pada ny y dgn kuret abortus

23
BAB I PENDAHULUAN 1.0 Latar Belakang Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Monro melaporkan bahwa fetus dengan berat 397 gr dapat hidup terus, jadi definisi tersebut di atas tidaklah mutlak sungguhpun bayi dengan BB 700-800 gr dapat hidup, tetapi hal ini dianggap sebagai suatu keajaiban. Makin tinggi BB anak waktu lahir, makin besar kemungkinannya untuk dapat hidup terus. Faktor-faktor penyebabnya sangat banyak pada bulan pertama dari kehamilan yang mengalami abortus, hampir seluruh didahului oleh matinya fetus. 1

Upload: ochabianconeri

Post on 08-Apr-2016

67 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

obgyn

TRANSCRIPT

Page 1: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

BAB I

PENDAHULUAN

1.0 Latar Belakang

Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar

kandungan. Monro melaporkan bahwa fetus dengan berat 397 gr dapat hidup

terus, jadi definisi tersebut di atas tidaklah mutlak sungguhpun bayi dengan BB

700-800 gr dapat hidup, tetapi hal ini dianggap sebagai suatu keajaiban. Makin

tinggi BB anak waktu lahir, makin besar kemungkinannya untuk dapat hidup

terus. Faktor-faktor penyebabnya sangat banyak pada bulan pertama dari

kehamilan yang mengalami abortus, hampir seluruh didahului oleh matinya fetus.

1

Page 2: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum

sanggup hidup sendiri diluar uterus, belum sanggup diartikan apabila fetus itu

beratnya terletak antara 400-1000 juta, atau UK < 28 minggu (Eastmar)

Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28

minggu yaitu fetus belum Viable by low (seffcoat)

Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16 dimana proses

plasentasi belum selesai (holmer)

(Sinopsis obstetri jilid 1 hal : 207)

abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dua luar.

(Obstetri Patologi, hal : 7)

abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan umur kehamilan < 20 minggu atau

berat jenis < 1000 gram.

(Pedoman diaknosis dan terapi ilmu kebidanan dan kandungan RSUD Dr.

Soetomo Surabaya).

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada

atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah. Kehamilan,

belum mampu untuk hidup di luar kandungan.

(buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal : hal 145)

2.2 Klasifikasi

2.2.1 Menurut Macam-macamnya

1. Abortus spontan : terjadi dengan sendiri

2. Abortus profokatus : disengaja

3. Abortus profokatus terapetikus : dengan alasan kehamilan

membahayakan ibunya atau janin cacat.

4. Abortus profokatus kriminalis : tanpa alasan medis yang sah

2

Page 3: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

2.2.2 Menurut Derajatanya

1. Abortus iminens : abortus yang membakat ditandai dengan perdarahan

pervaginam yang minimal, tetapi porsio uteri (kanalis servikalis)

masih tertutup.

2. Abortus insipiens : pembukaan serviks yang kemudian diikuti oleh

kontraksi uterus, namun buah kehamilan belum ada yang keluar.

3. Abortus incompletus : biasanya ada pembukaan serviks sebagian hasil

kosepsi sudah keluar (plasenta) sebagian hasil tertahan di dalam rahim.

Biasanya diikuti perdarahan hebat abortus kompletus

4. Missied abortus : tertekannya hasil konsepsi yang kelas mati didalam

rahim selama > 8 minggu. Ditandai dengan tingginya fundus uteri

yang menetap balikan mengecil. Biasanya tidak diikuti tanda-tanda

abortus sperti perdarahan, pembukaan serviks.

