peningkatan pemanfaatan hutan tinjomoyo sebagai hutan wisata€¦ · penyusunan feasibility study...

18
Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata Disusun Oleh : Nama: Kezia Rhayendra NIM : 732014007 Disusun sebagai Laporan Tugas Akhir Program Studi Destinasi Pariwisata PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

18 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini

Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo

sebagai Hutan Wisata

Disusun Oleh :

Nama : Kezia Rhayendra

NIM : 732014007

Disusun sebagai Laporan Tugas Akhir Program Studi Destinasi Pariwisata

PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 2: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini
Page 3: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini
Page 4: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini
Page 5: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini
Page 6: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini

1. PENDAHULUAN

Pemerintah di berbagai wilayah di Indonesia mulai menyadari akan kebutuhan

rekreasi di alam bebas bagi masyarakat perkotaan. Oleh karena itu, Perhutani sebagai

lembaga yang bertanggung jawab mengelola hutan terlibat dalam pengadaan hutan

untuk wilayah perkotaan sebagai arena rekreasi bagi masyarakat perkotaan. Hutan

semacam ini dinamakan hutan wisata karena fungsi utamanya adalah sebagai lokasi

berwisata, selain itu dapat juga berfungsi sebagai lahan penelitian. Menurut ahli

kehutanan, hutan dapat digolongkan sebagai hutan wisata jika memiliki beberapa

unsur seperti sumber daya alam yang indah berupa pemandangan alam flora dan

fauna. Hutan wisata yang berada dalam wilayah perkotaan bermanfaat untuk

menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota dan juga

memperbaiki dan menjaga iklim dan nilai estetika di dalam wilayah tersebut.

Salah satu wilayah yang memiliki potensi sebagai hutan wisata adalah Hutan

Tinjomoyo yang berada di Kota Semarang. Hutan Wisata Tinjomoyo berada dalam

kewenangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang yang pada

pelaksanaanya membentuk UPTD dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 72

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Hutan

Wisata Tinjomoyo Kota Semarang. Perda Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010

tentang penataan Ruang Terbuka Hijau menyebutkan komponen dan kawasan-

kawasan Ruang Terbuka Hijau.

Hutan Wisata Tinjomoyo yang terletak di daerah Banyumanik Kota Semarang

merupakan salah satu sarana rekreasi/pariwisata menarik bagi masyarakat Kota

Semarang dan sekitarnya. Kawasan Hutan Tinjomoyo pun saat ini memiliki

keunggulan lain dengan seringnya digunakan sebagai arena permainan perang (battle

simulation) yang menggunakan senjata jenis paint ball dan airsoftgun.

Namun demikian, pengelolaan dan pemeliharaan Hutan Tinjomoyo seringkali

terabaikan. Hal ini nampak dari kondisi fasilitas yang tidak diperbarui dan dibiarkan

rusak tanpa perawatan. Disamping itu, banyak aktivitas baru diadakan namun sarana

pendukungnya minim. Persoalan ini menjadi perhatian dari pihak Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Semarang. Oleh karena itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Semarang menyusun Feasibility Study (FS).

Kajian Feasibility Study dimaksudkan sebagai pedoman dalam pengembangan

aset Hutan Tinjomoyo kedepan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berharap agar aset

Hutan Wisata menjadi aset yang bernilai dan dapat meningkatkan ekonomi kawasan

Hutan Tinjomoyo. Sementara itu, dalam rangka mendukung pelaksanaan kajian FS,

peneliti ini bermaksud menawarkan model pengembangan potensi wisata yang ada di

Hutan Tinjomoyo agar lebih menarik bagi wisatawan.

3https://deslisumatran.wordpress.com/2010/03/13/fungsi-dan-manfaat-hutan-kota/ diakses pada 15 juli

2017

Page 7: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini

Pada bagian-bagian selanjutnya dari tulisan ini, secara runtut peneliti akan

memaparkan tinjauan pustaka, metode penelitian, pembahasan, kesimpulan dan saran

bagi meningkatkan pemanfaatan hutan wisata yang ada di Hutan Tinjomoyo. Hutan

Tinjomoyo memiliki potensi-potensi yang bisa menjadi daya tarik hutan tersebut.

