masjid-masjid di pulau jawa

29
I Perpustakaan Nasional : katalog dalam terbitan (KDT) Beberapa Studi Tentang Sejarah Islam di' Indonesia 1900-1950 oleh G.F. Pijper Penerjemah Tudjimah Yessy Augusdin PIJPER, G.F., 1893- Beberapa studi tentang sejarah Islam di Indonesia 1900 - 1950/G.F. Pijper; diterjemahkan oleh Tudjimah, Yessy Augusdin. - Cet. 2. - Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 1985. x, 171 hlm.: 311s.; 23 cm. Judul asli. Studien over de geschiedenis van de Islam in Indonesia 1900 - 1950. t Indeks. 1. Islam - Indonesia - 1900-1950. 1. Judul. 11. Tudjimah, 1922- 111. Augusdm, Yessy, 1929- 297.931 @ Hak pengaring dan penerbit diiindungi Undang-Undang. Cetakan Pertama 1984, Cetakan Kedua 1985 Judul asli : Studien Over De Geschiedenis Van De Islam in Indonesia 1900-1950 Pengarang : Prof. Dr. G.F. Pijper Penerjemah : Prof. Dr. Tudjimah, Dra. Yessy Augusdin Pendamping : Prof. Dra. Baroroh Baried Setting : Mansyur Korektor : Dwi Sugiarti, Nia Imania Layout : Sihadi, Farida Perwajahan kulit : Ramdhani Operator cetak : Zainal Arifin, Ahmad Dicetak oleh : Penerbit Universitas ~ndbnesia (UI-Press) Penerbit : Penerbit Universitas Indonesia (UI-P~ess) Salemba 4, Jakarta 10430, telp. 335-373 PENERBIT UNlVERSlTAS INDONESIA (Ul-PRESS)

Upload: avatarrista309

Post on 11-Aug-2015

304 views

Category:

Documents


53 download

TRANSCRIPT

Page 1: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

I Perpustakaan Nasional : katalog dalam terbitan (KDT)

Beberapa Studi Tentang

Sejarah Islam di' Indonesia 1900-1950

oleh

G.F. Pijper

Penerjemah

Tudjimah Yessy Augusdin

PIJPER, G.F., 1893- Beberapa studi tentang sejarah Islam di Indonesia 1900 - 1950/G.F.

Pijper; diterjemahkan oleh Tudjimah, Yessy Augusdin. - Cet. 2. - Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 1985. x, 171 hlm.: 311s.; 23 cm. Judul asli. Studien over de geschiedenis van de Islam in Indonesia 1900 - 1950.

t Indeks. 1. Islam - Indonesia - 1900-1950. 1. Judul. 11. Tudjimah, 1922- 111. Augusdm, Yessy, 1929-

297.931

@ Hak pengaring dan penerbit diiindungi Undang-Undang. Cetakan Pertama 1984, Cetakan Kedua 1985

Judul asli : Studien Over De Geschiedenis Van De Islam in Indonesia 1900-1950

Pengarang : Prof. Dr. G.F. Pijper Penerjemah : Prof. Dr. Tudjimah, Dra. Yessy Augusdin

Pendamping : Prof. Dra. Baroroh Baried Setting : Mansyur

Korektor : Dwi Sugiarti, Nia Imania Layout : Sihadi, Farida

Perwajahan kulit : Ramdhani Operator cetak : Zainal Arifin, Ahmad

Dicetak oleh : Penerbit Universitas ~ndbnesia (UI-Press) Penerbit : Penerbit Universitas Indonesia (UI-P~ess)

Salemba 4, Jakarta 10430, telp. 335-373

PENERBIT UNlVERSlTAS INDONESIA (Ul-PRESS)

Page 2: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

Pendahuluan 13'

ntur dapat disamakan sebagai batang padi yang ~nrnjlila~lg t ingg di sawah. Tetapi: "On ne doit jalnais &ire q>ie de ce qu 011 aime", (orang tidak selalu harus menulis apa y m g ia sokai. pent.), ini adalah ucapan Ernest ena an.^')

Judrll yang pertama, Mesjid-mesjid di Pulau Jawa, si~dah menjadi ketetapan hati saya, saya menirukan ileapan Renan: "je ne suis jalnais cntr6 dans line mosqu6e sans ilnc vive Gmoti- 011"~ ') (saya tidak pernah m:isnk ke sebuah incsjid tnnpa suatu einosi yang timbul. pent.). .

Jiidul yang kedua, Pcvzghlclu di Ailall Juwa. mcnarik pcrhatbn wya karuna bcberapn sebiib: jabatan yang dipcgang ole11 illa111:i- i l la~na ~niislim sebagai pegawai tidak terdnpat di inana-maria kec~iali di Indonesia, urutan pc~nbagian illama-ulama ini adalah khas Indonesia, prnghulu-pengl~ul~~ it11 kcrap kali bitknn hanya orangorarig yailg terhormat. tetapi jugr merupaksn ccndukiawan- ccndekiawan.

Judul yang ke tiga, RefornlismeM Islam di Indonesia. adalall seratus persen sejarah. Bab ini ine~nbicarakan jaman yaog pmtiog r(alalll sejarall lslaln di Indonesia. kicrkemb;ii~gan .criikrn a ~ s m a Islam sejak perrnr~lsan absd ini. Di antara ccndekiawa11-ccndekia- wan ini yang ikut aktif'dalam reforn-iisme tersebut. saya kenal dria orin$: Allmad Surkati al-AngiG, punlinlpin gerakan AClrshHd dan A. Hassan. pemimpin reforinisme di Bandung.

Ju1lul y:!ng kcc~npat , Kuhir rcrvilllir huh11 .Solur. incmpakan h;ih yang berJiri sendiri. h h ini herisi pnibnran rnenpen;ii hernlk ~ ~ l ~ - l i l : l c a m pe r fn jukan dan adat istiadat pad:, iiari Kahu lcrakbir biilau Safar. bulan kedua tahun Islnn. Pertunjukao dan adat isti- adat yang .terdapat di daerall yang berbeda-beda di lndoilesia adalah sudah kuno, ~nereka ha~npi r hilang, inilah diia scbab yang dapat menentukan bentuk kcpercayaan rakyat.

Mesjid- Mesjid Di Pulau Jawa .

Je ne suis jumais entre'dans une mosqube sans une vive h o t i o n .

E. ena an"

(Saya tidak perdah masiik ke sebuah mesjid, tanpa suatii enlosi yang tiinbiil, pent.)

Snouck Hurgronje pernah mengatakan bahwa ~nesjid di Indo- nesia, kalau dibandingkan dengan ~nesjid di negara Islanl lainnya. merupakan pusat pengaruh agama Islam yang lebih besar terhadap kehidupan peilduduk secara kese l~ i ruhan .~) Orang yang ingin menyelidiki kehidupan keagainaan di salall satu pillail di Indonesia

1): F. Renan, L 'Islamisme et la Science. ~ o n f i r e n c e faite, L la Sorbonne, le 29 mars

30). U c a p ~ n ~ n i terdapat pads "kiitn pengdntar" diri kenane-kenanpan Inasa nludii Re- 1883. - Oeuvres Comp12re deJy:r Renan, Jilid I , Edition DeCinitive dtablie par' I

nans, Souvenirs d'rr!fance cr de leunessc. Hemiette Psichari, Calmann-Levy, Editeurs, Paris, tanpa tahun, hal. 957. 2). Snouck H w o n j e , Verspreide Geschriften, Jilid IV, Tweede Reeks, Bonn-Leip-

31). Lihiit citiitan 1 pada bab Mesjid-mesjid di P~tlatr J a w Z& 1924, hal. 365. . , I 14

Page 3: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa
Page 4: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

18 Beberapa Studi Tentang Sejarah Islam d i Indonesia

~esjid-rneqii,d di Pulau Jawa 1 7

~ e b e r a ~ a contoh di Jawa Barat: halaman mesjid tua yang terkenal dari Sultan Banten, seluruhnya dikelilingi oleh tembok, di bagian kiri dan kanan tembok depan ada dua pint11 gerbang yang beratap. Juga mesjid di Menis dan Labuhan dikelilingi olch tembok putih. Halaman nlesjid Rangkasbih~ng di bagian depan dibatasi ole11 pagar besi yang mod en^. tetapi sebelah kiri dan ka- nannya masih ada tetnbok yang putill. Siapa yang n~enen~skan per- jalanannya kc arah t i ~ n u r di P. Jawa akan menemui sebuah mesjid di kan~pung Klkndkr dekat Jakarta, I\aIaman depannya clibatasi oleh pagar bambu. Kcadaan yang scpcrti itu didapati sa~npai Banyuwangi: sebuah mesjid selalu berdiri di lapangan tcrbuka yang dipagari.

Untuk masuk ke dala~n ~uesjid yang modern, kita harus m'ele- wati pagar besi, tetapi di ~nesjid yang kuno kita harus melewati pintu gerbang yang men~pakan "tembok bcntar". Hal ini mengi-

'ngatkan kita kepada bangunan Hindu-Jawa. Kita dapat juga mele- wati p in t~ l gerbang beratap yang disebut gapuru dalam bahasa Jawa. Mesjid di Jawa Tengah dar! Jawa Tinlur mempunyai ciri gapura yang besar. Di Jawa T i n c ~ r papi~ranya kerap kali berting- kat. sedang atapnya terletak di atas 4 tianp, sehingga bagian atas ihi terbuka seluruhnya. Di sini diletakkan bedtcg yang biasa dipukul untuk memberital~ukan wakt i~ s a ~ a t . ~ ) Tidak semua ga- pura mengingatkan kita kepada sisa-sisa bangunan Hindu-Jawa; ada juga yarlg mengikuti bentuk bangunan Islam. Gaptlra Mesjid Agung Surakarta menunj~lkkan bentuk bangullan Islam, juga pintu depan Mesjid Mangkunegaran. dihiasi dengan tulisan Arab yang besar pada lengkungan gapura. Di Tulung Agung (Jawa Timur) pintunya berbentuk bangunan Belanda. Dari jauh kelihatan sel perti pintu benteng jaman VOC.

Menarik perhatian bahwa gapura di depan mesjid rnernpunyai bermacam-macam bentuk, sedang mesjidnya se~ldiri dibangun menurut aturan-aturan'tertentu. Rupanya tradisi bangunan ~nesjid lebih tetap dari pada bangunan kecil di sekelilingnya.

Kita memasuki halaman mesjid ~nclalui gapura atau pagar besi. Di halaman ini terdapat bat11 kerikil atau ditumbuhi rumput yang

saya mengunjungi beberapa mesjid di Jawa, saya memperhatikan pohon-pohon di halaman dan menemukan bermacam-macam po- hon: kelapa, pala, cemara, sadang (Sd), kepel (Jw), mundu.(Jw), jeruk. Hanya sekali yaitu di Cilegon ada pohon kurma, suatu bukti adanya hubungan antara Banten Utara dengan negara Arab. Pada umumnya terdapat pohon tanjung dan sawo. Dua macam pohon yailg tidak sesuai ditanam di halaman mesjid adalah waringin dan semboja. Pohon waringin biasanya ditanam di alun-alun ibu kota Kabupaten, lebih baik dua (sepasang) sekaligus. Orang Jawa biasa, juga orang priyayi yang bukan Bupati tidak akan menanarn pohon waringin di depan rumahnya, kata seorang Bupati di Jawa Tengah. Saya hanya menemui pohon waringin yang ditanam di halaman mesjid yaitu di dua tempat, di Cilegon dan Mantingan. keduanya bukan ibil kota Kabupaten. Mantingdn adalah tempat

.pentine untuk sejarah Islam di Jawa, juga di sana terdapat benda- bends penting dalam sejarah kesenian Jawa, di antaranya: batu- batu yang dipahat &an berasal dari sebuah mesjid dari tahun 1559. Batu-batu tetsebut diteinpelkan di teinbok mesjid yang sekarang dan lnenggam barkan binatang, tetapi setelah diamat-amati ternya- ta merupakan gambar daun dan bung.x6) Jadi di Mantingan n~asih terdapat sisa-sisa jaman Islrun di Jawa yang lcbih tua, ketikn la- rangan m enggam bar mahluk hidup belum ditaati sebagai h iasan rnesjid. Waktu saya pada tahun 1930 mengunjungi Mantingan, di depan ~nesjid terdapat pohon-pohon yang 'masih muda. Bupatilah yang menyuruh menanam pohon ini pada tahun 1930, yai t t~ po- hon tanjung dan dua pohon waringin. Waktu sayamemperlihatkan

' keheranan saya dengan adanya pohon waringin di depan mesjid, penjaga makam suci Ratu Kalinyamat, Mantingan, mengatakan bahwa ha1 itu memang tidak baik, tetapi itu adalah keingipan Bupati. Pohon semboja adalah khas untuk makam. Pohon itu di- tanam di makam-makam seluruh Pulau Jawa. Jadi kita bisa mena- rik kesimpulan bahwa pohon waringin merupakan simbol kekuasa- an duniawi, sedang pohon semboja adalah pohon ~ ~ n t u k berka- bung; pohon tanjung dan sawo merupakan simbol kekuasaan dalam bidang agama, yang diwakili oleh mesjid.

, Kita sekarang melihat-lihat mesjid dan menaiki serambi (tepas, Sd) mesjid yang kerapkali hanya terdapaj di, bagian depan Serambi

selalu dibersihkan dari tumbuh-tumbuhan liar. Juga sering terdapat

I beberapa perdu atau taman bunga; ada jugd beberapa pohon, 6)- O"dheidkundig Versl~g 1930, Oudheidkundige Diensr in ~ ~ d ~ ~ , ~ ~ ~ ~ ~ ~ - ~ ~ ~ ~ ~ ;

sebab pohon itu dianggap penting dalam kehidupan agama. Waktu Batavia-Centrum 1931, hal. 52-57: Verslog 1939, hal 10.

1 5) . U r k n tentang g4pur.a dalam The Minaret in J u ~ u , hal. 280.