5. Abortus habitualis : abortus spontan 3 kali atau lebih secara berturut-

turut

2.2.3 Etiologi

a. Ovum patologik (blighted ovum)

Embrio degenerasi yang kadang-kadang disertai pertumbuhan plasenta

abnormal

b. Kromosom abnormal

Mis : monosomia, dan trisomia

c. Kelainan pada sel telur dan sperma

Spematozoa maupun sel telur yang mengalami “aging process”

sebelum fertilisasi akan meningkatkan insiden abortus

d. Kondisi rahim yang tidak optimal

Gangguan kontrol hormonal dan fakto-faktor endoksin lainnya yang

berhubungan dengan persiapan uterus dalam menghadapi proses

impalntasi dan penyediaan nutrisi janin

e. Penyakit ibu

Penyakit kronis : hepatitis, DM, keganasan

3

Page 4: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

Penyakit infeksi : toksoplasmosis, sifilis

f. Malnutrisi

g. Incompasibilitas rhesus

Reaksi antara Rh dan anti Rh menyebabkan proses autmokologik

sehingga terjadi entroblastosis fetalis

h. Lapasatomi

Makin dekat lokasi pemedahan ke organ peluik, kemungkinan abortus

akan meningkat

i. Organ reproduksi abnormal

Myoma uteri, lukompetensia serviks

j. Trauma fisik dan jiwa

Rasa frustasi, kepribadian prematur

k. Keracunan

Tembakau, alkohol, radiasi

2.2.4 Patofisiologis

Perubahan patologi dimuali dari perdarahan pada desiduabasalis yang

menyebabkan lukrosis dari jaringan sekitarnya. Selanjutnya sebagian atau

seluruh janin ajan terlepas dan dinding rahim. Keadaan ini merupakan

benda asing bagi rahim sehingga merangsang kontraksi rahim untuk

terjadi ekspulsi. Bila ketuban pecah terlihat janin maserasi bercampur air

ketuban. Sering kali fetus tak tampak dan ini disebut dengan “blighted

ovum”.

2.3 Abortus Incomplitus

1. Pengertian

Abortus incorplitus adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana

sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari cavum uteri melalui kanalis

serutkalis.

Abortus incorplitadalah hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan

yang tertinggal adalah desidua/ plasenta (sinopsis obstetri jilid : 212)

4

Page 5: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

Abortus incomplitus adalah hanya sebagian dari buah kehamilan telah

dilahirkan tapi sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih sebagian

tertinggal di dalam rahim.

(sinopsis patologi, hal : 8)

2. Gejala abortus incompletus

a. Amenorba

b. Sakit perut (kram/ nyeri perut sebagian bawah)

c. Mules-mules

d. Perdarahan biasanya berupa stolsel (darah beku)

e. Perdarahan bisa sedikit atau banyak

f. Sudah ada keluar fetus atau jaringan

g. Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan perdarahan

berlangsung terus

h. Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang

dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjadi infeksi

i. Pada VT untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks terbuka,

kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis

atau kavum uteri

j. Uteri berukuran lebih kecil dari seharusnya dan adapula yang seusia

kehamilan.

3. Penanganan abortus incomplitus

a. Temukan besarnya uterus (taksir usia gestari) kenali dan atasi setiap

komplikasi (perdarahan hebat, shock, infeksi/sepsis)

b. Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan

hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cuman

ovum, setelah itu evaluasi perdarahan.

- Bila perdarahan berkausi, beri ergometrin 0.2 mg IM atau

misoprostol 400 mg per oral

5

Page 6: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

- Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi

dengan AVM atau Ddk (pilihan tergantung dari/usia gestasi,

pembukaan, serviks dan keberadaan bagian janin

c. Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotik provilaksis (acupisillin

3 x 500 mg selama 5 hari, atau doksisiklin 100 mg)

d. Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 gr dan metronidazol 500 mg setiap 8

jam

e. Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi dibawah 16 minggu segera

lakukan evakuasi dengan AVM

f. Bila pasien tampak anemi, berikan sulfat ferosus 600 mg/hari selama 2

minggu (anemi sedang) atau transfusi darah.

g. Bila disertai shock karena perdarahan, berika cairan infus NaCl,

fisiologis atau Rl dan selekas mungkin transfusi darah.

h. Setela shock diatasi lakukan gerakan denagan karet tajam lalu suntikkan

erginetrium 0,2 Mg IM.