Namun sayangnya kondisi dari pemanfaatan di dalam hutan kurang maksimal.

Penataan dan perawatan pepohonan dan banyaknya rumput liar menjadikan kondisi

Hutan Wisata Tinjomoyo belum dapat dikatakan maksimal.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan Wisata dan Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Perkotaan

Hutan wisata adalah kawasan ruang terbuka hijau yang dikembangkan untuk

kepentingan pariwisata.Keberadaan hutan wisata di perkotaan berfungsi sebagai paru-

paru kota menjaga keseimbangan oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2),

mengurangi polutan, dan meredam kebisingan. Selain itu, jugaberfungsi untuk

menambah nilai estetika dan keasrian kota sehingga berdampak positif pada kualitas

lingkungan dan kehidupan masyarakat (Sibarani, 2003).

Manfaat hutan wisata selain sebagai paru paru kota adalah sebagai tempat

berekreasi dan tempat berwisata secara tidaklangsung pergi ke hutan wisara dapat

menghilangkan penat dan stress. Selain digunakan sebagai tempat wisata, hutan

wisata juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat penelitian dan pendidikan. ( Arifin Arif,

2001)

Masalah perkotaan pada saat ini telah menjadi masalah yang cukup pelik untuk

diatasi. Perkembangan perkotaan membawa pada konsekuensi negatif pada beberapa

aspek, termasuk aspek lingkungan. Dalam tahap awal perkembangan kota, sebagian

besar lahan merupakan ruang terbuka hijau. Namun, adanya kebutuhan ruang untuk

menampung penduduk dan aktivitasnya, ruang hijau tersebut cenderung mengalami

konversi guna lahan menjadi kawasan terbangun. Sebagian besar permukaannya,

terutama di pusat kota, tertutup oleh jalan, bangunan dan lainlain dengan karakter

yang sangat kompleks dan berbeda dengan karakter ruang terbuka hijau. Hal-hal

tersebut diperburuk oleh lemahnya penegakan hukum dan penyadaran masyarakat

terhadap aspek penataan ruang kota sehingga menyebabkan munculnya permukiman

kumuh di beberapa ruang kota dan menimbulkan masalah kemacetan akibat

tingginya hambatan samping di ruas-ruas jalan tertentu.

Dalam upaya mewujudkan ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan,

maka sudah saatnya kita memberikan perhatian yang cukup terhadap keberadaan

ruang terbuka public, khususnya ruang terbuka hijau. Beberapa solusi yang dapat

dilakukan antara lain membuat peraturan tentang standar penataan ruang berkaitan

dengan penyediaan ruang terbuka hijau, serta upayaupaya dalam skala kecil yang

dapat dilakukan oleh masyarakat secara mandiri seperti menanam pohon atau

tanaman perdu, selain udara menjadi lebih sejuk, polusi udara juga bisa dikurangi.

Page 8: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini

Untuk menutupi kekurangan tempat menyimpan cadangan air tanah, setiap keluarga

bisa melengkapi rumahnya, yang masih memiliki sedikit halaman, dengan sumur

resapan.

3. METODE PENELITIAN

3.2 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Menurut

Creswell (1998) bahwa di dalam penelitian kualitatif, pengetahuan dibangun melalui

interprestasi terhadap multi perspektif yang berbagai dari masukan segenap

partisipanyang terlibat dalam penelitian, tidak hanya dari penelitian semata. Sumber

datanya bermacam-macam, seperti catatan observasi, catatan wawancara serta

pencarian dokumen dan informasi. Sehingga dengan melakukan metode penelitian

kualitatif ini dapat menghasilkan sebuah jurnal yang berkaitan erat dengan lokasi

tersebut.

