panduan idaroh masjid

36
LINGKUNGAN RW O5 (Perumahan Taman Permata Asri dan Sarimadu Permai)

Upload: sujanavedc3736

Post on 01-Jul-2015

2.994 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN IDAROH MASJID

LINGKUNGAN RW O5

(Perumahan Taman Permata Asri dan Sarimadu Permai)

DESA SITIREJO KECAMATAN WAGIR KABUPATEN MALANG

2006

Page 2: PANDUAN IDAROH MASJID

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim.

Dalam mendukung kebangkitan Islam, Masjid perlu diposisikan sebagaimana fungsi

dan perannya di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.

Masjid dapat menjadi sentra aktivitas umat dalam memanfaatkan seluruh potensi dan

sumber daya yang dimiliki untuk menuju dunia Islam yang lebih baik. Namun cukup

disayangkan, kebanyakan Masjid kita masih belum dikelola secara baik dengan sistem

pengelolaan yang efektif dan efisien menuju pengamalan Islam secara kaffah. Karena itu,

diperlukan adanya penemuan-penemuan baru yang dapat membantu umat dalam

memakmurkan Masjid, khususnya alternatif-alternatif yang bersifat teknis-implementatif.

Alhamdulillah Masjid Miftahul Jannah telah menyusun Panduan Idaroh Masjid.

Meskipun masih jauh dari sempurna Panduan Idaroh Masjid ini diharapkan dapat menjadi

salah satu acuan khususnya bagi pengurus dan jama’ah dalam pengelolaan Masjid Miftahul

Jannah. Hal yang lebih penting adalah adanya uswah yang istiqomah khususnya dari para

pengurus ta’mir dalam upaya untuk memakmurkan masjid serta memposisikan masjid

sebagaimana fungsi dan perannya di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan

para sahabatnya.

Mudah-mudahan Alloh SWT. senantiasa memberikan kekuatan, bimbingan dan

petunjuk-Nya kepada kita semua Aamiin.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Pengurus Ta’mirMasjid Miftahul JannahKetua Umum,

Sugiyanto

Page 3: PANDUAN IDAROH MASJID

1. PENDAHULUAN

Masjid berasal dari bahasa Arab sajada yang berarti tempat sujud atau tempat menyembah

Allah SWT. Bumi yang kita tempati ini adalah masjid bagi kaum muslimin. Setiap muslim boleh

melakukan shalat di wilayah manapun di bumi ini; kecuali di atas kuburan, di tempat yang bernajis,

dan di tempat-tempat yang menurut ukuran syariat Islam tidak sesuai untuk di jadikan tempat

shalat.

Di masa Nabi Muhammad SAW. ataupun di masa sesudahnya, masjid menjadi pusat kegiatan

kaum muslimin. Kegiatan di bidang pemerintahan pun mencakup Ideologi, politik, ekonomi, sosial,

peradilan dan kemiliteran dibahas di lembaga masjid. Masjid berfungsi pula sebagai pusat

pengembangan kebudayaan Islam, sebagai ajang halaqah atau diskusi, tempat mengaji dan

mengkaji serta memperdalam ilmu pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum.

Dewasa ini umat Islam terus menerus mengupayakan pembangunan masjid. Masjid-masjid

baru bermunculan di berbagai tempat disamping renovasi atas masjid-masjid lama. Semangat

mengupayakan pembangunan masjid tersebut layak dibanggakan. Hampir di seluruh penjuru negeri

tidak ada yang tidak tersentuh oleh pembangunan masjid. Ada yang berukuran kecil tapi mungil,

ada yang besar dan megah. Namun tidak sedikit pula masjid yang terkatung-katung

pembangunannya dan tak kunjung rampung, terutama di daerah-daerah yang solidaritas jamaahnya

belum kuat.

Idealnya setelah masjid berdiri, masjidlah yang membangun umat. Jadi terdapat hubungan

timbal balik yang saling memaknai antara keduanya. Pada mulanya , “Umat membangun Masjid”

selanjutnya “Masjid membangun Umat”. Pada masa Rasulullah SAW. Masjid merupakan sarana

untuk memelihara dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT., selain itu masjid berperan sebagai

pusat pembinaan umat. Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur atau tidaknya

masjid sangat bergantung pada mereka. Demikian pula keadaan umat Islam dapat diukur dari

kehidupan dan kemakmuran masjid. Masjid yang makmur menunjukkan kemajuan umat Islam

disekitarnya, sedangkan masjid yang terlantar dan kurang terawat mengisyaratkan tipisnya iman dan

kurangnya rasa tanggung jawab umat di sekitarnya.

Dalam kondisi masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman, dinamika masjid

dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Artinya masjid tidak hanya

berperan sebagai tempat ibadah shalat saja, tetapi juga sebagai wadah beraneka kegiatan jamaah /

umat Islam. Sebab masjid merupakan integritas dan identitas umat Islam yang mencerminkan tata

nilai keislamannya. Dengan demikian, peranan masjid tidak hanya menitikberatkan pada pola

aktivitas yang bersifat akhirat saja, tetapi memperpadukan antara aktivitas ukhrawi dan aktivitas

Page 4: PANDUAN IDAROH MASJID

duniawi. Pada zaman Rasulullah SAW. Masjid berperan sebagai pusat Ibadah dan sebagai pusta

pembinaan umat (politik, ekonomi, sosial, budaya, dan militer).

Dinamika sebuah masjid amat sangat ditentukan oleh faktor objektif umat Islam di sekitarnya.

Umat yang dinamis akan menjadikan masjidnya dinamis. Berbagai aktivitas dan kreativitas tentu

akan berlangsung di masjid. Masjid seperti ini akan memiliki daya tarik jamaahnya, membuat

mereka tergerak dan terus berupaya meramaikan dan memakmurkan masjid.

2. FUNGSI MASJID

Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT. tempat shalat dan tempat

beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari semalam umat Islam dianjurkan untuk mengunjungi

masjid guna melaksanakan shalat berjamaah. Fungsi masjid yang lain diantaranya adalah :

1. Masjid sebagai tempat kaum muslimin beribadat dan mendekatkan diri kepad Allah

SWT.

2. Masjid sebagai tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri. menggembleng

bathin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman keagamaan sehingga

dapat memelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian.

3. Masjid sebagai tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-

persoalan yang timbul dalam masyarakat.

4. Masjid sebagai tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan ,

meminta bantuan dan pertolongan.

