paper pegadaian

15
Bisnis Finansial Kelompok 1 1. Galih Priyo Sembodo 2. Eka Rila Agustina 3. Veti Lusiana Safitri 4. Talitha Dwi Zara PEGADAIAN Pengertian Pegadaian Gadai. Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untung melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 diatas.

Upload: talitha-zara

Post on 09-Jul-2016

331 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

lskdlskapojcxpokjcxskxope

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Pegadaian

Bisnis Finansial

Kelompok 1

1. Galih Priyo Sembodo

2. Eka Rila Agustina

3. Veti Lusiana Safitri

4. Talitha Dwi Zara

PEGADAIAN

Pengertian Pegadaian

Gadai. Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai

adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang

bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh

seorang yang mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang

mempunyai utang. Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada

orang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan

untung melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi

kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di

Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan

lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke

masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-undang

Hukum Perdata Pasal 1150 diatas.

Sejarah Pegadaian

Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC)

mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan

kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada

tanggal 20 Agustus 1746.

Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda

(1811-1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat

diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari

Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel).Namun metode tersebut berdampak

Page 2: Paper Pegadaian

buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang

dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu,

metode liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian

diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada

pemerintah.

Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap

dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak

ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya.

Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan

‘cultuur stelsel’ dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan

adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat

memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan

Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha

Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan

Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1

April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.

Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian

yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan

Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak

banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi

kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian

dalam Bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan Pegadaian

dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang

pribumi yang bernama M. Saubari.

Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan

Pegadaian sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang

kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan

Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan

Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali

dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah

beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1

Page 3: Paper Pegadaian

Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan

(PERJAN), selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan

PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga

sekarang.

Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin

dirasakan oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service

obligation, ternyata perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang

signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat

mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak

menguntungkan.

Jenis – Jenis Pegadaian

1. Pegadaian Konvensional

Suatu hak yang diperoleh oleh orang yang berpiutang atas suatu barang

yang bergerak yang diserahkan oleh orang yang berpiutang sebagai jaminan

utangnya dan barang tersebut dapat dijual oleh yang berpiutang bila yang berutang

tidak dapat melunasi Kewajibannya pada saat jatuh tempo.

2. Pegadaian Syariah

Menjadikan sesuatu barang yang mempunyai nilai harta dalam pandangan

syara sebagai jaminan hutang, yang memungkinkan untuk mengambil seluruh

atau sebagian utang dari orang tersebut.

Kegiatan Usaha Pegadaian

Pegadaian tentunya memiliki kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

keuangan yaitu :

1. Penghimpunan Dana

Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan

usahanya berasal dari :

a. Pinjaman jangka pendek dari perbankan

b. Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari

total dana jangka pendek yang dihimpun)

Page 4: Paper Pegadaian

c. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan, utang

kepada nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan

diterioma dimuka, dan lain-lain)

d. Penerbitan obligasi

e. Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 (dua) kali menerbitkan

obligasi yang jangka waktunya masing-masing 5 tahun. Penerbitan pertama

adalah pada tahun 1993 sebesar Rp 25 miliardan penerbitan yang kedua

kalinya adalh pada tahun 1994 juga sebesar Rp 25 miliar, sehingga sampai

tahun 1994 total nilai obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp 50 miliar.

f. Modal sendiri

Modal sendiri yang dimiliki oleh Perum Pegadaian terdiri dari:

1) Modal awal: kekayaan Negara diluar APBN sebesar Rp 205 miliar

2) Penyertaan modal pemerintah

3) Laba ditahan: laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak perusahaan

pegadaian inio berdiri pada masa Hindia Belanda.

2. Penggunaan Dana

Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai

kegiatan usaha Perum Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk hal-

hal berikut:

a) Uang kas dan dana likuid lain

b) Perum Pegadaian memerlukan dana likuid untuk berbagai kebutuhan

seperti:kewajiban yang jatuh tempo, penyaluran dana dalam bentuk

pembiayaan atas dasar hukum gadai, pembayaran pajak, dan lain-lain.

c) Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris

d) Aktiva tetap berupa tanah dan bangunan serta inventaris ini tidak secara

langsung dapat menghasilkan penerimaan bagi perum pegadaian namun

sangat penting agar kegiatan usahanya dapat dijalankan dengan baik.

