengetahuan yang telah ia dapatkan di Madrasah.

4. Tenaga kependidikan.

Hal ini terbukti dengan adanya tenaga pengajar yang kurang

mengetahui tentang aspek-aspek pembelajaran seperti metode, strategi,

rencana pembelajaran dan lain-lain. Karena dalam merekrut tenaga

kependidikan kepala sekolah sering berbenturan dengan kebutuhan tenaga

pengajar yang mendesak sehingga perekrutan dilakukan tanpa melelui tes

ataupun sejenisnya. Oleh karena itu, kepala Madrasah hendaknya sering

mengadakan latihan atau semacam seminar tentang kependidikan.

5. Partisipasi Masyarakat

Keterlibatan masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan

sangat penting dan masyarakat merupkan komponen yang tak dapat

Page 98: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

83

dipisahkan dari pendidikan. Partisipasi masyarakat merupakan hasil dari

adanya hubungan kerja sama yang harmonis antara masyarakat dengan

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 dalam bidang pendidikan.

hal ini bertujuan untuk lebih meningkatkan solidaritas masyarakat

terhadap pendidikan demi meningkatnya sebuah mutu pendidikan agama

Islam.

B. Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01

Desa Batur Wetan merupakan wilayah yang mayoritas penduduknya

beragama Islam. Sebagai umat Islam sudah sepatutnya ikut serta mendukung

keberadaan Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 dan pendidikan

yang ada dengan tujuan meningkatnya kualitas pendidikan pada umumnya dan

pendidikan agama Islam pada khususnya.

Kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pendidikan di

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 adalah bentuk partisipasi

pertama dan utama. Tanpa adanya kesadaran dan kepedulian tersebut maka

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 tidak akan bisa mendapatkan

kerjasama dan melibatkan masyarakat dalam kegiatan di Madrasah. Karena

dengan kerja sama yang terjalin dengan baik antara masyarakat maupun pihak

lain dan Madrasah, maka perhatian dan kepedulian masyarakat akan lebih

meningkat.

Setelah penulis melakukan penelitian, dapat diketahui bahwa

partisipasi masyarakat Desa Batur Wetan cukup baik terhadap peningkatan

Page 99: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

84

kualitas pendidikan agama Islam, tidak hanya dalam bentuk fisik dan finansial

saja. Akan tetapi partisipasi lain seperti partisipasi dalam bentuk jasa dan

pikiran sangat diperhatikan. Hal ini dapat dilihat dari kepercayaan masyarakat

yang besar dengan menyekolahkan anak-anaknya untuk mendapatkan

pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, menjadi

pembimbing dan pelatih kegiatan ekstra kurikuler, menjadi tenaga pengajar

dan lain-lain.

Berbagai partisipasi yang diberikan oleh masyarakat Desa Batur Wetan

terhadap pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 dengan

tujuan meningkatnya kualitas pendidikan agama Islam, dapat dikategorikan

dalam 4 bentuk partisipasi yang antara lain:

1. Partisipasi pikiran (psychological participation), yang berupa sumbangan

pengalaman atau pengetahuan yang diberikan dalam setiap pertemuan,

diskusi atau rapat yang melibatkan masyarakat sehingga menghasilkan

suatu kesepatan dan keputusan sesuai dengan mufakat.

2. Partisipasi tenaga (physical participation), yang berupa tenaga, waktu,

keahlian yang di berikan pada saat madrasah sedang maupaun akan

mengadakan kegiatan seperti rehabilitasi gedung madrasah.

3. Partisipasi barang (material participation), dalam hal ini partisipasi yang

di berikan dapat berupa barang-barang atau sarana prasarana yang

dibutuhkan oleh Madrasah tanpa melihat kuantitas dari partisipasi tersebut.

Page 100: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

85

4. Partisipasi uang (money participation), masyarakat dapat berpartisipasi

dengan memberikan sejumlah uang baik diminta maupaun atas

kesadarannya sendiri.

Adapun partisipasi masyarakat dalam pendidikan di Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 dapat dijelaskan dalam beberapa jenis

sesuai dengan bab di atas:

1. Partisipasi masyarakat dalam manajemen

Sesuai dengan kondisi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur

01 bahwa partisipasi masyarakat dalam manajemen terlihat dengan adanya

keterlibatan masyarakat dalam menentukan visi, misi dan tujuan

pendidikan, penentuan pengurus madrasah dan penentuan kepala madrasah

melalui rapat kordinasi. Hal ini dilakukan madrasah dengan mengundang

orang tua siswa, pengurus yayasan, tokoh masyarakat yang tergabung

dalam komite sekolah. Di samping itu orang tua dan masyarakat selalu

memperhatikan anak-anak mereka di luar madrasah seperti memberikan

pengajian dan mengikut sertakannya dalam kumpulan keagamaan

(Jam’iyah).

