paper puisi jepang

26
PUISI  JEPANG Silvia Anggraini PENDAHULUAN Puisi digunakan untuk mengungkapkan perasaan hati yang terdalam. Oleh sebab itu, di Jepang juga ada puisi -puis i yang mengun gkapkan perasaan-p erasaan dari penyair. Sebelu m adanya huruf, puisi-puisi atau karya sastra di Jepang tersebar dari mulut ke mulut dan puisi merupakan karya sastra yang pertama kali muncul di Jepang. Kumpulan puisi tertua adalah Manyoshu kira-kira dari pertengahan abad-7 hingga pertengahan abad-8. Seluruh puisi-puisi dapat diselesaikan pada tahun 794, kira-kira zaman Nara. Selain Manyoshu, pada zaman Heian muncul kumpulan-kumpulan puisi lainnya salah satunya yaitu Kokin wakashu. Kokin wakashu atau biasa disebut kokinshu merupakan kumpulan  puisi lama dan puisi baru, banyak diantara puisi-puisi di dalam kokinshu yang juga terdapat di dalam Manyoshu. Pada zaman kamakura, muncul juga kumpulan-kumpulan puisi, salah satunya Shinkokin wakashu. Shinkokinshu dibuat atas perintah Tenno, ini merupakan versi terbaru dari Kokinshu. Salah satu penyunting atau pengumpul puisi-puisi yang ada dalam Shinkokinshu adalah Fujiwara no Teika. Dari segi isi, puisi di dalam Shinkokinshu merupakan puisi tentang alam atau musim, cinta, dan puisi campuran. Kemudi an yang terakhir muncul Hyakunin Isshu yang merupakan kumpulan puisi-puisi dari zaman Nara hingga Kamakura. Di dalamnya terdapat 100 puisi dari 100 penyair berbeda.

Upload: silvia-anggraini

Post on 30-Oct-2015

1.169 views

Category:

Documents


65 download

DESCRIPTION

Berisi kumpulan contoh puisi Jepang sejak zaman Heian, Nara, dan Kamakura

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 1/26

PUISI  JEPANG

Silvia Anggraini

PENDAHULUAN

Puisi digunakan untuk mengungkapkan perasaan hati yang terdalam. Oleh sebab itu, di

Jepang juga ada puisi-puisi yang mengungkapkan perasaan-perasaan dari penyair. Sebelum

adanya huruf, puisi-puisi atau karya sastra di Jepang tersebar dari mulut ke mulut dan puisi

merupakan karya sastra yang pertama kali muncul di Jepang. Kumpulan puisi tertua adalah

Manyoshu kira-kira dari pertengahan abad-7 hingga pertengahan abad-8. Seluruh puisi-puisi

dapat diselesaikan pada tahun 794, kira-kira zaman Nara.

Selain Manyoshu, pada zaman Heian muncul kumpulan-kumpulan puisi lainnya salah

satunya yaitu Kokin wakashu. Kokin wakashu atau biasa disebut kokinshu merupakan kumpulan

 puisi lama dan puisi baru, banyak diantara puisi-puisi di dalam kokinshu yang juga terdapat di

dalam Manyoshu.

Pada zaman kamakura, muncul juga kumpulan-kumpulan puisi, salah satunya Shinkokin

wakashu. Shinkokinshu dibuat atas perintah Tenno, ini merupakan versi terbaru dari Kokinshu.

Salah satu penyunting atau pengumpul puisi-puisi yang ada dalam Shinkokinshu adalah Fujiwara

no Teika. Dari segi isi, puisi di dalam Shinkokinshu merupakan puisi tentang alam atau musim,

cinta, dan puisi campuran.

Kemudian yang terakhir muncul Hyakunin Isshu yang merupakan kumpulan puisi-puisi

dari zaman Nara hingga Kamakura. Di dalamnya terdapat 100 puisi dari 100 penyair berbeda.

Page 2: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 2/26

Tidak ada karasteritik dari pemilihan-pemilihan puisi dan penyair yang dimasukkan dalam

Hyakunin Isshu.

Untuk itu, dalam paper ini akan sedikit dijelaskan puisi-puisi yang ada dalam Manyoshu,

Kokinshu, Shinkokinshu, dan Hyakunin Issu. Terdapat contoh-contoh puisi dari masing-masing

kumpulan puisi dan juga arti serta pendapat penulis mengenai isi puisi tersebut.

 Manyōshu 

Puisi merupakan karya sastra yang pertama kali muncul di Jepang. Kumpulan puisi tertua

disebut dengan Manyōshu, yang berarti kumpulan puisi-puisi yang melalui masa yang panjang.

Pada zaman dahulu, karya sastra di Jepang penyebarannya melalui lisan (mulut ke mulut).

Karena disampaikan dari mulut ke mulut, tidak ada data pasti kapan puisi-puisi tersebut muncul.

Setelah beberapa lama untuk mendokumentasikan  Manyōshu, Jepang membuat sebuah huruf 

yang disebut dengan Manyōgana.

Puisi yang dianggap paling kuno ditulis oleh Iwa no Hime, seorang istri Intoku Tenno,

 pada abad ke-5. Puisi yang ditulis oleh Iwa no Hime tercatat pada Jilid 2 no.85, sebuah puisi

dengan waka (suku kata) 5-7-5-7-7 yang menceritakan mengenai perasaan rindu rindu terhadap

Tenno yang sedang mengadakan perjalanan.Sementara puisi terakhir dari Manyoshu

diperkirakan dibuat oleh Ootomo no Yakamochi pada tahun 759. Puisinya tercatat pada Jilid 20

no.4516 dan menceritakan mengenai kebahagiaan yang dinanti dan diharapkan datang bertubi-

tubi (sebuah doa atau permohonan). Puisi ini dibacakan dihadapan Tenno pada Tahun Baru.

Puisi-puisi yang terdapat pada Manyōshu terbagi dalam 20 jilid dan dibagi lagi menjadi 3

 bagian, bagian I dari jilid 1 hingga 7, bagian II dari jilid 8-16, dan bagian III dari jilid 17-20. Di

dalam  Manyōshu terdapat kurang lebih 4500 puisi yang terdiri dari berbagai macam bentuk.

Bentuk-bentuk dari puisi yang terdapat di dalam  Manyōshu adalah :

1. Bentuk Choka, Puisi panjang, terdapat 250 puisi dengan bentuk 5-7-5-7-5-7-5-7-7

Page 3: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 3/26

2. Bentuk Sedoka, puisi yang pemakaian katanya pasti bejumlah 38 kata dengan aturan

5-7-7-5-7-7. Terdapat kurang lebih 60 puisi

3. Bentuk  Rengatai, puisi yang pemakaian katanya berjumlah 31 dengan aturan 5-7-5-7-

7. Dibawakan oleh dua orang. Hanya terdapat satu saja puisi yang berbentuk rengatai.

4. Bentuk  Bussokusekikatai, memiliki aturan 5-7-5-7-7-7 dan hanya terdapat 1 puisi

5. Bentuk Tanka, disebut juga puisi pendek. Dengan aturan 5-7-5-7-7 dan terdapat 4200

 puisi.