5. Masjid sebagai tempat pembinaan keutuhan ikatan jamaah dan kegotong-royongan dalam

mewujudkan kesejahteraan bersama.

6. Masjid sebagai majelis ta’lim yang berperan dalam peningkatan kecerdasan dan

pengembangan wawasan ilmu pengetahuan kaum muslimin.

7. Masjid sebagai tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pimpinan umat.

8. Masjid sebagai tempat mengumpulkan dana, menyimpan dan membagikannya sesuai

dengan syariah.

9. Masjid sebagai tempat pelaksanaan, pengaturan dan supervisi kehidupan sosial

masyarakat madani.

Page 5: PANDUAN IDAROH MASJID

3. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS MASJID

Menjadi pengurus masjid bukanlah pekerjaan yang ringan. Tugas dan tanggung jawabnya

cukup berat. Sebagai orang yang dipilih dan dipercaya oleh jamaah, dia diharapkan dapat

menunaikan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab. Tidak berlebihan jika pengurus masjid

baiknya pribadi yang memiliki jiwa pengabdian dan ikhlas. Yang menjadi tugas dan tanggung

jawab pengurus masjid antara lain :

1.Memelihara Masjid

Masjid sebagai tempat ibadah menghadap Allah SWT. perlu dipelihara dengan baik.

Bangunan dan ruangannya serta sarana dan prasarana yang tersedia perlu dirawat agar tidak

kotor dan rusak. Pengurus masjid membersihkan bagian yang kotor dan memperbaiki yang

rusak serta merawat sarana dan prasarana yang ada agar dapat dipergunakan selama mungkin.

2.Mengatur Kegiatan

Segala kegiatan yang dilaksanakan di masjid menjadi tugas dan tanggung jawab

pengurus untuk mengaturnya. Pengurus harus terlebih dahulu menyusun program atau

rencana kegiatan sebelum pada tahap pelaksanaannya. Program yang disusun mungkin saja

hanya untuk memenuhi kepentingan jangka pendek, jangka menengah, bahkan sampai ke

jangka panjang. Dengan adanya perencanaan seperti ini kegiatan masjid lebih dapat berjalan

dengan teratur dan terarah.

3.Memakmurkan Masjid

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah ialah orang yang beriman kepada

Allah dan hari akhir, mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta tidak takut kecuali

kepada Allah. Merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan yang mendapat

petunjuk”.(QS : At – Taubah : 18 )

Dengan memanfaatkan semua sumber daya yang ada, pengurus selalu berupaya untuk

mengkoordinir upaya-upaya memakmurkan masjid dengan mengamalkan risalah masjid dan

dakwah islamiyah yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits. Pengurus selalu berupaya

untuk menjaga dan menciptakan kondisi masjid agar memiliki daya tarik karena ibadahnya,

kebersihan dan keindahannya, ilmunya, amanahnya, ulamanya, serta keamanan dan

ketertibannya.

Page 6: PANDUAN IDAROH MASJID

4. PENGELOLAAN MASJID

Salah satu kelemahan umat Islam yang paling menonjol dalam pembinaan masjid (terutama

di pedesaan) adalah pengelolaan. Pada umumnya pengurusan masjid di desa-desa praktis berpusat

di satu tangan ulama setempat. Tipisnya kesadaran berorganisasi dan ketiadaan pengetahuan dan

pengalaman dalam perkara-perkara yang berkaitan dengan organisasi merupakan suatu fakta. Fakta

lainnya adalah rendahnya ukhuwah islamiyah atau kesetiakawanan disemua bidang.

Jika kaum muslimin tidak ingin ketinggalan zaman, keadaan seperti ini perlu segera dibenahi.

khususnya jika ingin menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan peribadatan dan kebudayaan

islamiyah, termasuk kegiatan untuk mencerdaskan umat, masjid sebagai wasilah yang dapat

mengantarkan umat kepada terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridloi Allah SWT.

Perbaikan pertama-tama adalah dengan dibentuknya suatu organisasi masjid dengan menetapkan

spesialisasi peran.

Dalam menjalankan roda organisasi dan administrasi masjid diperlukan adanya kejelasan

tugas dan tanggung jawab pengurus masjid, rencana kerja masjid dan pembagian tugas diantara

anggota pengurus masjid.

Mengacu pada sabda Rasulullah SWT. “ Apabila suatu urusan tidak ditangani oleh ahlinya,

maka tunggulah kehancurannya”. Na’udzubillaahi Min Dzalik. Untuk itu dalam upaya untuk

mengaktualisasikan dan merealisasikan peran dan fungsi masjid secara optimal, diperlukan adanya

pengelolaan masjid secara profesional dan proporsional. Pengelolaan masjid pada zaman sekarang

ini memerlukan ilmu dan keterampilan manajemen. Pengurus masjid harus menyesuaikan diri

dengan riak perkembangan zaman. Metode/pendekatan, perencanaan, strategi dan model evaluasi

yang dipergunakan dalam manajemen modern merupakan alat bantu yang juga diperlukan dalam

pengelolaan masjid masa kini. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas diperlukan model manajemen

masjid modern yang dilandasi oleh perencanaan dan pengaturan yang serius, ikhtiar pengkajian

yang bermutu, dan penggalian nilai-nilai ajaran Islam secara langsung dari dua sumber nash : Al-

Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Idarah masjid disebut juga manajemen masjid pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua

bidang, yaitu Idarah Binnail Maadiy (Physical Management) dan Idarah Binnail Ruhiy (Functional

Management).

Idarah Binnail Maadiy (Physical Management) adalah management secara fisik diantaranya

meliputi kepengurusan masjid; pengaturan pembangunan fisik masjid; penjagaan kehormatan,

kebersihan, ketertiban, dan keindahan masjid (termasuk taman di lingkungan masjid), pengaturan

Page 7: PANDUAN IDAROH MASJID

keuangan dan administrasi masjid; pemeliharaan agar masjid tetap suci, terpandang, menarik, dan

bermanfaat bagi kehidupan umat.

Idarah Binnail Ruhiy (Functional Management) adalah tentang pelaksanaan fungsi masjid

sebagai wadah pembinaan umat, sebagai pusat pembangunan umat dan kebudayaan Islam seperti

dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Idarah Binnail Ruhiy meliputi pengentasan dan pendidikan

aqidah Islamiyah, pembinaan akhlaqul karimah, penjelasan ajaran Islam secara teratur menyangkut:

a. Pembinaan ukhuwah islamiyah dan persatuan umat.

b. Melahirkan fikrul islamiyah dan kebudayaan Islam.

c. Mempertinggi mutu keislaman dalam diri pribadi dan masyarakat.

