panduan pendampingan masyarakat bagi tpm dan ktpm

37
PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM Program Penanganan Lahan Kritis Dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM) DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Upload: rudy-hartonos

Post on 31-Dec-2014

414 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT BAGI TPM DAN KTPM ( PLKSDA-BM )

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

PANDUANPENDAMPINGAN MASYARAKAT

OLEH TPM DAN KTPM

Program Penanganan Lahan KritisDan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat

(PLKSDA-BM)

DIREKTORAT JENDERALBINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Page 2: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

2PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEMENTERIAN DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

perkenan dan ridhoNya, buku panduan pendampingan oleh TPM/KTPM Program

Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-

BM) dapat diselesaikan dengan baik.

Buku panduan pendampingan oleh TPM/KTPM Program PLKSDA-BM

bertujuan untuk memberikan acuan bagi pelaksanaan pemberdayaan dan

pendampingan masyarakat dalam program PLKSDA-BM. Selain itu, buku

panduan ini diharapkan dapat menjadi petunjuk pelaksanaan kegiatan penguatan

kapasitas masyarakat dalam penanganan lahan kritis melalui PLKSDA-BM.

Akhirnya dengan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah berpartisipasi dalam proses penyusunan buku Panduan Pendampingan

oleh TPM/KTPM Program PLKSDA-BM, mudah-mudahan memberikan manfaat

bagi semua pihak.

Page 3: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

3PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR............................................................................... 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………............ 3

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 6

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 6

1.2. Dasar Hukum …………………………………………………………………………….. 7

1.3. Maksud dan Tujuan Panduan Pendampingan ……………………………….. 8

1.4. Pengguna Panduan …………………………………………………………………… 8

1.5. Ruang Lingkup Panduan TPM ………………………………………………….... 10

1.6. Pengertian TPM ……………………………………………………………………….... 10

BAB II KOMPETENSI DAN PERAN TPM ………………………………… 11

2.1. Kompetensi TPM ........................................................................... 11

2.2. Peran dan Fungsi TPM ................................................................... 14

2.3. Tugas Pokok TPM .......................................................................... 19

2.4. Kode Etik Fasilitator ...................................................................... 21

2.5. Proses dan Arah Pendampingan TPM …………………………………………... 23

Page 4: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

4PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2.6. Indikator Keberhasilan Pendampingan Masyarakat bagi TPM ............ 25

2.7. Kedudukan TPM Dalam Pelaksanaan PLKSDA-BM ............................. 26

BAB III REKRUITMEN DAN PENGUATAN TPM ………………………… 28

3.1. Tujuan Rekruitmen TPM ................................................................. 28

3.2. Sasaran Rekruitmen TPM ............................................................... 28

3.3. Strategi Rekruitment TPM …………………………………………………….…….. 29

3.4. Persyaratan TPM ………………………………………………………………………… 30

3.5. Pengumuman Rekruitmen TPM …………………………………………………... 30

3.6. Tahapan Penyeleksian TPM ………………………………………………………... 31

3.7. Pelatihan Pembekalan TPM ............................................................. 32

3.8. Pelatihan Pengutan TPM ................................................................ 34

BAB IV P E N U T U P ………………………………………………………… 37

Page 5: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

5PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 : Alur Proses Membangun Kesadaran dan PerubahanKolektif di Masyarakat Dalam Program PLKSDA-BM ……...

25

Gambar 2 : Kedudukan TPM Dalam Struktutr Pemerintahan Daerahdan Desa ……………………………………………………….............

27

Gambar 3 : Metode Pendidikan Orang Dewasa ………………………......... 36

Page 6: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

6PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberadaan lahan dan sumber daya air merupakan aspek penting dalam

kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Data Direktorat

Perencanaan dan Evaluasi PDAS, Kementerian Kehutanan (2011)

menunjukkan bahwa luas areal lahan kritis di Indonesia mencapai

78.429.550 ha. Kategori lahan sangat kritis 5.269.259 ha, kritis 22.025.581

ha, dan agak kritis 51.134.710 ha. Persoalan lahan kritis akan berakibat

pada terjadinya erosi dan pendangkalan aliran sungai, tidak mampunya

lahan untuk menyimpan air, terjadinya banjir di daerah hilir sungai, lahan

menjadi tidak produktif, dan akibat selanjutnya mendegradasi produktivitas

kehidupan.

Berdasarkan data lahan kritis seperti tersebut menunjukkan, bahwa

perubahan lahan menjadi lahan kritis masih terus terjadi, salah satunya

disebabkan oleh tekanan penduduk dan eksploitasi lahan yang berlebihan

oleh masyarakat sekitar tanpa memperhatikan aspek konservasi. Cukup

banyak lahan yang digunakan di wilayah hulu tidak memperhatikan prinsip-

prinsip kelestarian sehingga mengalami kerusakan dan degradasi lapisan

tanah yang akhirnya mengganggu proses hidrologi. Air hujan yang jatuh di

wilayah hulu hanya menjadi air larian (run off) dan tidak sempat diserap

tanah akibat kurangnya akumulasi seresah dan perakaran tanaman.

Terganggunya proses hidrologi tersebut akan berakibat terganggunya siklus

hidrologi, sehingga terjadi dampak negatif seperti: banjir, tanah longsor,

proses sedimentasi yang berlebihan, dan sebagainya.

Oleh sebab itu, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bina Pembangunan

Daeran (Ditjen Bangda), mengembangkan Program Penanganan Lahan

Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM), sebagai

Page 7: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

7PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

media bagi proses kerja dan belajar bersama Pemerintah Daerah,

masyarakat dan kelompok peduli lainnya dalam mewujudkan upaya

penanganan lahan kritis dan konservasi lahan yang berkelanjutan. Melalui

program PLKSDA-BM ini diharapkan “Terwujudnya Pemerintah Daerahdan Masyarakat yang berdaya dan mampu menangani lahan kritissecara mandiri dan berkelanjutan”.

Sinergi keberlanjutan ini diwujudkan dengan terbangunnya sistem

dukungan di tingkat kebijakan, perencanaan, pembiayaan dan kerjasama

lintas pelaku, dalam tata pemerintahan yang baik dan berpihak (pro-poor

and good governance), dengan terus mendorong keterlibatan dan

peningkatan kesejahteraan petani. Kebijakan pelaksanaan PLKSDA-BM,

pada prinsipnya membuka ruang dan kesempatan lebih besar kepada

petani disekitar lokasi sasaran, untuk mengakses dan mengaksep

sumberdaya bagi penanganan lahan kritis yang dikombinasikan dengan

budidaya tanaman yang memperhatikan prinsip-prinsip konservasi.

Mengkonstruksikan hubungan partisipatoris antara pemerintah daerah

dengan masyarakat petani setempat dalam upaya penanganan lahan kritis

merupakan salah satu pilar penting program PLKSDA-BM. Hal ini sangat

terkait erat dengan proses pengorganisasian dan perluasan jaringan kerja

masyarakat petani dalam upaya penanganan lahan kritis ditingkat desa.

Fasilitasi pengorganisasi dan pemberdayaan masyarakat petani diperankan

oleh Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM).

1.2. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;

4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan

Bencana;

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;

Page 8: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

8PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

6. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2010 - 2014;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 tentang urusan

pemerintah Kabupaten/Kota yang dapat diserahkan ke desa;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Dalam Negeri;

1.3. Maksud dan Tujuan Panduan Pendampingan

Maksud dari penyusunan pedoman pendampingan masyarakat bagi TPM

adalah sebagai buku pegangan bagi upaya pendampingan dan

pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan program PLKSDA-BM.

Sedangkan tujuan penyusunan pedoman pendampingan bagi TPM ini

adalah untuk memberi petunjuk pelaksanaan kegiatan penguatan

kapasitas masyarakat dalam penanganan lahan kritis melalui PLKSDA-BM.