i. Bila janin sudah keluar tetapi plasenta belum terlepas, lakukan pelepasan

plasenta secara manual

j. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi

4. Hal-hal yang harus diperhatikan pada abortus incomplitus

Pada beberapa kasus, abortus incomplitus erat kaitannya dengan abortus

tidak acuan. Oleh sebab itu, perhatiakn hal-hal berikut :

a. Pastikan tidak ada komplikasi berat sesos, perfusi uterus atau odema

intra abdomen (mual, muntah, nyeri panggul, demam, perut kembung,

nyeri perut bawah, duktus perut tegang, nyeri ulang lepas)

b. Berdasarkan ramuan tradisional, jamu bahan kautik, kayu atau benda-

benda lainnya dari rasio genetalia.

c. Berikan boster tetanus toksoid 0.5 ml bila tampak luka kotor pada

dinding vagina atau kanalis servikalis dan pasien pernah diimunisasi

6

Page 7: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

d. Bila riwayat pemberan imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus

(ATS) 1500 unit mm diikuti dengan pemberian terutama 0.5 ml setelah

4 minggu

e. Konseling untuk kontrasepsi pasca keguguran dan pemantauan lanjut

2.4 Komplikasi abortus

1. Pendahuluan

Perdarahan dapat diatasi dengan penyerangan uterus dari sisa hasil konsepsi

dan jika perlu, memberikan transfusi darah. Kematian karena perdarahan

dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya

2. Perfurasi

Perfurasi uterus pada kerusakan dapat terjadi terutama pada uterus dalam

posisi hipermetrofleksi, jika peristiwa ini terjadi, penderita perlu diamati

dengan lain, jika ada tanda bahaya perlu segera dilakukan dan tergantung

dari luar dan bentuk perfurasi, penyakitan, luka perfurasi, penyakit luka

perfurasi atau perlu historoktumi, perfurasi uterus pada abortus yang

dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena

perlukaan, pada kandung kemih atau uteri, laboratorium harus segera

mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi

3. Infeksi

Proses infeksi menyebar ke miometrium, tuba, parametrium, dan

peritonium. Apabila infeksi menyebar lebih jauh terlihat peritobitis umum

atau sepsis dengan kemungkinan diikuti oleh shock

4. Shock

Shock pada obortus bisa terjadi karena perdarahan (shoch hemorargik) dan

karena infeksi bekas (shock septik)

Konsep asuhan kebidanan

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu

pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :

- Bertahap dan sistematis

7

Page 8: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

2.5 Manajemen kebidanan menurut Varney, 1997

1. Pengertian

- Proses pemecahan masalah

- Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah

- Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang

logis

- Untuk pengambilan suatu keputusan

- Yang berfokus pada klien

2. langkah-langkah

I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan

klien secara keseluruhan

II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah

III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi

penanganannya

IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi

dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien

V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional

berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya

VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman

VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali

manajemen proses untuk aspek. Aspek asuhan yang tidak efektif

Langkah I : tahap pengumpulan data dasar

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang

terdiri dari data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah yang

menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata,

8

Page 9: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan

dan nifas, biopekologi spritual, pengetahuan klien.

Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil

pemeriksaan fisik klien. Hasil laboratorium dan tes diagnostik lain

yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari

pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan

tanda-tanda vital pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi,

perkusi) pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan

sebelumnya)

Langkah II : interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan

Langkah III : mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan

mengantisipasi penanganannya

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau

diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat

waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-

benar terjadi

Langkah IV : menentukan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk

melakukan konsultasi, kolaborasi, dengan tenaga kesehatan lain

berdasarkan kondisi lain

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan

untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien

Langkah V : menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-

langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

9

Page 10: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau

diantisipasi

Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efesien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian

lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan

tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya

Langkah VII : evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah

benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana

telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut

dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.

10

Page 11: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

BAB III

11

Page 12: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Keguguran/abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat

hidup diluar kandungan

Abortus dapat diklasifikasikan menjadi abortus spontan, provokatus

Abortus spontan dibagi menjadi abortus komplitus, inkomplitus, insipiens,

iminens, messed abortion dan abortus habitualis serta abortus infeksious.

