pambahasan tekstur regosol

41
V. PEMBAHASAN A. Pembahasan 1. Tekstur Tanah Tekstur tanah menunjukan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok dengan ukuran lebih kecil dari kerikil (diameter 2 mm). Pemisahan tanah biasanya diperkirakan menjadi kelompok dengan ukuran partikel-partikel mineral dengan diameter kurang dari 2 mm atau kelompok dengan ukuran yang lebih kecil dari kerikil. Pasir merupakan suatu fraksi berukuran 2.0 – 0.05 mm dan berdasarkan sistem USDA, dibedakan pasir yang sangat halus, halus, sedang, kasar dan sangat kasar. Debu adalah suatu fraksi berukuran 0.05 – 0.002 mm. Istilah tekstur menyiratkan hal yang kualitatif dan kuantitatif. Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur menentukan jumlah permukaan terjadinya reaksi. Analisis yang digunakan dalam menentukan partikel dari tekstur tanah adalah metode Bouyoucos dan Hukum stokes. Bouyoucos merancang suatu metoda hydrometer untuk menentukan kandungan pasir, debu

Upload: rich-andre-taste

Post on 20-Nov-2015

69 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

regosol

TRANSCRIPT

V. PEMBAHASANA. Pembahasan

1. Tekstur TanahTekstur tanah menunjukan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok dengan ukuran lebih kecil dari kerikil (diameter 2 mm). Pemisahan tanah biasanya diperkirakan menjadi kelompok dengan ukuran partikel-partikel mineral dengan diameter kurang dari 2 mm atau kelompok dengan ukuran yang lebih kecil dari kerikil. Pasir merupakan suatu fraksi berukuran 2.0 0.05 mm dan berdasarkan sistem USDA, dibedakan pasir yang sangat halus, halus, sedang, kasar dan sangat kasar. Debu adalah suatu fraksi berukuran 0.05 0.002 mm. Istilah tekstur menyiratkan hal yang kualitatif dan kuantitatif. Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur menentukan jumlah permukaan terjadinya reaksi.Analisis yang digunakan dalam menentukan partikel dari tekstur tanah adalah metode Bouyoucos dan Hukum stokes. Bouyoucos merancang suatu metoda hydrometer untuk menentukan kandungan pasir, debu dan liat tanpa memisahkannya. Pembacaan dua hydrometer yang diambil dari suspensi tanah dengan menggunakan hydrometer tanah khusus. Hukum stokes menghubungkan kecepatan penurunan terbatas dari suatu bola yamg lunak dan kasar dalam suatu cairan yang kental yang diketahui densitas dan viskositas terhadap diameternya jika dicobakan analisis ukuran pertikel tanah dengan pipet, hydrometer atau dengan menggunakan metode centrifuge.Penetapan tekstur yang dilakukan pada praktikum di laboratorium dapat dilakukan dengan analisa mekanis, dengan metode hydrometer bouyoucos. Metode ini didasarkan atas perbedaan kecepatan jatuh partikel-partikel di dalam air. Ketelitian metode ini didasarkan atas :a. Dispersi partikel-partikel harus sempurnab. Suspensi tanah dalam air harus encer, sehingga dihindarkan dari tubrukan-tubrukan sesame partikelc. Partikel-partikel bulat dengan permukaan yang rigitd. Temperatur dijaga konstan selama analisae. Semua partikel-partikel tanah memiliki kerapatan yang samaGaya yang bekerja atau mempengaruhi hydrometer adalah gaya kinetik, gaya grafitasi dan gaya tekan. Metode yang digunakan pada saat praktikum untuk analisis tekstur tanah secara kuantitatif merupakan metode hidrometer. Di mana dalam metode ini diperlukan adanya pembuatan blangko yang dibaca dua kali, yaitu pembacaan pertama pada pengukuran fraksi campuran debu dan lempung dan pada pembacaan kedua yang diperoleh dari pengukuran fraksi lempung. Dari hasil analisis tekstur tanah secara kuantitatif diperoleh hasil bahwa kandungan pasir, lempung dan debu dari tanah entisol adalah sebagai berikut: 8,669 % , 39,835 % dan 21,335 %. Berdasarkan teori, untuk menguji kebenaran tingkat prosentase dari fraksi-fraksi ini yaitu apabila dijumlahkan akan diperoleh jumlah tekstur tanah sebesar 100%. Dapat disimpulkan pula bahwa dari hasil praktikum kandungan terbesar dari tanah entisol adalah pasir. Dan kandungan yang paling rendah ialah lempung. Jadi dapat dikatakan tekstur tanah entisol adalah geluh pasiran.Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah antara lain banyaknya fraksi pasir, debu dan lempung dalam tanah tersebut. Jika pada tanah tersebut mengandung salah satu fraksi tanah maka tanah akan tidak seimbang sehingga tekstur tanah akan berbedabeda sesuai dengan besar fraksi dalam tanah tersebut. Dan juga bahan organik semakin banyak bahan organik semakin halus tekstur tanah dan begitu juga sebaliknya.Tanah yang baik untuk tanaman adalah tanah yang teksturnya geluh atau bergeluh, sedangkan tanah yang telah diamati merupakan tanah dengan tekstur lempung berat, sehingga tanah tersebut dapat digolongkan ke dalam tanah yang tidak baik untuk tanaman karena terlalu banyak mengandung lempung. Tanah yang banyak mengandung lempung tidak baik atau tidak bahkan tidak bisa ditanami tanaman karena dilihat dari pori-pori tanah yang mikro yang sukar ditembus oleh akar tanaman, daya aerasi dan draenasi yang semakin kecil dan sukar meloloskan air selain itu tanah yang terlalu banyak mengandung lempung, dalam hal ini lempung berat maka kandungan BO juga pastinya rendah.2. Struktur Tanah

Istilah tekstur digunakan untuk menunjukan ukuran partikel-partikel tanah. Tetapi, apabila ukuran partikel tanah sudah diketahui digunakan istilah struktur. Struktur menunjukan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder disebut juga agregat. Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori yang penting, karena ruang ini diisi oleh air dan udara, yang berguna bagi penyediaan air dan udara untuk tanaman. Terganggunya struktur tanah dapat mempengaruhi jumlah pori-pori tanah. Struktur berhubungan dengan agregasi partikel utama tanah akibat adanya perekat perekat alami, baik yang berupa bahan organik maupun yang berupa anorganik. Struktur mengubah pengaruh tekstur denagn memperhatikan hubungan kelembaban dan udara. Akibat struktural pada hubungan ruang pori yang membuat struktur menjadi begitu penting.Struktur tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara tidak langsung berupa perbaikan peredaran air, udara dan panas ; aktivitas jasad hidup tanah, tersedianya unsur hara bagi tanaman, perombakan bahan organik dan mudah tidaknya akar tanaman dapat menembus tanah lebih dalam. Tanah yang berstruktur baik akan membantu berfungsinya faktor pertumbuhan tanaman secara optimal, sedangkan tanah yang berstruktur jelek akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Struktur tanah dikatakan baik jika didalamnya terdapat penyebaran ruang pori-pori yang baik dan agregat tanahnya mantap, sehingga tidak mudah hancur oleh adanya gaya dari luar seperti pukulan butir air hujan.