2. Partisipasi masyarakat dalam proses pembelajaran

Orang tua, madrasah dan masyarakat merupakan kunci utama

dalam pendidikan. Sebagaimana Ki Hajar Dewantara menyebutnya

sebagai pusat pendidikan pertama dan utama dalam Tri Pusat Pendidikan

(keluarga, sekolah/madrasah dan masyarakat) yang memiliki tanggung

jawab terhadap keberhasilan pendidikan. Ketiga unsur tersebut dituntut

Page 101: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

86

kerjasamanya, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan saling

menopang kegiatan yang sama secara sendiri-sendiri maupun bersama-

sama (Hasbullah, 2003:37).

Untuk itu proses pembelajaran yang ada di Madrasah Ibtidaiyah

Miftahul Falah Batur 01 tidak lepas dari adanya campur tangan orang tua

siswa dan masyarakat Batur Wetan. Keterlibatan masyarakat dalam proses

pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 sebagai

pendidik/pengajar melalui perekrutan sesuai dengan kebutuhan di

madrasah. Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan pengajaran secara langsung dan formal.

Demikian juga orang tua atau keluarga di rumah sebagai pendidik

utama yang bersifat nonformal. Dengan guru yang professional dan

mengetahui kondisi lingkungan madrasah diharapkan tujuan pendidikan

agama Islam khususnya tercapai dengan maksimal, baik dalam kerangka

kognitif, afektif maupun psikomorik siswa. Sehingga orang tua atau

masyarakat bahkan pemerintah bangga akan keberhasilan pendidikan

melalui pembelajaran yang efektif.

Sebagaimana deskripsi kualitas pembelajaran di atas, Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 dalam pelaksanaan proses

pembelajaran PAI belum optimal. Hal ini dapat di lihat dari adanya

perekrutan guru yang hanya memandang dari sisi kebutuhan pendidik.

Artinya perekrutan guru tanpa adanya tes, ini menjadi hal yang wajar

karena keberadaan Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 termasuk

Page 102: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

87

di wilayah pedesaan. Hingga yang terjadi keprofesionalan seorang guru

masih kurang. Untuk itu, hendaknya para guru diberi peluang semisal

mengikuti seminar tentang profesionalisme guru yang di dalamnya

membahas hal hal yang berkaitan dengan pembelajaran PAI.

Selepas dari madrasah masyarakat dalam hal ini orang tua

senantiasa memberikan pembelajaran tambahan dengan mengikut-sertakan

anak-anaknya dalam kegiatan yang ada di madrasah, seperti: mengikuti

latihan Tilawah Al-Qur‟an yang di bimbing oleh ulama lingkungan

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 atau kegiatan ekstra lainnya

dan masyarakat dengan memberikan bimbingan dalam pengajian-

pengajian. Diharapkan dengan banyaknya dukungan seperti itu, kualitas

atau mutu Penddikan Agama Islam akan lebih meningkat dan mampu

bersaing di era modern sekarang ini.

3. Partisipasi masyarakat dalam kurikulum

Tidak ada kurikulum yang dilaksanakan dengan efektif tanpa

adanya guru, peserta didik, metode pembelajaran dan prasarana

pendidikan yang lengkap. ketersediaan sumber daya manusia yang terbatas

dan belum memenuhi syarat mengakibatkan kurangnya efeisiensi

kurikulum yang dipakai di Madrasah. Dalam peningkatan kualitas

pendidikan agama Islam melalui kurikulum, seharusnya madrasah

mempunyai kerangka dasar dan struktur kurikulum yaitu rambu-rambu

yang ditetapkan untuk dijadikan pedoman penyusunan kurikulum tingkat

Madrasah yang terdiri dari:

Page 103: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

88

a. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tekhnologi

d. Kelompok mata pelajaran estetika

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan

Konsep kurikulum demikian juga dimiliki oleh Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 yang mempunyai struktur kurikulum

dan muatan kurikulum. Dimana keduanya terdiri dari komponen mata

pelajaran, komponen muatan lokal dan komponen pengembangan diri.

Muatan lokal dimaksudkan untuk mengembangkan kompetensi yang

disesuaikan dengan ciri khas madrasah dan potensi daerah, termasuk

keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam

mata pelajaran yang ada. Diantaranya adalah pelajaran bahasa Jawa dan

Baca Tulis Al-Qur‟an (BTA). Sedangkan untuk komponen pengembangan

diri di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 meliputi kegiatan

shalat dhuha, shalat dzuhur berjamaah, tadarus Al-Qur‟an, layanan

bimbingan konseling, kepramukaan, seni baca Al-Qur‟an dan seni rebana.

4. Partisipasi dalam pendanaan dan penyedia sarana prasarana pendidikan

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 diharapkan di masa depan

adalah madrasah yang dapat mengelola pembiayaan pendidikan terdiri atas

biaya investasi, biaya operasional, dan biaya personal dengan baik dan

benar. Biaya investasi Madrasah meliputi biaya penyediaan sarana

prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap.