3.3 Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

pengambilan data dalam metode kualitatif yakni observasi dan wawancara. Observasi

dilakukan di Hutan Wisata Tinjomoyo Semarang dan Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Semarang. Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung

yaitu penelitian dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung,kemudian

mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi sebenarnya.

Kedua dengan proses wawancara, dengan mewawancarai pihak pengelola,

pemerintah dan masyarakat yang ikut serta dalam pengembangan Hutan Wisata

Tinjomoyo ini. Peneliti mewawancarai Kepala pengelola Kawasan Hutan Tinjomoyo

Bapak Bambang dan Staff Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Bapak

Agus Kariswanto

Ketiga, pengumpulan data juga dilakukan dengan bersumber pada buku,

laporan, jurnal-jurnal, koran,website, penelitian dengan topik terkait dan sumber-

sumber yang lain. semua data dikumpulkan dan dianalisis serta di interpretasikan

melalui evaluasi, dan dibahas sesuai dengan kajian pustaka dan dibandingkan dengan

data yang ada.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian serta observasi maupun wawancara di lakukan di ruang

lingkup Hutan Tinjomoyo dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang.

Hutan Wisata Tinjomoyo terletak di Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati, Kota

Semarang, dengan struktur topografi yang berbukit, kemiringan lereng antara 15 – 45

persen dan berada di ketinggian 160 – 235 meter dari permukaan laut. Lahan seluas

Page 9: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini

57,5 Ha itu sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai area combat game, camping

ground, outing activity, birds watcing, dan outbond. Hutan Wisata Tinjomoyo berada

pada bagian selatan dari Kota Semarang. Yakni berjarak sekitar kurang lebih 7 km dari

pusat Tugumuda. Atau lebih tepatnya berada didepan daerah Kampus Unika

Soegijapranata Semarang. Mengunjungi Hutan Wisata Tinjomoyo bisa dilalui dengan

menempuh kendaraan umum, maupun kendaraan pribadi. Hutan Wisata Tinjomoyo

buka mulai dari jam 07.00 hingga menjelang maghrib sekitar jam 18.00 WIB dengan

biaya tiket masuk Rp 4.250 ( empat ribu dua ratus lima puluh rupiah).

Sedangkan waktu penelitian ini dilakukan pada 1 Mei 2017 hingga 30

September 2017. Selama melakukan penelilitian kurang lebih 5 bulan dengan Riset,

Observasi langsung dan Wawancara kepada Pengelola Hutan Tinjomoyo dan Staff

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, peneliti menemukan banyak hal

yang bisa membantu dalam peningkatan pemanfaatan Hutan Tinjomoyo. Salah satunya

adalah program dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang yaitu

penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan

Tinjomoyo sebagai Hutan Kota yang bermanfaat bagi masyarakat perkotaan dan bisa

dijadikan menjadi hutan wisata.

3.5 Jadwal Penelitian

Aktivitas Mei Juni Juli Agustus September Oktober

Pencarian

Data

Wawancara

dan

Observasi

Pembuatan

LOKASI HUTAN

WISATA TINJOMOYO

Page 10: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini

Jurnal

Penulisan

Laporan

4. PEMBAHASAN

4.1 Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo

Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan bahwa Hutan Tinjomoyo

sekarang dikenal oleh masyarakat luas sebagai Hutan Wisata. Pada mulanya, hutan

wisata tinjomoyo merupakan kebun binatang dengan berbagai kolekasi satwanya yang

lengkap. Hingga kemudian di tahun 2006 terjadi banjir besar di Kali Garang hingga

memutuskan jembatan besar yang menjadi penghubung antara pintu masuk dengan

kawasan hutan. Hal ini membuat akses ke lokasi kebun binatang tersebut menjadi

terhambat. Tak hanya itu, kontur tanah di sekitar hutan menjadi lebih labil dan mudah

longsor. Hingga akhirnya Pemerintah Kota Semarang pun memindahkan kebun

binatang tersebut ke tempat baru di daerah Mangkang.