Menurut hasil pengamatan pada praktikum kimia fisika tanah, struktur yang dianalisis ada dua jenis yaitu berupa bobot volum (BV) dan bobot jenis (BJ). Bobot volume merupakan perbandingan antara bobot partikel tanah dengan volume partikel tanah dengan memperhitungkan pori-pori tanah. Bobot volume juga disebut bobot isi. Pada praktikum kali ini BV pada tanah entisol menunjukkan nilai 0,95 gr/cm3. Sedangkan (=0 karena diabaikan sebab, ukuran q mudah dibaca. Ini diperoleh dengan menimbang tanah bongkah inseptisol terlebih dahulu dan didapat sebesar 10 gr pada bongkah tanah kemudian dimasukan ke dalam lilin yang mencair dan ditimbang lagi di dapat berat tanah setelah dicelup lilin sebesar 11,5 gr pada. Besar volume tabung ukur (p) bongkah I dan II adalah 30 CC dengan q 32 CC. Q yaitu volume air dalam tabung ukur setelah dimasukan bongkah tanah yang dilapisi dengan lilin. Selain BV, pada struktur tanah juga diamati Bobot Jenis (BJ). Bobot jenis atau yang disebut juga particle density atau spesific gravity, merupakan perbandingan antara bobot partikel tanah dengan volume partikel tanah dengan volume partikel tanah tanpa memperhitungkan pori-pori tanah. Prinsipnya tanah dijenuhkan di dalam piknometer dengan cairan dan diaduk hingga udara di dalam pori-pori tanah keluar dan diisi oleh cairan tersebut. Di dalam analisisnya biasanya bobot partikel tanah dicari dengan cara pengeringan oven, yang bertujuan agar tidak ada air di dalam pori-pori. Berat tanah di dalam pori-pori diabaikan atau dianggap nol. Pada praktikum BJ yang didapat adalah 2,70 gr/m3Penentuan struktur tanah dapat dilakukan dengan mengetahui porositas total tanah. Porositas merupakan persentasi volume pori-pori total yang ada dalam tanah terhadap volume total bongkah tanah. Nilai porositas dihitung dengan menggunakan BV (berat volume) yang diperoleh dari berat tanah/ volume tanah yang teragregasi dan BJ (berat jenis) yang diperoleh dari berat tanah/volume tanah yang tidak teragregasi. Berdasarkan hasil dan analisis hasil pengamatan diperoleh nilai porositas total tanah entisol sebesar 64,81%. Faktor yang mempengaruhi porositas antara lain yaitu tekstur dan bahan organik. Semakin halus tekstur semakin besar porositasnya dan semakin banyak bahan organik semakin besar pula porositasnya.3. Analisis Kadar LengasKadar lengas dalam tanah merupakan kekuatan untuk mengikat air dalam pori-pori tanah dengan gaya ikat atau longgar tergantung dari jumlahnya. Gaya ikat akan menentukan gerak atau aliran zat tertentu serta ketergantungan dari tumbuh-tumbuhan. Maka Lengas tanah perlu di ketahui keadaannya untuk pertumbuhan tanaman, sehingga perlu di tetapkan keadaan air tanah antara lain kadar air total, kapasitas lapang, dan titik layu permanen. Selain itu lengas tanah juga mempunyai hubungan dengan kation, dekomposisi bahan organik, serta kegiatan mikroorganisme. Kadar lengas tanah yang kurang optimal diduga merupakan penyebab utama rendahnya serapan hara Ca dan Mg yang diserap tanaman melalui proses aliran massa.Kadar lengas terdiri dari lengas higrokopis, lengas gravitasi dan lengas kapiler. Kadar lengas tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sifat tanah, faktor tumbuh dan dan iklim. Faktor sifat tanah yang berpengaruh terhadap kadar lengas antara lain tekstur, struktur dan bahan organik. Semakin kasar tekstur tanah maka kadar lengasnya akan semakin kecil. Struktur tanah akan mempengaruhi terhadap tinggi rendahnya kadar lengas tanah. Tanah dengan struktur remah mempunyai kadar lengas yang lebih kecil dibandingkan dengan struktur tanah yang lain, karena struktur remah cenderung porous atau banyak pori sehingga air lebih banyak yang lolos dari pada yang tertahan. Semakin tinggi bahan organik air yang tertahan semakin banyak sehingga kadar lengasnya juga semakin besar atau tinggi. Diameter dari partikel tanahpun berpengaruh terhadap besarnya kadar lengas, yaitu semakin kecil diameter partikel tanah semakin besar kadar lengasnya. Koloid tanah juga mempengaruhi kadar lengas tanah. Koloid tanah merupakan benda kecil (partikel) yang berukuran lebih kecil dari 2 tapi lebih besar dari ukuran molekul dan ion serta mempunyai sifat fisika dan kimia. Jika jenis koloid organik dalam tanah lebih banyak dari pada koloid anorganik maka kadar lengas tanah semakin tinggi. Hal itu disebabkan karena koloid organik menyerap air lebih banyak sehingga kadar lengas juga tinggi.

Prinsip dari penghitungan kadar lengas tanah kering angin ini yaitu pengeringan tanah secara kering dengan angin tanpa terkena sinar matahari yang langsung mengenai tanah karena apabila terkena sinar matahari secara langsung akan menyebabkan kandungan air yang terdapat dalam pori mikro tanah akan mengalami penguapan tersebut. Kemudian setelah itu dilakukan penimbangan dan pengovenan untuk mendapatkan tanah kering mutlak (ctkm) dimana pada saat pengovenan tanah yang dimasukan kedalam botol timbang dibiarkan terbuka. Kemudian sebelum di hitung jumlah kadar lengasnya sampel tanah yang terdapat dalam botol timbang tersebut dimasukkan kedalam pendingin (eksikator) dalam keadaan tertutup supaya tidak terjadi penguapan. Dan setelah itu baru dilakukan penimbangan berat sampel.

Faktor yang mempengaruhi mengapa kadar lengas tanah dengan ukuran 0,5 mm lebih besar dibanding dengan ukuran yang lain, padahal 0,5 ukurannya paling lembut atau kecil, di mana telah diketahui bahwa apabila semakin kecil ukuran suatu partikel, maka bidang permukaannya semakin luas yang kemudian dia akan lebih cepat dan relatif lebih mudah dalam menyerap pori mikro tanah yang berupa air yang selanjutnya daya untuk menyerap air lebih besar pula dibanding dengan yang lain.

