ovilia mutiara s 0971113

24
LAPORAN KEGIATAN ELEKTIF PELAYANAN KESEHATAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) YOGYAKARTA Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Oleh: Ovilia Mutiara Santika 0971113

Upload: ovilia-mutiara-santika

Post on 26-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ELEKTIF

TRANSCRIPT

LAPORAN KEGIATAN ELEKTIF

PELAYANAN KESEHATAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) YOGYAKARTA

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Oleh:Ovilia Mutiara Santika

0971113

KEPANITRAAN KLINIKILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTAPERIODE 26 JUNI – 16 AGUSTUS 2014

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN ELEKTIF

Pelayanan Kesehatan Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)

Yogyakarta

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Oleh:

Ovilia Mutiara Santika

09711113

Telah disetujui dan disahkan oleh:

Dokter Pembimbing Fakultas

dr. Titik Kuntari, MPH

2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT atas berkah dan hidayah serta izin-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan penugasan elektif mengenai “Pelayanan

Kesehatan Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta” sebagai

salah satu syarat kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat ini.

Alhamdulillah kegiatan elektif ini berlangsung dengan lancar tanpa hambatan

yang berarti. Saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak

pihak, Kelayan panti sosial, Pengurus panti sosial dan Dokter Muda Fakultas

Kedokteran Universitas Islam Indonesia.

Kami menyadari bahwa dalam proses kegiatan elektif ini maupun

penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, namun berkat bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak kegiatan elektif dan laporan ini dapat diselesaikan

dengan tepat waktu. Untuk itu dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan

terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Rediatiwi Wuryaning Jatmi, selaku Kepala Panti Sosial Tresna

Werdha Yogyakarta yang telah memberikan kami izin untuk

melaksanakan kegiatan elektif di Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi

Luhur Yogyakarta.

2. dr. Titik Kuntari, MPH, selaku Dokter Pembimbing Fakultas yang selalu

membimbing kami.

3. Drs. Tulus Suseno Handoyo, selaku pekerja sosial yang selalu

mendampingi saya ketika kegiatan elektif berlangsung.

4. Para staf Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur Yogyakarta yang

turut membantu dan mendukung terlaksananya kegiatan elektif ini.

5. Orang tua yang telah memberikan banyak dukungan, motivasi dan doa

selama saya menjalankan kegiatan elektif ini.

3

Dengan ini, saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Saya menyadari bahwa terdapat masih banyak kekurangan dalam

laporan ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati saya menerima segala

kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan dan penyempurnaan laporan

ini. Atas perhatian dari berbagai pihak saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Sragen, 27 Juli 2014

Penulis

4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ 1

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... 2

KATA PENGANTAR ............................................................................ 3

DAFTAR ISI .......................................................................................... 5

BAB I LATAR BELAKANG .......................................................... 6

BAB II METODE PENELITIAN .................................................. 8

BAB III HASIL OBSERVASI ........................................................ 9

A. Fakta Masalah ............................................................................... 9

B. Rencana Intervensi ........................................................................ 24

BAB IV INTERVENSI .................................................................... 25

A. Intervensi dan Respon ................................................................... 25

B. Peubahan yang Terjadi ................................................................. 25

C. Harapan Masyarakat...................................................................... 26

BAB V PEMBAHASAN .................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 29

LAMPIRAN ........................................................................................... 30

5

BAB I

LATAR BELAKANG

Setiap manusia harus dijamin hak asasi manusianya karena hak asasi manusia

merupakan hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrat dan universal

sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa sejak manusia dilahirkan. Setiap manusia memiliki

kebebasan dan hak untuk diperlakukan sama tanpa diskriminasi apapun.

Sebagai manusia yang rentan mengalami gangguan kesehatan akibat dari semakin

bertambahnya usia, semakin menurun pula fungsi organ tubuh dan imunitas tubuh membuat

para lansia untuk lebih memperhatikan kesehatan diri dan juga lingkungan. Jika bakteri dan

virus menyerang dari luar, maka tubuh yang rentan tersebut akan terjadi suatu penyakit.

Penyakit merupakan suatu keadaan abnormal yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi

atau kesulitan terhadap orang yang diserang.

Namun hal tersebut tidak jarang menderita sebuah penyakit akibat dari perilakunya

sendiri yang tidak sehat. Seperti perilaku malas mandi, makan makanan yang terlalu tinggi

garam dan tidak berolahraga dengan benar ataupun malas untuk melakukan aktivitas fisik.