Page 5: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

20 Beberapa Studi Tentang Seiarnh Islam di Indonesia

Mesjid-mesjid di Pulau Jawa 19

it11 ' kadang-kadang diperluas sampai kedua sisi mesjid. Seram- bi i n i biasanya terbuka, hanya dibatasl oleh pagar. ..Jugs ada serainbi yang tertutup seperti mesjid Maja CKab. , Majalengka),. tiga buah pintu kec'il menuju serarhbi yang . mempunyai a tap . .

sendiri, Antari seralnbi dan bagian dalam mesjid' juga t e r d a ~ a t pintu. Maja terletak di lereng G: Cermai, hawanya, dingin, itulah sebabnya maka serambinya tertutup. Di beberapa desa antara Maja dan ibu 'kota Majalengka, ~nesjidnya mempunyai serambi tertutup. Juga terdapat mesjid. tanpa serambi, seperti rnesjid di des iColo yang terletak, di Ternbayat, Klaten, tqtapi kebanyakan nlesjid nlempunyii seranlbi terbuka atau t'ertutup. Bolehkah kita menarik kesimpulan bahwa sejak dulu mekjid di Jawa selalu m & ~ ~ ~ u n ~ a i seratnbi? Saya meragukan lial, ini, yang pertama (suatu argumen negatif). bahwa di dalam - sebuah,'deskripsi tertua - mesjid Banten . ,

tahun 1599 oleh pelaut Belanda Jacob Van Neck -tidak disc-.' but adanya serambi. Sedang deskripsi itu sangat panjang ~ e b a r ' ~ a n '

teliti. Jacob van ~ e c k ' m e n ~ a t a k a n . b a h w a dia telah m,elihat seiidiri. Dia jiigajninta iziil Gubernur untuk masuk kc mesjid, tetapi tidak diperbolehkan masuk, hanya boleh ' n~.engklilingi mesjid di luar. Mesjiditu dibuat.berbentuk per8egi, panjang dan lebarnya kira-kira 9-5 l angka l~ .~ ) ~eni i id ian ' adi .ptm bicaraan tentang atap, tem bo k, dai pihtu, tetap.i yang terpenting addah ia dapat melihat 'bahwa mesjid it11 bentitknya persigi. I a 'tid&k .membicarakan adanya bangunan di depa~i mesjid. Yang kedua sebagai sebuah argumen yang positif uii.tuk hipotesa bahwa serarnbi itu baru ditambahk&

. . kemudian kepiha mesjid yang persegi empat, yaitu bahwa' serambi dipergunakan iintuk tujuan-tujuan liin di luar mesjid yang sebena'r- nya. ~ e s j i d sebenarnya dipaka'i untuk ibiidah Salat lima waktu

- dan salat Jurnat, sedang serambi dip'ergbnakan untuk bekacam- macam tujuan; tergantung pada daerahnya. Pada waktu malam jika ,mesjid ditutup, serambi dipakai' untuk salat. ~ u s ~ f i r dan orang yang tidak mempunyai tempat tinggal boleh tidur di seram- bi. Pernikahan dilakukan di serambi, kalau tidak ada gedung yang khusus untuk - i tu. ' Dahulu serambi juga merupakan tempat. peng-

7). Reisverhaal van Jacob Van Neck (1598-1599), diceritakan oleh H.T. Colenbrander dalarn Bijdragen en Mededeelingen ran het Historisch Cenootschap (Utrecht), Jilid 21, ~rnsteidam 1900, hal. 300; diterbitkan lagi sebagai: De Tweede Schip- raart der Nederlanders naar Oost-Indie' ondet Jacob Cornelisz van Neck en W.v- brant Wanuyck, 1598-1600, Jilid I, '~Gravenhage 1938, Werken der Linschoten- Vereeniging XLII, hal. 86 dan seterusnya.

adilan agama, seperti disebut oleh ~ a f f l e s . ~ ) Hari besar agama seperti Maulud dan Mi'raj, dirayakan di serambi - kadang-kadang serambi it11 juga dipakai untuk tempat pengajian anak-anak muda dan orang dewasa. - Serambi itu juga dipakai untuk tujuan keagamaan. Pada tahun 1936 di serambi mesjid Mangkunegaran, Surakarta, tiap-tiap b h a n pada malam tertentu diadakan perte- muan yang dihadiri ole11 kurang lebih 150 orang laki-laki dan paling sedikit 80 orang wanita untuk nlendengarkan nasihat. Pada tahun 194 1 Bupati Lebak mengadakan pertenluan dengan pengliulu-penghi11i1 dan para kiai dari daerahnya di serambi nlesjid Rangkasbitung; pertenluan it11 disebut tablig. - Seranlbi itu juga dipakai sebagai tempat unruk riyalat (Jw), ri-viidah (Arab) yaitu tidak tidur. makan, dan hubungan seks. Dari semua ini kelihat- an adanya 'suatu kebutuhan kepada sebuah ruangan untuk tujuail keagamaan yang lebih baik tidak dilakukan di dalanl mesjid. sehingga mesjid dalam keadaan suci untuk salat.

Mesjid it11 dibangun di a taspondas i iahg masif, tingginya ber- . beda-beda. Di sekitar Jakarta pondasi ba t i~ . it11 kadang-kadang ti- dak iebill,' tinigi dari' pada 2.5 cm, seperti mesjid Cikarang. Di tempat lain tingginya 1 A, ada yang 1% m .di atas tanall, Mesjid an dung an sebelah barat Magelang dan mesjid desa Tonoboyo di lereng.bukit sumbilig, keduanya nlasih bar.^', mempunyai pondasi yang tingginya. lebih d v i 2 meter, sebbah tangga tli depan,.~nenuju ke bagian dalam. amps semua mesjid dibangun di atas pondasi batu. h g a ada yahg di atas tiang, seperti mesjid ~ u n b n ~ Kencana, sebelah selatan. Lebak. Di. desa Cisimeut (juga di sebelah selatan Lebak) sebuah desa terpelihara biik d in rumah-run~a~nya teratur dengall. jalan -yang rapi berdiri sebuah mesj.id dari kayu d i n barn- bu, tiang-tiang d i i tas batu merupakail .pondasi. Di kampung

.Bojongsalam desa Sukasenang dekat Garut. juga terdapat mesjid. .di &tas tiang. Antara tipe mesjid yang dibangun di atas tiang dan tipe - mesjid ya~ig dibangun dengan pondasi. rnasif, terdapat ~nesjid yang .dibangun di atas batu-bat11 yang direkat dengar). semen, seperti mesjid Sukamerang dan mesjid Binyuresmi di tepi danau

. Bagendit, keduahya di Kabupaten Garut. ~ e t a ~ i ini adalah ke- istimewaan, biasanya mesjid berdiii di atgs pondasi masif yang berbentuk per'segi, dengan bangunan yang menonjoi di sebelah

. .

8). The History of Java, Jilid I, hal. 279.

Page 6: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

barat atau barat laut untuk mihrab. atau pengimaman. Bahan-bahan untuk membangun mesjid kerapkali berupa batu,

tetapi masih ada mesjid desa yang dibuat dari bambu dan kayu. Di Cianjur mesjidnya dibangun di samping dun-alun, dibuat dari kayu mengingat kemungkinan adanya gempa.bumi.

Sebuah mesjid mempunyai pintu satu atau lebih, satu di bagian depan dail dua di samping, tetapi pasti dalam jumlah yang ganjil: satu, tiga atau lima. Di dalam agama Islam orang suka mempergunakan angka ganjil. Mesjid Banten melnpunyai pintu lima; mimbarnya mempunyai tdngga lima; atapnya mempunyai tingkat lima, mungkin ini dapat dikembalikan kepada rukun Islam yang lima. Mesjid ini sudah beberapa abad umurnya: tetapi mesjid

. Magelang yang diperbaharui tahun 1935, memperlihatkan simbol yang sama: ada sembilan pintu yang menuju serambi, mengingat- kan kita kepada Wali Sanga di Jawa, ini menurut informan saya Bupati Magelang. Tangga yang menuju seralnbi ada tujuh, mengi- ngatkail kita pada tujuh saf langit (Quran 2, 29 bandingkan 78, 12), lima pintu menuju bagian d a l m mesjid; angka ini mengingat- kan kita kepada n ~ k u n Islam yang lirna.

Jendela mesjid merupakan barang baru dan masih ada mesjid- . mesjid tanpa jendela. Sebagai contoh di desa Ciperna dekat

Cirebon, berdiri sebuah mesjid yang rendah dan tenang di dekat alun-alun yang kecil, seluruhnya dibuat dari batu bata dan dikapur putih. Di sampingnya ada balong, di depan pintu ada dua padasan untuk berwudu. Serambinya tertutup, selnpit, dan ~nenjadi satu dengan mesjid. Tidak ada jendela, di daIamnya gelap, cahayanya ilanya masuk meldui pintu depan jika ini dibuka. Mesjid besar Semarang merupakan sebuah gedung yang tinggi tanpa seni, atap- nya dad seng, pintunya ada tujuh dibagi dalam tiga sisi, tetapi tidak ada jendela. Sebagai pengganti jendela, beberapa mesjid mempunyai lubang angin dan lubang cahaya di tembok, seperti mesjid di sekitar Jakarta. Sebagai pengganti jendela kaca, terdapat juga jendela dari kayu yang dapat membuat mesjid itu gelap, se- perti rnesjid yang sederhana di Kelender. Mesjid lama di Krawang yang tersembunyi di belakang bangunan baru masih menunjukkan sifat-sifat kuno. Di ketiga sisi temboknya terdapat jendela mema- kai terali. Jadi tidak memakai tutup (pintu) dan tanpa kaca. Tetapi jika keuangan mengizinkan lalu diberi jendela kaca, kalau mungkin kaca berwarna. Di Rangkasbitung, kaca jendelanya

22 Bebempa Studi Tentang Sejarah Islam di Indonesia

hijau, sedang di Kediri berwarna merah, kuning, dan hijau. Jendela atas mesjid Demak yang telah diperbaiki dihias dengan gelas ber- wama dan dibatasi dengan timah. Jendela kaca telah dibuat di dalam mesjid yang 'modern oleh biro bangunan orang Barat seperti di desa Pucungrejo kabupaten Magelang.

Mesjid di Jawa mempunyai bangunan yang istirnewa: yaitu di bagian atapnya terdiri dari beberapa tingkat dan ke atas makin kecil, sedang di puncaknya kadang-kadang terdapat hiasan. Bentuk atap yang disifati oleh atap-atap bertumpuk dan mengecil ke atas

' ini, menunjukkan sisa-sisa jaman sebelum-Islam. Sebab atap seperti itu terdapat pada bangunan yang tidak ada hubungannya dengan Islam, seperti meru di Bali yaitu menara persegi yang mengecil ke atas dengan lapisan atap dan terdiri dari lima sarnpai lebih dari sepuluh (bahasa Bali: turnpang). Rupanya atap bertingkat di mesjid-mesjid tua di R ~ l a u Jawa mempunyai sisa bentuk meru dari jaman Hindu-Jawa. Mesjid Banten yang digambarkan pada 1599 oleh Jacob Van Neckg ) sekarang mempunyai atap lima t inp kat, tetapi apakah pada waktu itu sudah ada juga, tidak disebut dalam tulisan Van Neck. Satu abad kemudian mesjid itu mempu- nyai atap lima tingkat, seperti yang digambarkan oleh Franpois Valentijn (1666- 1727): la menyebut mesjid dengan kata "Moorse Temple" yang mempunyai atap lima tingkat dan ke atas makin mengecil." Masih ada sebuah mesjid dengan atap lima tingkat dari abad ke-17 yang kita ketahui: musafir Wouter Schouten menggambarkan mesjid Jepara yang mempunyai atap empatllima

tingkat, dan dibangun sebagai menara. Ia menggambarkan kota Jepara dilihat dari laut,12) di situ kelihatan sebuah mesjid dengan atap lima dan di bawah gambar itu tertulis "Der Moren Tempe1 Binnen de Stadt laparem.' ') DDam gambar itu brang me- lihat mesjid dari dekat dengan atap yang mengingatka~l kita pada bangungan Cina dan di atasnya masih ada mata tombak. Rupanya Wouter Schouten berada di Jepara pada waktu yang tepat, sebab

9). Lihat catatan 7.

10). Ftanoois Valentijn, Beschnjving van Groot W v a ofte Java M9or. dst.,Jilid IV, Dordrecht-Amsterdam 1726, hal. 21 5.

1 I). Wouter Schouten, Oost-Indische Vo-vagie, Amsterdam 1676, hal. 39.

12). Schouten, loc. cit., di sarnping hal. 36.

13). Schouten, loc. cit., di samping hal. 40.

Page 7: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

24 Beberapa Studt Tentang Seinmh Islam di Indonesia ~ ~ ~ j l d - m e s j i d di P d a u Jaws 23

seorang pengembara Belanda, Nicolaus de Graaff, yang menggam- barkan kota Jepara pada tahun 1686 mengatakan tentang mesjid di Jepara, bahwa mesjid itu serupa dengan mesjid di Banten mem- punyai tiga atap tingkat.14) Di Jepara jumlah atap mesjid turun dari lima menjadi tiga. Di Banten jumlahnya tetap lima sampai abad sekarang. Bentuk atap mesjid Sultan 'menjadi contoh bagi mesjid-mesjid sekitarnya. Kedua atap mesjid Sultan teratas

besarnya sama. Ini juga terdapat di Mesjid Trate yang terletak antara Banten dan Bojonagara, mesjid ini mempunyai atap empat tingkat, bukall lirna, sebab yang beratap lima itu hanya mesjid Sultan. Di Kramatwatu mesjidnya juga beratap empat; juga di Menes, sedang mesjid-mesjid yang terletak di sebelah tilnur sampai Banyuwangi beratap tiga atau dua. Dua mesjid Surakarta yaitu Kesunanan dan Mangkunegaran atapnya tidak lebih dari tiga. Di daerah Priangan kebanyakan mesjid hanya beratap dua. Sebuah mesjid desa antara Porong dan Sidoarjo mempunyai atap berting- kat ernpat.

Tentu saja orang Muslim Indonesia bertanya-tanya, dari mana sebenarnya asal bentuk atap mevjid-mesjid itu? Di Banten masih ada sisa-sisa yang berasal dari luar: Penghulu Pandeglang, seorang Tubagus, masih keturunan Kesultanan Banten, menceritakan ke- pada saya bahwa bentuk atap bertingkat itu berasal dari pengaruh Cina. Sebab Maulana Hasanudin yang mendirikan Dinasti Banten menikah dengan seorang puteri Cina. Yang lebih tepat ialah bahwa asal bentuk atap itu dari meru pada jaman Hindu-Jawa. Pengaruh Cina dapat dilihat pada beberapa mesjid yangs baru yaitu pada pinggir atap yang bergelombang, seperti mesjid di Blitar dan Sidoarjo.

Atap-atap itu ditutup dengan genteng kayu (sirap) atau gen- teng biasa. Mesjid yang baru kadang-kadang mempunyai atap seng yang bergelombang. Atap yang dibuat dari sirap tentunya lebih tua dari pada atap yang dibuat dari genteng biasa. Di desa Kadilangu dekat Demak, tempat makam Sunan Kalijogo, dilarang membuat atap dari genteng biasa, hanya boleh beratap sirap atau anyaman daun kelapa. Siapa yang melanggar ha1 ini, yaitu yang rumahnya beratap genteng biasa akan mendapat bencana. Mesjidnya beratap

Jawa mustaka, di Cirebon disebut momolo, kata yang lebih halus mustaka, di daerah Sunda disebut puncak, juga di Jakarta. Di daerah Banten Utara hiasan tersebut disebut gegentongan dan ben- tuknya berbeda-beda. Perhiasan yang masih asli bentuknya ter- dapat di Jawa Tengah seperti di Jepara, di sana han~pir semua mo- lo rumah dihiasi dengan perhiasan dari batu. Juga mustaka di atas mesjid diberi perhiasan yang lebih banyak lagi. Bentuk perhiasan itu bundar atau persegi. Bahannya dari kayu, tanah bakar, batu keras, besi, tembaga, atau bron. Llalam hiasan itu dapat dilihat gambar tumbuh-turnbuhan yang distilir. Kadang-kadang seluruh hiasan itu berubah menjadi sebuah bentuk bundar, yaitu pentolan yang t ~ ~ m p u l dan dicat atau dilapisi emas. Kernudian di atas per- hiasan ini diberi bulan sabit sebagai simbul agama Islam. Mesjid

. yang baru di puncak atapnya kerapkali mempunyai hiasan bulan sabit. Suatu tanda dari jaman yang lebih baru ialah adanya penun- juk angin di atas atap mesjid Banyuwangi. Pada tahun 1938 mesjid Kebon Jeruk Jakarta.diberi penangkal petir.