Jika dilihat dari isi puisi, puisi Manyōshu dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Shōmōka : puisi cinta yang dibawakan untuk saling mengutarakan cinta

2.  Banka : puisi kesedihan yang dibawakan dalam suasana kesedihan (mengantar 

 jenazah dll)

3.  Zōka : puisi umum, selain cinta dan kesedihan (puisi alam, perjalanan tamasya dll)

Ciri-ciri Manyōshu :

a. Puisi yang penyairnya mencakup semua kalangan (Tenno hingga prajurit dan petani)

 b. Ada juga puisi yang penyairnya tidak dikenal

c. Menuturkan berbagai macam masalah kehidupan

d. Pembuatannya tidak hanya dari satu tempat tapi dari seluruh Jepang

e. Tidak dibuat atas perintah Tenno, tetapi atas dasar inisiatif para penyair pada zaman

tersebut

Contoh-contoh puisi Manyōshu:

Puisi pertama karya Iwa no Hime, Manyōshu jilid 2 nomer 85

                          

 Kimi ga yuki/ ke ga naku narinu/ yama tazune/ mukaeka yukamu/ machi ni kamatamu

Page 4: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 4/26

Arti : “Tuanku, beberapa hari telah berlalu sejak kamu pergi, apakah aku harus pergi

menemuimu, mencarimu di perbukitan, atau haruskah aku menunggumu di sini?”

Pendapat : Puisi diatas merupakan sebuah puisi yang menceritakan kerinduan hari

seorang terkasih dan tidak tahu harus berbuat apa meskipun hati sangat merindukannya.

Puisi terakhir karya Otomo no Yakamochi, Manyōshu jilid 20 nomer 4516

                       

 Atarashiki/ toshi no hajimeno/ hatsu haru no/ kyo furu yuki no/ iyashike yogoto

Arti : “Seperti halnya salju yang turun bertimbun-timbun hingga menjadi tebal, maka

semoga kebahagiaan pada tahun ini akan datang bertubi-tubi.”

Pendapat : Puisi di atas merupakan sebuah puisi pengharapan akan kebahagian yang akan

terjadi ditahun yang akan datang. Puisi di atas memakai salju sebagai pengandaian.

Yama no Ue no Okura, Manyōshu jilid 5 nomer 802

                      

Shirogane mo/ Kugane mo tomo mo/ Nani semu ni/ Masareru takara/ ko ni shikameyamo

Bentuk: Puisi Tanka

Arti: “Perak maupun emas atau permata apapun tidak ada artinya dibandingkan seorang

anak. Anak adalah harta yang tidak ternilai.”

Pendapat : Puisi di atas merupakan bentuk puisi cinta (Shomoka), cinta kepada anak. Dari

 puisi diatas terlihat sekali bahwa orangtua pasti sangat mencintai anaknya dan baginya

tidak ada yang lebih berharga dibandingkan anak yang dimilikinya.

Page 5: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 5/26

Nihon no Banka (Puisi Kesedihan)

Banka merupakan puisi kesedihan dan biasanya dibaca saat ada upacara kematian.

Contoh-contoh puisi Banka di bawah ini dibuat oleh Yama no Ue no Okura yang

menggantikan perasaan sahabatnya, Otomo no Tabito, atas kematian istrinya.

1. Pendahuluan : Jilid 5 No.794

Kata orang dunia ini berputar bagaikan roda, begitu pula kematian dan kelahiran

terus datang bergantian. Shakyamuni juga pernah merasakan kesusahan di waktu sakit

dan tidak dapat menghindarkan diri dari maut. Maka aku baru mengerti bahwa orang

 besar pun tak luput dari kematian. Salah satu ajaran agama Budha yang mengatakan

“Siapapun yang hidup di dunia ini tidak ada yang luput dari kematian”. Kalau kita

misalkan pagi dan malam dengan seekor tikus, maka tikus putih adalah pagi hari dan

tikus hitam adalah malam hari. Hari berganti hari, jam berganti jam dan begitu cepat

 berlalu seperti burung yang terbang melalui diriku. Tetapi manusia selalu saja saling

 bersaing, bermusuhan dan sebagainya, sehingga tak tahu kalau hari-hari sudah begitu

cepatnya berlalu. Aku menjadi susah dan sedih memikirkan ini semua. Dalam agama

Budha ada 3 janji yang harus di taati oleh setiap wanita, selain itu ada 4 hal yang harus di

 jaga dan ditaati oleh seorang wanita. Akan tetapi, bagaimanapun cantiknya seorang

wanita, bagaimana buruknya seorang wanita, semuanya akan mati. Walaupun bagaimana

suami istri itu berjanji untuk sehidup semati, jika ajal tiba, salah seorang harus pergi lebih

dahulu. Kini aku tak menyangka sama sekali bahwa setengah dari umurku ini, aku harus

hidup seorang diri. Di kamar isteriku masih tercium bau wangi dan di dekat tempat

tidurnya masih masih terdapat cermin. Tapi kini sudah tidak ada yang menggunakan lagi.

Kesedihanku ini tak tertahan lagi. Pintu kematian yang sudah tertutup tak dapat dibuka

kembali. Di dunia ini tidak ada yang kekal dan abadi. Dalam sekejap saja dunia ini begitu

cepat berubah. Aku mengerti mengapa di dunia ini ada kesusahan dan kesedihan, karena

ini timbul dari rasa “ingin memiliki” (ego) dari manusia. Andaikata hati manusia ini

terdiri dari segala macam rasa “ingin memiliki” ini, maka tidak dapat lepas dari segala

Page 6: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 6/26

kesusahan. Sejak dulu walaupun bagaimana caranya, pada pokoknya aku berdoa untuk 

cepat pergi dari dunia ini dan ingin menyerahkan jiwa dan ragaku pada surga.

Pendapat: Puisi ini menceritakan kesedihan suami yang ditinggal mati oleh istrinya.

Selain itu juga tersirat mengenai rasa ingin memiliki dan rasa cinta yang menyebabkan

rasa kehilangan.

Puisi Choka : “Isteriku datang ke daerah Tsujushi yang jauh dari ibukota. Di tempat ini

 belum lagi isteriku sempat beristirahat menghilangkan kelelahan dalam perjalanan, dan

 belum sempat menikmati hari-hari bahagia bersama, dia sudah pergi mendahului ku

untuk selama-lamanya. Tidak pernah terpikir olehku bahwa dia akan begitu cepat

meninggalkanku, sehingga saat ini aku tidak dapat berpikir apa-apa dan tak tahu lagi apa

yang harus diperbuat. Aku sedih memikirkan nasib yang telah menimpaku. Andaikanistriku tetap berada di kota Nara dan tidak menyusul ke Tsukushi, mungkin saat ini dia

masih hidup dan kami masih dapat menikmatii hidup dengan bahagia. Sungguh sedih

hatiku memikirkan nasib ini.