Hutan yang dipenuhi tumbuhan jati dan pinus ini, menjadi tempat yang

nyaman bagi sekitar 240 jenis burung, termasuk beberapa burung yang dilindungi.

Sebagai contoh, elang jawa yang bermigarsi ke Asia Utara pada bulan Maret-April,

kemudian pada bulan Oktober-November mereka kembali ke Nusa Tenggara

Timur, dan di luar bulan-bulan tersebut mereka singgah ke Hutan Tinjomoyo. Burung

langka lain yang juga tinggal di Hutan Tinjomoyo adalah burung kepodang yang

merupakan ikon Jawa Tengah. Selain itu ada juga elang ular bido di hutan ini. Dengan

teropong monokuler dan binokuler, pengunjung dapat menjelajah hutan, belajar

mengenai berbagai jenis tanaman, dan mengenal lebih dekat habitat burung.

Tinjomoyo merupakan hutan wisata yang dapat dimanfatkan sebagai arena

combat game, camping ground, outing activity, bird watching, juga tempat flying fox.

Tempat ini sangat ideal karena perpaduan hutan, bukit dan sungai sehingga para

penggemar combat game dapat menikmati petualangan alam medan tempur, dengan

standard keamanan yang tinggi untuk keselamatan pemainnya.

Hutan Taman Tinjomoyo masih sangat alami. Udara sejuk dan segar

memberikan suasana penuh ketenangan. Hutan yang dipenuhi dengan pohon-pohon

besar dan rindang sangat cocok untuk kegiatan pecinta alam, combat game, camping

ground, outing activity dan lain lain. Lahan yang sangat luas dipenuhi pohon yang

rindang dan udara yang sangat sejuk merupakan surga bagi pecinta kegiatan alam/

outdoor activities.

Kondisi jalan di Kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo cukup baik, dengan lebar

4 m yang menghubungkan akses masuk dari depan kampus Unika Soegijapranata

Semarang hingga Gapura Kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo. Kualitas jalan berupa

Page 11: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini

perkerasan beraspal. Hanya saja kelerengan jalan cukup curam karena topografi

sekitar Kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo cukup berlereng. Untuk sampai ke

gerbang Hutan Wisata Tinjomoyo, harus melalui jembatan yang cukup lebar.

4.1.1 Gambar jembatan menuju Lokasi

Saat ini, jalan di dalam kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo masih

dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk mencapai kawasan permukiman yang berada

di sebelah selatan kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo. Kondisi jalan di dalam kawasan

Hutan Wisata Tinjomoyo cukup memprihatinkan karena banyak kondisi jalan yang

rusak, akibat tanah di kawasan ini labil sehingga banyak jalan yang retak/ patah.

Karena banyak anak sungai yang melalui dalam kawasan hutan, maka ada beberapa

jembatan kecil yang dibangun sebagai penghubung. Namun kondisi jembatan

penghubung tersebut juga banyak yang sudah rusak.

4.1.2 Jalan menuju Lokasi

Di dalam kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo sudah tersedia wadah sampah,

namun bentuknya masih bervariasi. Ada pula tong sampah yang sudah terpilah untuk

sampah organik dan non organik. Hanya saja masih banyak sampah berserakan di

beberapa tempat. Sampah daun kering juga banyak berserakan sehingga menambah

kesan hutan wisata Tinjomoyo ini kurang terawat. Perilaku pengunjung untuk

memulai kesadaran tidak membuang sampah sembarangan masih perlu untuk

ditingkatkan

Page 12: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini

4.1.3 Gambar Tempat Sampah

Loket pembelian karcis, berada di depan pintu gerbang masuk Hutan Wisata

Tinjomoyo. Kondisinya kurang terawat. Loket pembelian karcis dilengkapi dengan

area duduk untuk menunggu.