Perhitungan lengas pada praktikum ini adalah dengan air yang menguap dari tanah yang di oven sehingga Hasil pengamatan yang terjadi seharusnya menunjukkan bahwa KL pada bongkah merupakan KL yang paling kecil dan KL pada tanah 0,5 mm merupakan KL yang paling besar (KL bongkah < KL 2mm < KL 2mm < KL 0,5mm ). Kadar lengas dibagi menjadi tiga yaitu kadar lengas tanah kering angin, kapasitas lapang dan kadar lengas maksimum. Kapasitas lapang adalah kandungan air yang tersekap oleh sistem tanah setelah air kakas berat yang berlebihan mengatus dan setelah laju gerakan air ke bawah berkurang. Kadar air pada kapasitas lapang ini merupakan jumlah kandungan air dalam tanah sesudah air gravitasi tanah turun sama sekali. Pada keadan ini pori makro telah berisi udara dan pori mikro sebagian atau seluruhnya berisi dengan air. Air masih tersimpan dalam pori mikro karena sifat kapiler dari pori mikro yang mampu mengabsorbsi air sehingga tidak turun karena gaya gravitasi. Nilai kapasitas lapang suatu tanah tergantung oleh beberapa faktor antara lain tekstur tanah, struktur tanah, bahan organik, jenis koloid, macam koloid yang diserap tanah, dan kation yang terserap dalam tanah. Semakin halus tekstur maka kapasitas lapangnya semakin tinggi, sedangkan bila stuktur tanah semakin baik kapasitasnya semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya. Ini disebabkan karena bila struktur kuat maka berarti mengandung bahan organik yang tinggi pula. Semakin tinggi kadar bahan organik maka kapasitas lapang makin tinggi dan sebaliknya. Hal ini disebabkan karena bahan organik berperan sebagai perekat atau penahan air. Jadi semakin tinggi bahan organik air yang tertahan semakin banyak sehingga kapasitas lapangnya juga semakin besar atau tinggi. Jika jenis koloid organik dalam tanah lebih banyak dari pada koloid anorganik maka kadar lengas tanah semakin tinggi. Hal itu disebabkan karena koloid organik menyerap air lebih banyak sehingga kadar lengas juga tinggi. Semakin halus jenis koloidnya semakin besar kapasitas lapangnya begitu juga pada macam koloid tanahnya. Dan banyaknya kation yang terjerap ini tergantung pada jenis koloid dan macam koloid jadi semakin banyak kation yang terjerap semakin tinggi kapasitas lapangnya.

Pori-pori makro mempunyai ciri menunjukkan lalu lintas udara dan memudahkan perkolasi air. Sebaliknya pori-pori mikro sangat menghambat lalu lintas udara sedangkan gerakan air sangat dibatasi menjadi gerakan kapiler yang lambat. Dalam tanah pasir meskipun jumlah ruang pori rendah, lalu lintas udara dan air sangat lancar karena pori-pori makro menguasai tanah tersebut. Dalam tanah bertekstur halus lalu lintas udara dan air relatif lambat walaupun jumlah ruang pori sangat besar. Di sini terdapat pori-pori mikro yang berisi penuh dengan air. Air ini tertahan oleh pori-pori mikro masing-masing.Jika tanah permukaan memiliki tekstur lempung berdebu berbutir baik dengan kadar lengas optimum bagi pertumbuhan tanaman, jumlah ruang pori seluruhnya tidak hanya mendekati 50 %, tetapi juga pembagian antara udara dan air harus dalam keadaan seimbang. Dalam keadaan ini hampir seluruh pori mikro diisi oleh air dan pori makro diisi oleh udara. Ruang pori total pada tanah pasir mungkin rendah tetapi mempunyai proporsi yang besar yang disusun oleh komposisi pori-pori yang besar yang sangat efisien dalam pergerakan udara dan airnya. Persentase volume yang dapat terisi air pada tanah pasir rendah yang menyebabkan kapasitas menahan air rendah. Sebaliknya tanah-tanah permukaan dengan tekstur halus mempunyai ruang pori total lebih banyak dan proporsinya relatif besar yang disusun oleh pori-pori mikro, sehingga tanah mempunyai kapasitas menahan air yang tinggi. Air dan udara bergerak melalui tanah dengan perlahan-lahan, sebab hanya terdapat sedikit pori-pori makro. Ukuran ruang pori tanah sama pentingnya dengan jumlah total ruang pori.Prinsip kerja dari penentuan kadar lengas kapasitas lapang adalah penjenuhan tanah dalam semprong selama dua hari dan selanjunya ditiriskan sampai tidak ada air yang menetes kemudian dimasukan kedalam oven dan dilakukan perhitungan besar KLnya. Perhitungan KL ini dilakukan pada tanah yang berada di tengah botol semprong karena pada bagian bawah botol semprong akan jenuh air dan pada bagian atas akan kurang air sehingga tanah bagian tengah dapat mewakili dalam pengukuran tersebut dimana keadaan kapasitas lapang tidak terlalu jenuh air dan tidak terlalu kering. Pada praktikum kali ini besarnya kadar lengas kapasitas lapang pada penggulangan pertama adalah 26,33 %. dan pada penggulangan kedua 26,96 %, sehingga rata ratanya sebesar 26,64 % . Kadar lengas maksimum tanah adalah jumlah air maksimal yang dapat ditampung tanah setelah hujan besar turun. Semua pori-pori tanah baik makro maupun mikro dalam keadaan terisi oleh air sehingga tanah jenuh air. Kadar lengas maksimum tanah dapat ditentukan dengan menggunakan cawan tembaga yang bawahnya berlubang. Pada kadar lengas maksimum tanah, tanah tersebut pada umumnya dijenuhi oleh air gravitasi, air kapiler, dan air higroskopis. Dari praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil kadar lengas maksimum untuk tanah entisol sebesar 73,6 %.Sedangkan hasil analisis kapasitas lapang rata-rata adalah 26,645 %. Disini didapatkan bahwa KL kapasitas lapang lebih kecil dibandingkan dengan KL maksimum.

Faktor yang mempengaruhi kadar lengas maksimum antara lain tekstur tanah, struktur tanah, dan bahan organik. Semakin halus tekstur maka semakin besar kadar lengas maksimumnya, semakin kuat struktur tanah semakin besar kadar lengas maksimunya begitu juga pada bahan organik semakin besar bahan organik semakin besar pula kadar lengas maksimumnya.4. Konsistensi TanahKonsistensi tanah adalah ketahanan tanah terhadap pengaruh-perngaruh luar yang akan mengubah keadaannya. Konsistensi tanah dipengaruhi oleh derajat kohesi yaitu gaya tarik menarik sesama partikel selaput lengas dan adhesi yaitu gaya tarik menarik fase cair pada permukaan padat tanah dan ketahanannya terhadap faktor yang akan mengubah keadaan tanah. Parameter yang digunakan pada pengamatan konsistensi tanah yaitu : 1) batas cair (BC) yaitu kadar air dimana tanah dapat mengalir, 2) batas lekat (BL) yaitu keadaan tanah dimana tanah tidak dapat melekat pada benda lain, 3) batas gulung (BG) yaitu keadaan tanah dimana tanah tidak dapat dibuat gulungan-gulungan kecil, dan apabila digulung tanah akan pecah dan retak-retak, 4) batas berubah warna (BBW) yaitu keadaan dimana saat tanah mulai kering tanah akan mengalami perubahan warna.