Pelaksanaan Idarah (manajemen) masjid mensyaratkan pemikiran yang baik dan perencanaan

yang matang. Hal ini diperlukan selain sebagai upaya untuk merealisasikan peran dan fungsi masjid

sebagaimana mestinya juga untuk mengantisipasi abad kebangkitan Islam dengan upaya nyata

sekaligus untuk membina pribadi-pribadi umat muslim berfikir praktis dan bekerja dengan sistem

yang teratur dan terencana.

Page 8: PANDUAN IDAROH MASJID

AHMAD LANI KETUA RW 05

5. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur OrganisasiMASJID MIFTAHUL JANNAH

PENASIHAT PELINDUNG

KETUA UMUM

KETUA I KETUA IIBENDAHARA

SEKSI PERIBADATAN

SEKSI PEMBANGUNAN

SEKSIPENDIDIKAN

SEKSIPEMELIHARAAN & KEBERSIHAN

SEKSIPHBI &IBSOS

SEKSIPERLENGKAPAN &

SARANA PRASARANA

SEKSIREMAJA MASJID

SEKSIKEAMANAN

PEMBANTU UMUM /HUMAS

SEKRETARIS

SUMARGOFATONI KOHAR KUN AGUS MAULANA

MISNAN PRAYITNO S. G. KURNIAWAN

SUPRAPTO AGUNGDRAJAT

RINO ADAM

SUGIYANTO

Page 9: PANDUAN IDAROH MASJID

6. SUSUNAN PENGURUS MASJID MIFTAHUL JANNAH

PERIODE TAHUN 2006 - 2011

1. PELINDUNG : KETUA RW 05

2. PENASIHAT : 1. Bp. H. BURHANUDDIN 2. Bp. IMAM SOEPARNO 3. Bp. H. PANDI 4. Bp. AHMAD LANI

5. Bp. KHAMID

3. KETUA UMUM : Bp. SUGIYANTO

4. KETUA I : Bp. SUPRAPTO

5. KETUA II : Bp. ADAM SUJANA RAMDHAN

6. SEKRETARIS : 1. Bp. AGUNG WICAKSONO 2. Bp. EKO AGUS SUSILO

7. BENDAHARA : 1. Bp. RINO 2. Bp. BUDI SANTOSO

8. HUMAS / PEMBANTU UMUM : Bp. DRAJAT

9. SEKSI PERIBADATAN : 1. Bp. FATONI 2. Bp. SUYANTO

10. SEKSI PENDIDIKAN : Bp. A. A. KOHAR RAHARDJO

11. SEKSI PHBI & IBSOS : 1. Bp. KUN AGUS WIDAYAT 2. Bp. H. M. FAESOL EFENDI

12. SEKSI REMAJA MASJID : 1. MAULANA SUBHAN N 2. BENI

13. SEKSI PEMBANGUNAN : 1. Bp. SUMARGO (KOORDINATOR) 2. Bp. RACHMAT H. 3. Bp. MULYONO

14. SEKSI PEMELIHARAAN DAN KEBERSIHAN : 1. Bp. KATENI (KOORDINATOR)

2. Bp. MISNAN

15. SEKSI PERLENGKAPAN DAN SARANA & PRASARANA : 1. Bp. HARI SANTOSO (KOORDINATOR)

2. Bp. UDIK SUWANDOKO 3. Bp. SUPENI GEMA KURNIAWAN

16. SEKSI KEAMANAN : 1. Bp. GATOT (KOORDINATOR) 2. Bp. KASDI 3. Bp. PRAYITNO

Page 10: PANDUAN IDAROH MASJID

7. PEMBAGIAN TUGAS PENGURUS MASJID

I. KETUA UMUM

1. Memimpin dan mengendalikan kegiatan seluruh anggota pengurus lainnya dalam

melaksanakan tugasnya, sehingga mereka tetap berada pada kedudukan atau fungsinya

masing-masing.

2. Mengkoordinir dan memotivasi seluruh anggota pengurus lainnya dalam menciptakan

program-program untuk memakmurkan masjid.

3. Mewakili organisasi ke luar dan ke dalam.

4. Menandatangani surat-surat penting, termasuk surat atau nota pengeluaran uang / dana /

harta kekayaan organisasi

5. Mengatasi segala permasalahan atas pelaksanaan tugas yang dijalankan para pengurus.

6. Mengevaluasi semua kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus.

7. Menyelenggarakan rapat pengurus secara reguler maupun insidental.

8. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan seluruh tugas organisasi kepada

jamaah.

II. KETUA I

1. Mengkoordinir dan memotivasi seksi-seksi untuk menyusun dan mengusulkan rencana

program pemakmuran masjid di bidang peribadatan kepada rapat pengurus.

2. Melaksanakan program-prgram di bidang peribadatan yang telah ditetapkan oleh rapat

pengurus.

3. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum.

4. Mewakili Ketua Umum apabila yang bersangkutan tidak hadir atan tidak ada di tempat.

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum.

III. KETUA II

1. Mengkoordinir dan memotivasi seksi-seksi untuk menyusun dan mengusulkan rencana

program pemakmuran masjid di bidang fisik/bangunan masjid kepada rapat pengurus.

2. Melaksanakan program-prgram di bidang fisik/bangunan masjid yang telah ditetapkan

oleh rapat pengurus.

3. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum.

4. Mewakili Ketua Umum apabila yang bersangkutan tidak hadir atau tidak ada di tempat.

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum.

Page 11: PANDUAN IDAROH MASJID

IV. SEKRETARIS

1. Memimpin kegiatan sekretariat.

2. Memberikan pelayanan teknis dan administratif

3. Mengerjakan seluruh pekerjaan sekretariat, diantaranya :

- membuat surat-menyurat dan pengarsipannya.

- membuat daftar jamaah/ustadz/mubaligh/majelis ta’lim dll.

- membuat dan mendistribusikan undangan.

- membuat daftar hadir rapat/pertemuan.

- mencatat dan menyusun notulen rapat/pertemuan.

- membuat laporan organisasi (bulanan/triwulan/tahunan) termasuk musyawarah

pengurus dan musyawarah masjid (musyawarah jamaah).

4. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum

5. Mewakili Ketua Umum, Ketua I dan Ketua II apabila yang bersangkutan tidak hadir atau

tidak ada di tempat.