Aktiva tetap dan peralatan ini antara lain adalah berupa tanah, kantor atau

bangunan, computer, kendaraan, meubel, brankas, dan lain-lain.

e) Pendanaan kegiatan operasional

Page 5: Paper Pegadaian

f) Kegiatan operasional Perum Pegadaian memerlukan dana yang tidak

kecil. Dana ini antara lain digunakan untuk: gaji pegawai, honor,

perawatan peralatan, dan lain-lain.

g) Penyaluran dana

h) Pengunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk

pembiayaan datas dasar hukum gadai. Lebih dari 50% dana yang telah

dihimpun oleh Perum Pegadaian tertanam dalam bentuk aktiva ini, karena

memang ini merupakan kegiatan utamanya. Penyaluran dana ini

diharapkan akan dapat menghasilkan keuntungan, meskipun tetap

dimungkinkan untuk mendapatkan penerimaan dari bunga yang

dibayarkan oleh nasabah. Penerimaan inilah yang merupakan penerimaan

utama bagi Perum Pegadaian dalam menghasilkan keuntungan, meskipun 

tetap ,dimungkinkan untuk mendapatkan penerimaan dari sumber yang

lain seperti investasi surat berharga dan pelelangan jaminan gadai.

i) Investasi lain

j) Kelebihan dana (idle fund) yang belum diperlukan untuk mendanai

kegiatan operasional maupun belum dapat disalurkan kepada masyarakat,

dapat ditanamkan dalam berbagai macam bentuk investasi jangka pendek

dan menengah. Investasi ini dapat menghasilkan penerimaan bagi Perum

Pegadaian, namun penerimaan ini bukan merupakan penerimaan utama

yang diharapkan oleh Perum Pegadaian. Sebagai contoh, Perum Pegadaian

dapat memanfaatkan dananya untuk investasi dibidang property, seperti

kantor dan took. Pelaksanaan investasi ini biasanya bekerja sama dengan

pihak ketiga seperti pengembang (developer), kontraktor, dan lain-lain.

3. Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai

Barang yang dapat digadaikan

Pada dasarnya, hampir semua barang bergerak dapat digadaikan di

pegadaian dengan pengecualian untuk barang-barang tertentu. Barang-barang yng

dapat digadaikan meliputi:

a) Barang perhiasan

Page 6: Paper Pegadaian

b) Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara, dan batu

mulia.

c) Kendaraan

d) Mobil, sepeda motor, sepeda,dan lain-lain

e) Barang elektronik

f) Kamera, refrigerator, freezer, radio, tape recorder, video player, televise, dan

lain-lain

g) Barang rumah tangga

h) Perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lain-lain

i) Mesin-mesin

j) Tekstil

k) Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum pegadaian.

Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan sumber

daya manusia di pegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang ditanggung oleh

Perum Pegadaian, serta memperhatikan peraturan yang berlaku, maka ada barang-

barang tertentu yang tidak dapat digadaikan. Barang-barang yang tidak dapat

digadaikan meliputi :

a) Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyimpanan khusus dan

memerlukan cara pemeliharaan khusus.

b) Hasil bumi, karena mudah busuk atau rusak

c) Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat

penyimpanan sangat besar yang tidak dimiliki oleh pegadaian.

d) Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut

e) Barang yang amat kotor

f) Kendaraan yang sangat besar

g) Barang-barang seni yang sulit ditaksir

h) Senjata api, amunisi, dan mesiu

i) Barang yang disewabelikan

j) Barang milik pemerintah

k) Barang illegal

Penaksiran

Page 7: Paper Pegadaian

Pinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan penyerahan barang

bergerak sebagai jaminan pada loket yang telah ditentukan pada kantor.pegadaian

setempat. Mengingat besarnya jumlah pinjamna sangat tergantung pada nilai

barang yang akan digadaikan, maka barang yang diterima dari calon peminjam

terlebih dahulu harus ditaksir nilainya oleh petugas penaksir. Petugas penaksir

adalah orang-orang yang sudah mendapatkan pelatihan khusus dan

berpengalaman dalam melakukan penaksiran barang-barang yang akan

digadaikan. Pedoman dasar penaksiran telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian

agar penaksiran atas suatu barang bergerak dapat sesuai dengan nilai sebenarnya.