Tekstur yang mempengaruhi konsistensi tanah adalah dominasi fraksi-fraksi primer dalam tanah. Fraksi pasir umumnya labih rendah konsistensi tanahnya daripada fraksi liat karena fraksi pasir bertekstur kasar sehingga konsistensi lemah sedangkan fraksi liat bertekstur halus sehingga konsistensi kuat. Struktur remah mempunyai konsistensi tanah yang lebih rendah daripada gumpal. Semakin tinggi kadar koloid organik yang berfungsi sebagai perekat maka konsistensinya makin tinggi.

Penetapan konsistensi dapat dilakukan di lapangan maupun di laboratorium. Penetapan konsistensi di laboratorium menggunakan ketetapan konsistensi tanah yaitu batas cair, batas lekat, batas gulung dan batas warna.

Batas cair tanah adalah kandungan lengas tanah yang tidak menyebabkannya mengalir jika dikenai tekanan atau batas cair adalah jumlah air terbanyak yang dapat ditahan tanah. Jika kelengasan tanah melewati titik ini, maka adanya tekanan menyebabkan tanahnya mengalir karena selaput air yang mengelilingi jarah-jarah tanah semakin tebal sehingga mengurangi gaya kohesi dan menyebabkan konsistensinya rendah. Pada saat nilai batas cair ini kira-kira setara dengan kakas menahan air. Tanah-tanah dengan batas cair tinggi akan mempunyai kakas menahan air yang tinggi pula. Tanah yang berada pada batas cairnya mempunyai kandungan air tertinggi yang dapat digunakan batas cair termasuk dalam penanaman. Dari hasil pengamatan diperoleh nilai batas cair rata-rata yaitu 30,25 % untuk 10-25 ketukan dan 30, 66% untuk 25-45 ketukan, ini berarti pengharkatan batas cair termasuk sedang.Konsistensi digambarkan untuk tiga tingkat kelembaban; basah; lembab; dan kering. Konsistensi tersebut termasuk:

a. Tanah Basah: tidak lengket, lengket, tidak plastis dan plastis.

b. Tanah Lembab: mudah lepas, mudah pecah, teguh.

c. Tanah kering: lepas, halus, keras.

Konsistensi dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah lainnya, yaitu :

a. Tekstur tanah

b. Kadar bahan organik

c. Kadar koloid tanah

d. Sifat / jenis koloid tanah

e. Kelengasan tanah

Batas lekat adalah kadar air dimana tanah tidak dapat melekat pada benda lain. Tidak melekatnya tanah ini karena adanya tekanan air yang sangat tinggi yang tidak memungkinkan berlangsungnya pembasahan sempurna. Tanah pada keadaan ini mempunyai gaya kohesi yang lebih besar dari pada gaya adhesi. Tanah-tanah plastis mempunyai batas lekat yang berada sedikit dibawah batas cairnya dan yang agak plastis mempunyai batas lekat di atas batas cairnya. Penentuan batas lekat ini sangat penting untuk kegiatan pengolahan tanah. Tanah yang berada pada batas lekatnya tidak akan melekat pada alat-alat pengolah tanah. Massa tanah akan melekat jika kelengasannya melewati batas lekatnya, sehingga sulit diolah dan jika dipaksakan menyebabkan penghancuran agregat secara berlebihan yang akan merangsang pemadatan tanah. Pengolahan tanah seharusnya dilakukan pada kelengasan di bawah batas lekatnya tapi masih di atas batas gulungnya. Batas lekat tanah dianggap sebagai cara untuk mengukur air yang terjerap bahan koloid dan yang tertahan dalam pori-pori tanah. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di peroleh nilai batas lekat tanah pada ulangan yang pertama diperoleh KL sebesar 66,33 % dan pada ulangan yang kedua diperoleh KL sebesar 50 %, sehingga rata rata KL pada batas lekatnya sebesar 58,16 %. Ini berarti pengharkatanya sedang dikarenakan kandungan pasir yang tinggi. Dan faktor yang mempengaruhinya antara lain yaitu teksur tanah, bahan organik dan kadar lengas. Semakin kasar tekstur, semakin sedikit bahan organik, dan semakin rendah kadar lengasnya maka semakin tinggi batas lekatnya.

Batas gulung tanah menggambarkan perubahan kandungan lengas dari konsistensi remah ke konsistensi plastis, dan juga menggambarkan prosentase kelengasan minimal yang memungkinkan tanah di pecah dan dilumpurkan. Dari hasil percobaan di peroleh nilai batas gulung ulangan pertama pada KL 27,1 % dan kedua sebesar 28,20 %, sehingga rata ratanya sebesar 27,65 %. Batas berubah warna adalah kadar air di mana tanah mulai kering dan berubah warnanya. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di peroleh nilai batas berubah warna dengan KL sebesar 7,14 % pada penggulangan pertama dan 4,64 % pada pengulangan kedua dan rata ratanya sebesar 5,89 % yang berarti kandungan lengas tepat pada saat tanah berubah warna dari gelap menjadi terang adalah sedang. Faktor yang mempengaruhi batas berubah warna antara lain yaitu tekstur, kadar bahan organik dan kadar lengas. Semakin kasar tekstur, semakin sedikit bahan organik dan semakin sedikit kadar lengas maka batas berubah warna semakin tinggi dan begitu sebaliknya.

5. pH Tanah

pH merupkan indicator reaksi yang terjadi di dalam tanah. Nilai pH merupajan pembacaan logaritma ion H+ atau ino OH yang ditangkap oleh alat pengukur dari hasil pelepaan fraksi-fraksi tanah ketika dibwerikan larutan tertentu. Dalam H2O terdapat ion OH- lebih besar daripada ion H+ yang ada di dalam KCl sehingga pH H2O > pH KCl.

pH tanah atau kemasaman tanah merupakan salah satu sifat penting, karena berhubungan dengan ketersediaan unsur hara dan semua sifat sifat tanah. pH tanah dipengaruhi oleh umur tanah, aerasi-drainase, permeabilitas, dan bahan organik. Semakin lama umur tanah maka pH semakin asam. Permeabilitas mempengaruhi pH dikarenakan adanya daya lewatnya air sehingga mempengaruhi unsur-unsur pembentuk pH yang ada dalam tanah, dan semakin banyak bahan organik semakin masam pH tanah.

pH tanah terdiri dari pH aktual (pH H2O) dan pH potensial (pH KCl). pH aktual yaitu pH yang berada pada kation tanah sedangkan pH potensial berada di permukaan partikel tanah.

Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu secara elektrometrik dengan menggunakan pH meter. Nilai yang didapat dari perhitungan pH meter yaitu pH H2O sebesar 6,91 dan pH KCl sebesar 5,58. Ini berarti pH tanah bersifat masam. Tanah ini bersifat masam karena berkurangnya kation kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman.