Pendapat : Puisi di atas menceritakan tentang penyesalan dan kesedihan mendalam yang

dirasakan oleh seorang suami akan kepergian istri yang sangat dicintainya.

2. Jilid 5 No 795

Bentuk : Tanka

                           

 Ie ni yukite ikanika agasemu makurazuku tsumayasabushiku omohoyubeshimo

Arti : “Kesedihan hati seorang suami setelah ditinggal mati istri tercinta oleh karena tidak 

menemuinya lagi jika kembali ke rumah.”

Pendapat : Puisi di atas menunjukkan rasa cinta yang teramat dalam kepada istri

sehingga sang suami merasa sangat sedih ditinggal pergi oleh sang istri.

3. Jilid 5 No 796

Bentuk : Tanka

                           

 Hashikiyoshi kakunomikarani shitahikoshi imo ga kokorono sube mo sumenasa

Page 7: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 7/26

Arti : “Perasaan suami yang mengadu rasa cinta dan kasihan terhadap istri karena usia

istrinya yang tidak panjang”

Pendapat : Puisi tersebut mengungkapkan perasaan cinta dan menyayangkan usia istri

yang dicintainya, yang tidaklah panjang

4. Jilid 5 No 797

Bentuk : Tanka

                             

 Kuyashikamo kakushiramaseba a wo niyoshi kunuchi kotogoto misemashimonowo

Arti : “Andaikata ku tahu dia akan pergi begitu cepat akan kuajak dia bersenang-senang

melihat kota Tsukushi ini tapi kenyataannya tak sempat aku berbuat apa-apa.”

Pendapat : Puisi di atas menunjukkan penyesalan yang mendalam yang dirasakan suami

karena tidak sempat menjalani hari bahagia bersama.

5. Jilid 5 No 798

Bentuk : Tanka

妹が見し楝の花は散りぬべし我が泣く涙いまだ干なく 

 Imogamishi afuchi no hana wa chirinupeji waganakunamita imadahinakuni

Arti : “Belum hilang kesedihan hatiku dan belum sempat air mata mengering, bungayang selalu dilihat istriku sudah hampir layu,begitu cepatnya dia berlalu dariku.”

Pendapat : Terselip perasaan kehilangan yang teramat dalam dari puisi di atas, hal itu

menunjukkan bahwa orang tersebut sangat mencintai istrinya.

6. Jilid 5 No 799

Bentuk : Tanka

                         

Oho no yama kiritachi wataru waganageku oki sono kaze ni kiritachi wataru

Arti : “Kabut yang ada pada gunung ono cepat berlalu, begitu besar kesedihan yang

diderita sehingga seperti nafas kesedihanku yang menghembuskan kabut di gunung ono”

Pendapat : kesedihan yang sangat mendalam yang dirasakan oleh penyair digambarkan

dengan kabut yang muncul di gunung ono, kabut sangatlah pekat dan tebal jika turun di

Page 8: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 8/26

gunung. Seperti itulah rasa sedih yang dirasakan penyair, kesedihan yang dirasakan

setebal dan sepekat kabut yang turun di gunung.

7. Puisi karya Otomo no Tabito Jilid 3 No 438

Bentuk : Tanka

                        

Utsukushiki hito no makiteshi shikita he no wagata makura wo makuhito arameya

Arti : “Mengenang kematian istri tercinta, dahulu dia selalu tidur dengan tanganku

sebagai alas kepalanya namun dia telah tiada.”

Pendapat : rasa kesepian dan kehilangan seorang suami kepada istrinya yang telah tiada

sangat terasa dalam puisi di atas. Kita dapat mengetahui kedekatan mereka dulu melalui

kata-kata “tanganku sebagai alas kepala”, ini menunjukkan hubungan yang sangat dekat

dan harmonis dan terlihat bahwa mereka saling mencintai, karena kedekatan yang sangat

intim tersebut tercipta karena adanya rasa saling mencintai. Tetapi sang istri kini telah

tiada, dan ada rasa kehilangan dan kesepian karena tidak ada lagi yang akan mebbunakan

tangannya sebagai alas kepala saat tidur.

8. Jilid 3 No 439

Bentuk : Tanka

                        

 Kaerubeku toki wa narikeri miyako ni te tagata moto wo ka wagamakura kamu

Arti : “Sekarang tiba saatnya aku akan kembali ke ibukota, karena istriku telah tiada

siapa yang akan menggunakan tanganku sebagai alas kepala?”

Pendapat : Puisi di atas juga merupakan rasa kesedihan dan kesepian karena istri yang

sangat dicintainya telah meninggalkan dirinya selama-lamanya. Untuk itu dia berpikir 

lebih baik kembali ke ibukota dan memulai pekerjaannya daripada terus merasakan

kesedihan yang amat mendalam.

9. Jilid 3 No 440

Bentuk : Tanka

都なる荒れたる家にひとり寝ば旅にまさりて苦しかるべ 

Page 9: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 9/26

 Miyakonaru aretaru ie ni hitori neba tabi ni masarite kurushikarubeshi

Arti : “Kembali dari ibukota dia dapatkan rumah yang kosong dan sepi sebab tiada yang

menemani lagi, terasa lebih sedih dan susah daripada hidup di perantauan.”

Pendapat : Namun sekembalinya ke rumah yang berada di ibukota, bukannya hidup

lebih bahagia, tetapi tetap merasa sedih karena rumah yang ada di ibukota tidak ada yang

menunggui dan hari-harinya akan semakin sepi karena tidak ada yang menemani.

10. Jilid 8 No 1520

Puisi mengenai Tanabata

“sejak adanya dunia ini bintang laki-laki yang disebut hikoboshi selalu memandang

kearah sungai yang memisahkan dengan bintang wanita, kekasihnya, yang disebut

tanabatatsume.”

Puisi di atas menceritakan tentang perasaan hikoboshi yang bergejolak dengan berbagai

macam perasaan yaitu perasaan rindu yang teramat sangat terhadap kekasihnya, perasaan

kesal terhadap nasib yang telah mengikat mereka dan perasaan ingin mempunyai sebuah

 perahu untuk menyebrangi sungai tersebut. Hikoboshi menaruh harapan bahwa suatu saat

ia akan bertemu dan dapat bersama selalu dengan kekasihnya tanpa dibatasi pada tanggal

7.

11. Jilid 8 No 1521

Bentuk : Tanka

風雲は二つの岸に通へども我が遠妻の [       ] 言ぞ通は  

 Kaze kumo ha futatsu no kishi ni kayo he domo wagatoho tzuma no (hashitsuma no)

kotozo kayo hanu

Arti : “Angin dan awan dapat dengan mudah menyeberangi sungai Ama yang

memisahkan hikoboshi dan tanabata tersebut, akan tetapi bagi mereka sukar untuk 

meyeberangi sungai tersebut lebih-lebih suara mereka tidak akan sampai terdengar ke

seberang.”