1.4. Pengguna Panduan

Secara khusus panduan pendampingan masyarakat bagi TPM ini

diperuntukkan bagi TPM PLKSDA-BM, Kelompok Tani, Konsultan

Pendamping dan Pemerintah Daerah secara umum dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1.4.1. Kelompok Tani PLKSDA-BM:

1. Kelompok Tani dan para petani memahami tugas pokok dan

fungsi TPM dalam melakukan pendampingan;

2. Sebagai acuan kerjasama antara kelompok tani dan TPM dalam

melaksanakan program PLKSDA-BM;

1.4.2. Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM)

1. Memahami tugas dan fungsinya sebagai pendamping masyarakat

dalam pelaksanaan PLKSDA-BM;

2. Memahami berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh TPM

dalam melakukan pendampingan terhadap kelompok tani PLSDA-

BM;

Page 9: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

9PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3. Memahami strategi pendampingan terhadap masyarakat dalam

pelaksanaan program PLKSDA-BM;

4. Memahami langkah-langkah pendampingan masyarakat dalam

pelaksanaan program PLKSDA-BM;

5. Memahami indikator dalam pelaksanaan pendampingan

masyarakat program PLKSDA-BM;

1.4.3. Konsultan Pendamping

1. Acuan melakukan pemantauan dan monitoring pelaksanaan

pendampingan masyarakat yang dilaksanakan TPM;

2. Memahami target-target pemantauan yang harus dilaksanakan

oleh TPM di lokasi sasaran PLKSDA-BM;

3. Memahami upaya penguatan kapasitas yang harus dilakukan oleh

TPM yang ditugaskan dilokasi sasaran PLKSDA-BM;

1.4.4. Pemerintah Daerah

1. Sebagai acuan dalam melalukan rekruitmen dan penguatan

kapasitas TPM;

2. Memahami tugas dan fungsi TPM dalam kerangka

pengembangan masyarakat maupun dalam dalam pelaksanaan

program PLKSDA-BM di wilayahnya;

3. Sebagai acuan dalam melakukan rekruitmen pengadaan TPM

dan KTP yang akan ditugaskan mendampingi dan menfasilitasi

kelompok tani PLKSDA-BM di daerah masing-masing;

4. Mendorong pelaksanaan tugas dan fungsi TPM melakukan

pendampingan terhadap kelompok tani PLKSDA-BM;

5. Sebagai acuan menyusun kebijakan pendampingan yang akan

diberikan kepada TPM di wilayah masing-masing;

6. Acuan melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan

pendampingan yang dilakukan TPM;

1.4.5. Kelompok Peduli

1. Mendorong kerjasama TPM dengan pihak-pihak lain dalam

melakukan penguatan kapasitas kelompok tani PLKSDA-BM;

2. Sebagai acuan membangun kerjasama secara sinergis kelompok

tani dengan kelompok peduli lainnya di daerah.

Page 10: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

10PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

1.5. Ruang Lingkup Panduan TPM

Ruang lingkup panduan pendampingan masyarakat bagi TPM ini

mencakup: Latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan panduan,

ruang lingkup panduan, pengertian TPM sebagai pendamping pelaksanaan

PLKSDA-BM ditingkat desa/Kelurahan.

Selain itu dalam pedoman ini juga membahas tentang peran-peran dan

tugas TPM sebagai pekerja komunitas, Kebutuhan ketrampilan yang

dibutuhkan TPM dalam melaksanakan peran-peran dan fungsinya tersebut.

Dalam panduan ini juga dibahas tentang nbagaimana persyaratan dan

rekruitmen TPM serta kerangka kerja TPM dalam pelaksanaan PLKSDA-

BM.

1.6. Pengertian TPM

Elemen utama penggerak proses dan upaya pemberdayaan masyarakat,

dikenal dengan sebutan Pekerja Komunitas (Community Worker) atau yang

dikenal dengan sebutan Fasilitator, yang dalam program Penanganan

Lahan Kritis dan Sumberdaya Air Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

(PLKSDA-BM) diterjemahkan sebagai Tenaga Pendamping Masyarakat

(TPM), adalah seseorang yang memiliki pengetahuan (knowledge), sikap

(attitude), ketrampilan (skill) dan nilai nilai (values) yang dibutuhkan dalam

membantu petani maupun kelompopk tani yang didampinginya untuk

merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi capaian

kegiatan PLKSDA-BM ditingkat desa/kelurahan yang bersangkutan.

Jadi dalam kerangka pengembangan masyarakat, TPM adalah seseorang

yang ditugaskan untuk menfasilitasi dan menjadi inisiasi proses

pemberdayaan dan pengembangan masyarakat. Dengan demikian, TPM

lebih sering diterminologikan sebagai fasilitator. Oleh sebab itu, seorang

fasilitator dituntut untuk memahami tentang berbagai dimensi dan prinsip-

prinsip yang melandasi konsep pengembangan masyarakat.

Page 11: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

11PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB IIKOMPETENSI DAN PERAN TPM

2.1. Kompetensi TPM

Pengembangan masyarakat (community development), dalam hal ini adalah

suatu proses membentuk (atau membentuk-ulang) struktur

komunitas/masyarakat melalui upaya-upaya berupa: penggunaan cara baru

untuk saling berhubungan, mengorganisasikan kehidupan sosial dan

mempertemukan kebutuhan masyarakat menjadi suatu hal yang mungkin.

Elemen utama penggerak proses dan upaya tersebut di atas, dikenal

dengan sebutan Pekerja Komunitas (Community Worker) atau yang dikenal

dengan sebutan Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM), yang

diterjemahkan sebagai seseorang yang melaksanakan atau menjalankan

kegiatan untuk memfasilitasi proses pemberdayaan dan pengembangan

masyarakat.

Terdapat 5 (lima) kompetensi penting yang harus dimiliki dalam proses

pengembangan ketrampilan TPM, dimana masing-masing kompetensi

tersebut merupakan faktor esensial dalam membantu TPM untuk

memantapkan kemampuannya dalam pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan

komunitas. Ketrampilan pokok tersebut meliputi: analisis, kesadaran,

pengalaman, belajar dari pihak lain, dan intuisi, yang dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Ketrampilan Analisis

Keterampilan anlisis sangat diperlukan oleh seorang TPM, karena

ketrampilan praktis yang baik juga harus diintegrasikan dengan

kemampuan analisis yang baik. Faktor signifikan dari analisis sebagai

salah satu komponen ketrampilan adalah sangat terkait dengan

kemampuan dalam teori dan pengembangan kemampuan intelektual.

Page 12: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

12PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Disamping itu keterampilan analisis juga terkait dengan upaya untuk

merubah model pemberian pelatihan secara sederhana menjadi

pendekatan pendidikan secara komprehensif bagi seorang TPM; karena

seorang TPM terdidik dapat menjadi kekuatan yang luar biasa bagi

perubahan sosial, dibandingkan dengan seorang TPM terlatih yang

kemungkinannya mempunyai keterbatasan dalam pelaksanaan tugas-

tugas tertentu.

2. Memiliki Kesadaran yang Tinggi Kesadaran

Kesadaran merupakan komponen yang harus dimiliki oleh seorang

TPM, baik kesadaran-diri maupun kesadaran terhadap apa yang terjadi

di masyarakat. Kesadaran-diri dalam tingkatan yang tinggi merupakan

sesuatu yang esensial bagi TPM. Hal ini sangat penting bagi seorang

TPM untuk memahami tentang bagaimana penerimaan orang lain

terhadap dirinya, dan bagaimana karakteristik interaksi mereka dengan

pihak lain; termasuk juga kesadaran tentang prasangka diri, wilayah-

wilayah yang tidak diketahuinya serta ketidak-sesuaian dalam gagasan.

Sedangkan kesadaran tentang apa yang sedang terjadi di sekitar

(eksternal) juga sama pentingnya dengan kesadaran-diri, dimana terkait

dengan sensitivitas terhadap pihak lain, kesiapan untuk mendengarkan

apa yang masyarakat katakan, dan mampu untuk memahami politik,

budaya dan tradisi komunitas lokal. TPM harus bisa menjadi pendengar

yang baik, disamping bisa menjadi seorang aktivis atau organisator

yang andal, terutama dalam merefleksikan kembali apa yang

masyarakat katakan melalui bentuk maupun cara-cara penyelesaian

baru.