Bentuk luesjid tua yang beratap tingkat lnen~p~lnyai saingan bentuk atap kubah (Arab: qcibba) yang mengikuti bentuk ~nesjid berkubal~ di negara Islam lainnya, terutama India. Mungkin mesjid pertama yang n~emakai kubah di tengah dan dikelilingi~oleh bebe- rapa atap kecil adalah mesjid Tuban. Dalam abad ini banyak mes- 'jid yang kemrldian diberi kubah satu atau lebih. Tentang mesjid Tuban dikatakan bahwa mesjid itu mengikuti contoh mesjid Aya '

Sofia di sta am bul. ' ') Di Mesjid Tuban terdapat tulisan bahwa batu pertama diletakkan tanggal 29 Juli 1894 oleh R.T. Kusumodigdo, Bupati Tuban dan ada tulisan: "Inie Missigit terbikin oleh Toewan Opzichter B.O.W.H.M. Toxopens". Adanya seorang arsitek asing (Eropa) menunjukkan bahwa bangunan indonestd kuno diganti dengan bangunan Islam. Mungkin sekali lidak hanya ki~bah tetapi juga lengkungan yang berbentuk tapal kaki kuda, untuk pertama kali dipakai di Tuban.

Lama- lka atap berbentuk kubah.mengganti atap bertingkat: mesjid Tasikmalaya, sebuah mesjid sederhana yang bagian dalam- nya mengesankan tetap mempunyai atap bertingkat, tetapi kedua menara yang terletak di sisi serambi mempunyai atap berbentuk

sirap. Hiasan yang terdapat di puncak atas disebut .dalam bahasa 15). Dahm cetakan ke k a r ~ a P-1. Veth yang terdiri dari 4 jilid: Jma, geographisch,

ethnologisch, historisch, Jilid ILI, Haarlem 1903, hal. 527 dst, disebut "rne$id bar,, Yang m e n d perhatian" di Tuban sebuah "tiruan yang ads di ~ t j ~ h - .

14). Nicolaus de Graaff, Reisen, Hoorn, dan SeterusnYa 1701, hal. 200.

Page 8: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

26 . ~ e b e i a p a Studi Tentang Sejamh Islam di Indonesia

Mesjid-rnesjid d i Pulau Jawa 25

kubah. Mesjid Kemayoran di Surabaya,'sebelum diperbaharui pada tahun 1935 sudah mempunyai perbedaan dengan gaya yang biasa yaitu pondasinya tidak berbentuk persegi, tetapi berbentuk delapan sudut. Pqda tahun itit gaya Islam India rnasih ditandai oleh dua kubah kiri dan kanan serambi: kubah ini ditahan oleh leng- kungan-lengkungan yang berbentuk tapal kuda. Tentang menara raksasa yang termasuk bagian ~nesjid ini dikatakan: bahwa menara itu mengikuti Qutb Minir dari Delhi. Menara it11 jilga diberi kubah. Juga di Jawa Barat kubah rnulai dipergunakan. Pada perbaikan mesjid Sukabumi tahun 1936 diberi kubah, juga mesjid Bogor. Serambi yang tertutup diberi jendela kaca seperti sekolahan. Atap- nya tetap bertingkat tetapi dengan kubah di atasnya. Jika kita naik kereta api dari Jakarta ke Sukaburni, sebelurn Bogor kita akan melihat sebuah mesjid desa dengan kubah. Antara Bogor dan Sukabumi juga terdapat rnesjid berkubah. Ini semua berasal dari sebelum zarnan Jepang, jadi waktu sebelurn 1942-1 945. Di zaman Repitblik Indonesia berkembanglah bentuk kiibali itu, Mesjid Suhada di Yogyakarta, Mesjid Agi~ng Al-Azhar di Kebayoran Baru, lakarta, merupakan contoh arsitektur modern. Mesjid yang berbentuk nasional artinya dengan atap tiga tingkat makin lama rnakin kurang.

Sekarang kita rnernasuki gedungnya. Sebuah rnesjid bukanlah ternpat yang keramat, tetapi jika rnernasi~ki mesjid timbullah rasa horrnat (orang mempunyai perasaan hotmat). Orang yang mema- suki rnerasa hormat terhadap agama yang hanya rnemerlukan ruangail yang luas ini untuk beribadah. Mesjid memp~lnyai sifat sederhana dan sedikit seram. Seorang penganut agama Islam, di sini tidak akan diganggu ole11 kemewahan dan dapat menunaikan kewajibannya dengan tenang.

Lantai rnesjid harus suci, kalail tidak salatnya tidak sah, sebab dalam kitab-kitab fikih tertulis bahwa salah satu syarat sahnya salat adalah "tempatnya harus berada dalam keadaan suci". Seorang yang rnengeij'akan salat juga harus bersih dari najis, baik ' badannya maupun pakaiannya dan kalau dia sedang ruku', duduk atau sujud tidak terkena najis.16) Lantai rnesjid di P. Jawa pada urnumnya rnudah dibersihkan dan dibuat dari semen, tegel, atau rnarrner. Yang paling rn&h ialah lantai rnarmer. Lantai semacarn

ini terdapat di rnesjid Tuban, Gresik, Demak, Pekalongan, dan Tulung Agung. Lantai semen atail tegel adalah umum.,Kadang-ka- dang lantai semen yang berwarna abu-abu diselingi dengan deretan tegej yang berwarna rnerah. Deretan tegel rnerah ini gunanya un- tuk menunjukkan saf, ialah barisan orang yang sedang salat. Juga sering terdapat tambang yang dibentangkan antara kedua tembok sisi kanan dan kiri untuk rnenunjukkan saf tersebut. Lantai inesjid itu sebelumnya tidak selalu dibuat dari semen, terbukti dari grun- barall mesjid Banten yang dilukiskan oleh Jacob Van Neck. "Lan- tainya dibuat dari jerami (batangpadi)".' ')

Biasanya di atas lantai dibentangkan tikar. Bagi mesjid yang dibangun tidak tepat menghadap kiblat, tikar i t ~ l menunjukkan arah kiblat yang tepat. Di rnesjid Karawang yang dibangun lurus di sebelah barat alun-aliin tPrdapat beberapa batang besi di depan mimbar serong di lantai dan sejajar dengan beberapa tikar untuk menunjukkan kiblat. Pengunjung mesjid yang setia kadang-kadang rnernpunya'i sajadah sendiri yang terbuat dari tikar atau babut. Kedua tikar dan babut yang dipakai pada waktu salat itu disebut dalam bahasa Arab Sajjida, dalam bahasa Jawa kata tersebut di- ucapkan nijadah. Kata sajjida tidak dikenal di Jakarta, begitulah kata seorang Arab yang berasal dari daerah tersebut. Di kota ini selalu dipakai sehelai tikar yang disebut tikar sernbahyang dan dibuat dari daun pandan. Ada yang bagus dan ada yang kurang bagus. Tikar sembahyang yang paling bagus - kata seorang infor- man dari Jawa Tengah - berasal dari Banjarmasin. Tikar tersebut dibuat dari sebangsa rumput yang disebut mendong. Informan (yang berada di negeri Arab beberapa tahun) it11 mengataka11 bahwa babut-babut untuk salat yang paling digemari dipakai ialah yang dibawa oleh jemaah haji dari Mekah, meskipun tidak dibuat d i Tanah Suci. - Pada akhirnya: dianjurkan untuk mern- beiltangkan sehelai tikar di dalam mesjid sebagai barang wakaf. Nabi bersabda: "Siapa yailg m,embentangkan tikar di mesjid maka Malaikat-Malaikat tidak henti-hentinya memintakan ampun bagi- nya selama tikar itu masih berada di rnesjid".'

17). m a t catatan 7. 18). BegituIah hadis dalam buku pegnqan agama dan ahlak KitTb al-'amal al-fiilib min

al-QurZn wo 7-Had3h. jilid I , cet, ke-3, oleh A!~mad S a m Ba Sahrnah, Tegal 1939, hd . 104. Dalam bahasa Arab bunyinya: Qirla al-NabT (s.a.w.). "Man basara hagran

'I-rnavidi lam vazali 'I-maE3ikatu tastaghfiru lahu mi darn; dl~rilika 7-hafsu 17 'I- mu*idi Terjemahan dalam bahasa Melayu dari basara addah mewakafkan. Tempat dietemukan hadisini tidak disebut.

16). Al-~ijuZ, Hashiya 'alaFath a l - ~ a s b , jilid I , Kairo, tanpa tahun, hal. 147.

Page 9: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

28 Bebempa Studi Tentang Sejarah Islam d i Indonesia I

Mesjid-medid d i Pulau Jawa 27

Di setiap mesjid di dalamnya terdapat sebuah mihrab dan mirnbar. Mihrab merupakan sebuah lubang di dinding atau sebuah bangunan tonjolan di tembok belakang mesjid dan menunjukkan kiblat; Imam rnelakukan salat di dalarn mihrab. Jika pondasi mes- jid tepat menghadap ke barat, maka tembok mihrab kadang-ka- dang dibanmn serong terhadap tembok bekakang untuk menentu- kan kiblat yang tepat yaitu barat laut. Mesjid seperti itu terdapat di Yogyakarta yaitu mesjid wanita di kampung Kauman, dan mes- jid al-Ni~r di kampung Arab, Cirebon.

Suatu petunjuk bahwa ~nesjid al-Niir it11 tidak dibangun oleh orang Indonesia, tetapi oleh orang Arab ialah bahwa pondasinya tid:tk berbentuk persegi, tetapi persegi panjang. Juga lnesjid Kediri tembok mihrab dan tegel-tegel yang berwarna di lantai sedikit serong. Biasanya mihrab itu sempit. Tetapi kadang-kadang bagitu lebar, sehingga d i bagian kanannya dapat diletakkan sebuah mimbar. Juga ada mesjid yang mempunyai dua mihrab yang ma- sing-masing diberi pintu. Ada juga mesjid dengan tiga mihrab se- perti di Malang, Rondowoso, dan Rajlyuwangi.

Di Bogor tempat mihrab ditandai dengan tiga lengkungan. Yang paling kiri bukan merupakan sebuah lobang tetapi hanya sebuah lengkungan yang digambar di tembok, sedang di. mihrab yang paling kanan ada mimbar yang ~nempunyai tiga anak tangga dari semen dan ada tempat duduk.

Di Purwakarta mihrabnya lebar dan menjadi sebuah ruangan yang ~nempunyai lima sudut, di tengah-tengah diletakkan mimbar. sebelah kirinya tempat sembahyang imam. Bagian depan lubang ini ditutup dengan pagar kayu yang diberi kaca kuning dan hijau. Kemudian dihias dengan kalirnat-kalimat bahasa Arab.

Di Tasikmalaya mihrab menjadi kamar yang berbentuk persegi, di tengah-tengah terdapat mimbar, sebelah kiri tempat imam dan sebelah kanan mimbar terdapat sebuah pmvade (Sd) yanidapnt dipindah-pindah, digunakan untuk Bupati Tasikrnalaya jika ia rnengunjungi mesjid. Puwade it11 jugs dipakai untuk menikahkan orang-orang terkemuka, maka puwade dipindall ke serambi. Pada hari Jiunat tempat imam adalah di depan mihrab.

Mubalig yaitu orang yang menyampaikan' takbir imam kepada yang makmum tidak terdapat di P. Jawa. Mubalig itu hanya ter-

\

j dapat pada dua hari raya, jika mesjid dan serarpbi sudah penuh. Mesjid Sukabumi pada hari Jumat mempunyai seorang mubalig; , I

, di tengah-tengah mesjid terdapat tempat mubalig. Ini mengingat- I

i

kan kita kepada tempat datar meninggi yang terdapat di mesjid- mesjid Mesir, seperti yang digambarkan oleh Lane dalam karangan- nya : An Account of the Manners and Customs of the Modern Egyptians.' ') Sejak tahun tigapuluhan disediakan pengeras suara. Yang pertama-tama di mesjid besar ~ u r a k a r t a . ~ ~ ) Di rnesjid Mage- lang diberi mikrofon, satu untuk imam dan di atas'miinbar sat11 untuk kllatib: ada 4 pengeras suara: dua di tembok serambi depan, dua lagi diletakkan d i tembok serambi kanan dan kiri. Keempat pengeras suara tersebut dihias dengan nama Khulafa Arrasidin.

Mimbar itu selalu terletak di sebelah kanan mihrab. Ada mirn- bar yang dibuat dari kayu dan ada pula yang dibuat dari batu. Ada jugac yang dibuat dari kayu dan batu. Mimbar yang dari kayu kadang-kadang diletakkan d i bagian dalam sebelah kanan n~ihrab atau kalau mihrabnya lebih dari satu diletakkan di dalam mihrab

'yang kanan. Tempat mimbar dalam bahasa Jawa disebut pangim- baran Dalam bahasa S~rnda disebut paimbaran. Ada juga yang ~nimbarnya diletakkan di dalam mesjid d i sebelah kanan mihrab. Beberapa mirnbar mempunyai bagian bawah dari batu dan bagian, atas dibuat dari kayu. Ada juga mimbar yang seluruhnya dibuat dari batu seperti di Bogor yang mempunyai tiga anak tangga- dan dibuat dari semen, sedang tempat duduknya dibangun di dalarn lengkungan.

Di Rangkasbitung mimbarhya dibangun di lengkungan kana11 yang terdiri dari tiga anak tangga dan sebuah tempat duduk untuk khatib. Di Karawang ada mimbar dari batu yang diletakkan di samping mimbar. Di P. ~ a w a mirnbar yang beranak tangga tiga adalah umum: di negeri Islam lainnya mimbar mempunyai tangga yang agak tinggi. Di Jawa anak tangga mimbar: dua, tiga, empat *.

sampai lima, ada juga yang hanya mempunyai anak tangga satu. Ada bermacam-macarn mimbar: ada yang sangat sederhana, tetapi mimbar yang dibuat dari kayu kebanyakan dihias dengan ukiran- ukiran yang halus, tidak hanya d i mesjid yang besar, tetapi juga di mesjid desa di Priyangan. I

Pada tahun 1929 telah dibuka sebuah mesjid di Karawang Wetan, sebelah utara Sukabumi: mirnbarnya dibuat dari kayu,

19).E:W. Lane, An Account of the Manners and Customs of the Modern Egyptians, London 1836 (editio princeps), jilid I, hat. 94,99.

20). Uraian yang lebih panjang terdapat dalam Soeara Moehamrnadiah, No. 11, 1930, hal. 355; ditutup dengan "Kaoem Islam di sana senang sekali dengan perkakas modern ini".

Page 10: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa
Page 11: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa
Page 12: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

Mes

jid S

idoa

jo

Page 13: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

Mes

jid

Cib

atu,

pri

yang

an

..