6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum.

V. BENDAHARA

1. Memegang dan memelihara harta kekayaan organisasi baik berupa uang, barang-barang

Inventaris maupun tagihan.

2. Merencanakan dan mengusahakan masuknya dana masjid serta mengendalikan

pelaksanaan Rencana Anggaran Belanja Masjid sesuai dengan ketentuan.

3. Menerima, menyimpan dan membukukan keuangan, barang, tagihan, dan surat-surat

berharga.

4. Mengeluarkan uang sesuai dengan kebutuhan atau keperluan berdasarkan persetujuan

Ketua Umum.

5. Menyimpan surat bukti penerimaan dan pengeluaran uang.

6. Membuat laporan keuangan rutin atau pembangunan (bulanan, triwulan, tahunan) atau

laporan khusus.

7. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum.

8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum.

VI. PEMBANTU UMUM / HUMAS

1. Membantu secara umum kelancaran kegiatan pengurus masjid.

2. Mengajak warga masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya memakmurkan masjid.

3. Mensosialisasikan rencana kegiatan dan atau kegiatan di masjid.

4. Sebagai penghubung organisasi masjid dengan jama’ah / masyarakat sekitar.

Page 12: PANDUAN IDAROH MASJID

VII. SEKSI PERIBADATAN

1. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan shalat fardu, shalat jum’at dan

kegiatan ramadlan, shalat Idul Fitri dan Idul Adha yang meliputi :

a. Menyusun jadwal Muadzin, Bilal, Imam, Khatib, dan penceramah.

b. Mengumumkan petugas khatib, muadzin, bilal dan penceramah.

c. Mengumumkan kegiatan peribadatan lainnya.

2. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan majelis ta’lim dan pengajian.

3. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan tadarus, tartil dan hataman

Al-Qur’an.

4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum melalui Ketua I.

5. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum

melalui Ketua I.

VIII. SEKSI PENDIDIKAN

1. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan pendidikan formal dan atau

nonformal misalnya :

- Mendirikan sekolah atau madrasah.

- Kegiatan Belajar Mengajar baca/tulis Al-Quran untuk anak-anak, remaja, dewasa

maupun orang tua.

- Kajian dan pemahaman Al-Qur’an dan Hadits.

2. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kursus-kursus yang dapat meningkatkan

kualitas umat muslim, misalnya :

- Kursus bahasa Arab.

- Kursus bahasa Inggris.

- Kursus mubaligh.

- Pesantren Kilat Ramadhan.

- Pelatihan Remaja Masjid.

3. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan syiar melalui kebudayaan Islami misalnya

melalui Diba’, Seni Kaligrafi, Qasidah, Musabaqah Tilawatil Qur’an dll.

4. Menyusun dan melaksanakan kegiatan Islamic center yang meliputi pembentukan

lembaga pendidikan (TK/TPA), perpustakaan masjid dan lain-lain.

5. Melakukan kegiatan pembinaan Remaja Masjid.

6. Mengadakan seminar, kajian ilmiah dll. untuk mendalami Agama Islam baik bagi

pengurus maupun jamaah (masyarakat).

7. Menyusun usulan rencana kegiatan pendidikan.

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum melalui Ketua I.

9. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum

melalui Ketua I.

Page 13: PANDUAN IDAROH MASJID

IX. SEKSI PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) DAN IBSOS (Ibadah Sosial)

1. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan PHBI, diantaranya adalah :

Idul Fitri, Idul Adha, Nuzulul Qur’an, Isra Mi’raj, Maulid, Tahun Baru Hijriyah, dll.

2. Menyusun rencana pembicara / penceramah dalam acara PHBI.

3. Mengusulkan kerja sama dengan lembaga Islam yang lain dalam acara PHBI.

4. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan Ibadah Sosial, diantaranya :

- Santunan kepada yatim piatu, janda, panti jompo, dan orang terlantar.

- Khitanan massal.

- Acara Pernikahan.

- Kematian dan cara pengurusan jenazah.

- Qurban dan Aqiqah.

- Pendistribusian zakat maal, zakat fitrah, infaq dan shadaqah.

- Menengok jamaah yang sakit.

5. Melakukan koordinasi dengan pengurus RT/RW, Pemuka Agama, dan Tokoh Masyarakat

dalam pelaksanaan tugasnya.

6. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum melalui Ketua I.

7. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum

melalui Ketua I.

X. SEKSI REMAJA MASJID

1. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan yang berkenaan dengan bimbingan,

pembinaan, dan pengarahan yang positif bagi generasi muda yang bertujuan untuk

meningkatkan kegairahan beragama serta meningkatkan kesadaran dan pengalaman

agama di kalangan generasi muda, misalnya :

- Mengikutsertakan dalam pelatihan, kursus, seminar dan kompetisi Islami.

- Studi banding melalui safari dari masjid ke masjid.

- Kunjungan dan pemberian santunan kepada panti jompo, panti asuhan, penjara dll.

2. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan yang menjadikan generasi muda

tidak hanya sebagai objek tetapi juga sebagai subjek da’wah, misalnya :

- Pelatihan atau kursus da’i

- Kegiatan Tutorial untuk anak-anak TPA/TK

- Pesantren Kilat Ramadhan

- Bimbingan Belajar ilmu keagamaan maupun ilmu umum

3. Bekerja sama dengan seksi terkait dalam pelaksanaan tugasnya.

4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum melalui Ketua I.

5. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum

melalui Ketua I.

Page 14: PANDUAN IDAROH MASJID

XI. SEKSI PEMBANGUNAN

1. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan

Masjid yang meliputi :

- Membuat program pembangunan masjid atau renovasi masjid.

- Membuat rencana anggaran belanja pembangunan atau renovasi dan gambar bangunan

masjid.

- Membentuk kepanitian pembangunan atau renovasi masjid sesuai dengan petunjuk dan

arahan dari Ketua Umum melalui Ketua II.

- Melaksanakan kegiatan pembangunan atau renovasi sesuai dengan program.

2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum melalui Ketua II.

3. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum

melalui Ketua II.

XII. SEKSI PEMELIHARAAN DAN KEBERSIHAN

1. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan,

keindahan, dan kenyamanan di dalam maupun di luar masjid.

2. Memelihara dan menjaga kebersihan sarana dan prasarana masjid.

3. Menyusun rencana kebutuhan tenaga dan perlengkapan cleaning sercice.

4. Mendata kerusakan perlengkapan cleaning service dan sarana prasarana masjid serta

mengusulkan perbaikannya atau penggantinya.