3. Memiliki Pengalaman

Dalam pekerjaan komunitas, tidak ada yang dapat menggantikan

peranan penting pengalaman, karena pekerjaan ini lebih merupakan

suatu seni dari pada hanya sebagai suatu ilmu pengetahuan. Sehingga

Page 13: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

13PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

hal tersebut menuntut seorang TPM, dalam mengambil setiap

keputusannya, untuk selalu berlandaskan pada kebijakan, pemahaman

dan intuisi dibandingkan hanya berdasarkan pada aturan-aturan

universal yang abstrak.

Pengalaman di berbagai organisasi berbasis masyarakat sangat

bermanfaat dan membantu TPM, tidak hanya sebagai anggota biasa

tetapi sebagai anggota aktif, masuk dalam komite, satuan tugas atau

kelompok pelaksana; misalnya dalam kelompok konservasi, organisasi

amnesti internasional, kelompok kesejahteraan, kelompok perempuan

serta organisasi kampanye suatu kegiatan. Faktor penting dari seorang

TPM adalah mempunyai perspektif untuk belajar dari pengalaman yang

diperolehnya, belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya

serta membuka kesempatan untuk selalu mengembangkan

ketrampilannya.

4. Belajar dari pihak lain

Bagian esensial dari suatu pengalaman adalah mengamati bagaimana

pihak lain bekerja. Sering seorang TPM tidak dapat menerangkan

sesuatu secara jelas, dimana hal ini menjadi suatu indikasi tentang

bagaimana seorang TPM yang berpengalaman, secara efektif, dapat

menginternalisasikan pengetahuan, kebijakan dan ketrampilannya.

Dalam belajar dari pihak lain, perlu diingat bahwa setiap TPM adalah

berbeda dan apa yang dikerjakan oleh seseorang tidak akan selalu

dapat dikerjakan oleh pihak lain.

5. Memiliki Intuisi

Intuisi mempunyai peran penting dalam pengembangan ketrampilan

TPM, dimana merupakan sumber utama untuk mencari apa yang akan

dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Dalam menilai pandangan

dan pengertian intuitif bagi seorang TPM, penting untuk mencoba

Page 14: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

14PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

memahami sumber dari intuisi dimana dalam hal ini sangat terkait

dengan kesadaran-diri.

Terdapat tingkatan rasionalitas dalam keputusan yang sebelumnya

diambil secara intuitif, dimana sering menghasilkan keputusan-

keputusan yang lebih baik jika dibandingkan dengan suatu keputusan

yang dibuat hanya berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang

lebih diformalkan dengan landasan kesadaran serta kehati-hatian.

2.2. Peran dan Fungsi TPM

1. Peran TPM Dalam Kerangka Pengembangan Masyarakat

Peran dan fungsi TPM dalam kerangka pengembangan masyarakat,

dikelompokkan kedalam 4 (empat) cluster yang disebut dengan

peran fasilitatif, peran pendidikan, peran representatif dan peran

teknis, dimana setiap peran tersebut mempunyai peran-peran praktis

secara spesifik yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Peran FasilitatifTPM berperan sebagai fasilitator dan nisiator untuk mendorong/

membangkitkan serta mendukung upaya pengembangan

masyarakat. TPM dapat menggunakan berbagai teknik untuk

memfasilitasi proses, yaitu secara efektif dapat bertindak sebagai

katalis dan membantu sepanjang proses.

Dalam kategori ini, beberapa peran secara lebih spesifik dapat

dilakukan oleh TPM, yaitu dalam hal-hal: animasi sosial, mediasi

dan negosiasi, dukungan, membangun konsensus, fasilitasi

kelompok, pemanfaatan sumberdaya dan ketrampilan serta

pengorganisasian.

Page 15: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

15PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2. Peran Pendidikan,

TPM sangat dibutuhkan untuk memainkan peran lebih aktif dalam

menyusun agenda kegiatan masyarakat. Dalam konteks ini TPM

tidak hanya dituntut untuk membantu berlangsungnya proses,

tetapi juga harus memberikan masukan dan arahan positif sesuai

dengan pengetahuan, ketrampilan maupun pengalaman yang

dimiliki.

Pengembangan masyarakat merupakan proses pembelajaran

secara berjalan, dimana TPM belajar untuk mendapatkan

ketrampilan-ketrampilan baru, cara berfikir baru memandang

dunia dengan cara-cara baru dan mengembangkan cara-cara

baru untuk berinteraksi dengan pihak lain. Peran pendidikan

yang harus dilakukan TPM, meliputi: meningkatkan kesadaran,

memberikan informasi, pelatihan dan membangkitkan sikap kritis

masyarakat.

3. Peran RepresentatifPeran representatif merupakan peran-peran yang harus dilakukan

oleh TPM terkait dengan upaya untuk membangun interaksi

dengan pihak-pihak/instansi eksternal, atas nama atau untuk

kepentingan dan manfaat komunitas. Meskipun banyak kegiatan-

kegiatan TPM yang difokuskan dalam internal komunitas, tetapi

diperlukan juga untuk membangun hubungan dengan sistem yang

lebih luas. Peran representatif ini meliputi: mendapatkan

sumberdaya, advokasi, penggunaan media, hubungan

masyarakat, membangun jaringan serta membagi pengalaman

dan pengetahuan.

4. Peran TeknisPeran teknis ditujukan agar TPM dapat memanfaatkan

pengetahuan teknis dalam melaksanakan pekerjaannya, karena

beberapa aspek dalam pengembangan masyarakat melibatkan

Page 16: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

16PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

aplikasi ketrampilan teknis untuk membantu proses

pengembangan masyarakat. Peran-peran teknis meliputi:

pengumpulan data dan analisis, penggunaan komputer,

presentasi secara verbal dan tertulis, manajemen serta kontrol

keuangan.

2. Peran TPM Dalam Pelaksanaan PLKSDA-BM

Program PLKSDA-BM adalah suatu program yang dirancang dengan

suatu paradigma bahwa untuk menangani permasalahan lahan kritis

secara berkelanjutan diperlukan pendekatan yang berbasis pada

prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. Sehingga dalam proses

pelaksanaan program PLKSDA-BM perlu dilakukan upaya-upaya

tertentu yang harus dilakukan oleh masyarakat itu sendiri, dengan

sasaran utama adalah masyarakat petani di desa-desa yang telah

ditetapkan sebagai sasaran program.

Secara garis besar program PLKSDA-BM akan memberikan cakupan

pada penyediaan sumber daya yang cukup, memindahkan

pengambilan keputusan dan tanggung jawab ke tangan masyarakat

itu sendiri, dengan prinsip partisipasi, transparansi, demokrasi dan

akuntabilitas serta didasarkan atas nilai-nilai keadilan, kejujuran,

kesetaraan, kepercayaan, keikhlasan dan kebersamaan dalam

keberagaman.

Dalam pelaksanaan PLKSDA-BM, TPM merupakan fasilitator dan

inisiator bagi proses pemberdayaan masyarakat petani. Dalam hal ini

TPM bertanggungjawab secara moral untuk mendukung terciptanya

keberdayaan masyarakat petani dan perubahan perilaku kolektif

masyarakat, pemerintah serta kelompok peduli setempat sesuai

dengan nilai kemanusiaan dan norma/prinsip kemasyarakatan.

Sebagai agen pembaharuan dan pemberdayaan masyarakat dalam

pelaksanaan PLKSDA-BM, maka tugas-tugas TPM adalah sebagai

berikut:

Page 17: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

17PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

(1) Melaksanakan kegiatan-kegiatan sosialisasi dan internalisasi

substansi program PLKSDA-BM kepada seluruh masyarakat

sasaran;

(2) Melaksanakan kegiatan-kegiatan pelatihan dan pembelajaran

kepada masyarakat petani, tentang penanganan lahan kritis dan

prinsip budidaya tanaman yang memperhatikan aspek-aspek

konservasi lingkungan.

(3) Melaksanakan kegiatan-kegiatan pengorganisasian dan

penguatan kapasitas kelompok tani PLKSDA-BM.

