partikel dan tekstur batuan sedimen

28
DI SUSUN OLEH : OKE AFLATUN 03071181320010 WAHIDIN ZUHRI 03071181320014 DESRA LORENSIA 03071181320043 ANIS FIRDASARI 03071181320003 YUNI DWI UTAMI 03071181320020 WAHYU KRIZNA PUTRI 03071181320005 FERI SATRIYADI 03071181320011 ERA MARTA SARI 03071281320012 ARY BIMANTARA 03071181320037 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014

Upload: wahidinzuhri

Post on 14-Jul-2015

869 views

Category:

Science


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: partikel dan tekstur batuan sedimen

DI SUSUN OLEH :

OKE AFLATUN 03071181320010

WAHIDIN ZUHRI 03071181320014

DESRA LORENSIA 03071181320043

ANIS FIRDASARI 03071181320003

YUNI DWI UTAMI 03071181320020

WAHYU KRIZNA PUTRI 03071181320005

FERI SATRIYADI 03071181320011

ERA MARTA SARI 03071281320012

ARY BIMANTARA 03071181320037

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

Page 2: partikel dan tekstur batuan sedimen

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik

dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan Makala Partikel dan Tekstur

batuan sediment ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga

laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman

bagi pembaca dalam menambah ilmu dalam batuan sediment.

Harapan saya semoga Makala Partikel dan Tekstur batuan sediment ini membantu

menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat

memperbaiki bentuk maupun isi Makala Partikel dan Tekstur batuan sediment ini

sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makala Partikel dan Tekstur batuan sediment ini saya akui masih banyak kekurangan

karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan

kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Indralaya, 29 September 2014

Penulis

Page 3: partikel dan tekstur batuan sedimen

PENDAHULUAN

1. Tujuan :

Mahasiswa dapat mengetahui Partikel dan tekstur sedimen

Mahasiswa dapat mengaplikasikan hubungan partikel dan tekstur

sedimen dalam proses pembentukan batuan sedimen .

2. Rumusan Masalah

Apa itu batuan sedimen ?

Apa saja jenis batuan sedimen ?

Apa saja Tekstur dalam batuan sedimen ?

Apa saja struktur dalam batuan sedimen ?

Page 4: partikel dan tekstur batuan sedimen

PARTIKEL DAN TEKSTUR BATUAN SEDIMEN

A.PENGERTIAN BATUAN SEDIMEN

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan

yang berupa bahan lepas. Menurut ( Pettijohn, 1975 ) batuan sedimen adalah

batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah

ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan

lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan.

Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen.

Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan

sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.

Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya mengandung

5% yang diketahui di litosfera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian benua, dimana

batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di

permukaan bumi, batuan-batuan sedimen menempati luas bumi sebesar 75%,

sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar 25% saja. Batuan sedimen dimulai

dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal sekali. Ketebalan batuan sedimen

antara 0 sampai 13 kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang tersingkap

dibagian benua. Bentuk yang besar lainnya tidak terlihat, setiap singkapan memiliki

ketebalan yang berbeda dan singkapan umum yang terlihat ketebalannya hanya 1,8

kilometer. Di dasar lautan dipenuhim oleh sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan

dari lapisan itu selalu tidak pasti karena setiap saat selalu bertambah ketebalannya.

Ketebalan yang dimiliki bervariasi dari yang lebih tipis dari 0,2 kilometer sampai

lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata-rata sekitar 1 kilometer (Endarto,

2005 ).

Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan

antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari

sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang

termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan

sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya

Page 5: partikel dan tekstur batuan sedimen

5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu

lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-kira 80% (Pettijohn,

1975).

Sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga dari yang

terakumulasi di tepi-tepi cekungan yang melengser kebawah akibat gaya gravitasi.

Meskipun secara teoritis dibawah permukaan air tidak terjadi erosi, namun masih

ada energy air, gelombang dan arus bawah permukaan yang mengikis terumbu-

terumbu karang di laut dan hasil kikisannya terendapkan di sekitarnya. Material

sedimen dapat berupa :

1. Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya kerikil di

sungai, pasir di pantai dan lumpur di laut atau di danau.