4.1.4 Gambar Loket

Toilet/ WC umum, tersedia di dekat kantor UPTD dan di area camping

ground. Kondisi fasilitas kamar mandi cukup baik dan dalam kondisi cukup bersih.

Namun sayang, kamar mandi sering dikunci dan tidak dapat digunakan di hari

biasa karena hutan tinjomoyo hanya ramai pada akhir pekan.

4.1.5 Gambar toilet

Obyek wisata kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo buka setiap hari mulai

pukul 07.00 -18.00 WIB. Obyek hutan wisata Tinjomoyo ini biasanya ramai

dikunjungi wisatawan pada hari Minggu atau hari libur nasional. Pada hari-hari

biasa (Senin- Jumat) wisatawan yang berkunjung hanya sekitar 15-20 orang, untuk

hari Sabtu sekitar 100 orang dan pada hari Minggu atau hari libur nasional bisa

Page 13: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini

mencapai 200–300 orang yang didominasi oleh kalangan remaja. Untuk dapat

masuk ke obyek ini, wisatawan hanya dikenakan biaya tarif masuk sebesar

Rp.4.250 (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 2017 Kota Semarang).

Dalam perjalanan pengelolaannya kembali menemui kendala untuk

mengembangkan fungsi penyelenggaraan Hutan Wisata Tinjomoyo untuk masa

yang akan datang. Hal ini dominan disebabkan oleh keadaan tanah pada kawasan

tersebut didominasi jenis batuan lempung dengan sifat merekah yang relatif besar,

dan terlalui oleh jalur-jalur sesar sehingga labil. Labilnya tanah berdampak pada

rusaknya fasilitas bangunan. Karena itulah diperlukan kajian potensi dan upaya

optimalisasi pengelolaan Hutan Wisata Tinjomoyo sehingga dapat menjadi strategi

yang tepat dalam pemanfaatan aset daerah Kota Semarang.

Dengan banyaknya permasalahan dan belum adanya pemanfaatan yang

baik oleh pemerintah pusat maka dari itu. Peningkatan pemanfaat Hutan Wisata

Tinjomoyo perlu segera dilakukan supaya potensi-potensi yang dimiliki menjadi

terpelihara dan menjadi daya tarik bagi masyarakat yang berkunjung ke Hutan

Tinjomoyo.

4.2 Konsep Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo

Berdasarkan potensi dan permasalahan dalam peningkatan pemanfaatan,

maka pengembangan Hutan Tinjomoyo dapat dilakukan dengan prinsip Integrated

Outdoor Activities Preserve konsep pemanfaatan hutan wisata yang ditawarkan

oleh Agus Kariswanto (Staff Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang).

Yang dimaksud Integrated Activities Preserve adalah konsep pelestarian hutan

wisata yang terintegrasi secara tata kelola, aturan, dan pelaksanannya melalui

pengintegrasian pengelolaan aset hutan wisata dalam implementasi pemeliharaan

kedepannya. Dimana Outdoor Activities merupakan pencarian suatu pengalaman

atau kegiatan yang dilaksanakan di luar ruangan (alam terbuka). Bentuk perjalanan

di alam terbuka dengan tujuan merasakan kepuasan di alam terbuka. Untuk

memenuhi tujuan tersebut maka dibutuhkan suatu fasilitas atau media yang mampu

memenuhi keberlangsungan pembelajaran itu sehingga ditunjuklah alam sebagai

medianya. Alam akan memberikan pengalaman yang secara nyata dapat

dirasakannya secara langsung. Segala bentuk kejadian yang dialami di alam

terbuka akan membekas dan menjadi pengalaman yang mungkin tidak bisa

dilupakan. Sebagai penggiat di alam terbuka, melihat aktivitas yang dilakukan di

alam terbuka sebagai media pendidikan (outdoor activity for education) terdapat

tiga formula yang saling berkaitan, diantaranya unsur petualangan, unsur

tantangan, dan unsur pendidikan.