(4) Melakukan pendampingan terhadap petani dalam pelaksanaan

PLKSDA-BM sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

dalam Pedoman Umum, Pedoman-pedoman Teknis dan

panduan pendampingan TPM;

(5) Menjaga proses berlangsungnya kegiatan PLKSDA-BM agar

tidak terjadi salah sasaran dan salah penanganan dilapangan;

(6) Memantau dan mencatat perkembangan pelaksanaan PLKSDA-

BM di lapangan;

(7) Melaporkan seluruh hasil capaian program PLKSDA-BM kepada

Pemerintah Daerah dan Bantek PLKSDA-BM Regional masing-

masing sebagai masukan untuk perbaikan selanjutnya.

3. Peran TPM Sebagai Pendamping Kelompok Tani PLKSDA-BM

Program PLKSDA-BM menerapkan pendekatan pengokohan

kelembagaan kelompok tani, yang diharapkan menjadi wadah

perjuangan dan pembelajaran bagi petani, dalam menyuarakan

aspirasi dan kebutuhan mereka. Kelompon tani tersebut diharapkan

menjadi motor penggerak dalam melembagakan nilai-nilai

kemanusiaan dan kemasyarakatan sebagai nilai utama yang

melandasi aktitiftas kebersamaan serta kegotongroyongan dalam

penanganan lahan kritis.

Peran-peran petani dalam pelaksanaan PLKSDA-BM tersebut perlu

diorganisasikan, karena bentuk keterlibatan secara terorganisasi

akan memberikan suatu sumber daya atau kekuatan penting yang

Page 18: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

18PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

luar biasa. Pendekatan kelompok dinilai sangat efektif dalam

menyatukan berbagai potensi yang ada di masyarakat petani,

dengan didukung oleh upaya pendampingan secara terarah yang

dilakukan oleh TPM.

Keberadaan kelompok tani yang secara terorganisasi sangat

dibutuhkan, sebagai salah satu instrumen dalam rangka memberi

akses secara lebih luas kepada petani dalam program PLKSDA-BM.

Sehingga seluruh keputusan dan tindakan dalam upaya penanganan

lahan kritis di desa mereka, benar-benar didasarkan atas aspirasi,

kepentingan, kemampuan dan upaya petani. Pengorganisasian

kelompok tani dalam hal ini diterjemahkan sebagai serangkaian

kegiatan yang diawali dari penyiapan petani melalui sosialisasi awal

di tingkat masyarakat sampai dengan kegiatan penguatan kapasitas

kelompok tani, dengan dukungan pendampingan serta bantuan

teknis dari TPM.

Pendampingan kelompok tani yang dilaksanakan TPM diharapkan

dapat berfungsi secara maksimal untuk mendorong partisipasi aktif

petani dalam penanganan lahan kritis di desanya sendiri secara

berkelanjutan. Pada tahun 2013 ini diharapkan kelompok tani

PLKSDA-BM setidaknya sudah memiliki tiga pilar penting, adalah

sebagai berikut, yaitu: (1) Adanya aturan main kelompok tani, berupa

AD/ART maupunj aturan main lain dalam penanganan lahan kritis

dan sumberdaya air; (2) Adanya Organ pelaksana yang bertindak

melaksankan aturan main; dan (3) Terjadinya penegakan aturan

main.

Peran dan fungsi TPM dalam pendampinmgan Kelompok Tani

adalah untuk mengemban misi menumbuhkan kembali ikatan-ikatan

sosial dan menggalang solidaritas sosial sesama petani, agar saling

bekerja sama menangani lahan kritis di desa mereka. Secara rinci

tugas TPM sebagai pendamping kelompok tani PLKSDA-BM adalah

sebagai berikut:

Page 19: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

19PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

1. Mendorong petani melakukan perubahan pengetahuan, sikap

dan perilaku, baik perorangan maupun kelompok untuk

menjalankan substansi dan prinsip pelaksanaan PPLKSDA-BM;

2. Memfasilitasi petani untuk melakukan identifikasi masalah,

merencanakan, memonitoring dan mengevaluasi kegiatan

PLKSDA-BM secara partisipatif;

3. Mendorong kelompok tani untuk merealisasikan rencananya;

4. Mendorong terjadinya kerjasama antar petani dalam upaya

penanganan lahan kritis di tingkat desa secara mandiri dan

berkelanjutan;

5. Memfasilitasi petani untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan berkenaan dengan upaya penanganan lahan kritis

secara berkelanjutan.

2.3. Tugas Pokok TPM

1. Tugas Umum Fasilitator1. Mendorong masyarakat melakukan perubahan pengetahuan,

sikap dan perilaku, baik perorangan maupun kelompok untuk

menjalankan prinsip penanganan lahan kritis melalui PLKSDA-

BM;

2. Memfasilitasi masyarakat untuk melakukan identifikasi masalah,

merencanakan, memonitoring dan mengevaluasi kegiatannya

secara partisipatif;

3. Mendorong Kelompok Tani dan para petani untuk merealisasikan

rencananya;

4. Mendorong terjadinya kerjasama antar anggota masyarakat

petani dalam penanganan lahan kritis baik di tingkat

desa/kelurahan, maupun dengan pihak lain di luar

desa/kelurahan.

5. Memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan berkenaan dengan isu-isu penanganan lahan kritis.

2. Tugas Pokok Fasilitator1. Membantu Proses Pemberdayaan Masyarakat

Page 20: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

20PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

a. Menyebarkan informasi tentang PLKSDA-BM dan kampanye

penyadaran kepada masyarakat desa/kelurahan tempat

tugasnya.

b. Merekrut dan melatih relawan.

c. Memfasilitasi diskusi dengan masyarakat tentang kebutuhan,

potensi dan kendala yang ada dalam masyarakat serta

membantu masyarakat dalam menyeleksi masalah-masalah

utama lahan kritis serta mencari pemecahannya.

d. Memfasilitasi pembentukan Kelompok Tani (Apabila dalam

wilayah dampingannya belum ada kelompok tani), melakukan

revitalisasi untuk penguatan kelompok Tani (apabila dalam

wilayah dampingannya telah terbentuk kerlompok tani);

e. Melakukan pelatihan kepada kelompok tani mengenai cara

pengelolahan administrasi, pencatatan, pelaporan dan lain

lain ;

f. Mendorong petani dan kelompok tani dalam rangka

memanfaatkan program PLKSDA-BM;

g. Membantu Kelompok Tani untuk melakukan Community Self

Survey (CSS), metode dan teknik Participatory Rural

Appraisal (PRA);

h. Mendorong keterlibatan perempuan dalam pelaksanaan

PLKSDA-BM;

i. Membantu mengembangkan sistem informasi yang

sederhana bagi kelompok tani untuk mendorong adanya

keterbukaan serta dapat menampung saran dan keluhan

petani.

2. Memberikan bantuan teknis

a. Membantu Kelompok Tani PLKSDA-BM dalam menyiapkan

usulan kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan

penanganan lahan kritis, persiapan teknis penanaman,

sarana/prasarana budidaya tanaman, maupun pelatihan

teknis.

Page 21: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

21PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b. Membantu Kelompok Tani PLKSDA-BM dalam menghimpun

dan menyeleksi usulan kegiatan penanganan lahan kritis.

c. Membantu menyiapkan perencanaan dan pelaksanaan

penanaman maupun pemeliharaan sesuai dengan sumber

daya yang dimiki petani.

3. Membantu Proses Penguatan kapasitas Kelembagaan Kelompok

Tani PLKSDA-BM.

a. Membantu memfungsikan Kelompok Tani PLKSDA-BM,

dengan sistem pembukuan yang mengikuti sistem

pembukuan yang ditetapkan.

b. Membantu mengembangkan cara pengelolahan keuangan

yang transparan dengan pelaporan bulanan yang dapat

diperiksaoleh lembaga pemeriksa keuangan.

c. Membantu Kelompok Tani PLKSDA-BM (bila diperlukan)

dalam memahami dan melaksanakan sistem pembukuan.