Page 14: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

R . - . 3 8 Bebempa Studl Tentang Sejarah Islam d i Indonesia

Medicl-mesjid d i Pulau J a m 3 7 syarat ini. Perhiasan yang paling sederhana adalah nama-nama suci yang ditulis pada tembok. Di Garut ada tiga tulisan di tembok depan: di tengah-tengah nama Nabi Muhammad, yang kiri dan kanan nama empat khalifah yang pertama, dbii Bakr, 'Umar, 'Ut_hmln, dan. '.dj.. Nama-nama. yang sama dalam pigura terdapat juga'di serambi'mesjid Kebumen, Jawa Tengah. Di Rangkasbitung tembak serambi mesjidnya terdapat tdisan-tulisan dari atas :ke bawah nima Allah d a n Muhammad, di kiri kanannya nama empat .malaikat, . ~ a b i ~ ' i 1 , Israfil, ~ i k i % , . dan 'Iiri'a yang ditulis dengan

- huruf emas dan diberi bingkai. Di.datam mesjid Magelang'di atas rnihrab tertulis ayat Kursi (Quran 2, 2 5 5 ) dengan huruf emas. Di tem bqk serarnbi mesjid Puiwakarta tertulis kalimat syahadat de- ngan huruf Arab; di dalamnya mesjid pagar kayu yangmenutup. rnihrab dihiasi dengan-. kalimat syahadat, kemudian nama ernpat

.kalifah. yarig pertama .din di tengat,-tengah tertulis: .al-Malik al- 6aqq al-ma 'biid. Di suatutempat dl-Jawa Tilnur yaitu dukuh Gem-. b o n g , desa Temanggung, .distrik Sre.ngat, ,Kabupaten Blitar, terda- pat."s.ebuall mesjib'yang di dalamnya terdapat ki ta ~ i l ~ i i h ' " ~ n t . ~ k ~ u h a h " ~ ~ a n ~ ditulis beberapa ribu kali d i pintu, tekbqk,, dan tiarjg. Ada sebuah- p intu yang ~eluruhnya -dipenuhi dengan. kata- kata' Lillih .dari atas sampai ke bawah,-kata tersebut jug! ad? yang ..ditulis dengan bentuk ,cabani tanaman, bentuk. bunga inawa'r, dan bintang. Cara menghias ini mengingatkan kita kepada sebuali bangunan dari z q a n ,Islam di Sp:anyol. yang bernama, Alhambra 'di kdta Gyakada; dj situ terdapat tulisan Wa Li ghiiliba illii A1h.h seiibu,satu .kali di tkri~bok dan di pintu geibang. ' ~ i Sepa'ra terda- pat. kmpengan kayu .di atas.. ketiga pintu serambi mesjid yang berwarna merah dan kuning emas, di tengah-tengtih tertulis al-as-, m2i' al-husnii dan' 'kiri-kananny a nama habi-nabi diii rasul-rasul.

Mesjid .Mangkunegaran kekmpat 'soko-gumnya dihias . dengan ayat-ayat Quran da'n ,hadis yang ditulis dengan hu,ruf emas. Salah satu- di' antara kalhat-kalimat teisebut adalah hadis yang berbu- nyi: . "Siapa yang membangun mesjid untuk ~ i l a h , ~ l l a h a k a n men- dirikan sebuah r,umih baginya di sorga". ~ e m b o k mesjid Sukabu- m; dihias dengan'nama-nama yang ditulii dalam berituk kaligrafi. .Di ' tembok bagian dalamnya terdapat tulisan nama-nama, di an- taranya nama malaikat, sorga, neraka, dan keem.pat 'khalifah yang

Mesjid Wanita di Carut $ pertama. Di tembok luarnya dapat dibaca nama Rasul-rasul, Nabi- \ nabi, dan istri-istri Nabi Muhammad. 1 Tembok yang dikapur putih dan kayu-kayu penyanggah gen- i: I

Page 15: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

'. 40 Heberada Studi Tentang S e j a ~ h Islam di Indonesia ' . . s

.. ~ e s j i d - m e s j i d di Pulau Jawa 39 talan teratai y&g dicat hijau, beberapa tiang tersebut umulnnya .

'

,sudah tua, Pads pernugarail, mesjid tahun 1930 ada beberapa ting dari kebanyakan mesjid, dalami kekakuannya dan kebersih- tiang yangdigdnti deqgan yang baru. Mesjid yang sudah tua jugs annya menunjukkan kekokohan dan kerapihan. Tetapi ada juga' ' dan keiap, sekali dipugar adalah niesjid Demak. Di sini keempat yang meninggalkan kesederhanaan ini: Mesjid Mojokerto bangun- s.&o-gurufiya qibu'at dari kayu yang dihias secara sederhana dan annya berbeda dengan me$id lain, karena adania ivarna-warna !dUif dengan b&i, dicat abu-abu' dan ungu. Keempaj soko-guru yang bermacam-macam di bagian.dalam. tiang-tiahgnya dihias de- iitu dihubungkan dengan empat orang wali yaitu Sunan Kalijogo,

~

ngan cabang tuinbuh-tumbuhan 'yang sedang berbunga dan pohon- !sunan G i i , Sunan Kudus, dan Sunan Tuban. Di kaki tiang.Sunan pohon yang sedang berbuah, juga ada grmbar pohon anggur. D i /Kalijogo dengan taratur dgetakkan bunga-bunga sebagai sesajian. tembokilya terdapat piring-piring kayu yang digainbari dengari l . ~ e ~ ~ ~ a t tiang itu dianggap sangat keramat, ini terbukti bahwa: pot. bungs-bunga, dan tumbull-tumbu.hdn yang berwarna-warni '[dalafi memugar tiang-tiang itu dikerjakan- dengan sangat hati- , menurut warna ala~n (gambar manusia dan hewan tidak ada): Me- Ihati;. Diceritakansbahwa Bupati yang terdahulu mencoba hemugar ngenai gambar mahIuk hidup kita.harus kembali pada zalnan yang rnenyuruh membuat lubang pada tiang-tiang itu, tetapi..tidak lebih tila dalam membangun mesjid, . .

,kernudian dia meninggal.' Mesjid Trasan di Magelang adalah . Sebagai contoh kita sebut mesjid kuno Demak; pintu-pintunya mesjid yang keramat. Kekunoannya dapat dilihat karena dihias de~lgan arieka waina dan harna emas yang terang menun- yang rendah dandibuat daii kayu:tiang-tiang persegi jukkan gambar kepala kala dari zaman Jawa ~ u n o . ~ ' ) Mengenai tingginya kuiang dari dua meter dan di atasnya ,Mantingan telah disebut secara selayang pandang di depan ten- .terdapii balo,k-balok ,-meliiltang. Di mesjid. Kebumen terd,apat tang.adanya warisan dari sebuah mcsjid lama di sana: batu bata ep&belas persegi; lieempat ~ o k o - ~ u r u n ~ a agak lebih besar

. . yang dipahat. dengan gambar. hewan, tetapi jika didekati dengan aripadi. lainnya. Di .s&rambi meijid Purworejo terdapat .empat teliti merupakan gambar daun dan ' b u n g a - b i ~ n ~ a . ~ ~ ) Bukan keseni- ang"kayu ?ang persegidihias dengan beberapa ukiran, di bagian an Jawa Kuno asli tetapi kesenian Cina, terlihat. di tembok aritara alm mcsjid terdapat enambelas tiang besar persegi, yang dua- mesjid dan serambi Demak: d i sini terdapat banyak piring por- dikapur putih, empat tiang yang ditengah dibuat dari kayu selin Cina .yang ditempekan, d i antarany8 ada gambar hewan, dicat hijau. .Tiing-tiang dari kayu juga terdapat di . mesjid seperti burung-burung. Penulis sejarah Batavia, Dr. F. De Haan lang, Kediri, - dan Pasuruhan. Tetapi . di serambi mesjid Pasu- .

mengatakan bahwa, pada zamannya masih terdapat . tegel-tegel terdapat tiang-tiang ipersegi .dari batu, seperti di mesjid Belanda di mesjid-mesjid: 'Tegel-tegel Belanda merupakan per- Batang, Jakarta Kota: Tiang yang hulat dari batu kelihat-. hiasan yang bagus, juga sangat disenangi di Jakarta, sehingga lebih muda.dari padatiang kayu yang persegi. m akam-makam Indonesia bahkan mesjid di Molenvliet Timur- (se- slam menyuruh &nganutnya untuk mengingat kepada

. . karanp J1. Hayam Wuruk) dihiasi dengan-gambar manus& dan he- anya dan. yang memelhara pada waktu-waktu tertentu wan yang sesungguhnya melanggarlarangan untuk melukis mahluk sembahyang lima waktu. Maka dari itu di serambi mesjid hid^^";^ 9 , t. sibuah jam, sehingga ~ e n g a n u t - ~ e n g a n u t n ~ a dapat me- - .

Sebahagian 'perhiasan mksjid itu adalah tiarig-tiang.' Tiang- i dengan tepat waktu sdatnya. Lebih tua dari jam dipakai tiang !tersebut memotong ruangan yang luas dan hdihias dengan k matahari,: tentunya tidak diletakkan di dalam mesjid, ukiran-ukiran bagas. B a n . kemudiai. tiang-tiang itu dibuat dari i halaman depiin atau' halaman sisi mesjid. Dalam baliasa

batu, dahulu dibuat dari kayu. Mesjid Banten yang nlerupakan uk- matahari ini disebut benckt (di .Berbek dan Ngan- di Jawa Tirnur, disebut benck), di dalam bahasa

I mesjid tua, tiangnya dibuat.'dari kayu dan berdiri di atas ban- yang.. tentunya, berasal dari bahasa Arab istiwZ', :. ,

a'(lihat bahasa A ~ a b &%# al-istiwii', equator). Bahasa ' .

27). Mengenai kepala Kda m a t Eric-vclopaedie van Nedet[andsch-Iltdjg, j+d 1, BA- NASPATI. sebenarnya untuk , penunjuk matahari adalah. mizwala, -

28). Bandingkan cataim 6. . . s 29). F. De Haan, Oud Batdia. cet. ke-2 yang diperbaiki, Bandoeng' 1935, hal. $78: .I

Page 16: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

Mealtd-meslid dr Pulau Jawa 4 1

tetapi kata ini hanya saya jumpai di SuraJkarta, di situ terdapat penunjuk matahari di depan Mesjid Agung (Mesjid Gede, Masjid Ageng ).

Di Cirebon terdapat penunjuk matahari d i depan mesjid Gu- nung ernb bun^,^^) di sini masih disebut bencit, tetapi makin ke barat penunjuk matahari itu disebut istiwa, sepe~ t i mesjid besar di Kuningan, Tasikmalaya, Bandung, Sukabumi, Purwakarta, juga di kota-kota kecil, seperti Singaparna. Mengenai yang akhir ini ada suatu keistimewaan yang hanrs disebut yaitu bagian bawah istiwa yang dibuat dari semen dan berada di sisi mesjid, tetapi penunjuk matahari yang sebenamya yaitu jaru~n yang dibuat dari kayu disimpan di dalam mesjid. Dua kali satu minggu istiwa itu dikeluarkan dan diletakkan di atas kaki istiwa yang dibuat dari semen, maka pada jam 12 siang dicatat waktunya dan jam yang ada di dalam mesjid kernudian dicocokkan. Juga di mesjid yang sederhana- di desa-desa terdapat penunj~tk matahari. Yang agak janggal adalah bahwa di Banten suatu daerah yang tira tidak banyak terdapat penunjuk matahari, seperti di mesjid Sultan Ban- ten, niesjid ibu'kota Serang, juga di mesjid Cilegon atau Pande glang, tetapi malah terdapat di tempat-tempat yang kecil, seperti Caringin, di situ istiwanya sudah tidak dipakai. Di Labuhan piringan istiwanya telah dicat putih, juga di sini alat itu tidak dipa- kai lagi. Cara menunjukkan waktu salat yang lebih modem ter- dapat di mesjid Rangkasbitung: di samping mimbar ada sebuah jam gantung, tetapi di tembok serambi tergantung juga jadwal waktu salat yang dicetak dan diberi pigura. Jadwal waktu salat itu juga terdapat di tempat lain di P. Jawa; di beberapa serambi ada juga piringan-piringan dengan jarumnya yang menunjukkan waktu-waktu salat. Di Demak ada tiga macam penunjuk waktu, sebuah penunjuk matahari, sebuah jam dan ada papan tulis di situ terbaca waktu-waktu salat. tetapi hanya tertulis jamnya: 12-. 3-, 6- dan selanjutnya untuk menitnya ditulis dengan kapur.

Seperti di semua negara Islam lainnya, juga di Indonesia orang- orang yang berirnan dipanggil untuk menunaikan salat dengan azan. Panggilannya dalam bahasa Arab dan dilakukan dari dalam mesjid atau dari menara kalau ada. Tetapi di Indonesia azan itu sejak dahulu biasa didahului oleh suara bedug (Jawa), bedug (Sunda). Ada tulisan tentang bedug ini dari tahun 1830 dan masih

30). Bandingkan mengenai Gunung Sembung: Frrr~menta Islnmica, hal. 39, catatan 2.

42 Beberapa Studi en tang Sejarah Islam dl Indonesia

berlaku sampai sekarang. Bedug ini dapat dijumpai di semua meijid a tau .candi, juga di k a m p ~ n g - k a m ~ u n , ~ . ~ Benda ini dibuat

. , daii batang kayu yang telah dili~bangi tengahnya, kemudian ben- 1

tuknya berubah men jad i tong dan kid-kanannya dibentangkan

. . kulit kerbau. .Bedug itu kadang-kadang di letakkan di serambi,

' . digantungkan atau di. atas' tempatnya. (sandarannya)., Di serambi mesjid Banten bedugnya tergantung .agak tinggi sehingga orang

I yang akan;memukulnya harus berdiri di ata's bantalan daribatu. I, D i Serang bedugnya h g g i sekali, iehinggaoiangdapat be jalan di.

j bawatinya. Siapa yang akan memukirlnya harus naik d i atas ban- i taian dari . batu, yaitu' sebilah batu. billat yang rata atasnya dail .I , pinggimya dipahat dengan ganibar teratai dan buritng-burung. i Batu ini . diperkirikan berasal dari kertiton Banten. Ada jpga i. ! . bedug >ang disirnpan sdalam ruan'gan khusus di samping mesjid.

. .; : I Di ' Garut ruangan ini berkem bang rnenjadi sebuah ku bah tanpa

; ' tqgbok, dan terletak di ramping mesjid. Di mesjid Nyalindung (.di daerah "Jampang" yaitu suatu. n ima yan'g bersejarah. untuk 1 suatu daerah di Barat ,' Daya Priyangan) , bedrlgn ya tergantnng

1 dalam gcdung:y,ang birbentr~k nicnara di wmping nirsjid dan d i l r I . ,

tilkkan d i bagian atas. sldsng di b:rgisli b:rw:rhnyidipakai untok ' I

I wudu.' Di 3awa T imur ~hesjid-nicsjid. ~ne~?ip i~i lya i gapuru yang

1 , megah, di 'atasnya diletakkan sebuah bedug seperti yang telah dibicarakan di depanq3 2 ? ,

. . : Bedug i,t.u t k p hari digitnakan o n t i ~ k mrnunjukkan jika waktil salat . tiba dan d ip ikul i ima kali sehari;. Di samping untuk me- nurijukkan w i k t u salat, bedltg juga dipitkul ~rn tuk keperluan lain. Di ~ u l u n g Agungbedug dipukul tepat jam 12 siang, jam 12 malam dan pada hari Jumat jam I 1 siang. Juga di Surakaita ada kebiasarn memukul bedug 'pada jam 1 2 tengah ~nalaln yaitu di

' mesjid . Ageng dan di mesjid Mangklinegaran. Di Jakarta di bebe- rapa kiimpung, bedug dibunyikan pada tiap lumat jam 8 atau 9, pagi untuk m;ngingatkan akan dilangsungkannya salat Jumat. Di

'

. kota 'tersebut juga a d a kebiasaan di beberapa kampung :untuk menabuh.bedug kalau ada orang yang meninggal. ~ b n ~ k i n ha1 ini - . adalah meniru bunyinya lonceng di gereja-gereja, karena pendu- 1 , d u k ~ a k a r t a banyak dipengirirhi oleh oiang-orang Eropa atau,

. .

31). A. De Wilde, De heanger Regentschappen o p Java gelegen. Batavia 1830, hal. 165 / 1st. 32). Bandingkan catatan 5.

Page 17: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

44 Bebempa Studi Tentang Sejarah Islam di Indonesia -

Mesjid-mesjid di Pulau Jawa 43

Arab. (Penterjemah: Menurut pendapat saya memukul kentongan atau bedug kalau ada orang meninggal adalah kebiasaan Indonesia asli, karena hal ini dilakukan juga di daerah-daerah lain di Indone- sia, di antaranya di kampung-kampung Yogyakarta).

Pada bulan Ramadan bedug kerapkali dipukul; sebagai con- toh yang pertama kita ambil kota ~akart;. Setelah Rad Agama ~nenerima ru'yah dan permulaan bulan Ramadan telah ditentu- kan, bedug-bedug di langgar dan mesjid dipukul keras dan lama untuk memberitakan kabar itu. Tetapi jika bulan tidak dapat di- l'ihat pada malam tanggal 3 0 Sya'ban, sehingga bulan Sya'ban berumur tiga puluh hari penuh (dalam bahasa Arab disebut KZmil, lengkap), maka pada tanggal 30 Sya'ban bedug di~l lkl l l lama untuk mengingatkan datangnya permulaan bulan Ramadan yaitu sesudah habis salat zohor, salat asar, dan salat isya. ~ a ~ i para wanita bedug ini merupakan ,suatu tanda bahwa mereka har~ls kramas (mencuci rambut) untuk lnenyiapkan diri berpuasa, maka dari itu disebut bedug kramas. Sepanjang bulan Ramadan bedug juga dipukul pada waktu tertentu pada malam hari, di antaranya pada waktu para wanita atau pembanti~ rumah tangga lnenyiapkan makan ~ i n t u k sahiir (Arab), yang harus dimakan "sebelum benang putih dapat dibcdakiul dengan benang hitaln" (Quran 2, 187). Di Jakarta ini disebut bedug sahtlr. Penghulu Kepala, Haji Moe- hammad Hasan mengatakan kepada saya bahwa bedug sahur dipukul kira-kira jani 2 malam selalna setengah jam: waktu makan sahur ialah jam 4 pagi sampai wakti~ imsQk (Arab: mencegah) kira-kira jam setengah lima dan sepuluh menit kemudian bedug dipukul lagi untuk salat subuh, tidak ada bedug untuk imsak. Ini terjadi di Jakarta, di Priyangan kebiasaan nlemukul bedug hampir sarna. Jika sudah pasti bahwa puasa akan dimulai besok pagi, pada hari 3 0 Sya'ban pagi bedug dipukul di langgar dan mes-

.jid antara jam 9 dau I 1 pagi; di daerah Sunda bedug disebut dulag. Juga di sini ada kebiasaan untuk menllrkul bedug pada waktu ma- lam, tetapi tidak begitu kerap seperti di Banten, daerah yang mem- punyai adat kebiasaan istirnewa.

Di sini bedug dipukul semalam suntuk, tetapi ha1 ini lebih baik 1

saya persilahkan salah secrang kawan pegawai yang lahir di Banten

I untuk berbicara: "Mendengar bedug untuk pertama kali yang me- nunjukkan datangnya bulan Ramadan menimbulkan rasa hidmat dan taat bagi saya. Saya merasa sekarnng telah tiba bulan untuk beribadah, dalam bulan itu kita hams betul-bet111 taat. Sebagai

1

peri~uda dalam bulan Ramadan saya tidur bersama pemuda-pe- muda lainnya di bale. Kita memukul bedug berganti-ganti dan kita tetap tidur meskipun pemuda yang lainnya sedang inemukul bedug. Di Banten memukul bedug itu dimulai setelah salat tara- weh oleh pemuda-pemuda selalna semalarn suntuk. Dahulu ha1 i ~ l i menyebabkan timbulnya perkelahian, dua daerah yang berdekatan berlomba, siapa yang dapat memukul bedug paling lama dan daerah yang kalah dihina oleh yang menang, dikatakan bahwa mereka bukan laki-laki yang sebenarnya. Perkelahian ini paha akhirnya dihentikan oleh polisi". Memukul bedug pada waktu

i malam masih merupakan kesenangan yang keterlaluan dan jika

/ bedugnya tidak cukr~p kalau perlu ditambah dengan bedug lain.

I Hal i i ~ i diceritakan kepada saya pada tahun 193 2. Pada tahun I 1937 seorang Banten lainnya bercerita kepada saya: "Pada tahun-

' tahun terakhir nda peraturan untuk menghentikan pemukulan bedug scpanjang malaln yang sangat lnengganggu itu. Sekarang

. pada waktu.tertentu dihentikan. Rupanya kiai-kiai tidak meno- lak peraturan ini dan mereka sekarang bisa tldur pada malam .hariW. Pemakaian bedug lainnya di daerah Priyangan adalah di

i akhir bulan 'Ramadan. bedug dipukul pa,da siang hari u l~ tuk mengingatkan orang-orang silpaya ~nernbayar fitrah (Arab: fitrah);

a ini disebut dulag fitrah, bedug fi'trah. Pada akhirnya di samping bedug dipukul untuk memberitahu-

kan permulaan bulan Ramadan, bedug juga dipukul pada akhir : bulan ' tersebut, bersamaan dengan permulaan bulan baru yang

menggembirakan yaitu bulan Syawal. Hari pertama bulan tersebut merupakan hari raya untuk menghentikan puasa yaitu ' fd al-Fifr (Arab); Iebaran (Jawa, Sunda). Di Jakarta bedug juga dipukul pada Hari Raya Idulqurban (10 Zulhijjah): pada hari sebelilmnya bedug mulai dipukul pada sore hari, pemukulan ini diten~skan

- pada malarn hari dengan istirahat beberapa kali. Seorang ulama Arab yang bernama Sayyid 'Ut_hmiin b. 'Abd

AllBh b. 'Aq'il b. Yahy5 al-'Alawi (wafat 19 14) telah menulis ten- . tang bedug ini: agama tidak memerintahkan untuk memukul

bedug dan di negara-negara Arab tidak ada bedug. Jika bedug itu 1 digunakan untuk lnembantu azan yaitu memberitahukan kepada : orang-orang yang jauh mengenai waktu salat, untuk berbuka

puasa, atau untuk makan sahur, dan dipukul sesuai dengan kebu- tuhan, maka agama tidak melarangnya. Tetapi jika bedug dipukul

' lebih dari yang 'diperlukan, sehingga anak-anak berdatangan untuk

Page 18: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa
Page 19: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa
Page 20: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

Mesjid-medid di Pulou Jauro 49

"Sebaiknya kita tidak meninggalkan pertemuan-pertemuan kita", dan dalam agama Idam "pertemuan" itu terdapat dalam salat

i jamaah. Tempat untuk salat bejamaah yang baik adalah mesjid, pada hari-hari biasa ialah 'waktu salat lima waktu, pada hari

i : Jumat waktu salat Julnat. Mengenai hal'ini akan dibicarakan 1, kemudian.

Salat lima waktu, yang mana yang banyak jamaahnya dan yang r mana yang sedikit jamaahnya? Jawaban yang umum sulit diberi- 0 t kan, ini tergantung, kepada adat istiadat setempat. Waktu kerja te- i tap' di daerah panas ini (tropis) adalah di pagi dan siang hari, ini , I

menghalangi pegawai negeri, pegawai kantor, dan usahawan untuk B salat subul~, dan lohor di mesjid. Petani yang beke rja di sawah me-

g lakukan salat di sawahnya atau di rumah. Di daerah sekitar Ja- karta para petani rnenceritakan kepada saya, bahwa mereka be- kerja sampai pukul sebelas, kemudian pulang untuk mandi, ganti pakaian dan salat lohor. lalu mereka kembali ke sawah. Di Jom- bang Jawa Timur, saya pernah mengikuti salat asar di rnesjid ka-

I bupaten semuanya hanya ada delapan orang selain imam, dan se- belumnya imam lnenyerukan ilcamat sambil bejalan kian kemari di depan mihrab. Di kota Garut dan daerah sekitarnya paha tahun 1940 salat subuh dilakukan oleh orang banyak, juga oleh kaum wanita. Ini hanya beberapa contoh. Lebih teratur adalah yang di- sebut di bawah ini. Seorang muslim Banten menceritakan kepada saya: salat lnagrib itu salat yang banyak dilakukan di dalain mesjid, ini berhubungan dengan pekejaan mereka. Pada waktu salat magrib peke jaan sehari-hari telah selesai dilakukan, orang sudah inandi dan memakai pakaian yang bersih. Salat isa dilaku- kan di rumah lagi, kecuali oleh mereka yang rumahnya dekat mesjid atau langgar. Salat subuh dilakukan oleh mereka yang tidur sore, seperti petani; salat lohor dan asar diabaikan oleh me- reka yang bekerja pada siang hari.

Masih ada salat yang tidak wajib yaitu salat sunah (Arab: I yusannu) yang dilakukan oleh pengunjung mesjid sendiri-sendiri,

jadi tidak dilakukan bersama-sama, salat ini dilakukan, setelah ia 1 masuk. mesjid. Ini disebut salat tahiyatul masjid, salat untu k

I menghormati mesjid yang terdiri dari dua rakaat.38) Saya diberi tahu bahwa tiap-tiap orang muslim yang masuk mesjid untuk ke- perluan agama melakukan salat ini pada hari biasa sebelum di-

38). AbE Bakr b. Muhammad SJatt?, I &ar o l - ~ & j i ; l , jilid I, hal. 255,

50 Bebornpa Studi Tentang Selarah Islam di Indonesia

mulai salat wajib, pada hari Jumat sebelum salat Jumat, juga sebelum salat hari raya Idulfitri dan Iduladha.

Pada hari biasa mesjid itu tidak merupakan pusat kegiatan agama, tetapi pada hari Jumat yaitu saat dilakukan salat Jumat yang merupakan pengganti waktu salat lohor. Dalam kitab-kitab fikih dapat dibaca bahwa salat Jumat merupakan "Salat yang terbaik dan harinya it'u juga hari yang terbaik di antara hari-hari lain dalam ~ e m i n g ~ u " . ~ ~ ) Maka timbullah kepercayaan rakyat di P. Jawa yang' menyebabkan lnalam Jumat dan hari Jumat diselu- bungi ole11 berbagai anggapan dan kebiasaan; malam Jurnat di- anggap malam yang suci, maka orang ~nelnbakar menyan. Di Ban- ten tc jad i seperti berikut: Seorang wanita atau [;em bantu rumah tangga masuk ke kamar-kamar dan berjalan mengelilingi rumah

' dengan nlembawa pedupaan. Selanjutnya di Banten terdapat suatu kepercayaan bahwa orang yang telah meninggal pada malam Jumat mendatangi keluarganya. Maka dari itu di rurnah dinyala- kan sebuah lampu, orang Iniskin menyalakan sebuah pelita, orang- orang kaya sebuah lamp11 di serambi. Malam Jumat adalah malam yang terbaik untuk melakukan salat hajat, yang bertujl~an memo- hon supaya keinginannya dikabulkan: salat ini selalu dilakukan sendiri.

Pada hari Jumat mesjid merupakan pusat kehidupan beragama, karena adanya salat Jumat; menurut perati~ran agama orang salat Jumat itu harus memenuhi 7 persyaratan: ( 1 ) muslim . (2) balig (3) berakal (4) bebas (bukan budak) (5) laki-laki (6) sehat (7) bermukim di situ.

Pelaksanaan salat Jumat itu sangat sederhana: pertama-tama khutbah di mimbar, yang dilakukan oleh seorang khatib yang telah ditunjuk dan didengarkan "dengan tenang dan hidmat".40) Kemudian salat berjamaah yang terdiri dari dua rakaat. Orang- orang muslim berdiri dalam barisan yang teratur dan hidmat,

39). I'dnot 01-~clib?n, 11, hal. 5 2 ; a l - ~ i j E d , Hiihtva, L, hal. 218. 40). Al-sukct ma &I-i@Z menurut Fat4 al-~ar?b, hal. 184; aI-Bij56 Hi&iya. I, hal.

231.

Page 21: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

5 2 Bebempa Studi Xentong Sejarah Islam di Indonesia

~Mesiid-mewld d i Pulau Jawa 5 1 1 , 7 4 2 ) , dari sepersepuluhnya pada hari Minggu pergi ke gereja .

ha1 ini sangat mengesankan. Di mesjid besar yang tersebar di selu- ruh P. Jawa, pada hari Jumat berkump;l ribuan orang, tetapi mesjid yang kecil di desa pun memperlihatkan ha1 yang sama.

Sebuah contoh akan dibicarakan yaitu tentang sebuah desa di lereng gunung Gede sebelah utara Sukabumi: Nagrog adalah salah satu kampung d i desa Karawang, di situ diadakan salat J umat. Sejak pukul sebelas orang berdatangan dari daerah seki- tarnya ke mesjirl. Semua berpakaian rapibl, beraneka warna, juga anak-anak kecil. kuji-huji berdatangan rlengan pakaian bagus, hcrjr(buh clan lneinakai serban. Arla yang berjalan tanpa alas kaki dan lnereka ii~encuci kaki di kulah cli depan pintu mes.iid; lriercka yang berjalan dengan sandal ~neletakkan sandalnya di depan mes- jid. Kiai yang memimpin salat telah lama duduk di serambi rumah- nya. Hari itu ia tidak memberi pelajaran, kcparla murid-muridnyn. I'ada jam duabelas, Aohkol rlibunyikan untuk yang terakhir. Kiai berwutlu, n ~ e n ~ a k a i jubah liijau dan sorban. Sebelum jam duabelas ia masuk n?esjitl yang telal~ penill1 s ~ s a k , juga di seralnbi terdapat sekitar 100 orang. Dari rnesjid tertlengar suara orang tricwguji. dan juga yang scclank salat. 'I'cpat j a n ~ .cii~ahelas atla orang yang pergi ke tempat berlilg i~ntilk meniukulnya. Keniutlian terdengar suara azan. Lalu tlilakukan salat s u ~ l a l ~ tunpa imcntz. Kemiitlian terdengar ikumut, Ii1lu kllatib naik nihnhar u ~ i t ~ ~ k nieng- i~capkan khutbah.