Page 104: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

89

Biaya operasional meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan

oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan

berkelanjutan. Biaya operasional Sekolah/Madrasah meliputi; gaji pendidik

dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, hahan

atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasional pendidikan tak

langsung berupa daya, air, jasa, telekomunikasi, pemeliharan sarana, uang

lembur, transformasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya.

Partisipasi masyarakat yang demikian telah dilakukan oleh masyarakat

Desa Batur Wetan, bukan hanya menyekolahkan anak-anak ke Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, akan tetapi karena proses pendidikan

dilaksanakan dengan adanya bantuan pemerintah (BOS), maka orang tua atau

masyarakat sebagai pendukung Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01

tidak banyak mengeluarkan biaya Sekolah/Madrasah untuk anaknya ataupun

sumbangan lainnya.

Meskipun banyaknya bantuan dari pemerintah, tidak sepenuhnya

masalah dapat terselesaikan. Oleh sebab itu ketika ada permasalah yang

berkaitan dengan masyarakat, Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01

dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran dengan mengadakan rapat

bersama yang dihadiri oleh perwakilan dari pengurus Yayasan, Komite

Sekolah, orang tua siswa, tokoh ulama setempat dan masyarakat yang

berkepentingan lainnya. Semisal adanya renovasi gedung Madrasah,

pembiayaan sarana prasarana pendidikan dan gaji guru honorer (Wawancara

dengan Antoni Alif, A.Ma. kepala Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur

Page 105: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

90

01 pada tanggal 20 Maret 2016). Penyelanggaraan pendidikan di Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 tidak hanya membutuhkan keahlian dan

semangat yang tinggi, melainkan membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.

Dalam hal ini para donatur tidak sembarang orang, yaitu orang-orang yang

memiliki kemampuan dan kesadaran terhadap pembiayaan pendidikan di

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01.

C. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Mutu Pendidikan

Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01

Suatu kegiatan yang berhubungan dengan kerjasama antara Madrasah

dengan masyarakat (Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 dengan

masyarakat Desa Batur Wetan) kaitannya dengan partisipasi tidak mesti

berjalan dengan baik dan lancar, ada hal-hal yang perlu diperhatikan antara

keduanya. Yaitu faktor-faktor yang menghambat adanya kerjasama yang

mengakibatkan kurangnya partisipasi masyarakat terhadap Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Komitmen masyarakat terhadap agama

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 sebagai lembaga

pendidikan Islam yang mengajarkan, mengamalkan dan mengembangkan

ajaran-ajaran Islam sudah sepatutnya mendapatkan dukungan dan

partisipasi masyarakat Batur Wetan sebagai konsekuensi logis dari umat

yang beragama Islam. Yaitu dengan mengamalkan ajaran-ajaran Islam

secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sehingga mereka

senantiasa berusaha menjalankan perintah agama demi kemajauan

Page 106: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

91

pendidikan pada umumnya dan pendidikan agama Islam pada khususnya

yang menopang keberagamaan masyarakat Islam. Islam mengajarkan

bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim (laki-laki/perempuan).

Hal ini dipandang sebagai perkembangan alamiah manusia yaitu proses

yang harus terjadi dalam diri manusia dan merupakan pola perkembangan

hidupnya yang telah ditentukan oleh Allah, atau dapat dikatakan sebagai

sunatullah (Arifin, 2000:59)

Melihat pentingnya pendidikan dalam beragama, masyarakat Desa

Batur Wetan memiliki komitmen yang sangat tinggi terhadap agama.

Diantaranya memasukan anak-anaknya ke Madrasah, mengikut-sertakan

dalam pengajian, mendukung adanya kegiatan keagamaan di Madrasah

seperti tadarus Al-Qur‟an, seni baca Al-Qur‟an dan lain sebagainya. Selain

itu, kehidupan masyarakat Desa Batur Wetab hampir setiap hari selalu ada

kegiatan keagamaan yang berupa kelompok pengajian seperti pengajian

senenan ba‟da shalat Isya (remaja), jam‟iyah Selasanan (ibu-ibu), jam‟iyah

Kemisan (ibu-ibu), jam‟iyah Jum‟atan siang (remaja)/jum‟at malam

khusus bapak-bapak (Wawancara dengan Bapak Cahyo anggota komite

sekolah pada tanggal 25 Maret 2016).

2. Pandangan masyarakat terhadap eksistensi madrasah

Madrasah didirikan atas dasar dari masyarakat, oleh masyarakat,

untuk masyarakat. Masyarakat melahirkan lembaga-lembaga pendidikan

seperti Madrasah untuk kelangsungan hidup suatu masyarakat. Maka isi

pendidikan tersebut adalah nilai-nilai yang telah hidup dan dikembangkan

Page 107: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

92

di dalam kebudayaan sebagai milik masyarakat. Dewasa ini Madrasah

menggalakan pendidikan yang berbasis masyarakat. Dengan ikut sertanya

masyarakat di dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, maka

pendidikan tersebut betul-betul berakar di dalam masyarakat dan di dalam

kebudayaan (Tilaar, 2000:175).