Pendapat : Puisi di atas menunjukkan keputusasaan karena cinta yang mendalam dan

sepenuh hati harus dipisah secara paksa karena kehendak yang lebih berkuasa.

Page 10: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 10/26

Keputusasaan terpancar dari bagaimana mudahnya angin dan awan menyeberangi sungai

yang memisahkan cinta mereka, tetapi mereka berdua sendiri sangat sulit untuk bertemu.

12. Jilid 8 No 1522

Bentuk : Tanka

たぶてにも投げ越しつべき天の川隔てればかもあまたすべな 

Tabutenimo nagekoshi tsubeki ama no gawa hedatereba kamo amatasubenaki

Arti : “Kalau dipandang sungai Ama itu kelihatan sempit dan seolah-olah bila kita

melemparkan batu dapat sampai ke seberang tapi kalau melihat kenyataannya tidak 

demikian maka bertambah sedih hati hikoboshi.”

Pendapat : Puisi di atas juga merupakan rasa putus asa karena tidak dapat bertemu

dengan kekasih pujaan hati, seolah-olah sungai tersebut sempit namun pada kenyataannya

 jarak yang besar dan haling rintangan yang ada menyulitkan untuk mereka berdua

 bertemu.

13. Puisi mengenai kemiskinan yang ditulis oleh Yama no Ue no Okura, Jilid 5

No.892

Arti : “Pada suatu malam dimana angin berhembus dengan kencangnya dan hujan turun

dengan derasnya, ataupun pada suatu malam dimana salju turun dengan derasnya orangyang melarat itu tidak mengerti lagi harus bagaimana untuk melawan rasa dingin yang

dimilikinya. Ia menggigit garam balok sedikit demi sedikit dan meminum sisa arak yang

dicampur dengan air hangat sambil mengelap hidungnya yang basah. Ia melamun sambil

mengelus-elus jenggotnya yang sudah tidak teratur lagi tumbuhnya, walaupun pada

musim dingin ia hanya dapat membungkus tubuhnya dengan pakaian yang tidak 

 berlengan dan selimut dari kain perca yang disambung-sambung, tapi bagaimanapun

usahanya tetap tidak dapat menghangatkan. walaupun dirinya juga melarat tapi dia

 berpikir keadaan orang yang lebih melarat. Bagaimana nasib dari ayah ibu dari orang

yang lebih melarat, dan bagaimana pula keadaan anak istrinya, tentunya dalam keadaan

seperti ini mereka akan kelaparan dan bagaimana mereka hidup di dalam keadaan seperti

ini. Orang yang lebih melarat berkata “bahwa dunia ini luas akan tetapi baginya dunia ini

tampak kecil, walaupun matahari dan bulan bersinar seperti biasa tapi bagi orang yang

Page 11: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 11/26

lebih melarat matahari dan bulan tidak bersinar seperti biasa. Dia berpikir apakah semua

orang akan merasakan demikian atau hanya dirinya saja yang berpikiran semacam itu. Ia

merasakan bahwa sebagai manusia dia dilahirkan di dunia ini, tetapi sebagai manusia

hanya dirinya saja yang mengalami hal seperti ini. Pakaiannya tidak dibuat dari bahan

yang tebal dan tidak pula dilapisi dengan kapuk, dia hanya menggunakan pakaian

compang-camping. Rumahnya juga tak terurus dan kelihatan hampir rubuh. Orang yang

lebih melarat itu tidur di lantai tanah yang dilapisi oleh tikar, ayah ibunya tidur di sebelah

atas kepalanya dan anak istrinya tidur di bawah kakinya. Semua tidur melingkari dirinya

untuk menahan dingin. Di dapurnya tidak kelihatan bekas memasak tidak pula kelihatan

api menyala di tungku, tempat menanak nasi pun sudah penuh dengan sarang laba-laba

karena tidak dipergunakan. Mungkin mereka sudah lupa bagaimana caranya menanak 

nasi. Selagi seisi rumah merintih menahan lapar dan kedinginan, datang pegawai pajak 

untuk meminta pajak. Seperti pepatah yang mengatakan “bahwa sesuatu yang sudah

 pendek dipendekkan lagi”, seolah-olah pegawai pajak itu tidak tahu penderitaan orang

yang miskin ini.”

Puisi di atas di persingkat menjadi :

Bentuk : Tanka

           思へども 飛び立ちかねつ        

Yo no naka wo ushi to yasashi to omoedo mo tobitachikanetsu tori ni shi araneba

Arti : “Oleh karena tidak tahan dengan penderitaan dan hidup pun tidak berarti maka

seandainya dapat ingin terbang seperti burung, akan tetapi karena bukan seekor burung

maka tidak dapat terbang.”

Pendapat : Ketidaktahanan menghadapi segala masalah yang ada di dunia ini membuat

 penyair merasa ingin terbang bebas dan meniggalkan segala masalah yang membebani

hidupnya. Penderitaan yang dipikul sangatlah berat dan tidak tertahankan. Itu merupakan

yang manusiawi yang ada pada diri setiap manusia dimana manusia sangat ingin terlepas

dari segala masalah yang ada, dan ingin hidup sebebas-bebasnya.

 Kokinshū

Page 12: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 12/26

 Kokinshū merupakan sebuah kumpulan puisi (waka), yang terdiri dari waka lama

dan waka baru.  Kokinshū dibuat pada zaman Heian atas perintah Tenno. Pembabakan

 Kokinshū tidaklah selama  Manyōshu, jangka waktu  Kokinshū adalah tahun 759-905.

Salah satu penyuntingnya adalah Ki no Tsurayuki.  Kokinshū ada 20 jilid dengan jumlah

 puisi sebanyak 1100, serta kebanyakan berbentuk Tanka.

Contoh puisi dalam Kokinshū:

1. Ki no Tsurayuki, Jilid 8 No 404

Bentuk : Tanka

むすぶてのしづくににごる山の井のあかでも人にわかれぬるかな

 Musubute no Sizuku ni nigoru Yama no wi no Akade mo hito ni Wakarenuru kana

Arti : “Menenguk air dari sumur di gunung, sebelum bosan kita harus berpisah.”

Pendapat : Puisi di atas menyatakan puisi cinta, akan tetapi di sana terkandung pesan

daripada terlanjur banyak masalah yang menghadang dan rasa bosan dengan rasa cinta

yang ada, lebih baik sudahi saja hubungan yang telah dijalani sehingga tidak ada pihak 

yang tersakiti maupun disakiti.