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum melalui Ketua II.

6. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum

melalui Ketua II.

XIII. SEKSI PERLENGKAPAN DAN SARANA PRASARANA

1. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan yang meliputi :

- Menginventarisasi harta kekayaan masjid.

- Menyiapkan pengadaan peralatan/perlengkapan dan sarana prasarana untuk kelancaran

kegiatan masjid.

- Mendata barang-barang/perlengkapan atau sarana prasarana yang rusak atau hilang dan

menyusun rencana perbaikan, penggantian dan pengadaan.

- Mengatur dan melengkapi sarana prasarana perpustakaan masjid, TPA, pengurusan

jenazah dll.

2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum melalui Ketua II.

3. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tuganya kepada Ketua Umum

melalui Ketua II.

Page 15: PANDUAN IDAROH MASJID

XIV. SEKSI KEAMANAN

1. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan keamanan masjid yang meliputi :

- Menyusun rencana kebutuhan tenaga dan perlengkapan keamanan.

- Melaksanakan tugas pengamanan di dalam, di luar dan lingkungan masjid.

- Menata dan mengatur tempat penitipan sandal/sepatu.

- Menata dan mengatur tempat parkir kendaraan.

2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum melalui Ketua II.

3. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum

melalui Ketua II.

8. PRAKONDISI SPIRITUAL, PERSONAL DAN SOSIAL PENGURUS MASJID

Pengurus masjid adalah mereka yang menerima amanah jama’ah untuk memimpin dan

mengelola masjid dalam upaya untuk memakmurkan masjid. Menjadi pengurus masjid bukanlah

pekerjaan yang ringan, tugas dan tanggungjawabnya cukup berat. Sebagai orang yang dipilih dan

dipercaya oleh jamaah, dia diharapkan dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan

bertanggungjawab. Pengurus dituntut untuk memiliki akhlak yang baik dan mulia, memiliki

wawasan Ilmu Agama dan Ilmu Pengetahuan Umum yang memadai, memiliki kemampuan

kepemimpinan dan managerial, amanah dan dapat mengakomodasi aspirasi jamaah serta rajin

menjalin silaturahmi dan terus berupaya meningkatkan ukhuwah islamiyah.

Dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pengemban amanah untuk memimpin dan mengelola

masjid, diperlukan adanya kesiapan secara spiritual, personal maupun sosial dari pengurus masjid

yang dimanifestasikan dalam kriteria pengurus masjid. Kriteria-kriteria yang harus dimiliki oleh

pengurus masjid yang meliputi :

a. Bertaqwa kepada Allah SWT.

Dalam hal ini setiap pribadi pengurus diharapkan mempunyai niat dan upaya nyata

untuk selalu meningkatkan derajat ketaqwaannya kepada Allah SWT., dengan cara selalu

berupaya untuk melaksanakan perintah Allah SWT. dan menjauhi larangan-Nya.

b. Berakhlak baik dan mulia (Akhlaqul Kharimah)

Sebagai panutan orang banyak , setiap pengurus masjid harus memiliki akhlak

yang baik dan mulia karena akhlak inilah yang akan menumbuhkan penghargaan dan

kepercayaan dari jamaah. Pencitraan sebuah masjid sangat tergantung kepada akhlaq

pengurusnya. Akhlak Rasulullah Muhammad SAW. sebagai Uswatun Hasanah harus

dijadikan acuan yang harus diteladani oleh setiap pengurus dalam kehidupan sehari-

harinya. Diantara akhlak Rasulullah Muhammad SAW. tersebut adalah :

1. Suka memaafkan, mengajak kebaikan dan tidak melayani sikap buruk dari orang yang

bodoh atau tidak mengerti.

Page 16: PANDUAN IDAROH MASJID

“Berilah maaf dan perintahkan kebaikan serta biarkanlah orang-orang yang bodoh “.

(QS : Al-A’raf 199)

2. Berbuat adil, berbuat baik, memberi bantuan serta melarang kekejian, kemunkaran dan

kedurhakaan.

“Sesungguhnya Allah memerintahkan supaya berlaku adil, berbuat baik dan memberi

(bantuan) kepada kerabatdan melarang kekejian, kemunkaran serta kedurhakaan”.

(QS : An-Nahl 90).

3. Selalu bersikap sabar.

“Dan bersabarlah terhadap apa-apa yang menimpa dirimu, sebab yang demikian itu

termasuk perintah yang sungguh-sungguh”.(QS : Luqman 17).

4. Memberi maaf dan kelonggaran kepada orang yang bersalah.

“maka maafkanlah mereka sertaberikanlah kelonggaran (orang-orang yang bersalah

sehingga menepati janjinya atau surut dari kejahatannya). Sesungguhnya Allah

mencintai orang-orang yang berbuat baik”. (QS: Al-Maidah 13).

5. Menolak kejahatan dengan cara yang sebaik-baiknya.

“Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang sebaik-baiknya, sehingga orang yang

bermusuhan antara engkau dan dia akan menjadi kawan yang setia”(QS : Sajdah 34).

6. Menahan kemarahan dan memaafkan orang lain.

“(Orang-orang yang bertaqwa) adalah orang-orang yang menahan kemarahan, juga

selalu memaafkan orang lain. (QS :Ali-Imran 134).

7. Tidak su’udzon, jangan menyelidiki keburukan orang dan jangan mengumpat.

“Jauhilah olehmu sebagian banyak dari persangkaan, sebab sebagian persangkaan

itu adalah dosa, jangan pula menyelidiki keburukan orang lain dan jangan pula

sebagian dari kamu semua itu mengumpat sebagian nya lagi”. (QS : AL-Hujurat 12).

Sebenarnya masih banyak sekali akhlakul kharimah Rasulullah SAW. yang

tercantum dalam Al-Quran yang harus dicontoh, diantaranya adalah :

Bergaul dan memperlakukan orang lain dengan baik, bersikap lunak, memberikan

bantuan untuk kebajikan, meratakan salam, menjenguk orang sakit, mengantarkan

jenazah, bagus dalam bertetangga, baik terhadap tetangga yang muslim atau kafir,

menghormati orang tua, suka mendatangi undangan, mendo’akan untuk keselamatan,

memberikan ampunan, mendamaikan orang yang berselisih, dermawan, mulia hati, suka

memberi kelonggaran dalam segala hal, menahan kemarahan dll.