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 adalah lembaga

pendidikan yang didirikan oleh masyarakat dengan berciri khas pendidikan

Islam. Akan tetapi, apabila pendidikan agama Islam sendiri masih kurang,

bagaimana pandangan masyarakat Desa Batur Wetan terhadap eksistensi

madrasah tersebut. Karena tingginya kualitas pendidikan agama Islam

merupakan nilai jual yang utama bagi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah

Batur 01.

Eksistensi Madrasah merupakan faktor yang sangat penting, hal ini

dikarenakan Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang sudah

barang tentu sangat dinantikan keberadaannya. Mengingat fungsi dan

peranannya sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu-ilmu

agama Islam dan ilmu umum. Untuk itu semua pengelola Madrasah

diharapkan dapat melakukan tindakan yang dapat meningkatkan kualitas

pendidikan agama Islam yaitu bekerja sama dengan masyarakat agar

terjalin hubungan yang harmonis, sehingga partisipasi masyarakat dapat

lebih meningkat.

Disamping itu, madrasah sebagai lembaga pendidikan yang lebih

menitik beratkan pada pendidikan agama Islam yang meliputi akhlak dan

Page 108: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

93

budi pekerti, sudah barang tentu mendapatkan tempat tersendiri di hati

masyarakat. Karena dengan adanya Madrasah maka akan terbentuk siswa-

siswi yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dan

bermoralitas tinggi sesuai dengan norma-norma agama.

3. Pandangan masyarakat terhadap ulama

Lembaga pendidikan Islam seperti Madrasah Ibtidaiyah Miftahul

Falah Batur 01 dan pondok pesantren, unsur Kyai atau Ulama mempunyai

peranan yang sangat penting dalam mendirikan, memimpin dan juga

memajukan madrasah atau pondok pesantren. Hal itu, dikarenakan seorang

Ulama atau Kyai mempunyai kharisma dan menjadi panutan bagi

masyarakat disekitarnya. Sebagaimana madrasah adalah model lembaga

pendidikan yang dalam sejarahnya bermula dari pondok pesantren. Di

dalam pondok pesantren terlihat dengan jelas bahwa seorang Kyai

mempunyai pengaruh yang besar sebagai pendiri sekaligus pemegang

pimpinan tertinggi. Pengaruh tersebut bukan hanya dirasakan oleh para

murid dalam tetapi juga sangat dirasakan oleh masyarakat yang ada di

sekitar lingkungan madrasah (Zubaedi, 2006:19).

Hampir setiap Madrasah yang didirikan masyarakat diprakarsai

oleh Ulama atau Kyai. Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01

sendiri didirikan atas prakarsa Yayasan Ma‟arif NU yang kemudian

disambut baik oleh masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu keberadaan

Ulama/Kyai/Uztad/Yayasan di tengah masyarakat sangatlah penting,

Page 109: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

94

khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan yang menjadi

pemberdayaan masyarakat agama Islam yang berkualitas.

Partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas pendidikan di

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 tidak akan efektif tanpa adanya

dorongan dari pihak terkait, dalam hal ini adalah manajemen organisasi

pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 sendiri. Untuk itu

penting bagi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01 untuk bekerja sama

dengan masyarakat lingkungan madrasah seperti pejabat tingkat daerah, LSM,

kelompok agama, tokoh masyarakat, orang tua siswa dalam mengelola dan

meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di madrasah.

Selain itu, dibutuhkan adanya organsasi yang menampung aspirasi dan

partisipasi masyarakat. Seperti halnya, dengan organisasi Humas, organisasi

Komite Sekolah/Madrasah maupun Dewan sekolah/Madrasah. yang memiliki

fungsi dan peranan masing-masing. Hubungan atau kerja sama yang harmonis

antara sekolah dengan masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan akan

menumbuhkan dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi terhadap

madrasah. Oleh sebab, itu kesadaran akan pentingnya kerjasama dalam

peningkatan kualitas pendidikan agama Islam antara satu sama lain sangat

dibutuhkan. Bentuk kesadaran tersebut adalah partisipasi dari masyarakat

yang dapat berupa tenaga, pikiran, jasa maupun materi (dana), karena

komunikasi itu merupakan lintasan dua arah yaitu dari sekolah terhadap

masyarakat dan dari masyarakat terhadap Madrasah. Agar komunikasi dua

arah tersebut berjalan dengan baik, fungsi wadah partisipasi masyarakat harus

di perhatikan. Karena dalam hal ini organisator tersebut adalah komite sekolah

Page 110: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

95

yang lebih berperan maka Komite sekolah harus menjalankan fungsinya,

sebagai berikut:

1. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan pertimbangan, dapat

memberikan pertimbangan pada sekolah dalam rangka pengembangan

kurikulum; memberikan masukan tentang proses pembelajaran kepada

guru sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan dalam

masyarakat madrasah; dan komite sekolah memberikan pertimbangan

tentang penambahan muatan lokal dalam kurikulum muatan lokal, yang

meliputi Baca Tulis Al-Qur‟an (BTA), Tilawah Al-Qur‟an, komputer,

pramuka dan drum band.

2. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan pendukung, berupaya

memberikan dukungan terhadap perwujudan dan peningkatan faktor yang

mempengaruhi kualitas pendidikan agama Islam antara lain: tenaga

kependidikan, bahan pembelajaran, sarana dan prasarana, keuangan dan

lingkungan yang kondusif; menyediakan anggaran beasiswa bagi siswa

yang berprestasi; memberikan dukungan pemeriksaan kesehatan kepada

siswa; dan mengadakan kegiatan inovatif untuk meningkatkan komitmen

masyarakat.

3. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan penghubung. Berupaya membina

hubungan dan kerja sama dengan masyarakat, dunia usaha dan industri.

Peran ini antara lain mengkomunikasikan berbagai pengaduan dan keluhan

masyarakat terhadap instansi terkait dalam bidang pendidikan. Masukan

ini tentu akan menjadi perhatian bagi pengambil kebijakan, yang

selanjutnya akan dilakukan perbaikan bagi kebijakan dan program

Page 111: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

96

pendidikan. Bagi Dewan Pendidikan, hasil penyempurnaan kebijakan dan

program tersebut juga harus disosialisasikan kepada masyarakat sehingga

terjadi umpan balik bagi keberhasilan pelaksanaan pendidikan di daerah.

Selain itu, peran ini dapat dilakukan oleh Komite Sekolah sebagai

mediator dalam pelaksanaan program sekolah, sehingga berbagai

kebijakan dan program yang telah ditetapkan sekolah dapat akuntabel

kepada masyarakat.

4. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan pengontrol, upaya yang

dilakukan antara lain: mengadakan rapat atau pertemuan secara rutin atau

insidental dengan kepala sekolah, dewan guru dan orang tua atau

masyarakat; mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah; meminta

penjelasan kepada Sekolah tentang hasil atau kualitas pendidikan agama

Islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01.

Untuk itu sekolah dapat menstimulasi masyarakat untuk meningkatkan

mutu pendidikan dalam hal ini pendidikan agama Islam di Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, dengan cara:

1. Melibatkan tokoh masyarakat

2. Mengundang masyarakat dalam menentukan suatu kebijakan (rapat)

3. Melalui konsultasi

4. Melalui radio dan televisi

5. Melalui kegiatan pameran atau pementasan

6. Melaksanakan program-program kemasyarakatan, misalnya kebersihan

lingkungan

7. Membuat program kerja sama sekolah dengan masyarakat misalnya dalam

perayaan hari nasional dan keagamaan.

Page 112: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

97

Adapun hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat Batur Wetan sendiri

adalah dengan menghadiri undangan rapat yang diadakan oleh madrasah, ikut

terlibat sebagai anggota komite sekolah, mengawasi anak didik di masyarakat,

memberikan bimbingan baik yang bersifat kurikuler maupun ekstra kurikuler

di madrasah dan memberikan gagasan pemikiran yang merupakan solusi dari

pemecahan masalah yang dihadapi oleh Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah

Batur 01.

Page 113: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembahasan tentang partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu

pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01,

Batur Wetan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2016 dan

masalah-masalah yang dijadikan penelitian ini serta dari berbagai data yang

telah dikumpulkan dan dianalisa maka peneliti dapat mengambil kesimpulan,

sebagai berikut:

1. Partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan Agama

Islam di MI Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan Getasan,

Kabupaten Semarang dapat dilihat dari segi; pertama, partisipasi dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu ikut serta menjadi tenaga

pengajar, tim evaluasi pembelajaran PAI, memberikan bimbingan

keagamaan. Kedua, partisipasi dalam kurikulum yang meliputi

keikutsertaannya dalam penentuan penggunaan kurikulum pendidikan

agama Islam yang digunakan dalam proses pembelajaran sesuai rapat

komite sekolah dengan Madrasah dan pihak Yayasan Ma‟arif NU

Ungaran. Ketiga, partisipasi dalam pendanaan dan sarana prasarana

pendidikan agama Islam, yaitu dengan memberikan sumbangan pada akhir

tahun ajaran dalam setap rapat yang di adakan oleh madrasah, memberikan

tanah wakaf, memberikan sumbangan sarana dan prasarana pendidikan

agama Islam seperti buku-buku penunjang pelajaran, peralatan praktek

shalat yang kesemuanya diberikan dengan sukarela.