2.4. Kode Etik Fasilitator

TPM yang terlibat sebagai pendampinmg masyarakat dalam program

PLKSDA-BM, tidak berarti dalam posisi bebas nilai, karena pada

kenyataannya seluruh proses yang terjadi dalam pengembangan

masyarakat adalah merupakan rangkaian kegiatan teknis secara

profesional. Langkah-langkah yang sangat intensif dalam pendampingan

masyarakat memberikan implikasi untuk adanya kepastian tentang nilai-

nilai; seperti nilai dalam komunitas itu sendiri, nilai demokrasi, nilai

partisipasi, nilai keyakinan-diri dan nilai universal lainnya. Secara lebih

spesifik, proses pengembangan masyarakat akan meletakkan posisi nilai

yang timbul dari sisi perspektif ekologi dan keadilan sosial.

Nilai-nilai dan etika yang harus dimiliki oleh TPM, perlu dilandasi oleh Nilai

Personal, Nilai yang berkembang di Komunitas dan Etika Moral. Nilai

personal merupakan cerminan kesadaran terhadap nilai-diri dan menjadi

bagian dari suatu refleksi kritis. Nilai yang berkembang di komunitas perlu

diadopsi oleh TPM, karena secara prinsip pengembangan masyarakat

Page 22: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

22PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

dalam PLKSDA-BM adalah suatu upaya tentang bagaimana meletakkan

kembali nilai-nilai utama yang ada di masyarakat ke dalam kehidupan nyata

masyarakat; melalui bentuk-bentuk tindakan untuk mewujudkan demokrasi

secara partisipatif, perubahan tanpa kekerasan serta keadilan sosial.

Sedangkan etika moral sangat terkait dengan prinsip-prinsip etika yang ada,

dimana TPM dituntut untuk dapat melakukan penilaian moral tentang apa

yang benar untuk dilakukan dalam suatu situasi yang pasti tanpa adanya

konflik nilai atau konflik di antara aturan-aturan moral.

Seorang TPM perlu juga berorientasi pada prinsip profesionalisme,

meskipun pendekatan kepada profesionalisme sering menimbulkan

kontradiksi dalam pengembangan masyarakat. Tetapi aspek-aspek positif

dari profesionalisme yang berupa komitmen terhadap posisi nilai dan etika

perlu digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan setiap pekerjaan

komunitas, dan tampaknya akan dapat dicapai secara lebih baik melalui

komitmen yang kuat dari seorang Fasilitator atau pekerja komunitas.

Sesuai dengan pengertian penting yang ada, bahwa TPM PLKSDA-BM

berperan strategis sebagai “Agen Pembaharuan/Perubahan dan Agen

Pemberdayaan Masyarakat”, dan tidak hanya terbatas sebagai pekerja atau

pelengkap elemen proyek; maka TPM PLKSDA-BM dituntut untuk

menjunjung tinggi aturan-aturan etika dan komitmen sebagai berikut:

1. TPM PLKSDA-BM senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma

yang ada dan tumbuh di masyarakat, termasuk budaya serta kearifan

lokal, dalam melaksanakan proses fasilitasi dan pendampingan.

2. TPM PLKSDA-BM hanya berorientasi pada kepentingan dan tujuan

pelaksanaan program PLKSDA-BM secara keseluruhan, serta tidak

mendasarkan diri pada kepentingan dan tujuan pribadi, kelompok atau

golongan.

3. TPM PLKSDA-BM konsisten pada upaya-upaya pemberdayaan

masyarakat petani agar mampu meningkatkan harkat dan martabat

mereka sesuai dengan kebutuhan dan hak-hak dasar kehidupannya.

Page 23: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

23PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

4. TPM PLKSDA-BM selalu bersedia membantu masyarakat di wilayah

dampingan dan tidak diperbolehkan untuk meminta imbalan atau

mendapatkan imbalan dari masyarakat petani.

5. TPM PLKSDA-BM berupaya mendorong kemandirian masyarakat agar

mampu menangani permasalahan-permasalahan lahan kritis dan

lingkungan hidup melalui potensi yang dimilikinya serta tidak

menciptakan ketergantungan masyarakat pada bantuan TPM maupun

pada bantuan dari pihak-pihak lain di luar masyarakat;

6. TPM PLKSDA-BM senantiasa membangun upaya kebersamaan,

kemitraan dan persatuan serta tidak menciptakan konflik, perpecahan,

provokasi dan diskriminasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung-

jawabnya di masyarakat.

7. TPM PLKSDA-BM tidak hanya berorientasi pada target dan pencapaian

kuantitatif, tetapi mempertimbangkan juga proses dan kemajuan secara

kualitatif dalam setiap tahapan pelaksanaan PLKSDA-BM.

8. TPM PLKSDA-BM selalu berupaya untuk melakukan penyelesaian

konflik yang terjadi di masyarakat serta menangani pengaduan yang

timbul akibat pelaksanaan PLKSDA-BM melalui cara musyawarah,

transparansi dan pencapaian konsensus.

9. TPM PLKSDA-BM tidak memberikan janji dan kesanggupan yang dapat

menimbulkan kekecewaan dan menurunnya kepercayaan masyarakat

terhadap pelaksanaan program PLKSDA-BM serta menjunjung tinggi

integritas profesional. Sanksi berat akan diterapkan termasuk pemecatan

bila integritas profesi ini dilanggar.

2.5. Proses dan Arah Pendampingan TPM

Kegiatan pendampingan kelompok tani oleh TPM diarahkan untuk dapat

mendorong keberlanjutan PLKSDA-BM sebagai suatu proses dinamis

dalam upaya penaganan lahan kritis, yang difokuskan pada parameter-

parameter berikut:

1. Terjadinya pemahaman, penyadaran secara kolektif dan kepedulian dari

stakeholders terkait PLKSDA-BM;

Page 24: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

24PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

2. Terjadinya gerakan di daerah dan masyarakat untuk melakukan upaya

penanganan lahan kritis dan sumberdaya aiar di daerahnya;

3. Terjadinya “kemitraan sinergis” antara pemerintah daerah, masyarakat

dan kelompok peduli lainnya dalam penanganan lahan kritis di wilayah

masing-masing;

4. Adanya beberapa keberhasilan yang dapat dijadikan contoh (best

practice), untuk dapat diterapkan dilokasi lain;

5. Terjadinya mekanisme “kontrol-sosial” di masyarakat untuk terus

memelihara dan mengembangkan konsep, tujuan dan sasaran PLKSDA-

BM.

Sedangkan proses pendampingan yang dilakukan oleh TPM untuk

membangun kesadaran dan perubahan kolektif di masyarakat dalam

program PLKSDA-BM, dimulai dengan memotivasi petani agar mau

melakukan perubahan perilaku bercocok tanam yang memperhatikan

prinsip-prinsip konservasi lahan dan perlindungan lingkungan. Dengan nilai-

nilai yang dikembangkan didalam program PLKSDA-BM tersebut,

diharapkan akan terjadi kebiasaan-kebiasaan baru penanganan lahan kritis

yang kemudian melembaga dan disepakati sebagai acuan dalam bercocok

tanam. Inilah yang kelak menjadi ‘Sistem Sosial’ yang baru dalam

penanganan lahan kritis.

Model pendampingan TPM seperti ini berangkat dari pemikiran bahwa

seseorang petani sebagai individu diyakini merupakan komponen dasar

terjadinya perubahan perilaku kolektif di masyarakat. Pendampingan dan

fasilitasi harus dibangun dengan etika dan filosofi yang didasarkan pada

usaha mendapatkan pengetahuan melalui pengalaman peserta sendiri,

karena para petani merupakan bagian terpenting dalan proses yang terjadi

di dalam pelaksanaan PLKSDA-BM.