Hal ini dikarenakan minimnya pengetahuan dan faktor sosial dari orang tersebut.

Dalam kondisi yang seperti itu peran poliklinik di dalam panti sangat penting dalam

memberikan pelayanan yang bersifat pencegahan yaitu dengan memberikan penyuluhan

tentang kesehatan kepada lansia agar tingkat pengetahuan mereka tentang penyakit semakin

bertambah. Selain itu pelayanan yang bersifat pengobatan bagi para lansia yang mengalami

penyakit tertentu dan ditambah dengan pelayanan yang bersifat pengontrol agar para lansia

yang sedang mendapatkan terapi bisa berjalan dengan baik.

Panti sosial memiliki klinik kesehatan, namun klinik ini tidak semua dapat

berfungsi sebagaimana layaknya puskesmas atau rumah sakit dengan fasilitas dan

anggaran operasionalnya. Karena panti sosial berada di wilayah kota dan Dinas Sosial

Daerah Istimewa Yogyakarta maka kepala UPT Panti diharapkan berperan untuk

mengkoordinasikan pelayanan kesehatan dengan pemerintah kota/kabupaten (Handoyo P.,

2010). Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pelayanan kesehatan di

Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur Kota Yogyakarta.

6

BAB II

HASIL OBSERVASI

2.1. Fakta Masalah

2.1.1. Kondisi Panti Sosial

Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta adalah panti sosial yang memiliki tugas

memberikan bimbingan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar agar dapat hidup dengan baik

dan terawat dalam kehidupan bermasyarakat baik yang berada di dalam panti maupun yang

berada di luar panti. PSTW sebagai lembaga pelayanan lanjut usia berbasis panti yang

dimiliki pemerintah dan memiliki fungsi sebagai sumber daya perlu mengembangkan diri

menjadi Institusi yang progresif dan terbuka untuk mengantisipasi dan merespon kebutuhan

lanjut usia yang terus meningkat..

Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Budi Luhur memiliki fasilitas berupa beberapa

bangunan, kantor, masjid, ruang pertemuan, lapangan olaraga, gedung poliklinik dan pekerja

sosial, ruang isolasi dan ruang ketrampilan. PSTW Unit Budi Luhur memiliki 7 (tujuh)

wisma.

Tanah yang dimiliki seluas 6.512 m2. Nama wisma dibuat dengan menggunakan nama

bunga yaitu : Anggrek, Bougenville, Cempaka, Dahlia, Edelweis, Flamboyan dan Gladiol. Di

Panti Sosial Tresna Werdha terdapat 88 kelayan yang berasal dari berbagai daerah.

2.2. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan yang ada di Poliklinik Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur

Yogyakarta, terdiri dari satu dokter umum dan tujuh orang perawat. Akan tetapi, karena

dokter umum bersangkutan juga memiliki tugas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Bantul, maka otomatis pelayanan kesehatan tidak dapat dipegang langsung oleh dokter

umum. Dokter umum hanya ada pada hari Selasa. Selebihnya pelayanan dilakukan oleh

perawat yang juga menggantikan peran dokter tersebut (melakukan anamnesis sampai

pengobatan). Padahal dalam sehari, lansia yang berobat berkisar antara 5-10 orang dengan 3

penyakit besar terbanyak yaitu penyakit hipertensi, diabetes melitus dan gout artritis.

Ketidakberadaan dokter dalam poliklinik panti memberikan masalah tersendiri dalam

pelayanan kesehatan, diantaranya pengobatan dan diagnosis yang seringkali tidak tepat. Hal

ini semakin diperburuk dengan kurangnya jumlah pendaftar tenaga kesehatan diluar lapas

untuk masuk dalam lapas sehingga kekosongan tenaga kesehatan tidak dapat tertanggulangi.

7

2.1.3. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada di Poliklinik Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur

cukup lengkap, yaitu terdiri dari kamar observasi dengan satu buah tempat tidur, ruang

pemeriksaan yang juga merangkap ruang pengambilan obat serta kantor, obat-obatan, dan

beberapa tabung oksigen. Akan tetapi, ruang observasi hampir tidak pernah digunakan

karena kebanyakan pasien dirujuk keluar panti, sehingga fungsi ruangan tersebut beralih

menjadi ruang serba guna.

2.1.4. Alur Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan di Poliklinik Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur belum

memililki aturan tertulis yang jelas. Semua berjalan sesuai keadaan atau kondisi. Tetapi

secara umum, terdiri dari pendaftaran, pemanggilan, pemeriksaaan, dan pengambilan obat.