2. Material organik, seperti terumbu koral di laut, sisa-sisa cangkang organism air

dan vegetasi di rawa-rawa.

3. Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dankalsim

karbonat di aut dangkal.

B. JENIS BATUAN SEDIMEN

1. Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari

pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa

batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan

dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini

berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan

proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan

laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan

langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan

dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi

dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke

Page 6: partikel dan tekstur batuan sedimen

dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari

batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk

golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai

laut dalam.

Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun

secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan

pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa

yakni, prosess- proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu

sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Contohnya; Breksi, Konglomerat,

Standsstone (batu pasir), dan lain-lain.

Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau

pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan

sedimen itu sendiri. (Pettjohn, 1975). Batuan sedimen diendapkan dengan proses

mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran

besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses

pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut.

Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung

dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga

diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batu pasir bisa terjadi dilingkungan laut,

sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan

detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau,

serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada

umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam

(Pettjohn, 1975). Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan

mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju

suatu cekungan pengendapan (Pettjohn, 1975).

Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni,

proses proses-proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu

sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah

suatu sedimen menjadi batuan keras ( Pettjohn, 1975).

Proses diagenesa antara lain :

Page 7: partikel dan tekstur batuan sedimen

a) Kompaksi Sedimen

Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari berat

beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang

satu dengan yang lain menjadi rapat.

b) Sementasi

Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi

mengikat butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat

kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.

c) Rekristalisasi

Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari

pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi

sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.

d) Autigenesis

Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya mineral

tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang

umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dan lain-lain.

e) Metasomatisme

Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa

pengurangan volume asal.

2. Batuan Sedimen Non-Klastik

Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk

sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu

juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara

kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara

kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 ®

CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau

tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang),

terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai

akibat penurunan daratan menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu gamping), Coal

(batu bara), dan lain-lain.

Page 8: partikel dan tekstur batuan sedimen

Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari

kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau

reaksi organik (Pettjohn, 1975). Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan

sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu :

a) Golongan Detritus Kasar

Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini

antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat

pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.

b) Golongan Detritus Halus

Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal

sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih,

batu lempung dan Nepal.

c) Golongan Karbonat

Batuan ini umum terbentuk dari cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau

oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk

lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di

lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada

lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali

macamnya tergantung pada material penyusunnya.

d) Golongan Silika

Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi

untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian

dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas

sekali.

e) Golongan Evaporit

Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang

cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut

yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsure-unsur

tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan

terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk

kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.

Page 9: partikel dan tekstur batuan sedimen

f) Golongan Batubara

Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan.

Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan

yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan.

Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak

sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat

tersebut.

C. TEKSTUR BATUAN SEDIMEN

1. KEKOMPAKAN

Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan) hingga

menjadi batuan sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadi pada

suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 300oC dan tekanan 1 – 2 kilobar,

berlangsung mulai sedimen mengalami penguburan, hingga terangkat dan

tersingkap kembali di permukaan. Berdasarkan hal tersebut, ada 3 macam

diagenesa, yaitu :

1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.

2. Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen mengalami

penguburan semakin dalam.

3. Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen tersingkap

kembali di permukaan oleh karena pengangkatan dan erosi.

Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat kekompakan batuan

sedimen juga sangat bervariasi, yakni :

Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau sedimen)

Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada kondisi kering,

tetapi akan terurai bila dimasukkan ke dalam air.

Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen yang dapat

dilepas dengan tangan atau kuku.

Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku.

Sangat kompak (sangat keras, biasanya sudah mengalami rekristalisasi).

