pandangan fitofarmaka untuk obat biodeversitas …
TRANSCRIPT
03/04/2021
1
PANDANGAN FITOFARMAKA UNTUK OBAT MODERN ASLI INDONESIA
Dr Rimenda Sitepu.M.Si.,Sp.FKPengurus PDHMI Pusat
Biodeversitas Indonesia
03/04/2021
2
Pendahuluan
Farmakodinamik : efek suatu obat/ agent pd tubuhFarmakokinetik : efek tubuh thd obat
Obat herbal : penelitian farmakodinamik >>
zat kimia penting pada tanaman, masing2 tanaman.
Metabolit primer : agar tanaman hidup , mis. enzim & lain protein , lipid, karbohidrat, klorofil
Metabolit sekunder : utk me↑ survival tanamanBeberapa jenis metabolit sekunder diinduksi olehinfeksi, luka
44
➢Apa dan bagaimana obat herbal ?
1. Tanaman mengandung banyak kandunganzat kimia (mis. gol.alkaloid, flavonoid,minyakesensial, glikosida, tanin, saponin)
2. Jumlah dan jenis kandungan kimia padabagian tanaman (mis.akar,daun, umbi)dapat berbeda
03/04/2021
3
55
3. Jumlah kandungan kimia ditentukan olehbanyak faktor misal jenis tanah, iklim, usiatanaman, pengolahan pascapanen
4. Bentuk sediaan mempengaruhi zat kimia yang terkandung → mempengaruhi efek
03/04/2021
4
REALITAS ❑Sebagian besar dokter hanya mau menggunakan obat tradiosinal/herbal jika sudah memiliki evidence base sesuai pandangan medis❑Produk yang berdasarkan hasil uji klinis yang valid yang diterima❑Masyarakat yang semakincerdas dan kritis, menuntut tidak hanya daribukti empiris juga perlu bukti bukti secara klinis❑Produk luar negeri banyak yang sudah memiliki data uji klinis
Pengelompokan Obat Bahan Alam
Obat bahan alam
Obat bahan alam Indonesia
Jamu
Obat herbal terstandar
Fitofarmaka
03/04/2021
5
Obat Bahan Alam Indonesia
Jamu
>11.000Fitofarmaka
25 produk
Obat Herbal Terstandar
75 produk
Obat bahan alam dan asli Indonesia yang sudahmemiliki bukti ilmiah terkait keamanan dankhasiat disebut dengan Obat Modern AsliIndonesia (OMAI). OMAI terdiri dari ObatHerbal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka(FF).
03/04/2021
6
Kriteria Obat Bahan Alam Indonesia
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
b. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris
c .Memenuhi persyaratan mutuyang berlaku
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
b. Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/praklinik( uji toksisitas danuji farmakodimaik)
c. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yangdigunakan dalam produk jadi
d.Memenuhi persyaratan mutuyang berlaku
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
b.Klaim khasiat dibuktikan secara uji praklinik dan ujiklinik
c. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yangdigunakan dalam produk jadi
d.Memenuhi persyaratan mutuyang berlaku
Komposisi: Ekstrak daun Jati Belanda dan Teh
Produk Jamu
CONTOH
03/04/2021
7
Produk OHT
CONTOH
03/04/2021
8
Produk OHT
Komposisi:Curcumae domesticae Rhizoma (Kunyit) 30gTamarindi Pulpa (Asam Jawa) 6gKaempferiae Rhizoma (Kencur) 2gArengae pinnata Fructose (Gula Jawa) 2.5gZingiberis Rhizoma (Jahe) 0.8gPaullinia Cupana (Paulinia) 0.23gCinnamomi Cortex (Kayu Manis) 0.1g
CONTOH
Produk OHTKomposisi:Foeniculi FructusKayu Ules (Isorae Fructus)Daun cengkeh (Caryophilili Folium)Jahe (Zingiberis Rhizoma)Daun Mint (Menthae arvensitis Herba) MaduBahan lain hingga 18,9 gram
10%10%10%10%10%
Tiap kapsul PSIDII mengandung: Ekstrak daun jambu biji (Psidii folium)
71.4% dan amilum sampai 100% (setara dengan ekstrak Psidii folium 500 mg)
CONTOH
03/04/2021
9
Tiap kapsul berisi:- Ekstrak Curcumae domesticae Rhizoma- Ekstrak Zingiberis Rhizoma- Ekstrak Curcumae Rhizoma- Ekstrak Panduratae Rhizoma- Ekstrak Retrofracti Fructus
95 mg85 mg120 mg75 mg125 mg
Produk Fitofarmaka
Tiap kapsul Stimuno mengandungPhyllanthus niruri 50 mg
CONTOH
Tiap kapsul berisi:- Ekstrak Apii Herba- Ekstrak Orthosiphon Folium
92mg28mg
Produk Fitofarmaka
CONTOH
03/04/2021
10
ObatBahan Alam dapat diregistrasi diBPOM?