Aktivitas di alam terbuka juga identik dengan nuansa menantang (challenge)

dan mengandung unsur petualangan yang mendorong motivasi pelaku untuk

mencoba melewatinya, jika kedua unsur tersebut disikapi dengan sadar sebagai

tempat untuk mencoba dan mengembangkan kemampuan dan potensi diri, apapun

hasil yang didapat akan memberi makna dan nilai-nilai baru yang berorientasi pada

Page 14: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini

diri, dalam arti berhasil melewati atau pun gagal melewatinya makna dan nilai baru

akan dirasakan oleh pelakunya.

Dengan pemahaman di atas para pelaku kegiatan di alam terbuka diharapkan

tidak hanya menyalurkan hobi atau mencari suasana yang menyenangkan atau

menegangkan saja, namun ada nilai dan makna yang didapat dari pengalaman yang

dilewati sebagai sebuah pelajaran atau belajar dari pengalaman (experience

learning). Berdasarkan pernyataan di atas, maka kegiatan yang dilakukan di alam

terbuka biasanya dalam bentuk tantangan, petualangan, dan pendidikan. Ketiga

bentuk tersebut dapat dilihat dalam kegiatan yang akan direncakan pada Kawasan

Hutan Wisata Tinjomoyo. Peningkatan pemanfaatan Hutan Wisata Tinjomoyo

diintegrasikan dengan rencana pembangunan jalan akses menuju permukiman

Tinjomoyo. Rencana jalan akses ini bertujuan agar penduduk lokal tidak lagi

menggunakan akses dalam kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo namun dapat melalui

jalan umum ini. Rencana jalan dibangun dari jalan masuk Hutan Wisata Tinjomoyo

ke arah kiri menuju Jembatan Merah.

Upaya pelestarian aset hutan wisata melalui kegiatan pemeliharaan bentukan

fisik suatu tempat dalam kondisi eksisting dan memperlambat proses kerusakan

yang merupakan bagian dari perawatan dan pemeliharaan yang intinya adalah

mempertahankan keadaan bangunan dan lingkungan hutan. Dalam analisis

signifikansi mayoritas upaya pelestarian yang dilestarikan adalah preservasi,

dimana merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan atau maintenance aset hutan

wisata. Penciptaan ekonomi hutan wisata dimana merupakan upaya penciptaan

value added atau nilai tambah kawasan melalui pemanfaatan kembali atau

revitalisasi asset menjadi aktivitas baru yang dapat bermanfaat secara ekonomi

sehingga menjadi daya tarik wisata. Karena sifat preservasi yang statis, upaya

pelestarian merupakan pendekatan konservasi yang dinamis, tidak hanya mencakup

bangunannya saja tetapi juga lingkungan (conservation area).

4.3 Strategi Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo

Berdasarkan konsep dan penelitian yang peneliti lakukan, bahwa hutan

tinjomoyo memiliki banyak potensi dan daya tarik wisata yang bisa dikembangkan.

Maka dari itu, disini peneliti memperoleh strategi yang bisa membantu dalam

proses pengembangan hutan Tinjomoyo. Konsep untuk meningkatkan daya tarik

wisata dengan diadakannya konservasi flora dan fauna yang ada di kawasan

tersebut. Perbaikan atraksi wisata yang ada seperti penambahan wahana permainan

outbond, perbaikan wahana flying fox, penyediaan perlengkapan airsoftgun,

pembuatan tema kawasan yaitu keanekaragaman burung, pembuatan taman

burung, pembuatan track sepeda, pemugaran terhadapa jalur tracking, pembuatan

kios makanan dan kios souvenir yang bisa menjadi pemasukan bagi masyrakat

yang ingin berjualan di kawasan hutan Tinjomoyo. Pembuatan atm centre,

pembuatan klinik bagi masyarakat yang datan ke kawasan tersebut lalu pembuatan

Page 15: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini

lahan parkir yang luas. Konsep ini dilakukan supaya masyarakat bisa menikmati

atraksi dan fasilitas wisata yang ada di hutan Tinjomoyo dengan nyaman.