2. Anonymous

Bentuk : Tanka

すがるなく秋のはぎはらあさたちて旅行く人をいつとかまたむ  

Sugaru naku Aki no hagiwara Asa tachite Tabiyuku hito wo Itsu to ka matan

Arti : “Aku akan menantimu selalu, yang telah meninggalkan Hagiwara pada musim

gugur ketika kumbang sugaru ramai berbunyi, oleh karena aku yakin suatu saat engkau

akan kembali lagi.”

Pendapat : Puisi di atas juga merupan puisi cinta dari istri kepada suami, karena hanya

 pasangan suami istri yang saling mencintailah yang akan selalu menanti dengan setia

 pasangan hidupnya hingga ia kembali, dan hanya suami-istri yang saling mencintailah

yang percaya bahwa pasangannya akan kembali suatu saat nanti. Karena cinta yang

sesungguhnya seharusnya menumbuhkan kepercayaan pada pasangan masing-masing

3. Ariwara no Narihira, Jilid 15 No 747

Page 13: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 13/26

Bentu : Tanka

月やあらぬ春や昔の春ならぬわが身ひとつはもとの身にして

Tsuki ya aranu Haru ya mukashi no Haru naranu Wagami hitotsu wa Moto no mi ni shite

Arti : “Bulan yang bersinarpun bukanlah bulan yang dahulu, musim semi yang datang

 pun bukan musim semi yang dahulu, tapi hanya hati ku yang tak berubah masih seperti

yang dahulu.”

Pendapat : Ariwara merupakan orang yang sangat tampan pada masa itu, sehingga

 banyak wanita yang tergila-gila padanya dan dia pun pandai merayu. Salah satu puisi

karyanya di atas adalah puisi rayuan, dia mengatakan walaupun dunia ini berubah namun

hatinya tetaplah sama seperti dahulu. Rayuan ini dapat dengan mudah meluluhkan hati

wanita.

4. Ono no Komachi, Jilid 12 No 554

Bentuk : Tanka

いとせめてこひしき時はむば玉のよるの衣を返してぞき 

 Ito semete Kohisihi toki wa Mubatama no Yoru no Koromo wo Kaeshite zo kiru

Arti : “Ketika aku sangat merindukannya, aku tidur dengan memakai pakaian tidur secara

terbalik agar kekasihku muncul dalam mimpiku.”

Pendapat : Puisi di atas menunjukkan hal-hal kepercayaan yang dipercaya olehmasyarakat Jepang pada masa itu, dimana jika ingin bertemu dengan kekasih yang amat

sangat dirindukan maka tidurlah dengan memakai pakaian tidur secara terbalik agar orang

yang terkasih tersebut dapat muncul di dalam mimpi. Apabila seseorang sudah sangat

merindukan kekasih yang dicintai, maka hal apapun dapat dilakukan untuk dapat bertemu

dengan pujaan hati.

5. Ono no Komachi, Jilid 2 No 113

Bentuk : Tanka

花の色は うつりにけりな  いたづらに わが身世にふる        

 Hana no iro wa Utsuri ni keri na Itazura ni Waga mi yo ni furu Nagame seshi ma ni

Arti : “Warna bunga yang telah pudar karena air hujan yang lebat, Daya tarikku yang

sangat ku hargai juga mulai pudar membuat hati ini sedih.”

Page 14: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 14/26

Pendapat : Puisi di atas ditulis oleh seorang wanita yang sangat cantik walaupun

menjanda. Kecantikannya sangat tersohor dan dielu-elukan oleh orang-orang. Namun

seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia, kecantikan seseorangpun dapat

memudar. Hal itu merupakan ketakutan terbesar yang dirasakan oleh wanita dimanapun,

wanita sangat takut menghadapi hari tua dimana wajahnya sudah tidak lagi menarik dan

wajah merupakan daya tarik utama bagi wanita.

6. Tsurayuki, Jilid 1 No 42

Bentuk : Tanka

人はいさ心もしらずふるさとは花ぞ昔のかににほひける

 Hito wa isa Kokoro mo shirazu Furusato wa Hanazo mukashi no Ka ni hohikeru

Arti : “Hati orang selalu berubah dan saya tidak tahu isi hatimu, akan tetapi ketika saya

datang ke kampung halaman, hanya harum bunga ume yang masih mengeluarkan bau

yang sama.”

Pendapat : Hati dan perasaan orang pastilah berubah seiring dengan waktu, akan tetapi

yang tidak berubah adalah suasana dan kehangatan alam yang diberikan dan disajikan

alam kepada manusia.

7. Mibu no Tadamine, Jilid 13 No 625Bentuk : Tanka

有りあけのつれなく見えし別より暁ばかりうき物はなし

 Ariyake no Tsurenaku mieshi Wakare yori Akatsuki bakari Uki mono hanashi

Arti : “Ketika saya berpisah dengan dirimu yang tidak perduli ketika fajar dimana bulan

mulai tidak kelihatan aku merasa sedih.”

Pendapat : Kesedihan dirasakan olrh penyair dimana orang yang terkasih sudah tidak 

sehangat dulu perilakunya, mungkin karena bertengkar atau orang yang terkasih tersebut

 bosan atau sudah memiliki orang lain di hatinya.

8. Motoyoshi Shinno

Bentuk : Tanka

Page 15: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 15/26

     今はた同じ難波なる身をつくして       ふ

Wagi nureba Ima hata onaji Naniwa naru Mi wo tsukushitemo Awan to zo omou

Arti : “Karena hubungan keduanya telah diketahui oleh umum, maka tidak bisa bertemu

lagi, merasa sedih. Dan saat ini sama juga saya sudah mati. Tapi saya ingin sekali lagi

 jumpa denganmu meskipun harus mati.”

Pendapat : Ini merupakan puisi cinta, namun cinta yang ada di sini adalah cinta yang

terlarang. Mungkin saja cinta antara orang kaya dan orang miskin, atau cinta kepada

selingkuhan. Akan tetapi cinta yang dirasakan bukanlah sekedar cinta main-main, cinta

disini juga merupakan cinta mendalam dan walaupun harus mati, penyair ingin sekali

 bertemu dengan kekasihnya.

9. Ukon

Bentuk : Tanka

    身をば思はず     人の命         

Wasuraruru mi woba omowazu Chikahite-shi Hito no inochi no Oshiku mo aru kana

Arti : “Tidak terkatakan lagi betapa hancur hatiku setelah engkau melupakan diriku,

namun aku sangat khawatir kepadamu jangan sampai engkau menerima hukuman dari

dewa karena kita pernah berjanji di depan dewa.”

Pendapat : Perasaan sedih dan kecewa yang temata sangat karena kekasih yang dicintaimelupakan dirinya, akan tetapi masih terselip rasa kasihan kepada sang mantan kekasih

karena mereka pernah berjanji untuk saling mencintai selamanya dihadapan yang maha

kuasa, dan dia mengkhawatirkan sang kekasih jika mendapatkan hukuman dari yang

kuasa.