Berkhasiat→ Uji Farmakologi
Aman→ Uji Toksisitas
FITOFARMAKA
FITOFARMAKA → Bahasayunani→ phyto→ berarti
tanaman/tumbuhan danpharmacon→ berarti obat
Fitofarmaka→ obat yang berasal dari tanaman
Pengobatan denganmenggunakan Fitofarmakadisebut sebagai fitoterapi
(phytotherapy)
Obat ModernAsli Indonesia (OMAI)
adalah OHT dan FF yang diproduksi di Indonesia dengan menggunakan
bahan bakuasli dari alam Indonesia
03/04/2021
11
Penggunaan obat rasionalKeharusan bagi dokter
Aman-efektif-terjangkau
Pembuktian
Penelitian
03/04/2021
12
Tahap –tahap pengembangan danpengujian fitofarmaka:
1. Tahap seleksi calon fitofarmaka2. Tahap biological screning calon fitofarmakaPada tahap ini dilakukan analisis
kandungan kimia aktif dari tanaman calon fitofarmaka seperti kandungan flavonoid, alkaloid, steroid, saponin dan terpenoid
3. Tahap penelitian farmakodinamik calon fitofarmaka→ untuk melihat pengaruh calon fitofarmaka terhadap masing- masing sistembiologis organ tubuhPra klinik, in vivo dan in vitro Toksisitas ubkronisToksisitas akutToksisitas khas/ khusus
03/04/2021
13
4. Tahap pengujian toksisitas lanjut (multiple doses) calon fitofarmaka
5. Tahap pengembangan sediaan (formulasi) bahan calon fitofarmaka
A. Mengetahui bentuk-bentuk sediaan yang memenuhi syarat mutu,
keamanan, dan estetika untuk pemakaian pada manusia
B. Tata laksana teknologi farmasi dalam rangka uji klinik
C. Teknologi farmasi tahap awal
D. Pembakuan (standarisasi): simplisia, ekstrak , sediaan Obat Alam
E. Parameter standar mutu: bahan baku Obat Alam, ekstrak, sediaan
Obat Alam
6. Tahap uji klinik pada manusia yang sehatdan atau yang sakitAda 4 fase yaitu: Fase 1 : dilakukan pada sukarelawan sehatFase 2 : dilakukan pada kelompok pasienterbatasFase 3 : dilakukan pada pasien dengan jmlhyang lebih besar dari fase 2Fase 4: post marketing survailence, untukmelihat kemungkinan efek samping yang tidak terkendali saat uji pra klinik maupunsaat uji klinik fase 1
03/04/2021
14
Ramuan atau racikan ini harusmemenuhi persyaratan – persyaratandiantaranya :
❑ Komposisi Ramuan terdiri dari 1 simplisia atau sediaan galenik❑ Komposisi ramuan dapat terdiri dari beberapa simplisia/sediaangalenik dengan syarat tidak boleh melebihi 5 (lima) simplisia/sediaan galenik❑Simplisia tersebut sekurang-kurangnya telah diketahui khasiatdan keamanannya berdasarkan pengalaman❑Penggunaan zat kimia berkhasiat atau Bahan Kimia Obat Sintetis(tunggal/murni) tidak diperbolehkan/dilarang dalam fitofarmaka.