Page 114: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

99

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat, antara lain:

pertama, komitmen masyarakat terhadap agama: dengan mengamalkan

ajaran-ajaran Islam secara optimal sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki, mengikut-sertakan dalam pengajian, mendukung adanya kegiatan

keagamaan di Madrasah seperti tadarus Al-Qur‟an, seni baca Al-Qur‟an

dan lain sebagainya. Kedua, pandangan masyarakat terhadap eksistensi

madrasah: faktor ini yang sangat penting mengingat fungsi dan peranannya

sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam

(menitik beratkan pada pendidikan agama Islam yang meliputi akhlak dan

budi pekerti) dan ilmu umum. Ketiga, pandangan masyarakat terhadap

ulama: lembaga pendidikan Islam unsur Kyai atau Ulama mempunyai

peranan yang sangat penting dalam mendirikan, memimpin dan juga

memajukan madrasah. Hampir setiap Madrasah yang didirikan masyarakat

diprakarsai oleh Ulama atau Kyai. Oleh sebab itu keberadaan

Ulama/Kyai/Uztad/Yayasan di tengah masyarakat sangatlah penting,

khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan yang menjadi

pemberdayaan masyarakat agama Islam yang berkualitas.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

a. Masyarakat hendaknya memiliki kesadaran yang tinggi bahwa

pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan, Kecamatan Getasan,

Kabupaten Semarang, masyarakat Desa Batur Wetan dan pemerintah.

b. Masyarakat Desa Batur Wetan hendaknya juga mengetahui kebutuhan

Madrasah dalam peningkatan proses pembelajaran Pendidikan Agama

Page 115: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

100

Islam di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan,

Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

c. Masyarakat Desa Batur Wetan hendaknya tidak hanya berpartisipasi

dalam kurun waktu yang lama, akan tetapi dilakukan secara periodik

atau berkelanjutan. Selain itu bentuk partisipasi masyarakat hendaknya

tidak terbatas pada materi, akan tetapi lebih condong kepada pikiran

dan tenaga atau jasa.

2. Bagi Sekolah

Kepala Madrasah lebih banyak melibatkan tokoh masyarakat

(Ulama/Kyai, tokoh pendidikan) dalam pengelolaan Madrasah dan

peningkatan kualitas pendidikan dan pihak sekolah mensosialisasikan

tentang bantuan pemerintah yang berkaitan dengan dana BOS agar lebih

terbuka oleh sekolah dan hendaknya masyarakat menerima keterbukaan

dari Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Batur 01, Batur Wetan,

Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang serta meningkatkan kegiatan

sosial keagamaan yang melibatkan masyarakat agar masyarakat terdorong

untuk berpartisipasi.

C. Penutup

Dengan mengucakan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat hidayah

dan rahmatnya akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih sangat sederhana dan jauh dari

kesempaurnaan. Menyadari atas keterbatasan tersebut, maka penulis

mengharap dengan sangat saran dan kritik yang konstruktif demi

kesempurnaan skripsi ini.

Page 116: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

101

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghozali, Imam. tanpa tahun. Ihya Ulumuddin, Juz III (Beirut, Libanon, Dar al-

Kutub al-Ilmiyah).

Arcaro, Jarome S. 2006. Pendidikan Berbasisis Mutu Prinsip-Prinsip Perumusan

dan Tata Langkah Penerapan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).

Arifin, H.M.. 2000. Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara).

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta : Rineka Cipta).

Azizy, Qodri A. 2003. Pendidikan (Agama) Untuk Membangaun Etika Sosial

(Mendidik Anak Sukses Untuk Masa Depan: Pandai dan Bermanfaat),

(Semarang: CV. Aneka Ilmu).

Azra, Azyumardi. 2000. Pendidikan Islam (Tradisi dan Modernisasi Menuju

Milenium Baru), (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu).

Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar (Jakarta:

Bumi Aksara).

Bahri, Abdul Malik. 1994. Filsafat Pendidikan (Semarang: Lembaga Studi Iqra‟).

_______________. 2000. Kajian Filsafat Pendidikan Luqman (Tulungagung:

Pusat Penerbitan dan Publikasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri).

Departemen Agama Republik Indonesia. 1993. Al-Qur’an dan Terjemahnya

(Semarang: CV. Alwaah).

Duhou, Ibtisan Abu. 2002. School-Based Management, terj. Noryamin Aini, dkk.

(Jakarta: Logos).

Fattah, Nanang. 2001. Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja

Rosdakarya).

G.R. Terry dan L.W. Rue. 2003. Dasar-dasar Manajemen (Jakarta: Bumi

Aksara).

Hasbullah. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan: Umum dan Agama Islam

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).

________. 1999. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada).

________. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada).

Hasibuan, Malayu S.P. 2004. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah

(Jakarta: Bumi Aksara).

Page 117: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

102

Kadir, M. Surdjan. tanpa tahun. Pendidikan Seumur Hidup Suatu Analisis

Psikologi (Surabaya: Usaha Nasional).

Langgulung, Hasan. Peralihan Paradigma Dalam Pendidikan Islam dan Sains

Sosial (Jakarta: Gaya Media Pratama).

Mastuhu. 1999. Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam (Jakarta: Logos).

McDonald, F.J. 1959. Educational Psycology (San Fransisco, California, USA:

Wadsworth Publishing Co., Inc.).

Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan

Implementasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).

__________. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, dan Implementasi,

(Bandung: Remaja Rosdakarya).

__________. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesioanal dalam Konteks

Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung: Remaja Rosdakarya).

