p1ce

3
1. Apakah hubungan dari jenis kelamin serta usia pasien dengan keluhan yang diderita pasien? Keluhan berdasarkan kasus pasien merupakan keluhan-keluhan dari penyakit Bell’s palsy , menempati urutan ketiga penyebab terbanyak dari paralysis fasial akut. Penyakit ini sering mengakibatkan keluhan timbul kelumpuhan dibagian sisi kanan wajah. Insiden Bell’s palsy rata-rata 15-30 kasus per 100.000 populasi. Penderita diabetes mempunyai resiko 29% lebih tinggi, dibanding non-diabetes. Ratio penyakit ini sama untuk jenis kelamin pria dan wanita, namun wanita muda (usia 10-19 tahun ) lebih rentan terkena daripada laki-laki pada kelompok umur yang sama. L ebih sering terjadi pada umur 15-50 tahun dan pada wanita hamil trisemester 3 dan 2 minggu pasca persalinan . ( Shidarta, Priguna. 2008. Neurologi Klinis dalam Praktik Umum . Jakarta: Dian Rakyat. ) 2. Mengapa bibir merot ke belakang?

Upload: aprila-c-dara

Post on 01-Feb-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aaaaa

TRANSCRIPT

Page 1: P1Ce

1. Apakah hubungan dari jenis kelamin serta usia pasien dengan keluhan yang

diderita pasien?

Keluhan berdasarkan kasus pasien merupakan keluhan-keluhan dari

penyakit Bell’s palsy, menempati urutan ketiga penyebab terbanyak dari

paralysis fasial akut.

Penyakit ini sering mengakibatkan keluhan timbul kelumpuhan dibagian

sisi kanan wajah. Insiden Bell’s palsy rata-rata 15-30 kasus per 100.000

populasi. Penderita diabetes mempunyai resiko 29% lebih tinggi, dibanding

non-diabetes.

Ratio penyakit ini sama untuk jenis kelamin pria dan wanita, namun

wanita muda (usia 10-19 tahun) lebih rentan terkena daripada laki-laki pada

kelompok umur yang sama. Lebih sering terjadi pada umur 15-50 tahun dan

pada wanita hamil trisemester 3 dan 2 minggu pasca persalinan. (Shidarta,

Priguna. 2008. Neurologi Klinis dalam Praktik Umum. Jakarta: Dian Rakyat.)

2. Mengapa bibir merot ke belakang?

Berdasarkan keluhan yang dipaparkan oleh pasien ini, adanya gejala berupa

bibir merot merupakan manifestasi klinis dari penyakit saraf berupa

kelumpuhan sementara dari Nervus Fasialis perifer dimana lesinya terdapat

pada area Lower Motor Neuron. Sifat dari LMN ini sendiri adalah mengenai

semu otot sensasi dari wajah termasuk cabang pengecapan dan sekresi ludah.

Gejala lain yaitu pasien tidak dapat mengerutkan dahi.

(Mardjono dan Sidharta. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat)

Page 2: P1Ce

Fisiologi NMJ

Masing-masing akson bersinaps

Asetilkolin dan enzim (gol. Kolintransferase)

Ke beberapa serabut otot

Di badan sel saraf pons

Lamina akhir motorik

(motor end plate)

(Mardjono dan Sidharta. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat)