panduan penyusunan fs pasar

Upload: zuber-angkasa

Post on 06-Jul-2018

238 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Panduan Penyusunan FS Pasar

    1/5

    Panduan Penyusunan FS (Pasar)

    Executive Summary

    Bab I Pendahuluan

    Pada Bab ini dijelaskan secara garis besar saja, hal-hal terkait dengan proyek yang terdiri dari Latar

    Belakang, Tujuan dan Ruang Lingkup. Detail tentang hal-hal tersebut diatas akan dibahas pada Bab-

    bab selanjutnya.

    Bab II Analisis Kebutuhan / Penyediaan

    Bab ini berisi kajian urgensi kebutuhan dan bagaimana Pemda akhirnya berkesimpulan bahwa

    dengan kondisi yang ada saat ini maka Pembangunan / Pengembangan / relokasi pasar merupakan

    solusi dari semua permasalahan yang ada. Hal-hal yang akan dibahas dalam Bab ini adalah:

    1. 

    Gambaran Kondisi Pasar yang ada saat inia.

     

    Menggambarkan secara umum kondisi pasar di daerah, perkembangan beserta kinerja

    pasar di daerah.

    b.  Permasalahan yang dihadapi oleh daerah terkait dengan paparan pada poin 1 (a)

    2.  Studi atas jumlah permintaan/kebutuhan pembangunan/pengembangan/relokasi pasar yang

    didukung dengan data-data sebagai berikut:

    a.  Studi kontribusi pasar terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat yang memuat

    sekurang-kurangnya kontribusi terhadap PAD dan PDRB.

    b. 

    Studi pendirian pasar mengacu kepada Perundang undangan yang berlaku dan Permendag

    tentang pendirian pasar tradisional atau pusat perbelanjaan atau toko modern selain

    minimarket. Dalam peraturan tersebut pendirian pasar tradisional harus membuat analisa

    kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keberadaan pasar tradisional dan UMKM. Studi ini

    untuk melihat potensi pembeli yang akan berkunjung dan pedagang yang akan berjualan di

    pasar tradisional baru. Studi minimal meliputi:

    1) 

    Struktur penduduk menurut mata pencaharian dan pendidikan masyarakat sekitar

    pasar.

    2)  Tingkat kepadatan ekonomi Rumah Tangga

    3)  Kepadatan penduduk

    4) 

    Pertumbuhan penduduk

    5) 

    Ketahanan dan pertumbuhan pasar tradisional sebagai sarana bagi UMKM lokal6)  Keberadaan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang ada untuk mendukung pasar.

    Sedangkan jika proyek ini adalah proyek relokasi atau pengembangan/rehabilitasi pasar

    maka untuk melihat potensi pedagang yang mau pindah atau direlokasi maka harus

    dilakukan suatu Real Demand Survey (RDS) yang minimal harus bisa menjawabapakah para

    pedagang sudah mengetahui rencana pemindahan pasar, setuju atau menolak atas

    rencana pemindahan, kesanggupan pedagang dalam memenuhi kewajiban di tempat yang

    baru misalnya dengan mekanisme membeli atau menyewa, jumlah hari berdagang di

    tempat yang baru, jenis barang dagangan dan penghasilan pedagang per hari. RDS

    dilaksanakan setelah sosialisasi Kepala Daerah kepada para pihak terkait pembangunan /pengembangan/ relokasi pasar. RDS minimal berisi:

  • 8/17/2019 Panduan Penyusunan FS Pasar

    2/5

    a) 

    Pendahuluan, memuat gambaran umum tentang rencana pengembangan pasar,

    kedudukan pasar dalam rencana kebijakan pembangunan daerah dan pelaksanaan

    survey dan sosialisasi kepada pedagang / calon pedagang dan lainnya yang terkait

    dengan rencana pengembangan pasar;

    b) 

    Metodologi pendekatan, adalah metodologi statistik yang digunakan untuk

    memperoleh hasil survei atas populasi pedagang / calon pedagang yang dihitung

    berdasarkan hasil sample dari keseluruhan data populasi;

    c) 