Komplikasi yang terjadi yaitu perdarahan, perforasi, infeksi, payah ginjal, akut

dan shock.

Abortus incomplitus (keguguran bersisa), hanya sebagian dari hasil konsepsi yang

dikeluarkan yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.

Penanganannya dengan kuretase dan terapinya dengan obat-obatan uterotorika

dan anti biotik.

Saran

a. Untuk Petugas kesehatan

Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam fungsinya sebagai pelaksana

kesehatan, serta tertib meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang

dimiliki. Seseorang tenaga kesehatan harus meningkatkan kerjasama yang

baik dengan petugas kesehatan yang lain serta dengan klien dan keluarga

b. Bagi klien

Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik

dari klien dalam usaha memecahkan masalah klien

c. Bagi pendidikan

Lebih meningkatkan kualitas pendidikan sehingga mahasiswa dapat bekerja

dilahan praktek dengan baik

12

Page 13: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.

Jakarta :EGC

Sastrawinata, Sulaiman. 1992. Obstetri Patologi, Universitas Padjajaran Bandung

Kapita Selekta jilid I. Edisi ke 3. 2001 Media Aesculapius

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis obstetri jilid I. Edisi ke 2. Jakarta : EGC

13

Page 14: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus

dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. “M” G2P10001 UK 9/10 minggu dengan

Abortus Inkompletus di Ruang Bersalin RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan studi kasus ini tak lepas

dari bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H.R. Soedibyo HP.dr.DTM selaku Ketua STIKES ABI Surabaya.

2. Lia Hartanti, SST selaku Ketua Jurusan Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI

Surabaya.

3. Sukarnik, SST selaku pembimbing askeb di RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik.

4. dr. Ziadatur Rochmah selaku direktur RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik

5. Luluk Maulawati, Amd. Keb selaku pembimbing ruang bersalin

6. Orang tua yang telah memberi dukungan moril baik maupun materi

7. Semua rekan mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya yang turut

membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Gresik, Juli 2008

Penulis

iii14

Page 15: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... iLEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iiKATA PENGANTAR ...................................................................................... iiiDAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 11.1 Latar Belakang ......................................................................... 11.2 Tujuan....................................................................................... 2

1.2.1 Tujuan Umum ................................................................. 21.2.2 Tujuan Khusus ................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 22.1 Definisi...................................................................................... 22.2 Klasifikasi................................................................................. 2

2.2.1 Menurut Macam-macamnya............................................ 22.2.2 Menurut Derajatnya ........................................................ 32.2.3 Etiologi ........................................................................... 32.2.4 Patofisiologis................................................................... 4

2.3 Abortus Incomplitus.................................................................. 41 Pengertian ............................................................................. 42 Gejala abortus incompletus .................................................. 53 Penanganan abortus incomplitus........................................... 54 Hal-hal yang harus diperhatikan pada abortus incomplitus . 6

2.4 Komplikasi abortus .................................................................. 72.5 Manajemen kebidanan menurut Varney, 1997......................... 8

BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................... 113.1 Pengkajian................................................................................. 11

3.1.1 Data Subjektif ................................................................. 113.1.2 Data Objektif .................................................................. 13

3.2 Analisa Masalah/Diagnosa ....................................................... 153.3 Diagnosa Potensial .................................................................. 163.4 Identifikasi Kebutuhan Segera ................................................. 163.5 Intervensi ................................................................................. 163.6 Implementasi ............................................................................ 183.7 Evaluasi .................................................................................... 19

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 214.1 Kesimpulan .............................................................................. 214.2 Saran ......................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

iv15

Page 16: Pada Ny Y Dgn Kuret Abortus

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “M” G2P10001 UK 9/10 MINGGU DENGAN

ABORTUS INKOMPLETUS

DI RUANG BERSALIN RSIA NYAI AGENG PINATIH

GRESIK

Disusun oleh :

SOVI VEBRI UTAMI

06.300.54

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ARTHA BODHI ISWARA

PRODI D-III KEBIDANAN

SURABAYA

2008

v

16