Muslim bin Al-Khajaj, Imam Abi Khusain. 1993. Shakhih Muslim 2 (Beirut: Dar

al-Fikr).

Nawawi, Hadari. 1989. Administrasi Pendidikan (Jakarta: Haji Mas Agung).

N.Mc. Ginn-T.Welsh. 2003. Desentralisasi Pendidikan (Jakarta: Logos).

Nurkholis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah, : Teori, Mode dan Aplikasi,

(Jakarta: Grasindo).

Peter P. Schoderbeck, et.al. 1988. Management (London: Harcourt Brace

Jovanovich Publisher).

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta).

Purwanto, M. Ngalim. 2000. Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung:

Remaja Rosdakarya).

Robinson, Philip. 1986. Beberapa Perspektif Sosiologi Pendidikan (Jakarta: CV.

Rajawali).

Rohmad, Ali. 2000. Kapita Selekta Pendidikan (Tulungagung: Pusat Penerbitan

dan Publikasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri).

Sagala, Syaiful. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah Dan Masyarakat Strategi

Memenangkan Persaingan Mutu (Jakarta: PT. Nimas Multima).

Sastropoetro, R.A. Santoso. 1988. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin

dalam Pembangunan Nasional (Bandung: Alumni).

Sugiyono. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Yogyakarta:

Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta).

Page 118: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

103

Suryosubroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah (Jakarta: PT. Rineka

Cipta).

Suyanto. 2003. Optimalisasi Peran Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan

(Semarang: Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan).

Syam, Mohammad Noor. 1984. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat

Pendidikan Pancasila (Surabaya: Usaha Nasional).

Tafsir, Ahmad. 2000. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya).

Thoha, M. Chabib. Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar Offset).

Tilaar, H.A.R. 1999. Manajemen Pendidian Nasional (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya).

___________. 2000. Paradigma Baru Pendidikan Nasional (Jakarta: Rineka

Cipta).

Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1988. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan

(Surabaya: Usaha Nasional).

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

(SISDIKNAS) dan Penjelasannya. 2003. (Jogjakarta: Media Wacana

Press).

Usman Abu Bakar – Surohim. 2005. Fungsi Ganda Lembaga Penidikan Islam

(Respon Kreatif Terhadap Undang-Undang Sisdiknas), (Yogyakarta:

Safiria Insani Press).

Yafie, Ali. 1995. Mengupas Fiqih Sosial Dari Sosial lingkungan Hidup: Asuransi

Hingga Ukhuwah (Bandung: Mizan).

Yulius S, et, al. 1984. Kamus Baru Bahasa Indonesia (Surabaya: Usaha

Nasional).

Yusuf, Nursyamsiyah. 2000. Buku Ajar Ilmu Pendidikan (Tulungagung: Pusat

Penerbitan dan Publikasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri).

Yusuf, Maftichah. 2000. Peran Perguruan Swasta Dalam Pembangunan

(Yogyakarta: Lembaga Studi dan Inovasi Pendidikan).

Zubaedi. 2006. Pendidikan Berbasis Masyarakat Upaya Menawarkan Berbagai

Solusi Terhadap Berbagai Problem Social (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar).

Al-Ghalayayni, Mustofa. 1953. Idzotun Nasyiin (Beirut: Maktabah Asriyah li al-

Taba‟at wa al-Nasyr).

Page 119: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

104

Page 120: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

105

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Umar bin Paseman

Tempat/Tanggal lahir : Kab. Semarang / 27 September 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : RT. 07 RW. 03 Sukowolu, Desa Tajuk, Kec. Getasan,

Kab. Semarang

Email : [email protected]

No. Hp : 085 740 827 682

Riwayat Pendidikan :

MI Khoiru Zaidah Lulus tahun 2003

MTs. Sudirman Getasan Lulus tahun 2006

SMA Negeri I Getasan Lulus tahun 2009

S1 PGMI IAIN Salatiga Lulus tahun

Demikian, riwayat ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Kab. Semarang, 27 Juli 2016

Hormat Saya,

Umar

NIM : 115 09 023

Page 121: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

106

Page 122: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

107

Page 123: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

108

Page 124: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

109

DAFTAR SURAT KETERANGAN KEGIATAN (SKK)

NAMA : UMAR

NIM : 11509023

NO NAMA KEIGATAN TEMA WAKTU KETE

RANGAN

NILA

I

1

OPAK 2010 oleh

DEMA STAIN

SALATIGA

Optimalisasinalarkritismahasi

swaupayamengawalbangsake

arah yang lebihbaik

25-27

Agustus 2010 PESERTA 3

2 AMT, biro konsultasi

tazkia

Achivment motivation

training (AMT)