Alur pengembangan OHT dan FitofarmakaMerupakan proses yang panjang→mulai dari proses penyediaan bahan baku→studietnofarmakologi→pembuktian khasiat dan keamanan→ teknologi ekstraksi→ prosesproduksi (manufacturing)→hingga produk sampai ke tangan pasien
03/04/2021
15
Jalan Menuju Pembuktian
1 bulan -1 tahun 3 – 20 tahun
❖ Sediaan masih simplisia❖ Kemanan dan khasiat secara
empiris❖ Disebut jamu jika sudah
digunakan di masyarakat melewati 3 generasi
❖ Sediaan berupa ekstrak dari bahan dan proses yang terstandarisasi
❖ Melewati uji pre klinis (uji toksisitas, kisaran dosis, Farmakologi dimanik, danteratogenic)
Dosis pada hewandikonversi ke dosisaman bagi Manusiasehingga diketahuikesamaan efek padahewan dan manusia
Uji Pre Klinik dari Jamu menujuOHT
Uji eksperimentalin vitro
• Bersifat parsial pada sebagian organ diatas cawan petri
• Tujuannya untuk mengklarifikasi/me mbuktikan klaim sebuah obat
• Ekstrak diberikan kepada sebagian organ yang terisolasi, kultur sel, atau mikroba
• Pengamatan pada efek yang ditimbulkan
Uji eksperimentalin vivo
• Dilakukan pada hewan percobaan (mencit/tikus/k elinci/Kucing/a njing)
• Tujuannya untuk membuktikan klaim sebuah obat
Uji toksisitas akut
• Tujuannya untuk mengetahui LD50 sebuah obat
• Semakin tinggi LD50 maka semakin aman, karena dibutuhkan dosis tinggi untuk sampai pada tahap mematikan
Uji toksisitas subkronik
• Tujuannya untuk mengamati kelainan akibat konsumsi obat yang diamati
• Efek akumulasi obat menjadi fikus riset tahap ini
• Setiap hari selama 3 bulan berturut2 hewan diberi ekstrak
Uji toksisitas khusus
• Tujuannya untuk melihat kemanan konsumsi obat dalam jangka panjang
• Apakah obat bersifat karsinogenik, mutagenic, teratogenic, iritatif dan aman untuk reproduksi?
03/04/2021
16
Uji Klinik dari OHT menujuFitofarmaka
Uji klinis fase 1
Untuk mengetahui efek dan farmakokinetik
Sukarelawan sehat
Uji klinis fase 2
Diberikan pada orang yang sakit sesuai klaim obat
Kontrol berupa placebo
Uji klinis fase 3
Jumlah sukarelawan diperbanyak dan lokasi diperluas
Kontrol berupaobat inovator
Uji klinis fase 4
Post marketing
surveillance
Uji eksperimental in vitro
03/04/2021
17
Penyakit kardiovaskuler
• Sel endotel→ kultur humanumbilicalvein
endothelial cell (HUVEC) → dari plasenta bayi
• Sel kardiomiosit
Fibrosis hati• Sel fibroblast, sel stelata hepar (Hepatic
stellatecell), sel hepatosit
Infeksi salurankemih
• Sel bakteri E.coli,Umbrellacell, sel podosit
Kultur sel immortal (lini sel/ cell line)
Kultur primer
Uji eksperimental in vitro
Contoh
03/04/2021
18
Dari hasil uji Predimenol pada sel human endometrial RL95-2 cell-line menunjukkan bawah Predimenol dapatmengurangi transkripsi COX-2 secara signifikan (P<0.05) dan bersifat dose-dependent
1. Tandrasasmita, O.M., Sutanto, A.M., Arifin, P.F., and Tjandrawinata, R.R. Antiinflammatory, anti-angiogenic, and apoptosis-inducing activity of DLBS1442, a bioactive fraction of Phaleria macrocarpa,on RLL95-2 cell line as a molecular model of endometriosis. DLBS. Jakarta 2014.
Efek Predimenol SebagaiAntiinflamasi Terhadap COX-2
CONTOH
Uji eksperimentalin vivo
03/04/2021
19
Dawud F, Bodhi W dan Lolo W. A. Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kulit Buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocapa Boerl.) terhadap Edema Kaki Tikus Putih Jantan. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT 2014:3(1).