10. Fujiwara no Yoshitaka

Bentuk : Tanka

    惜しからざり                  

 Kimi ga tame Oshikarazarishi Inochi sae Nagaku mogana to Omoi keru kana

Arti : “ Saya merasa nyawa pun tidak sayang jika bisa berjumpa dengan mu, namun

 begitu bisa bertemu sekarang aku ingin hidup selama-lamanya.”

Page 16: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 16/26

Pendapat : Rasa rindu yang teramat sangat menyelimuti diri penyair sampai-sampai dia

 bersedia mati untuk dapat bertemu dengan kekasih, akan tetapi setelah bertemu dia ingin

hidup selama-lamanya agar dapat terus bersama dirinya.

11. Izumi Shikibu

Bentuk : Tanka

あらざらむ此世のほかの思出に今一たびの逢ふ事もがな

 Arazaramu Kono yo no hoka no Omoide ni Ima hito tabi no Au koto mo gana

Arti : “Saya mungkin hidup tidak lama lagi, tapi untuk kenangan yang aku akan bawa ke

alam sana, aku ingin jumpa denganmu sekali lagi.”

Pendapat : Puisi di atas menunjukkan perasaaan sedih dan rindu. Sedih karena dia tahu

kalau sebentar lagi usianya akan berakhir sehingga dia tidak dapat bertemu lagi dengan

kekasih. Dan perasaan rindu karena ingin bertemu dengan kekasih hati untuk kenangan

terakhir sebelum ia meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.

12. Murasaki Shikibu

Bentuk : Tanka

めぐりあひ                        ふ

 Meguri-aite Mishi ya sore tomo Wakanu ma ni Kumo gakure nishi Yowa no tsuki kanaArti : “Sudah lama tidak bertemu dan belum sempat aku menyakini dirimu, kamu sudah

dengan tergesa-gesa pergi seperti bulan dimalam hari yang tertutup malam.”

Pendapat : Sudah lama tidak bertemu, tetapi saat bertemu dan baru saja ingin

menyakinkan diri bahwa dialah orang terakhir dan paling dicintai tetapi kekasih hati telah

 pergi dengan tergesa-gesar dan tanpa sepatah katapun.

13. Gijo Sanshi no Haha

Bentuk : Tanka

忘れじ 行末まで     今日を限り      

Wasureji no Yukusue made wa Katakereba Kyō wo kagiri no Inochi tomo gana

Arti : “Kalau tidak bisa mencintai saya sampai akhir, bukankah lebih baik saya

mengakhiri hidup saya selagi hari ini dia masih mencintai saya.”

Page 17: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 17/26

Pendapat : Puisi cinta dimana penyair lebih baik mati selagi dirinya masih dicintai

daripada harus hidup selamanya tetapi tidak ada lagi cinta untuknya.

14. Akazome Emon

Bentuk : Tanka

やすらはで            かたぶくまで       

Yasurawade Nenemashi mono wo Sayo fukete Katabuku made no Tsuki wo mishi kana

Arti : “Karena kamu mengatakan akan datang, aku terjaga semalaman, terus menanti mu

sampai bulan meninggalkan tempatnya dan tertelan oleh awan.”

Pendapat : Puisi di atas menggambarkan perasaan kekecewaan terhadap kekasih. Dia

telah menunggu semalaman, berdoa agar sang kekasih muncul akan tetapi hingga fajar 

datang dia harus menelan seluruh harapannya dan berganti dengan kekecewaan karena

kekasih yang ditunggu-tunggu tidak datang.

15. Taira no Kanemori

Bentuk : Tanka

忍ぶれ ふ色に出でにけ わが恋 物や思ふ 人の問ふまふ

Shinoburedo Iro ni ide ni keri Waga koi wa Mono ya omou to Hito no tou made

Arti : “Agar tidak diketahui oleh orang lain, rasa cinta yang saya rasakan saya pendam,tetapi akhirnya perasaan itu terbuka ketika orang lain menanyakan ada apa dengan

wajahku.”

Pendapat : Puisi tentang cinta yang berusaha menyebunyikan rasa cinta yang dirasakan

namun sebaik apapun perasaan itu disembunyikan, ketika melihat wajah saat bertemu

dengan pujaan hati, orang sekitar pasti akan langsung mengetahui perasaan hati

sebenarnya.

Page 18: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 18/26

 Shinkokinshū

Shinkokinshu dibuat pada akhir zaman Heian hingga zaman Kamakura. Dibuat

atas perintah Tenno, terdiri dari 20 jilid dan berisi kurang lebih sebanyak 2000 puisi.

Salah satu penyunting Shinkokinsh adalah Fujiwara Teika

Contoh puisi di dalam Shinkokinshu :

1. Fujiwara no Teika Ason

Bentuk : Tanka

春のよの夢のうきはしとだえしてみねにわかるゝよこ雲のそ 

 Haru no yo no Yume no uki hashi Todaeshite Mine ni wakaruru Yokogumo no sora

Arti : “Suatu pagi di musim semi, ketika aku menengadah ke langit setelah terbangun

dari mimpi yang hampa, gumpalan awan memanjang menjauhi gunung dengan tenang

melayang.”

Pendapat : Puisi mengenai keindahan alam dimusim semi.

2. Fujiwara no Teika Ason

Bentuk : Tanka

たまゆらのつゆも涙もとゞまらずなき人こふるやどの秋 

Tamayura no Tsuyu mo namida mo Todomarazu Nakibito koru Yado no aki kaze

Arti : “Ketika aku menangis karena rindu pada ibuku yang telah tiada, angin musim

gugur bertiup melaju, menggugurkan embun di daun dan lenyap senyap.”

Pendapat : Puisi yang menunjukkan kesedihan karena kehilangan ibu dan ketika musim

gugur dan memikirkan ibu maka semakin dalamlah rasa sedih yang merasuk kalbu.

Page 19: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 19/26

3. Jakuren Hoshi

Bentuk : Tanka

     露もまだひ  まきの葉 霧立ちのぼ 秋の夕 

 Murasame no Tsuyu mo mada hinu Maki no hana ni Kiri tachinoboru Aki no yuugure

Arti : “Begitu hujan angin yang deras, belum lagi kering turun kabut yang mnyelimuti

seluruh daerah, terasa musim gugur di sore hari yang sepi.”

Pendapat : Puisi mengenai alam, dimana setelah hujan yang cukup deras disertai angin

maka setelah itu kabut akan turun dan mewarnai musim gugur yang sepi.

4. Shokushi Naishinno

Bentuk : Tanka

玉の緒             しのぶること        

Tama no o yo Taenaba taene Nagaraeba Shinoburu koto no Yowari mo zo suru

Arti : “Kalau aku ini memang harus mati lebih baik mati, daripada harus hidup dengan

merahasiakan cinta yang terlarang.”