Page 25: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

25PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Gambar 1Alur Proses Membangun Kesadaran dan Perubahan Kolektif di

Masyarakat Dalam Program PLKSDA-BM

Pro Poor GoodGavernmance

Kab. Kota & Desa

Percaya pd situasiyg lebih baik

PLKSDA-BMGoal & Objectivep

Motivasi MenujuSituasi yg Lebih

Baikp

Pelembagaansistem (disepakati

sebagai acuanuntuk interaksi)

Norma, Nilai,Peraturan & Hukum

Pemahaman baruterhadap hubungan

sosial

Proses Pelembagaandi Masyarakat

Sistem Kepribadian(Kepribadian Positif)

PENGUATAN PEMERINTAH DAERAH(perubahan kesadaran kolektif)

2.6. Indikator Keberhasilan Pendampingan Masyarakat bagi TPM

Indikator keberhasilan program pendampingan antara lain dilihat dari kondisi

sebagai berikut :

1. Adanya profil data berkaitan dengan lokasi program dan organisasi

Kelompok Tani PLKSDA-BM.

2. Adanya dokumen Profil Hasil Survey Lokasi Lahan Kritis, semacam

PSETK pada lokasi program setempat.

3. Adanya pengurus dan struktur Organisasi sesuai dengan visi, misi dan

tujuan Kelompok Tani PLKSDA-BM;

4. Adanya program kerja dan rencana kegiatan Kelompok Tani PLKSDA-

BM.

5. Adanya AD/ART Kelompok Tani PLKSDA-BM yang ditindaklanjuti

pengesahan Bupati, dan bila perlu ditingkatkan pembuatan akte notaris;

6. Adanya peningkatan manajemen organisasi kelompok tani yang

disususn melalui prinsip-prinsip administrasi dan keuangan klelompok

tani PLKSDA-BM.

Page 26: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

26PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

7. Adanya partisipasi petani yang diukur melalui format tingkat partisipasi

dalam kegiatan lahan kritis.

8. Adanya fasilitasi penyusunan dan pembahasan MoU Pengelolaan /

Nota kesepahaman, serta kemitraan dengan kelembagaan terkait

lainnya.

9. Rasio tingkat keaktipan pengurus organisasi Kelompok Tani PLKSDA-

BM.

10. Terbentuknya kader pengorganisasi (fasilitator) pada tingkat masyarakat

sebagai Petandu,

11. Adanya pelaporan kinerja pendampingan.

2.7. Kedudukan TPM Dalam Pelaksanaan PLKSDA-BM

Kedudukan TPM dalam kegiatan program pendampingan secara umum

mempunyai garis struktur sebagaimana gambar 2. Dalam konteks

pengelolaan program pendampingan dilaksanakan oleh Bappeda

Kabupaten atau Satuan Kerja yang menangani PLKSDA-BM:

1. Garis pendampingan dilaksanakan terhadap organisasi Kelompok Tani

PLKSDA-BM dan masyarakat sekitar lokasi program PLKSDA-BM;

2. Garis koordinasi dilaksanakan dengan Kepala Desa, Camat, PPL,

PKLdan KTPM; dan

3. Laporan pertanggungjawaban program pendampingan disusun oleh

TPM untuk disampaikan kepada Bappeda Kabupaten atau Satuan Kerja

PLKSDA-BM yang melakukan kontrak kerja pendampingan dengan

TPM/KTPM;

4. laporan kegiatan pendampingan TPM ditembuskan kepada KTPM untuk

dikompilasi menjadi laporan kegiatan pendampingan secara lebih

komprehensif;

5. Foto copy laporan pendampingan yang disususn TPM juga

disampaikan kepada Kelompok Tani PLKSDA-BM sebagai masukan

dalam peningkatan kinerja kelompok tani.

Page 27: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

27PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Gambar 2.Kedudukan TPM Dalam Struktutr Pemerintahan Daerah dan Desa

Keterangan :*) PMU Bappeda sebagai Pengelola Program Pendampingan

Garis Pembinaan PendampinganGaris KoordinasiGaris Petanggungjawaban Program Pendampingan dan Pelaporan

Bapeda : Pembina Perencanaan Program dan Penguatan KelembagaanDinas Kehuatanan : Pembina Bidang Teknis Kehutanan dan konservasiDinas Pertanian: Pembinan Teknis Budidaya Tanaman Sela/Pangan

DINAS TEKNIS

CAMAT KTPM

MASYARAKAT PETANI

KPL

PMU BAPPEDA *)KABUPATENN

TPM

KECAMATANN

DESA

LOKASIPROGRAM

KEPALA DESA

KELOMPOK TANIPLKSDA-BM

Page 28: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

28PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB IIIREKRUITMEN DAN PENGUATAN TPM

3.1. Tujuan Rekruitmen TPM3.1.1. Untuk mendapatkan TPM yang memiliki kemampuan melakukan

internalisasi substansi PLKSDA0-BM dan penyadaran akan

pentingnya penanganan lahan kritis kepada masyarakat;

3.1.2. Memilih dan menjatring TPM yang memiliki kemampuan menfasilitasi

pertemuan-pertemuan kelompok tani PLKSDA-BM;

3.1.3. Memilih TPM yang memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan

teknis kepada kelompok tani PLKSDA-BM dalam penguatan

kelembagaan dan penyusunan rencana kerja;

3.1.4. Merekrut TPM yang memiliki kemampuan melakukan koordinasi dan

konsultasi dengan pemerintahan desa dan masyarakat dalam

penguatan kelembagaan kelompok tani PLKSDA-BM;

3.1.5. Merekrut TPM yang mampu mendorong kerjasama petani dalam

penanganan lahan kritis secara mandiri dan berkelanjutan.

3.2. Sasaran Rekruitmen TPM3.2.1. Adanya TPM yang memiliki kemampuan melakukan upayan-upaya

pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan PLKSDA-BM;

3.2.2. Adanya TPM yang memiliki kemampuan menfasilitasi musyawarah

petani dalam penguatan kapasitas kelembagaan kelompok tani

PLKSDA-BM;

3.2.3. Adanya TPM yang memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan

teknis kepada petani dan kelompok tani penyusunan rencana kerja;

3.2.4. Adanya TPM yang memiliki kemampuan melakukan koordinasi dan

konsultasi dengan pemerintahan desa dan masyarakat dalam

pelaksanaan PLKSDA-BM di lokasi sasaran;

3.2.5. Adanya TPM yang mampu mendorong kerjasama masyarakat dalam

penanganan lahan kritis dan sumberdaya air melalui program

PLKSDA-BM.

Page 29: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

29PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3.3. Strategi Rekruitment TPMDalam rangka mendapatkan TPM yang memiliki kapasitas yang memadai

untuk dikembangkan menjadi seorang pendamping masyarakat yang dapat

menjalankan pekerjaan pengembangan masyarakat (Community

Development), sekaligus sebagai pendamping pelaksanaan PLKSDA-BM

ditingkat desa, maka strategi rekruitmen yang dikembangkan adalah

sebagai berikut :

1. Melakukan identifikasi kualifikasi TPM yang dapat menjalankan

pekerjaan Community Development;

2. Melakukan identifikasi kebutuhan jumlah TPM yang dibutuhkan dalam

pendampingan di lokasi sasaran PLKSDA-BM;

3. Menyiapkan langkah-langkah penyeleksian TPM, dengan cara sebagai

berikut:

a. Mengembangkan hasil identifikasi dalam bentuk penentuan

persyaratan minimal yang dapat dibuktikan secara administratif

bahwa seorang TPM dapat dikembangkan menjadi seorang pekerja

Community Develompent;

b. Mengembangkan teknik penyeleksi dengan pendekatan dan

metode triangulasi, yaitu penggunaan metode dengan lebih dari

satu teknik.

4. Menetapkan teknik penyelenggaraan rekruitmendan seleksi TPM;

5. Melakukan pengumuman pengadaan TPM sebagai tenaga penamping

pelaksanaan PLKSDA-BM ditingkat desa;

6. Melakukan penerimaan pendaftaran dan proses penyeleksi calon TPM

sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan;

7. Mengumumkan calon TPM yang diterima sesaui dengan hasil seleksi

yang telah dilaksanakan oleh panitia rekruitmen;

8. Calon TPM yang telah dinyatakan lulus seleksi disiapkan untuk

mengikuti pelatihan untuk menjadi TPM dalam pelaksanaan PLKSDA-

BM.