Ion ion H+ yang dapat dipertukarkan merupakan penyebab terbentuknya kemasaman tanah potensial ini dapat ditentukan dengan titrasi tanah. Ion ion H+ bebas menciptakan kemasaman aktif diukur dan dinyatakan sebagai pH tanah. Tipe kemasaman inilah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh pH tanah baik langsung maupun tidak langsung. Setiap kelompok jenis tanaman membutuhkan pH tertentu untuk pertumbuhan dan produksi maksimum. Nilai pH tanah mempengaruhi ketersediaan N, P, K, Ca, Mg dan unsur mikro serta kelarutan unsur yang beracun seperti Al dan Mn. Disamping ini juga mempengaruhi kehidupan jasad mikro dalam tanah

6. KTK Tanah

KTK adalah jumlah total kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Karena adanya muatan tergantung pH pada tanah, maka dalam menentukan KTK di laboratorium harus di dasarkan pada pH laruatn yang telah ditentukan. Pada umumnya penetapan KTK di laboratorium dilakukan dengan ekstraksi ammonium asetat yang disangga pada pH 7 sehingga untuk tanah-tanah yang memilki pH kurangdari 7 atau bersifat asam maka didapat nilai KTK yang lebih besar dari KTK sebenarnya. Manfaat mengetahui KPK adalah untuk mengetahui ketersediaan hara dalam tanah.Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan diketahui bahwa KPK = 13,6 cmol (+)/kg menunjukkan bahwa pengharkatan mempunyai KPK yang rendah. Dengan cc HCl sebesar 3,4 ml dan N HCl sebesar 0,1 ml, sedangkan berat ctka 10 gr. Dapat disimpulkan, pH pada tanah inseptisol merupakan tanah masam sehingga kapasitas tukar kation rendah. Faktor yang mempengaruhi KPK tanah diantaranya adalah :

a. Tekstur tanah, semakin halus tekstur tanah, makin tinggi nilai KPKnya

b. Macam koloid, ketidakseragaman lempung dan humus merupakan faktor penting dalam kesuburan

c. Persentase kejenuhan basa

d. Reaksi tanah, pada prinsipnya semakin banyak pH suatu tanah, makin tinggi pula kapasitas tukar kationnya

e. Kadar bahan organuk, makin tinggi kadar bahan organuk tanah, maka makin tinggi pula KPKnya.

Dalam analisis KPK, digunakan beberapa chemikalia, antara lain berfungsi untuk :

a. NH4COOH 1 N, berfungsi untuk menjenuhi kandungan mengganti kation-kation basa dalam larutan tanah.

b. Alkohol, untuk mensterilkan tanah yan telah dijenuhi NH4COOH dari NH4+c. NaCl 10 %, untuk menukar NH4+ dari jerapan

d. H2O, berfungsi untuk menambah kelarutan dan mengurangi kerapatan serta memudahkan dalam reaksi kimia di dalam tanah.

e. HCl 0,1 N, berfungsi untuk mengidentifikasi KPK tanah malalui kation-kation yang oleh H+ ditukarkan7. Bahan Organik TanahBahan organik tanah adalah akumulasi bahan tanaman yan telah mati dan sisa-sisa binatang terombak adanya aktivitas mikrobia. Bahan organik memiliki arti penting bagi tanah yaitu sebagai perekat, juga dapat memperbaiki pengikatan lengas pada tanah pasiran, menjadi sumber unsur hara bagi tanaman, meningkatkan KPK, memantapkan agregat / memperbaiki struktur dan juga meningkatkan permeabilitas tanah.

Bahan organik tanah merupakan senyawa karbon yang mencakup bagian-bagian yang hidup di dalam tanah yang meliputi mikroorganisme tanah, sisa-sisa tanaman dan hewan yang berada dalam berbagai tahap dekomposisi, serta humus sebagai produk akhir dekomposisi yang relatif stabil. Bahan organic merupakan salah satu komponen pokok dalam tanah karena merupakan sumber sekaligus penyangga bagi kesuburan tanah. Tanah yang sehat memiliki kandungan bahan organik tinggi, sekitar 5%. Sedangkan tanah yang tidak sehat memiliki kandungan bahan organik yang rendah. Kesehatan tanah juga penting untuk menyamin produktivitas pertanian.

Faktor faktor yang mempengaruhi bahan organik adalah tipe vegetasi yang ada di daerah tersebut, populasi mikroba tanah, keadaan drainase tanah, curah hujan, suhu, dan pengelolaan tanah. Komposisi atau susunan jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan jaringan binatang. Pada umumnya jaringan binatang akan lebih cepat hancur daripada jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air yang beragam dari 60-90% dan rata-rata sekitar 75%. Bagian padatan sekitar 25% dari hidrat arang 60%, protein 10%, lignin 10-30% dan lemak 1-8%. Ditinjau dari susunan unsur karbon merupakan bagian yang terbesar (44%) disusul oleh oksigen (40%), hidrogen dan abu masing-masing sekitar 8%. Susunan abu itu sendiri terdiri dari seluruh unsur hara yang diserap dan diperlukan tanaman kecuali C, H dan O. Semakin banyak tipe vegetasinya, populasi mikrobia tanah, maka semakin banyak bahan organiknya. Dan bila drainase baik, curah hujan dan suhu sesuai dan pengelolaan baik maka bahan organik juga akan tersedia semakin banyak.

Untuk menguji kandungan bahan organik dilakukan dengan mengisi Ctka yang ditambah dengan K2Cr2O7 1N untuk memutuskan ikatan CO pada Bahan Organik dan menambahkan H2SO4 pekat untuk memberikan suasana asam menjadi jingga yang menunjukkan masih terdapatnya sisa oksidator kemudian menambahkan H3PO4 85% untuk menghilangkan sisa oksigen yang tersisa.langkah selanjutnya adalah mengencerkan aquadest. Setelah itu ditetesi indikator DPA untuk menambah suasana asam kemudian menitrasi dengan FeSO41N hingga warna hijau cerah dimana warna hijau cerah disini disebabkan karena adanya titrasi.