Pendapat : Puisi cinta. Pada puisi di atas tersirat bahwa penyair tidak bisa hidup tanpa

cinta, walaupun cintanya adalah cinta yang terlarang. Karena itu lebih baik dia mati

daripada harus menutup-nutupin perasaan cinta yang dia miliki.

5. Gokyōgoku Sesshō Saki no Daijō Daijin, Fujiwara no Yoshitsune

Bentuk : Tanka

きりぎり       さむしろ      ひとりかも寝 

 Kirigiritsu naku ya shimo yo no samushiro ni koromo katashiki hitori kamo nenArti : “Ketika suara jangkrik berbunyi di tengah malam yang sunyi dan dingin saya tidur 

dengan berselimutkan sebelah lengan komono seorang diri dalam kesepian.”

Pendapat : Puisi tentang rasa sepi karena tidak ada yang menemani saat tidur di malam-

malam yang sunyi dan sepi.

Page 20: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 20/26

6. Sangi masatsune

Bentuk : Tanka

     山の秋風さよふけ        衣うつな 

 Miyoshino no yama no aki kaze sayo fukete furusato samuku koromo utsu nari

Arti : “Ketika angin musim gugur di gunung Yoshino berhembus, dan ketika malam tiba

sekeliling semua terasa sepi tidak kelihatan seperti pernah ada kota, hanya terdengar 

sayup-sayup suara orang menenun di malam musim gugur yang dingin.”

Pendapat : Puisi mengenai alam. Dimana terasa suasana tempat yang tadinya merupakan

sebuah kota, namun ketika kota tersebut telah tiada, tidak ada lagi keramaian dan

keriangan yang terdengar hanya suara orang menenun yang dapat diibaratkan dengan

suara jangkrik di malam hari.

7. Gon Chu-Nagon Teika

Bentuk : Tanka

こぬ人をまつほの浦の夕なぎに 夕なぎに身もこがれつつ

 Konu hito wo Matsu-hō no ura no Yūnagi ni Yaku ya moshio no Mi mo kogare-tsutsu

Arti : “Saya menanti kekasih yang tak kunjung datang dan hati ini terasa terbakar seperti

daun-daun kering yang dibakar, seperti itulah perasaan hati ini rasanya panas.”

Pendapat : Perasaan kecewa yang mendalam tergambar dari puisi di atas, karena telahlama dan dengan penuh harap menunggu kekasih, tetapi sang kekasih tidak pernah

muncul hingga membuat hati kesal dan marah.

8. Gotoba No-in

Bentuk : Tanka

人も惜し人も恨めしあぢきなく世を思ふゆゑにもの思ふ身は

 Hito mo oshi Hito mo urameshi Ajiki-naku Yo wo omou yue ni Mono omou mi wa

Arti : “Adakalanya kita merasa cinta kepada orang, adakalanya kita merasa benci kepada

orang tapi yang jelas tidak selalu apa yang kita inginkan terjadi, dan begitulah aku selalu

menjadi galau(sedih.susah).”

Page 21: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 21/26

Pendapat : Perasaan terhadap orang tidak dapat ditebak, kadang benci kadang susah.

Perasaan yang selalu berubah-ubah inilah yang selalu membuat hidup tidak nyaman dan

merasa sedih.

 Hyakunin Isshū

Hyakunin Isshu merupakan kumpulan puisi yang berjumlah 100. Puisi-puisi ini

diambil dari Manyoshu, Kokinshu, dan Shinkokin shu. 1 puisi berasal dari 1 penyair 

yang. Puisi-puisi dikumpulkan dari zaman Manyoshu hingga zaman Kamakura. Fujiwara

no Teika mengambil satu puisi dari Manyoshu hingga puisi pada zamannya, dan tidak adakriteria khusus dalam pemilihan puisi. Dalam Hyakunin Isshu terdapat 79 penyair pria

dan 21 penyair wanita dari zaman Nara, Heian, dan Kamamura. Dilihat dari isinya

terdapat 43 puisi adalah puisi cinta dan 32 puisi adalah puisi musim atau keindahan alam.

Pada zaman edo, kumpulan puisi ini sangat terkenal karena biasa digunakan sebagai

 permainan tradisional yang dimainkan setiap tahun baru yaitu Karuta.

Contoh-contoh puisi dalam hyakunin isshu:

1. Jito Tenno, Puisi nomor 2

Bentuk : Tanka

春過ぎて夏来にけらし白妙の衣ほすてふ天の香具山

 Haru sugite natsu ki ni kerashi shirotae no koromo hosu te fu ama no kaguyama

Arti : “ketika musim semi berlalu dan mulai datang musim panas, di gunung kagu terlihat

 jemuran kain putih di sana sini menandakan musim panas telah tiba.”

Page 22: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 22/26

Pendapat : Puisi ini tentang keindahan alam, puisi di atas menggambarkan tentang

suasana akan datangnya musim panas yang terlihat oleh Tenno.

2. Kakinomoto no Hitomaro, Puisi nomor 3

Bentuk : Tanka

     山鳥の尾の しだり尾の                

 Ashibiki no Yamadori no o no Shidari o no Naganagashi yo wo hitori kamo nen

Arti : “Malam di musim gugur yang panjang, seolah-olah sepanjang ekor burung-gunung

(kiji) aku tidur seorang diri dalam kesepian.”

Pendapat : Selain mengungkapkan keindahan alam, akan tetapi terselip sedikit kerinduan

dan perasaan kesepian dalam keindahan alam tersebut, mungkin penyair tersebut merasakesepian karena orang yang dicintainya pergi menuju tempat yang jauh atau pergi

meninggalkan dirinya.

3. Abe no Nakama ro, Puisi nomor 7

Bentuk : Tanka

天の原 ふりさけ見れば春日なる三笠の山に出でし月かも

 Ama no hara Furisake mireba Kasuga naru Mikasa no yama ni Ideshi tsuki kamo

Arti : “Di langit yang luas aku memandang, terlihat bulan yang bersinar dengan terang,

apakah bulan yang bersinar di negara China ini sama dengan yang terlihat di Kasuga.”

Pendapat : Perasaan rindu akan kampong halaman di Jepang. Puisi ini kemungkinan

ditulis oleh orang-orang yang dikirim untuk belajar di negeri China. Sehingga ketika

memandang bulan yang bersinar dengan terang muncul rasa penasaran apakah bulan yang

terang ini terlihat sama terangnya dengan bulan yang ada di Jepang.

4. Ki no Tomonori, Puisi nomor 33

Bentuk : Tanka

   光のどけき     しづ心なく       

 Hisakata no Hikarinodokeki Haru no hi ni Shizu-gokoro naku Hana no chiruran

Page 23: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 23/26

Arti : “Ketika hari cerah dimusim semi entah mengapa hatiku tidak tenang melihat bunga

sakura yang berguguran.”

Pendapat : Puisi mengenai keindahan alam tentang bunga sakura, namun keindahan

alam itu juga menimbulkan perasaan tidak tenang.