4.2.1 Gambar Rencana Pemanfaatan Peningkatan Hutan Tinjomoyo

Peningkatan pemanfaatan aksesbilitas pariwisata yang harus dilkakukan

di Tinjomoyo adalah dengan meningkatkan keragaman jenis dan jumlah moda

transportasi umum menuju Hutan Tinjomoyo. Dengan pembuatan jalan alternatif

menuju kawasan pemukiman Tinjomoyo yang berada di sebelah selatan Hutan

Tinjomoyo, berupa jalan lingkungan sepanjang tepi sungau mulai dari jalan masuk

kawsan hutan Tinjomoyo hingga jembatan merah. Adanya jalan tepi sungai ini

diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata tersendiri, dengan dilengkapi wisata

kuliner yang bisa dimanfaatkan oleh warga pemukiman Hutan Tinjomoyo. Dengan

adanya jalan alternatif ini diharapkan penduduk permukiman Tinjomoyo tidak

menggunakan jalan dalam kawasan hutan lagi.

Meningkatkan ketersediaan fasilitas hutan Tinjomoyo dengan perbaikan

pintu gerbang dengan desain sesuai tema kawasan, penataan loket pembelian karcis

di dekat pintu masuk, pembangunan restoran/cafe/kantin, pembuatan papan

informasi, penyediaan media komunikasi, pembuatan tempat duduk dan gazebo di

dalam kawasan hutan Tinjomoyo.

Peneliti juga merekomendasikan konsep toilet ekologis dalam

peningkatan pemanfaatan hutan tinjomoyo Miller (1975). Toilet ekologis

mengubah tinja dan air seni menjadi pupuk dan bahan pengubah struktur tanah. Ini

akan memperbaiki kesehatan pengguna dan lingkungan dengan mencegah

penyebaran kuman dan mengubah limbah yang berbahaya menjadi sumberdaya

Page 16: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini

yang berharga. Toilet ekologis juga melindungi dan melestarikan air karena tidak

diperlukan air dalam pemakaiannya, kecuali untuk membilas atau mencuci tangan.

Toilet ini lebih aman bagi air tanah karena ditempatkan di atas tanah atau

menggunakan lubang yang dangkal. Pupuk juga bisa dibuat dari kotoran manusia.

Tinja manusia mengandung nutrisi yang dapat digunakan untuk memperkaya

tanah. Tetapi, tinja juga mengandung kuman yang menyebabkan penyakit. Oleh

karena itu, membuat pupuk dari kotoran manusia harus lebih berhati-hati

dibandingkan dengan membuat kompos dari kotoran khewan dan sisa-sisa

makanan. Jangan gunakan tinja yang masih baru. Tetapi jika ia telah diubah

menjadi pupuk, tinja bisa membantu pertumbuhan tanaman pangan, pohon, dan

tanaman lain tanpa pupuk kimia. Air seni mengandung sedikit kuman dan punya

lebih banyak nutrisi dibandingkan tinja. Ini membuat air seni lebih aman ditangani

dan sangat bernilai sebagai pupuk. Tetapi air seni terlalu keras jika digunakan

secara langsung pada tanaman, dan juga perlu pengolahan lebih dulu.

Namun saat meningkatan atau pembangunan sarana kepariwisataan

tidak mengubah karakteristik dari bentang alam dan tidak menghilangkan

fungsinya, tidak merusak/ menebang pohon, pada saat pengerasan areal harus

dilakukan dengan konstruksi yang tidak menggangu penyerapan air di dalam tanah.

Tinjomoyo layak dikembangkan sebagai kawasan wisata alam, dengan

pertimbangan karena kawasan hutan wisata Tinjomoyo memiliki berbagai

keanekaragaman flora dan fauna, sehingga berpotensi pula dijadikan sebagai

tempat pengamatan dan penelitian tentang flora dan fauna.