Untuk pendaftaran, dapat dilakukan saat pasien masuk PSTW Unit Budi Luhur dan saat

pertama kali datang ke poliklinik yang semuanya diserahkan kepada para pekerja sosial.

Sedangkan untuk pemeriksaan, diserahkan kepada seluruh tenaga kesehatan yang ada mulai

dari anamnesis, hingga peresepan baik dokter umum maupun perawat.

2.1.5. Standar Pelayanan Minimal dan Standar Operasional Prosedur

Poliklinik PSTW Unit Budi Luhur belum memiliki Standar Pelayanan Minimal (SPM)

dan Standar Operasioal Prosedur (SOP) untuk seluruh proses kegiatan pelayanan kesehatan.

Untuk standar pelayanan perawat sendiri hanya dibuat dalam bentuk ”Instruksi Kerja” yang

dibagi menjadi 3 shift yaitu pagi, siang dan malam. Terkadang, perawat mengaku bingung

untuk melakukan tindakan saat sedang tidak ada dokter di tempat. Seluruh tindakan yang

dilakukan saat pelayanan kesehatan mengalir begitu saja. Jika memang terlihat kondisi pasien

tidak mendukung, maka pasien tidak ditangani di poliklinik panti melainkan dilarikan ke luar

panti seperti puskesmas atau rumah sakit.

2.1.6. Sistem Rujukan

Pasien-pasien yang tidak dapat ditangani di poliklinik PSTW Unit Budi Luhur dirujuk ke

beberapa pelayanan kesehatan yang lebih lengkap, baik Puskesmas Kasihan I maupun RSUD

Panembahan Senopati Bantul. Status seluruh lansia PSTW Unit Budi Luhur adalah pengguna

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Meskipun begitu, dari pihak RS sudah

menyiapkan tempat khusus untuk pasien kiriman dari PSTW Unit Budi Luhur.

8

2.1.7. Kerja Sama dengan Badan Kesehatan Lain

PSTW Unit Budi Luhur pada dasarnya terbuka untuk mengadakan kerja sama

dengan instansi kesehatan lain, baik itu dari lembaga swadaya masyarakat (LSM),

maupun universitas seluruh Indonesia terkait dengan kesehatan. Sejauh ini, sudah

banyak kerja sama yang terjalin, dengan adanya kegiatan penyuluhan ataupun

pemeriksaan gigi. Namun kerja sama tersebut tdak rutin setiap bulan bisa saja ada

hanya 1 tahun sekali atau bahkan 1 tahun sekali pun jarang.

2.2. Rencana Intervensi

Rencana intervensi yang akan dilakukan adalah evaluasi bersama kepala panti

dan pekerja sosial yang bekerja di PSTW Unit Budi Luhur mengenai Standar

Operasional Prosedur sehingga dapat menjadi acuan dalam memperbaiki kualitas

pelayanan di poliklinik PSTW. Rencana selanjutnya adalah memberikan penyuluhan

mengenai hipertensi dan gout artritis. Evaluasi program kesehatan lansia dapat

dilakukan pada saat satu hari sebelum berakhirnya kegiatan magang. Sedangkan

pemberian penyuluhan tentang hipertensi dan gout artritis dapat diberikan pada saat

hari terakhir kegiatan magang .

Untuk mengoptimalkan pemberian penyuluhan tentang hipertensi dan artritis,

saya menggunakan slide presentasi. Dengan adanya media promosi berupa slide

presentasi dan diskusi tanya jawab diharapkan para lansia mampu menjaga

kesehatan diri sendiri dan mengontrol penyakit yang telah dideritanya.

9

BAB III

INTERVENSI

A. Intervensi dan Respon

Intervensi Respon

Evaluasi bersama Standar Operasional

Prosedur Poliklinik PSTW Unit Budi

Luhur Yogyakarta

Kepala panti dan perawat yang bekerja di

PSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta

memberikan respon yang baik dengan

adanya evaluasi SOP Poliklinik PSTW

Unit Budi Luhur. Diharapkan hasil

evaluasi ini dapat menjadi acuan untuk

para tenaga medis di PSTW Unit Budi

Luhur Yogyakarta untuk memberikan

pelayanan yang lebih baik lagi untuk para

lansia.