5. Kentoku ko, Puisi nomor 45

Bentuk : Tanka

     いふべき人は思ほえで 身のいたづらに        

 Aware to mo Iu beki hito wa Omohoede Mi no itazura ni Narinu beki kana

Arti : “Tanpa ada orang yang mencintai diriku juga dirimu yang tidak pernah

memikirkan diriku, apakah aku akan meninggal tanpa mengenal cinta.”

Pendapat : Puisi tentang cinta dimana sang penyair merasa dirinya tidak pernah dicintai

oleh siapapun, bahkan oleh orang yang ia cintai.

6. Fujiwara no Michinobu Ason, Puisi nomor 52

Bentuk : Tanka

                          あさぼらけかな

 Akenureba Kururu mono to wa Shiri nagara Nao urameshiki Asaborake kanaArti : “Ketika fajar datang dan saatnya kita berpisah aku tahu akan bisa jumpa lagi,

namun hati ini tidak rela berpisah dengannya.”

Pendapat : Puisi cinta tentang perpisahan yang harus terjadi karena di Jepang biasanya

laki-laki tidak tinggal serumah walaupun dengan istrinya. Sehingga setiap malam laki-

laki itu akan datang dan ketika sudah pagi laki-laki itu akan pergi lagi. Ada perasaan tidak 

rela meski sudah mengetahui bahwa peraturannya seperti itu, dia tidak ingin berpisah

dengan kekasihnya walaupununtuk sesaat.

7. Sakyo no Daibu Michimasa, Puisi nomor 63

Bentuk : Tanka

今はただ             人づてならで いふよしもがな

 Ima wa tada Omoi tenan To bakari wo Hito-zute nara de Iu yoshi mo gana

Page 24: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 24/26

Arti : “Saya menyadari sekarang ini aku harus melupakan dirinya, tapi keputusan ini aku

ingin menyampaikan sendiri tanpa adanya perantara.”

Pendapat : Puisi cinta dimana dia harus menyampaikan dengan sendiri dan tanpa

 perantara bahwa dirinya harus melupakan kekasihnya. Karena apabila menggunakan

 perantara bisa saja terjadi perpisahan secara tidak baik-baik.

8. Suo no Naishi, Puisi nomor 67

Bentuk : Tanka

春の夜の夢ばかりなる手枕にかひなく立たむ名こそ惜しけれ

 Haru no yo no Yume bakari naru Tamakura ni Kainaku tatan Na koso oshi kere

Arti : “Seperti mimpi dalam mimpi di malam hari si musim semi yang pendek, oleh

karena lengan tanganmu yang dijadikan bantal jangan sampai jadi pembicaraan orang.”

Pendapat : Puisi tentang cinta, namun jika dilihat dari kata-kata “jangan sampai jadi

 pembicaraan orang”, cinta disini adalah cinta terlarang, atau selingkuhan karena

walaupun telah menghabiskan malam bersama namun tidak ingin orang lain

mengetahuinya.

9. Minamoto no Toshiyori Ason, Puisi nomor 74

Bentuk : Tankaうかりける人をはつせの山おろしよ はげしかれとは祈らぬものを

Ukari keru Hito wo hatsuse no Yama oroshiyo Hageshikare to wa Inoranu mono wo

Arti : “Saya mendoakan kekasih yang dingin di kuil Hase dan ketika itu ada angin yang

 bertiup kencang dari gunung dan meninpa diriku serta terasa sangat dingin, apakah ini

 jawaban?”

Pendapat : Puisi cinta mengenai perasaan ragu yang terselip di hati atas tingkah laku

kekasih, namun setelah berdoa di kuil sepertinya mendapat jawaban karena tiba-tiba

angin dingin berhembus menerpa tubuhnya sedingin tingkah laku kekasihnya.

10. Taiken Moin no Horikawa, Puisi nomor 80

Bentuk : Tanka

長からむ心もしらず 黒髪のみだれてけさは       

Page 25: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 25/26

 Nagakaran Kokoro mo shirazu Kurokami no Midareta kesa wa Mono wo koso omohe

Arti : “Kata-kata mu yang mengatakan aku tidak akan berubah, sesungguhnya aku tidak 

mengerti perasaanmu yang sesungguhnya, dan hatiku yang baru saja berpisah denganmu

hatiku kacau seperti rambutku yang acak-acakan, begitulah hatiku sedang galau.”

Pendapat : Puisi cinta, dimana penyair tidak percaya pada kata-kata kekasihnya yang

menyatakan bahwa sang kekasih akan terus mencintai dirinya.

11. Inpu Monin no Taifu, Puisi nomor 90

Bentuk : Tanka

     雄島のあまの袖だにも  ぬれにぞぬれし色はかはらず

 Misebaya na Ojima no ama no Sode dani mo Nure ni zo nureshi Iro wa kawarazu

Arti : “Aku ingin memperlihatkan ujung dari kimonoku yang sudah basah karena air 

mata yang mengangisi dirimu hingga warnanya pudar melebihi baju nelayan.”

Pendapat : Puisi cinta yang menggambarkan kesedihan yang teramat dalam karena

ditinggalkan oleh kekasihnya. Kesedihan tersebut amat dalam dan terlihat dari air mata

yang membasangi ujung kimono hingga basah dan luntur 

12. Kamakura no Udajin, Puisi nomor 93

Bentuk : Tanka世の中は つねにもがもななぎさこぐあまの小舟の綱手かなしも

Yo no naka wa Tsune ni mo ga mo na Nagisa kogu Ama no obune no Tsuna de kanashi

mo

Arti : “Aku ingin segala sesuatu di dunia ini tidak akan berubah, namun tidak mungkin,

ketika melihat kapan nelayan jatuh ke laut, ombak yang lama kelamaan hilang.”

Pendapat : Puisi tentang alam, dikaitkan dengan keinginan manusia yang tidak ingin

segala sesuatu yang ada di dunia ini berubah.

KESIMPULAN

Page 26: Paper Puisi Jepang

7/16/2019 Paper Puisi Jepang

http://slidepdf.com/reader/full/paper-puisi-jepang 26/26

Kumpulan-kumpulan puisi di Jepang sudah ada sejak zaman Nara. Puisi-puisi yang

tercipta merupakan puisi tentang perasaan cinta, sedih, dan kekaguman terhadap alam. Puisi

cinta yang tercipta tidak hanya cinta kepada pasangan hidup tapi juga bisa saja cinta terhadap

orangtua, saudara, bahkan hewan sekalipun. Puisi di Jepang merupakan sebuah karya sastra yang

cukup lama dan tua. Puisi merupakan perwujudan dari perasaan yang terdalam yang tidak dapat

diungkapkan dengan kata-kata. Penyair yang menciptakan puisi di Jepang tidak hanya dari

kalangan atas, rakyat biasa pun turut serta membuat puisi agar dapat menyuarakan perasaan hati

yang terdalam yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.