Itulah suatu gambaran tentang jalannya salat Jumat, di se- buah desa pegunungan yang ,sederhana di daerah l'riyangan. Hal ini telah terjadi berabad-abad yang lalu dan orang asing juga mempunyai kesan yang sama. Contohnya Valentijn (1666-1 727) yang menggambarkan tentang agama Islam dan memuji sikap yang khidmat orang Muslim di dalam mesjid, berlawanan dengan sikap keduniaan dan ketidakkhidmatan orang Kristen di dalam gereja? ' ) Seorang gubernur Maluku pada pern~ulaan abad ke- 18, bernama Pielat, menulis dalam laporannya: "Saya harus menambahkan tentang sikap orang Kristen yang memalukan yaitu bahwa orang Islam di sini tidak pernah meningalkan ~ a l a t Jumat, ha1 ini berlawanan dengan masyarakat Kristen yang kurang

41). Valentijn, masalah agama di Ambon dalam cerita panjang lebar '. . . Mengenai Amboina. Jilid 111 (karyanya yang besar Oud en Nieuw Oost-Indien), Dordrecht dst, 1726, hal. 24.

Khu t bah sebagai bagian salat Jumat memerlukan pem bicara- an yang lebih panjang. Karena meskipun sudah lama, dalarn abad sekarang khutbah itu merupakan bahan perselisihan pendapat dalam agama Islam di Indonesia. Peraturan berkhutbah tidak sama dengan peraturan ceramah agama, khutbah itu sejak dahulu terikat pada beberapa persyaratan yaitu rukun yang berjumlah lima. Dalam Fath a l - ~ a r i b disebut : (1) memuji Tuhan (3) salam dan se1awa.t kepada Nabi Muhammad s.a.w. (3) peringatan untuk taat kepada Tuhan (4) membaca ayat suci Alquran dalam salah satu dari dua bagian

- khutbah (al-Lhutbatiini) (5) berdoa untuk Mukminin dan Mukminat, dilakukan dalam

bagian khutbah yang k e d ~ a . ~ 3,

Dalam syarah Fath u l -~a r ib , His_hiya a1 -Bijiiii, dikatakan bahwa kedua bagian khutbah harus dilakukan dalam bahasa Arab dengan pembatasan sebagai berikut: Harus dalam bahasa Arab jika di anta- ra hadirin ada seorang Arab: jika tidak ada maka cukup dilakukan dalam bahasa yang bukan Arab, kecuali ayat-ayat Alquran yang harus dibaca dalam bahasa Arab. Selanjutnya diharuskan adanya seorang .di antara hadirin yang mengerfi bahasa ~ r a b . ~ ~ ) Maka dapat diterima bahwa di P. -Jawa khutbah di mesjid pada hari Jumat sejak berabad-abad diucapkan dalam bahasa Arab. Baru pada permulaan abad keduapuluh ini ada perlawanan mengenai khutbah yang diucapkan dalam bahasa Arab saja. Perlawanan ini sebagian dapat deenge r t i karena adanya pembaharuan dalam agama Islam di Indonesia, tetapi juga faktor-faktor luar negeri ikut membantu. Bahwa ada yang menghebohkan mengenai khut- bah dalam bahasa Arab saja, pertama kali saya ketahui terjadi pada tahun 1927, ketika ada perselisihan di P. Bangka. Di sana diajukan sebuah'keluhan kepada pemerintah terhadap seorang guru agafna yang sangat reformistis yang bernama Haji Bakri. Ia mengatakan pada suatu salat Jumat di mesjid Muntok mengenai khutbah dalam

42). E.C. Godee Molsbergen, Geshiedenis van de Minahassa tot 1829. Weltevreden 1928, hal. 109.

43). Fat4 ai-~a<b. ed. Van den Berg, hd. 180. 44). ~l-Bi j i~@dsJi -va , I, hal. 228. Bandinzkan I'inat al-Tdibih, 11, hal. 69.

Page 22: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa
Page 23: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

'I 54 Beberapa Studi Tentong Selarah Islam di Indones~a

I

Mesjid-mesjid d i Pula" Jawa 5 5

dan wakil-wakil Muhammadiyah, semilaaya kurang) lebih 500 orang. Surat permohonan Muhammadiyah dibacakan dan kepada semua yang hadir pertanyaa~l d i ajukan, apakah mereka setuju dengan permohonan ini. Kemudian terjadilah perselisihan paham antara seorang guru ngaji dan seorang wakil Muhammadiyah; yang akhir ini mcnekankun bnilwu scmua ornne yang rnendengar- kan kht~tbail itu i~arus mengcrti isinya, n ~ a k a dari it11 kliutball di- terjcma11l:an ila1a111 bal~asn prihtinli. sebab kcban yakan orang cli sini Licluk mengerti ballasa Arab. (;uru ngaii scbaliknya menuniuk- kun b a i ~ w ; ~ Illcni~nll p c ~ l ~ n i u k Allillran Litlak ilillari~skan 111cntel:ic- mahkan khutbah da la~n bahasa prib~uini, sebab Nabi telah bersabda bahwa senlua orang Islam kaius inelakukan salat seperti cara yang dilakukan oleh Nabi. Karena Nabi ~nengerjakan salat dalam bahasa Arab, ~ n a k a orang-orang Muslim sekarang berkewajiban pula untuk mengerjakan salat dalain bahasa Arab. Maka dari it11 ia tidak setuju dengan terjemahan kh'utbah dalam bahasa dae- rah. Ketua kemudian bertanya kcpada semua hadirin, bagaimana pendapat mereka mengenai soal ini. Keinudian seinua setuju khutbah tetap seperti sekarang dan mereka tidak seti~ju khutbah diterjemahkan da la~n bahasa daerah.

Persoalan , bahasa khutbah pada tahun-tahun berikutnya kehilangan aktualitasnya. Tetapi persoalan it11 tet:ip ad;!, iili dapat dilihat dengan terbitnya buku fikih oleh H. Sulaiina~l Rasjid pada tahun 1950 yang berjudul Fiqh ~ s l a r n : ~ ti )

Jika seorang khatib mengi~capkan khutbahnya dalam bahasa yang tidak dimengerti, maka tujuan khutbah itu sia-sia belaka; . . . bagi kita terang bahwa khutbah di Indonesia seharusnya diucapkan dalam bahasa Indonesia.

Dapat disebut juga sebagai peribadatan di mesjid yaitu sahr sunat pada kedua hari raya, Idulfitri dan Idulkurban, kedua-dua- nya juga dengan khutbah. Sejak tahun duapuluhan kedua salat sunat ini selain cli ~nes.iid juga rlilakukan rli Inpangan terbttka. Perkumpulan Muhammadiyah telah mulai dengan pertemuan di lapangan terbuka 7 , pada tahun tigapuluhan jumlahnya bertambah. Pada saht id yang untuk pertama kali saya hadiri

46). H . Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, cetakan ketiga, Jakarta, 1958, hal. 110. 47). Mengenai salat di lapangan ada uraian panjang lebar dalarn Eingrnenta Islarnica,

hal. 5 2 dan seterusnya.

/ khutbah diucapkan sebuah nasehat. I Data-data yang terdapat di Jawa l'engah dan Jawa Timur ada-

lah: Sejak tahun 1924 d i Brebes khutbahnya diucapkan dalam bahasa Arab dahulu, diikuti ole11 terje~nahannya dalam bahasa Jawa. Di Kal>upaten Purboliilggo pada tahun 1929 keadaannya seperti berikut: Di ~nesjid khutbah tidak tentu d i ucapkan da la~n bahasa Jawa, hanya kadang-kadang, jika dianggap perlu oleh penghulzc atail naib dan ha1 ini dilakukan belum lama berselang. Mengenai kebiasaan di Yogyakarta pada tahun 1930 dicatat seba- gi berikut: di mesjid Kasultanan dan di Pakuala~nan khutbah dalah bahasa Arab, diulang dengan bahasa Jawa: ini juga terjadi pada kedua hari raya Islam. Idulfitri dan Idulkurban: di mesjid Pakualaman kebiasaan ini sudah terjadi sejak tahun tigapuluhan. ~Mengenai Kabupatell Tuban pada tallun 1928, Bupati memberita- &an sebagai berikut: me~luru t keterangan Pengh~llu, khutbah di niesjid Kabupaten Tuban tidak pernah diterjemahkan dalaln ba- hasa Jawa, kecuali pada t a h i ~ n 1926 atas saran Kanjeng Raden Adipati Arya Koesoemoadiningrat. Tetapi ini hanya terjadi kurang lebih lima kali saja, karena ada seorang yang bernama Haji Moe- han~mad Moertolo, seorang guru aga~na di Kampung Maka~n Agung yang dianggap pandai tentang soal-soal agama dan menlpu- nyai niurid banyak. Dia tidak setuju dengan terjemahan., karena

>Nabi Muhammad tidak mengerjakan ha1 ini. Maka dari itu ia meng- anggap terjemahan ini sebagai bid 'ah, ini berarti tidak sesuai de- hgan keinginan Pesurilh Allah, dan juga berarti orang yang menter-

ahkan itu seperti orang yang merendahkan agama, karena dia enyimpang dari jalan Pesuruh Allah. Karena menurut pendengar-

Penghlu , banyak orang yalig setuju dengan pendapat Haji Moe- mmad Moertolo. Penghulu ~nernberitakan ha1 ini kepada Kan-

eng Raden Adipati Arya Koesoenioadiningrat. Ia berpendapat ahwa lebih baik terjemahan itu ditarik kembali, sebab sudah erang bahwa banyak orang tidak setuju.

Juga di Kabupaten Pasunlhan .brang berkeberatan terhadap erjemahan khutbah hahasa Arab. Pada tahull 1930 pe~nimpin uhammadiyah minta kepada yang berkuasa bahwa khutbah hari

umat dan Hari Raya di mesjid akan diucapkan dalam bahasa bumi. I'emerintah 1)aerah lalu mempunyai cara yang ~111ik i111tl1k mecahkan persoalan ini: yaitu diidakan rapat d i bawah pimpin- Wedana Pasuruhan. Hadir pada waktu itu beberapa pegawai

merintah daerah, pemimpin orang-orang Arab, ajung Penghulu

Page 24: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

t!: '

/.

i; (.

g C b

f>.

b E ! i; t

... . , . . .

dan wakil-wakil Muhammadiyah, semuagya kurang'lebih 500 orang. Surat permohonan Muhammadiyah dibacakan dan kepada semua yang hadir pertanyam di ajukan. apakah mereka setuju dengan permohonan ini. Kemudian terjadilah perselisihan paham antara seorang guru ngaji dan seorang wakil Muhammadiyah; yang nkhir ini mcnckankan bilhwa scmua orang yang menilengar- k:in ki~t~tbrtll itu i~nrils mcnperti isinya, maka dari itu ki~iltbah tli- terjcmal~kan clala~n bahasa pribunli, sebab kcbanyakan orang tli sini ticlak ~iiengerti baliasa Ar;~b. (;ilru np'lii scb;rlikny a nlcnuni~tk- kan bail w.1 nicnunll pett~tiitrk Alcl~~ran l~tlnk Jillaruskan 111entel:ic- mahkan khutbah dalam bahasa pribumi, sebab Nabi telah bersabda bahwa senlila orang Islam harus melakukan salat seperti cara yang dilakukan oleh Nabi. Karena Nabi lnenge rjakan salat dalam bahasa Arab, lnaka orang-orang Muslim sekarang berkewajiban pula un t~ lk lnengerjakan salat dalam bahasa Arab. Maka dari it11 id tidak setuju dengan terjelnahan kh'utbah dalam bahasa dae- rah. Ketiia kemudian bertanya kcpada semua hadirin, bagaimana pendapat mereka mengcnai soal ini. Kemudian semua setuju khutbah tetap scperti sekarang dan mereka tidak setilju khutbah diterjemahkan dalaln bahasa daerah.

Persoalan, bahasa khutbah pada tahun-tahun berik~rtnya keliilangan aktualitasnya. Tetapi persoalan it11 tct:rp adq, ini dapat dilihat dengall terbitnya buku fikill oleh H. Sulairnan Rasjid pada tahun 1950 yang be rjudul Fiqh slam:^ )

Jika seorang khatib mengucapkan khutbahnya dalam bahasa yang tidak dimengerti, maka tbjuan khutbah itu sia-sia belaka; . . . bagi kita terang bahwa khutbah di Indonesia seharusnya diucapkan dalam bahasa Indonesia.

' Dapat disebut juga sebagai peribadatan di mesjid yaitu saht sunat pada kedua hari raya, Idulfitri dan Idulkurban, kedua-dua- nya juga dengan khutbah. Sejak tahun duapuluhan kedua salat sunr~l ini selain di lnesiitl jueir tlilakukan tli lapangan tcrb~lka. Perkumpulan Muhammadiyah telah mulai dengan pertemuan' di lapangan terbuka pada tahun tigapilluhan jumlahnya bertambah. Pada saht id yang untuk pertama kali saya hadiri

46). H. Sulairi~an Rasjid, Fiqh Islam, cetakan ketlga, Jakarta, 1958, hal. 110. 47). Mengenai d a t di lapaqan ada i~raian panjang lebar dalam E'ragmenta Islamica,

hal. 52 dan seterusnya.

i ' 56 Reberapa Studi Tentang Seja~dh Islam d i Indonesia

> adalah Hari Raya Idulfitri. 1 Syawal 1352 atau 17 Januari 1934, d i sebliah lapangan di luar kota Jakarta. Khutbahnya dalam bahasa Indonesia, teks khutbahnya dijual di tempat itu dan banyak yang mengikuti khutbah dengan teks di depannya.

Kelnbali tentang mesjid. Di dalam bulan Ramadan (bulan puasa), mesjid-mesjid dikunjungi selain untuk salat wajib, juga terutama unt~rk salat taraweh, "salat dengall istirahat" (tndonesia taraweh; Jawa trawelz; dalam bahasa Jakarta dan sekitarnya

11~el1, Irc~lvi l i l w:rkt~111ya sctcl:~l~ saht I S I \ U , k c m ~ ~ d i a ~ i rugs ~rntuk i'r~l\cl/ patla waklu 10 iuri tcrakilir hillan K,umailan.

I'tiklif artinya sengaja berada di mesjid dengan tujuan beriba- dat selarna waktu tertentu. I'tikaf adalah ibadah sunat, terutama pads wnktu 10 hari tcrakhir bulan U;rnladirn. Illenilnlt colltoh Rasulullah: "Rasirlullah biasanya melakukan f'tikzf pada waktu 10 hari terakhir bulan ama ad an".^^' Ati~ran irntlrk melakukan i'fiLat' ~crclaptrt dalam b~rku-buku ilnir~ t'ikitl."" begilu 1~1gu cl:~lan: kitab Ibya' 'ultim aldin dari a l - ~ & a z i l i . ~ ~ ) Harus disebut juga dua Ilsl yanp bcr l l~ lb~~ngan tlcngan /)clahs:r;~n i ' i~XZt ' tli 1'. Sawa !lait11 Iial-11s didah~rlui o l c i ~ niat sc l :~ t i tiel:ik ~ucllinggalkun ~~icsi i i l hccu:tli untnk heri~ajat. latipa kccluanya itit i'iil\J/'tidah sail.