Diharapkan dengan adanya strategi peningkatan pemanfaatan hutan

tinjomoyo dapat memberi wadah daya tarik wisata agar hutan tinjomoyo menjadi

kawasan hutan wisata yang menarik bagi pengunjung dan masyarakat sekitar.

Dalam melakukan peningkatan pemanfaatan Hutan Tinjomoyo kawasan

wisata Tinjomoyo layak dikembangkan sebagai kawasan wisata alam, dengan

pertimbangan karena kawasan hutan wisata Tinjomoyo memiliki berbagai

keanekaragaman flora dan fauna, sehingga berpotensi pula dijadikan sebagai

tempat pengamatan dan penelitian tentang flora dan fauna.

Page 17: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini

5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Hutan Tinjomoyo memiliki potensi yang dapat dikembangkan seperti fisik

dan non fisik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kawasan Hutan

Tinjomoyo serta data-data yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Semarang, Hutan Tinjomoyo layak dijadikan hutan wisata karena hutan

tinjomoyo memiliki daya tarik wisata yang menarik dan bisa dikembangkan secara

maksimal. Namun dalam proses meningkatkan pengembangannya hutan

Tinjomoyo tidak dapat bergerak sendiri, harus adanya dukungan dari stakeholders

dan dinas-dinas terkait. Oleh karena itu ada beberapa saran terkait dalam

meningkatkan pemanfaatn di hutan Tinjomoyo diantaranya :

a. Konservasi sumber daya alam dengan menambahkan koleksi keanekaragaman

hayati dan pelestarian habitat flora dan fauna.

b. Peningkatan daya tarik wisata, peningkatan atraksi wisata dengan membuat

taman burung, taman bunga, penambahan wahana permainan outbond,

perbaikan flying fox, penambahan perlengkapan air softgun, pembuatan track

sepeda, dan track hutan wisata.

c. Peningkatan aksesibilitas pariwisata dengan meningkatkan keragaman jenis dan

jumlah moda transportasi umum menuju Hutan Wisata Tinjomoyo.

Pembangunan jalan alternatif menuju kawasan permukiman Tinjomoyo supaya

penduduk tinjomoyo tidak melewati jalan yang sama dengan pengunjung hutan

tinjomoyo.

d. Peningkatan ketersediaan prasarana umum , fasilitas umum, dan fasilitas

pariwisata, perbaikan fasilitas yang telah ada dan penambahan fasilitas

pariwisata untuk menambah kenyamanan pengunjung.

e. Penerapan model pengelolaan kemitraan antara pemerintah, swasta, dan

masyarakat dalam pengembangan Hutan Wisata Tinjomoyo.

Page 18: Peningkatan Pemanfaatan Hutan Tinjomoyo sebagai Hutan Wisata€¦ · penyusunan Feasibility Study (FS) yang bertujuan untuk mengembangkan Hutan Tinjomoyo ... kawasan hutan. Hal ini

DAFTAR PUSTAKA

Agus kriswanto (2015). Integrated Activities Preserve Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Semarang

Fandeli, Chafid (2002) Perencanaan Kepariwisataan Alam, Yogyakarta: Fakultas

Kehutanan Universitas Gajah Mada.

Mustikawati, Rahayu. (2010). Strategi pengembangan objek wisata curug malela sebagai

wisata unggulan di kabupaten bandung barat. Skripsi Sarjana Pariwisata

Manajemen Resort & Leisure FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Nuryanti, Wiendu (2004). Pedoman Pengembangan Desa Wisata Di Jawa Barat,

Bandung.

Wisata Minat Khusus Di Indonesia.Makalah Seminar Nasional Gegama, 8 September

1997 di Yogyakarta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Ir. Arifin Arief , M.P. (2001) Hutan dan Kehutanan. Yogjakarta. Kanisius

Yoeti, Oka. A. 1995. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta : Angkasa.

Parikesit, Danang &Hernowo (1997). Prospek Dan Strategi Pengembangan