    Gambaran Objek Penelitian, adalah penjabaran tentang kondisi dan informasi

    terkait dengan jumlah data/ populasi pedagang yang dijadikan sebagai sample

    termasuk penjabaran variable variable lainnya yang dapat mempengaruhi hasil

    kajian seperti kondisi geografis, sosial dan lainnya;

    d)  Identifikasi RDS merupakan batasan atau ruang lingkup yang digunakan untuk

    mendapatkan hasil survei yang relevan; dan

    e) 

    Penutup memuat kesimpulan dan rekomendasi dari hasil pengujian data.

    c.  Alternatif solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh daerah dengan mengacu pada

    keterkaitan antara gambaran umum pasar di daerah dengan kajian kebutuhan

    pembangunan/pengembangan/relokasi pasar. Rekomendasi solusi yang dipilih dan nilai

    lebih yang didapatkan dengan melaksanakan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi

    permasalahan yang ada serta dampak jika rencana tersebut tidak dilaksanakan.

    Bab III Gambaran Umum Pelaku (PEMDA)

    Bab ini berisi review / kajian kelayakan dari segi karakteristik Pemda sebagai debitur. Bab ini akan

    menunjukan peran strategis PEMDA dalam menyelesaikan atau menjawab permasalahan yang

    muncul pada Bab II dan dampak yang akan muncul jika permasalahan tersebut dilaksanakan oleh

    pihak selain PEMDA. Peran strategis menggambarkan PEMDA sebagai bagian dari solusi terkait

    rencana untuk melakukan pembangunan/pengembangan/relokasi pasar. Peran strategis yang

    dilakukan oleh PEMDA dapat dikaitkan dengan:

    1.  Risiko-risiko terkait peningkatan pelayanan pasar yang bersih dan memadai bagi masyarakat

    yang hanya dapat dimitigasi dengan kehadiran Pemda sebagai pelaku pelaksana

    pembangunan/pengembangan pasar tersebut.

    2.  Pemda telah melakukan perencanaan atas pelaksanaan proyek ini sesuai dengan RPJMD

    sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa proyek ini merupakan prioritas Pemda.

    Dalam Bab ini juga akan disampaikan rencana PEMDA sebagi bagian solusi untuk mendukung

    pelaksanaan proyek terkait dengan permasalahan yang dihadapi diantaranya mencakup arah

    kebijakan yang diambil terkait dengan pelaksanaan proyek (misal sosialisasi Kepada Daerah kepada

    Pedagang); kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan; kebijakan lain yang terkait dengan

    operasional pasar (misal kebijakan tarif).

    Bab IV Review Rencana Pembangunan/Pengembangan/ Relokasi Pasar

    Bab ini berisi review business plan berupa pembangunan/pengembangan/relokasi pasar sebagai

     jawaban atas permasalahan yang ada pada bab II. Review Business plan meliputi aspek sebagaiberikut:

  • 8/17/2019 Panduan Penyusunan FS Pasar

    3/5

    1. 

    Manajemen dan Struktur Organisasi

    Evaluasi yang akan dilakukan meliputi kompetensi dari manajemen dan efektivitas dari

    organisasi pengelola pasar, serta kemampuan organisasi untuk melaksanakan business plan

    yang direncanakan.

    2. 

    Aspek Produksi dan Operasional

    Evaluasi yang akan dilakukan meliputi rencana operasional, pendapatan dan pengeluaran dari

    pengelolaan pasar, kemampuan unit pengelola pasar dalam menjalankan operasional sesuai

    ketentuan, kaidah-kaidah yang berlaku, serta standar operasional yang diterapkan internal

    maupun yang ditentukan oleh peraturan peraturan Pemerintah.

    3.  Aspek Pemasaran

    Akan dilakukan evaluasi dari strategi dan jaringan pemasaran, kemampuan unit pengelola pasar

    untuk bersaing dalam industri ini.