Penyuluhan tentang hipertensi dan Gout

Artritis

Penyuluhan mengenai hipertensi dan gout

artritis ini memberikan kesadaran kepada

lansia untuk lebih memperhatikan

kesehatannya dan mengontrol kebiasaan

makan yang mempengaruhi dua penyakit

tersebut. Para lansia memberikan respon

yang baik dan antusias ketika penyuluhan

berlangsung.

B. Perubahan yang Terjadi

Perubahan yang terjadi dengan diadakannya penyuluhan tentang hipertensi

dan gout artritis adalah menambah pengetahuan para lansia tentang pentingnya

mengatur pola makan dan olahraga demi menjaga kesehatan diri.

10

Pemberian SOP tindakan medis kepada perawat di PSTW Unit Budi Luhur

Yogyakarta diharapkan dapat membantu para perawat dalam melakukan tindakan

medis.

C. Harapan Masyarakat

Dengan adanya dibuatnya SOP tindakan medis, masyarakat mengharapkan

pelayanan untuk lansia di PSTW Unit Budi Luhur menjadi lebih baik. Selain itu

masyarakat juga berharap dengan bertambahnya pengetahuan mereka tentang

hipertensi dan gout artritis mampu meningkatkan kesadaran para lansia unuk menjaga

kesehatan diri.

11

BAB IV

PEMBAHASAN

Menjadi tua seharusnya bukan untuk ditakuti melainkan untuk dinikmati dan hal

tersebut merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari. Semakin baik pelayanan kesehatan

sebuah bangsa makin tinggi pula harapan hidup masyarakatnya dan akan menyebabkan

makin tinggi pula jumlah penduduk yang berusia lanjut. Demikian pula di Indonesia, menurut

Depkes RI sebagaimana dikutip oleh Dr. Zainnudin Sri Kuncoro dalam e-psikologi masalah

kesehatan fisik lansia termasuk masalah kesehatan yang dibahas pada pasien-pasien Geriatri

yang merupakan bagian dari ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia,

meliputi fisiologis yaitu berkenaan dengan ilmu biologi yang berkaitan dengan fungsi dan

kegiatan kehidupan atau zat hidup. Psikologis yaitu berkaitan dengan ilmu psikologis yang

mempelajari proses- proses mental baik yang normal maupun abnormal dan pengaruhnya

terhadap prilaku, sosial, budaya,ekonomi dan lain-lain.

Geriatri merupakan cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan

pada lansia yang menyangkut aspek promotif, preventif yaitu yang bersifat pencegahan ,

kuratif yaitu pertolongan penyembuhan dan rehabilitatif yaitu mengembalikan pada keadaan

yang sebelumnya serta psikososial yang menyertai kehidupan lansia. Berikut adalah ciri- ciri

manula secara fisik adalah: 1. Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan

makinmeningkatnya usia, seperti kurangnya pendengaran, jarak pandang. 2. Kumpulan

penyakit-penyakit degeneratif, 3. Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai

dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat “patologis berganda (multiple pathology)”

misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit keriput, gigi rontok, tulang rapuh,dsb.

Panti jompo diartikan sebagai tempat merawat dan menampung jompo, dan Perda No,

15 Tahun 2002 mengenai Perubahan atas Perda No. 15 Tahun 2000 Tentang Dinas Daerah,

maka Panti Sosial Tresna Werdha berganti nama menjadi Balai Perlindungan Sosial Tresna

Werdha. Fasilitas untuk panti jompo diatur dalam Peraturan Perundang- Undangan dan

Penyelenggaraan Penyandang Cacat Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14 dan Pasal 15 yang

mencangkup akses ke dan dari dalam bangunan, pintu, tangga, lift, tempatparkir, toilet dan

beberapa lainnya dalam aksesibilitas pada bangunan umum. Departemen Sosial memasukan

lansia kedalam kategori penyandang cacat, mental maupun fisik.

12

Meningkatnya usia harapan hidup manusia akan diikuti dengan bertambahnya jumlah

lanjut usia. Contohnya terlihat pada tahun 2006 dari Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat tercatat

bahwa jumlah lanjut usia terlantar di Jawa Barat seluruhnya 2.880.548 jiwa dan pada tahun

2020 jumlah populasi lansia diperkirakan mencapai 28 juta jiwa yang mencapai usia 71

tahun, sehingga perlu diimbangi dengan penyediaan salah satunya adalah “Balai

Perlindungan Sosial Tresna Werdha (BPSTW)” yang merupakan unit pelaksana teknik dinas.