Menjauhi semua yang diharamkan (misalnya berjudi dan minum khamar), tidak

suka mengumpat keburukan orang lain, tidak berdusta, tidak kikir atau bakhil, tidak keras

kepala, tidak menipu, tidak mengadu domba, tidak berbuat buruk diantara orang yang

bertengkar, tidak memutuskan hubungan kekeluargaan dll.

Menghindari budi pekerti yang jahat seperti sombong atau takabbur, bermegah diri

tinggi hati, banyak bicara, suka ngobrol yang bukan-bukan, berkata-kata kotor, berbuat

tidak sopan, dengki, iri hati, mengkal hati, menyangka buruk orang lain, curang,

melawan padahal ia yang salah, menganiaya, dll.

Page 17: PANDUAN IDAROH MASJID

c. Berwawasan Ilmu Agama dan Ilmu Umum yang memadai.

Dalam hal ini setiap pribadi pengurus harus selalu berupaya untuk meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman tentang Ilmu Agama maupun Ilmu Umum, untuk

meningkatkan kualitas pengamalan ilmunya tersebut.

Mencari Ilmu pengetahuan adalah wajib bagi setiap muslim. Belajar yang

dilandasi karena Allah merupakan tanda ketaqwaan kepada-Nya, mencarinya merupakan

ibadat, menelaahnya sebagai bertasbih (memahasucikan Allah), menyelidikinya adalah

sebagai jihad, mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya sebagai

sedekah, dan menyampaikan kepada ahlinya adalah kebaktian.

Ilmu pengetahuan adalah pemimpin segala amalan dan amalan itu hanyalah

sebagai pengikutnya belaka. Allah meninggikan derajat seseorang karena Ilmu

pengetahuan yang mereka miliki. “Keutamaan seorang ‘Alim di atas seorang ‘Abid

sebagaimana keutamaanku di atas serendah-rendah orang dari golongan sahabat-

sahabatku”. (HR. Tirmidzi).

Dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang Ilmu

Agama maupun Ilmu Umum, diperlukan adanya sikap dan pemahaman sebagai berikut :

- Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.

- Sumber ilmu yang paling haq adalah Al-Qur’an dan Hadits.

- Tidak merasa dirinya yang paling benar dan paling pintar.

- Bersedia menyampaikan ilmu (kebenaran) walaupun satu ayat.

- Bersedia menyampaikan ilmu (kebenaran) walaupun itu pahit.

- Lapang dada untuk menerima suatu pendapat (ilmu) yang benar tanpa memandang

siapa yang berbicara. Seperti kata pepatah “Jangan melihat siapa yang berbicara,

tetapi perhatikanlah apa yang dia bicarakan”.

- Dalam menyampaikan pendapat dibutuhkan keiikhlasan, ketenangan, kesabaran,

bilhikmati (secara bijaksana), dan bilmauidzatil hasanah (dengan memberikan

pengertian yang baik).

- Terbuka terhadap masukan, saran dan kritik.

d. Mempunyai kemampuan memimpin dan managerial

Dalam upaya untuk memakmurkan masjid sangat diperlukan adanya kerjasama

yang sinergis diantara sesama pengurus masjid. Untuk merealisasikan program-program

yang telah direncanakan pengurus tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Koordinasi dan

kerja sama merupakan sifat utama dalam praktek berorganisasi. Dalam bekerja sama

inilah diperukan adanya kekompakan baik dalam pelaksanaan berbagai program atau

kegiatan masjid maupun dalam upaya memecahkan berbagai kendala dan hambatan yang

timbul.

Kekompakan pengurus masjid sangat berpengaruh terhadap kehidupan masjid.

Kegiatan-kegiatan masjid akan berjalan baik dan sukses apabila dilaksanakan oleh

pengurus yang kompak bekerja sama. Berbagai kendala dan hambatan yang dijumpai

dalam pelaksanaan kegiatan akan mudah diatasi oleh pengurus yang kompak.

Page 18: PANDUAN IDAROH MASJID

Kekompakan pengurus dapat dipupuk dan dipelihara melalui adanya sikap saling

pengertian, tolong menolong dan nasihat menasihati diantara pengurus.

Sikap saling pengertian dengan menyadari adanya perbedaan fungsi dan

kedudukan masing-masing, tidak saling mencampuri urusan dan wewenang, tidak saling

menghambat, dan dengan penuh pengertian dapat menerima koreksi terhadap

kekeliruannya.

Praktek tolong menolong dapat diterapkan baik dalam hubungan kerja di

organisasi dengan cara membantu atau menolong pengurus yang mengalami kesulitan

dalam melaksanakan tugas atau kegiatannya ataupun dalam hubungan pribadi dan

keluarga.

Sesama pengurus masjid juga perlu saling menasihati apabila ada pengurus yang

berbuat kesalahan dan kekeliruan dalam pelaksanaan tugas dan kegiatannya. Dalam

memberikan nasihat harus dilakukan dengan cara yang bijak dan santun tanpa ada rasa

saling menyalahkan, yang diberi nasihat harus dengan senang hati menerima teguran dan

saran-saran dari pengurus yang lain tanpa harus merasa tersinggung dan marah.

Hidupnya suasana saling pengertian, tolong menolong dan nasihat menasihati

diantara sesama pengurus dapat menimbulkan kekompakan pengurus masjid sehingga

memungkinkan segenap pelaksanaan tugas / kegiatan berjalan dengan baik, lancar dan

mencapai sasaran yang telah digariskan.

Forum musyawarah antara sesama pengurus maupun antara pengurus dengan

jamaah perlu senantiasa dilakukan untuk mengatasi problematika masjid. Melalui

musyawarah ini diharapkan berbagai pemikiran dan pandangan dapat dikemukakan

dalam rangka mencari alternatif pemecahan yang terbaik. Pemikiran dan pandangan

bersama akan lebih kuat dan mantap dalam memecahkan dan mengatasi suatu

problematika yang dihadapi.

Menerapkan keterbukaan dalam mengelola masjid (open management) baik

menyangkut program / rencana kegiatan maupun keuangan. Dengan pengelolaan secara

terbuka diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan jamaah terhadap pengurus dan

meningkatkan partisipasi jamaah dalam pelaksanaan kegiatan maupun dalam mengatasi

berbagai problematika masjid.

e. Amanah dan dapat mengakomodasi aspirasi dari jamaah.