    4.  Industri Overview

    Evaluasi terhadap pesaing usaha sejenis, posisi pasar yang dibangun/dikembangkan/direlokasi

    dalam persaingan. Konsultan juga akan mempelajari dan menyajikan secara detailperkembangan industri secara global, serta berbagai hal penting lain dalam industri yang akan

    mempengaruhi kinerja pasar.

    Hasil review digunakan untuk mengevaluasi business plan yang telah dibuat oleh pengelolaan

    pasar, dan akan menjadi dasar untuk menilai ketepatan dalam pemilihan asumsi dari proyeksi

    keuangan proyek dan menarik kesimpulan atas kesinambungan pasar dalam menjalankan

    operasional pasar.

    Bab V Kelayakan Proyek (Aspek Teknis)

    Bab ini berisi review/kajian kelayakan proyek dari segi teknis konstruksi/ pembangunannya yang

    memuat antara lain:

    1. 

    Pemilihan lokasi proyek untuk pasar baru yang akan dibagun atau direlokasi, lokasi pasar

    sementara jika akan dibangun pada lokasi lama, tambahan lokasi untuk pasar yang

    dikembangkan.

    2.  Spesifikasi detail proyek berdasarkan RAB yang disusun sesuai dengan standar biaya umum

    setempat dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Teknis Pembangunan

    Bangunan Gedung Negara.

    3.  Tahapan Pelaksanaan proyek (kurva S) mencakup rencana tahapan pembangunan pasar,

    rencana persiapan lokasi sementara dan strategi pemindahan pedagang sementara (untuk

    pasar yang dibagun pada lokasi lama)

    Bab VI Kelayakan Aspek Legal dan Perijinan

    Bab ini berisi review / kajian kelayakan proyek dari segi legal dan perijinan yang memuat antara lain:

    1.  Analisis dampak sosial dan AMDAL/UPL-UKL

    2. 

    Proses Perijinan Operasional Pasar

    Jalan dan jembatan yang akan dibangun/ dikembangkan telah sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan yang ada seperti:

    a. 

    Peraturan tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional pusat perbelanjaan dan tokomodern

  • 8/17/2019 Panduan Penyusunan FS Pasar

    4/5

    b. 

    Peraturan Kementerian Perdagangan tentang pedoman penataan dan pembinaan pasar

    tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern.

    c.  Peraturan Kementerian Dalam Negeri tentang pengelolaan dan Pembinaan Pasar

    Tradisional

    Bab VI Kelayakan Keuangan Daerah dan Proyek

    Bab ini berisi review / kelayakan keuangan dari dua hal yaitu PEMDA sebagai pelaku dan kelayakan

    keuangan Proyek itu sendiri.

    1.  Kelayakan keuangan Pemda memuat antara lain:

    a.  Analisa kemandirian keuangan daerah

    Perbandingan ini digunakan untuk mengukur tingkat kemandirian pemda dalam hal

    pendanaan aktivitasnya. Rasio ini dapat diukur dengan membandingkan jumlah realisasi

    PAD terhadap jumlah realisasi DAU ditambah jumlah pinjaman (selain hutang PFK dan

    hutang pajak PPn/PPh). Disamping itu, tingkat kemandirian dapat juga dibaca sebagaiindikator tingkat partisipasi masyarakat lokal terhadap pembangunan daerah, indikator

    perkembangan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakatnya.

    b. 

    Proyeksi APDB selama masa pinjaman

    Proyeksi atas APBD merupakan prediksi dari kondisi keuangan daerah yang minimal

    meliputi Pendapatan dan Belanja Daerah selama masa pinjaman. Proyeksi dilakukan untuk

    melihat kemampuan pemerintah daerah apakah nantinya memiliki kemampuan keuangan

    yang memadai selama masa pinjaman.

    Proyeksi dapat dilakukan dengan cara:

    1) 

    Menggunakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk

    memperhitungkan proyeksi pendapatan dan belanja dengan mengacu pada proyeksi

    keuangan jangka menengah serta kebijakan pembangunan jangka menengah

    Pemda.