24 April

2010 PESERTA 2

3

Seminar kemahasiswaan

Himpunan mahasiswa

islam

Menggali potensi mahasiswa

dalam menghadapi

persaingan global

19 Mei 2010 PESERTA 4

4 SEMNAS pendidikan

oleh DEMA

Aktualisasi nilai-nilai –

pendidikan dalam upaya

membentuk karakter dan

budaya bangsa

2 juni 2010 PESERTA 8

5 Pendakian massal oleh

MAPALA MITAPASA

Kobarkan semangat sumpah

pemuda dalam kebersamaan

dan cinta alam

30-31

oktober 2010 PESERTA 2

6 Pendaspala XVI oleh

MAPALA MITAPASA

Mengembangkan potensi diri

melalui alam dan organisasi

17-30 januari

2011 PESERTA 2

7

SEMINAR

PENDIDIKAN oleh

Himpunan Mahasiswa

Islam (HMI)

Tema:menuju pendidikan

yang ideal

28 desember

2011 PESERTA 2

8

SEMNAS oleh DEMA

dan KSEI STAIN

Salatiga

Upaya membangun

perekonomian dan stabilitas

keuangan

nasional;menimbang peran

dan funsi Bi pasca

pembentukan OJK (Otoritas

Jasa Keuangan)

15 Desember

2012 PESERTA 8

9

Jalan sehat islami dan

outbond MI MA‟ARIF

UNGGULAN

PULUTAN

Jalan sehat islami,persami &

outbond di MI MA‟ARIF

PULUTAN Salatiga

5 maret 2013 PANITIA 3

10

SEMNAS HMI Cabang

Salatiga pelantikan

pengurus periode 2013 –

2014

Kepemimpinan dan masa

depan bangsa

23 februari

2013 PESERTA 8

11 Workshop enterpreneur

oleh KSEI & itaqo

Mahasiswa berkarya, kreatif,

mandiri, solusi perekonomian

29 Agustus

2013 PESERTA 2

Page 125: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

110

negeri

12

Workshop oleh biro

konsultasi psikologi

TAZKIA

Workshop Persiapan karir

dan kematangan menikah

22 Oktober

2013 PESERTA 2

13

Surat Keputusan

UPK,pengangkatan

pengurus MAPALA

MITAPASA periode

2013

Tentang pengangkatan

pengurus ORGANISASI

MAPALA MITAPASA

STAIN Salatiga masa bakti

2013

8 Maret 2013

PENGURUS

MAPALA

MITAPASA

masa bakti

2013

4

14

Surat Keputusan

UPK,pengangkatan

pengurus MAPALA

MITAPASA periode

2014

Tentang pengangkatan

pengurus ORGANISASI

MAPALA MITAPASA

STAIN Salatiga masa bakti

2014

7 April 2014

PENGURUS

MAPALA

MITAPASA

masa bakti

2014

4

15 Public hearing oleh

SEMA STAIN Salatiga

STAIN menuju IAIN dari

mahasiswa oleh mahasiswa

untuk mahasiswa

10 Juni 2014 PESERTA 2

16 Surat Keputusan Ketua

STAIN Salatiga

Tentang panitia MITAPASA

BERBAGI BERSAMA‟‟

STAIN Salatiga

16 Juli 2014 PANITIA 3

17 Surat Keputusan Ketua

STAIN Salatiga

Tentang panitia

Penyelenggaraan orientasi

pengenalan akademik dan

kemahasiswaan ‟‟ STAIN

Salatiga

2014

6 Agustus

2014 PANITIA 3

18 Surat Keputusan Ketua

STAIN Salatiga

Tentang panitia pendakian

massal dan aksi pungut

sampah ,MAPALA

MITAPASA STAIN Salatiga

22 September

2014 PANITIA 3

19 SEMNAS bahasa arab

oleh ITTAQO

Implementasi kurikulum

2013 pada mapel bahasa arab

tingkat dasar dan tingkat

menengah dalam upaya

menjawab tantangan

penajaran bahasa arab

4 November

2014 PESERTA 8

20

SEMNAS Komunikasi

Penyiaran Islam (KPI)

Sekolah Tinggi Agma

Islam Negeri STAIN

Salatia

Berkontribusi untuk negeri

melalui televisi/TV

5 November

2014 PESERTA 8

21 Surat Keputusan Ketua

STAIN Salatiga

Tentang penyelenggaraan

pendidikan dasar pencinta

alam MAPALA MITAPASA.

STAIN Salatiga

1 Desember

2014 PANITIA 3

Page 126: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

111

Page 127: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

112

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya yang bertanda-tangan, dibawah ini:

Nama : UMAR

NIM : 115 09 023

Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Progdi : PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

Universitas : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan karya sendiri dan

tidak berkeberatan untuk dipublikasikan oleh perpustakaan IAIN Salatiga tanpa

menuntut konsekuensi apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dan jika dikemudian hari terbukti

bahwa skripsi saya ini bukan karya sendiri, maka saya sanggup untuk

menanggung konsekuensinya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kab. Semarang, 27 Juli 2016

Hormat Saya,

Umar

NIM : 115 09 023

Page 128: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

113

DOKUMENTASI

Page 129: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2064/1/SKRIPSI UMAR (115 09... · mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

114