Pemberian Pinjaman

Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan besarnya

pinjaman yang diberikan. Setelah itu ditentukan, maka petugas menentukan

jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan jumlah uang pinjaman ini

juga berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai taksiran, dan presentase ini

juga telah ditentukan oleh Perum Pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya

berkisar antara 80-90%.

Pelunasan

Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu pemberian

pinjaman, nasabah mempunyai kewajiban melakukan pelunasan pinjaman yang

telah diterima. Pada dasarnya nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat

tanpa harus menunggu waktu jatuh tempo. Pelunasan pinjaman beserta sewa

modalnya (bunga) dibayarkan langsung ke kasir disertai surat gadai. Setelah

adanya pelunasan atau penebusan yang disertai dengan pemenuhan kewajiban

nasabah yang lain, nasabah dapat mengambil kembali barang yang digadaikan.

Pelelangan

Penjualan barang yang digadaikan melalui suatu pelelangan akan dilakukan

oleh Perum Pegadaian pada saat yang telah ditentukan dimuka apabila terjadi hal-

hal berikut:

Page 8: Paper Pegadaian

1) Pada saat masa habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus barang

yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai alasan,

dan

2) Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak

memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan

Hasil pelelangan barang yang digadaikan akan digunakan untuk melunasi

seluruh kewajiban nasabah kepada Perum pegadaian yang terdiri dari :

1) Pokok pinjaman

2) Sewa modal atau bunga

3) Biaya lelang

Manfaat Pegadaian

1. Bagi Nasabah

Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari Perum

Pegadaian adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana

dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit

perbankan. Disamping itu, mengingat jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian

tidak hanya jasa pegadaian, maka nasabah juga dapat memperoleh manfaat antara

lain:

a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah

berpengalaman dan dapat dipercaya.

b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat

dipercaya.

2. Bagi Perum Pegadaian

Manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan

kepada nasabahnya adalah:

a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh

peminjam dana.

b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah

memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.

Page 9: Paper Pegadaian

c. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik

Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan

kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang

relatif sederhana.

d. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh

oleh Perum Pegadaian digunakan untuk:

1) Dana pembangunan semesta (55%)

2) Cadangan umum (20%)

3) Cadangan tujuan (5%)

4) Dana sosial (20%)

Pertanyaan Kelompok I Bisnis Finansial Tentang Penggadaian

1. Ibnu Aksan masduqi: antara penggadaian konvensional dan syariah, mana

yang lebih menguntungkan? Jawaban: belom tentu, karena harus lebih jelas

jika tau kisaran angkanya. Jika penggadaian konvensional, tingkat suku

bunganya belum jelas, tapi dari gambarannya, yang lebih menguntungkan

adalah penggadaian syariah. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat suku

bunga apakah pada waktu tertentu terdapat perubahan (naik atau turun).

Oleh karna itu kita harus pandai memprediksi tingkat suku bunga di masa

mendatang.

2. Antonius cosnami: bagaimana cara penggadaian jika masih mahasiswa?

Jawab: boleh, yang pasti harus umur, dan barang yang digadaikan harus

barang yang berharga, artinya harus setara dengan uang yang di pinjamkan.

Selain itu barang yang digadaikan harus memiliki sertifikat yang jelas atau

kwitansi barang harus beridentitas nama si penggadai. Misalnya barang

yang digadaikan adalah tv, setelah itu si peminjam uang kabur begitu saja,

dan ternyata tv yang tadi digadaikan tidak bisa digadaikan atau dilelang oleh

pihak oleh pihak penggadaian, maka pemerintah harus membeli atau

menjamin barang tersebut.

3. Suci: pemberian saran, bahwasanya sebelum presentasi sebaiknya lebih

memahami isi materi.

Page 10: Paper Pegadaian

Tambahan :

Perbedaan penggadaian syariah dengan penggadaian konvensional

Syariah

a. Ijab kabul, harus ada saksi

b. Sistemnya bagi hasil

c. Sumber dana dari bank-bank syariah

Konvensional

a. Tidak ada saksi

b. Sistemnya sistem bunga

c. Sumber dananya dari bank umum.

Pegadaian tidak harus berbentuk barang, bisa juga berbentuk non barang

seperti misalnya hak cipta.

Sebaiknya memilih syariah, karena tingkat suku bunga pada pegadaian

konvensional tidak konstan. Bisa meningkat atau menurun.