Page 10: partikel dan tekstur batuan sedimen

2. KEBUNDARAN

Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn, dan

kawan-kawan (1987) membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan

ditunjukkan dengan pembulatan rendah dan tinggi. Keenam kategori kebundaran

tersebut yaitu:

Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)

Meruncing (menyudut) (angular)

Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)

Membundar (membulat) tanggung (subrounded)

Membundar (membulat (rounded)

Sangat membundar (membulat) (well-rounded).

Kategori kebundaran dan keruncingan butiran sedimen (Pettijohn, dkk., 1987).

3. TEKSTUR PERMUKAAN

a) Kasar, bila pada permukaan butir terlihat meruncing dan terasa tajam. Tekstur

permukaan kasar biasanya dijumpai pada butir dengan tingkat kebundaran sangat

meruncing-meruncing.

b) Sedang, jika permukaan butirnya agak meruncing sampai agak rata. Tekstur ini

terdapat pada butir dengan tingkat kebundaran meruncing tanggung hingga

membulat tanggung.

c) Halus, bila pada permukaan butir sudah halus dan rata. Hal ini mencerminkan

proses abrasi permukaan butir yang sudah lanjut pada saat mengalami transportasi.

Page 11: partikel dan tekstur batuan sedimen

Dengan demikian butiran sedimen yang mempunyai tekstur permukaan halus terjadi

pada kebundaran membulat sampai sangat membulat.

Sekalipun hal itu dinyatakan sebagai katagori kebundaran, tingkatan ini nampaknya

lebih didasarkan pada tekstur permukaan dari pada butir.

4. UKURAN BUTIR

Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara megaskopik.

Ukuran butir lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan tangan masih

terasa ada butir seperti pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa

sangat halus dan lembut di tangan, tidak terasa ada gesekan butiran seperti pada

lanau, dan bila diberi air akan terasa sangat licin.

Skala ukuran butir sedimen (disederhanakan).

Ukuran butir

(mm) Nama Butiran Nama batuan

Æ > 256 Boulder / block

(bongkah) Breksi

64 – 256 Cobble (kerakal)

(bentuk /

kebundaran butiran

meruncing)

4 – 64 Pebble Konglomerat

2 – 4 Granule (kerikil)

(bentuk /

kebundaran butiran

membulat)

1/16 – 2 Sandstone (pasir) Batupasir

1/16 – 1/256 Silt (lanau) Batulanau

Æ < 1/256 Clay (lempung) Batulempung

Page 12: partikel dan tekstur batuan sedimen

5. POROSITAS (Kesarangan)

Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-pori di

dalam batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila pada batuan itu

banyak dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori. Sebaliknya, batuan dikatakan

mempunyai porositas rendah apabila kenampakannya kompak, padat atau

tersemen dengan baik sehingga sedikit sekali atau bahkan tidak mempunyai pori-

pori. Permeabilitas adalah tingkatan kemampuan batuan meluluskan air (zat cair).

Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat meluluskan air, yaitu :

a) Bahan lepas, atau terkompakkan lemah, biasanya berbutir pasir atau lebih

kasar.

b) Batuan dengan porositas tinggi, lubang-lubangnya saling berhubungan.

c) Batuan mempunyai pemilahan baik, kemas tertutup, dan ukuran butir pasir atau

lebih kasar.

d) Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai banyak retakan / rekahan.

Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air, yaitu :

a) Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling berhubungan.

b) Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir lanau –

lempung. Material lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori antar butir.

c) Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak ada

rekahan.

Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan tinggi

apabila di permukaannya diteteskan air maka air itu segera habis meresap ke dalam

batuan. Sebaliknya, batuan mempunyai kelulusan rendah atau bahkan tidak lulus air

bila di permukaannya diteteskan air maka air itu tidak segera meresap ke dalam

batuan atau tetap di permukaan batuan.

D. STRUKTUR SEDIMEN

1. Struktur di dalam batuan (features within strata) :

Page 13: partikel dan tekstur batuan sedimen

# Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal perlapisan < 1 cm

disebut struktur laminasi.

# Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross lamination.

# Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)

~Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus.

~Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas semakin kasar.