    2) 

    Menggunakan trend data historis (realisasi anggaran minimal 5 tahun terakhir)

    sebagai dasar asumsi perhitungan proyeksi.

    c.  Kesesuaian dengan PP nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah yang memuat

    antara lain:

    1)  Batas Maksimum Pinjaman

    2)  Perhitungan Rasio DSCR selama masa pinjaman

    d. 

    Batas Maksimal Defisit APBD yang disesuaikan dengan PMK Nomor 127/PMK.07/2011

    2.  Kelayakan Keuangan Proyek terdiri atas:

    a.  Studi perhitungan nilai wajar proyek, yaitu studi hasil perhitungan kelayakan nilai wajar

    proyek, yaitu studi hasil perhitungan kelayakan nilai wajar harga bahan baku berdasarkan

    RAB yang disusun sesuai dengan standar biaya umum setempat dan peraturan menetri

    teknis dan Owner Estimates. 

    b. 

    Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan analisis keuangan yang berisi baseline

    data yang menjadi dasar atas perhitungan cash in serta cash out project. Baseline data bisa

    berupa data eksisting pemasukan dan pengeluaran riil pasar yang kemudian dijadikan

    dasar perhitungan proyeksi atau jika pasar baru, berdasarkan hasil benchmarking pasar

    tipe sejenis di daerah bersangkutan.c.  Perhitungan IRR, NPV, Payback Period. 

  • 8/17/2019 Panduan Penyusunan FS Pasar

    5/5

    d. 

    Proyeksi cash flow selama masa ekonomis proyek baik dengan asumsi optimis, moderat,

    dan pesimis yang disertai dengan proyeksi cash flow dengan menggunakan analisis

    sensitivitas yang mempertimbangan faktor kenaikan harga, jangka waktu dll. (dalam

    penyusunan cash flow proyek harus memasukkan komponen pinjaman ke PIP beserta

    pengembalian pokok dan bunga pinjaman ke SMI)

    e. 

    Rencana penarikan dan pengembalian pinjaman. Rencana penarikan pinjaman disesuaikan

    dengan progres proyek yang mengacu pada kurva S untuk asumsi penarikan, sedangkan

    untuk pengembalian pinjaman kepada SMI didasarkan atas cashflow proyek.

    3.  Hal hal lain yang perlu dimasukkan dalam Bab ini adalah terkait hal-hal sebagai berikut:

    a.  Skema pembiayaan; merupakan penjelasan seberapa besar porsi pembiayaan yang dapat

    dibiayai melalui APBD dan berapa porsi yang diusulkan melalui fasilitas pembiayaan

    infrastruktur daerah dari SMI. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan gambaran mengenai

    seberapa optimal pembiayaan yang dibutuhkan oleh pemerintah daerah sehingga tidak

    membebani keuangan daerah.

    b. 

    Skema pembagian risiko; merupakan penjelasan pembagian risiko yang mungkin timbulakibat rencana pembangunan/pengembangan infrastruktur daerah, sehingga diperlukan

    adanya jaminan untuk dapat memastikan bahwa kegiatan pembangunan pengembangan

    infrastruktur dapat berjalan sesuai dengan yang telah disepakati.

    c.  Skema pengembalian dana; merupakan penjabaran mengenai rencana pengelolaan

    fasilitas pembiayaan sesuai dengan proyeksi kemampuan keuangan daerah. Skema

    pengembalian dana disusun berdasarkan kemampuan keuangan daerah dengan

    mempertimbangkan lama masa konstruksi.

    Bab VII Penutup

    Penutup berisi kesimpulan dari pelaksanaan Studi Kelayakan yang telah dilakukan yang menyatakan

    bahwa proyek ini layak/tidak layak untuk ditindaklanjuti

    Akhir setiap FS menampilkan profil konsultan penyusun FS secara umum, mencakup profil team

    konsultan yang terlibat dalam penyusunan FS, pengalaman konsultan dalam penyusunan FS

    proyek lain.