Page 30: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

30PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3.4. Persyaratan TPMDengan memperhatikan hasil identifikasi kualifikasi TPM program PLKSDA-

BM yang dibutuhkan, maka persyaratan pokok minimal yang harus dimiliki

calon TPM adalah yang memiliki 5 dasar dasar pokok pengembangan

personil adalah sebagai berikut :

1. Berpendidikan S1 (Strata 1) Pertanian dengan Pengalaman nol tahun,

atau S1 (Strata 1) dari semua jurusan dengan pengalaman

pendampingan terhadap masyarakat minimal 2 (dua) tahun, atau D-3

dengan pengalaman pendampingan terhadap masyarakat minimal 4

(empat) tahun, atau berpendidikan SPMA dengan Pengalaman

pendampingan terhadap masyarakat minimal 8 (delapan) tahun.

2. Bertempat tinggal atau bersedia bertempat tinggal di desa sasaran

program PLKSDA-BM;

3. Memiliki motivasi tinggi, komitmen dann kesanggupan untuk

melaksanakan seluruh pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya

dalam pelaksanaan program PLKSDA-BM;

4. Memiliki kemampuan untuk melaksanakan pendampingan terhadapap

masyarakat, khususnya terhadapa petani dan kelompok tani PLKSDA-

BM.

3.5. Pengumuman Rekruitmen TPMUntuk mendapatkan calon TPM yang memenuhi persyaratan di atas, maka

akan diadakan pengumuman terbuka kepada masyarakat, terutama dalam

Provinsi sasaran PLKSDA-BM tersebut. Bentuk pengumuman dan media

yang digunakan adalah :

1. Bentuk iklan kolom pada atau satu atau lebih surat kabar lokal propinsi

sasaran PLKSDA-BM. Lama iklan ditentukan beberapa hari disesuaikan

dengan kebutuhan;

2. Bentuk iklan suara pada satu atau lebih radio lokal propinsi sasaran

PLKSDA-BM (misal: RRI lokal, RKPD setempat dan lain lain). Jumlah

siaran dapat dilakukan beberapa kali dalam sehari selama beberapa

hari;

Page 31: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

31PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3. Isi iklan berkenaan dengan maksud dan tujuan, persyaratan yang

diperlukan, tempat pendaftaran, batas waktu peneriamaan lamaran dan

lain lain yang dibutuhkan;

4. Pengiriman aplikasi (lamaran) dapat dilakukan melalui kurir

(pos/expedisi) atau dibawa sendiri. Tempat pendaftaran ditentukan pada

masing-masing propinsi/Kabupaten/Kota.

3.6. Tahapan Penyeleksian TPMUntuk menyeleksi calon TPM yang telah mendaftarkan diri dilakukan

beberapa tahapan seleksi, yaitu:

1. Tahap penyeleksian persyaratan administratif.

Pada tahap ini surat aplikasi yang diterima diseleksi berdasarkan

persyaratan yang ditentukan. Mereka yang lulus akan diumumkan

secara terbuka dan selanjutnya akan dipanggil untuk mengambil bahan

bacaan dan melihat jadual untuk mengikuti seleksi tahap ujian tertulis

dan wawancara.

2. Tahap penyeleksian ujian tertulis dan wawancara.

Pada tahap penyeleksian ujian tertulis dilakukan pengujian mengenai

aspek pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), ketrampilan (skill), dan

nilai-nilai (value) yang disingkat dengan (KASVal), antara lain yang

menyangkut:

a. Wawasan umum, misalnya pengetahuan dan pemahaman tentang

community development, masalah lahan kritis dan konservasi lahan,

budidaya tanaman keras maupun tanaman semusim dan lain

sebagainya;

b. Pemahaman tentang ketrampilan ketrampilan pokok, misal:

1) Community Assessment (penilaian/penaksiran komunitas),

didalamnya tercakup ketrampilan menggunakan teknik-teknik

penelitian tertentu, seperti penyelenggaraan Focus Group

Discussion (FGD) atau sejumlah teknik Participatory Rural

Appraisal (PRA), dan lain-lain.

2) Pembentukan dan Dinamika Kelompok (Group Facilitation);

3) Penyelesaian Konflik (Conflict Resolution);

Page 32: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

32PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

4) Presentasi

c. Memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya dilapangan;

d. Memiliki jiwa kepemimpinan sebagai modal dalam menjalankan tugas

dan fungsinya sebagai pendamping masyarakat, terutama

kepemimpinan situsional yang dianggap relevan bagi seorang

fasilitator masyarakat;

e. Memiliki kreativitas yang mendukung pencapaian tujuan dalam

pelaksanaan tugasnya;

f. Teknik-teknik pengujian yang lain, seperti: teknik-teknik praktik, Role

Play, presentasi, memimpin kelompok atau rapat/pertemuan akan

dilakukan pada saat pelatihan dasar TPM.

3.7. Pelatihan Pembekalan TPM

Pelatihan dasar TPM adalah merupakan bagian dari tahapan rekruitmen,

sehingga wajib diikuti oleh calon TPM secara aktif. Pelaksanaan pelatihan

adalah berbasis pada siklus belajar dari pengalaman (Experiential Learning

Cycle), yaitu pola pelatihan dengan menggunakan metoda transformasi

pengalaman secara berjenjang berdasarkan tahapan pelaksanaan program

PLKSDA-BM.

Pendekatan pelatihan yang digunakan adalah secara induktif atas dasar

tingkat perkembangan pemahaman dan kebutuhan untuk mendukung setiap

langkah-langkah kegiatan dalam pencapaian tujuan dan sasaran PLKSDA-

BM secara keseluruhan. Sehingga TPM diharapkan mampu mendorong

pemberdayaan petani untuk dapat memahami makna program PLKSDA-BM

secara bertahap, dalam upaya penanganan lahan kritis di desanya secara

partisipatif, demokratis, transparan dan berkelanjutan.

Pelatihan dasar diselenggarakan dalam bentuk interaksi kelas dan praktek

lapangan. Tujuannya adalah untuk membangun diri TPM dan memberikan

pengertian dasar serta konsep, visi, misi serta siklus atau tahapan

pelaksanaan PLKSDA-BM. Hasil dari pelatihan pembekalan ini diharapkan

Page 33: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

33PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

agar para TPM dapat masuk ke masyarakat sasaran secara baik serta

dapat menjalankan proses pengembangan masyarakat sesuai dengan

tujuan PLKSDA-BM. Materi yang diberikan pada pembekalan awal

mencakup:

1. Pengenalan Program PLKSDA-BM, terdiri dari : Kebijakan pelaksanaan

program, tahapan, tujuan, sasaran, visi dan misi program PLKSDA-BM,

serta keterlibatan para pelaku baik pemerintah maupun masyarakat dan

konsuoltan, mulai tingkat pusat sampai dengan tingkat desa);

2. Konsep pemberdayaan dan pengembangan masyarakat (Community

Development) dalam program PLKSDA-BM, yaitu terdiri: Pemberdayaan

Masyarakat sebagai arus utama pembangunan, Pemberdayaan

Masyarakat sebagai komponen utama program, Model-model

Pemberdayaan Masyarakat, Pentingnya perspektif gencder dalam

PLKSDA-BM dan Peran strategis TPM dalam pemberdayaan

masyarakat;

3. Penguatan Kapasitas TPM dalam pelaksanaan Program PLKSDA-BM,

dengan beberapa sub pokok bahasan, yaitu : Pengertian TPM, Peran

dan fungsi TPM dalam kerangka pengembangan masyarakat, peran dan

fungsi TPM dalam pelaksanaan PLKSDA-BM, Peran dan fungsi TPM

dalam penmguatan kapasitas kelompok tani PLKSDA-BM, dan beberapa

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang TPM ;