Pada praktikum ini juga digunakan blangko yang berfungsi sebagai pembanding. Pada tirasi dengan FeSO4 diperoleh bahwa ml FeSO4 yang diperlukan untuk merubah warna menjadi hijau cerah pada blangko lebih besar daripada baku. Hal tersebut karena pada blangko tidak terjadi oksidasi terhadap C. Berdasar hasil dan analisis pengamatan diperoleh kadar C sebesar 0,601 %, yang berarti kadar C nya rendah, kemudian kadar bahan organiknya diketahui sebesar 1,036 % ini harkatnya termasuk rendah.8. Kadar N, P dan K pada TanahUnsur Hara Makro seperti N, P, dan K merupakan unsur hara yang dibutuhkan banyak oleh tanaman. N memiliki fungsi untuk pembentukan protein dan diperlukan dalam pembentukan hijau daun. Unsur N termineralisasi apabila C/N ratio < 20 dan akan termobilisasi apabila C/N > 30. Sedangkan fungsi P secara umum adalah untuk pembentukan ATP dan juga mempercepat proses pembuahan. Unsur P termineralisai apabila C/N ratio < 200. Unsur K merupakan unsure yang diserap banyak tetapi digunakan dalam jumlah yang sedikit. Salah satu fungsinya adalah untuk buka tutup stomata.Nitrogen di dalam tanah berasal dari bahan organik, hasil pengikatan N dari udara oleh mikrobia, pupuk dan air hujan. Nitrogen dalam tanah jumlahnya sedikit, sehingga perlu pasokan N dari luar, seperti pemupukan atau sumber lainnya. Selain itu, Nitrogen di dalam tanah memiliki sifat mobile dan dapat berubah-ubah menajdi bentuk lain seperti NH4 menjadi NO3, NO, N2O dan N2, serta mudah hilang dan tercuci bersama air drainase. Nitrogen yang dapat diserap oleh akar tanaman hanya dalam bentuk nitrat (NO3-) dan amonium (NH4+). Pengamatan ini diperoleh hasil analisa bahwa kadar Nitrogen di dalam tanah inseptisol sebesar 1,063 %. Pada tiap horizon tanah terjadi perubahan N - total disebabkan oleh kehilagan N - total oleh alih rupa, juga dipengaruhi tingkat perombakan bahan organik. Sedangkan kehorizon bawah menunujukkan kenaikan N - total ini diduga karena perombakan bahan organik yang belum intensif.Jumlah Fosfor (P) di dalam tanah umumnya lebih rendah daripada N dan K, tetapi hampir sama dengan S. Fosfor di dalam tanah terdiri dari P-organik dan P-anorganik. Fosfor dapat diserap oleh akar tanaman hanya dalam bentuk HPO42- dan H2PO4-, tetapi di dalam tanah juga terdapat Al dan Fe yang dapat mengikat P sehingga P tidak tersedia untuk tanaman. Sumber P dalam tanah antara lain berasal dari batuan atau mineral tanah (BFA dan APATIT), bahan organik (pupuk organik, pupuk kandang, sisi tanaman, dll) dan hasil samping industri yang menggunakan bahan yang menandung P. Fosfor sangat reaktif dan mudah bereaksi dengan komponen tanah (Al, Fe dan Ca) membentuk senyawa yang tidak larut dan tidak tersedia untuk tanaman, selain itu P bersifat immobil atau yang tidak mudah bergerak. Pada pengamatan ini kadar P dalam tanah inseptisol sebesar 91,54 ppm.Kalium (K) dalam tanah bersumber pada pupuk buatan, pupuk kandang, sisa tanaman dan mineral K dalam tanah (Orthoclas, Mika, Muskovit dan Biotite). K diserap tanaman lebih besar daripada P, Ca dan Mg, tetapi lebih rendah jika dibandingkan dengan N. K di dalam tanah bersifat mobile sehingga mudah hilang melalui proses pencucian tau terbawa arus pergerakan air. Pada pengamatan ini diperoleh hasil bahwa kandungan K dalam tanah inseptisol sebesar 2,8 %.Nilai N, P dan K di dalam tanah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain suhu, kelembaban tanah, kandungan bahan organik, mikrobia pengikat unsur tersebut dari udara, pupuk kandang maupun pupuk buatan, hasil fiksasi dan limbah industri. Namun, keberadaan unsur tersebut juga dipengaruhi oleh banyak hal yang membuat unsur tersebut sedikit atau bahkan menjadi tidak tersedia untuk tanaman, misalnya karna pencucian atau pelindian dan terikat oleh unsur lain yang menyebabkan tanah masam tau tidak dapat diserap oleh akar tanaman.B. KomprehensifSecara umum apabila pH tanah tinggi, maka kejenuhan basa juga tinggi. Kejenuhan basa yang rendah berarti mempunyai kandungan ion H tinggi. Pada tekstur tanah yang mendominasi lempung, berarti Kapasitas Pertukaran Kation tinggi, karena pada tanah lempung luas permukaan partikelnya tinggi. Hal ini juga menyebabkan persentase kejenuhan basa tinggi. Kemantapan agregat pun menjadi tinggi.

Tanah yang teksturnya didominasi lempung juga menyebabkan mempunyai batas gulung tinggi. Hal ini dikarenakan lempung mempunyai daya plastisitas yang tinggi. Konsentrasi ion-ion hydrogen hydrogen yang berkurang di dalam larutan seperti yang terjadi bilamana pH meningkat, mendorong lebih banyak disosiasi ion-ion hydrogen dari hidroksil gugusan karboksil dan dengan demikian maka menghasilkan lebih banyak tapak yang bermuatan negative atau kapasitas pertukaran kation.

Bahan organik berpengaruh pada kemantapan agregat dan struktur tanah. Pada proses dekomposisi akan melepaskan zat-zat hara ke dalam larutan di dalam tanah dan menjadikan bahan organik menjadi bentuk yang lebih sederhana dan bersifat koliod. Kondisi ini meningkatkan kemampuan absorbsi tanah yang berkaitan juga dengan Kapasitas Pertukaran Kation tanah karena meningkatnya luas permukaan partikel tanah. Mikroba akan meningkatkan kemantapan agregasi-agregasi partikel penyusun tanah. Mikroba dan miselianya yang berupa benang-benang, akan berfungsi sebagai perajut/perekat/glue antar partikel tanah. Dengan demikian menyebabkan struktur tanah menjadi lebih baik karena ketahanannya menghadapi tekanan enodibilitas tanah.Untuk mengetahui sifat kimia tanah digunakan ctka yang berukuran 0,5 mm karena pada ctka 0,5 mm mempunyai pori kecil tetapi jumlahnya banyak. Dan apabila akan direaksikan maka ctka 0,5 akan lebih cepat. Zat-zat yang terkandung akan lebih cepat tereaksi. Dan pada sifat fisika digunakan ctka 2 mm karena dalam sifat fisika dibutuhkan fraksi-fraksi pasir, debu, dan lempung. Sedangkan pada ctka 0,5 mm hanya terdapat fraksi debu dan lempung.Tanah memiliki sifat fisika dan kimia yang berbeda-beda sehingga setiap tanah juga memiliki tingkat kesuburan yang berbeda-beda pula. Sifat-sifat fisika yang diamati pada praktikum kali ini antara lain kadar lengas tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, dan kemantapan agregat. Sedangkan sifat-sifat kimia yang diamati adalah reaksi tanah (analisis pH), bahan organik tanah, pertukaran kation, dan kejenuhan basa.

Sifat fisika tanah sangat ditentukan oleh sifat fisika maupun sifat kimianya. Sifat fisika yang dapat mempengaruhi antara lain kadar lengas, permeabilitas tanah, struktur tanah, tektur tanah, konsistensi tanah dan kemantapan agregat. Sedangkan sifat kimia yang mempengaruhi antara lain kandungan bahan organic dan kadar kapur setara tanah, yang nilainya dipengaruhi oelh besar kecilnya ukuran partikel tanah. Semakin besar partikel tanah maka kadar lengasnya semakin kecil. Hal ini disebabkan karena partikel yang berukuran kecil mempunyai luas permukaan yang semakin besar sehingga mampu menyerap air semakin besar.

Kadar lengas tanah sangat besar pengaruhnya pada sifat yang lain karena pada perhitungan sifat-sifat tanah seperti strukturr tanah, tekstur tanah, bahan organic tanah, kadar kapur setara tanah, dan nilai Cole menggunakan kadar lengas. Struktur tanah dapat ditentukan dengan mengetahui teksturnya. Misalnya, jika tanah bertekstur pasir berarti struktur tanahnya burir/lepas. Jika tanah bertekstur lempung berarti butir tanahnya gumpal.