Sekarang tentang penganialannya. Berita ini berasal dari seorang Arab terpelajar yang berasal dari Hadramaut dan tiu.ggal di P. Jawa: lamanya i'tikiif tidak ditentukan, bisa sat11 menit dan harus didahului oleh niat. Sclallla i'tikif orang diharuskan menger- aka" amal-amal baik: salat, zikir, nzembaca ~ u i a n ; berbicara

leh asal tidak mengenai soal-soal keduniaan. - Dari berbagai erah diterima berita sebagai berikirt: di Serang selain bulan mada an. jarang tlilakuknn i'i'iAut tlari waktu is.1.u s:lmpai srlhlltl

erus-menerus; mesjidnya, biasa ditutup pada waktu malam. Tctapi orang informan saya. seorang kiai Banten bcrkata: "Saya me- erjakan i'tikaf tidak lebih lama dari sat11 jam". - Di Jakarta da tahun 1929. 1930, dan pada tahun 1935 Peyghulu Kepala

nengatakan bahwa i'tikaf it11 (bahasa Jakarta i f ikap) jarang dilaku- an; mesjid ditutup pada waktu malam, juga dalanl bulan Rama- an; dia tahu adanya seorang haji tua yang biasa berada di mesjid

8). .Al-~uk_h%L Sahih, Kitiib al-Sawm, Bib al-i1tik?f. 9) . Fatb a l -~a t fb , hal. 269: al-Bsjiiri, ( f I&ba, I, hal. 314; I5nat al-ThrilibG,, 11, 358. 0). AIGhaza7, I11.vii' 'trliim al-d&, jilid I , Kitib Asrar aI-Sawm.

Page 25: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

F r

r 58 Beberam Studi Tentang Sejamh Islam di rndonesia

Mesjfd-meslid dl ~ u h u Jawa 5 7 1 I Fzrihahi (9. I), selama kurang lebihb 10 menit. lni fedadi pada

i Tanah Abang sepanjang bulan Ramadan; mesjid ini malam jugs tahlin tigapuluhan. dan dita~nbahkan bahwa pertelnuan tarikat I ditutup, dan haji it11 tidur di waktu malam; pada siang dan Petang Nuksibiindiyall Khalidiyah di1akuk.n di mesjid-rnesjid yang

1 I I h a dia sibuk dengan salat, zikir, dan ibadah lainnya. - Di Cire- khulifah tarikat tersebut menetape

k ban i'fikdf biasa dilakukan dalam bulan Ramadan, tetapi jugs Pads E

Kembali k e ~ a d a pembicaraan semula: adapun yang termasuk 6 malam Jumat, maka Mesjid Agung tetap dibuka sepanjang n ~ d a m . ibadah di dalam mesjid ialah kedua salat id, yaitu Idlllfitri dan C' Di Sukabumi yang melakukan i'tikiif sedikit, hanya empat I

Idulkurban Yang telah dibicarakan di depan. Kcdua-duallya nleru- I

I , atau lima orang. Di Cianjur i'tikiif lebih banyak dilakukan: seorang ~ a k a n inti d a h n merayakan kedua hari raya ini, yallg kemudian

mints izill kepada Penghulu Kepala untuk tiuggal di mesjid selalna ads perbedaan dalam adat istiadat. Membentangkan ha] itLl secara I sepuluh atau duapuluh hari. Orang yang seperti itu la111 berada di ~ a n j a n g lebar adalah di luar bab ini, sebab adat istiadat it11 dilakll-

sebuah kamar kliusus', di situ dia makan dan tidur, pada waktu kan di luar mesjid. Sayang ha1 itu harus dikatakan jugs terhadap sa]at dia ikut salat bcrjarnaall di mesjid. Ada duapuluh atall dua hari raYa lainnya yaitu hari raya Mikraj dan Malllid Nabi. tigapuluh orang yang melakukan ha1 itu setiap tahunnya, keba- Mengenai Mikral telah saya tulis dala~n karangan p y a Fragmenta nyakan dalaln bulan Ramadan, ke~nudian dalalll b~llan Rajah dan . ' Merayakan hari rdya Maulid di ~ ~ ~ d ~ ~ ~ ~ i ~ mestinya Li1111i.iiaIi. Jugs harus dibicarakan; Maulid Nabi itu dirayakan di &lam dan di

Di Kunjngall Indramayu sc telah ditanyakan ruPanY a luar mesjid. Maulid (millud, seperti ucapan orang Indonesia), I tidak banyak yang menjalankan i'tikiif itu. Makin ke timur discnangi rakyat dan merupakan perayaall yang meriah, hal

sanpai ~ol ldowoso, saya hangla mendapat data-data yanp sedikit I itu membutuhkan bab tersendiri. I Llntuk disebutkan di sini, kecua1i Surakarta, pada tah~ln 1936 Akhirnya dapat disebut juga sebagai ibad* 1 I 1 yang dilakukan di I PellghL~lL~ Mangkl~neyurun niemb'eritahukan: i'tik'df dilakukan di dalam mesjid addah sah f lenazah untuk orang yang mening- ,

tcnltama di bulan R;11nadan iuga pada ~n:lla~ii Jumat, tetapi gal. Addah sunah i l n n ~ k melakukan ha1 ini di nlesjid,52) tetapi lianya Lllltllk Sat~l atau t lua jam. Siapa ynng ingin niclakukan i'ti&f di dalam prakteknya berbeda. Di Banten tempat salat jenazah pada lnala\j hari harus minta b in pada I'c:~rrl~frllr. ad4 yang nlellger- adalah di nlmah orang Yang wafat terutania di serambinya atau jakal.1 i'tilicif sepanjang nialani Jurnat. bale, jugs di serambi bale atall serambi mesjid, jugs bukan di

Selain i ' t ikif juga dilakukan '~izla (Sunda Ujlah) artillya me- semmbin~a .tetapi di ruangan dalam. Jika mangall rumah orang . nyendiri. Kebiasaan ini hanya saya ketahui di Cialljllr, ini berarti Yang wafat tidak cukltp lllas. salat jenazah dilakukan di bale

bAwa seseorang menyendiri untuk beberapa waktll di salah terdekat; j l l q di dalam mesjid terutama 11nfuk orang-orang satu k a m x yang disediakan atall di tingkat atas mesjid, di situ yang mempuny ai kedudukan. Di Banten tidak akan kekLlrangan ia dapat tinggal dengan tenang. Orang tersebut lfien~ibukkan diri bersedia untuk melaksanakan salat jenazah, meskipun

I dengan salat. membaca Quran. dan tafakur. Dia PLlasa ahL1 me- tidak kenal orang yang meninggal itu. Mereka jugs ikllt I

ngurangi makali dan minum. Boleh juga orang lnengedakal1 ngantar jenazah ke kuburan setelah mereka salat. - Di Jakarta juzla di nlmah sendiri, tetapi ini mc~nbawa kesulitan, kecuali kalau

I

i emPat untuk salat jenazah adalah mesjid atau lallggar yang din rnempllllyai tujllg sCll(\iri. Sebiyili syarat 'riclu adalair: makan,

terdekat; di desa-desa sekitar kota 'salat jenazah dilakukan di I minum, tidur, dan bicara sedikit. Sem"anya mengingatkin mah orang yang meninggal, jika langgar atau mesjid terla-

kepada latihan sebuah tarikat atau sekte mistik. Di mesjid Cianjur l e t a k n ~ a - S ~ a r a t - s ~ a r a t yang terdapat pada kitab fiqih ialah diadakan latihan tarekat Naqsubandiyya dan K_ha l id i~~a dengan imum salat jenazah itu liarus anggota kelllxga si mayat, teratur. Di &pan mirnbar ada mangan Yang daPaf diketahui karena adanya tulisan ini: Hid_hii1l-mahall waqf li ahl'l-?arTqat al-Naqshibandiyyaf al-ghilidiyya. Tiap hari kllrang lebih O0 Iskrrnica, hd. 125-155.

orang &tang ke sini sesudah salat aSar untuk membaca Surat Hii&iya, I , hal. 260.

Q 112). Surar Alam N a W ? (Q. 9q), dan S ~ r a t ab

Page 26: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

Mesjid-rnesjid d i Pulau Jawa 59

yai t~ l ayahr?ya atau penggantinya, kernudktn ayah pengganti itu, kemudian anak laki-laki, kemudian anaknya laki-laki itu, kemu- dian saudara orang t ~ a n ~ a . ~ 3' A t ~ ~ r a n ini di Jakarta tidak ditaati Menurut Penghulu Kepala, imam selalu dipilih di an tara orang- orang yang dianggap mengetahui aturan-atyran salat ini.. Dl Suka- burni diceritakan oleh Penghulu Kepala kepada saya, bahwa salat jenazah biasanya dilakukan di rurnah orang yang kematian, dan di mesjid atau langgar hanya kalau letaknya dekat, ini te rjadi di desa dan di kota; salat jenazah untuk anak-anak dilakukan di rumah. Irnannya orang yang rnampu atau yang mau: anggota keluarga, seorang kiai atau amil. Di Cianjur dali Bandilng kebiasannya'seper- ti berikut: salat jcnazah dilnkukan di mesjid jika ha1 ini menpa- kan pennintaan yang ineninggal, atau' jika ahli warisliya menghen- dakinya. kalau tidak di rumdl yang meninggal atail jika rumahtlya terlalu kecil, salat ini dilakukail di halaman. di Cianjur pada hari J urna t rnayat dibawa ke mesjid, sessat sesudah salat Jumat. Di Surakarta menurut Penghulu Kepaia biasanya salat jenazah dilakukan di rumah: jika rilrnah11y.a kecil dibagi nlenjadi kelom- pok untuk bergantian salat jenakah. Jika tidak ada ruangan sama sekali, ~naka salat jenazah dilakukan di kuburan, tetapi ini jarang terjadi.

Dalam agalila Islam masih ada salat lain L I I ~ ~ L I ~ mayat yaitu yang disebut shalat 'Qla 'I- ga'ib, "salat itntuk orang yang tidak hadir".5 4 , Cara rnelakukannya sama dengall salat jenazah. Orang Mukmin yang karena jaraknya jauh atau karena sebabsebab lain tidak dapat menghadiri pemakalnan masih dapat mclakukan salat gaib. Tempat salat ini tidak perlu di mesjid, dapat ji~ga di lakukan cli riulllah, tctapi mesjid itu 1ebB1 aftlal, ini tlagat dilihat tlari con- toh-contoh berikut. Di seluruh Banten salat gaib dikenal orang ternpatnya selalu di mesjid. Waktunya adalah segera setelah dide- ngar kabar tentang kematian anggota keluarga atau telnan baik di tempat, lain, tetapi ditunggu sa~npai acla kcpastian, ballwcl yang ~neninggal telali dikubur. Tcnttulg keatlaiun di Jakarta, Penghillu Kepala memberitahukan bahwa salat ini jarang dilakukan oleh orang-orang Indonesia, tetapi banyak dilakukan oleh orang Arab. Untuk it11 lebih baik dipilih hari Jilrnat dan sesudah salat Jurnat

5 3 ) . ~'anatal-~CiibTn, 11. hal. 130. 5 4 ) . Ibid. hal. 132 dan seterusnya.

di mesjid. Lebih dahulu imam diberitahu dan diminta untuk mengumumkan; . setelah selesai salat wajib ia memanggiI yang hadir dalarn bahasa Arab .untuk salat gaib d-engan riama yang meninggal dan juga untuk orang, Muslim lainnya yang telah me- ninggal "mudah-mudahan ' Allah memberi pahala : kepadamu sekalian!". Tidak semua pang hadir ikut salat, tetapi biasanya masih ada 40, 50 orang. Di. ternpat lain d i P. ~ i w a juga dilakukan

. salat gaib >eperti terbukti setelah ditanyakan, sedangkan hari umat dan dilakukan di mesjid. Diberita-

taliun 1938, balmwa ~erkunlpulan "Nah- kat i~nti tk lnengadakan pertemuan di rnesjid

p-tiap bulan 'untuk rrlelakukan salat . gaib gi yang meninggal d i antara anggota perkurn-

darig-kaclang salht ini 'juga - merupakan. peringatan atas. enting atau orang ,yang tnelnpunyai kedudukan' lrgronje mengatakan dalam bitkunya "Mekka",

. setelah meninggalnya Qi'itbey, Sultan Mesir d a t ~ Siria ketiga nlesjid Meltah, Medihah dan Jcrtlsa-

gaib.5 '' Di n~es.jid Tanah Abong dilakukan ari .Jumat 1 Mei ' l936 setelah salat Jumat 'un-

esir, dua hari setelah wafatnya; ha1 i t ~ ~ orang Arab yang ter~nasuk 'AlawiyyCn.

emimpin politik 1 ritlonesia .l.)r: Soe torno, di Cicurug dan di . ~ b r u g , keduanya terletak

karang telah dibicarakan ibadah urnurn yang dilaku- -rnesjid P. Jaws. Sekarang kita akan meneliti ke- aan lain yang dilakukan di mesjid. Mesjidjuga rneru- pengadilan dan. tempat nikah; kedua ha1 ini akan

lam Bab Penghulu di Pulau Jawa. empat untuk melakukan sumpah: .ada sebuah

ilakukan "di dekatmimbar?, ini termasuk sumpah ah ini di P. Jawa dilakukan di pengadilan.' Orang:

sumpah berdiri di depan m'imbar, 'tetapij t e jad i erada .di dalam rnimbar, jongkok di atas tangga duduk di atas bangku rendah.$ ' )

55). Snouck Hurgronje, Mekka, 11, hal. 189. 56).1'4'hat al-TdfbG, I V , ha!. 31 7. 57).Tentang sumpah mimbar (Jawa Sunda), lihat Fragments Islamica, hal. 84.

Page 27: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

1 62 Iiebempa Studi Tentang Sejarah Islam di lndoneskr ,Vlesjid-mesjid di Puiau Jqwa 6 1

Mesjid juga menjadi tempat belajar agama: di P. Jawa mesjid tidak menjadi pusat pengajaran agama yang tinggi seperti yang t e j ad i di negara-negara Arab, padahal mesjid di Mekah dan Kairo (Al-Azllar) sejak berabad-abad merupakan pusat pengajaran teologi.

Di P. Jawa pendidikan agama sejak dahulu diberikan di paian- tren (Sunda). pesantren (Jawa; di samping itu kemudian ,didirikan nzadrasah. Bahwa di dalam ~nesjid juga diberikan pelajaran agama,

bukan suatu pcraturan di 1'. Jawa. kerap kali itu hukan pclajar- an permulaan. tetapi pelajaran agama 'ilntuk orang-orang dewasa. Di Jakarta nlesjid tidak dipakai sebagai tempat tnengajar agama, ini nienurut Pengliul~~ Kepala, lial ini dilakukan di te'mpat ibadat yang kec~ l atail langgar, di situ diberikan pelajaran agama di waktu nia- lam bagi oran3 dewasa. Pelajaran dasar iintuk anak-anak diberikan dirumali gilru. la scndiri ~ n e ~ n b e r i pelajaran agama tiap pagi dan malam di mesjid Kebon Jeruk, yang terletak di dekat rumahnya. Tiap pagi scbelum ~natallari terbit ( la nlengatakan ha1 ini pada ta- h i ~ n 1936 dan kemi~dian taliun 1947) ia pergi ke niesjid. menjadi imam salat subuh dengan duap~~ lu l i atau tigapuluh orang ma'mum, scmililnya dari dnerali sekitarnya. Kemudian ia memberi pelajaran yang lamanya tidak lebiil dari setengah jam. pada hali ini teiitarig at i~ran ~t~t ldi i dan salat, pada hari lain tentang halal dan haram, ke- mudian juga .tentang risiil a l d h , atau tasawuf, ilmu batin. Pada hari Juni'at tentang salat J ~ ~ m a t . dalam bulan Ramadan tentang puasa. Pada ~iialam liari waktu pelajarannya antara salat lnagrib dan isya. pelajarannya mengenai hal-ha1 yang agak tinggi dan me- niakai kitab. yaitu tentang hatiis, fikih, lfsuludin dan tasawuf.