Uji Toksisitas NonKlinik secara in vivo
03/04/2021
20
Uji toksisitas Non Klinik secara in vivo
a. uji toksisitas akut oral
b. uji toksisitas subkronik oral
c. uji toksisitas kronik oral
d. uji teratogenisitas
e. uji sensitisasi kulit
f. uji iritasi mata
g. uji iritasi akut dermal
h. uji iritasi mukosa vagina
i. uji toksisitas akut dermal
j. uji toksisitas subkronik dermal
Pemilihan uji tergantung dari
tujuan penggunaan dan
kemungkinan terjadinya risiko
akibatpemaparanpadamanusia
Faktor yang berpengaruh pada keabsahan uji toksisitas :1. Sediaan uji2. Penyiapan sediaan uji3. Hewan uji4. Dosis5. Teknik dan prosedur pengujian6. Kemampuan SDM
→ suatu uji untuk mendeteksi efek toksik suatu zat pada sistem biologi dan untuk memperoleh data dosis-respon yang khas dari sediaan uji
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik Secara In Vivo
KETENTUAN2 UMUM PADA UJITOKSISITAS
A. EthicalClearance
B. Sediaan UjiC. Penyiapan Sediaan UjiD. Dosis UjiE. Kelompok KontrolF. Cara Pemberian Sediaan UjiG. Hewan UjiH. Kondisi Ruangan dan Pemeliharaan Hewan UjiI. Cara Mengorbankan Hewan UjiJ. Cara Penandaan Hewan UjiK. Cara Memegang (Handling)Hewan Uji
03/04/2021
21
PEDOMAN UJI TOKSISITAS
Toksisitas akut oral
Prinsip
Tujuan
Metode
Metode konvensional
Prosedur
Pengumpulan data dan analisis
Fixed dose
method
Prinsip
Prosedur
Pelaporan hasil
pengujian
TOKSISITAS AKUT ORAL→ untuk mendeteksi efek toksik
yangmuncul dalamwaktu singkat
setelah pemberian suatu zatdalam
dosis tunggal atau dosis berulang
yang diberikan dalamwaktu tidak
lebihdari 24 jam;apabila
pemberian dilakukan secara
berulang, maka interval waktu
tidakkurang dari 3 jam.
Hasil toksisitas akut dievaluasi berdasarkan kriteria bahaya dari GHS (Globally Harmonised Classification System for
Chemical Substances and Mixtures)yang tercantum dalam Thirteenth Addendumto The OECD Guidelines for The
Testingof Chemicals (2001):
03/04/2021
22
Sedangkan untuk obat, obat tradisional bahan lainnya (Generally RecognizedAs Safe/GRAS) seperti bahan
pangan, penentuan kategori toksisitas akut digunakan penggolongan klasifikasi seperti pada Tabel 4. TOKSISITAS SUBKRONIKORAL
Prinsip
• Sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis diberikan setiap hari pada beberapa kelompok hewan uji.
• Selama waktu pemberian sediaan uji, hewan harus diamati setiap hari untuk menentukan adanya toksisitas.
• Hewan yang mati selama periode pemberian sediaan uji, bila belum melewati periode rigor mortis (kaku) segera diotopsi, organ dan jaringan diamati secara makropatologi dan histopatologi.
• Pada akhir periode pemberian sediaan uji, semua hewan yang masih hidup diotopsi selanjutnya dilakukan pengamatan secara makropatologi pada setiap organ maupun jaringan, serta dilakukan pemeriksaan hematologi, biokimia klinis dan histopatologi.
Tujuan
• 1. Efek toksik zat yang tidak terdeteksi pada uji toksisitas akut.
• 2. Efek toksik setelah pemaparan sediaan uji secara berulang dalam jangka waktu tertentu.
• 3. Dosis yang tidak menimbulkan efek toksik (No Observed-Adverse Effect-Level/NOAEL).
• 4. Mempelajari adanya efek kumulatif dan efek reversibilitas setelah pemaparan sediaan uji secara berulang dalam jangka waktu tertentu.
03/04/2021
23
Jenis Uji Toksisitas Subkronik Oral
Uji Toksisitas Subkronis Singkat Oral 28 hari pada Rodensia
• Untuk menguji sediaan uji yang penggunaannya secara klinis apakah:
• a. dalam bentuk sekali pakai.
• b. berulang dalam waktu kurang dari satu minggu
Uji Toksisitas Subkronis Oral 90 hari pada Rodensia
• Untuk menguji sediaan uji yang penggunaannya secara klinis berulang dalam waktu 1-4 minggu.
TOKSISITAS KRONIK ORAL
Prinsip
• Sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis diberikan setiap hari pada beberapa kelompok hewan uji selama tidak kurang dari 12 bulan.
• Pengamatan setiap hari untuk menentukan adanya toksisitas.
• Hewan yang mati selama periode pemberian sediaan uji, bila belum melewati periode rigor mortis (kaku) segera diotopsi, organ dan jaringan diamati secara makropatologi dan histopatologi.