Secara potensial, tanah Entisol mempunyai sifat-sifat fisika yang kurang baik/rendah sampai sedang, sifat-sifat kimianya juga sedang sehinggga produktifitas tanahnya rendah sampai tinggi dan koluvial sehingga mempunyai kandungan unsur hara yang relatif tinggi. Dan secara actual unsur hara tidak tersedia karena mineral-mineral primer dalam tanah belum mengalami pelapukan agar menajdi hara esensia karena tanah Entisol merupakan tanah muda dan banyak terjadi kation kation yang belum tercuci dan tidak tersedia.

Teksur tanah akan mempengaruhi kadar lengas, konsistensi,porositas tanahm aerasi, drainase. Tanah yang bertekstur pasiran memiliki kadar lengas yang kecil karena pori makronya yang lebih banyak daripada pori mikronya sehingga aerasi dan drainasenya rata-rata sedang dan cukup peka terhadap gejala erosi.

Konsistensi tanah dipengaruhi oleh kadar lengas. Jika kadar lengas rendah berarti konsistensinya lepas/rendah karena kandungan air pada tanah rendah. Selain itu konsistensi mempengaruhi porositas tanah, dimana pada tanah dengan konsitensi lepas, kemampuan meloloskan airnya tinggi.

Struktur tanah berpengaruh pada porositas dan kemantapan agregat. Pada tanah Entisol dengan struktur yang pejal dengan kemantapan agregat yang lemah atau mudah terurai sehingga mudah tererosi. Hal ini juga menentukan kandungan basa-basa dalam tanah sehingga mempengaruhi kadar kapur sebagai bahan perekat fraksi-fraksi tanah. Kadar kapur pada tanah Entisol sebesar 5,01% (rendah-sedang) menyebabkan struktur tanah yang pejal/tidak berstruktur sehingga kemantapan agregatnya lemah. Tanah yang mempunyai kemampuan menegmbang jika basah dan mengerut jika kering yang berbeda-beda tergantung pada kandungan mineral monmorilonit yang dimiliki.

Tanah Entisol secara umum berwarna kekelabu-kelabuan hingga kecoklat-coklatan, teksturnya adalah pasiran, dengan kandungan pasir sebesar 50% atau lebih, konsistensinya keras waktu kering atau teguh pada waktu lembab. Struktur tanahnya pejal atau tanpa struktur, permabilitas umumnya lambat atau drainasenya rata-rata sedang dan cukup peka terhadap erosi, kandungan bahan organiknya rendah, dengan reaksi tanahnya bervariasi dari asam netral sampai basa.

VI. KESIMPULANBerdasar seluruh rangkaian pengujian yang telah dilakukan untuk tiap variabel fisika tanah, didapat beberapa kesimpulan untuk menggambarkan tanah entisol yaitu:

1. Analisis tekstur tanah mengandung hasil lempung sebesar 39,835 %, debu sebesar 21,335 %, dan pasir sebesar 8,669 %. Tekstur tanah inseptisol geluh lempungan dengan dominan lempung.

2. Berdasarkan analisis struktur, nilai BJ sebesar 2,70 gr/cm3 dan BV sebesar 0,95 gr/cm3 sedangkan nilai porositas sebesar 64,81 %.

3. Analisis lengas tanah menunjukkan nilai kadar lengas kapasitas lapang sebesar 26,645 %, kapasitas maksimum sebesar 73,6 % dan kering angin untuk tanah 0,5 mm sebesar 10,525 %, tanah lolos 2 mm sebesar 3,55 %, tanah 2 mm sebesar 3,505 %, dan tanah bongkah sebesar 29,08 %.

4. Berdasarkan analisis konsistensi tanah didapatkan nilai BC sebesar 30,25% (sedang), BL 55,16 %, BG 28,20 %, BBW 5,89 % (rendah).

5. Analisis pH menunjukkan nilai pH terukur yang didapatkan adalah pada angka 6,91 untuk pH H2O dan 5,58 untuk pH KCl. Hasil pengukuran pH yang seperti ini menunjukkan bahwa tanah yang dianalisis (Inceptisols) merupakan tanah yang tergolong tanah masam.

6. Analisis pertukaran kation didapatkan nilai KPK sebesar 13,6 cmol(+)/kg dan yang demikian ini tergolong sedang.

7. Analisis bahan organik menunjukkan kadar C sebesar 0,601 % dan 1,036 % untuk kadar bahan organik. Persentase sebesar 0,601 % menandakan tanah yang dianalisis berharkat rendah untuk kadar C-nya dengan kadar Bahan Organik yang rendah.

8. Analisis kadar N, P dan K menunjukkan N total tanah sebesar 0,185 %, kadar P tersedia tanah 82,017 % dan kadar K tersedia tanah 3,059 %. Dapat disimpulkan kadar N rendah, kadar P tinggi dan kadar K rendah.

DAFTAR PUSTAKAAbdullah.2009. http://mastegar.blogspot.com/2009/08/tekstur-tanah.html.Diakses pada Hari Minggu, 16 Mei 2010 pukul 10.33 WIB.Andani, A.G, 1988. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Bina Aksara. Jakarta.

Anonim a. 2009. Kimia Tanah. www.google.com/kuliahiht. (Diakses tanggal 7 Mei 2009 pukul 06.00 WIB)

Anonim . 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Anonim. 2008. Sifat Fisika Tanah. www. Google.com/sifat-fisika-tanah.html. (Diakses tanggal 7 Mei 2009 pukul 05.40 WIB)

Anonim.2001. www.iptek.net.id. (Diakses tanggal 14-05-2009 pukul 19.00 WIB).Anonim.2001.www.iptek.net.id. Diakses pada Hari Minggu, 16 Mei 2010 pukul 12.50 WIB.Anonim.2005.ntb.litbang.deptan.go.id. Diakses pada Hari Minggu, 16 Mei 2010 pukul 13.03 WIBAnonim.2007.http://www.tanindo.com/abdi5/hal2901.htm. Peranan Unsur Kalium pada Tanaman. Diakses pada Hari Minggu, 16 Mei 2010 pukul 12.11 WIB. Anonim.2008. http://bwn123.wordpress.com/2008/09/06/struktur-tanah/. Diakses pada Hari Minggu, 16 Mei 2010 pukul 12.03 WIB. Anonim.2008.http://benito.staff.ugm.ac.id/PERTUKARAN%20KATION.htm. Diakses pada Hari Minggu, 16 Mei 2010 pukul 12.15 WIB. Anonim.2008.http://ditjenbun.deptan.go.id/benihbun/benih/index.php?option=com_content&task=view&id=178&Itemid=26. Diakses pada Hari Minggu, 16 Mei 2010 pukul 10.49 WIB.Anonim.2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Konservasi_tanah. . Diakses pada Hari Minggu, 16 Mei 2010 pukul 12.15 WIB. Anshori, Arif. 2003. Prediksi Kurva Karakteristik Lengas Alfisol. Jurnal tanah dan Air Vol. 4 No. 2: 77 86

Ariyanto, M. Edi. 2001. Karakter Sifat Sifat Tanah yang Diusahakan Sebagai Kebun Tebu, Hutan dan Lahan Alang Alang. Jurnal Tanah Tropika No. 12 :107 - 115

Ayatullah.2009. septa_ayatullah.blogspot.com. Diakses Hari Minggu, 16 Mei 2010 pukul 13.15 WIB.