Di Sukabumi di liiesiid besar dekat alun-alun ada beberapa 2uru yang membcri palajaran, meskipun tidak teratur: tempatnya di serambi atau di dalam rnesjid. Di desa selcitar Sukabumi kiai-kiai memberi pelajaran di serambi mesjid yang bersangkutan.

Di Cianjur setiap hari Senin dan Kamis pagi di serambi mesjid diberikan pelajaran agama bagi orang dewasa dari kitab, masing- masing satu jam; juga pada malam hari pelajaran mengaji Quran diberikan di serambi mesjid, antara salat magrib dan is-va.

Di Yogyakarta di serambi mesjid Pakualaman dan Kesultanan diberikan pelajaran agama pada waktu-waktu tertentu. Dahulu pelajaran ini diberilcan dalam mesjid sendiri, tetapi ini dianggap kumng pacla tempatnya. Jugs pclajaran tlilsar mengaji Quran dallu- lu dilakukan di mesjid, ini berakhir karena anak-anak pagi hari

ta tidak ada pelajaran agama di Mesjid Agung, tempatnya adalah di Madrasah Manba 'al-'ululn, yang terletak di dekatnya. Di dalam pesantren Jamsaren yang terletak di dalam kota,, pelajaran agama diberikan di mesjid yang dibuat dari batu, tlan berdiri di tengah-tengah yang dikelilingi pondok-pondok. Guru duduk dekat tiang mesjid dan uutri-san tri mengelilinginya, di hadapannya ada sebuah meja pendek yang disebut dampar. Di desa Tonoboyo sebelah barat Magelang, pada sua t t~ hari dalam bulan Ramadan, duduklah sehanyak tigapulhh santri di seran~bi dan di tangga-tangga sera~nbi mesjid sctemput. mereka nlendapat pitlajaran illnil I'iki11 rlari scorang gun^. I)i I'i~bicn pengliulu mcnlbe- ri pclajaran tli mesiid tentang Sufl<r t r l - ~ r i ~ ~ C r K seperti yang rlise- but rli datam hab P~t~plzirlrr (ti I311urr .IUIVU. I'atla t:~hun I Cll'' Hupali Lumajang mengatakan kepacia saya, bahwa sebelutnnya ada seorang kiai yany minta izin kepadanya untuk me~nberi pelajaran tlgan~a d i mesjid. Atas saran penghulu, permohonan itu ditolak

. berdasarkan pendapat baliwa mesjid itu t en~pa t i ~ n t u k beribadah. ' bukan ten~pat untuk menga.iar agama. Masih ada beberapa tempat

d j P. Jawa .yang dapat disebut, nlengikuti pendapat ini: tidal\ a& pelajaran agama di mesjid, baik d i seralnbi nlaupun di dalanl

Mesjid .sebagai tempat ceramah agama, dalam bahasa Arab 'diebut (tja'z, nqrha, t w w k Kata hva 'z sepanjang pengetahuan saya itidak dipakai dalam bahasa-bahasa di P. Jawa. Kata na$4a dalaln bdlasa Jawa dali Sunda menjadi izasehat, izasihat. Kata taswk .,daJam b d ~ a u Jakarta mcnjnrli tns~vir, tcslvir. tuswirun. Kata-kata .ini sc1nu8 dipakai Jalam arti peringatan rlalan~ soal agama. Waiz

-,adalah nama yang tertua dan dipakai untuk ceramah agama yang {bebas di dalam mesjid sesudah salat Jumat. Tiap orang yang !rlherasa dirinya mampu boleh mengadakan ceramah; ia berdiri di $en@-tengah mesjid di antara orang-orang. Mudahnya adaIah

it11 tidak I~arus rialarn bahasa Arab seperti khutbah asa daerah. Mengenai nasihat arti yang sebenarnya

yang baik. Mengenai taswir, guru saya Professor Snouck onje menulis dalam suratnya tertanggal 23 Juli 1 929 sebagai

ut: "Taswir arti asalnya adalah memberi bentuk, dalam arti utbah bagi orang yang tidak mengerti; juga at yang tidak berhub;ngan dengan khutbah".

-. . '. "kenar, nasihat atau taswiran itu menggantikan tempat wa'z

Page 28: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

Medid-rnesjid di Pulau Jawa 63

yang sejak dahulu berlaku, dan berabad-&ad berlangsung t e n s , di antaranya di Hadramaut sampai 1924 dan juga di Turki". Di Jakarta kata taswir tidak hanya dipakai untuk ceramah agama sesudah salat Jumat di mesjid, tetapi untuk semua cerainah agama yang bebas. Guru agama bangsa Arab yang bernama Sayyid 'AG b. 'Abd al-Rabman al-Habas& beberapa tahun mengadakan ceramah agama yang disebut taswiran di mesjid kanlpung Kwitang dan Pekojan di waktu malam antara salat magrib dan salat

is.va. 5 8 )

Akhimya beberapa kata mengenni tablig yaitu belituk ceramah agania yang modem di lndollesia yang digenkkan oleh perkumpul- an agama (Muhammadiyah. Nahdatal lama),' 9 , kenludian juga meliras ke lirar. Tablig it11 bentuknya seperti sebuah rapat, pembi- cars berlaku seperti dalam rapat juga pendengar-pendengarnya. Kerapkali ada kebutuhan penerangan agama d a l m lembaga-len~ba- ga dan khutbah dalam bahasa Arab itu kurang n le~l~enuhi kebutuh- annya. sedang nu';. teriknt pada waktu. Tablig dapat dilakukan setiap waktu rli rnana saja, di rumab. ruang rspat, atau n~esjid. Di mesjid R;rngkasbitung padr tshun 1941 diadakan tablig. ha1 ini Jist.bl~t iIal;un bab P(vrglrr11rc 1 1 ' 1 1 1 I Pada tahun 1939

Bupati Sukabuoli me~lceritak;~~i kcpadr s:lya baliwa dia lnenyuruh rruib dall Xulipulr di~crahnya ~ ~ n t l i k nicngi~dakan tablig bagi orang- orang. Pada waktu it11 saya khilaf, di lnana tablig it11 akan diada- kan. mungkin di mesjid setempat. Tutapi silat tablib itu tidak ada hubungan antara tablig d i n mesjid.

Mesjid sebagai trtnpat makaa-tnaknn yang inempunyai hu- bungan d e n a n agama. nama Arabnya adalah xul~ma, dalam baha- sa Indonesianya berlnacaln-nlacam, di P. Jawa yang paling terkenal disebut slametan. Walimah bolch dilakukan di mana-mana, tetapi juga di mesjid. lni adalah mempakan penoalan yang menimbulkan perselisihan. Ada seb~l:dh karangiil khusus rnengenai ha1 ini dari orang Arab Jakarta yang bernama Yahya b. ' U B n ~ a n b. 'Abd. Al- lah b. Yahyi al-'Alawl, yang berjudul "Bukti-bukti orang yang mencari peraturan menurut syariat tentang mengadakan jamuan makan'di dalam r n e ~ j i d " , ~ ~ ) sebuah uraian yang merupakan perla-

58). Uraian panjang dalam Fragments Islamica, hal. 55 dst. 5 9). Untuk daftar pustaka mengenai tablig lil~at cahtan 27 bab Penghulu di P. Jawa;

bandingkan catatan 21 bab Reformisme Islam dilndonesia.

60).Da1T1il al-n@id 'an ah& al-waE'im fill-masiijid, Batavia 1356 H. Bacaan dalam bahasa Melayu, dengan kutipan-kutipan i dalam bahasa Arab.

6 4 Bebempa Studi Tentang Sejarah Islam di Indonesia

wanan terliadap jamuan makan yang diadakan di mesjid. rumah Tufran (Bayt Allah); bukti-buktinya diambil dari Quran, Hadis. 'dan ajaian ulama-ulama. Dalam prakteknya ada perbedaan antara jamuan makan di dalam mesjid dan jamuan inakan di serambi. Aturan yang betul ialah: jamuan makan dalam perayaan Maulid dap Mikraj diadakan di ~e rambi , hanya jika orangnya banyak sekali dilakukan juga d i dalam mesjid.

Sehga i contoh untuk meneran$kannya ialah dari Banten, di situ rnasih hidup kebiasaan-kebiasaan yang lama. Di Serang jainuan lnakan yanp diadakan pada perayaan Maulid, Mikraj, dan h l a t al-Nisf niin S_haLb8n. yaitu lnalam pertengahall bulan Sya'- ban, disebut hajat. Perayaan Maulid adalah perayaan yang terbesar, kurang lebih 500 orang yang dijamu makan, tempatnya di seranibi di depan mesjid. Jamuan makan lainnya lebih kecil, tempatnya di, serambi di sisi mesjid. Di Banten yang 'riirsjidnya dibang~tn pada zaman kesultanan, pada ketiga kesempatan itu di adakan jainuan makan di serambi di depan incsjid. Padn tangal 2 Syawill.

* juga diadakan hajat di tingkat atas sebwll gedung yang nlclnprl- nysi bcntok model bangtinall Belanda dali tcrlrtiik iti salllpilp

mcsjid. discbiit riat?ra: 11alar i l i i diliidiri olch Bupi~ti dnn prlv;~yi ~ a i l y ~ ~ i ~ i ~ ~ l i ~ t : ~ t l ~ i ri(11)/(1 ~ I I I CIL*IIC:III l l i i l~ i~ i~ t . Mi11igki11 I \ I L \ Y ~ A J it11 meneriiskan suafu kebiasaall yang dallulrl di iui i ju~~g tinggl olch Sultan dan pengiku tnyn.

Mesjid sebagai tempat benllalalll. - Kita niulai dari Jakarta: boleh diperkinkan bahwi atas perintah Pe1igh~11~ Kepala, nlcsjid d h l a n g g r ~ s u d a h salat isyil herus dikunci dnn tidak diben izin 'untuk fempat be rn~dam, spalagi d i dalaln mesjid. Tetapi kadang-kadang terjadi ada seseorang yang krtilalanlan minta izin lltiluk brrmalam d i langgi~r. maki~ ia dibcri inin. Mellgenri Hiln ten nda keterangan lebih banyz~k. Di G. Kencana, sebelilh selatall Banten, saya lnelihat sebuah bale kcptlnyaall seorang guru tzgaji. Bale ini rupanya di sampilig nienjadi tnnpat ilntrik salat da11 me- ngaji,'juga merupakan telnpat tidur bagi enam orang santri, niiirid guru' itu: 'tikar dan pemlatall tidur digulung dan diletakkvn di sudut, d i pinggir-pinggir, dan dalam lemari-lemari yang terletak di pojok d i shpan buko-buku dan alat-alat rumah tangga kepunyaan santri-santri itu. Kenalan saya seorang Banten, bernama Irlan Zhstradidjaja mengatakan bahwa ia pernah berjalan kaki daii Rangkasbitung ke Bogor dalam waktu delapan hari. la bern~alanl ji mesjid-mesjid desa yang rnernptrnyiri lantai bersih, sebaliknya

Page 29: Masjid-Masjid Di Pulau Jawa

Mesjid-mesjid di Pulau Jawa 65

, lantai bale kerapkali kotor. Karena ia talqut tidur dekat minibar. ia rnerebahkan .diriagak jaith darimimbar tersebut. Ia rnenerang-

. kan: tidur di mesjid tlip.crbolclikan tli seiuruii Hante~i yaitu untiik orang-orang yang baik-haik, bukan untuk pengemis ,dan sebagai- nya. Dikatakan kepada saya,bahwa orangyorang yang ziarah ke tempat suci I'emi,jalian di' sotelall selatan Tasikiii:~lay:c, di tengall' jalan tidur di mesjid-niesjid, tetapi jugs dalam wanlng, toko-toko di iepanjang jalan, jika ili sana ail;^ tenipat i~n tuk ber~nalam. Ilari daerah-daerah' lain di P. Jawa snya juga rnenerima keterangan, b:ihwa di sana oranglasing yang tidak me~npunyai tempat beniaung cliperbolehkan bermalani di mesjici, kem ungkinan. tli sera111 bi. ti- dak cli tlalarn mesjicl. Berrnalam di mesjitl ka(lang-kadang mcmpu- nyai ti~juan ying lebili tinggi dari, pada Iianya tidur saja. Un t i ~ k niencapai keinginannya. seperti pangk.at rang :'tinggi orang ber- malam di rnesjid yang kcramat cli Ilcmak. F3a~airn:uia panJangan orang muslim di Jawa mengenai iiiesjitl itu? Yang terpeiajardi antaru. rnerekq mengetailui baliwu ~nesjirl it11 bukan tenipat kera- mat, . tetapi sebhali whqf, stiatu leiiibagi keaganiaan, diatur oleh perati~ran, yang terdapat ili dal&u kitab-liitab fikih. Unt i~k rakyat. mesjid itu bukan merupakari gedi~ng biasn, tetapiscbuah te~npat yang kenurnat yang harus didckati dengan pen1111 khidlnat oleil. o rang mukmin. Mesjicl it11 memberi suasana yang ."suci7'. I.)ikata- kan kepada saya, baliwu,pada waktu atlt~ be~i iaha alam.sepcrti nie- letitsnya gunung berapi dan banjir, p e n d ~ ~ d u k ygng ketakutan lari. ke dalam mesjid: Orang-orang yang taa t ' berternpat tinggal di sebuah kampunk, disebut Kauman, Pekauman, yang letaknya sela-. lu dekat dengan meijid, mungkin ini merupakan penjelrnaan dari keinginan i ~ n t u k dekat kepada sesuatu "yang syci" itu. Keinginan

. ' ilntuk dekat kepada "yang suci" dapat juga dilihat dari ,adanya beberapa ~nesjid "yang dianggap keramat", yait.11 rnesjid yang dikatakan dibangun . pada .Taman dahulu oleh orang-orang suci,

'

juga rnesjid yang terletak dekat ~ h a k u n yang,kerarnat; Kita ing:rt Wali Songo di P. Jawa, tetapi masih juga ada orang suci lainnya

'

yang makam dan niesjiclnya diziarahi oleh orang-orang yangda- tang dari jauh. Mengenai mesjid dan ~nakarn yang suci ini sudah banyak ditulis. Pada tahun-cahun terakhir ada karangan pa~ijang lebar dari orang Indonesia, yaitu Haji .Aboet;akar Atjeh, yang, berjudul . Sedjarah Mesdjid dan amal ibadah dahmnya, ' dan

61),Pada halaman judul tertulis sebagai penerbit: ~iterbitkan oleh Fa. Toko Buku "Adil", Bandj&masin, 1955.

F i: 1 66 Beberupa Studi Tentang Sejarah Islam di Indonesia i

karangan pen'dek dari Solichin Salarn yang berjudul Sumn Kudus, ri\vayat hidup serta perdjoarigannya,62) dan Sekitar Wali Sa- nga.6 3 , Dnlarn karangan ini semua pembaca akan rnendapat fakta- fakta dan garnbar-gam bar.