Menjadi pengurus masjid adalah amanat. Pada hakekatnya merupakan amanat dari

Allah SWT. melalui kepercayaan dan amanat dari jamaah masjid. Pengurus dipilih dari

dan oleh jamaah. Kewajiban pengurus diantaranya adalah mengurus dan melayani

kebutuhan jamaah, berkomunikasi dan membina jamaah, serta memakmurkan masjid

bersama para jamaah. Kemakmuran masjid tidak hanya dapat diukur dari jumlah

jamaahnya saja, tetapi juga ditentukan dari semaraknya kegiatan di masjid.

Salah satu kegiatan masjid yang penting adalah pembinaan jamaah. Melalui

kegiatan pembinaan jamaah ini jamaah masjid diaktifkan dan ditingkatkan kualitas Iman,

Ilmu, dan Amal ibadah mereka; sehingga menjadi muslim yang kaaffah. Peningkatan

Page 19: PANDUAN IDAROH MASJID

kualitas jamaah ini menyangkut pemahaman dan penghayatan agama di satu pihak dan

aspek pengamalan di pihak lain. Jadi didalamnya tercakup aspek Ilmu (pemahaman),

Iman (penghayatan), dan Amal (pengejawantahan) dalam perspektif agama. Dengan

kualitas jamaah yang bertambah baik dari waktu ke waktu, perbaikan kualitas dan

kemakmuran masjid pun meningkat.

Aspek yang perlu diperhatikan didalam proses pembinaan jamaah adalah adanya

kesadaran dan pemahaman dari pengurus masjid bahwa jamaahnya beraneka ragam..

Perbedaan merupakan kenyataan yang sangat potensial dan alami karena jamaah datang

dari latar belakang yang beragam baik pendidikan, pengalaman, status sosial, lingkungan

pergaulan, etnis/suku, maupun golongan/mazhab.

Adanya perbedaan merupakan rahmat dari Allah SWT. Untuk itu jika pengurus

hanya memihak pada satu golongan, jamaah dapat terjerumus kearah perpecahan.

Sasaran semula yang ingin menggalang solidaritas umat malah berubah menjadi friksi-

friksi. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif baik bagi jamaah, pengurus,lebih-lebih

bagi hakikat masjid sebagai baitullah. Pengurus masjid selayaknya memandang berbagai

perbedaan ini sebagai potensi dari jamaah. Jamaah harus benar-benar diperhitungkan

sebagai faktor penentu, didayagunakan seoptimal mungkin sehingga keberadaan mereka

langsung menyentuh kemajuan dan kemakmuran masjid. Potensi jamaah dapat disalur-

kan dan dikembangkan sebaik-baiknya menjadi kekuatan besar yang dapat diarahkan

untuk kepentingan intern masjid, ekstern masjid maupun kepentingan umat Islam.

f. Rajin menjalin silaturahmi dan terus berupaya meningkatkan ukhuwah islamiyah.

Pengurus dan jamaah masjid tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Pengurus

tidak akan ada kalau tidak ada jamaah; sebaliknya jamaah tidak akan terurus jika tidak

ada pengurus. Tanpa pengurus masjid tidak akan terurus, demikian pula tanpa jamaah

masjid akan kosong. Disinilah pentingnya hubungan antara pengurus dan jamaah masjid.

Hubungan ini tidak hanya dalam arti lahiriahnya semata, tetapi juga dalam arti ikatan

bathiniah. Saling pengertian dan ikatan yang erat antara kedua belah pihak akan

memperlancar dan mensukseskan kegiatan-kegiatan masjid.

Untuk meningkatkan hubungan silaturahmi antara pengurus dengan jamaah masjid

dapat dilakukan dengan saling terlibat didalam berbagai kegiatan masjid. Pengurus

dengan persuasif mengajak jamaah berbincang dari hati ke hati, menitipkan pesan halus

agar jamaah mengajak saudara-saudara muslim untuk shalat berjamaah di masjid.

Kegiatan lain yang dapat meningkatkan hubungan antara pengurus dengan jamaah

masjid misalnya; melalui pengajian rutin; pelaksanaan PHBI; kerja bhakti memperbaiki

dan membersihkan masjid; pertemuan dan diskusi tentang masalah keagamaan,

kemasjidan, dan kemasyarakatan; dan lain-lain.

Cara lain yang dapat ditempuh adalah melalui kegiatan silaturahmi dari rumah ke

rumah . Pengurus masjid dalam hal ini menjadi sponsornya. Kegiatan ini jelas akan

memperkokoh tali silaturahmi. Pengurus mengenal jamaahnya secara pribadi, begitu juga

sebaliknya. Jamaah mengenal jamaah lain dengan dekat. Antara pengurus pun tergalang

Page 20: PANDUAN IDAROH MASJID

pemahaman yang intens. Hikmah dibalik kegiatan itu akan menumbuhkan sikap tolong

menolong dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Kalau sikap demikian sudah

tumbuh dalam jiwa pengurus dan jamaah masjid, fa Insya Allah akan menjadi modal

yang amat manjur untuk mewujudkan kemakmuran masjid dan kesejahteraan bersama

dalam masyarakat.

9. EVALUASI DAN MONITORING

Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengemban amanat dari Allah melalui kepercayaan

yang diberikan oleh jamaah untuk mengelola masjid, diperlukan adanya evaluasi dan

monitoring yang kontinyu dan konsisten. Evaluasi dan monitoring ini bertujuan untuk

mengukur sampai sejauh mana pencapaian rencana program / kegiatan masjid; selain itu

evaluasi dan monitoring juga dapat dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban kinerja

pengurus masjid kepada pemberi amanat.

Dalam idarah masjid yang perlu mendapat perhatian adalah masalah keuangan dan

surat-menyurat. Apabila pengelolaan keuangan masjid dapat dilaksanakan dengan baik, itu

pertanda pengurus masjid dapat dipercaya dan bertanggung jawab. Setiap pengurus masjid

diharapkan mampu menyusun laporan keuangan. Sekurang-kurangnya mencatat dengan jelas

dari mana uang masuk dan penggunaan dana di unitnya masing-masing. Laporan dari

masing-masing unit dihimpun dan disusun oleh bendahara menjadi laporan gabungan.

Laporan gabungan ini selanjutnya disampaikan kepada jamaah, donatur dan pengurus secara

berkala.

Bentuk lain dari evaluasi dan monitoring yang dapat dilakukan adalah dengan

diselenggarakannya musyawarah diantara pengurus dan musyawarah antara pengurus dengan

jamaah masjid yanga meliputi :

a. Musyawarah Monitoring Kinerja Pengurus yang dilaksanakan setiap tiga bulan.

Bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program di setiap seksi.

b. Musyawarah Evaluasi Kinerja Pengurus yang dilaksanakan setiap satu tahun.

Bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pengurus inti yang terdiri dari Ketua Umum,

Ketua I, Ketua II, Sekretaris, Bendahara, dan Humas/Pembantu Umum.

c. Musyawarah Temporer yang dilaksanakan sewaktu-waktu untuk membahas hal-hal

yang mendesak dan perlu segera diselesaikan.

d. Musyawarah Khusus yang dilaksanakan untuk membahas pertanggungjawaban

personil pengurus yang melanggar kode etik idarah masjid.

Page 21: PANDUAN IDAROH MASJID

10. KODE ETIK PENGURUS MASJID

Dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pengemban amanah jamaah untuk memmimpin dan

mengelola masjid, diperlukan adanya rambu-rambu atau aturan-aturan yang dimanifestasikan dalam

kode etik pengurus masjid. Diantara kode etik tersebut adalah ;

1. Berniat dan berupaya nyata untuk selalu meningkatkan derajat ketaqwaannya kepa Allah SWT.

2. Berakhlak baik dan mulia (Akhlakul Kharimah)

Pemaaf, Adil, Sabar, Penolong, Jujur, dan Amar ma’ruf nahi munkar.

3. Amar ma’ruf nahi munkar.

Bergaul dan memperlakukan orang lain dengan baik, bersikap lunak, memberikan bantuan

untuk kebajikan, meratakan salam, menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, bagus dalam

bertetangga, baik terhadap tetangga yang muslim atau kafir, menghormati orang tua, suka

mendatangi undangan, mendo’akan untuk keselamatan, memberikan ampunan, mendamaikan

orang yang berselisih, dermawan, mulia hati, suka memberi kelonggaran dalam segala hal,

menahan kemarahan dll.

Menjauhi semua yang diharamkan, tidak suka mengumpat keburukan orang lain tidak

berdusta, tidak kikir atau bakhil, tidak keras kepala, tidak menipu, tidak mengadu domba, tidak

berbuat buruk diantara orang yang bertengkar, tidak memutuskan hubungan kekeluargaan dll.

Menghindari budi pekerti yang jahat seperti sombong atau takabbur, bermegah diri tinggi

hati, banyak bicara, suka ngobrol yang bukan-bukan, berkata-kata kotor, berbuat tidak sopan,

dengki, iri hati, mengkal hati, menyangka buruk orang lain, curang, melawan padahal ia yang

salah, menganiaya, dll

4. Berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas wawasan ilmu pengetahuannya.

Dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang Ilmu Agama

maupun Ilmu Umum, diperlukan adanya sikap dan pemahaman sebagai berikut :

- Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.

- Sumber ilmu yang paling haq adalah Al-Qur’an dan Hadits.

- Tidak merasa dirinya yang paling benar dan paling pintar.

- Bersedia menyampaikan ilmu (kebenaran) walaupun satu ayat.

- Bersedia menyampaikan ilmu (kebenaran) walaupun itu pahit.

- Lapang dada untuk menerima suatu pendapat (ilmu) yang benar tanpa memandang siapa yang

berbicara. Seperti kata pepatah “Jangan melihat siapa yang berbicara, tetapi perhatikanlah

apa yang dia bicarakan”.

- Dalam menyampaikan pendapat dibutuhkan keiikhlasan, ketenangan, kesabaran, bilhikmati

(secara bijaksana), dan bilmauidzatil hasanah (dengan memberikan pengertian yang baik).

- Terbuka terhadap masukan, saran dan kritik.

5. Bekerjasama dan kompak dalam berorganisasi.

- Saling pengertian dengan menyadari adanya perbedaan fungsi dan kedudukan masing-

masing,tidak saling mencampuri urusan dan wewenang, tidak saling menghambat, dan dengan

penuh pengertian dapat menerima koreksi terhadap kekeliruannya.

Page 22: PANDUAN IDAROH MASJID

- Tolong menolong dengan cara membantu atau menolong pengurus yang mengalami kesulitan

dalam melaksanakan tugas atau kegiatannya ataupun dalam hubungan pribadi dan keluarga.

- Saling menasihati apabila ada pengurus yang berbuat kesalahan dan kekeliruan dalam

pelaksanaan tugas dan kegiatannya.

- Musyawarah antara sesama pengurus maupun antara pengurus dengan jamaah perlu senantiasa

dilakukan untuk mengatasi problematika masjid.

- Keterbukaan dalam mengelola masjid (open management) baik menyangkut program / rencana

kegiatan maupun keuangan.

6. Amanah dan dapat mengakomodasi jama’ah.

- Diperlukan kesadaran dan pemahaman dari pengurus masjid bahwa jamaahnya beraneka

ragam karena jamaah datang dari latar belakang yang beragam baik pendidikan, pengalaman,

status sosial, lingkungan pergaulan, etnis/suku, maupun golongan/mazhab.

- Tidak hanya memihak pada satu golongan karena dapat meninmbulkan perpecahan dan

berdampak negatif baik bagi jamaah, pengurus, terlebih bagi hakikat masjid sebagai baitullah.

- Pengurus masjid selayaknya memandang berbagai perbedaan ini sebagai potensi dari jamaah

yang dapat didayagunakan seoptimal mungkin untuk kemajuan dan kemakmuran masjid.

7. Rajin menjalin silaturahmi dan terus berupaya meningkatkan ukhuwah islamiyah.

- Pengurus dengan jamaah masjid rajin terlibat didalam berbagai kegiatan masjid.

- Mengajak jamaah berbincang dari hati ke hati, menitipkan pesan halus agar jamaah mengajak

saudara-saudara muslim untuk shalat berjamaah di masjid.

- Silaturahmi dari rumah ke rumah, melalui pengajian rutin; pelaksanaan PHBI; kerja bhakti dll.

11. PENUTUP

Panduan idarah masjid ini disusun untuk dijadikan acuan bagi pengurus masjid dalam

menjalankan amanat Allah melalui kepercayaan jamaah masjid untuk mengelola dan memakmurkan

masjid. Panduan idarah masjid yang disusun ini masih jauh dari sempurna untuk dijadikan sebagai

satu-satunya acuan. Oleh karena itu segala masukan atau kritik yang bersifat perbaikan dan

penyempurnaan panduan ini akan diterima dengan senang hati. Semoga panduan ini berguna bagi

pengurus maupun bagi jamaah masjid.