Baskoro, Dwi Putro Tejo dan Henry D. Manurung. 2005. Pengaruh Metode Pengukuran dan Waktu Pengayakan Basah Terhadap Nilai Indeks Stabilitas Agregat Tanah. Jurnal of Soil and Environment Vol 7 No.2: 54-57

Benito.2000. bergerakormasi.wordpress.com. Diakses pada Hari Minggu, 16 Mei 2010 pukul 10.15 WIBBuckman Harry O, Brady Nyle C. 1982. Ilmu Tanah. Bharat Karya Aksara. Jakarta.

Darmawijaya, M Isa.1990. Klasifikasi Tanah, Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan Pelaksanaan Pertanian di Indonesia. Penerbit Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Delvian. 2005. Pengaruh Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Naungan Terhadap dengan Pemupukan Fosfat dan Inokulasi Mikoriza. Lokakarya Nasional di Tanah Masam. Menara Perkebunan. Vol. 70 (2) : 50-57.

Effendi, Sryana, 1982. Pengelolaan Tanah Dalam Meningkatkan Produksi Pertanian. Depdikbud UNS. Surakarta.

Elisa.2005.elisa.ugm.ac.id. Diakses pada Hari Minggu, 16 Mei 2010 pukul 11.20 WIB.

Euroconsult. 1989. Agricultural Compendium (Third revised edition). Elsevier. Amsterdam.

Foth, H.D . 1994 . Dasar Dasar Ilmu Tanah . Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Hakim, et al.1986.Dasar-dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung Press. Lampung.Handayani.2006.nglithis.wordpress.com. Diakses pada Hari Minggu, 16 Mei 2010 pukul 10.25 WIB.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis. Jakarta : Akapress.Haryadi. 1998. Ilmu Konservasi Tanah di Indonesia.Rajawali Press : Jakarta.Hendra. 2008. Mengetahui Kesuburan Tanah Vs Pemupukkan. http://ditjenbun.deptan.go.id/benihbun/benih/index.php?option=com_content&task=view&id=178&Itemid=26 (Diakses tanggal 4 Desember 2008. Pukul 05.30 WIB)

Herujito. 1989. Dasar-dasar Kimia Tanah. UGM Press. Yogyakarta.

Hidayati, U. 1993. Pengaruh Residu Kapur dan Sekam Padi pada Sifat Oxcyx Dystripept Cikarang dan Hasil Kedelai. Skripsi Jurusan Tanah Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Isroi. 2009. isroi.wordpress.com. Diakses pada Hari Minggu, 16 Mei 2010 pukul 11.00 WIB. Jalam, Abdul Kadir, Sri Juniwati, Sarno. 1998. Perubahan Kelarutan Tembaga dan Kandmium dalam Kolom Tanah dengan Perlakuan Kapur dan Kompos Daun Singkong Akibat Pencucian dengan Air. Jurnal Tanah Tropika No. 7: 43-50

Jamilah. 2007. jamilah_tnh.blog.friendster.com. (Diakses tanggal 15-05-2009 pukul 20.30 WIB)

Kemper, W.D. & W.S. Chepil. 1965. Size Distribution of Aggregate. Dalam. Black, C.A. (ed.). Methods of Soil Analysis. Part1: Physicaland Mineralogical Properties, IncludingStatistics of Measurement and Sampling. AmericanSociety of Agronomy. Publisher.Madison, Wisconsin.

Kurnia Undang, et al. 2006. Sifat Fisika Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar Litbang Sumberdaya Pertanian. Bogor.

Lopulisa. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Grafindo Persada. Jakarta.

Manik, K. E. S., Afandi, dan Sukarno. 1998. Karakteristik Fisika Tanah pada Perkebunaan Nanas yang Diolah Sangat Intensif di Lampung Tengah. Jurnal Tanah Tropika No 7: 1 6Marpaung. 2009.boymarpaung.wordpress.com. Diakses pada Hari Minggu, 16 Mei 2010 pukul 11.34 WIB.

Marschner dan Tarafdar.1996. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Bina Aksara. Jakarta.Munir.1996. Tanah-tanah Utama Indonesia. Dunia Pustaka. Jakarta.Nugroho.2009. Tanah dan Pengolahan. CV Alfabeta. Bandung.Pasaribu D.A., N. Sumarlin, Sumarno, Y. Supriati, R. Saraswati, Sucipto dan S. Karama. 1989. Penelitian Inokulasi Rhizobium di Indonesia. Risalah Lokakarya Penelitian Penambatan Nitrogen Secara Hayati pada Kacang-kacangan. Kerjasama Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian Pengembangan Pertanian dan Pusat Penelitian dan Pngembangan Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor.

Poerwowidodo. 1992. Metode Selidik Tanah. Usana Offset. Surabaya

Rahayu, M. 2004. Pengaruh Pemberian Rhizoplus dan Takaran Urea terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai. Prosiding Seminar Nasional Pemberdayaan Petani Miskin di Lahan Marginal Melalui Inovasi Teknologi Tepat Guna. Pusat Penelitian Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Rayes, A. 2006. Pengenalan Tanah. www.google.com. (Diakses tanggal 4 Desember 2008. Pukul 05.48 WIB)

Ruitjer, Agus.2004. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.

Saraswati.2004. Indikator Mutu Tanah. Warta Sumber Daya Lahan Vol 1 No. 4. Puslitanak. Bogor.Sarief, S. 1985. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bagian Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian UNPAD. Bandung.

Soenarto. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. IPB. Bandung.

Soewandita.2003. Fisika Tanah dan Lingkungan. Andalas University Press. Padang.

Sparling.1998. Prospek Pengairan Pertanian Tanaman Semusim Lahan Kering. Jurnal Litbang Pertanian,23(54) halaman130-138Suharta, N. , D. subardja dan B. H. Prasetyo. 1986. Karakteristik tanah tanah berkembang dari batuan granit di Kalimantan Barat. Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk. No 6: 51 60.

Sulaiman dan Eviati.2005. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, Pupuk. Balittanah. Bogor.

Sutedjo, Mulyani dan Kartasapoetra. 2002.Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.

Tan, Kim. H. 1986. Dasar Dasar Kimia Tanah. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta. Indonesia.

Tejoyuwono.1998. Tanah dan Lingkungan. Deppenke. Jakarta.

Undang et al. 2000. Sifat Fisika Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar Litbang Sumberdaya Pertanian. Bogor.

Wulandari.2001. Metode Selidik Tanah. Penerbit Usana Offset. Surabaya.Yoshida.1978. Petunjuk Praktikum Fisika dan Kimia Tanah. Jurusan FP UGM. Yogyakarta.