2. Struktur permukaan (surface features)

# Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks)

# Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals.

# Cetakan jejak binatang melata (tracks and trails of crowling animals)

# Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks)

# Gumuk pasir (dunes, antidunes)

3. Struktur erosi (erosional sedimentary structures)

# Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges)

# Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau fosil)

# Saluran dan cekungan gerusan (channels and scours)

# Cekungan gerusan dan pengisian (scours & fills)

E. PENAMAAN BATUAN

Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian

(data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian

Page 14: partikel dan tekstur batuan sedimen

batuan sedimen silisiklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan

bentuk butir, struktur dan komposisi yaitu :

1. Rudit (f > 2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen

membulat). Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat diamati,

maka penamaaan tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi utama fragmen

batuan tersebut. Misalnya breksi andesit, breksi batuapung, konglomerat kuarsa.

2. Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir ini

dapat ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh batupasir

berlapis, batupasir silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya, misal batupasir

kuarsa.

3. Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir

lempung, batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau. Serpih

adalah batulempung atau batulanau berstruktur laminasi.

Tabel Penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Tekstur/Struktur Komposisi

mineral/fragmen

Nama batuan Ciri-ciri khas

Rudit

(2 – 256 mm)

Komposisi

sejenis atau

campuran,

terutama dengan

rijang, kuarsa,

granit, kuarsit,

batugamping dll.

Konglomerat Fragmen

umumnya bulat

atau agak

membulat

Breksi Fragmen

umumnya

runcing, dan

menyudut

Fanglomerat Kipas aluvial

yang mengalami

pembatuan

Pecahan batuan Tillit Umumnya tidak

Page 15: partikel dan tekstur batuan sedimen

bercapur

dengan semen

terpisah.

Fragmen

batuan terdapat

bekas goresan

Arenit

(1/16 – 2 mm)

Terutama kuarsa

25%, felspar

kalium atau

plagioklas 10-

25%.

Pecahan batuan:

basal, riolit,

batusabak dll.

Mineral mika,

serisit, klorit, bijih

besi.

Arenit atau

batupasir

kuarsa

Pemilahan baik

dan bersih

Arkose Pemilahan jelek,

warna abu-abu

kemerahan

Batupasir

felspatik

Graywacke

subgraywacke

Lebih dewasa

dari arkose

antara

graywacke dan

arenit

Lutit

(1/16 – 1/256

mm)

Umumnya

mineral lempung,

kuarsa, opal,

kalsedon, klorit

dan bijih besi.

Batulanau Antara

batupasir dan

serpih

Serpih

Batulumpur

Batulempung

Mudah

membelah, tidak

plastis, bila

Page 16: partikel dan tekstur batuan sedimen

dipanasi menjadi

plastis

Untuk batuan karbonat bertekstur klastika :

1. Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan fragmen batugamping.

2. Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh mineral karbonat.

3. Kalsilutit, adalah batugamping klastis berbutir halus (lanau – lempung).

Untuk batugamping bertekstur non klastika, cukup diberi nama batugamping non

klastika. Apabila di dalam batugamping banyak mengandung fosil maka dapat

disebut batugamping berfosil. Sedangkan batuan karbonat yang sudah tersusun

oleh kristal kalsit atau dolomit disebut batugamping kristalin. Napal adalah

terminologi untuk batuan sedimen berbutir lanau dan lempung, tersusun oleh bahan

silisiklastika dan karbonat.

Untuk batuan klastika gunungapi, tata namanya mengikuti batuan piroklastika

yang telah dijelaskan pada acara analisis batuan beku, yaitu terdiri dari tuf (halus

dan kasar), batulapili, breksi gunungapi dan aglomerat (Gambar 3.8). Dalam

beberapa hal, secara megaskopik, warna yang sangat khas dapat ditambahkan

untuk penamaan batuan, contoh tuf hijau, batupasir merah, batulempung hitam dsb.

Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Tekstur/Struktur Komposisi

mineral/fragmen

Nama batuan Ciri-ciri khas

Rapat, afanitik,

berbutir kasar,

kristalin, porus,

oolit dan

mosaik

Terutama kalsit Batugamping Breaksi dengan

HCl,

mengandung

organik,

bioklastika,

Terutama

dolomit

Dolomit Tidak segera

bereaksi dengan

HCl, jarang

mengandung

Page 17: partikel dan tekstur batuan sedimen

fosil, berbutir

sedang

Berbutir halus Kristal halus

dengan

mikroorganisme

Kapur Putih – abu-abu

terang, sangat

rapuh,

mengandung

fosil

Karbonat dan

lempung

Napal Abu-abu terang,

rapuh, pecahan

konkoidal

Rapat dan

berlapis

Campuran silika,

opal dan

kalsedon dll.

Rijang Warna

beragam, keras,

kilap non logam,

konkoidal

Terutama gips

Anhidrit

Terutama malit

Gips Evaporit, tidak

sendiri

melainkan

berasosiasi

dengan

mineral/batuan

lain.

Dijumpai kristal

yang

mengelompok

Masif atau

berlapis

Mineral fosfat

dan fragmen

tulang

Fosforit Diperlukan

penentuan

kadar P2O3

Amorf, berlapis,

tebal

Humus,

tumbuhan

Batubara, lignit Warna coklat,

pecahan

prismatik

Page 18: partikel dan tekstur batuan sedimen

F. GENESIS

Berdasar data pemerian batuan sedimen tersebut di atas, maka secara genesa

dapat diinterpretasikan mengenai :

1. Asal-usul atau sumber batuan sedimen (provenance)

2. Energi pengangkut (angin, air, es, longsoran, letusan gunungapi atau kombinasi di

antaranya), jaraknya dengan sumber dan proses transportasinya.

3. Lingkungan pengendapan, di darat kering, darat berair tawar (danau, sungai), di

pantai atau di laut (dangkal atau dalam).

4. Diagenesa dan lain-lain.

G. MACAM-MACAM BATUAN SEDIMEN

1. Tufa

Merupakan suatu spongi, batuan karbonat yang porous, diendapkan sebagai

lapisan tipis di permukaan, di dekat mata air (Springs) dan sungai (rivers).

Ditemukan di kaligendig, Karangsambung, Kebumen.

2. Bentonit

Genesa Bentonit secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu,

Terjadi karena pengaruh pelapukan,Terjadi karena pengaruh hydrothermal,Terjadi

karena akibat devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan di dalam air (lakustrin

Page 19: partikel dan tekstur batuan sedimen

sampai neritic). Terjadi karena proses pengendapan kimia dalam suasana basa

(alkali) dan sangat silikan. Ditemukan di patik, Sepat, Gunung kidul.

3. Lempung

Lempung kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang

berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika

dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum

adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari

proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari

aktivitas panas bumi. Ditemukan di Tontongan, karangsambung, kebumen.

Page 20: partikel dan tekstur batuan sedimen

4. Lempung Merah

Pada umumnya batuan keras basalt dan andesit akan menjadikan lempung

berwarna, sehingga disebut lempung merah. Ditemuukan di karangsambung,

kebumen.

5. Batupasir

Batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh

aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat.

Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya

bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan,

misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Ditemukan di karang

sambung, Kebumen.

Page 21: partikel dan tekstur batuan sedimen

6. Batupasir Merah

Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna

umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena

lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi

lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu.

Ditemukan di karang sambung, Kebumen.

7. Pasir Besi

Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-

butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen,

biotit, dan tourmalin. mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit,

Page 22: partikel dan tekstur batuan sedimen

ilmenit, limonit, dan hematit, Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup

penting merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi

terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik. Ditemukan di sungai

luk ulo, Kebumen.

9. Pasir Hijau

Batu ini terbentuk dari aktivitas vulkani, batu ini merupakan kristal olivin yang

dihasilkan dari letusan gunung berapi kerucut yang letusan (erupsi) dan

longsorannya (erosi) menyebar di sekeliling gunung. Ditemukan di

sembaro,karangsambung, Kebumen.