• Pada akhir periode pemberian sediaan uji, semua hewan yang masih hidup diotopsi selanjutnya dilakukan pengamatan secara makropatologi pada setiap organ maupun jaringan, serta dilakukan pemeriksaan hematologi, biokimia klinis, histopatologi.
Tujuan
• 1. Efek toksik zat yang tidak terdeteksi pada uji toksisitas subkronis.
• 2. Karakterisasi toksisitas dari suatu sediaan uji yang dipaparkan dalam waktu lama & berulang
• 3. Untuk menentukan NOAEL yaitu dosis yang tidak menimbulkan efek toksik
03/04/2021
24
Uji KlinisUJI KLINIS
Uji pada manusia dalam rangkapengembangan obat.Dilakukan minimal setelah diperolehdata uji toksisitas Akut dan toksisitasSubkronikMerupakan studi experimental,terdiridari 4 faseTerhadap Herbal : lebih ditujukanuntuk pengembangan herbal Indonesia, dalam rangka pemanfaatanherbal di fasilitas kesehatan formal.
03/04/2021
25
JENIS UJI KLINIS
FASE I• Untuk melihat Keamanan/toleransi pada subjek sehat• 20-100 orang
FASE II• Untuk melihat khasiat subjek sakit dengan subjek terbatas• 100-200 orang
FASE III• Untuk melihat khasiat dan efek samping pada subjek yang
lebih banyak• minimal 500 orang
FASE IV (post marketing surveilance)• Evaluasi produkobat yang telah beredardimasyarakat
PERAN UJI KLINIK DALAM EBM
Metaanalysis & systematic review
Randomized controlled trial (RCT)
Non-randomized trial
Quasiexperimental
Observational study
Expert opinion, clinical experience
Uji praklinik
Uji invitro
03/04/2021
26
EVIDENCE BASED VALIDATED GRADING RATIONALE
GRADE LEVEL OF EVIDENCE TINGKATAN EVIDENCE
I Strong Scientific Evidence Dasar pembuktian ilmiahkuat
II Good Scientific Evidence Dasar pembuktian ilmiahbaik
III Under or Conflicting Scientific Evidence Dasar pembuktian ilmiahtidak jelas ataukontraindikasi satu denganyang lainnya
IV Fair Negative Scientific Evidence Tidak
Prinsip Uji Klinik yang Baik
1. Sesuai deklarasi Helsinski
2. Risiko & ketidaknyamanan diperhitungkan
3. Hak, keamanan, kesejahteraan➔penting
4. Informasi produk memadai
5. Landasan ilmiah kuat➔ protokol
6. Dilaksanakan ~protokol disetujui KE
7. Pelayanan & keputusan medik➔ dr./drg.
8. Individu yang terlibat➔ memenuhi syarat
9. Informed consent tanpa tekanan
10. Semua data direkam, ditandatangani, & disimpan
11. Kerahasiaan rekaman terjamin
12. Produk memenuhi CPOB
13. Sistem dengan prosedur yang menjamin mutu setiap aspek
03/04/2021
27
PIHAK YANG TERLIBAT
Peneliti
Komisi etik
Komisi ilmiah
Sponsor
Punya kualifikasi, wewenang, dan tanggung jawab masing-
masing
Produk OHT dan FF untuk menghadapiCOVID 19
OHT1. Memelihara daya tahan Tubuh ( HI Stumono, Niran,
Sehat segar}2. Membantu memelihara kesehatan badan (Mastin)3. Meredakan gejala masuk angin seperti rasa meriang,
rasa mual, perut kembung, keringat dingin, kepalapusing, capek capek, melegakan tenggorokan, meredakan batuk. ( tolak angin, Antangin JRG+Madu, OB Herbal, Herba Cold)
03/04/2021
28
FITOFARMAKA1. Memelihara/ memperbaiki sistem imun(Immunomodulator) (New Diven, Stimuno Forte, Stimuno )
kesimpulan
Pengembangan obat bahan alam menjadi OHT maupun FF merupakan upayapembuktian ilmiah→ obat modern asli Indonesia →dapat digunakan sebagaisubstitusi atau komplementer dalam penanganan atau terapi pada kondisi suatupenyakit→ diperlukan banyak penelitian Obat bahan alam→ dapat menjadipertimbangan bagi dokter untuk digunakan dalam usaha untuk pengobatanpasien berbasis EBM
03/04/2021
29