Selain itu penyelenggaraan “Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha (BPSTW)”

merupakan bentuk respon terhadap berkembangnya jumlah dan masalah pada lansia, dan

akan semakin diperlukan seiring dengan meningkatnya jumlah lansia bersama masalahnya.

Oleh karena itu keberadaan BPSTW tidak semata-mata sebagai sebuah unit yang

memberikan pelayanan bagi lansia juga sebagai lembaga perlindungan perawatan serta

pengembangan dan pemberdayaan lansia, hal ini sesuai dengan Undang- undang nomor 13

tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia.

Apapun itu pasti memiliki sisi positif dan negatif, begitu pula dengan panti jompo.

Sampai saat ini, panti sosial tresna werdha (PSTW) masih bercitra sedikit negatif. Selain

karena tempatnya yang dikonotasikan dengan kekumuhan, panti juga seringkali disebut

sebagai tempat pembuangan lansia. Salah satu sisi positif panti jompo adalah sebagai tempat

bersosialisasi lansia sehingga dapat membuat lansia tidak merasa kesepian atau merasa

dibuang. Selain itu juga ditempat ini lansia banyak dilibatkan dalam beberapa aktifitas yang

melibatkan fisik dan mentalnya agar selalu terjaga dan juga dijadikan sebagai sarana

penghibur, contohnya senam sehat, melakukan hobi seperti kerajinan tangan atau sekedar

membaca.

Sedangkan dari hasil wawancara terhadap tenaga medis dan lansia pengetahuan lansia

tentang penyakit yang diderita terutama hipertensi dan gout artritis masih kurang, hal ini

terlihat dari banyak lansia yang masih saja mengalami tanda dan gejala penyakit tersebut

meskipun sudah mendapat terapi. Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan pelayanan

kesehatan terhadap lansia menjadi lebih baik sehingga angka kesehatan lansia meningkat.

13

LAMPIRAN

A. Jadwal Kegiatan Elektif

Hari/tanggal Jam Kegiatan

Selasa,

22/07/2014

07.30-08.30 Mengikuti Senam Bugar Lansia

08.00-09.00 Memberikan penjelasan tentang pelaksanaan

program elektif kepada kepala panti sosial dan

kepala bagian TU serta meminta izin dalam

pelaksanaannya

09.00-12.00 Observasi ke beberapa wisma dan periksa kelayan

panti yang ada di wisma kelayan bedrest

12.00-12.10 Istirahat dan sholat

12.10-16.00 Mencari data kelayan panti sosial dan mencari

masalah kesehatannya

Rabu,

23/07/2014

07.30-08.00 Mengikuti Senam Bugar Lansia

08.30-11.00 Periksa tensi dan keadaan kelayan panti wisma

bedrest

11.00-12.00 Mengikuti kegiatan pelayanan Day Care

12.00-12.10 Istirahat dan sholat

12.10-15.00 Melakukan wawancara

15.00-15.10 Sholat

15.10-16.00 Observasi poliklinik

Kamis,

24/07/2014

07.30-08.30 Mengikuti Senam Bugar Lansia

08.30-10.00 Periksa tensi dan keadaan kelayan panti wisma

bedrest

10.00-12.00 Mengikuti kegiatan pelayanan kesehatan dari

puskesmas

13.00-14.00 Istirahat dan sholat

14.00-15.00 Diskusi dengan dokter Panti

15.00-15.10 Sholat

15.10-16.00 Mengikuti pelayanan kesehatan di poliklinik

14

Jum’at,

25/07/2014

07.30-08.30 Mengikuti Senam Bugar Lansia

Periksa tensi dan keadaan kelayan panti wisma

bedrest

Mengikuti kegiatan pelayanan kesehatan di

poliklinik Panti Sosial

08.30-13.00

13.00-14.00

14.00-16.00

Sabtu,

26/07/2014

07.30-08.30 Mengikuti pelayanan kesehatan di poliklinik panti

sosial

08.30-11.30 Periksa tensi dan keadaan kelayan panti wisma

bedrest

11.30-13.00 Melakukan wawancara

13.00-14.30 Bertemu dengan Kepala Panti Sosial Tresna Werdha

Unit Budi Luhur Yogyakarta

14.30-15.30 Mengikuti pelayanan kesehatan di poliklinik panti

sosial

15

B. Dokumentasi foto

1. Dokumentasi Poliklinik Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur Yogyakarta

2. Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan

16

3. Dokumentasi Produk dan Intervensi

17

18