Page 23: partikel dan tekstur batuan sedimen

11. Batugamping

Batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari

kalsit (CaCO3). Batuan karbonat yang hampir seluruhnya kalsium karbonat

(CaCO3), atau secara spesifik adalah batuan karbonat yang mengandung lebih dari

95% kalsit dan kurang dari 5% dolomit. Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis,

berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil

dari proses organisme atau karena proses anorganik. Ditemukan di wonogiri,

jogjakarta.

12. Gamping Merah

Gamping berwarna merah. Singkapan yang merupakan endapan laut dalam ini

berlapis hampir vertikal membentuk puncak-puncak punggungan yang sempit.

Ditemukan di karangsambung, Kebumen

Page 24: partikel dan tekstur batuan sedimen

13. Gamping Numulities

Bongkah batu gamping numuliites merupakan "olistolit" hasil suatu pelongsoran

besar didasar laut dari tepian menuju tengah cekungan yang dalam. Fosil yang

ada menunjukkan bahwa pada kala Eosen kawasan sekitar Karangsambung

merupakan laut dangkal di mana pada tepi-tepi cekungan diendapkan batu gamping

numulites.

Page 25: partikel dan tekstur batuan sedimen

14. Breksi Vulkanik

Breksi Vulkanik (Qb); Terdiri dari breksi yang bersifat andesitik, lava, batupasir

tufaan dan breksi lahar. Breksi andesit umumnya melapuk sedang berwarna kuning

kecoklatan, komponen batuan andesitik (4 – 45 cm) agak segar, menyudut

tanggung, tertanam pada masadasar pasir tufa berbutir kasar, agak padat sebagian

mudah hancur. Lava andesit umumnya melapuk ringan berwarna abu-abu tua,

padu, bertekstur kasar dan porfiritik, terkekarkan cukup intensif dan terisi oleh

mineral kuarsa. Breksi lahar umumnya melapuk sedang, berwarna coklat tua,

komponen tufa dan batuan agak segar yang berukuran pasir kasar hingga kerakal,

menyudut sampai membulat tanggung, agak padu. Ditemukan di kedung jati, Bantul.

15. Breksi Pumice

Breksi batuapung (Pumice) mempunyai kuat tekan 75,62 kg/cm2. kedap suara,

mudah dibentuk atau dipahat menjadi blok-blok yang berukuran besar, sehingga

dapat mengurangi pelesteran. Selain itu lain juga tahan terhadap api, kondensi,

jamur dan panas, serta cocok untuk akustik. Dalam sektor industri lain, batuini

digunakan sebagai bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih

(cleaner), stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-lain. Ditemukan

di semiilir, Jogjakarta.

Page 27: partikel dan tekstur batuan sedimen

KESIMPULAN

1. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pelapukan ,

transportasi , sedimentasi dan litifikasi sehingga membentuk batuan.

2. Jenis batuan sedimen dibagi menjadi 2 yaitu batu sedimen klastik dan non

klastik.

3. Tekstur batuan sedimen mempengaruhi dalam pembentukan ukuran butir ,

kebundaran , porositas , tekstur permukaan dan kekompakan.

4. Struktur batuan sedimen mempengaruhi kenampakan batuan seperti

menunjukkan perlapisan , bekas tererosi dsb .

Page 28: partikel dan tekstur batuan sedimen

Daftar Pustaka

2012/.Bahan Kuliah kuliah http://laboseanografi .files. wordpress.

com/2012 /02/ bahan-kuliah-2-new.pdf. Di akses pada tanggal 26

September 2014.

2012. Partikel Sediment. http://tropica l- mcrm .blogspot .com /2012

/04/partikel-sedimen.html. Di akses pada tanggal 26 September 2014.

2010.Jurnal Geologi.http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/03/

struktur - sedimen.html. Di akses pada tanggal 26 September 2014