4. Metode dan Teknik Pelembagaan Kelompok Tani PLKSDA-BM, dengan

sub pokok bahasan sebagai berikut: Pembentukan dan atau revitalisasi

penguatan kapasitas kelembagaan kelompok tani PLKSDA-BM,

Pengaturan Organisasi Kelompok tani yang membahas tentang

substansi AD/ART maupun pengaturan lainnya ; tugas dan fungsi

pengurus kelompok tani, penataan administrasi dan keuangan kelompok

tani serta penyusunan program kerja kelompok tani PLKSDA-BM ;

5. Mengenal penyelesaian konflik dalam kelompok tani yang mungkin saja

akan dihadapi oleh seorang TPM dalam melaksanakan tugasnya,

dengan sub pokok bahasan sebagai berikut : Pengertian Konflik (Apakah

yang dimaksud konflik, Mengapa konflik terjadi, Apakah konflik sama

dengan kekerasan, Bagaimana kita melihat konflik dan Penyebab

Page 34: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

34PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

konflik); Konflik data dan penafsiran (Konflik hubungan antar manusia,

Konflik kepentingan, Konflik nilai dan Konflik structural); Metode/teknik

mediasi penyelesaian konflik (Pendekatan menghindar, Pendekatan

dominasi – menguasai, Pendekatan mewajibkan, Pendekatan kompromi

dan Pendekatan kerjasama); Membangun Strategi dalam Penyelesaian

Konflik (Bagaimana membangun strategi, Langkah-langkah membangun

kerjasama dalam pemecahan konflik dan Kendala penghalang dalam

penyelesaian konflik), serta Prinsip-prinsip menjadi pihak ketiga netral.

6. Penyusunan Rencana Kerja Tindaklanjut, yaitu seluruh TPM yang

ditugakan menyusun rencana tindak (Action Plan) masing-masing, yang

akan dilaksanakan di lokasi dampingan sesuai dengan konsep, strategi

serta tahapan pelasksanaan PLKSDA-BM ditingkat desa.

Setelah melalui tahap pembekalan awal, seluruh TPM akan dilengkapi

dengan sejumlah materi/media yang fungsinya untuk memudahkan proses

penyampaian konsep-konsep PLKSDA-BM ke masyarakat sasaran. TPM

diharapkan harus mengetahui terlebih dahulu karakteristik kondisi dan

budaya setempat serta berbagai informasi berkenaan dengan masyarakat

sasarannya.

3.8. Pelatihan Pengutan TPM

Setelah melaksanaan proses pendampingan dan upaya pemberdayaan

masyarakat petani berjalan sebagaimana mestinya selaama 5 (lima) bulan,

maka perlu dilakukan pembinaan terhadap TPM dalam bentuk pelatihan

penguatan. Inti dari pelatihan penguatan TPM adalah mempersiapkan TPM

agar dapat mengembangkan “Kelompok Tani PLKSDA-BM” menjadi

organisasi masyarakat petani yang mandiri dan berkelanjutan.

Materi pelatihan penguatan TPM antara lain memberikan kemampuan

kepada TPM, agar:

1. TPM PLKSDA-BM dapat melakukan identifikasi sampai sejauh mana

kemandirian dan keberlanjutan Kelompok Tani yang didampinginya;

2. TPM PLKSDA-BM dapat menginformasikan dan menyiapkan Kelompok

Tani dampingannya dalam memasuki tahap pasca proyek;

Page 35: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

35PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

3. TPM PLKSDA-BM dapat mendorong Kelompok Tani dampingannya

untuk menciptakan dan mengembangkan jaringan usaha ekonominya;

4. TPM PLKSDA-BM dapat memnfaatkan terbentuknya forum antar pelaku

dan forum lintas pelaku untuk pengembangan Kelompok Tani

membangun kemitraan dengan kelompok peduli lainnya;

5. TPM PLKSDA-BM dapat mendorong Kelompok Tani untuk

mengintegrasikan rencana kerja dan programnya kedalam perencanaan

pembangunan daerah yang bersifat regular melalui mekanisme

Musrenbang.

Dengan tindakan tindakan pengembangan yang dilakukan TPM, diharapkan

Kelompok Tani sudah memiliki dasar-dasar yang kuat dalam hal

kemandirian dan keberlanjutan usahanya, sehingga siap melanjutkan upaya

penanganan lahan kritis secara berkelanjutan di desanya.

Pendekatan pelatihan yang digunakan adalah dengan mengadopsi

pendekatan pendidikan pemberdayaan, yaitu pendekatan pendidikan orang

dewasa (Andragogy), yang terdiri dari empat unit: Komunikasi yang

Berhasil, Dialog Bervariasi, Mengatur diri sendiri-berkolaborasi dengen

orang lain. Setiap unit mengandung sejumlah latihan yang dijabarkan dalam

manual ini, yang dikumpulkan dari berbagai sumber seperti seminar

pelatihan, pertemuan, diskusi terbatas, dsb.

Pendekatan ini berdasarkan kepercayaan bahwa proses belajar akan lebih

efekt bila pengetahuan dan ketrampilan peserta dihargai dan mereka

memiliki kesempatan untuk mengungkapkan dan menganalisa pengalaman

mereka sendiri menjadi TPM dalam lingkungan yang nyaman. Isi dari

pelatihan ini harus memenuhi kebutuhan peserta dan dapat diteima dalam

kerangka pengalaman mereka.

Pelatihan akan menggunakan berbagai teknik, latihan dan permainan peran

untuk melibatkan peserta dalam menganalisa dan merefleksikan

pengalaman mereka sendiri. Materi dikompilasi sedemikian rupa agar setiap

teori atau cara yang akan dipelajari disertai dengan latihan praktikal. Belajar

melalui pengalaman artinya bahwa dalam setiap kelompok setiap orang

memiliki kesempatan untuk berbagi pengalaman atau masalahnya serta

Page 36: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

36PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

mencari penyelesaian bagi hal tersebut dan juga berarti membentuk iklim

saling percaya dalam kelompok tersebut sangatlah penting bagi kesuksesan

proses ini secara keseluruhan.

Bagan 3Metode Pendidikan Orang Dewasa

Dilakukan dengan suatu proses pendidikan orang dewasa (andragogi), di

mana peserta dan fasilitator pelatihan (trainer) merupakan mitra/rekan belajar

yang secara partisipatif bersama-sama menggali pengalaman-pengalaman

secara terstruktur yang kemudian disintesiskan bersama untuk mendapatkan

nilai-nilai baru yang ingin diterapkan.

Sejalan dengan metode yang dipilih, maka proses pelatihan dirancang agar

praktek-praktek kuncinya dapat menyediakan keseimbangan dan dinamika

kelompok yang diperlukan. Setiap sesi harus mencakup elemen-elemen

kunci: mengenali agenda (mendengar usulan-usulan yang diajukan);

memperkenalkan para peserta, mengungkapkan pengharapan (ekspektasi),

pertemuan kelompok setelah setiap kala istirahat (break); paling tidak satu

kali permainan peranan (role-playing) untuk mengimbangkan energi dan

menghibur; mengkaji ulang pelatihan (untuk mengerti pendapat kelompok).

Page 37: Panduan Pendampingan Masyarakat Bagi TPM Dan KTPM

37PANDUAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT OLEH TPM DAN KTPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB IVP E N U T U P

Perubahan sosial dalam peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat

di lokasi program PLKSDA-BM melalui program pendampingan dalam rangka

pemberdayaan masyarakat, akan selalu berkembang sejalan dengan dinamika

masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu berbagai penyesuaian tetap akan selalu

diperlukan dalam penyempurnaan program pendampingan tersebut. Panduan ini

lebih bersifat sebagai bahan diskusi dan acuan program pendampingan di

Daerah dalam pemberdayaan organisasi Kelompok Tani PLKSDA-BM menuju

kemandirian pengelolaan lahan kritis.

Oleh karena itu, panduan ini dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi Daerah

setempat dan kebutuhan, kepentingan, serta aspirasi masyarakat. Akhirnya,

fasilitasi penyusunan panduan ini diharapkan dapat membantu pencapaian

sinkronisasi, kesepahaman, dan kesamaan substansi terhadap program

pendampingan di Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

dalam rangka menjaga keberlanjutan penanganan lahan kritis dan sumber daya

air.